SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 12
BIOLOGI
“ Pembelahan Meiosis “
Kelompok :
1. Andre defin P.R.P
2. Christian sesar W
3. Sa’diah Iqrima Dewi
4. Septyana Eka Putri
5. Zahra Aulia
Check it out 
Meiosis
Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi karena jumlah kromosom sel hasil
pembelahan ini berkurang setengahnya. Pada saat fertilisasi, jumlah kromosom sel zigot
akan kembali utuh karena berasal dari sel gamet jantan dan sel gamet betina. Kromosom
dari gamet jantan merupakan pasangan kromosom homolog dari gamet betina.
Selain reduksi kromosom, pembelahan meiosis memiliki fungsi penting lain. Meiosis
menyebabkan terjadinya variasi antara induk dengan keturunannya serta antarketurunan itu
sendiri. Hal tersebut terjadi melalui pengelompokan kromosom secara bebas dan pindah
silang (crossing over).
Meiosis terjadi melalui dua tahap pembelahan sel. Meskipun tahap meiosis mirip dengan
tahap pada mitosis, terdapat perbedaan besar pada perilaku kromosom dalam kedua proses
tersebut. Dua tahap pembelahan meiosis menghasilkan empat sel haploid dari satu sel
diploid. Pada pembelahan meiosis I terjadi pemisahan kromosom homolog ke dalam dua sel
anak. Pembelahan meiosis II tidak diikuti oleh fase S pada interfase sehingga replikasi DNA
dan duplikasi kromosom tidak terjadi pada kedua sel anak.
MEIOSIS I
Profase I Metafase I Anafase I Telofase I
Sama halnya dengan pembelahan mitosis,
sebelum sel memasuki tahap pembelahan,
terlebih dahulu terjadi tahap interfase.
Pada fase S interfase terjadi replikasi DNA
yang menghasilkan duplikasi kromosom
Profase I
• Pada awal profase I, terdapat dua kromatid untuk setiap kromosom. Mirip profase pada mitosis. Namun,
pada meiosis, setiap pasangan kromosom homolog saling mendekat dan berpasangan membentuk struktur
dengan empat kromatid yang disebut tetrad. Proses kromosom homolog yang berpasangan ini disebut
sinapsis. Setiap pasangan kromosom ini disebut bivalen. Sama halnya dengan fase profase mitosis, pada
profase I membran inti sel melebur. Pada sel hewan terjadi duplikasi senteriol. Penampakan kromosom
semakin jelas ketika mendekati akhir profase I.
Metafase I
• Pada metafase I, benang-benang spindel menempatkan setiap tetrad sejajar bidang ekuator. Benang
spindel melekat pada kinetokor sentromer. Benang spindel dari satu kutub hanya akan melekat pada salah
satu kromosom homolog dari setiap tetrad. Benang spindel dari kutub lain akan melekat pada kromosom
homolog lain dari tetrad tersebut. Dengan demikian, setiap kromosom dari pasangan kromosom homolog
hanya dapat tertarik pada kutub yang berlawanan.
Anafase I
Pada anafase I setiap kromosom dupleks dari pasangan kromosom homolog bergerak menuju kutub yang
berlawanan sehingga ikatan tetrad saja yang terpisah. Hal ini berbeda dengan anafase pada mitosis yang
terjadi pemisahan kromatid. Pada fase ini jumlah kromosom bagi calon sel anak sudah tereduksi
Telofase I dan Sitokinesis
• Pada telofase I, kromosom berkumpul pada masing-masing kutub sel. Saat ini setiap kutub sel memiliki
jumlah kromosom haploid dan kromosomnya masih dalam bentuk dupleks, dengan dua kromatid. Biasanya
sitokinesis terjadi bersamaan dengan telofase I dan menghasilkan dua sel anak haploid. Jika meiosis ini
terjadi pada sel gamet manusia, jumlah kromosom tubuh yang 46 buah akan tereduksi menjadi 23 buah
pada akhir meioisis I.
MEIOSIS II
Profase II Metafase II Anafase II Telofase II
Dua sel haploid hasil meiosis I sekarang memasuki meisosis II.
Tedapat perbedaan dalam siklus sel meiosis II ini. Pada interfase II,
tidak terjadi replikasi DNA sehingga kromosom dalam kedua sel
tersebut berada dalam keadaan dupleks. Oleh karena,
kemiripannya dengan mitosis, tahap meiosis II ini secara
keseluruhan dapat dikatakan sebagai mitosis haploid.
Profase II
• Pada tahap ini benang kromatin yang semula terurai setelah telofase I mengalami kondensasi kembali
membentuk kromosom. Kromosom yang terbentuk masih dalam keadaan dupleks, dengan dua kromatid.
Membran inti mulai melebur.
Metafase II
• Kromosom mengumpul kembali pada bidang pembelahan dengan bantuan benang-benang
spindel. Benang-benang spindel ini melekat pada kinetokor yang nantinya akan menarik
pasangan kromatid menuju kutub yang berlawanan.
Anafase II
Anafase II mirip dengan anafase pada mitosis. Tahap ini diawali pemisahan sentromer dan setiap
kromatid bergerak menuju kutub yang berlawanan.
Telofase II dan Sitokinesis
• Tahap telofase II berlanjut dengan terbentuknya membran inti yang menyelimuti kromosom
pada masing-masing kutub. Kromosom terurai kembali menjadi benang-benang kromatin
dan diikuti oleh sitokinesis.
• Sitokinesis pada dua sel tersebut menghasilkan empat sel haploid. Pada hewan jantan,
empat sel baru yang terbentuk dapat menjadi sperma. Pada bagian bunga jantan, dapat
menjadi serbuk sari (polen). Pada hewan atau bagian bunga betina, pembentukan gametnya
lebih kompleks.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

