SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 20
1
TUGAS : KGD
DOSEN : Ns. Fitri Ningsih, S.Kep
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISSTEM
MUSKULOSKELETAL “DISLOKASI”
Disusun Oleh :
Kelompok II
LA GOLO
SAMNIA
ANDRIADIN SURADI
HASRAT
SUHERMAN
WA ODE JALIA
LA SARI
RAHMAN RAHIM
ELIAS
ZAINAL
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
2013
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………
DAFTAR ISI …………………………………………………………….
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang …………………………………………….............
B. Rumusan Masalah……………………………………....................
C. Tujuan …………………………………………............................
D. Manfaat………………………………………………...................
BAB II : PEMBAHASAN
1. KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian ………………………………………………......
B. Etiologi..............................……………………………….....
C. Patofisiologi………………………………………………...
D. Manifestasi Klinis……………………………………….......
E. Komplikasi ............................................................................
F. Penyimpangan KDM……………………………….............
G. Pemeriksaan Penunjang..........................................................
H. Terapi .....................................................................................
2. KONSEP ASKEP
A. Pengkajian ……………………………………..………........
B. Diagnosa………………………………………………….....
C. Perencanaan……………………………………………........
D. Implementasi ..........................................................................
E. Evaluasi ..................................................................................
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………........
B. Saran……………………………………………….…….........
DAFTAR PUSTAKA
3
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Askep ini tepat pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah „‟ KEPERAWATAN GAWAT DARURAT„‟. Adapun
askep ini membahas mengenai ASKEP PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL “DISLOKASI”.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan
penyusun, maka penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta
saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan askep ini.
Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi
generasi mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan
banyak terima kasih.
Raha, Oktober 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
4
A. Latar Belakang
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.
Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya
seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).
Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka
mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain:
sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu
dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun
menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami
dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan
gampang dislokasi lagi.
Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur yang
disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma,
tonus atau kontraksi otot dan tarikan.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi
tugas dalam mata kuliah KMB II, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun
askep ini mendapatkan informasi atau wawasaan mengenai “Askep pada Klien
dengan Dislokasi”.
C. Metode Penulisan
Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan
askep ini, penyusun menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan
mengambil referensi dari buku-buku dan internet yang relevan dengan topik
penulisan askep ini sebagai dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang
digunakan.
BAB II
PEMBAHASAN
5
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
 Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak
lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi)
(Brunner&Suddarth)
 Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya,
dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan
segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000)
 Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah
tulang di sertai luksasi sendi yang disebut fraktur dis lokasi. ( Buku Ajar Ilmu
Bedah, hal 1138).
 Berdasakan defenisi para ahli diatas, maka dapat kami tarik kesimpulan
bahwa dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari
mangkuk sendi).
2. Anatomi dan Fisiologi
Anterior Posterior
a. Histologi Tulang
Secara histologinya, pertumbuhan tulang di bagi dalam 2 jenis
(Arif Musstaqin, 2008) yaitu
6
1) Tulang imatur, terbentuk pada perkembangan emrional dan tidak terlihat
lagi pada usia satu tahun. Tulang imatur mengandung jaringan kolagen.
2) Tulang matur, ada 2 jenis yaitu tulang kortikal dan tulang trabekular.
b. Komponen Penyusun Tulang
Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun atas tiga jenis sel :
1) Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe 1 dan
proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu
proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan
osteoid, osteoblas menyekresi sejumlah besar fosfatase alkali yang
memegang peranan penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat ke
dalam matriks tulang. Sebagai fosfatase dari alkali akan memasuki aliran
darah sehingga kadar fosfatase alkali dalam darah dapat menjadi indicator
yang baik tentang tingkat pembentukan tulang setelah mengalami patah
tulang.
2) Osteosit adalah sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan
untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.
3) Osteoklas adalah sel besar yang berinti banyak yang memungkinkan
mineral dan matriks tulang diabsorpsi. Tidak seperti osteoblast dan
osteosit, osteoklas mengikis tulang. Sel ini menghasilkan proteolitik yang
memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang
sehingga kalsium dan fosfat terlepas kedalam aliran darah (Arif
Mustaqqin, 2008).
Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat
badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Struktur tulang memberikan
perlindungan terhadap organ vital, termasuk otak, jantung dan paru.
Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk menyangga
struktur tubuh. Otot yang melekat ke tulang memungkinkan tubuh
7
bergerak, matriks tulang menyimpan kalsium, fosfor, magnesium dan flor.
Lebih dari 99% kalsium tubuh total terdapat dalam tulang, sumsum tulang
merah yang terletak dalam rongga tulang menghasilkan sel darah merah
dan putih dalam proses yang dinamakan hematopoiesis. Kontraksi otot
menghasilkan suatu usaha mekanik untuk gerakan maupun produksi panas
untuk mempertahankan temperatur tubuh (Brunner & suddarth, 2002).
c. Fungsi Utama Tulang
Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai
fungsi utama yaitu :
1) Membentuk rangka badan
2) Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot
3) Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alat-
alat dalam (seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung, dan paru-paru).
4) Sebagai tempat mengatur dan deposit kalsium, fosfat, magnesium, dan
garam.
5) Ruang ditengah tulang tertentu sebagai organ yang mempunyai fungsi
tambahan lain, yaitu sebagai jaringan hemopoletik untuk memproduksi sel
darah merah, sel darah putih, dan trombosit (Arif Mustaqqin, 2008).
Patofisiologi dari fraktur dapat dilihat pada diagram berikut :
8
Rudapaksa atau trauma
berat
Adanya Hubungan
dengan dunia luar
Organisme merugikan
mudah masuk
Resiko infeksi
Cedera vaskuler,
pembentukan trombus
Oedema
Disfungsi
Neurovaskuler
Perubahan aliran darah
Perubahan membran
Alveolar (kapiler)
edema paru
Kerusakan
fraktur
Luka terbuka
Terputusnya kontinuitas jaringan
Nyeri saat pergerakan
Enggan untuk bergerak
Kerusakan mobilitas Fisik
Mobilisasi sekret terganggu
Kerusakan pertukaran gas
Tirah baring yang
cukup lama Penekanan yang
terlalu lama
Sirkulasi darah terganggu Bising usus menurun
Retensi faeces
dalam colon
Pemenuhan nutrisi dan O2
ke jaringan menurun
Cairan faeces direabsorpsi
oleh colon
Ischemia
faeces kering
Konstipasi
Nekrosis jaringan
↓
Dekubitus
Ancaman integritas
Stressor
Cemas
Penyakit
(Osteoporosis)
Merangsang nociceptor
sekitar untuk
mengeluarka histamin,
bradikinin,
prostaglandin
Nyeri dihantarkan
melalui Serabut A-
delta dan
Sumsum tulang
belakang
Serabut saraf aferen
Spinal melalui sinap
pada dorsal root dan
sinap pada dorsal horn
Spinal assenden
(STT/SRT)
Thalamus
Kortek Serebri
Timbul Nyeri
Merangsang RAS di
Hipothalamus
REM Menururn
Terjaga
9
3. Klasifikasi Dislokasi
1. Dislokasi congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
2. Dislokasi patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.
3. Dislokasi traumatic
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami
stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena
mengalami pengerasan)
4. Etiologi
Etiologi tidak diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa faktor predisposisi,
diantaranya
a. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir
b. Trauma akibat kecelakaan
c. Trauma akibat pembedahan ortopedi
d. Terjadi infeksi di sekitar sendi
5. Patofisiologi
Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan
congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan
stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi
dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur
sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan
timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan
panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi
kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi dengan
cara dibidai.
10
6. Manifestasi Klinis
 Nyeri
 Perubahan kontur sendi
 Perubahan panjang ekstremitas
 Kehilangan mobilitas normal
 Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
 Deformitas
 Kekakuan
7. Komplikasi
 Dini
1). Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera ; pasien tidak dapat
mengkerutkan otot deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang
mati rasa pada otot tesebut
2).Cedera pembuluh darah : Arteri aksilla dapat rusak
3). Fraktur disloksi
 Komplikasi lanjut
1. Kekakuan sendi bahu:Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan
kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 40
tahun.Terjadinya kehilangan rotasi lateral, yang secara otomatis
membatasi abduksi.
2. Dislokasi yang berulang:terjadi kalau labrum glenoid robek atau
kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid
3. Kelemahan otot
8. Pemeriksaan Diagnostik
1. Foto X-ray
Untuk menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur
2. Foto rontgen
Menentukan luasnya degenerasi dan mengesampingkan malignasi
3. Pemeriksaan radiologi
Tampak tulang lepas dari sendi
11
4. Pemeriksaan laboratorium
9. Penatalaksanaan :
1. Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan
anastesi jika dislokasi berat.
2. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke
rongga sendi.
3. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan
dijaga agar tetap dalam posisi stabil.
4. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-
4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
5. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa
penyembuhan
12
BAB III
KONSEP ASKEP
1. PENGKAJIAN
a. Biodata
 Identitas Klien meliputi:
Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan alamat.
 Identitas penanggung jawab
Nama, umur. jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, hub. dengan klien, dan alamat
b.Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
RSMRS
- Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat
penyakit yang sama ketika klien masuk rumah sakit.
Keluhan utama : Nyeri
Riwayat keluhan utama
P : nyeri
Q : seperti tertekan benda berat
R : pada sendi
S : 7 (0-10)
T : pada saat beraktivitas
Riwayat kesehatan dahulu
- Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama
sebelumnya.
- Riwayat pemakaian obat-obatan
a. Pengkajian primer
1) Airway
Jalan napas bersih
Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi
13
Tidak ada jejas badan daerah dada
2) Breathing
Peningkatan frekunsi napas
Napas dangkal
Distress pernapasan
Kelemahan otot pernapasan
Kesulitan bernapas : sianosis
3) Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
Sakit kepala
Pingsan
berkeringat banyak
Reaksi emosi yang kuat
