SlideShare una empresa de Scribd logo
TUTORIAL SKENARIO 5
BLOK 8
Vina Widya Putri
J2A017017
KLASIFIKASI MALOKLUSI (OLEH DEWEY
& BERDASARKAN ANGLE, TERMASUK
RELASI MOLAR SATU PERMANEN)
RELASI MOLAR
A. Kelas I
Cusp Mesiobukal gigi Molar satu Permanen Maksila beroklusi pada Mesiobukal
developmental groove dari gigi Molar satu Permanen Mandibular
B. Kelas II
Cusp Distobukal gigi Molar satu Permanen Maksila beroklusi pada Mesiobukal
developmental groove dari gigi Molar satu Permanen Mandibular
C. Kelas III
Cusp Mesiobukal gigi Molar satu Permanen Maksila beroklusi pada Interdental antara
gigi Molar satu&dua Permanen Mandibular
Menurut Edward H. Angle (1898)
Ia mengklasifikasikan Maloklusi berdasarkan hubungan Anteroposterior dari gigi. Ia
angka romawi (I,II,III) untuk menunjukkan kelas utama dan angka Arabic (1,2) untuk menunjukan
division.
A. Kelas I
Cusp Mesiobukal gigi Molar satu Permanen Maksila beroklusi pada Mesiobukal developmental
groove dari gigi Molar satu Permanen Mandibular
Gambaran Klinis:
• Ekstraoral
Bentuk kepala Mesocephalic, Bentuk wajah Mesoprosopic, Profil wajah Lurus/Orthognathic,
Pembagian wajah lurus, Nasolabial angle normal, Bibir kompeten
• Intraoral
Relasi Molar, Kaninus, Insisivus yaitu Kelas I, Bisa terdapat spacing pada lengkung gigi, Crowding,
Rotasi, Gigi hilang, Bimaxillary Protrusion, Midline Diastema
B. Kelas II
Berdasarkan Jenis:
 Division 1 Maloklusi
Dicirikan dengan relasi molar kelas dua pada kedua sisi dengan proklinasi/protrusi pada anterior
maksila
Gambaran Klinis
• Ekstraoral
Profil Wajah Convex, Sudut Nasolabial menurun/berkurang, Bibir inkompeten, Sulkus Mentolabial
dalam, Mentalis Hiperaktif
• Intraoral
Relasi Molar dan Kaninus kelas II pada sisi kanan&kiri dari lengkung, Relasi Insisivus kelas II Division
1 dari hubungan Insisif, Lengkung maksila berbentuk ‘V’, Anterior Maksila Proklinasi/Protrusi,
Overjet meningkat, Overbite meningkat
 Division 2 Maloklusi
Dicirikan dengan relasi molar kelas dua dengan retroklinasi/retrusi pada anterior maksila
Gambaran Klinis
• Ekstraoral
Profil Wajah Convex, Sudut Nasolabial meningkat/bertambah, Bibir inkompeten, Sulkus
Mentolabial dalam, Mentalis Hiperaktif
• Intraoral
Relasi Molar dan Kaninus kelas II pada sisi kanan&kiri dari lengkung, Relasi Insisivus kelas II
Division 2 pada sisi kanan&kiri, Lengkung maksila berbentuk ‘U’, Anterior Maksila Crowded,
Overjet menurun, Overbite meningkat
Berdasarkan Subdivision:
 Subdivision 1
Kondisi dimana terdapat relasi molar kelas II pada satu sisi lengkung gigi dan relasi molar
kelas I pada sisi lain dari lengkung gigi diikuti proklinasi Anterior Maksila
 Subdivision 2
Kondisi dimana terdapat relasi molar kelas II pada satu sisi lengkung gigi dan relasi molar
kelas I pada sisi lain dari lengkung gigi diikuti retroklinasi Anterior Maksila
C. Kelas III
Cusp Mesiobukal gigi Molar satu Permanen Maksila beroklusi pada Interdental antara gigi Molar
satu&dua Permanen Mandibular
Gambaran Klinis
• Ekstra Oral
Profil wajah Concave, Bibirnya bisa saja inkompeten, Sulcus Mentolabial dangkal, Pembagian Wajah
Anterior
• Intra Oral
Relasi Molar, Insisivus, Kaninus kelas III, Overjet Terbalik, Lengkung Maksila Retrusi, Lengkung
Mandibula Protrusi
Berdasarkan Jenis:
 True Kelas III
Terjadi karena adanya hubungan yang tidak baik dari lengkung gigi atau struktur skeletal dari
Maksila yang mana alami retrusi dan mandibula mengalami protrusi
 Pseudo Kelas III
Ditandai dengan maloklusi kelas III yang terutama disebabkan oleh kebiasaan. Biasa disebut
juga dengan maloklusi Habitual atau maloklusi Postural.
Berdasarkan Subdivision:
 Kelas III Subdivision
Kondisi dimana terdapat hubungan Molar kelas 3 pada satu sisi lengkung gigi dan relasi molar
kelas I pada sisi lain dari lengkung gigi
Klasifikasi menurut Dewey
Dewey memodifikasi Klasifikasi oleh Angel mengenai maloklusi pada Kelas I dan kelas
III.
 Kelas I
Dibagi menjadi 5 jenis:
1) Tipe 1, Crowding pada segmen anterior
2) Tipe 2, Proklinasi pada gigi anterior
3) Tipe 3, Crossbite anterior
4) Tipe 4, Crossbite posterior
