Buku ini membahas refleksi Henri Nouwen atas kisah-kisah Yesus dalam Injil dengan fokus pada tema-tema seperti kelemahan, kepercayaan kepada Allah, dan kasih karunia Ilahi. Nouwen mengajak pembaca untuk menemukan arti dalam penderitaan melalui iman, serta mengenal diri dan Allah lewat pengalaman pribadi dan penyerahan diri kepada-Nya.
Setiap orang percaya memiliki potensi untuk menularkan iman kepada orang lain melalui gaya kepribadian masing-masing yang dirancang Tuhan. Terdapat berbagai gaya kepribadian yang efektif dalam menyebarkan iman, seperti gaya Petrus yang terus terang, Paulus yang logis, dan Matius yang bersahabat.
[Ringkasan]
Buku ini memberikan panduan praktis tentang pelayanan pribadi dan pemuridan yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Membahas tahap-tahap pelayanan pribadi mulai dari menjangkau, memuridkan, hingga memperlengkapi orang lain. Menekankan pentingnya perhatian pribadi dalam pelayanan karena mampu mendatangkan perubahan berdampak jangka panjang dibanding program semata.
Presentasi tentang pentingnya membaca Alkitab secara penuh. Dipakai untuk launching gerakan membaca Alkitab di lingkungan Kelompok Pelayanan Gloria. Dapat dimodifikasi untuk gerakan membaca Alkitab di gereja, persekutuan, atau lembaga pelayanan Saudara.
Buku ini membahas refleksi Henri Nouwen atas kisah-kisah Yesus dalam Injil dengan fokus pada tema-tema seperti kelemahan, kepercayaan kepada Allah, dan kasih karunia Ilahi. Nouwen mengajak pembaca untuk menemukan arti dalam penderitaan melalui iman, serta mengenal diri dan Allah lewat pengalaman pribadi dan penyerahan diri kepada-Nya.
Setiap orang percaya memiliki potensi untuk menularkan iman kepada orang lain melalui gaya kepribadian masing-masing yang dirancang Tuhan. Terdapat berbagai gaya kepribadian yang efektif dalam menyebarkan iman, seperti gaya Petrus yang terus terang, Paulus yang logis, dan Matius yang bersahabat.
[Ringkasan]
Buku ini memberikan panduan praktis tentang pelayanan pribadi dan pemuridan yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Membahas tahap-tahap pelayanan pribadi mulai dari menjangkau, memuridkan, hingga memperlengkapi orang lain. Menekankan pentingnya perhatian pribadi dalam pelayanan karena mampu mendatangkan perubahan berdampak jangka panjang dibanding program semata.
Presentasi tentang pentingnya membaca Alkitab secara penuh. Dipakai untuk launching gerakan membaca Alkitab di lingkungan Kelompok Pelayanan Gloria. Dapat dimodifikasi untuk gerakan membaca Alkitab di gereja, persekutuan, atau lembaga pelayanan Saudara.
Buku ini menjelaskan sembilan tipe spiritualitas yang berbeda beserta ciri-ciri utamanya. Setiap tipe spiritualitas menunjukkan cara yang berbeda untuk mengembangkan hubungan dengan Tuhan, seperti melalui alam, ritual keagamaan, kontemplasi, atau aktivisme sosial. Penulis mengharapkan pembaca dapat menemukan tipe spiritualitas mana yang paling sesuai dengan diri mereka sendiri sebagai bentuk ekspresi iman yang ototentik.
Dokumen tersebut membahas tentang klaim-klaim Yesus sebagai Tuhan dan pertanyaan "Siapakah Aku ini?" yang diajukan Yesus kepada murid-muridnya. Dokumen tersebut menyajikan beberapa pernyataan Yesus dalam Alkitab yang menyatakan dirinya sebagai Tuhan dan menganalisis klaim-klaim tersebut secara logis.
Buku ini membahas apakah Yesus merupakan satu-satunya jalan menuju Tuhan ataukah ada jalan lain. Meskipun ajaran-ajaran kebaikan dalam agama lain diakui, namun terdapat perbedaan mendasar antara ajaran Kristen dengan agama lain tentang sifat Tuhan dan kebutuhan akan keselamatan melalui Yesus. Pembaca diajak untuk memutuskan pilihannya sendiri mengenai hubungannya dengan Tuhan.
Buku Visioneering membahas proses menemukan, menjalankan, dan mewujudkan visi yang diberikan Tuhan. Visi memberikan tujuan hidup dan memandu pengambilan keputusan. Visi yang sejati berasal dari Tuhan dan berkaitan dengan kepedulian terhadap orang lain. Proses menemukan visi Tuhan melibatkan berdoa dan mempelajari prinsip-prinsip kehidupan Nehemia.
Pengharapan adalah kebutuhan manusia yang selalu berhubungan dengan impian. Pengharapan akan menghasilkan kebahagiaan jika terwujud, tetapi menimbulkan kekecewaan jika tidak. Pengharapan dalam Tuhan tidak pernah mengecewakan karena Yesus Kristus adalah pengharapan bagi janji Allah sebagai perintis, imam besar, dan Tuhan yang memegang janji Allah.
Dokumen tersebut membahas tentang kemampuan berbagai makhluk hidup dan hubungan untuk bertahan hidup tanpa hal-hal penting dalam waktu 1 detik, serta menyimpulkan bahwa pernikahan tidak akan bertahan tanpa adanya pengharapan.
“Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup
yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk
memusnahkan bumi.”
(Kejadian 9:11)
Allah membuat beberapa perjanjian
dengan banyak orang, dengan bangsabangsa
dan dengan seluruh umat
manusia disepanjang sejarah Alkitab.
Perjanjian dalam Kejadian 9: 8-17 adalah
yang paling universal dari semuanya.
Perjanjian itu melibatkan Nuh, anakanaknya,
keturunannya dan “burungburung,
ternak dan semua binatang liar.”
Itu adalah perjanjian sepihak. Allah
menjanjikan sesuatu dan Dia tidak
mengharapkan sesuatu dari kita.
Selain itu, Dia menetapkan satu tanda –
pelangi – yang masih dapat dilihat di
mana saja di Bumi. Itu adalah peringatan
dari perjanjian-Nya.
Yesus memberi kesempatan kedua kepada kita untuk mengalami pertobatan, pengampunan dosa, dan pendamaian, serta menghadirkan pengharapan dan keselamatan abadi. Yesus juga menyingkirkan selubung yang menghalangi kita seperti dosa dan maut, serta menjadikan kita mitra kerja dan menyertai kita dengan Roh Kudus.
Buku ini menjelaskan sembilan tipe spiritualitas yang berbeda beserta ciri-ciri utamanya. Setiap tipe spiritualitas menunjukkan cara yang berbeda untuk mengembangkan hubungan dengan Tuhan, seperti melalui alam, ritual keagamaan, kontemplasi, atau aktivisme sosial. Penulis mengharapkan pembaca dapat menemukan tipe spiritualitas mana yang paling sesuai dengan diri mereka sendiri sebagai bentuk ekspresi iman yang ototentik.
Dokumen tersebut membahas tentang klaim-klaim Yesus sebagai Tuhan dan pertanyaan "Siapakah Aku ini?" yang diajukan Yesus kepada murid-muridnya. Dokumen tersebut menyajikan beberapa pernyataan Yesus dalam Alkitab yang menyatakan dirinya sebagai Tuhan dan menganalisis klaim-klaim tersebut secara logis.
Buku ini membahas apakah Yesus merupakan satu-satunya jalan menuju Tuhan ataukah ada jalan lain. Meskipun ajaran-ajaran kebaikan dalam agama lain diakui, namun terdapat perbedaan mendasar antara ajaran Kristen dengan agama lain tentang sifat Tuhan dan kebutuhan akan keselamatan melalui Yesus. Pembaca diajak untuk memutuskan pilihannya sendiri mengenai hubungannya dengan Tuhan.
Buku Visioneering membahas proses menemukan, menjalankan, dan mewujudkan visi yang diberikan Tuhan. Visi memberikan tujuan hidup dan memandu pengambilan keputusan. Visi yang sejati berasal dari Tuhan dan berkaitan dengan kepedulian terhadap orang lain. Proses menemukan visi Tuhan melibatkan berdoa dan mempelajari prinsip-prinsip kehidupan Nehemia.
Pengharapan adalah kebutuhan manusia yang selalu berhubungan dengan impian. Pengharapan akan menghasilkan kebahagiaan jika terwujud, tetapi menimbulkan kekecewaan jika tidak. Pengharapan dalam Tuhan tidak pernah mengecewakan karena Yesus Kristus adalah pengharapan bagi janji Allah sebagai perintis, imam besar, dan Tuhan yang memegang janji Allah.
Dokumen tersebut membahas tentang kemampuan berbagai makhluk hidup dan hubungan untuk bertahan hidup tanpa hal-hal penting dalam waktu 1 detik, serta menyimpulkan bahwa pernikahan tidak akan bertahan tanpa adanya pengharapan.
“Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup
yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk
memusnahkan bumi.”
(Kejadian 9:11)
Allah membuat beberapa perjanjian
dengan banyak orang, dengan bangsabangsa
dan dengan seluruh umat
manusia disepanjang sejarah Alkitab.
Perjanjian dalam Kejadian 9: 8-17 adalah
yang paling universal dari semuanya.
Perjanjian itu melibatkan Nuh, anakanaknya,
keturunannya dan “burungburung,
ternak dan semua binatang liar.”
Itu adalah perjanjian sepihak. Allah
menjanjikan sesuatu dan Dia tidak
mengharapkan sesuatu dari kita.
Selain itu, Dia menetapkan satu tanda –
pelangi – yang masih dapat dilihat di
mana saja di Bumi. Itu adalah peringatan
dari perjanjian-Nya.
Yesus memberi kesempatan kedua kepada kita untuk mengalami pertobatan, pengampunan dosa, dan pendamaian, serta menghadirkan pengharapan dan keselamatan abadi. Yesus juga menyingkirkan selubung yang menghalangi kita seperti dosa dan maut, serta menjadikan kita mitra kerja dan menyertai kita dengan Roh Kudus.
This document outlines God's plan of salvation throughout history beginning with creation and ending with the final events described in Revelation. It shows God working through prophets and apostles with Israel at the center initially, but then turning to spiritual Israel when physical Israel failed. Two strategies are presented: "Come" which is centripetal gathering people to God, and "Go" which is centrifugal sending people out from God to the nations.
Dokumen ini membahas tentang kemurahan Tuhan berdasarkan ajaran Alkitab. Terdapat dua aspek kemurahan Tuhan, yaitu secara umum atas alam semesta dan makhluk hidup, dan khusus atas umat percaya. Kemurahan Tuhan merupakan salah satu sifat-Nya yang menyatakan kebaikan kepada ciptaan-Nya. Umat dipanggil untuk bersyukur dan bersekutu dengan Tuhan atas anugerah kemurahan-Nya.
Pemerintah mengumumkan rencana untuk membangun pusat perbelanjaan baru di pusat kota untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Rencana ini mendapat dukungan dari kalangan bisnis tetapi ditentang oleh kelompok lingkungan karena khawatir akan mengganggu ekosistem setempat. Perdebatan masih berlanjut mengenai dampak sosial ekonomi dan lingkungan dari rencana pembangunan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang cinta sejati dan siapa cinta sejati seseorang. Cinta sejati dijelaskan sebagai ikatan yang tidak mudah putus di mana seseorang mencintai pasangannya tanpa syarat dan selalu fokus pada kebahagiaan pasangannya. Dokumen tersebut juga menyatakan bahwa Yesus adalah cinta sejati karena Dia selalu menyayangi umatNya dengan setia dan rela mengorbankan diri.
Khotbah Rohani Gereja yang Benar (Umat yang sisa di akhir Zaman)David Syahputra
Dokumen tersebut membahas tentang umat yang sisa (Gereja TUHAN) yaitu kelompok umat yang dipanggil untuk memelihara hukum-hukum Allah dan beriman kepada Yesus Kristus. Mereka memiliki misi untuk mengumumkan hari penghakiman telah tiba dan keselamatan hanya dalam Kristus. Umat ini akan menerima tanda huruf T di dahi mereka sebagai gambaran umat terakhir yang akan diselamatkan.
Ada beberapa alasan mengapa Alkitab dapat dipercayai sebagai Firman Allah, yaitu: (1) Alkitab bersifat ilahi dan diilhami Allah, (2) memiliki keotentikan dan kejelasan, (3) bebas dari kesalahan, (4) memiliki keharmonisan meskipun ditulis oleh berbagai penulis, dan (5) tetap relevan hingga kini meskipun berusia ratusan tahun. Alkitab dapat dipercayai karena didukung
Umat diajak untuk selalu bersyukur atas rahmat iman Katolik dan terus membangun sikap tobat serta kekudusan hati selama masa Adven.
Umat diajak untuk menjadi orang beriman Katolik yang cerdas dengan memiliki pemahaman yang benar tentang ajaran iman dan mampu mempertanggungjawabkannya.
Umat diajak untuk terus belajar tentang iman Katolik agar mampu menjaw
Paper Peran Roh Kudus di dalam Gereja dan Buah RohALDOMARADONA
Dokumen tersebut membahas peran Roh Kudus dalam gereja dan buah Roh. Secara garis besar dibahas tentang pengertian Roh Kudus dan buah Roh, peran Roh Kudus bagi orang percaya seperti membawa kebenaran dan memberi kuasa, serta peran Roh Kudus bagi gereja seperti membangun jemaat dan pertumbuhan gereja.
Dokumen tersebut membahas tentang merefleksikan hidup beriman yang tangguh dan misioner sebagai orang Katolik. Unsur-unsur beriman yang tangguh adalah memiliki kesetiaan, kemantapan, dan mampu menghadapi godaan. Iman yang tangguh didasarkan pada Kristus sebagai keyakinan, jalan hidup dan jalan keselamatan. Umat diajak menjadi garam dan terang bagi masyarakat dengan membuat "rasa" dan "terang" yang berguna
Makalah ini membahas respon umat Kristen masa kini terhadap karya Roh Kudus dalam penginjilan dan mujizat. Pembahasan meliputi pengertian Roh Kudus, peran dan pekerjaannya, pengertian penginjilan dan mujizat, serta pandangan umat Kristen terhadap karya Roh Kudus. Tujuannya adalah menyadarkan respon umat Kristen agar lebih serius menanggapi karya Roh Kudus dalam hidup mereka.
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang iman sejati menurut perspektif Kristen. Iman didefinisikan sebagai keyakinan penuh akan janji-janji Allah yang terwujud melalui Yesus Kristus. Dijelaskan bahwa iman dapat goyah akibat pengaruh duniawi, namun iman yang kuat dapat melewati segala keterbatasan manusia. Yesus mengajarkan betapa kuatnya iman yang sebesar biji sesawi dapat memindahkan gun
PERTEMUAN KELOMPOK KECIL
Persekutuan
Pengajaran
Pelayanan
Penyembahan
Kehidupan KELOMPOK KECIL
Kerohanian
Hubungan
Keterbukaan
Pelayanan
RELASI KELOMPOK KECIL
6 Gaya Kepribadian Menular
[Ringkasan]
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Yesus menjawab pertanyaan Filipus tentang bagaimana melihat Allah dengan mengatakan bahwa mereka akan melihat Yesus, dan dengan melihat Yesus berarti mereka juga akan melihat Allah.
2. Baptisan berarti mengikuti Yesus dalam penderitaan dan kematian-Nya, tetapi juga dalam kebangkitan-Nya. Tanpa kebangkitan Yesus, maka baptisan tidak berarti apa-apa
1. Tulisan ini membahas bagaimana orang Kristen dapat bertahan dalam menghadapi penderitaan. Roh Kudus akan membantu orang percaya untuk tumbuh dalam kesabaran dan kekuatan iman melalui penderitaan.
2. Penderitaan adalah ujian yang digunakan Allah untuk membersihkan dan memperbaiki karakter seseorang agar menjadi lebih dekat dengan-Nya. Dalam kesulitan, orang percaya harus bergantung pada Allah dan yakin bahwa
Dokumen ini berisi dialog antara seorang profesor ateis dengan mahasiswa percaya tentang keberadaan Tuhan. Profesor mengajukan beberapa pertanyaan untuk menguji kepercayaan mahasiswa, seperti mengapa Tuhan membiarkan kejahatan dan penderitaan terjadi jika Dia mahabisa dan baik. Mahasiswa kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan profesor yang menggunakan logika ilmiah.
