SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
ASUHAN KEPERAWATAN
LUKA BAKAR
I.

KONSEP DASAR
A. Definisi
Luka bakar adalah merupakan kerusakan jaringan yang disebabkab oleh :
-

Panas, cairan, uap, api

-

Bahan kimia

-

Listrik

-

Radiasi matahari

-

Friksi / gesekan

B. Patofisiologi
Patofisiologi luka bakar adalah :
Sel darah merah

Laju metabolik

Anemia

Glukoneogenesis
Glukogenolisis

Kebutuhan O2
Aldostaron
depresan

Sekresi

LUKA BAKAR
MAYOR

Faktor

Adrenal
miokard
Kehilangan
Pelepasan katekolamin

H2 O

Insufisiensi
Miokard
Aliran
Ke ginjal

Vasokonstriksi

Hipovolemia
Curah

Retensi Na +

LFG
Gagal ginjal

jantung
Aliran ke limpa
Hipoksia hepatik

Asidosis
Kehilangan K +
Gagal hepar
C. Klasifikasi Luka Bakar
1. Kedalaman / karateristik luka bakar
Karakteristik luka bakar ( Dari Smeltzer & Bare Brunner and
Suddarth`s Text book of medical surgical nursing, ed.8, Philadelphia
1997,Lippincott)
Kedalaman
Ketebalan
Superfisial
( Derajad 1)

Ketebalan
Partial
Superfisial
( Derajad II A )
Ketebalan
Partial
Dermal
Dalam
(Derajad IIB)
Ketebalan
Penuh
(Derajad III)

Jaringan
Yg terkena
Kerusakan
Epitel
Minimal

Penyebab
Yg lazim
Sinar
Matahari

Epidermis,
Dermis
Minimal

Kilat; cairan
Hangat

Keseluruhan
Epidermis
Sebagian
Dermis

Benda
Panas
Nyala
Api
Cedera
Radiasi

Karakteristik

Nyeri

Penyembuhan

Kering; tidak
adalepu;
merah – pink
Memutih
Dengan
tekanan

Nyeri

Sekitar 5 hari

Basah; pink
Atau merah
Lepuh
Sebagian
Memutih

Nyeri;
Hiper
estetik

Sekitar 21 hari
Jaringan parut
Minimal

Kering
Pucat
Berlilin
Tidak
Memutih

sensitif
terhadap
tekanan

Berkepanja
ngan
membentuk
Jarungan
Hipertrofik
Pembentukan
kontraktur

Semua yang
Diatas dan
Bagian lemak
subkutan
dapat
mengenai
jaringan ikat
otot tulang

Nyala api
yang
berkepanja
ngan, listrik,
kimia dan
uap panas

Kulit
terkelupas,
avaskular,
pucat, kuning
sampai
cokelat

sedikit
nyeri

Tidak dapat berregenera- si
sendiri,
Membutuhkan
tandur kulit

2. Lokasi luka bakar.
Luka bakar pada kepala, leher, dan dada sering kali mempunyai kaitan
dengan komplikasi pulmonal. Luka bakar yang mengenai wajah sering
menyebabkan abrasi kornea. Luka bakar pada telinga membuat mudah
terserang kondritis aurikular dan rentang terhadap infeksi serta
kehilangan jaringan lebih lanjut. Luka bakar pada tangan dan persendian
sering membutuhkan terapi fisik dan akupasi yang lama dan
memberikan dampak kehilangan waktu untuk berkerja dan / atau
kecacatatan fisik menetap serta kehilangan pekerjaan. Luka bakar pada
area perineal membuat mudah terserang infeksi akibat autokontaminasi
oleh urine dan fese. Luka bakar sirkumferensial ekstremitas dapat
menyebabkan efek seperti penebalan pembuluh darah dan mengarah
pada gangguan faskular distal. Luka bakar sirkumferensial toraks dapat
mengarah pada inadekuat ekspansi dinding dada dan insufisiensi
pulmonal.
3. Ukuran / Luas Luka Bakar
Metoda Rule of Nine untuk menentukan persentase luas permukaan
tubuh yang mengalami cedera luka bakar
 kepala
9%
 Ekstremitas atas kanan 9%
 Ekstremitas atas kiri
9%
 Torso
36%
 Perineum
1%
 Ekstremitas bawah kanan 18%
 Ekstremitas bawah kiri
18%
Total
100%

A : setengah kepala
B: setengah paha
C: setengah tungkai bawah

Lahir
9½%
2¾%
2½%

1 tahun
8 ½%
3¼%
2½%

5 tahun
6½%
4%
2¾%

10 tahun
5½%
4 ¼%
3%

15 tahun
4 ½%
4½%
3¼%

Dewasa
3 ½%
4¾%
3½%

D. Penatalaksana
1. Penatalaksanan terapy cairan yamg adequat
Rumus pemberian therapi cairan menurut formula Parland
Cairan ringer lactat ( RL ) 4 ml / kg BB / % luka bakar pada 24 jam
pertama.
Keterangan :
Pada 8 jam I diberikan ½ dari kebutuhan cairan.
Pada 8 jam II diberikan ¼ dari kebutuhan cairan.
Pada 8 jam III diberikan sisanya.
Contoh :
BB pasien 50 kg, luas luka bakar : 40 % maka kebutuhan cairan
pasien adalah 4 X 50 X 40 = 8.000 ml diberikan dengan pembagian :
1. 8 jam I diberikan 4.000 ml.
2. 8 jam II diberikan 2.000 ml.
3. 8 jam III diberikan 2.000 ml.
2. Perawatan luka secara tepat
3. Pemberian terapi antibiotika
4. Pengananan nyeri yang adekuat.
II.

Asuhan Keperawatan.
A. Pengkajian.
1.

Riwayat Keparawatan.
Riwayat Kejadian Luka Bakar.

D A T A
Waktu dan tempat penyebab

INFORMASI YANG DIPERLUKAN
Pukul ? : dirumah / ditempat kerja
Faktor
predisposisi
Sumber panas
/ agen
Lamanya
terkena
Temperatur
agen
Ruangan :
terbuka/tertutup
Gambaran
rinci kejadian luka bakar
Karena
kecalakaan / kelalaian / disengaja
Penyebab :
diri sendiri/ orang lain
Adanya
pengarug obat / alkohol

Situasi saat kejadian

2.