5) Tipe 5, Mesial drifting dari gigi Molar
 Kelas II
Dibagi menjadi 3 jenis:
1) Tipe 1, terdapat Overlapping pada insisivus
2) Tipe 2, terdapat hubungan insisivus edge-to-edge
3) Tipe 3, terdapat crossbite pada insisivus
DEFINISI CROSSBITE ANTERIOR &
POSTERIOR
Crossbite adalah suatu kondisi dimana satu atau lebih gigi secara tidak normal
mengalami malposisi bukal/lingual/labial dengan mengacu pada gigi lawannya.
Crossbite Anterior
Merupakan suatu kondisi yang mana satu atau lebih gigi desisui/permanen insisivus
maksila lebih ke lingual (linguoversi) daripada insisivus mandibular.
Crossbite Posterior
Merupakan suatu kondisi dimana terdapat hubungan abnormal transversal antara gigi
posterior maksila dan mandibular.
GAMBARAN KLINIS CROSSBITE
ANTERIOR & POSTERIOR
Crossbite Anterior
Berdasarkan jumlah gigi yang terlibat:
 Single tooth Crossbite
Suatu kondisi dimana terdapat tumpang tindih(overlapping) dari salah satu gigi anterior
mandibula terhadap salah satu gigi anterior maksila
 Segmental anterior Crossbite
Suatu kondisi dimana terdapat tumpang tindih(overlapping) dari kelompok gigi anterior
mandibula terhadap sekelompok gigi maksila
Berdasarkan Struktur yang terlibat:
 Dental Crossbite
Merupakan crossbite yang terbatas pada gigi saja, kebanyakan terjadi pada satu gigi
Penyebab:
- Anomali pada jumlah Gigi (Supernumerary teeth, Missing teeth)
- Anomali pada bentuk Gigi
- Anomali pada ukuran Gigi (Microdontia, Macrodontia)
- Persistence dari gigi desidui
 Functional Crossbite
Dapat mengarah pada maloklusi pseudo kelas III
Penyebab:
- Premature loss
- Bad Habit, seperti memindahkan mandibular ke depan sehingga mencapai intracuspasi maksimum
 Skeletal Crossbite
Merupakan crossbite yang meliputi struktur skeletal, berupa lengkung maksila dan mandibular.
Terjadi karena adanya ketidaksesuaian/kesenjangan pada maksila (retrusi), mandibular (protrusi),
ataupun kombinasi keduanya.
Penyebab:
- Bad Habit (Menghisap jempol, bernapas melalui mulut)
- Trauma saat lahir (ankilosis dari TMJ oleh cedera forseps selama proses melahirkan)
Posterior Crossbite
Berdasarkan jumlah gigi yang terlibat:
 Single tooth Posterior Crossbite
Suatu kondisi dimana terdapat tumpang tindih(overlapping) dari salah satu gigi
posterior mandibula terhadap salah satu gigi anterior maksila
 Segmental Posterior Crossbite
Suatu kondisi dimana terdapat tumpang tindih(overlapping) dari kelompok gigi
posterior mandibula terhadap sekelompok gigi maksila
Berdasarkan ada atau tidaknya crossbite posterior pada kedua sisi lengkung gigi:
 Unilateral Crossbite
kondisi di mana terdapat crossbite posterior pada salah satu sisi lengkung gigi
 Bilateral Posterior Crossbite
kondisi di mana terdapat crossbite posterior pada kedua sisi lengkung gigi
Berdasarkan jangkauan/banyaknya crossbite posterior:
 Simple Posterior Crossbite
Kondisi di mana cusp buccal dari satu atau lebih gigi posterior maksila oklusi ke arah lingual dari cusp
bukal gigi mandibula
 Buccal non-occlusion (Scissor bite)
Cusp palatal dari gigi maksila posterior saat oklusi terletak ke arah bukal dari gigi mandibular posterior
 Lingual non-occlusion
Gigi maksila posterior terletak sepenuhnya di palatal dari aspek lingual gigi mandibular posterior.
Cthnya yaitu cusp bukal gigi maksila posterior terletak palatal/lingual dari cusp lingual gigi posterior
mandibular
Berdasarkan Struktur yang terlibat:
 Dental Crossbite
Merupakan crossbite yang terbatas pada gigi saja
Penyebab:
- Anomali pada jumlah Gigi (Supernumerary teeth, Missing teeth)
- Anomali pada bentuk Gigi
- Anomali pada ukuran Gigi (Microdontia, Macrodontia)
 Functional Crossbite
Dapat mengarah pada maloklusi pseudo kelas III
Penyebab:
- Premature loss
- Bad Habit, seperti memindahkan mandibular ke depan sehingga mencapai intracuspasi maksimum
 Skeletal Crossbite
Merupakan crossbite yang meliputi struktur skeletal, berupa lengkung maksila dan mandibular.
Protrusi mandibular, retrusi maksila, ataupun kombinasi keduanya dapat sebabkan Skeletal Crossbite
Penyebab:
