SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
PEMBAHASAN 
1. PENGERTIAN 
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat 
atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase 
terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium 
pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. 
Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal 
dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang 
terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, 
masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, 
jelly, dll. 
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau 
suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa 
pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai 
dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan 
partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul 
yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai 
ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid 
belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul 
S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah 
haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai 
diameter sekitar 6 x 10-7. 
Sistem koloid ini mempunyai sifat yang berbeda dari sifat larutan atau 
suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat dapat 
dibuat menjadi koloid. Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan 
kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid,
bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, 
berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem 
koloid. 
2. MACAM – MACAM KOLOID 
Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam 
medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat 
padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat 
dikelompokkan menjadi 3, yaitu: 
1. Sol (fase terdispersi padat) 
a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi pada 
Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam 
b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair 
Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat 
c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas 
Contoh: debu di udara, asap pembakaran 
2. Emulsi (fase terdispersi cair) 
a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat 
Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi 
b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair 
Contoh: susu, mayones, krim tangan 
c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas 
Contoh: hairspray dan obat nyamuk 
3. Buih (fase terdispersi gas) 
a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat. 
Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam 
b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair 
Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun 
Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium 
pendispersi sama- sama berupa gas, campurannya tergolong larutan. Dan 
secara lebih luas lagi penjelasan sistem koloid tersebut adalah sebagai berikut :
A. Sistem Koloid Fase Padat-Cair (Sol) 
Dengan fase terdispersi berupa zat padat dan medium pendispersi berupa zat 
cair. Contoh sol/gel yaitu agar-agar, pektin(selai), gelatin(jelly), cairan kanji, air 
sungai, tinta, cat, gel kalsium asetat dalam alkohol, sol emas, sol Fe(OH)3, sol 
Al(OH)3, dan sol belerang. 
B. Sistem Koloid Fase Padat-Padat (Sol Padat) 
Dengan fase terdispersi berupa zat padat dan medium pendispersi berupa zat 
padat. Contoh sol padat yaitu kaca berwarna dan logam campuran (aloi) seperti 
stainless steel (campuran antara besi, nikel, dan kromium). 
C. Sistem Koloid Fase Padat-Gas (Aerosol Padat) 
Dengan fase terdispersi berupa zat padat dan medium pendispersi berupa zat 
gas. Contoh aerosol padat yaitu asap. 
D. Sistem Koloid Fase Cair-Gas (Aerosol) 
Dengan fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat gas. 
Contoh aerosol yaitu kabut, awan, parfum, hairspray, cat semprot dan lain-lain. 
E. Sistem Koloid Fase Cair-Cair (Emulsi) 
Dengan fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat 
cair. Contoh emulsi yaitu campuran antara minyak yang bersifat nonpolar 
dengan air yang bersifat polar, susu, air santan, dan krim. Dalam emulsi 
terdapat emulgator yaitu zat penghubung yang menyebabkan pembentukkan 
emulsi, contoh zat emulgator adalah sabun, detergen, lesitin dan kasein (dalam 
susu).
F. Sistem Koloid Fase Cair-Padat (Emulsi Padat) 
Dengan fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat 
padat. Contoh emulsi padat yaitu keju, mentega, dan mutiara. 
G. Sistem Koloid Fase Gas-Cair (Busa) 
Dengan fase terdispersi berupa zat gas dan medium pendispersi berupa zat cair. 
Contoh busa yaitu buih. 
H. Sistem Koloid Fase Gas-Padat (Busa Padat) 
Dengan fase terdispersi berupa zat gas dan medium pendispersi berupa zat 
padat. Contoh busa padat yaitu karet busa dan batu apung. 
Sistem koloid dibagi menjadi dua bagian yaitu fase terdispersi (zat terlarut) dan 
medium 
pendispersi (pelarut). Keduanya terdiri dari tiga fase/wujud yaitu padat, cair 
dan gas yang bersatu. Namun antara fase gas dengan gas tidak membentuk 
Sistem koloid karena bercampur homogen, melainkan larutan. 
No Fase Terdispersi 
Medium 
Pendispersi 
Nama Koloid Contoh 
1. Padat Padat Sol Padat Perunggu, baja 
2. Padat Cair Sol Cat, tinta, lotion 
3. Padat Gas 
Aerosol 
padat 
Asap, debu 
diudara 
4. Cair Padat Emulsi Padat 
Keju, mentega, 
jeli 
5. Cair Cair Emulsi cair Susu, santan 
6. Cair Gas Aerosol cair Kabut, awan 
7. Gas Padat Busa 
Batu apung, busa 
jok 
8. Gas Cair Busa/buih 
Buih 
sabun/sampo 
3. SIFAT – SIFAT KOLOID. 
a. Efek Tyndall 
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel 
koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup
besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli 
fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall. 
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat 
larutan 
sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan 
menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya 
akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai 
partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. 
Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga 
hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati. 
b. Gerak Brown 
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak 
lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Gerakan tersebut dapat 
bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat 
seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau 
gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan 
partikel-partikel koloid itu sendiri. ukuran partikel koloid dan semakin cepat 
kecepatan gerak partikel, semakin cepat gerak Brown terjadi. 
Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel 
cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga 
terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak 
partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil
c. Absorpsi 
Absorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada 
permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. 
Absorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang 
terjadi di dalam suatu partikel. Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif 
karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif 
karena permukaannya menyerap ion S2. 
d. Muatan koloid 
Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid 
bermuatan negatif. 
e. Koagulasi koloid 
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. 
Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk 
koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan 
pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran 
koloid yang berbeda muatan. 
f. Koloid pelindung 
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid 
lain dari proses koagulasi. 
g. Dialisis 
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut 
proses dialisis.
h. Elektroforesis 
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan 
menggunakan arus listrik. 
4. Pembuatan Sistem Koloid 
a. Reaksi dekomposisi rangkap 
Misalnya: 
Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui 
larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang; 
As2O3 (aq) + 3H2S(g) As2O3 (koloid) + 3H2O(l) 
b. Pemanasan nitrat 
Jika dipanaskan, kebanyakan nitrat cenderung mengalami dekomposisi 
membentuk oksida logam, nitrogen dioksida berupa asap coklat, dan oksigen. 
Semua nitrat dari natrium sampai cesium terdekomposisi menurut reaksi di 
atas, satu-satunya yang membedakan adalah panas yang harus dialami agar 
reaksi bisa terjadi. Semakin ke bawah golongan, dekomposisi akan semakin sulit, 
dan dibutuhkan suhu yang lebih tinggi. 
c. Pemanasan karbonat 
Jika dipanaskan, kebanyakan karbonat cenderung mengalami dekomposisi 
membentuk oksida logam dan karbon dioksida.
Karbonat dari unsur-unsur selain lithium pada Golongan 1 tidak 
terdekomposisi pada suhu Bunsen, walaupun pada suhu yang lebih tinggi 
mereka akan terdekomposisi. Suhu dekomposisi lagi-lagi meningkat semakin ke 
bawah Golongan. 
d. Kondensasi 
Pembuatan koloid dengan mengubah partikel-partikel larutan yang terdiri dari 
molekul-molekul atau ion menjadi partikel koloid. 
Cara kondensasi merupakan cara kimia, misalnya : 
a. Reaksi redoks : 2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S(koloid) 
b. Reaksi Hidrolisis : FeCl3(aq) + 3H2O(l)--> → Fe(OH)3(koloid) +3HCl(aq) 
c. Reaksi dekomposisi rangkap : AgNO3(aq) + NaCl(aq) → AgCl(koloid) + NaNO3(aq) 
d. Reaksi pergantian pelarut : S + alkohol + air → S(koloid) 
e. Cara Dispersi 
pembuatan koloid dari suspensi kasar. Cara dispersi dibedakan menjadi 4, yaitu 
: 
a. Cara Mekanik 
Pembuatan koloid dengan cara penggerusan/penggilingan untuk zat padat, 
cara 
pengadukan/pengocokan untuk zat cair, kemudian didispersikan ke dalam 
medium (pendispersi). 
Contoh : belerang halus + air → sol belerang 
b. Cara Peptisasi 
Pembuatan koloid dengan cara memecah molekul besar menjadi molekul yang 
lebih kecil 
dengan menghilangkan ion elektrolit penyebab gumpalan. 
c. Cara Busur Bredig (Elektrodispersi) 
Pembuatan koloid dengan menggunakan loncatan bunga api listrik. Cara ini 
biasanya untuk membuat sol logam. 
d. Cara Homogenisasi 
Pembuatan koloid dengan cara membuat suatu zat menjadi homogen dan 
berukuran koloid. Cara ini digunakan pada pembuatan susu. 
5. Kegunaan Koloid 
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam 
kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang
penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat 
saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam 
skala besar. 
Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid: 
Jenis industri Contoh aplikasi 
Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad 
Industri kosmetika dan perawatan 
Krim, pasta gigi, sabun 
tubuh 
Industri cat Cat 
Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen 
Industri pertanian Peptisida dan insektisida 
Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan 
6. KESIMPULAN 
Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang 
melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini 
disebut efek Tyndall. 
Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa 
bergerak dengan gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown 
terjadi karena tumbukan tak simetris antara molekul medium dengan partikel 
koloid. 
Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh 
karena luas permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya 
adsorpsi yang besar. 
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena 
berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit akan 
menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang. 
Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan 
koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya; 
sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya tersebut tidak ada 
Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara dispersi, 
bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya. 
Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau molekul 
mengalami agregasi (pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid. 
Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan sistem koloid
TUGAS:MAKALAH 
KIMIA 
KOLOID 
NAMA :SITTI RAHMAWATI BAGE 
KELAS :XI IPA 6 
GURU MAPEL :VINSEN YOLANDA 
SMA NEGERI 1 RAHA 
2013/2014

