Dokumen tersebut membahas tentang perilaku menyimpang secara umum dan menurut para ahli, teori-teori perilaku menyimpang, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang, jenis-jenis dan sifat perilaku menyimpang. Beberapa teori yang dijelaskan antara lain teori labeling, teori sosialisasi, teori pergaulan berbeda, teori anomie, teori psikoanalisis, teori biologis, dan teori kriminologi. Fak
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Perilaku menyimpang
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku secara umum dalam masyarakat sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Teori ini dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang berperilaku
menyimpang karena proses labeling yang diberikan masyarakat kepadanya. Labeling
adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada seseorang. Pada awalnya
seseorang melakukan “penyimpangan primer” karena itu sang pelaku penyimpangan
mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena adanya label tersebut, maka sang
pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan
itupun menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunya
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian di atas dapat kami rumuskan sebagai berikut :
1. Jelaskan pengertian perilaku menyimpang secara umum dan menurut para ahli !
2. Jelaskan teori tentang perilaku menyimpang !
3. Sebutkan faktor-faktor perilaku menyimpang!
4. Sebutkan jenis-jenis perilaku menyimpang !
5. Sebutkan sifat-sifat perilaku menyimpang !
6. Sebutkan bentuk-bentuk perilaku menyimpang sosial !
7. Sebutkan dampak perilaku menyimpang !
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERILAKU MENYIMPANG
1. Secara Umum Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai
dan norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering terjadi dalam kehidupan
kita sehari-hari.
2. Menurut Pendapat Ahli. Berikut menurut pendapat para ahli mengenai perilaku
menyimpang :
a. Paul B.Horton Ia mendevinisikan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku yang
dinyatakan sabagai pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma kelompok ataupun
masyarakat.
b. Bruce J.Cohen Ia berpendapat bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang
tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atu kelompok
tertentu dalam masyarakat.
c. Robert M.Z Lawang Ia menyatakan bahwa perilaku menyimpang adalah semua tindakan
yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan
menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem tersebut untuk memperbaiki
perilaku tersebut.
d. James Vander Sander Ia berpendapat bahwa yang dimaksud perilaku menyimpang
adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh
sejumlah atau sebagian besar orang atau masyarakat.
B. TEORI TENTANG PERILAKU MENYIMPANG
a. Berdasarkan Sudut Pandang Sosiologi
1. Teori Labeling
Teori ini dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang berperilaku
menyimpang karena proses labeling yang diberikan masyarakat kepadanya. Labeling
adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada seseorang. Pada awalnya
seseorang melakukan “penyimpangan primer” karena itu sang pelaku penyimpangan
mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena adanya label tersebut, maka sang
pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan
itupun menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunya.
3. 2. Teori Sosialisasi
Teori Sosialisasi menyatakan bahwa seseorang biasanya menghayati nilai-nilai dan norma-
norma dari bebrapa orang yang dekat dan cocok dengan dirinya. Jadi, bagaimanakah
seseorang menghayati nilai-nilai dan norma-norma sosial sehingga dirinya dapat melahirkan
perilaku menyimpang…...????? Ada dua penjelasan yang dapat di kemukakan. Pertama,
Kebudayaan khusus yang menyimpang, yaitu apabila sebagian besar teman seseorang
melakukan perilaku menyimpang maka orang itu mungkin akan berperilaku menyimpang
juga. Sebagai contoh, beberapa studydi Amerika, menunjukkan bahwa di kampung-
kampung yang berantakan dan tidak terorganisir secara baik, perilaku jahat merupakan pola
perilaku yang normal (wajar).
3. Teori Pergaulan Berbeda ( Differential Association )
Teori ini diciptakan oleh Edwin H. Sutherland dan menurut teori ini penyimpangan
bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang.
Penyimpangan didapatkan dari proses alih budaya (cultural transmission) dan dari proses
tersebut seseorang mempelajari subkebudayaan menyimpangang (deviant subculture).
Contoh teori pergaulan berbeda : perilaku tunasusila, peran sebagai tunasusila dipelajari
oleh seseorang dengan belajar yaitu melakukan pergaulan yang intim dengan para
penyimpang (tunasusila senior) dan kemudian ia melakukan percobaan dengan melakukan
peran menyimpang tersebut.
4. Teori Anomie
Konsep anomie di kembangkangkan oleh seorang sosiologi dari Perancis, Emile Durkheim.
