2. Nilai-nilai Kemanusiaan
Merujuk pada buku tafsir Al-Zhar yang dikarang oleh Prof. Buya Hamka sebagai berikut:
Ayat 1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
Ayat ke 2. Itulah orang yang menolakkan anak yatim
Ayat ke 3. Dan tidak mengajak atas memberi makan orang miskin
Ayat ke 4-5. Maka kecelakaan akan didapati oleh orang-orang yang sembahyang.
Ayat 6. Orang-orang yang berbuat ria.
Ayat 7. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna Jalan untuk menolong orang yang
susah.
3. Anak yatim dan yatim piatu adalah anak yang ditinggal
meninggal oleh orang tuanya baik ayahnya atau ibunya atau
keduanya dan belum dewasa serta belum dapat mencari nafkah
sendiri. Sedangkan fakir miskin adalah golongan yang tidak
mendapati sesuatu yang mencukupi kebutuhan mereka. Ada yang
mencontohkan bahwa fakir itu pendapatan sehari-hari kurang dari
separuh kebutuhannya, sedangkan miskin pendapatannya kurang
dari kebutuhannya tetapi pendapatannya diatas 50% kebutuhannya
namun masih kurang.
Gerakkan Peduli pada Fakir Miskin
dan Yatim Piatu
04
03
02
01
4. Bentuk dan Model Gerakkan
Sosial Muhammadiyah
Adapun bentuk dan model gerakan sosial
Muhammadiyah dapat dikelompokkan ke dalam tiga
bidang, yakni:
Gerakkan sosial dalam
bidang agama
Gerakkan sosial dalam
bidang Pendidikan
Gerakkan sosial Muhammadiyah dalam
bidang sosial kemasyarakatan
04
03
02
01
5. Sebagai gerakan sosial keagamaan, menurut (alm) Nurcholish Madjid Muhammadiyah
merupakan organisasi Islam modern tebesar di dunia. Dilihat dari segi kelembagaannya,
Muhammadiyah juga dikatakan sangat mengesankan. Karena itu, menurut Cak Nur,
Muhammadiyah merupakan salah satu cerita sukses di kalangan Islam, tidak saja secara
nasional, tapi juga internasional.
Gerakan pembaharuan Muhammadiyah dalam segi keagamaan lebih terlihat dari
praktik tarjih dalam bidang fiqh ibadah, yang menempatkan anggapan bahwa fatwa dan
pendapat para imam (madzhab) begitu juga ide-ide yang lain merupakan subyek untuk
penelitian selanjutnya, karena bagi Muhammadiyah, kebenaran dari fatwa, ide, dan amalan
pada prinsipnya harus didasarkan pada Qur’an dan Sunnah. Dalam bidang sosial,
Muhammadiyah mendirikan rumah sakit, panti asuhan, dan beberapa lembaga sosial lain,
mempelopori pendayagunaan modal umat yang ada untuk diwujudkan dalam bentuk
permanen. Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah menyusun kurikulum yang
mengintegrasikan ilmu agama (Islam) dengan ilmu-ilmu umum, mendirikan sekolah dan
perguruan tinggi, mengevaluasi metode pendidikan, hingga penggunaan sistem sekolah
modern dalam pendidikannya.
Revitalitas Gerakan Muhammadiyah