3. Asal – Usul dan
Persebaran Nenek
Moyang Bangsa
Indonesia
4. Teori Sarasin bersaudara
Paul dan Fritz Sarasin
menyebutkan bahwa populasi asli Indonesia adalah
ras berkulit gelap serta bertubuh kecil dan keturunan
dari ras asli ini disebut orang Vedda
5.
Koentjaraningrat menyebut orang Vedda memiliki
persamaan dengan penduduk asli Australia
(Aborigin) sehingga menyebutnya sebagai Austro
Melanosoid.
Penamaan Vedda diambil dari salah satu suku yang
terkenal di Srilanka. Termasuk ke dalam ras ini
adalah suku Hieng di Kamboja, Miao-tse dan Yao-jen
di Cina, Senoi di Semenanjung Malaya, Kubu,
Lubu, dan Mamak di Sumatera, serta Toala di
Sulawesi
6. Kedatangan
Nenek Moyang
Bangsa
Indonesia
Gelombang
kedua
Gelombang
Pertama
Proto
Melayu
Deutro
Melayu
1500 SM 500 SM
7.
8. Proto Melayu
Cina
Selatan
(Yunan)
Sulawesi
Taiwan Maluku
Papua
Jalur Kedatangan (Jalan Timur)
Filipina
9. Cina Selatan (Yunan)
Semenanjung Malaysia
Sumatera
Jalur Kedatangan ( Jalan Barat)
Kalimantan Jawa Bali Nusa Tenggara
10. Ciri – Ciri Ras Proto Melayu
Rambut lurus
Kulit kuning kecoklat – coklatan (sawo
matang
Bermata sipit
Bentuk mulut dan hidung sedang
11. Koentjoroningrat menyebutkan kemungkinan
Proto Melayu ini datang dari kepulauan Ryukyu
Jepang, Taiwan, Filipina, Sangir dan masuk ke Sulawesi
Selatan yang dibuktikan dengan adanya Suku Toala
Proto-Melayu. Mereka sudah mengembangkan budaya
berburu dengan busur dan panah
12. Alasan Bangsa Proto Melayu meninggalkan daerah
asalnya :
1. Adanya desakan suku-suku liar yang datangnya dari Asia
Tengah
2. Adanya peperangan antarsuku
3. Adanya bencana alam berupa banjir akibat sering
meluapnya Sungai She Kiang dan sungai-sungai lainnya di
daerah tersebut.
13. Kebudayaan Bangsa Proto Melayu :
1) Termasuk kebudayaan Batu Muda (neolitikum)
2) Hasil kebudayaannya masih terbuat dari batu dan telah
dikerjakan dengan sangat baik
3) Kapak Lonjong
(Indonesia Timur)
4) Kapak Persegi
(Indonesia Barat)
18. Deutro Melayu
Cina
Selatan
Thailand
Malaysia
Sepanjang daerah
Pantai Indonesia
Jalur Kedatangan
19. Memasuki kawasan Indonesia sekitar
500 SM secara bergelombang.
Kebudayaan mereka lebih maju
daripada bangsa Proto-Melayu.
Mereka telah pandai membuat benda
benda logam(perunggu)
20. Kepandaian mereka kemudian berkembang
menjadi pembuat besi.
Kebudayaan mereka juga sering disebut
dengan kebudayaan Dong Son.
Dong Son disesuaikan dengan nama daerah
di sekitar Teluk Tonkin (Vietnam) yang
banyak ditemukan benda benda dari logam.
27. Pada perkembangannya,
Proto-Melayu dan Deutro-
Melayu membaur secara bebas
sehingga sulit dibedakan.
Sebagai taksiran, dapat
disebut suku Gayo dan Alas di
Sumatera bagian utara serta
Toraja di Sulawesi sebagai
representasi Proto-Melayu.
Setelah itu hampir seluruh
suku lain (kecuali Papua)
dimaksukkan ke dalam
kategori Deutro Melayu.
28. Melanesoid
Menurut Daldjoeni
Bangsa Melanesoid sekitar 70% menetap di
Papua, 30% tinggal di beberapa kepulauan di
sekitar Papua dan Papua-Nugini
Bangsa
Melanesoid
berpindah ke
Timur
Papua
Benua
Australia
Paleolitikum Peradaban
29. Asal mula bangsa Melanesia, yaitu Proto
Melanesia yang merupakan penduduk
pribumi di Jawa. Mereka adalah manusia
Wajak yang tersebar ke Timur dan
menduduki Papua.
Kehidupan di Papua:
mereka hidup berkelompok kelompok
kecil di sepanjang muara sungai.
Hidup dengan menangkap ikan di sungai
sungai.
Meramu tumbuh tumbuhan, akar akaran.
Berburu di hutan belukar.
Perkampungan terbuat dari bahan yang
ringan. Rumah hanya berupa kemah atau
tadah angin. Didirikan menempel pada
dinding gua. Kemah hanya digunakan
untuk tempat berlindung dan tidur.
Aktivitas dilakukan di luar kemah
30. KELANJUTAN
Melakukan
percampuran
dengan ras baru
Terdesak oleh
Bangsa Melayu
Keturunan
Melanesoid-
Melayu
Penduduk Nusa
Tenggara Timur
dan Maluku
31. Negrito & Weddid
Mereka telah datang terlebih dahulu sebelum
kedatangan Kelompok Melayu Tua dan
Melayu Muda di Negeri kita
Weddid
artinya Jenis
Wedda
Yaitu bangsa yang terdapat di
Ceylon (Srilanka)
32. Ciri – ciri :
Kepala mesocephal
Letak mata dalam,
sehingga nampak
seperti berang
Kulit cokelat tua
Tinggi rata – rata
155 cm.
34. BAHASA Bahasa Austronesia (Melayu-Polinesia)
Sarasin
Bahasa Aceh, dan
bahasa –bahasa di
pedalaman Sumatra,
Kalimantan dan
Sulawesi
Bahasa Batak,
Melayu standar,
Jawa, dan Bali
Bahasa Malagi di Madagaskar
dan Tagalog di Luzon