Pusing, mata berkunang – kunang
Triase : Hijau
b. Pengkajian Sekunder
a. Pemeriksaan Fisik
a. Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang
mengalami dislokasi
b. Tampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang mengalami
dislokasi
c. Adanya nyeri tekan pada daerah dislokasi
d. Tampak adanya lebam pad dislokasi sendi
b. pengkajian psikososial
Kaji bagaimana pola interaksi klien terhadap orang – orang
disekitarnya seperti hubungannya dengan keluarga, teman dekat, dokter,
maupun dengan perawat.
c. pemeriksaan penunjang
14
pemeriksaan laboratorium dasar, pemeriksaan kimia darah, hitung sel
darah lengkap, penentuan golongan darah dan uji silang, hitung trombosit,
urinalisasi,dan penentuan gula darh, BUM dan elektrolit
Klasifikasi Data
 Data subjektif
Klien mengatakan nyeri apabila beraktivitas
Klien mengatakan nyeri seperti ditekan benda berat
Klien mengatakan terjadi kekauan pada sendi
Klien mengatakan adanya nyeri pada sendi
Klien mengatakan sangat lemas
Klien bertanya-tanya tentang keadaannya
Klien mengatakan susah bergerak
Klien mengatakan cemas
Klien mengatakan merasa malu dengan keadaanya
 Data objektif
Klien nampak lemas
Wajah nampak meringis
Keterbatasan mobilitas
Skala nyeri 3 (0-5)
Klien nampak cemas
Analisa Data
Symptom Etiologi Problem
DS :
Klien mengatakan
nyeri apabila
beraktivitas
Klien mengatakan
nyeri seperti ditekan
benda berat
Klien mengatakan
Adanya trauma
Pergeseran frakmen tulang
Terputusnya kontinuitas
tulang
Nyeri
Nyeri
15
adanya nyeri pada
sendi
DO :
Wajah Nampak
meringis
Skala nyeri 3 (0-5)
Pembengkakan local
DS :
Klien mengatakan
sangat lemas
Klien mengatakan
susah bergerak
Klien mengatakan
terjadi kekauan pada
sendi
DO :
Klien nampak lemas
Keterbatasan
mobilitas
Adanya trauma
Pergeseran frakmen tulang
Terputusnya kontinuitas
tulang
Nyeri
Kerusakan mobilitas fisik
Gangguan mobilitas
fisik
DS :
Klien bertanya-tanya
tentang penyakitnya
DO :
Klien nampak cemas
Kurang terpaparnya
informasi
Kurang pengetahuan
Ansietas
Ansietas
16
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran sendi ditandai dengan :
DS : - Klien mengatakan nyeri apabila beraktivitas
- Klien mengatakan nyeri seperti ditekan benda berat
- Klien mengatakan adanya nyeri pada sendi
DO : - Wajah nampak meringis
- Skala nyeri 3 (0-5)
- Pembengkakan local
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan cidera jaringan sekitar sendi,
ditandai dengan:
DS : - Klien mengatakan sangat lemas
- Klien mengatakan susah bergerak
- Klien mengatakan terjadi kekauan pada sendi
DO : - Klien nampak lemas
- Keterbatasan mobilitas
3. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan ditandai dengan:
DS : - Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya
DO : - Klien nampak cemas
3. RENCANA KEPERAWATAN
No Rencana Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Tupan:
Setelah diberiakn
tindakan keperawatan
 Kaji lokasi dan skala nyeri  Untuk menentukan rencana
17
selama 7 hari nyeri
teratasi.
Tupen:
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 3 hari nyeri
berangsur-angsur
membaik dengan
kriteria hasil:
 Klien mengatakan
nyerinya berkurang
 Ekspresi wajah tenang
 Observasi TTV
 Ajarkan tekhnik distraksi
dan relaksasi
 Berika obat analgesic
sesuai indikasi
yang tepat
 Untuk mengetahui
perkembangan pasien
 Untuk mengalihkan
perhatian agar pasien tidak
terfokus pada nyeri.
 Membantu mengurangi
nyeri.
2. Tupan:
Setelah diberiakn
tindakan keperawatan
selama 5 hari kerusakan
mobilitas fisik teratasi.
Tupen:
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 2 hari kerusakan
mobilitas fisik
berangsur-angsur
membaik dengan
kriteria hasil:
 Pasien dapat
melakukan aktivitas
kembali
 Dapat
mempertahankan
Kaji kembali kemampuan
dan keadaan secara
fungsional pada kerusakan
yang terjadi.
 Monitor fungsi motorik dan
sensorik setiap hari
 Lakukan latihan ROM
secara pasif.
 Ganti posisi tiap 2 jam
sekali
 Observasi keadaan kulit
 Berikan perawatan kulit
dengan cermat seperti
massage dan memberi
pelembab ganti linen atau
Mengidentifikasi masalah
utama terjadinya gangguan
mobilitas fisik.
 Menentukan kemampuan
mobilisasi
 Mencegah terjadinya
kontraktur.
 Penekanan terus-menerus
menimbulkan dekubitus.
 Mencegah secara dini
dekubitus.
 Meningkatkan sirkulasi dan
elastisitas kulit dan
menurunkan dekubitus.
18
gerakan sendi secara
maksimal
pakaian yang basah.
 Koordinasikan aktivitas
dengan ahli physioterapi.
 Kolaborasi penanganan
physiotherapy.
3. Tupan:
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 5 hari ansietas
teratasi
Tupen:
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 1 hari ansietas
berangsur-angsur
teratasi
kriteria:
- Klien memahami
penyakitnya
 Observasi tingkat
kecemasan keluarga
 Beri kesempatan pada
keluarga untuk
mendiskusikan tentang
penyakit klien
 Beri penjelasan tentang
penyakit klien pada
keluarga
 Sebagai dasar untuk
menentukan rencana
tindakan selanjutnya
 Membuat keluarga lebih
memahami tentang
kondisi klien
 Menambah pengetahuan
keluarga, sehingga
mengurangi ansietas
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.
Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya
seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).
Dislokasi disebabkan oleh
1. Tidak diketahui
2. Faktor predisposisi
a. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir.
b. Trauma akibat kecelakaan.
c. Trauma akibat pembedahan ortopedi
d. Terjadi infeksi disekitar sendi.
B. Saran
Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena
kurangnya referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya
membangun khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca
sangat kami harapkan untuk kesempurnaan askep ini kedepannya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Kapita Selekta Kedokteran, edisi Kedua Editor Junaedi Purnawan dan Kawan-
Kawan, Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, 1982.
Nursing Care Plans: Guidelines For Planning And Documenting Patient Care,
edisiketiga, Alih Bahasa: I Made Kariasa, SKp. Dan Ni Made Sumarwati,
SKp. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2000.
Satriaperwira. Wordpress. com/dislokasi