- Bad Habit (Menghisap jempol, bernapas melalui mulut)
- Trauma saat lahir (ankilosis dari TMJ oleh cedera forseps selama proses melahirkan)
APA JENIS KEBIASAAN BURUK YANG
DAPAT SEBABKAN CROSSBITE?
JELASKAN PATOFISIOLOGINYA!
Salah satu kebiasaan yang dapat menyebabkan crossbite(posterior) ialah dummy-suckers karena
peningkatan aktivitas pipi dikombinasikan dengan kurangnya dukungan lingual terhadap gigi molar
dan kaninus maksila desidui saat lidah dipaksa ke belakang dan kebawah selama menghisap, atau
bisa juga dikarenakan posisi lidah yang kebawah menyebabkan pelebaran lengkung gigi yang
mengarah pada terjadinya crossbite pada gigi desidui. Hal ini berkaitan erat dengan durasi
(intensiveness) dari kebiasaan tersebut.
The effect of dummy-sucking on the occlusion: a review, Erik Larsson
PERAWATAN UNTUK CROSSBITE (MASA
GIGI DESIDUI, BERCAMPUR,
PERMANEN)
Perawatan Crossbite Anterior pada masa pra-remaja
 Tongue Blade
 Catlan’s appliance atau Lower Anterior Inclined Plane
 Removable Orthodontics Appliances, seperti:
1) Alat Ortho Lepasan dengan Double cantilever spring atau “Z” spring
2) Alat Ortho Lepasan dengan Expansion Screw
 Orthopedic Appliances, seperti:
1) Face mask serta dengan RME(Rapid Maxillary Expansion)
2) Chin cup appliance
 Myofunctional Appliance, seperti:
1) Frankel III appliance
Perawatan Crossbite Anterior pada Remaja & Dewasa
 Removable orthodontic appliances, seperti:
1) Removable orthodontic appliances dengan expansion screw (mini expansion screw or
medium expansion screw)
 Fixed orthodontic appliances
Tongue Blade
Digunakan untuk perawatan terhadap crossbite anterior, dengan meletakkan tongue blade dari kayu
tsb di belakang gigi yang alami crossbite pada sudut sekitar 60 derajat terhadap occlusal plane.
Pasien tersebut harus memberikan tekanan dengan menggigit Tongue Blade tsb menggunakan gigi
pada mandibular sebagai fulcrum(titik tumpu) dalam waktu 5-10 menit. Dalam sehari sebaiknya
digunakan selama total 1-2 jam. Dalam 10-14 hari biasanya sudah terlihat crossbite yang berkurang.
Catlan’s Appliance atau Lower Anterior Inclined Plane
Digunakan untuk memberikan ruang yang cukup pada lengkung untuk penyelarasan gigi maksila
yang alami crossbite dan untuk crossbite pada gigi Insisivus maksila yang mengarah ke palatum. Alat
ini terbuat dari resin akrilik atau logam cor yang disemen ke gigi Insisivus mandibular yang didesain
sedemikian rupa membentuk sudut 45 derajat terhadap Maksila Occlusal Plane.
Removable Orthodontics Appliances (Alat Ortho Lepasan), seperti:
1) Alat Ortho Lepasan dengan Double cantilever spring atau “Z” spring
Digunakan untuk anterior crossbite pada single tooth atau dua gigi anterior
2) Alat Ortho Lepasan dengan Expansion Screw
Digunakan untuk mengkoreksi crossbite pada single tooth atau segmental teeth
Orthopedic Appliances, seperti:
1) Face mask(Reversed Headgear) serta dengan RME(Rapid Maxillary Expansion)
Digunakan untuk perawatan crossbite anterior skeletal selama masa pertumbuhan, sebelum
pertumbuhan rahang terhenti. Alat ini membantu protrusi maksila yang mengalami retrusi, sehingga
menormalkan kembali struktur skeletal.
1) Chin cup appliance
Digunakan untuk menngarahkan kembali pertumbuhan dari mandibular untuk cegah atau
memperbaiki crossbite anterior karena pertumbuhan mandibular yang terlalu cepat. Alat ini cenderung
merotasikan mandibular ke arah posterior dan inferior.
Myofunctional Appliance, seperti:
1) Frankel III appliance
Untuk memperbaiki perkembangan Kelas III dari tulang rahang dalam hubungannya
dengan Crossbite anterior
Removable orthodontic appliances, seperti:
1) Removable orthodontic appliances dengan expansion screw (mini expansion screw or
medium expansion screw)
Mini Expansion screw digunakan untuk memperbaiki crossbite anterior yang melibatkan 1-2
gigi, sedangkan Medium Expansion Screw digunakan untuk memperbaiki crossbite anterior
yang melibatkan 4-6 gigi
Fixed orthodontic appliances
Untuk memperbaiki crossbite anterior yang melibatkan single tooth atau segmental teeth
AYAT / HADIST TERKAIT
At-Tin ayat 4:

