SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 7
Descargar para leer sin conexión
Jurnal Ekologi Perairan
Laboratorium Ekologi Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM
Th 2011 No. 1 : 1-7
1
Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta
Andhika Rakhmanda1)
10/300646/PN/12074
Manajamen Sumberdaya Perikanan
INTISARI
Makrozoobentos merupakan salah satu kelompok terpenting dalam ekosistem
perairan sehubungan dengan perannya sebagai organisme kunci dalam jaring
makanan. Tingkat keanekaragaman yang terdapat di lingkungan perairan dapat
digunakan sebagai indikator pencemaran. Sebagaimana kehidupan biota lainnya,
penyebaran jenis dan populasi komunitas bentos ditentukan oleh sifat fisika, kimia,
dan biologi perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penerapan metode
tanpa plot (plotless) untuk mengestimasi populasi gastropoda, serta mempelajari
korelasi antara beberapa tolokukur lingkungan dengan populasi makrobentos
(gastropoda). Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2011 di Sungai
Tambak Bayan, Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah plotless (tanpa plot)
dengan menggunakan tongkat sebagai titik pengambilan cuplikan secara acak.
Dilakukan pengambilan parameter kimia, fisika, dan biologi pada tiga stasiun
pengamatan sebagai tolokukur lingkungan. Hasil pengamatan didapatkan bahwa
densitas gastropoda pada stasiun II merupakan yang paling tinggi dengan perincian
stasiun I 0,0181 ind/m2
, stasiun II 3574,3 ind/m2
, dan stasiun III 3,6466 ind/m2
.
Adanya kelompok bentos yang hidup menetap dan daya adaptasi yang bervariasi
menandakan bahwa kualitas air di Sungai Tambak Bayan masih tergolong baik.
Kata kunci : Densitas gastropoda, estimasi populasi, makrozoobentos, plotless,
Sungai Tambak Bayan.
PENDAHULUAN
Sungai di Indonesia umumnya mempunyai sifat multiguna, mulai dari
keperluan rumah tangga, keperluan hewan (mandi, minum), transportasi pengairan,
dan sebagainya. Kebanyakan sungai di Indonesia telah mengalami penurunan
fungsi akibat berbagai aktivitas manusia ini masih merupakan sumberdaya perairan
yang kaya akan organisme air (Widaningroem, 2010). Kehidupan di air dijumpai
tidak hanya pada badan air tapi juga pada dasar air yang padat. Di dasar air, jumlah
kehidupan sangat terbatas karena ketersediaan nutrient yang terbatas. Oleh karena
itu, hewan yang hidup di air dalam hanyalah hewan-hewan yang mampu hidup
dengan jumlah dan jenis nutrient terbatas, sekaligus bersifat bartoleran (Isnaeni,
2002).
1 )
Mahasiswa Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Jurnal Ekologi Perairan
Laboratorium Ekologi Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM
Th 2011 No. 1 : 1-7
2
Hewan yang hidup di dasar perairan adalah makrozoobentos.
Makrozoobentos merupakan salah satu kelompok terpenting dalam ekosistem
perairan sehubungan dengan peranannya sebagai organisme kunci dalam jaring
makanan. Selain itu tingkat keanekaragaman yang terdapat di lingkungan perairan
dapat digunakan sebagai indikator pencemaran. Hewan bentos seringkali digunakan
sebagai petunjuk bagi penilaian kualitas air. Jika ditemukan limpet air tawar, kijing,
kerang, cacing pipih siput memiliki operkulum dan siput tidak beroperkulum yang
hidup di perairan tersebut maka dapat digolongkan kedalam perairan yang
berkualitas sedang (Pratiwi dkk, 2004).
Makrobentos memiliki peranan ekologis dan struktur spesifik dihubungkan
dengan makrofita air yang merupakan materi autochthon. Karakteristik dari masing-
masing bagian makrofita akuatik ini bervariasi, sehingga membentuk substratum
dinamis yang komplek yang membantu pembentukan interaksi-interaksi
makroinvertebrata terhadap kepadatan dan keragamannya sebagai sumber energi
rantai makanan pada perairan akuatik. Menurut Welch (1980), kecepatan arus akan
mempengaruhi tipe substratum, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap
kepadatan dan keanekaragaman makrobentos.
Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam
dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan
volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur
untuk menghitung produktifitas dan untuk membandingkan kepadatan suatu jenis
dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. (Suin.N.M,1989).
Sebagaimana kehidupan biota lainnya, penyebaran jenis dan populasi
komunitas bentos ditentukan oleh sifat fisika, kimia dan biologi perairan. Sifat fisik
perairan seperti kedalaman, kecepatan arus, warna, kecerahan dan suhu air. Sifat
kimia perairan antara lain, kandungan gas terlarut, bahan organik, pH, kandungan
hara dan faktor biologi yang berpengaruh adalah komposisi jenis hewan dalam
perairan diantaranya adalah produsen yang merupakan sumber makanan bagi
hewan bentos dan hewan predator yang akan mempengaruhi kelimpahan bentos
(Setyobudiandi, 1997).
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penerapan metode tanpa plot
(plotless) untuk mengestimasi populasi gastropoda, serta mempelajari korelasi
antara beberapa tolokukur lingkungan dengan populasi makrobentos (gastropoda).
METODOLOGI
Penelitian dilaksanakan pada Jumat, 11 Maret 2011 pukul 13.30 sampai
dengan pukul 17.00 WIB di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta di tiga stasiun