Istilah Anomie dapat diartikan sebagai ketiadaan norma. Konsep tersebut dipakai untuk
menggambarkan suatu masyarakat yang memiliki banyak norma dan nilai yang satu sama
lain saling bertentangan. Suatu mayarakat yang anomis (tanpa norma) tidak mempunyai
pedoman mantap yang dapat dipelajari dan di pegang oleh para anggota masyarakatnya.
Selain Emile Durkheim ada tokoh lain yang mengemukakan tentang teori anomie yaitu
Robert K. Merton, ia mengemukakan bahwa penyimpangan terjadi melalui struktur sosial.
Menurut Merton struktur sosial dapat menghasilkan perilaku yang konformis (sesuai dengan
norma) dan sekaligus perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan. Merton
berpendapat bahwa struktur sosial mengahasilkan tekanan kearah anomie dan perilaku
menyimpang karena adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara
yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Menurut Merton ada lima tipe cara adaptasi individu untuk mencapai tujuan budaya dari
yang wajar sampai menyimpang, yaitu sebagai berikut :
a. Konformitas (Conformity) Konformitas merupakan sikap menerima tujuan budaya dengan
cara mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan oleh masyarakat.
Contoh : seseorang yang ingin menjadi orang kaya berusaha untuk mewujudkannya dengan
menempuh pendidikan tinggi dan bekerja keras.
b. Inovasi (Innovation) Inovasi merupakan sikap menerima secara kritis cara-cara
pencapaian tujuan yang sesuai dengan nilai budaya sambil menempuh cara-cara batu yang
belum biasa atau tidak umum dilakukan.
Contoh : seseorang yang ingin menjadi orang kaya, tetpai kedudukannya di tempat tidak
memungkinkan memperoleh gaji besar, sehingga ia melakukan jalan pintas memperoleh
rasa aman saja.
c. Ritualisme (Ritualism) Ritualisme merupakan sikap menerima cara-cara yang
diperkenalkan secara cultural, namun menolak tujuan-tujuan kebudayaan, sehingga
perbuatan ritualisme berpegang teguh pada kaida-kaidah yang berlaku namun
mengorbankan nilai sosial budaya yang ada.
Contoh : seorang karyawan bekerja tidak untuk memperoleh kekayaan, tetapi hanya
sekedar memperoleh rasa aman saja.
d. Pengasingan Diri (Retreatism) Pengasingan diri merupakan sikap menolak tujuan-tujuan
ataupun cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah menjadi bagian kehidupan masyarakat
ataupun lingkungan sosialnya.
Contoh : para pemabuk dan pemakai narkoba yang seakan-akan berusaha melarikan diri
dari masyarakat dan lingkungan.
e. Pemberontakan (Rebeliion) Pemberontakan merupakan sikap menolak sarana dan
tujuan-tujuan yang disahkan oleh budaya masyarakat dan menggantikan dengan cara yang
baru.
Contoh : kaum pemberontak yang memperjuangkan ideologinya melalui perlawanan
bersenjata. Dari kelima tipe diatas, tipe cara adaptasi konformitaslah yang merupakan
bentuk perilaku yang tidak menyimpang, sedangkan ke-empat tipe adaptasi lainnya
termasuk dalam bentuk perilaku yang menyimpang.
Untuk memperjelas pemahaman anda mengenai tipe cara adaptasi individu menurut
Merton, perhatikan table di bawah ini :
Tipe Cara Adaptasi Tujuan Budaya Cara-Cara yang Melembaga Konformitas Inovasi
Ritualisme Pengasingan diri Pembenrontakan + + - - ± + - + - ±
Keterangan : +: sikap menerima - : penolakan ± : penolakan terhadap nilai-nilai yang berlaku
dan upaya menggantinya dengan nilai-nilai baru.
5. b. Berdasarkan Sudut Pandang Psikologi Seorang tokoh psikolog asal Australia yang
terkenal dengan teori psikoanalisasinyabernama Sigmund Freud (1856-1939) menyatakan
bahwa dalam diri manusia terdapat tiga bagian penting, yaitu berupa hal-hal sebagai berikut:
1. Id, adalah bagian dari yang bersifat tidak sadar, nalurilah, dan mudah terpengaruh oleh
gerak hati.
2. Ego, adalah bagian diri yang bersifat sadar dan rasional yang berfungsi menjaga pintu
kepribadian.