Data Subjektif.


Usia korban.



Riwayat kesehatan.
-

Penyakit yang pernah diderita.

-

Imunisasi yang pernah didapat.



Apakah ada cedera yang bersamaan.



Nyeri pada daerah luka bakar.

3.

Data Objektif.


Prosentase luas permukaan tubuh yang terbakar.


Kedalaman luka bakar.



Letak anatomis luka bakar.



Kulit tampak kemerahan, gelembung.



Edema.



Suhu tubuh bervariasi.



Taki kardia.

4.

Laboratorium :
Nilai laboratorium normal dan perubahan pasca luka bakar.
Sumber : Ignatavicius D & Bayn Marlyn : Medical surgical Nursing; A

Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan serum
Hemoglobin

Nilai
normal

Perubahan pasca
Luka bakar

peyebab

12-15 g/dL (P)
14-16 g/ dL (L)
37-45 % ( P )
45-50 % ( L )
5-15 mg / dL
60-100 mg / dL

Meningkat

Kehilangan vol.cairan

Meningkat

Kehilangan vol.cairan

Meningkat
Meningkat

Kehilangan vol.cairan
Respons stres

136-145 mEq /L

Meningkat

Kalium

3,5-5,0 mEq / L

Meningkat

Klorida

96 – 106 mEq / L

Meningkat

Kehilangan vol. Cairan
dan gangguan Na-K
Gangguan pompa Na –K
kerusakan jaringan,
hemolisis sel sel darah
merah
Kehilangan vol cairan
dan resorpsi Ci dalam
urine

Analisa gas darah
PO2
PCO2
PH
Karboksihenmoglobin

80 – 100 mmHg
32 – 45 mmHg
7,34 – 7,45
0

Normal

Protein total

6,0 – 8,0 g /dl

Rendah

Albumin

3,5 –50 g / d;

Rendah

Hematokrit
Nitrogen Urea
Glukosa
Elektrolit :
Natrium

Rendah
Meningkat

Asidesis acetabolik
Inhalasi asap rokok dan
karbon monoksida
Kehilangan protein yg
keluar melalui luka
Kehilangan protein
melalui luka dan
membran vascular
karena peningkatan
permeabilitas

Nursing Process Approach Philadelphia, 1991 WB Saunders.

B.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.

Resiko tinggi kekurangan Volume cairan elektrolit berhubungan
dengan rusaknya jaringan kulit akibat luka bakar. Hasil yang diharapkan
pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan tidak
adanya tanda tanda dehidrasi.

INTERVENSI KEPERAWATAN :
1. Kaji dan catat luas dan dalamnya luka bakar.
2. Kaji dan catat turgor kulit.
3. Pantau dan catat tanda tanda vital tiap 2 jam.
4. Pantau dan catat masukan dan keluarnya cairan ( Balance cairan yang
cermat ) tiap 2 jam.
5. Motivasi pasien untuk banyak minum.
6. Siapkan minuman yang banyak dekat pasien K/P.
7. Dapatkan berat badan masuk dan timbang berat badan tiap hari kalau
memungkinkan.
8. Beri pengganti cairan IV dan eletrolit dengan kaloborasi dokter.
9. Monitor hasil elektrolit serum dan hemotokrit.
EVALUASI :
Dengan resusitasi cairan yang adekuat keseimbangan cairan diperkirakan
tercapai dalam waktu 24 – 46 jam dengan ditandai :


Turgor kulit kenyal dan elastis.



Tanda tanda vital dalam batas normal.



Tidak terjadi sianosis.



Pasien tenang dan tidak gelisah.



Intake – output seimbang ( Produksi urine > 30 cc /
menit ).
Laboratorium dalam batas normal : ( HT. Darah



normal 37 – 40 % ).
2.

Gangguan Pertukaran Gas, berhubungan dengan keracunan
karbonmonosida, keracunan asap, panas yang mengakibatkan kerusakan
paru paru.
Hasil yang diharapkan pemeliharaan oksigenasi jaringan adekuat.
INTERVENSI KEPERAWATAN :
1. Kaji pola pernapasan pasien tiap 2 – 3 jam ( Tanda tanda gawat napas,
bunyi, frekwensi, irama, kedalaman napas ).
2. Pantau pasien terhadap tanda hypoksemia.
3. Baringkan pasien dalam posisi fowler bila memungkinkan.
4. Bebaskan pakaian pasien dan perhiasan yang ketat.
5. Berikan terapi O2 sesuai pesanan dokter.
6. Pantau AGD.
7. Siapkan untuk membantu intbasi ETT.
EVALUASI :
1. Frekwensi napas dalam batas normal : 12 – 18 X / Menit
2. Hasil pemeriksaan analisa gas darah dalam batas normal.
3. Tidak terjadi sianosis.
3. Inefektif kebersihan jalan napas berhubungan dengan edema trakheal
pelepasan ( Rontok ) epidermal. Jalan napas dan depresi silarus pulmonal
akibat cidera intalasi.
Hasil yang diharapkan : Jalan napas bersih dan adekuat.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Pertahankan posisi jalan napas : melalui pengaturan posisi pasien yang
tepat, pengisapan sekresi.
2. Pantau tanda tanda vital terutama frekwensi pernapasan
3. Beri O2.
4. Motivasi pasien untuk mobilisasi semampu pasien.
5. Latihan batuk dan napas dalam.
6. Lakukan fisioterapi dada.
7. Lakukan pengisapan lendir kalau diperlukan.
8. Periksa AGD dan situasi O2.
9. Siapakan pasien untuk tindakan trakeostomi ( kolaborasi dengan dokter
)
EVALUASI
Jalan napas klien evektif, bunyi napas bersih, ditandai dengan :


Frekwensi napas dalm batas normal.



