SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
Descargar para leer sin conexión
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PRODUK TEMPE
                           DI KABUPATEN MAGETAN

                                          ABSTRAK

                                                Oleh :

                                               Sinollah

        Penelitin ini dilakukan di kecamatan Panekan, kabupaten Magetan yang dilakukan
mulai tanggal 05 Februari sampai dengan 24 Juni 2003. Tujuan penelitian ini adalah : (1)
Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam pembelian produk tempe, (2)
Mengetahui pengaruh faktor yang dominan terhadap keputusan konsumen terhadap produk
tempe., (3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usaha tempe.
          Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode survei (Survey Method)
dengan teknik pengambilan sample secara acak sederhana (random sampling) terhadap 78
responden. Teknik pengambilan data yaitu dengan wawancara sedangkan data yang diambil
adalah data primer dan data sekunder.
          Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan dalam pembelian jumlah tempe dipengaruhi secara sinifikan oleh factor ukuran
tempe, harga tempe dan kualitas tempe, (2) Faktor yang paling dominan terhadap factor yang
mempengaruhi keputusan dalam pembelian jumlah tempe adalah variable kualitas tempe.




PENDAHULUAN                                               melakukan berbagai alternatif agar
                                                          dapat bertahan dan terus tumbuh
1.1.   Latar Belakang                                     berkembang      sehingga     tujuan
               Dalam sistem Agribisnis                    Perusahaan dapat dicapai. Tujuan
       diantaranya menyangkut subsistem                   Perusahaan yang utama adalah
       penyediaan sarana produksi, sub                    mencapai      keuntungan       yang
       sistem usaha tani, sub sistem                      semaksimal mungkin, penekanan
       pengolahan hasil, dan sub sistem                   untuk mencapai tujuan Perusahaan
       pemasaran.              Keberhasilan               adalah menjual produk dengan baik
       pengembangan sistem agribisnis                     serta dibutuhkan pemahaman pada
       bergantung        pada        upaya                Castumer Satisfied, lebih detailmya
       memadukan keterkaitan antara                       ditekankan    pada     pemahaman
       pelaku pada tiap-tiap sub sistem                   kebutuhan konsumen, kemudian
       tersebut. Keterkaitan fungsional                   mengembangkan produk dengan
       yang dimaksud berdasarkan atas,                    memberikan nilai, harga, distribusi,
       adanya saling membutuhkan dan                      promosi yang lebih baik kepada
       saling menguntungkan. Kegagalan-                   konsumen.
       kegagalan memadukan keterkaitan                             Konsumen Produk tempe
       fungsional      tersebut        akan               yang merupakan pasar potensial
       menyebabkan       ketidakberhasilan                dapat dijadikan indikator besamya
       pembangunan sistem agribisnis                      produk     tempe   yang     mampu
       secara      keseluruhan.       Suatu               diserap, baik dari segi kuantitas
       kemitraan usaha dibutuhkan untuk                   maupun keragaman produk yang
       menghindari kegagalan di dalam                     diminati.          Kecenderungan
       mewujudkan keterkaitan fungsional                  konsumen terhadap penggunaan
       para pelaku agribisnis.                            produk yang praktis, murah dan
               Untuk menghadapi kondisi                   memiliki gizi yang cukup serta
       seperti diatas Perusahaan harus                    preparasi yang cepat saat ini
       mampu        membuat         strategi              menjadi gaya hidup sehari-hari. Hal
       usahanya dengan lingkungan yang                    ini disebabkan antara lain karena
       terus berubah atau harus mampu                     penggunaan waktu yang semakin




Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011                                     28
efektif dan pemanfaatan yang                      anjuran dari peran-peran tersebut.
       efisien.                                          Sebagai contoh implementasi akan
                Dengan            mengetahui             disebut       dua     faktor   yang
       Perilaku Konsumen, Perusahaan                     mempengaruhi terhadap keputusan
       dapat mengetahui peluang yang                     beli, yakni faktor budaya dan sosial.
       mungkin      dicapai     atau     diraih          Secara       teori   budaya.   yang
       sehingga dapat menentukan pasar                   dimaksud adalah budaya pembeli
       sasaran       yang      tepat       bagi          itu sendiri.
       perusahaan. Untuk mengetahui
       faktor-faktor yang mempengaruhi
       Perilaku      Konsumen        terhadap
       produk tempe, maka penting                 1.2.   Tujuan Penelitian
       memahami         tentang       Perilaku                     Berdasarkan
       Konsumen        secara     mendalam.              permasalahan tersebut di atas,
       Adapun      keputusan       pembelian             makat ujuan penelitian ini adalah
       konsumen dipengaruhi oleh faktor                  untuk :
       internal    individu     dan      faktor          1.      Mengetahui     factor-faktor
       eksternal. Faktor eksternal terdiri                       yang        mempengaruhi
       dari faktor lingkungan dan Strategi                       keputusan            dalam
       Marketing        Mix.       Pengaruh                      pembelian produk tempe
       lingkungan terdiri dari faktor                    2.      Mengetahui        pengaruh
       budaya, referensi dan kelas sosial.                       faktor    yang     dominan
       Sedangkan faktor individual terdiri                       terhadap         keputusan
       dari     faktor      gagasan        dan                   konsumen terhadap produk
       karekteristik konsumen dimana                             tempe.
       faktor ini dalam interaksinya dapat               3.      Untuk mengetahui faktor-
       mempengaruhi Perilaku Konsumen                            faktor yang mempengaruhi
       terhadap produk olahan baik                               produksi usaha tempe.
       secara individu maupun bersama-
       sama.
                Dalam kegiatan penelitian
       ini mencoba melakukan penelitian           METODA PENELITIAN
       yang dititik beratkan pada analisis
       perilaku      konsumen        terhadap     2.1    Waktu dan Lokasi Penelitian.
       produk tempe untuk mengetahui                              Lokasi    penelitian   ini
       performasi masing-masing jenis                    dilakukan di Kecamatan Panekan,
       produk tempe yang disukai dan                     kabupaten Magetan, yang dmulai
       memiliki pangsa pasar tinggi serta                tanggal 05 Februari sampai dengan
       kecenderungan konsumen untak                      24 Juni 2003. Alasan pengambilan
       mengkonsumsi jenis produk tempe                   lokasi tersebut karena : (1)
       tertentu     dimasa       mendatang.              kecamatan       panekan     banyak
       Diharapkan informasi ini dapat                    mengusahakan usaha tempe, (2)
       menjadi bahan masukan untuk                       merupakan daerah pengembangan
       menentukan strategi bersaing yang                 industri tempe di kabupaten
       menguntungkan             perusahaan              Magetan, (3) Industri tempe
       tempe.                                            dikerjakan dengan skala rumah
                Perilaku konsumen secara                 tangga.
       teonitis dipengaruhi oleh faktor
       budaya,      sosial,    pribadi     dan    2.2. Teknik Pengambilan Sampel
       psikologis (Kotler dan Amstrong,                            Teknik penentuan sampel
       1997). Dalam kasus tempe teori ini                 dilakukan secara acak sederhana
       belum kelihatan relevan, sebab                     (Simple      Random     Sampling).
       keputusan membeli tempe lebih                      Dalam penelitian ini responden
       banyak dipengaruhi oleh orang                      terdiri dari konsumen yang ada di
       yang dalam peran pembelian                         Pasar       kecamatan    Panekan
       sebagai initiator, influencer, desider             kabupaten Magetan. Sedangkan
       dan buyer, sementara konsumen                      pengambilan sampel dilakukan
       akhir cenderung mengikuti saran                    secara Accidental sampling yaitu




Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011                                     29
pengambilan sample berdasarkan           Sikap dan perilaku konsumen tersebut akan
        informasi dari pengsaha tempe            memberikan        pula   gambaran     dan
        kepada konsumen yang membeli             karakteristik konsumen produk tempe,
        tempe pada saat itu, dengan              sehingga dapat dijadikan salah satu
        pertimbangan untuk memperoleh            pertimbangan dalam pemasaran yang
        gambaran      yang   menyeluruh          mencakup bauran pemasaran yang sesuai
        tentang konsumen, maka jumlah            dengan kondisi lingkungan setempat untuk
        responden yang diambil sebanyak          dapat dikembangkan arah yang penting di
        78 responden.                            dalam alternatif pemasaran.

2.3.    Analisa Data.
        Untuk menganalisa seberapa jauh
perilaku konsumen terhadap produk tempe          HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dan faktor-faktor apa saja yang mempunyai
pengaruh dominan terhadap keputusan              3.1.   Identifikasi Responden
pembellan produk tempe serta faktorfaktor               Identifikasi responden berkaitan
yang mempengaruhi produksi. Maka                 erat dengan      keadaan diri konsumen
dilakukan Analisis        Regresi Berganda       dengan perilaku dan kegiatan sehari-
dengan rumus :                                   harinya yang menyangkut dan berkaitan
                 Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3   dengan penelitian. Identifikasi responden ini
        + ∈i                                     merupakan factor internal dan bagian yang
        dimana:                                  paling penting dalam kegiatan penelitian
                 Y = Permintaan Konsumen         untuk memperoleh gambaran tentang
                 a     = Konstanta               keadaan responden tersebut.
                 b1, 2,3 = Koefisien Regresi
        Partial                                  A.      Susunan Anggota Responde.
                 X1 = Ukuran tempe                       Mengetahui    susunan    anggota
                 X2 = Harga                      keluarga     responden    akan    sangat
                 X3 = Kualitas Tempe             membantu       dalam    melihat   potensi
                  ∈i = Faktor Independen         tersedianya tenaga keluarga. Data jumlah
        Dari     hasil    analisis   tersebut    keluarga saja belum cukup akurat untuk
diharapkan dapat memberikan gambaran             melihat susunan anggota keluarga yang
tentang sikap konsumen terhadap produk           ada,    tetapi   masing-masing   anggota
tempe yang dikonsumsi dan faktor-faktor          keluarga mempunyai kapasitas kerja yang
yang     dijadikan     pertimbangan     untuk    sesuai dengan jenis kelamin kelompok
memutuskan membeli produk tersebut.              umur yang ada dalam keluarga responden.

