1. BIOLOGI
“ Pembelahan Meiosis “
Kelompok :
1. Andre defin P.R.P
2. Christian sesar W
3. Sa’diah Iqrima Dewi
4. Septyana Eka Putri
5. Zahra Aulia
Check it out
2. Meiosis
Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi karena jumlah kromosom sel hasil
pembelahan ini berkurang setengahnya. Pada saat fertilisasi, jumlah kromosom sel zigot
akan kembali utuh karena berasal dari sel gamet jantan dan sel gamet betina. Kromosom
dari gamet jantan merupakan pasangan kromosom homolog dari gamet betina.
Selain reduksi kromosom, pembelahan meiosis memiliki fungsi penting lain. Meiosis
menyebabkan terjadinya variasi antara induk dengan keturunannya serta antarketurunan itu
sendiri. Hal tersebut terjadi melalui pengelompokan kromosom secara bebas dan pindah
silang (crossing over).
Meiosis terjadi melalui dua tahap pembelahan sel. Meskipun tahap meiosis mirip dengan
tahap pada mitosis, terdapat perbedaan besar pada perilaku kromosom dalam kedua proses
tersebut. Dua tahap pembelahan meiosis menghasilkan empat sel haploid dari satu sel
diploid. Pada pembelahan meiosis I terjadi pemisahan kromosom homolog ke dalam dua sel
anak. Pembelahan meiosis II tidak diikuti oleh fase S pada interfase sehingga replikasi DNA
dan duplikasi kromosom tidak terjadi pada kedua sel anak.
3. MEIOSIS I
Profase I Metafase I Anafase I Telofase I
Sama halnya dengan pembelahan mitosis,
sebelum sel memasuki tahap pembelahan,
terlebih dahulu terjadi tahap interfase.
Pada fase S interfase terjadi replikasi DNA
yang menghasilkan duplikasi kromosom
4. Profase I
• Pada awal profase I, terdapat dua kromatid untuk setiap kromosom. Mirip profase pada mitosis. Namun,
pada meiosis, setiap pasangan kromosom homolog saling mendekat dan berpasangan membentuk struktur
dengan empat kromatid yang disebut tetrad. Proses kromosom homolog yang berpasangan ini disebut
sinapsis. Setiap pasangan kromosom ini disebut bivalen. Sama halnya dengan fase profase mitosis, pada
profase I membran inti sel melebur. Pada sel hewan terjadi duplikasi senteriol. Penampakan kromosom
semakin jelas ketika mendekati akhir profase I.
5. Metafase I
• Pada metafase I, benang-benang spindel menempatkan setiap tetrad sejajar bidang ekuator. Benang
spindel melekat pada kinetokor sentromer. Benang spindel dari satu kutub hanya akan melekat pada salah
satu kromosom homolog dari setiap tetrad. Benang spindel dari kutub lain akan melekat pada kromosom
homolog lain dari tetrad tersebut. Dengan demikian, setiap kromosom dari pasangan kromosom homolog
hanya dapat tertarik pada kutub yang berlawanan.
6. Anafase I
Pada anafase I setiap kromosom dupleks dari pasangan kromosom homolog bergerak menuju kutub yang
berlawanan sehingga ikatan tetrad saja yang terpisah. Hal ini berbeda dengan anafase pada mitosis yang
terjadi pemisahan kromatid. Pada fase ini jumlah kromosom bagi calon sel anak sudah tereduksi
7. Telofase I dan Sitokinesis
• Pada telofase I, kromosom berkumpul pada masing-masing kutub sel. Saat ini setiap kutub sel memiliki
jumlah kromosom haploid dan kromosomnya masih dalam bentuk dupleks, dengan dua kromatid. Biasanya
sitokinesis terjadi bersamaan dengan telofase I dan menghasilkan dua sel anak haploid. Jika meiosis ini
terjadi pada sel gamet manusia, jumlah kromosom tubuh yang 46 buah akan tereduksi menjadi 23 buah
pada akhir meioisis I.
8. MEIOSIS II
Profase II Metafase II Anafase II Telofase II
Dua sel haploid hasil meiosis I sekarang memasuki meisosis II.
Tedapat perbedaan dalam siklus sel meiosis II ini. Pada interfase II,
tidak terjadi replikasi DNA sehingga kromosom dalam kedua sel
tersebut berada dalam keadaan dupleks. Oleh karena,
kemiripannya dengan mitosis, tahap meiosis II ini secara
keseluruhan dapat dikatakan sebagai mitosis haploid.
9. Profase II
• Pada tahap ini benang kromatin yang semula terurai setelah telofase I mengalami kondensasi kembali
membentuk kromosom. Kromosom yang terbentuk masih dalam keadaan dupleks, dengan dua kromatid.
Membran inti mulai melebur.
10. Metafase II
• Kromosom mengumpul kembali pada bidang pembelahan dengan bantuan benang-benang
spindel. Benang-benang spindel ini melekat pada kinetokor yang nantinya akan menarik
pasangan kromatid menuju kutub yang berlawanan.
11. Anafase II
Anafase II mirip dengan anafase pada mitosis. Tahap ini diawali pemisahan sentromer dan setiap
kromatid bergerak menuju kutub yang berlawanan.
12. Telofase II dan Sitokinesis
• Tahap telofase II berlanjut dengan terbentuknya membran inti yang menyelimuti kromosom
pada masing-masing kutub. Kromosom terurai kembali menjadi benang-benang kromatin
dan diikuti oleh sitokinesis.
• Sitokinesis pada dua sel tersebut menghasilkan empat sel haploid. Pada hewan jantan,
empat sel baru yang terbentuk dapat menjadi sperma. Pada bagian bunga jantan, dapat
menjadi serbuk sari (polen). Pada hewan atau bagian bunga betina, pembentukan gametnya
lebih kompleks.