1. Pertemuan Ke – 4 & 5
Transformasi struktural, pembangunan
pertanian dan perdesaan, strategi
pembangunannya
Dosen:
Dwi Aulia Puspitaningrum
Budi Widayanto
Nanik Dara Senjawati
Soeharto
Program Studi AgriBisnis - UPN[V]Yk Thursday, March 14, 2013 1
2. Deskripsi
1. Transformasi struktural,
2. Pembangunan pertanian
dan perdesaan,
3. Strategi
pembangunannya
Agribisnis - UPN[V]Yk 03/14/13 2
3. Dependency Perspective
(Pendekatan Ketergantungan)
Pendekatan growth stage melihat perkembangan ekonomi dari
aspek “waktu” (timing) transisi ke tahap yang lebih maju dalam
konteks perekonomian nasional. Demikian juga model “dual-
economy” memandang transformasi struktur pertanian-industri
dalam ruang lingkup perekonomian nasional. Tetapi pendekatan
“dependency” berpendapat bahwa kunci persoalan yang
menyebabkan perbedaan perkembangan ekonomi antara negara-
negara maju yang berada dipusat (center) dan negara-negara sedang
berkembang yang berada dipinggiran (periphery) terletak pada
“sistem perekonomian dunia” yang kekuatannya mendominasi
setiap kegiatan dari sistem perekonomian nasional di setiap negara.
Agribisnis - UPN[V]Yk 03/14/13 3
4. The Structuralist Model (Model
Strukturalist)
Inti argumentasi dari pemikiran structuralist, bahwa negara-negara yang
terletak dipinggiran (LDCs) mengalami dan akan selalu mengalami
penurunan term of trade-nya dengan negara-negara maju (yang terletak
di pusat).
Penurunan terms of trade tersebut merupakan akibat dari kombinasi
dampak
Rendahnya elastisitas harga maupun income dari demand terhadap
produk dari negara-negara periphery (sedang berkembang) oleh
negara-negara Center (negara maju = DLs)
Tingginya elastisitas demand untuk barang impor dan negara-negara
center oleh negara periphery. Kecenderungan ini diperkenalkan oleh
anggapan bahwa pertumbuhan produktivitas yang diukur dengan
“output pertenaga kerja” pada sektor primer (sumber ekspor negara-
negara periphery) lebih rendah dibandingkan dengan sektor industri
(sumber ekspor negara-negara Center).
Agribisnis - UPN[V]Yk 03/14/13 4
5. The Structuralist Model (Model Strukturalist) II
Selanjutnya pendukung pemikiran strukturalist mengemukakan bahwa periphery menjual
produknya dipasar yang kompetitif, sedangkan center menjual produknya di pasar yang
monopolistis, barang yang dihasilkan periphery (komoditi pertanian dan mineral
merupakan produk yang bersifat homogenous dan undifferentiated (sama) dan itu harus
dijual dipasar yang kompetitif sebaliknya - produk dari Center. misal: barang-barang modal,
alat-alat industri, barang tahan lama (durable) bersifat differertiated sehingga dapat
memperoleh tingkat harga yang monopolistis dinegara-negara periphery. Negara-negara
industri (maju) yang terletak di center tidak hanya berhasil memperoleh manfaat dan
pemakaian teknologi di negaranya sendiri, tetapi juga mempunyai posisi yang
menguntungkan untuk ikut menikmati kemajuan teknologi di negara-negara periphery
akibat dari adanya perbedaan dalam elastisitas demand dan laju pertumbuhan
produktivitas negara-negara periphery (sedang berkembang) terpaksa memilih alternatif
pertumbuhan yang lebih lambat atau menjalankan kebijakan proteksi (tariff dan
sebagainya) atau memberikan subsidi kepada industri import substitution.