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip dasar kepemimpinan yang meliputi definisi kepemimpinan, pengertian pemimpin, tugas dan peran pemimpin, serta prinsip-prinsip dasar kepemimpinan seperti belajar seumur hidup, berorientasi pada pelayanan, membawa energi positif, dan latihan mengembangkan diri."
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antara spiritualitas dan kepemimpinan. Spiritualitas membantu membangun karakter seorang pemimpi, termasuk pola kepemimpinannya. Kepemimpinan berbasis spiritualitas tidak hanya mengenai kecerdasan dan ketrampilan, tetapi juga menjunjung nilai-nilai seperti kebenaran, integritas, dan belas kasih. Spiritualitas penting untuk mencapai otoritas moral bahkan dalam situasi sulit.
Tujuh tanda kepemimpinan transformasional adalah:
1. Meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai luhur
2. Meningkatkan kebutuhan akan prestasi dan aktualisasi diri
3. Mendorong kematangan moral yang tinggi
4. Menggerakkan pengikut untuk kepentingan yang lebih besar
5. Membawa perubahan mendasar secara fisik dan ide
6. Memiliki pengaruh yang berkelanjutan
7. Mengambil pendekatan
Dokumen tersebut memberikan nasihat-nasihat kepada orang Kristen untuk menjadi terang di tengah kegelapan dunia dengan cara menjalankan fungsi sebagai pelita yang memancarkan cahaya kasih, kebaikan, dan teladan kehidupan yang sesuai dengan ajaran Kristus. Orang Kristen disarankan untuk rela berkorban demi memberi terang kepada orang lain dan menjadi contoh teladan bagi sesama.
Tiga kalimat ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut berisi kumpulan cerita pendek dan renungan yang bertema keagamaan yang mencakup topik seperti iman, persahabatan, kasih karunia Tuhan, dan transformasi spiritual.
Mother Teresa was a Roman Catholic nun and missionary who spent her life serving the poor in India. She founded the Missionaries of Charity, which operates charitable institutions worldwide. The document contains quotes from Mother Teresa about love, service, faith, and living life to the fullest. It discusses her background growing up in Macedonia and moving to Albania as a child. The bulk of the document presents inspirational quotes from Mother Teresa on topics like love, faith, service, and living life to the best of one's abilities.
Dokumen ini membahas tentang pembangkangan terhadap Tuhan, baik secara sadar maupun tidak sadar. Kita sering menolak perintah Tuhan dengan berbagai alasan padahal Tuhan telah memberikan segala karunia-Nya untuk kebaikan kita. Tuhan kecewa melihat perilaku umat-Nya yang terus membangkang. Kita diseru untuk memilih kehidupan dengan mengasihi dan taat kepada Tuhan.
3. i | P a g e
Table of Contents
PENDAHULUAN........................................................................................................ iii
Anda termasuk Jerami, Rumput dan Kayu atau Batu Permata, Emas dan Perak?... 1
Apakah Anda mengumpulkan bersama dengan Yesus?....................................... 1
Penggunaan kata 'Mengumpulkan' dan 'Mencerai-beraikan'.............................. 2
Paulus mengajarkan hal yang sama...................................................................... 3
Pekerja Allah akan membangun atau menghancurkan jemaat............................ 4
Meskipun pekerjaan Anda terbakar habis, Anda akan diselamatkan .................. 5
Acuan dari 1 Korintus 3:10-17: membangun Gereja, bukannya keselamatan
individual .............................................................................................................. 5
Pekerjaan apakah yang harus dilakukan?............................................................. 7
Siapa yang membangun Jemaat Allah? ................................................................ 9
Apakah 'pekerjaan' setiap orang yang akan diuji oleh api itu? .......................... 12
Apa makna dari jenis bahan baku yang dipakai di atas dasar itu?..................... 13
Jerami: gambaran tentang seseorang atau sekelompok umat ...................... 13
Rumput kering: gambaran tentang manusia sebagai manusia alamiah ........ 14
Kayu (pohon): kembali, gambaran manusia secara umum ............................ 15
Batu permata: gambaran orang Kristen......................................................... 16
Emas dan perak: orang-orang yang saleh, mulia dan benar .......................... 16
Bahan baku selalu mengacu pada orang-orang ................................................. 17
Dengan iman jerami, rumput dan kayu berubah menjadi emas, perak dan batu
permata .............................................................................................................. 18
'Hari Tuhan' adalah hari Penghakiman dari Allah............................................... 21
Apakah hanya orang non-Kristen yang akan dihakimi oleh Tuhan? .................. 22
Apakah yang dibakar?......................................................................................... 22
Apakah orang Kristen tidak akan dihakimi? ....................................................... 23
Pekerja-pekerja Allah tidak mau bekerja sia-sia................................................. 24
Rangkuman......................................................................................................... 26
4. ii | P a g e
Mengapa Gereja tidak memiliki kuasa?..................................................................28
Apa artinya Memindahkan Gunung? ......................................................................47
Apa artinya menjadi Anak Allah? ............................................................................59
Apa itu Tanda Nabi Yunus? .....................................................................................79
Apa yang diajarkan Kitab Suci tentang Malaikat?...................................................93
Apa yang harusnya menjadi watak seorang Kristen? ...........................................119
Apakah Anda Layak? .............................................................................................139
Apakah Anda Percaya?..........................................................................................152
Apakah Anda termasuk burung Elang atau burung Nazar? ..................................174
Apakah hubungannya salib kita dengan Salib Kristus?.........................................197
Bagaimana menjadi anak-anak Terang.................................................................219
Berpalinglah dan Menjadi Seperti Anak Kecil .......................................................235
Bintang yang ajaib.................................................................................................259
Celakalah Orang yang Membuat Orang Lain Tersandung.....................................282
Dosa yang Tidak Dapat Diampuni .........................................................................309
Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan .............336
Hal menerima upah...............................................................................................362
Iblis dan Mahkamah Surgawi ................................................................................381
Iblis telah menuntut untuk menampi kamu"........................................................403
Iman membutuhkan Keberanian ..........................................................................423
Iman Perwira Romawi...........................................................................................443
Iman Perempuan Sirofenisia.................................................................................464
Iman, kebalikan dari Ketakutan.............................................................................496
PENUTUP...............................................................................................................512
5. iii | P a g e
PENDAHULUAN
Visi dan Misi Cahaya Pengharapan Ministries:
Membangun tubuh Kristus, sampai kita semua
mencapai kesatuan iman dan pengetahuan
yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan
penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai
dengan kepenuhan Kristus
- Efesus 4:13
Siapakah Cahaya Pengharapan Ministries?
Cahaya Pengharapan Ministries adalah yayasan Kristen yang:
- Berorientasi menyediakan pelatihan-pelatihan pemuridan bagi anak-anak
Tuhan dan hamba-hamba Tuhan yang ingin mengalami dengan sepenuhnya
panggilan Tuhan untuk menjadi murid-Nya.
- Memberitakan Kabar Baik melalui media massa seperti radio, internet,
buku-buku dan majalah-majalah terbitan CPM.
- Bersifat non-profit dan sama sekali tidak melibatkan diri dalam kegiatan
politik.
- Bekerjasama dengan gereja, persekutuan Kristen dan lembaga lainnya
untuk meningkatkan kualitas kerohanian anak-anak Tuhan.
Bible Study (P.A) dan Tempat Pertemuan
Bagi anak-anak Tuhan yang ingin mengenal firman Tuhan dengan lebih dalam dan
praktis, kami mengadakan kelompok P.A. BERDIALOG di pelbagai kota di mana
kami mempunyai perwakilan. Bagi yang berminat silahkan menghubungi kami untuk
informasi lebih lanjut.
Bagi yang berminat silahkan menghubungi kami
di cpm@cahayapengharapan.org atau 0813-8285-1058 untuk informasi lebih
lanjut.
6. iv | P a g e
Buletin Gratis!
Saudara yang ingin mendapatkan buletin
terbitan Cahaya Pengharapan Ministries secara
gratis, dipersilakan menghubungi kami dengan
menyertakan nama dan alamat surat-menyurat
yang lengkap.
Buletin yang berisi khotbah, kesaksian hidup dan
artikel yang dirancang demi pembangunan umat
Kristen. Jangan dilewatkan!
[Dapatkan Buletin Gratis di sini!]
http://www.cahayapengharapan.org
Tuhan Yesus memberkati.
BMF collections - 2015
7.
8.
9. 1 | B I B L E S U R V E Y
Anda termasuk Jerami, Rumput dan Kayu atau Batu
Permata, Emas dan Perak?
"Siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."
Matius 12:30b / 1 Korintus 3:10-17
Khotbah oleh Pastor Eric Chang
Apakah Anda mengumpulkan bersama dengan Yesus?
Yesus berkata, "Siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-
beraikan." Kalimat inilah yang perlu kita teliti hari ini. Apa yang Yesus
maksudkan dengan kalimat tersebut?
Saat kita berkata bahwa hati kita terbuka kepada Allah, apakah bukti
dari keterbukaan itu? Sangatlah mudah untuk berkata, "O Ya! Hatiku
terbuka buat Allah." Namun apakah bukti dari keterbukaan itu?
Buktinya tidak bisa dilihat dari ucapan atau pengakuan iman saja,
namun harus bisa terlihat dari fakta bahwa kita aktif bagi Allah; inilah
hal yang saya ingin agar Anda perhatikan.
Yesus berkata, "Siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-
beraikan." Jika disampaikan lewat cara lain, Yesus sebenarnya sedang
berkata, "Siapa tidak bekerja bersama Aku, ia bekerja melawan Aku."
Di sini tidak ada tempat netral. Mengumpulkan atau mencerai-beraikan
adalah suatu pekerjaan, hal ini merupakan suatu perbuatan, dan Yesus
sedang menyatakan, "Aku tidak sekadar mengamati pengakuanmu
saja. Kamu berkata bahwa kamu percaya ini dan itu, bukti pengakuan
itu akan terlihat di dalam hidupmu dengan melihat apakah kamu
bekerja bersama aku atau kamu bekerja melawan aku."
Ini adalah hal yang penting untuk dipahami karena di zaman sekarang
ini, Anda biasanya akan diberitahu bahwa Anda diselamatkan cukup
dengan percaya; tidak diperlukan adanya suatu tindakan dari Anda.
10. 2 | B I B L E S U R V E Y
Anda tinggal membuat pengakuan iman dengan bibir Anda, dan Anda
selamat! Urusannya selesai sampai di situ saja.
Apakah itu yang Yesus ajarkan? Itu adalah pertanyaan yang penting.
Dia adalah Juruselamat kita. Biarlah Yesus saja yang menjawab
pertanyaan ini. Yesus berkata, "Siapa tidak mengumpulkan bersama
Aku" ('ia', siapa pun ia itu) "adalah orang yang mencerai-beraikan."
Sangatlah jelas bahwa mencerai-beraikan adalah lawan dari
mengumpulkan. Jadi, jika Anda tidak mengumpulkan bersama Yesus
atau bekerja bersama dia, berarti Anda mencerai-beraikan. Yesus
melihat pada kehidupan orang itu, dan bukan pada pengakuan di
mulutnya.
Apakah kepercayaan Anda kepada Yesus diwujudkan dalam tindakan
mengumpulkan? Kita perlu menelaah hal ini.
Penggunaan kata 'Mengumpulkan' dan 'Mencerai-beraikan'
(1) Berkaitan dengan domba
Pertama-tama, mari kita masuk ke dalam pemahaman makna kata
'mengumpulkan' serta 'mencerai-beraikan' ini di dalam bahasa
sumbernya. Kata 'mengumpulkan' dan 'mencerai-beraikan' ini di dalam
bahasa Yunaninya mengacu kepada domba, yaitu tindakan
mengumpulkan atau justru mencerai-beraikan domba-domba. Sebagai
contoh, kata 'mencerai-beraikan' ini dipakai di Yohanes 10:12 di mana
serigala datang dan mencerai-beraikan kawanan domba itu. Anda
hanya bisa menjadi gembala atau serigala, itulah pilihannya. Tak ada
tempat di tengah-tengah keduanya.
(2) Berkaitan dengan tuaian
Namun kata-kata tersebut di dalam bahasa Yunaninya juga bisa dipakai
dalam acuan terhadap hasil panen, dan saya pikir Yesus secara sengaja
memperluas cakupan maknanya. Yesus berkata, "Barangsiapa tidak
mengumpulkan tuaian bersama Aku, ia mencerai-beraikan atau ia
merusak tuaian." Dinyatakan lewat cara yang mana pun, maknanya
sama saja. Semua itu mengacu pada tindakan membawa orang-orang
pada keselamatan atau justru menjauhkan mereka dari keselamatan.
11. 3 | B I B L E S U R V E Y
Di dalam kehidupan sehari-hari, seorang Kristen sebenarnya sedang
mengumpulkan orang-orang kepada Allah, seperti seorang gembala
atau, dia justru mencerai-beraikan mereka seperti serigala
Para ahli kitab Yahudi punya pepatah yang menyatakan bahwa dosa
yang tak terampuni adalah dosa mencemari, yaitu mempermalukan
nama Allah, karena hal itu akan menjauhkan orang-orang dari Allah
dan akibatnya, menjauhkan mereka dari keselamatan. Melakukan jenis
dosa semacam itu berarti Anda tidak sekadar melakukan dosa yang
merugikan diri Anda sendiri, dosa yang Anda lakukan itu juga membuat
orang lain jatuh. Jika Anda mengaku sebagai Kristen tapi perilaku Anda
sangat memalukan, maka Anda akan menjauhkan orang-orang dari
Allah atau Anda sedang mencerai-beraikan. Anda sedang melakukan
pekerjaan serigala, bukanya pekerjaan gembala.
Kita berkata, "Anda cuma perlu percaya saja untuk bisa diselamatkan."
Pemahaman keselamatan dari Yesus jauh lebih mendalam. Yesus
berkata, "Siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-
beraikan." Makna kalimat itu adalah bahwa semua yang Anda kerjakan
setiap hari akan berdampak pada membawa orang-orang kepada Allah
atau mendorong mereka semakin jauh.
Pikirkan saja, satu kata tidak ramah yang Anda ucapkan pada
seseorang, satu tindakan yang gegabah, kerusakan macam apakah
yang bisa ditimbulkannya terhadap orang itu? Tindakan ini mungkin
akan mendorongnya pergi menjauh. Mencerai-beraikan orang.
Tindakan ini tidak mengumpulkan. Sebaliknya, bukankah segala
perbuatan berdasarkan kasih, setiap kebaikan yang datang dari iman
akan membawa seseorang lebih dekat kepada Tuhan?
Paulus mengajarkan hal yang sama
Rasul Paulus mengajarkan hal yang sama 1 Korintus 3:10-17.
Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku
sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar,
dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang
harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.
Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari
pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Entahkah orang
membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu,
12. 4 | B I B L E S U R V E Y
rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing
orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia
akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing
orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang
tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan
menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti
dari dalam api. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan
bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang
membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab
bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.
Para hamba Allah melakukan pekerjaan mengumpulkan atau mencerai-
beraikan di ladang Tuhan atau 'bangunan' milik Allah yaitu gereja.
Dikatakan bahwa kita ini adalah bait Allah, Roh Kudus dari Allah
berdiam di dalam diri kita. Dapatkah Anda melihat hubungan ayat ini
dengan yang kita bahas di Matius 12.30. Kita telah melihat bahwa kita
akan menjadi orang yang mengumpulkan bersama Kristus atau
mencerai-beraikan. Kita telah melihat bahwa kedua istilah tersebut bisa
mengacu pada tuaian, dan di 1 Korintus 3:9 dikatakan, Karena kami
adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan
Allah. Anda adalah ladang Allah dan para pekerja Allah bekerja di
ladang itu untuk mengumpulkan tuaian. Akan tetapi jika Anda memiliki
pekerja yang tidak setia atau yang jahat, dia bisa merusak hasil panen,
bukannya mengumpulkan hasil panen, dia malah menghambur-
hamburkannya.
Pekerja Allah akan membangun atau menghancurkan jemaat
Atau, dengan gambaran lain, kata Paulus, kita bisa berbicara tentang
membangun atau menghancurkan, satu lagi gambaran tentang
mengumpulkan atau mencerai-beraikan. Jadi, dari 1 Korintus 3:10-15
dia berbicara tentang hal membangun dan di ayat 17, dia berbicara
tentang hal menghancurkan atau membinasakan, Jika ada orang yang
membinasakan (sama artinya dengan jika ada yang mencerai-
beraikan) bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia, karena bait
Allah itu kudus dan Dia telah membelinya dengan harga yang mahal,
yaitu dengan darah Anak-Nya. Demikianlah, segala yang kita kerjakan
akan memiliki dampak: entah kita akan membangun atau
membinasakan. Itulah poinnya.