La actualidad más candente (20)

Materi Siklus sel
Materi Siklus sel Materi Siklus sel
Materi Siklus sel
 
Pembelahan Sel
Pembelahan SelPembelahan Sel
Pembelahan Sel
 
Buku pembelahan sel
Buku pembelahan selBuku pembelahan sel
Buku pembelahan sel
 
Reproduksi sel (amitosis, mitosis, dan meiosis)
Reproduksi sel (amitosis, mitosis, dan meiosis)Reproduksi sel (amitosis, mitosis, dan meiosis)
Reproduksi sel (amitosis, mitosis, dan meiosis)
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
 
Amitosis dan Mitosis Cell Division
Amitosis dan Mitosis Cell DivisionAmitosis dan Mitosis Cell Division
Amitosis dan Mitosis Cell Division
 
Power point pembelahan sel
Power point pembelahan selPower point pembelahan sel
Power point pembelahan sel
 
ppt pembelahan sel
ppt pembelahan selppt pembelahan sel
ppt pembelahan sel
 
Meiosis ii
Meiosis iiMeiosis ii
Meiosis ii
 
Genetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelaminGenetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelamin
 
Biologi 12 laporan praktikum mitosis dan meiosis
Biologi 12   laporan praktikum mitosis dan meiosisBiologi 12   laporan praktikum mitosis dan meiosis
Biologi 12 laporan praktikum mitosis dan meiosis
 
Spermatogenesis
Spermatogenesis Spermatogenesis
Spermatogenesis
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanLaporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
 
Ppt miosis mitosis
Ppt miosis mitosisPpt miosis mitosis
Ppt miosis mitosis
 
Mutasi
MutasiMutasi
Mutasi
 
SINTESIS PROTEIN DAN REPODUKSI SEL
SINTESIS PROTEIN DAN REPODUKSI SEL SINTESIS PROTEIN DAN REPODUKSI SEL
SINTESIS PROTEIN DAN REPODUKSI SEL
 