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (16)

Sistem Koloid
Sistem KoloidSistem Koloid
Sistem Koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Laporan Kimia Koloid
Laporan Kimia KoloidLaporan Kimia Koloid
Laporan Kimia Koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Sistem Koloid
Sistem KoloidSistem Koloid
Sistem Koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Makalah sistem koloid
Makalah sistem koloidMakalah sistem koloid
Makalah sistem koloid
 
Sistem koloid okho
Sistem koloid okhoSistem koloid okho
Sistem koloid okho
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Makalah koloid lengkap
Makalah koloid lengkapMakalah koloid lengkap
Makalah koloid lengkap
 
Koloid
Koloid Koloid
Koloid
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Ppt sistem koloid
Ppt sistem koloidPpt sistem koloid
Ppt sistem koloid
 
Makalah koloid,,,,
Makalah koloid,,,,Makalah koloid,,,,
Makalah koloid,,,,
 

Similar a Makalah koloid sma negeri 2 raha (20)

Jumran
JumranJumran
Jumran
 
Makalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 rahaMakalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 raha
 
Makalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 rahaMakalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 raha
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
47013922 makalah-koloid
47013922 makalah-koloid47013922 makalah-koloid
47013922 makalah-koloid
 
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia PematangsiantarSistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
 
Makalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 rahaMakalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 raha
 
Makalah sistem koloid
Makalah sistem koloidMakalah sistem koloid
Makalah sistem koloid
 
Sistem koloid berhubungan dengan proses
Sistem koloid berhubungan dengan prosesSistem koloid berhubungan dengan proses
Sistem koloid berhubungan dengan proses
 
Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
 
koloid.pptx
koloid.pptxkoloid.pptx
koloid.pptx
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
 
1
11
1
 
Sistem Koloid (Pengertian)
Sistem Koloid (Pengertian)Sistem Koloid (Pengertian)
Sistem Koloid (Pengertian)
 
Sistem koloid okho
Sistem koloid okhoSistem koloid okho
Sistem koloid okho
 
Sistem koloid okho
Sistem koloid okhoSistem koloid okho
Sistem koloid okho
 
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdfKimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
 

