SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 37
t TUGAS: KMB II
DOSEN:YATABA S.KeP Ns
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ABSES PARU

OLEHKELOMPOK X:
1.LISNA WATI
2.JAYAMIN
3.JASRIN
4.JUMHARIANI
5.LISNA TRIWULAN NDARI
6.SAIDA
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya hingga penulis dapat merampungkan pembuatan makalah
yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN DENGANABSES PARU”

Penyusun

mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah

mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Penyusun
menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan
senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini ini.

Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak
terima kasih.

Raha,

februari 2012

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Organ penting merupakan salah satu organ vital bagi kehidupan manusia.
Khususnya berfungsi pada sistem pernapasan manusia. Bertugas sebagai tempat
pertukaran oksigen yang dibutuhkan manusia dan mengeluarkan karbondioksida
yang merupakan hasil sisa proses pernapasan yang harus dikeluarkan dari tubuh,
sehingga kebutuhan tubuh akan oksigen tetap terpenuhi. Udara sangat penting
bagi manusia, tidak menhirup oksigen selama beberapa menit dapat menyebabkan
kematian. Itulah peranan penting paru-paru. Organ yang terletak di bawah tulang
rusuk ini memang mempunyai tugas yang berat, belum lagi semakin tercemarnya
udara yang kita hirup serta berbagai bibit penyakit yang berkeliaran di udara. Ini
semua dapat menimbulkan berbagai penyakit paru-paru
B. Tujuan
1. Mengetahui tentang definisi dari abses paru
2. Mengetahui Eteologi dari abses paru
3. Mengetahui klasifikasi dari abses paru
4. Mengetahui dampak terhadap berbagai sistem tubuh dari abses paru
5. Mengetahui patofisiologis dan penyimpangan KDM dari abses paru
6. Mengetahui tanda dan gejala dari abses paru
7. Mengetahui Prosedur diagnostik dari abses paru
8. Mengetahui menejemen medik dari abses paru
9. Mengetahui Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, dan Evaluasi dengan masalah
pada sistem pernafasan bawah
C. Metode Penulisan
Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan
makalah ini, penyusun mengambil dari internet yang relevan dan berbagai kajian
pustaka dengan topik penulisan askep ini sebagai dasar untuk mengetahui dan
memperkuat teori yang digunakan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PENYAKIT
a. Pengertian
Abses paru adalah suatu kavitas dalam jaringan paru yang berisi
material purulent berisikan sel radang akibat proses nekrotik parenkim paru
oleh proses terinfeksi. Bila diameter kavitas < 2 cm dan jumlahnya banyak
(multiple small abscesses) dinamakan “necrotising pneumonia”.
Abses besar atau abses kecil mempunyai manifestasi klinik berbeda
namun mempunyai predisposisi yang sama dan prinsip diferensial diagnosea
sama pula. Abses timbul karena aspirasi benda terinfeksi, penurunan
mekanisme pertahanan tubuh atau virulensi kuman yang tinggi.
Pada umumnya kasus Abses paru ini berhubungan dengan karies gigi,
epilepsi tak terkontrol, kerusakan paru sebelumnya dan penyalahgunaan
alkohol. Pada negara-negara maju jarang dijumpai kecuali penderita dengan
gangguan respons imun seperti penyalahgunaan obat, penyakit sistemik atau
komplikasi dari paska obstruksi. Pada beberapa studi didapatkan bahwa
kuman aerob maupupn anaerob dari koloni oropharing yang sering menjadi
penyebab abses paru.
B. Etiologi
Pendapat dari Prof. dr. Hood Alsagaff (2006) tentang penyebab abses paru
sesuai dengan urutan frekuensi yang ditemukan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya
adalah:

1. Infeksi yang timbul dari saluran nafas (aspirasi)
2. Sebagai
3.

penyulit dari beberapa tipe pneumonia tertentu

4. Perluasan abses subdiafragmatika
5. Berasal dari luka traumatik paru
6. Infark paru yang terinfeksi

Pravelensi tertinggi berasal dari infeksi saluran pernafasan, mikroorganisme
penyebab umumnya berupa campuran dari bermacam-macam kuman yang berasal
dari flora mulut, hidung, tenggorokan, termasuk kuman aerob dan anaerob seperti
Streptokok, Basil fusiform, Spirokaeta, Proteus, dan lain-lain.

Finegold SM dan Fishman JA (1998) mendapatkan bahwa organisme penyebab
abses paru lebih dari 89% adalah kuman anaerob. Asher MI dan Beadry PH (1990)
mendapatkan bahwa pada anak-anak kuman penyebab abses paru terbanyak adalah
stapillococous aureus.
Kuman penyebab Abses Paru menurut Asher MI dan Beadry PH (1990) antara lain
adalah sebagai berikut:

1. Staphillococcus aereus: Haemophilus influenzae types B, C, F, and
nontypable;

Streptococcus

viridans

pneumoniae;

Alpha-hemolytic

streptococci; Neisseria sp; Mycoplasma pneumoniae
2. Kuman Aerob: Haemophilus aphropilus parainfluenzae; Streptococcus group
B

intermedius;

Klebsiella

penumonia;

Escherichia

coli,

freundii;

Pseudomonas pyocyanea, aeruginosa, denitrificans; Aerobacter aeruginosa
Candida; Rhizopus sp; Aspergillus fumigatus; Nocardia sp; Eikenella
corrodens; Serratia marcescens
3. Sedangkan kuman Anaerob: Peptostreptococcus constellatus intermedius,
saccharolyticu;s Veillonella sp alkalenscenens; Bacteroidesmelaninogenicus
oralis, fragilis, corrodens, distasonis, vulgatus ruminicola, asaccharolyticus
Fusobacterium necrophorum, nucleatum Bifidobacterium sp.

Sedangkan Spektrum isolasi bakteri Abses paru akut menurut Hammond et al (1995)
adalah:

1. Anaerob: Provetella sp; Porphyromonas sp; Bacteroides sp; Fusobacterium
sp;

Anaerobic

cocci:

Microaerophilic

streptococci;

Clostridium sp; Nonsporing Gram-positive anaerobes.