Jalan napas tetap paten dengan adanya cedera.
4. Kerusakan Integritas kulit berhungan dengan adanya kerusakan jaringan
Hasil yang diharapkan : Integritas kulit utuh yang ditandai dengan tidak
adanya kemerahan, iritasi, nyeri, dan gatal.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji tingkat kerusakan integritas kulit.
2. Hindari pembalutan yang terlalu lama.
3. Gunakan kassa steril untuk pembalutan.
4. Perawatan luka secara rutin dengan cara steril.
5. Kolaborasi dengan dokter tentang hasil laboratorium pemberian
vitamin.
EVALUASI
Kerusakan kulit mulai berkurang dan tidak meluas ditandai dengan : Tidak
adanya kemarahan, iritasi, nyeri dan gatat.
5. Hypothernia berhubungan dengan kerusakan jaringan epithel dan flaktuasi
suhu udara sekitarnya.
Hasil yang diharapkan : Klien akan tetap normotermik dengan suhu rectal
36 – 37 ° C
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Pantau dan catat suhu rectal tiap 2 – 3 jam.
2. Lakukan perawatan luka dengan cepat dan tepat.
3. Gunakan air untuk mandi dengan air hangat.
4. Gunakan selimut penghangat / lampu penghangat.
5. Jaga agar suhu ruangan tindakan tetap hangat.
6. Balance cairan ( Intake-Output ) yang cermat.
EVALUASI
Pasin tidak mengalami hypotermi yang ditandai :


6.

Masukan dan keluar cairan yang seimbang.
Suhu tubuh pasien tidak kurang dari 36° -37°C.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhungan dengan

intake yang kurang, masukan nutrisi yang baru, peningkatan metabolik
untuk penyembuhan luka.
Hasil yang diharapkan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dan tidak terjadi
penurunan berat badan.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji kebiasaan makan sehari hari / selera makan
2. Dapatkan berat badan sebelum mengalami luka bakar.
3. Timbang berat badan tiap hari kalu memungkinkan.
4. Catat masukan kalori pasien.
5. Berikan diet tinggi protein dan tinggi kalori.
6. Berikan makan dalam porsi kecil tapi sering.
7. Lakuskan oral hygine setiang pergantian dinas.
8. Jadwal pengobatan tidak menggangu waktu makan.
9. Beri istirahat yang cukup sebelum makan jika pasien baru saja
mengalami prosedur pengobatan sebelum makan.
10. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan saat makan.
11. Beri dorongan pada keluarga untuk membawah makan tambahan dari
rumah.
12. Kolaborasi dengan dokter untuk konsultasi gisi.
13. Laksanakan program dokter, metode lain untuk memnuhi kebutuhan
kalori ( Pemberian makan melalui NGT, NPT, nutrisi parenteral total )
vitamin.
EVALUASI
•
•

Pasien menghabiskan makan yang diberikan sesuai program.

•
7.

Kebutuhan kalori dan protein terpenuhi.

Berat badan dalam batas normal.
Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan cedera luka bakar,

pengobatan, kerusakan jaringan.
Hasil yang diharapkan : Rasa nyaman terpenuhi, nyeri berkurang.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji respon pasien terhadap nyeri saat perawatan luka, terapi fisik saat
istirahat.
2. Gunakan skala nyeri untuk mengkaji tingkat nyeri pasien.
3. Observasi tanda tanda vital.
4. Gunakan tekni pengalihan perhatian untuk mengalihkan nyeri.
5. Berikan obat analgetika sebelum melakukan prosedur rawat luka yang
menyakitkan.
6. Jelaskan semua prosedur pada pasien.
7. Ajak pasien berkomunikasi saat memberi perawatan luka atau prosedur
lainnya.
8. Kaji kebutuhan akan obat perena nyeri.
9. Ciptakan lingkungan yang nyaman.
10. Beri posisi tidur yang nyaman sesuai keadaan pasien.
EVALUASI
•

Tingkat nyeri akan menurun sejalan dengan penyembuhan luka
( Skala nyeri menurun ).

•
•
8.

Ekpresi wajah dan posisi tubuh rileks.
Tanda vital ( Pernapasan dan nadi ) dalam batas normal.
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kerusakan barier /

jaringan kulit.
Hasil yang diharapkan : Tidak ada tanda tanda infeksi, suhu tubuh dalam
batas normal .
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Terapkan semua tekni apsepsis pada semua askep perawatan pasien
(cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, ganti sarung
tangan untuk merawat luka yang berbeda ).
2. Monitor / kaji tanda tanda klinis infeksi
3. Monitor perubahan warna pada luka, bau, proses penyembuhan yang
lama perubahan tanda vital.
4. Monitor tanda tanda sepsi ( Takikardi, tensi menurun, demam, sesak
bising usus, perdarahan, bau dari luka).
5. Observasi tanda tanda vital terutama suhu rectal.
6. Jaga agar luka tetap kering atau bersih.
7. Sebelum mengoles krim topikal bersihkan dan bilas luka terlebih
dahulu.
8. Pertahankan lingkungan yang bersih :
•

Tempatkan pasien pada daerah yang tidak banyak orang lalu
lalang.

•

Jangan gunakan peralatan rawat luka yang telah digunakan untuk
pasien lain tampa disterilkan terlebih dahulu.

•

Gunakan masker, sarung tangan steril – scort, penutup kepala saat
merawat pasien.

•

Bersihkan ruangan pasien setiap hari.

9. Pertahankan personal hygiene pasien
10. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian ATS, anti biotik,
laboratorium.
EVALUASI
• Tidak ada tanda tanda infeksi.
• Suhu tubuh dalam keadaan normal.
• Luka bersih dan kering
• Hasil laboratorium dalam batas normal.
9.

Resiko tinggi terjadi kontraktur berhubungan dengan imobilisasi akibat
nyeri, bengkak.
Hasil yang diharapkan : Tidak terjadi kontraktur.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji tingkat kemampuan mobilisasi pada area luka bakar yang
mempunyai kecenderungan untuk terjadi kotraktur.
2. Perhatikan posisi tubuh yang benar saat pasien istirahat ( Ekstermitas
bawah tetap exstensi, ekstermitas atas agak fleksi ).
3. Latihan ROM tiap hari kurang lebih 5 menit setiap 2 – 4 jam.
4. Konsultasi fisioterapi.
EVALUASI
•

Pasien mobilisasi secara bertahap.