3. Supergo, adalah bagian dari diri yang telah mengabsorbsi (menyerap) nilai-nilai cultural
yang berfungsi sebagai suara hati. Menurut Fried perilaku menyimpang dapat terjadi pada
diri seseorang apabila id terlalu berlebihan sehingga tidak terkontrol dan muncul bersamaan
dengan superegoyang tidak aktif, sementara dalam waktu yang bersamaan ego tidak
berhasil memberikan perimbangan.
c. Berdasarkan Sudut Pandang Biologi Sheldon mengidentifikasikan tipe tubuh menjadi tiga
tipe dasar,yaitu sebagai berikut :
1. Endomorph (bundar, halus, dan gemuk)
2. Mesomorph (berotot dan atletis)
3. Ectomorph (tipis dan kurus) Stiap tipe tubuh mempunyai kecenderungan sifat-sifat
kepribadian.
Contohnya, penjahat pada umumnya bertipe mesomorph. Sedangkan Cesare Lombroso,
seorang kriminologi dari Italia berpendapat bahwa orang jahat memiliki ciri-ciri ukuran
rahang dan tulang pipi panjang, memiliki kelainan pada mata yang khas, tangan dan jari-jari
relative besar, dan susunan gigi abnormal. Adapun tipe pelaku kriminal menurut Casare
Lomboso adal sebagai berikut : “ Teori biologis mendapat banyak kritikan dan diragukam
kebenarannya, sehingga para ilmuwan sosial beranggapan bahwa factor biologis
merupakan factor yang secara relative tidak penting pengaruhnya terhadap penyimpangan
perilaku”.
d. Berdasarkan Sudut Pandang Kriminologi
1. Teori Konflik Berdasarkan teori ini terdapat dua macam konflik, yaitu sebagai berikut : a.
Konflik Budaya Dalam suatu masyarakat dapat terjadi konflik budaya etika dalam
masyarakat tersebut terdapat sejumlah kebudayaan khusus dimana setiap kebudayaan
khusus tersebut cenderung tertutup sehingga mengurangi kemungkinan adanya
kesepakatan nilai. Sejumlah norma yang bersumber dari kebudayaan khusus yang berbeda
saling bertentangan antara satu dengan yang lainnya dan dapat menimbulkan kondisi
anomie.
6. b. Konflik Kelas Sosial Konflik kelas sosial dapat terjadi di masyarakat ketika suatu
kelompok membuat peraturan sendiri untuk melindungi kepentingan, sehingga terjadilah
eksploitasi kelas atas terhadap kelas bawah. Orang-orang yang menentang hak-hak
istimewa kelas atas dianggap berperilaku menyimpang dan di cap sebagai penjahat.
2. Teori Pengendalian Teori pengendalian beranggapan bahwa masyarakat sebenarnya
mmiliki kesepakatan tentang nilai-nilai tertentu yang menjadi dasar suatu perilaku dapat
dikatakan menyimpang atau tidak. Pengendalian itu mencangkup dua bentuk, yaitu
pengendalian dari dalam dan pengendalian dari luar.
Pengendalian dari dalam berupa norma yang dihayati dan nilai yang dipelajari oleh
seseorang melalui proses sosialisasi.
Contohnya, nilai-nilai dan norma sosial yang diperoleh dari lembaga keluarga, lembaga
sekolah dan masyarakat yang mengharuskannya untuk menghormati sesame manusia.
Pengendalian dari luar adalah imbalan sosial terhadap kepatuhan dan sanksi yang diberikan
kepada setiap tindak penyimpangan atau pelanggaran nilai dan norma dominan. Misalnya,
jika seseorang melanggar norma pergaulan sosial maka ia akan dijatuhi sanksi oleh
masyarakatnya.
C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MENYIMPANG
Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seseorang tidak terjadi begitu saja tanpa ada
sebab-sebab yang menyertainya, karena perilaku menyimpang berkembang melalui suatu
periode waktu-waktu tertentu sebagai hasil dari serangkaian tahapan interaksisosial dan
adanya kesempatan untuk berperilaku menyimpang.