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Endodontic 8
Endodontic 8Endodontic 8
Endodontic 8RSIGM
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-Lisna K. Rezky
 
Gigi dan mulut
Gigi dan mulutGigi dan mulut
Gigi dan mulut
Miranti Sastraningrum
 
desain gtl
desain gtldesain gtl
desain gtl
Gunawan Sarjono
 
Ohi s
Ohi sOhi s
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berlian
saktiirdi19
 
Pulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaaPulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaa
07051994
 
Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
wahyuni majid
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalDellery Usman
 
KARIES
KARIESKARIES
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..
asih gahayu
 
Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)
Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)
Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)Sorayya Morizha
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Vina Widya Putri
 
Tutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakTutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management Anak
Vina Widya Putri
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Vina Widya Putri
 
Restorasi gigi sulung
Restorasi gigi sulungRestorasi gigi sulung
Restorasi gigi sulung
LuluAmandaUtami
 
Mahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan pptMahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan ppt
haulahrahma
 
Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)
Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)
Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)
Audree Geraldine Jonathan
 

La actualidad más candente (20)

Endodontic 8
Endodontic 8Endodontic 8
Endodontic 8
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
 
Gigi dan mulut
Gigi dan mulutGigi dan mulut
Gigi dan mulut
 
Tugas ppt oklusi pada gtp
Tugas ppt oklusi pada gtpTugas ppt oklusi pada gtp
Tugas ppt oklusi pada gtp
 
desain gtl
desain gtldesain gtl
desain gtl
 
Ohi s
Ohi sOhi s
Ohi s
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berlian
 
Pulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaaPulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaa
 
Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
 
KARIES
KARIESKARIES
KARIES
 
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..
 
Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)
Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)
Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
 
Tutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakTutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management Anak
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
 
Restorasi gigi sulung
Restorasi gigi sulungRestorasi gigi sulung
Restorasi gigi sulung
 
inlay
inlayinlay
inlay
 
Mahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan pptMahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan ppt
 
Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)
Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)
Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)
 

Similar a Tutorial Maloklusi & Crossbite

Impaksi maggie
Impaksi maggieImpaksi maggie
Impaksi maggie
maggienth
 
Journal reading
Journal readingJournal reading
Journal reading
Haluanry Santoso
 
JOURNAL ORTHO LAPSUS.pptx
JOURNAL ORTHO LAPSUS.pptxJOURNAL ORTHO LAPSUS.pptx
JOURNAL ORTHO LAPSUS.pptx
AndrianusSudarmono2
 
Crossbite
CrossbiteCrossbite
Crossbite
Arlette Setiawan
 
Management Crowded Anterior On Children
Management Crowded Anterior On ChildrenManagement Crowded Anterior On Children
Management Crowded Anterior On ChildrenTaufiqi Hidayatullah
 
LITREF BM
LITREF BMLITREF BM
LITREF BM
manu bawa
 
PART 3 CHAPTER 6.pdf
PART 3 CHAPTER 6.pdfPART 3 CHAPTER 6.pdf
PART 3 CHAPTER 6.pdf
cindyramadhan2
 
Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3
cameliasenada
 
Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3RSIGM
 
4.oklusi
4.oklusi4.oklusi
4.oklusi
asih gahayu
 
5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi
asih gahayu
 
5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi
asih gahayu
 
Jurding denrad deklay
Jurding denrad deklayJurding denrad deklay
Jurding denrad deklay
MariatunZahroNasutio
 
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
dentalid
 
Displacement tooth (traumatic injury on children)
Displacement tooth (traumatic injury on children) Displacement tooth (traumatic injury on children)
Displacement tooth (traumatic injury on children)
Taufiqi Hidayatullah
 
Hubungan antara rahang dengan gigi tiruan
Hubungan antara rahang dengan gigi tiruanHubungan antara rahang dengan gigi tiruan
Hubungan antara rahang dengan gigi tiruan
iqbal6979
 
PERAWATAN MALOKLUSI KELAS III DENGAN REVERSE.pptx
PERAWATAN MALOKLUSI KELAS III DENGAN REVERSE.pptxPERAWATAN MALOKLUSI KELAS III DENGAN REVERSE.pptx
PERAWATAN MALOKLUSI KELAS III DENGAN REVERSE.pptx
AGUSHARO
 
PERAWATAN MALOKLUSI KELAS III DENGAN REVERSE.pptx
PERAWATAN MALOKLUSI KELAS III DENGAN REVERSE.pptxPERAWATAN MALOKLUSI KELAS III DENGAN REVERSE.pptx
PERAWATAN MALOKLUSI KELAS III DENGAN REVERSE.pptx
AGUSHARO
 
diagnosa dan penata ksanaan fraktur mandi bula.pdf
diagnosa dan penata ksanaan fraktur mandi bula.pdfdiagnosa dan penata ksanaan fraktur mandi bula.pdf
diagnosa dan penata ksanaan fraktur mandi bula.pdf
ZulccPalu
 
PPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptxPPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptx
NSIAk2
 

Similar a Tutorial Maloklusi & Crossbite (20)

Impaksi maggie
Impaksi maggieImpaksi maggie
Impaksi maggie
 
Journal reading
Journal readingJournal reading
Journal reading
 
JOURNAL ORTHO LAPSUS.pptx
JOURNAL ORTHO LAPSUS.pptxJOURNAL ORTHO LAPSUS.pptx
JOURNAL ORTHO LAPSUS.pptx
 
Crossbite
CrossbiteCrossbite
Crossbite
 
Management Crowded Anterior On Children
Management Crowded Anterior On ChildrenManagement Crowded Anterior On Children
Management Crowded Anterior On Children
 
LITREF BM
LITREF BMLITREF BM
LITREF BM
 
PART 3 CHAPTER 6.pdf
PART 3 CHAPTER 6.pdfPART 3 CHAPTER 6.pdf
PART 3 CHAPTER 6.pdf
 
Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3
 
Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3
 
4.oklusi
4.oklusi4.oklusi
4.oklusi
 
5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi
 
5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi
 
Jurding denrad deklay
Jurding denrad deklayJurding denrad deklay
Jurding denrad deklay
 
