Embriologi dan fisiologi kulit dibahas dalam dokumen tersebut. Embriologi kulit membahas perkembangan epidermis dan dermis selama kehamilan, sedangkan fisiologi kulit membahas fungsi-fungsi kulit seperti perlindungan, termoregulasi, sensasi, produksi vitamin D, ekskresi dan absorpsi.
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
Embriologi dan fisiologi kulit
1. Embriologi Kulit
Epidermis
Berasal dari surface ectoderm. (minggu ke-2 sampai lahir)
Pada mulanya, minggu ke-4/5, embryo ditutupi oleh satu lapis sel ectoderm.
Awal bulan ke-2 kehamilan (minggu ke-7): epitel terbagi dua, yaitu sel basal dan
periderm/epitrichium, lapisan pipih yang terletak pada bagian permukaan.
Sel basal kemudian mengalami proliferasi, membentuk lapisan ketiga, yaitu intermediet
zone (minggu ke-11).
Akhir bulan ke-4 kehamilan: epidermis sudah membentuk lapisan sebenarnya, yaitu :
a. Basal layer (germinativum)
- Memproduksi sel baru, permukaannya akan membentuk gelombang (menjadi
sidik jari).
b. Spinous layer
- Sel polyhedral dengan tonofibril.
c. Granular layer
- Mengandung keratohyalin granul.
d. Horny layer
- Membentuk lapisan permukaan epidermis yang tidak rata, terdiri dari sel mati
yang mengandung keratin.
- Lapisan periderm biasanya terlepas di trimester ke-2 (minggu ke-21) intrauterine
life, dan dapat ditemukan di cairan amnion. Setelah periderm lepas,
terbentuklah stratum corneum.
Pembentukan melanocytes :
- Neural crest bermigrasi menuju mesenkin dermis dan berdiferensiasi menjadi
melanoblast, sel ini kemudian bermigrasi menuju dermoepidermal junction dan
berdiferesiasi menjadi melanocytes. Proses perubahan ini diregulasi oleh Wnt
signaling.
- Saat bulan ke-3, epidermis, diinvasi oleh sel dari neural crest untuk membentuk
sel yang memiliki melanosome untuk mensintesis pigmen melanin. Karena
melanosome mengalami akumulasi, mereka ditransport melalui dendritic
process melanocytes ke keratinocytes pada kulit dan rambut. Inilah proses yang
disebut dengan pigmentasi. Melanocytes mulai memproduksi melanin sebelum
lahir dan menyebarkannya ke bagian epidermis.
Saat trisemester pertama, sel Langerhans yang berasal dari sumsum merah tulang
menginvasi epidermis
Saat bulan ke-4 sampai 6, sel merkel muncul pada epidermis.
Dermis
Berasal dari lateral plate mesoderm dan dermatomes dari somite.
Pada minggu ke – 5, pembuluh darah pada dermis awalnya terdiri dari simple
struktur endothelium-lined yang berbeda dari mesenkim.
Minggu ke-11, sel mesenkim berdiferensiasi menjadi fibroblast dan mulai
memproduksi jarinagn ikat kolagen dan elastic.
2. Pada bulan ke-3 dan ke-4, jaringan ini, corium, membentuk lapisan papilary (dermal
papila), yang menonjol ke arah permukaan epidermis, sebagian besar mengandung
kapiler kecil dan sensory nerve end organ. Lapisan yang lebih dalam, subcorium,
mengandung banyak jaringan lemak.
Pada bulan ke-5, kulit ditutupi oleh whitish paste (cairan pekat keputihan), vernix
caseosa, yang dibentuk oleh sekresi kelenjar sebaceous, serta regenerasi sel
epidermal dan rambut, yang bercampur dengan lapisan periderm. Lapisan ini
melindungi kulit dari cairan amnion, sifat yang licin membantu proses persalinan,
serta melindungi kulit dari kuku.
Fisiologi Kulit
Fungsi Umum dari Kulit :
1. Protection
Fungsi penting dari kulit adalah menjadi barier yang efektif antara lingkungan dalam
(mencegah pengeluaran cairan) dan luar (zat asing) dari suatu organisme.
Peran kulit dalam proteksi menjaga kulit dari water loss, masuknya mikroorganisme dan
toxin (natural/sintetic), radiasi UV, trauma, suhu lingkungan ekstrem, sengatan listrik
volt rendah.
Struktur pelindung kulit :
a. Epidermis
- Keratin pada lapisan s.corneum -> melindungi secara fisik dari mikroba, abrasi,
panas, bahan kimia.
- Sel-sel keratinocytes yang rapat (adanya tight junction) -> mencegah masuknya
mikroba.
- Extracellular nonpolar lipid pada s.corneum yang dihasilkan oleh lamellar body-
> membentuk hidrophobic matrix untuk mencegah water loss.
- Lamellar body mengandung hydrolytic catalic enzim -> membentuk lapisan
pelindung.
- Pigmen melanin -> mencegah kerusakan oleh kristal violet.
- Epidermal langerhans cell -> meningkatkan sistem imun dengan mengenali dan
memproses zat asing yang masuk.
b. Dermis
- Dermis macrophag -> memfagosit bakteri dan virus.
- Minyak dari kelenjar sebaceous ->menjaga kulit dan rambut tidak kering serta
mengandung bahan kimia pembunuh bakteri.
- Memproduksi kolagen dan elastik fiber -> agar kulit kuat.
- Subcutaneus lipid layer -> melindungi dari gangguan mekanik, menjaga panas
tubuh, serta tempat terjadinya metabolisme energi.
Kulit melindungi dengan cara :
- Pertahanan terhadap oxidative stress
Bentuk oxidative stress : ozon, radiasi UV, polusi udara, mikroorganisme
patologis, bahan kimia, obat topikal.
