SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 70
Rangkaian AC
(Arus Bolak Balik)
Simon Patabang, MT.
Universitas Atma Jaya Makassar
Pendahuluan
• Rangkaian AC adalah rangkaian listrik dimana
besarnya arus dan tegangan berubah terhadap waktu
dan dapat mengalir dalam dua arah (bolak-balik).
• Secara matematik, arus dan tegangan bolak-balik
berbentuk gelombang sinus seperti pada gambar
berikut :
Rangkaian Arus Bolak Balik
• Sumber arus bolak-balik adalah generator arus bolak-
balik (AC).
• Generator AC menghasilkan dan tegangan dan arus AC
yang berbentuk gelombang sinus dengan sudut frekuensi
ω.
• Beban pada rangkaian AC disebut Impedansi dengan
simbol Z.
dimana:
V = tegangan sumber. 
V = Vm sin ωt
I = Arus total  I = Im sin ωt
Z = beban/impedansi
• Arus dan tegangan bolak balik didefinisikan dengan
persamaan sebagai berikut :
dimana :
V : tegangan sesaat
I : arus sesaat
Vm : tegangan maksimum
Im : arus maksimum
ω : kecepatan sudut (rad/detik)
t : waktu (detik)
Sudut phasa θ = ω.t rad
sinmV V t
sinmI I t
Salah satu sifat khusus dari gelombang arus AC adalah
mempunyai sifat periodik atau berulang dengan selang
waktu tertentu yang disebut dengan perioda (T).
Hubungan antara frekuensi sudut (ω) , frekuensi (f) dan
periode T adalah :
ω = 2πf
f = 1 / T (Hertz,Hz)
maka ω = 2π/T
T = Periode = waktu untuk menempu satu gelombang
F = banyaknya gelombang dalam waktu 1 detik
Besaran pada Tegangan bolak-balik yaitu :
1. Tegangan sesaat (Vt) adalah tegangan pada suatu
waktu (t) detik.
2. Tegangan maksimum (Vm) adalah tegangan dengan
harga maksimum dari tegangan nominal.
3. Tegangan peak to peak (puncak-puncak) (Vpp)
merupakan beda tegangan maksimum dengan
tegangan minimum, dengan persamaan:
Vpp = 2. Vm
Tegangan maksimum dan peak to peak ditunjuk
kan pada pengukuran Osiloscope.
4. Tegangan rata-rata (Vrata-rata) didefinisikan dengan
persamaan :
5. Tegangan efektif (Vef) dirumuskan dengan :
Tegangan bolak – balik efektif ditunjukkan oleh
alat ukur multimeter.
2 m
rata rata
V
V
 
2
m
efektif
V
V 
Besaran pada Arus bolak-balik yaitu :
1. Arus sesaat (It) adalah arus pada suatu waktu t
detik.
2. Arus maksimum (Im) adalah arus dengan harga
maksimum dari arus nominal.
3. Arus puncak-puncak (Ipp) merupakan beda arus
maksimum dengan arus minimum, dengan
persamaan:
2.pp mI I
4. Arus rata-rata (Irata-rata) didefinisikan dengan
persamaan :
5. Arus efektif (Ief) adalah dirumuskan dengan :
2 m
rata rata
I
I
 
2
22
m m
efektif
I I
I  
Contoh:
Sebuah generator ac menghasilkan tegangan sebesar Vt =
120 sin 60t volt dan arus it = 40 sin 60t Amper.
Tentukanlah :
1. Tegangan dan arus maksimum
2. Sudut frekuensi
3. Frekuensinya
4. Periodanya
5. Tegangan dan arus rata-rata
6. Tegangan dan arus efektif
7. Tegangan peak to peak
Penyelesaian :
Persamaan tegangan Vt = 120 sin 60t volt dan arus it = 40 sin 60t
Amper.
1. Tegangan dan arus maksimum
Rumus : Vt = Vm sin wt dan it = Im sin wt.
Dari persamaan diketahui bahwa :
Vm = 120 volt dan Im = 40 A.
2. Sudut frekuensi
Sudut frekuensi w = 60 rad/det
3. Frekuensinya.
W = 2πf  f = w/2π dimana π = 22/7
f = 60/(2.22/7)  f = 9,55 Hz
4. Periodanya
5. T = 1/f  T = 1/9,55 = 0,105 detik
6. Tegangan dan arus rata-rata
Vr = 2. 120/π = 76,36 Volt
Ir = 2. 40/ π = 25,45 A
7. Tegangan dan arus efektif
Vef = Vm/√2  Vef = 120/√2 = 84,85 Volt
Ief = Im /√2  Ief = 40/√2 = 28,28 A
8. Tegangan peak to peak
Vpp = 2.Vm  Vpp = 2.120 = 240 Volt
dan
2 m
rata rata
V
V
 
2 m
rata rata
I
I
 
Jenis Beban
• Dalam sistem tenaga listrik arus bolak-balik dikenal
beberapa jenis beban. Jenis Beban AC terdiri dari :
1. Beban Resistif (R)
2. Beban Induktif (L)
3. Beban kapasitif (C)
4. Beban campuran.
1. Rangkaian AC Beban R
Beban resistor (R) yang terhubung dengan sumber
tegangan bolak-balik, maka besarnya tegangan
beban R adalah:
Besarnya arus listrik yang mengalir pada beban R
adalah :
sinmV V t
dimana , Im (arus maksimum), maka :
Gambar gelombang tegangan dan arus bolak-balik
pada beban R digambarkan sebagai berikut :
sinmI I t
sinm
V
I
R
V t
I
R