Adapun sebab atau faktor-faktor terjadinya perilaku menyimpang antara lain yaitu :
a. Hasil Sosialisasi yang Tidak Sempurna ( Ketidaksanggupan Menyerap Norma-Norma
Kebudayaan) Apabila proses sosialisasi tidak sempurna, maka dapat melahirkan suatu
perilaku menyimpang. Proses sosialisasi tidak sempurna terjadi karena nilai-nilai atau
norma-norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi yang
dijalankan, sehingga seseorang tidak memprhitungkan resiko yang terjadi apabila ia
melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku.
Contoh perilaku menyimpang akibat ketidaksempurnaan proses sosialisasi dalam keluarga,
bahwa anak-anak yang melakukan kejahatan cenderung berasal dari keluarga yang
retak/rusak, artinya ia mengalami ketiksempurnaan dalam proses sosialisasi dalm
keluarganya.
7. b. Proses Belajar yang Menyimpang Proses belajar ini terjadi karena melalui interaksi sosial
dengan orang lain terutama dengan orang-orang yang memiliki perilaku menyimpang dan
sudah berpengalaman dalam hal menyimpang.
c. Ketegangan antara Kebudayaan dan Struktur Sosial Apabila peluang untuk mencari cara-
cara dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak diberikan, maka muncul kemungkinan
akan terjadinya perilaku menyimpang.
Contoh pada masyarakat feodal tuan tanah memiliki kekuasaan istimewa atas warga yang
berstatus buruh tani atau penyewa sehingga tuan tanah dapat melakukan tindakan
sewenang-wenang pada para buruh atau penyewa tanah yaitu dengan menurunkan upah
ataupun kenaikan harga sewa. Apabila kesewenang-wenangan itu terjadi secara terus-
menerus, maka dapat memicu terjadinya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh buruh
dan penyewa tanah yaitu dengan melakukan kekerasan, perlawanan, penipuan, atau
bahkan pembunuhan.
d. Ikatan Sosial yang Berlainan
e. Hasil Sosialisasi dari Nilai-Nilai Subkebudayaan yang Menyimpang
D. MACAM-MACAM atau JENIS-JENIS PERILAKU MENYIMPANG
a. Berdasarkan Kekerapannya :
1. Penyimpangan Primer
Penyimpangan primer adalah suatu pelanggaran atau penyimpangan yang bersifat
sementara (temporer), sehingga individu yang melakukan penyimpangan tersebut masih
dapat diterima oleh kelompok sosialnya, sebab pelanggaran terhadap norma-norma umum
tidak berlangsung secara terus-menerus. Contoh penyimpangan primer adalah : terlambat
membayar pajak listrik, mencontek saat ulangan, melanggar rambu-rambu lalu lintas.
2. Penyimpangan Sekunder
Penyimpangan sekunder adalah penyimpangan sosial yang nyata dan sering dilakukan
sehingga menimbulkan akibat yang cukup parah dan mengganggu orang lain. Contoh
penyimpangan sekunder adalah : berjudi, mencuri, seseorang yang sering mabuk-mabukan,
bahkan pembunhan.
b. Berdasarkan Jumlah Pelakunya
1. Penyimpangan Individual (individual deviation) Penyimpangan individual merupakan
pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang atau individu tertentu terhadap norma-norma
yang berlaku dalam kehidupan masyarakatnya.
Macam-macam penyimpangan individu adalah sebagai berikut :
Penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang Penyimpangan karena berlaku
didalam masyarakat disebut pelanggar. tidak patuh terhadap nasehat orang tua untuk
8. mengubah pendirian atau kebiasaan buruk menjadi baik yang disebut dengan pembandel.
Penyimpangan karena tidak menepati janji atau berbohong dan sering berkhianat yang
disebut dengan munafik. Penyimpangan karena tidak taat terhadap peringantan orang lain,
yang disebut pembangkang. Penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang
mengakibatkan kerugian harta benda/jiwa dilingkungannya yang disebut penjahat atau
perusuh.
