SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 32
Kesehatan Mental
1. Jelasakan pendapat Allport dalam membahas manusia!
2. Jelasakan perkembangan Propium sebagai dasar perkembangan kepribadian yang sehat!
3. Sebutkan dan jelaskan ciri - ciri kepribadian matang menurut Allport!
4. Jelaskan perkembangan kepribadian Self menurut Rogers!
5. Peranan positif Regards dalam kepribadian individu!
6. Sebutkan dan jelaskan ciri – ciri orang yang sepenuhnya!
7. Jelaskan pengertian stress menurut pandangan Anda!
8. Sebutkan gejala dan tanda-tanda seseorang yang sedang Stess!
9. Jelaskan Pengertian Konflik menurut pandangan Anda!
10. Sebutkan gejala dan tanda-tanda seseorang yang sedang mengalami Konflik!
11. Jelaskan Pengertian Trauma menurut pandangan Anda!
12. Sebutkan gejala dan tanda-tanda seseorang yang sedang mengalami Trauma!
13. Jelaskan Pengertian Frustasi menurut pandangan Anda!
14. Sebutkan gejala dan tanda-tanda seseorang yang sedang mengalami Frustasi!
Jawaban :
1. Allport mengajukan prinsip pengatur tingkat energi yaitu energi mengajar secaran aktif
tujuan dan harapan sehingga kehidupan individu disini dibimbing oleh suatu perasaan
pada maksud / tujuan dedikasi dan komitmen.
2. Perkembangan Propium sebagai dasar perkembangan kepribadian yang sehat ialah :
a) Diri jasmani
b) Identitas diri
c) Harga diri
d) Perluasan diri
e) Gambaran diri
f) Diri sebagai perilaku rasional
g) Perjuangan diri
3. Ciri – ciri kepribadian matang menurut Allport :
a) Berfungsi pada tingkat rasional dan sadar dengan menyadari kekuatan – kekuatan
yang membimbing dan dapat mengontrolnya.
b) Tidak dikontrol oleh trauma – trauma dan konflik masa kanak – kanak, bebas dari
paksaan – paksaan masa lampau, dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang,
intensi atau perhatiannya kepada masa depan, adanya antisipasi – antisipasi ke masa
depan pada peristiwa kontemporer dan yang akan datang, serta tidak mundur ke masa
kanak – kanak.
c) Orang neurotik / cemas, beroperasi pada tahap berada dan lebih tinggi.
4. Perkembangan kepribadian Self menurut Rogers ialah apa yang individu rasakan di dalam
dirinya yang terbagi menjadi 2 yaitu :
Ideal Self ialah diri yang diharapkan oleh individu ( hope ).
Reality Self ialah kenyataan yang ada pada diri / keadaan apa adanya pada diri
seseorang.Kesulitan akan timbul bila terjadi ketidaksesuaian antara persepsi tentang diri
dengan Ideal Selfnya ( Kesenjangan antara harapan dan realita ). Jadi individu yang sehat
adalah individu yang jarak antara Reality Self dan Ideal Selfnya tidak terlalu jauh.
5. Peranan positif Regards dalam kepribadian individu :
Untuk terbentuknya identitas dan gambaran diri, peranan ibu sangatlah penting karena
dengan keamanan dan kasih sayang yang cukup maka pertumbuhan psikologis yang
positif akan terjadi sepanjang tingkat kemunculan dirinya.
Frame of reference dan dorongan untuk pertumbuhan yang akan datang dibentuk pada
masa adolescence, dalam hal ini adalah perjuangan Propium / diri.
6. Ciri – ciri orang yang sepenuhnya :
a) Memiliki sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri.
b) Adanya pertumbuhan, perkembangan, dan perwujudan diri yang baik.
c) Integrasi diri yang meliputi keseimbangan mental, kesatuan pandangan, dan tahan
terhadap tekanan – tekanan yang terjadi.
d) Otonomi diri yang mencakup unsur – unsur pengatur kalakuan diri dalam / kelakuan –
kelakuan bebas.
e) Memiliki persepsi mengenai realitas, bebas dari penyimpangan kebutuhan serta
memiliki empati dan kepekaan sosial.
f) Memiliki kemampuan untuk menguasai lingkungan dan berintegrasi dengan baik.
POKOK BAHASAN UNTUK MEMBUAT SOAL KESEHATAN MENTAL
1. Konsep kesehatan mental
a. Definisi Kesehatan mental
b. Kes mental dalam konsep
2. Konsep kesehatan kepribadian
3. Konsep Stres konflik trauma dan frustasi
a. Teorinya
b. Definisi dan dinamika
c. Gejalanya
Menurut The World Health Organization (WHO), kesehatan mental adalah keadaan di mana
seseorang menyadari aspek-aspek potensial dalam dirinya, dapat mengatasi tekanan-tekanan
normal dalam hidup, menjadi pekerja produktif, dan dapat membuat kontribusi yang positif di
dalam komunitasnya. Jika Anda bermasalah dengan aspek-aspek tersebut, mungkin Anda
termasuk orang dengan kesehatan mental yang terganggu.
Ada empat cara untuk menghindari gangguan kesehatan mental.
1. Keseimbangan dalam berpikir
Selalu memikirkan hal-hal negatif adalah cara yang ampuh untuk menenggelamkan diri Anda
ke dalam masalah. Pemikiran Anda tidak hanya berpengaruh pada perlakuan Anda terhadap
diri sendiri, tetapi juga terhadap orang lain. Hanya fokus pada sisi negatif hanya akan
membuat Anda merasakan hal yang buruk terhadap sebuah situasi dan diri sendiri.mengatasi
gangguan kesehatan mental
2. Olahraga
Berolahraga tidak hanya baik untuk kesehatan tubuh, tetapi juga mental. Berolahraga dapat
meningkatkan endorphins, serotonin, dan dopamine pada tubuh yang dapat memberikan
perasaan senang dan tenang. Zat-zat tersebut juga dapat mengatur perasaan gelisah, stres, dan
depresi.
3. Relaksasi
Ketika pikiran kita didominasi dengan masalah yang terjadi di masa lalu atau kekhawatiran
menghadapi masa depan, maka akan tercipta kekhawatiran yang berlebihan. Jika mental
Anda dalam keadaan sehat, maka Anda akan mudah untuk menenangkan pikiran Anda dan
konsentrasi pada apa yang dikerjakan. Anda dapat melatih meditasi untuk mengistirahatkan
pikiran Anda dan membantunya untuk fokus terhadap apa yang sedang terjadi.
4. Berekspresi
Memendam emosi sama halnya dengan membiarkan penyakit memburuk tanpa diobati.
Emosi yang terpendam dapat memberikan dampak buruk terhadap fisik dan mental. Jika
Anda tidak dapat membicarakan apa yang Anda rasakan atau tidak tahu bagaimana
membicarakannya, cobalah untuk mencari cara lain untuk mengekspresikan perasaan Anda
dan mengeluarkan emosi Anda.(sekswanita)
KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT CARL ROGER
Menurut Roger, Orang yang sehat adalah orang yang bisa mengaktualisasikan dirinya.
Kecenderungan untuk aktualisasi sebagai tenaga pendorong jauh lebih kuat dari pada rasa
sakit dan perjuangan, memungkinkan organisme hidup terus dengan membantu dan
mempertahankan kebutuhan-kebutuhan jasmani dasar. Aktualisasi dapat memudahkan dan
meningkatkan pematangan dan pertumbuhan.
Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat
serta potensi psikologisnya yang unik. Roger percaya bahwa manusia memiliki dorongan
yang dibawanya sejak lahir untuk menciptakan dan hasil ciptaan yang paling penting adalah
diri orang sendiri, suatu tujuan yang dicapai jauh lebih sering oleh orang-orang yang sehat
daripada orang-orang yang sakit secara psikologisnya.
Menurut roger manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh masa kanak-
kanak, tetapi menurutnya masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi
kepribadian yang sehat jauh lebih penting daripada maa lampau. Tetapi beliau
mengemukakan bahwa pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi kita
memandang masa sekarang yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis.
Pengembangan diri
Anak-anak mulai membentuk suatu lukisan atau gambarn tentang siapa dirinya
apabila ia telah mengembangkan kemampuan untuk membedakan apa yang menjadi miliknya
dan semua benda yang dilihat, didengar, dan diraba. Pada saat ini abak telah mengembangkan
pengertian diri (self-consept). Self-consept juga akan membentuk anak untuk menggabarkan
ingin menjadi siapa. Gambaran-gambaran tersebut muncul akibat bertambah kompleksnya
interaksi-interaki dengan orang lain.
Menurut roger, berkembang atau tidaknya diri itu tergantung pada cinta yang diterima
anak pada masa kecil. Pada waktu berkembang anak belajar membutuhkan cinta. Roger
menyebut kebutuhan ini sebagai penghargaan positif (“positive regard”). Positive regard
merupakan suatu kebutuhan yang memaksa, dan dimiliki oleh setiap
manusia. Dan setiap anak selalu terdorong untuk mencari positive regard.anak yang
menemukan kepuasan yang cukup kalau dia menerima kasih sayang, cinta dan persetujuan
dari orang-orang lain. Dan akan merasa kecewa jika dia tidak menerima kasih sayang dan
cinta. Pertumbuhan anak menjadi kepribadian yang sehat tergantung pada sejauh mana
kebutuhan positive regard dipenuhi dengan baik.
Kebutuhan penghargaan positif (positive regard), terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Penghargaan positif bersyarat (conditional positive regard), kasih sayang dan cinta yang
diterima anak adalah syarat terhadap tingkah lakunya yang baik. Karena anak
mengembangkan conditional positive regard maka dia menginternalisasikan sikap-sikap ibu.
Jika itu terjadi, maka sikap ibu diambil alih oleh anak tersebut dan diterapkan kepada dirinya.
2. Pengahargaan positif tidak bersyarat (unconditional positive regard), syarat utama bagi
timbulnya kepribadian sehat pada masa kecil. Hal ini berkembang bila ibu memberikan cinta
dan kasih sayang tanpa memperhatikan bagaimana anak bertingkah laku. Cinta dan kasih
sayang yang diberikan dan sikap yang ditampilkannya bagi anak menjadi suatu kumpulan
norma dan standar yang diinternalisasikan. Sikap ibu yang memperlihatkan conditional
positive regard diinternalisasikan oleh anaknya.
Unconditional positive regard tidak menghendaki bahwa semua pengekangan terhadap
tingkah laku anak tidak ada, tidak berarti bahwa diperbolehkan melakukan apa saja yang
diinginkan tanpa dinasihati. Anak-anak yang bertumbuh dengan perasaan unconditional
positive regard tidak akan mengembangkan syarat-syarat penghargaan. Mereka merasa diri
berharga dalam semua syarat. Dan jika syarat-syarat penghargaan tidak ada, maka tidak
kebutuhan untuk bertingkah laku defensif.
Orang yang berfungsi sepenuhnya
Roger berpendapat bahwa kepribadian yang sehat, yaitu bukan merupakan suatu
keadaan yang ada, melainkan suatu proses “suatu arah bukan suatu tujuan”. Aktualisasi
berlangsung terus dan statis. Tujuan, yakni orientasi ke masa depan, menarik individu
kedepan dan mengembangkan segala segi dari diri.
Aktualisasi diri merupakan proses yang sukardan kadang-kadang menyakitkan.
Aktualisasi diri merupakan ujian, rentangan, dan pecutan terus menerus terhadap kemampuan
seseorang.
Aktualisasi diri yakni mereka benar-benar adalah diri mereka sendiri. Mereka tidak
bersembunyi dibalik topeng, yang berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan diri mereka
sebenarnya.
Roger memberikan lima tanda-tanda orang yang melakukan aktualisasi diri :
1. Keterbuka pada pengalaman
Kepribadian adalah fleksibel, tidak hanya mau menerima pengalaman-pengalaman
yang diberikan oleh kehidupan, tetapi dapat menggunakannya dalam membuka esempatan-
kesempatan persepsi dan ungkapan baru. Sebaliknya kepribadian defensif beroperasi menurut
syarat-syarat penghargaan adalah statis, tersembunyi dibelakang peran-peranan, tidak dapat
menerima atau bahkan mengetahui pengalaman-pengalaman tertentu. Orang yang berfungsi
sepenuhnya dapat dikatakan lebih emosional karena mereka mengalami banyak emosi baik
yang positif maupun negatif
2. Kehidupan eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya, aktualisasi diri, akan hidup sepenuhnya dalam
setiap momen kehidupan karena ia terbuka pada setiap pengalaman. Pengalaman selalu dirasa
segar dan baru. Ia tidak akan beperasangka dan mudah menyesuaikan diri terhadap
pengalaman sehingga tidak harus memanipulasi apa yang dialaminya sehingga mereka dapat
dengan bebas berpartisipasi didalamnya.. Menurut Rogers, kehidupan eksistensial ini
merupakan ciri terpenting kepribadian yang melakukan aktualisasi diri/keperibadian yang
sehat.
3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Orang yang sehat akan terbuka pada pengalaman sehingga ia menerima semua
informasi yang ada, informasi dapat berisi kebutuhan-kebutuhan, tuntutan-tuntutan sosial,
ingatan-ingatan pada situasi yang serupa pada masa sekarang. Individu yang sehat dapat
membiarkan seluruh organisme mempertimbangkan setiap hal, dari suatu situasi dengan.
Faktor emosional maupun intelektual, akan menyerap semua informasi yang diterima.
Hal ini menjadikannya dalam membuat keputusan dapat mempercayai organismenya sendiri,
intuisinya, impuls-impuls yang timbul seketika. Ia menjadi spontan namun tidak terburu-buru
(tidak mempertimbangkan konsekuensi tindakan). Ia percaya dirinya sendiri.
4. Persaaan bebas
Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau
rintangan-rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Ia memiliki perasaan berkuasa
secara peribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya,
tidak diatur oleh tingkah laku keadaan atau peristiwa masa lampau. Karena merasa bebas dan
berkuasa, ia menjadi mampu melihat banyaknya pilihan dalam kehidupan dan mampu
melakukan pilihan-pilihan tersebut sesuai kehendaknya.
5. Kreativitas
Roger percaya bahwa, orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan
diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastis dalam kondisi lingkungan,
mereka memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menggulangi perubahan-perubahan
traumatis.1
Menurut Rogers orang yang memiliki kepribadian sehat adalah orang yang dapat
mengaktualisasikan diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh
peristiwa kanak-kanak seperti yang di ajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet training,
penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya. Rogers lebih melihat pada masa
sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana
seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya.
Sebagai makhluk hidup manusia merupakan organisme, yaitu makhluk fisik (physical
creature) dengan semua fungsi-fungsinya, baik secara fisik maupun psikis. Organisme ini
juga merupakan locus (tempat) semua pengalaman, dan pengalaman ini merupakan persepsi
seorang tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam diri sendiri dan juga di dunia luar.
Pengertian organisme mencakup 3 hal :
1. Makhluk hidup : organisme adalah makhluk yang lengkap dengan fungsi fisik dan
psikisnya. Organisme adalah tempat semua pengalaman, segala sesuatu yang secara
potensial terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang mengenai
event yang terjadi di dalam diri dan di dunia luar.
2. Realitas subjektif : organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau
dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang sifatnya subjektif, bukan fakta benar-
salah. Realita subjektif semacam itulah yang menentukan/membentuk tingkah laku.
3. Holisme : organisme adalah salah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan pada
suatu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna
pribadi dan bertujuan yakni tujuan mengaktualisasi, mempertahankan dan
mengembangkan diri.
Medan fenomenal merupakan keseluruhan pengalaman internal (persepsi mengenai
diri sendiri) dan pengalaman eksternal
- Pengalaman yang disimbolkan (symbolized) pengalaman disadari
- Pengalaman yang disimbolkan tetapi diingkari atau terdistorsi (denied or distorted)
pengalaman disadari
1
http://afiantika.blogspot.com/2013/05/kepribadian-sehat-menurut-carl-roger.html di akses pada tanggal
11 Mei 2014
- Pengalaman yang tidak disimbolkan atau diabaikan (ignored) pengalaman tidak
disadari.
Struktur Kepribadian
Self
Self atau self concept adalah konsep menyeluruh yang ajeg dan terorganisir tersusun
mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan
aku. Self concept menggambarkan konsepsi orang mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang
dianggapnya menjadi bagian dari dirinya, pandangan diri dalam berbagai perannya dalam
kehidupan dan dalam kaitannya dengan hubungan interpersonal.
Konsep pokok dari teori kepribadian Rogers adalah self, sehingga dapat dikatakan self
merupakan struktur kepribadian yang sebenarnya. Carl Rogers mendeskripsikan the self atau
self-structure sebagai sebuah konstruk yang menunjukan bagaimana setiap individu melihat
dirinya sendiri. Self ini dibagi 2 yaitu :
- Real Self adalah keadaan diri individu saat ini.
- Ideal Self adalah keadaan diri individu yang ingin dilihat oleh individu itu sendiri atau
apa yang ingin dicapai oleh individu tersebut.
Perhatian Rogers yang utama adalah bagaimana organisme dan self dapat dibuat lebih
kongruen/ sebidang. Artinya ada saat dimana self berada pada keadaan inkongruen,
kongruensi self ditentukan oleh kematangan, penyesuaian, dan kesehatan mental, self yang
kongruen adalah yang mampu untuk menyamakan antara interpretasi dan persepsi “self I”
dan “self me” sesuai dengan realitas dan interpretasi self yang lain. Semakin lebar jarak
antara keduanya, semakin lebar ketidaksebidangan ini. Semakin besar ketidaksebidangan,
maka semakin besar pula penderitaan yang dirasakan dan jika tidak mampu maka akan terjadi
ingkongruensi atau mal-adjustment atau neurosis. Misalkan anda memiliki ideal self sebagai
orang yang memiliki bentuk tubuh ideal serta memiliki prestasi yang tinggi dibanding teman
–teman anda, tetapi nyatanya real self anda adalah orang yang tidak memiliki bentuk tubuh
yang ideal serta prestasi anda adalah rata-rata dengan teman-teman anda maka akan ada
kesenjangan antara real self dan ideal self yang dapat menimbulkan kecemasan.
Bila seseorang, antara “self concept”nya dengan organisme mengalami keterpaduan,
maka hubungan itu disebut kongruen (cocok) tapi bila sebaliknya maka disebut Inkongruen
(tidak cocok) yang bisa menyebabkan orang mengalami sakit mental, seperti merasa
terancam, cemas, defensive dan berpikir kaku serta picik. Sedangkan ciri-ciri orang yang
mengalami sehat secara psikologis (kongruen), dalam Syamsu dan Juntika (2010:145)
disebutkan sebagai berikut :
1. Seseorang mampu mempersepsi dirinya, orang lain dan berbagai peristiwa yang
terjadi di lingkungannya secara objektif
2. Terbuka terhadap semua pengalaman, karena tidak mengancam konsep dirinya
3. Mampu menggunakan semua pengalaman
4. Mampu mengembangkan diri ke arah aktualisasi diri (fully functioning person).
Bagian dari medan fenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan
dan penilaian sadar atas diri sendiri.
- Berkembang dari interaksi dengan lingkungan
- Individu berperilaku dengan cara yang selaras/ konsisten dengan self
- Pengalaman yang tidak selaras dengan self dianggap sebagai ancaman
- Self mungkin berubah sebagai hasil dari maturation dan proses belajar
Dinamika kepribadian
Menurut roger organisme memiliki satu motivasi utama yaitu kecenderungan untuk
aktualisasi diri dan tujuan utama hidup manusia adalah untuk menjadi manusia yang bisa
mengaktualisasikan diri, dapat diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap
makhluk hidup yang bertujuan mengembangkan seluruh potensi-potensinya sebaik mungkin.
Pada dasarnya manusia memiliki dua kebutuhan utama yaitu kebutuhan untuk penghargaan
positif baik dari orang lain maupun dari diri sendiri.
Rogers percaya, manusia memiliki satu motif dasar, yaitu kecenderungan untuk
mengaktualisasi diri. Kecendeurngan ini adalah keinginan untuk memenuhi potensi yang
dimiliki dan mencapai tahap “human-beingness” yang setinggi-tingginya. Kita ditakdirkan
untuk berkembang dengan cara-cara yang berbeda sesuai dengan kepribadian kita. Proses
penilaian (valuing process) bawah sadar memandu kita menuju perilaku yang membantu kita
mencapai potensi yang kita miliki. Rogers percaya, bahwa manusia pada dasarnya baik hati
dan kreatif. Mereka menjadi destruktif hanya jika konsep diri yang buruk atau hambatan-
hambatan eksternal mengalahkan proses penilaian.
Manusia adalah makhluk yang bergerak maju kecenderungan dasar manusia adalah untuk
mencapai aktualisasi diri (untuk mewujudkan, memelihara & meningkatkan pengalaman).
 Kebutuhan yang ada pada manusia untuk mencapai aktualisasi yakni kebutuhan
pemeliharaan (maintenance) memuaskan kebutuhan dasar.
 Kebutuhan peningkatan diri (enhancement) menjadi lebih baik, berkembang,
mencapai tujuan.
 Kebutuhan lain yaitu kebutuhan penerimaan positif dari orang lain (positive regard of
others) dan penerimaan positif dari diri sendiri (self regard).
Untuk bergerak ke arah mendapatkan tujuannya manusia harus mampu untuk membedakan
antara perilaku yang progresif yaitu perilaku yang mengarahkan pada aktualisasi diri dan
perilaku yang regresif yaitu perilaku yang menghalangi pada tercapainya aktualisasi diri.
Manusia harus memilih dan mampu membedakan mana yang regresif dan mana yang
progresif. Dan memang dorongan utama manusia adalah untuk progresif dan menuju
aktualisasi diri.
Peranan Positive Regard
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan,