m
m
V
I
R

• Nilai V dan I selalu mencapai suatu titik pada saat yang
bersamaan yaitu : mencapai nilai maksimum pada sudut
π/2, 5π/2, mencapai nol pada sudut 0, π, 2π dan
mencapai nilai minimum pada sudut 3π/2.
• Pada keadaan demikian, dikatakan bahwa V dan i
mempunyai phasa yang sama (sephasa).
• Sephasa artinya pada setiap sudut yg sama, posisi V dan I
selalu bersamaan.
Sudut Fase dan Beda Fase
• Dalam rangkaian listrik arus bolak-balik, sudut
fase dan beda fase akan memberikan informasi
tentang tegangan dan arus.
• Beda fase antara tegangan dan arus pada listrik
arus bolak-balik memberikan informasi tentang
sifat beban dan penyerapan daya atau energi
listrik.
• Dengan mengetahui beda fase antara tegangan
dan arus dapat diketahui sifat beban apakah
resistif, induktif atau kapasitif.
Diagram Phasor Beban R
• Phasor adalah bilangan kom
pleks yang merepresentasikan
besaran atau magnitude dan
phasa gelombang sinusoidal.
• Diagram phasor menyatakan hubungan antara
vektor V dan i dengan sudut phasa θ
Diagram phasor mempunyai ketentuan sebagai berikut:
a. Panjang phasor menyatakan nilai maksimum dari
tegangan dan arus bolak-balik, yakni Vm dan im.
b. Proyeksi phasor terhadap sumbu Y menyatakan
nilai-nilai sesaat dari tegangan (Vt) dan arus bolak-
balik (It), yaitu :
sint mV V t
sint mI I t
Pada beban R, sudut phasa arus dan tegangan sama
dengan Nol artinya vektor tegangan dan arus selalu
berimpit.
Sudut phasa artinya beda sudut antara posisi vektor
tegangan dan vektor arus.
Persamaan V dan I dapat dituliskan dalam bentuk polar
sebagai berikut :
/_
Contoh :
Rangkaian AC beban R, dimana R = 40Ω, Vm = 100 V, dan
frekuensi generator f = 50 Hz. Pada saat t=0 detik, tegangan
pada resistor VR = 0. Tentukan:
a. arus maksimum,
b. frekuensi sudut ,
c. arus melalui resistor pada t = 1/75 s
d. arus melalui resistor pada t = 1/150 s
Penyelesaian:
Diketahui :
R = 40Ω, Vm = 100 V, f = 50 Hz, VR = 0 , pada saat t=0 detik
a. Rangkaian resistor murni, Im dapat dicari dengan
persamaan:
Im = Vm/R = 100/40 = 2,5 A
b. Frekuensi sudut anguler (ω)
ω = 2πf = 2π.50 = 100 π rad/det
c. Untuk rangkaian resistor murni, tegangan sefase
dengan arus, sehingga untuk :
V = Vm.sin ωt, maka I = Im.sin ωt.
Persamaan arus sesaat yaitu:
I(t) = Im.sin ωt = 2,5 sin ωt
pada saat t = 1/75 detik, maka arus It adalah :
1 4
2,5sin100 2,5sin
75 3
1
2,5. 3
2
5
3
4
t
t
t
I
I
I A
 
 
  
 
 
  
 
 
d. Pada saat t = 1/150 detik, maka arus It adalah :
1 2
2,5sin100 2,5sin
150 3
1
2,5. 3
2
5
3
4
t
t
t
I
I
I A
 
 
  
 
 
  
 

2. Rangkaian AC Beban L
Sumber tegangan bolak-balik Vt mensuplai arus ke beban
induktor L maka akan timbul tegangan pada beban sebesar VL.
Besarnya Vt sama dengan VL atau Vt = VL.
( ) sinmV t V t
Apabila induktor mempunyai induktansi sebesar L,
maka berdasarkan Hukum Lenz besarnya tegangan
beban adalah :
Karena VL = Vt maka :
L
di
V L
dt

sin
sin
m
m
di
L V t
dt
V
di t
L




Jadi arus AC pada beban induktor adalah:
Dgn Integrasi maka besarnya i adalah :
dan cost ωt = sin (ωt - π/2)
ωL adalah besarnya hambatan pada induktor disebut
reaktansi induktif dengan simbol XL.
. 2 .LX L f L  

maka LXVm Im
sinmV
di t
L
  ( cos )mV
i t
L


 
sin( )
2
mi I t

  m
m
V
I
L
dimana :
Gelombang V dan i dalam rangkaian induktor L
digambarkan sebagai berikut :
Pada saat mencapai nilai maksimum, V berada pada sudut
π/2 sedangkan I mencapai nilai maksimum pada sudut π.
Selisi kedua sudut adalah π - π/2 = π/2 (beda sudut fase).
Jadi V dan i berbeda fase sebesar π/2 atau 90 derajat
dimana arus terlambat (lagging) dari tegangan.
Diagram Phasor
Diagram phasor, hubungan V dan i untuk rangkaian
induktor memperlihatkan bahwa arus im terlambat dari
tegangan Vm atau tegangan Vm mendahului Im sebesar
90˚.
Atau arus tertinggal terhadap tegangan sebesar 90˚. Karena
arus tertinggal terhadap tegangan, maka disebut lagging.
maka persamaan tegangan sesaatnya :
Jika diketahui persamaan tegangan sesaatnya adalah :
maka persamaan arus sesaat adalah :
Jika diketahui persamaan arus sesaatnya adalah :
Jika arusnya adalah :
Maka :
Bentuk polar dari persamaan arus dan tegangan
adalah :
Sebuah induktor 0,2 henry dipasang pada sumber
tegangan arus bolak-balik, V = (200. sin 200t) volt.
Tentukan persamaan arus yang mengalir pada
rangkaian tersebut!
Diketahui:
V = (200 sin 200t) volt
L = 0,2 H
Ditanya: I = ... ?
Contoh :
Penyelesaian :
Persamaan tegangan : V = Vm.sinωt
V = 200.sin 200t
Dari persamaan diketahui :
Vm = 200 volt dan ω= 200 rad/s, maka:
XL = ω.L= (200)(0,2)
XL = 40Ω
Im = Vm / XL = 200 / 40 = 5 A
Untuk beban L, arus tertinggal π/2 rad terha-
dap tegangan, sehingga:
sin
2
5sin 200
2
mI I wt
I t A


 
  
 
 
  
 
3. Rangkaian AC Beban C
Bila beban C dicatu dengan
tegangan bolak-balik Vt,
maka kapasitor akan
menyimpan muatan listrik
Q. Besarnya tegangan pada
C sebesar Q/C.
sint mV V t C
Q
V
C
dan
Maka : sinm
Q
V t
C