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
BerlianPriliska
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
zulindarisma
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Septian Muna Barakati
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
Abdul Ghony
 
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalPemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Okta-Shi Sama
 

La actualidad más candente (20)

Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusMakala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
 
Lp anc benar
Lp anc benarLp anc benar
Lp anc benar
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
 
Laporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibiaLaporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibia
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan Infeksi
 
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalPemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
 
Asuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan GerontikAsuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan Gerontik
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
 
Tren dan isu keperawatan keluarga
Tren dan isu keperawatan keluargaTren dan isu keperawatan keluarga
Tren dan isu keperawatan keluarga
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
 
Klasifikasi data
Klasifikasi dataKlasifikasi data
Klasifikasi data
 

Destacado (16)

27798620 askep-muskuloskletaal
27798620 askep-muskuloskletaal27798620 askep-muskuloskletaal
27798620 askep-muskuloskletaal
 
Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep gerontik-katarak
Askep gerontik-katarakAskep gerontik-katarak
Askep gerontik-katarak
 
212226087 tugas-kmb-ca-tulang
212226087 tugas-kmb-ca-tulang212226087 tugas-kmb-ca-tulang
212226087 tugas-kmb-ca-tulang
 
Ca mulut
Ca mulutCa mulut
Ca mulut
 
TRAUMA SISTEM PERKEMIHAN
TRAUMA SISTEM PERKEMIHAN TRAUMA SISTEM PERKEMIHAN
TRAUMA SISTEM PERKEMIHAN
 
Makalah terapi kejang listrik (ect)
Makalah terapi kejang listrik (ect)Makalah terapi kejang listrik (ect)
Makalah terapi kejang listrik (ect)
 