2. Penyimpangan Kelompok (group deviation) Perilaku penyimpangan dapat disebut dengan
penyimpangan kelompok apabila penyimpangan tersebut dilakukan secara bersama-sama
oleh sekelompok orang yang bergabung dalam suatu kelompok tertentu. Setiap individu
yang bergabung didalam kelompok tersebut berperilaku sesuai dengan norma yang
ditentukan dalam kelompok tersebut walaupun perilaku tersebut jelas-jelas bertentangan
dengan norma-norma sosial umum yang terdapat/berlaku dalam masyarakat sekitar dimana
ia tinggal. Penyimpangan kelompok lebih rumit dan berbahaya dibandingkan dengan
penyimpangan individual, karena mereka memiliki fanatisme terhadap nilai, norma, sikap,
dan tradisi yang berlaku dalam kelompoknya sehingga mereka beranggapan bahwa mereka
tidak melakukan suatu penyimpangan. Adapun yang termasuk dalam penyimpangan
kelompok antara lain yaitu :
Kelompok pengacau keamananan dengan tujuan-tujuan tertentu yang disebut
Persekongkolan dalam dunia usaha dan lembaga dengan teroris. Kelompok atau (geng)
pemerintah untuk mencari keuntungan sendiri. kejahatan terorganisir yang melakukan
perampokan dan penyelundupan. Kelompok yang ingin meisahkan diri dari suatu Negara,
yang disebut separatis.
E. SIFAT-SIFAT PERILAKU MENYIMPANG
a. Penyimpangan yang bersifat positif
Penyimpangan yang bersifat positif adalah sauatu perbuatan yang tidak sesuai dengan
aturan atau norma yang berlaku umum yang mempunyai dampak positif terhadap sistem
sosial dimana ia tinggal. Seseorang dikatakan menyimpang secara positif ketika ia
merealisasikan cita-citanya akan tetapi masyarakat belum bisa menerima cara yang ia
pergunakan ataupun cita-cita yang ia inginkan.
Contoh penyimpangan yang bersifat positif adalah : seorang wanita yang bercita-cita
sekolah setinggi-tingginya dan menjadi dokter spesialis atau wanita karier. Bagi sebagian
masyarakat perbuatan sang wanita adalah suatu penyimpangan, namun dari penyimpangan
tersebut ada dampak positif yang muncul dari dalam dirinya yaitu emansipasi wanita.
Karena ia telah bersifat mulia yaitu mau menjadi seorang dokter atau bersosial kepada
orang lain atau masyarakat dengan menjadi seorang dokter.
9. b. Penyimpangan yang bersifat negatif
Penyimpangan yang bersifat ngatif adalah suatu perbuatan atau kecenderungan bertindak
kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk sehingga mengganggu
sistem sosial yang ada. Penyimpangan terhadap kaidah hukum positif maka aka nada
hukum dan sanksi yang jelas dari Negara. Contoh penyimpangan yang bersifat negatif
adalah : pencurian, pembunuhan, pelacuran, pemerkosaan,pemabuk, penjudi, dan lain-lain.
F. BENTUK-BENTUK PERILAKU PENYIMPANGAN SOSIAL
Menyimpang atau tidaknya perilaku seseorang ditentukan oleh norma atau nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat dimana ia tinggal. Setiap tindakan atau perilaku yang
bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku akan dianggap sebagai penyimpangan.
Ada beberapa bentuk perilaku menyimpang yang bersifat negatif, diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Tindakan Kriminal atau Kejahatan.
Tindakan kriminal atau kejahatan merupakan tindakan yang bertentangan dengan norma
hukum, norma sosial dan norma agama. Adapun tindakan kriminal meliputi pencurian,
perampokan, pemerkosaan, penganiayan, pembunuhan. Selain itu berbagai bentuk
kegiatan yang mengganggu keamanan Negara seperti korupsi, maker, dan terorisme, juga
termasuk tindakan kriminal. Berbagai tindakan tersebut biasanya menjatuhkan korban di
mana si korban akan kehilangan harta benda, cacat tubuh, bahkan tidak jarang pula
kehilangan nyawa.
b. Penyalahgunaan Narkotika.
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika, ada
baiknya kita membahasnya dari tinjauan medis terlebih dahulu. Secara medis, narkotika
berfungsi di rumah sakit bagi orang yang menderita sakit berat dengan rekomendasi dokter.
Misalnya untuk penderita kanker atau orang yang akan menjalani operasi sebagai obat bius.
