PENGARUH SOCIAL MEDIA, WORD OF MOUTH DAN SERVICESCAPE TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KE TAMAN WISATA ALAM SIBIO-BIO (AEK SABAON) DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN
Sosial media, word of mouth, dan servicescape secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap minat berkunjung ke Taman Wisata Alam Sibio-bio di Kabupaten Tapanuli Selatan. Secara parsial, word of mouth berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan social media dan servicescape berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap minat berkunjung.
Similar a PENGARUH SOCIAL MEDIA, WORD OF MOUTH DAN SERVICESCAPE TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KE TAMAN WISATA ALAM SIBIO-BIO (AEK SABAON) DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN
Similar a PENGARUH SOCIAL MEDIA, WORD OF MOUTH DAN SERVICESCAPE TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KE TAMAN WISATA ALAM SIBIO-BIO (AEK SABAON) DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN (20)
PENGARUH SOCIAL MEDIA, WORD OF MOUTH DAN SERVICESCAPE TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KE TAMAN WISATA ALAM SIBIO-BIO (AEK SABAON) DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN
1. See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/325130320
PENGARUH SOCIAL MEDIA, WORD OF MOUTH DAN SERVICESCAPE TERHADAP MINAT
BERKUNJUNG KE TAMAN WISATA ALAM SIBIO-BIO (AEK SABAON) DI KABUPATEN
TAPANULI SELATAN
Conference Paper · November 2017
CITATIONS
0
5 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Studi kelayakan bisnis View project
brand experience View project
Syafrizal Helmi
University of Sumatera Utara
22 PUBLICATIONS 3 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Syafrizal Helmi on 14 May 2018.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
2.
3.
4. PENGARUH SOCIAL MEDIA, WORD OF MOUTH DAN SERVICESCAPE TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KE
TAMAN WISATA ALAM
SIBIO-BIO (AEK SABAON) DI KABUPATEN
TAPANULI SELATAN
Syafrizal Helmi Situmorang
FEB Universitas Sumatera Utara
Shelmi09@gmail.com
Hardi Mulyono
FE UMN Alwasliyah
hardisurbakti@gmail.com
Syakina Reza Harahap
FEB Universitas Sumatera Utara
e-mail: syakinarezaharahap@gmail.com
Abstract
The purpose of this study was to determine the influence of Social Media, Word of Mouth,
and Servicescape to visiting interest tourist to Sibio-bio (Aek Sabaon) Nature Park in South Tapanuli.
The type of research is a causal associative research with data collection techniques in the form of
questionnaires. In this study the large numbers of sample were obtained with accidental sampling
technique as much as 155 respondents who were in location. Data was analyzed by using smartpls
3.0 Data collection was made through questionnaires and interview. The results show that Social
Media, Word of Mouth, and Servicescape simultaneously significantly influence the visiting of
interest to Sibio-bio (Aek Sabaon) Nature Park. This research findings are partial test show that
word of mouth have positive and significant effect to the visiting of interest, while social media and
servicescape partially have positive and insignificant effect on visiting interest.
PENDAHULUAN
Dewasa ini, perkembangan zaman sudah memasuki era globalisasi. Dimana era globalisasi membuka
peluang yang besar bagi bisnis, disamping itu tantangan bisnis juga semakin besar. Hal ini berlaku pada semua
sektor perekonomian, sektor pariwisata pun tak luput dari perkembangan globalisasi tersebut. Pariwisata
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusaha objek dan daya tarik wisata
serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, pada saat ini media yang digunakan untuk
mempromosikan pariwisata jauh lebih banyak. Salah satu bentuk dari kemajuan teknologi tersebut adalah
social media. Social media adalah sebuah media berbasis internet yang memudahkan atau memungkinkan
penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi, menciptakan dan berbagi pengalaman serta informasi
yang dimilikinya. Social media menurut Kotler & Keller (2016), social media merupakan sarana bagi
konsumen untuk berbagi teks, gambar, audio, dan informasi video dengan satu sama lain dan dengan
perusahaan dan sebaliknya Sedangkan menurut Kaplan & Haenlein, (2010) Social media adalah sekelompok
5. aplikasi berbasis internet yang memungkinkan terjadi penciptaan dan pertukaran yang dihasilkan dari
pengguna konten. Melalui social media, dapat menjangkau wisatawan secara lebih dekat, sehingga
pengunjung merasa lebih unik, penting, dan individual.
Salah satu bentuk promosi lain dalam pemasaran adalah word of mouth. Sebelum memutuskan
untuk menggunakan suatu produk atau jasa, kebanyakan dari calon konsumen atau pengunjung sendiri
akan mencari informasi mengenai produk atau jasa terlebih dahulu, begitu pula dalam hal pariwisata.
Sebelum memutuskan untuk mengunjungi destinasi wisata, pengunjung akan mencari informasi mengenai
tempat wisata yang akan dikunjungi nya terlebih dahulu apakah sesuai dengan kebutuhannya salah satu
nya melalui word of mouth. Menurut Lupiyoadi (2006), word of mouth adalah suatu bentuk promosi yang
berupa rekomendasi dari mulut ke mulut tentang kebaikan maupun keburukan dalam suatu produk atau
jasa.
Servicescape atau lingkungan fisik organisasi merupakan salah satu strategi perusahaan jasa yang
bisa diserap dalam kepariwisataan, dimana layanan diciptakan dan penyedia jasa dengan pelanggan
berinteraksi, ditambah unsur-unsur berwujud yang ada dan dipakai untuk berkomunikasi atau untuk
mendukung peran jasa. Lovelock (2010) mendefinisikan servicescape sebagai gaya dan tampilan fisik dan
elemen pengalaman lain yang ditemui oleh pelanggan di tempat penghantaran layanan. Segala sesuatu
yang secara fisik hadir disekitar konsumen selama transaksi layanan jasa yang harus benar diperhatikan
(Hightower & Shariat, 2009)
Kabupaten Tapanuli Selatan adalah salah satu kabupaten yang ada di Sumatera Utara. Kabupaten
Tapanuli Selatan memiliki banyak objek wisata yang menarik salah satu yang paling sering dikunjungi ialah
Taman Wisata Alam Sibio-bio (Aek Sabaon) yang berada di Kecamatan Marancar Kabupaten Tapanuli Selatan.
Penelitian ini menganalisis pengaruh Servicescape, word of mouth dan social media marketing terhadap
minat berkunjung ke Taman Wisata Alam Sibio-bio, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Social Media
Menurut Situmorang (2016) social media merupakan salah satu produk dunia digital yang
mengedepankan proses interaksi antara individu satu dengan yang lainnya, menciptakan sebuah
ketertarikan antara social media dengan individu tersebut. Kaplan & Haenlein (2010) mendefenisikan social
media sebagai sekelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun atas dasar ideologis dan teknologi web
2.0, yang memungkinkan terjadi penciptaan dan pertukaran yang dihasilkan dari pengguna konten.
Sedangkan Kotler & Keller (2016) social media merupakan sarana bagi konsumen untuk berbagi teks,
gambar, audio, dan informasi video dengan satu sama lain dan dengan perusahaan dan sebaliknya Menurut
Menurut Kaplan & Haenlein (2010) terdapat dua elemen di dalam social media yaitu media
research dan social processes. 1) Media research terdiri dari social presence yang didefenisikan sebagai
kontak suara, visual maupun fisik yang terjadi ketika terjadi proses komunikasi, dan media richness
didasarkan pada tujuan komunikasi yaitu untuk mengurangi ketidakjelasan dan ketidakyakinan pada saat
sebuah informasi disampaikan, serta 2) social processes terdiri dari self presentation merupakan keinginan
untuk mengendalikan kesan kepada orang lain. Pada satu sisi untuk mengendalikan kesan kepada orang
lain, pada satu sisi lainnya mempunyai tujuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mendapatkan
keuntungan seperti, menciptakan pencitraan yang konsisten pada satu identitas kepribadian dan self
disclosure merupakan sebuah langkah kritis yang penting dalam pengembangan hubungan dekat dan
dilakukan melalui pengungkapan diri baik sadar atau tidak sadar pembukaan informasi pribadi
6. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis menggunakan dua elemen di dalam social media
yaitu media research dan social processes dalam penelitian. Sehingga indikator yang digunakan untuk
mengukur social media adalah social presence, media richness self presentation, dan self disclosure.
Word of Mouth
Menurut Lupiyoadi (2006), word of mouth adalah suatu bentuk promosi yang berupa rekomendasi
dari mulut ke mulut tentang kebaikan maupun keburukan dalam suatu produk atau jasa. Sedangkan, Assael
(2000) mengatakan Word of mouth adalah komunikasi interpersonal antara dua atau bahkan lebih individu
seperti anggota kelompok referensi atau konsumen dan tenaga penjual. Kotler & Armstrong (2012)
mengatakan tidak ada sebuah iklan atau seorang penjual pun yang akan mampu meyakinkan seseorang
secara persuasif tentang kualitas suatu produk selain teman, kenalan, pelanggan lama, atau ahli yang
independen. Ini mengindikasikan bahwa terjadinya suatu penggunaan suatu produk kemungkinan besar
akan dipengaruhi oleh orang yang di percayai.
Menurut Sernovizt (2009), menyebutkan bahwa ada 5 elemen-elemen (Five Ts) yang dibutuhkan
untuk word of mouth agar dapat menyebar. 1) Talkers yaitu yang pertama dalam elemen ini adalah kita
harus tahu siapa pembicara dalam hal ini pembicara adalah konsumen yang telah mengkonsumsi
produk atau jasa yang telah di berikan, terkadang orang lain cenderung dalam memilih atau
memutuskan suatu produk tergantung kepada konsumen yang telah berpengalaman menggunakan
produk atau jasa tersebut atau biasa disebut dengan referral pihak yang merekomendasikan suatu
produk atau jasa. 2)Topics yaitu adanya suatu wom karena tercipta suatu pesan atau perihal yang
membuat mereka berbicara mengenai produk atau jasa, seperti halnya pelayanan yang diberikan, karena
produk itu mempunyai keunggulan tersendiri, tentang sebuah perusahaan. 3) Tools yaitu setelah
mengetahui pesan atau perihal yang membuat konsumen berbicara mengenai produk atau jasa tersebut
dibutuhkan suatu alat untuk membantu agar pesan tersebut dapat berjalan. 4) Taking Part atau partisipasi
perusahaan yaitu suatu partisipasi perusahaan seperti halnya dalam menanggapi respon pertanyaan-
pertanyaan mengenai produk atau jasa tersebut dari para calon konsumen dengan menjelaskan secara
lebih jelas dan terperinci mengenai produk atau jasa tersebut, melakukan follow up ke calon konsumen
sehingga mereka melakukan suatu proses pengambilan keputusan. 5) Tracking atau pengawasan akan hasil
wom perusahaan setelah suatu alat tersebut berguna dalam proses wom dan perusahaan pun cepat
tanggap dalam merespon calon konsumen, perlu pula pengawasan akan wom yang telah ada tersebut yaitu
dengan melihat hasil seperti dalam kotak saran sehingga terdapat informasi banyaknya wom positif atau
wom negatif dari para konsumen. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis menggunakan lima
elemen dari Sernovizt (2009) yaitu Talkers, Topics, Tools, Taking Part dan Tracking sebagai indikator untuk
mengukur Word of Mouth.
Servicescape
Menurut Hightower & Shariat (2009) servicescape didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
secara fisik hadir di sekitar konsumen selama pertemuan transakasi layanan jasa. Selain itu menurut
Zeithaml & Bitner (2009) Servicescape adalah lingkungan dimana jasa disampaikan dan dimana perusahan
dan konsumennya berinteraksi, serta setiap komponen berwujud yang memfasilitasi penampilan atau
komunikasi dari jasa. Sedangkan Lovelock & Wirtz (2010) mendefinisikam servicescape sebagai gaya dan
tampilan fisik dan elemen pengalaman lain yang ditemui oleh pelanggan di tempat penghantaran layanan.
Servicescape memiliki beberapa dimensi yang terbentuk dari penelitian sebelumnya yang
7. dikemukakan oleh Lovelock & Wirtz (2010) bahwa terdapat tiga dimensi gabungan yang relevan yaitu: kondisi
sekitar (Ambient Conditions) adalah lingkungan layanan yang berkaitan dengan kelima panca indera,
yang dapat mempengaruhi emosional, persepsi, dan juga perilaku seseorang yang dapat merubah
suasana hati seseorang melalui music, aroma, warna, pencahayaan, suhu udara, dan jauh dari
kebisingan. Tata ruang dan fungsional (Spatial Layout and Functionality), menciptakan servicescape visual
dan fungsional sehingga penghantaran dan konsumsi layanan bisa terjadi. Tanda –tanda, simbol dan artefak
(Signs, Symbols, and Artifacts) untuk membantu memberikan petunjuk-petunjuk yang akan memudahkan
dan memandu konsumen untuk menemukan apa yang mereka cari saat berada di dalam lingkungan jasa.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis menggunakan 3 dimensi dari Lovelock & Wirtz (2010)
yaitu Ambient Conditions, Spatial Layout and Functionality Signs, Symbols, and Artifacts sebagai indicator
dalam mengukur Servicescape.
Minat Berkunjung
Teori minat berkunjung dianalogikan sama dengan minat beli, seperti penelitian yang dilakukan
oleh Albarq (2014) yang menyamakan bahwa minat berkunjung sama dengan minat pembelian konsumen.
Pengertian minat menurut Kotler & Keller (2016) bahwa minat sebagai dorongan, yaitu rangsangan internal
yang kuat yang memotivasi tindakan, dimana dorongan ini dipengaruhi oleh stimulus dan perasaan positif
akan produk. Menurut Ferdinand (2002), minat beli dapat diidentifikasi melalui 4 indikator yaitu 1) Melalui
minat transaksional, yaitu kecendrungan seseorang untuk membeli produk. 2) Melalui minat referensial,
yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain. 3) Melalui minat
prefensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada
produk tersebut. 4) Melalui minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu
mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat
positif dari produk tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis menggunakan 4 indikator dari
minat berkunjung yaitu melalui minat transaksional, melalui minat referensial, melalui minat eksploratif
dan melalui minat prefensial sebagai indikator dalam penelitian.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Sibio-bio (Aek Sabaon) di Kabupaten Tapanuli
Selatan. Jenis penelitian yang digunakan asosiatif kausal. Pengumpulan data primer diperoleh dari hasil
kuesioner secara langsung kepada para pengunjung. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode non-
probability sampling dengan menggunakan teknik accidental sampling, yaitu pengunjung yang sedang
berada dilokasi penelitian. Besarnya sampel (sample size) dalam penelitian ini adalah 151 responden
penelitian. Kriteria pengambilan responden adalah responden yang sudah pernah berkunjung minimal
satu kali . jumlah instrumen kuesioner sebanyak 31 butir.
Definisi Operasional Variabel
Defenisi operasional variabel dalam penelitian ini: 1) Variabel bebas (independent Variable) dalam
penelitian ini variabel bebasnya adalah social media (X1) adalah sebuah media berbasis internet yang
memudahkan atau memungkinkan penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi, menciptakan dan
berbagi pengalaman serta informasi yang dimilikinya. Word of Mouth (X2) adalah suatu bentuk promosi
8. yang berupa rekomendasi dari mulut ke mulut tentang kebaikan maupun keburukan dalam suatu produk
atau jasa. Servicescape (X3) adalah gaya dan tampilan fisik dan elemen pengalaman lain yang ditemui oleh
pelanggan di tempat penghantaran layanan. 2) Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini
adalah minat berkunjung (Y) adalah minat sebagai dorongan, yaitu rangsangan internal yang kuat yang
memotivasi tindakan, dimana dorongan ini dipengaruhi oleh stimulus dan perasaan positif akan suatu jasa.
Analisis Data
Teknik pengolahan data yang digunakan adalah persamaan struktural atau structural equation
model yang digunakan untuk menganalisis variabel yang berbentuk konstruk dan menjadi variabel laten
yang penilaiannya diukur secara tidak langsung melalui indikator-indikator pembentuk konstruk. Variabel
manifes pada variabel laten bersifat reflektif. Alat analisis yang digunakan adalah partial least square-
structural equation model (PLS-SEM).. Variabel manifes dari salah satu variabel laten juga berbentuk laten
sehingga metode PLS yang digunakan adalah second order construct. Oleh karena sifat indikator yang tidak
merata jumlahnya, perlakuan pada indikator first order construct akan dilakukan dengan menggunakan
latent variable score. Pengolahan data dibantu dengan menggunakan program SmartPLS 3.0
HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN
Deskripsi Responden
Tabel 1. Deskripsi Responden
No. Jenis Kelamin
Jumlah
Responden %
1. Laki-laki 75 48,4
2. Perempuan 80 51,6
Usia Responden %
1. 17-25 25 16,1
2. 26-35 82 52,9
3. 36-45 34 21,9
4. > 45 14 9,1
Pekerjaan Responden %
1 Pelajar/Mahasiswa 18 11,6
2 PNS 17 11.0
3 Wirausaha 49 31,6
4 Karyawan 48 31.0
5 Lainnya 23 14,8
sumber informasi Responden %
1. Kerabat Dekat 90 58
2.
Media Iklan (seperti:
koran, spanduk
ataupun baliho)
21 13,5
9. 3. Social Media 44 28.5
social media yang sering
digunakan
Responden %
1. Facebook 68 43,8
2. Twitter 14 9
3. Instagram 29 18,7
4. Youtube 39 25,3
5. Path 5 3,2
Sumber : Data diolah
Gambar 1. Model penelitian
Gambar 1.1 menunjukkan analisis second order dilakukan pada setiap variabel penelitian. Hal ini
dilakukan untuk melihat kesesuaian masing-masing indikator pada setiap dimensi yang menjadi acuan
penurunan indikator penelitian. Apabila indikator dari setiap dimensi sudah reliabel dan tepat mengukur
setiap dimensi, maka penelitian dapat lebih akurat memprediksi hubungan antar variabel yang terjadi.
10. Pada konstruk yang bersifat reflektif, pengujian reliabilitas indikator dilakukan dengan
menggunakan loading factor. Setiap indikator diukur nilai loading factor-nya pada konstruk masing-masing.
Nilai loading factor diharapkan mencapai lebih dari 0,7. Namun, pada penelitian yang bersifat eksplorasi,
nilai lebih dari 0,5 sudah dianggap memadai. Nilai loading factor dari setiap indikator terhadap konstruk
masing-masing diukur dengan menggunakan algoritma pada program SmartPLS.
Tabel 1.1
Hasil path coefficients
Pengaruh Social Media Terhadap Minat Berkunjung
Berdasarkan Uji-t variabel social media secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap minat berkunjung pada Taman Wisata Alam Sibio-Bio (Aek Sabaon) karena nilai signifikan variable
(0,285) lebih besar dibandingkan nilai signifikan penelitian (0,05). Hal ini menunjukan bahwa social media
berpengaruh untuk meningkatkan minat berkunjung namun pengaruh variabel ini tidak signifikan untuk
meningkatkan minat berkunjung. Pengelola taman belum memanfaatkan dengan baik sebagai media
berpromosi. Selain itu banyak responden yang belum memanfaatkan media sosial sebagai sumber
informasi. Hasil penelitian Kosarizadeh and hamdi (2015) menunjukkan bahwa media sosial berpengaruh
secara positif terhadap minat berkunjung kembali.
Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Minat Berkunjung
Berdasarkan Uji-t variabel word of mouth secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat berkunjung pada Taman Wisata Alam Sibio-Bio (Aek Sabaon) karena nilai signifikan (0,025)
lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel ini berpengaruh untuk meningkatkan minat
Original
Sample (O)
T Statistics
(|O/STDEV|)
P Values
minat berkunjung -> eksploratif 0.791 9.568 0.000
minat berkunjung -> prefensial 0.818 9.938 0.000
minat berkunjung -> referensial 0.801 9.174 0.000
minat berkunjung -> transaksional 0.676 4.521 0.000
servicescape -> ambient condition 0.951 76.869 0.000
servicescape -> minat berkunjung 0.055 0.729 0.466
servicescape -> sign, symbol and artefact 0.877 41.029 0.000
servicescape -> social media marketing -0.007 0.135 0.893
servicescape -> spatial layout and functionality 0.819 15.230 0.000
servicescape -> word of mouth 0.281 2.744 0.006
social media marketing -> Self disclosure 0.743 16.119 0.000
social media marketing -> media richness 0.626 6.103 0.000
social media marketing -> minat berkunjung 0.214 1.069 0.285
social media marketing -> self presentation 0.906 40.707 0.000
social media marketing -> social presence 0.951 84.385 0.000
word of mouth -> Tracking 0.518 5.731 0.000
word of mouth -> minat berkunjung 0.477 2.251 0.025
word of mouth -> social media marketing 0.862 25.036 0.000
word of mouth -> taking part 0.860 28.124 0.000
word of mouth -> talkers 0.862 27.891 0.000
word of mouth -> tools 0.907 37.120 0.000
word of mouth -> topics 0.748 7.070 0.000
11. berkunjung. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Fan and Miao, (2012) tentang pengaruh word of mouth
terhadap minat berkunjung yang memiliki hubungan signifikan. Seseorang yang melakukan kunjungan ke
suatu tempat wisata melalui minat terlebih dahulu akan memiliki keinginan yang tinggi untuk berkunjung
ke tempat wisata tersebut karena telah memperoleh informasi yang mendalam mengenai tempat wisata
tersebut sebelum melakukan kunjungan dan telah memilih sesuai dengan minatnya. Hasil penelitian Zerei
and Kazemi (2015) pengaruh yang berasal dari word of mouth bernilai positif, sehingga semakin sering
melakukan komunikasi word of mouth maka hal tersebut memberikan dampak yang secara signifikan
terhadap minat berkunjug seseorang untuk berkunjung ke sebuah tempat wisata.
Minat berkunjung seseorang dalam menentukan keputusan berkunjungnya dalam memilih tempat
wisata yang akan dikunjungi, salah satunya berasal dari pengaruh orang lain yang berada disekitarnya dalam
mengkomunikasikan pesan atau kesan yang positif dari suatu tempat wisata tersebut. Hal ini disebabkan
karena cerita dari kerabat terdekat yang menceritakan tujuan destinasi wisata baru yang membuat penasaran
dan timbul nya rasa ingin tahu sehingga pengunjung ingin membuktikan dan timbulah minat untuk berkunjung
Pengaruh Servicescape Terhadap Minat Berkunjung
Berdasarkan Uji-t variabel servicescape secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
minat berkunjung pada Taman Wisata Alam Sibio-Bio (Aek Sabaon) nilai signifikan (0,466) lebih besar dari 0,05.
Hal ini menunjukan bahwa servicescape tidak berpengaruh secara signifikan meningkatkan minat berkunjung .
hal ini disebabkan pengelola tidak melakukan kreasi dan inovasi dalam pengelolaan tempat seperti foto spot
yang ada symbol/sign Taman Wisata Alam Sibio-Bio, taman bermain, music yang terlalu keras dll. Sebagian
pengunjung datang untuk pertama kali bukan disebakan oleh tertarik dengan servicescape nya melainkan ingin
memuaskan hasrat ingin tahu dan membuktikan cerita dari kerabat dekat. Alasan lain adalah ingin terlihat hits
di mata orang lain karena sudah pernah berkunjung. sehingga timbulnya minat berkunjung Setelah pengunjung
mengetahui baru lah mereka mau merekomendasikan nya. Oleh karena itu, servicescape bukan lah alasan
utama yang menjadikan timbul nya minat berkunjung.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan (Uji-F) diketahui bahwa variabel social media, word of mouth dan servicescape secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap minat berkunjung pada Taman Wisata Alam Sibo-Bio
(Aek Sabaon) di Kabupaten Tapanuli Selatan.
2. Berdasarkan (Uji-t) secara parsial variabel word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat berkunjung, namun variabel social media dan servicescape berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap minat berkunjung. Variabel word of mouth merupakan variabel dominan dalam
penelitian ini untuk dapat meningkatkan minat berkunjung pada Taman Wisata Alam Sibo-Bio (Aek
Sabaon) di Kabupaten Tapanuli Selatan.
Diharapkan pengelola dari Taman Wisata Alam Sibio-bio (Aek Sabaon) memanfatkan social media
sehingga dapat mempromosikan wisata-wisata alam yang tidak pernah didengar oleh masyarakat sehingga
12. dapat mendorong minat berkunjung dan meningkatkan kualitas parawisata domestik khususnya di
Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Selain itu diharapkan pengelola juga menciptakan suasana
yang nyaman dan melakukan kreasi dan inovasi servicescape
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, W dan Jogiyanto, H.M (2015), PLS dalam penelitian bisnis, Andi, Jakarta
Albarq, A. (2014). Measuring The Impact of Online Word of Mouth on Tourist's Attitude and Intentions
to Visit Jordan. An Empirical Study, Internasional Business Research, (7) 1.
Assael, H. (2000). Perilaku Konsumen dan Pemasaran. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Fan,Y.W. & Miao, W.F. (2012). Effet of Word of Mouth on consumer Purhcase Intention , International
Journal of Electronic Business Management, Vol. 10, No. 3, pp. 175-181.
Ferdinand, A. (2002). Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen. Semarang: Bp UNDIP.
Kosarizadeh,M., & Hamdi.K. (2015). Studying the effect of Social Media on Customer Purchase Intention
(Case Study : Leather Production), Journal of Applied and Biological Sciences. 5(7)171-181, TextRoad
Publication.
Hightower R ,JR, & Shariat, M. (2009). Servicescape Hierarchial Factor Structurure Model. Global Review
of Business and Economic Research, 375-398.
Kaplan, & Haenlein. (2010). Users of the world, unite! The Challenges and opportunies of Social Media.
Business Horizons, 59-68.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2012). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: PT Penerbit Erlangga.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Marketing Manajemen . Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Lovelock, C. (2010). Pemasaran Jasa. Jakarta: PT Penerbit Erlangga.
Lovelock, C., & Wirtz, J. (2010). Service Marketing. USA: Pearson.
Lupiyoadi, H. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Sernovizt, A. (2009). Word of Mouth Marketing: How Smart Companies People Talking. Chicago: Kaplan
Publishing.
Silverman, G. (2001). The Secrets of Word of Mouth. USA: Library Association.
Situmorang, S. H. (2016). Digital Business. Medan: USU Press.
Situmorang, S. H. (2017). Riset Pemasaran. Medan: USU Press.
Yoeti, O. (2005). Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta: Paradaya Paramita.
Zarei,A., & Kazemi,A. (2014). The impact of positive word of mouth on store brand purhase intention
with mediate effect of store image and perceived risk toward SBs .Journal Accounting and marketing (3)
1
13. Zeithaml, V.A. & Bitner, M.J (2009). Service Marketing, Fifth Edition. New York: The McGraw-Hill
Companies Inc.