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
 
Displacement tooth (traumatic injury on children)
Displacement tooth (traumatic injury on children) Displacement tooth (traumatic injury on children)
Displacement tooth (traumatic injury on children)
 
Hubungan antara rahang dengan gigi tiruan
Hubungan antara rahang dengan gigi tiruanHubungan antara rahang dengan gigi tiruan
Hubungan antara rahang dengan gigi tiruan
 
PERAWATAN MALOKLUSI KELAS III DENGAN REVERSE.pptx
PERAWATAN MALOKLUSI KELAS III DENGAN REVERSE.pptxPERAWATAN MALOKLUSI KELAS III DENGAN REVERSE.pptx
PERAWATAN MALOKLUSI KELAS III DENGAN REVERSE.pptx
 
PERAWATAN MALOKLUSI KELAS III DENGAN REVERSE.pptx
PERAWATAN MALOKLUSI KELAS III DENGAN REVERSE.pptxPERAWATAN MALOKLUSI KELAS III DENGAN REVERSE.pptx
PERAWATAN MALOKLUSI KELAS III DENGAN REVERSE.pptx
 
diagnosa dan penata ksanaan fraktur mandi bula.pdf
diagnosa dan penata ksanaan fraktur mandi bula.pdfdiagnosa dan penata ksanaan fraktur mandi bula.pdf
diagnosa dan penata ksanaan fraktur mandi bula.pdf
 
PPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptxPPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptx
 

Más de Vina Widya Putri

Infeksi Odontogenik
Infeksi OdontogenikInfeksi Odontogenik
Infeksi Odontogenik
Vina Widya Putri
 
Lesi Pigmentasi
Lesi PigmentasiLesi Pigmentasi
Lesi Pigmentasi
Vina Widya Putri
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Vina Widya Putri
 
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa RekurenReccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
Vina Widya Putri
 
Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...
Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...
Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...
Vina Widya Putri
 
Lesi Rongga Mulut Akibat Virus
Lesi Rongga Mulut Akibat VirusLesi Rongga Mulut Akibat Virus
Lesi Rongga Mulut Akibat Virus
Vina Widya Putri
 
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Vina Widya Putri
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Vina Widya Putri
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Vina Widya Putri
 
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Vina Widya Putri
 
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAKLaporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Vina Widya Putri
 
Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Vina Widya Putri
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Vina Widya Putri
 
Premolar kedua rahang atas
Premolar kedua rahang atasPremolar kedua rahang atas
Premolar kedua rahang atas
Vina Widya Putri
 
Premolar pertama rahang atas
Premolar pertama rahang atasPremolar pertama rahang atas
Premolar pertama rahang atas
Vina Widya Putri
 
Laporan Tutorial (Bakteri, Infeksi dan Inflamasi)
Laporan Tutorial (Bakteri, Infeksi dan Inflamasi)Laporan Tutorial (Bakteri, Infeksi dan Inflamasi)
Laporan Tutorial (Bakteri, Infeksi dan Inflamasi)
Vina Widya Putri
 
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam DarahLaporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Vina Widya Putri
 
Laporan Pendidikan Kewarganegaraan (Persepsi dan Penerapan Wawasan Nusantara ...
Laporan Pendidikan Kewarganegaraan (Persepsi dan Penerapan Wawasan Nusantara ...Laporan Pendidikan Kewarganegaraan (Persepsi dan Penerapan Wawasan Nusantara ...
Laporan Pendidikan Kewarganegaraan (Persepsi dan Penerapan Wawasan Nusantara ...
Vina Widya Putri
 
Indonesia Bebas Karies 2020
Indonesia Bebas Karies 2020Indonesia Bebas Karies 2020
Indonesia Bebas Karies 2020
Vina Widya Putri
 
Tugas Bahasa Indonesia Diksi
Tugas Bahasa Indonesia DiksiTugas Bahasa Indonesia Diksi
Tugas Bahasa Indonesia Diksi
Vina Widya Putri
 

Más de Vina Widya Putri (20)

Infeksi Odontogenik
Infeksi OdontogenikInfeksi Odontogenik
Infeksi Odontogenik
 
Lesi Pigmentasi
Lesi PigmentasiLesi Pigmentasi
Lesi Pigmentasi
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
 
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa RekurenReccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
 
Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...
Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...
Laporan Praktikum Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Untuk Menegakkan Diagnos...
 
Lesi Rongga Mulut Akibat Virus
Lesi Rongga Mulut Akibat VirusLesi Rongga Mulut Akibat Virus
Lesi Rongga Mulut Akibat Virus
 
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
 
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
 
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAKLaporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
 
Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
 
Premolar kedua rahang atas
Premolar kedua rahang atasPremolar kedua rahang atas
Premolar kedua rahang atas
 
Premolar pertama rahang atas
Premolar pertama rahang atasPremolar pertama rahang atas
Premolar pertama rahang atas
 
Laporan Tutorial (Bakteri, Infeksi dan Inflamasi)
Laporan Tutorial (Bakteri, Infeksi dan Inflamasi)Laporan Tutorial (Bakteri, Infeksi dan Inflamasi)
Laporan Tutorial (Bakteri, Infeksi dan Inflamasi)
 
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam DarahLaporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
 
Laporan Pendidikan Kewarganegaraan (Persepsi dan Penerapan Wawasan Nusantara ...
Laporan Pendidikan Kewarganegaraan (Persepsi dan Penerapan Wawasan Nusantara ...Laporan Pendidikan Kewarganegaraan (Persepsi dan Penerapan Wawasan Nusantara ...
Laporan Pendidikan Kewarganegaraan (Persepsi dan Penerapan Wawasan Nusantara ...
 