pengamatan pada penggal sungai yang sama. Metode yang digunakan adalah
plotless (metode tanpa plot) dengan menancapkan tongkat ke dasar perairan
sebagai titik pengambilan cuplikan secara acak.
Pada masing-masing stasiun dilakukan pengamatan beberapa parameter
lingkungan sebagai tolokukur yaitu parameter fisika, meliputi suhu dan kecepatan
Jurnal Ekologi Perairan
Laboratorium Ekologi Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM
Th 2011 No. 1 : 1-7
3
arus; parameter kimia, meliputi derajat keasaman (pH), kadar oksigen terlarut (DO),
kadar karbondioksida bebas, serta alkalinitas; dan parameter biologi, meliputi
organisme yang ada di lokasi pengamatan.
Kerapatan (densitas) populasi gastropoda dinyatakan dalam dalam bentuk
biomassa per satuan luas, dan dihitung dengan menggunakan rumus :
D =
Ď2
(𝑆−2)
Ď =
(𝑆−1)
𝑌
Y = 𝑌𝑖𝑆
𝑖=1 𝑌𝑖 = 𝜋(𝑋𝑖)2
S = jumlah titik cuplikan yang diambil
Ď = estimasi kerapatan (densitas) gastropoda
X = jarak terdekat gastropoda dengan titik yang ditentukan secara acak
Y = luas area kajian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sungai Tambak Bayan merupakan sungai yang berhilir di Embuk
Tambakboyo. Genangan sungai ini meliputi Desa Condongcatur, Kecamatan Depok,
Kabupaten Sleman. Sungai ini biasa digunakan oleh warga sekitar untuk keperluan
rumah tangga, keperluan hewan (mandi, minum), bermain, dan sebagainya. Meski
telah mengalami penurunan fungsi dalam ekosistem karena berbagai aktivitas
manusia sungai ini memiliki warna air yang cukup jernih. Dasar sungai pada stasiun
satu tampak berbatu dengan kedalaman kurang lebih 0,5 meter.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh indeks kerapatan (densitas)
gastropoda pada stasiun I dan stasiun III tergolong rendah yaitu 0,0181 ind/m2
dan
3,6466 ind/m2
, hanya stasiun II yang memiliki indeks densitas yang cukup tinggi
yaitu 3574,3 ind/m2
. Perbedaan tingkat kerapatan populasi gastropoda ini
disebabkan adanya perbedaan jenis substrat dan parameter lingkungan lainnya.
Berdasarkan hasil pengukuran faktor abiotik dan faktor biotik pada ketiga stasiun
tidak sama.
Jurnal Ekologi Perairan
Laboratorium Ekologi Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM
Th 2011 No. 1 : 1-7
4
Grafik 1 Perbandingan Stasiun Dengan Densitas Gastropoda
Dari ketiga stasiun pengamatan, stasiun I menunjukkan nilai densitas
terendah. Rendahnya kerapatan ini menunjukkan bahwa lingkungan perairan pada
stasiun I tidak kondusif untuk kehidupan gastropoda yang ada di dalamnya. Hal ini
disebabkan karena pada stasiun I didapatkan kondisi sungai yang telah
dimanfaatkan untuk banyak kebutuhan manusia sehingga terjadi degradasi kualitas
ekosistem dan terjadi pencemaran bahan-bahan yang tidak disukai gastropoda atau
organisme lainnya. Buruknya kualitas air jika dibandingkan dengan stasiun lain ini
dibuktikan dengan tidak adanya keragaman spesies pada stasiun ini. Pada stasiun
ini hanya ditemukan satu jenis gastropoda yaitu keong.
Stasiun II indeks densitas gastropodanya merupakan yang paling tinggi.
Kerapatan populasi pada stasiun II lebih tinggi karena jenis substrat berupa batuan,
lumpur, dan pasir. Selain itu kandungan oksigen terlarut (5,53 ppm) lebih tinggi dari
kandungan CO2 bebas (4,3 ppm). Pada stasiun I dan II kandungan oksigen terlarut
lebih rendah daripada kandungan karbondioksidanya. Oksigen dibutuhkan
organisme dalam melakukan proses respirasi. Sedangkan pada stasiun III indeks
densitas gastropoda menurun. Hal ini wajar dikarenakan kandungan nutrient
perairan terkikis seiring berjalannya arus.
Tampak bahwa faktor lingkungan yang paling berpengaruh adalah jenis
subsrat dasar, kandungan oksigen terlarut, kandungan karbondioksida, serta
kedalaman dan kecerahan air. Sedang faktor yang kurang berpengaruh adalah pH
substrat, suhu air dan suhu udara. Hal ini didasarkan pada pengukuran faktor-faktor
abiotik pada tiap stasiun bahwa pH substrat, suhu air, dan suhu udara hasilnya
relatif sama dan masih dalam ambang batas untuk hidup.
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
0 1 2 3 4
Densitas
Gastropoda
(ind/m2)
Jurnal Ekologi Perairan
Laboratorium Ekologi Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM
Th 2011 No. 1 : 1-7
5
Tabel 1. Parameter Lingkungan Sungai Tambak Bayan Pada Tiga Stasiun
Parameter Fisika Stasiun I Stasiun II Stasiun III
Suhu Udara (CO
) 26,7 29 25
Suhu Air (CO
) 27 28 27
Kecepatan Arus (m/s) 0,68 1,063 0,36
Parameter Kimia Stasiun I Stasiun II Stasiun III
pH 6,9 6,9 6,9
DO (ppm) 8 5,53 6,64
CO2 (ppm) 19 4,3 16,6
Alkalinitas (ppm) 92,8 96 105
Kandungan gas oksigen dalam air merupakan salah satu penentu
karakteristik kualitas air yang terpenting dalam kehidupan akuatis. Konsentrasi
oksigen dalam air mewakili status kualitas air pada tempat dan waktu tertentu (saat
pengambilan sampel air). Keberadaan dan besar kecilnya muatan oksigen di dalam
air dapat dijadikan indikator ada atau tidaknya pencemaran di suatu perairan (Asdak,
2004). Kandungan oksigen terlarut (DO) penelitian berkisar antara 5,53 ppm – 8
ppm di masing-masing stasiun, dengan kadar oksigen paling rendah pada stasiun II.
Rendahnya kadar oksigen terlarut pada perairan sungai Tambak Bayan dikarenakan