•

Pasien mampu melakukan kegiatan sehari hari secara mandiri.

10. Resiko tinggi terjadi perluasan luka bakar berhubungan dengan imobilisasi.
Hasil yang diharapkan : Tidak terjadi perluasan luka bakar.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Cegah cedera tekan dengan memberi bantalan pada bagian yang
menonjol.
2. Lepaskan pakaian / perhiasan yang menggangu / ketat
3. Tinggikan ektremitas untuk menghindari edema.
4. Observasi ektermitas / kulit terhadap tanda tanda penurunan aliran
darah ( Pucat, hitam )
5. Kaji tingkat nyeri saat melakukan ROM aktif
EVALUASI
•

Warna kulit tidak pucat dan kehitaman.

•

Ektermitas tidak edema

11. Kecemasan berhubungan dengan penyakit dan hospitalisasi yang lama
Hasil yang diharapkan : Kecemasan berkurang
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji tingkat kecemasan pasien dan keluarga.
2. Jalin hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga.
3. Dampingi pasien dan keluarga saat dibutuhkan.
4. Beri kesempatan pada pasien dan keluarga untuk mengungkapkan
kecemasan
5. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan.
6. Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk konsultasi dengan
dokter.
7. Beri masukan dari orang lain.
EVALUASI
•

Kecemasan berkurang.

•

Pasien dan keluarga dapat bekerja sama.

•

Tidak gelisa, bisa istirahat.

•

Anak tidak rewel.

12. Kurang pengetahuan tentang perawatan di rumah berhubungan dengan
kurang informasi.
Hasil yang diharapkan : Pengetahuan pasien bertambah.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang perawatan luka
bakar.
2. Beri kesempatan pada pasien dan keluarga untuk bertanya.
3. Libatkan keluarga dan pasien dalam perawatan.
4. Jelaskan pada keluarga dan pasien cara merawat luka bakar yang benar.
5. Anjurkan pada pasien dan keluarga untuk kembali ke dokter / RS bila
ada tanda tanda infeksi.
EVALUASI
•

Pasien dan keluarga dapat menjelaskan / mengungkapkan tentang
perawatan luka dirumah.

•

Pasien dan keluarga dapat merawat luka sendiri selama beberapa hari
sebelum keluar dari RS / pulang.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaCha Cha
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAMas Mawon
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemikgustians
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
askep diabetes melitus
askep diabetes melitusaskep diabetes melitus
askep diabetes melitusSo Ra
 
asuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidasuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidMasben27
 
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - HalusinasiStrategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - HalusinasiYusuf Saktian
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanMeidaElliaPuspita
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIMas Mawon
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiYabniel Lit Jingga
 
Askep Chusing Sindrom
Askep Chusing SindromAskep Chusing Sindrom
Askep Chusing SindromSri Nala
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
 

La actualidad más candente (20)

Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan gea
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
 
Askep thalasemia
Askep thalasemiaAskep thalasemia
Askep thalasemia
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
askep diabetes melitus
askep diabetes melitusaskep diabetes melitus
askep diabetes melitus
 
asuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidasuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroid
 
Askep Luka Bakar
Askep Luka BakarAskep Luka Bakar
Askep Luka Bakar
 
Lp tb paru
Lp tb paruLp tb paru
Lp tb paru
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - HalusinasiStrategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
Askep sle
Askep sleAskep sle
Askep sle
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 
Askep campak
Askep campak Askep campak
Askep campak
 
Askep Chusing Sindrom
Askep Chusing SindromAskep Chusing Sindrom
Askep Chusing Sindrom
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 

Destacado

Destacado (20)

Askep luka bakar asli
Askep luka bakar asliAskep luka bakar asli
Askep luka bakar asli
 
3. perawatan luka AKPER PEMKAB MUNA
3. perawatan luka AKPER PEMKAB MUNA 3. perawatan luka AKPER PEMKAB MUNA
3. perawatan luka AKPER PEMKAB MUNA
 
Penyimpangan kdm gastritis
Penyimpangan kdm gastritisPenyimpangan kdm gastritis
Penyimpangan kdm gastritis
 
Makalah vulnus laceratum
Makalah vulnus laceratumMakalah vulnus laceratum
Makalah vulnus laceratum
 
Makalah vulnus laceratum
Makalah vulnus laceratumMakalah vulnus laceratum
Makalah vulnus laceratum
 
Luka bakar inhalasi
Luka bakar inhalasiLuka bakar inhalasi
Luka bakar inhalasi
 
Askep vulnus luka
Askep vulnus lukaAskep vulnus luka
Askep vulnus luka
 
Pengkajian sistem integumen
Pengkajian sistem integumenPengkajian sistem integumen
Pengkajian sistem integumen
 
Askep pada klien dengan gangguan sistem integumen penyakit allopesia adrogene...
Askep pada klien dengan gangguan sistem integumen penyakit allopesia adrogene...Askep pada klien dengan gangguan sistem integumen penyakit allopesia adrogene...
Askep pada klien dengan gangguan sistem integumen penyakit allopesia adrogene...
 