Epidermis mengandung sistem antioksidan (enzimatik dan non
enzimatik) untuk mencegah kerusakan protein, lipid, serta DNA sel-sel
di epidermis akibat oksidative stress.
- Menjaga kadar pH pada stratum corneum
3. Fungsi –fungsi stratum corneum (barier permeable, proses inflamasi,
pertahanan terhadap mikroba) dilakukan dengan cara meregulasi kadar
pH, dengan pH normal asam.
Pathway untuk mempertahankan pH :
a. Deaminasi filaggrin (derivat histidin) menjadi trans urocanis acid
(tUCA) oleh enzim histidase.
b. Meningkatkan free fatty acid, dengan cara hidrolisis phospholipid
oleh sPLA2 (secretory phospholipase A2)
c. Adanya sodium-proton membran antiporter di luar sel.
Pengaruh pH asam terhadap fungsi proteksi :
a. Pada pH asam, stratum corneum dapat menghasilkan ceramid, yang
berfungsi sebagai proteksi.
b. Pada pH netral : enzim protease yang memecah desmosom aktif
sehingga ikoatan antar sel meregang. Sementara pada pH asam,
aktivitas enzim protease menurun, sehingga ikatan antar sel tetap
kuat.
c. pH asam mencegah pengeluaran IL (interleukin).
d. Mencegah infeksi mikroba. Flora normal lebih baik tumbuh pada pH
asam, namun organisme patogen tumbuh pada pH basa/netral.
- Untuk mempertahankan fungsi startum corneum tersebut, terjadi proses
sebagai berikut :
Sintesis lipid (terutama kolesterol) pada epidermis, 60-70% di bagian basal.
Respon metabolik terhadap gangguan proteksi
a. Tubuh akan meningkatkan sintesis lipid, terutama ceramid, choleterol,
dan FFA, ketika terjadi peningkatan proses perllindungan dari kulit.
Proses ini terjadi dengan bantuan enzim HMG-CoA redustase, serine
palmitoyltransferase (SPT), acetyl-coA carboxylase, dan fatty acid
synthase.
b. Terdapat dua jalur respon :
- Respon cepat
o Terjadi segera setelah ada gangguan, proses perbaikan
terjadi dalam 2 jam.
o Proses : peningkatan sekresi kolesterol/FFA serta
peningkatan pembentukan lamellar body.
- Respon lambat
Proses perbaikan selama 72-96 jam.
Proses : stimulasi epidermal β-glucocerebrosidase,
peningkatan ceramid, peningkatan sintesis DNA,
Adanya spesific lipid
a. Jika koleterol, ceramid, atau acylceramides tidak saling terikat, akan
membentuk gumpalan masing-masing, tidak berfungsi memperbaiki
bagian yang rusak.
b. Sebaliknya jika, komponen ini bergabung, atau hanya gabungan
acylceramides dan kolesterol, akan menimbulkan proses perbaikan,
bahkan mempercepat proses tersebut.
2. Thermoregulation
Thermoregulasi : proses pengaturan homeostasis dari suhu tubuh.
Kulit melakukan peran ini dengan dua cara :
- mengeluarkan keringat pada permukaannya
4. - mengatur aliran darah pada dermis
Jika suhu tubuh tinggi (akibat suhu lingkungan/aktivitas), respon :
- penguapan keringat di permukaan kulit ->menurunkan suhu
- pelebaran pembuluh darah di dermis, serta peningkatan aliran darah menuju
dermis -> mempercepat penurunan suhu.
Jika suhu tubuh rendah, respon :
- penurunan sekresi keringat di permukaan kulit -> menahan panas
- vasokonstriksi pembuluh darah di dermis, serta penurunan aliran darah menuju
dermis -> mengurangi pelepasan panas.
3. Cutaneus Sensation
Sensasi yang terasa pada kulit : sentuhan, tekanan, getaran, thermal sensation, dan
pain.
Yang berperan adalah nerve ending dan reseptor yang terdistribusi pada kulit, termasuk
tactile disc epidermis, corpuscles of touch dermis, dan hair round plexus disekitas hair
folikel.
4. Vitamin D production
Sintesis vit.D memerlukan aktivasi dari molekul prekursor oleh sinar UV.
Proses selanjutnya dilakukan oleh enzim pada hati dan ginjal untuk membentuk
calcitriol (bentuk aktif vit D terbanyak).
Exposure UV (10-15 menit) diperlukan untuk sintesis vit.D
5. Exretion and Absorption (eccrine sweating)
Exretion
- Tidak terlalu banyak berperan dalam sekresi, karena memiliki s.corneum dengan
struktur waterproof.
- Umumnya 400 mL air menguap setiap harinya. Pada orang yang duduk 200 mL. Akan
lebih banyak pada orang dengan aktivitas tinggi.
- Keringat juga membawa zat-zat keluar tubuh, yaitu : garam, CO2, dan ammonia-
urea(hasil metabolit protein).
Absorption
- Air tidak dapat menyerap pada kulit.
- Lipid-soluble material dapat menyerap pada kulit, seperti vit A-D-E-K, obat-obatan,
O2, dan CO2.
- Zat toxic yang dapat menembus kulit : bahan pelarut (aceton, pelarut pewarna kuku
– carbon tetrachloride, cairan pemutih), logam berat (timah, merkuri, arsenik),
substansi beracun tumbuhan.
- Sifat lipid soluble ini menjadi hal yang penting pada obat steroid topical (cortisone)
untuk inhibisi histamin dalam proses inflamasi.
6. Blood Reservoir
Dermis mengandung jaringan pembuluh darah yang luas, yaitu 8-10 % dari total aliran
darah pada resting adult.