pengagungan, dan cinta dari orang lain (warmth, liking, respect, sympathy & acceptance, love
& affection). Kebutuhan ini disebut need for positive regard. Positive regard terbagi menjadi
2 yaitu:
Conditional positive regard (bersyarat)
Conditional positive regard atau penghargaan positif bersyarat misalnya kebanyakan orang
tua memuji, menghormati, dan mencintai anak dengan bersyarat,yaitu sejauh anak itu berpikir
dan bertingkah laku seperti dikehendaki orangtua.
Unconditional positive regard (tak bersyarat).
Unconditional positive regard disini anak tanpa syarat apapun dihargai dan diterima
sepenuhnya.
Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami
penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri
sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima
diri dengan penuh kepercayaan. Setelah self dan organism bisa menjadi suatu kesatuan yang
baik, namun ketika ia masuk ke lingkungan sosial luar yang beperan sebagai medan
phenomenal. Belum tentu ia dapat berkembang dengan sebagaimana mestinya.
Untuk mengatasi tekanan yang dirasakan, Rogers berpendapat terdapat cara untuk
mengatasinya, yaitu melalui Pertahanan. Ketika individu berada dalam incongruity maka
pada saat itu individu berada dalam situasi terancam. Menjelang situasi yang mengancam itu
individu akan merasa cemas. Salah satu cara menghindarinya adalah dengan melarikan diri
dalam bentuk psikologis dengan menggunakan pertahanan-pertahanan. Dua macam cara
pertahanan adalah Pengingkaran dan Distorsi perseptual.
Pengingkaran adalah dimana individu memblokir situasi yang mengancam
melaluimenyingkirkan kenangan buruk atau rangsangan yang memancing kenangan itu
munculdari kesadaran (menolak untuk mengingatnya).
Distorsi perseptual adalah penafsiran kembali sebuah situasi sedemikian rupasehingga
tidak lagi dirasakan terlalu mengancam.
Ketika pertahanan yang dilakukan seseorang runtuh dan merasa dirinya hancur
berkeping-keping disebut sebagai psikosis. Akibatnya perilaku individu menjadi tidak
konsisten, kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak nyambung, emosinya tidak tertata, tidak
mampu membedakan antara diri dan bukan diri serta menjadi individu yang tidak punya arah
dan pasif.2
http://deathneverlost.wordpress.com/2013/06/13/282/
Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Jarvis, Matt. (2006). Teori-Teori Psikologi. Bandung: Nusa Media dan Nuansa.
Mahmud. (2005). Psikologi Pendidikan Mutakhir. Bandung:Sahiva
Samsyu Yusuf dan Juntika Nurihsan. (2007). Teori Kepribadian. Bandung: Rosda
2
http://widyahutamaandhika.blogspot.com/2013/06/kepribadian-sehat-menurut-carl-roger.html di
akses pada tanggal 11 Mei 2014
Definisi Konflik
Menurut Robbins (2002), konflik adalah suatu proses yang dimulai bila satu pihak
merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negative atau akan segera
mempengaruhi secara negative pihak lain.
Menurut Sopiah (2008), konflik itu adalah proses yang dinamis dan keberadaannya lebih
banyak menyangkut persepsi dari orang atau pihak yang mengalami dan merasakannya.
Menurut Suprihanto (2003), konflik adalah ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota
organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus
menggunakan sumber daya yang langka secara bersama-sama, atau menjalankan kegiatan
bersama-sama, atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang
berbeda.
Mastenbroek dalam Soetopo (2010), memandang konflik sebagai situasi di mana ketentuan
tak berjalan, pernyataan ketidakpuasan, dan penciutan proses pembuatan keputusan.
Menurut Soetopo (2010), konflik adalah suatu pertentangan dan ketidakseusaian
kepentingan, tujuan, dan kebutuhan dalam situasi formal, sosial, dan psikologis, sehingga
menjadi antagonis, ambivalen, dan emosional.
Menurut Kreitner (2005), konflik adalah sebuah proses di mana satu pihak menganggap
bahwa kepentingan-kepentingannya ditentang atau secara negative dipengaruhi oleh pihak
lain.
Dari beberapa definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa konflik adalah suatu bentuk
pertentangan yang terjadi antara dua pihak atau lebih di mana salah satu pihak merasa
dirugikan atau dipengaruhi secara negative sehingga menimbulkan ketidakpuasan terhadap
perilaku pihak lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai
percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai
suatu proses sosial antara dua orang atau lebih(atau juga kelompok) yang berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya.
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan sesama manusia. Ketika
berinteraksi dengan sesama manusia, selalu diwarnai dua hal, yaitu konflik dan kerjasama.
Dengan demikian konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia.
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik, dalam kamus besar Bahasa
Indonesia (2002) diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan.
Beberapa Faktor Penyebab Konflik
Perbedaan individu yang didasari oleh perbedaan pendirian dan perbedaan perasaan. Setiap
manusia memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda, sehingga dalam menilai
sesuatu tentu memiliki penilaian yang berbeda-beda. Misalnya masyarakat menilai kebijakan
pemerintah mengenai menaikkan harga BBM karena harga bahan mentah naik. Tentu setiap
masyarakat akan menilai dengan pemikirannya masing-masing yang mungkin secara umum
terbagi menjadi kelompok yang pro dan kontra.
Perbedaan kebudayaan sehingga membentuk pribadi yang berbeda
Orang dari kebudayaan berbeda, misalnya orang jawa dengan orang papua yang memiliki
budaya berbeda, jelas akan membedakan pola pikir dan kepribadian yang berbeda pula. Jika
hal ini tak ada suatu hal yang dapat mempersatukan, akan berakibat timbulnya konflik.
Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok
Manusia merupakan mahkluk yang unik karena satu dengan yang lain relative berbeda.
Berbeda pendirian, pemikiran, perilaku, kebiasaan, dsb. Dari perbedaan itu tentu timbul
perbedaan kepentingan yang latar belakangnya juga berbeda. Misalnya mengenai masalah
pemanfaatan hutan. Para pecinta alam menganggap hutan sebagai bagian dari lingkungan
hidup manusia dan habitat dari flora dan fauna. Sedangkan bagi para petani hutan dapat
menghambat tumbuhnya jumlah areal persawahan atau perkebunan. Bagi para pengusaha
kayu tentu ini menjadi komoditas yang menguntungkan. Dari kasus ini ada pihak – pihak
yang memiliki kepentingan yang saling bertentangan, sehingga dapat berakibat timbulnya
konflik.
Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat
Perubahan merupakan suatu hal yang wajar didalam kehidupan bermasyarakat. Tetapi
perubahan yang sangat cepat akan memicu timbulnya konflik. Misalnya masyarakat pedesaan
yang secara umum matapencariannya bertani yang hidupnya bergotong-royong dengan
jadwal waktu yang relative tidak mengikat, kemudian tumbuh suatu industry dengan waktu
yang relative cepat dengan kebiasaan cenderung individualis, disiplin kerja dan waktu kerja
ditentukan, yang secara umum mengubah nilai-nilai masyarakat desa tadi, tentu akan
menimbulkan konflik berupa penolakan diadakannya industry di wilayah itu.
Akibat-akibat dari konflik.
Konflik dapat baik dan tidak baik. Konflik berakibat tidak baik seperti :
1. Menghambat komunikasi, karena pihak-pihak yang berkonflik cenderung tidak
berkomunikasi.
2. Menghambat keeratan hubungan.
3. Karena komunikasi relative tidak ada, maka akan mengancam hubungan pihak-pihak
yang berkonflik.
4. Mengganggu kerja sama.
5. Hubungan yang tidak terjalin baik, bagaimana mungkin terjadi kerjasama yang baik.
6. Mengganggu proses produksi,bahkan menurunkan produksi.
7. Kerja sama yang kurang baik, maka produktifitas pun rendah.
8. Menimbulkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
9. Karena produktifitas rendah, timbullah ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
10. Yang kemudian berakibat pada individu mengalami tekanan, mengganggu
konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustasi dan apatisme.
Konflik berakibat baik seperti:
1. Membuat suatu organisasi hidup, bila pihak-pihak yang berkonflik memiliki
kesepakatan untuk mencari jalan keluarnya.
2. Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan merupakan salah satu akibat dari
konflik, yang tujuannya tentu meminimalkan konflik yang akan terjadi dikemudian
hari.
3. Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan perbaikan dalam system
serta prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
4. Memunculkan keputusan-keputusan yang inovatif.
5. Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.
Jenis-jenis Konflik
Sedangkan menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel jenis-jenis konflik terbagi
atas :
1. Konflik intrapersonal.
o Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik
ini terjadi pada saat yang bersamaan memiliki dua keinginan yang tidak
mungkin dipenuhi sekaligus.
2. Konflik interpersonal.
o Konflik ini adalah konflik seseorang dengan orang lainnya karena memiliki
perbedaan keinginan dan tujuan.
o Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok, Hal ini sering kali
berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk
mencapai konformitas yang ditekankan pada kelompok kerja mereka . Sebagai
contoh seorang individu dapat dikenai hukuman karena tidak memenuhi
norma-norma yang ada.Konflik interorganisasi.
3. Konflik antar grup dalam suatu organisasi adalah suatu yang biasa terjadi, yang tentu
menimbulkan kesulitan dalam koordinasi dan integrasi dalam kegiatan yang
menyangkut tugas-tugas dan pekerjaan. Karena hal ini tak selalu bisa dihindari maka
perlu adanya pengaturan agar kolaborasi tetap terjaga dan menghindari disfungsional.
Proses Konflik
Proses Terjadinya Konflik Menurut Beberapa Para Ahli :
Menurut Hendricks, W.(1992) prose terjadinya konflik terdiri dari 3 tahap :
1. Peristiwa sehari-hari , yaitu ditandai dengan adanya individu meresa tidak puas atau
jengkel terhadap lingkungan kerja.
2. Adanya tantangan, yaitu apabila terjadi masalah, individu saling mempertahankan
pendapat mereka masing-masing dan menyalahkan pihak lain. Masing-masing anggota
menganggap perbuatan yang dilakukan sesuai dengan standar dan aturan aaaaorganisasi.
3. Timbulnya pertentangan, yaitu pada tahap ini masing-masing individu atau kelompok
bertujuan untuk menang dan mengalahkan kelompok lain.
Menurut Kenneth Thomas (Owens, 1991)
Kenneth Thomas mengemukakan episode gerak konflik digerakkan oleh perasaan frusttasi
(kekecewaan) dari suatu kelompok karena aksi pihak lain, misalnya : penolakan permintaan,
pertentangan atau penghinaan, sehingga masing-masing kelompok menyadari adanya konflik
dan memasuki tahap konsepstualisasi, dan proses terjadi secara subjeytif. Selanjutnya, tinggi
atau rendahnya konflik bergantung pada persaingan, keterbukaan dan kepekaan yang dimiliki
oleh masing-masing kelompok. Sedangka hasill (outcome) merupakan proses terakhir dari
tahapan konflik yang berupa ; frustasi, sikap permusuhan, motivasi kkera, atau produktivitas
kerja. Hasil akhir dari prilakku yang dimakksud akan berpengaruh pada episode berikutnya.
Menurut Terry , G. R. (1986)
Menjelaskan bahwa, konflik pada umumnya mengikuti pola yang teratur yang ditandai
timbulnya krisis, selanjutnya terjadi kesalahpahaman antar individu maupun kelompok, dan
konfrontasi menjadi pusat perhatian, pada tahap berikutnya krisis dialih untuk diarahkan dan
dikelola.
Menurut Louis R.Pandy mengukapkan proses konflik terdiri dari 5 tahap :
Tahap I konflik laten yaitu tahap munculnya factor-faktor penyebab konflik dalam organisasi
yaitu :
- Saling ketergantungan kerja
- Perbedaan tujuan dan prioritas
- Perbedaaan status
- Sumber daya yang terbatas
Tahap II konflik yang dipersepsikan (konflik yang dirasakan) , pada tahap ini salah satu pihak
memandang pihak lain sebagai penghambat atau mengancam pencapaina tujuan.
Tahap III Konflik yang dirasakan, pada tahap ini konflik tidak sekedar dipandang ada, akan
tetapi benar-benar sudah dirasakan.
Tahap IV konflik yang dimanifestasikan, pada tahap ini prilaku tertentu sebagai indicator
konflik sudah mulai ditunjukan, seperti adanya sabotase, agresi terbuka, konfrontasi,
rendahnya kenerja dan lain-lainnya.
Tahap V konflik Aftermath, jika konflik benar-benar diselesaikan maka hal itu akan
meningkatkan hubungan para anggota organisasi. Hanya jika penyelesaian tidak tepat maka
akan timbul konflik baru.
DAFTAR PUSTAKA
Ivancevich, John M., Robert Konopaske, Michael T. Matteson. 2007. Perilaku dan
Manajemen Organisasi Edisi 7 (2). Jakarta: Erlangga
Kreitner, Robert, Angelo kinicki. Tanpa Tahun. Perilaku Organisasi . Terjemahan Erly
Suandy. 2005. Jakarta: Salemba Empat
Robbins, Stephen P. Tanpa Tahun. Perilaku Organisasi. Terjemahan Hadyana Pujaatmaka.
2002. Jakarta: PT Prenhallindo
Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
Soetopo, Hendyat. 2010. Perilaku Organisasi Teori dan Praktik di Bidang Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Andi Offset
Suprihanto, John, TH. Agung M. Harsiwi, Prakoso Hadi. 2003. Perilaku Organisasional.
Yogyakarta: STIE YKPN3
3
http://deaalliqafitri.blogspot.com/2014/01/empowerment-stres-dan-
konflik_10.html#!/2014/01/empowerment-stres-dan-konflik_10.html diakses pada tanggal 11 Mei 2014
FRUSTASI DAN KONFLIK
Frustasi dan konflik adalah pengalaman-pengalaman individual yang merupakan bagian dari
kehidupan sehari-hari. Keduanya berhubungan erat dengan pemenuhan-pemenuhan
kebutuhan manusia, dan mengganggu ungkapan-ungkapan normal dari kecenderungan
motivasi manusia. Tetapi frustasi dan konflik itu sendiri tidak selalu buruk karena yang
menjadi persoalan ialah bagaimana seseorang menghadapinya dan tindakan yang diambil
untuk memecahkannya.
Frustasi
Suatu perasaan yang muncul karena terjadinya hambatan dalam usaha untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang menghalangi
keinginan untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan itu.Ada dua sumber utama frustasi: sumber
yang berasal dari luar (situasi-situasi dari luar) dan sumber yang berasal dari dalam (dinamika
batinian orang itu sendiri).
A. Faktor Eksternal
Sumber frustasi yang berasal dari luar individu tidak dapat dihindari. Terdapat beberapa
contoh sumber frustasi yang berasal dari luar, yaitu:
1. Adat kebiasaan atau peraturan-peraturan masyarakat yang membendung kebutuhan-
kebutuhan dan keinginan-keinginan individu,
2. Hal-hal yang mengganggu, lebih-lebih yang berhubungan dengan kepentingan-kepentingan
dan cara-cara hidup individu yang sudah biasa, dan
3. Kondisi-kondisi sosio-ekonomis yang menghalangi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
dasar jasmaniah individu.
B. Faktor Internal
Frustasi yang berasala dari dalam mungkin disebabkan oleh faktor-faktor fisik dan
perbedaan-perbedaan intelektual. Faktor faktor fisik mungkin berupa rintangan-rintangan
organik atau penyakit. Apabila orang berbeda secara fisik dengan orang lain, maka ia mudah
sekali kena beberapa bentuk frustasi. Perbedaan intelektual juga dapat menjadi sumber
frustasi. Di dalam ruangan kelas kita kecewa apabila kita tidak mampu bersaing dengan orang
lain. Demikian juga anak-anak yang sangat pandai akan mengalami frustasi apabila mereka
mendapat tugas-tugas yang terlalu mudah.4
4
http://assuyahada.wordpress.com/2014/04/22/dinamika-kepribadian/ di akses pada tanggal 11 Mei
2014
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
Dalam psikologi dikenal berbagai macam mazhab dengan teorinya yang berbeda-beda, begitu
juga dengan pengertian kepribadian yang normal berbeda-beda pada tiap mazhab.
1. Menurut Psikoanalisa:
Kepribadian yang normal (sehat) adalah
1) Kepribadian yang sehat menurut Freud adalah jika individu bergerak menurut pola
perkembangan yang ilmiah.
2) Hasil dari belajar dalam mengatasi tekanan dan kecemasan.
3) Kesehatan mental yang baik adalah hasil dari keseimbangan antara kinerja super ego
terhadap id dan ego.
2. Menurut Behaviorisme:
Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun
didasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS, merupakan
lanjutan dari fungsionalisme.
Prinsip dasar behaviorisme:
1) Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari
jiwa atau mental yang abstrak
2) Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem
untuk sciene, harus dihindari.
3) Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek
yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
4) Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh
para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya
pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan
faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
5) Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat
positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
6) Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua
periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan.
3. Menurut Humanistik:
Istilah psikologi humanistik (Humanistic Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli
psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham
Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran
intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan
behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third
force) karena humanistik muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang
mekanistik ala behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisa.
Kepribadian yang sehat menurut humanistic, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara
tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memikul tanggung jawab.
7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk
menghentikannya.5
Apa itu STRESS??
 Menurut Hans Selye, “stress adalah respons manusia yang bersifat nonspesifik
terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya” (Pusdikes,Dep.Kes.1989)
 Menurut Lazarus (1976) stres adalah suatu keadaan psikologis individu yang
disebabkan karena individu dihadapkan pada situasi internal dan eksternal.
 Menurut Korchin (1976) keadaan stres muncul apabila tuntutan-tuntutan yang luar
biasa atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan atau integritas seseorang
 Menurut Vincent Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brect (2000) bahwa yang
dimaksud stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh
perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun
penampilan individu didalam lingkungan tersebut
Dari pengertian stress menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa stress
merupakan gangguan yang berupa fisik maupun fisik yang disebabkan oleh tidak mampunya
individu menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya.
a) Arti penting stress
Stress juga dibutuhkan dalam kehidupan ini, jika seseorang tidak pernah mengalami
stress hidupnya akan hampa, tidak ada yang namanya tantangan. Stress tidak berarti negatif
(distress), stresspun ada yang bersifat positif (uestress) untuk menyeimbangkan proses
kehidupan kita.
 Efek-Efek stress menurut hans selye
Menurut Hans Selye, ahli endokrinologi terkenal di awal 1930 tidak semua jenis stres
bersifat merugikan. Berikut adalah beberapa efek dari stress:
1. Local Adaptation Stres.
Local Adaptation Stress adalah ketika tubuh menghasilkan banyak respon setempat
terhadap stres. Respon setempat ini contohnya seperti pembekuan darah, penyembuhan luka,
akomodasi cahaya, dan masih banyak lagi. Responnya berlangsung dalam jangka yang sangat
pendek. Karakteristik dari LAS adalah respon yang terjadi hanya setempat dan tidak
melibatkan semua system, respon bersifat adaptif sehingga diperlukan stresor untuk
menstimulasinya, respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus, dan respon bersifat
restorative.
2. General Adaptation Syndrome
General Adaptation Syndrome adalah istilah penting dari Hans Selye yang ditemukan
saat membahas tentang stress. Menurutnya ketika organisme berhadapan dengan stressor, dia
akan mendorong dirinya sendiri untuk melakukan tindakan. Usaha ini diatur oleh kelenjar
adrenal yang menaikkan aktivitas sistem syaraf simpatetik. Reaksi fisiologis tubuh terhadap
perubahan-perubahan akibat stress itulah yang disebut sebagai General Adaption Syndrome.
GAS terdiri dalam tiga fase :
a. Alarm reaction (reaksi peringatan) pada fase ini tubuh dapat mengatasi stressor dengan baik.
Apabila ada rasa takut atau cemas atau khawatir tubuh akan mengeluarkan adrenalin, yaitu
hormon yang mempercepat katabolisme untuk menghasilkan energi untuk persiapan
menghadapi bahaya mengacam ditandai dengan denyut jantung bertambah dan otot
berkontraksi.
5