        Tabel. 1. Jumlah Anggota Responden
         No.     Jumlah Anggota Keluarga              Jumlah Responden
                                                 (Orang)               (%)
         01.     4 (empat)                         23                28.90
         02.     5 (lima)                          21                26,75
         03.     6 (enam)                          18                22,65
         04.     7 (tujuh)                         16                11,70
                             Jumlah                78                100,00

        Tabel. 1. menunjukkan bahwa              keluarga petani di wilayah bali sebanyak 5
jumlah anggota keluarga yang ada paling          orang.
dominan adalah empat yaitu sebesar 28,90
persen atau 23 orang. Hal ini menunjukkan        B.      Umur Responden
bahwa dalam rumah tangga terdiri dari                    Umur responden sebagai factor
ayah, ibu dan 2 orang anaknya. Susunan           antropologi dalam culture difference yang
anggota keluarga di pedesaan Jawa dan            dapat      mencerminkan       kedewasaan
Bali hampir tidak ada perbedaan, seperti         seseorang yang akan mempengaruhi sikap
yang    diungkapkan     dalam    penelitian      dan perilakunya dalam pengambilan
Darmadja (1984) bahwa rata-rata anggota          keputusan.
        Tabel. 2. Kelopok Umur Responden




Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011                                     30
No.        Umur Responden                    Jumlah Responden
                                                  (Orang)               (%)
          01.             20 – 25                   15                18.70
          02.             26 - 30                   16                20,25
          03.             31 - 35                   17                22,00
          04.             36 – 40                    9                11,70
          05.             41 – 45                    7                 9,25
          06.             46 – 50                    6                 8,75
          07.             51 - 55                    8                 9,35
                          Jumlah                    78                100,00


        Hasil penelitian menunjukkan baha         kesehatan sangat tinggi, sehingga tidak
yang mengkonsumsi tempe adalah usia 20            mengherankan kalau produk yang diminati
sampai 25 tahun sebanyau 18,70 persen,            adalah makanan yang bergizi.
26 sampai 30 tahun 20,25 persen dan 31
sampai 35 persen. Hal ini memperlihatkan
bahwa usia responden dibawah 36 tahun             C.       Pendapatan Responden
yang banyak mengkonsumsi tempe. Hal ini                    Tingkat pendapatan merupakan
menunjukkan bahwa masyarakat yang                 factor ekonomi yang secara langsung akan
mnenyukai tempe adalah rata-rata masih            mempengaruhi daya beli konsumen.
usia muda (produktif). Hasil penelityian ini      Tingkat pendapatan yang diukur dalam
sesuai pendapat Hiam dan Schewe (1994)            penelitian ini adalah pendapatan responden
bahwa      untuk      kelompok      dewasa        selama                satu           bulan.
perhatiannya     terhadap      penampilan


        Tabel. 3. Pendapatan Responden Pertahun
         No.          Pendapatan Responden                  Jumlah Responden
                                                         (Orang)          (%)
         01.    Dibawah Rp 500.000,-                       22            28,75
         02.    Rp 500.000,- - 1.000.000,-                 40            52,25
         03.    Di atas Rp 1.000.000,-                     16            19,00
                              Jumlah                       78            100,00


       Tabel. 3. menunjukkan bahwa                memanfaatkan tempe        sebagai   sumber
pendapatan responden yang suka membeli            protein hewani.
tempe adalah yang menengah yaitu sekitar
Rp 500.000,- sampai Rp 1.000.000,-,               D.      Pendidikan Responden
sedangkan yang paling sedikit adalah yang                 Pendidikan        sebagai    factor
diatas Rp 1.000.000,- sebanyak 19,00              psikologis yang berpengaruh terhadap jenis
persen. Hasil penelitian ini menunjukkan          dan mutu bahan baku makanan yang
bahwa responden yang membeli tempe                dikonsumsi. Konsumen yang berpendidikan
adalah masyarakat yang berpenghasilan             tinggi cemburu dalam memilih bahan
menengah dan berpenghasilan kebawah,              makanan      bernilai    gizi lebih   tinggi
dengan    demikian     masyarakat    yang         dibandingkan dengan yang berpendidikan
berpenghasilan menengah kebawah dalam             lebih rendah. Salah satu bahan makanan
rangka diversiofikasi protein dengan              tersebut adalah tempe sebagai produk
                                                  olahan               dari           kedele.




Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011                                     31
Tabel. 4. Pendidikan Responden
        No.       Umur Responden                    Jumlah Responden
                                               (Orang)               (%)
        01.    SD                                16                 21,31
        02.    SLTP                              21                 26,57
        03.    SLTA                              19                 24,54
        04.    Perguruan Tinggi                  22                 27,58
                       Jumlah                    78                100,00


         Tabel. 4. menunjukkan bahwa             protein adalah dengan semakin tingginya
pembeli      tempe    sebagian      besar        pendidikan masyarakat.
berpendidikan SLTP dan SLTA yaiitu
sebesar 26,57 persen dan 24,54 persen,
sedangkan yang berpendidikan perguruan           E.       Ukuran Kesukaan Responden
tinggi sebesar 27,58 persen. Hasil                        Produk Tempe
penelitian menunjukkan bahwa konsumen                     Ukuran     kesukaan    masyarakat
yang mengkonsumsi tempe sebagian besar           dalam mengkonsumsi tempe adalah
masyarakat yang berpendidikan menengah           merupakan        variable    yang     perlu
ke atas yang berarti kesadaran untuk             dipertimbangkan       dalam    mementukan
mengkonsumsi protein adalah masyarakat           produk yang akan dipasarkan. Ukuran
yang sadar pentingnya gizi bagi kehidupan        kesukaan konsumen tempe dibagi menjadi
sehar—hari. Hal ini sejalan pendapat             tiga yaitu ukuran besar, sedang dan ukuran
Rasyaf (1996) bahwa penyebab tingginya           kecil.
konsumsi gizi masyarakat untuk sumber

       Tabel. 5. Ukuran Kesukaan Responden
        No.          Ukuran tempe                     Jumlah Responden
                                                 (Orang)               (%)
        01.    Besar                               15                19,75
        02.    Sedang                              38                48,52
        03.    Kecil                               25                31,73
                        Jumlah                     78                100,00


         Tabel. 5. menunjukkan bahwa             sendiri yang bearti kesediaan membeli
konsumen lebih banyak menyukai ukuran            dipengaruhi oleh selera konsumen dan
tempe dengan ukuran sedang sebesar               keinginan masyarakat dengan harapan
48,52 persen dan ukuran kecil sebesar            akan     mencapai    kepuasan   dalam
31,73 persen. Hal ini karena konsumen            menggunakan produk, kebutuhan dan cita
lebih menyukai ukuran tersebut untuk             rasa.
keperluan sehari-hari mudah didapat
sehingga dalam penyimpanan hanya satu            F.     Jenis Pembungkus Tempe
hari, sehingga tidak menyimpan tenpe                    Jenis    pembungkus     tempe
dalam waktu lama, karena tempe tersebut          meruapakan selara konsumen yang pada
mudah rusak atau mudah membusuk. Hasil           awalnya dengan menggunakan daun dan
penelitian ini menunjukkan bahwa prefensi        sekarang      menggunakan     plastik.
ukuran berkaitan erat dengan selera              Penggunaan pembungkus ini terkait
konsumen yang pada dasarnya sangat               dengan teknologi yang digunakan dan
bergantung dari individu konsumen itu            selera                     konsumen.




Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011                                   32
Tabel. 6. Jenis Pembungkus Tempe yang Disukai Responden
  No.            Jenis Pembungkus                    Jumlah Responden
                                                (Orang)               (%)
 01.     Plastik                                  36                45,85
 02.     Daun                                     28                35,75
 03.     Tidak Perlu                              14                18,40

                      Jumlah                          78                 100,00


           Hasil penelitian ini menunjukkan      kesulitan dengan menggunakan daun
bahwa masyarakat memilih pembungkus              karena      dengan     pembungkus      daun
plastik adalah sebagian besar yaitu sebesar      memerlukan waktu untuk mengambil atau
45,85     persen    dan      yang   dengan       membeli daun atau daun tersebut diambil
menggunakan daun sebesar 35,75 persen.           dari milik sendiri yang ditanam di halaman
Hal ini karena memilih pembungkus plastik        rumah.
dengan alas an lebih besih dan lebih
higienes,    sedangkan       yang   memilih      G. Kualitas Tempe
pembungkus        daun     adalah    karena                Kualitas     tempe      menurut
konsumen          menganggap        dengan       konsumen adalah dipengaruhi oleh daya
menggunakan pembungkus daun terkait              tahan tempe, rasa tempe dan keberhasilan.
dengan rasa dan aroma yang ada pada              Kualitas tempe ini diukur berdasarkan
tempe,     tetapi   produsen      mengalami      kualitas baik, cukup baik dan kurang baik.

Tabel. 7. Kualitas Tempe Terhadap Responden
 No.                 Keterangan                        Jumlah Responden
                                                  (Orang)               (%)
 01.    Baik                                        15                34,55
 02.    Cukup                                       16                38,45
 03.    Kurang                                      17                27,00

                      Jumlah                          78                 100,00


           Tabel. 7. menunjukkan bahwa           kecamatan-kecamatan lainnya yang ada di
konsumen menilai kualitas tempe yang             kabupaten Magetan bahkan sampai di
dibeli cukup sebesar 38,45 persen dan baik       wilayah kabupaten Ngawi.
sebesar 34,55 perse yang berarti kualitas
tempe di kecamatan Panekan termasuk              H.    Harga Tempe
mempunyai kualitas tempe yang baik. Hal                    Harga merupakan salah satu
ini dari hasil penelitian menunjukkan bahwa      factor yang paling penting dari bauran
sebagian besar responden menilai produk          pemasaran tempe. Karena dengan harga
tempe yang diproduksi mempunyai rasa             yang murah dan kualitas tempe yang baik
cukup sampai baik, yang berati kulaitas          diharapkan daya beli masyaratak terhadap
tempe ini sangat disukai bahkan sampai di        tempe semakin lama semakin meningkat.


Tabel. 8. Harga Tempe Menurut Responden
 No.               Keterangan                          Jumlah Responden
                                                  (Orang)               (%)
 01.    Mahal                                       11                15,70
 02.    Sedang                                      35                45,50
 03.    Murah                                       30                38,80

                      Jumlah                          78                 100,00




Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011                                   33
Hasil penelitian menunjukkan           dijadikan image pada kualitas, dengan
bahwa harga tempe di kecamatan panekan           harga tersebut kelihatannya lebih murah
sedang sebesar 45,50 persen dan murah            sehingga konsumen akan membeli barang
38,80 persen, yang berati harga yang dijual      tersebut secara kontinuitas.
dapat    terjangkau   oleh      masyarakat
setempat. Sedangkan yang mengatakan
harga mahal hanya sebesar 15,70 persen,
hal ini karena yang mengatakan harga             I.  Selera Tempe
mahal adalah bagi responden yang                            Selera terkait dengan jumlah
berpenghasilan rendah. Hal ini didukung          produk yang dibeli oleh konsumen yang
oleh pendapat Rasyaf (1996) yang                 terkait, karena selera konsumen termasuk
menyatakan bahwa harga yang murah                salah satu dari konsep pemasaran yang
termasuk harga psikologis yaitu harga yang       sangat                       berpengaruh.


Tabel. 9. Selera Mengkonsumsi Tempe Manurut Responden
  No.             Umur Responden                     Jumlah Responden
                                                (Orang)               (%)
 01.     Sangat Suka                              31                39,80
 02.     Suka                                     28                36,25
 03.     Kurang Suka                              19                24,05
                      Jumlah                          78                 100,00


           Tabel. 9. menunjukkan bahwa           menggunakan/memakan        tempe.    Hasil
konsumen sangat menyukai tempe sebesar           penelitian yang dilakukan oleh Susanto
39,80 persen dan yang suka sebesar 36,25         (1999) bahwa konsumen lebih menyukai
perse. Hal ini menunjukkan masyarakat            tempe dengan alas an untuk keperluan lauk
sekitar     kecamatan     Panekan    dan         pauk dan untuk keoerluan keripik tempe.
disekitarnya menyukai tempe. Karena
tempe ini didimanfaatkan untuk digoreng          J. Keinginan Mengkonsumsi Tempe
untuk lauk pauk dan juga untuk dibuat            Keinginan untuk mengkonsumsi tempe
keripik tempe yang merupakan bahan baku          merupakan keterkaitan masyarakat atau
produksi keripik     tempe di wilayah            konsumen           dengan       kebiasaan
kabupaten Ngawi. Sedangkan masyarakat            mengkonsumsi          tempe.    Keningaan
yang kurang suka sebesar 24,05 persen            mengkonsumsi tempe tersebut merupakan
adalah karena memakan tempe hanya                bagian dari strategi pemasaran yang ada di
sekedar selingan atau masyarakat yang            dalam        manajemen         pemasaran.
digunakan         sewaktu-waktu     saja

Tabel. 10. Keinginan Mengkonsumsi Tempe Menurut Responden
  No.      Keterangan                       Jumlah Responden
                                      (Orang)                             (%)
 01.    Tinngi                           38                              48,70
 02.    Cukup                            27                              35,25
 03.    Kurang                           13                              16,05
             Jumlah                      78                              100,00


         Hasil penelitian menunjukkan            dikonsumsi sebagai lauk pauk, tetapi juga
bahwa keinginan untuk mengkonsumsi               dimanfaatkan untuk diversifikasi lainnya
tempe tinggi yaitu sebesar 48,70 persen,         misalnya untuk keripik tempe dan diolah
sedangkan yang cukup sebesar 35,25               sebagai makanan kering yang dikemas
persen. Hasil penelitian ini menunjukkan         agar dapat tahan lama. Selain dari pada itu
bahwa masyarakat dalam mengkonsumsi              alas an lain adalah karena produk tempe
tempe tinggi, hal ini mempunyai alas an          tersebut dapat mengurangi kolesterol
yang kuat bahwa tempe tidak hanya                dalam darah dan tidak mengandung bahan



Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011                                   34
kimia yang dimanfaatkan sebagai bahan                    dimana:
makanan bagi masyarakat luas.                                      Y = Keputusan pembelian
                                                         tempe
                                                                   a       = Konstanta
3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi                               b1,   2,3 = Koefisien Regresi
       Keputusan Terhadap Pembelian                      Partial
       Tempe                                                     X1 = Ukuran tempe
                                                                 X2 = Harga
          Faktor-faktor                 yang                     X3 = Kualitas Tempe
mempengaruhi        terhadap      keputusan                       ∈i = Faktor Independen
pembelian tempe digunakan dengan                           Untuk mengetahui factor-faktor
menggunakan       analsis   regresi    linear    yang mempengaruhi keputusan pembelian
berganda (Multiple Regression). Model            tempe adalah dipengaruhi oleh ukuran
analisis ini dikemukakan oleh Adiningsih         tempe, harga tempe dan kualitas tempe
(1998) yang dapat ditulis sebagai berikut :      secara rarsial dapat dilihat pada Tabel. 11.
                Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
        + ∈i



Tabel. 11. Analis Variansi Yang Mempengaruhi Keputusan pembelian Jumlah Tempe
       Model                      Sum of      Df       Mean        F       Sig.
                                 Squares              Square
         1          Regression    14,066      3        4,689     33,664    ,000
                     Residual     10,306      74        ,139
                       Total      24,372      77


           Tabel. 11. menunjukkan bahwa          untuk keputusan pembelian tempe perlu
factor ukuran tempe, harga tempe dan             di[erhatiakan ukuran tempe yang akan
kualitas tempe berpengaruh terhadap              duiproduksi      dan    akan     dipasarkan
keputusan pembelian jumlah tempe. Hal ini        konsumen misalnya ukuran besar, sedang
ditunjukkan oleh besarnya F hitung sebesar       dan kecil. Sedangkan harga tempe perlu
33,664 lebih besar dari F sig yang berarti       diperhatikan agar lebih murah dari barang
faktorukuran tempe, harga tempe dan              substitusi lain yang sebagai sumber protein
kualitas tempe berpengaruh sangat nyata          terutama dari protein hewani. Kulaitas
terhadap keputusan pembelian jumlah              tempe perlu diperhatuikan terutama yang
tempe.                                           menyangkut daya simpan karena tempe
        Hasil penelitian menujukkan bahwa        merupakan produk olehan hasil pertanian
secara bersama-sama factor tesebut               yang            mudah          rusak/busuk.
berpengaruh sangat nyata yang berati


Tabel. 12. Keefisien Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi keputusan pembelian Jumlah Tempe
                       Unstandardize             Standardized    t      Sig.
                       d Coefficients            Coefficients
 Model                         B      Std. Error     Beta
   1       (Constant)       1,713       ,357                  4,793     ,000
               X1            ,162       ,074         ,170     2,190     ,032
               X2        6,083E-02      ,070         ,104      ,866     ,390
               X3            ,406       ,080         ,623     5,074     ,000


           Tabel. 12. menunjukkan bahwa          nyata terhadap keputusan pembelian
pengaruh dari masing-masing variable yaitu       jumlah tempe.
variable ukuran tempe, harga tempe dan                     Hasil penelitian menunjukkan
kualitas tempe mempunyai penagrug yang           bahwa variable ukuran tempe mempunyai




Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011                                       35
pengaruh yang sangat nyata yaitu t hitung        dengan teori ekonomi bahwa semakin
sebesar 4,79 lebih besar dar t sig, yang         meningkat harga produk, maka semakin
berarti apabila ukuran tempe ditingkatkan,       menurun pembelian barang tersebut.
maka keputusan pembelian jumlah tempe                      Variabel       kualitas     tempe
akan meningkat.                                  mempunyai pengaruh yang sangat nyata
          Variabel       harga      tempe        terhadap    keputusan pembelian jumlah
mempunyai pengaruh yang nyata terhadap           tempe hal ini karena t hitung sebesar 5,04
terhadap permintaan jumlah tempe hal ini         lebih besar dat t sig, yang berarti apabila
karena t hitung sebesar 2,19 lebih besar         kulaitas   tempe      ditingkatkan,    maka
dar t sig 0,39 yang berati apabila harga         keputusan dalam pembelian tempe akan
tempe meningkat maka permintaan tempe            semakin                           meningkat,
akan meningkat. Hal ini bertolak belakang


   Tabel. 13. Koefisien Determinan Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Jumlah
   Tempe
            Model Smodel                 R    R Square Adjusted R Std. Error of
                                                          Square the Estimate
                   1                   ,760     ,577        ,560       ,3732


          Tabel. 13. menunjukkan bahwa                   1) Perlu adanya teknologi tepat
koefisien determinasi sebesar 0,56 atau 56                  guna      untuk    membantu
persen pengaruh ukuran tempe, harga                         produsen tempe.
tempe dan kulaitas tempe terhadap                        2) Perlu adanya bantuan modal
keputusan     pembelian   jumlah    tempe                   untuk kegiatan memperbesar
sebesar 56 persen, sedangkan sisnya                         skala usaha dalam produksi
sebesar 44 persen adalah dipengaruhi                        tempe.
factor lain, misalnya kondisi keuangan,                  3) Perlu dibentuk suatu asosiasi
substitusi produk tempe dan selera                          pengrajin tempe dalam rangka
konsumen.                                                   untuk meningkatkan kualitas
                                                            tempe.


KESIMPULAN DAN SARAN
                                                 DAFTAR PUSTAKA
4.1. Kesimpulan
          Hasil penelitian pembahasan            Anonimus. 1992. Undang-undang Republik
tersebut di atas, maka dapat diatrik suatu                  Indonesia No. 12 tahun 1992
kesimpulan sebagai berikut :                                tentang    sistem    Budidaya
        1) Faktor-faktor               yang                 Tanaman, Jakarta.
            mempengaruhi          keputusan      Direktorat Jenderal Pertanian. 1995.
            dalam pembelian jumlah tempe                    Statistika          Pertanian.
            dipengaruhi secara sinifikan                    Departemen          Pertanian.
            oleh factor ukuran tempe,                       Jakarta.
            harga tempe dan kualitas             Engel, James F, Roger D. Blackwell, dan
            tempe                                           Paul W. Miniard. 1993.
        2) Faktor yang paling dominan                       Cosumer Behafior sixth ed.
            terhadap       factor      yang                 The Dryden Press pada Bina
            mempengaruhi          keputusan                 Rupa Aksara. Jakarta.
            dalam pembelian jumlah tempe         Hague P. 1995, Merancang Koesioner.
            adalah variable kualitas tempe.                 Terjemahan Pustaka Binaman
4.2. Saran                                                  Pressindo. PPm. Jakarta.
        Hasil kesimpulan tersebut di atas,       Hague P And P. Harris. 1995. Sampling
        maka saran-saran yang perlu                         and Statistika. Teriemahan.
        disampaikan      adalah     sebagai                 Yogyakarta.
        berikut :




Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011                                    36
Hari Murti Subanar. 1995. Manajemen                           York.Mintzberg, H. And J.B.
             Usaha      Kecil.    BPFE-UGM.                   Quinn. 1991. The Strategy
             Yogyakarta.                                      Process, Concepts Contexs,
Hax and Majluf 1984. Strategic Manajement                     Cases,      Second       Edition,
             : An Integrative Perspective.                    PrenticeHall.       Englewoods
             Prentice-hall International 2 th                 Cliffs. New Jersey.
             Ed. Engelwoods Cliffs. New          Rustiani. F. 1995. Petani dalam Keterkaitan
             Jersey.                                          Usaha;               Pertajaman
1991. The Strategy Concept and Process.                       Deterensiasi     dan     Potensi
             Prenticeliall. Engelwood Clifft.                 Ketergantungan.         Akatiga.
             New Jersey.                                      Bandung.
Kotler Philip. 1994. Marketing Management,       Soehadji. 1994. Membangun Pertanian
             Analysis                planning,                Tangguh.        Orasi     Ilmiah
             implementation, and control.                     Penganugerahan            Doktor
             Prentice-Hall International ( UK                 Honoris Causa. Bandung.
Ltd. London.                                     Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan
Kotler Philip. Amstrong and Gary. 1997.                       Perilaku    Konsumen.       Edisi
             Marketing                Analysis                Pertama.       PT.    Gramedia
             Introduction. Fourth Edition.                    Pustaka.      Utama     Jakarta.
             Prentice         Hall.       New




Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011                                      37

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pemasaran hasil pertanian
Pemasaran hasil pertanianPemasaran hasil pertanian
Pemasaran hasil pertanian
Guntur Raharjo
 
Laporan pengamatan pengetahuan bahan pangan
Laporan pengamatan pengetahuan bahan panganLaporan pengamatan pengetahuan bahan pangan
Laporan pengamatan pengetahuan bahan pangan
Index San
 
1 perilaku konsumen segmentasi pasar dan analisis demografi
1 perilaku konsumen segmentasi pasar dan analisis demografi1 perilaku konsumen segmentasi pasar dan analisis demografi
1 perilaku konsumen segmentasi pasar dan analisis demografi
Nhofa Eriana
 
Tugas sap perilaku konsumen softskill dedy
Tugas sap perilaku konsumen softskill dedyTugas sap perilaku konsumen softskill dedy
Tugas sap perilaku konsumen softskill dedy
Dedy Setiady
 
Pendekatan dalam Pemasaran Pertanian
Pendekatan dalam Pemasaran PertanianPendekatan dalam Pemasaran Pertanian
Pendekatan dalam Pemasaran Pertanian
Kuny Raint
 

La actualidad más candente (18)

Aspek Pasar
Aspek PasarAspek Pasar
Aspek Pasar
 
Simeeeeeeeeet
SimeeeeeeeeetSimeeeeeeeeet
Simeeeeeeeeet
 
Dedy Ansari Harahap_Vol7 No3_Nov 2015.pdf
Dedy Ansari Harahap_Vol7 No3_Nov 2015.pdfDedy Ansari Harahap_Vol7 No3_Nov 2015.pdf
Dedy Ansari Harahap_Vol7 No3_Nov 2015.pdf
 
pemasaran distribusi-produk-agribisnis
 pemasaran distribusi-produk-agribisnis pemasaran distribusi-produk-agribisnis
pemasaran distribusi-produk-agribisnis
 
I. konsep pemasaran
I. konsep pemasaranI. konsep pemasaran
I. konsep pemasaran
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Pemasaran hasil pertanian
Pemasaran hasil pertanianPemasaran hasil pertanian
Pemasaran hasil pertanian
 
Power point mr
Power point mrPower point mr
Power point mr
 
Laporan pengamatan pengetahuan bahan pangan
Laporan pengamatan pengetahuan bahan panganLaporan pengamatan pengetahuan bahan pangan
Laporan pengamatan pengetahuan bahan pangan
 
Meri ppt
Meri pptMeri ppt
Meri ppt
 
Studi Kelayakan Bisnis
Studi Kelayakan BisnisStudi Kelayakan Bisnis
Studi Kelayakan Bisnis
 
1 perilaku konsumen segmentasi pasar dan analisis demografi
1 perilaku konsumen segmentasi pasar dan analisis demografi1 perilaku konsumen segmentasi pasar dan analisis demografi
1 perilaku konsumen segmentasi pasar dan analisis demografi
 
Proposal riven dikonversi(1)-dikonversi
Proposal riven dikonversi(1)-dikonversiProposal riven dikonversi(1)-dikonversi
Proposal riven dikonversi(1)-dikonversi
 
Laporan Pengamatan di Pasar Tradisional Pasar Pagi
Laporan Pengamatan di Pasar Tradisional Pasar PagiLaporan Pengamatan di Pasar Tradisional Pasar Pagi
Laporan Pengamatan di Pasar Tradisional Pasar Pagi
 
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku KonsumenBMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
 
Tugas sap perilaku konsumen softskill dedy
Tugas sap perilaku konsumen softskill dedyTugas sap perilaku konsumen softskill dedy
Tugas sap perilaku konsumen softskill dedy
 
Ppt Manajemen Koperasi dan UMKM
Ppt Manajemen Koperasi dan UMKMPpt Manajemen Koperasi dan UMKM
Ppt Manajemen Koperasi dan UMKM
 
Pendekatan dalam Pemasaran Pertanian
Pendekatan dalam Pemasaran PertanianPendekatan dalam Pemasaran Pertanian
Pendekatan dalam Pemasaran Pertanian
 

Destacado

Jurnal manajemen agribisnis vol. 12 no. 1 januari 2012
Jurnal manajemen agribisnis vol. 12 no. 1 januari 2012Jurnal manajemen agribisnis vol. 12 no. 1 januari 2012
Jurnal manajemen agribisnis vol. 12 no. 1 januari 2012
Univ. Kahuripan Kediri
 
Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 3 juli 2011
Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 3  juli 2011Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 3  juli 2011
Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 3 juli 2011
Univ. Kahuripan Kediri
 
Pedoman pengembangan terminal dan sub terminal agribisnis
Pedoman pengembangan terminal dan sub terminal agribisnisPedoman pengembangan terminal dan sub terminal agribisnis
Pedoman pengembangan terminal dan sub terminal agribisnis
Stenly Mandagi
 
Jurnal otonomi volume 11. no. 1 juli 2011
Jurnal otonomi volume 11. no. 1 juli 2011Jurnal otonomi volume 11. no. 1 juli 2011
Jurnal otonomi volume 11. no. 1 juli 2011
Univ. Kahuripan Kediri
 
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.4. oktober 2012
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.4. oktober 2012Jurnal “otonomi” vol. 12 no.4. oktober 2012
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.4. oktober 2012
Univ. Kahuripan Kediri
 
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april 2012
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april  2012Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april  2012
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april 2012
Univ. Kahuripan Kediri
 
Jurnal otonomi volume 10. no. 2 nopember 2010
Jurnal otonomi volume 10. no. 2 nopember 2010Jurnal otonomi volume 10. no. 2 nopember 2010
Jurnal otonomi volume 10. no. 2 nopember 2010
Univ. Kahuripan Kediri
 
Jurnal otonomi volume 11. no. 2 nopember 2011
Jurnal otonomi volume 11. no. 2 nopember 2011Jurnal otonomi volume 11. no. 2 nopember 2011
Jurnal otonomi volume 11. no. 2 nopember 2011
Univ. Kahuripan Kediri
 

Destacado (17)

Jurnal manajemen agribisnis vol. 12 no. 1 januari 2012
Jurnal manajemen agribisnis vol. 12 no. 1 januari 2012Jurnal manajemen agribisnis vol. 12 no. 1 januari 2012
Jurnal manajemen agribisnis vol. 12 no. 1 januari 2012
 
Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 3 juli 2011
Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 3  juli 2011Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 3  juli 2011
Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 3 juli 2011
 
Pedoman pengembangan terminal dan sub terminal agribisnis
Pedoman pengembangan terminal dan sub terminal agribisnisPedoman pengembangan terminal dan sub terminal agribisnis
Pedoman pengembangan terminal dan sub terminal agribisnis
 
Jurnal otonomi volume 11. no. 1 juli 2011
Jurnal otonomi volume 11. no. 1 juli 2011Jurnal otonomi volume 11. no. 1 juli 2011
Jurnal otonomi volume 11. no. 1 juli 2011
 
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.4. oktober 2012
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.4. oktober 2012Jurnal “otonomi” vol. 12 no.4. oktober 2012
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.4. oktober 2012
 
Uts statistik i ganjil 2012 2013
Uts statistik i ganjil 2012 2013Uts statistik i ganjil 2012 2013
Uts statistik i ganjil 2012 2013
 
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april 2012
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april  2012Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april  2012
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april 2012
 
Uts metpen ganjil 2012 2013
Uts metpen ganjil 2012 2013Uts metpen ganjil 2012 2013
Uts metpen ganjil 2012 2013
 
Jurnal otonomi volume 10. no. 2 nopember 2010
Jurnal otonomi volume 10. no. 2 nopember 2010Jurnal otonomi volume 10. no. 2 nopember 2010
Jurnal otonomi volume 10. no. 2 nopember 2010
 
Jurnal otonomi volume 11. no. 2 nopember 2011
Jurnal otonomi volume 11. no. 2 nopember 2011Jurnal otonomi volume 11. no. 2 nopember 2011
Jurnal otonomi volume 11. no. 2 nopember 2011
 
Contoh korelasi dan regresi
Contoh korelasi dan regresiContoh korelasi dan regresi
Contoh korelasi dan regresi
 
Pengantar agribisnis
Pengantar agribisnisPengantar agribisnis
Pengantar agribisnis
 
Morfologi ayam boiler
Morfologi ayam boilerMorfologi ayam boiler
Morfologi ayam boiler
 
Strategi Pemasaran Hasil Pertanian
Strategi Pemasaran Hasil PertanianStrategi Pemasaran Hasil Pertanian
Strategi Pemasaran Hasil Pertanian
 
Proposal pengabdian kepada masyarakat
Proposal pengabdian kepada masyarakatProposal pengabdian kepada masyarakat
Proposal pengabdian kepada masyarakat
 
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPASANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
 
Kumpulan Jurnal dan Karya Ilmiah
Kumpulan Jurnal dan Karya IlmiahKumpulan Jurnal dan Karya Ilmiah
Kumpulan Jurnal dan Karya Ilmiah
 

Similar a Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 4 oktober 2011

(1)Perilaku konsumen, definisi &karakter.pptx
(1)Perilaku konsumen, definisi &karakter.pptx(1)Perilaku konsumen, definisi &karakter.pptx
(1)Perilaku konsumen, definisi &karakter.pptx
WisnuGroho4
 
Perilaku konsumen mujiyana
Perilaku konsumen mujiyanaPerilaku konsumen mujiyana
Perilaku konsumen mujiyana
shellaharshell
 
Perilaku konsumen mujiyana
Perilaku konsumen mujiyanaPerilaku konsumen mujiyana
Perilaku konsumen mujiyana
shellaharshell
 
Metode riset ibnu cahyo ramadhan
Metode riset ibnu cahyo ramadhanMetode riset ibnu cahyo ramadhan
Metode riset ibnu cahyo ramadhan
ibmu ramadhan
 
Tugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumenTugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumen
heribertusdwi
 
Perilaku konsumen mujiyana
Perilaku konsumen mujiyanaPerilaku konsumen mujiyana
Perilaku konsumen mujiyana
nuni_yunita
 
Tugas soft skill ke 5
Tugas soft skill ke 5Tugas soft skill ke 5
Tugas soft skill ke 5
Mira Erviana
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasarMakalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Septian Muna Barakati
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasarMakalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Warnet Raha
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasarMakalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Septian Muna Barakati
 

Similar a Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 4 oktober 2011 (20)

(1)Perilaku konsumen, definisi &karakter.pptx
(1)Perilaku konsumen, definisi &karakter.pptx(1)Perilaku konsumen, definisi &karakter.pptx
(1)Perilaku konsumen, definisi &karakter.pptx
 
Modul 5
Modul 5Modul 5
Modul 5
 
Perilaku konsumen mujiyana
Perilaku konsumen mujiyanaPerilaku konsumen mujiyana
Perilaku konsumen mujiyana
 
Perilaku konsumen mujiyana
Perilaku konsumen mujiyanaPerilaku konsumen mujiyana
Perilaku konsumen mujiyana
 
ANALISIS SIKAP KONSUMEN RUMAH
ANALISIS SIKAP KONSUMEN RUMAH ANALISIS SIKAP KONSUMEN RUMAH
ANALISIS SIKAP KONSUMEN RUMAH
 
Perilaku konsumen_AB.4
Perilaku konsumen_AB.4Perilaku konsumen_AB.4
Perilaku konsumen_AB.4
 
Metode riset ibnu cahyo ramadhan
Metode riset ibnu cahyo ramadhanMetode riset ibnu cahyo ramadhan
Metode riset ibnu cahyo ramadhan
 
Tugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumenTugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumen
 
Perilaku konsumen mujiyana
Perilaku konsumen mujiyanaPerilaku konsumen mujiyana
Perilaku konsumen mujiyana
 
Pencerahan pemasaran
Pencerahan pemasaranPencerahan pemasaran
Pencerahan pemasaran
 
Tugas soft skill ke 5
Tugas soft skill ke 5Tugas soft skill ke 5
Tugas soft skill ke 5
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasarMakalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
 
BAB 12 Psikologi Konsumen
BAB 12 Psikologi KonsumenBAB 12 Psikologi Konsumen
BAB 12 Psikologi Konsumen
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasarMakalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasarMakalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasarMakalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasarMakalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasarMakalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasarMakalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasarMakalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi pasar
 

Más de Univ. Kahuripan Kediri (20)

Cara mencari korelasi dan regresi
Cara mencari korelasi dan regresiCara mencari korelasi dan regresi
Cara mencari korelasi dan regresi
 
6. korelasi dan regresi
6. korelasi dan regresi6. korelasi dan regresi
6. korelasi dan regresi
 
Membuat blog gratis di wordpress
Membuat blog gratis di wordpressMembuat blog gratis di wordpress
Membuat blog gratis di wordpress
 
11. spss
11. spss11. spss
11. spss
 
Tabel f-0-05
Tabel f-0-05Tabel f-0-05
Tabel f-0-05
 
Tabel r
Tabel rTabel r
Tabel r
 
Tabel t
Tabel tTabel t
Tabel t
 
6. korelasi dan regresi
6. korelasi dan regresi6. korelasi dan regresi
6. korelasi dan regresi
 
10. analisis jalur
10. analisis jalur10. analisis jalur
10. analisis jalur
 
6. instrumen penelitian
6. instrumen penelitian6. instrumen penelitian
6. instrumen penelitian
 
10. analisis jalur
10. analisis jalur10. analisis jalur
10. analisis jalur
 
9. teknik analisa data (regresi)
9. teknik analisa data (regresi)9. teknik analisa data (regresi)
9. teknik analisa data (regresi)
 
8. teknik pengumpulan data
8. teknik pengumpulan data8. teknik pengumpulan data
8. teknik pengumpulan data
 
7. populasi dan teknik pengambilan sampel
7. populasi dan teknik pengambilan sampel7. populasi dan teknik pengambilan sampel
7. populasi dan teknik pengambilan sampel
 
5. variabel dan skala ukur
5. variabel dan skala ukur5. variabel dan skala ukur
5. variabel dan skala ukur
 
4. tahapan penelitian
4. tahapan penelitian4. tahapan penelitian
4. tahapan penelitian
 
3. desain penelitian
3. desain penelitian3. desain penelitian
3. desain penelitian
 
2. hakekat penelitian
2. hakekat penelitian2. hakekat penelitian
2. hakekat penelitian
 
1. manusia dan ilmu pengetahuan
1. manusia dan ilmu pengetahuan1. manusia dan ilmu pengetahuan
1. manusia dan ilmu pengetahuan
 
5. pengukuran variabilitas
5. pengukuran variabilitas5. pengukuran variabilitas
5. pengukuran variabilitas
 

Jurnal manajemen agribisnis vol. 11 no. 4 oktober 2011

  • 1. ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PRODUK TEMPE DI KABUPATEN MAGETAN ABSTRAK Oleh : Sinollah Penelitin ini dilakukan di kecamatan Panekan, kabupaten Magetan yang dilakukan mulai tanggal 05 Februari sampai dengan 24 Juni 2003. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam pembelian produk tempe, (2) Mengetahui pengaruh faktor yang dominan terhadap keputusan konsumen terhadap produk tempe., (3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usaha tempe. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode survei (Survey Method) dengan teknik pengambilan sample secara acak sederhana (random sampling) terhadap 78 responden. Teknik pengambilan data yaitu dengan wawancara sedangkan data yang diambil adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam pembelian jumlah tempe dipengaruhi secara sinifikan oleh factor ukuran tempe, harga tempe dan kualitas tempe, (2) Faktor yang paling dominan terhadap factor yang mempengaruhi keputusan dalam pembelian jumlah tempe adalah variable kualitas tempe. PENDAHULUAN melakukan berbagai alternatif agar dapat bertahan dan terus tumbuh 1.1. Latar Belakang berkembang sehingga tujuan Dalam sistem Agribisnis Perusahaan dapat dicapai. Tujuan diantaranya menyangkut subsistem Perusahaan yang utama adalah penyediaan sarana produksi, sub mencapai keuntungan yang sistem usaha tani, sub sistem semaksimal mungkin, penekanan pengolahan hasil, dan sub sistem untuk mencapai tujuan Perusahaan pemasaran. Keberhasilan adalah menjual produk dengan baik pengembangan sistem agribisnis serta dibutuhkan pemahaman pada bergantung pada upaya Castumer Satisfied, lebih detailmya memadukan keterkaitan antara ditekankan pada pemahaman pelaku pada tiap-tiap sub sistem kebutuhan konsumen, kemudian tersebut. Keterkaitan fungsional mengembangkan produk dengan yang dimaksud berdasarkan atas, memberikan nilai, harga, distribusi, adanya saling membutuhkan dan promosi yang lebih baik kepada saling menguntungkan. Kegagalan- konsumen. kegagalan memadukan keterkaitan Konsumen Produk tempe fungsional tersebut akan yang merupakan pasar potensial menyebabkan ketidakberhasilan dapat dijadikan indikator besamya pembangunan sistem agribisnis produk tempe yang mampu secara keseluruhan. Suatu diserap, baik dari segi kuantitas kemitraan usaha dibutuhkan untuk maupun keragaman produk yang menghindari kegagalan di dalam diminati. Kecenderungan mewujudkan keterkaitan fungsional konsumen terhadap penggunaan para pelaku agribisnis. produk yang praktis, murah dan Untuk menghadapi kondisi memiliki gizi yang cukup serta seperti diatas Perusahaan harus preparasi yang cepat saat ini mampu membuat strategi menjadi gaya hidup sehari-hari. Hal usahanya dengan lingkungan yang ini disebabkan antara lain karena terus berubah atau harus mampu penggunaan waktu yang semakin Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011 28
  • 2. efektif dan pemanfaatan yang anjuran dari peran-peran tersebut. efisien. Sebagai contoh implementasi akan Dengan mengetahui disebut dua faktor yang Perilaku Konsumen, Perusahaan mempengaruhi terhadap keputusan dapat mengetahui peluang yang beli, yakni faktor budaya dan sosial. mungkin dicapai atau diraih Secara teori budaya. yang sehingga dapat menentukan pasar dimaksud adalah budaya pembeli sasaran yang tepat bagi itu sendiri. perusahaan. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen terhadap produk tempe, maka penting 1.2. Tujuan Penelitian memahami tentang Perilaku Berdasarkan Konsumen secara mendalam. permasalahan tersebut di atas, Adapun keputusan pembelian makat ujuan penelitian ini adalah konsumen dipengaruhi oleh faktor untuk : internal individu dan faktor 1. Mengetahui factor-faktor eksternal. Faktor eksternal terdiri yang mempengaruhi dari faktor lingkungan dan Strategi keputusan dalam Marketing Mix. Pengaruh pembelian produk tempe lingkungan terdiri dari faktor 2. Mengetahui pengaruh budaya, referensi dan kelas sosial. faktor yang dominan Sedangkan faktor individual terdiri terhadap keputusan dari faktor gagasan dan konsumen terhadap produk karekteristik konsumen dimana tempe. faktor ini dalam interaksinya dapat 3. Untuk mengetahui faktor- mempengaruhi Perilaku Konsumen faktor yang mempengaruhi terhadap produk olahan baik produksi usaha tempe. secara individu maupun bersama- sama. Dalam kegiatan penelitian ini mencoba melakukan penelitian METODA PENELITIAN yang dititik beratkan pada analisis perilaku konsumen terhadap 2.1 Waktu dan Lokasi Penelitian. produk tempe untuk mengetahui Lokasi penelitian ini performasi masing-masing jenis dilakukan di Kecamatan Panekan, produk tempe yang disukai dan kabupaten Magetan, yang dmulai memiliki pangsa pasar tinggi serta tanggal 05 Februari sampai dengan kecenderungan konsumen untak 24 Juni 2003. Alasan pengambilan mengkonsumsi jenis produk tempe lokasi tersebut karena : (1) tertentu dimasa mendatang. kecamatan panekan banyak Diharapkan informasi ini dapat mengusahakan usaha tempe, (2) menjadi bahan masukan untuk merupakan daerah pengembangan menentukan strategi bersaing yang industri tempe di kabupaten menguntungkan perusahaan Magetan, (3) Industri tempe tempe. dikerjakan dengan skala rumah Perilaku konsumen secara tangga. teonitis dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi dan 2.2. Teknik Pengambilan Sampel psikologis (Kotler dan Amstrong, Teknik penentuan sampel 1997). Dalam kasus tempe teori ini dilakukan secara acak sederhana belum kelihatan relevan, sebab (Simple Random Sampling). keputusan membeli tempe lebih Dalam penelitian ini responden banyak dipengaruhi oleh orang terdiri dari konsumen yang ada di yang dalam peran pembelian Pasar kecamatan Panekan sebagai initiator, influencer, desider kabupaten Magetan. Sedangkan dan buyer, sementara konsumen pengambilan sampel dilakukan akhir cenderung mengikuti saran secara Accidental sampling yaitu Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011 29
  • 3. pengambilan sample berdasarkan Sikap dan perilaku konsumen tersebut akan informasi dari pengsaha tempe memberikan pula gambaran dan kepada konsumen yang membeli karakteristik konsumen produk tempe, tempe pada saat itu, dengan sehingga dapat dijadikan salah satu pertimbangan untuk memperoleh pertimbangan dalam pemasaran yang gambaran yang menyeluruh mencakup bauran pemasaran yang sesuai tentang konsumen, maka jumlah dengan kondisi lingkungan setempat untuk responden yang diambil sebanyak dapat dikembangkan arah yang penting di 78 responden. dalam alternatif pemasaran. 2.3. Analisa Data. Untuk menganalisa seberapa jauh perilaku konsumen terhadap produk tempe HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dan faktor-faktor apa saja yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan 3.1. Identifikasi Responden pembellan produk tempe serta faktorfaktor Identifikasi responden berkaitan yang mempengaruhi produksi. Maka erat dengan keadaan diri konsumen dilakukan Analisis Regresi Berganda dengan perilaku dan kegiatan sehari- dengan rumus : harinya yang menyangkut dan berkaitan Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 dengan penelitian. Identifikasi responden ini + ∈i merupakan factor internal dan bagian yang dimana: paling penting dalam kegiatan penelitian Y = Permintaan Konsumen untuk memperoleh gambaran tentang a = Konstanta keadaan responden tersebut. b1, 2,3 = Koefisien Regresi Partial A. Susunan Anggota Responde. X1 = Ukuran tempe Mengetahui susunan anggota X2 = Harga keluarga responden akan sangat X3 = Kualitas Tempe membantu dalam melihat potensi ∈i = Faktor Independen tersedianya tenaga keluarga. Data jumlah Dari hasil analisis tersebut keluarga saja belum cukup akurat untuk diharapkan dapat memberikan gambaran melihat susunan anggota keluarga yang tentang sikap konsumen terhadap produk ada, tetapi masing-masing anggota tempe yang dikonsumsi dan faktor-faktor keluarga mempunyai kapasitas kerja yang yang dijadikan pertimbangan untuk sesuai dengan jenis kelamin kelompok memutuskan membeli produk tersebut. umur yang ada dalam keluarga responden. Tabel. 1. Jumlah Anggota Responden No. Jumlah Anggota Keluarga Jumlah Responden (Orang) (%) 01. 4 (empat) 23 28.90 02. 5 (lima) 21 26,75 03. 6 (enam) 18 22,65 04. 7 (tujuh) 16 11,70 Jumlah 78 100,00 Tabel. 1. menunjukkan bahwa keluarga petani di wilayah bali sebanyak 5 jumlah anggota keluarga yang ada paling orang. dominan adalah empat yaitu sebesar 28,90 persen atau 23 orang. Hal ini menunjukkan B. Umur Responden bahwa dalam rumah tangga terdiri dari Umur responden sebagai factor ayah, ibu dan 2 orang anaknya. Susunan antropologi dalam culture difference yang anggota keluarga di pedesaan Jawa dan dapat mencerminkan kedewasaan Bali hampir tidak ada perbedaan, seperti seseorang yang akan mempengaruhi sikap yang diungkapkan dalam penelitian dan perilakunya dalam pengambilan Darmadja (1984) bahwa rata-rata anggota keputusan. Tabel. 2. Kelopok Umur Responden Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011 30
  • 4. No. Umur Responden Jumlah Responden (Orang) (%) 01. 20 – 25 15 18.70 02. 26 - 30 16 20,25 03. 31 - 35 17 22,00 04. 36 – 40 9 11,70 05. 41 – 45 7 9,25 06. 46 – 50 6 8,75 07. 51 - 55 8 9,35 Jumlah 78 100,00 Hasil penelitian menunjukkan baha kesehatan sangat tinggi, sehingga tidak yang mengkonsumsi tempe adalah usia 20 mengherankan kalau produk yang diminati sampai 25 tahun sebanyau 18,70 persen, adalah makanan yang bergizi. 26 sampai 30 tahun 20,25 persen dan 31 sampai 35 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa usia responden dibawah 36 tahun C. Pendapatan Responden yang banyak mengkonsumsi tempe. Hal ini Tingkat pendapatan merupakan menunjukkan bahwa masyarakat yang factor ekonomi yang secara langsung akan mnenyukai tempe adalah rata-rata masih mempengaruhi daya beli konsumen. usia muda (produktif). Hasil penelityian ini Tingkat pendapatan yang diukur dalam sesuai pendapat Hiam dan Schewe (1994) penelitian ini adalah pendapatan responden bahwa untuk kelompok dewasa selama satu bulan. perhatiannya terhadap penampilan Tabel. 3. Pendapatan Responden Pertahun No. Pendapatan Responden Jumlah Responden (Orang) (%) 01. Dibawah Rp 500.000,- 22 28,75 02. Rp 500.000,- - 1.000.000,- 40 52,25 03. Di atas Rp 1.000.000,- 16 19,00 Jumlah 78 100,00 Tabel. 3. menunjukkan bahwa memanfaatkan tempe sebagai sumber pendapatan responden yang suka membeli protein hewani. tempe adalah yang menengah yaitu sekitar Rp 500.000,- sampai Rp 1.000.000,-, D. Pendidikan Responden sedangkan yang paling sedikit adalah yang Pendidikan sebagai factor diatas Rp 1.000.000,- sebanyak 19,00 psikologis yang berpengaruh terhadap jenis persen. Hasil penelitian ini menunjukkan dan mutu bahan baku makanan yang bahwa responden yang membeli tempe dikonsumsi. Konsumen yang berpendidikan adalah masyarakat yang berpenghasilan tinggi cemburu dalam memilih bahan menengah dan berpenghasilan kebawah, makanan bernilai gizi lebih tinggi dengan demikian masyarakat yang dibandingkan dengan yang berpendidikan berpenghasilan menengah kebawah dalam lebih rendah. Salah satu bahan makanan rangka diversiofikasi protein dengan tersebut adalah tempe sebagai produk olahan dari kedele. Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011 31
  • 5. Tabel. 4. Pendidikan Responden No. Umur Responden Jumlah Responden (Orang) (%) 01. SD 16 21,31 02. SLTP 21 26,57 03. SLTA 19 24,54 04. Perguruan Tinggi 22 27,58 Jumlah 78 100,00 Tabel. 4. menunjukkan bahwa protein adalah dengan semakin tingginya pembeli tempe sebagian besar pendidikan masyarakat. berpendidikan SLTP dan SLTA yaiitu sebesar 26,57 persen dan 24,54 persen, sedangkan yang berpendidikan perguruan E. Ukuran Kesukaan Responden tinggi sebesar 27,58 persen. Hasil Produk Tempe penelitian menunjukkan bahwa konsumen Ukuran kesukaan masyarakat yang mengkonsumsi tempe sebagian besar dalam mengkonsumsi tempe adalah masyarakat yang berpendidikan menengah merupakan variable yang perlu ke atas yang berarti kesadaran untuk dipertimbangkan dalam mementukan mengkonsumsi protein adalah masyarakat produk yang akan dipasarkan. Ukuran yang sadar pentingnya gizi bagi kehidupan kesukaan konsumen tempe dibagi menjadi sehar—hari. Hal ini sejalan pendapat tiga yaitu ukuran besar, sedang dan ukuran Rasyaf (1996) bahwa penyebab tingginya kecil. konsumsi gizi masyarakat untuk sumber Tabel. 5. Ukuran Kesukaan Responden No. Ukuran tempe Jumlah Responden (Orang) (%) 01. Besar 15 19,75 02. Sedang 38 48,52 03. Kecil 25 31,73 Jumlah 78 100,00 Tabel. 5. menunjukkan bahwa sendiri yang bearti kesediaan membeli konsumen lebih banyak menyukai ukuran dipengaruhi oleh selera konsumen dan tempe dengan ukuran sedang sebesar keinginan masyarakat dengan harapan 48,52 persen dan ukuran kecil sebesar akan mencapai kepuasan dalam 31,73 persen. Hal ini karena konsumen menggunakan produk, kebutuhan dan cita lebih menyukai ukuran tersebut untuk rasa. keperluan sehari-hari mudah didapat sehingga dalam penyimpanan hanya satu F. Jenis Pembungkus Tempe hari, sehingga tidak menyimpan tenpe Jenis pembungkus tempe dalam waktu lama, karena tempe tersebut meruapakan selara konsumen yang pada mudah rusak atau mudah membusuk. Hasil awalnya dengan menggunakan daun dan penelitian ini menunjukkan bahwa prefensi sekarang menggunakan plastik. ukuran berkaitan erat dengan selera Penggunaan pembungkus ini terkait konsumen yang pada dasarnya sangat dengan teknologi yang digunakan dan bergantung dari individu konsumen itu selera konsumen. Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011 32
  • 6. Tabel. 6. Jenis Pembungkus Tempe yang Disukai Responden No. Jenis Pembungkus Jumlah Responden (Orang) (%) 01. Plastik 36 45,85 02. Daun 28 35,75 03. Tidak Perlu 14 18,40 Jumlah 78 100,00 Hasil penelitian ini menunjukkan kesulitan dengan menggunakan daun bahwa masyarakat memilih pembungkus karena dengan pembungkus daun plastik adalah sebagian besar yaitu sebesar memerlukan waktu untuk mengambil atau 45,85 persen dan yang dengan membeli daun atau daun tersebut diambil menggunakan daun sebesar 35,75 persen. dari milik sendiri yang ditanam di halaman Hal ini karena memilih pembungkus plastik rumah. dengan alas an lebih besih dan lebih higienes, sedangkan yang memilih G. Kualitas Tempe pembungkus daun adalah karena Kualitas tempe menurut konsumen menganggap dengan konsumen adalah dipengaruhi oleh daya menggunakan pembungkus daun terkait tahan tempe, rasa tempe dan keberhasilan. dengan rasa dan aroma yang ada pada Kualitas tempe ini diukur berdasarkan tempe, tetapi produsen mengalami kualitas baik, cukup baik dan kurang baik. Tabel. 7. Kualitas Tempe Terhadap Responden No. Keterangan Jumlah Responden (Orang) (%) 01. Baik 15 34,55 02. Cukup 16 38,45 03. Kurang 17 27,00 Jumlah 78 100,00 Tabel. 7. menunjukkan bahwa kecamatan-kecamatan lainnya yang ada di konsumen menilai kualitas tempe yang kabupaten Magetan bahkan sampai di dibeli cukup sebesar 38,45 persen dan baik wilayah kabupaten Ngawi. sebesar 34,55 perse yang berarti kualitas tempe di kecamatan Panekan termasuk H. Harga Tempe mempunyai kualitas tempe yang baik. Hal Harga merupakan salah satu ini dari hasil penelitian menunjukkan bahwa factor yang paling penting dari bauran sebagian besar responden menilai produk pemasaran tempe. Karena dengan harga tempe yang diproduksi mempunyai rasa yang murah dan kualitas tempe yang baik cukup sampai baik, yang berati kulaitas diharapkan daya beli masyaratak terhadap tempe ini sangat disukai bahkan sampai di tempe semakin lama semakin meningkat. Tabel. 8. Harga Tempe Menurut Responden No. Keterangan Jumlah Responden (Orang) (%) 01. Mahal 11 15,70 02. Sedang 35 45,50 03. Murah 30 38,80 Jumlah 78 100,00 Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011 33