Karena sumber dan beban paralel, maka
besarnya tegangan dengan beban kapasitansi C
sama. Vt = Vc
Besarnya arus listrik i pada kapasitor adalah :
Besarnya hambatan pada
kapasitor disebut reaktansi
kapasitif Xc dengan satuan
Ohm didefinisikan sbb :
CfC
XC
.2
1
.
1


sinmQ CV t
0
cos
cos
(sin 90 )
m
m
m
dq
i
dt
i CV t
V
i t
Xc
i I t
 





 
• Dari persamaan tersebut terlihat bahwa arus
mendahului tegangan dengan sudut 90 derajat
• Gelombang V dan i pada rangkaian dengan beban
kapasitor seperti pada gambar dibawah ini.
Grafik memperlihatkan bahwa V dan i berbeda fase
π/2, dimana arus i mendahului V sebesar π/2.
Diagram Phasor
Diagram phasor menunjukkan bahwa arus Im
mendahului tegangan Vm sebesar 90˚.
Pada beban kapasitor, arus mendahului tegangan
sebesar 90˚. Keadaan ini disebut arus leading.
Jika diketahui persamaan arus sesaat adalah :
maka persamaan tegangan sesaatnya :
Jika diketahui persamaan tegangan sesaatnya adalah :
maka persamaan arus sesaat adalah :
Bentuk Polar persamaan arus dan tegangan :
Contoh :
Sebuah kapasitor 50 μF dihubungkan dengan sumber
tegangan arus bolak-balik. Arus yang mengalir pada
rangkaian adalah I = (4.sin 100t) A. Tentukanlah
persamaan tegangan pada kapasitor !
Diketahui:
C = 50 μF = 5 × 10-5 F
I = (4.sin 100t) A
Ditanyakan : Persamaan tegangan, V = ...?
Penyelesaian:
I = (Im.sin ω ) A
I = (4.sin100t) A
maka, Im = 4 A, dan ω = 100 rad/s
Dari persamaan di atas, maka diperoleh :
4 Rangkaian R-L Seri
Hambatan R dan XL
dihubungkan seri dengan
catu daya tegangan bolak-
balik V.
Beban Z adalah : Z = R + j XL
Diagram vektor beban Z :
Hambatan R dan XL juga dijumlahkan secara vektor :
Z = impedansi (Ohm)
22
LXRZ 
22
LR VVV 
Total tegangan V diperoleh dengan penjumlahan
secara vektor :
Hukum Ohm I :
VR = tegangan pada R
VL = tegangan pada XL
Kuat arus yg mengalir pada rangkaian adalah :
22
LXR
V
Z
V
i


Contoh :
Sebuah Induktor L = 40 mH dan resistor R = 6 Ohm
dirangkai seri dan dihubungkan dengan sebuah
sumber tegangan AC dengan nilai Vm = 200 Volt
dan frekuensi f= 100/π Hz. Tentukanlah kuat arus
melalui rangkaian pada saat t = 0,05 sekon !
Terlebih dahulu kita cari beberapa besaran berikut:
Arus maksimum yang mengalir adalah :
Sudut fase antara tegangan dan arus adalah :
Subsitusi hasil perhitungan ke dalam persamaan arus,
maka besarnya arus yang mengalir dalam rangkaian
pada saat t=0,05 detik adalah :
5. Rangkaian R-C Seri
Hambatan R dan XC
dihubungkan seri dengan
tegangan bolak-balik V.
Beban Z adalah : Z = R - j XC
Diagram vektor beban Z :
Hambatan R dan XC juga dijumlahkan secara vektor :
Z = impedansi (Ohm)22
CXRZ 
VR = tegangan pada R
VC = tegangan pada XC
Besar tegangan total V ditulis secara vektor :
CC
R
iXV
iRV


22
CR VVV 
Hukum Ohm I :
Kuat arus i yg mengalir pada rangkaian adalah :
22
CXR
V
Z
V
i


Contoh :
Sebuah kapasitor dengan kapasitas 25/π μF disusun seri
dengan sebuah resistor 300 Ohm dan dihubungkan
dengan sumber tegangan AC dengan persamaan V = 40
sin(100πt) volt. Tentukan arus yang mengalir pada
rangkaian pada saat t = 0,05 sekon.
Diketahui :
R=300 Ohm, L= 25/π μF, t = 0,05 detik.
Ditanyakan arus I=?
Jawab :
Persamaan arus I = Im sin(ωt + θ)
Arus maksimum yang mengalir dapat dicari sbb:
Sudut fase antara tegangan dan arus dapat dihitung
dari grafik :
 Θ = 53 ͦ
Subsitusi nilai2 yang diperoleh ke dalam persamaan
arus I sbb :
I = Im sin (ωt + θ)
Latihan
Sebuah resistor 200 Ω dan kapasitor 5μF dihubungkan seri.
Tegangan pada resistor adalah Vr = 1,2 cos 2500 t Volt.
Tnetukanlah :
a. Persamaan arus
b. Reaktansi kapasitf kapasitor
c. Tegangan pada kapasitor
Penyelesaian :
R dan C dihubungkan seri, maka arus pada R dan C sama
besarnya yaitu : I = VR/R
i= (1,2 cos 2500 t)/ 200 = 6x 10⁻³ cos 2500 t A
b. Xc = 1/ωC  Xc = 1/ (2500. 5 x10⁻⁶ )
Xc = 80 Ω.
c. Vc = I. Xc  Vc = 6x 10⁻³ cos 2500 t x 80 Volt . Pada saat t=0
detik maka :
Vc = 6x 10⁻³ x 80 = 0,48 Volt
6 Rangkaian R-L-C Seri
Hambatan R, XL dan XC
dihubungkan seri de-
ngan tegangan bolak-
balik V.
Beban impedansi rangkaian adalah :
Z = R + j X
Z = R + j (XL – XC)
22
)( CL XXRZ 
VR = tegangan pada R
VC = tegangan pada XC
VL = tegangan pada XL
Besarnya tegangan Vm diperoleh dengan
penjumlahan vektor seperti pada diagram phasor
berikut :
CC
LL
R
iXV
iXV
iRV