Veilonella

sp;
2. Aerob: Viridans streptococci; Staphylococcus sp; Corynebacterium sp;
Klebsiella sp; Haemophilus sp; Gram-negative cocci

Sedangkan menurut Finegold dan Fishmans (1998), Organisme dan kondisi yang
berhubungan dengan Abses paru :

1. Bacteria Anaerob; Staphylococcus aureus, Enterbacteriaceae, Pseudomanas
aeruginosa streptocicci, Legonella spp, Nocardia asteroides, Burkholdaria
pseudomallei
2. Mycobacteria (often multifocal): M. Tuberculosis, M. Avium complex, M.
Kansasii.
3. Fungi: Aspergillus spp, Mucoraceae, Histoplasma capsulatum, Pneumocystis
carinii, Coccidioides immitis, Blastocystis homini
4. Parasit: Entamoeba histolytical, Paragonimus westermani, Stronglyoides
stercoralis (post-obstructive)

C.Patofisiologi
Adanya mikrorganisme penyebab infeksi
↓
Masuk ke perenkim paru
↓
inflamasi
↓
Lesi
↓
Lesi membentuk ruang
↓

Abses paru

D. Manifestasi klinis

Gejala klinis yang ada pada abses paru hampir sama dengan gejala pneumonia pada
umumnya yaitu:

1. Panas

badan

Dijumpai berkisar 70% - 80% penderita abses paru. Kadang dijumpai dengan
temperatur > 400C.
2. Batuk, pada stadium awal non produktif. Bila terjadi hubungan rongga abses
dengan bronkus batuknya menjadi meningkat dengan bau busuk yang khas
(Foetor ex oroe)
3. Produksi sputum yang meningkat dan Foetor ex oero dijumpai berkisar 40 –
75% penderita abses paru.
4. Nyeri yang dirasakan di dalam dada
5. Batuk darah
6. Gejala tambahan lain seperti lelah, penurunan nafsu makan dan berat badan.

Pada pemeriksaan dijumpai tanda-tanda proses konsolidasi seperti redup pada
perkusi, suara nafas yang meningkat, sering dijumpai adanya jari tabuh serta
takikardi.

E.Pemeriksaan Penunjang
Lab:leukosit meningkat (10.000-20.000/mm3
Pemeriksaan kultur sputum
Radiologi
Pemeriksaan scorologi
F.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Abses paru harus berdasarkkan pemeriksaan mikrobiologi dan
data penyakit dasar penderita serta kondisi yang mempengaruhi berat ringannya
infeksi paru. Ada beberapa modalitas terapi yang diberikan pada abses paru :

1. MedikaMentosa
Pada era sebelum antibiotika tingkat kematian mencapai 33%, pada era
antibiotika maka tingkat kematian dan prognosa abses paru menjadi lebih
baik. Pilihan pertama antibiotika adalah golongan Penicillin, pada saat ini
dijumpai peningkatan abses paru yang disebabkan oleh kuman anaerobs (lebih
dari

35%

kuman

gram

negatif

anaerob).

Maka bisa dipikirkan untuk memilih kombinasi antibiotika antara golongan
penicillin G dengan clindamycin atau dengan Metronidazole, atau kombinasi
clindamycin dan Cefoxitin. Alternatif lain adalah kombinasi Imipenem
dengan ß Lactamase inhibitase pada penderita dengan pneumonia nosokomial
yang

berkembang

menjadi

Abses

paru.

Waktu pemberian antibiotika tergantung dari gejala klinis dan respon
radiologis penderita. Penderita diberikan terapi 2-3 minggu setelah bebas
gejala atau adanya resolusi kavitas, jadi diberikan antibiotika minimal 2-3
minggu.
2. Drainage
Drainase postural dan fisiotherapi dada 2-5 kali seminggu selama 15 menit
diperlukan untuk mempercepat proses resolusi Abses paru. Pada penderita
Abses paru yang tidak berhubungan dengan bronkus maka perlu
dipertimbangkan drainase melalui bronkoskopi.
3. Bedah
Reseksi segmen paru yang nekrosis diperlukan bila:
1. Respon yang rendah terhadap therapi antibiotika.
2. Abses yang besar sehingga mengganggu proses ventilasi perfusi
3. Infeksi paru yang berulang
4. Adanya gangguan drainase karena obstruksi.
B.KONSEP ASKEP
A.Pengkajian
1.aktifitas atau istirahat
Gejala:klien tidak mampu melakukan aktifitas karena badany terasa lemah
Tanda:klien Nampak lemah

2.sirkulasi
Tanda:takikardi
3.pernapasan
Gejala:klien mengatakan sulit bernafas dan batuk .
Tanda:- klien Nampak sesak napas
-batuk produktif dengan sputum kuning kehijauan dan berbau amis.
4.integritas ego
Gejala :klien mengatakan stress pada penyakitnya.
Tanda:gelisah
5.nyeri atau kenyamanan
Gejala:klien mengatakan nyeri pada dadanya.
Tanda:- klien memegang daerah yang nyeri
-klien memegang daerah yang nyeri
6.makanan atau cairan
Gejala:klien mengatakan nafsucmakanya menurun dan mual.
Tanda: - penurunan berat badan.
-porsi makan tidak dihabiskan.
7.neurosensori
Tanda:perubahan mental.
8.keamanan
Gejala:klien mengatakan demam
Tanda:peningkatan suhu tubuh

9.seksualitas

Gejala:penurunan minat melakukan hubungan seks
Io.higiene
Gejala:klien mengatakan tidak mampu melakukan perawatan diri
Tanda:klien Nampak kusam
11.penyuluhan dan pembelajaran
Gejala:klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya dan penangananya
Tanda:-klien kurang mengetahui tentang penyakitnya.
-klien Nampak bingung bila ditanya tentang penyakitnya

B.Analisa data
problem

Etiologi

symtom

Adanya infeksi perenkim

DS:klien mengatakan sulit

Bersihan jalan nafas paru

bernafas dan batuk
↓

tidak efektif
Peningkatan

produksi DO:-Nampak sesak nafas

sputum

-patuk produktif dengan
↓

Bersihan
efektif

nafas

sputum kuning kehijauan
tidak

dan bau amis
Gangguan
nyaman nyeri

rasa Infeksi parenkim paru

DS:- klien mengatakan nyeri

↓

dadanya

Inflamasi parenkim paru
↓
Adanya abses paru dekat DO:-

Klien

Nampak

pleura

memegang dadanya saat

↓

nyeri

terjadi

pergesekan

antara

pleura parietaldan visceral
saat respirasi
↓
impuls diteruskan di korteks
cerebri
↓
nyeri dipersepsikan