Reproduksi sel
Reproduksi selReproduksi sel
Reproduksi sel
 
siklus sel (cell cycle)
siklus sel (cell cycle)siklus sel (cell cycle)
siklus sel (cell cycle)
 
Bab 4 reproduksi sel kelas XII SMA IPA
Bab 4  reproduksi sel kelas XII SMA IPABab 4  reproduksi sel kelas XII SMA IPA
Bab 4 reproduksi sel kelas XII SMA IPA
 
MUTASI (BIOLOGI SMA)
MUTASI (BIOLOGI SMA)MUTASI (BIOLOGI SMA)
MUTASI (BIOLOGI SMA)
 

Similar a PEMBELAHAN MEIOSIS

Cell reproduction 12 science 2 - silvania
Cell reproduction   12 science 2 - silvaniaCell reproduction   12 science 2 - silvania
Cell reproduction 12 science 2 - silvaniaSilvania Rusdianto
 
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosisKelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosisfajrinadifah1
 
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpoint
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpointPembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpoint
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpointverlitarochma1
 
Pertemuan 3. pembelahan sel - Bu Rani Wulandari
Pertemuan 3. pembelahan sel - Bu Rani WulandariPertemuan 3. pembelahan sel - Bu Rani Wulandari
Pertemuan 3. pembelahan sel - Bu Rani WulandariSuryati Purba
 
2 mitosis & meiosis
2 mitosis & meiosis2 mitosis & meiosis
2 mitosis & meiosisXINYOUWANZ
 
Biologi reproduksi sel-edited
Biologi reproduksi sel-editedBiologi reproduksi sel-edited
Biologi reproduksi sel-editedYuli Ani
 
Bab 4 (Pembelahan sel) kelompok 1 pada kelas 12 IPA.pdf
Bab 4 (Pembelahan sel) kelompok 1 pada kelas 12 IPA.pdfBab 4 (Pembelahan sel) kelompok 1 pada kelas 12 IPA.pdf
Bab 4 (Pembelahan sel) kelompok 1 pada kelas 12 IPA.pdffauziah600828
 
Pembelahan sel
Pembelahan selPembelahan sel
Pembelahan selakurice
 
Pembelahan Sel - SMAN 3 Tangerang - 12 IPA 2
Pembelahan Sel - SMAN 3 Tangerang - 12 IPA 2Pembelahan Sel - SMAN 3 Tangerang - 12 IPA 2
Pembelahan Sel - SMAN 3 Tangerang - 12 IPA 2SMA Negri 3 Tngerang
 
Ilmu alam dasar
Ilmu alam dasar Ilmu alam dasar
Ilmu alam dasar Ayra Auliya
 
Pembelahan sel (anggun zairatul arifa 12 ips 1)
Pembelahan sel (anggun zairatul arifa 12 ips 1)Pembelahan sel (anggun zairatul arifa 12 ips 1)
Pembelahan sel (anggun zairatul arifa 12 ips 1)CitraAgustina4
 

Similar a PEMBELAHAN MEIOSIS (20)

4. pembelahan sel
4. pembelahan sel4. pembelahan sel
4. pembelahan sel
 
Cell reproduction 12 science 2 - silvania
Cell reproduction   12 science 2 - silvaniaCell reproduction   12 science 2 - silvania
Cell reproduction 12 science 2 - silvania
 
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosisKelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
 
Lks wesi -pembelahan sel-
Lks wesi  -pembelahan sel-Lks wesi  -pembelahan sel-
Lks wesi -pembelahan sel-
 
Meiosis
MeiosisMeiosis
Meiosis
 
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpoint
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpointPembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpoint
Pembelahan Sel hewan dan tumbuhan powerpoint
 
Reproduksi sel
Reproduksi selReproduksi sel
Reproduksi sel
 
Pertemuan 3. pembelahan sel - Bu Rani Wulandari
Pertemuan 3. pembelahan sel - Bu Rani WulandariPertemuan 3. pembelahan sel - Bu Rani Wulandari
Pertemuan 3. pembelahan sel - Bu Rani Wulandari
 
