2. Kelompok 3:
Indah Puspita Sari (200101110046)
Adina Paramita Rahmawati (200101110123)
Oktavia Ningrum (200101110126)
Yumna Lutfillah Zamzam (200101110139)
3. "dalla~adullu~dalil" (bahasa Arab)
=> yang menunjuk, yang memberi tanda
sesuatu yang dipakai untuk menetapkan suatu
hukum, atau sebaliknya yakni menetapkan suatu
hukum dengan suatu dalil.
Dalil dibagi menjadi 2 :
1. Dalil Muttafaq(Al-quran, sunnah, Ijma', qiyas)
2. Dalil Mukhtalaf(Istihsan, Mashalih Mursalah, Sadd Adz-Dzari’ah, Al-
‘Urf, Qaul Sahabat, Syar’u Man Qablana, Istishhab, dll)
Pengertian Dalil
4. RAGAM ISTILAH
Madlul adalah apa yang ditunjukkan oleh dalil
(isi dari dalil).
Dilalah adalah apa yang dikehendaki oleh lafal,
ketika lafal itu diucapkan secara mutlak.
Istidlal adalah metode dalam menarik
kesimpulan hukum dari dalil-dalil yang biasa
digunakan para ulama.
5. Dilihat dari penunjukkannya (dilalah), dalil
terbagi menjadi empat :
1. Qath’i Tsubut (sumber yang meyakinkan datangnya dari Allah dan
Rasulullah ) dan Qath’i Dalalah (penunjukkan dalilnya mengandung
makna yang tegas)
2. Qath’i Tsubut dan Zhanni Dalalah (penunjukkan dalilnya
mengandung kemungkinan makna-makna yang dipahami berbeda)
3. Zhanni Tsubut (sumber yang kekuatanya hanya dugaan kuat berasal
dari Rasulullah) dan Qath’i Dalalah
4. Zhanni Tsubut dan Zhanni dalalah
6. Al-Qur'an
Menurut bahasa berarti bacaan
atau yang dibaca.
Menurut istilah, Al-Qur’an adalah wahyu
Allah SWT yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril
sebagai petunjuk bagi umat manusia yang
tertulis dalam bahasa Arab, dan
membacanya bernilai ibadah.
7. Dalam Alquran sendiri tertulis hukum
yang meliputi:
I'tiqadiyyah, yaitu hukum yang berhubungan dengan
keimanan
Khuluqiyyah, yaitu hukum yang berhubungan
dengan manusia
Amaliyah, yaitu hukum yang berhubungan dengan
perbuatan manusia.
8. Al-Qur'an sebagai
hujjah
Hujjah adalah bukti absah sebagai landasan
bahwa argumentasi tersebut bisa diterima
khalayak.
Terdapat dua macam hujjah yang dapat menjadi
dasar argumentasi dalam Islam.
1. Hujjah Naqliyah
2. Hujjah Aqliyah
10. Pembagian Ayat-
ayat Al-Qur’an
Ada 2 hal penting yang perlu diperhatikan ketika
didalam kajian terhadap Al-Qur’an, yaitu:
1. al-tsubut (kebenaran sumber)
2. al-dalalah (kandungan makna).
11. Dari sisi al-tsubut Al-Qur’an, tidak ditemukan
perbedaan pandangan di kalangan umat Islam
tentang kebenaran sumbernya (qath’i tsubut)
berasal dari Allah, demkian karena secara
mutawatir sampai kepada umat Islam sehingga
menimbulkan keyakinan yakin
al-tsubut
12. Pembagian ayat Al-Qur'an dari Al-Dalalah
dari sisi al-dalalah, ayat al-Qu’an ada yang qath’i dan
ada pula yang zhanni.
Abdul Wahhab Khallaf berpendapat:
Nash al-Qur’an dan Hadis yang bersifat qath’i al-dalalah
adalah nash yang menunjuk pada makna tertentu yang tidak
mengandung kemungkinan untuk dita’wil (dipalingkan dari
makna asalnya) dan tidak ada celah atau peluang untuk
memahaminya selain makna tersebut.
13. qath`i al-dalalah
● Secara bahasa, qath’i berarti pasti.
● Qath’I adalah suatu petunjuk hukum atau nas yang
pengertiannya dapat dipahami dengan jelas tanpa ada peluang
untuk menginterpretasikan dengan yang lain.
● Contoh ayat qath’i
1. Artinya: “laksanakanlah sholat”(QS. Al-Baqarah/2: 43).
2. Artinya: “dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang
ditinggalkan oleh istri-istri kamu jika mereka tidak mempunyai
anak”. (QS. An-Nisa’ : 12).