-nampak meringis
Gangguan
keseimbangan

Adanya

infeksi

perenkim DS:-

klien

mengatakan

paru

demam

↓

Do:- suhu tubuh meningkat

suhu tubuh

Inflamasi perenkim paru

↓
terjadi reaksi tubuh terhadap
infeksi
↓
Peningkatan suhu tubuh

↓

Gangguan

keseimbangan
suhu tubuh
Nutrisi kurang dari

Adanya

kebutuhan tubuh

berbau
sputum

sputum
amis

yang DS: - Klien mengatakan nafsu

dan

saat

rasa
batuk

makanya menurun dan
mual

produktif
↓
DO:- penurunan berat badan
Anoreksia dan mual
-porsi
↓

makan

dihabiskan
Intake nutrisi kurang

↓
Nutrisi

kurang

kebutuhan tubuh

dari

tidak
Intoleransi aktifitas

Infasi
penyebap

mikrooganisme DS:pada

parenkim

paru

klien

tidak

melakukan

mampu
aktifitas

sehari-hari karena terasa
↓

lemah

Infeksi parenkim paru
↓

-klienmengatakan
lesi

kurang

↓

melakukan

abses

diri
↓
Produksi

karena

mampu
perawatan
badanya

lemah
sputum

meningkat

DO:- klien Nampak lemah

↓
Sputum tertelan
↓
anoreksia
↓
Intake

nutrisi

berkurang
↓
Metabolism glukosa

-klien Nampak kusam
menurun
↓
ATP↓
Kurang energi
Terjadi kelemahan
↓
Intoleransi aktifitas
ansietas

Adanya penyakit

DS:-klien mengatakan stress

↓

pada penyakitnya

Perubahan status kesehatan
↓
Klien

DO:- gelisah
-perubahan

kurang

informasi

terpapar

mental(bingung)

tentang

penyakitnya
↓
Kurang pengetahuan
↓
ansietas

C.Diagnosa keperawatan
1.bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sputum ditandai
dengan:
DS: - klien mengatakan susah untuk bernafas
DO:- Nampak sesak nafas
-batuk produktif dengan warna kuning kehijauan dan berbau amis
2.gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya abses paru yang ditandai
dengan
DS:- klien mengatakan nyeri pada dadanya
DO:- Klien Nampak memegang dadanya saat nyeri
-klien Nampak meringis
3.gangguan keseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi ditandai
dengan:
DS:- klien mengatakan merasa demam
DO:- suhu tubuh meningkat
4.nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai
dengan:

DS:- klien mengatakan nafsu makanya berkurang
DO:- penurunan berat badan
-Porsi makan tidak dihabiskan
5.intoleransi aktifitas berhubungan dengan dengan kelemahan ditandai dengan:
DS:- klien tidak mampu melaksanakan aktifitas sehari- hari karena merasa lemah
-klien mengatakan kurang mampumelakukan perawatan diri karena badanya
lemah
DO:-klien Nampak lemah
-klien Nampak kusam
D.Perencanaan
Dx
1.

Tujuan

intervensi

Tupan:setelah
diberikan

Rasional

a.berikan petunjuk kepada a.dengan

7

hari klien untuk batuk efektif

askep bersihan jalan

batuk

efektifdapat melancarkan
bersihan jalan nafas alami

nafas dapat efektif
b.berikan minum hangat
Tupan:

setelah

diberikan

2

hari c.kolaborasi
medis

dan

dalam

membaik antibiotic,ekspetoran

dengan criteria:

obat c.antibiotik

dapat

membunuh
mikroorganismepenyakit

-klien dapat bernafas d.beri o2 dengan nasal dan
dengan baik
-.putum berkurang

dapat

dddengan mengeluarkan secret

berangsur- pemberian

angsur

cairan

memobilisasi

askep bersihan jalan tim
nafas

b.

kanul sesuai resep

ekspetoran

mengencerkan dahak
d.memberikan
pernafasan

bagi

bantuan
pasien

agar bernafas dengan baik
2

Tupan:setelah

a.ajarkan tehnik distraksi a.tehnik distraksi dapat

diberikan

askep Pada klien

menghilangkan perhatian

nyeri dapat hilang

pasien pada nyeri
b.anjurkan

Tupen:
berkurang

tehnik

nyeri relaksasi dan nafas dalam
dengan

kriteria

b tehnik relaksasi dan
nafas dalam mengurangi

c.atur posisi yang nyaman nyeri

-klien

tidak pada klien

mengeluh nyeri

c.posisi

-wajah klien tenang

d.kolaborasi

nyaman

dengan memberikan

dapat
rasa

medis dalam pemberian kenyamanan pada klien
obat analgesik
d.analgesik

dapat

menekan pusat nyeri
3.

Tupan:setelah
diberikan

a. berikan kompres mandi a.kompres mndi hangat
askep hangat

dapat

suhu tubuh kembali
normal

membantu

mengurangi demam
b.kolaborasi

dengan

medis dalam pemberian b.antipiretikdapat
Tupen:
diberikan

setelah obat anti piretik
askep

mengurangi demam
peningkatan

suhu

tubuhberangsurangsur

dengan

kriteria
-klien

tidak

mengeluh demam
-suhu tubuh 36-37C
4.

Tupan:setelah

a.pantau kebiasaan diit a.kebiasaan

diberikan

askep pasien

pasiendapat

kebutuhan

nutrisi

diit

dalam

dapat terpenuhi

diberikan

pelaksanaan

intervensi
b.berikan

Tupen:

membantu

setelah berfariasi

makanan
dan

sesuai b.makanan

askep dengan kesukan klien

bervariasi

mengurangi rasa jenuh

berangsur-angsur

c.porsi sering membantu

nutrisi

meningkatkan

terpenuhi

dapat

dengan c.berikan makanan porsi nutrisi,dan

criteria

kecil hangat dan menarik

-nafsu makan baik

tidak

masukan

porsi

membuat

kecil
pasien

bosan ,makanan menarik
dapat menambah nafsu

-porsi

makan

makan
dihabiskan

5

Tupan:setelah

a.pantau

sejauh

diberikan

askep kemampuan

klien

mana a.membantu

dapat melakukan ADL

beraktifitas

klien pelaksanaan interfensi

dengan b.imbangi

baik

dengan

istirahat

secara

yang energy

berangsur- melakukan
ringan

keluarga

sehingga

c.motifasi

askep c.motivasi

angsur

dapat

dapat

mengurangi kelemahan

setelah

diberikan

b.istirahat
aktifitas mengurangi

cukup
Tupen:

dalam

klien

menimbulkan

untuk dorongan bagi klien untuk
aktifitas dapat

melaksanakan

aktivitas ringan

dapatmelakukan
aktifitas sehari –hari d.libatkan keluarga dalam d.keluarga adalah orang
dengan criteria

pemberian bantuan ADL terdekat

yang

dapat
-klien

dapat pada klien

membantu klien dalam

melakukan

memebantu

aktifitasnya

kebutuhan

ADL

-klien tidak lemas
-PH terpenuhi

6

Tupan:setelah

a.bina hubungan saling a.hubungan saling percaya

diberikan

askep percaya antara pasien dan menurunkan

aansietas

dapat perawat

kecemasan

klien

teratasi
Tupen:

setelah b.bantu

diberikan

pasien

untuk b.mengungkapkan

askep mengungkap

ansietas

berangsur- kecemasanya

angsur

perasaan

berkurang sportif

dengan kriteria

c.berikan

-klien tidak gelisah

tentang

secara mengurangi kecemasan
c.penjelasan

tentang

penjelasan penyakit dan kesembuhan
penyakitnya dapat

-klien tidak bingung dengan kesembuhanya
dan tidak stres

dapat

mengurangi

kecemasan

d.berikan pujian jika klien d.berikan

pujian

dapat

dapat bekerja sama dalam memberikan motifasi dan
mengatasi masalahnya

mengurangi
menghilangkan
kecemasan

atau
BAB III
PENUTUP
A.kesimpulan

Abses paru adalah suatu kavitas dalam jaringan paru yang berisi material
purulent berisikan sel radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses
terinfeksi. Bila diameter kavitas < 2 cm dan jumlahnya banyak (multiple small
abscesses) dinamakan “necrotising pneumonia”.

Abses besar atau abses kecil mempunyai manifestasi klinik berbeda namun
mempunyai predisposisi yang sama dan prinsip diferensial diagnosea sama pula.
Abses timbul karena aspirasi benda terinfeksi, penurunan mekanisme pertahanan
tubuh atau virulensi kuman yang tinggi.
Pada umumnya kasus Abses paru ini berhubungan dengan karies gigi, epilepsi
tak terkontrol, kerusakan paru sebelumnya dan penyalahgunaan alkohol. Pada negaranegara maju jarang dijumpai kecuali penderita dengan gangguan respons imun seperti
penyalahgunaan obat, penyakit sistemik atau komplikasi dari paska obstruksi. Pada
beberapa studi didapatkan bahwa kuman aerob maupupn anaerob dari koloni
oropharing yang sering menjadi penyebab abses paru.

B.saran
Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya
referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun
khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan askep ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Asher MI, Beadry PH ; 1990, Lung Abscess in infections of Respicatory tract
; Canada
2. Baughman, Diane C; 2000; Keperawatan Medikal-Bedah: Buku saku untuk
Brunner & Sudarth; Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta
3. Capernito, Linda Juall; 1998; Diagnosa keperawatan: Aplikasi pada praktek
klinis; Edisi ke-6 Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta
4. Doenges, Marilynn E; 1999; Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien; Edisi ke-3 Penerbit
buku kedokteran EGC, Jakarta
5. Finegold SM, Fishman JA; 1998; Empyema and lung Abcess; in Fishman’s
Pulmonary Diseases and Disorders 3rded; Philadelphia
6. Hammond JMJ et al; 1995, The Ethiology and Anti Microbial Susceptibility
Patterns of Microorganism in acute Commuity – Acquired Lung Abscess ;
Chest ;; 937 – 41.
7. Hood Alsagaff, Prof. dr; 2006; Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru; Airlangga
University Press, Surabaya
8. Kardjito, Thomas; 1994; Pedoman Diagnosis Therapi; Lab/UPF Ilmu
Penyakit Paru RSUD dr. Sutomo, Surabaya
9. Sabiston; 1994; Buku ajar Bedah bag: 2; Penerbit buku kedokteran EGC,
Jakarta
10. Sjahriar Rasad; 2005; Radiologi Diagnostik; Edisi ke-2; Balai penerbit FKUI,
Jakarta
11. Smeltzer, Suzanne C; 2001; Buku ajar keperawatan Medikal-Bedah Brunner
& Sudarth; Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR.......................................................................................DAFTARISI..
..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang........................................................................................
B. Tujuan....................................................................................................
C. Metode.................................................................................................
BABII KONSEP PENYAKIT ABSES PARU
A.Pengertian....................................................................................
B.Etiologi.................................................................................................
C.ManifestasiKlinis....................................................................................
D.Patofisiologi.............................................................................................
E.Komplikasi...............................................................................................
F.PemeriksaanPenunjang...........................................................................
G.PenatalaksanaanMedis............................................................................
BAB III KONSEP ASKEP KLIEN DENGAN ABSES PARU
A.Pengkajian............................................................................................
B.DiagnosaKeperawatan.........................................................................
C.Intervensi.................................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................
B.Saran.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (15)

Lp bronkopneumonia
Lp bronkopneumoniaLp bronkopneumonia
Lp bronkopneumonia
 
Lp pnemonia
Lp pnemoniaLp pnemonia
Lp pnemonia
 
Lp bronkopneumonia
Lp bronkopneumoniaLp bronkopneumonia
Lp bronkopneumonia
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
 
BRONKITIS
BRONKITISBRONKITIS
BRONKITIS
 
Askep tuberkulosis milier
Askep tuberkulosis milierAskep tuberkulosis milier
Askep tuberkulosis milier
 
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
ispa
ispaispa
ispa
 
Materi abses paru
Materi abses paruMateri abses paru
Materi abses paru
 
Tb
TbTb
Tb
 
BAKTERIOLOGI - SISTEM PERNAFASAN
BAKTERIOLOGI - SISTEM PERNAFASANBAKTERIOLOGI - SISTEM PERNAFASAN
BAKTERIOLOGI - SISTEM PERNAFASAN
 
Abses
AbsesAbses
Abses
 
Efusi pleura AKPER PEMKAB MUNA
Efusi pleura  AKPER PEMKAB MUNAEfusi pleura  AKPER PEMKAB MUNA
Efusi pleura AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
 

Similar a Askep abses paru (20)

Abses paru AKPER PEMDA MUNA
Abses paru AKPER PEMDA MUNA Abses paru AKPER PEMDA MUNA
Abses paru AKPER PEMDA MUNA
 
Abses paru AKPER PEMKAB MUNA
Abses paru AKPER PEMKAB MUNAAbses paru AKPER PEMKAB MUNA
Abses paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Saad abses paru
Saad abses paruSaad abses paru
Saad abses paru
 
Abses paru Akper pemkab muna
Abses paru Akper pemkab munaAbses paru Akper pemkab muna
Abses paru Akper pemkab muna
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Askep abses paru
Askep abses paruAskep abses paru
Askep abses paru
 
Pneu
PneuPneu
Pneu
 
Saad asma AKPER PEMKAB MUNA
Saad asma AKPER PEMKAB MUNA Saad asma AKPER PEMKAB MUNA
Saad asma AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan tbc
Asuhan keperawatan tbcAsuhan keperawatan tbc
Asuhan keperawatan tbc
 
ABSES PARU present.pptx
ABSES PARU present.pptxABSES PARU present.pptx
ABSES PARU present.pptx
 
pnemoni 10.ppt
pnemoni 10.pptpnemoni 10.ppt
pnemoni 10.ppt
 
Ppok AKPER PEMKAB MUNA
Ppok AKPER PEMKAB MUNA Ppok AKPER PEMKAB MUNA
Ppok AKPER PEMKAB MUNA
 
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpnBab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
 
Lp dokep kel.ndariiiii
Lp dokep kel.ndariiiiiLp dokep kel.ndariiiii
Lp dokep kel.ndariiiii
 
Satuan acara penyuluhan Bronkitis
Satuan acara penyuluhan BronkitisSatuan acara penyuluhan Bronkitis
Satuan acara penyuluhan Bronkitis
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
pneumonia fk unand.pdf
pneumonia fk unand.pdfpneumonia fk unand.pdf
pneumonia fk unand.pdf
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNAPneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
 

Más de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Más de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Askep abses paru