13. 5 | B I B L E S U R V E Y
Perhatikan hubungan antara perikop ini dengan yang di Matius: 'hari
Tuhan' di ayat 13, juga ada di Matius 12:36 yaitu hari Penghakiman.
Dan di ayat 16 dan 17, disebutkan bahwa kita adalah bait dari Roh
Kudus Allah, Roh Allah tinggal di dalam diri kita. Setelah Yesus
berbicara tentang hal mengumpulkan bersama dia atau mencerai-
beraikan, yaitu di Matius 12:20, Yesus melanjutkan di ayat 31 dengan
berbicara tentang hujat terhadap Roh Kudus dan bahayanya membuat
duka atau memadamkan Roh. Jadi, kita bisa melihat betapa jelasnya
jalur-jalur hubungan tersebut, yaitu antara yang di 1 Korintus dengan
yang di Matius 12. Kita juga dapat melihat bahwa perikop di 1 Korintus
3 ini adalah uraian Paulus tentang pengajaran Yesus di Matius 12.
Meskipun pekerjaan Anda terbakar habis, Anda akan
diselamatkan
Selanjutnya, mari kita lihat 1 Korintus 3:10-17. Apakah hal yang mau
disampaikan oleh perikop ini kepada kita? Berdasarkan ayat ini banyak
orang yang berkata, "Sekali pun hasil pekerjaan Anda terbakar, Anda
tetap diselamatkan." Sekalipun Anda tidak punya hasil pekerjaan, atau
jika hasil pekerjaan Anda sedemikian buruknya sehingga hanya layak
untuk dibakar, selama Anda masih punya iman, Anda akan tetap
diselamatkan. Inilah jenis penyalahgunaan yang tentunya sudah biasa
Anda dengar.
Apakah ini yang dimaksudkan oleh Alkitab? Coba perhatikan serta
renungkan baik-baik ayat-ayat tersebut. Saya akan menyajikan fakta-
fakta yang ada dan Anda tinggal mengambil keputusan saja. Saya akan
memberikan banyak referensi karena saya ingin agar Anda melihat apa
yang dikatakan oleh Firman Allah.
Acuan dari 1 Korintus 3:10-17: membangun Gereja,
bukannya keselamatan individual
Mari kita teliti perikop ini. Apakah ayat-ayat ini berkenaan dengan
keselamatan individual, yaitu dengan apa yang saya kerjakan di dalam
kehidupan pribadi saya? Perhatikan baik-baik dan Anda akan bisa
melihat bahwa perikop ini berkenaan dengan Gereja Allah. Seluruh
perikop ini berkenaan dengan Jemaat. Perikop ini tidak mengacu pada
kehidupan pribadi perorangan.
14. 6 | B I B L E S U R V E Y
Pertama-tama, kita sudah melihat di ayat 9, Paulus berbicara
tentang: kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah, kata 'kamu' ini
dalam bentuk jamak, yaitu bahwa kata 'kamu' ini mengacu kepada
Jemaat. Segenap isi ayat-ayat ini berkenaan dengan hal pembangunan
Jemaat dan tidak ada kaitannya dengan keselamatan individual.
1. Pembangunan Jemaat Korintus
Paulus sendiri yang pergi menginjil ke Korintus. Dia berbicara kepada
Jemaat di Korintus ini, dan ia berkata, "Aku yang meletakkan dasar
bagi jemaat ini, aku yang membangun jemaat di Korintus ini.
Kemudian datanglah Apolos, hamba Allah yang lain, yang membangun
di atas landasan yang telah kuletakkan." Atau, dengan gambaran yang
lain, dia menggunakan gambaran di bidang pertanian di ayat 6, Aku
menanam, Apolos menyiram. Di ayat 8, dia berkata, "Hal itu bukan
berarti bahwa aku ini lebih baik daripada Apolos. Yang menanam dan
yang menyiram adalah sama. Kami semua melakukan pekerjaan Allah,
akan tetapi kami melakukannya secara berbeda-beda."
Jadi, yang dia bicarakan adalah hal pembangunan Jemaat di Korintus,
dan selanjutnya, tentu saja, prinsip ini berlaku juga di dalam
pembangunan jemaat-jemaat yang lain. Paulus menanam benihnya,
orang lain yang menyiram; dia yang meletakkan dasar dan orang lain,
misalnya Apolos, membangun di atas dasar tersebut. Tentunya poin ini
menjadi jelas bagi kita sekarang.
2. Yesus adalah dasar bangunan Jemaat
Kedua, kita melihat adanya kata 'dasar' di ayat 10. Jika kita
bandingkan dengan Efesus 2:20, kita bisa lihat bahwa kata yang sama
digunakan dalam kaitannya dengan Jemaat. Yesus adalah dasar atau
landasan Gereja. Dia tidak sedang berbicara tentang kehidupan pribadi.
Dia berkata bahwa Yesus adalah dasar dari Gereja, dan para rasul serta
nabi-nabi adalah lapisan kedua dari dasar ini. Dengan demikian, sekali
lagi - sebagaimana yang ditunjukkan ayat yang paralel di Efesus 2:20 -
yang dia bicarakan adalah hal pembangunan Jemaat.
3. Orang-orang Kristen secara keseluruhan, adalah satu Gereja
(Bait) Allah
15. 7 | B I B L E S U R V E Y
Ketiga, untuk bisa memahami bahwa perikop ini berkaitan dengan
Gereja, kita lihat bahwa di ayat 17 disebutkan tentang 'Bait Allah.' Kata
bait Allah ini memakai bentuk tunggal. Ia tidak berkata, "Kalian adalah
bait-bait Allah," yang akan memberi arti bahwa setiap orang Kristen
adalah semacam kuil, yakni kuil-kuil yang berkeliaran kesana-kemari.
Namun dia berkata, "Kamu semua, adalah satu bait Allah." Kata 'bait'
menggunakan bentuk tunggal tetapi kata 'kamu' menggunakan bentuk
jamak; 'kamu' semua menjadi satu bait Allah. Demikianlah, tidak
hanya di 1 Korintus 3 tetapi juga di 1 Korintus 6, serta di 1 Petrus pasal
2, kita menemukan bahwa Bait Allah merupakan gambaran dari
Jemaat.
Selanjutnya, ia melanjutkan dengan berkata, "Jika ada orang yang
membinasakan bait Allah (menghancurkan atau merusak Jemaat
Allah), maka Allah akan membinasakannya." Dia tidak sedang berkata
tentang seseorang yang sedang membinasakan dirinya sendiri, karena
jika Anda sedang membinasakan diri Anda sendiri, maka Anda tidak
membutuhkan Allah untuk membinasakan Anda lebih lanjut, sebab
Anda sudah binasa. Akan tetapi jika ada orang yang membinasakan
Jemaat Allah, maka Allah akan membinasakannya. Segenap ayat-ayat
itu berbicara tentang pembangunan Gereja, kita tidak boleh
mempersempit maknanya ke arah individual.
Pekerjaan apakah yang harus dilakukan?
Membangun Jemaat Allah
Jika kita sudah mengerti bahwa ayat-ayat ini berkenaan dengan Gereja
Allah, maka kita perlu mengajukan satu pertanyaan, Lalu pekerjaan
apakah yang sedang dilakukan itu? Pekerjaan apakah yang sedang
dipersoalkan di sana? Tentunya pekerjaan itu adalah pekerjaan
membangun Jemaat Allah. Anda bisa lihat lagi kesejajarannya dengan
Matius 12:30, yang mengumpulkan bersama Aku, berarti
mengumpulkan umat Allah atau Jemaat. Yang mencerai-beraikan,
berarti mencerai-beraikan umat Allah, domba-domba Allah, kawanan
Allah atau tuaian Allah, terserah gambaran mana yang Anda pilih -
semuanya berkenaan dengan Gereja.
Jadi Paulus sebenarnya sedang menyatakan hal yang tepat sama
dengan Yesus: ia sedang menguraikan ajaran Yesus. Dan apakah
pekerjaan yang dimaksudkan di ayat itu? Jika yang dipersoalkan adalah
16. 8 | B I B L E S U R V E Y
Gereja, maka tentu saja yang menjadi pekerjaannya adalah pekerjaan
membangun Jemaat. Hal yang sangat jelas sekali.
'Membangun (= to edify)' atau 'Pembangunan (= edification)'
Membangun Jemaat Allah adalah ungkapan kegemaran Paulus; dia
sangat menyukai istilah ini. Dia selalu memikirkan tentang hal
membangun Jemaat Allah ini. Dan ada kata 'to edify ( membangun)'
atau 'edification ( pembangunan)' yang merupakan kata-kata yang
lazim muncul dalam tulisan Paulus. Kata ini muncul dalam bentuk kata
kerja sebanyak 9 kali serta dalam bentuk kata benda sebanyak 15 kali
di dalam tulisan-tulisan Paulus. Di dalam surat-surat rasul Paulus kita
menemukan istilah ini muncul sebanyak 24 kali secara keseluruhan,
dan setiap kemunculannya selalu berkaitan dengan hal pembangunan
Jemaat. Jika Anda perhatikan surat-surat Paulus, Anda akan lihat
bahwa pembangunan Jemaat menyita segenap perhatian Paulus.
Sangat besar kasih dan hasrat Paulus untuk membangun Jemaat.
Kata 'edifies' berarti membangun. Di dalam bahasa Yunani, kata
'bangunan' sebagaimana yang Anda lihat di dalam 1 Korintus
3:9, bangunan Allah, menggunakan kata dasar yang sama dengan
kata yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris 'to
edify (membangun)'. Dan lagi, di Efesus 2:21 (di ayat 20 kita melihat
hal tentang dasar),Di dalam Dia (Kristus) tumbuh seluruh bangunan,
di sini digunakan kata 'bangunan' yang sama dengan yang di dalam 1
Kor 3:9. (Paulus mengatakan bahwa ada saling keterikatan, kesatuan
dan struktur Gereja berada di dalam Kristus). Dan sekalipun RSV
menerjemahkan kata 'bangunan (building)' dengan kata 'structure',
sebenarnya kata Yunani yang digunakan ini sama, yaitu kata yang
sama dalam bentuk dasarnya dengan kata yang diterjemahkan sebagai
'to edify (membangun)' dalam bahasa Inggris. Jadi, di semua bagian
itu, kita melihat bahwa perhatian Paulus tertuju pada pembangunan
Jemaat. Pekerjaan yang sedang dipermasalahkan adalah pekerjaan
membangun Jemaat. Dan kita mendapati lebih jauh lagi bahwa kata ini
diterjemahkan dengan kata 'edify (= membangun)' di 1 Korintus 14:4,
5, 12, Efesus 4:12, 16, dan sebagainya. Jadi pekerjaan itu adalah
pekerjaan membangun Jemaat Allah.
17. 9 | B I B L E S U R V E Y
Siapa yang membangun Jemaat Allah?
Pekerja Kristen dan semua orang Kristen sejati terlibat dalam
pembangunan Jemaat Allah
Jika kita sudah mengukuhkan poin ini, kita akan maju ke poin yang
berikutnya, dan pertanyaan yang kita ajukan adalah, "Siapa yang
membangun Gereja Allah?"
Di ayat, "Jika pekerjaannya terbakar habis, ia rugi tetapi ia sendiri
diselamatkan," Siapakah yang diselamatkan di sini?
Siapakah yang membangun Gereja Allah? Tentu saja, yang berada di
garis pertama adalah para hamba Allah, hal ini terlihat di 1 Korintus
3:9, 'Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang
Allah, bangunan Allah'.
Di sini terlihat 'kami' dan 'kamu', lalu siapakah 'kami' itu? Yang
termasuk 'kami' ini adalah rasul Paulus, Apolos, dan juga Kefas yaitu
rasul Petrus. Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah
ladang Allah, bangunan Allah. Kami membangun kamu, bukankah itu
maksudnya?
Lalu mengapa perikop ini sulit untuk dipahami? Paulus berkata, 'kami
membangun kamu' dan kamu adalah Gereja, kami adalah kawan
sekerja Allah yang sedang membangun Gereja. Atau, jika Anda
mengganti gambarannya, kamu adalah ladang Allah dan kami adalah
para pekerjanya (yang satu menanam dan yang lain menyiram) yang
bekerja di ladang itu. Atau, jika kita kembali ke gambaran semula,
kami adalah para pembangun yang sedang membangun Jemaat Allah.
Jadi jelaslah: jika pekerjaannya terbakar, pekerjanya tetaplah selamat.
Bangunannya terbakar habis, akan tetapi pekerjanya tetap hidup.
Petrus, Apolos, Paulus, akan tetapi selamat. Para pekerja Allah yang
setia pada pelayanan Allah, orang yang terlibat di dalam pembangunan
Jemaat akan tetap selamat.
Baiklah, jika pekerjaan mereka musnah, mereka akan diselamatkan,
akan tetapi hal itu bukanlah suatu penghiburan bagi setiap pekerja
Allah yang berdedikasi.
18. 10 | B I B L E S U R V E Y
Hal yang ditakutkan oleh Paulus adalah jika pekerjaannya rusak.
Bukanlah merupakan suatu penghiburan bagi Paulus jika dia sendiri
diselamatkan akan tetapi Jemaat yang dia bangun binasa. Namun saya
melihat orang-orang Kristen ini mengklaim hal tersebut sebagai sumber
penghiburan mereka: Sekalipun pekerjaanku sia-sia, aku tetap
diselamatkan. Pekerjaan apa yang Anda maksudkan? Apakah Anda
terlibat dalam pembangunan Jemaat Allah? Karena inilah isi sebenarnya
dari perikop tersebut. Ia membahas tentang para pekerja Allah yang
sedang membangun Jemaat Allah.
Janganlah Anda mengutip secara gegabah. Prinsip utama dalam
menerangkan isi Alkitab adalah dengan membuat uraian menurut
konteksnya. Anda tidak bisa menarik keluar satu ayat dan
mengartikannya sesuka hati Anda. Anda harus melihat konteks
keseluruhannya. Itulah prinsip paling dasar dari eksposisi. Jadi, ayat-
ayat itu berkenaan dengan para pekerja Allah, lalu siapakah para
pekerja Allah itu? Apakah pengertian pekerja Allah itu hanya mencakup
Paulus, Petrus, Apolos dan orang-orang semacam mereka saja? Tidak!
Di zaman sekarang ini, mereka adalah para pendeta, para penginjil
yang mengumpulkan dan tidak mencerai-beraikan.
Namun apakah pembangunan Jemaat hanya melibatkan para pelayan
full-time? Tidak! Itu sebabnya mengapa di bagian awal saya berkata,
setiap orang pasti terlibat di dalam pembangunan Jemaat Allah atau,
jika Anda tidak terlibat di dalam pembangunannya, maka Anda terlibat
di dalam pembinasaannya. Segala yang Anda perbuat akan
menimbulkan dampak membangun atau membinasakan; tidak ada
tempat netral di antara keduanya. Artinya, kita bisa menerapkan ayat
ini terhadap orang-orang Kristen, tetapi orang-orang Kristen yang
bagaimana? Orang Kristen yang terlibat dalam pembangunan Jemaat.
Lalu orang Kristen macam apakah yang terlibat dan berminat pada
pembangunan Jemaat? Jawabannya jelas: hanya orang-orang Kristen
yang berkomitmen total, hanya orang-orang Kristen yang benar-benar
mengasihi Allah dan Jemaat-Nya.
Saya melihat bahwa mayoritas orang Kristen tidak berbuat apa-apa
sama sekali bagi Jemaat. Mereka tidak berminat untuk membangun
orang lain; mereka datang hanya untuk mendapatkan sesuatu bagi diri
mereka sendiri. Saat Anda mulai memiliki kepedulian untuk
membangun Jemaat Allah, maka Anda akan mulai tahu apa artinya
19. 11 | B I B L E S U R V E Y
menjadi orang Kristen sejati. Dan seorang Kristen yang sejati akan
terlibat di dalam pembangunan Jemaat Allah. Ya, bahkan sekalipun
pekerjaannya tidak mencapai standar yang tinggi, hasil pekerjaan itu
akan mampu bertahan karena ia memiliki komitmen. Namun, apakah
Anda secara jujur dapat berkata bahwa Anda peduli pada
pembangunan Jemaat Allah, pada pembangunan diri orang lain di
dalam Jemaat Allah? Apakah Anda hanya peduli pada diri Anda sendiri?
