Teologi Queer adalah metodologi teologis yang membahas Allah dari perspektif minoritas seksual dan gender, seperti LGBTQ, serta sengaja melanggar norma sosial dan budaya tentang gender dan seksualitas. Teologi ini muncul karena pandangan dominan mengenai heteroseksualitas dalam agama dan masyarakat.
2. 2
• TEOLOGI ALTERNATIF (PAYUNG BARU)
• Queer = aneh adalah istilah payung untuk seksualitas
minor yang bukan heteroseksual, atau heteronormatif
• Queer awalnya adalah ejekan bagi para teolog queer.
Namun, seiring perkembangan waktu, dipakai oleh para
queer dan teolg queer dalam memperjuangkan
kebebasan hak seksualitas manusia
• PERLAWANAN
• Teologi queer muncul karena adanya pandangan
yang dominan mengenai heteroseksual dan
seksualitas dalam masyarakat dan agama.
Apa itu Teologi Queer?
Teologi Pelangi
3. 3
Teologi Queer adalah sebuah metodologi teologis yang
dapat didefinisikan dalam tiga cara:
1) Membincangkan tentang Allah, dalam perspektif
lesbian, gay, biseksual, transgender, queer, dan
interseks (hermaphrodite)
2) Secara sengaja berperilaku transgresif (melanggar
aturan) ketika berbicara tentang Tuhan dalam kaitannya
dengan norma-norma sosial dan budaya tentang gender
dan seksualitas; dan
3) Berbicara tentang Tuhan dengan cara
"mendekonstruksi kategori biner (dualitas) identitas
seksual dan gender (Pria dan Wanita)."
Apa itu Teologi Queer?
Teologi Pelangi
4. 4
Impresario Slides
Queer Movement!
Muncul tahun 1990an oleh sekelompok orang
yang mendukung kebebasan hak
seksualitas manusia (Queer Movement).
Sejak saat itu Teori queer tidak lagi masuk
dalam ranah ilmiah, tetapi juga ranah publik
Michel Foucault
Inspirasi-inspirasi baru mengenai
seksualitas dari Filsuf untuk melawan
otoritas pemerintah (dan agama) terhadap
seksualitas manusia.
Sejarah Munculnya
Teologi Queer Teologi Pelangi
It’s Me
Dukungan Teologi Lain
Pergerakan queer dan teologi queer juga
didukung oleh pergerakan teologi
feminis dan teologi pembebasan.
5. 5
Impresario Slides
Marcella Althaus-Reid
Penulis dan Profesor di bidang Teologi
Kontekstual. Ia mengajar di New
College, Universitas Edinburgh.
Bidang-bidang lain yang digelutinya
adalah Teologi Pembebasan dan
Teologi Feminis
Patrick S. Cheng
Profesor dalam bidang Teologi
Sistematika di Episcopal Divinity
School, Cambridge, Massachusetts. Ia
juga seorang pendeta di Metropolitan
Community Churches
Elizabeth Stuart
profesor teologi Kristen dan direktur
dari Centre for the Study of Sexuality
and Religion di Universitas Winchester,
Inggris. Penulis buku Gay and Lesbian
Theologies: Repetitions with Critical
Difference
Pendukung Teologi Queer
6. 6
Impresario Slides
Sekum PGI, Gomar
Gultom
“Dan mereka yang
berkomitmen untuk
membangun cinta kasih
dengan sesamanya melalui
pernikahan (hetero atau
homo) harus dilayani dan
dilindungi oleh negara melalui
perangkat hukum yang adil
dan tidak diskriminatif,””
Stephen Suleeman
Banyak orang yang
mengatakan, “Kami menerima
orangnya, tetapi tidak bisa
menyetujui dosanya.”
Masalahnya, apakah memang
menjadi LGBTIQ itu sebuah
dosa? Apakah kalau orang
dilahirkan sebagai LGBTIQ
dan tidak bisa mengubah
orientasi seksual dan identitas
dan ekspresi gendernya, maka
ia berdosa? Bukankah
penolakan terhadap LGBTIQ
itu sendiri adalah dosa?
Pdt. Melinda
Siahaan, M. Th
“Konsep teologi queer adalah
berani mendobrak pemikiran
normatif atau stabil dan
pluralisme gender adalah
menghargai keberagaman
gender.”
DukunganTerhadap Teologi Queer
7. 7
Impresario Slides
Sumber Teologi Queer
Teologi queer menjadikan Alkitab menjadi sumber berteologi, tetapi
dengan perspektif yang lain
Alkitab
Salah satu contoh bentuk tradisi adalah keputusan dalam sebuah
konsili.
Tradisi
Alasan adalah pemahaman atau filosofi dari para filsuf tentang Allah. Filosofi
tersebut juga menghubungkan Allah dengan dunia. Menjadi sumber teologi queer
Alasan
pengalaman yang dialami oleh manusia menjadi pendukung bagian
penting pula di dalam teologi queer.