Bab ii uap artritis gout.pdf
Bab ii uap artritis gout.pdfBab ii uap artritis gout.pdf
Bab ii uap artritis gout.pdf
 
Luka bakar present 2011
Luka bakar present 2011Luka bakar present 2011
Luka bakar present 2011
 
Sistem integumentari(kulit)
Sistem integumentari(kulit)Sistem integumentari(kulit)
Sistem integumentari(kulit)
 
Sistem integumen (1)
Sistem integumen (1)Sistem integumen (1)
Sistem integumen (1)
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
 
Perawatan luka bersih dan kotor
Perawatan luka bersih dan kotorPerawatan luka bersih dan kotor
Perawatan luka bersih dan kotor
 
Wound care new
Wound care newWound care new
Wound care new
 
Anatomi dan fisiologi kulit
Anatomi dan fisiologi kulitAnatomi dan fisiologi kulit
Anatomi dan fisiologi kulit
 
Struktur dan fungsi kulit
Struktur dan fungsi kulitStruktur dan fungsi kulit
Struktur dan fungsi kulit
 
LUKA
LUKALUKA
LUKA
 

Similar a Askep luka bakar

NgEU Burn Management.pptx
NgEU Burn Management.pptxNgEU Burn Management.pptx
NgEU Burn Management.pptxHilda577038
 
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah nanda yudip
 
ASKEP LUKA BAKAR.pdf
ASKEP LUKA BAKAR.pdfASKEP LUKA BAKAR.pdf
ASKEP LUKA BAKAR.pdffujiasmara
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Pengelolaan Obat
Pengelolaan ObatPengelolaan Obat
Pengelolaan ObatvQhy
 
ASKEP PADA PASIEN DENGAN MASALAH LUKA BAKAR
ASKEP PADA PASIEN DENGAN MASALAH LUKA BAKARASKEP PADA PASIEN DENGAN MASALAH LUKA BAKAR
ASKEP PADA PASIEN DENGAN MASALAH LUKA BAKARKEPKNHM
 
Luka Bakar (Combustio) dan Penanganan Pertama .pptx
Luka Bakar (Combustio)  dan Penanganan Pertama .pptxLuka Bakar (Combustio)  dan Penanganan Pertama .pptx
Luka Bakar (Combustio) dan Penanganan Pertama .pptxdrivefoto000
 
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.pptPPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.pptjuniati14
 
Askep luka bakar 2020.1
Askep luka bakar 2020.1Askep luka bakar 2020.1
Askep luka bakar 2020.1IwanHamzah1
 
Asuhan keperawatan pada luka bakar
Asuhan keperawatan pada luka bakarAsuhan keperawatan pada luka bakar
Asuhan keperawatan pada luka bakarocto zulkarnain
 

Similar a Askep luka bakar (20)

NgEU Burn Management.pptx
NgEU Burn Management.pptxNgEU Burn Management.pptx
NgEU Burn Management.pptx
 
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
Asuhan keperawatan TBC dan Instruksi Kerja Transfusi Darah
 
ASKEP LUKA BAKAR.pdf
ASKEP LUKA BAKAR.pdfASKEP LUKA BAKAR.pdf
ASKEP LUKA BAKAR.pdf
 
Asuhan keperawatan sancy
Asuhan keperawatan sancyAsuhan keperawatan sancy
Asuhan keperawatan sancy
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Pengelolaan Obat
Pengelolaan ObatPengelolaan Obat
Pengelolaan Obat
 
Luka_Bakar.pptx
Luka_Bakar.pptxLuka_Bakar.pptx
Luka_Bakar.pptx
 
ASKEP PADA PASIEN DENGAN MASALAH LUKA BAKAR
ASKEP PADA PASIEN DENGAN MASALAH LUKA BAKARASKEP PADA PASIEN DENGAN MASALAH LUKA BAKAR
ASKEP PADA PASIEN DENGAN MASALAH LUKA BAKAR
 
Luka Bakar (Combustio) dan Penanganan Pertama .pptx
Luka Bakar (Combustio)  dan Penanganan Pertama .pptxLuka Bakar (Combustio)  dan Penanganan Pertama .pptx
Luka Bakar (Combustio) dan Penanganan Pertama .pptx
 
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.pptPPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
Askep luka bakar 2020.1
Askep luka bakar 2020.1Askep luka bakar 2020.1
Askep luka bakar 2020.1
 
luka bakar.pptx
luka bakar.pptxluka bakar.pptx
luka bakar.pptx
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
PULMONOLOGI.pptx
PULMONOLOGI.pptxPULMONOLOGI.pptx
PULMONOLOGI.pptx
 
12 Thermal Trauma / Luka Bakar
12 Thermal Trauma / Luka Bakar12 Thermal Trauma / Luka Bakar
12 Thermal Trauma / Luka Bakar
 
Askep oksigenasi 2011
Askep oksigenasi 2011Askep oksigenasi 2011
Askep oksigenasi 2011
 
Syok septik pure
Syok septik pureSyok septik pure
Syok septik pure
 
Askep ventilasi mekanik
Askep  ventilasi mekanikAskep  ventilasi mekanik
Askep ventilasi mekanik
 
Asuhan keperawatan pada luka bakar
Asuhan keperawatan pada luka bakarAsuhan keperawatan pada luka bakar
Asuhan keperawatan pada luka bakar
 

Más de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Más de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Askep luka bakar