2 mitosis & meiosis
2 mitosis & meiosis2 mitosis & meiosis
2 mitosis & meiosis
 
MITOSIS.pptx
MITOSIS.pptxMITOSIS.pptx
MITOSIS.pptx
 
Biosel
BioselBiosel
Biosel
 
Biologi reproduksi sel-edited
Biologi reproduksi sel-editedBiologi reproduksi sel-edited
Biologi reproduksi sel-edited
 
Bab 4 (Pembelahan sel) kelompok 1 pada kelas 12 IPA.pdf
Bab 4 (Pembelahan sel) kelompok 1 pada kelas 12 IPA.pdfBab 4 (Pembelahan sel) kelompok 1 pada kelas 12 IPA.pdf
Bab 4 (Pembelahan sel) kelompok 1 pada kelas 12 IPA.pdf
 
Telofase
TelofaseTelofase
Telofase
 
Pembelahan sel
Pembelahan selPembelahan sel
Pembelahan sel
 
Genetika meiosis
Genetika meiosisGenetika meiosis
Genetika meiosis
 
Pembelahan Sel - SMAN 3 Tangerang - 12 IPA 2
Pembelahan Sel - SMAN 3 Tangerang - 12 IPA 2Pembelahan Sel - SMAN 3 Tangerang - 12 IPA 2
Pembelahan Sel - SMAN 3 Tangerang - 12 IPA 2
 
Materi reproduksi sel
Materi reproduksi selMateri reproduksi sel
Materi reproduksi sel
 
Ilmu alam dasar
Ilmu alam dasar Ilmu alam dasar
Ilmu alam dasar
 
Pembelahan sel (anggun zairatul arifa 12 ips 1)
Pembelahan sel (anggun zairatul arifa 12 ips 1)Pembelahan sel (anggun zairatul arifa 12 ips 1)
Pembelahan sel (anggun zairatul arifa 12 ips 1)
 

Último

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Último (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