substrat perairan sebagian besar berupa pasir dan lumpur. Ukuran partikel yang
sangat halus disertai dengan sudut dasar sedimen yang datar menyebabkan air di
dalam sedimen tidak mengalir keluar dan tertahan di dalam substrat. Hal ini akan
menghasilkan penurunan kadar oksigen. Semakin tinggi sedimentasi maka semakin
berkurang kandungan oksigen terlarut.
Suhu dapat menjadi faktor penentu atau pengendali kehidupan flora dan
fauna akuatis, terutama suhu di dalam air yang telah melampaui ambang batas
(terlalu hangat atau dingin). Jenis, jumlah, dan keberadaan flora dan fauna akuatis
seringkali berubah dengan adanya perubahan suhu air, terutama oleh adanya
kenaikan suhu dalam air. Dari hasil pengukuran suhu diketahui bahwa suhu pada
ketiga stasiun pengamatan berkisar antara 250
C–270
C. Kisaran suhu yang sesuai
untuk pertumbuhan makrozoobentos menurut Hutabarat dan Evans (1985) siklus
temperatur untuk kehidupan organisme perairan berkisar 260
C–310
C.
Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+
) di dalam
tanah. Makin tinggi kadar ion H+
di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut.
Pada tanah yang alkalis kandungan OH-
lebih banyak daripada H+
. Bila kandungan
H+
dan OH-
sama, maka bersifat netral. PH substrat dasar pada ketiga stasiun
pengamatan sama yakni 6,9 (bersifat netral) yang memungkinkan gastropoda hidup
di dalamnya. PH diliuar ambang batas dapat menyebabkan menurunnya daya tahan
Jurnal Ekologi Perairan
Laboratorium Ekologi Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM
Th 2011 No. 1 : 1-7
6
terhadap stress. Menurut Widiastuti (1983) kisaran pH substrat yang layak bagi
kehidupan organisme perairan berkisar antara 6,6 sampai 8,5.
Kandungan CO2 terlarut pada ketiga stasiun sangat tinggi. Pada stasiun I dan
III masing-masing diatas 12 ppm yakni 19 ppm dan 16,6 ppm. Hanya pada stasiun II
yang normal atau dibawah 12 ppm yang masih dapat di itolerir organisme perairan.
Jika berada diatas 12 ppm maka biota perairan akan mengalami tekanan fisiologis
khususnya makrobentos.
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui tingkat pencemaran atau
kemurnian (indikator) suatu perairan. Interaksi antar semua komponen ekosistem
yang berada dalam sungai tersebut memungkinkan terjadinya proses daur ulang
secara alami, bahkan pencemar yang tidak bernilai bagi manusia menjadi bahan
bernilai yang terkandung dalam biomassa tumbuhan dan hewan.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa untuk mengestimasi
populasi gastropoda dapat menggunakan metode plotless (tanpa plot). Berdasarkan
hasil pengukuran parameter lingkungan Sungai Tambak Bayan didapatkan suhu
udara berkisar antara 250
C-290
C, suhu air 270
C-280
C, kecepatan arus berkisar anta
0,36 m/s-1,063m/s, pH 6,9, DO berkisar antara 5,3 ppm-8ppm, COD 4,3 ppm – 19
ppm, dan alkalinitas berkisar antara 92,8 ppm – 105 ppm dan indeks densitas
populasi gastropoda berkisar antara 0,0181 ind/m2
- 3574,3 ind/m2
dengan stasiun II
merupakan yang paling tinggi, sedangkan yang paling rendah adalah stasiun I.
Adanya kelompok bentos yang hidup menetap (sesile) dan daya adaptasi
yang bervariasi menandakan bahwa kualitas air di Sungai Tambak Bayan masih
tergolong baik. Terdapat korelasi antara faktor fisik dan kimia terhadap estimasi
populasi gastropoda. Semakin tinggi kadar CO2, maka kepadatan populasi semakin
rendah. Semakin tinggi kadar O2 dan kecerahan air maka kepadatan populasi
semakin tinggi.
SARAN
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dilakukannya penelitian
selanjutnya yang sejenis untuk menjaga kualitas lingkungan perairan di Sungai
Tambak Bayan. Meskipun masih tergolong baik namun meningkatnya aktivitas
manusia di bantaran sungai dalam pemenuhan kebutuhannya mengancam
terjadinya degradasi kualitas lingkungan perairan sehingga perlu dilakukan
pengelolaan terpadu untuk menjaganya agar tetap terpelihara dengan baik dan
terkontrol.
Jurnal Ekologi Perairan
Laboratorium Ekologi Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM
Th 2011 No. 1 : 1-7
7
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Hutabarat, S, & S. M. Evans, 1985. Pengantar Oseanografi. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Isnaeni, W. 2002. Fisiologi Hewan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Pratiwi, N, Krisanti, Nursiyamah, I. Maryanto, R. Ubaidillah, & W. A. Noerdjito. 2004.
Panduan Pengukuran Kualitas Air Sungai. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Setyobudiandi, I. 1997. Makrozoobentos. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Suin, Nurdin Muhammad.1989. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara : Jakarta
Welch, S. 1980. Limnology. New York: Mc Graw Hill Book Company.
Widaningroem, Retno. 2010. Pengertian, Konsep dan Jenis Sumberdaya Perikanan.
Bahan Ajar Pengantar Ilmu Perikanan. Yogyakarta : Universitas Gadjah
Mada.
Widiastuti, E. 1983. Kualitas Air Kali Talung Rintingan dan Kelimpahan Hewan
Makrozoobentos. Thesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pertemuan 6 (senesens & absisi)
Pertemuan 6 (senesens & absisi)Pertemuan 6 (senesens & absisi)
Pertemuan 6 (senesens & absisi)f' yagami
 