Hukum Ohm I :
Besar tegangan total Vm ditulis secara vektor :
22
)( CLR VVVV 
Kuat arus yg mengalir pada rangkaian ini adalah :
22
)( CL XXR
V
Z
V
i


Contoh :
Penyelesaian :
XL = ωL = (10.000 rad/det) . 60 mH = 600 Ω
XC = 1 / ωC = 1/ (10.000rad/det)( 0,5 x 10̄⁻⁶ F) = 200 Ω
Impedansi Z rangkaian adalah :
Sebuah rangkaian RLC seri dengan data
R=300Ω, L=60mH, C=0,5μF, Vm= 50 V,
dan ω=10.000 rad/det. Hitunglah
reaktansi Xc, XL, impendansi Z,
Amplitudo arus, sudut phasa, dan
tegangan pada tiap elemen rangkaian.
Dengan amplitudo tegangan sumber V= 50 volt, maka
amplitudo arus adalah :
Sudut phasa adalah :
Karena sudut phasa positif, maka tegangan
mendahului arus sebesar 53 ͦ atau beban bersifat
induktif.
Tegangan pada R : 
Tegangan pada L : 
Soal Latihan
1. Arus listrik PLN yang sampai ke rumah mempunyai
tegangan 220 V dan frekuensi 50 Hz. Tentukan:
(a) Tegangan maksimum.
(b) Kecepatan sudut.
(c) Tegangan efektif.
2. Sebuah rangkaian ac kapasitif mempunyai frekwensi
sudut 100 rad/s dan Vm = 220 V, Jika C = 20 μF,
tentukanlah kuat arus yang melalui rangkaian pada
saat t = 0,004 s!
3. Suatu kumparan dengan induktansi diri 100 mH dan
hambatan tidak diketahui dan sebuah kapasitor 1 μF di susun
seri dengan suatu osilator berfrekuensi 5000 rad/s. Jika sudut
fase antara tegangan power suplai dan kuat arus 60o ,
tentukan hambatan kumparan dan kapasitor.
4. Tegangan induksi pada suatu generator mempunyai
persamaan, Vt = 200 sin(100t )
Tentukan:
a. Tegangan maksimum
b. Kecepatan sudut
c. Frekuensi putaran
d. Periode
e. Lukiskan grafik ggl (tegangan) sebagai fungsi waktu.
Resonansi Seri
Resonansi dapat terjadi dalam rangkaian RLC seri dan
LC seri. Jika XL = Xc maka besarnya impedansi rangkaian
adalah :
Pada saat XL sama dengan Xc maka akan terjadi
resonansi. Besarnya frekuensi resonansi dapat
dihitung sebagai berikut :
22
)( CL XXRZ 
Z = R
maka besarnya frekuensi resonansi adalah :
Dimana :
LC
f
2
1

C
L
XX CL


1


Faktor Daya :
• Besaran cos Φ ini disebut dengan faktor kerja
(power faktor), dan untuk rangkaian seri RLC
berlaku :
Faktor daya untuk beban resistor murni R sama
dengan 1  cos Φ = 1
Faktor daya dapat dihitung dengan Rumus lain :
Z
R
cos
Daya Arus Bolak-balik
Daya dalam arus searah dirumuskan P = V.i, dengan V dan i
harganya selalu tetap.
Daya listrik arus bolak-balik dinyatakan sebagai perkalian
antara tegangan, kuat arus dan faktor daya.
Dengan :
P = daya listrik bolak-balik (Watt)
V = tegangan efektif (V)
i = kuat arus efektif (A)
Z = impedansi rangkaian (Ohm)
Cos θ = faktor daya 
 cosataucos 2
ZiPViP 
Z
R
cos
• Rumus daya yang lain :
• Segitiga Daya :
Daya dapat dibedakan menjadi :
1. Daya aktif = P = kW
2. Daya reaktif = Q =k VAR
3. Daya semu = S = kVA
Hubungan ketiga jenis daya :
Q (KVAR) = S (KVA) sin θ
P (KW) = S (KVA) cos θ
S² = P² + Q²
Sekian

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Beny Nugraha
 
RL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsRL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton Theorems
Muhammad Dany
 

La actualidad más candente (20)

Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 
Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 
JURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOPJURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOP
 
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANGFISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi Laplace
 
Jembatan Wheatstone
Jembatan WheatstoneJembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone
 
Laporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri ParalelLaporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
 
4.hukum gauss
4.hukum gauss4.hukum gauss
4.hukum gauss
 
Laporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logikaLaporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logika
 
Ebook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhani
Ebook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhaniEbook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhani
Ebook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhani
 
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
 
Arus dan tegangan AC ( Rangkaian RLC )
Arus dan tegangan AC ( Rangkaian RLC )Arus dan tegangan AC ( Rangkaian RLC )
Arus dan tegangan AC ( Rangkaian RLC )
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistem
 
Gaya lorentz
Gaya lorentzGaya lorentz
Gaya lorentz
 
RL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsRL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton Theorems
 

Similar a 9 rangkaian arus bolak balik

Dkk01 menganalisis rangkaian listrik
Dkk01 menganalisis rangkaian listrikDkk01 menganalisis rangkaian listrik
Dkk01 menganalisis rangkaian listrik
Eko Supriyadi
 
P11 0809 listrik dinamik
P11 0809 listrik dinamikP11 0809 listrik dinamik
P11 0809 listrik dinamik
Student
 

Similar a 9 rangkaian arus bolak balik (20)

3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik
 
7 jenis beban ac
7 jenis beban ac7 jenis beban ac
7 jenis beban ac
 
Arus Bolak-balik - Copy.ppsx
Arus Bolak-balik - Copy.ppsxArus Bolak-balik - Copy.ppsx
Arus Bolak-balik - Copy.ppsx
 
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptxPPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
 
8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri
 
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptxRANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
 
8 beban rlc
8 beban rlc8 beban rlc
8 beban rlc
 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
 