PEMBELAHAN MEIOSIS

  • 1. BIOLOGI “ Pembelahan Meiosis “ Kelompok : 1. Andre defin P.R.P 2. Christian sesar W 3. Sa’diah Iqrima Dewi 4. Septyana Eka Putri 5. Zahra Aulia Check it out 
  • 2. Meiosis Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi karena jumlah kromosom sel hasil pembelahan ini berkurang setengahnya. Pada saat fertilisasi, jumlah kromosom sel zigot akan kembali utuh karena berasal dari sel gamet jantan dan sel gamet betina. Kromosom dari gamet jantan merupakan pasangan kromosom homolog dari gamet betina. Selain reduksi kromosom, pembelahan meiosis memiliki fungsi penting lain. Meiosis menyebabkan terjadinya variasi antara induk dengan keturunannya serta antarketurunan itu sendiri. Hal tersebut terjadi melalui pengelompokan kromosom secara bebas dan pindah silang (crossing over). Meiosis terjadi melalui dua tahap pembelahan sel. Meskipun tahap meiosis mirip dengan tahap pada mitosis, terdapat perbedaan besar pada perilaku kromosom dalam kedua proses tersebut. Dua tahap pembelahan meiosis menghasilkan empat sel haploid dari satu sel diploid. Pada pembelahan meiosis I terjadi pemisahan kromosom homolog ke dalam dua sel anak. Pembelahan meiosis II tidak diikuti oleh fase S pada interfase sehingga replikasi DNA dan duplikasi kromosom tidak terjadi pada kedua sel anak.
  • 3. MEIOSIS I Profase I Metafase I Anafase I Telofase I Sama halnya dengan pembelahan mitosis, sebelum sel memasuki tahap pembelahan, terlebih dahulu terjadi tahap interfase. Pada fase S interfase terjadi replikasi DNA yang menghasilkan duplikasi kromosom
  • 4. Profase I • Pada awal profase I, terdapat dua kromatid untuk setiap kromosom. Mirip profase pada mitosis. Namun, pada meiosis, setiap pasangan kromosom homolog saling mendekat dan berpasangan membentuk struktur dengan empat kromatid yang disebut tetrad. Proses kromosom homolog yang berpasangan ini disebut sinapsis. Setiap pasangan kromosom ini disebut bivalen. Sama halnya dengan fase profase mitosis, pada profase I membran inti sel melebur. Pada sel hewan terjadi duplikasi senteriol. Penampakan kromosom semakin jelas ketika mendekati akhir profase I.
  • 5. Metafase I • Pada metafase I, benang-benang spindel menempatkan setiap tetrad sejajar bidang ekuator. Benang spindel melekat pada kinetokor sentromer. Benang spindel dari satu kutub hanya akan melekat pada salah satu kromosom homolog dari setiap tetrad. Benang spindel dari kutub lain akan melekat pada kromosom homolog lain dari tetrad tersebut. Dengan demikian, setiap kromosom dari pasangan kromosom homolog hanya dapat tertarik pada kutub yang berlawanan.
  • 6. Anafase I Pada anafase I setiap kromosom dupleks dari pasangan kromosom homolog bergerak menuju kutub yang berlawanan sehingga ikatan tetrad saja yang terpisah. Hal ini berbeda dengan anafase pada mitosis yang terjadi pemisahan kromatid. Pada fase ini jumlah kromosom bagi calon sel anak sudah tereduksi
  • 7. Telofase I dan Sitokinesis • Pada telofase I, kromosom berkumpul pada masing-masing kutub sel. Saat ini setiap kutub sel memiliki jumlah kromosom haploid dan kromosomnya masih dalam bentuk dupleks, dengan dua kromatid. Biasanya sitokinesis terjadi bersamaan dengan telofase I dan menghasilkan dua sel anak haploid. Jika meiosis ini terjadi pada sel gamet manusia, jumlah kromosom tubuh yang 46 buah akan tereduksi menjadi 23 buah pada akhir meioisis I.
  • 8. MEIOSIS II Profase II Metafase II Anafase II Telofase II Dua sel haploid hasil meiosis I sekarang memasuki meisosis II. Tedapat perbedaan dalam siklus sel meiosis II ini. Pada interfase II, tidak terjadi replikasi DNA sehingga kromosom dalam kedua sel tersebut berada dalam keadaan dupleks. Oleh karena, kemiripannya dengan mitosis, tahap meiosis II ini secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai mitosis haploid.
  • 9. Profase II • Pada tahap ini benang kromatin yang semula terurai setelah telofase I mengalami kondensasi kembali membentuk kromosom. Kromosom yang terbentuk masih dalam keadaan dupleks, dengan dua kromatid. Membran inti mulai melebur.
  • 10. Metafase II • Kromosom mengumpul kembali pada bidang pembelahan dengan bantuan benang-benang spindel. Benang-benang spindel ini melekat pada kinetokor yang nantinya akan menarik pasangan kromatid menuju kutub yang berlawanan.
  • 11. Anafase II Anafase II mirip dengan anafase pada mitosis. Tahap ini diawali pemisahan sentromer dan setiap kromatid bergerak menuju kutub yang berlawanan.
  • 12. Telofase II dan Sitokinesis • Tahap telofase II berlanjut dengan terbentuknya membran inti yang menyelimuti kromosom pada masing-masing kutub. Kromosom terurai kembali menjadi benang-benang kromatin dan diikuti oleh sitokinesis. • Sitokinesis pada dua sel tersebut menghasilkan empat sel haploid. Pada hewan jantan, empat sel baru yang terbentuk dapat menjadi sperma. Pada bagian bunga jantan, dapat menjadi serbuk sari (polen). Pada hewan atau bagian bunga betina, pembentukan gametnya lebih kompleks.