14. Zhanni al-Dalalah
● Berbeda dengan qath`i al-dalalah, sesuatu yang pasti dan
meyakinkan. zhanni al-dalalah masih mengandung dua
atau lebih kemungkinan
Menurut Asy-Syathibi:
zhanni al-dalalah merupakan dalil yang asal usul historisnya
(al-wurud), penunjukkan kepada maknanya (al-dalalah), atau
kekuatan argumentatif maknanya itu sendiri (al-hujjiyah) diduga
kuat sebagai benar, seperti keputusan hakim yang didasarkan
atas keterangan para saksi yang tidak mustahil melakukan
kekeliruan.
15. Asy-Syathibi membagi dzani al-dalalah
menjadi 3 yaitu:
1. Dzanni al-dalalah yang dinaungi oleh suatu prinsip
universal yang qath’I (ashl qath’i).
2. Dzanni al-dalalah yang bertentangan dengan suatu
prinsip yang qath’i.
3. Dzanni al-dalalah yang tidak bertentangan dengan
suatu prinsip yang qath’i, tetapi tidak pula dinaungi
oleh suatu prinsip yang qath’i.
16. Contoh ayat-ayat dzanni al-
dalalah
QS. Al-Baqarah/2 : 228
ُُتََٰقَّلَطُمۡٱل َو. َُن ۡصَّب َرَتَي. َُّنِهِسُفنَأِب. ُ
َةَثََٰلَث. ُ
ء ٓوُرُق.
Artinya: “Wanita-wanita yang ditalak
handaklah menahan diri (menunggu) tiga
kali quru'”.
QS. Al-Maidah (5) : 38
ُُق ِ
ارَّسال َو
ُ
ُةَق ِ
ارَّسال َو
واُعَطْقاَف
ُ
َأ
اَمُهَيِدْي
ُ
اء َزَج
اَمِب
ُ
َسَك
اَب
ُ
الَكَن
َُنِم
ُ
ِ َّ
َللا
ُ
ۗ
ُ
ُ َّ
َللا َو
ُ
يز ِ
زَع
َُح
ُ
ٌيِك
Artinya: “Laki-laki yang mencuri dan
perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa
yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan
dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana”.
17. PENGERTIAN SUNNAH
Ulama ushul fiqh & fiqh:
perbuatan yang apabila dikerjakan
mendapat pahala dan apabila ditinggalkan
tidak berdosa (as a product)
Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib
“Segala perilaku Rasulullah yang
berhubungan dengan hukum, baik berupa
ucapan, perbuatan, atau pengakuan".
18. Sunnah
qaulyyah
Sunnah
fi’liyyah
Sunnah
taqririyah
MACAM SUNNAH
berupa perkataan Nabi
saw. yang didengar
atau disampaikan oleh
seorang atau beberapa
orang sahabat kepada
yang lain
setiap perbuatan
yang dilakukan Nabi
saw. yang diketahui
dan disampaikan
oleh sahabat
kepada orang lain,
pengakuan
Rasulullah atas
perilaku para
sahabat.
19. 3 hal dalam perbuatan dan ucapan Nabi
yang tidak tergolong syariah
1. Perbuatan yang berkaitan tabiat kemanusiaannya. Seperti
berdiri, duduk, tidur, dll. (kecuali ada dalil dan berkaitan
dengan keteladanan)
2. Perbuatan yang berkaitan dengan pengalaman dan
pengetahuan, seperti pengobatan, bertani dan berniaga.
3. Perbuatan yang berkaitan dengan semangat keagamaan,
akan tetapi perbuatan itu khususiah kepada Nabi, seperti Nabi
beristeri lebih dari empat orang.
20. Hadis Muttawatir dan Ahad
● Sunnah atau hadis dari segi sanadnya atau periwayatannya
dalam kajian ushul fiqih dibagi menjadi dua macam, yaitu:
hadis mutawwatir dan hadis ahad.
1. Hadits yang diriwayatkan oleh sekian banyak sahabat yang
menurut kebiasaan mustahil mereka untuk berdusta.
2. Hadits yangdiriwayatkan dari Rasulullah saw. oleh sejumlah
orang yang tidak sampai pada batas Mutawatir dalam tiga masa.
21. Kehujjahan Khabar Muttawatir dan
Ahad Sebagai Sumber Hukum
Semua ulama telah menyepakati kehujjahan hadis
Mutawatir, hal ini dipertegas dalil Al-Quran dalam
Surat An-Nisa (49)
Sunnah ahad dapat dijadikan hujjah yang
berkekuatan mengikat dan berdiri sendiri dengan
catatan haruslah bersambung sanadnya yang
terpercaya meskipun diriwayatkan satu orang.