Indonesia Bebas Karies 2020
Indonesia Bebas Karies 2020Indonesia Bebas Karies 2020
Indonesia Bebas Karies 2020
 
Tugas Bahasa Indonesia Diksi
Tugas Bahasa Indonesia DiksiTugas Bahasa Indonesia Diksi
Tugas Bahasa Indonesia Diksi
 

Último

PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
PramitaHertasning
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
hendityas
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 

Último (17)

PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 

Tutorial Maloklusi & Crossbite

  • 1. TUTORIAL SKENARIO 5 BLOK 8 Vina Widya Putri J2A017017
  • 2. KLASIFIKASI MALOKLUSI (OLEH DEWEY & BERDASARKAN ANGLE, TERMASUK RELASI MOLAR SATU PERMANEN) RELASI MOLAR A. Kelas I Cusp Mesiobukal gigi Molar satu Permanen Maksila beroklusi pada Mesiobukal developmental groove dari gigi Molar satu Permanen Mandibular B. Kelas II Cusp Distobukal gigi Molar satu Permanen Maksila beroklusi pada Mesiobukal developmental groove dari gigi Molar satu Permanen Mandibular C. Kelas III Cusp Mesiobukal gigi Molar satu Permanen Maksila beroklusi pada Interdental antara gigi Molar satu&dua Permanen Mandibular
  • 3.
  • 4. Menurut Edward H. Angle (1898) Ia mengklasifikasikan Maloklusi berdasarkan hubungan Anteroposterior dari gigi. Ia angka romawi (I,II,III) untuk menunjukkan kelas utama dan angka Arabic (1,2) untuk menunjukan division. A. Kelas I Cusp Mesiobukal gigi Molar satu Permanen Maksila beroklusi pada Mesiobukal developmental groove dari gigi Molar satu Permanen Mandibular Gambaran Klinis: • Ekstraoral Bentuk kepala Mesocephalic, Bentuk wajah Mesoprosopic, Profil wajah Lurus/Orthognathic, Pembagian wajah lurus, Nasolabial angle normal, Bibir kompeten • Intraoral Relasi Molar, Kaninus, Insisivus yaitu Kelas I, Bisa terdapat spacing pada lengkung gigi, Crowding, Rotasi, Gigi hilang, Bimaxillary Protrusion, Midline Diastema
  • 5.
  • 6. B. Kelas II Berdasarkan Jenis:  Division 1 Maloklusi Dicirikan dengan relasi molar kelas dua pada kedua sisi dengan proklinasi/protrusi pada anterior maksila Gambaran Klinis • Ekstraoral Profil Wajah Convex, Sudut Nasolabial menurun/berkurang, Bibir inkompeten, Sulkus Mentolabial dalam, Mentalis Hiperaktif • Intraoral Relasi Molar dan Kaninus kelas II pada sisi kanan&kiri dari lengkung, Relasi Insisivus kelas II Division 1 dari hubungan Insisif, Lengkung maksila berbentuk ‘V’, Anterior Maksila Proklinasi/Protrusi, Overjet meningkat, Overbite meningkat
  • 7.
  • 8.  Division 2 Maloklusi Dicirikan dengan relasi molar kelas dua dengan retroklinasi/retrusi pada anterior maksila Gambaran Klinis • Ekstraoral Profil Wajah Convex, Sudut Nasolabial meningkat/bertambah, Bibir inkompeten, Sulkus Mentolabial dalam, Mentalis Hiperaktif • Intraoral Relasi Molar dan Kaninus kelas II pada sisi kanan&kiri dari lengkung, Relasi Insisivus kelas II Division 2 pada sisi kanan&kiri, Lengkung maksila berbentuk ‘U’, Anterior Maksila Crowded, Overjet menurun, Overbite meningkat
  • 9. Berdasarkan Subdivision:  Subdivision 1 Kondisi dimana terdapat relasi molar kelas II pada satu sisi lengkung gigi dan relasi molar kelas I pada sisi lain dari lengkung gigi diikuti proklinasi Anterior Maksila  Subdivision 2 Kondisi dimana terdapat relasi molar kelas II pada satu sisi lengkung gigi dan relasi molar kelas I pada sisi lain dari lengkung gigi diikuti retroklinasi Anterior Maksila
  • 10. C. Kelas III Cusp Mesiobukal gigi Molar satu Permanen Maksila beroklusi pada Interdental antara gigi Molar satu&dua Permanen Mandibular Gambaran Klinis • Ekstra Oral Profil wajah Concave, Bibirnya bisa saja inkompeten, Sulcus Mentolabial dangkal, Pembagian Wajah Anterior • Intra Oral Relasi Molar, Insisivus, Kaninus kelas III, Overjet Terbalik, Lengkung Maksila Retrusi, Lengkung Mandibula Protrusi
  • 11. Berdasarkan Jenis:  True Kelas III Terjadi karena adanya hubungan yang tidak baik dari lengkung gigi atau struktur skeletal dari Maksila yang mana alami retrusi dan mandibula mengalami protrusi  Pseudo Kelas III Ditandai dengan maloklusi kelas III yang terutama disebabkan oleh kebiasaan. Biasa disebut juga dengan maloklusi Habitual atau maloklusi Postural. Berdasarkan Subdivision:  Kelas III Subdivision Kondisi dimana terdapat hubungan Molar kelas 3 pada satu sisi lengkung gigi dan relasi molar kelas I pada sisi lain dari lengkung gigi