Neurologi
NeurologiNeurologi
Neurologi
 
Kdm hepatitis AKPER PEMKAB MUNA
Kdm hepatitis  AKPER PEMKAB MUNA Kdm hepatitis  AKPER PEMKAB MUNA
Kdm hepatitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Dislokasi Sendi
Dislokasi SendiDislokasi Sendi
Dislokasi Sendi
 
Penyimpangan kdm gagal jantung
Penyimpangan kdm gagal jantungPenyimpangan kdm gagal jantung
Penyimpangan kdm gagal jantung
 
Gigitan serangga dan binatang berbisa
Gigitan serangga dan binatang berbisaGigitan serangga dan binatang berbisa
Gigitan serangga dan binatang berbisa
 
Penyimpangan kdm
Penyimpangan kdmPenyimpangan kdm
Penyimpangan kdm
 
kelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblogkelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblog
 
Kumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologiKumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologi
 
Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 

Similar a Askep dislokasi

Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA RAHA
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA RAHA Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA RAHA
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA RAHA
Operator Warnet Vast Raha
 
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.pptAnatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
PendidikanAnestesi
 
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
tarmizitaher
 
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
tarmizitaher
 

Similar a Askep dislokasi (20)

Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
Askep dislokasi  AKPER PEMKAB MUNA Askep dislokasi  AKPER PEMKAB MUNA
Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Laporan Hasil DKK Kelompok 3 B7M3 "Molekuler Osteoblast dan Osteoclast"
Laporan Hasil DKK Kelompok 3 B7M3 "Molekuler Osteoblast dan Osteoclast"Laporan Hasil DKK Kelompok 3 B7M3 "Molekuler Osteoblast dan Osteoclast"
Laporan Hasil DKK Kelompok 3 B7M3 "Molekuler Osteoblast dan Osteoclast"
 
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA RAHA
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA RAHA Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA RAHA
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA RAHA
 
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.pptAnatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
 
Kul anatomi fisiologi-muskuloskeletal
Kul anatomi fisiologi-muskuloskeletalKul anatomi fisiologi-muskuloskeletal
Kul anatomi fisiologi-muskuloskeletal
 
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptxBab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
 
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptxBab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
 
Windy dwi jayanti (1113016100048)
Windy dwi jayanti (1113016100048)Windy dwi jayanti (1113016100048)
Windy dwi jayanti (1113016100048)
 
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptx
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptxBAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptx
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptx
 
Sistem gerak-pada-manusia
Sistem gerak-pada-manusiaSistem gerak-pada-manusia
Sistem gerak-pada-manusia
 
Anatomi muskuloskeletal.ppt
Anatomi muskuloskeletal.pptAnatomi muskuloskeletal.ppt
Anatomi muskuloskeletal.ppt
 
Muskuloskletal
MuskuloskletalMuskuloskletal
Muskuloskletal
 
Organisasi sistem rangka
Organisasi sistem rangkaOrganisasi sistem rangka
Organisasi sistem rangka
 
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
 
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
 
SISTEM GERAK MANUSIA
SISTEM GERAK MANUSIASISTEM GERAK MANUSIA
SISTEM GERAK MANUSIA
 
BAB 3 sistem gerak pada manusia XI SMANSA PUJA.pptx
BAB 3 sistem gerak pada manusia XI SMANSA PUJA.pptxBAB 3 sistem gerak pada manusia XI SMANSA PUJA.pptx
BAB 3 sistem gerak pada manusia XI SMANSA PUJA.pptx
 
Modul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdf
Modul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdfModul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdf
Modul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdf
 

Más de Operator Warnet Vast Raha

Más de Operator Warnet Vast Raha (20)

Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 
Kop undangan aqiqah
Kop undangan aqiqahKop undangan aqiqah
Kop undangan aqiqah
 