Más de Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Makalah koloid sma negeri 2 raha

  • 1. PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll. Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7. Sistem koloid ini mempunyai sifat yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat dapat dibuat menjadi koloid. Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid,
  • 2. bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid. 2. MACAM – MACAM KOLOID Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: 1. Sol (fase terdispersi padat) a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi pada Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas Contoh: debu di udara, asap pembakaran 2. Emulsi (fase terdispersi cair) a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair Contoh: susu, mayones, krim tangan c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas Contoh: hairspray dan obat nyamuk 3. Buih (fase terdispersi gas) a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat. Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama- sama berupa gas, campurannya tergolong larutan. Dan secara lebih luas lagi penjelasan sistem koloid tersebut adalah sebagai berikut :
  • 3. A. Sistem Koloid Fase Padat-Cair (Sol) Dengan fase terdispersi berupa zat padat dan medium pendispersi berupa zat cair. Contoh sol/gel yaitu agar-agar, pektin(selai), gelatin(jelly), cairan kanji, air sungai, tinta, cat, gel kalsium asetat dalam alkohol, sol emas, sol Fe(OH)3, sol Al(OH)3, dan sol belerang. B. Sistem Koloid Fase Padat-Padat (Sol Padat) Dengan fase terdispersi berupa zat padat dan medium pendispersi berupa zat padat. Contoh sol padat yaitu kaca berwarna dan logam campuran (aloi) seperti stainless steel (campuran antara besi, nikel, dan kromium). C. Sistem Koloid Fase Padat-Gas (Aerosol Padat) Dengan fase terdispersi berupa zat padat dan medium pendispersi berupa zat gas. Contoh aerosol padat yaitu asap. D. Sistem Koloid Fase Cair-Gas (Aerosol) Dengan fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat gas. Contoh aerosol yaitu kabut, awan, parfum, hairspray, cat semprot dan lain-lain. E. Sistem Koloid Fase Cair-Cair (Emulsi) Dengan fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat cair. Contoh emulsi yaitu campuran antara minyak yang bersifat nonpolar dengan air yang bersifat polar, susu, air santan, dan krim. Dalam emulsi terdapat emulgator yaitu zat penghubung yang menyebabkan pembentukkan emulsi, contoh zat emulgator adalah sabun, detergen, lesitin dan kasein (dalam susu).
  • 4. F. Sistem Koloid Fase Cair-Padat (Emulsi Padat) Dengan fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat padat. Contoh emulsi padat yaitu keju, mentega, dan mutiara. G. Sistem Koloid Fase Gas-Cair (Busa) Dengan fase terdispersi berupa zat gas dan medium pendispersi berupa zat cair. Contoh busa yaitu buih. H. Sistem Koloid Fase Gas-Padat (Busa Padat) Dengan fase terdispersi berupa zat gas dan medium pendispersi berupa zat padat. Contoh busa padat yaitu karet busa dan batu apung. Sistem koloid dibagi menjadi dua bagian yaitu fase terdispersi (zat terlarut) dan medium pendispersi (pelarut). Keduanya terdiri dari tiga fase/wujud yaitu padat, cair dan gas yang bersatu. Namun antara fase gas dengan gas tidak membentuk Sistem koloid karena bercampur homogen, melainkan larutan. No Fase Terdispersi Medium Pendispersi Nama Koloid Contoh 1. Padat Padat Sol Padat Perunggu, baja 2. Padat Cair Sol Cat, tinta, lotion 3. Padat Gas Aerosol padat Asap, debu diudara 4. Cair Padat Emulsi Padat Keju, mentega, jeli 5. Cair Cair Emulsi cair Susu, santan 6. Cair Gas Aerosol cair Kabut, awan 7. Gas Padat Busa Batu apung, busa jok 8. Gas Cair Busa/buih Buih sabun/sampo 3. SIFAT – SIFAT KOLOID. a. Efek Tyndall Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup
  • 5. besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall. Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati. b. Gerak Brown Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. ukuran partikel koloid dan semakin cepat kecepatan gerak partikel, semakin cepat gerak Brown terjadi. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil
  • 6. c. Absorpsi Absorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. Absorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel. Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2. d. Muatan koloid Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif. e. Koagulasi koloid Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan. f. Koloid pelindung Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi. g. Dialisis Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis.
  • 7. h. Elektroforesis Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik. 4. Pembuatan Sistem Koloid a. Reaksi dekomposisi rangkap Misalnya: Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang; As2O3 (aq) + 3H2S(g) As2O3 (koloid) + 3H2O(l) b. Pemanasan nitrat Jika dipanaskan, kebanyakan nitrat cenderung mengalami dekomposisi membentuk oksida logam, nitrogen dioksida berupa asap coklat, dan oksigen. Semua nitrat dari natrium sampai cesium terdekomposisi menurut reaksi di atas, satu-satunya yang membedakan adalah panas yang harus dialami agar reaksi bisa terjadi. Semakin ke bawah golongan, dekomposisi akan semakin sulit, dan dibutuhkan suhu yang lebih tinggi. c. Pemanasan karbonat Jika dipanaskan, kebanyakan karbonat cenderung mengalami dekomposisi membentuk oksida logam dan karbon dioksida.
  • 8. Karbonat dari unsur-unsur selain lithium pada Golongan 1 tidak terdekomposisi pada suhu Bunsen, walaupun pada suhu yang lebih tinggi mereka akan terdekomposisi. Suhu dekomposisi lagi-lagi meningkat semakin ke bawah Golongan. d. Kondensasi Pembuatan koloid dengan mengubah partikel-partikel larutan yang terdiri dari molekul-molekul atau ion menjadi partikel koloid. Cara kondensasi merupakan cara kimia, misalnya : a. Reaksi redoks : 2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S(koloid) b. Reaksi Hidrolisis : FeCl3(aq) + 3H2O(l)--> → Fe(OH)3(koloid) +3HCl(aq) c. Reaksi dekomposisi rangkap : AgNO3(aq) + NaCl(aq) → AgCl(koloid) + NaNO3(aq) d. Reaksi pergantian pelarut : S + alkohol + air → S(koloid) e. Cara Dispersi pembuatan koloid dari suspensi kasar. Cara dispersi dibedakan menjadi 4, yaitu : a. Cara Mekanik Pembuatan koloid dengan cara penggerusan/penggilingan untuk zat padat, cara pengadukan/pengocokan untuk zat cair, kemudian didispersikan ke dalam medium (pendispersi). Contoh : belerang halus + air → sol belerang b. Cara Peptisasi Pembuatan koloid dengan cara memecah molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil dengan menghilangkan ion elektrolit penyebab gumpalan. c. Cara Busur Bredig (Elektrodispersi) Pembuatan koloid dengan menggunakan loncatan bunga api listrik. Cara ini biasanya untuk membuat sol logam. d. Cara Homogenisasi Pembuatan koloid dengan cara membuat suatu zat menjadi homogen dan berukuran koloid. Cara ini digunakan pada pembuatan susu. 5. Kegunaan Koloid Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang
  • 9. penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar. Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid: Jenis industri Contoh aplikasi Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad Industri kosmetika dan perawatan Krim, pasta gigi, sabun tubuh Industri cat Cat Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen Industri pertanian Peptisida dan insektisida Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan 6. KESIMPULAN Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut efek Tyndall. Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa bergerak dengan gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi karena tumbukan tak simetris antara molekul medium dengan partikel koloid. Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena luas permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar. Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit akan menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang. Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya; sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya tersebut tidak ada Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara dispersi, bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya. Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau molekul mengalami agregasi (pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid. Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan sistem koloid
  • 10. TUGAS:MAKALAH KIMIA KOLOID NAMA :SITTI RAHMAWATI BAGE KELAS :XI IPA 6 GURU MAPEL :VINSEN YOLANDA SMA NEGERI 1 RAHA 2013/2014