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR I. KONSEP DASAR A. Definisi Luka bakar adalah merupakan kerusakan jaringan yang disebabkab oleh : - Panas, cairan, uap, api - Bahan kimia - Listrik - Radiasi matahari - Friksi / gesekan B. Patofisiologi Patofisiologi luka bakar adalah : Sel darah merah Laju metabolik Anemia Glukoneogenesis Glukogenolisis Kebutuhan O2 Aldostaron depresan Sekresi LUKA BAKAR MAYOR Faktor Adrenal miokard Kehilangan Pelepasan katekolamin H2 O Insufisiensi Miokard Aliran Ke ginjal Vasokonstriksi Hipovolemia Curah Retensi Na + LFG Gagal ginjal jantung Aliran ke limpa Hipoksia hepatik Asidosis Kehilangan K + Gagal hepar
  • 2. C. Klasifikasi Luka Bakar 1. Kedalaman / karateristik luka bakar Karakteristik luka bakar ( Dari Smeltzer & Bare Brunner and Suddarth`s Text book of medical surgical nursing, ed.8, Philadelphia 1997,Lippincott) Kedalaman Ketebalan Superfisial ( Derajad 1) Ketebalan Partial Superfisial ( Derajad II A ) Ketebalan Partial Dermal Dalam (Derajad IIB) Ketebalan Penuh (Derajad III) Jaringan Yg terkena Kerusakan Epitel Minimal Penyebab Yg lazim Sinar Matahari Epidermis, Dermis Minimal Kilat; cairan Hangat Keseluruhan Epidermis Sebagian Dermis Benda Panas Nyala Api Cedera Radiasi Karakteristik Nyeri Penyembuhan Kering; tidak adalepu; merah – pink Memutih Dengan tekanan Nyeri Sekitar 5 hari Basah; pink Atau merah Lepuh Sebagian Memutih Nyeri; Hiper estetik Sekitar 21 hari Jaringan parut Minimal Kering Pucat Berlilin Tidak Memutih sensitif terhadap tekanan Berkepanja ngan membentuk Jarungan Hipertrofik Pembentukan kontraktur Semua yang Diatas dan Bagian lemak subkutan dapat mengenai jaringan ikat otot tulang Nyala api yang berkepanja ngan, listrik, kimia dan uap panas Kulit terkelupas, avaskular, pucat, kuning sampai cokelat sedikit nyeri Tidak dapat berregenera- si sendiri, Membutuhkan tandur kulit 2. Lokasi luka bakar. Luka bakar pada kepala, leher, dan dada sering kali mempunyai kaitan dengan komplikasi pulmonal. Luka bakar yang mengenai wajah sering menyebabkan abrasi kornea. Luka bakar pada telinga membuat mudah terserang kondritis aurikular dan rentang terhadap infeksi serta kehilangan jaringan lebih lanjut. Luka bakar pada tangan dan persendian sering membutuhkan terapi fisik dan akupasi yang lama dan memberikan dampak kehilangan waktu untuk berkerja dan / atau kecacatatan fisik menetap serta kehilangan pekerjaan. Luka bakar pada
  • 3. area perineal membuat mudah terserang infeksi akibat autokontaminasi oleh urine dan fese. Luka bakar sirkumferensial ekstremitas dapat menyebabkan efek seperti penebalan pembuluh darah dan mengarah pada gangguan faskular distal. Luka bakar sirkumferensial toraks dapat mengarah pada inadekuat ekspansi dinding dada dan insufisiensi pulmonal. 3. Ukuran / Luas Luka Bakar Metoda Rule of Nine untuk menentukan persentase luas permukaan tubuh yang mengalami cedera luka bakar  kepala 9%  Ekstremitas atas kanan 9%  Ekstremitas atas kiri 9%  Torso 36%  Perineum 1%  Ekstremitas bawah kanan 18%  Ekstremitas bawah kiri 18% Total 100% A : setengah kepala B: setengah paha C: setengah tungkai bawah Lahir 9½% 2¾% 2½% 1 tahun 8 ½% 3¼% 2½% 5 tahun 6½% 4% 2¾% 10 tahun 5½% 4 ¼% 3% 15 tahun 4 ½% 4½% 3¼% Dewasa 3 ½% 4¾% 3½% D. Penatalaksana 1. Penatalaksanan terapy cairan yamg adequat Rumus pemberian therapi cairan menurut formula Parland Cairan ringer lactat ( RL ) 4 ml / kg BB / % luka bakar pada 24 jam pertama. Keterangan : Pada 8 jam I diberikan ½ dari kebutuhan cairan. Pada 8 jam II diberikan ¼ dari kebutuhan cairan. Pada 8 jam III diberikan sisanya. Contoh : BB pasien 50 kg, luas luka bakar : 40 % maka kebutuhan cairan pasien adalah 4 X 50 X 40 = 8.000 ml diberikan dengan pembagian : 1. 8 jam I diberikan 4.000 ml. 2. 8 jam II diberikan 2.000 ml.
  • 4. 3. 8 jam III diberikan 2.000 ml. 2. Perawatan luka secara tepat 3. Pemberian terapi antibiotika 4. Pengananan nyeri yang adekuat. II. Asuhan Keperawatan. A. Pengkajian. 1. Riwayat Keparawatan. Riwayat Kejadian Luka Bakar. D A T A Waktu dan tempat penyebab INFORMASI YANG DIPERLUKAN Pukul ? : dirumah / ditempat kerja Faktor predisposisi Sumber panas / agen Lamanya terkena Temperatur agen Ruangan : terbuka/tertutup Gambaran rinci kejadian luka bakar Karena kecalakaan / kelalaian / disengaja Penyebab : diri sendiri/ orang lain Adanya pengarug obat / alkohol Situasi saat kejadian 2. Data Subjektif.  Usia korban.  Riwayat kesehatan. - Penyakit yang pernah diderita. - Imunisasi yang pernah didapat.  Apakah ada cedera yang bersamaan.  Nyeri pada daerah luka bakar. 3. Data Objektif.  Prosentase luas permukaan tubuh yang terbakar.
  • 5.  Kedalaman luka bakar.  Letak anatomis luka bakar.  Kulit tampak kemerahan, gelembung.  Edema.  Suhu tubuh bervariasi.  Taki kardia. 4. Laboratorium : Nilai laboratorium normal dan perubahan pasca luka bakar. Sumber : Ignatavicius D & Bayn Marlyn : Medical surgical Nursing; A Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan serum Hemoglobin Nilai normal Perubahan pasca Luka bakar peyebab 12-15 g/dL (P) 14-16 g/ dL (L) 37-45 % ( P ) 45-50 % ( L ) 5-15 mg / dL 60-100 mg / dL Meningkat Kehilangan vol.cairan Meningkat Kehilangan vol.cairan Meningkat Meningkat Kehilangan vol.cairan Respons stres 136-145 mEq /L Meningkat Kalium 3,5-5,0 mEq / L Meningkat Klorida 96 – 106 mEq / L Meningkat Kehilangan vol. Cairan dan gangguan Na-K Gangguan pompa Na –K kerusakan jaringan, hemolisis sel sel darah merah Kehilangan vol cairan dan resorpsi Ci dalam urine Analisa gas darah PO2 PCO2 PH Karboksihenmoglobin 80 – 100 mmHg 32 – 45 mmHg 7,34 – 7,45 0 Normal Protein total 6,0 – 8,0 g /dl Rendah Albumin 3,5 –50 g / d; Rendah Hematokrit Nitrogen Urea Glukosa Elektrolit : Natrium Rendah Meningkat Asidesis acetabolik Inhalasi asap rokok dan karbon monoksida Kehilangan protein yg keluar melalui luka Kehilangan protein melalui luka dan membran vascular karena peningkatan permeabilitas Nursing Process Approach Philadelphia, 1991 WB Saunders. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resiko tinggi kekurangan Volume cairan elektrolit berhubungan dengan rusaknya jaringan kulit akibat luka bakar. Hasil yang diharapkan