Perhatikan bahwa ajaran Yesus menyatakan, "Siapa yang
mengumpulkan bersama Aku," bukannya mengumpulkan buat diri
sendiri.
Hari ini, segenap ajaran Gereja berbicara tentang perkara
menyelamatkan diri sendiri, hal itulah yang menjadi perhatian
utamanya. Dan saya mau berkata bahwa jika Anda tidak berminat
untuk menyelamatkan orang lain, maka peluang Anda untuk
menyelamatkan diri sendiri mendekati nol persen. Ajaran dari Yesus
adalah mengasihi Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama
manusia seperti diri sendiri. Setiap orang Kristen yang hanya mengasihi
dirinya sendiri sebenarnya bahkan tidak tahu apa artinya menjadi
orang Kristen.
Jadi, Anda bisa lihat bahwa di saat Anda menjadi rekan sekerja Allah,
membantu Yesus membangun Jemaat Allah, "Bekerja mengumpulkan
bersama Aku," sebagaimana yang dikatakan oleh Yesus, Anda akan
menjadi orang Kristen yang mengalami transformasi, Anda akan
menjadi ciptaan baru di dalam Kristus yang memiliki pikiran Kristus.
Seperti yang dikatakan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus, "Kami
memiliki pikiran Kristus."
Apakah Anda memiliki pikiran Kristus? Apa itu pikiran Kristus? Pikiran
Kristus itu adalah kerelaan mengorbankan nyawa bagi orang lain.
Apakah Anda memiliki pikiran Kristus itu? Jika Anda memiliki pikiran
Kristus tersebut, tentu saja, di hari Penghakiman nanti, Anda tidak
perlu takut sama sekali. Namun janganlah Anda, sebagai seorang
Kristen KTP, mencoba mengklaim ayat ini bagi diri Anda, karena Anda
hanya akan menipu diri Anda sendiri. Saya ulangi sekali lagi, ayat-ayat
di 1 Korintus 3 ini berkenaan dengan orang Kristen yang aktif terlibat
sebagai rekan sekerja Allah di dalam membangun Jemaat-Nya. Apakah
Anda melihat hal itu?
20. 12 | B I B L E S U R V E Y
Inilah hal yang seharusnya dikerjakan oleh setiap orang Kristen, akan
tetapi kita tidak bisa memperlakukan ayat-ayat ini pada Gereja
sekarang ini karena gereja-gereja zaman sekarang tidak seperti itu.
Orang-orang Kristen di gereja-gereja zaman sekarang hanya peduli
pada keselamatan diri mereka sendiri saja. Dan jika Anda hanya ingin
menyelamatkan diri Anda saja, Anda bahkan tidak akan bisa selamat.
Memang benar, Anda harus menyelamatkan diri Anda, namun itu
adalah langkah yang pertama, akan tetapi Anda harus melangkah dari
sana menuju penyelamatan orang lain, untuk mengumpulkan bersama
Kristus, untuk membawa masuk tuaian atau membawa masuk domba-
domba.
Dan Paulus begitu peduli akan hal ini sehingga dia selalu mengajari
jemaat-jemaat: hendaklah kalian saling membangun, itulah tugas
kalian. Sebagai contoh, di Roma 14:19, dia berkata saling membangun.
Atau, di 1 Tesalonika 5:11, di sana dia mengucapkan hal yang sama
lagi, yaitu saling membangun. Dia tidak sekadar berkata bangunlah
dirimu, dia berkata hendaklah kalian saling membangun. Tentu saja,
Anda memang perlu membangun diri Anda sendiri, namun yang lebih
penting adalah membangun orang lain di dalam Jemaat. Dengan
demikian, segenap Jemaat saling membangun satu dengan yang lain.
Perkara membangun Jemaat ini bukan merupakan tanggung jawab
pendeta saja, juga bukan sekadar tanggung jawab Paulus, melainkan
setiap orang Kristen mempunyai tanggungjawab untuk saling
membangun satu dengan yang lain.
Tentu saja, Anda bisa mengerjakannya, karena pasti akan selalu ada
orang Kristen yang lebih muda secara rohani dari Anda dan yang bisa
Anda bantu. Jika Anda tidak membantu pertumbuhan rohani orang
tersebut, apa kerja Anda? Atau, jika Anda baru saja menjadi orang
Kristen, ada banyak orang non-Kristen yang bisa Anda bantu dengan
membawa mereka masuk ke dalam Kerajaan. Akan selalu ada
pekerjaan yang bisa Anda lakukan. Meskipun pekerjaan itu pada
awalnya sangat terbatas, yang jelas selalu ada bidang pekerjaan bagi
Anda untuk melayani Tuhan, jika Anda berniat untuk melayani.
Apakah 'pekerjaan' setiap orang yang akan diuji oleh api itu?
Apakah 'pekerjaan' yang akan diuji dengan api di dalam ayat 13 itu?
Pekerjaan tidak bisa diuji dengan api, pekerjaan adalah suatu kegiatan,
dan kegiatan tidak bisa diuji dengan api. Kata 'pekerjaan' di sini tidak
21. 13 | B I B L E S U R V E Y
mengacu pada kegiatan, tetapi pada hasil dari kegiatan tersebut. Emas
dan perak, serta barang-barang lain yang dipakai di atas dasar tersebut
bukanlah 'pekerjaan' melainkan bahan baku yang dipakai untuk
bekerja. Ini adalah hal yang perlu kita pahami.
Jadi, berkenaan dengan hal apakah pekerjaan itu? Alkitab tidak
membiarkan kita untuk menebak-nebak, kita tidak perlu membuat
perkiraan dan mencari tahu apa kira-kira maknanya. Firman Allah telah
memberitahu kita dengan sangat jelas. Kita akan melihat dengan lebih
mendalam lagi apa yang digambarkan oleh emas, perak, batu permata,
kayu, rumput kering atau jerami.
1 Korintus 3:12, "Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan
emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami."
Terdapat enam bahan yang disebutkan di sini. Tiga bahan yang
sanggup menahan api: emas, perak dan batu permata; tiga bahan
yang lainnya tidak tahan api: kayu, rumput kering, jerami. Hal apakah
yang sedang dirujuk oleh keenam bahan itu?
Apa makna dari jenis bahan baku yang dipakai di atas dasar
itu?
Jerami: gambaran tentang seseorang atau sekelompok umat
Saya memulai dari bahan terakhir di ayat ini. Apakah yang disebut
dengan jerami itu? Pada masa panen, apakah yang dikerjakan oleh
para petani? Mereka memotong bagian atas tangkai gandum. Bulir-
bulir gandum itu terletak di bagian pucuknya. Jadi bagian yang di
bawahnya, batang gandumnya, dibiarkan tertinggal. Bagian batang
yang ditinggalkan itulah yang disebut jerami. Jerami ini kadang-kadang
dipakai untuk membuat atap rumah. Jika Anda menjalin banyak jerami,
Anda memang bisa menjadikannya bahan bangunan. Ia tidak tahan
api, juga tidak begitu bagus menahan air hujan, namun bisa diandalkan
sebagai tempat berteduh sementara.
Di Matius 11:7, Anda akan menemukan kata Yunani yang persis sama
(yang di 1 Korintus ini diterjemahkan dengan kata jerami) akan tetapi
di sana diterjemahkan dengan kata 'buluh'. Yesus berkata, "Untuk
apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh (jerami) yang
digoyangkan angin kian ke mari?" Dan saat itu Yesus sedang berbicara
tentang Yohanes Pembaptis. Dari segi kualitas Yohanes Pembaptis
22. 14 | B I B L E S U R V E Y
bukanlah buluh; dia juga bukan jerami; Kualitas Yohanes Pembaptis
lebih mendekati emas dan perak.
Atau di Matius 12:20 misalnya, kata Yunani yang sama yang
diterjemahkan sebagai jerami di 1 Korintus juga dipakai dan
diterjemahkan dengan kata buluh. "Buluh yang patah terkulai tidak
akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan
dipadamkan-Nya." Apakah buluh yang patah terkulai itu? Buluh di sini
menggambarkan seorang yang berdosa yang rapuh. Dan di sini Yesus
berkata, "Aku datang untuk membawa orang berdosa bertobat, bukan
untuk menghancurkan mereka, bukan untuk menghakimi melainkan
untuk menyelamatkan." Di situ letak keindahan dari gambaran ini.
"Buluh yang patah terkulai tidak akan Ku-patahkan. Sekarang ini, Aku
tidak datang untuk meremukkan mereka dalam penghakiman, Aku
datang untuk menyelamatkan mereka." Jadi, buluh atau jerami adalah
gambaran tentang manusia yang berada di dalam dosa. Ia
menggambarkan tentang seorang berdosa, manusia di dalam
kelemahannya dan sebagainya.
Selanjutnya Kitab Suci memberitahu kita bahwa buluh atau jerami itu
menggambarkan seseorang atau sekumpulan umat. Ia mengacu
kepada kumpulan orang.
Rumput kering: gambaran tentang manusia sebagai manusia alamiah
Kita sampai pada kata yang berikut, 'rumput kering'. Kata rumput dan
rumput kering di dalam bahasa Yunani adalah sama saja. Di dalam
bahasa Inggris dibedakan antara grass (rumput) dan hay (rumput
kering), sedangkan di dalam bahasa Indonesia cenderung mirip dengan
bahasa Yunani, yaitu tidak dibedakan antara rumput dan rumput
kering. Terjemahan rumput kering tampaknya mengikuti penekanan
makna dari terjemahan bahasa Inggris.
Apa yang disampaikan 1 Petrus 1:24 kepada kita? Semua yang hidup
adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput.
Kata 'rumput' di dalam bahasa Yunani juga bisa berarti 'rumput kering'.
1 Petrus 1:24 menunjukkan bahwa 'rumput' atau 'rumput kering'
menggambarkan manusia dalam keadaan alaminya. Itulah maknanya,
manusia alami, semua yang hidup adalah seperti rumput - di sini
diberikan definisi rumput. Kita diberitahu bahwa rumput berarti daging
(flesh) atau semua yang hidup.
23. 15 | B I B L E S U R V E Y
Kita harus tetap mengacu pada bahasa Yunani. Kita harus tahu
bagaimana untuk memahami bahasa Yunani. Tak seorang pun yang
akan bisa menguraikan Alkitab tanpa memahami bahasa Yunani karena
Anda tidak tahu apakah Anda sedang menangani kata yang sama.
Alkitab terjemahan mungkin akan menerjemahkan satu kata yang
sama di dalam bahasa Yunani ke dalam lima kata yang berbeda di
dalam bahasa Inggris, Chinese atau Indonesia.Yang penting adalah apa
kata itu dalam bahasa aslinya. Jika Anda membaca terjemahan Inggris
atau yang lainnya, maka Anda tidak akan tahu apakah Anda sedang
membicarakan kata yang sama.
Kayu (pohon): kembali, gambaran manusia secara umum
Yang berikutnya adalah 'kayu'. Kata 'kayu' di dalam Alkitab kembali
merupakan gambaran tentang manusia. Sebagai contoh, kita lihat di
dalam Perjanjian Baru, di dalam Lukas 23:31, kata Yunani yang sama
dipakai di sini: "Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu
hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?" Kata Yunani
untuk kayu dan pohon adalah sama saja. Di 1 Korintus 3:12, yang
dimaksudkan adalah pohon dalam pengertian yang sudah ditebang
menjadi balok kayu. Kayu hidup di dalam Alkitab adalah gambaran
tentang orang benar. Dan kayu kering adalah gambaran orang yang
berdosa di dalam Alkitab. Jadi kayu sebenarnya merupakan gambaran
tentang manusia secara umum, itu saja. Gambaran ini sangat sering
dipakai oleh Yehezkiel. 'Pohon' atau 'kayu' merupakan gambaran dari
manusia di dalam Alkitab.
Dengan apakah Anda membangun bait Allah? Tentunya Anda tidak
membangun bait Allah hanya dengan pekerjaan, Anda membangun bait
itu dengan bahan baku, dan bahan baku itu bisa berupa jerami atau
rumput kering atau kayu, apa pun itu, namun bisa kita lihat bahwa
semua bahan itu, di dalam Alkitab, mengacu pada manusia. Camkanlah
poin ini baik-baik. Ini adalah suatu gambaran dan ketiga jenis bahan
itu (jerami, rumput kering serta kayu) semuanya mengacu pada
manusia dalam keadaan alamiahnya.
Bagaimana dengan emas, perak dan batu permata? Bahan-bahan ini
juga mengacu pada manusia berdasarkan pada kualitasnya. Setiap kali
kata-kata tersebut digunakan di dalam Alkitab, mereka selalu mengacu
pada orang-orang yang saleh. Demikianlah, kita dapati di sini bahwa
kata-kata tersebut selalu mengacu pada orang-orang.
24. 16 | B I B L E S U R V E Y
Batu permata: gambaran orang Kristen
Perhatikan kata batu permata. Satu referensi mengenai batu permata
dapat ditemukan di 1 Petrus 2:5 - Rasul Paulus berkata kepada orang-
orang Kristen, kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk
pembangunan suatu rumah rohani, (Bait Allah yang kudus). Bukankah
itu juga yang merupakan maksud perkataan dari rasul Paulus? Jadi,
Petrus di 1 Petrus 2:5 menyampaikan hal yang sama dengan yang
disampaikan oleh rasul Paulus di 1 Korintus 3:9, "Kalian adalah batu-
batu hidup, berharga karena hidup Allah ada di dalam diri kalian, dan
kalian dipakai untuk pembangunan bait Allah." Sungguh sangat indah.
Jadi sekali lagi, kita mendapati bahwa batu adalah gambaran tentang
orang-orang, namun kali ini, gambaran itu mengacu pada orang-orang
Kristen.
Emas dan perak: orang-orang yang saleh, mulia dan benar
Bagaimana dengan emas dan perak? Sama persis. Emas dan perak
juga mengacu pada orang-orang. Sebagai contoh, Paulus
menggunakan ungkapan ini di 2 Timotius 2:20. Di sana dia berbicara
tentang orang-orang Kristen sebagai alat-alat yang diperbuat dari emas
atau dari perak. Dan di 1 Korintus 3:12, bahan baku emas atau perak
di dalam pembangunan bait Allah. Emas dan perak mengacu pada
orang-orang, dan dia melanjutkan dengan berkata, "Jika seorang
menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot
rumah untuk maksud yang mulia."
Akan tetapi jika Anda tidak menyucikan diri, maka Anda menjadi
perabotan yang tidak mulia. Dan tahukah Anda apa yang diperbuat
orang Yahudi terhadap perabotan yang tidak mulia? Bejana yang
haram, tercemar, dihancurkan, dipecahkan, dibanting hancur dan tidak
dipakai lagi. Hal ini tampaknya merupakan fakta yang sudah tidak
dipahami lagi di zaman sekarang ini. Bagi orang-orang Yahudi,
kesucian moral sangatlah penting. Bejana yang tidak murni, secara
moral telah haram akan dihancurkan. Itu sebabnya di 2 Timotius 2:22,
ayat setelahnya, Paulus segera menyuruh Timotius untuk menjauhi
nafsu orang muda. Dia ingin agar Timotius tetap menjadi bejana yang
suci dan tidak menjadi tercemar, melainkan tetap menjadi bejana
kemuliaan, perabotan emas atau perak.
25. 17 | B I B L E S U R V E Y
Gambaran yang sama dipakai di dalam Perjanjian Lama, misalnya di
Mazmur 66:10 dikatakan, Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah,
telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak. Orang benar
dilambangkan seperti perak yang diuji atau dimurnikan di dalam api.
Atau, di Maleakhi 3:3 kita menemukan rujukan yang sama, umat Allah
itu seperti emas dan perak yang diuji di dalam api untuk melihat
kemurniannya. Dan rujukan terhadap api, tentu saja, membawa kita
kembali kepada 1 Korintus 3:15, yaitu bahwa kita akan diuji dengan
api.
Bahan baku selalu mengacu pada orang-orang
Jadi, sebagai kesimpulan untuk bagian pembahasan tentang bahan
baku ini, kita telah melihat bahwa bahan baku itu mengacu pada
orang-orang. Dan ini sangatlah mudah untuk dipahami, karena dengan
apakah Anda akan membangun Gereja? Gereja di dalam Alkitab bukan
berarti bangunan sebuah gedung. Gereja itu terdiri dari orang-orang.