  • 7. Hasil penelitian menunjukkan dijadikan image pada kualitas, dengan bahwa harga tempe di kecamatan panekan harga tersebut kelihatannya lebih murah sedang sebesar 45,50 persen dan murah sehingga konsumen akan membeli barang 38,80 persen, yang berati harga yang dijual tersebut secara kontinuitas. dapat terjangkau oleh masyarakat setempat. Sedangkan yang mengatakan harga mahal hanya sebesar 15,70 persen, hal ini karena yang mengatakan harga I. Selera Tempe mahal adalah bagi responden yang Selera terkait dengan jumlah berpenghasilan rendah. Hal ini didukung produk yang dibeli oleh konsumen yang oleh pendapat Rasyaf (1996) yang terkait, karena selera konsumen termasuk menyatakan bahwa harga yang murah salah satu dari konsep pemasaran yang termasuk harga psikologis yaitu harga yang sangat berpengaruh. Tabel. 9. Selera Mengkonsumsi Tempe Manurut Responden No. Umur Responden Jumlah Responden (Orang) (%) 01. Sangat Suka 31 39,80 02. Suka 28 36,25 03. Kurang Suka 19 24,05 Jumlah 78 100,00 Tabel. 9. menunjukkan bahwa menggunakan/memakan tempe. Hasil konsumen sangat menyukai tempe sebesar penelitian yang dilakukan oleh Susanto 39,80 persen dan yang suka sebesar 36,25 (1999) bahwa konsumen lebih menyukai perse. Hal ini menunjukkan masyarakat tempe dengan alas an untuk keperluan lauk sekitar kecamatan Panekan dan pauk dan untuk keoerluan keripik tempe. disekitarnya menyukai tempe. Karena tempe ini didimanfaatkan untuk digoreng J. Keinginan Mengkonsumsi Tempe untuk lauk pauk dan juga untuk dibuat Keinginan untuk mengkonsumsi tempe keripik tempe yang merupakan bahan baku merupakan keterkaitan masyarakat atau produksi keripik tempe di wilayah konsumen dengan kebiasaan kabupaten Ngawi. Sedangkan masyarakat mengkonsumsi tempe. Keningaan yang kurang suka sebesar 24,05 persen mengkonsumsi tempe tersebut merupakan adalah karena memakan tempe hanya bagian dari strategi pemasaran yang ada di sekedar selingan atau masyarakat yang dalam manajemen pemasaran. digunakan sewaktu-waktu saja Tabel. 10. Keinginan Mengkonsumsi Tempe Menurut Responden No. Keterangan Jumlah Responden (Orang) (%) 01. Tinngi 38 48,70 02. Cukup 27 35,25 03. Kurang 13 16,05 Jumlah 78 100,00 Hasil penelitian menunjukkan dikonsumsi sebagai lauk pauk, tetapi juga bahwa keinginan untuk mengkonsumsi dimanfaatkan untuk diversifikasi lainnya tempe tinggi yaitu sebesar 48,70 persen, misalnya untuk keripik tempe dan diolah sedangkan yang cukup sebesar 35,25 sebagai makanan kering yang dikemas persen. Hasil penelitian ini menunjukkan agar dapat tahan lama. Selain dari pada itu bahwa masyarakat dalam mengkonsumsi alas an lain adalah karena produk tempe tempe tinggi, hal ini mempunyai alas an tersebut dapat mengurangi kolesterol yang kuat bahwa tempe tidak hanya dalam darah dan tidak mengandung bahan Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011 34
  • 8. kimia yang dimanfaatkan sebagai bahan dimana: makanan bagi masyarakat luas. Y = Keputusan pembelian tempe a = Konstanta 3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi b1, 2,3 = Koefisien Regresi Keputusan Terhadap Pembelian Partial Tempe X1 = Ukuran tempe X2 = Harga Faktor-faktor yang X3 = Kualitas Tempe mempengaruhi terhadap keputusan ∈i = Faktor Independen pembelian tempe digunakan dengan Untuk mengetahui factor-faktor menggunakan analsis regresi linear yang mempengaruhi keputusan pembelian berganda (Multiple Regression). Model tempe adalah dipengaruhi oleh ukuran analisis ini dikemukakan oleh Adiningsih tempe, harga tempe dan kualitas tempe (1998) yang dapat ditulis sebagai berikut : secara rarsial dapat dilihat pada Tabel. 11. Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + ∈i Tabel. 11. Analis Variansi Yang Mempengaruhi Keputusan pembelian Jumlah Tempe Model Sum of Df Mean F Sig. Squares Square 1 Regression 14,066 3 4,689 33,664 ,000 Residual 10,306 74 ,139 Total 24,372 77 Tabel. 11. menunjukkan bahwa untuk keputusan pembelian tempe perlu factor ukuran tempe, harga tempe dan di[erhatiakan ukuran tempe yang akan kualitas tempe berpengaruh terhadap duiproduksi dan akan dipasarkan keputusan pembelian jumlah tempe. Hal ini konsumen misalnya ukuran besar, sedang ditunjukkan oleh besarnya F hitung sebesar dan kecil. Sedangkan harga tempe perlu 33,664 lebih besar dari F sig yang berarti diperhatikan agar lebih murah dari barang faktorukuran tempe, harga tempe dan substitusi lain yang sebagai sumber protein kualitas tempe berpengaruh sangat nyata terutama dari protein hewani. Kulaitas terhadap keputusan pembelian jumlah tempe perlu diperhatuikan terutama yang tempe. menyangkut daya simpan karena tempe Hasil penelitian menujukkan bahwa merupakan produk olehan hasil pertanian secara bersama-sama factor tesebut yang mudah rusak/busuk. berpengaruh sangat nyata yang berati Tabel. 12. Keefisien Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi keputusan pembelian Jumlah Tempe Unstandardize Standardized t Sig. d Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 1,713 ,357 4,793 ,000 X1 ,162 ,074 ,170 2,190 ,032 X2 6,083E-02 ,070 ,104 ,866 ,390 X3 ,406 ,080 ,623 5,074 ,000 Tabel. 12. menunjukkan bahwa nyata terhadap keputusan pembelian pengaruh dari masing-masing variable yaitu jumlah tempe. variable ukuran tempe, harga tempe dan Hasil penelitian menunjukkan kualitas tempe mempunyai penagrug yang bahwa variable ukuran tempe mempunyai Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011 35
  • 9. pengaruh yang sangat nyata yaitu t hitung dengan teori ekonomi bahwa semakin sebesar 4,79 lebih besar dar t sig, yang meningkat harga produk, maka semakin berarti apabila ukuran tempe ditingkatkan, menurun pembelian barang tersebut. maka keputusan pembelian jumlah tempe Variabel kualitas tempe akan meningkat. mempunyai pengaruh yang sangat nyata Variabel harga tempe terhadap keputusan pembelian jumlah mempunyai pengaruh yang nyata terhadap tempe hal ini karena t hitung sebesar 5,04 terhadap permintaan jumlah tempe hal ini lebih besar dat t sig, yang berarti apabila karena t hitung sebesar 2,19 lebih besar kulaitas tempe ditingkatkan, maka dar t sig 0,39 yang berati apabila harga keputusan dalam pembelian tempe akan tempe meningkat maka permintaan tempe semakin meningkat, akan meningkat. Hal ini bertolak belakang Tabel. 13. Koefisien Determinan Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Jumlah Tempe Model Smodel R R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate 1 ,760 ,577 ,560 ,3732 Tabel. 13. menunjukkan bahwa 1) Perlu adanya teknologi tepat koefisien determinasi sebesar 0,56 atau 56 guna untuk membantu persen pengaruh ukuran tempe, harga produsen tempe. tempe dan kulaitas tempe terhadap 2) Perlu adanya bantuan modal keputusan pembelian jumlah tempe untuk kegiatan memperbesar sebesar 56 persen, sedangkan sisnya skala usaha dalam produksi sebesar 44 persen adalah dipengaruhi tempe. factor lain, misalnya kondisi keuangan, 3) Perlu dibentuk suatu asosiasi substitusi produk tempe dan selera pengrajin tempe dalam rangka konsumen. untuk meningkatkan kualitas tempe. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA 4.1. Kesimpulan Hasil penelitian pembahasan Anonimus. 1992. Undang-undang Republik tersebut di atas, maka dapat diatrik suatu Indonesia No. 12 tahun 1992 kesimpulan sebagai berikut : tentang sistem Budidaya 1) Faktor-faktor yang Tanaman, Jakarta. mempengaruhi keputusan Direktorat Jenderal Pertanian. 1995. dalam pembelian jumlah tempe Statistika Pertanian. dipengaruhi secara sinifikan Departemen Pertanian. oleh factor ukuran tempe, Jakarta. harga tempe dan kualitas Engel, James F, Roger D. Blackwell, dan tempe Paul W. Miniard. 1993. 2) Faktor yang paling dominan Cosumer Behafior sixth ed. terhadap factor yang The Dryden Press pada Bina mempengaruhi keputusan Rupa Aksara. Jakarta. dalam pembelian jumlah tempe Hague P. 1995, Merancang Koesioner. adalah variable kualitas tempe. Terjemahan Pustaka Binaman 4.2. Saran Pressindo. PPm. Jakarta. Hasil kesimpulan tersebut di atas, Hague P And P. Harris. 1995. Sampling maka saran-saran yang perlu and Statistika. Teriemahan. disampaikan adalah sebagai Yogyakarta. berikut : Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011 36
  • 10. Hari Murti Subanar. 1995. Manajemen York.Mintzberg, H. And J.B. Usaha Kecil. BPFE-UGM. Quinn. 1991. The Strategy Yogyakarta. Process, Concepts Contexs, Hax and Majluf 1984. Strategic Manajement Cases, Second Edition, : An Integrative Perspective. PrenticeHall. Englewoods Prentice-hall International 2 th Cliffs. New Jersey. Ed. Engelwoods Cliffs. New Rustiani. F. 1995. Petani dalam Keterkaitan Jersey. Usaha; Pertajaman 1991. The Strategy Concept and Process. Deterensiasi dan Potensi Prenticeliall. Engelwood Clifft. Ketergantungan. Akatiga. New Jersey. Bandung. Kotler Philip. 1994. Marketing Management, Soehadji. 1994. Membangun Pertanian Analysis planning, Tangguh. Orasi Ilmiah implementation, and control. Penganugerahan Doktor Prentice-Hall International ( UK Honoris Causa. Bandung. Ltd. London. Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Kotler Philip. Amstrong and Gary. 1997. Perilaku Konsumen. Edisi Marketing Analysis Pertama. PT. Gramedia Introduction. Fourth Edition. Pustaka. Utama Jakarta. Prentice Hall. New Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4 Oktober 2011 37