  • 6. pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan tidak adanya tanda tanda dehidrasi. INTERVENSI KEPERAWATAN : 1. Kaji dan catat luas dan dalamnya luka bakar. 2. Kaji dan catat turgor kulit. 3. Pantau dan catat tanda tanda vital tiap 2 jam. 4. Pantau dan catat masukan dan keluarnya cairan ( Balance cairan yang cermat ) tiap 2 jam. 5. Motivasi pasien untuk banyak minum. 6. Siapkan minuman yang banyak dekat pasien K/P. 7. Dapatkan berat badan masuk dan timbang berat badan tiap hari kalau memungkinkan. 8. Beri pengganti cairan IV dan eletrolit dengan kaloborasi dokter. 9. Monitor hasil elektrolit serum dan hemotokrit. EVALUASI : Dengan resusitasi cairan yang adekuat keseimbangan cairan diperkirakan tercapai dalam waktu 24 – 46 jam dengan ditandai :  Turgor kulit kenyal dan elastis.  Tanda tanda vital dalam batas normal.  Tidak terjadi sianosis.  Pasien tenang dan tidak gelisah.  Intake – output seimbang ( Produksi urine > 30 cc / menit ). Laboratorium dalam batas normal : ( HT. Darah  normal 37 – 40 % ). 2. Gangguan Pertukaran Gas, berhubungan dengan keracunan karbonmonosida, keracunan asap, panas yang mengakibatkan kerusakan paru paru. Hasil yang diharapkan pemeliharaan oksigenasi jaringan adekuat.
  • 7. INTERVENSI KEPERAWATAN : 1. Kaji pola pernapasan pasien tiap 2 – 3 jam ( Tanda tanda gawat napas, bunyi, frekwensi, irama, kedalaman napas ). 2. Pantau pasien terhadap tanda hypoksemia. 3. Baringkan pasien dalam posisi fowler bila memungkinkan. 4. Bebaskan pakaian pasien dan perhiasan yang ketat. 5. Berikan terapi O2 sesuai pesanan dokter. 6. Pantau AGD. 7. Siapkan untuk membantu intbasi ETT. EVALUASI : 1. Frekwensi napas dalam batas normal : 12 – 18 X / Menit 2. Hasil pemeriksaan analisa gas darah dalam batas normal. 3. Tidak terjadi sianosis. 3. Inefektif kebersihan jalan napas berhubungan dengan edema trakheal pelepasan ( Rontok ) epidermal. Jalan napas dan depresi silarus pulmonal akibat cidera intalasi. Hasil yang diharapkan : Jalan napas bersih dan adekuat. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Pertahankan posisi jalan napas : melalui pengaturan posisi pasien yang tepat, pengisapan sekresi. 2. Pantau tanda tanda vital terutama frekwensi pernapasan 3. Beri O2. 4. Motivasi pasien untuk mobilisasi semampu pasien. 5. Latihan batuk dan napas dalam. 6. Lakukan fisioterapi dada. 7. Lakukan pengisapan lendir kalau diperlukan. 8. Periksa AGD dan situasi O2. 9. Siapakan pasien untuk tindakan trakeostomi ( kolaborasi dengan dokter ) EVALUASI Jalan napas klien evektif, bunyi napas bersih, ditandai dengan :  Frekwensi napas dalm batas normal.  Jalan napas tetap paten dengan adanya cedera.
  • 8. 4. Kerusakan Integritas kulit berhungan dengan adanya kerusakan jaringan Hasil yang diharapkan : Integritas kulit utuh yang ditandai dengan tidak adanya kemerahan, iritasi, nyeri, dan gatal. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Kaji tingkat kerusakan integritas kulit. 2. Hindari pembalutan yang terlalu lama. 3. Gunakan kassa steril untuk pembalutan. 4. Perawatan luka secara rutin dengan cara steril. 5. Kolaborasi dengan dokter tentang hasil laboratorium pemberian vitamin. EVALUASI Kerusakan kulit mulai berkurang dan tidak meluas ditandai dengan : Tidak adanya kemarahan, iritasi, nyeri dan gatat. 5. Hypothernia berhubungan dengan kerusakan jaringan epithel dan flaktuasi suhu udara sekitarnya. Hasil yang diharapkan : Klien akan tetap normotermik dengan suhu rectal 36 – 37 ° C INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Pantau dan catat suhu rectal tiap 2 – 3 jam. 2. Lakukan perawatan luka dengan cepat dan tepat. 3. Gunakan air untuk mandi dengan air hangat. 4. Gunakan selimut penghangat / lampu penghangat. 5. Jaga agar suhu ruangan tindakan tetap hangat. 6. Balance cairan ( Intake-Output ) yang cermat. EVALUASI Pasin tidak mengalami hypotermi yang ditandai :   6. Masukan dan keluar cairan yang seimbang. Suhu tubuh pasien tidak kurang dari 36° -37°C. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhungan dengan intake yang kurang, masukan nutrisi yang baru, peningkatan metabolik untuk penyembuhan luka. Hasil yang diharapkan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dan tidak terjadi penurunan berat badan.