b. The stage of resistance (reaksi pertahanan). Reaksi terhadap stressor sudah mencapai atau
melebihi tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini, mulai timbul gejala-gejala psikis dan
somatis. Respon ini disebut juga coping mechanism. Coping berarti kegiatan menghadapi
masalah, misalnya kecewa diatasi dengan humor.
c. Stage of exhaustion (reaksi kelelahan). Pada fase ini gejala-gejala psikosomatik tampak
dengan jelas. Gejala psikosomatis antara lain gangguan penceranaan, mual, diare, gatal-gatal,
impotensi, exim, dan berbagai bentuk gangguan lainnya.
PENGERTIAN KOPING STRESS
Koping termasuk konsep sentral dalam memahami kesehatan mental. Koping berasal
dari kata coping yang bermakna harfiah pengatasan/penanggulangan (to cope with =
mengatasi, menanggulangi). Namun karena istilah coping merupakan istilah yang sudah
jamak dalam psikologi serta memiliki makna yang kaya, maka penggunaan istilah tersebut di
pertahankan dan langsung di serap ke dalam bahasa Indonesia untuk membantu memahami
bahwa coping (koping) tidak sederhana makna harafiahnya saja. Koping sering disamakan
dengan adjustment (penyesuaian diri). Koping juga sering dimaknai sebagai cara untuk
memecahkan masalah (problem solving). Pengertian koping memang dekat dengan kedua
istilah di atas, namun sebenarnya agak berbeda. Pemahaman adjustment biasanya merujuk
pada penyesuaian diri dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah lebih
mengarah pada proses kognitif dan persoalan yang juga bersifat kognitif. Koping itu sendiri
dimaknai sebagai apa yang di lakukan oleh individu untuk menguasai situasi yang dinilai
sebagai suatu tantangan/luka/kehilangan/ ancaman. Jadi koping lebih mengarah pada yang
orang lakukan untuk mengatasi tuntutan-tuntutan yang penuh tekanan atau yang
membangkitkan emosi. Atau dengan kata lain, koping adalah bagaimana reaksi orang ketika
menghadapi stress/tekanan.Kaitan antara koping dengan mekanisme pertahanan diri (defense
mechanism), ada ahli yang melihat defense mechanism sebagai salah satu jenis koping.Ahli
lain melihat antara koping dan mekanisme pertahanan diri sebagai dua hal yang berbeda.
Lazarus membagi koping menjadi dua jenis, yaitu:
1. Tindakan langsung (Direct Action)
Koping jenis ini adalah setiap setiap usaha tingkah laku yang dijalankan oleh individu
untuk mengatasi kesakitan atau luka, ancaman atau tantangan dengan cara mengubah
hubungan yang bermasalah dengan lingkungan. Individu menjalankan koping jenis direct
action atau tindakan langsung bila dia melakukan perubahan posisi terhadap masalah yang
dialami.
Ada 4 macam koping jenis tindakan langsung:
a. Mempersiapkan diri untuk menghadapi luka
Individu melakukan langkah aktif dan antisipatif (beraksi) untuk menghilangkan atau
mengurangi bahaya dengan cara menempatkan diri secara langsung pada keadaan yang
mengancam dan melakukan aksi yang sesuai dengan bahaya tersebut. Misalnya, dalam
rangka menghadapi ujian, Tono lalu mempersiapkan diri dengan mulai belajar sedikit demi
sedikit tiap-tiap mata kuliah yang diambilnya, sebulan sebelum ujian dimulai. Ini dia lakukan
supaya prestasinya lebih baik dibanding dengan semester sebelumnya, karena dia hanya
mempersiapkan diri menjelang ujian saja. Contoh dari koping jenis ini lainnya adalah
imunisasi. Imunisasi merupakan tindakan yang dilakukan oleh orang tua supaya anak mereka
menjadi lebih kebal terhadap kemungkinan mengalami penyakit tertentu.
b. Agresi
Agresi adalah tindakan yang dilakukan oleh individu dengan menyerang agen yang
dinilai mengancam atau akan melukai. Agresi dilakukan bila individu merasa/menilai dirinya
lebih kuat/berkuasa terhadap agen yang mengancam tersebut. Misalnya, tindakan
penggusuran yang dilakukan oleh pemerintah Jakarta terhadap penduduk yang berada
dipemukiman kumuh. Tindakan tersebut tergolong ke dalam agresi, dan tindakan tersebut
bisa dilakukan karena pemerintah memiliki kekuasaan yang lebih besar dibanding dengan
penduduk setempat yang digusur.
c. Penghindaran (avoidance)
Tindakan ini terjadi bila agen yang mengancam dinilai lebih berkuasa dan berbahaya
sehingga individu memilih cara menghindari atau menghindari atau melarikan diri dari situasi
yang mengancam tersebut. Misalnya, penduduk yang melarikan diri dari rumah-rumah
mereka karena takut akan menjadi korban pada daerah-daerah konflik seperti Aceh.
d. Apati
Jenis koping ini merupakan pola orang yang putus asa. Apati dilakukan dengan cara
individu yang bersangkutan tidak bergerak dan menerima begitu saja agen yang melukai dan
tidak ada usaha apa-apa untuk melawan ataupun melarikan diri dari situasi yang mengancam
tersebut. Misalnya, pada kerusuhan Mei. Orang-orang China yang menjadi korban umumnya
tutup mulut, tidak melawan dan berlaku pasrah terhadap kejadian biadab yang menimpa
mereka.
2. Peredaan atau peringanan (Palliation)
Jenis koping ini mengacu pada mengurangi/menghilangkan/ menoleransi tekanan-
tekanan kebutuhan/fisik, motorik atau gambaran afeksi dari tekanan emosi yang dibangkitkan
oleh lingkungan yang bermasalah.Ada 2 macam koping jenis peredaran/palliation :
a. Diarahkan Pada Gejala (Sympton Directed Modes)
Macam koping ini digunakan bila gangguan gejala-gejala gangguan muncul dari diri
individu, kemudian individu melakukan tindakan dengan cara mengurangi gangguan yang
berhubungan dengan emosi-emosi yang disebabkan oleh tekanan atau ancaman tersebut.
b. Cara Intrapsikis (Intrapsychic Modes)
Koping jenis peredaran dengan cara intrapsikis adalah dengan cara-cara yang
menggunakan perlengkapan psikologis kita, yang biasa dikenal dengan istilah Defense
mechanism (mekanisme pertahanan diri).
JENIS-JENIS KOPING YANG KONSTRUKTIF/SEHAT
KOPING KONSTRUKTIF/MERUSAK :
1.Penalaran (Reasoning)
Yaitu penggunaan kemampuan kognitif untuk mengeksplorasi berbagai macam alternatif
pemecahan masalah dan kemudian memilih salah satu alternatif yang dianggap paling
menguntungkan.
2. Objektifitas
Yaitu kemampuan untuk membedakan antara komponen-komponen emosional dan logis
dalam pemikiran, penalaran maupun tingkah laku. Kemampuan ini juga meliputi kemampuan
untuk membedakan antara pikiran-pikiran yang berhubungan dengan persoalan yang tidak
berkaitan.
3. Konsentrasi
Yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada persoalan yang
sedang dihadapi. Konsentrasi memungkinkan individu untuk terhindar dari pikiran-pikiran
yang mengganggu ketika berusaha untuk memecahkan persoalan yang sedang dihadapi.
4. Humor
Yaitu kemampuan untuk melihat segi yang lucu dari persoalan yang sedang dihadapi,
sehingga perspektif persoalan tersebut menjadi lebih luas, terang dan tidak dirasa sebagai
menekan lagi ketika dihadapi dengan humor.
5. Supresi
Yaitu kemampuan untuk menekan reaksi yang mendadak terhadap situasi yang ada
sehingga memberikan cukup waktu untuk lebih menyadari dan memberikan reaksi yang lebih
konstruktif.
6. Toleransi terhadap Kedwiartian atau Ambiguitas
Yaitu kemampuan untuk memahami bahwa banyak hal dalam kehidupan yang bersifat
tidak jelas dan oleh karenanya perlu memberikan ruang bagi ketidak jelasan tersebut.
7. Empati
Yaitu kemampuan untuk melihat sesuatu dari pandangan orang lain. Empati juga
mencakup kemampuan untuk menghayati dan merasakan apa yang dihayati dan dirasakan
oleh orang lain.
KOPING POSITIF ( SEHAT)
1. Antisipasi
Antisipasi berkaitan dengan kesiapan mental individu untuk menerima suatu perangsang.
Ketika individu berhadap dengan konflik-konflik emosional atau pemicu stres baik dari
dalam maupun dari luar, dia mampu mengantisipasi akibat-akibat dari konflik atau stres
tersebut dengan cara menyediakan alternatif respon atau solusi yang paling sesuai.
2. Afiliasi
Afiliasi berhubungan dengan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang
lain dan bersahabat dengan mereka. Afiliasi membantu individu pada saat menghadapi
konflik baik dari dalam dan luar, dia mampu mencari sumber- sumber dari orang lain untuk
mendapatkan dukungan dan pertolongan.
3. Altruisme
Altruisme merupakan salah satu bentuk koping dengan cara mementingkan kepentingan
orang lain. Konflik-konflik yang memicu timbulnya stres baik dari dalam maupun dari luar
diri dialihkan dengan melakukan pengabdian pada kebutuhan orang lain.
4. Penegasan diri (self assertion)
Individu berhadapan dengan konflik emosional yang menjadi pemicu stres dengan cara
mengekspresikan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya secara lengsung tetapi dengan
cara yang tidak memaksa atau memanipulasi orang lain.
5. Pengamatan diri (Self observation)
Pengamatan diri sejajar dengan introspeksi, yaitu individu melakukan pengujian secara
objektif proses-proses kesadaran diri atau mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku,
motif, ciri, sifat sendiri, dan seterusnya untuk mendapatkan pemahaman mengenai diri sendiri
yang semakin mendalam.
Teori Kepribadian Sehat
Kepribadian adalah terjemahan dari bahasa Inggris “personality” dan kata
“persona” berasal dari bahasa Yunani yang berarti topeng.
Lalu tahukah kamu apa itu kepribadian yang sehat? Bagaimanakah ciri-ciri
kepribadian yang sehat?
Berikut kepribadian sehat menurut beberapa ahli, yaitu :
a. Gordon W. Allport (1897-1967)
Allport menyatakan “kepribadian adalah organisasi dinamis dari system-
sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan caranya yang khas (unik)
dalam penyesuaian dengan lingkungan.”
Pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian
terbagi ke dalam tujuh kriteria kepribadian yang matang, yaitu:
1. Perluasan Perasaan Diri
Ketika diri berkembang maka diri itu meluas menjangkau banyak orang dan
benda. Mula-mula diri berpusat hanya pada individu, kemudian ketika pengalaman
bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi nila-nilai dan cita-cita yang abstrak.
Jadi, ketika orang menjadi matang, dia mengembangkan perhatian-perhatian diluar
diri. Akan tetapi tida cukup hanya berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang
diluar diri. Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh, Allport
menamakan “ partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa
suasana yang penting dari usaha manusia” dan orang harus meluaskan diri ke
dalam aktivitas.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang-
orang lain, yaitu :
a. Kapasitas untuk keintiman
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta)
terhadap orang tua, anak, teman akrab dan partner. Yang dihasilkan oleh kapasitas
keintiman adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang dengan baik.
Syarat lain bagi kapasitas untuk keintiman ialah suatu perasaan identitas diri yang
berkembang dengan baik. Dan hubungan cinta dari orang yang sehat adalah tanpa
syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
b. Kapasitas untuk perasaan terharu
Suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan
dengan semua bangsa. Orang yang sehat memiliki kapasitas untuk memahami
kesakitan, penderitaan, ketakutan, dan kegagalan yang merupakan cirri kehidupan
manusia. Hasil dari kapasitas untuk perasaan terharu, kepribadian yang matang
sabar terhadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengaadili atau
menghukumnya.orang yang sehat menerima kelemahan manusia dan mengetahui
bahwa dia memiliki kelemahan yang sama.
3. Keamanan Emosional
Kepribadian-kepribadian yang sehat mampu menerima emosi-emosi manusia.
Kepribadian yang sehat mengontrol emosi-emosi mereka, sehingga emosi-emosi
ini tidak mengganggu aktivitas antar pribadi. Kualitas lain dari keamanan
emosional ialah apa yang disebut Allport “ sabar terhadap kekcewaan “, Seseorang
bereaksi terhadap tekanan-tekanan dan terhadap hambatan dari kemauan-kemauan
dan keinginan-keinginan.
4. Persepsi Realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Orang-
orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lain atau situasi-situasi
semuanya jahat atau semuanya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap
realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.
5. Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri
sendiri di dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan
keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu suatu tingkat kemampuan.
Allport juga mengutip apa yang dikatakan oleh Harvey Cushing , “ Satu-satunya
cara untuk melangsungkan kehidupan adaalah menyelesaikan tugas.
Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk
hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif
tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukannya untuk dedikasi,
komitmen, dan keterampilan-keterampilan.
6. Pemahaman Diri
Kepribadian yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih
tinggi daripada orang-orang neurotis. Pengenalan diri yang memadai menuntut
pemahaman tentang hubungan atau perbedaan antara gambaran tentang diri yang
dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya. Orang
yang sehat juga dapat terbuka pada pendapat orang-orang lain dalam merumuskan
suatu gambaran diri yang objektif.
Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri yang tinggi atau wawasan
diri tidak mungkin meproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negative
kepada orang lain.
7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang-orang yang sehat melihat kedepan, didorong oleh tujuan dan rencana
jangka panjang. Memiliki suatu perasaan akan tujuan, suatu tugas untuk bekerja
sampai selesai. Bagi Allport rupanya mustahil memiliki suatu kepribadian yang
sehat tanpa aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan. Maka orang yang sehat akan
berkata “ saya sebaiknya bertingkah laku begini “. Suara hati yang matang adalah
suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada
orang-orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau nilai-nilai etis.
b. Carl Rogers (1902-1987)
Cara-cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia akan menjadi
sehat atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak pada masa kecil. Pada
waktu diri itu berkembang, anak juga belajar membutuhkan cinta atau kebutuhan “
penghargaan positif “ (positive regard). Self concept yang berkembang dari anak
sangat dipengaruhi oleh ibu.
Kepribadian yang sehat adalah suatu proses atau suatu arah. Aktualisasi diri
berlangsung terus, tidak pernah merupakan suatu kondisi yang selesai atau statis.
Tujuannya yakni orientasi ke masa depan, menarik individu kedepan dan
selanjutnya mendiferensiasikan dan mengembangkan segala segi dari diri.
Lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya, yaitu :
1. Keterbukaan pada pengalaman
Sikap keterbukaan pada pengalaman merupakan lawan dari sikap defensif.
Kepribadian adalah fleksibel, tidak hanya mau menerima pengalaman-pengalaman
yang diberikan oleh kehidupan, tetapi juga membuka kesempatan-kesempatan
persepsi dan ungkapan baru.
2. Kehidupan eksistensial
Kehidupan eksistensial merupakan segi yang esensial dari kepribadian yang
sehat.kepribadian terbuka kepada segala sesuatu yang terjadi pada momen itu dan
dia menemukan dalam setiap pengalaman suatu struktur yang dapat berubah
dengan mudah sbagai respon atas pengalaman momen yang berikutnya.
3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Karena terbuka pada semua pengalaman serta menghidupkan pengalaman-
pengalaman itu sepenuhnya, maka individu yang sehat dapat membiarkan seluruh
organisme mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi. Semua faktor yang
relevan diperhitungkan dan dipertimbangkan serta dicapai keputusan yang akan
memuaskan semua segi situasi sengan baik.
4. Perasaan bebas
Seseorang yang sehat secara psikologis, semakin juga ia mengalami kebebasan
untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa
adanya paksaan atau rintangan antara alternative pikiran dan tindakan.
5. Kreatifitas
Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif dan lebih mampu
menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan yang drastic dalam kondisi
lingkungan. Mereka memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menanggulangi
perubahan-perubahan traumatis.
c. Abraham Maslow (1908-1970)
Prasyarat untuk mencapai aktualisasi diri ialah dengan memuaskan kebutuhan
yang berada dalam tingkat yang lebih rendah, yaitu :
1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
Kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan, air, udara, dan juga seks.
Pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan tersebut sangat penting untuk
kelangsungan hidup. Karena suatu kebutuhan yang dipuaskan tidak lagi merupakan
suatu kebutuhan, maka kebutuhan-kebutuhan fisiologis memainkan suatu peranan
yang minimal dalam kehidupan kita. Dan setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis
dipenuhi, maka akan didorong oleh kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman.
2. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman
Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan jaminan, stabilitas,
perlindungan, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan. Untuk pribadi yang
sehat, kebutuhan akan rasa aman tidak berlebih-lebihan atau selalu mendesak.
Apabila mencapai suatu tingkat tertentu dari rasa aman dan jaminan, maka kita
digerakkan untuk memuaskan kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta.
3. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta
Kebutuhan-kebutuhan ini, seperti kita dapat mengggabungkan diri dalam suatu
kelompok atau perkumpulan, menerima nilai-nilai dan sifat-sifat guna merasakan
perasaan memiliki. Dan untuk memuaskan kebutuhan akan cinta dengan
membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian dengan orang lain dan
dengan hubungan ini member dan menerima cinta sama penting. Apabila kita telah
memuaskan kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta, maka kita membutuhkan rasa
penghargaan.
4. Kebutuhan akan penghargaan
Menurut Maslow, kebutuhan akan penghargaan dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
- Penghargaan yang berasal dari orang-orang lain.
Kita akan merasa yakin bahwa diri kita baik yaitu jika orang-orang berpikir
baik tentang kita.
- Penghargaan terhadap diri sendiri.
Kita merasa yakin dan aman akan diri kita yaitu ketika merasa berharga dan
serasi dan seimbang.
Apabila telah memuaskan semua kebutuhan ini, maka didorong oleh
kebutuhan yang paling tinggi yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan
penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita.
Dan jika semua kebutuhan terpenuhi maka dapat dikatakan kita sehat secara
psikologis.
Sifat-sifat khusus yang menggambarkan pengaktualisasi-pengaktualisasikan diri, yaitu :
1. Mengamati realitas secara efisien
2. Penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri
3. Spontanitas, kesederhanaan, dan kewajaran
4. Fokus pada masalah-masalah di luat diri mereka
5. Kebutuhan akan privasi dan independensi
6. Berfungsi secara otonom
7. Apresiasi yang senantiasa segar
8. Pengalaman-pengalaman mistik atau “puncak”
9. Minat sosial
10. Hubungan antar pribadi
11. Struktur watak demokratis
12. Perbedaan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk
13. Perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan
14. Kreativitas
15. Resistensi terhadap inkulturasi
d. Erich Fromm (1900-….)
Orang-orang yang sehat memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis secara
kreatif dan produktif.
Fromm menyebutkan kepribadian yang sehat, yaitu orientasi produktif.
“Orientasi” adalah suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua
segi kehidupan, respons-respons intleketual, emosional, dan sensoris terhadap
orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap diri.
“Produktif” adalah orang yang menggunakan semua tenaga dan potensinya. Orang-
orang yang sehat menciptakan diri mereka dengan melahirkan semua potensi
mereka, dengan menjadi semua kesanggupan mereka, dengan memenuhi semua
kapasitas mereka.
Jadi, orientasi produktif suatu keadaan ideal atau tujuan perkembangan
manusia dan belum pernah dicapai dalam masyarakat manapun.
Sumber :
1. http://wilda-puspita.blogspot.com/2013/05/tulisan-kedua-pengertian-stress-
menurut_5092.html
2. Siswanto. 2007. Kesehatan Mental; Konsep, Cakupan, dan Perkembangannya.
Yogyakarta: Andi Sunaryo. 2002.
3. Halgin, R.P., Whitbourne, S.K. 2010. Psikologi abnormal. Jakarta: Salemba
Humanika
Anonim. 1999. Manajemen stres. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
4.
Schultz, Duane. (2011). Psikologi Pertumbuhan: model-model kepribadian
sehat. Yogyakarta: Kanisius
5. Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
6.http://lidya-amanda-dhita.blogspot.com/2013/04/teori-kepribadian-
sehat.html