Endokrinologi kontrol hormon reproduksi ikan
Endokrinologi kontrol hormon reproduksi ikanEndokrinologi kontrol hormon reproduksi ikan
Endokrinologi kontrol hormon reproduksi ikanWiwinUMRAH
 
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosPT. SASA
 
Ikhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanIkhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanmuhammad halim
 
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiLaporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiPT. SASA
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
 
Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem Syarifah Algadri
 
Difusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisiDifusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisiAstri
 
Rotifera di perairan payau dan laut
Rotifera di perairan payau dan lautRotifera di perairan payau dan laut
Rotifera di perairan payau dan lautichfar16
 
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...dewisetiyana52
 
Laporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarutLaporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarutU Lhia Estrada
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudafirmanahyuda
 
Kebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikanKebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikanSawargi Ppmkp
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihTidar University
 
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN Ida Agustina
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...UNESA
 

La actualidad más candente (20)

Pertemuan 6 (senesens & absisi)
Pertemuan 6 (senesens & absisi)Pertemuan 6 (senesens & absisi)
Pertemuan 6 (senesens & absisi)
 
Endokrinologi kontrol hormon reproduksi ikan
Endokrinologi kontrol hormon reproduksi ikanEndokrinologi kontrol hormon reproduksi ikan
Endokrinologi kontrol hormon reproduksi ikan
 
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
 
faktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistemfaktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistem
 
Ikhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanIkhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikan
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiLaporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
 
Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Difusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisiDifusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisi
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
 
Rotifera di perairan payau dan laut
Rotifera di perairan payau dan lautRotifera di perairan payau dan laut
Rotifera di perairan payau dan laut
 
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
 
Laporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarutLaporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarut
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
 
Kebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikanKebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikan
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...
 

Destacado

Zoologi Invertebrata Philum Nemathelmintes
Zoologi Invertebrata Philum NemathelmintesZoologi Invertebrata Philum Nemathelmintes
Zoologi Invertebrata Philum NemathelmintesYuni Ariyanti Part II
 
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkarPim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkarPT. SASA
 
My last love
My last love My last love
My last love PT. SASA
 
Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2PT. SASA
 
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatAlat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatPT. SASA
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPT. SASA
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPT. SASA
 
Penanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segarPenanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segarPT. SASA
 
Bab 9 pengendalian
Bab 9 pengendalianBab 9 pengendalian
Bab 9 pengendalianPT. SASA
 
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPT. SASA
 
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkanPim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkanPT. SASA
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...PT. SASA
 
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergenLaporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergenPT. SASA
 
Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)PT. SASA
 
Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1PT. SASA
 

Destacado (20)

Zoologi Invertebrata Philum Nemathelmintes
Zoologi Invertebrata Philum NemathelmintesZoologi Invertebrata Philum Nemathelmintes
Zoologi Invertebrata Philum Nemathelmintes
 