Askep dislokasi

  • 1. 1 TUGAS : KGD DOSEN : Ns. Fitri Ningsih, S.Kep ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISSTEM MUSKULOSKELETAL “DISLOKASI” Disusun Oleh : Kelompok II LA GOLO SAMNIA ANDRIADIN SURADI HASRAT SUHERMAN WA ODE JALIA LA SARI RAHMAN RAHIM ELIAS ZAINAL PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN 2013
  • 2. 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………………………… DAFTAR ISI ……………………………………………………………. BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang ……………………………………………............. B. Rumusan Masalah…………………………………….................... C. Tujuan …………………………………………............................ D. Manfaat………………………………………………................... BAB II : PEMBAHASAN 1. KONSEP PENYAKIT A. Pengertian ………………………………………………...... B. Etiologi..............................………………………………..... C. Patofisiologi………………………………………………... D. Manifestasi Klinis………………………………………....... E. Komplikasi ............................................................................ F. Penyimpangan KDM………………………………............. G. Pemeriksaan Penunjang.......................................................... H. Terapi ..................................................................................... 2. KONSEP ASKEP A. Pengkajian ……………………………………..………........ B. Diagnosa…………………………………………………..... C. Perencanaan……………………………………………........ D. Implementasi .......................................................................... E. Evaluasi .................................................................................. BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………........ B. Saran……………………………………………….……......... DAFTAR PUSTAKA
  • 3. 3 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah „‟ KEPERAWATAN GAWAT DARURAT„‟. Adapun askep ini membahas mengenai ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL “DISLOKASI”. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan askep ini. Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna. Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih. Raha, Oktober 2013 Penyusun BAB I PENDAHULUAN
  • 4. 4 A. Latar Belakang Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi. Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi. Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan. B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah KMB II, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun askep ini mendapatkan informasi atau wawasaan mengenai “Askep pada Klien dengan Dislokasi”. C. Metode Penulisan Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan askep ini, penyusun menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan mengambil referensi dari buku-buku dan internet yang relevan dengan topik penulisan askep ini sebagai dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang digunakan. BAB II PEMBAHASAN
  • 5. 5 A. KONSEP PENYAKIT 1. Pengertian  Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner&Suddarth)  Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000)  Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang di sertai luksasi sendi yang disebut fraktur dis lokasi. ( Buku Ajar Ilmu Bedah, hal 1138).  Berdasakan defenisi para ahli diatas, maka dapat kami tarik kesimpulan bahwa dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). 2. Anatomi dan Fisiologi Anterior Posterior a. Histologi Tulang Secara histologinya, pertumbuhan tulang di bagi dalam 2 jenis (Arif Musstaqin, 2008) yaitu
  • 6. 6 1) Tulang imatur, terbentuk pada perkembangan emrional dan tidak terlihat lagi pada usia satu tahun. Tulang imatur mengandung jaringan kolagen. 2) Tulang matur, ada 2 jenis yaitu tulang kortikal dan tulang trabekular. b. Komponen Penyusun Tulang Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun atas tiga jenis sel : 1) Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe 1 dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas menyekresi sejumlah besar fosfatase alkali yang memegang peranan penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat ke dalam matriks tulang. Sebagai fosfatase dari alkali akan memasuki aliran darah sehingga kadar fosfatase alkali dalam darah dapat menjadi indicator yang baik tentang tingkat pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang. 2) Osteosit adalah sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat. 3) Osteoklas adalah sel besar yang berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang diabsorpsi. Tidak seperti osteoblast dan osteosit, osteoklas mengikis tulang. Sel ini menghasilkan proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang sehingga kalsium dan fosfat terlepas kedalam aliran darah (Arif Mustaqqin, 2008). Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Struktur tulang memberikan perlindungan terhadap organ vital, termasuk otak, jantung dan paru. Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk menyangga struktur tubuh. Otot yang melekat ke tulang memungkinkan tubuh