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Soal kesehatan mental
Soal kesehatan mentalSoal kesehatan mental
Soal kesehatan mental
Foenk Aji
 
Pemahaman Diri
Pemahaman DiriPemahaman Diri
Pemahaman Diri
indi101
 
Ppt psikologi perkembangan anak
Ppt psikologi perkembangan anakPpt psikologi perkembangan anak
Ppt psikologi perkembangan anak
uncus
 
Pengembangan Potensi Diri
Pengembangan Potensi DiriPengembangan Potensi Diri
Pengembangan Potensi Diri
Lucas Saptoto
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Ai Nurhasanah
 

La actualidad más candente (20)

Soal kesehatan mental
Soal kesehatan mentalSoal kesehatan mental
Soal kesehatan mental
 
Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan Sepanjang HayatPendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan Sepanjang Hayat
 
Pengantar
PengantarPengantar
Pengantar
 
Makalah Model Keperibadian Sehat
Makalah Model Keperibadian SehatMakalah Model Keperibadian Sehat
Makalah Model Keperibadian Sehat
 
MASA AKHIR KANAK-KANAK
MASA AKHIR KANAK-KANAKMASA AKHIR KANAK-KANAK
MASA AKHIR KANAK-KANAK
 
Keluarga Dan Perkawinan Konseling Keluarga
Keluarga Dan Perkawinan Konseling KeluargaKeluarga Dan Perkawinan Konseling Keluarga
Keluarga Dan Perkawinan Konseling Keluarga
 
Alat Ukur Psikologi
Alat Ukur PsikologiAlat Ukur Psikologi
Alat Ukur Psikologi
 
Pemahaman Diri
Pemahaman DiriPemahaman Diri
Pemahaman Diri
 
Sosiologi keluarga, komunikasi dalam keluarga
Sosiologi keluarga, komunikasi dalam keluargaSosiologi keluarga, komunikasi dalam keluarga
Sosiologi keluarga, komunikasi dalam keluarga
 
Percaya diri
Percaya diri Percaya diri
Percaya diri
 
Remaja dan perkembangannya
Remaja dan perkembangannyaRemaja dan perkembangannya
Remaja dan perkembangannya
 
Ppt psikologi perkembangan anak
Ppt psikologi perkembangan anakPpt psikologi perkembangan anak
Ppt psikologi perkembangan anak
 
Ppt analisis transaksional
Ppt analisis transaksionalPpt analisis transaksional
Ppt analisis transaksional
 
Teori karen horney ( Psikologi Kepribadian)
Teori  karen horney ( Psikologi Kepribadian)Teori  karen horney ( Psikologi Kepribadian)
Teori karen horney ( Psikologi Kepribadian)
 
Harga diri (Self-Esteem) presentation from PsikologiHore.com
Harga diri (Self-Esteem) presentation from PsikologiHore.comHarga diri (Self-Esteem) presentation from PsikologiHore.com
Harga diri (Self-Esteem) presentation from PsikologiHore.com
 
Pengembangan Potensi Diri
Pengembangan Potensi DiriPengembangan Potensi Diri
Pengembangan Potensi Diri
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Makalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remajaMakalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remaja
 
Seminar penanganan anak berkebutuhan khusus
Seminar penanganan anak berkebutuhan khususSeminar penanganan anak berkebutuhan khusus
Seminar penanganan anak berkebutuhan khusus
 
Layanan Dasar bimbingan Konseling ABK
Layanan Dasar bimbingan Konseling ABKLayanan Dasar bimbingan Konseling ABK
Layanan Dasar bimbingan Konseling ABK
 