Tegangan dan Arus AC
Tegangan dan Arus ACTegangan dan Arus AC
Tegangan dan Arus AC
 
Rangkaian Arus bolak balik
Rangkaian Arus bolak balikRangkaian Arus bolak balik
Rangkaian Arus bolak balik
 
materi Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMAmateri Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMA
 
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDATeori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
 
Dkk01 menganalisis rangkaian listrik
Dkk01 menganalisis rangkaian listrikDkk01 menganalisis rangkaian listrik
Dkk01 menganalisis rangkaian listrik
 
Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)
Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)
Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)
 
Listrik Dinamis.pptx
Listrik Dinamis.pptxListrik Dinamis.pptx
Listrik Dinamis.pptx
 
P11 0809 listrik dinamik
P11 0809 listrik dinamikP11 0809 listrik dinamik
P11 0809 listrik dinamik
 
05 bab4
05 bab405 bab4
05 bab4
 
05 bab4
05 bab405 bab4
05 bab4
 
05 bab4
05 bab405 bab4
05 bab4
 
Unit 4 rangkaian satu fase
Unit 4  rangkaian satu faseUnit 4  rangkaian satu fase
Unit 4 rangkaian satu fase
 

Más de Simon Patabang

Más de Simon Patabang (20)

6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
 
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
 
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
 
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanAnalisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
 
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatLap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
 
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018
 
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
 
Dasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalDasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascal
 
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
 
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa 9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
 
10 analisis komponen
10 analisis komponen10 analisis komponen
10 analisis komponen
 
13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararel
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik
 
2. hukum dasar rangkaian elektronika
2. hukum dasar rangkaian elektronika2. hukum dasar rangkaian elektronika
2. hukum dasar rangkaian elektronika
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik
 
Tugas uas sem ganjil 17 18
Tugas uas sem ganjil 17 18Tugas uas sem ganjil 17 18
Tugas uas sem ganjil 17 18
 
Tugas uas sem ganjil 2017 2018
Tugas uas sem  ganjil 2017 2018Tugas uas sem  ganjil 2017 2018
Tugas uas sem ganjil 2017 2018
 
Program dan Flowchart Perkalian Matriks
Program dan Flowchart Perkalian MatriksProgram dan Flowchart Perkalian Matriks
Program dan Flowchart Perkalian Matriks
 

Último

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Último (20)

Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 

9 rangkaian arus bolak balik

  • 1. Rangkaian AC (Arus Bolak Balik) Simon Patabang, MT. Universitas Atma Jaya Makassar
  • 2. Pendahuluan • Rangkaian AC adalah rangkaian listrik dimana besarnya arus dan tegangan berubah terhadap waktu dan dapat mengalir dalam dua arah (bolak-balik). • Secara matematik, arus dan tegangan bolak-balik berbentuk gelombang sinus seperti pada gambar berikut :
  • 3. Rangkaian Arus Bolak Balik • Sumber arus bolak-balik adalah generator arus bolak- balik (AC). • Generator AC menghasilkan dan tegangan dan arus AC yang berbentuk gelombang sinus dengan sudut frekuensi ω. • Beban pada rangkaian AC disebut Impedansi dengan simbol Z. dimana: V = tegangan sumber.  V = Vm sin ωt I = Arus total  I = Im sin ωt Z = beban/impedansi
  • 4. • Arus dan tegangan bolak balik didefinisikan dengan persamaan sebagai berikut : dimana : V : tegangan sesaat I : arus sesaat Vm : tegangan maksimum Im : arus maksimum ω : kecepatan sudut (rad/detik) t : waktu (detik) Sudut phasa θ = ω.t rad sinmV V t sinmI I t
  • 5. Salah satu sifat khusus dari gelombang arus AC adalah mempunyai sifat periodik atau berulang dengan selang waktu tertentu yang disebut dengan perioda (T). Hubungan antara frekuensi sudut (ω) , frekuensi (f) dan periode T adalah : ω = 2πf f = 1 / T (Hertz,Hz) maka ω = 2π/T T = Periode = waktu untuk menempu satu gelombang F = banyaknya gelombang dalam waktu 1 detik
  • 6. Besaran pada Tegangan bolak-balik yaitu : 1. Tegangan sesaat (Vt) adalah tegangan pada suatu waktu (t) detik. 2. Tegangan maksimum (Vm) adalah tegangan dengan harga maksimum dari tegangan nominal. 3. Tegangan peak to peak (puncak-puncak) (Vpp) merupakan beda tegangan maksimum dengan tegangan minimum, dengan persamaan: Vpp = 2. Vm Tegangan maksimum dan peak to peak ditunjuk kan pada pengukuran Osiloscope.
  • 7. 4. Tegangan rata-rata (Vrata-rata) didefinisikan dengan persamaan : 5. Tegangan efektif (Vef) dirumuskan dengan : Tegangan bolak – balik efektif ditunjukkan oleh alat ukur multimeter. 2 m rata rata V V   2 m efektif V V 
  • 8. Besaran pada Arus bolak-balik yaitu : 1. Arus sesaat (It) adalah arus pada suatu waktu t detik. 2. Arus maksimum (Im) adalah arus dengan harga maksimum dari arus nominal. 3. Arus puncak-puncak (Ipp) merupakan beda arus maksimum dengan arus minimum, dengan persamaan: 2.pp mI I
  • 9. 4. Arus rata-rata (Irata-rata) didefinisikan dengan persamaan : 5. Arus efektif (Ief) adalah dirumuskan dengan : 2 m rata rata I I   2 22 m m efektif I I I  
  • 10. Contoh: Sebuah generator ac menghasilkan tegangan sebesar Vt = 120 sin 60t volt dan arus it = 40 sin 60t Amper. Tentukanlah : 1. Tegangan dan arus maksimum 2. Sudut frekuensi 3. Frekuensinya 4. Periodanya 5. Tegangan dan arus rata-rata 6. Tegangan dan arus efektif 7. Tegangan peak to peak
  • 11. Penyelesaian : Persamaan tegangan Vt = 120 sin 60t volt dan arus it = 40 sin 60t Amper. 1. Tegangan dan arus maksimum Rumus : Vt = Vm sin wt dan it = Im sin wt. Dari persamaan diketahui bahwa : Vm = 120 volt dan Im = 40 A. 2. Sudut frekuensi Sudut frekuensi w = 60 rad/det 3. Frekuensinya. W = 2πf  f = w/2π dimana π = 22/7 f = 60/(2.22/7)  f = 9,55 Hz 4. Periodanya 5. T = 1/f  T = 1/9,55 = 0,105 detik
  • 12. 6. Tegangan dan arus rata-rata Vr = 2. 120/π = 76,36 Volt Ir = 2. 40/ π = 25,45 A 7. Tegangan dan arus efektif Vef = Vm/√2  Vef = 120/√2 = 84,85 Volt Ief = Im /√2  Ief = 40/√2 = 28,28 A 8. Tegangan peak to peak Vpp = 2.Vm  Vpp = 2.120 = 240 Volt dan 2 m rata rata V V   2 m rata rata I I  
  • 13. Jenis Beban • Dalam sistem tenaga listrik arus bolak-balik dikenal beberapa jenis beban. Jenis Beban AC terdiri dari : 1. Beban Resistif (R) 2. Beban Induktif (L) 3. Beban kapasitif (C) 4. Beban campuran.
  • 14. 1. Rangkaian AC Beban R Beban resistor (R) yang terhubung dengan sumber tegangan bolak-balik, maka besarnya tegangan beban R adalah: Besarnya arus listrik yang mengalir pada beban R adalah : sinmV V t
  • 15. dimana , Im (arus maksimum), maka : Gambar gelombang tegangan dan arus bolak-balik pada beban R digambarkan sebagai berikut : sinmI I t sinm V I R V t I R    m m V I R 
  • 16. • Nilai V dan I selalu mencapai suatu titik pada saat yang bersamaan yaitu : mencapai nilai maksimum pada sudut π/2, 5π/2, mencapai nol pada sudut 0, π, 2π dan mencapai nilai minimum pada sudut 3π/2. • Pada keadaan demikian, dikatakan bahwa V dan i mempunyai phasa yang sama (sephasa). • Sephasa artinya pada setiap sudut yg sama, posisi V dan I selalu bersamaan.
  • 17. Sudut Fase dan Beda Fase • Dalam rangkaian listrik arus bolak-balik, sudut fase dan beda fase akan memberikan informasi tentang tegangan dan arus. • Beda fase antara tegangan dan arus pada listrik arus bolak-balik memberikan informasi tentang sifat beban dan penyerapan daya atau energi listrik. • Dengan mengetahui beda fase antara tegangan dan arus dapat diketahui sifat beban apakah resistif, induktif atau kapasitif.
  • 18. Diagram Phasor Beban R • Phasor adalah bilangan kom pleks yang merepresentasikan besaran atau magnitude dan phasa gelombang sinusoidal. • Diagram phasor menyatakan hubungan antara vektor V dan i dengan sudut phasa θ
  • 19. Diagram phasor mempunyai ketentuan sebagai berikut: a. Panjang phasor menyatakan nilai maksimum dari tegangan dan arus bolak-balik, yakni Vm dan im. b. Proyeksi phasor terhadap sumbu Y menyatakan nilai-nilai sesaat dari tegangan (Vt) dan arus bolak- balik (It), yaitu : sint mV V t sint mI I t