Efek dari narkotika selain sebagai obat adalah timbulnya efek halusinasi (khayalan), impian
yang indah-indah, atau rasa nyaman. Karena fungsi sampingan inilah ada sebagian
masyarakat, terutama dikalangan remaja, ingin menggunakan narkotika walaupun tidak
sedang menderita suatu penyakit. Hal itulah yang dinamakan penyalahgunaan narkotika.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat perangsang yang sejenis terutama dikalangan
remaja berkaitan erat dengan beberapa hal yang menyangkut sebab, motivasi, dan akibat
yang ingin dicapai. Secara sosiologis, penyalahgunaan narkotika oleh kaum remaja
merupakan perbuatan yang disadari berdasarkan pengetahuan/pengalaman sebagai
pengaruh langsung ataupun tidak langsung dan pembentukan jati diri. Secara subjectif,
penyalahguanaan narkotika oleh kaum remaja merupakan salah satu upaya individual agar
10. dapat mengungkap dan menangkap kepuasan yang belum pernah dirasakan oleh setiap
individu, terutama bagi setiap remaja yang sedang tumbuh dan berkembang dalam proses
pencarian identitas dan pembentukan jati diri. Sedangkan secara objectif, penyalahgunaan
narkotika adalah merupakan visualisasi dari proses isolasi yang pasti membebani fisik dan
mental sehingga dapat menghambat pertumbuhan yang sehat. Secara universal,
pnyalahgunaan narkotia dan zat lain sejenisnya merupakan perbuatan destruktif dengan
efek-efek negatifnya atau bahkan dapat menimbulkan kematian bagi penggunanya.
Sedangkan menurut Graham Baliene, seorang remaja yang melakukan penyalahgunaan
narkotika disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya seperti
berkelahi, ngebut dijalan atau balap sepeda, bergaul dengan lawan jenis, dan lain-lain.
2. Menunjukkan tindakan menentang otoritas terhadap orang tua, guru, orang lain, atau
bahkan kepada norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
3. Melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalaman-pengalaman emosional.
4. Mencari dan menemukan arti hidup.
5. Menghilangkan kegelisahan, frustasi, dan kepenatan hati.
6. Mempermudah penyaluran dan perbuatan seksual.
7. Hanya iseng-iseng atau didorong oleh rasa ingin tahu.
8. Mengisi kekosongan dan kesepian/kebosanan.
9. Mengikuti kemauan teman atau sepergaulan dalam rangka pembinaan solidaritas.
Penyalahgunan narkotika dapat mengakibatkan ketergantungan obat (ketagiahan) atau
biasa disebut adikasi. Adikasi adalah ketergantungan obat atau keracunan obat yang
bersifat kronik atau periodic sehinggan penderita menjadi kehilangan control terhadapdirinya
dan menimbulkan kerugian, baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat. Mungkin pada
awalnya seorang “pemakai” (sebutan bagi pengguna narkotika) hanya coba-coba dalam
dosis ringan atau kecil, akan tetapi lama-kelamaan hal tersebut menjadi kebiasaan
(habituasi). Apabila sudah sampai kondisi itu, maka ia akan menambah dosis untuk dapat
menikmati efek yang diinginkan dan seperti itu terus-menerus (terus menambah dosis)
hingga ia mengalami fase dipendensi (ketergantungan) dan merasa ia tidak dapat hidup
tanpa narkotika. Kondisi demikian sudah dipastikan sangat membahayakan karena
mengonsumsi narkotika secara berlebihan dapat merusak saraf, kelumpuhan, atau bahkan
menimbulkan kematian yang biasa disebut dengan istilah “OD” (over dosis). Adapun
bberapa gejala yang tampak pada sesorang yang menunjukkan ketergantungan terhadap
obat-obat narkotika, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Muncul perilaku yang tidak dapat diterima oleh masyarakat sekelilingnya, seperti
bertindak semaunya sendiri, sering berdusta, menjadi tidak disiplin, ingin selalu keluar
11. rumah, dan susah untuk bangun pagi.
b. Pada proses lanjut, kenakalan meningkat sampai pada tindakan mengambil barang
berharga milik orang lain (mencuri) guna memenuhi kebutuhannya untuk mengonsumsi
narkotika.
c. Pada dosis tinggi pemakai akan merasa dirinya paling tinggi, paling hebat, dan paling
sanggup melakukan apa saja (kepercayaan dirinya melampaui batas).
d. Pada saat efek mulai menurun, penderita merasa sangat gelisah, muncul perasaan
seperti diancam, dikejar-kejar, dan ingin menyakiti dirinya sendiri sampai bunuh diri atau
membunuh orang lain yang disebut dengan sakau. Berikut ini adalah bebrapa jenis bahan
narkotika dan obat bius antara lain adalah sebagai berikut :
1. Tembakau Didalam tembakau terdapat racun nikotin keras yang dan dapat merangsang
susunan saraf sehingga menimbulkan ketagihan. Selain nikotin, dalam tembakau juga
terdapat tar yaitu zat yang dapat mengakibatkan penyakit kanker paru-paru.