  • 12. Klasifikasi menurut Dewey Dewey memodifikasi Klasifikasi oleh Angel mengenai maloklusi pada Kelas I dan kelas III.  Kelas I Dibagi menjadi 5 jenis: 1) Tipe 1, Crowding pada segmen anterior 2) Tipe 2, Proklinasi pada gigi anterior 3) Tipe 3, Crossbite anterior 4) Tipe 4, Crossbite posterior 5) Tipe 5, Mesial drifting dari gigi Molar
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.  Kelas II Dibagi menjadi 3 jenis: 1) Tipe 1, terdapat Overlapping pada insisivus 2) Tipe 2, terdapat hubungan insisivus edge-to-edge 3) Tipe 3, terdapat crossbite pada insisivus
  • 17.
  • 18. DEFINISI CROSSBITE ANTERIOR & POSTERIOR Crossbite adalah suatu kondisi dimana satu atau lebih gigi secara tidak normal mengalami malposisi bukal/lingual/labial dengan mengacu pada gigi lawannya. Crossbite Anterior Merupakan suatu kondisi yang mana satu atau lebih gigi desisui/permanen insisivus maksila lebih ke lingual (linguoversi) daripada insisivus mandibular. Crossbite Posterior Merupakan suatu kondisi dimana terdapat hubungan abnormal transversal antara gigi posterior maksila dan mandibular.
  • 19. GAMBARAN KLINIS CROSSBITE ANTERIOR & POSTERIOR Crossbite Anterior Berdasarkan jumlah gigi yang terlibat:  Single tooth Crossbite Suatu kondisi dimana terdapat tumpang tindih(overlapping) dari salah satu gigi anterior mandibula terhadap salah satu gigi anterior maksila  Segmental anterior Crossbite Suatu kondisi dimana terdapat tumpang tindih(overlapping) dari kelompok gigi anterior mandibula terhadap sekelompok gigi maksila
  • 20. Berdasarkan Struktur yang terlibat:  Dental Crossbite Merupakan crossbite yang terbatas pada gigi saja, kebanyakan terjadi pada satu gigi Penyebab: - Anomali pada jumlah Gigi (Supernumerary teeth, Missing teeth) - Anomali pada bentuk Gigi - Anomali pada ukuran Gigi (Microdontia, Macrodontia) - Persistence dari gigi desidui  Functional Crossbite Dapat mengarah pada maloklusi pseudo kelas III Penyebab: - Premature loss - Bad Habit, seperti memindahkan mandibular ke depan sehingga mencapai intracuspasi maksimum
  • 21.  Skeletal Crossbite Merupakan crossbite yang meliputi struktur skeletal, berupa lengkung maksila dan mandibular. Terjadi karena adanya ketidaksesuaian/kesenjangan pada maksila (retrusi), mandibular (protrusi), ataupun kombinasi keduanya. Penyebab: - Bad Habit (Menghisap jempol, bernapas melalui mulut) - Trauma saat lahir (ankilosis dari TMJ oleh cedera forseps selama proses melahirkan)
  • 22. Posterior Crossbite Berdasarkan jumlah gigi yang terlibat:  Single tooth Posterior Crossbite Suatu kondisi dimana terdapat tumpang tindih(overlapping) dari salah satu gigi posterior mandibula terhadap salah satu gigi anterior maksila  Segmental Posterior Crossbite Suatu kondisi dimana terdapat tumpang tindih(overlapping) dari kelompok gigi posterior mandibula terhadap sekelompok gigi maksila
  • 23. Berdasarkan ada atau tidaknya crossbite posterior pada kedua sisi lengkung gigi:  Unilateral Crossbite kondisi di mana terdapat crossbite posterior pada salah satu sisi lengkung gigi  Bilateral Posterior Crossbite kondisi di mana terdapat crossbite posterior pada kedua sisi lengkung gigi
  • 24. Berdasarkan jangkauan/banyaknya crossbite posterior:  Simple Posterior Crossbite Kondisi di mana cusp buccal dari satu atau lebih gigi posterior maksila oklusi ke arah lingual dari cusp bukal gigi mandibula  Buccal non-occlusion (Scissor bite) Cusp palatal dari gigi maksila posterior saat oklusi terletak ke arah bukal dari gigi mandibular posterior  Lingual non-occlusion Gigi maksila posterior terletak sepenuhnya di palatal dari aspek lingual gigi mandibular posterior. Cthnya yaitu cusp bukal gigi maksila posterior terletak palatal/lingual dari cusp lingual gigi posterior mandibular
  • 25. Berdasarkan Struktur yang terlibat:  Dental Crossbite Merupakan crossbite yang terbatas pada gigi saja Penyebab: - Anomali pada jumlah Gigi (Supernumerary teeth, Missing teeth) - Anomali pada bentuk Gigi - Anomali pada ukuran Gigi (Microdontia, Macrodontia)  Functional Crossbite Dapat mengarah pada maloklusi pseudo kelas III Penyebab: - Premature loss - Bad Habit, seperti memindahkan mandibular ke depan sehingga mencapai intracuspasi maksimum