Pengalaman
8. 8
Impresario Slides
“Queer” Memandang Seksualitas
• Michel Foucault:
Menolak heteroseksual sebagai(satu-satunya)hubungan yang sah, baik dalam
agama dan budaya. Ia berpendapat bahwa pemahaman-pemahaman tersebut adalah
pemahaman yang tidak murni dan hanya dibuat oleh penguasa.
• Gayle Rubin, Eve Kosofsky Sedgwick, Judith Butler, dan Jeffrey Weeks.
Para tokoh queer ini menekankan seksualitas manusia yang esensial. Selama ini,
seksualitas manusia tidak murni dan diatur oleh penguasa, baik pemerintah sekuler
maupun agama. Khususnya pada zaman Ratu Victoria di Inggris, seksualitas manusia
sangat diatur dan dikaitkan dengan nilai-nilai agama. Hal ini membuat banyak orang
percaya bahwa itulah asal-usul seksualitas manusia, sehingga melanggengkan
pemahaman yang telah dibuat penguasa tersebut. Salah satu bentuk hasil dari
penguasa adalah pemahaman bahwa pernikahan yang sah adalah pernikahan
heteroseksual.
9. 9
Impresario Slides
“Queer” Memandang Sodom Gomorah
Ngeo Boon Lin:
Kisah Sodom dan Gomora. bercerita
tentang pemerkosaan beramai-ramai
antara lelaki. Jadi yang dikutuk
pemerkosaan beramai-ramai, bukan
homoseksualitas
Stephen Suleeman:
1) Dosa tidak memperlakukan tamu
dengan ramah-tamah.; 2) Itu adalah
pemerkosaan massal dan upaya untuk
melecehkan tamu dng menunjukkan
siapa yang sesungguhnya berkuasa
di kota itu
3) Yud 1:7 “kepuasan tak wajar” (yun,
sarkos=fisik heteras=berbeda)
Malaikat (Kej 19)
Ioanes Rahmat:
dosa ini bukanlah dosa
homoseksualitas, melainkan dosa
memperkosa orang asing yang
bertujuan untuk menghina mereka dan
untuk memperlihatkan kekuatan dan
dominasi para pemerkosa.
10. 10
Hugh William Montefiore (pendukung Teologi Queer)
Dalam makalahnya mempertanyakan Mengapa Yesus hidup selibat?
Montefiore menyarankan perlunya mencari alasan non-religius untuk
menjelaskan selibat Yesus. Pria biasanya tidak menikah karena tiga
alasan:
• Karena Tidak mampu menikah atau tidak ada perempuan yg
dinikahi
• Terpanggil untuk tidak menikah.
• Karena secara alami homoseksual. Sehingga sebanyak apapun
wanita tidak membuat dia tertarik.
(Menurut Montefiore, tidak satu pun dari dua faktor teratas yang
menghalangi Yesus untuk menikah; lalu factor mana?)
• Montefiore menemukan penjelasan bahwa Yesus adalah seorang
homoseksual. Kata dia, hal ini konsisten dengan identifikasi
sebagai orang miskin dan tertindas (homoseksualitas=minor,
terdiskriminasi dan tertindas). Karena itu sepanjang hidupNya
Yesus sering bergaul/bersinggungan dgn orang semacam itu:
Pemungut Cukai dan orang berdosa, pelacur dan penjahat
“Queer” Memandang Yesus
Menguak Selibat Yesus
11. 11
Impresario Slides
Reinterpretasi
Menafsirkan ulang Alkitab (sumber),
yg dianggap tidak sesuai. Alkitab
dianggap sudah tidak relevan lagi
dalam konteks kekinian. (HAM,
Kebebasan, emansipasi dll)
Redefinisi
Mendefinisikan/
mendeskripsikan ulang
makna hubungan dan
pernikahan.
Rekontekstualisasi
Alkitab dan Teologi yang dianggap
sudah using. Karena itu perlu
dikontekstualkan agar bermanfaat.
Sebab setiap zaman punya
pergumulan teologi sendiri
Formula Baru
Terpenting adalah
esensinya: Cinta, Kasih,
relasi, dan Hubungan
dengan Tuhan
Fokus Utama
Teologi Queer
12. 12
Impresario Slides
Prasuposisi
Sebelum berteologi harus memiliki
praanggapan/prasuposisi yang benar
sebagai dasar teologi. Salah satunya
adalah: Menerima Alkitab Sebagai
satu-satunya sumber kebenaran.
Pragmatisme
Teologi hanya ditunggangi untuk
maksud-maksud/ keinginan tertentu.
Teologi hanya dimanfaatkan, dan
bukan sistematika pengajaran yang
mendekatkan pada kebenaran.
Perspektif Tunggal
Segala hal yang ada dalam kitab suci
dilihat dari perspektif tunggal,
perspektif yang memberi ruang pada
“keanehan” atau homoseksualitas.
Rasionalisasi
Seringkali subyektif dalam
menggunakan rasio sebagai alat
ukur. Sebab teologi ini lebih banyak
dibangun oleh asumsi-asumsi yang
berubah jadi opini daripada sebuah
interpretasi yang bertanggungjawab.
Tanggapan Terhadap
Teologi Queer