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkarPim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
 
My last love
My last love My last love
My last love
 
Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2
 
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatAlat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
 
Estimasi
EstimasiEstimasi
Estimasi
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairan
 
Penanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segarPenanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segar
 
Bab 9 pengendalian
Bab 9 pengendalianBab 9 pengendalian
Bab 9 pengendalian
 
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
 
Sungai
SungaiSungai
Sungai
 
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkanPim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
 
Laporan IKHTIOLOGY
Laporan IKHTIOLOGYLaporan IKHTIOLOGY
Laporan IKHTIOLOGY
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
 
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergenLaporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
 
Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)
 
Ppt biomon
Ppt biomonPpt biomon
Ppt biomon
 
Zoologi Vertebrata
Zoologi VertebrataZoologi Vertebrata
Zoologi Vertebrata
 
Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1
 

Similar a estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta

BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDABIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDARepository Ipb
 
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPraktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPT. SASA
 
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...Repository Ipb
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1PT. SASA
 
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docxBAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docxAbdullahFaqih26
 
studi makrobentos
studi makrobentosstudi makrobentos
studi makrobentosPT. SASA
 
Penentuan status kualitas perairan sungai
Penentuan status kualitas perairan sungaiPenentuan status kualitas perairan sungai
Penentuan status kualitas perairan sungaiAnjas Asmara, S.Si
 
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docx
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docxMAKALAH PRODUKTIVITAS.docx
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docxNina909058
 
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawankeanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawanPT. SASA
 
2575 5225-1-sm
2575 5225-1-sm2575 5225-1-sm
2575 5225-1-smmorila mei
 
Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakarta
Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakartaKeragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakarta
Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakartaAnjas Asmara, S.Si
 
1 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-171 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-17Hotma Purba
 
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Mujiyanto -
 
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentoskeanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentosPT. SASA
 

Similar a estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta (20)

BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDABIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
 
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPraktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
 
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
 
2 bl00848
2 bl008482 bl00848
2 bl00848
 
Nugroho, galih adi
Nugroho, galih adiNugroho, galih adi
Nugroho, galih adi
 
Alga bioindikator
Alga bioindikatorAlga bioindikator
Alga bioindikator
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1
 
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docxBAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
 
studi makrobentos
studi makrobentosstudi makrobentos
studi makrobentos
 
Penentuan status kualitas perairan sungai
Penentuan status kualitas perairan sungaiPenentuan status kualitas perairan sungai
Penentuan status kualitas perairan sungai
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
 
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docx
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docxMAKALAH PRODUKTIVITAS.docx
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docx
 
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawankeanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
 
Litoral
LitoralLitoral
Litoral
 
2575 5225-1-sm
2575 5225-1-sm2575 5225-1-sm
2575 5225-1-sm
 
6.isnaini
6.isnaini6.isnaini
6.isnaini
 
Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakarta
Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakartaKeragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakarta
Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakarta
 
1 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-171 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-17
 
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
 
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentoskeanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
 

Más de PT. SASA

Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Hasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordHasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordPT. SASA
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungaiPT. SASA
 
Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1PT. SASA
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaLaporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaPT. SASA
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanPT. SASA
 
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangkualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangPT. SASA
 
Presentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macroPresentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macroPT. SASA
 
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringMakalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringPT. SASA
 
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikananUu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikananPT. SASA
 
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPT. SASA
 
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawePim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawePT. SASA
 
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPT. SASA
 
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPT. SASA
 

Más de PT. SASA (15)

Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Hasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordHasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 word
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungai
 
Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaLaporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairan
 
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangkualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
 
Presentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macroPresentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macro
 
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringMakalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
 
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikananUu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
 
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
 
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawePim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
 
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
 
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
 

Último

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 

Último (20)