Jika saya membangun Jemaat Allah, berarti saya membangun Jemaat
Allah dengan bahan baku berupa orang-orang. Cukup gamblang.
Dengan demikian, saya bisa berkata bahwa saya ini sedang
membangun Gereja, dan dengan apakah saya membangun Gereja?
Saya membangun gereja dengan orang-orang. Orang-orang yang
datang itulah yang sedang saya bangun. Saya tidak membangun
Gereja dengan kayu, batu bata atau pun batu kali. Di dalam Alkitab,
kata 'gereja' selalu berarti orang-orang; tidak pernah dirujuk sebagai
gedung. Malahan, Jemaat zaman awal tidak mempunyai satu pun
gedung gereja. Jemaat tidak memiliki gedung gereja sampai dengan
abad kedua atau ketiga masehi. Demikianlah, kita sekarang menyadari
bahwa jika kita membangun Gereja Allah berarti kita membawa orang-
orang ke dalam Jemaat, kita mengumpulkan kawanan-Nya seperti yang
Yesus katakan di Matius 12:30.
Dengan bahan baku berupa orang-orang macam apakah Anda ingin
membangun Gereja? Kualitas rohani dari orang-orang yang menjadi
bagian dari Jemaat itulah yang penting. Jika saya membangun Jemaat
Allah hanya dengan orang-orang duniawi, orang-orang yang belum
lahir baru tapi yang menyebut dirinya 'Kristen', maka apakah
sebenarnya yang sedang saya kerjakan? Berarti saya sedang
membangun Gereja dengan bahan baku kayu, rumput kering dan
26. 18 | B I B L E S U R V E Y
jerami, dan kita telah melihat bahwa itu semua adalah gambaran
manusia duniawi atau orang-orang yang belum lahir baru.
Dan Anda tahu bahwa Gereja di zaman sekarang ini, gereja penuh
dengan orang-orang yang menyebut dirinya 'Kristen'. Mereka adalah
orang 'Kristen' yang belum lahir baru; mereka tidak tahu apa artinya
menjadi orang Kristen. Mereka tidak tahu bagaimana menjadi seorang
murid Kristus. Gereja penuh dengan orang-orang yang belum
dilahirkan kembali; Gereja di zaman sekarang ini dibangun dengan
bahan baku kayu, rumput kering dan jerami, bukankah begitu? Namun
dengan kasih karunia Allah, saya berniat untuk membangun
menggunakan batu permata, emas dan perak.
Dengan iman jerami, rumput dan kayu berubah menjadi
emas, perak dan batu permata
Hal apakah yang menentukan bahwa bahan bakunya emas atau perak?
Hal apakah yang berharga di mata Allah? Bagaimana menurut Anda?
Hal apakah yang berharga itu? Iman kita itulah yang berharga. Kita
baca hal itu di 1 Petrus 1:7, iman Anda bahkan lebih berharga daripada
emas. Seseorang yang dipenuhi oleh iman memiliki sesuatu yang
berharga seperti emas.
Orang yang belum dilahirkan kembali tidak memiliki iman, dia boleh
saja menyebut dirinya Kristen, mungkin saja dia pergi ke gereja setiap
Minggu, akan tetapi dia tidak memiliki iman. Orang semacam ini adalah
jenis kayu, rumput kering dan jerami. Saya tidak ingin membangun
gereja semacam ini. Ada banyak sekali gereja yang sebenarnya hanya
merupakan pusat kegiatan masyarakat. Yang mereka jalankan
sebetulnya hanyalah kumpul-kumpul sosial; itu bukanlah Kekristenan.
Itu adalah acara kumpul-kumpul sosial di mana setiap orang datang
untuk bertemu dengan para sahabatnya. Dan apakah yang Anda lihat?
Orang-orang itu datang dan segera setelah ibadah, mereka bergegas
keluar untuk pergi makan siang.
Segera setelah ibadah selesai, mereka melesat menuju pintu karena
bisa jadi sudah ada orang lain yang mendahului Anda memesan meja di
restoran, sehingga Anda tidak mendapat meja, dan harus berdiri
menunggu. Mengapa mereka harus pergi ke gereja jika mereka sedang
terburu-buru ingin pergi makan? Untuk apa mereka pergi ke gereja?
Untuk bertemu dengan para sahabatnya, dan jika mereka tidak masuk
27. 19 | B I B L E S U R V E Y
ke gereja, maka kawan-kawannya akan bertanya, "Kemana saja kamu?
Apa yang terjadi denganmu? Apakah keadaanmu sedang buruk?
Apakah kamu sakit?" Oh! Tidak, Anda harus membuktikan bahwa Anda
baik-baik saja, bahwa bisnis Anda sedang berkembang, Anda belum
bangkrut, jadi Anda harus menunjukkan wajah di gereja. Jadi apa yang
sedang kita kerjakan? Kita membangun gereja yang sebenarnya adalah
pusat kegiatan sosial saja.
Saya tidak keberatan dengan adanya pusat kegiatan sosial, lembaga-
lembaga semacam itu memang bagus buat kita, akan tetapi Gereja
tidak ditujukan untuk menjadi pusat kegiatan sosial. Jika kita lakukan
hal itu, berarti kita membangun gereja yang duniawi, yang secara
rohani mati, seperti Jemaat yang di Laodikia, "Kamu mengira dirimu
hidup padahal kamu mati." Itulah hal yang terjadi pada Gereja. Jika
secara rohani Anda mati, berarti Anda hanyalah jerami, rumput dan
kayu. Anda hanyalah manusia duniawi.
Inilah hal yang diprihatinkan oleh Paulus dari jemaat di Korintus.
Sekarang kita bisa mengerti apa yang sedang dia bicarakan, karena
sejak dari bagian awal, di 1 Korintus 3:1, dia berkata kepada mereka,
"Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara
dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan
manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus." Dia
memperingatkan orang-orang Korintus "Kalian ini mungkin hanya kayu,
rumput kering dan jerami dan aku mungkin akan berakhir sebagai
orang yang membangun Jemaat Allah dengan orang-orang semacam
kamu."
Dia sedang memperingatkan mereka. Dia berkata, "Tidak menjadi soal
bagiku untuk membangun dengan bahan-bahan itu. Aku ingin ada
kualitas di tengah Jemaat. Aku bertujuan membangun manusia-
manusia rohani di tengah Jemaat, namun lihatlah jenis apa kalian ini?"
Paulus adalah orang yang sangat berterus terang, sangat blak-blakan.
Dia berkata kepada mereka, "Kalian manusia yang dikuasai
kedagingan, manusia duniawi." Oh! Dia tidak diplomatik seperti saya.
Dia langsung menyatakan kebenaran! Dia sampaikan kepada mereka
langsung apa yang dia pikirkan tentang mereka. Dia berkata, "Aku
tidak bisa berbicara denganmu sebagai manusia rohani karena kalian
adalah orang-orang duniawi. Saya kira kalian sudah tumbuh sebagai
orang Kristen tetapi kalian masih dalam tahapan bayi, sebaiknya kalian
28. 20 | B I B L E S U R V E Y
cepat bertumbuh di dalam Kristus, jika tidak, maka kalian tidak akan
bisa bertahan." Dia berkata kepada mereka secara terus terang.
Kemudian, dia mengganti gambarannya. Dia berkata, "Aku
membangun Jemaat Allah, dan aku tidak berniat untuk membangun
dengan kayu, rumput kering dan jerami. Aku ingin agar kalian semua
menjadi emas, perak dan batu permata. Dan bagaimanakah caranya
agar kalian bisa berubah dari kayu, rumput kering dan jerami menjadi
batu permata, perak dan emas? Melalui iman.
Hanya ada satu hal yang berharga di mata Paulus dan hal itu adalah
Kristus. Sedemikian berharganya Kristus, sehingga di dalam Filipi 3:8
dia berkata, "Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena
pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada
semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan
menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus." Semakin
kita menjadi serupa dengan Kristus lewat iman, berarti semakin kita
menjadi sama dengan emas, perak dan batu permata.
Dan bagi Paulus, dia memiliki satu tujuan: menjadikan setiap orang
Kristen serupa dengan gambaran Kristus. Itulah tujuannya: untuk
memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah
ucapan Paulus sendiri. Dia tidak mau memiliki jemaat yang penuh
dengan bayi-bayi rohani. Dia berkata, "Baiklah, memang harus ada
tahapan bayi, hal itu cukup wajar. Akan tetapi kalian jangan tetap di
tahapan itu. Kalian harus bertumbuh sampai pada gambaran Kristus
yang sepenuhnya. Kalian harus beralih dari kayu, rumput kering dan
jerami menjadi gambaran Kristus, menjadi yang paling berharga."
Dapatkah Anda melihak makna dari perikop itu? Jemaat Allah sedang
dibangun dan kita membangun Gereja Allah itu dengan bahan baku
berupa orang-orang sebagai mana yang dikatakan di 1 Petrus 2:5,
"Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk
pembangunan suatu rumah rohani." Kita membangun dengan bahan
baku berupa orang-orang, akan tetapi yang terpenting adalah kualitas
dari bahan baku itu. Petrus tidak sekadar berkata, "Kamu adalah batu-
batunya." Dia berkata, "Kamu adalah batu-batu hidup." Mengapa Anda
berharga? Karena ada hidup Allah di dalam diri Anda!
29. 21 | B I B L E S U R V E Y
Saya juga bertujuan membangun Jemaat Allah dengan emas dan perak
dan batu permata. Saya tidak mau gereja yang dipenuhi rumput kering
dan jerami. Memang ada banyak gereja yang jumlah jemaatnya
ratusan orang, namun saya tidak bangga jika dengan jemaat ratusan
orang itu terdiri dari kayu, rumput kering dan jerami saja. Emas, perak
dan batu permata jauh lebih langka, bukankah demikian? Apakah Anda
ingin membangun rumah yang besar dari bahan kayu saja? Apakah hal
itu akan lebih memuliakan Allah? Apa yang lebih memuliakan Allah?
Bait Allah yang lebih kecil namun dipenuhi oleh batu permata, emas
dan perak atau gedung besar yang dipenuhi oleh kayu, rumput dan
jerami?
Apakah yang dihasilkan oleh batu permata, emas dan perak? Mereka
punya kecemerlangan, mereka memantulkan cahaya, bukankah
begitu? Mereka selalu indah dan cemerlang. Gereja yang indah bagi
Allah adalah gereja yang memantulkan terang Allah, itulah yang
memuliakan Allah! Apa gunanya memiliki gereja yang dipenuhi oleh
kayu, rumput kering dan jerami? Mereka sama sekali tidak
memantulkan kemuliaan Allah.
'Hari Tuhan' adalah hari Penghakiman dari Allah
Kita lanjutkan ke poin yang berikutnya. Di 1 Korintus 3:13 kita melihat
kata 'hari Tuhan'. "Sekali kelak pekerjaan masing-masing
orang (masing-masing kita terlibat di dalam pembangunan Jemaat
Allah dan mudah-mudahan Anda juga) akan nampak." (Pekerjaan
macam apakah itu.) "Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia
akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing
orang akan diuji oleh api itu." Apakah 'hari Tuhan' itu? 'Hari Tuhan' di
dalam Alkitab selalu mengacu pada hari Penghakiman. Anda bisa
temukan banyak sekali referensi tentang 'hari Tuhan', misalnya di
Matius 7:22, Roma 2:5, 1 Korintus 1:8, 2 Korintus 1:14 dan
sebagainya. Kata 'hari Tuhan (the Day)' adalah istilah yang terkenal di
dalam Alkitab yang mengacu kepada hari Penghakiman.
Tentu saja, kata 'api' adalah kata lain bagi penghakiman, sebuah kata
yang sangat lazim dipakai untuk menggambarkan penghakiman di
dalam Alkitab. Hal ini dapat dilihat di Matius 3:12, Matius 7:19, 1
Korintus 3:13, 15, Yudas 7 dan sebagainya.
30. 22 | B I B L E S U R V E Y
Apakah hanya orang non-Kristen yang akan dihakimi oleh
Tuhan?
Sejauh ini pengajaran yang saya sampaikan merupakan koreksi bagi
pengajaran yang telah Anda dengarkan di gereja-gereja zaman
sekarang ini, dan saya sangat sedih akan hal itu. Situasi ini terjadi
karena kita belum menjadi ekspositor yang mampu membuka rahasia
Firman Allah. Ada ajaran di Gereja sekarang yang berkata bahwa orang
Kristen tidak akan dihakimi, hanya orang non-Kristen yang akan
dihakimi oleh Allah. Orang Kristen tidak akan dihakimi. Saya tidak
paham bagaimana, kita bisa membuat pernyataan semacam itu. Saya
tidak mengerti hal ini. Saya melihat sebuah artikel utama dari Gereja
Injili (Evangelical Church) berjudul "We believe the Bible to be the
Word of God (Kami Percaya Alkitab sebagai Firman Allah)" akan tetapi
apa yang diajarkan di artikel itu malah berlawanan dengan Alkitab.
Bagaimana cara Anda untuk memahami hal-hal tersebut. Di bagian
mana di dalam Alkitab disebutkan bahwa orang Kristen tidak akan
dihakimi? Tentu saja, kita akan dihakimi. Perikop ini memberitahu kita
akan hal itu karena penghakiman itu mengikuti hasil pekerjaan masing-
masing. Setiap pekerjaan orang Kristen akan dihakimi dengan api.
Apakah yang dibakar?
Mari kita perhatikan poin lainnya lagi. Kita telah melihat bahwa bahan
baku berupa kayu, rumput kering, jerami, batu permata, emas, perak
mengacu kepada orang-orang. Lalu, kapankah material itu dibakar?
Apakah yang dibakar? Kayu, rumput kering, jerami mengacu pada
orang-orang. Maka yang akan terbakar adalah orang-orang. Orang-
orang yang menyebut dirinya sebagai orang 'Kristen' di gereja-gereja
akan dibakar.
Apakah hal itu tidak membuat Anda bersedih? Apakah hal tersebut
tidak mengusik hati Anda? Hal itu sangat mengusik hati saya. Itu
sebabnya mengapa saya berkhotbah dengan sepenuh hati. Saya tidak
mau melihat seorang pun terbakar dan setidaknya, mereka yang
menyebut dirinya Kristen tetapi bukan orang Kristen. Dan di hari
Penghakiman, Allah akan berkata kepada mereka, "Aku tidak kenal
siapa kalian, menjauhlah dariKu" (Mat 7:21). Saya tidak ingin hal ini
terjadi pada siapa pun.
31. 23 | B I B L E S U R V E Y
Mengapa Anda ingin tetap menjadi kayu, rumput kering dan jerami dan
terbakar di hari Penghakiman? Orang Kristen akan menghadapi
penghakiman sama seperti setiap orang yang lainnya. Setiap orang
yang lain juga menghadapi Penghakiman. Lalu bagaimana dengan para
pekerja Krsiten? Mereka yang menyebut dirinya "orang Kristen" akan
terbakar, lalu bagaimana dengan para pekerja Kristen?
Para pekerja Kristen juga harus melalui Penghakiman sama seperti
setiap orang yang lain. Saya, Anda, setiap orang yang lain, begitu juga
dengan Paulus. Inilah hal yang dikatakan oleh Paulus dengan kata-kata
yang paling gamblang. Saya tidak mengerti bagaimana orang bisa
membuat kontroversi dengan kata-kata di dalam ayat tersebut yang
sebenarnya bahkan tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut. Di 2
Korintus 5:10, inilah yang Paulus katakan, "Sebab kita semua ('Kita',
yang Anda lihat adalah kata 'kita', bukan 'mereka') harus menghadap
takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang
patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya
ini, baik ataupun jahat.."
Apakah orang Kristen tidak akan dihakimi?
Ada sebuah pandangan yang mengatakan bahwa orang Kristen tidak
akan dihakimi; mereka hanya akan menerima hadiah pada saat
Penghakiman. Jangan biarkan ajaran yang tidak alkitabiah ini menipu
Anda. Kita semua akan dihakimi. Jangan mau ditipu. Setiap orang
Kristen akan dihakimi. Paulus berkata: Kita semua harus menghadap
takhta pengadilan Kristus. Dan di dalam konteks tersebut, dia sedang
berbicara dengan orang-orang Krsiten, supaya setiap orang
memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang
dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat. Jadi bukan
sekadar yang baik, bukan sekadar hadiah, melainkan sesuai dengan
yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
Dia mengulangi hal yang persis sama di Roma 14:10. Roma 14:10 -
Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau
mengapakah engkau menghina saudaramu? - Dia berbicara tentang
hubungan antara orang Kristen, antar saudara seiman - Sebab kita
semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Bukankah ini sudah
cukup gamblang?