  • 7. 7 bergerak, matriks tulang menyimpan kalsium, fosfor, magnesium dan flor. Lebih dari 99% kalsium tubuh total terdapat dalam tulang, sumsum tulang merah yang terletak dalam rongga tulang menghasilkan sel darah merah dan putih dalam proses yang dinamakan hematopoiesis. Kontraksi otot menghasilkan suatu usaha mekanik untuk gerakan maupun produksi panas untuk mempertahankan temperatur tubuh (Brunner & suddarth, 2002). c. Fungsi Utama Tulang Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai fungsi utama yaitu : 1) Membentuk rangka badan 2) Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot 3) Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alat- alat dalam (seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung, dan paru-paru). 4) Sebagai tempat mengatur dan deposit kalsium, fosfat, magnesium, dan garam. 5) Ruang ditengah tulang tertentu sebagai organ yang mempunyai fungsi tambahan lain, yaitu sebagai jaringan hemopoletik untuk memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit (Arif Mustaqqin, 2008). Patofisiologi dari fraktur dapat dilihat pada diagram berikut :
  • 8. 8 Rudapaksa atau trauma berat Adanya Hubungan dengan dunia luar Organisme merugikan mudah masuk Resiko infeksi Cedera vaskuler, pembentukan trombus Oedema Disfungsi Neurovaskuler Perubahan aliran darah Perubahan membran Alveolar (kapiler) edema paru Kerusakan fraktur Luka terbuka Terputusnya kontinuitas jaringan Nyeri saat pergerakan Enggan untuk bergerak Kerusakan mobilitas Fisik Mobilisasi sekret terganggu Kerusakan pertukaran gas Tirah baring yang cukup lama Penekanan yang terlalu lama Sirkulasi darah terganggu Bising usus menurun Retensi faeces dalam colon Pemenuhan nutrisi dan O2 ke jaringan menurun Cairan faeces direabsorpsi oleh colon Ischemia faeces kering Konstipasi Nekrosis jaringan ↓ Dekubitus Ancaman integritas Stressor Cemas Penyakit (Osteoporosis) Merangsang nociceptor sekitar untuk mengeluarka histamin, bradikinin, prostaglandin Nyeri dihantarkan melalui Serabut A- delta dan Sumsum tulang belakang Serabut saraf aferen Spinal melalui sinap pada dorsal root dan sinap pada dorsal horn Spinal assenden (STT/SRT) Thalamus Kortek Serebri Timbul Nyeri Merangsang RAS di Hipothalamus REM Menururn Terjaga
  • 9. 9 3. Klasifikasi Dislokasi 1. Dislokasi congenital Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan. 2. Dislokasi patologik Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. 3. Dislokasi traumatic Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan) 4. Etiologi Etiologi tidak diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa faktor predisposisi, diantaranya a. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir b. Trauma akibat kecelakaan c. Trauma akibat pembedahan ortopedi d. Terjadi infeksi di sekitar sendi 5. Patofisiologi Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi dengan cara dibidai.
  • 10. 10 6. Manifestasi Klinis  Nyeri  Perubahan kontur sendi  Perubahan panjang ekstremitas  Kehilangan mobilitas normal  Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi  Deformitas  Kekakuan 7. Komplikasi  Dini 1). Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera ; pasien tidak dapat mengkerutkan otot deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot tesebut 2).Cedera pembuluh darah : Arteri aksilla dapat rusak 3). Fraktur disloksi  Komplikasi lanjut 1. Kekakuan sendi bahu:Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 40 tahun.Terjadinya kehilangan rotasi lateral, yang secara otomatis membatasi abduksi. 2. Dislokasi yang berulang:terjadi kalau labrum glenoid robek atau kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid 3. Kelemahan otot 8. Pemeriksaan Diagnostik 1. Foto X-ray Untuk menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur 2. Foto rontgen Menentukan luasnya degenerasi dan mengesampingkan malignasi 3. Pemeriksaan radiologi Tampak tulang lepas dari sendi
  • 11. 11 4. Pemeriksaan laboratorium 9. Penatalaksanaan : 1. Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat. 2. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi. 3. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil. 4. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3- 4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi 5. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan
  • 12. 12 BAB III KONSEP ASKEP 1. PENGKAJIAN a. Biodata  Identitas Klien meliputi: Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan alamat.  Identitas penanggung jawab Nama, umur. jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, hub. dengan klien, dan alamat b.Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan sekarang RSMRS - Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit yang sama ketika klien masuk rumah sakit. Keluhan utama : Nyeri Riwayat keluhan utama P : nyeri Q : seperti tertekan benda berat R : pada sendi S : 7 (0-10) T : pada saat beraktivitas Riwayat kesehatan dahulu - Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya. - Riwayat pemakaian obat-obatan a. Pengkajian primer 1) Airway Jalan napas bersih Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi
  • 13. 13 Tidak ada jejas badan daerah dada 2) Breathing Peningkatan frekunsi napas Napas dangkal Distress pernapasan Kelemahan otot pernapasan Kesulitan bernapas : sianosis 3) Circulation Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia Sakit kepala Pingsan berkeringat banyak Reaksi emosi yang kuat Pusing, mata berkunang – kunang Triase : Hijau b. Pengkajian Sekunder a. Pemeriksaan Fisik a. Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang mengalami dislokasi b. Tampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang mengalami dislokasi c. Adanya nyeri tekan pada daerah dislokasi d. Tampak adanya lebam pad dislokasi sendi b. pengkajian psikososial Kaji bagaimana pola interaksi klien terhadap orang – orang disekitarnya seperti hubungannya dengan keluarga, teman dekat, dokter, maupun dengan perawat. c. pemeriksaan penunjang