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 

estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta

  • 1. Jurnal Ekologi Perairan Laboratorium Ekologi Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM Th 2011 No. 1 : 1-7 1 Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta Andhika Rakhmanda1) 10/300646/PN/12074 Manajamen Sumberdaya Perikanan INTISARI Makrozoobentos merupakan salah satu kelompok terpenting dalam ekosistem perairan sehubungan dengan perannya sebagai organisme kunci dalam jaring makanan. Tingkat keanekaragaman yang terdapat di lingkungan perairan dapat digunakan sebagai indikator pencemaran. Sebagaimana kehidupan biota lainnya, penyebaran jenis dan populasi komunitas bentos ditentukan oleh sifat fisika, kimia, dan biologi perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penerapan metode tanpa plot (plotless) untuk mengestimasi populasi gastropoda, serta mempelajari korelasi antara beberapa tolokukur lingkungan dengan populasi makrobentos (gastropoda). Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2011 di Sungai Tambak Bayan, Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah plotless (tanpa plot) dengan menggunakan tongkat sebagai titik pengambilan cuplikan secara acak. Dilakukan pengambilan parameter kimia, fisika, dan biologi pada tiga stasiun pengamatan sebagai tolokukur lingkungan. Hasil pengamatan didapatkan bahwa densitas gastropoda pada stasiun II merupakan yang paling tinggi dengan perincian stasiun I 0,0181 ind/m2 , stasiun II 3574,3 ind/m2 , dan stasiun III 3,6466 ind/m2 . Adanya kelompok bentos yang hidup menetap dan daya adaptasi yang bervariasi menandakan bahwa kualitas air di Sungai Tambak Bayan masih tergolong baik. Kata kunci : Densitas gastropoda, estimasi populasi, makrozoobentos, plotless, Sungai Tambak Bayan. PENDAHULUAN Sungai di Indonesia umumnya mempunyai sifat multiguna, mulai dari keperluan rumah tangga, keperluan hewan (mandi, minum), transportasi pengairan, dan sebagainya. Kebanyakan sungai di Indonesia telah mengalami penurunan fungsi akibat berbagai aktivitas manusia ini masih merupakan sumberdaya perairan yang kaya akan organisme air (Widaningroem, 2010). Kehidupan di air dijumpai tidak hanya pada badan air tapi juga pada dasar air yang padat. Di dasar air, jumlah kehidupan sangat terbatas karena ketersediaan nutrient yang terbatas. Oleh karena itu, hewan yang hidup di air dalam hanyalah hewan-hewan yang mampu hidup dengan jumlah dan jenis nutrient terbatas, sekaligus bersifat bartoleran (Isnaeni, 2002). 1 ) Mahasiswa Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
  • 2. Jurnal Ekologi Perairan Laboratorium Ekologi Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM Th 2011 No. 1 : 1-7 2 Hewan yang hidup di dasar perairan adalah makrozoobentos. Makrozoobentos merupakan salah satu kelompok terpenting dalam ekosistem perairan sehubungan dengan peranannya sebagai organisme kunci dalam jaring makanan. Selain itu tingkat keanekaragaman yang terdapat di lingkungan perairan dapat digunakan sebagai indikator pencemaran. Hewan bentos seringkali digunakan sebagai petunjuk bagi penilaian kualitas air. Jika ditemukan limpet air tawar, kijing, kerang, cacing pipih siput memiliki operkulum dan siput tidak beroperkulum yang hidup di perairan tersebut maka dapat digolongkan kedalam perairan yang berkualitas sedang (Pratiwi dkk, 2004). Makrobentos memiliki peranan ekologis dan struktur spesifik dihubungkan dengan makrofita air yang merupakan materi autochthon. Karakteristik dari masing- masing bagian makrofita akuatik ini bervariasi, sehingga membentuk substratum dinamis yang komplek yang membantu pembentukan interaksi-interaksi makroinvertebrata terhadap kepadatan dan keragamannya sebagai sumber energi rantai makanan pada perairan akuatik. Menurut Welch (1980), kecepatan arus akan mempengaruhi tipe substratum, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kepadatan dan keanekaragaman makrobentos. Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas dan untuk membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. (Suin.N.M,1989). Sebagaimana kehidupan biota lainnya, penyebaran jenis dan populasi komunitas bentos ditentukan oleh sifat fisika, kimia dan biologi perairan. Sifat fisik perairan seperti kedalaman, kecepatan arus, warna, kecerahan dan suhu air. Sifat kimia perairan antara lain, kandungan gas terlarut, bahan organik, pH, kandungan hara dan faktor biologi yang berpengaruh adalah komposisi jenis hewan dalam perairan diantaranya adalah produsen yang merupakan sumber makanan bagi hewan bentos dan hewan predator yang akan mempengaruhi kelimpahan bentos (Setyobudiandi, 1997). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penerapan metode tanpa plot (plotless) untuk mengestimasi populasi gastropoda, serta mempelajari korelasi antara beberapa tolokukur lingkungan dengan populasi makrobentos (gastropoda). METODOLOGI Penelitian dilaksanakan pada Jumat, 11 Maret 2011 pukul 13.30 sampai dengan pukul 17.00 WIB di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta di tiga stasiun pengamatan pada penggal sungai yang sama. Metode yang digunakan adalah plotless (metode tanpa plot) dengan menancapkan tongkat ke dasar perairan sebagai titik pengambilan cuplikan secara acak. Pada masing-masing stasiun dilakukan pengamatan beberapa parameter lingkungan sebagai tolokukur yaitu parameter fisika, meliputi suhu dan kecepatan
  • 3. Jurnal Ekologi Perairan Laboratorium Ekologi Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM Th 2011 No. 1 : 1-7 3 arus; parameter kimia, meliputi derajat keasaman (pH), kadar oksigen terlarut (DO), kadar karbondioksida bebas, serta alkalinitas; dan parameter biologi, meliputi organisme yang ada di lokasi pengamatan. Kerapatan (densitas) populasi gastropoda dinyatakan dalam dalam bentuk biomassa per satuan luas, dan dihitung dengan menggunakan rumus : D = Ď2 (𝑆−2) Ď = (𝑆−1) 𝑌 Y = 𝑌𝑖𝑆 𝑖=1 𝑌𝑖 = 𝜋(𝑋𝑖)2 S = jumlah titik cuplikan yang diambil Ď = estimasi kerapatan (densitas) gastropoda X = jarak terdekat gastropoda dengan titik yang ditentukan secara acak Y = luas area kajian HASIL DAN PEMBAHASAN Sungai Tambak Bayan merupakan sungai yang berhilir di Embuk Tambakboyo. Genangan sungai ini meliputi Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Sungai ini biasa digunakan oleh warga sekitar untuk keperluan rumah tangga, keperluan hewan (mandi, minum), bermain, dan sebagainya. Meski telah mengalami penurunan fungsi dalam ekosistem karena berbagai aktivitas manusia sungai ini memiliki warna air yang cukup jernih. Dasar sungai pada stasiun satu tampak berbatu dengan kedalaman kurang lebih 0,5 meter. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh indeks kerapatan (densitas) gastropoda pada stasiun I dan stasiun III tergolong rendah yaitu 0,0181 ind/m2 dan 3,6466 ind/m2 , hanya stasiun II yang memiliki indeks densitas yang cukup tinggi yaitu 3574,3 ind/m2 . Perbedaan tingkat kerapatan populasi gastropoda ini disebabkan adanya perbedaan jenis substrat dan parameter lingkungan lainnya. Berdasarkan hasil pengukuran faktor abiotik dan faktor biotik pada ketiga stasiun tidak sama.
  • 4. Jurnal Ekologi Perairan Laboratorium Ekologi Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM Th 2011 No. 1 : 1-7 4 Grafik 1 Perbandingan Stasiun Dengan Densitas Gastropoda Dari ketiga stasiun pengamatan, stasiun I menunjukkan nilai densitas terendah. Rendahnya kerapatan ini menunjukkan bahwa lingkungan perairan pada stasiun I tidak kondusif untuk kehidupan gastropoda yang ada di dalamnya. Hal ini disebabkan karena pada stasiun I didapatkan kondisi sungai yang telah dimanfaatkan untuk banyak kebutuhan manusia sehingga terjadi degradasi kualitas ekosistem dan terjadi pencemaran bahan-bahan yang tidak disukai gastropoda atau organisme lainnya. Buruknya kualitas air jika dibandingkan dengan stasiun lain ini dibuktikan dengan tidak adanya keragaman spesies pada stasiun ini. Pada stasiun ini hanya ditemukan satu jenis gastropoda yaitu keong. Stasiun II indeks densitas gastropodanya merupakan yang paling tinggi. Kerapatan populasi pada stasiun II lebih tinggi karena jenis substrat berupa batuan, lumpur, dan pasir. Selain itu kandungan oksigen terlarut (5,53 ppm) lebih tinggi dari kandungan CO2 bebas (4,3 ppm). Pada stasiun I dan II kandungan oksigen terlarut lebih rendah daripada kandungan karbondioksidanya. Oksigen dibutuhkan organisme dalam melakukan proses respirasi. Sedangkan pada stasiun III indeks densitas gastropoda menurun. Hal ini wajar dikarenakan kandungan nutrient perairan terkikis seiring berjalannya arus. Tampak bahwa faktor lingkungan yang paling berpengaruh adalah jenis subsrat dasar, kandungan oksigen terlarut, kandungan karbondioksida, serta kedalaman dan kecerahan air. Sedang faktor yang kurang berpengaruh adalah pH substrat, suhu air dan suhu udara. Hal ini didasarkan pada pengukuran faktor-faktor abiotik pada tiap stasiun bahwa pH substrat, suhu air, dan suhu udara hasilnya relatif sama dan masih dalam ambang batas untuk hidup. 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 0 1 2 3 4 Densitas Gastropoda (ind/m2)
  • 5. Jurnal Ekologi Perairan Laboratorium Ekologi Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM Th 2011 No. 1 : 1-7 5 Tabel 1. Parameter Lingkungan Sungai Tambak Bayan Pada Tiga Stasiun Parameter Fisika Stasiun I Stasiun II Stasiun III Suhu Udara (CO ) 26,7 29 25 Suhu Air (CO ) 27 28 27 Kecepatan Arus (m/s) 0,68 1,063 0,36 Parameter Kimia Stasiun I Stasiun II Stasiun III pH 6,9 6,9 6,9 DO (ppm) 8 5,53 6,64 CO2 (ppm) 19 4,3 16,6 Alkalinitas (ppm) 92,8 96 105 Kandungan gas oksigen dalam air merupakan salah satu penentu karakteristik kualitas air yang terpenting dalam kehidupan akuatis. Konsentrasi oksigen dalam air mewakili status kualitas air pada tempat dan waktu tertentu (saat pengambilan sampel air). Keberadaan dan besar kecilnya muatan oksigen di dalam air dapat dijadikan indikator ada atau tidaknya pencemaran di suatu perairan (Asdak, 2004). Kandungan oksigen terlarut (DO) penelitian berkisar antara 5,53 ppm – 8 ppm di masing-masing stasiun, dengan kadar oksigen paling rendah pada stasiun II. Rendahnya kadar oksigen terlarut pada perairan sungai Tambak Bayan dikarenakan substrat perairan sebagian besar berupa pasir dan lumpur. Ukuran partikel yang sangat halus disertai dengan sudut dasar sedimen yang datar menyebabkan air di dalam sedimen tidak mengalir keluar dan tertahan di dalam substrat. Hal ini akan menghasilkan penurunan kadar oksigen. Semakin tinggi sedimentasi maka semakin berkurang kandungan oksigen terlarut. Suhu dapat menjadi faktor penentu atau pengendali kehidupan flora dan fauna akuatis, terutama suhu di dalam air yang telah melampaui ambang batas (terlalu hangat atau dingin). Jenis, jumlah, dan keberadaan flora dan fauna akuatis seringkali berubah dengan adanya perubahan suhu air, terutama oleh adanya kenaikan suhu dalam air. Dari hasil pengukuran suhu diketahui bahwa suhu pada ketiga stasiun pengamatan berkisar antara 250 C–270 C. Kisaran suhu yang sesuai untuk pertumbuhan makrozoobentos menurut Hutabarat dan Evans (1985) siklus temperatur untuk kehidupan organisme perairan berkisar 260 C–310 C. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+ ) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Pada tanah yang alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+ . Bila kandungan H+ dan OH- sama, maka bersifat netral. PH substrat dasar pada ketiga stasiun pengamatan sama yakni 6,9 (bersifat netral) yang memungkinkan gastropoda hidup di dalamnya. PH diliuar ambang batas dapat menyebabkan menurunnya daya tahan
  • 6. Jurnal Ekologi Perairan Laboratorium Ekologi Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM Th 2011 No. 1 : 1-7 6 terhadap stress. Menurut Widiastuti (1983) kisaran pH substrat yang layak bagi kehidupan organisme perairan berkisar antara 6,6 sampai 8,5. Kandungan CO2 terlarut pada ketiga stasiun sangat tinggi. Pada stasiun I dan III masing-masing diatas 12 ppm yakni 19 ppm dan 16,6 ppm. Hanya pada stasiun II yang normal atau dibawah 12 ppm yang masih dapat di itolerir organisme perairan. Jika berada diatas 12 ppm maka biota perairan akan mengalami tekanan fisiologis khususnya makrobentos. Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui tingkat pencemaran atau kemurnian (indikator) suatu perairan. Interaksi antar semua komponen ekosistem yang berada dalam sungai tersebut memungkinkan terjadinya proses daur ulang secara alami, bahkan pencemar yang tidak bernilai bagi manusia menjadi bahan bernilai yang terkandung dalam biomassa tumbuhan dan hewan. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa untuk mengestimasi populasi gastropoda dapat menggunakan metode plotless (tanpa plot). Berdasarkan hasil pengukuran parameter lingkungan Sungai Tambak Bayan didapatkan suhu udara berkisar antara 250 C-290 C, suhu air 270 C-280 C, kecepatan arus berkisar anta 0,36 m/s-1,063m/s, pH 6,9, DO berkisar antara 5,3 ppm-8ppm, COD 4,3 ppm – 19 ppm, dan alkalinitas berkisar antara 92,8 ppm – 105 ppm dan indeks densitas populasi gastropoda berkisar antara 0,0181 ind/m2 - 3574,3 ind/m2 dengan stasiun II merupakan yang paling tinggi, sedangkan yang paling rendah adalah stasiun I. Adanya kelompok bentos yang hidup menetap (sesile) dan daya adaptasi yang bervariasi menandakan bahwa kualitas air di Sungai Tambak Bayan masih tergolong baik. Terdapat korelasi antara faktor fisik dan kimia terhadap estimasi populasi gastropoda. Semakin tinggi kadar CO2, maka kepadatan populasi semakin rendah. Semakin tinggi kadar O2 dan kecerahan air maka kepadatan populasi semakin tinggi. SARAN Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dilakukannya penelitian selanjutnya yang sejenis untuk menjaga kualitas lingkungan perairan di Sungai Tambak Bayan. Meskipun masih tergolong baik namun meningkatnya aktivitas manusia di bantaran sungai dalam pemenuhan kebutuhannya mengancam terjadinya degradasi kualitas lingkungan perairan sehingga perlu dilakukan pengelolaan terpadu untuk menjaganya agar tetap terpelihara dengan baik dan terkontrol.
  • 7. Jurnal Ekologi Perairan Laboratorium Ekologi Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM Th 2011 No. 1 : 1-7 7 DAFTAR PUSTAKA Asdak, C. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hutabarat, S, & S. M. Evans, 1985. Pengantar Oseanografi. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Isnaeni, W. 2002. Fisiologi Hewan. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Pratiwi, N, Krisanti, Nursiyamah, I. Maryanto, R. Ubaidillah, & W. A. Noerdjito. 2004. Panduan Pengukuran Kualitas Air Sungai. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Setyobudiandi, I. 1997. Makrozoobentos. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Suin, Nurdin Muhammad.1989. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara : Jakarta Welch, S. 1980. Limnology. New York: Mc Graw Hill Book Company. Widaningroem, Retno. 2010. Pengertian, Konsep dan Jenis Sumberdaya Perikanan. Bahan Ajar Pengantar Ilmu Perikanan. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Widiastuti, E. 1983. Kualitas Air Kali Talung Rintingan dan Kelimpahan Hewan Makrozoobentos. Thesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.