32. 24 | B I B L E S U R V E Y
Maknanya sudah cukup gamblang: bahan baku yang digarap adalah
orang-orang. Saya tidak mau melihat seorang pun di dalam gereja ini
terbakar oleh api Penghakiman Allah. Itu sebabnya saya berkhotbah
dan memohon dengan sekuat tenaga saya. Saya meminta kepada Allah
agar setiap orang dari antara Anda bisa menjadi emas dan perak dan
batu permata. Jangan sampai binasa di bawah Penghakiman Allah.
Pekerja-pekerja Allah tidak mau bekerja sia-sia
Poin yang terakhir. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita
kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam
api. Poinnya adalah bahwa Anda menderita kerugian. Poin ini bukanlah
suatu hal yang menenteramkan bagi Paulus, karena hanya dia sendiri
yang selamat. Lagi pula, untuk apa kita bekerja keras selama ini? Kita
bekerja keras bukan untuk menyelamatkan diri kita sendiri, kita
bekerja keras untuk menyelamatkan orang lain.
Saya sendiri memiliki perasaan yang persis sama dengan Paulus. Bagi
saya, jelas bukan suatu kelegaan jika hasil pekerjaan saya terbakar,
walau saya sendiri tetap diselamatkan. Di mana letak penghiburan buat
hati saya? Saya telah menyerahkan segenap hidup saya untuk
pembangunan Jemaat. Di mana letak penghiburan buat saya? Apakah
saya akan terhibur jika seluruh hidup saya tersia-siakan? Jika saya
membangun dengan kayu, rumput kering dan jerami, dan hasil
pekerjaan saya binasa, maka pada Hari itu saya akan menangis. Apa
yang bisa membuat saya bersukacita? Tidak ada. Jika saya sudah
mengorbankan segenap hidup saya, mengorbankan pekerjaan, profesi
dan masa depan saya untuk membangun Jemaat Allah, saya tidak mau
membangun dengan kayu, rumput kering dan jerami. Dan bukanlah
merupakan suatu penghiburan jika saya sendiri yang diselamatkan
karena jika saya ingin menyelamatkan diri saya sendiri.
Demikian juga dengan Paulus. Paulus berkata, "Mengapa kami rela
menanggung semua ini? Aku telah dipukuli, dihina, kelaparan,
mengalami kapal karam dan aku telah mengalami dicambuk." Dan
pada akhirnya, dia mengorbankan nyawanya bagi Kristus, untuk apa?
Untuk membangun Jemaat Allah. Jika pada akhirnya, Gereja terbakar,
apakah Anda pikir Paulus akan terhibur? Apakah itu menjadi sukacita
bagi Paulus? Seperti yang telah saya katakan, satu-satunya orang yang
bisa bersukacita dalam keadaan seperti ini adalah orang yang belum
lahir baru. Tak ada orang, yang peduli dan mengasihi Jemaat Allah,
33. 25 | B I B L E S U R V E Y
yang akan bersukacita jika dia sendiri yang diselamatkan. Di mana
letak sukacitanya? Paulus sangatlah prihatin akan hal ini dan dia tidak
sekadar satu kali saja mengungkapkan hal ini. Dia sampaikan berulang
kali bahwa ketakutan terbesarnya adalah bahwa dia ternyata telah
bekerja keras secara sia-sia. Bekerja tanpa hasil.
Di Galatia 2:2 dia berkata, supaya jangan dengan percuma aku
berusaha atau telah berusaha. Apakah Anda pikir setelah aku berlari
begitu kencang, dan telah kehilangan segala-galanya demi lomba lari
ini, lalu aku berakhir tanpa hasil apa-apa? Jangan dengan percuma aku
berusaha atau telah berusaha.
Dia mengucapkan sekali lagi hal ini di Filipi 2:16. Dia berkata kepada
Jemaat di Filipi, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku
dapat bermegah pada hari Kristus, (Perhatikan kata-kata yang sama,
'hari Kristus') bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma
bersusah-susah. Paulus ingin agar orang Kristen di Filipi untuk
berpegang pada firman kehidupan, agar tidak percuma dia berlomba.
Jika orang Kristen di Filipi binasa, katanya, "Berarti aku telah berlomba
dengan sia-sia, aku telah berusaha dengan sia-sia, aku telah menderita
dengan sia-sia, aku telah mengorbankan kehidupan dan karirku dengan
sia-sia." Dan Paulus di akhir hidupnya menjalani hukuman pancung
demi Kristus. Apakah Anda pikir dia mau mengerjakan semua itu tanpa
hasil?
Dia mengucapkan hal yang sama di 1 Tesalonika 3:5. Seringkali dia
menunjukkan keprihatinannya yang terus menerus, yaitu agar
pekerjaannya tidak sia-sia. 1 Tesalonika menunjukkan betapa dekatnya
poin ini dengan hati Paulus. Perhatikan bahwa yang satu ditujukan
kepada orang Kristen di Korintus, satu lagi ditujukan kepada yang di
Filipi, dan yang sekarang ditujukan kepada yang di Tesalonika, kepada
semua jemaat yang telah dia bantu pembangunannya.
Di 1 Tesalonika 3:5 dia berkata, Itulah sebabnya, maka aku, karena
tidak dapat tahan lagi, telah mengirim dia, supaya aku tahu tentang
imanmu, (dia ingin tahu keadaan iman mereka) karena aku kuatir
kalau-kalau kamu telah dicobai oleh si penggoda dan kalau-kalau usaha
kami menjadi sia-sia. Paulus berkata kepada orang-orang di
Tesalonika, "Jika Setan telah menggoda kalian dan iman kalian jatuh
dan kalian berpaling dari Tuhan, maka aku telah berusaha dengan sia-
34. 26 | B I B L E S U R V E Y
sia. Segala usahaku tidak ada artinya." Tidakkah Anda melihat betapa
tema ini terus muncul di dalam tulisan Paulus? Dia sangat ingin agar
hasil pekerjaannya tidak hancur berantakan. Dan saya juga tidak ingin
hasil pekerjaan saya hancur binasa.
Rangkuman
Saya akan merangkumnya sekarang, menyatukan semua poin itu
secara singkat. Apakah yang telah kita pelajari?
Kita telah belajar bahwa Yesus berkata bahwa kita ini akan
mengumpulkan bersama dia atau mencerai-beraikan, dan Yesus
mengatakan hal ini kepada setiap orang Kristen.
Saat kita beralih ke perikop di 1 Korintus, kita melihat bahwa ayat-ayat
ini berkaitan dengan hal pembangunan Jemaat, sama seperti Matius
12:30 yang berkenaan dengan hal mengumpulkan Jemaat atau umat
Allah.
Dan kita melihat bahwa di 1 Korintus 3, tema utamanya adalah
berkenaan dengan para pekerja Allah. Jika Anda perhatikan 1 Korintus
pasal 3, Anda akan melihat dua nama yang terus muncul di sepanjang
pasal ini, "Paulus dan Apolos." Dia sedang berbicara tentang para
pekerja Kristen yang terlibat dalam pembangunan Jemaat dan di 1
Korintus 3:22, ada satu rujukan pada Petrus juga yang tampaknya
sempat singgah di Korintus dan membantu pembangunan Jemaat di
sana. Jadi, kita mendapati bahwa secara keseluruhan pusat
perhatiannya adalah para pekerja Allah.
Namun kita juga melihat bahwa, dalam pengertian tertentu, setiap
orang dari antara kita terlibat dan memang harus terlibat di dalam
membangun Jemaat Allah jika kita ini adalah orang Kristen yang sejati.
Itu sebabnya mengapa Paulus memperluas pengertian tersebut dengan
ungkapan tiap-tiap orang; itulah sebabnya hal yang dia bahas ini
berlaku pada setiap orang Krsiten. Dengan mengatakan tiap-tiap orang,
dia berbicara kepada orang Kristen di Korintus. Dan di sana dia berkata
bahwa setiap orang dari kita harus terlibat dalam membangun Jemaat.
Kita melihat bahwa di dalam membangun Gereja, yang kita bangun
adalah orang-orangnya, dan jika kita sedang membangun orang-orang,
kita harus memastikan bahwa mereka bertumbuh di dalam kasih
35. 27 | B I B L E S U R V E Y
karunia. Janganlah puas hanya karena seseorang telah membuat
keputusan bagi Kristus. Gereja-gereja banyak yang puas dan duduk
santai mendapat hasil seperti itu. Saya sendiri justru ketakutan akan
hasil ini. Kita harus melanjutkan dari sana menuju pada kepenuhan
kesempurnaan di dalam Kristus, sampai mereka memancarkan
kemuliaan Allah, keindahan-Nya dan kuasa-Nya, sampai mereka
menjadi emas, perak dan batu permata.
Di hari Penghakiman, pekerjaan kita akan diuji. Jika kita adalah orang
Kristen yang berkomitmen dan berdedikasi, yang membantu
pembangunan Jemaat Allah dan bekerja untuk membangun Jemaat-
Nya lewat berbagai cara, dan jika hasil pekerjaan kita bisa bertahan,
yaitu orang-orang yang kita bawa kepada Kristus dan kita bangun di
dalam Kristus, bertahan menghadapi ujian jika hasil pekerjaan Anda
lulus uji, maka Anda akan mendapat hadiah. Jika tidak, maka mereka
akan binasa dan Anda akan menderita kerugian.
Dengan demikian, ini berarti bahwa saat kita menjalani kehidupan
sebagai orang Kristen, kita dipanggil bukan sekadar untuk percaya
kepada Yesus melainkan untuk bekerja bersama dia dan melayani
bersama dia, ini adalah poin penting. Dan Paulus ingin memberitahu
kita untuk tidak sekadar melayani dia, tetapi kualitas rohani dari hasil
pekerjaan kita itulah yang lebih penting. Itu adalah hal yang pokok
juga. Marilah kita camkan hal itu ke dalam hati kita.
Dan saya ingin bertanya sekali lagi kepada Anda, termasuk orang jenis
apakah Anda? Apakah Anda masih jenis kayu, rumput kering dan
jerami? Atau, apakah, dengan kasih karunia Allah dan iman, Anda telah
berubah menjadi emas, perak dan batu permata?
Dan apakah Anda bekerja untuk membangun orang lain dengan iman
dan membangun Jemaat Allah? Anda, tentu saja, adalah unsur di
dalam Jemaat Allah, akan tetapi Anda juga dipanggil untuk
membangun orang lain ke dalam Jemaat Allah. Dan seluruh perikop ini
berkenaan dengan hal pembangunan itu, bukan mengenai jenis bahan
apakah Anda, tetapi mengenai bahan apa yang Anda pakai dalam
membangun Jemaat Kristus. Itulah pokok perhatiannya.
Jadi tanyakanlah diri kita masing-masing, ini adalah ujian mengenai
apakah kita ini adalah orang Kristen yang sejati, apakah kita ini aktif
36. 28 | B I B L E S U R V E Y
bagi Kristus, apakah kita ini rekan sekerjanya yang bekerja bersama
dia mengumpulkan umatnya dan membangun Gerejanya. Atau, apakah
kita ini mencerai-beraikan?
(Copyright owned by Cahaya Pengharapan Ministries. May be used for
non-profit purposes but must be attributed to this website.)
Mengapa Gereja tidak memiliki kuasa?
Iman yang Memindahkan Gunung - Bagian 1
Matius 17:14-21
Khotbah oleh Pastor Eric Chang
Matius 17:14-21
Kita kembali lagi mendalami Firman Allah. Di kesempatan yang lalu
saya menguraikan pokok dari Matius 17:14-21. Hari ini, saya ingin
membacakan buat Anda perikop yang parallel dengan ini karena kita
masih belum selesai menelusuri kekayaan maknanya. Namun,
pertama-tama, mari kita kembali dulu ke Matius 17:14-21 untuk
menyegarkan ingatan kita akan perikop yang sedang kita renungkan
hari ini.
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu,
datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya:
"Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat
menderita (Sebelumnya saya sudah jelaskan bahwa terjemahan 'ayan'
ini kurang tepat, karena kita tahu bahwa anak itu sebenarnya
kerasukan setan). Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke
dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi
mereka tidak dapat menyembuhkannya."
Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang
sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama
lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"
Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya
dan anak itupun sembuh seketika itu juga.
37. 29 | B I B L E S U R V E Y
Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian
dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir
setan itu?"
Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku
berkata kepadamu:
Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi
saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke
sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil
bagimu."
Yesus kemudian memberitahu kita tentang iman yang mampu
mewujudkan kuasa Allah secara nyata sehingga tak ada gunung yang
mampu menghalangi langkah Anda ini. Sekarang ini kita hidup di
zaman di mana gereja benar-benar kekurangan kuasa. Di mana kita
bisa temukan iman yang semacam ini sekarang? Gereja seharusnya
malu. Kita seharusnya menghadap kepada Allah dan mengakui hal ini
dan berdoa, supaya Allah berbelas kasihan kepada kita. Dia telah
menyediakan kuasa yang sangat besar kepada kita, namun
kita justru hidup di dalam kegagalan yang menyedihkan dan
menyesakkan. Kita seharusnya malu dan berdoa kiranya di tengah
angkatan ini Allah memulihkan lagi iman, komitmen dan kasih yang
semacam ini, yang dapat memberikan kuasa yang besar itu. Dan inilah
pokok yang secara khusus perlu kita pelajari sekarang ini.
Gunung macam apakah yang akan kita geser itu?
Mulai kapankah kuasa untuk memindahkan gunung ini datang? Gunung
macam apakah yang akan kita geser itu? Karena kita tentunya tidak
berminat pada urusan memindahkan gunung duniawi, karena tidak
mungkin ada gunung duniawi yang akan menjadi hambatan rohani bagi
kita. Apakah gunung-gunung yang dibicarakan oleh Yesus ini - gunung-
gunung yang lebih perkasa, yang lebih berbahaya - jauh lebih
menghambat ketimbang gunung-gunung duniawi yang ada?
Mari kita beralih ke perikop parallel di dalam Markus pasal 9. Kita bisa
mendapatkan gambaran yang lebih penuh dari situasi yang sedang
diuraikan. Markus 9:14-29memberi kita beberapa pengertian tentang
persoalan iman:
38. 30 | B I B L E S U R V E Y
Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid
lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid
itu (sembilan murid lain yang menunggu di bawah gunung), dan
beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka.
Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka
semua dan bergegas menyambut Dia.
Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Apa yang kamu persoalkan
dengan mereka?"
Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-
Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. Dan setiap kali roh
itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya
berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah
meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu,
tetapi mereka tidak dapat."
Maka kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak
percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa
lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"
Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus,
anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke
tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa.
Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia
mengalami ini?"
Jawabnya: "Sejak masa kecilnya. Dan seringkali roh itu menyeretnya
ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu
jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah
kami."
Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? (Persoalannya bukan
apakah Yesus dapat menyembuhkan, tetapi apakah bapak itu dapat
mempercayainya. Lalu Yesus melanjutkan dengan berkata) Tidak ada
yang mustahil bagi orang yang percaya!"
Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang
tidak percaya ini!" (Perhatikan kalimat yang sangat mengenaskan ini,
"Aku percaya, tolonglah keyakinanku yang lemah ini.")
39. 31 | B I B L E S U R V E Y
Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia
menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang
menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan
engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!"
Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak
itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati,
sehingga banyak orang yang berkata: "Ia sudah mati."
Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu
ia bangkit sendiri.
Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan
Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh
itu?" Jawab-Nya kepada mereka: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali
dengan berdoa." (Doa di sini merupakan ungkapan iman).
Manusia baru berpaling kepada Allah di dalam keputus-
asaannya
Perikop ini memang sejajar dengan perikop yang ada di dalam Matius,
hanya saja perikop di dalam Markus ini lebih terperinci dan
memberitahu kita banyak hal tentang situasi itu.
Perhatikan, di dalam hasratnya untuk mendapatkan pertolongan dari
Tuhan, orang bersedia datang kepada Tuhan sekalipun masih dalam
keadaan tidak percaya. Saya sudah menyaksikan hal semacam ini
berulang kali. Orang tersebut seperti sedang mengejar peluang 50-50.
"Tak ada tempat lain untuk berpaling, para dokter tak dapat
menolongku. Aku sudah nyaris tanpa harapan. Tak ada lagi tempat lain
untuk didatangi, tak ada tempat lain untuk berpaling. Jadi, Tuhan-lah
sandaran terakhirku."