Agribisnis - UPN[V]Yk 03/14/13 5
6. The Underdevelopment Perspective
(Pendekatan Keterbelakangan)
Asumsi pokok dari pemikir-pemikir MARXIST seperti juga pendukung teori
growth stage bahwa kekuatan kemajuan teknologi (kekuatan berproduksi)
yang berinteraksi dengan teknologi berproduksi yang berinteraksi dengan
perubahan institusi (dalam kaitannya dengan produksi) dan yang
berhubungan dengan kultur serta ideologi (suprastruktur) akan
menyebabkan pertumbuhan ekonomi dinegara-negara maju, semakin jauh
meninggalkan (convergent) negara-negara terbelakang.
Pemikiran underdevelopment didasari oleh pandangan Marxist bahwa
golongan kapitalis adalah “the ruling class” (kelompok yang berkuasa).
Dalam model ini hubungan ekonomi antara center dan periphery digunakan
untuk menganalisis perbedaan komposisi the ruling-class, center dan di
periphery. BARAN misalnya mengemukakan bahwa di center perusahaan
kapitalis terbentuk dengan memanfaatkan momentum ekspansi dari
produktivitas dan kesejahteraan materi, yang di dalam peristiwa itu kelas
masyarakat yang lebih bawah ikut berpartisipasi.
Agribisnis - UPN[V]Yk 03/14/13 6
7. Teori Ketergantungan Dan
Kebijakan Pembangunan
Pendekatan dependency (ketergantungan yang menyimpulkan bahwa
negara-negara periphery (LDCs) akan selalu mengalami kerugian dalam
perdagangannya dengan negara-negara center (DCs) memilih strategi yang
bersifat self-relient dalam masa antarky menjadi lebih panjang daripada
yang seharusnya dan juga akan terjadi re-alokasi dari kegiatan-kegiatan
produktif kearah produksi barang-barang konsumsi massa. Selama periode
ini, golongan elite domestik dipaksa untuk menginvestasikan dananya
didalam negeri daripada diluar negeri.
Kenyataan empiris yang mendukung teori dependency tidak terlalu
meyakinkan. Terms of trade bahan-bahan mentah yang dihasilkan negara-
negara periphery tidak selalu menurun terhadap barang-barang produksi
negara center selain itu laju pertumbuhan ekonomi di negara-negara sedang
berkembang (LDCs) mempunyai korelasi positip dengan jumlah serta aliran
investasi dari luar negeri. Fakta bahwa terms of trade barang-barang
pertanian selalu menurun, kemungkinan besar lebih disebabkan oleh
turunnya ongkos riil pengangkutan dari negara periphery ke negara center.
Agribisnis - UPN[V]Yk 03/14/13 7
8. Ada 3 (tiga) pendekatan untuk membagi proses
pembangunan pertanian berdasarkan
“historical analogies”.
I. Perkins-Witt, membagi stages in Agric. Dev. Berdasarkan the process of
agricultural and general development dgn focus pada proses
pembentukan modal dan pengalokasian modal:
Agribisnis - UPN[V]Yk 03/14/13 8
9. Stage I:
Sektor subsistensi dalam pertanian dominant (large)
Cukup banyak (large) resources pertanian yang
penggunaannya dapat meningkatkan produksi tanpa perubahan
teknologi
Pembentukan modal melalui investasi dari surplus tenaga kerja
Stage II:
Resources pertanian yang tak terpakai sudah habis;
peningkatan produksi (output) hanya dapat dicapai melalui
perubahan teknologi
Investasi modal dibidang social (social overhead) semakin
penting artinya (a.l. pendidikan, latihan, penelitian dan
penyuluhan)
Stage III
Subtitusi modal terhadap tenaga kerja menjadi menguntungkan
Teknologi maju dan pertanian komersial semakin berkembang
Agribisnis - UPN[V]Yk 03/14/13 9
10. II. Johnston-Mellor, pendekatannya berdasarkan „pertanian secara
keseluruhan” (agriculture as a whole):
Stage I: Providing agricultural development preconditions
(prakondisi)
Tahap dimana tingkat teknologi bersifat “stagnan” (static)
Meskipun demikian telah terjadi perubahan-perubahan tingkah laku
(attitudes) dan institusi (institutions) yang diperlukan bagi terciptanya
perkembangan teknologi maju
Perubahan atau peningkatan produksi mungkin terjadi dengan teknik
dan input tradisional, tetapi perubahan ini tidak cukup berarti (kecil) dan
teknologinya statis.