Destacado

Bab 8 Manajemen Pengembangan Diri
Bab 8 Manajemen Pengembangan DiriBab 8 Manajemen Pengembangan Diri
Bab 8 Manajemen Pengembangan Diri
lisachmad
 
03 mekanisme koping pertahanan ego
03 mekanisme koping   pertahanan ego03 mekanisme koping   pertahanan ego
03 mekanisme koping pertahanan ego
Suratman Muhadi
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
dirta07
 
Sistem komunikasi interpersonal 2
Sistem komunikasi interpersonal 2Sistem komunikasi interpersonal 2
Sistem komunikasi interpersonal 2
munauwaroh
 
Makalah manajemen konflik dan stres
Makalah manajemen konflik dan stresMakalah manajemen konflik dan stres
Makalah manajemen konflik dan stres
juniska efendi
 
Pengertian Komunikasi
Pengertian KomunikasiPengertian Komunikasi
Pengertian Komunikasi
guest81e510
 
makalah KONFLIK ISRAEL - PALESTINA
makalah KONFLIK ISRAEL - PALESTINAmakalah KONFLIK ISRAEL - PALESTINA
makalah KONFLIK ISRAEL - PALESTINA
Della Ikaningtyas
 
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwaKonsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Zha Sarimurni
 

Destacado (20)

Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah DasarPerkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
 
Lyon Diet Heart Study
Lyon Diet Heart StudyLyon Diet Heart Study
Lyon Diet Heart Study
 
Makalah menejemen konflik dan stres
Makalah menejemen konflik dan stresMakalah menejemen konflik dan stres
Makalah menejemen konflik dan stres
 
Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar
Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasarMemahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar
Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar
 
Bab 8 Manajemen Pengembangan Diri
Bab 8 Manajemen Pengembangan DiriBab 8 Manajemen Pengembangan Diri
Bab 8 Manajemen Pengembangan Diri
 
Bab 1mpd
Bab 1mpdBab 1mpd
Bab 1mpd
 
03 mekanisme koping pertahanan ego
03 mekanisme koping   pertahanan ego03 mekanisme koping   pertahanan ego
03 mekanisme koping pertahanan ego
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
 
Sistem komunikasi interpersonal 2
Sistem komunikasi interpersonal 2Sistem komunikasi interpersonal 2
Sistem komunikasi interpersonal 2
 
Sistem komunikasi organisasi
Sistem komunikasi organisasiSistem komunikasi organisasi
Sistem komunikasi organisasi
 
komunikasi kelompok
komunikasi kelompokkomunikasi kelompok
komunikasi kelompok
 
Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompokKomunikasi kelompok
Komunikasi kelompok
 
Media & Market
Media & MarketMedia & Market
Media & Market
 
Makalah manajemen konflik dan stres
Makalah manajemen konflik dan stresMakalah manajemen konflik dan stres
Makalah manajemen konflik dan stres
 
Pengertian Komunikasi
Pengertian KomunikasiPengertian Komunikasi
Pengertian Komunikasi
 
Pengantar komunikasi strategis
Pengantar komunikasi strategisPengantar komunikasi strategis
Pengantar komunikasi strategis
 
Peran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta Didik
Peran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta DidikPeran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta Didik
Peran Layanan Konseling Terhadap Kesehatan Mental Peserta Didik
 
Mekanisme pertahanan ego
Mekanisme pertahanan egoMekanisme pertahanan ego
Mekanisme pertahanan ego
 
makalah KONFLIK ISRAEL - PALESTINA
makalah KONFLIK ISRAEL - PALESTINAmakalah KONFLIK ISRAEL - PALESTINA
makalah KONFLIK ISRAEL - PALESTINA
 
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwaKonsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
 

Similar a Kesehatan mental

Konsep diri remaja
Konsep diri remajaKonsep diri remaja
Konsep diri remaja
dantirm
 
Konsep diri bahan baca
Konsep diri   bahan bacaKonsep diri   bahan baca
Konsep diri bahan baca
Amir Khan
 
kesehatanmentalremaja-221212080957-7d038315.pdf
kesehatanmentalremaja-221212080957-7d038315.pdfkesehatanmentalremaja-221212080957-7d038315.pdf
kesehatanmentalremaja-221212080957-7d038315.pdf
Rachmaindriani2
 
Kesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awalKesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awal
Pramudito Hutomo
 
Membangun sikap positif dalam menghadapi situasi
Membangun sikap positif dalam menghadapi situasiMembangun sikap positif dalam menghadapi situasi
Membangun sikap positif dalam menghadapi situasi
thofagunners
 
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasiPengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
thofagunners
 

Similar a Kesehatan mental (20)

P.K - SIKAP.PPTX
P.K - SIKAP.PPTXP.K - SIKAP.PPTX
P.K - SIKAP.PPTX
 
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritualKonsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
 
Konsep diri remaja
Konsep diri remajaKonsep diri remaja
Konsep diri remaja
 
Konsep diri bahan baca
Konsep diri   bahan bacaKonsep diri   bahan baca
Konsep diri bahan baca
 
Kesehatan Mental Remaja.pptx
Kesehatan Mental Remaja.pptxKesehatan Mental Remaja.pptx
Kesehatan Mental Remaja.pptx
 
kesehatanmentalremaja-221212080957-7d038315.pdf
kesehatanmentalremaja-221212080957-7d038315.pdfkesehatanmentalremaja-221212080957-7d038315.pdf
kesehatanmentalremaja-221212080957-7d038315.pdf
 
kesehatanmentalremaja-221212080957-7d038315.pptx
kesehatanmentalremaja-221212080957-7d038315.pptxkesehatanmentalremaja-221212080957-7d038315.pptx
kesehatanmentalremaja-221212080957-7d038315.pptx
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
 
Kesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awalKesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awal
 
Pendidikan emosional (hadits tarbawiy)
Pendidikan emosional (hadits tarbawiy)Pendidikan emosional (hadits tarbawiy)
Pendidikan emosional (hadits tarbawiy)
 
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep dirimakalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
 
PIO Well being
PIO Well beingPIO Well being
PIO Well being
 
PERKEMBANGAN EMOSI FINAL.ppt
PERKEMBANGAN  EMOSI FINAL.pptPERKEMBANGAN  EMOSI FINAL.ppt
PERKEMBANGAN EMOSI FINAL.ppt
 
Bengkel Pengurusan Stress
Bengkel Pengurusan StressBengkel Pengurusan Stress
Bengkel Pengurusan Stress
 
Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-
Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-
Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-
 
kel 1 konsep diri.pptx
kel 1 konsep diri.pptxkel 1 konsep diri.pptx
kel 1 konsep diri.pptx
 
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptxTUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
 
Membangun sikap positif dalam menghadapi situasi
Membangun sikap positif dalam menghadapi situasiMembangun sikap positif dalam menghadapi situasi
Membangun sikap positif dalam menghadapi situasi
 
Self assessment
Self assessmentSelf assessment
Self assessment
 
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasiPengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
 

Kesehatan mental

  • 1. Kesehatan Mental 1. Jelasakan pendapat Allport dalam membahas manusia! 2. Jelasakan perkembangan Propium sebagai dasar perkembangan kepribadian yang sehat! 3. Sebutkan dan jelaskan ciri - ciri kepribadian matang menurut Allport! 4. Jelaskan perkembangan kepribadian Self menurut Rogers! 5. Peranan positif Regards dalam kepribadian individu! 6. Sebutkan dan jelaskan ciri – ciri orang yang sepenuhnya! 7. Jelaskan pengertian stress menurut pandangan Anda! 8. Sebutkan gejala dan tanda-tanda seseorang yang sedang Stess! 9. Jelaskan Pengertian Konflik menurut pandangan Anda! 10. Sebutkan gejala dan tanda-tanda seseorang yang sedang mengalami Konflik! 11. Jelaskan Pengertian Trauma menurut pandangan Anda! 12. Sebutkan gejala dan tanda-tanda seseorang yang sedang mengalami Trauma! 13. Jelaskan Pengertian Frustasi menurut pandangan Anda! 14. Sebutkan gejala dan tanda-tanda seseorang yang sedang mengalami Frustasi! Jawaban : 1. Allport mengajukan prinsip pengatur tingkat energi yaitu energi mengajar secaran aktif tujuan dan harapan sehingga kehidupan individu disini dibimbing oleh suatu perasaan pada maksud / tujuan dedikasi dan komitmen. 2. Perkembangan Propium sebagai dasar perkembangan kepribadian yang sehat ialah : a) Diri jasmani b) Identitas diri c) Harga diri d) Perluasan diri e) Gambaran diri f) Diri sebagai perilaku rasional g) Perjuangan diri 3. Ciri – ciri kepribadian matang menurut Allport : a) Berfungsi pada tingkat rasional dan sadar dengan menyadari kekuatan – kekuatan yang membimbing dan dapat mengontrolnya. b) Tidak dikontrol oleh trauma – trauma dan konflik masa kanak – kanak, bebas dari paksaan – paksaan masa lampau, dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang, intensi atau perhatiannya kepada masa depan, adanya antisipasi – antisipasi ke masa depan pada peristiwa kontemporer dan yang akan datang, serta tidak mundur ke masa kanak – kanak. c) Orang neurotik / cemas, beroperasi pada tahap berada dan lebih tinggi. 4. Perkembangan kepribadian Self menurut Rogers ialah apa yang individu rasakan di dalam dirinya yang terbagi menjadi 2 yaitu : Ideal Self ialah diri yang diharapkan oleh individu ( hope ). Reality Self ialah kenyataan yang ada pada diri / keadaan apa adanya pada diri seseorang.Kesulitan akan timbul bila terjadi ketidaksesuaian antara persepsi tentang diri
  • 2. dengan Ideal Selfnya ( Kesenjangan antara harapan dan realita ). Jadi individu yang sehat adalah individu yang jarak antara Reality Self dan Ideal Selfnya tidak terlalu jauh. 5. Peranan positif Regards dalam kepribadian individu : Untuk terbentuknya identitas dan gambaran diri, peranan ibu sangatlah penting karena dengan keamanan dan kasih sayang yang cukup maka pertumbuhan psikologis yang positif akan terjadi sepanjang tingkat kemunculan dirinya. Frame of reference dan dorongan untuk pertumbuhan yang akan datang dibentuk pada masa adolescence, dalam hal ini adalah perjuangan Propium / diri. 6. Ciri – ciri orang yang sepenuhnya : a) Memiliki sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri. b) Adanya pertumbuhan, perkembangan, dan perwujudan diri yang baik. c) Integrasi diri yang meliputi keseimbangan mental, kesatuan pandangan, dan tahan terhadap tekanan – tekanan yang terjadi. d) Otonomi diri yang mencakup unsur – unsur pengatur kalakuan diri dalam / kelakuan – kelakuan bebas. e) Memiliki persepsi mengenai realitas, bebas dari penyimpangan kebutuhan serta memiliki empati dan kepekaan sosial. f) Memiliki kemampuan untuk menguasai lingkungan dan berintegrasi dengan baik. POKOK BAHASAN UNTUK MEMBUAT SOAL KESEHATAN MENTAL 1. Konsep kesehatan mental a. Definisi Kesehatan mental b. Kes mental dalam konsep 2. Konsep kesehatan kepribadian 3. Konsep Stres konflik trauma dan frustasi a. Teorinya b. Definisi dan dinamika c. Gejalanya Menurut The World Health Organization (WHO), kesehatan mental adalah keadaan di mana seseorang menyadari aspek-aspek potensial dalam dirinya, dapat mengatasi tekanan-tekanan normal dalam hidup, menjadi pekerja produktif, dan dapat membuat kontribusi yang positif di dalam komunitasnya. Jika Anda bermasalah dengan aspek-aspek tersebut, mungkin Anda termasuk orang dengan kesehatan mental yang terganggu. Ada empat cara untuk menghindari gangguan kesehatan mental. 1. Keseimbangan dalam berpikir Selalu memikirkan hal-hal negatif adalah cara yang ampuh untuk menenggelamkan diri Anda ke dalam masalah. Pemikiran Anda tidak hanya berpengaruh pada perlakuan Anda terhadap diri sendiri, tetapi juga terhadap orang lain. Hanya fokus pada sisi negatif hanya akan membuat Anda merasakan hal yang buruk terhadap sebuah situasi dan diri sendiri.mengatasi gangguan kesehatan mental 2. Olahraga Berolahraga tidak hanya baik untuk kesehatan tubuh, tetapi juga mental. Berolahraga dapat meningkatkan endorphins, serotonin, dan dopamine pada tubuh yang dapat memberikan perasaan senang dan tenang. Zat-zat tersebut juga dapat mengatur perasaan gelisah, stres, dan depresi.
  • 3. 3. Relaksasi Ketika pikiran kita didominasi dengan masalah yang terjadi di masa lalu atau kekhawatiran menghadapi masa depan, maka akan tercipta kekhawatiran yang berlebihan. Jika mental Anda dalam keadaan sehat, maka Anda akan mudah untuk menenangkan pikiran Anda dan konsentrasi pada apa yang dikerjakan. Anda dapat melatih meditasi untuk mengistirahatkan pikiran Anda dan membantunya untuk fokus terhadap apa yang sedang terjadi. 4. Berekspresi Memendam emosi sama halnya dengan membiarkan penyakit memburuk tanpa diobati. Emosi yang terpendam dapat memberikan dampak buruk terhadap fisik dan mental. Jika Anda tidak dapat membicarakan apa yang Anda rasakan atau tidak tahu bagaimana membicarakannya, cobalah untuk mencari cara lain untuk mengekspresikan perasaan Anda dan mengeluarkan emosi Anda.(sekswanita) KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT CARL ROGER Menurut Roger, Orang yang sehat adalah orang yang bisa mengaktualisasikan dirinya. Kecenderungan untuk aktualisasi sebagai tenaga pendorong jauh lebih kuat dari pada rasa sakit dan perjuangan, memungkinkan organisme hidup terus dengan membantu dan mempertahankan kebutuhan-kebutuhan jasmani dasar. Aktualisasi dapat memudahkan dan meningkatkan pematangan dan pertumbuhan. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat serta potensi psikologisnya yang unik. Roger percaya bahwa manusia memiliki dorongan yang dibawanya sejak lahir untuk menciptakan dan hasil ciptaan yang paling penting adalah diri orang sendiri, suatu tujuan yang dicapai jauh lebih sering oleh orang-orang yang sehat daripada orang-orang yang sakit secara psikologisnya. Menurut roger manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh masa kanak- kanak, tetapi menurutnya masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi kepribadian yang sehat jauh lebih penting daripada maa lampau. Tetapi beliau mengemukakan bahwa pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi kita memandang masa sekarang yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis. Pengembangan diri Anak-anak mulai membentuk suatu lukisan atau gambarn tentang siapa dirinya apabila ia telah mengembangkan kemampuan untuk membedakan apa yang menjadi miliknya dan semua benda yang dilihat, didengar, dan diraba. Pada saat ini abak telah mengembangkan pengertian diri (self-consept). Self-consept juga akan membentuk anak untuk menggabarkan ingin menjadi siapa. Gambaran-gambaran tersebut muncul akibat bertambah kompleksnya interaksi-interaki dengan orang lain.
  • 4. Menurut roger, berkembang atau tidaknya diri itu tergantung pada cinta yang diterima anak pada masa kecil. Pada waktu berkembang anak belajar membutuhkan cinta. Roger menyebut kebutuhan ini sebagai penghargaan positif (“positive regard”). Positive regard merupakan suatu kebutuhan yang memaksa, dan dimiliki oleh setiap manusia. Dan setiap anak selalu terdorong untuk mencari positive regard.anak yang menemukan kepuasan yang cukup kalau dia menerima kasih sayang, cinta dan persetujuan dari orang-orang lain. Dan akan merasa kecewa jika dia tidak menerima kasih sayang dan cinta. Pertumbuhan anak menjadi kepribadian yang sehat tergantung pada sejauh mana kebutuhan positive regard dipenuhi dengan baik. Kebutuhan penghargaan positif (positive regard), terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Penghargaan positif bersyarat (conditional positive regard), kasih sayang dan cinta yang diterima anak adalah syarat terhadap tingkah lakunya yang baik. Karena anak mengembangkan conditional positive regard maka dia menginternalisasikan sikap-sikap ibu. Jika itu terjadi, maka sikap ibu diambil alih oleh anak tersebut dan diterapkan kepada dirinya. 2. Pengahargaan positif tidak bersyarat (unconditional positive regard), syarat utama bagi timbulnya kepribadian sehat pada masa kecil. Hal ini berkembang bila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan bagaimana anak bertingkah laku. Cinta dan kasih sayang yang diberikan dan sikap yang ditampilkannya bagi anak menjadi suatu kumpulan norma dan standar yang diinternalisasikan. Sikap ibu yang memperlihatkan conditional positive regard diinternalisasikan oleh anaknya. Unconditional positive regard tidak menghendaki bahwa semua pengekangan terhadap tingkah laku anak tidak ada, tidak berarti bahwa diperbolehkan melakukan apa saja yang diinginkan tanpa dinasihati. Anak-anak yang bertumbuh dengan perasaan unconditional positive regard tidak akan mengembangkan syarat-syarat penghargaan. Mereka merasa diri berharga dalam semua syarat. Dan jika syarat-syarat penghargaan tidak ada, maka tidak kebutuhan untuk bertingkah laku defensif. Orang yang berfungsi sepenuhnya Roger berpendapat bahwa kepribadian yang sehat, yaitu bukan merupakan suatu keadaan yang ada, melainkan suatu proses “suatu arah bukan suatu tujuan”. Aktualisasi berlangsung terus dan statis. Tujuan, yakni orientasi ke masa depan, menarik individu kedepan dan mengembangkan segala segi dari diri.
  • 5. Aktualisasi diri merupakan proses yang sukardan kadang-kadang menyakitkan. Aktualisasi diri merupakan ujian, rentangan, dan pecutan terus menerus terhadap kemampuan seseorang. Aktualisasi diri yakni mereka benar-benar adalah diri mereka sendiri. Mereka tidak bersembunyi dibalik topeng, yang berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan diri mereka sebenarnya. Roger memberikan lima tanda-tanda orang yang melakukan aktualisasi diri : 1. Keterbuka pada pengalaman Kepribadian adalah fleksibel, tidak hanya mau menerima pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi dapat menggunakannya dalam membuka esempatan- kesempatan persepsi dan ungkapan baru. Sebaliknya kepribadian defensif beroperasi menurut syarat-syarat penghargaan adalah statis, tersembunyi dibelakang peran-peranan, tidak dapat menerima atau bahkan mengetahui pengalaman-pengalaman tertentu. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan lebih emosional karena mereka mengalami banyak emosi baik yang positif maupun negatif 2. Kehidupan eksistensial Orang yang berfungsi sepenuhnya, aktualisasi diri, akan hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan karena ia terbuka pada setiap pengalaman. Pengalaman selalu dirasa segar dan baru. Ia tidak akan beperasangka dan mudah menyesuaikan diri terhadap pengalaman sehingga tidak harus memanipulasi apa yang dialaminya sehingga mereka dapat dengan bebas berpartisipasi didalamnya.. Menurut Rogers, kehidupan eksistensial ini merupakan ciri terpenting kepribadian yang melakukan aktualisasi diri/keperibadian yang sehat. 3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri Orang yang sehat akan terbuka pada pengalaman sehingga ia menerima semua informasi yang ada, informasi dapat berisi kebutuhan-kebutuhan, tuntutan-tuntutan sosial, ingatan-ingatan pada situasi yang serupa pada masa sekarang. Individu yang sehat dapat membiarkan seluruh organisme mempertimbangkan setiap hal, dari suatu situasi dengan. Faktor emosional maupun intelektual, akan menyerap semua informasi yang diterima. Hal ini menjadikannya dalam membuat keputusan dapat mempercayai organismenya sendiri, intuisinya, impuls-impuls yang timbul seketika. Ia menjadi spontan namun tidak terburu-buru (tidak mempertimbangkan konsekuensi tindakan). Ia percaya dirinya sendiri. 4. Persaaan bebas
  • 6. Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Ia memiliki perasaan berkuasa secara peribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah laku keadaan atau peristiwa masa lampau. Karena merasa bebas dan berkuasa, ia menjadi mampu melihat banyaknya pilihan dalam kehidupan dan mampu melakukan pilihan-pilihan tersebut sesuai kehendaknya. 5. Kreativitas Roger percaya bahwa, orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastis dalam kondisi lingkungan, mereka memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menggulangi perubahan-perubahan traumatis.1 Menurut Rogers orang yang memiliki kepribadian sehat adalah orang yang dapat mengaktualisasikan diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang di ajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet training, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya. Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Sebagai makhluk hidup manusia merupakan organisme, yaitu makhluk fisik (physical creature) dengan semua fungsi-fungsinya, baik secara fisik maupun psikis. Organisme ini juga merupakan locus (tempat) semua pengalaman, dan pengalaman ini merupakan persepsi seorang tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam diri sendiri dan juga di dunia luar. Pengertian organisme mencakup 3 hal : 1. Makhluk hidup : organisme adalah makhluk yang lengkap dengan fungsi fisik dan psikisnya. Organisme adalah tempat semua pengalaman, segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang mengenai event yang terjadi di dalam diri dan di dunia luar. 2. Realitas subjektif : organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang sifatnya subjektif, bukan fakta benar- salah. Realita subjektif semacam itulah yang menentukan/membentuk tingkah laku. 3. Holisme : organisme adalah salah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan pada suatu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan yakni tujuan mengaktualisasi, mempertahankan dan mengembangkan diri. Medan fenomenal merupakan keseluruhan pengalaman internal (persepsi mengenai diri sendiri) dan pengalaman eksternal - Pengalaman yang disimbolkan (symbolized) pengalaman disadari - Pengalaman yang disimbolkan tetapi diingkari atau terdistorsi (denied or distorted) pengalaman disadari 1 http://afiantika.blogspot.com/2013/05/kepribadian-sehat-menurut-carl-roger.html di akses pada tanggal 11 Mei 2014
  • 7. - Pengalaman yang tidak disimbolkan atau diabaikan (ignored) pengalaman tidak disadari. Struktur Kepribadian Self Self atau self concept adalah konsep menyeluruh yang ajeg dan terorganisir tersusun mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Self concept menggambarkan konsepsi orang mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya, pandangan diri dalam berbagai perannya dalam kehidupan dan dalam kaitannya dengan hubungan interpersonal. Konsep pokok dari teori kepribadian Rogers adalah self, sehingga dapat dikatakan self merupakan struktur kepribadian yang sebenarnya. Carl Rogers mendeskripsikan the self atau self-structure sebagai sebuah konstruk yang menunjukan bagaimana setiap individu melihat dirinya sendiri. Self ini dibagi 2 yaitu : - Real Self adalah keadaan diri individu saat ini. - Ideal Self adalah keadaan diri individu yang ingin dilihat oleh individu itu sendiri atau apa yang ingin dicapai oleh individu tersebut. Perhatian Rogers yang utama adalah bagaimana organisme dan self dapat dibuat lebih kongruen/ sebidang. Artinya ada saat dimana self berada pada keadaan inkongruen, kongruensi self ditentukan oleh kematangan, penyesuaian, dan kesehatan mental, self yang kongruen adalah yang mampu untuk menyamakan antara interpretasi dan persepsi “self I” dan “self me” sesuai dengan realitas dan interpretasi self yang lain. Semakin lebar jarak antara keduanya, semakin lebar ketidaksebidangan ini. Semakin besar ketidaksebidangan, maka semakin besar pula penderitaan yang dirasakan dan jika tidak mampu maka akan terjadi ingkongruensi atau mal-adjustment atau neurosis. Misalkan anda memiliki ideal self sebagai orang yang memiliki bentuk tubuh ideal serta memiliki prestasi yang tinggi dibanding teman –teman anda, tetapi nyatanya real self anda adalah orang yang tidak memiliki bentuk tubuh yang ideal serta prestasi anda adalah rata-rata dengan teman-teman anda maka akan ada kesenjangan antara real self dan ideal self yang dapat menimbulkan kecemasan. Bila seseorang, antara “self concept”nya dengan organisme mengalami keterpaduan, maka hubungan itu disebut kongruen (cocok) tapi bila sebaliknya maka disebut Inkongruen (tidak cocok) yang bisa menyebabkan orang mengalami sakit mental, seperti merasa terancam, cemas, defensive dan berpikir kaku serta picik. Sedangkan ciri-ciri orang yang mengalami sehat secara psikologis (kongruen), dalam Syamsu dan Juntika (2010:145) disebutkan sebagai berikut : 1. Seseorang mampu mempersepsi dirinya, orang lain dan berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungannya secara objektif 2. Terbuka terhadap semua pengalaman, karena tidak mengancam konsep dirinya 3. Mampu menggunakan semua pengalaman 4. Mampu mengembangkan diri ke arah aktualisasi diri (fully functioning person). Bagian dari medan fenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar atas diri sendiri. - Berkembang dari interaksi dengan lingkungan - Individu berperilaku dengan cara yang selaras/ konsisten dengan self - Pengalaman yang tidak selaras dengan self dianggap sebagai ancaman - Self mungkin berubah sebagai hasil dari maturation dan proses belajar
  • 8. Dinamika kepribadian Menurut roger organisme memiliki satu motivasi utama yaitu kecenderungan untuk aktualisasi diri dan tujuan utama hidup manusia adalah untuk menjadi manusia yang bisa mengaktualisasikan diri, dapat diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap makhluk hidup yang bertujuan mengembangkan seluruh potensi-potensinya sebaik mungkin. Pada dasarnya manusia memiliki dua kebutuhan utama yaitu kebutuhan untuk penghargaan positif baik dari orang lain maupun dari diri sendiri. Rogers percaya, manusia memiliki satu motif dasar, yaitu kecenderungan untuk mengaktualisasi diri. Kecendeurngan ini adalah keinginan untuk memenuhi potensi yang dimiliki dan mencapai tahap “human-beingness” yang setinggi-tingginya. Kita ditakdirkan untuk berkembang dengan cara-cara yang berbeda sesuai dengan kepribadian kita. Proses penilaian (valuing process) bawah sadar memandu kita menuju perilaku yang membantu kita mencapai potensi yang kita miliki. Rogers percaya, bahwa manusia pada dasarnya baik hati dan kreatif. Mereka menjadi destruktif hanya jika konsep diri yang buruk atau hambatan- hambatan eksternal mengalahkan proses penilaian. Manusia adalah makhluk yang bergerak maju kecenderungan dasar manusia adalah untuk mencapai aktualisasi diri (untuk mewujudkan, memelihara & meningkatkan pengalaman).  Kebutuhan yang ada pada manusia untuk mencapai aktualisasi yakni kebutuhan pemeliharaan (maintenance) memuaskan kebutuhan dasar.  Kebutuhan peningkatan diri (enhancement) menjadi lebih baik, berkembang, mencapai tujuan.  Kebutuhan lain yaitu kebutuhan penerimaan positif dari orang lain (positive regard of others) dan penerimaan positif dari diri sendiri (self regard). Untuk bergerak ke arah mendapatkan tujuannya manusia harus mampu untuk membedakan antara perilaku yang progresif yaitu perilaku yang mengarahkan pada aktualisasi diri dan perilaku yang regresif yaitu perilaku yang menghalangi pada tercapainya aktualisasi diri. Manusia harus memilih dan mampu membedakan mana yang regresif dan mana yang progresif. Dan memang dorongan utama manusia adalah untuk progresif dan menuju aktualisasi diri. Peranan Positive Regard Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain (warmth, liking, respect, sympathy & acceptance, love & affection). Kebutuhan ini disebut need for positive regard. Positive regard terbagi menjadi 2 yaitu: Conditional positive regard (bersyarat) Conditional positive regard atau penghargaan positif bersyarat misalnya kebanyakan orang tua memuji, menghormati, dan mencintai anak dengan bersyarat,yaitu sejauh anak itu berpikir dan bertingkah laku seperti dikehendaki orangtua. Unconditional positive regard (tak bersyarat). Unconditional positive regard disini anak tanpa syarat apapun dihargai dan diterima sepenuhnya.
  • 9. Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan. Setelah self dan organism bisa menjadi suatu kesatuan yang baik, namun ketika ia masuk ke lingkungan sosial luar yang beperan sebagai medan phenomenal. Belum tentu ia dapat berkembang dengan sebagaimana mestinya. Untuk mengatasi tekanan yang dirasakan, Rogers berpendapat terdapat cara untuk mengatasinya, yaitu melalui Pertahanan. Ketika individu berada dalam incongruity maka pada saat itu individu berada dalam situasi terancam. Menjelang situasi yang mengancam itu individu akan merasa cemas. Salah satu cara menghindarinya adalah dengan melarikan diri dalam bentuk psikologis dengan menggunakan pertahanan-pertahanan. Dua macam cara pertahanan adalah Pengingkaran dan Distorsi perseptual. Pengingkaran adalah dimana individu memblokir situasi yang mengancam melaluimenyingkirkan kenangan buruk atau rangsangan yang memancing kenangan itu munculdari kesadaran (menolak untuk mengingatnya). Distorsi perseptual adalah penafsiran kembali sebuah situasi sedemikian rupasehingga tidak lagi dirasakan terlalu mengancam. Ketika pertahanan yang dilakukan seseorang runtuh dan merasa dirinya hancur berkeping-keping disebut sebagai psikosis. Akibatnya perilaku individu menjadi tidak konsisten, kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak nyambung, emosinya tidak tertata, tidak mampu membedakan antara diri dan bukan diri serta menjadi individu yang tidak punya arah dan pasif.2 http://deathneverlost.wordpress.com/2013/06/13/282/ Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius. Jarvis, Matt. (2006). Teori-Teori Psikologi. Bandung: Nusa Media dan Nuansa. Mahmud. (2005). Psikologi Pendidikan Mutakhir. Bandung:Sahiva Samsyu Yusuf dan Juntika Nurihsan. (2007). Teori Kepribadian. Bandung: Rosda 2 http://widyahutamaandhika.blogspot.com/2013/06/kepribadian-sehat-menurut-carl-roger.html di akses pada tanggal 11 Mei 2014
  • 10. Definisi Konflik Menurut Robbins (2002), konflik adalah suatu proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negative atau akan segera mempengaruhi secara negative pihak lain. Menurut Sopiah (2008), konflik itu adalah proses yang dinamis dan keberadaannya lebih banyak menyangkut persepsi dari orang atau pihak yang mengalami dan merasakannya. Menurut Suprihanto (2003), konflik adalah ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus menggunakan sumber daya yang langka secara bersama-sama, atau menjalankan kegiatan bersama-sama, atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang berbeda. Mastenbroek dalam Soetopo (2010), memandang konflik sebagai situasi di mana ketentuan tak berjalan, pernyataan ketidakpuasan, dan penciutan proses pembuatan keputusan. Menurut Soetopo (2010), konflik adalah suatu pertentangan dan ketidakseusaian kepentingan, tujuan, dan kebutuhan dalam situasi formal, sosial, dan psikologis, sehingga menjadi antagonis, ambivalen, dan emosional. Menurut Kreitner (2005), konflik adalah sebuah proses di mana satu pihak menganggap bahwa kepentingan-kepentingannya ditentang atau secara negative dipengaruhi oleh pihak lain. Dari beberapa definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa konflik adalah suatu bentuk pertentangan yang terjadi antara dua pihak atau lebih di mana salah satu pihak merasa dirugikan atau dipengaruhi secara negative sehingga menimbulkan ketidakpuasan terhadap perilaku pihak lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan sesama manusia. Ketika berinteraksi dengan sesama manusia, selalu diwarnai dua hal, yaitu konflik dan kerjasama. Dengan demikian konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia. Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
  • 11. menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik, dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002) diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Beberapa Faktor Penyebab Konflik Perbedaan individu yang didasari oleh perbedaan pendirian dan perbedaan perasaan. Setiap manusia memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda, sehingga dalam menilai sesuatu tentu memiliki penilaian yang berbeda-beda. Misalnya masyarakat menilai kebijakan pemerintah mengenai menaikkan harga BBM karena harga bahan mentah naik. Tentu setiap masyarakat akan menilai dengan pemikirannya masing-masing yang mungkin secara umum terbagi menjadi kelompok yang pro dan kontra. Perbedaan kebudayaan sehingga membentuk pribadi yang berbeda Orang dari kebudayaan berbeda, misalnya orang jawa dengan orang papua yang memiliki budaya berbeda, jelas akan membedakan pola pikir dan kepribadian yang berbeda pula. Jika hal ini tak ada suatu hal yang dapat mempersatukan, akan berakibat timbulnya konflik. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok Manusia merupakan mahkluk yang unik karena satu dengan yang lain relative berbeda. Berbeda pendirian, pemikiran, perilaku, kebiasaan, dsb. Dari perbedaan itu tentu timbul perbedaan kepentingan yang latar belakangnya juga berbeda. Misalnya mengenai masalah pemanfaatan hutan. Para pecinta alam menganggap hutan sebagai bagian dari lingkungan hidup manusia dan habitat dari flora dan fauna. Sedangkan bagi para petani hutan dapat menghambat tumbuhnya jumlah areal persawahan atau perkebunan. Bagi para pengusaha kayu tentu ini menjadi komoditas yang menguntungkan. Dari kasus ini ada pihak – pihak yang memiliki kepentingan yang saling bertentangan, sehingga dapat berakibat timbulnya konflik. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat Perubahan merupakan suatu hal yang wajar didalam kehidupan bermasyarakat. Tetapi perubahan yang sangat cepat akan memicu timbulnya konflik. Misalnya masyarakat pedesaan yang secara umum matapencariannya bertani yang hidupnya bergotong-royong dengan jadwal waktu yang relative tidak mengikat, kemudian tumbuh suatu industry dengan waktu yang relative cepat dengan kebiasaan cenderung individualis, disiplin kerja dan waktu kerja ditentukan, yang secara umum mengubah nilai-nilai masyarakat desa tadi, tentu akan menimbulkan konflik berupa penolakan diadakannya industry di wilayah itu. Akibat-akibat dari konflik. Konflik dapat baik dan tidak baik. Konflik berakibat tidak baik seperti :
  • 12. 1. Menghambat komunikasi, karena pihak-pihak yang berkonflik cenderung tidak berkomunikasi. 2. Menghambat keeratan hubungan. 3. Karena komunikasi relative tidak ada, maka akan mengancam hubungan pihak-pihak yang berkonflik. 4. Mengganggu kerja sama. 5. Hubungan yang tidak terjalin baik, bagaimana mungkin terjadi kerjasama yang baik. 6. Mengganggu proses produksi,bahkan menurunkan produksi. 7. Kerja sama yang kurang baik, maka produktifitas pun rendah. 8. Menimbulkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan. 9. Karena produktifitas rendah, timbullah ketidakpuasan terhadap pekerjaan. 10. Yang kemudian berakibat pada individu mengalami tekanan, mengganggu konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustasi dan apatisme. Konflik berakibat baik seperti: 1. Membuat suatu organisasi hidup, bila pihak-pihak yang berkonflik memiliki kesepakatan untuk mencari jalan keluarnya. 2. Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan merupakan salah satu akibat dari konflik, yang tujuannya tentu meminimalkan konflik yang akan terjadi dikemudian hari. 3. Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan perbaikan dalam system serta prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi. 4. Memunculkan keputusan-keputusan yang inovatif. 5. Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat. Jenis-jenis Konflik Sedangkan menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel jenis-jenis konflik terbagi atas : 1. Konflik intrapersonal. o Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik ini terjadi pada saat yang bersamaan memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus. 2. Konflik interpersonal.
  • 13. o Konflik ini adalah konflik seseorang dengan orang lainnya karena memiliki perbedaan keinginan dan tujuan. o Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok, Hal ini sering kali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas yang ditekankan pada kelompok kerja mereka . Sebagai contoh seorang individu dapat dikenai hukuman karena tidak memenuhi norma-norma yang ada.Konflik interorganisasi. 3. Konflik antar grup dalam suatu organisasi adalah suatu yang biasa terjadi, yang tentu menimbulkan kesulitan dalam koordinasi dan integrasi dalam kegiatan yang menyangkut tugas-tugas dan pekerjaan. Karena hal ini tak selalu bisa dihindari maka perlu adanya pengaturan agar kolaborasi tetap terjaga dan menghindari disfungsional.
  • 14. Proses Konflik Proses Terjadinya Konflik Menurut Beberapa Para Ahli : Menurut Hendricks, W.(1992) prose terjadinya konflik terdiri dari 3 tahap : 1. Peristiwa sehari-hari , yaitu ditandai dengan adanya individu meresa tidak puas atau jengkel terhadap lingkungan kerja. 2. Adanya tantangan, yaitu apabila terjadi masalah, individu saling mempertahankan pendapat mereka masing-masing dan menyalahkan pihak lain. Masing-masing anggota menganggap perbuatan yang dilakukan sesuai dengan standar dan aturan aaaaorganisasi. 3. Timbulnya pertentangan, yaitu pada tahap ini masing-masing individu atau kelompok bertujuan untuk menang dan mengalahkan kelompok lain. Menurut Kenneth Thomas (Owens, 1991) Kenneth Thomas mengemukakan episode gerak konflik digerakkan oleh perasaan frusttasi (kekecewaan) dari suatu kelompok karena aksi pihak lain, misalnya : penolakan permintaan, pertentangan atau penghinaan, sehingga masing-masing kelompok menyadari adanya konflik dan memasuki tahap konsepstualisasi, dan proses terjadi secara subjeytif. Selanjutnya, tinggi atau rendahnya konflik bergantung pada persaingan, keterbukaan dan kepekaan yang dimiliki oleh masing-masing kelompok. Sedangka hasill (outcome) merupakan proses terakhir dari tahapan konflik yang berupa ; frustasi, sikap permusuhan, motivasi kkera, atau produktivitas kerja. Hasil akhir dari prilakku yang dimakksud akan berpengaruh pada episode berikutnya. Menurut Terry , G. R. (1986) Menjelaskan bahwa, konflik pada umumnya mengikuti pola yang teratur yang ditandai timbulnya krisis, selanjutnya terjadi kesalahpahaman antar individu maupun kelompok, dan konfrontasi menjadi pusat perhatian, pada tahap berikutnya krisis dialih untuk diarahkan dan dikelola. Menurut Louis R.Pandy mengukapkan proses konflik terdiri dari 5 tahap : Tahap I konflik laten yaitu tahap munculnya factor-faktor penyebab konflik dalam organisasi yaitu : - Saling ketergantungan kerja - Perbedaan tujuan dan prioritas - Perbedaaan status - Sumber daya yang terbatas Tahap II konflik yang dipersepsikan (konflik yang dirasakan) , pada tahap ini salah satu pihak memandang pihak lain sebagai penghambat atau mengancam pencapaina tujuan.
  • 15. Tahap III Konflik yang dirasakan, pada tahap ini konflik tidak sekedar dipandang ada, akan tetapi benar-benar sudah dirasakan. Tahap IV konflik yang dimanifestasikan, pada tahap ini prilaku tertentu sebagai indicator konflik sudah mulai ditunjukan, seperti adanya sabotase, agresi terbuka, konfrontasi, rendahnya kenerja dan lain-lainnya. Tahap V konflik Aftermath, jika konflik benar-benar diselesaikan maka hal itu akan meningkatkan hubungan para anggota organisasi. Hanya jika penyelesaian tidak tepat maka akan timbul konflik baru. DAFTAR PUSTAKA Ivancevich, John M., Robert Konopaske, Michael T. Matteson. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi Edisi 7 (2). Jakarta: Erlangga Kreitner, Robert, Angelo kinicki. Tanpa Tahun. Perilaku Organisasi . Terjemahan Erly Suandy. 2005. Jakarta: Salemba Empat Robbins, Stephen P. Tanpa Tahun. Perilaku Organisasi. Terjemahan Hadyana Pujaatmaka. 2002. Jakarta: PT Prenhallindo Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat Soetopo, Hendyat. 2010. Perilaku Organisasi Teori dan Praktik di Bidang Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Andi Offset Suprihanto, John, TH. Agung M. Harsiwi, Prakoso Hadi. 2003. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: STIE YKPN3 3 http://deaalliqafitri.blogspot.com/2014/01/empowerment-stres-dan- konflik_10.html#!/2014/01/empowerment-stres-dan-konflik_10.html diakses pada tanggal 11 Mei 2014
  • 16. FRUSTASI DAN KONFLIK Frustasi dan konflik adalah pengalaman-pengalaman individual yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Keduanya berhubungan erat dengan pemenuhan-pemenuhan kebutuhan manusia, dan mengganggu ungkapan-ungkapan normal dari kecenderungan motivasi manusia. Tetapi frustasi dan konflik itu sendiri tidak selalu buruk karena yang menjadi persoalan ialah bagaimana seseorang menghadapinya dan tindakan yang diambil untuk memecahkannya. Frustasi Suatu perasaan yang muncul karena terjadinya hambatan dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang menghalangi keinginan untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan itu.Ada dua sumber utama frustasi: sumber yang berasal dari luar (situasi-situasi dari luar) dan sumber yang berasal dari dalam (dinamika batinian orang itu sendiri). A. Faktor Eksternal Sumber frustasi yang berasal dari luar individu tidak dapat dihindari. Terdapat beberapa contoh sumber frustasi yang berasal dari luar, yaitu: 1. Adat kebiasaan atau peraturan-peraturan masyarakat yang membendung kebutuhan- kebutuhan dan keinginan-keinginan individu, 2. Hal-hal yang mengganggu, lebih-lebih yang berhubungan dengan kepentingan-kepentingan dan cara-cara hidup individu yang sudah biasa, dan 3. Kondisi-kondisi sosio-ekonomis yang menghalangi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar jasmaniah individu. B. Faktor Internal Frustasi yang berasala dari dalam mungkin disebabkan oleh faktor-faktor fisik dan perbedaan-perbedaan intelektual. Faktor faktor fisik mungkin berupa rintangan-rintangan organik atau penyakit. Apabila orang berbeda secara fisik dengan orang lain, maka ia mudah sekali kena beberapa bentuk frustasi. Perbedaan intelektual juga dapat menjadi sumber frustasi. Di dalam ruangan kelas kita kecewa apabila kita tidak mampu bersaing dengan orang lain. Demikian juga anak-anak yang sangat pandai akan mengalami frustasi apabila mereka mendapat tugas-tugas yang terlalu mudah.4 4 http://assuyahada.wordpress.com/2014/04/22/dinamika-kepribadian/ di akses pada tanggal 11 Mei 2014
  • 17. TEORI KEPRIBADIAN SEHAT Dalam psikologi dikenal berbagai macam mazhab dengan teorinya yang berbeda-beda, begitu juga dengan pengertian kepribadian yang normal berbeda-beda pada tiap mazhab. 1. Menurut Psikoanalisa: Kepribadian yang normal (sehat) adalah 1) Kepribadian yang sehat menurut Freud adalah jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah. 2) Hasil dari belajar dalam mengatasi tekanan dan kecemasan. 3) Kesehatan mental yang baik adalah hasil dari keseimbangan antara kinerja super ego terhadap id dan ego. 2. Menurut Behaviorisme: Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun didasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS, merupakan lanjutan dari fungsionalisme. Prinsip dasar behaviorisme: 1) Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak 2) Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari. 3) Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
  • 18. 4) Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi. 5) Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi. 6) Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan. 3. Menurut Humanistik: Istilah psikologi humanistik (Humanistic Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third force) karena humanistik muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisa. Kepribadian yang sehat menurut humanistic, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri: 1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya. 2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya. 3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas. 4) Jujur; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”. 5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang. 6) Memikul tanggung jawab. 7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
  • 19. 8) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya.5 Apa itu STRESS??  Menurut Hans Selye, “stress adalah respons manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya” (Pusdikes,Dep.Kes.1989)  Menurut Lazarus (1976) stres adalah suatu keadaan psikologis individu yang disebabkan karena individu dihadapkan pada situasi internal dan eksternal.  Menurut Korchin (1976) keadaan stres muncul apabila tuntutan-tuntutan yang luar biasa atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan atau integritas seseorang  Menurut Vincent Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brect (2000) bahwa yang dimaksud stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu didalam lingkungan tersebut Dari pengertian stress menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa stress merupakan gangguan yang berupa fisik maupun fisik yang disebabkan oleh tidak mampunya individu menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya. a) Arti penting stress Stress juga dibutuhkan dalam kehidupan ini, jika seseorang tidak pernah mengalami stress hidupnya akan hampa, tidak ada yang namanya tantangan. Stress tidak berarti negatif (distress), stresspun ada yang bersifat positif (uestress) untuk menyeimbangkan proses kehidupan kita.  Efek-Efek stress menurut hans selye Menurut Hans Selye, ahli endokrinologi terkenal di awal 1930 tidak semua jenis stres bersifat merugikan. Berikut adalah beberapa efek dari stress: 1. Local Adaptation Stres. Local Adaptation Stress adalah ketika tubuh menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres. Respon setempat ini contohnya seperti pembekuan darah, penyembuhan luka, akomodasi cahaya, dan masih banyak lagi. Responnya berlangsung dalam jangka yang sangat pendek. Karakteristik dari LAS adalah respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system, respon bersifat adaptif sehingga diperlukan stresor untuk menstimulasinya, respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus, dan respon bersifat restorative. 2. General Adaptation Syndrome General Adaptation Syndrome adalah istilah penting dari Hans Selye yang ditemukan saat membahas tentang stress. Menurutnya ketika organisme berhadapan dengan stressor, dia akan mendorong dirinya sendiri untuk melakukan tindakan. Usaha ini diatur oleh kelenjar adrenal yang menaikkan aktivitas sistem syaraf simpatetik. Reaksi fisiologis tubuh terhadap perubahan-perubahan akibat stress itulah yang disebut sebagai General Adaption Syndrome. GAS terdiri dalam tiga fase : a. Alarm reaction (reaksi peringatan) pada fase ini tubuh dapat mengatasi stressor dengan baik. Apabila ada rasa takut atau cemas atau khawatir tubuh akan mengeluarkan adrenalin, yaitu hormon yang mempercepat katabolisme untuk menghasilkan energi untuk persiapan menghadapi bahaya mengacam ditandai dengan denyut jantung bertambah dan otot berkontraksi. 5
  • 20. b. The stage of resistance (reaksi pertahanan). Reaksi terhadap stressor sudah mencapai atau melebihi tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini, mulai timbul gejala-gejala psikis dan somatis. Respon ini disebut juga coping mechanism. Coping berarti kegiatan menghadapi masalah, misalnya kecewa diatasi dengan humor. c. Stage of exhaustion (reaksi kelelahan). Pada fase ini gejala-gejala psikosomatik tampak dengan jelas. Gejala psikosomatis antara lain gangguan penceranaan, mual, diare, gatal-gatal, impotensi, exim, dan berbagai bentuk gangguan lainnya. PENGERTIAN KOPING STRESS Koping termasuk konsep sentral dalam memahami kesehatan mental. Koping berasal dari kata coping yang bermakna harfiah pengatasan/penanggulangan (to cope with = mengatasi, menanggulangi). Namun karena istilah coping merupakan istilah yang sudah jamak dalam psikologi serta memiliki makna yang kaya, maka penggunaan istilah tersebut di pertahankan dan langsung di serap ke dalam bahasa Indonesia untuk membantu memahami bahwa coping (koping) tidak sederhana makna harafiahnya saja. Koping sering disamakan dengan adjustment (penyesuaian diri). Koping juga sering dimaknai sebagai cara untuk memecahkan masalah (problem solving). Pengertian koping memang dekat dengan kedua istilah di atas, namun sebenarnya agak berbeda. Pemahaman adjustment biasanya merujuk pada penyesuaian diri dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah lebih mengarah pada proses kognitif dan persoalan yang juga bersifat kognitif. Koping itu sendiri dimaknai sebagai apa yang di lakukan oleh individu untuk menguasai situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan/luka/kehilangan/ ancaman. Jadi koping lebih mengarah pada yang orang lakukan untuk mengatasi tuntutan-tuntutan yang penuh tekanan atau yang membangkitkan emosi. Atau dengan kata lain, koping adalah bagaimana reaksi orang ketika menghadapi stress/tekanan.Kaitan antara koping dengan mekanisme pertahanan diri (defense mechanism), ada ahli yang melihat defense mechanism sebagai salah satu jenis koping.Ahli lain melihat antara koping dan mekanisme pertahanan diri sebagai dua hal yang berbeda. Lazarus membagi koping menjadi dua jenis, yaitu: 1. Tindakan langsung (Direct Action) Koping jenis ini adalah setiap setiap usaha tingkah laku yang dijalankan oleh individu untuk mengatasi kesakitan atau luka, ancaman atau tantangan dengan cara mengubah hubungan yang bermasalah dengan lingkungan. Individu menjalankan koping jenis direct action atau tindakan langsung bila dia melakukan perubahan posisi terhadap masalah yang dialami. Ada 4 macam koping jenis tindakan langsung:
  • 21. a. Mempersiapkan diri untuk menghadapi luka Individu melakukan langkah aktif dan antisipatif (beraksi) untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya dengan cara menempatkan diri secara langsung pada keadaan yang mengancam dan melakukan aksi yang sesuai dengan bahaya tersebut. Misalnya, dalam rangka menghadapi ujian, Tono lalu mempersiapkan diri dengan mulai belajar sedikit demi sedikit tiap-tiap mata kuliah yang diambilnya, sebulan sebelum ujian dimulai. Ini dia lakukan supaya prestasinya lebih baik dibanding dengan semester sebelumnya, karena dia hanya mempersiapkan diri menjelang ujian saja. Contoh dari koping jenis ini lainnya adalah imunisasi. Imunisasi merupakan tindakan yang dilakukan oleh orang tua supaya anak mereka menjadi lebih kebal terhadap kemungkinan mengalami penyakit tertentu. b. Agresi Agresi adalah tindakan yang dilakukan oleh individu dengan menyerang agen yang dinilai mengancam atau akan melukai. Agresi dilakukan bila individu merasa/menilai dirinya lebih kuat/berkuasa terhadap agen yang mengancam tersebut. Misalnya, tindakan penggusuran yang dilakukan oleh pemerintah Jakarta terhadap penduduk yang berada dipemukiman kumuh. Tindakan tersebut tergolong ke dalam agresi, dan tindakan tersebut bisa dilakukan karena pemerintah memiliki kekuasaan yang lebih besar dibanding dengan penduduk setempat yang digusur. c. Penghindaran (avoidance) Tindakan ini terjadi bila agen yang mengancam dinilai lebih berkuasa dan berbahaya sehingga individu memilih cara menghindari atau menghindari atau melarikan diri dari situasi yang mengancam tersebut. Misalnya, penduduk yang melarikan diri dari rumah-rumah mereka karena takut akan menjadi korban pada daerah-daerah konflik seperti Aceh. d. Apati Jenis koping ini merupakan pola orang yang putus asa. Apati dilakukan dengan cara individu yang bersangkutan tidak bergerak dan menerima begitu saja agen yang melukai dan tidak ada usaha apa-apa untuk melawan ataupun melarikan diri dari situasi yang mengancam tersebut. Misalnya, pada kerusuhan Mei. Orang-orang China yang menjadi korban umumnya tutup mulut, tidak melawan dan berlaku pasrah terhadap kejadian biadab yang menimpa mereka. 2. Peredaan atau peringanan (Palliation) Jenis koping ini mengacu pada mengurangi/menghilangkan/ menoleransi tekanan- tekanan kebutuhan/fisik, motorik atau gambaran afeksi dari tekanan emosi yang dibangkitkan oleh lingkungan yang bermasalah.Ada 2 macam koping jenis peredaran/palliation :
  • 22. a. Diarahkan Pada Gejala (Sympton Directed Modes) Macam koping ini digunakan bila gangguan gejala-gejala gangguan muncul dari diri individu, kemudian individu melakukan tindakan dengan cara mengurangi gangguan yang berhubungan dengan emosi-emosi yang disebabkan oleh tekanan atau ancaman tersebut. b. Cara Intrapsikis (Intrapsychic Modes) Koping jenis peredaran dengan cara intrapsikis adalah dengan cara-cara yang menggunakan perlengkapan psikologis kita, yang biasa dikenal dengan istilah Defense mechanism (mekanisme pertahanan diri). JENIS-JENIS KOPING YANG KONSTRUKTIF/SEHAT KOPING KONSTRUKTIF/MERUSAK : 1.Penalaran (Reasoning) Yaitu penggunaan kemampuan kognitif untuk mengeksplorasi berbagai macam alternatif pemecahan masalah dan kemudian memilih salah satu alternatif yang dianggap paling menguntungkan. 2. Objektifitas Yaitu kemampuan untuk membedakan antara komponen-komponen emosional dan logis dalam pemikiran, penalaran maupun tingkah laku. Kemampuan ini juga meliputi kemampuan untuk membedakan antara pikiran-pikiran yang berhubungan dengan persoalan yang tidak berkaitan. 3. Konsentrasi Yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada persoalan yang sedang dihadapi. Konsentrasi memungkinkan individu untuk terhindar dari pikiran-pikiran yang mengganggu ketika berusaha untuk memecahkan persoalan yang sedang dihadapi. 4. Humor Yaitu kemampuan untuk melihat segi yang lucu dari persoalan yang sedang dihadapi, sehingga perspektif persoalan tersebut menjadi lebih luas, terang dan tidak dirasa sebagai menekan lagi ketika dihadapi dengan humor. 5. Supresi Yaitu kemampuan untuk menekan reaksi yang mendadak terhadap situasi yang ada sehingga memberikan cukup waktu untuk lebih menyadari dan memberikan reaksi yang lebih konstruktif.
  • 23. 6. Toleransi terhadap Kedwiartian atau Ambiguitas Yaitu kemampuan untuk memahami bahwa banyak hal dalam kehidupan yang bersifat tidak jelas dan oleh karenanya perlu memberikan ruang bagi ketidak jelasan tersebut. 7. Empati Yaitu kemampuan untuk melihat sesuatu dari pandangan orang lain. Empati juga mencakup kemampuan untuk menghayati dan merasakan apa yang dihayati dan dirasakan oleh orang lain. KOPING POSITIF ( SEHAT) 1. Antisipasi Antisipasi berkaitan dengan kesiapan mental individu untuk menerima suatu perangsang. Ketika individu berhadap dengan konflik-konflik emosional atau pemicu stres baik dari dalam maupun dari luar, dia mampu mengantisipasi akibat-akibat dari konflik atau stres tersebut dengan cara menyediakan alternatif respon atau solusi yang paling sesuai. 2. Afiliasi Afiliasi berhubungan dengan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain dan bersahabat dengan mereka. Afiliasi membantu individu pada saat menghadapi konflik baik dari dalam dan luar, dia mampu mencari sumber- sumber dari orang lain untuk mendapatkan dukungan dan pertolongan. 3. Altruisme Altruisme merupakan salah satu bentuk koping dengan cara mementingkan kepentingan orang lain. Konflik-konflik yang memicu timbulnya stres baik dari dalam maupun dari luar diri dialihkan dengan melakukan pengabdian pada kebutuhan orang lain. 4. Penegasan diri (self assertion) Individu berhadapan dengan konflik emosional yang menjadi pemicu stres dengan cara mengekspresikan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya secara lengsung tetapi dengan cara yang tidak memaksa atau memanipulasi orang lain. 5. Pengamatan diri (Self observation) Pengamatan diri sejajar dengan introspeksi, yaitu individu melakukan pengujian secara objektif proses-proses kesadaran diri atau mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku, motif, ciri, sifat sendiri, dan seterusnya untuk mendapatkan pemahaman mengenai diri sendiri yang semakin mendalam. Teori Kepribadian Sehat
  • 24. Kepribadian adalah terjemahan dari bahasa Inggris “personality” dan kata “persona” berasal dari bahasa Yunani yang berarti topeng. Lalu tahukah kamu apa itu kepribadian yang sehat? Bagaimanakah ciri-ciri kepribadian yang sehat? Berikut kepribadian sehat menurut beberapa ahli, yaitu : a. Gordon W. Allport (1897-1967) Allport menyatakan “kepribadian adalah organisasi dinamis dari system- sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan caranya yang khas (unik) dalam penyesuaian dengan lingkungan.” Pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian terbagi ke dalam tujuh kriteria kepribadian yang matang, yaitu: 1. Perluasan Perasaan Diri Ketika diri berkembang maka diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda. Mula-mula diri berpusat hanya pada individu, kemudian ketika pengalaman bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi nila-nilai dan cita-cita yang abstrak. Jadi, ketika orang menjadi matang, dia mengembangkan perhatian-perhatian diluar
  • 25. diri. Akan tetapi tida cukup hanya berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang diluar diri. Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh, Allport menamakan “ partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia” dan orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas. 2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang- orang lain, yaitu : a. Kapasitas untuk keintiman Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, teman akrab dan partner. Yang dihasilkan oleh kapasitas keintiman adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang dengan baik. Syarat lain bagi kapasitas untuk keintiman ialah suatu perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik. Dan hubungan cinta dari orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat. b. Kapasitas untuk perasaan terharu Suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan, penderitaan, ketakutan, dan kegagalan yang merupakan cirri kehidupan manusia. Hasil dari kapasitas untuk perasaan terharu, kepribadian yang matang sabar terhadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengaadili atau menghukumnya.orang yang sehat menerima kelemahan manusia dan mengetahui bahwa dia memiliki kelemahan yang sama. 3. Keamanan Emosional Kepribadian-kepribadian yang sehat mampu menerima emosi-emosi manusia. Kepribadian yang sehat mengontrol emosi-emosi mereka, sehingga emosi-emosi ini tidak mengganggu aktivitas antar pribadi. Kualitas lain dari keamanan emosional ialah apa yang disebut Allport “ sabar terhadap kekcewaan “, Seseorang
  • 26. bereaksi terhadap tekanan-tekanan dan terhadap hambatan dari kemauan-kemauan dan keinginan-keinginan. 4. Persepsi Realistis Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Orang- orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lain atau situasi-situasi semuanya jahat atau semuanya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya. 5. Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu suatu tingkat kemampuan. Allport juga mengutip apa yang dikatakan oleh Harvey Cushing , “ Satu-satunya cara untuk melangsungkan kehidupan adaalah menyelesaikan tugas. Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukannya untuk dedikasi, komitmen, dan keterampilan-keterampilan. 6. Pemahaman Diri Kepribadian yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang neurotis. Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan atau perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya. Orang yang sehat juga dapat terbuka pada pendapat orang-orang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif. Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin meproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negative kepada orang lain. 7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan Orang-orang yang sehat melihat kedepan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Memiliki suatu perasaan akan tujuan, suatu tugas untuk bekerja
  • 27. sampai selesai. Bagi Allport rupanya mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan. Maka orang yang sehat akan berkata “ saya sebaiknya bertingkah laku begini “. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada orang-orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau nilai-nilai etis. b. Carl Rogers (1902-1987) Cara-cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak pada masa kecil. Pada waktu diri itu berkembang, anak juga belajar membutuhkan cinta atau kebutuhan “ penghargaan positif “ (positive regard). Self concept yang berkembang dari anak sangat dipengaruhi oleh ibu. Kepribadian yang sehat adalah suatu proses atau suatu arah. Aktualisasi diri berlangsung terus, tidak pernah merupakan suatu kondisi yang selesai atau statis. Tujuannya yakni orientasi ke masa depan, menarik individu kedepan dan selanjutnya mendiferensiasikan dan mengembangkan segala segi dari diri. Lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya, yaitu : 1. Keterbukaan pada pengalaman Sikap keterbukaan pada pengalaman merupakan lawan dari sikap defensif. Kepribadian adalah fleksibel, tidak hanya mau menerima pengalaman-pengalaman
  • 28. yang diberikan oleh kehidupan, tetapi juga membuka kesempatan-kesempatan persepsi dan ungkapan baru. 2. Kehidupan eksistensial Kehidupan eksistensial merupakan segi yang esensial dari kepribadian yang sehat.kepribadian terbuka kepada segala sesuatu yang terjadi pada momen itu dan dia menemukan dalam setiap pengalaman suatu struktur yang dapat berubah dengan mudah sbagai respon atas pengalaman momen yang berikutnya. 3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri Karena terbuka pada semua pengalaman serta menghidupkan pengalaman- pengalaman itu sepenuhnya, maka individu yang sehat dapat membiarkan seluruh organisme mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi. Semua faktor yang relevan diperhitungkan dan dipertimbangkan serta dicapai keputusan yang akan memuaskan semua segi situasi sengan baik. 4. Perasaan bebas Seseorang yang sehat secara psikologis, semakin juga ia mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan atau rintangan antara alternative pikiran dan tindakan. 5. Kreatifitas Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif dan lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan yang drastic dalam kondisi lingkungan. Mereka memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menanggulangi perubahan-perubahan traumatis. c. Abraham Maslow (1908-1970)
  • 29. Prasyarat untuk mencapai aktualisasi diri ialah dengan memuaskan kebutuhan yang berada dalam tingkat yang lebih rendah, yaitu : 1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis Kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan, air, udara, dan juga seks. Pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan tersebut sangat penting untuk kelangsungan hidup. Karena suatu kebutuhan yang dipuaskan tidak lagi merupakan suatu kebutuhan, maka kebutuhan-kebutuhan fisiologis memainkan suatu peranan yang minimal dalam kehidupan kita. Dan setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis dipenuhi, maka akan didorong oleh kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman. 2. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan jaminan, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan. Untuk pribadi yang sehat, kebutuhan akan rasa aman tidak berlebih-lebihan atau selalu mendesak. Apabila mencapai suatu tingkat tertentu dari rasa aman dan jaminan, maka kita digerakkan untuk memuaskan kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta. 3. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta Kebutuhan-kebutuhan ini, seperti kita dapat mengggabungkan diri dalam suatu kelompok atau perkumpulan, menerima nilai-nilai dan sifat-sifat guna merasakan perasaan memiliki. Dan untuk memuaskan kebutuhan akan cinta dengan membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian dengan orang lain dan dengan hubungan ini member dan menerima cinta sama penting. Apabila kita telah
  • 30. memuaskan kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta, maka kita membutuhkan rasa penghargaan. 4. Kebutuhan akan penghargaan Menurut Maslow, kebutuhan akan penghargaan dibedakan menjadi dua macam, yaitu : - Penghargaan yang berasal dari orang-orang lain. Kita akan merasa yakin bahwa diri kita baik yaitu jika orang-orang berpikir baik tentang kita. - Penghargaan terhadap diri sendiri. Kita merasa yakin dan aman akan diri kita yaitu ketika merasa berharga dan serasi dan seimbang. Apabila telah memuaskan semua kebutuhan ini, maka didorong oleh kebutuhan yang paling tinggi yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri. 5. Kebutuhan akan aktualisasi diri Aktualisasi diri merupakan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. Dan jika semua kebutuhan terpenuhi maka dapat dikatakan kita sehat secara psikologis. Sifat-sifat khusus yang menggambarkan pengaktualisasi-pengaktualisasikan diri, yaitu : 1. Mengamati realitas secara efisien 2. Penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri 3. Spontanitas, kesederhanaan, dan kewajaran 4. Fokus pada masalah-masalah di luat diri mereka 5. Kebutuhan akan privasi dan independensi 6. Berfungsi secara otonom 7. Apresiasi yang senantiasa segar 8. Pengalaman-pengalaman mistik atau “puncak” 9. Minat sosial
  • 31. 10. Hubungan antar pribadi 11. Struktur watak demokratis 12. Perbedaan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk 13. Perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan 14. Kreativitas 15. Resistensi terhadap inkulturasi d. Erich Fromm (1900-….) Orang-orang yang sehat memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif. Fromm menyebutkan kepribadian yang sehat, yaitu orientasi produktif. “Orientasi” adalah suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, respons-respons intleketual, emosional, dan sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap diri. “Produktif” adalah orang yang menggunakan semua tenaga dan potensinya. Orang- orang yang sehat menciptakan diri mereka dengan melahirkan semua potensi mereka, dengan menjadi semua kesanggupan mereka, dengan memenuhi semua kapasitas mereka. Jadi, orientasi produktif suatu keadaan ideal atau tujuan perkembangan manusia dan belum pernah dicapai dalam masyarakat manapun.
  • 32. Sumber : 1. http://wilda-puspita.blogspot.com/2013/05/tulisan-kedua-pengertian-stress- menurut_5092.html 2. Siswanto. 2007. Kesehatan Mental; Konsep, Cakupan, dan Perkembangannya. Yogyakarta: Andi Sunaryo. 2002. 3. Halgin, R.P., Whitbourne, S.K. 2010. Psikologi abnormal. Jakarta: Salemba Humanika Anonim. 1999. Manajemen stres. Jakarta: Buku Kedokteran EGC 4. Schultz, Duane. (2011). Psikologi Pertumbuhan: model-model kepribadian sehat. Yogyakarta: Kanisius 5. Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma 6.http://lidya-amanda-dhita.blogspot.com/2013/04/teori-kepribadian- sehat.html