Bahkan di zaman sekarang ini penyakit ayan masih belum bisa
disembuhkan oleh dunia kedoktoran. Di gereja kami di Inggris,
Liverpool, ada seorang saudara seiman yang menderita ayan dan dia
sering menggelepar jatuh dari kursi. Tubuhnya menjadi kaku dan
mulutnya berbusa. Karena itu saya tidak setuju dengan penggunaan
kata 'ayan' untuk terjemahan di dalam Matius, hal yang kurang tepat
karena ayan tidak selalu berkaitan dengan kerasukan setan, sekalipun
40. 32 | B I B L E S U R V E Y
banyak kejadian kerasukan setan yang menunjukkan gejala seperti
ayan, sangat mirip, yakni menggelepar, mulut berbusa dan sebagainya.
Namun poin yang perlu kita perhatikan adalah bahwa sering kali
manusia, di dalam kepanikannya, di dalam keputus-asaannya, saat dia
telah mengupayakan segalanya - misalnya, orang yang sekarat oleh
penyakit kanker, ilmu kedokteran tidak mampu menyembuhkannya.
Lalu orang ini, dalam keputus-asaannya, apa yang dia perbuat? Dia
berpaling kepada Allah. Namun di saat berpaling kepada Allah itu dia
tidak dengan kepercayaan yang sepenuhnya. Dia berpaling kepada
Allah karena sudah tidak ada lagi tempat untuk berpaling.
Demikianlah, sama halnya dengan bapak ini. Dia datang kepada Yesus
dan berkata kepada Yesus, "Jika Engkau bisa berbuat sesuatu."
Perhatikan kata 'jika' ini. Dia tidak yakin bahwa Yesus bisa berbuat
sesuatu. Dia sama sekali tidak yakin, oleh karena itu muncullah kata
'jika' ini. Dia tidak datang dalam keyakinan, "Yesus, Engkau bisa
melakukannya, oleh karena itu aku datang." Jika dia berbicara seperti
ini, kita tentu tahu bahwa dia datang dengan iman.
Perhatikan perkataan Yesus, "Hai kamu angkatan yang tidak percaya
dan yang sesat." "Kamu tidak percaya bahwa Allah bisa melakukannya,
bukankah begitu? Engkau datang kepada-ku karena engkau sudah
tidak tahu mau ke mana lagi. Dan sekalipun kau datang kepada-ku,
engkau datang tanpa keyakinan yang nyata.
“Jika engkau bisa berbuat sesuatu, maukah engkau berbelas-
kasihan?" Demikian kata Yesus, dan ini membalikkan persoalan kepada
si bapak itu lagi, "Masalahnya bukan apakah aku bisa berbuat sesuatu
atau tidak. Persoalannya adalah apakah engkau bisa percaya atau
tidak." Di sanalah letak persoalannya. Dan hal ini terlihat di ayat 24,
sebagaimana yang telah saya sampaikan, "Aku percaya. Tolonglah
keyakinanku yang lemah ini."
Bagaimana mungkin Anda bisa percaya dan tidak percaya dalam waktu
yang bersamaan? Itulah sebabnya mengapa kalimat ini terlihat sangat
aneh. "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" Anda masih
menyimpan ketidak-percayaan, namun Anda mengaku percaya.
Percampuran yang tragis antara iman dan ketidak-percayaan ini begitu
menyolok terdapat dalam diri manusia zaman sekarang. Dia tidak bisa
41. 33 | B I B L E S U R V E Y
berpihak sepenuhnya di sini, namun dia juga tidak bisa berpihak
sepenuhnya di sana. Dia tidak mau berpihak sepenuhnya, baik di sini
maupun di sana.
Kita mau mengambil semua dan tidak memberi apa-apa
Inilah karakteristik orang Kristen. Kita bisa dengan mudah melihat hal
ini dalam diri para orang tua Kristen. Jika anak-anaknya pergi ke
gereja, "Ayo, berangkatlah. Itu bagus. Orang-orang di gereja itu baik-
baik. Pergilah ke gereja. Setidaknya, sebagian besar dari mereka
adalah orang-orang yang ramah. Memang ada beberapa yang tidak
baik kelakuannya, namun rata-rata orang di sana bisa dibilang baik.
Jadi kamu suka pergi ke gereja? Baguslah. Kamu suka mendengarkan
khotbah? Bagus juga. Silakan kamu dengarkan khotbah di sana."
Namun perhatikan reaksi para orang tua Kristen ini ketika anak mereka
berkata, "Aku akan melayani Allah." "Apa? Kamu mau jadi penginjil?
Kamu mau menjadi pendeta? Apa kamu sudah gila? Kekristenan itu
bagus hanya untuk acara hari Minggu saja. Dan masih cukup baik
sekalipun kamu ingin pergi ke gereja dua kali seminggu, di hari Jumat
dan Minggu. Maksudku, sekalipun kamu lebih suka meluangkan waktu
untuk membaca Alkitab daripada menonton pertandingan baseball, itu
urusanmu sendiri. Tapi kamu mau jadi penginjil? Kamu memang sudah
gila!"
Dan reaksi semacam ini bukan ditunjukkan oleh orang tua yang tidak
percaya, orang tua yang bukan Kristen, namun berkali-kali saya
menyaksikan reaksi ini diperlihatkan oleh orang tua yang Kristen, dan
hal itu mengungkapkan seperti apa kekristenan mereka. Kekristenan
mereka itu merupakan campuran antara iman dan ketidak-percayaan.
Percaya dalam arti bahwa ada hal baik yang bisa diambil dari
kekristenan, namun ketidak-percayaan muncul ketika kita dihadapkan
pada berbagai tuntutan. Kita ingin 'mengambil semuanya tetapi tidak
mau memberikan apa-apa." Kita ingin menguasai semuanya demi
kepentingan kita sendiri.
Saya akan memeluk kekristenan kalau kekristenan itu memberi saya
ketenangan pikiran, kalau saya bisa terbantu untuk bertemu dengan
orang-orang yang baik. Atau, kalau Anda masih muda, mungkin Anda
mendapati bahwa di dalam gereja ada banyak gadis baik-baik yang
42. 34 | B I B L E S U R V E Y
layak untuk dipertimbangkan untuk menjadi pasangan hidup. Atau
mungkin kalau Anda seorang gadis, maka mungkin akan bertemu
dengan beberapa pemuda baik-baik yang bisa dijadikan pasangan.
Apakah motif dari tindakan tersebut yang dibungkus dalam istilah
'kekristenan'? Apakah motivasinya?
Saya curiga kalau-kalau kekristenan zaman sekarang ini sudah murni
merupakan keegoisan. Anda tentunya tahu akan hal itu. Itulah
sebabnya mengapa orang non-Kristen di luar sana tidak mau pergi ke
gereja, dan mereka memang benar. Karena seringkali sebagian besar
dari orang yang pergi ke gereja bukannya menjadi berkurang
keegoisannya dan menjadi lebih rendah hati ketimbang orang non-
Kristen, tapi dalam kebanyakan kasus, mereka justru menjadi lebih
egois ketimbang orang non-Kristen. Kekristenan yang begini benar-
benar murni egois.
Jika Anda tanyakan kepadanya, "Apakah Anda percaya?" "O ya. Aku
pergi ke gereja. Aku aktif dalam kegiatan ini dan itu." Banyak orang
muda yang aktif di berbagai kegiatan gereja hanya untuk mencari
pengalaman saja, pengalaman berorganisasi, di bidang ini dan itu,
yang mungkin akan berguna bagi masa depan mereka. Jadi, motivasi
mereka mengerjakan itu semua bukan karena mereka mengasihi Allah.
Mungkin memang ada setitik kasih bagi Allah yang terdapat di hatinya,
namun apa motivasi sesungguhnya orang itu menjadi Kristen? Saya
curiga kalau niat sesungguhnya - seperti yang sering saya tekankan -
adalah murni keegoisan.
Pada mulanya mungkin kita datang dalam niat yang egois, lalu
kemudian secara perlahan diubah menjadi sesuatu yang lebih
mendalam, yang lebih indah, sesuatu yang lebih unggul sejalan dengan
waktu. Dan seringkali hal ini memang terjadi. Seseorang bisa saja pergi
ke gereja dengan niat awal yang sangat egois. Misalnya, saya kenal
beberapa pemuda yang datang ke gereja benar-benar karena mereka
ingin mencari gadis baik-baik. Namun seiring dengan kedatangan
mereka yang teratur ke gereja, Firman Allah merangkul mereka dan
niat awal mereka yang egois itu mulai berubah, dan secara perlahan
mereka mulai benar-benar mengasihi Allah dan mereka diubahkan.
Sikap hati mereka ditransformasi sepenuhnya. Mereka mulai menjadi
orang Kristen yang sejati.
43. 35 | B I B L E S U R V E Y
Namun sayangnya, selalu ada sebagian orang yang membawa niat
egois dan merusak nama baik gereja. Yang saya khawatirkan adalah di
dalam diri sebagian besar dari kita yang Kristen, masih tersisa unsur-
unsur egois itu. Hal inilah yang menimbulkan adanya campuran antara
kepercayaan dan ketidakpercayaan.
Mengapa para ayah dan ibu tidak mau melihat anak-anak mereka
menjadi pendeta atau penginjil? Karena sudah lazim kalau para
pendeta menerima pembayaran yang sangat kecil. Kalau Anda menjadi
pendeta dan menerima gaji besar, saya tidak yakin jika orang tua Anda
akan keberatan Anda menjadi pendeta. Oh, segeralah menjadi
pendeta! Karena kalau kamu mengambil pekerjaan lain paling-paling
gaji kamu tidak akan sebesar itu segeralah menjadi pendeta.
Namun saya rasa orang yang tidak percaya juga tahu bahwa
penghasilan pendeta tidaklah besar, lalu di mana letak daya tarik
menjadi seorang pendeta? "Coba lihat orang itu, dia adalah pendeta,
dan dia harus menghidupi 7 orang anaknya. Dia harus bekerja keras,
dan dia hanya punya mobil tua yang sudah sering rusak. Lalu kamu
mau jadi pendeta?" Kalau nanti seorang pendeta bisa berpenghasilan
cukup untuk memiliki mobil mewah, dengan kendaraan pengiring, ada
orang yang membukakan pintu mobilnya, maka semua orang akan
berlomba-lomba untuk menjadi pendeta. Mendadak saja, antrian
pendaftaran di seminari menjadi begitu panjangnya. Keegoisan. Hal
apakah yang memotivasi kita menjadi orang Kristen? Di sanalah letak
persoalannya.
Jika anak Anda berpeluang untuk menjadi uskup agung di Canterbury,
mungkin Anda akan mengizinkan dia menjadi pastor sekiranya dia
nanti akan menjadi uskup agung. Namun karena peluangnya untuk bisa
menjadi uskup agung sangat kecil, maka lupakan saja karena rata-rata
pendeta muda atau pastor di Gereja Inggris menerima gaji yang sangat
rendah, tidak layak untuk dipertimbangkan.
Keegoisan adalah akar dari tiadanya kuasa dalam gereja zaman
sekarang
Saya ingin menekankan pokok ini karena saya ingin agar Anda
memahami bahwa banyak hal yang disamarkan dengan kedok
'kerohanian' sebenarnya adalah keegoisan. Saya tidak mau
44. 36 | B I B L E S U R V E Y
membangun gereja yang semacam itu. Jika saya berkhotbah seperti
ini, lalu hati Anda mulai merasa tidak enak, berarti ada sesuatu yang
sedang disampaikan ke dalam hati Anda. Anda akan mulai mengerti
mengapa Injil tidak bisa disamakan dengan candu yang hanya
membius yang menyenangkan perasaan orang.
Injil akan membuat orang merasa tidak enak dengan mengungkapkan
setiap kemunafikan dan kesesatan - hal yang merupakan tujuan dari
pemberitaan Injil - entah yang terdapat di dalam gereja maupun yang
ada di luar gereja.
Mengapa saya sangat menekankan hal ini? Karena di sanalah letak akar
dari tiadanya kuasa di dalam gereja zaman sekarang ini. Mengapa
gereja tidak punya kuasa? Karena kebanyakan gereja sekadar
merupakan kumpulan orang non-Kristen yang menyebut diri sebagai
'orang Kristen'. Yang banyak terjadi dalam gereja adalah mengalihkan
keegoisan ke dalam bahasa yang religius. Orang Kristen tidak lebih
baik daripada orang non-Kristen karena orang Kristen dan yang non-
Kristen sama saja egoisnya. Hal ini menjelaskan mengapa gereja
zaman sekarang ini tidak memiliki kuasa. Gereja tidak memiliki kuasa
yang mampu memindahkan gunung ini. Ia tidak memiliki jenis kasih
seharusnya mengalir di dalam gereja di jaman sekarang ini.
Jika gereja masih ingin melanjutkan dengan keadaan seperti ini, saya
adalah salah satu orang yang segera keluar dari gereja. Saya rasa,
saya bisa memanfaatkan waktu dan tenaga saya - dan mungkin juga
karunia yang diberikan Allah - dengan lebih baik di bidang lain.
Mungkin saya bisa memberi sumbangan yang lebih berarti dari bidang
lain daripada menyia-nyiakan waktu saya dengan sebuah gereja yang
sekedar merupakan perwujudan dari kemunafikan rohani akibat
keegoisan yang diberi nama 'kekristenan'.
Tapi masih ada segelintir orang yang membawa harapan bagi
gereja
Namun demikian, alasan mengapa saya masih menginjil adalah karena
saya memiliki keyakinan di dalam Allah bahwa masih ada orang-orang
yang murni, masih ada harapan bagi gereja di zaman ini. Masih ada
orang-orang yang bersungguh-sungguh menjadi orang Kristen dan
berniat untuk menjadi orang Kristen dengan segenap hati mereka
45. 37 | B I B L E S U R V E Y
karena mereka bersedia mengubah arah tujuan hidup mereka, dari
yang egois menuju kasih yang memberi diri, yang siap bertahan dalam
kebenaran sekalipun harus mengorbankan kesejahteraan, pekerjaan
dan mungkin juga nyawa mereka.
Namun, saya juga bukan orang yang hidup di dalam mimpi. Setelah
memberitakan Injil dan melayani Tuhan dalam waktu yang cukup lama,
saya memahami watak manusia dengan cukup baik. Dan saya tahu
bahwa segelintir orang itu pasti akan muncul. Yesus sendiri berkata
bahwa jumlah mereka memang sedikit, sedikit saja yang masuk
melalui gerbang yang sempit itu. Sedikitnya jumlah orang yang
melangkah di jalur menuju hidup itu karena jalan itu memang sukar.
Dengan demikian, apa yang akan kita katakan? Karena jumlahnya
hanya segelintir saja, lalu dipandang tidak ada gunanya? Rasanya tidak
begitu. Jika saya perhatikan sejarah umat manusia, saya mendapati
bahwa di dunia dan di dalam sejarahnya, yang sanggup mencapai
hasil-hasil yang besar adalah mereka yang jumlahnya sedikit itu.
Mereka yang masuk mayoritas itu hanya menyumbang sedikit atau
malah tidak ada sama sekali. Selalu saja mereka yang berjumlah
sedikit itu yang mengubah arah sejarah.
Yesus bersama kedua belas murid yang rendah hati dan juga
berpendidikan rendah telah mengubah arah perkembangan dunia.
Sejarah berubah total sejak kelahiran Yesus. Selalu saja mereka yang
jumlahnya segelintir itu yang membawa perubahan, yang mengubah
arah sejarah. Pengembangan penemuan yang hebat selalu saja
dikembangkan oleh mereka yang jumlahnya sedikit itu. Penemuan-
penemuan baru yang besar selalu dihasilkan oleh mereka yang
jumlahnya segelintir itu, kadang kala malah hanya oleh satu orang.
Otak siapa yang sanggup mencapai pemahaman seperti Einstein -
dengan ketekunannya yang tinggi - tentang alam semesta? Apakah
menurut Anda itu semua hanya masalah kecerdasan? Ini buka sekadar
masalah kecerdasan. Kecerdasan hanya sebagian saja dari prestasi ini,
sedangkan porsi terbesarnya adalah pengabdian dan perhatian penuh
dan kerja keras. Einstein bukanlah murid yang cerdas, dia adalah murid
yang kurang berprestasi. Saya mendapat cukup banyak kesempatan
untuk mencari tahu akan hal ini. Saya bahkan pernah berkhotbah di
sekolah lanjutan tempat Einstein pernah bersekolah. Dan saya
46. 38 | B I B L E S U R V E Y
mendapat kesempatan untuk menanyai para pengajar di sana (para
penerus dari guru-guru Einstein tentunya), murid seperti apakah
Einstein itu dulunya? Mereka berkata, "Buruk sekali! Prestasinya buruk
sekali sampai-sampai dia sulit diterima di universitas. Dia akhirnya bisa
masuk ke University of Zurich. Dia murid yang buruk prestasinya."