2. Kafein Kafein terdapat didalam kopi yang dapat mempengaruhi susunan saraf dan
jantung. Kopi dapat menyebabkan orang sulit tidur dan dapat menyebabkan ketagihan
sehingga orang yang telah ketagihan akan merasa cemas dan kepala pusing apabila tidak
meminumnya.
3. Candu atau Opium Candu dan Opium berasal dari tumbuhan Paper somniferum.
Tumbuhanini banyak dijumpai di Rusia, Meksiko, Iran, Turki, Cina, India,, dan Afrika
Selatan. Candu dan Opium termasuk tanaman semak dengan ketinggian 70-110 cm.
Memiliki bunga dengan warna ungu, merah, dan putih. Buahnya berbentuk seperti pemukul
gong dan bergetah. Getah itulah yang dihisap dan dijadikan sebagai candu.
4. Morfin Morfin adalah zat yang didapat dari candu. Morfin ditemukan oleh Setumur
berkewarganegaraan Jerman pada tahun 1805. Pada umumnya morfin berwarna putih dan
berwujud bubukan (serbuk) dengan rasa yang pahit. Melalui proses kimia morfin dijadikan
sebagai zat yang berfungsi menenangkan sistem urut saraf.
5. LSD (Lusergic Acid Diethylamide) LSD ditemukan oleh dokter yang berkewarganegaraan
Jerma yang bernama Dr. Albert Hoffman. LSD dapat menimbulkan halusinasi atau
bayangan dengan berbagai macam khayalan.
6. Alkohol Alkohol apabila diminum pada awalnya menimbulkan perasaan riang gembira dan
banyak berbicara, namun lama-kelamaan tingkat kesadaran menjadi menurun dan
keseimbangan badan terganggu hingga mabuk. Pemakaian alcohol secara berlebihan dapat
menyebabkan kelumpuhan karena radang saraf yang diakibatkan oleh pemakaian alcohol
bersifat menimbulkan gangguan susunan saraf (kelumpuhan).
7. Ganja atau Mariyuana Ganja berasal dari tanaman bernama Canabis sativa. Tumbuhan
tersebut banyak tumbuh di daerah tropic dan subtropik dan tergolong tumbuhan semak.
Pemakaian ganja dilakukan dengan mengambil daun yang diiris-iris dan dikeringkan
12. 8. Kokain Kokain berasal dari tumbuhan Erythroxylon coca. Dan termasuk golongan semak
dengan ketinggian 2 meter. Serbuk kokain berwarna putih dengan rasa yang pahit dan
diperoleh dari daun tanaman Erythroxy yang berfungsi sebagai obat pembius sehingga
sering digunakan pada proses pembedahan (operasi).
c. Perkelahian Antarpelajar Perkelahian antarpelajar atau yang lebih disebut tawuran antar
pelajar pada awalnya hanya terjadi di kota-kota besar karena kompleksnya kehidupan dan
persoalan di kota. Akan tetapi, pada saat ini fenomena tawuran antar pelajar sudah
menjamur di kalangan pelajar yang jauh dari kawasan perkotaan. Perkelahian antarpelajar
merupakan termasuk salah satu bentuk kenakalan remaja dan termasuk perilaku
menyimpang karena bertentangan dengan nilai-nilai ataupun norma-norma sosial yang
berlaku di dalam masyarakat tersebut. Perkelahian antarpelajar merupakan masalah sosial
yang berkaitan dengan krisis moral. Tingkat emosi yang belum stabil serta kerterbatasan
pengetahuan akan kaidah-kaidah masyarakat dan agama mengakibatkan remaja cenderung
bertindak tanpa memikirkan resiko karena mereka hanya mementingkan ego semata.