  • 9. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Kaji kebiasaan makan sehari hari / selera makan 2. Dapatkan berat badan sebelum mengalami luka bakar. 3. Timbang berat badan tiap hari kalu memungkinkan. 4. Catat masukan kalori pasien. 5. Berikan diet tinggi protein dan tinggi kalori. 6. Berikan makan dalam porsi kecil tapi sering. 7. Lakuskan oral hygine setiang pergantian dinas. 8. Jadwal pengobatan tidak menggangu waktu makan. 9. Beri istirahat yang cukup sebelum makan jika pasien baru saja mengalami prosedur pengobatan sebelum makan. 10. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan saat makan. 11. Beri dorongan pada keluarga untuk membawah makan tambahan dari rumah. 12. Kolaborasi dengan dokter untuk konsultasi gisi. 13. Laksanakan program dokter, metode lain untuk memnuhi kebutuhan kalori ( Pemberian makan melalui NGT, NPT, nutrisi parenteral total ) vitamin. EVALUASI • • Pasien menghabiskan makan yang diberikan sesuai program. • 7. Kebutuhan kalori dan protein terpenuhi. Berat badan dalam batas normal. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan cedera luka bakar, pengobatan, kerusakan jaringan. Hasil yang diharapkan : Rasa nyaman terpenuhi, nyeri berkurang. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Kaji respon pasien terhadap nyeri saat perawatan luka, terapi fisik saat istirahat. 2. Gunakan skala nyeri untuk mengkaji tingkat nyeri pasien. 3. Observasi tanda tanda vital. 4. Gunakan tekni pengalihan perhatian untuk mengalihkan nyeri.
  • 10. 5. Berikan obat analgetika sebelum melakukan prosedur rawat luka yang menyakitkan. 6. Jelaskan semua prosedur pada pasien. 7. Ajak pasien berkomunikasi saat memberi perawatan luka atau prosedur lainnya. 8. Kaji kebutuhan akan obat perena nyeri. 9. Ciptakan lingkungan yang nyaman. 10. Beri posisi tidur yang nyaman sesuai keadaan pasien. EVALUASI • Tingkat nyeri akan menurun sejalan dengan penyembuhan luka ( Skala nyeri menurun ). • • 8. Ekpresi wajah dan posisi tubuh rileks. Tanda vital ( Pernapasan dan nadi ) dalam batas normal. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kerusakan barier / jaringan kulit. Hasil yang diharapkan : Tidak ada tanda tanda infeksi, suhu tubuh dalam batas normal . INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Terapkan semua tekni apsepsis pada semua askep perawatan pasien (cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, ganti sarung tangan untuk merawat luka yang berbeda ). 2. Monitor / kaji tanda tanda klinis infeksi 3. Monitor perubahan warna pada luka, bau, proses penyembuhan yang lama perubahan tanda vital. 4. Monitor tanda tanda sepsi ( Takikardi, tensi menurun, demam, sesak bising usus, perdarahan, bau dari luka). 5. Observasi tanda tanda vital terutama suhu rectal. 6. Jaga agar luka tetap kering atau bersih. 7. Sebelum mengoles krim topikal bersihkan dan bilas luka terlebih dahulu. 8. Pertahankan lingkungan yang bersih :
  • 11. • Tempatkan pasien pada daerah yang tidak banyak orang lalu lalang. • Jangan gunakan peralatan rawat luka yang telah digunakan untuk pasien lain tampa disterilkan terlebih dahulu. • Gunakan masker, sarung tangan steril – scort, penutup kepala saat merawat pasien. • Bersihkan ruangan pasien setiap hari. 9. Pertahankan personal hygiene pasien 10. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian ATS, anti biotik, laboratorium. EVALUASI • Tidak ada tanda tanda infeksi. • Suhu tubuh dalam keadaan normal. • Luka bersih dan kering • Hasil laboratorium dalam batas normal. 9. Resiko tinggi terjadi kontraktur berhubungan dengan imobilisasi akibat nyeri, bengkak. Hasil yang diharapkan : Tidak terjadi kontraktur. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Kaji tingkat kemampuan mobilisasi pada area luka bakar yang mempunyai kecenderungan untuk terjadi kotraktur. 2. Perhatikan posisi tubuh yang benar saat pasien istirahat ( Ekstermitas bawah tetap exstensi, ekstermitas atas agak fleksi ). 3. Latihan ROM tiap hari kurang lebih 5 menit setiap 2 – 4 jam. 4. Konsultasi fisioterapi. EVALUASI • Pasien mobilisasi secara bertahap. • Pasien mampu melakukan kegiatan sehari hari secara mandiri. 10. Resiko tinggi terjadi perluasan luka bakar berhubungan dengan imobilisasi. Hasil yang diharapkan : Tidak terjadi perluasan luka bakar. INTERVENSI KEPERAWATAN
  • 12. 1. Cegah cedera tekan dengan memberi bantalan pada bagian yang menonjol. 2. Lepaskan pakaian / perhiasan yang menggangu / ketat 3. Tinggikan ektremitas untuk menghindari edema. 4. Observasi ektermitas / kulit terhadap tanda tanda penurunan aliran darah ( Pucat, hitam ) 5. Kaji tingkat nyeri saat melakukan ROM aktif EVALUASI • Warna kulit tidak pucat dan kehitaman. • Ektermitas tidak edema 11. Kecemasan berhubungan dengan penyakit dan hospitalisasi yang lama Hasil yang diharapkan : Kecemasan berkurang INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Kaji tingkat kecemasan pasien dan keluarga. 2. Jalin hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga. 3. Dampingi pasien dan keluarga saat dibutuhkan. 4. Beri kesempatan pada pasien dan keluarga untuk mengungkapkan kecemasan 5. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan. 6. Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk konsultasi dengan dokter. 7. Beri masukan dari orang lain. EVALUASI • Kecemasan berkurang. • Pasien dan keluarga dapat bekerja sama. • Tidak gelisa, bisa istirahat. • Anak tidak rewel. 12. Kurang pengetahuan tentang perawatan di rumah berhubungan dengan kurang informasi. Hasil yang diharapkan : Pengetahuan pasien bertambah. INTERVENSI KEPERAWATAN
  • 13. 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang perawatan luka bakar. 2. Beri kesempatan pada pasien dan keluarga untuk bertanya. 3. Libatkan keluarga dan pasien dalam perawatan. 4. Jelaskan pada keluarga dan pasien cara merawat luka bakar yang benar. 5. Anjurkan pada pasien dan keluarga untuk kembali ke dokter / RS bila ada tanda tanda infeksi. EVALUASI • Pasien dan keluarga dapat menjelaskan / mengungkapkan tentang perawatan luka dirumah. • Pasien dan keluarga dapat merawat luka sendiri selama beberapa hari sebelum keluar dari RS / pulang.