DETECTION OF MANGROVE WOOD COMPOUNDS FROM DIFFERENT ORIGIN LOCATION
1. DETECTION OF MANGROVE WOOD
COMPOUNDS FROM DIFFERENT ORIGIN
LOCATION
Andianto1,2, Imam Wahyudi1, Gustan Pari3 & Rita Kartika Sari1
1Forest Products Department, Faculty of Forestry and Environment, IPB University, Bogor, Indonesia
2Research Center for Biosystematics and Evolution, National Research and Innovation Agency, Cibinong, Indonesia
3Research Center for Biomaterials, National Research and Innovation Agency, Cibinong, Indonesia
2. The wood from mangrove vegetation has specific phytochemical
Golongan senyawa seperti alkaloid, phenolik, saponin, flavonoid, steroid dan terpenoid teridentifikasi
terdapat pada pohon mangrove Golongan senyawa seperti alkaloid, phenolik, saponin, flavonoid, steroid
dan terpenoid teridentifikasi terdapat pada pohon mangrove ((Gouda 2015).
Hampir semua metabolit utama terbentuk pada setiap pertanaman dan perkembangan tanaman.
Biasanya bermanfaat untuk perlindungan dan ketahanan terhadap predator dan patogen. Senyawa ini terbatas jumlahnya
sehingga sangat berguna untuk penggolongan kimiataksonomi.
Metabolisme sekunder tumbuhan mangrove penting untuk pemanfaatan penanda kimiataksonomi
7. mmmkandungan senyawa tanin, saponin, dan hidrokuinon tidak semuanya terdeteksi pada setiap jenis kayu
mangrove.
Sedangkan senyawa flavonoid, steroid, triterpenoid, alkaloid tidak terdeteksi pada semua jenis kayu.
Tanin dan saponin umumnya terlihat pada semua jenis kayu baik yang berasal dari Indramayu maupun Cilacap,
sedangkan senyawa hidrokuinon terdeteksi pada jenis kayu B. cylindrica dan R.apiculata namun tidak
terdeteksi pada jenis kayu B.gymnorhiza.
Senyawa tanin yang terkandung dibuktikan dengan terlihatnya perubahan warna dari kuning menjadi hijau
kecoklatan atau biru tua setelah zat ekstrak ditetesi dengan larutan FeCl3 baik yang diekstrak dengan pelarut
etanol, air panas maupun etyl asetat kecuali dengan pelarut heksana yang tidak mengalami perubahan warna.
Results
8. Keberadaan senyawa saponin dibuktikan dengan adanya buih setelah hasil ekstrak dengan pelarut etanol, air panas,
maupun atyl asetat dikocok, kecuali dengan pelarut heksana yang tidak menimbulkan buih setelah dikocok.
Senyawa hidrokuinon tidak terdeteksi pada ekstrak yang dilarutkan oleh pelarut heksana dan air panas (ditandai dengan
tidak adanya perubahan warna menjadi merah),
namun terdeteksi pada ekstrak yang dilarutkan dengan etanol dan etyl asetat yang ditandai dengan perubahan warna
menjadi merah pada ekstrak kayu B.cylindrica dan R.apiculata, tetapi tidak terlihat warna merah pada B.gymnorhiza
(tidak mengandung senyawa hidrokuinon).
Senyawa tanin yang terdapat pada seluruh sampel uji belum dapat dipastikan apakah jenis tanin terhidrolisis ataukah
tanin terkondensasi, karena apabila dilihat dengan kasat mata perbedaan warnanya antara hijau kehitaman dan hijau
kecoklatan.
9. .. Kandungan senyawa hidrokuinon yang terdapat pada pada jenis B.cylindrica dan R.apiculata dapat digunakan dalam
membedakan antara kedua jenis tersebut dengan jenis kayu B.gymnorhiza melalui reaksi warna yang ditimbulkan oleh
pelarut etanol maupun dengan pelarut etyl asetat. Dengan demikian pelarut etanol dan etyl asetat berpeluang sebagai
regen dalam pemilahan jenis kayu mangrove.
10. Conclusion
The three wood species have similarities and dissimilarities in cases of their anatomical structures.
2. In general, porosity, pore arrangement, luster, odor, hardness, prismatic crystal in rays and the absence of growth ring
are their similarities.
3. R. apiculata wood has many similarities with S. caseolaris, except for wood color, perforation plate, inter-vessel
pitting, axial parenchyma, rays (composition and width) and the presence of septate fibers.
4. A. marina wood can be easily distinguished from others because it has decorative figure, lighter color, has included
phloem, rough & coarse surface; but lacks tyloses.