  • 20. Pada beban R, sudut phasa arus dan tegangan sama dengan Nol artinya vektor tegangan dan arus selalu berimpit. Sudut phasa artinya beda sudut antara posisi vektor tegangan dan vektor arus. Persamaan V dan I dapat dituliskan dalam bentuk polar sebagai berikut : /_
  • 21. Contoh : Rangkaian AC beban R, dimana R = 40Ω, Vm = 100 V, dan frekuensi generator f = 50 Hz. Pada saat t=0 detik, tegangan pada resistor VR = 0. Tentukan: a. arus maksimum, b. frekuensi sudut , c. arus melalui resistor pada t = 1/75 s d. arus melalui resistor pada t = 1/150 s Penyelesaian: Diketahui : R = 40Ω, Vm = 100 V, f = 50 Hz, VR = 0 , pada saat t=0 detik
  • 22. a. Rangkaian resistor murni, Im dapat dicari dengan persamaan: Im = Vm/R = 100/40 = 2,5 A b. Frekuensi sudut anguler (ω) ω = 2πf = 2π.50 = 100 π rad/det c. Untuk rangkaian resistor murni, tegangan sefase dengan arus, sehingga untuk : V = Vm.sin ωt, maka I = Im.sin ωt. Persamaan arus sesaat yaitu: I(t) = Im.sin ωt = 2,5 sin ωt
  • 23. pada saat t = 1/75 detik, maka arus It adalah : 1 4 2,5sin100 2,5sin 75 3 1 2,5. 3 2 5 3 4 t t t I I I A                  
  • 24. d. Pada saat t = 1/150 detik, maka arus It adalah : 1 2 2,5sin100 2,5sin 150 3 1 2,5. 3 2 5 3 4 t t t I I I A                 
  • 25. 2. Rangkaian AC Beban L Sumber tegangan bolak-balik Vt mensuplai arus ke beban induktor L maka akan timbul tegangan pada beban sebesar VL. Besarnya Vt sama dengan VL atau Vt = VL. ( ) sinmV t V t
  • 26. Apabila induktor mempunyai induktansi sebesar L, maka berdasarkan Hukum Lenz besarnya tegangan beban adalah : Karena VL = Vt maka : L di V L dt  sin sin m m di L V t dt V di t L    
  • 27. Jadi arus AC pada beban induktor adalah: Dgn Integrasi maka besarnya i adalah : dan cost ωt = sin (ωt - π/2) ωL adalah besarnya hambatan pada induktor disebut reaktansi induktif dengan simbol XL. . 2 .LX L f L    maka LXVm Im sinmV di t L   ( cos )mV i t L     sin( ) 2 mi I t    m m V I L dimana :
  • 28. Gelombang V dan i dalam rangkaian induktor L digambarkan sebagai berikut : Pada saat mencapai nilai maksimum, V berada pada sudut π/2 sedangkan I mencapai nilai maksimum pada sudut π. Selisi kedua sudut adalah π - π/2 = π/2 (beda sudut fase). Jadi V dan i berbeda fase sebesar π/2 atau 90 derajat dimana arus terlambat (lagging) dari tegangan.
  • 29. Diagram Phasor Diagram phasor, hubungan V dan i untuk rangkaian induktor memperlihatkan bahwa arus im terlambat dari tegangan Vm atau tegangan Vm mendahului Im sebesar 90˚.
  • 30. Atau arus tertinggal terhadap tegangan sebesar 90˚. Karena arus tertinggal terhadap tegangan, maka disebut lagging. maka persamaan tegangan sesaatnya : Jika diketahui persamaan tegangan sesaatnya adalah : maka persamaan arus sesaat adalah : Jika diketahui persamaan arus sesaatnya adalah :
  • 31. Jika arusnya adalah : Maka : Bentuk polar dari persamaan arus dan tegangan adalah :
  • 32. Sebuah induktor 0,2 henry dipasang pada sumber tegangan arus bolak-balik, V = (200. sin 200t) volt. Tentukan persamaan arus yang mengalir pada rangkaian tersebut! Diketahui: V = (200 sin 200t) volt L = 0,2 H Ditanya: I = ... ? Contoh :
  • 33. Penyelesaian : Persamaan tegangan : V = Vm.sinωt V = 200.sin 200t Dari persamaan diketahui : Vm = 200 volt dan ω= 200 rad/s, maka: XL = ω.L= (200)(0,2) XL = 40Ω Im = Vm / XL = 200 / 40 = 5 A
  • 34. Untuk beban L, arus tertinggal π/2 rad terha- dap tegangan, sehingga: sin 2 5sin 200 2 mI I wt I t A                
  • 35. 3. Rangkaian AC Beban C Bila beban C dicatu dengan tegangan bolak-balik Vt, maka kapasitor akan menyimpan muatan listrik Q. Besarnya tegangan pada C sebesar Q/C. sint mV V t C Q V C dan Maka : sinm Q V t C  Karena sumber dan beban paralel, maka besarnya tegangan dengan beban kapasitansi C sama. Vt = Vc
  • 36. Besarnya arus listrik i pada kapasitor adalah : Besarnya hambatan pada kapasitor disebut reaktansi kapasitif Xc dengan satuan Ohm didefinisikan sbb : CfC XC .2 1 . 1   sinmQ CV t 0 cos cos (sin 90 ) m m m dq i dt i CV t V i t Xc i I t         
  • 37. • Dari persamaan tersebut terlihat bahwa arus mendahului tegangan dengan sudut 90 derajat • Gelombang V dan i pada rangkaian dengan beban kapasitor seperti pada gambar dibawah ini. Grafik memperlihatkan bahwa V dan i berbeda fase π/2, dimana arus i mendahului V sebesar π/2.
  • 38. Diagram Phasor Diagram phasor menunjukkan bahwa arus Im mendahului tegangan Vm sebesar 90˚.
  • 39. Pada beban kapasitor, arus mendahului tegangan sebesar 90˚. Keadaan ini disebut arus leading. Jika diketahui persamaan arus sesaat adalah : maka persamaan tegangan sesaatnya : Jika diketahui persamaan tegangan sesaatnya adalah : maka persamaan arus sesaat adalah :
  • 40. Bentuk Polar persamaan arus dan tegangan :
  • 41. Contoh : Sebuah kapasitor 50 μF dihubungkan dengan sumber tegangan arus bolak-balik. Arus yang mengalir pada rangkaian adalah I = (4.sin 100t) A. Tentukanlah persamaan tegangan pada kapasitor ! Diketahui: C = 50 μF = 5 × 10-5 F I = (4.sin 100t) A Ditanyakan : Persamaan tegangan, V = ...?
  • 42. Penyelesaian: I = (Im.sin ω ) A I = (4.sin100t) A maka, Im = 4 A, dan ω = 100 rad/s
  • 43. Dari persamaan di atas, maka diperoleh :
  • 44. 4 Rangkaian R-L Seri Hambatan R dan XL dihubungkan seri dengan catu daya tegangan bolak- balik V. Beban Z adalah : Z = R + j XL Diagram vektor beban Z : Hambatan R dan XL juga dijumlahkan secara vektor : Z = impedansi (Ohm) 22 LXRZ 
  • 45. 22 LR VVV  Total tegangan V diperoleh dengan penjumlahan secara vektor : Hukum Ohm I : VR = tegangan pada R VL = tegangan pada XL