Stage II: Rising agricultural production-low-capital, labor intensive
technology (kenaikan produksi pertanian dengan teknologi padat
karya)
Tahap dimana pembangunan yang bersifat dinamis mulai terjadi, yang
ditandai dengan kenaikan produksi secara berkesinambungan sebagai
akibat hasil inovasi
Agribisnis - UPN[V]Yk 03/14/13 10
11. Stage III: Rising agriculture
production-high capital-labor
saving technology (kenaikan
produksi pertanian dengan
teknologi padat modal)
Man-land ratio menurun, karena
adanya substitusi dari tenaga
dengan mesin, produktifitas tenaga
kerja naik (higher opportunity costs)
Pangsa pertanian merupakan
proporsi yang kecil dalam
perekonomian nasional
Agribisnis - UPN[V]Yk 03/14/13 11
12. III. Hill-Mosher: Lebih menitik
beratkan pada perkembangan yang
terjadi pada Individual Farm
Stage I: Traditional
Teknik produksi tradisional, usahatani dilakukan oleh tenaga kerja keluarga dan
produksinya sebagian besar dikonsumsi sendiri
Lingkungan rumahtangga petani bersifat unit self-contained (swa sembada) dan
hanya sedikit input yang dibeli dari produk nonfarm
Stage II: Transitional
Tahap dimana terjadi peningkatan penggunaan bahan yang dibeli dari luar (untuk
rumahtangga maupun usahataninya)
Bagian (share) produk yang dijual cukup besar dan spesialisasi produksi semakin
banyak dilakukan petani
Terjadi perubahan dari tradition ke choice making agriculture.
Stage III: Commercial
Tahap komersial dalam usahatani mulai berlangsung, sebagian besar dari input dan
output diperoleh/dijual melalui pasar
Decision making lebih berorientasi pada Costs and receipts daripada family
consumption needs.
Agribisnis - UPN[V]Yk 03/14/13 12
13. Pembangunan Pertanian dan
Perdesaan
Pembangunan ekonomi Pembangunan dan
di sektor pertanian penciptaan lapangan
adalah perjuangan jangka kerja merupakan beban
panjang yang utama bagi
menentukan menang atau perekonomian yang
kalah. Gunnar Myrdal, kegiatan utamanya di
Pemenang Nobel sektor pertanian sebagai
Ekonomi kegiatan pokok di
perdesaan. Francis
Blanchard, Direktur
Jendral ILO
Agribisnis- UPN[V]Yk Thursday, March 14, 2013 13
14. Pentingnya Kemajuan Pertanian dan
Pembangunan Perdesaan
Migrasi ke kota-kota di Afrika, Tahun 1980-an, hampir 70%
Asia dan Amerika Latin yang penduduk termiskin berada di
besar akibat stagnasi wilayah perdesaan
pembangunan di wilayah
perdesaan.
Tahun 1980-an, di Amerika Latin
dan Asia, Bolivia, Guatemala,
Indonesia, Birma, Ekuador,
Srilanka, Pakistan, Filipina, Cina
diperkirakan separoh jumlah
penduduk berada di perdesaan.
Di Afrika lebih dari ¾ merupakan
penduduk pedalaman.
Agribisnis- UPN[V]Yk Thursday, March 14, 2013 14
15. Inti masalahnya meluasnya • Ada kesadaran sektor pertanian
kemiskinan, pertumbuhan yang tidak pasif, tetapi sebagai
timpang, perkembangan penduduk penunjang proses pembangunan
yang meningkat cepat berawal dari ekonomi dan dipandang sebagai
stagnasi dan kemunduran
kehidupan ekonomi di perdesaan. sektor yang dinamis dan
menentukan berbagai strategi
Secara tradisional, peranan terutama negara ketiga.
pertanian dalam pembangunan
dipandang pasif, di negara Barat ada
transformasi struktural sektor
pertanian tradisional ke industri dan
jasa yang lebih moderen (Baca Dual
sektornya-Lewis).