  • 26.  Skeletal Crossbite Merupakan crossbite yang meliputi struktur skeletal, berupa lengkung maksila dan mandibular. Protrusi mandibular, retrusi maksila, ataupun kombinasi keduanya dapat sebabkan Skeletal Crossbite Penyebab: - Bad Habit (Menghisap jempol, bernapas melalui mulut) - Trauma saat lahir (ankilosis dari TMJ oleh cedera forseps selama proses melahirkan)
  • 27. APA JENIS KEBIASAAN BURUK YANG DAPAT SEBABKAN CROSSBITE? JELASKAN PATOFISIOLOGINYA! Salah satu kebiasaan yang dapat menyebabkan crossbite(posterior) ialah dummy-suckers karena peningkatan aktivitas pipi dikombinasikan dengan kurangnya dukungan lingual terhadap gigi molar dan kaninus maksila desidui saat lidah dipaksa ke belakang dan kebawah selama menghisap, atau bisa juga dikarenakan posisi lidah yang kebawah menyebabkan pelebaran lengkung gigi yang mengarah pada terjadinya crossbite pada gigi desidui. Hal ini berkaitan erat dengan durasi (intensiveness) dari kebiasaan tersebut. The effect of dummy-sucking on the occlusion: a review, Erik Larsson
  • 28. PERAWATAN UNTUK CROSSBITE (MASA GIGI DESIDUI, BERCAMPUR, PERMANEN) Perawatan Crossbite Anterior pada masa pra-remaja  Tongue Blade  Catlan’s appliance atau Lower Anterior Inclined Plane  Removable Orthodontics Appliances, seperti: 1) Alat Ortho Lepasan dengan Double cantilever spring atau “Z” spring 2) Alat Ortho Lepasan dengan Expansion Screw  Orthopedic Appliances, seperti: 1) Face mask serta dengan RME(Rapid Maxillary Expansion) 2) Chin cup appliance  Myofunctional Appliance, seperti: 1) Frankel III appliance
  • 29. Perawatan Crossbite Anterior pada Remaja & Dewasa  Removable orthodontic appliances, seperti: 1) Removable orthodontic appliances dengan expansion screw (mini expansion screw or medium expansion screw)  Fixed orthodontic appliances
  • 30. Tongue Blade Digunakan untuk perawatan terhadap crossbite anterior, dengan meletakkan tongue blade dari kayu tsb di belakang gigi yang alami crossbite pada sudut sekitar 60 derajat terhadap occlusal plane. Pasien tersebut harus memberikan tekanan dengan menggigit Tongue Blade tsb menggunakan gigi pada mandibular sebagai fulcrum(titik tumpu) dalam waktu 5-10 menit. Dalam sehari sebaiknya digunakan selama total 1-2 jam. Dalam 10-14 hari biasanya sudah terlihat crossbite yang berkurang. Catlan’s Appliance atau Lower Anterior Inclined Plane Digunakan untuk memberikan ruang yang cukup pada lengkung untuk penyelarasan gigi maksila yang alami crossbite dan untuk crossbite pada gigi Insisivus maksila yang mengarah ke palatum. Alat ini terbuat dari resin akrilik atau logam cor yang disemen ke gigi Insisivus mandibular yang didesain sedemikian rupa membentuk sudut 45 derajat terhadap Maksila Occlusal Plane.
  • 31. Removable Orthodontics Appliances (Alat Ortho Lepasan), seperti: 1) Alat Ortho Lepasan dengan Double cantilever spring atau “Z” spring Digunakan untuk anterior crossbite pada single tooth atau dua gigi anterior 2) Alat Ortho Lepasan dengan Expansion Screw Digunakan untuk mengkoreksi crossbite pada single tooth atau segmental teeth
  • 32. Orthopedic Appliances, seperti: 1) Face mask(Reversed Headgear) serta dengan RME(Rapid Maxillary Expansion) Digunakan untuk perawatan crossbite anterior skeletal selama masa pertumbuhan, sebelum pertumbuhan rahang terhenti. Alat ini membantu protrusi maksila yang mengalami retrusi, sehingga menormalkan kembali struktur skeletal. 1) Chin cup appliance Digunakan untuk menngarahkan kembali pertumbuhan dari mandibular untuk cegah atau memperbaiki crossbite anterior karena pertumbuhan mandibular yang terlalu cepat. Alat ini cenderung merotasikan mandibular ke arah posterior dan inferior.
  • 33. Myofunctional Appliance, seperti: 1) Frankel III appliance Untuk memperbaiki perkembangan Kelas III dari tulang rahang dalam hubungannya dengan Crossbite anterior
  • 34. Removable orthodontic appliances, seperti: 1) Removable orthodontic appliances dengan expansion screw (mini expansion screw or medium expansion screw) Mini Expansion screw digunakan untuk memperbaiki crossbite anterior yang melibatkan 1-2 gigi, sedangkan Medium Expansion Screw digunakan untuk memperbaiki crossbite anterior yang melibatkan 4-6 gigi
  • 35. Fixed orthodontic appliances Untuk memperbaiki crossbite anterior yang melibatkan single tooth atau segmental teeth
  • 36. AYAT / HADIST TERKAIT At-Tin ayat 4: