Dokumen tersebut membahas tentang teori mimetik, yang merupakan pendekatan yang memandang karya sastra sebagai tiruan dari dunia nyata. Teori ini pertama kali diusung oleh Plato dan Aristoteles, dan menjelaskan bagaimana karya sastra berhubungan dengan realitas sosial. Contoh karya sastra yang sesuai dengan teori ini adalah puisi "Senja di Pelabuhan Kecil" karya Chairil Anwar, yang menceritakan tent
1. Teori Mimetik
Oleh :
Anah Mutaslimah
Annajmi Sakinah
Dedi Kurniawan
Delviza Yuliandari
2. Pembahasan
Pengertian Mimetik
Sejarah Mimetik
Tokoh Teori Mimetik
Bagaimana Teori Mimetik
Contoh Karya Sastra Berdasarkan
Teori Mimetik
3. Pengertian Mimetik
o Istilah mimetik berasal dari bahasa Yunani mimesis
yang berarti „meniru‟,„tiruan atau „perwujudan‟.
o Secara umum mimetik dapat diartikan sebagai suatu
pendekatan yang memandang karya sastra sebagai
tiruan atau pembayangan dari dunia kehidupan nyata.
o Mimetik juga dapat diartikan sebagai suatu teori yang
dalam metodenya membentuk suatu karya sastra
dengan didasarkan pada kenyataan kehidupan sosial
yang dialami dan kemudian dikembangkan menjadi
suatu karya sastra dengan penambahan skenario yang
timbul dari daya imajinasi dan kreatifitas pengarang
dalam kehidupan nyata tersebut.
4. Pengertian mimetik menurut para ahli:
a. Plato
Plato mengungkapkan bahwa sastra atau seni
hanya merupakan peniruan (mimesis) atau
pencerminan dari kenyataan.
b. Aritoteles
Ia berpendapat bahwa mimesis bukan hanya
sekedar tiruan, bukan sekedar potret dan realitas,
melainkan telah melalui kesadaran personal batin
pengarangnya.
5. c. Raverzt
Berpendapat bahwa mimesis dapat diartikan sebagai
sebuah pendekatan yang mengkaji karya sastra yang
berupaya untuk mengaitkan karya sastra dengan
realitas atau kenyataan.
d. Abrams
Mengungkapkan pendekatan mimetik adalah
pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan
kajiannya terhadap hubungan karya sastra dengan
kenyataan di luar karya sastra.
6. Sejarah Mimetik
• Pandangan tentang mimetik pertama kali diungkapkan oleh
filsuf terkenal yaitu Plato yang kemudian diungkapkan lagi
oleh muridnya yaitu Aristoteles. Plato berpendapat bahwa
seni hanyalah tiruan alam yang nilainya jauh di bawah
kenyataan dan ide. Menurutnya lagi, seni adalah sesuatu yang
rendah, yang hanya menyajikan suatu ilusi tentang kenyataan
dan tetap jauh dari kenyataan.
• Berbeda dengan Plato, Aristoteles menyatakan bahwa tiruan
itu justru membedakannya dari segala sesuatu yang nyata dan
umum karena seni merupakan aktivitas manusia. Dalam
sebuah penciptaan sastrawan tidak semata-mata meniru
kenyataan melainkan sekaligus menciptakan.
7. Lanjutan…
• Mimetik berasal dari bahasa Yunani „mimesis‟ yang berarti
tiruan. Dalam hubungannya dengan kritik sastra mimetik
diartikan sebagai sebuah pendekatan yang dalam mengkaji
karya sastra selalu berupaya untuk mengaitkan karya sastra
dengan realitas atau kenyataan. Perbedaan pandangan Plato
dan Aristoteles menjadi sangat menarik karena keduanya
merupakan awal filsafat alam, merekalah yang
menghubungkan antara persoalan filsafat dengan kehidupan
(Ravertz, 2007: 12).
• Pengertian mimesis (Yunani: perwujudan atau peniruan)
pertama kali dipergunakan dalam teori-teori tentang seni
seperti dikemukakan Plato (428-348) dan Aristoteles (384-
322), dan dari abad ke abad sangat memengaruhi teori-teori
mengenai seni dan sastra di Eropa (Van Luxemburg,
1986:15).
8. Tokoh-tokoh Teori Mimetik
Plato (427-347 SM)
Dilahirkan di lingkungan keluarga bangsawan kota Athena. Semenjak
muda ia sangat mengagumi Socrates (470-399), seorang filsuf yang
menentang ajaran para sofis, sehingga pemikiran Plato sangat
dipengaruhi sosok yang di kemudian hari menjadi gurunya tersebut.
Salah satu pemikiran pemikiran Plato yang terkenal ialah pandangannya
mengenai realitas. Menurutnya realitas seluruhnya terbagi atas dua
dunia: dunia yang terbuka bagi rasio dan dunia yang hanya terbuka bagi
panca indra. Dunia pertama terdiri atas idea-idea dan dunia berikutnya
ialah dunia jasmani. Bahkan pemikiran Plato tersebut bahkan berhasil
mendamaikan pertentangan antara pemikiran Hera Kleitos dan
Parmenides (Bartness.1979:14). Pandangan Plato mengenai dunia
tersebuts terkait juga dengan konsep mimesis.
9. Aristoteles (384-322)
Lahir di Stagirus, Macedonia, di daerah Tharke,
Yunani Utara tahun 384 SM
Ia belajar di sekolah filsafat yang didirikan Plato
dan tinggal di Akademia hingga Plato meninggal
dunia.
MH (Meyer Howard) Abrams
Lahir di Jewis, 23 juli 1912. Class of 1916
Profesor Emeritus Sastra Inggris, telah menjadi
anggota dari Departemen Bahasa Inggris di Cornell
University sejak 1945. Dia adalah otoritas pada
literatur abad ke-18 dan 19, kritik sastra, dan
Romantisisme Eropa.
Tokoh mimetik lainnya yaitu Levin dan Ravertz.
10. Tentang Teori Mimetik
Dalam teori mimetik terdapat tiga metode yang dapat digunakan dalam
kritik mimetik, yaitu:
• Kepada kelompok masyarakat tertentu, terutama masyarakat yang
disebut dalam karya sastra diberi angket tentang keadaan sosio-budaya
masyarakatnya, baik masa lalu maupun masa kini. Angket diolah secara
kualitatif, yang ada dalam karya sastra tersebut.
• Dengan menghubungkan suatu unsur yang ada dalam karya sastra
dengan unsur tertentu bersamaan dengan yang terdapat dalam
masyarakat. Sejauhmana unsur-unsur itu benar-benar berfungsi dalam
karya sastra, sejauh itu pula hubungan antara karya sastra dengan
masyarakat.
• Kepada anggota masyarakat tertentu yang diminta membaca karya
sastra, diberi beberapa pertanyaan. Pertanyaan diarahkan kepada
masalah soosial yang telah bergeser atau hilang dalam masyarakat.
Pengolahan secara kualitatif akan dapat menjawab tentang hubungan
karya sastra dengan keadaan sosial budaya.
11. Contoh Karya Sastra Berdasarkan
Teori Mimetik
‘Senja di pelabuhan kecil’ karya Chairil Anwar.
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Diantara gudang rumah tua pada cerita
Tiang serta temali, kapal, perahu tiada berlaut
Menghembus diri dalam mempercaya mau terpaut
Gerimis mempercepat kelam ada juga kelepek elang
Menyinggung muram desir hari berenang,
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
Dan kini, tanah, air, tidur hilang ombak
Tiada lagi. Aku sendiri berjalan
Menyisir semenanjung masih pengap harap
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai ke empat, sedu penghabisasn bisa terdekab.
(Chairil Anwar, 1946)
12. Penelaahan…
Pada puisi “senja di pelabuhan kecil” ini menceritakan cinta
yang sudah tidak dapat diperoleh lagi. Pelukis melukiskan
gedung, rumah tua, cerita tiang dan temali, kapal, dan perahu
yang tidak bertaut.
Benda- benda itu semua mengungkapkan perasaan sedih dan
sepi. Penyair merasa bahwa benda- benda di pelabuhan itu
membisa kepadanya, menghembus diri dalam mempercaya mau
berpaut.
Terdapat pada bait ke satu, yaitu:
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Diantara gudang rumah tua pada cerita
Tiang serta temali, kapal, perahu tiada berlaut
Menghembus diri dalam mempercaya mau terpaut
13. Lanjutan…
Pada bait kedua dalam puisi “senja di pelabuhan
kecil” perhatian penyair memfokus kesuasana
pelabuhan dan tidak lagi kepada benda- benda di
pelabuhan yang beraneka ragam. Di mpelabuhan itu
turun gerimis yang mempercepat kelam (menambah
kesedihan penyair) dan ada “kelapa elang” yang “
menyinggung muram “ (membuat hati penyair lebih
muram), dan “hari- hari seakan lagi berenang”
(kegemingan telah musnah). Suasana di pantai itu
suatu saat membuat hati penyair di penuhi harapan
untuk terhibur, tapi ternyata suasana pantai itu
kemudian berubah, harapan untuk mendapatkan itu
musnah, sebab” kini tanah , air, tidur hilang ombak”.
14. Lanjutan…
Pada bait ketiga dalam puisi” senja di pelabuhan kecil”
pikiran penyair lebih dipusatkan pada dirinya dan bukan
kepada pantai dan benda- benda sekeliling pantai itu. Dia
merasa “aku sendiri “. Tidak ada lagi yang diharapkan akan
memberikan hiburab dalam kesendirian dan kedukaannya
itu.
Dalam kesendirian itu, ia menyisir semenanjung semula ia
berjalan dengan dipenuhi harapan. Namun sesampainya di
ujung sekalian selamat jalan”. Jadi, setelah penyair mencapai
ujung tujuan , ternyata orang yang diharapkan akan
mennghiburnya itu malah mengucapkan selamat jalan.
Penyair merasa bahwa sama sekali tidak ada harapan untuk
mencapai tujuannya. Sebab itu dalam kesendirian dan
kedukaannya, penyair merasakan “ dari pantai ke empat sedu
penghabisan bisa terdekap”. Betapa mendalam rasa sedihnya
itu, ternya dari pantai ke empat sedu sedan tangisnya dapat
dirasakan.
15. Amanat puisi ini menyatakan bahwa penyair
ingin mengungkapkan kegagalan cintanya yang
menyebabkan hatinya sedih- sedih dan tercekam.
Kegagalan cinta itu menyebabkan seseorang seolah
kehilangan segala- galanya. Cinta yang sungguh-
sungguh dapat menyebabkan seseorang menghayati
apa arti kegagalan itu secara total.