Perkelahian antarpelajar bisa disebabkan oleh anggapan dari sebagian pelajar bahwa
dengan perkelahian bisa menunjukkan kejantanan dan sportivitas. Perkelahian tersebut
umumnya diawali dari hal-hal yang sepele atau kecil, bahkan hanya menyangkut dua orang
saja dari sekolah yang berbeda. Tetapi karena alasan solidaritas kelompok, maka konflik
bisa meluas dan menjadi konflik antarsekolah.
d. Hubungan Seksual di Luar Nikah Hubungan seks diluar nikah termasuk perilaku
menyimpang yang sangat ditentang oleh masyarakat. Macam seks di luar nikah antara lain
adalah pelacuran, kumpul kebo, dan pemerkosaan. Selain mendapatkan hubungan bagi
para pelakunya, hubungan seksual di luar nikah juga dianggap dapat mendatangkan
bencana bagi daerah tempat tinggal mereka sehingga masyarakat mengutuk perbuatan
tersebut. Hubungan seksual diluar nikah juga dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya
dan bahkan mematikan seperti AIDS dan PSM (penyakit seks menular).
e. Penyimpangan Seksual Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tidak
semestinya, misalnya perzinahan, lesbianism, homoseksual, kumpul kebo, dan sodomi.
Tindakan-tindakan tersebut merupakan perbuatn yang bertentangan dengan norma-norma
sosial dan agama sehingga dianggap sebagai salah satu bentuk perilaku menyimpang.
G. AKIBAT PERILAKU MENYIMPANG
Seorang perilaku penyimpangan senantiasa berusaha mencari kawan yang sama untuk
bergaul bersama, dengan tujuan supaya mendapatkan “teman”. Lama-kelamaan
berkumpullah berbagai individu pelaku penyimpangan menjadi penyimpangan kelompok,
akhirnya bermuara pada penentangan terhadap norma masyarakat. Dampak yang
ditimbulkan selain terhadap individu juga terhadap kelompok atau masyarakat. Dampak apa
13. saja yang ditimbulkan adanya tindak penyimpangan terhadap kelompok masyarakat…???
Marilah kita bahas satu persatu :
a. Kriminalitas tindak kejahatan Tindak kekerasan seorang kadangkala hasil penularan
seorang individu lain, sehingga tindak kejahatan akan muncul berkelompok dalam
masyarakat.
Contoh : seorang residivis dalam penjara akan mendapatkan kawan sesama penjahat,
sehingga sekeluarnya dari penjara akan membentuk “kelompok penjahat” , sehingga dalam
masyarakat muncullah kriminalitas-kriminalitas baru.
b. Terganggunya keseimbangan sosial Robert K. Merton mengemukakan teori yang
menjelaskan bahwa perilaku menyimpang itu merupakan penyimpangan melaliu struktur
sosial. Karena masyarakat merupakan struktur sosial, maka tindak penyimpangan pasti
akan berdampak terhadap masyarakat yang akan mengganggu keseimbangan sosialnya.
Contoh : pemberontakan, pecandu obat bius, gelandangan, pemabuk, dsb.
c. Pudarnya nilai dan norma Karena pelaku penyimpangan tidak mendapatkan sanksi yang
tegas dan jelas, maka muncullah sikap apatis pada pelaksanaan nilai-nilai dan norma
masyarakat. Sehingga nilai dan norma menjadi pudar kewibawaannya untuk mengatur tata
tertib dalam masyarakat. Juga karena pengaruh globalisasi di bidang informasi dan hiburan
memudahkan masuknya pengaruh asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia
mampu memudarkan nilai dan norma, karena tindak penyimpangan sebagai eksesnya.
Contoh : karena pengaruh film-film luar yang mempertontonkan tindak penyimpangan yang
dianggap hal-hal yang wajar disana, akan mampu menimbulkan orang yang tidak percaya
lagi pada nilai dan norma di Indonesia.
14. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :
Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku secara umum dalam masyarakat sering terjadi dalam kehidupan kita . Teori ini
dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang berperilaku menyimpang karena
proses labeling yang diberikan masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan,
cap, etiket, ataupun kepada seseorang. Pada awalnya seseorang melakukan
“penyimpangan primer” karena itu sang pelaku penyimpangan mendapatkan cap (labeling)
dari masyarakat. Karena adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan
dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itupun menjadi suatu
kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunyaari-hari.
B. SARAN
Kami sadari bahwa dalam penulisan makalah ini penulis masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam hal pengetahuan tentang Mata pelajaran sosiologi.Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik saran dari pembaca tentunya yang bersifat membangun
DAFTAR PUSTAKA
1. Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta didik, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
2009.
2. ______, Psikologi Perkembangan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007.
3. Wirawan Sarwono Sarlito, Psikologi Remaja, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2007.
4. Panut Panuju & Ida Umami, Psikologi Remaja, Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta,
2005.