  • 46. Kuat arus yg mengalir pada rangkaian adalah : 22 LXR V Z V i   Contoh : Sebuah Induktor L = 40 mH dan resistor R = 6 Ohm dirangkai seri dan dihubungkan dengan sebuah sumber tegangan AC dengan nilai Vm = 200 Volt dan frekuensi f= 100/π Hz. Tentukanlah kuat arus melalui rangkaian pada saat t = 0,05 sekon !
  • 47. Terlebih dahulu kita cari beberapa besaran berikut: Arus maksimum yang mengalir adalah : Sudut fase antara tegangan dan arus adalah :
  • 48. Subsitusi hasil perhitungan ke dalam persamaan arus, maka besarnya arus yang mengalir dalam rangkaian pada saat t=0,05 detik adalah :
  • 49. 5. Rangkaian R-C Seri Hambatan R dan XC dihubungkan seri dengan tegangan bolak-balik V. Beban Z adalah : Z = R - j XC Diagram vektor beban Z : Hambatan R dan XC juga dijumlahkan secara vektor : Z = impedansi (Ohm)22 CXRZ 
  • 50. VR = tegangan pada R VC = tegangan pada XC Besar tegangan total V ditulis secara vektor : CC R iXV iRV   22 CR VVV  Hukum Ohm I :
  • 51. Kuat arus i yg mengalir pada rangkaian adalah : 22 CXR V Z V i   Contoh : Sebuah kapasitor dengan kapasitas 25/π μF disusun seri dengan sebuah resistor 300 Ohm dan dihubungkan dengan sumber tegangan AC dengan persamaan V = 40 sin(100πt) volt. Tentukan arus yang mengalir pada rangkaian pada saat t = 0,05 sekon.
  • 52. Diketahui : R=300 Ohm, L= 25/π μF, t = 0,05 detik. Ditanyakan arus I=? Jawab : Persamaan arus I = Im sin(ωt + θ) Arus maksimum yang mengalir dapat dicari sbb:
  • 53. Sudut fase antara tegangan dan arus dapat dihitung dari grafik :  Θ = 53 ͦ Subsitusi nilai2 yang diperoleh ke dalam persamaan arus I sbb : I = Im sin (ωt + θ)
  • 54. Latihan Sebuah resistor 200 Ω dan kapasitor 5μF dihubungkan seri. Tegangan pada resistor adalah Vr = 1,2 cos 2500 t Volt. Tnetukanlah : a. Persamaan arus b. Reaktansi kapasitf kapasitor c. Tegangan pada kapasitor Penyelesaian : R dan C dihubungkan seri, maka arus pada R dan C sama besarnya yaitu : I = VR/R i= (1,2 cos 2500 t)/ 200 = 6x 10⁻³ cos 2500 t A
  • 55. b. Xc = 1/ωC  Xc = 1/ (2500. 5 x10⁻⁶ ) Xc = 80 Ω. c. Vc = I. Xc  Vc = 6x 10⁻³ cos 2500 t x 80 Volt . Pada saat t=0 detik maka : Vc = 6x 10⁻³ x 80 = 0,48 Volt
  • 56. 6 Rangkaian R-L-C Seri Hambatan R, XL dan XC dihubungkan seri de- ngan tegangan bolak- balik V. Beban impedansi rangkaian adalah : Z = R + j X Z = R + j (XL – XC) 22 )( CL XXRZ 
  • 57. VR = tegangan pada R VC = tegangan pada XC VL = tegangan pada XL Besarnya tegangan Vm diperoleh dengan penjumlahan vektor seperti pada diagram phasor berikut : CC LL R iXV iXV iRV    Hukum Ohm I :
  • 58. Besar tegangan total Vm ditulis secara vektor : 22 )( CLR VVVV 
  • 59. Kuat arus yg mengalir pada rangkaian ini adalah : 22 )( CL XXR V Z V i  
  • 60. Contoh : Penyelesaian : XL = ωL = (10.000 rad/det) . 60 mH = 600 Ω XC = 1 / ωC = 1/ (10.000rad/det)( 0,5 x 10̄⁻⁶ F) = 200 Ω Impedansi Z rangkaian adalah : Sebuah rangkaian RLC seri dengan data R=300Ω, L=60mH, C=0,5μF, Vm= 50 V, dan ω=10.000 rad/det. Hitunglah reaktansi Xc, XL, impendansi Z, Amplitudo arus, sudut phasa, dan tegangan pada tiap elemen rangkaian.
  • 61. Dengan amplitudo tegangan sumber V= 50 volt, maka amplitudo arus adalah : Sudut phasa adalah : Karena sudut phasa positif, maka tegangan mendahului arus sebesar 53 ͦ atau beban bersifat induktif. Tegangan pada R :  Tegangan pada L : 
  • 62. Soal Latihan 1. Arus listrik PLN yang sampai ke rumah mempunyai tegangan 220 V dan frekuensi 50 Hz. Tentukan: (a) Tegangan maksimum. (b) Kecepatan sudut. (c) Tegangan efektif. 2. Sebuah rangkaian ac kapasitif mempunyai frekwensi sudut 100 rad/s dan Vm = 220 V, Jika C = 20 μF, tentukanlah kuat arus yang melalui rangkaian pada saat t = 0,004 s!
  • 63. 3. Suatu kumparan dengan induktansi diri 100 mH dan hambatan tidak diketahui dan sebuah kapasitor 1 μF di susun seri dengan suatu osilator berfrekuensi 5000 rad/s. Jika sudut fase antara tegangan power suplai dan kuat arus 60o , tentukan hambatan kumparan dan kapasitor. 4. Tegangan induksi pada suatu generator mempunyai persamaan, Vt = 200 sin(100t ) Tentukan: a. Tegangan maksimum b. Kecepatan sudut c. Frekuensi putaran d. Periode e. Lukiskan grafik ggl (tegangan) sebagai fungsi waktu.
  • 64. Resonansi Seri Resonansi dapat terjadi dalam rangkaian RLC seri dan LC seri. Jika XL = Xc maka besarnya impedansi rangkaian adalah : Pada saat XL sama dengan Xc maka akan terjadi resonansi. Besarnya frekuensi resonansi dapat dihitung sebagai berikut : 22 )( CL XXRZ  Z = R
  • 65. maka besarnya frekuensi resonansi adalah : Dimana : LC f 2 1  C L XX CL   1  
  • 66. Faktor Daya : • Besaran cos Φ ini disebut dengan faktor kerja (power faktor), dan untuk rangkaian seri RLC berlaku : Faktor daya untuk beban resistor murni R sama dengan 1  cos Φ = 1 Faktor daya dapat dihitung dengan Rumus lain : Z R cos
  • 67. Daya Arus Bolak-balik Daya dalam arus searah dirumuskan P = V.i, dengan V dan i harganya selalu tetap. Daya listrik arus bolak-balik dinyatakan sebagai perkalian antara tegangan, kuat arus dan faktor daya. Dengan : P = daya listrik bolak-balik (Watt) V = tegangan efektif (V) i = kuat arus efektif (A) Z = impedansi rangkaian (Ohm) Cos θ = faktor daya   cosataucos 2 ZiPViP  Z R cos
  • 68. • Rumus daya yang lain : • Segitiga Daya : Daya dapat dibedakan menjadi : 1. Daya aktif = P = kW 2. Daya reaktif = Q =k VAR 3. Daya semu = S = kVA
  • 69. Hubungan ketiga jenis daya : Q (KVAR) = S (KVA) sin θ P (KW) = S (KVA) cos θ S² = P² + Q²