  • 1. t TUGAS: KMB II DOSEN:YATABA S.KeP Ns ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ABSES PARU OLEHKELOMPOK X: 1.LISNA WATI 2.JAYAMIN 3.JASRIN 4.JUMHARIANI 5.LISNA TRIWULAN NDARI 6.SAIDA
  • 2. AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya hingga penulis dapat merampungkan pembuatan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN DENGANABSES PARU” Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Penyusun
  • 3. menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini ini. Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna. Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih. Raha, februari 2012 Penyusun
  • 5. A. Latar belakang Organ penting merupakan salah satu organ vital bagi kehidupan manusia. Khususnya berfungsi pada sistem pernapasan manusia. Bertugas sebagai tempat pertukaran oksigen yang dibutuhkan manusia dan mengeluarkan karbondioksida yang merupakan hasil sisa proses pernapasan yang harus dikeluarkan dari tubuh, sehingga kebutuhan tubuh akan oksigen tetap terpenuhi. Udara sangat penting bagi manusia, tidak menhirup oksigen selama beberapa menit dapat menyebabkan kematian. Itulah peranan penting paru-paru. Organ yang terletak di bawah tulang rusuk ini memang mempunyai tugas yang berat, belum lagi semakin tercemarnya udara yang kita hirup serta berbagai bibit penyakit yang berkeliaran di udara. Ini semua dapat menimbulkan berbagai penyakit paru-paru B. Tujuan 1. Mengetahui tentang definisi dari abses paru 2. Mengetahui Eteologi dari abses paru 3. Mengetahui klasifikasi dari abses paru 4. Mengetahui dampak terhadap berbagai sistem tubuh dari abses paru 5. Mengetahui patofisiologis dan penyimpangan KDM dari abses paru 6. Mengetahui tanda dan gejala dari abses paru 7. Mengetahui Prosedur diagnostik dari abses paru 8. Mengetahui menejemen medik dari abses paru 9. Mengetahui Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, dan Evaluasi dengan masalah pada sistem pernafasan bawah
  • 6. C. Metode Penulisan Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan makalah ini, penyusun mengambil dari internet yang relevan dan berbagai kajian pustaka dengan topik penulisan askep ini sebagai dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang digunakan.
  • 7. BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP PENYAKIT a. Pengertian Abses paru adalah suatu kavitas dalam jaringan paru yang berisi material purulent berisikan sel radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses terinfeksi. Bila diameter kavitas < 2 cm dan jumlahnya banyak (multiple small abscesses) dinamakan “necrotising pneumonia”. Abses besar atau abses kecil mempunyai manifestasi klinik berbeda namun mempunyai predisposisi yang sama dan prinsip diferensial diagnosea sama pula. Abses timbul karena aspirasi benda terinfeksi, penurunan mekanisme pertahanan tubuh atau virulensi kuman yang tinggi. Pada umumnya kasus Abses paru ini berhubungan dengan karies gigi, epilepsi tak terkontrol, kerusakan paru sebelumnya dan penyalahgunaan alkohol. Pada negara-negara maju jarang dijumpai kecuali penderita dengan gangguan respons imun seperti penyalahgunaan obat, penyakit sistemik atau komplikasi dari paska obstruksi. Pada beberapa studi didapatkan bahwa kuman aerob maupupn anaerob dari koloni oropharing yang sering menjadi penyebab abses paru.
  • 8. B. Etiologi Pendapat dari Prof. dr. Hood Alsagaff (2006) tentang penyebab abses paru sesuai dengan urutan frekuensi yang ditemukan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya adalah: 1. Infeksi yang timbul dari saluran nafas (aspirasi) 2. Sebagai 3. penyulit dari beberapa tipe pneumonia tertentu 4. Perluasan abses subdiafragmatika 5. Berasal dari luka traumatik paru 6. Infark paru yang terinfeksi Pravelensi tertinggi berasal dari infeksi saluran pernafasan, mikroorganisme penyebab umumnya berupa campuran dari bermacam-macam kuman yang berasal dari flora mulut, hidung, tenggorokan, termasuk kuman aerob dan anaerob seperti Streptokok, Basil fusiform, Spirokaeta, Proteus, dan lain-lain. Finegold SM dan Fishman JA (1998) mendapatkan bahwa organisme penyebab abses paru lebih dari 89% adalah kuman anaerob. Asher MI dan Beadry PH (1990) mendapatkan bahwa pada anak-anak kuman penyebab abses paru terbanyak adalah stapillococous aureus.
  • 9. Kuman penyebab Abses Paru menurut Asher MI dan Beadry PH (1990) antara lain adalah sebagai berikut: 1. Staphillococcus aereus: Haemophilus influenzae types B, C, F, and nontypable; Streptococcus viridans pneumoniae; Alpha-hemolytic streptococci; Neisseria sp; Mycoplasma pneumoniae 2. Kuman Aerob: Haemophilus aphropilus parainfluenzae; Streptococcus group B intermedius; Klebsiella penumonia; Escherichia coli, freundii; Pseudomonas pyocyanea, aeruginosa, denitrificans; Aerobacter aeruginosa Candida; Rhizopus sp; Aspergillus fumigatus; Nocardia sp; Eikenella corrodens; Serratia marcescens 3. Sedangkan kuman Anaerob: Peptostreptococcus constellatus intermedius, saccharolyticu;s Veillonella sp alkalenscenens; Bacteroidesmelaninogenicus oralis, fragilis, corrodens, distasonis, vulgatus ruminicola, asaccharolyticus Fusobacterium necrophorum, nucleatum Bifidobacterium sp. Sedangkan Spektrum isolasi bakteri Abses paru akut menurut Hammond et al (1995) adalah: 1. Anaerob: Provetella sp; Porphyromonas sp; Bacteroides sp; Fusobacterium sp; Anaerobic cocci: Microaerophilic streptococci; Clostridium sp; Nonsporing Gram-positive anaerobes. Veilonella sp;
  • 10. 2. Aerob: Viridans streptococci; Staphylococcus sp; Corynebacterium sp; Klebsiella sp; Haemophilus sp; Gram-negative cocci Sedangkan menurut Finegold dan Fishmans (1998), Organisme dan kondisi yang berhubungan dengan Abses paru : 1. Bacteria Anaerob; Staphylococcus aureus, Enterbacteriaceae, Pseudomanas aeruginosa streptocicci, Legonella spp, Nocardia asteroides, Burkholdaria pseudomallei 2. Mycobacteria (often multifocal): M. Tuberculosis, M. Avium complex, M. Kansasii. 3. Fungi: Aspergillus spp, Mucoraceae, Histoplasma capsulatum, Pneumocystis carinii, Coccidioides immitis, Blastocystis homini 4. Parasit: Entamoeba histolytical, Paragonimus westermani, Stronglyoides stercoralis (post-obstructive) C.Patofisiologi Adanya mikrorganisme penyebab infeksi ↓ Masuk ke perenkim paru ↓
  • 11. inflamasi ↓ Lesi ↓ Lesi membentuk ruang ↓ Abses paru D. Manifestasi klinis Gejala klinis yang ada pada abses paru hampir sama dengan gejala pneumonia pada umumnya yaitu: 1. Panas badan Dijumpai berkisar 70% - 80% penderita abses paru. Kadang dijumpai dengan temperatur > 400C.
  • 12. 2. Batuk, pada stadium awal non produktif. Bila terjadi hubungan rongga abses dengan bronkus batuknya menjadi meningkat dengan bau busuk yang khas (Foetor ex oroe) 3. Produksi sputum yang meningkat dan Foetor ex oero dijumpai berkisar 40 – 75% penderita abses paru. 4. Nyeri yang dirasakan di dalam dada 5. Batuk darah 6. Gejala tambahan lain seperti lelah, penurunan nafsu makan dan berat badan. Pada pemeriksaan dijumpai tanda-tanda proses konsolidasi seperti redup pada perkusi, suara nafas yang meningkat, sering dijumpai adanya jari tabuh serta takikardi. E.Pemeriksaan Penunjang Lab:leukosit meningkat (10.000-20.000/mm3 Pemeriksaan kultur sputum Radiologi Pemeriksaan scorologi F.Penatalaksanaan