Agribisnis- UPN[V]Yk Thursday, March 14, 2013 15
16. Menuju strategi pembangunan pertanian dan perdesaan:
beberapa syarat pokok
Sumber-sumber kemajuan Kondisi-kondisi umum bagi
pertanian berskala kecil kemajuan perdesaan
1. Perubahan teknologi dan 1. Struktur usahatani moderen
inovasi untuk meningkatkan
permintaan bahan pangan
2. Kebijakan pemerintah 2. Menciptakan sistem
dalam bidang ekonomi yang penunjang yang efektif
tepat guna
3. Kelembagaan-kelembagaan 3. Perubahan lingkungan
sosial yang menunjang perdesaan untuk memperbaiki
tingkat kehidupan
Agribisnis- UPN[V]Yk Thursday, March 14, 2013 16
17. Tiga Kondisi untuk
Pembangunan
Perdesaan Kondisi
untuk realisasi strategi
pembangunan
pertanian dan
perdesaan yg
berorientasi pada
rakyat.
Agribisnis- UPN[V]Yk Thursday, March 14, 2013 17
18. Land-Reform
Landasan I
Struktur usahatani dan pola penggunaan lahan harus
disesuaikan dengan tujuan ganda, yaitu peningkatan
produksi pangan dan lebih meratakan manfaat dari
kemajuan keagrariaan.
Keterikatan petani atas lahan sangat mendalam, suatu
perasaan paling dalam sebagai ikatan batin, yang
menyangkut harga diri dan kebebasan.
Dikebanyakan negara, struktur kepemilikan lahan yg tidak
merata merupakan penyebab utama ketidakmerataan
distribusi pendapatan dan kesejahteraan di perdesaan.
Agribisnis- UPN[V]Yk Thursday, March 14, 2013 18
19. Kebijakan yang menunjang
Landasan 2
Semua manfaat dari pembangunan pertanian berskala kecil tidak
akan dapat direalisir kecuali jika suatu sistem dukungan
pemerintah diciptakan untuk memberikan rangsangan yg
diperlukan kesempatan-kesempatan ekonomi dan kemudahan
untuk medapatkan input yg diperlukan yg memungkinkan para
petani kecil meningkatkan output dan produktivitas mereka.
Peningkatan produktivitas diikuti dengan perubahan
kelembagaan yang menguasai produksi di perdesaan (bank,
pelepas uang, penyalur pupuk dan benih, dll); jasa-jasa pelayanan
pemerintah (penyuluhan, pendidikan, fasilitas penyimpanan dan
pemasaran, transportasi; kebijakan harga pemerintah yg
berkenaan dengan input-output.
Agribisnis- UPN[V]Yk Thursday, March 14, 2013 19
20. Tujuan-tujuan Pembangunan
Terpadu
Landasan 3
Pembangunan perdesaan, masih sangat tergantung pada kemajuan-kemajuan
petani kecil, hal itu meliputi; (a). Perbaikan tingkat hidup, lapangan pekerjaan,
pendidikan, kesehatan & gisi, perumahan dan berbagai hal yg berhubungan dg
pelayanan sosial; (b) mengurangi ketidakmerataan dalam distribusi pendapatan
perdesaan dan ketidakseimbangan pendapatan dan kesempatan-kesempatan
ekonomi antara perdesaan & perkotaan; C. kapasitas sektor perdesaan untuk
menopang dan memperlancar langkah-langkah perbaikan tsb dr waktu ke
waktu.
Ini dilakukan karena,
Di dunia ketiga kebanyakan masyarakat ada di perdesaan
Perkembangan masalah penggangguran dan kesulitan penduduk perdesaan
harus dicarikan solusinya untuk perbaikan lingkungan hidup di perdesaan.
Kemerataan kesempatan di perdesaan dan perkotaan
Agribisnis- UPN[V]Yk Thursday, March 14, 2013 20