Saya bertanya, "Pelajaran Ilmu Fisikanya tentunya bagus." Namun
mereka berkata, "Tidak, pelajaran Fisikanya juga buruk." Prestasi
belajarnya sangat buruk di sekolah.
Semua kehebatan itu muncul belakangan ketika dia akhirnya
menemukan tujuan hidupnya, ketika dia mencurahkan hidupnya
sepenuhnya. Jadi, jika Anda mengira bahwa Einstein menghasilkan
semua penemuannya itu karena dia adalah seorang pelajar yang hebat
dulunya dan karena dia sudah dari dulu memang luar biasa, maka Anda
keliru. Memang tak diragukan lagi bahwa dia adalah orang yang sangat
cerdas, namun itu bukanlah satu-satunya sumber keberhasilannya.
Allah telah menggunakan orang-orang yang tidak punya kehebatan
apa-apa untuk mencapai prestasi besar di zaman ini.
Sesederhana itulah persoalannya. Alur sejarah, entah di bidang ilmu
pengetahuan atau militer, politik atau bisnis, berulang kali, merupakan
prestasi dari segelintir orang yang mampu memberi arah dan tujuan,
yang memiliki visi yang jelas tentang kemana mereka akan melangkah,
dan yang mampu berkata, "Lewat sini," kemudian menunjukkan arah
yang baru bagi umat manusia, kadang kala menuju ke arah yang lebih
buruk, kadang kala menuju ke arah yang lebih baik. Namun, para
penentu itu selalu berjumlah sedikit. Oleh karena itu, saya tidak
berputus asa akan masa depan gereja, walaupun saya juga tidak
menutup mata terhadap persoalan yang ada di depan kita.
Ada banyak orang yang melayani sebagai pendeta di zaman sekarang
ini, orang-orang yang motivasinya untuk menjadi pendeta itu tidak
begitu jelas, yang alasan mereka untuk menjadi pendeta mungkin tidak
lebih dari karena mereka tidak mendapat pekerjaan di bidang lain.
Namun tetap ada orang-orang yang menjadi pendeta dengan kualitas
dan pengabdian dan kesetiaan yang luar biasa. Jadi, kebenaran yang
berlaku di tingkat pribadi juga berlaku di tingkat gereja.
Ketidak-percayaan sebenarnya bermakna, "Aku tidak mau
percaya; ongkosnya terlalu tinggi"
47. 39 | B I B L E S U R V E Y
Di dalam perikop ini terlihat percampuran antara iman dan
ketidakpercayaan yang menyedihkan: "Aku percaya. Tolonglah aku
yang tidak percaya ini." Apa artinya - tolonglah aku yang tidak percaya
ini? Apa yang bisa dilakukan oleh Allah bagi ketidak-percayaan Anda?
Andalah orang yang harus berbuat sesuatu bagi ketidak-percayaan
Anda itu. Saya percaya tetapi sekaligus juga tidak percaya, tentunya
akan lebih masuk akal jika Anda cukup berkata, "Tolonglah aku yang
tidak percaya ini."
Tentu saja, memang wajar jika Allah bisa menolong kita untuk percaya
asalkan kita siap untuk menuruti jalan, langkah, tujuan yang diberikan
itu - yang memang sangat sukar di dalam kehidupan Kristen.
Seringkali, ketidak-percayaan itu bukan disebabkan oleh
ketidakmampuan untuk percaya melainkan ketidak-mauan untuk
percaya. Saya mengalami hal tersebut pada masa awal kehidupan
Kristen saya. Bukan karena saya tidak mampu untuk percaya,
masalahnya adalah karena saya tidak mau percaya. Saya mendapati
bahwa sekalipun sudah ada bukti yang sangat kuat dalam kehidupan
saya, saya tetap saja tidak mau percaya karena ongkos untuk percaya
itu [sangat tinggi].
Dan baru beberapa minggu yang lalu, kita telah membahas tentang
harga untuk menjadi seorang Kristen itu. Memang sangatlah mahal
bagi kita. Kita tidak sanggup menanggungnya. Saya saat itu
beranggapan bahwa menjadi orang Kristen itu baik akan tetapi saya
tidak sanggup menanggung pengorbanannya. Jadi, bukannya saya
tidak sanggup untuk percaya tetapi karena saya tidak mau percaya.
Jadi, apakah artinya pernyataan 'tolonglah aku yang tidak percaya ini'?
Banyak orang muda yang telah mendengarkan panggilan Allah untuk
melayani akan tetapi mereka berpaling. Mengapa? Jujur saja akan hal
itu. Ongkosnya terlalu tinggi. Mereka tidak sanggup menanggung
ongkosnya. Memang terlalu tinggi. Bukan karena mereka tidak tahu
bahwa hal itu sangat baik. Bukan karena mereka tidak tahu bahwa hal
itu sangat layak. Masalahnya, ketika mereka merenungkan ongkos
untuk terlibat dalam urusan ini, hasil hitungannya memang terlalu
tinggi sehingga mereka mundur. Jadi, ketidak-percayaan ini bukan
diakibatkan oleh ketidakmampuan untuk percaya, tetapi oleh ketidak-
mauan untuk percaya.
48. 40 | B I B L E S U R V E Y
Kita tidak memiliki keberanian untuk percaya pada Allah
Allah akan menyediakan bukti bagi Anda bahwa Dia itu tulus. Saya
sudah sering menguji [ketulusan] Allah. Dan Dia tak pernah gagal.
Sayalah yang gagal, bukan Allah. Seringkali saya buktikan, bahwa Allah
selalu tak dapat diragukan. "Dengarkanlah Aku dan Aku akan
menunjukkan padamu bahwa Aku-lah Allah yang hidup. Kalau kamu
penuhi persyaratannya maka Aku akan buktikan kepadamu bahwa
Akulah Allah. Aku akan membuktikan bahkan sampai pada bayangan
keraguanmu yang terjauh. Peganglah perkataan-Ku dan lihatlah
buktinya." Kita tidak memiliki keberanian untuk melakukan hal ini. Kita
tidak memiliki keberanian untuk itu.
Yesus pernah berkata kepada Petrus, "Petrus, apakah kau mendapat
ikan?" Tak ada. Petrus adalah seorang nelayan. Dia telah menjala ikan
semalaman di danau. Menebar jala sepanjang malam. Adakalanya Anda
bekerja semalaman tanpa mendapatkan hasil apa-apa. Petrus pulang
dalam keadaan kesal, tak mendapat hasil apa-apa. Tampaknya perahu
Petrus ini memang dibuat tidak mendapatkan hasil karena akan dipakai
oleh Yesus sebagai mimbar untuk berkhotbah. Bayangkanlah
bagaimana dia akan berdiri di sana jika perahu itu penuh dengan ikan?
Allah memang punya rencana, karena besok paginya Yesus akan
berkhotbah di atas sana, maka Petrus tidak mendapatkan ikan saat itu.
Jadi, ketika Petrus pulang dari mencari ikan, dia sedang merasa kesal
dan perahunya kosong.
Dan Anda ingat bahwa Yesus berkata, "Aku akan memakai perahumu
sekarang. Dorong agak ke tengah perahu ini, aku akan berkhotbah." Di
hadapan sekitar ribuan orang yang berdiri di pinggir danau, Yesus
memakai perahu kosong ini untuk berkhotbah. Dan Anda ingat bahwa
setelah berkhotbah itu Yesus berkata kepada Petrus, "Berangkatlah ke
tengah. Pergi dan tebarkan jalamu di sebelah kanan perahu."
Dan Petrus berkata, "Apa? Tak ada nelayan waras yang mau berangkat
mencari ikan di siang hari. Aku adalah seorang nelayan
berpengalaman. Engkau tidak perlu mengajariku cara menjala ikan.
Engkau boleh saja mengajariku hal-hal yang lain, tetapi menjala ikan
adalah pekerjaanku." Dan Yesus berkata, "Doronglah perahu ini.
Berangkat dan tebarkan jalamu ke sebelah kanan perahu." "Tapi
Tuhan, kami sudah bekerja semalaman." "Berangkat saja. Kamu mau
49. 41 | B I B L E S U R V E Y
pegang perkataan-ku atau tidak?" Petrus berkata, "Baiklah. Baiklah.
Baru pertama kali dalam hidupku aku menuruti petunjuk orang yang
bukan nelayan tentang cara mencari ikan. Namun sesuai dengan
perintah-mu, aku akan pergi."
Lalu dia berangkatkan perahunya, dan banyak dari antara Anda yang
sudah tahu akhir dari peristiwa ini. Dia menebarkan jalanya, dan dia
sampai tidak sanggup lagi menarik jala itu. Jala itu penuh dengan ikan
sehingga dia tidak mampu menariknya. Dia sampai harus berseru ke
pantai, "Yohanes! Andrea! Kemarilah! Bawalah perahu tambahan!"
Demikianlah, dengan dua perahu, mereka berhasil menarik jala yang
berisi tangkapan begitu banyak. Alkitab menceritakan bahwa kedua
perahu itu nyaris tenggelam karena banyaknya ikan yang ada di jala
tersebut.
Hal yang bisa kita lihat dari sini adalah bahwa Tuhan memberitahu kita,
"Peganglah perkataan-ku. Kalau ku-suruh melakukan sesuatu, kamu
kerjakan. Dan kamu bisa buktikan apakah perkataan-ku itu benar atau
tidak." Inilah jalan untuk mengenal Tuhan. Apakah ini sekadar masalah
psikologi? Apakah ini hanya masalah filsafat?Silakan Anda buktikan
sendiri. Jika saya katakan benar kepada Anda, maka Anda hanya
mendapatkan jaminan dari saya. Anda tidak tahu apakah saya ini
menyampaikan kebenaran kepada Anda atau tidak, bukankah begitu?
Silakan Anda coba buktikan sendiri dan lihat bagaimana hasilnya. Saya
memperoleh berbagai kesempatan, sebagaimana yang telah saya
sampaikan berulangkali, untuk menguji Firman Tuhan dan memang
terbukti benar. Ia tidak gagal. Namun seringkali, kita masih saja tidak
mau menurut, tidak mau melangkah.
Betapa jauh lebih sukar lagi keadaannya ketika Yesus berkata kepada
Petrus, Yakobus, Yohanes dan yang lain-lainnya, "Ikutlah aku." "Apa?
Kita tidak akan pernah mencari ikan lagi? Mengorbankan keahlian
menjala ikan? Semua sertifikat keahlian memancingku harus
dilupakan? Kehilangan semua keahlianku?" "Ya, memang begitu
jalannya. Ikutlah aku." "Oh, aku tidak terampil dalam urusan menjala
manusia. Aku bisa menangani ikan, tetapi manusia tidak."
Yesus berkata, "Aku akan menjadikan-mu penjala manusia." Itu adalah
langkah iman yang besar. Menakutkan! Masuk ke tempat yang tak
dikenal! Mereka mengenal danau Galilea. Akan tetapi mereka tidak
50. 42 | B I B L E S U R V E Y
kenal dunia. Wilayah pegunungan di sekitar Galilea mereka tahu
sampai ke tempat-tempat yang terpencilnya, namun di luar itu mereka
tidak tahu apa-apa. Dibutuhkan iman, keberanian dan kesediaan untuk
menghadapi ketidakpastian di masa depan ini. Di sanalah letak iman.
Ketidak-pastian selalu saja menarik kita untuk mundur. Kita tidak tahu
apa yang akan terjadi pada diri kita. Akan tetapi, dengan cara apa lagi
kita mau memindahkan gunung?
Tanyakanlah diri Anda: "Seberapa besar ketidak-percayaan
masih bercampur dengan iman saya?"
Jadi, di sini kita dapati bahwa kita harus singkirkan campuran yang
berlawanan antara iman dengan ketidakpercayaan - dan
yang Yesus kehendaki berdasarkan perikop ini adalah
menyingkirkannya untuk selamanya. Para murid bertanya kepada
Yesus, "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu? Kami sudah
meninggalkan segala-galanya buatmu, akan tetapi kami masih tidak
bisa mengusir setan itu." Jawaban dari Yesus sangat tegas. "Karena
kamu kurang percaya. Kalian masih menyimpan ketidak-percayaan di
dalam hati kalian. Masih terdapat campuran antara ketidak-percayaan
dengan iman di sana. Bagaimana mungkin kamu bisa memindahkan
gunung? Mengusir setan saja kalian tidak mampu."
Di sanalah poinnya. Inilah pokok yang harus kita pelajari hari ini. Anda
harus tanyakan diri Anda ada berapa banyak ketidak-percayaan yang
masih bercampur dengan iman Anda? Ada berapa banyak ketidak-
percayaan yang masih terdapat di sana? Anda tentunya tahu ada
berapa banyak ketidak-percayaan yang terdapat di dalam hati Anda.
Karena di dalam diri setiap orang Kristen, sama seperti para murid itu,
masih terdapat campuran - noda - tersebut, atau visi yang kurang
menyatu itu.
Oleh karena itu, mereka masih tidak bisa melihat [memahami
kekristenan] dengan jelas. Ingatkah Anda betapa Yesus telah
berulangkali memberitahu mereka tentang hal-hal yang akan dia
kerjakan di kemudian hari? Dia memberitahukan mereka tentang hal-
hal yang akan terjadi di masa depan namun mereka tidak bisa
memahaminya. Mereka tidak memiliki pengertian untuk bisa
menangkap itu semua. Pengertian dan kuasa rohani saling berkaitan
antara satu dengan lainnya.
51. 43 | B I B L E S U R V E Y
"Bagaimana saya bisa memindahkan gunung?" - sucikan iman
Anda dari keegoisan
Anda lalu bertanya-tanya, "bagaimana saya bisa memindahkan
gunung?" Yesus memberi kita jawabnya. Jika iman Anda sudah tidak
bercampur lagi dengan ketidak-percayaan, saat iman Anda sudah
murni, terpisah dari keegoisan yang sekarang ini masih
mencengkeramnya maka Anda akan punya kuasa untuk memindahkan
gunung. Karena ketidak-percayaan itu selalu muncul dalam wujud
keegoisan. Jangan melindungi ego, dan jangan bergantung pada hal
yang sedang andalkan sekarang, lepaskan semua jaminan
kesejahteraan kita dan bersedialah untuk sepenuhnya masuk dalam
komitmen total mengikut Yesus. Seiring dengan langkah kita
memurnikan iman kita dari ketidakpercayaan, maka akan terjadi pula
peningkatan kuasa, peningkatan pemahaman kerohanian. Demikianlah,
jawabannya sangat sederhana.
Bagaimana Anda bisa memindahkan gunung? Sangat sederhana.
Milikilah iman. Para murid itu memiliki iman, bukankah begitu? Tentu
saja. Akan tetapi bukan iman yang murni. "Mengapa kami tidak bisa
mengusir setan itu?" Karena ketidak-percayaanmu. Kamu masih
kurang percaya. Kesatuan hati masih belum muncul di sana. Fokus
Anda Anda masih tidak tunggal, Anda tidak terfokus hanya pada Tuhan.
Dengan demikian, ketika kamu mencoba untuk menghadapi Musuh,
kamu dapati bahwa dirimu tidak memiliki kuasa. Kamu tidak bisa
melakukannya.
Kita sudah melihat bahwa Yesus mengharapkan agar para murid-nya
mampu untuk melakukan hal itu. Oleh karena itu dia berkata, "Berapa
lama lagi aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi aku harus
sabar terhadap kamu? (Yakni bersabar terhadap ketidak-percayaan
mereka.) Kamu memiliki iman, memang benar, Aku tahu itu. Akan
tetapi kamu masih memiliki campuran ketidak-percayaan yang begitu
besar. Dan akibatnya kamu menjadi tidak berkuasa. Kamu tidak bisa
melangkah maju sebagai seorang Kristen untuk mencapai pembebasan
umat manusia."
Kiranya Allah memampukan gereja kita ini memiliki iman yang murni.
Iman murni yang tidak bercampur dengan ketidak-percayaan, tidak
bercampur dengan keegoisan, keserakahan, dan niat-niat yang tidak