  • 13. Penatalaksanaan Abses paru harus berdasarkkan pemeriksaan mikrobiologi dan data penyakit dasar penderita serta kondisi yang mempengaruhi berat ringannya infeksi paru. Ada beberapa modalitas terapi yang diberikan pada abses paru : 1. MedikaMentosa Pada era sebelum antibiotika tingkat kematian mencapai 33%, pada era antibiotika maka tingkat kematian dan prognosa abses paru menjadi lebih baik. Pilihan pertama antibiotika adalah golongan Penicillin, pada saat ini dijumpai peningkatan abses paru yang disebabkan oleh kuman anaerobs (lebih dari 35% kuman gram negatif anaerob). Maka bisa dipikirkan untuk memilih kombinasi antibiotika antara golongan penicillin G dengan clindamycin atau dengan Metronidazole, atau kombinasi clindamycin dan Cefoxitin. Alternatif lain adalah kombinasi Imipenem dengan ß Lactamase inhibitase pada penderita dengan pneumonia nosokomial yang berkembang menjadi Abses paru. Waktu pemberian antibiotika tergantung dari gejala klinis dan respon radiologis penderita. Penderita diberikan terapi 2-3 minggu setelah bebas gejala atau adanya resolusi kavitas, jadi diberikan antibiotika minimal 2-3 minggu. 2. Drainage Drainase postural dan fisiotherapi dada 2-5 kali seminggu selama 15 menit diperlukan untuk mempercepat proses resolusi Abses paru. Pada penderita
  • 14. Abses paru yang tidak berhubungan dengan bronkus maka perlu dipertimbangkan drainase melalui bronkoskopi. 3. Bedah Reseksi segmen paru yang nekrosis diperlukan bila: 1. Respon yang rendah terhadap therapi antibiotika. 2. Abses yang besar sehingga mengganggu proses ventilasi perfusi 3. Infeksi paru yang berulang 4. Adanya gangguan drainase karena obstruksi.
  • 15. B.KONSEP ASKEP A.Pengkajian 1.aktifitas atau istirahat Gejala:klien tidak mampu melakukan aktifitas karena badany terasa lemah Tanda:klien Nampak lemah 2.sirkulasi Tanda:takikardi 3.pernapasan Gejala:klien mengatakan sulit bernafas dan batuk . Tanda:- klien Nampak sesak napas -batuk produktif dengan sputum kuning kehijauan dan berbau amis. 4.integritas ego Gejala :klien mengatakan stress pada penyakitnya. Tanda:gelisah 5.nyeri atau kenyamanan
  • 16. Gejala:klien mengatakan nyeri pada dadanya. Tanda:- klien memegang daerah yang nyeri -klien memegang daerah yang nyeri 6.makanan atau cairan Gejala:klien mengatakan nafsucmakanya menurun dan mual. Tanda: - penurunan berat badan. -porsi makan tidak dihabiskan. 7.neurosensori Tanda:perubahan mental. 8.keamanan Gejala:klien mengatakan demam Tanda:peningkatan suhu tubuh 9.seksualitas Gejala:penurunan minat melakukan hubungan seks
  • 17. Io.higiene Gejala:klien mengatakan tidak mampu melakukan perawatan diri Tanda:klien Nampak kusam 11.penyuluhan dan pembelajaran Gejala:klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya dan penangananya Tanda:-klien kurang mengetahui tentang penyakitnya. -klien Nampak bingung bila ditanya tentang penyakitnya B.Analisa data problem Etiologi symtom Adanya infeksi perenkim DS:klien mengatakan sulit Bersihan jalan nafas paru bernafas dan batuk ↓ tidak efektif Peningkatan produksi DO:-Nampak sesak nafas sputum -patuk produktif dengan ↓ Bersihan efektif nafas sputum kuning kehijauan tidak dan bau amis
  • 18. Gangguan nyaman nyeri rasa Infeksi parenkim paru DS:- klien mengatakan nyeri ↓ dadanya Inflamasi parenkim paru ↓ Adanya abses paru dekat DO:- Klien Nampak pleura memegang dadanya saat ↓ nyeri terjadi pergesekan antara pleura parietaldan visceral saat respirasi ↓ impuls diteruskan di korteks cerebri ↓ nyeri dipersepsikan -nampak meringis
  • 19. Gangguan keseimbangan Adanya infeksi perenkim DS:- klien mengatakan paru demam ↓ Do:- suhu tubuh meningkat suhu tubuh Inflamasi perenkim paru ↓ terjadi reaksi tubuh terhadap infeksi ↓ Peningkatan suhu tubuh ↓ Gangguan keseimbangan suhu tubuh
  • 20. Nutrisi kurang dari Adanya kebutuhan tubuh berbau sputum sputum amis yang DS: - Klien mengatakan nafsu dan saat rasa batuk makanya menurun dan mual produktif ↓ DO:- penurunan berat badan Anoreksia dan mual -porsi ↓ makan dihabiskan Intake nutrisi kurang ↓ Nutrisi kurang kebutuhan tubuh dari tidak
  • 21. Intoleransi aktifitas Infasi penyebap mikrooganisme DS:pada parenkim paru klien tidak melakukan mampu aktifitas sehari-hari karena terasa ↓ lemah Infeksi parenkim paru ↓ -klienmengatakan lesi kurang ↓ melakukan abses diri ↓ Produksi karena mampu perawatan badanya lemah sputum meningkat DO:- klien Nampak lemah ↓ Sputum tertelan ↓ anoreksia ↓ Intake nutrisi berkurang ↓ Metabolism glukosa -klien Nampak kusam
  • 23. ansietas Adanya penyakit DS:-klien mengatakan stress ↓ pada penyakitnya Perubahan status kesehatan ↓ Klien DO:- gelisah -perubahan kurang informasi terpapar mental(bingung) tentang penyakitnya ↓ Kurang pengetahuan ↓ ansietas C.Diagnosa keperawatan 1.bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sputum ditandai dengan: DS: - klien mengatakan susah untuk bernafas DO:- Nampak sesak nafas
  • 24. -batuk produktif dengan warna kuning kehijauan dan berbau amis 2.gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya abses paru yang ditandai dengan DS:- klien mengatakan nyeri pada dadanya DO:- Klien Nampak memegang dadanya saat nyeri -klien Nampak meringis 3.gangguan keseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi ditandai dengan: DS:- klien mengatakan merasa demam DO:- suhu tubuh meningkat 4.nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan: DS:- klien mengatakan nafsu makanya berkurang DO:- penurunan berat badan -Porsi makan tidak dihabiskan 5.intoleransi aktifitas berhubungan dengan dengan kelemahan ditandai dengan:
  • 25. DS:- klien tidak mampu melaksanakan aktifitas sehari- hari karena merasa lemah -klien mengatakan kurang mampumelakukan perawatan diri karena badanya lemah DO:-klien Nampak lemah -klien Nampak kusam
  • 26. D.Perencanaan Dx 1. Tujuan intervensi Tupan:setelah diberikan Rasional a.berikan petunjuk kepada a.dengan 7 hari klien untuk batuk efektif askep bersihan jalan batuk efektifdapat melancarkan bersihan jalan nafas alami nafas dapat efektif b.berikan minum hangat Tupan: setelah diberikan 2 hari c.kolaborasi medis dan dalam membaik antibiotic,ekspetoran dengan criteria: obat c.antibiotik dapat membunuh mikroorganismepenyakit -klien dapat bernafas d.beri o2 dengan nasal dan dengan baik -.putum berkurang dapat dddengan mengeluarkan secret berangsur- pemberian angsur cairan memobilisasi askep bersihan jalan tim nafas b. kanul sesuai resep ekspetoran mengencerkan dahak d.memberikan pernafasan bagi bantuan pasien agar bernafas dengan baik