  • 14. 14 pemeriksaan laboratorium dasar, pemeriksaan kimia darah, hitung sel darah lengkap, penentuan golongan darah dan uji silang, hitung trombosit, urinalisasi,dan penentuan gula darh, BUM dan elektrolit Klasifikasi Data  Data subjektif Klien mengatakan nyeri apabila beraktivitas Klien mengatakan nyeri seperti ditekan benda berat Klien mengatakan terjadi kekauan pada sendi Klien mengatakan adanya nyeri pada sendi Klien mengatakan sangat lemas Klien bertanya-tanya tentang keadaannya Klien mengatakan susah bergerak Klien mengatakan cemas Klien mengatakan merasa malu dengan keadaanya  Data objektif Klien nampak lemas Wajah nampak meringis Keterbatasan mobilitas Skala nyeri 3 (0-5) Klien nampak cemas Analisa Data Symptom Etiologi Problem DS : Klien mengatakan nyeri apabila beraktivitas Klien mengatakan nyeri seperti ditekan benda berat Klien mengatakan Adanya trauma Pergeseran frakmen tulang Terputusnya kontinuitas tulang Nyeri Nyeri
  • 15. 15 adanya nyeri pada sendi DO : Wajah Nampak meringis Skala nyeri 3 (0-5) Pembengkakan local DS : Klien mengatakan sangat lemas Klien mengatakan susah bergerak Klien mengatakan terjadi kekauan pada sendi DO : Klien nampak lemas Keterbatasan mobilitas Adanya trauma Pergeseran frakmen tulang Terputusnya kontinuitas tulang Nyeri Kerusakan mobilitas fisik Gangguan mobilitas fisik DS : Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya DO : Klien nampak cemas Kurang terpaparnya informasi Kurang pengetahuan Ansietas Ansietas
  • 16. 16 2. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran sendi ditandai dengan : DS : - Klien mengatakan nyeri apabila beraktivitas - Klien mengatakan nyeri seperti ditekan benda berat - Klien mengatakan adanya nyeri pada sendi DO : - Wajah nampak meringis - Skala nyeri 3 (0-5) - Pembengkakan local 2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan cidera jaringan sekitar sendi, ditandai dengan: DS : - Klien mengatakan sangat lemas - Klien mengatakan susah bergerak - Klien mengatakan terjadi kekauan pada sendi DO : - Klien nampak lemas - Keterbatasan mobilitas 3. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan ditandai dengan: DS : - Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya DO : - Klien nampak cemas 3. RENCANA KEPERAWATAN No Rencana Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional 1. Tupan: Setelah diberiakn tindakan keperawatan  Kaji lokasi dan skala nyeri  Untuk menentukan rencana
  • 17. 17 selama 7 hari nyeri teratasi. Tupen: Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari nyeri berangsur-angsur membaik dengan kriteria hasil:  Klien mengatakan nyerinya berkurang  Ekspresi wajah tenang  Observasi TTV  Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi  Berika obat analgesic sesuai indikasi yang tepat  Untuk mengetahui perkembangan pasien  Untuk mengalihkan perhatian agar pasien tidak terfokus pada nyeri.  Membantu mengurangi nyeri. 2. Tupan: Setelah diberiakn tindakan keperawatan selama 5 hari kerusakan mobilitas fisik teratasi. Tupen: Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2 hari kerusakan mobilitas fisik berangsur-angsur membaik dengan kriteria hasil:  Pasien dapat melakukan aktivitas kembali  Dapat mempertahankan Kaji kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional pada kerusakan yang terjadi.  Monitor fungsi motorik dan sensorik setiap hari  Lakukan latihan ROM secara pasif.  Ganti posisi tiap 2 jam sekali  Observasi keadaan kulit  Berikan perawatan kulit dengan cermat seperti massage dan memberi pelembab ganti linen atau Mengidentifikasi masalah utama terjadinya gangguan mobilitas fisik.  Menentukan kemampuan mobilisasi  Mencegah terjadinya kontraktur.  Penekanan terus-menerus menimbulkan dekubitus.  Mencegah secara dini dekubitus.  Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit dan menurunkan dekubitus.
  • 18. 18 gerakan sendi secara maksimal pakaian yang basah.  Koordinasikan aktivitas dengan ahli physioterapi.  Kolaborasi penanganan physiotherapy. 3. Tupan: Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari ansietas teratasi Tupen: Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari ansietas berangsur-angsur teratasi kriteria: - Klien memahami penyakitnya  Observasi tingkat kecemasan keluarga  Beri kesempatan pada keluarga untuk mendiskusikan tentang penyakit klien  Beri penjelasan tentang penyakit klien pada keluarga  Sebagai dasar untuk menentukan rencana tindakan selanjutnya  Membuat keluarga lebih memahami tentang kondisi klien  Menambah pengetahuan keluarga, sehingga mengurangi ansietas
  • 19. 19 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Dislokasi disebabkan oleh 1. Tidak diketahui 2. Faktor predisposisi a. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir. b. Trauma akibat kecelakaan. c. Trauma akibat pembedahan ortopedi d. Terjadi infeksi disekitar sendi. B. Saran Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan askep ini kedepannya.
  • 20. 20 DAFTAR PUSTAKA Kapita Selekta Kedokteran, edisi Kedua Editor Junaedi Purnawan dan Kawan- Kawan, Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, 1982. Nursing Care Plans: Guidelines For Planning And Documenting Patient Care, edisiketiga, Alih Bahasa: I Made Kariasa, SKp. Dan Ni Made Sumarwati, SKp. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2000. Satriaperwira. Wordpress. com/dislokasi