  • 27. 2 Tupan:setelah a.ajarkan tehnik distraksi a.tehnik distraksi dapat diberikan askep Pada klien menghilangkan perhatian nyeri dapat hilang pasien pada nyeri b.anjurkan Tupen: berkurang tehnik nyeri relaksasi dan nafas dalam dengan kriteria b tehnik relaksasi dan nafas dalam mengurangi c.atur posisi yang nyaman nyeri -klien tidak pada klien mengeluh nyeri c.posisi -wajah klien tenang d.kolaborasi nyaman dengan memberikan dapat rasa medis dalam pemberian kenyamanan pada klien obat analgesik d.analgesik dapat menekan pusat nyeri 3. Tupan:setelah diberikan a. berikan kompres mandi a.kompres mndi hangat askep hangat dapat suhu tubuh kembali normal membantu mengurangi demam b.kolaborasi dengan medis dalam pemberian b.antipiretikdapat Tupen: diberikan setelah obat anti piretik askep mengurangi demam
  • 28. peningkatan suhu tubuhberangsurangsur dengan kriteria -klien tidak mengeluh demam -suhu tubuh 36-37C 4. Tupan:setelah a.pantau kebiasaan diit a.kebiasaan diberikan askep pasien pasiendapat kebutuhan nutrisi diit dalam dapat terpenuhi diberikan pelaksanaan intervensi b.berikan Tupen: membantu setelah berfariasi makanan dan sesuai b.makanan askep dengan kesukan klien bervariasi mengurangi rasa jenuh berangsur-angsur c.porsi sering membantu nutrisi meningkatkan terpenuhi dapat dengan c.berikan makanan porsi nutrisi,dan criteria kecil hangat dan menarik -nafsu makan baik tidak masukan porsi membuat kecil pasien bosan ,makanan menarik dapat menambah nafsu -porsi makan makan
  • 29. dihabiskan 5 Tupan:setelah a.pantau sejauh diberikan askep kemampuan klien mana a.membantu dapat melakukan ADL beraktifitas klien pelaksanaan interfensi dengan b.imbangi baik dengan istirahat secara yang energy berangsur- melakukan ringan keluarga sehingga c.motifasi askep c.motivasi angsur dapat dapat mengurangi kelemahan setelah diberikan b.istirahat aktifitas mengurangi cukup Tupen: dalam klien menimbulkan untuk dorongan bagi klien untuk aktifitas dapat melaksanakan aktivitas ringan dapatmelakukan aktifitas sehari –hari d.libatkan keluarga dalam d.keluarga adalah orang dengan criteria pemberian bantuan ADL terdekat yang dapat
  • 30. -klien dapat pada klien membantu klien dalam melakukan memebantu aktifitasnya kebutuhan ADL -klien tidak lemas -PH terpenuhi 6 Tupan:setelah a.bina hubungan saling a.hubungan saling percaya diberikan askep percaya antara pasien dan menurunkan aansietas dapat perawat kecemasan klien teratasi Tupen: setelah b.bantu diberikan pasien untuk b.mengungkapkan askep mengungkap ansietas berangsur- kecemasanya angsur perasaan berkurang sportif dengan kriteria c.berikan -klien tidak gelisah tentang secara mengurangi kecemasan c.penjelasan tentang penjelasan penyakit dan kesembuhan penyakitnya dapat -klien tidak bingung dengan kesembuhanya dan tidak stres dapat mengurangi kecemasan d.berikan pujian jika klien d.berikan pujian dapat dapat bekerja sama dalam memberikan motifasi dan
  • 32. BAB III PENUTUP A.kesimpulan Abses paru adalah suatu kavitas dalam jaringan paru yang berisi material purulent berisikan sel radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses terinfeksi. Bila diameter kavitas < 2 cm dan jumlahnya banyak (multiple small abscesses) dinamakan “necrotising pneumonia”. Abses besar atau abses kecil mempunyai manifestasi klinik berbeda namun mempunyai predisposisi yang sama dan prinsip diferensial diagnosea sama pula. Abses timbul karena aspirasi benda terinfeksi, penurunan mekanisme pertahanan tubuh atau virulensi kuman yang tinggi.
  • 33. Pada umumnya kasus Abses paru ini berhubungan dengan karies gigi, epilepsi tak terkontrol, kerusakan paru sebelumnya dan penyalahgunaan alkohol. Pada negaranegara maju jarang dijumpai kecuali penderita dengan gangguan respons imun seperti penyalahgunaan obat, penyakit sistemik atau komplikasi dari paska obstruksi. Pada beberapa studi didapatkan bahwa kuman aerob maupupn anaerob dari koloni oropharing yang sering menjadi penyebab abses paru. B.saran Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan askep ini kedepannya.
  • 34. DAFTAR PUSTAKA 1. Asher MI, Beadry PH ; 1990, Lung Abscess in infections of Respicatory tract ; Canada 2. Baughman, Diane C; 2000; Keperawatan Medikal-Bedah: Buku saku untuk Brunner & Sudarth; Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta 3. Capernito, Linda Juall; 1998; Diagnosa keperawatan: Aplikasi pada praktek klinis; Edisi ke-6 Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta 4. Doenges, Marilynn E; 1999; Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien; Edisi ke-3 Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta 5. Finegold SM, Fishman JA; 1998; Empyema and lung Abcess; in Fishman’s Pulmonary Diseases and Disorders 3rded; Philadelphia 6. Hammond JMJ et al; 1995, The Ethiology and Anti Microbial Susceptibility Patterns of Microorganism in acute Commuity – Acquired Lung Abscess ; Chest ;; 937 – 41. 7. Hood Alsagaff, Prof. dr; 2006; Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru; Airlangga University Press, Surabaya
  • 35. 8. Kardjito, Thomas; 1994; Pedoman Diagnosis Therapi; Lab/UPF Ilmu Penyakit Paru RSUD dr. Sutomo, Surabaya 9. Sabiston; 1994; Buku ajar Bedah bag: 2; Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta 10. Sjahriar Rasad; 2005; Radiologi Diagnostik; Edisi ke-2; Balai penerbit FKUI, Jakarta 11. Smeltzer, Suzanne C; 2001; Buku ajar keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Sudarth; Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta
  • 36. DAFTAR ISI KATAPENGANTAR.......................................................................................DAFTARISI.. .................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang........................................................................................ B. Tujuan.................................................................................................... C. Metode................................................................................................. BABII KONSEP PENYAKIT ABSES PARU A.Pengertian.................................................................................... B.Etiologi................................................................................................. C.ManifestasiKlinis.................................................................................... D.Patofisiologi............................................................................................. E.Komplikasi............................................................................................... F.PemeriksaanPenunjang...........................................................................
  • 37. G.PenatalaksanaanMedis............................................................................ BAB III KONSEP ASKEP KLIEN DENGAN ABSES PARU A.Pengkajian............................................................................................ B.DiagnosaKeperawatan......................................................................... C.Intervensi................................................................................................. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan......................................................................................... B.Saran....................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA