SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 66
Descargar para leer sin conexión
Skema Sertifikasi Produk
ISO/IEC 17067: 2013 - Conformity assessment –
Fundamentals of Product Certification and
guidelines for product certification schemes
Badan Standardisasi Nasional
KONSEP DAN TUJUAN
SERTIFIKASI PRODUK
[SNI ISO/IEC 17067:2013] 4.1.2 sertifikasi produk adalah kegiatan penilaian
kesesuaian yang dibangun untuk memberikan kepercayaan konsumen,
regulator, industri dan pihak lain yang berkepentingan bahwa produk
memenuhi persyaratan yang ditetapkan, termasuk misalnya kinerja,
keamanan, interoperabilitas, dan berkelanjutan produk [di wilayah Indonesia,
kesesuaian terhadap SNI].
[SNI ISO/IEC 17067:2013] 4.2.1 tujuan fundamental sertifikasi produk adalah:
• Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, pengguna dan secara umum
semua pihak yang berkepentingan atas jaminan pemenuhan persyaratan
yang ditentukan;
• Untuk digunakan oleh pemasok guna memperagakan kepada pasar
bahwa produk pemasok telah memenuhi persyaratan oleh lembaga pihak
ketiga yang imparsial.
[SNI ISO/IEC 17067:2013] 4.2.2 sertifikasi produk sebaiknya memberikan
kepercayaan bagi yang berkepentingan dalam pemenuhan persyaratan,
dan nilai yang memadai sehingga pemasok dapat memasarkan produknya
secara efektif
Kilas Balik
Sistem Sertifikasi Produk Bertanda SNI
APAKAH TUJUAN, HARAPAN
DAN MANFAAT TERSEBUT
TELAH TERCAPAI ????
Kilas Balik
Sistem Sertifikasi Produk Bertanda SNI
pengawasan pasar
tidak berjalan....?
produsen nakal
...?
ls pro dan lab uji
tidak kompeten...?
PSN dan Pedoman
KAN tidak cukup
....?
asesor KAN tidak
Kompeten....?
Materi training
17065 kurang
Substantif...?
Titik Kritis 17065:
SKEMA SERTIFIKASI PRODUK
7.1.1 Lembaga sertifikasi harus mengoperasikan satu atau lebih skema sertifikasi yang
meliputi kegiatan sertifikasinya.
CATATAN 1 Unsur-unsur skema tersebut dapat digabungkan dengan survailen produksi
atau dengan penilaian dan survailen sistem manajemen klien atau keduanya.
CATATAN 2 Pedoman umum untuk pengembangan skema diberikan dalam ISO/IEC
17067, dikombinasikan dengan ISO/IEC Guide 28 dan ISO/IEC Guide 53.
...................
7.1.3 Jika diperlukan penjelasan terkait penerapan dokumen ini (lihat 7.1.2:
persyaratan produk) untuk skema sertifikasi tertentu, penjelasan harus dirumuskan
oleh personil atau komite yang relevan dan tidak memihak yang memiliki kemampuan
teknis memadai, dan harus disediakan oleh lembaga sertifikasi sesuai permintaan.
Perubahan Prinsip
ISO/IEC Guide 67  ISO/IEC 17067
Judul: – diperluas dgn tambahan skema sertifikasi produk
Pendahuluan – mencakup beberapa elemen ISO/IEC Guide 67
klausul 4
Fokus pada perubahan dari sistem menjadi skema
Klarifikasi tentang sertifikasi tipe dan sertifikasi batch
Bagian baru tentang skema sertifikasi produk yang memberikan
informasi tentang skema yang menjadi acuan bagi ISO/IEC 17065
SISTEM SERTIFIKASI
PRODUK:
aturan, prosedur, tata
kelola
SISTEM DAN SKEMA
SERTIFIKASI PRODUK
SKEMA SERTIFIKASI
PRODUK:
aturan, prosedur, dan
tata kelola yang
terkait dengan
kumpulan tertentu
dari persyaratan yang
ditetapkan
SKEMA SERTIFIKASI
PRODUK B:
penerapan sistem
untuk kumpulan
persyaratan produk B
SKEMA SERTIFIKASI
PRODUK A :
penerapan sistem
untuk kumpulan
persyaratan produk A
sistem sertifikasi produk terdiri
dari beberapa skema
skema sertifikasi produk bersifat
unik untuk produk tertentu
• Bila LS merupakan pemilik skema, sistem
sertifikasi merupakan bagian dari sistem
manajemen LS
• Untuk skema lain yang diikuti oleh LS,
sistem sertifikasi berada di luar sistem
manajemen LS
sistem sertifikasi
dan sistem
manajemen
lembaga sertifikasi
hubungan antara
manajemen
lembaga sertifikasi
dan sistem
sertifikasi
skema milik
lembaga
sertifikasi
skema milik pihak
lain
Sistem
manajemen
LS
Sistem
Sertifikasi
SISTEM, SKEMA, PEMILIK SKEMA
dan LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK
KONSEP PENGOPERASIAN SKEMA
Pemilik skema (scheme owner) dapat berupa lembaga sertifikasi, instansi
pemerintah, asosiasi dagang atau kelompok lembaga sertifikasi
Skema sertifikasi produk
pemilik
menjalankan skema
Panduan tentang
skema diberikan
dalam ISO/IEC
17067
Persyaratan
sertifikasi diberikan
dalam ISO/IEC
17065
ISO/IEC 17030
tentang tanda
sertifikasi dan
penggunaannya
Pelanggan produk
Pemangku
kepentingan
Pemilik skema
manufacturer,
operator,
menghasilkan
produk, proses
atau jasa
Lembaga
sertifikasi dan
proses penilaian
kesesuaian
PENDEKATAN FUNGSIONAL
KERANGKA SKEMA
seleksi
determinasi
review dan
“atestasi
(penerbitan sertifikat
setelah keputusan)”
Informasi untuk
pembuktian
kesesuaian
Informasi ttg
pemenuhan
Persyaratan
Pemenuhan
persyaratan telah
terbukti
Diperlukan
Surveilan?
Ya
Selesai
Tidak
Kebutuhan
Pembuktian
kesesuaian
terhadap
persyaratan
acuan
Memelihara
validitas
kesesuaian
EVALUASI
Conformity assessment function and activities within product certification scheme 1a 1b 2 3 4 5 6 N
I Selection, including planing and preparation activities, specification of requirements, e..g. Normative documents,
and sampling as applicable
X X X X X X X X
II Determination of characteristics, as applicable, by:
(a) Testing (ISO/IEC 17025)
(b) Inspection (ISO/IEC 17020)
(c) Design appraisal
(d) Assessment of services
(e) Other determination activities, e.g. Verification
X X X X X X X X
III Review: Examining the evidence of conformity obtained during determination stage to establish whether specified
requirements have been met
X X X X X X X X
IV Decision on certification: granting, maintaining, extending, suspending, withdrawing certification X X X X X X X X
V Attestation, Licensing:
(a) Issuing a statement of conformity (attestation) X X X X X X X X
(b) Granting the right to use certificate or other statements of conformity X X X X X X
(c) Issuing certificate of conformity for a batch of products X
(d) Granting the right to use marks of conformity (licensing) is based on surveillannce (VI) or certification of a batch X X X X X X
VI Surveillance, as applicable:
(a) Testing or inspection of sample from open market X X X
(b) Testing or inspection of sample from factory X X X
(c) Assessment of the production, the delivery of the service, or the production of the process X X X X
(d) Management system audits combined with random tests or inspection X X
Skema Sertifikasi Produk
ISO/IEC 17067: 2013-08-01
SKEMA SERTIFIKASI PRODUK
 Tipe skema sertifikasi produk yang dinyatakan dalam 17067 tidak mencakup
seluruh kemungkinan tipe skema sertifikasi produk, tipe skema lainnya dapat
ditetapkan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan
 Skema sertifikasi produk dapat digunakan dengan berbagai jenis persyaratan dan
dapat menggunakan berbagai macam pernyataan kesesuaian
 Seluruh tipe skema sertifikasi produk mencakup kegiatan seleksi, determinasi,
review, pemberian keputusan dan pernyataan kesesuaian
 Satu atau lebih kegiatan determinasi dapat dipilih di antara, pengujian, inspeksi,
penilaian disain, asesmen jasa, asesmen proses, atau kegiatan determinasi
lainnya, seperti, audit atau verifikasi, dengan mempertimbangkan karakteristik
produk dan persyaratannya
SKEMA SERTIFIKASI PRODUK
(Lanjutan)
 Tipe skema sertifikasi yang dinyatakan dalam 17067 dibedakan berdasarkan jenis
kegiatan survailen yang dilakukan
 Untuk skema tipe 1a dan 1b, tidak diperlukan survailen karena sertifikat
kesesuaian diberikan hanya kepada produk yang keseluruhan atau bagian darinya
telah menjadi obyek determinasi
 Skema yang lain (tipe 2, 3, 4, 5, 6) menggambarkan tentang jenis kegiatan
survailen yang dilakukan, dan kondisi dimana skema tersebut relevan
Skema Tipe 1a
 Dilakukan determinasi terhadap 1 (satu) sampel produk atau lebih
 Sertifikat kesesuaian atau bentuk lain pernyataan kesesuaian (sebagai
contorh, surat) diterbitkan untuk produk tersebut (berdasarkan hasil
kegiatan determinasi), yang karakteristiknya dinyatakan secara rinci di
dalam sertifikat atau di dalam dokumen lain yang diacu oleh sertifikat
 Produksi selanjutnya tidak dicakup dalam sertifikat kesesuaian yang
diterbitkan oleh lembaga sertifikasi
 Sampel tersebut mewakili produksi selanjutnya yang dapat digunakan
oleh produsen bahwa produk dari proses produksi tersebut diproduksi
sesuai dengan tipe yang telah disertifikasi
 Lembaga sertifikasi memberikan hak kepada produsen untuk
menggunakan sertifikat kesesuaian atau pernyataan kesesuaian lain yang
diberikannya sebagai dasar bagi pelanggan bahwa produk yang dihasilkan
oleh proses produksi selanjutnya telah memenuhi persyaratan.
Skema Tipe 1b
 Mencakup sertifikasi untuk seluruh batch produk
 Didasarkan pada proses seleksi dan determinasi yang ditetapkan di dalam
skema sertifikasi
 Determinasi dapat dilakukan terhadap sebagian atau keseluruhan (100%)
jumlah produk di dalam batch
 Penetapan jumlah sampel dapat didasarkan pada homogenitas batch dan
aplikasi rencana pengambilan sampel yang sesuai dengan karakteristik
produk dalam batch
 Bila hasil determinasi, review dan pengambilan keputusan menunjukkan
pemenuhan terhadap persyaratan, dapat diberikan sertifikat kesesuaian
untuk seluruh produk di dalam batch, dan dapat diberikan lisensi
penggunaan tanda kesesuaian untuk seluruh produk di dalam batch
tersebut
Skema Tipe 2
 Mencakup kegiatan survailen setelah sertifikat kesesuaian diberikan
 Survailen yang dilakukan berupa pengambilan sampel produk secara
periodik dari pasar, dilanjutkan dengan kegiatan determinasi terhadap
sampel yang telah diambil
 Determinasi yang dilakukan terhadap sampel dilakukan untuk memastikan
bahwa karakteristik produk, yang diproduksi setelah keputusan sertifikasi
awal, masih sesuai dengan hasil determinasi yang digunakan sebagai
dasar pemberikan keputusan sertifikasi
 Memerlukan sumber daya yang ekstensif, karena skema ini dapat juga
mengidentifikasi pengaruh proses distribusi produk terhadap kesesuaian
produk dengan persyaratan sertifikasi
 Bila ditemukan ketidaksesuaian sulit dilakukan tindakan korektif yang
efektif karena produk sudah beredar
Skema Tipe 3
 Mencakup kegiatan survailen setelah sertifikat kesesuaian diberikan
 Survailen yang dilakukan berupa pengambilan sampel produk secara
periodik dari titik produksi yang dilanjutkan dengan kegiatan determinasi
terhadap sampel yang telah diambil
 Determinasi yang dilakukan terhadap sampel dilakukan untuk memastikan
bahwa karakteristik produk, yang diproduksi setelah keputusan sertifikasi
masih sesuai dengan hasil determinasi yang digunakan sebagai dasar
pemberikan keputusan sertifikasi
 Tidak dapat memberikan gambaran tentang pengaruh proses distribusi
produk terhadap kesesuaian produk dengan persyaratan sertifikasi
 Bila ditemukan ketidaksesuaian terdapat kesempatan untuk melakukan
tindakan korektif sebelum produk diedarkan di pasar
Skema Tipe 4
 Mencakup kegiatan survailen setelah sertifikat kesesuaian diberikan
 Survailen yang dilakukan dapat berupa kombinasi antara pengambilan
sampel produk secara periodik dari titik produksi, atau dari pasar, atau
keduanya, yang dilanjutkan dengan kegiatan determinasi terhadap sampel
yang telah diambil
 Survailen juga mencakup asesmen terhadap proses produksi
 Determinasi yang dilakukan terhadap sampel dilakukan untuk memastikan
bahwa karakteristik produk, yang diproduksi setelah keputusan sertifikasi
masih sesuai dengan hasil determinasi yang digunakan sebagai dasar
pemberikan keputusan sertifikasi
 Dapat memberikan gambaran tentang pengaruh proses distribusi produk,
serta memberikan mekanisme pra pasar untuk mengidentifikasi dan
melakukan tindakan korektif yang diperlukan untuk menyelesaikan
ketidaksesuaian
 Duplikasi dan sia-sia bila dilakukan terhadap produk yang karakteristiknya
tidak dipengaruhi oleh proses distribusi
Skema Tipe 5
 Mencakup kegiatan survailen setelah sertifikat kesesuaian diberikan
 Survailen yang dilakukan dapat berupa kombinasi antara pengambilan
sampel produk secara periodik dari titik produksi, atau dari pasar, atau
keduanya, yang dilanjutkan dengan kegiatan determinasi terhadap sampel
yang telah diambil
 Survailen juga mencakup asesmen terhadap proses produksi, atau audit
sistem manajemen dikombinasikan dengan uji/inspeksi acak
 Determinasi yang dilakukan terhadap sampel dilakukan untuk memastikan
bahwa karakteristik produk, yang diproduksi setelah keputusan sertifikasi
masih sesuai dengan hasil determinasi yang digunakan sebagai dasar
pemberikan keputusan sertifikasi
 Pemilihan jenis kegiatan di dalam survailen dilakukan dapat bervariasi
di dasarkan pada situasi yang dihadapi, dan ditetapkan di dalam
skema sertifikasi
 Bila survailen mencakup audit sistem manajemen, diperlukan pula audit
awal terhadap sistem manajemen
Skema Tipe 6
 Utamanya berlaku untuk sertifikasi jasa dan sertifikasi proses
 Meskipun jasa secara umum dipandang sebagai elemen intangible,
kegiatan determinasi tidak dibatasi hanya pada evaluasi terhadap elemen
intangible (sebagai contoh: keefektifan prosedur organisasi, atau
kecepatan tanggap dari manajemen)
 Determinasi dapat juga dilakukan terhadap elemen tangible dari jasa,
yang dapat mendukung bukti kesesuaian yang diperoleh dari asesmen
terhadap proses, sumber daya, dan pengendalian di dalamnya (sebagai
contoh: inspeksi kebersihan kendaraan untuk memastikan mutu jasa
transportasi umum)
 Hal yang sama (penilaian elemen intangible dan elemen tangible) juga
berlaku untuk sertifikasi proses (sebagai contoh: kegiatan determinasi
untuk proses pengelasan, dapat mencakup pengujian dan inspeksi
terhadap sampel hasil pengelasan)
 Untuk sertifikasi proses dan jasa, survailen dilakukan melalui audit
periodik terhadap sistem manajemen dan asesmen periodik terhadap
proses produksi
Skema Sertifikasi Produk:
PEMILIK SKEMA
 Pemilik Skema:
 LS Produk yang mengembangkan skema sepenuhnya untuk
kepentingan klien-nya
 Organisasi lain, sebagai contoh regulator, atau asosiasi dagang yang
mengembangkan skema dengan partisipasi satu atau lebih LS Produk di
dalamnya
Skema Sertifikasi Produk:
PEMILIK SKEMA
 Pemilik Skema hendaknya merupakan badan hukum
 Pemilik Skema:
 mampu mempertanggungjawabkan seluruh tujuan, isi, dan integritas skema,
 memelihara skema dan memberikan panduan bila diperlukan,
 menetapkan struktur pengoperasian dan manajemen,
 mendokumentasikan isi skema,
 memastikan bahwa skema dikembangkan oleh personel yang kompeten dari
aspek teknis dan prosedur penilaian kesesuaian
 membuat pengaturan untuk melindungan kerahasiaan informasi pihak yan
terlibat di dalam skema
 memilliki pengaturan yang memadai untuk menanggung liabilitas
 memiiki kestabilan finansial dan sumber daya
Skema Sertifikasi Produk:
PENGEMBANGAN SKEMA
 Dapat dikembangkan : ditetapkan regulator untuk kepentingan keselamatan,
kesehatan, dan kelestarian lingkungan hidup, membantu pembeli dan konsumen
untuk membedakan produk di pasar, dan memberikan dasar untuk pengambilan
keputusan dalam membeli produk
 Persetujuan pemangku kepentingan atas prinsip-prinsip skema, yang mencakup:
 Konfirmasi kepemilikan
 Konfirmasi pengaturan dan pengambilan keputusan untuk secara langsung
melibatkan pemangku kepentingan atau tidak
 Konfirmasi latar belakang bisnis dan model penganggaran
 Memberikan kerangka pemantauan dan pengkajian skema secara periodik
 Setelah ditetapkan, informasi tentang skema dipublikasikan untuk memastikan
transparansi, pemahaman dan keberterimaan
Skema Sertifikasi Produk:
ISI SKEMA SERTIFIKASI
1. UMUM:
o Ruang lingkup (jenis produk yang tercakup dalam skema)
o Persyaratan evaluasi produk (standar atau dokumen normatif lainnya)
o Bila diperlukan penjelasan atas standar untuk penerapannya, penjelasan harus
disusun oleh orang atau komite yang kompeten
o Pemilihan kegiatan di dalam skema sertifikasi (minimum mencakup butir 1, 2, 3, 4,
dan 5a dalam tabel elemen skema sertifikasi)
o Persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh pelanggan (contoh: sistem manajemen,
atau pengendalian mutu proses, atau persyaratan lain yang valid untuk
mengendalikan proses produksi yang sedang berjalan)
o Persyaratan untuk lembaga sertifikasi atau lembaga penilaian kesesuaian lainnya
yang terlibat atau diperlukan untuk memenuhi persyaratan sertifikasi produk
dimaksud, termasuk persyaratan pembuktian kompetensinya
Skema Sertifikasi Produk:
ISI SKEMA SERTIFIKASI
1. UMUM (lanjutan):
o Pernyataan kondisi dimana pelanggan dapat menggunakan bukti kesesuaian atau
tanda kesesuaian
o Kepemilikan dan pengendalian tanda kesesuaian, bila relevan, memenuhi ISO/IEC
17030
o Metode dan prosedur yang digunakan untuk menjamin integritas dan outcome
kegiatan sertifikasi produk
o Sumber daya yang diperlukan untuk mengoperasikan skema, termasuk, imparsialitas
dan kompetensi personel internal dan eksternal, sumber daya untuk mengevaluasi,
dan bila relevan penggunaan subkontraktor
o Informasi yang harus diberikan oleh aplikan kepada lembaga sertifikasi
o Cara hasil tahapan determinasi (evaluasi) dan survailen dilaporkan dan digunakan
oleh lembaga sertifikasi dan pemilik skema
o Penjelasan tentang tindak lanjut dari ketidaksesuaian oleh aplikan
o Bila relevan, prosedur survailen
Skema Sertifikasi Produk:
ISI SKEMA SERTIFIKASI
1. UMUM (lanjutan):
o Kriteria akses oleh lembaga sertifikasi dan oleh pelanggan terhadap skema
o Isi, syarat dan tanggungjawab penerbitan direktori produk tersertifikasi oleh
lembaga sertifikasi dan pemilik skema
o Pengaturan kontrak antara pemilik skema dengan lembaga sertifikasi, pemilik skema
dengan pelanggan, lembaga sertifikasi dengan pelanggan, termasuk ketentuan
tentang pertanggunggugatan yang jelas
o Persyaratan umum penetapan, perpanjangan, perluasan lingkup, pengurangan
lingkup, pembekuan dan pencabutan sertifikasi, termasuk penghentian iklan bila
sedang dibekukan
o Rekaman dan verifikasi komplain pelanggan terhadap skema
o Persyaratan iklan dan publikasi oleh pelanggan
o Penyimpanan rekaman oleh pemilik skema dan lembaga sertifikasi
Skema Sertifikasi Produk:
ISI SKEMA SERTIFIKASI
2. SAMPLING
o Persyaratan tentang sampling produk yang tercakup dalam skema, baik untuk pada
saat evaluasi awal maupun saat survailen (beberapa accuan yg relevan, a.l ISO
10576-1, ISO 2859, ISO 3951, ISO 22514)
3. KEBERTERIMAAN HASIL PENILAIAN KESESUAIAN
o Pengaturan, bila pelanggan telah membawa hasil penilaian kesesuaian (uji, inspeksi,
hasil audit, dll) dari lembaga penilaian kesesuaian yg berada di luar pengaturan
kontrak dengan lembaga sertifikasi produk
4. ALIH DAYA KEGIATAN PENILAIAN KESESUAIAN
o Bila skema memungkinkan subkontrak satu atau lebih kegiatan, persyaratan yang
harus dipenuhi oleh subkontraktor kegiatan penilaian kesesuaian
Skema Sertifikasi Produk:
ISI SKEMA SERTIFIKASI
5. PENGADUAN DAN BANDING KEPADA PEMILIK SKEMA
o Penjelasan tentang tata cara penanganan pengaduan
o Pengaduan dan Banding terhadap hasil sertifikasi pertama kali diajukan kepada
lembaga sertifikasi
o Pengaduan dan Banding yang tidak dapat diselesaikan oleh lembaga sertifikasi dapat
diajukan kepada pemilik skema
6. LISENSI DAN PENGENDALIAN TANDA
o Bila skema memungkinkan penggunaan sertifikat, bukti kesesuaian, dan/atau tanda
kesesuaian harus terdapat perjanjian yang legal untuk mengendalikannya
o Lisensi dapat dibuat antara pemilik skema dan lembaga sertifikasi atau pelanggan yg
disertifikasi
o Lisensi juga memuat kewajiban dan tanggung jawab pemberi lisensi dan penerima
lisensi
Skema Sertifikasi Produk:
ISI SKEMA SERTIFIKASI
7. SURVAILEN
o Bila diperlukan, prosedur survailen ditetapkan berdasarkan sifat produk dan proses
produksi, konsekuensi akibat produk yang tidak sesuai dengan persyaratan, serta
mengatur frekuensi yang diperlukan
8. PRODUK YANG TIDAK SESUAI
o Konsekuensi bila ditemukan produk yang tidak sesuai, dapat berupa penarikan
produk dari pasar, atau informasi kepada pasar dan masyarakat umum
9. PELAPORAN KEPADA PEMILIK SKEMA
o Bila pemilik skema mensyaratkan pelaporan, isi dan frekuensi pelaporan harus
dijelaskan, termasuk penggunaannya untuk peningkatan skema, untuk
pengendalian, maupun memonitor kesesuaian pelanggan
Skema Sertifikasi Produk:
ISI SKEMA SERTIFIKASI
10. SUBKONTRAK PENGOPERASIAN SKEMA
o Bila pemilik skema mensubkontrakkan keseluruhan atau sebagai pengoperasian
skema kepada pihak lain, diperlukan pengaturan tentang kontrak legal yang
mengikat kedua pihak
11. PEMASARAN
o Memuat pengaturan tentang pemasaran oleh lembaga sertifiasi atau pelanggan
sertifikasi terkait dengan pemasaran skema
12. KECURANGAN KLAIM SERTIFIKASI
o Tindakan dan tanggungjawab dalam yang diperlukan dalam hal terjadi kecurangan
dalam klaim sertifikasi
Skema Sertifikasi Produk:
PEMELIHARAAN DAN PENINGKATAN
KAJI ULANG SKEMA:
 Kaji ulang pengoperasian skema secara periodik
 Konfirmasi validitas dan identifikasi aspek yang memerlukan peningkatan
 Memastikan persyaratan skema dapat dioperasikan secara konsisten
PERUBAHAN PERSYARATAN PRODUK:
 Pemilik skema memantau perkembangan standar
 Memiliki proses untuk memastikan perubahan skema akibat perkembangan standar
 Mengatur masa transisi bagi lembaga sertifikasi, klien dan pemangku kepentingan
lainnya
PERUBAHAN LAIN DI DALAM SKEMA:
 Pengaturan atas perubahan aturan, prosedur dan manajemen skema
Studi Kasus Pengembangan Skema
Sertifikasi Produk
Sistem Sertifikasi Produk Pihak ke-3
panduan untuk skema tipe-5 dalam ISO/IEC Guide 28 (PSN 304 )
• Selection
• Determination:
 Asesmen proses produksi dan sistem mutu:
 Pengorganisasian fasilitas
 Material, komponen dan jasa
 Produksi
 Sistem mutu dan pengujian
 Rekaman dan dokumentasi
 Penerapan bukti kesesuaian
 Pengujian awal:
 Sampling
 Pelaksanaan pengujian awal
 Penggunaan data uji dari pihak di luar lembaga sertifikasi
• Review
• Attestation
Evaluation
Issuance of a
certificate after
decision
ISO/IEC Guide 28 (PSN 304) SNI ISO/IEC 17065
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
• Surveillance…
Sistem Sertifikasi Produk Pihak ke-3
panduan untuk skema tipe-5 dalam ISO/IEC Guide 28 (PSN 304 )
Asesmen Proses Produksi dan Sistem Mutu:
a) Asesmen proses produksi atau sistem mutu organisasi klien menjadi bagian
dari asesmen (evaluasi) awal sesuai dengan skema sertifikasi produk
b) Klien menyediakan seluruh rekaman yang dihasilkan dari implementasi
sistem mutu yang relevan dengan produk yang disertifikasi kepada lembaga
sertifikasi produk
c) Klien memiliki penanggungjawab sistem mutu yang independen dari
manajemen produksi, yang memenuhi kualifikasi untuk berkomunikasi
dengan lembaga sertifikasi produk
Sistem Sertifikasi Produk Pihak ke-3
panduan untuk skema tipe-5 dalam ISO/IEC Guide 28 (PSN 304 )
Pengujian Awal:
a) Pengambilan sampel:
 Didasarkan pada ketentuan di dalam skema
 Sampel mewakili keseluruhan jalur produksi yang disertifikasi
 Sampel dibuat menggunakan komponen dan sub-assemblies yang
identik dengan yang digunakan dalam proses produksi
 Sampel dibuat dengan peralatan dan metode yang identik dengan
proses produksi
 Pengujian awal merupakan pengujian yang dilakukan oleh lembaga
sertifikasi sebelum memberikan atau memperluas lisensi, untuk produk
tertentu, pengujian dapat dilakukan terhadap “prototipe” produk (uji
tipe) sebelum pelaksanaan asesmen proses produksi atau sistem mutu
 Bila pengujian awal didasarkan pada “prototipe” produk, bila relevan,
diperlukan konfirmasi melalui pengujian atau pemeriksaan terhadap
sampel yang dihasilkan dari proses produksi
Sistem Sertifikasi Produk Pihak ke-3
panduan untuk skema tipe-5 dalam ISO/IEC Guide 28 (PSN 304 )
Pengujian Awal:
b) Pelaksanaan Pengujian:
 Pengujian terhadap sampel dilakukan sesuai dengan persyaratan satu
standar atau lebih, dan ketentuan di dalam skema sertifikasi
c) Penggunaan data uji yang dihasilkan dari pihak lain:
 Lembaga sertifikasi produk dapat menggunakan data yang dihasilkan
oleh pihak lain, termasuk data uji yang dihasilkan atau diajukan oleh
klien (produsen)
 Bila menggunakan data uji yang dihasilkan oleh pihak lain (yang berada
di luar pengendalian lembaga sertifikasi), lembaga sertifikasi
bertanggungjawab untuk memastikan bahwa data tersebut dihasilkan
oleh laboratorium yang kompeten
 Kompetensi pihak lain (yang berada di luar pengendalian lembaga
sertifikasi) dapat dibuktikan dengan akreditasi oleh badan akreditasi
yang diakui dalam MRA antar badan akreditasi
Sistem Sertifikasi Produk Pihak ke-3
panduan untuk skema tipe-5 dalam ISO/IEC Guide 28 (PSN 304 )
Survailen:
a) Survailen terhadap produk sesuai dengan persyaratan standar dan
ketentuan di dalam skema sertifikasi
b) Survailen terhadap proses produksi atau sistem mutu sesuai dengan
ketentuan di dalam skema sertifikasi
c) Dapat mengakui atau menggunakan hasil penilaian kesesuaian yang ada
sesuai dengan ketentuan di dalam skema sertifikasi
d) Dalam kasus tertentu, determinasi dalam survailen tidak harus mencakup
seluruh elemen asesmen awal sesuai dengan ketentuan di dalam skema
sertifikasi, sebagai contoh: bila biaya pengujian lengkap terlalu mahal atau
memakan waktu lama, bila produk bersifat customized, atau bila harga
sampel uji mahal, dalam hal ini determinasi terhadap produk dapat hanya
berupa pemeriksaan atau uji identifikasi sederhana untuk memastikan
bahwa karakteristiknya masih sama dengan karakteristik sampel pada
pengujian awal
Penilaian kesesuaian – Pedoman pelaksanaan sertifikasi produk oleh pihak
ketiga
Identifikasi lengkap dari produk dan standar yang relevan dimana skema
sertifikasi produk diterapkan
ISO/IEC Guide 28:2004
(Pedoman BSN 304:2006)
1. spesifikasi tertulis
2. gambar desain
3. foto berwarna
4. nama model
5. referensi nomor katalog
6. instruksi manual pengguna
7. rekaman modifikasi
Persyaratan untuk pengujian dan asesmen awal, seperti:
1. pemilihan hal yang harus dinilai dan diuji (dapat termasuk dokumen
desain produk),
2. prosedur pengambilan sampel
3. pengujian awal produk dan metode uji,
4. evaluasi hasil uji,
5. asesmen awal proses produksi (asesmen terhadap penerimaan
pasokan input produksi untuk memverifikasi apakah pasokan tersebut
memenuhi persyaratan kontrak, serta penyimpanan dan transportasi
bahan baku, komponen dan produk akhir).
6. evaluasi hasil asesmen,
ISO/IEC Guide 28:2004
(Pedoman BSN 304:2006)
Persyaratan untuk pengujian dan asesmen awal, seperti:
7. evaluasi sistem mutu fasilitas produksi,
8. evaluasi kompetensi personel fasilitas produksi,
9. evaluasi peralatan ukur dan pengujian yang digunakan oleh
produsen, termasuk peralatan kalibrasi,
10. penandaan produk (terkait dengan tanda kesesuaian),
11. daftar instruksi yang terkait (misalnya cara pemasangan atau
penggunaan), serta
12. sertifikat kesesuaian (isi dokumen).
ISO/IEC Guide 28:2004
(Pedoman BSN 304:2006)
Persyaratan untuk prosedur survailen, seperti:
1. pemeriksaan pengujian produk dan asesmen proses produksi,
2. evaluasi hasil pemeriksaan, serta
3. frekuensi (minimum) pemeriksaan pengujian produk dan asesmen
Struktur biaya kegiatan sertifikasi produk
Rincian kontrak yang harus disepakati antara lembaga sertifikasi produk
dengan penerima lisensi
Jika diperlukan, format laporan pengujian
ISO/IEC Guide 28:2004
(Pedoman BSN 304:2006)
Penggunaan Sistem Manajemen Mutu Oganisasi
dalam SERTIFIKASI PRODUK
sesuai ISO/IEC Guide 53 (PSN 305)
berlaku untuk sertifikasi produk yang mencakup:
a) penilaian sistem manajemen mutu organisasi dan kemampuannya
mengendalikan konsistensi kesesuaian produk yang dipasoknya terhadap
persyaratan acuan;
b) pengujian, inspeksi atau verifikasi kesesuaian produk terhadap kriteria
skema sertifikasi produk dan persyaratan acuan;
c) penerapan skema surveilan yang tepat untuk memastikan apakah
kesesuaian produk yang dipasok oleh organisasi dapat dipertahankan
secara kontinyu;
d) pengendalian penggunaan tanda kesesuaian dan/atau logo lembaga
sertifikasi.
Penilaian kesesuaian – Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu
organisasi dalam sertifikasi produk
Bila organisasi telah menerapkan sistem manajemen mutu,
Tergantung pada skema sertifikasi produk yang diterapkan dan
sejauhmana skema itu menggunakan persyaratan sistem manajemen
mutu
ISO/IEC Guide 53:2005
(Pedoman BSN 305:2006)
Lembaga sertifikasi dapat mempertimbangkan sertifikasi sistem
manajemen mutu yang telah diperoleh produsen, sejauh sertifikasi
tersebut mencakup lingkup produk yang diajukan dan lokasi dimana
kegiatan dilaksanakan.
Tim asesmen yang terdiri dari personel yang kompeten dalam hal:
1. persyaratan acuan produk yang dipergunakan,
2. prosedur dan teknik pengujian dan/atau inspeksi yang tepat,
3. prosedur penilaian kesesuaian,
4. persyaratan sistem manajemen mutu yang dipergunakan dalam
skema sertifikasi produk, dan
5. metodologi audit sebagaimana direkomendasikan dalam SNI ISO
19011.
ISO/IEC Guide 53:2005
(Pedoman BSN 305:2006)
Fungsi survailen:
1. evaluator lembaga sertifikasi harus memastikan bahwa seluruh
persyaratan sistem manajemen mutu yang dicakup dalam skema
sertifikasi produk dapat dipenuhi, dan bahwa produk yang dimaksud
dalam sertifikasi produk dapat dipertahankan dan dikendalikan
kesesuaiannya terhadap persyaratan acuan
ISO/IEC Guide 53:2005
(Pedoman BSN 305:2006)
2. harus diperhatikan apabila dalam kategori produk yang telah
disertifikasi terdapat produk baru atau produk yang telah dimodifikasi.
3. Frekuensi minimum kunjungan surveilan harus ditentukan dalam
skema sertifikasi produk
Lampiran A berkaitan dengan penerapan persyaratan sistem
manajemen mutu secara terbatas
Formulir ini bertujuan menyediakan informasi bagi lembaga
sertifikasi
ISO/IEC Guide 53:2005
(Pedoman BSN 305:2006)
Lampiran B berkaitan dengan penerapan persyaratan sistem
manajemen mutu secara komprehensif
ISO/IEC Guide 53:2005
(Pedoman BSN 305:2006)
Penilaian Kesesuaian – Ketentuan Umum Penggunaan Tanda
Kesesuaian berbasis SNI dan/atau Regulasi Teknis
Pedoman ini berisi ketentuan umum tentang penggunaan tanda
kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis sebagai tanda
yang dapat dibubuhkan untuk menyatakan bahwa suatu produk
telah memenuhi ketentuan SNI atau persyaratan lain yang diacu.
ISO/IEC 17030:2003 & ISO/IEC Guide
23:1982 (Pedoman KAN 403:2011)
ISO/IEC 17030:2003 & ISO/IEC Guide
23:1982 (Pedoman KAN 403:2011)
4.1 Jenis Tanda Kesesuaian
ISO/IEC 17030:2003 & ISO/IEC Guide
23:1982 (Pedoman KAN 403:2011)
ISO/IEC 17030:2003 & ISO/IEC Guide
23:1982 (Pedoman KAN 403:2011)
4.2 Kepemilikan dan pengoperasian tanda kesesuaian
Conformity
Assessment Bodies
Accreditation Body
Products (goods & services)
Demonstration
of competence
Demonstration
of conformity
Akreditasi
Sertifikasi
Conformity Mark
Owner
License
License
Sub -
License
Pemberian hak
penerbitan/lisensi tanda
kesesuaian harus diatur
melalui ”perjanjian
penerbitan tanda
kesesuaian” antara
KAN dengan LSPro, dan
LSPro dengan pelaku
usaha, serta harus
mencakup kewajiban
dan hak tiap pihak.
ISO/IEC 17030:2003 & ISO/IEC Guide
23:1982 (Pedoman KAN 403:2011)
5 Penerbitan dan pembubuhan tanda kesesuaian
Penerbitan tanda kesesuaian
• Penerbitan tanda kesesuaian terhadap produk tertentu
hanya dapat dilakukan oleh lembaga sertifikasi apabila
produk tersebut telah dinyatakan sesuai dengan SNI atau
persyaratan lain yang diacu.
• Lembaga sertifikasi dapat menerbitkan sub-lisensi bagi
pelaku usaha untuk menggunakan dan membubuhkan
tanda kesesuaian pada produk atau dokumen yang terkait
dengan produk tersebut, sejauh produk yang dimaksud
telah dinilai dan dinyatakan sesuai dengan SNI atau
persyaratan lain yang diacu.
ISO/IEC 17030:2003 & ISO/IEC Guide
23:1982 (Pedoman KAN 403:2011)
Pembubuhan tanda kesesuaian
Tanda kesesuaian harus dibubuhkan langsung pada produk,
kecuali apabila tidak dimungkinkan baik karena ukuran produk
tersebut terlalu kecil atau karena sifat dari produk tersebut;
dalam hal yang demikian, tanda kesesuaian harus dibubuhkan
pada kemasan terkecil yang dipergunakan dalam memasarkan
produk tersebut.
Pembubuhan tanda kesesuaian pada produk yang diberlakukan
secara wajib harus sesuai dengan peraturan penandaan yang
ditetapkan oleh instansi teknis
ISO/IEC 17030:2003 & ISO/IEC Guide
23:1982 (Pedoman KAN 403:2011)
6 Pengawasan dan pengendalian
• Tanda kesesuaian sangat tergantung pada
kepercayaan pasar, maka setiap penyalahgunaan
atau penggunaan yang rancu harus diatasi sebaik
mungkin.
• Tindakan koreksi yang dilakukan harus
disesuaikan dengan besarnya dampak
penyalahgunaan dan kerancuan tersebut
terhadap integritas tanda kesesuaian serta
mengacu pada PSN 307-2006.
Pedoman bagi lembaga sertifikasi untuk melakukan tindakan koreksi terhadap
penyalahgunaan tanda kesesuaian atau terhadap produk bertanda
kesesuaian namun ternyata berbahaya
Lembaga sertifikasi mensyaratkan pihak penyalahguna untuk melakukan
tindakan koreksi apabila tanda kesesuaiannya telah dibubuhkan ke
produk yang:
Membahayakan; atau
Tidak berhak dibubuhi tanda kesesuaian, misalnya karena tidak ada
rekaman yang menunjukan bahwa produk tersebut telah disertifikasi; atau
produk itu tidak memenuhi persyaratan sertifikasi sedemikian rupa
sehingga integritas tanda kesesuaian menjadi terancam, atau
Menggunakan bentuk tanda kesesuaian yang tidak sah (misalnya label
sertifikasi yang palsu), atau
Melanggar perjanjian sertifikasi
ISO/IEC Guide 27:1983
(Pedoman BSN 307:2006)
Pada saat menerima laporan tentang penyalahgunaan
tanda kesesuaian atau tentang adanya bahaya yang
ditimbulkan oleh produk yang menggunakan tanda
kesesuaiannya, lembaga sertifikasi harus menyelidiki
validitas dari laporan tersebut. Apabila ternyata benar terjadi
penyalahgunaan, lembaga sertifikasi harus menentukan
lingkup penyalahgunaan, termasuk jenis produk, nomor
model, nomor seri, fasilitas produksi, serta saat diproduksi
dan jumlah produk yang terkait
ISO/IEC Guide 27:1983
(Pedoman BSN 307:2006)
Beberapa jenis tindakan koreksi:
a) Lembaga sertifikasi memberitahukan kepada pihak yang berwenang atau
bertanggungjawab terhadap pemberlakuan dalam penarikan produk
apabila lembaga sertifikasi berpendapat bahwa penarikan produk
diperlukan untuk melindungi publik, dan memungkinkan penerapan
tindakan selanjutnya;
b) Lembaga sertifikasi memberitahukan kepada pihak yang berwenang atau
bertanggungjawab terhadap pemberlakuan dalam penarikan produk
apabila lembaga sertifikasi berpendapat bahwa penarikan produk
diperlukan untuk melindungi publik, dan memungkinkan penerapan
tindakan selanjutnya;
c) memperbaiki produk yang bermasalah sehingga dapat memenuhi
persyaratan sertifikasi (perbaikan produk sebaiknya dilakukan di pabrik
atau di lokasi yang ditentukan; namun apabila penarikan produk ke pabrik
tidak dimungkinkan atau tidak praktis, maka perbaikan dapat dilakukan
ditempat dimana produk tersebut berada);
ISO/IEC Guide 27:1983
(Pedoman BSN 307:2006)
d) menghancurkan (scrapping) atau mengganti produk yang
dikembalikan ke pabrik karena usaha untuk menghilangkan
tanda kesesuaian atau memperbaiki produk agar dapat
memenuhi persyaratan sertifikasi, tidak praktis atau tidak
mungkin;
e) apabila produk yang dimaksud membahayakan sementara
tindakan a), b), c) atau d) tidak dapat diterapkan, bahaya itu
harus diumumkan secara luas kepada masyarakat atau
dilakukan tindakan lain yang konsisten dengan peraturan
perundang-undangan.
ISO/IEC Guide 27:1983
(Pedoman BSN 307:2006)
Pilihan tindakan terhadap pihak penyalahguna:
a) Jenis tindakan koreksi yang dapat lakukan akan
dipengaruhi oleh sifat dari penyalahgunaan dan akibat
yang ditimbulkan;
b) Apabila tanda kesesuaian telah dipergunakan tanpa
dukungan ikatan kontrak atau tidak memenuhi persyaratan
kontrak, prosedur legal dapat saja berakibat timbulnya
keputusan pengadilan tentang tindakan koreksi yang
harus dilakukan
ISO/IEC Guide 27:1983
(Pedoman BSN 307:2006)
Waktu pelaksanaan tindakan koreksi:
a) Apabila fakta tentang diperlukannya tindakan koreksi telah
dipastikan, lembaga sertifikasi akan mendorong tindakan koreksi
sesegera mungkin, sejauh ada pihak penyalahguna atau PPTB
yang dapat dimintakan tanggungjawabnya untuk melaksanakan
tindakan koreksi tersebut;
b) Apabila kebutuhan tindakan koreksi telah dipastikan akan tetapi
tidak ada pihak penyalahguna atau PPTB yang dapat dimintakan
tanggung jawabnya (misalnya karena telah bangkrut), atau produk
yang bermasalah telah cukup lama tidak diproduksi dan tidak
tersedia lagi di pasar, lembaga sertifikasi harus meminta
pandangan penasehat hukum dan memberitahu pihak yang
berwenang
ISO/IEC Guide 27:1983
(Pedoman BSN 307:2006)
Tahap awal tindakan koreksi:
a) Pada saat diperoleh pembuktian bahwa suatu produk
membahayakan atau terkait dengan penyalahgunaan tanda
kesesuaian, lembaga sertifikasi harus menginisiasi tindakan
koreksi. Dalam hal ini, pihak penyalahguna, dan apabila
diperlukan pihak regulator, harus diberi tahu secepatnya tentang
permasalahan yang terjadi, dan otorisasi (lisensi) penggunaan
tanda kesesuaian tersebut harus dibekukan sementara;
b) Demikian pula dalam kasus produk yang telah dibubuhi tanda
kesesuaian ternyata berbahaya, lembaga sertifikasi harus
memberitahukan pihak penyalahguna atau PPTB untuk
mengumumkan kepada pemakai produk dengan cara yang
tepat, agar mereka mengetahui bahaya yang mungkin terjadi
dan tindakan yang harus dilakukan.
ISO/IEC Guide 27:1983
(Pedoman BSN 307:2006)
Tahap awal tindakan koreksi:
c) Pemberitahuan awal harus selalu dikonfirmasikan dengan
mengirimkan pemberitahuan tertulis melalui surat tercatat
dengan tembusan kepada regulator yang berwenang dan
lembaga lain yang relevan. Isi suratnya memuat alasan
diperlukan tindakan koreksi; keadaan membahayakan yang
mungkin terjadi; tindakan yang harus diambil oleh pihak
penyalahguna untuk mengatasi permasalahan dan
pernyataan yang mencakup tindakan oleh pihak
penyalahguna untuk memastikan agar tanda kesesuaian
tidak dibubuhkan pada produk yang tidak layak
ISO/IEC Guide 27:1983
(Pedoman BSN 307:2006)
Penyelesaian tindakan koreksi yang berhasil (dilakukan
bersama antara pihak penyalahguna dan lembaga sertifikasi)
a) Semua pihak yang telah dikirimkan surat pemberitahuan harus
dikirimkan surat kedua yang memuat pernyataan bahwa
pembekuan sementara kewenangan menggunakan tanda
kesesuaian telah dicabut, sehingga kewenangan menggunakan
tanda kesesuaian itu telah dipulihkan kembali; ringkasan
tindakan koreksi yang telah dilakukan oleh pihak penyalahguna;
penjelasan tentang penandaan yang dipergunakan untuk
membedakan produk yang telah diperbaiki dengan produk yang
dalam keadaan bermasalah
b) Rekaman sertifikasi harus direvisi untuk memasukkan
modifikasi yang diperlukan sebagai tindakan koreksi.
ISO/IEC Guide 27:1983
(Pedoman BSN 307:2006)
Tingkat tindakan koreksi yang harus dicapai
Lembaga sertifikasi berharap agar tindakan koreksi dapat
diterapkan bagi semua (100%) produk yang terkait. Pada umumnya
lembaga sertifikasi mempertimbangkan bahwa tindakan koreksi
yang tepat telah dilakukan secara memuaskan, apabila pihak
penyalahguna membuat pengumuman yang tepat pada saat
diminta; produk yang ada dipasar dan jaringan distribusi telah
ditarik, diperbaiki, diganti atau dimusnahkan, atau tindakan koreksi
lain; pihak penyalahguna telah sepakat untuk melanjutkan tindakan
koreksi terhadap unit yang telah dimiliki oleh pemakai, sampai
lembaga sertifikasi merasa puas karena hasil yang maksimal telah
dicapai
ISO/IEC Guide 27:1983
(Pedoman BSN 307:2006)
Penolakan untuk melakukan tindakan koreksi:
a) Pada saat penyalahguna menolak melakukan tindakan koreksi, langkah
berikut perlu dilakukan lembaga sertifikasi produk : Pembatalan sertifikat dan
perjanjian lisensi pengguna tanda kesesuaian dapat diproses; Regulator atau
lembaga lain yang berwenang, apabila berwenang, harus diberitahu tentang
penolakan pihak penyalahguna; atau pandangan penasehat hukum harus
dimintakan apabila tindakan lain akan dilakukan.
b) PPTB mungkin akan secara sukarela melakukan tindakan koreksi pada saat
mengetahui bahwa produknya membahayakan walaupun telah memenuhi
standar yang dipersyaratkan;
c) Dalam kasus yang jarang terjadi dimana PPTB menolak melakukan tindakan
koreksi, perlu dilakukan diskusi dengan regulator yang berwenang dan
penasehat hukum untuk menentukan tindakan yang tepat
ISO/IEC Guide 27:1983
(Pedoman BSN 307:2006)
Skema_Sertifikasi_Produk_SNI_IEC_17067

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pemahaman SMM Laboratorium ISO 17025:2017
Pemahaman SMM Laboratorium ISO 17025:2017Pemahaman SMM Laboratorium ISO 17025:2017
Pemahaman SMM Laboratorium ISO 17025:2017Ali Fuad R
 
ISO 19011:2018 Pedoman Audit Sistem Manajemen
ISO 19011:2018 Pedoman Audit Sistem ManajemenISO 19011:2018 Pedoman Audit Sistem Manajemen
ISO 19011:2018 Pedoman Audit Sistem ManajemenAli Fuad R
 
Klausul 4: Contect of Organization (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEM...
Klausul 4:  Contect of Organization (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEM...Klausul 4:  Contect of Organization (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEM...
Klausul 4: Contect of Organization (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEM...Kanaidi ken
 
Klausul 5: Leadership (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEMEN MUTU"
Klausul 5:  Leadership (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEMEN MUTU"Klausul 5:  Leadership (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEMEN MUTU"
Klausul 5: Leadership (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEMEN MUTU"Kanaidi ken
 
Pengenalan 17025
Pengenalan 17025Pengenalan 17025
Pengenalan 17025mul yono
 
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015Suwandi Tan
 
ISO 9001:2015 QMS Awareness
ISO 9001:2015 QMS AwarenessISO 9001:2015 QMS Awareness
ISO 9001:2015 QMS AwarenessAli Fuad R
 
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptx
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptxAWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptx
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptxAliFRizaldi1
 
Iso 22000 2018 TUGAS MATA KULIAH
Iso 22000 2018 TUGAS MATA KULIAHIso 22000 2018 TUGAS MATA KULIAH
Iso 22000 2018 TUGAS MATA KULIAHRIDWANmuhammad37
 
INTERNAL AUDIT ISO 9001
INTERNAL AUDIT ISO 9001INTERNAL AUDIT ISO 9001
INTERNAL AUDIT ISO 9001satriyo wibowo
 
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.ppt
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.pptMateri-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.ppt
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.pptMTaufik23
 
Awareness QMS ISO 9001 2015 Webinar
Awareness QMS ISO 9001 2015 WebinarAwareness QMS ISO 9001 2015 Webinar
Awareness QMS ISO 9001 2015 WebinarAli Fuad R
 
Materi awarenes iso 9001:2015
Materi awarenes  iso 9001:2015Materi awarenes  iso 9001:2015
Materi awarenes iso 9001:2015widi wijatmoko
 
ISO 21001:2018 Educational Organization Management System
ISO 21001:2018 Educational Organization Management SystemISO 21001:2018 Educational Organization Management System
ISO 21001:2018 Educational Organization Management SystemAli Fuad R
 
Internal audit training
Internal audit trainingInternal audit training
Internal audit trainingToyo Gustaman
 
ISO 19011:2018 Auditing Guidance - Awareness
ISO 19011:2018 Auditing Guidance - AwarenessISO 19011:2018 Auditing Guidance - Awareness
ISO 19011:2018 Auditing Guidance - AwarenessAli Fuad R
 
Perubahan iso 9001 2008 ke iso 9001 2015 dis
Perubahan iso 9001 2008 ke iso 9001 2015 disPerubahan iso 9001 2008 ke iso 9001 2015 dis
Perubahan iso 9001 2008 ke iso 9001 2015 disbudiwibowo01
 
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025UNESA
 
Presentasi iso 9001 2015 persyaratan klausul 7 dukungan
Presentasi iso 9001 2015 persyaratan klausul 7 dukunganPresentasi iso 9001 2015 persyaratan klausul 7 dukungan
Presentasi iso 9001 2015 persyaratan klausul 7 dukunganExemplar Solution
 

La actualidad más candente (20)

Pemahaman SMM Laboratorium ISO 17025:2017
Pemahaman SMM Laboratorium ISO 17025:2017Pemahaman SMM Laboratorium ISO 17025:2017
Pemahaman SMM Laboratorium ISO 17025:2017
 
ISO 19011:2018 Pedoman Audit Sistem Manajemen
ISO 19011:2018 Pedoman Audit Sistem ManajemenISO 19011:2018 Pedoman Audit Sistem Manajemen
ISO 19011:2018 Pedoman Audit Sistem Manajemen
 
Klausul 4: Contect of Organization (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEM...
Klausul 4:  Contect of Organization (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEM...Klausul 4:  Contect of Organization (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEM...
Klausul 4: Contect of Organization (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEM...
 
Klausul 5: Leadership (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEMEN MUTU"
Klausul 5:  Leadership (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEMEN MUTU"Klausul 5:  Leadership (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEMEN MUTU"
Klausul 5: Leadership (ISO 9001:2015)_ Training "SISTEM MANAJEMEN MUTU"
 
Pengenalan 17025
Pengenalan 17025Pengenalan 17025
Pengenalan 17025
 
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
 
ISO 9001:2015 QMS Awareness
ISO 9001:2015 QMS AwarenessISO 9001:2015 QMS Awareness
ISO 9001:2015 QMS Awareness
 
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptx
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptxAWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptx
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptx
 
Iso 22000 2018 TUGAS MATA KULIAH
Iso 22000 2018 TUGAS MATA KULIAHIso 22000 2018 TUGAS MATA KULIAH
Iso 22000 2018 TUGAS MATA KULIAH
 
INTERNAL AUDIT ISO 9001
INTERNAL AUDIT ISO 9001INTERNAL AUDIT ISO 9001
INTERNAL AUDIT ISO 9001
 
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.ppt
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.pptMateri-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.ppt
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.ppt
 
Awareness QMS ISO 9001 2015 Webinar
Awareness QMS ISO 9001 2015 WebinarAwareness QMS ISO 9001 2015 Webinar
Awareness QMS ISO 9001 2015 Webinar
 
Materi awarenes iso 9001:2015
Materi awarenes  iso 9001:2015Materi awarenes  iso 9001:2015
Materi awarenes iso 9001:2015
 
ISO 21001:2018 Educational Organization Management System
ISO 21001:2018 Educational Organization Management SystemISO 21001:2018 Educational Organization Management System
ISO 21001:2018 Educational Organization Management System
 
Sekilas sni iso 17065
Sekilas sni iso 17065Sekilas sni iso 17065
Sekilas sni iso 17065
 
Internal audit training
Internal audit trainingInternal audit training
Internal audit training
 
ISO 19011:2018 Auditing Guidance - Awareness
ISO 19011:2018 Auditing Guidance - AwarenessISO 19011:2018 Auditing Guidance - Awareness
ISO 19011:2018 Auditing Guidance - Awareness
 
Perubahan iso 9001 2008 ke iso 9001 2015 dis
Perubahan iso 9001 2008 ke iso 9001 2015 disPerubahan iso 9001 2008 ke iso 9001 2015 dis
Perubahan iso 9001 2008 ke iso 9001 2015 dis
 
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
 
Presentasi iso 9001 2015 persyaratan klausul 7 dukungan
Presentasi iso 9001 2015 persyaratan klausul 7 dukunganPresentasi iso 9001 2015 persyaratan klausul 7 dukungan
Presentasi iso 9001 2015 persyaratan klausul 7 dukungan
 

Destacado

Sharing ICCA at APCCAL expo 2013
Sharing ICCA at APCCAL expo 2013Sharing ICCA at APCCAL expo 2013
Sharing ICCA at APCCAL expo 2013Andi Anugrah
 
Ppt presentation 17065
Ppt presentation 17065Ppt presentation 17065
Ppt presentation 17065youssefpec
 
Lorco’s Preview of Safety Campaign Media
Lorco’s Preview of Safety Campaign MediaLorco’s Preview of Safety Campaign Media
Lorco’s Preview of Safety Campaign MediaPT Safety Sign Indonesia
 
Pengembangan konsep model sistem jaminan halal
Pengembangan konsep model sistem jaminan halalPengembangan konsep model sistem jaminan halal
Pengembangan konsep model sistem jaminan halalAtal Tamara Setiawan
 
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaMateri k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaSyaifi Al-Mahfudzi
 

Destacado (17)

Bab 5 - Manfaat Ekonomi Standar
Bab 5 - Manfaat Ekonomi StandarBab 5 - Manfaat Ekonomi Standar
Bab 5 - Manfaat Ekonomi Standar
 
Sharing ICCA at APCCAL expo 2013
Sharing ICCA at APCCAL expo 2013Sharing ICCA at APCCAL expo 2013
Sharing ICCA at APCCAL expo 2013
 
Ppt presentation 17065
Ppt presentation 17065Ppt presentation 17065
Ppt presentation 17065
 
Bab 3 - Manfaat Ekonomi Standar
Bab 3 - Manfaat Ekonomi StandarBab 3 - Manfaat Ekonomi Standar
Bab 3 - Manfaat Ekonomi Standar
 
Bab 1 - Manfaat Ekonomi Standar
Bab 1 - Manfaat Ekonomi StandarBab 1 - Manfaat Ekonomi Standar
Bab 1 - Manfaat Ekonomi Standar
 
Bab 4 - Manfaat Ekonomi Standar
Bab 4 - Manfaat Ekonomi StandarBab 4 - Manfaat Ekonomi Standar
Bab 4 - Manfaat Ekonomi Standar
 
Bab 2 - Manfaat Ekonomi Standar
Bab 2 - Manfaat Ekonomi StandarBab 2 - Manfaat Ekonomi Standar
Bab 2 - Manfaat Ekonomi Standar
 
Pengembangan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Standardisasi
Pengembangan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh StandardisasiPengembangan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Standardisasi
Pengembangan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Standardisasi
 
Lorco’s Preview of Safety Campaign Media
Lorco’s Preview of Safety Campaign MediaLorco’s Preview of Safety Campaign Media
Lorco’s Preview of Safety Campaign Media
 
Bab 6 - Manfaat Ekonomi Standar
Bab 6 - Manfaat Ekonomi StandarBab 6 - Manfaat Ekonomi Standar
Bab 6 - Manfaat Ekonomi Standar
 
10 presentasi-contoh-studi-kasus-penerapan- sni helm
10 presentasi-contoh-studi-kasus-penerapan- sni helm10 presentasi-contoh-studi-kasus-penerapan- sni helm
10 presentasi-contoh-studi-kasus-penerapan- sni helm
 
Pengembangan konsep model sistem jaminan halal
Pengembangan konsep model sistem jaminan halalPengembangan konsep model sistem jaminan halal
Pengembangan konsep model sistem jaminan halal
 
Rambu K3
Rambu K3Rambu K3
Rambu K3
 
Katalog Safety Poster - Agustus 2015
Katalog Safety Poster - Agustus 2015Katalog Safety Poster - Agustus 2015
Katalog Safety Poster - Agustus 2015
 
Katalog Safety Poster - Eksklusif
Katalog Safety Poster - EksklusifKatalog Safety Poster - Eksklusif
Katalog Safety Poster - Eksklusif
 
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaMateri k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
 
SNI dan Halal
SNI dan HalalSNI dan Halal
SNI dan Halal
 

Similar a Skema_Sertifikasi_Produk_SNI_IEC_17067

MATERI ISO 17025 2017 PERT KE 5.pdf
MATERI ISO 17025 2017 PERT KE 5.pdfMATERI ISO 17025 2017 PERT KE 5.pdf
MATERI ISO 17025 2017 PERT KE 5.pdfAhmadJainalArifin
 
PROPOSAL Set Lab 17025 WEB
PROPOSAL Set Lab 17025 WEBPROPOSAL Set Lab 17025 WEB
PROPOSAL Set Lab 17025 WEBLovina Tour
 
PROPOSAL Set Lab 17025 WEB
PROPOSAL Set Lab 17025 WEBPROPOSAL Set Lab 17025 WEB
PROPOSAL Set Lab 17025 WEBLovina Tour
 
PROPOSAL SET UP LABORATORIUM PENGUJI ATAU KALIBRASI SESUAI ISO/IEC 17025:2005...
PROPOSAL SET UP LABORATORIUM PENGUJI ATAU KALIBRASI SESUAI ISO/IEC 17025:2005...PROPOSAL SET UP LABORATORIUM PENGUJI ATAU KALIBRASI SESUAI ISO/IEC 17025:2005...
PROPOSAL SET UP LABORATORIUM PENGUJI ATAU KALIBRASI SESUAI ISO/IEC 17025:2005...Hanum Salsa Saufika
 
Operasi SMM.pdf
Operasi SMM.pdfOperasi SMM.pdf
Operasi SMM.pdfAgreiAntie
 
Teori dasar pengendalian kualitas
Teori dasar    pengendalian kualitasTeori dasar    pengendalian kualitas
Teori dasar pengendalian kualitasdodi mulya
 
Teknik-Teknik dalam QA_Kel 5-1.pptx
Teknik-Teknik dalam QA_Kel 5-1.pptxTeknik-Teknik dalam QA_Kel 5-1.pptx
Teknik-Teknik dalam QA_Kel 5-1.pptxFebrynaHija1
 
ISO 19011 - Panduan Audit Sistem Manajemen
ISO 19011 - Panduan Audit Sistem ManajemenISO 19011 - Panduan Audit Sistem Manajemen
ISO 19011 - Panduan Audit Sistem Manajemenahmadihbal
 
Kategori 6 (thenissa) update 241116
Kategori 6 (thenissa) update 241116Kategori 6 (thenissa) update 241116
Kategori 6 (thenissa) update 241116Fitri Dicy
 
Pengawasan mutu pada industri farmasi.pptx
Pengawasan mutu pada industri farmasi.pptxPengawasan mutu pada industri farmasi.pptx
Pengawasan mutu pada industri farmasi.pptxbelatikodr4t
 
Audit dalam ms iso
Audit dalam ms isoAudit dalam ms iso
Audit dalam ms isonurulina
 
internal audit.pdf
internal audit.pdfinternal audit.pdf
internal audit.pdfErlytaVivi
 
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptxsitiquraniati1
 
PSN 302 2006.pdf, fundamental sertifikasi-1
PSN 302 2006.pdf, fundamental sertifikasi-1PSN 302 2006.pdf, fundamental sertifikasi-1
PSN 302 2006.pdf, fundamental sertifikasi-1Kacung Abdullah
 
Makalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-doc
Makalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-docMakalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-doc
Makalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-docEkaDeny
 
ISO-IEC 17020 -2012 (General)
ISO-IEC 17020 -2012 (General)ISO-IEC 17020 -2012 (General)
ISO-IEC 17020 -2012 (General)Dwi Kurniawan
 
1R5-Slide-ISO-17025-Understanding-3rd-Certyst.pdf
1R5-Slide-ISO-17025-Understanding-3rd-Certyst.pdf1R5-Slide-ISO-17025-Understanding-3rd-Certyst.pdf
1R5-Slide-ISO-17025-Understanding-3rd-Certyst.pdfssuserea847c1
 

Similar a Skema_Sertifikasi_Produk_SNI_IEC_17067 (20)

MATERI ISO 17025 2017 PERT KE 5.pdf
MATERI ISO 17025 2017 PERT KE 5.pdfMATERI ISO 17025 2017 PERT KE 5.pdf
MATERI ISO 17025 2017 PERT KE 5.pdf
 
PROPOSAL Set Lab 17025 WEB
PROPOSAL Set Lab 17025 WEBPROPOSAL Set Lab 17025 WEB
PROPOSAL Set Lab 17025 WEB
 
PROPOSAL Set Lab 17025 WEB
PROPOSAL Set Lab 17025 WEBPROPOSAL Set Lab 17025 WEB
PROPOSAL Set Lab 17025 WEB
 
PROPOSAL Set Lab 17025 WEB
PROPOSAL Set Lab 17025 WEBPROPOSAL Set Lab 17025 WEB
PROPOSAL Set Lab 17025 WEB
 
AWARENESS ISO 9001.ppt
AWARENESS ISO 9001.pptAWARENESS ISO 9001.ppt
AWARENESS ISO 9001.ppt
 
PROPOSAL SET UP LABORATORIUM PENGUJI ATAU KALIBRASI SESUAI ISO/IEC 17025:2005...
PROPOSAL SET UP LABORATORIUM PENGUJI ATAU KALIBRASI SESUAI ISO/IEC 17025:2005...PROPOSAL SET UP LABORATORIUM PENGUJI ATAU KALIBRASI SESUAI ISO/IEC 17025:2005...
PROPOSAL SET UP LABORATORIUM PENGUJI ATAU KALIBRASI SESUAI ISO/IEC 17025:2005...
 
Operasi SMM.pdf
Operasi SMM.pdfOperasi SMM.pdf
Operasi SMM.pdf
 
Teori dasar pengendalian kualitas
Teori dasar    pengendalian kualitasTeori dasar    pengendalian kualitas
Teori dasar pengendalian kualitas
 
Teknik-Teknik dalam QA_Kel 5-1.pptx
Teknik-Teknik dalam QA_Kel 5-1.pptxTeknik-Teknik dalam QA_Kel 5-1.pptx
Teknik-Teknik dalam QA_Kel 5-1.pptx
 
ISO 19011 - Panduan Audit Sistem Manajemen
ISO 19011 - Panduan Audit Sistem ManajemenISO 19011 - Panduan Audit Sistem Manajemen
ISO 19011 - Panduan Audit Sistem Manajemen
 
Kategori 6 (thenissa) update 241116
Kategori 6 (thenissa) update 241116Kategori 6 (thenissa) update 241116
Kategori 6 (thenissa) update 241116
 
Pengawasan mutu pada industri farmasi.pptx
Pengawasan mutu pada industri farmasi.pptxPengawasan mutu pada industri farmasi.pptx
Pengawasan mutu pada industri farmasi.pptx
 
Audit dalam ms iso
Audit dalam ms isoAudit dalam ms iso
Audit dalam ms iso
 
internal audit.pdf
internal audit.pdfinternal audit.pdf
internal audit.pdf
 
Manajemen mutu
Manajemen mutuManajemen mutu
Manajemen mutu
 
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx9. C P K B  Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptx
 
PSN 302 2006.pdf, fundamental sertifikasi-1
PSN 302 2006.pdf, fundamental sertifikasi-1PSN 302 2006.pdf, fundamental sertifikasi-1
PSN 302 2006.pdf, fundamental sertifikasi-1
 
Makalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-doc
Makalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-docMakalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-doc
Makalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-doc
 
ISO-IEC 17020 -2012 (General)
ISO-IEC 17020 -2012 (General)ISO-IEC 17020 -2012 (General)
ISO-IEC 17020 -2012 (General)
 
1R5-Slide-ISO-17025-Understanding-3rd-Certyst.pdf
1R5-Slide-ISO-17025-Understanding-3rd-Certyst.pdf1R5-Slide-ISO-17025-Understanding-3rd-Certyst.pdf
1R5-Slide-ISO-17025-Understanding-3rd-Certyst.pdf
 

Más de National Standardization Agency of Indonesia

Más de National Standardization Agency of Indonesia (20)

Penjelasan SNI ISO/IEC 17025
Penjelasan SNI ISO/IEC 17025Penjelasan SNI ISO/IEC 17025
Penjelasan SNI ISO/IEC 17025
 
Manajemen Risiko SNIISO31000
Manajemen Risiko SNIISO31000Manajemen Risiko SNIISO31000
Manajemen Risiko SNIISO31000
 
Awareness SNI ISO 21001:2018 Sistem Manajemen untuk Organisasi Pendidikan
Awareness SNI ISO 21001:2018 Sistem Manajemen untuk Organisasi PendidikanAwareness SNI ISO 21001:2018 Sistem Manajemen untuk Organisasi Pendidikan
Awareness SNI ISO 21001:2018 Sistem Manajemen untuk Organisasi Pendidikan
 
Penerapan Manajemen Sederhana dan 5 R untuk UMK - Studi Kasus Masker Kain
Penerapan Manajemen Sederhana dan 5 R untuk UMK - Studi Kasus Masker KainPenerapan Manajemen Sederhana dan 5 R untuk UMK - Studi Kasus Masker Kain
Penerapan Manajemen Sederhana dan 5 R untuk UMK - Studi Kasus Masker Kain
 
Presentasi sniisopas 45005_2020_unsri_23_jul21
Presentasi sniisopas 45005_2020_unsri_23_jul21Presentasi sniisopas 45005_2020_unsri_23_jul21
Presentasi sniisopas 45005_2020_unsri_23_jul21
 
Pemanfaatan Elearning Standardisasi_Penilaian_Kesesuaian_Metrologi
Pemanfaatan Elearning Standardisasi_Penilaian_Kesesuaian_MetrologiPemanfaatan Elearning Standardisasi_Penilaian_Kesesuaian_Metrologi
Pemanfaatan Elearning Standardisasi_Penilaian_Kesesuaian_Metrologi
 
SNI dan UKM
SNI dan UKMSNI dan UKM
SNI dan UKM
 
Developing Standards Education in Indonesia
Developing Standards Education in IndonesiaDeveloping Standards Education in Indonesia
Developing Standards Education in Indonesia
 
Penerapan TBT WTO di Indonesia
Penerapan TBT WTO di IndonesiaPenerapan TBT WTO di Indonesia
Penerapan TBT WTO di Indonesia
 
e-Learning Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian & Registrasi Diklat Online
e-Learning Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian & Registrasi Diklat Onlinee-Learning Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian & Registrasi Diklat Online
e-Learning Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian & Registrasi Diklat Online
 
Diskusi Pendidikan Standardisasi di Yogyakarta, 15 Desember 2014
Diskusi Pendidikan Standardisasi di Yogyakarta, 15 Desember 2014Diskusi Pendidikan Standardisasi di Yogyakarta, 15 Desember 2014
Diskusi Pendidikan Standardisasi di Yogyakarta, 15 Desember 2014
 
9 presentasi-standar-dan-inovasi-serta- paten
9 presentasi-standar-dan-inovasi-serta- paten9 presentasi-standar-dan-inovasi-serta- paten
9 presentasi-standar-dan-inovasi-serta- paten
 
Manfaat Ekonomi Standar
Manfaat Ekonomi StandarManfaat Ekonomi Standar
Manfaat Ekonomi Standar
 
Penilaian Kesesuaian dan Metrologi
Penilaian Kesesuaian dan MetrologiPenilaian Kesesuaian dan Metrologi
Penilaian Kesesuaian dan Metrologi
 
Penerapan Standar
Penerapan StandarPenerapan Standar
Penerapan Standar
 
Proses Pengembangan Standar
Proses Pengembangan StandarProses Pengembangan Standar
Proses Pengembangan Standar
 
Prinsip Dasar Pengembangan Standar
Prinsip Dasar Pengembangan StandarPrinsip Dasar Pengembangan Standar
Prinsip Dasar Pengembangan Standar
 
Infrastruktur Mutu
Infrastruktur MutuInfrastruktur Mutu
Infrastruktur Mutu
 
Cakupan Standardisasi
Cakupan StandardisasiCakupan Standardisasi
Cakupan Standardisasi
 
1-presentasi-pengantar
1-presentasi-pengantar1-presentasi-pengantar
1-presentasi-pengantar
 

Último

Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxItaaNurlianaSiregar
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxAnissaPratiwi3
 
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.pptSistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.pptIka Putri
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tanikwtkelurahanmekarsar
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesialangkahgontay88
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.nuranisasignature
 
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTSTRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTRikoMappedeceng1
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBambu hoki88
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfAgusyunus2
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxMuhammadDidikJasaGb
 
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...syafiraw266
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...unikbetslotbankmaybank
 
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptPelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptJhonSutarka1
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUsayangkamuu240203
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNajlaNazhira
 
Pernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptx
Pernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptxPernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptx
Pernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptx20931002
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 

Último (20)

Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
 
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.pptSistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
 
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTSTRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
 
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
 
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptPelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
 
Pernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptx
Pernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptxPernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptx
Pernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptx
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 

Skema_Sertifikasi_Produk_SNI_IEC_17067

  • 1. Skema Sertifikasi Produk ISO/IEC 17067: 2013 - Conformity assessment – Fundamentals of Product Certification and guidelines for product certification schemes Badan Standardisasi Nasional
  • 2. KONSEP DAN TUJUAN SERTIFIKASI PRODUK [SNI ISO/IEC 17067:2013] 4.1.2 sertifikasi produk adalah kegiatan penilaian kesesuaian yang dibangun untuk memberikan kepercayaan konsumen, regulator, industri dan pihak lain yang berkepentingan bahwa produk memenuhi persyaratan yang ditetapkan, termasuk misalnya kinerja, keamanan, interoperabilitas, dan berkelanjutan produk [di wilayah Indonesia, kesesuaian terhadap SNI]. [SNI ISO/IEC 17067:2013] 4.2.1 tujuan fundamental sertifikasi produk adalah: • Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, pengguna dan secara umum semua pihak yang berkepentingan atas jaminan pemenuhan persyaratan yang ditentukan; • Untuk digunakan oleh pemasok guna memperagakan kepada pasar bahwa produk pemasok telah memenuhi persyaratan oleh lembaga pihak ketiga yang imparsial. [SNI ISO/IEC 17067:2013] 4.2.2 sertifikasi produk sebaiknya memberikan kepercayaan bagi yang berkepentingan dalam pemenuhan persyaratan, dan nilai yang memadai sehingga pemasok dapat memasarkan produknya secara efektif
  • 3. Kilas Balik Sistem Sertifikasi Produk Bertanda SNI APAKAH TUJUAN, HARAPAN DAN MANFAAT TERSEBUT TELAH TERCAPAI ????
  • 4. Kilas Balik Sistem Sertifikasi Produk Bertanda SNI pengawasan pasar tidak berjalan....? produsen nakal ...? ls pro dan lab uji tidak kompeten...? PSN dan Pedoman KAN tidak cukup ....? asesor KAN tidak Kompeten....? Materi training 17065 kurang Substantif...?
  • 5. Titik Kritis 17065: SKEMA SERTIFIKASI PRODUK 7.1.1 Lembaga sertifikasi harus mengoperasikan satu atau lebih skema sertifikasi yang meliputi kegiatan sertifikasinya. CATATAN 1 Unsur-unsur skema tersebut dapat digabungkan dengan survailen produksi atau dengan penilaian dan survailen sistem manajemen klien atau keduanya. CATATAN 2 Pedoman umum untuk pengembangan skema diberikan dalam ISO/IEC 17067, dikombinasikan dengan ISO/IEC Guide 28 dan ISO/IEC Guide 53. ................... 7.1.3 Jika diperlukan penjelasan terkait penerapan dokumen ini (lihat 7.1.2: persyaratan produk) untuk skema sertifikasi tertentu, penjelasan harus dirumuskan oleh personil atau komite yang relevan dan tidak memihak yang memiliki kemampuan teknis memadai, dan harus disediakan oleh lembaga sertifikasi sesuai permintaan.
  • 6. Perubahan Prinsip ISO/IEC Guide 67  ISO/IEC 17067 Judul: – diperluas dgn tambahan skema sertifikasi produk Pendahuluan – mencakup beberapa elemen ISO/IEC Guide 67 klausul 4 Fokus pada perubahan dari sistem menjadi skema Klarifikasi tentang sertifikasi tipe dan sertifikasi batch Bagian baru tentang skema sertifikasi produk yang memberikan informasi tentang skema yang menjadi acuan bagi ISO/IEC 17065
  • 7. SISTEM SERTIFIKASI PRODUK: aturan, prosedur, tata kelola SISTEM DAN SKEMA SERTIFIKASI PRODUK SKEMA SERTIFIKASI PRODUK: aturan, prosedur, dan tata kelola yang terkait dengan kumpulan tertentu dari persyaratan yang ditetapkan SKEMA SERTIFIKASI PRODUK B: penerapan sistem untuk kumpulan persyaratan produk B SKEMA SERTIFIKASI PRODUK A : penerapan sistem untuk kumpulan persyaratan produk A sistem sertifikasi produk terdiri dari beberapa skema skema sertifikasi produk bersifat unik untuk produk tertentu
  • 8. • Bila LS merupakan pemilik skema, sistem sertifikasi merupakan bagian dari sistem manajemen LS • Untuk skema lain yang diikuti oleh LS, sistem sertifikasi berada di luar sistem manajemen LS sistem sertifikasi dan sistem manajemen lembaga sertifikasi hubungan antara manajemen lembaga sertifikasi dan sistem sertifikasi skema milik lembaga sertifikasi skema milik pihak lain Sistem manajemen LS Sistem Sertifikasi SISTEM, SKEMA, PEMILIK SKEMA dan LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK
  • 9. KONSEP PENGOPERASIAN SKEMA Pemilik skema (scheme owner) dapat berupa lembaga sertifikasi, instansi pemerintah, asosiasi dagang atau kelompok lembaga sertifikasi Skema sertifikasi produk pemilik menjalankan skema Panduan tentang skema diberikan dalam ISO/IEC 17067 Persyaratan sertifikasi diberikan dalam ISO/IEC 17065 ISO/IEC 17030 tentang tanda sertifikasi dan penggunaannya Pelanggan produk Pemangku kepentingan Pemilik skema manufacturer, operator, menghasilkan produk, proses atau jasa Lembaga sertifikasi dan proses penilaian kesesuaian
  • 10. PENDEKATAN FUNGSIONAL KERANGKA SKEMA seleksi determinasi review dan “atestasi (penerbitan sertifikat setelah keputusan)” Informasi untuk pembuktian kesesuaian Informasi ttg pemenuhan Persyaratan Pemenuhan persyaratan telah terbukti Diperlukan Surveilan? Ya Selesai Tidak Kebutuhan Pembuktian kesesuaian terhadap persyaratan acuan Memelihara validitas kesesuaian
  • 11. EVALUASI Conformity assessment function and activities within product certification scheme 1a 1b 2 3 4 5 6 N I Selection, including planing and preparation activities, specification of requirements, e..g. Normative documents, and sampling as applicable X X X X X X X X II Determination of characteristics, as applicable, by: (a) Testing (ISO/IEC 17025) (b) Inspection (ISO/IEC 17020) (c) Design appraisal (d) Assessment of services (e) Other determination activities, e.g. Verification X X X X X X X X III Review: Examining the evidence of conformity obtained during determination stage to establish whether specified requirements have been met X X X X X X X X IV Decision on certification: granting, maintaining, extending, suspending, withdrawing certification X X X X X X X X V Attestation, Licensing: (a) Issuing a statement of conformity (attestation) X X X X X X X X (b) Granting the right to use certificate or other statements of conformity X X X X X X (c) Issuing certificate of conformity for a batch of products X (d) Granting the right to use marks of conformity (licensing) is based on surveillannce (VI) or certification of a batch X X X X X X VI Surveillance, as applicable: (a) Testing or inspection of sample from open market X X X (b) Testing or inspection of sample from factory X X X (c) Assessment of the production, the delivery of the service, or the production of the process X X X X (d) Management system audits combined with random tests or inspection X X Skema Sertifikasi Produk ISO/IEC 17067: 2013-08-01
  • 12. SKEMA SERTIFIKASI PRODUK  Tipe skema sertifikasi produk yang dinyatakan dalam 17067 tidak mencakup seluruh kemungkinan tipe skema sertifikasi produk, tipe skema lainnya dapat ditetapkan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan  Skema sertifikasi produk dapat digunakan dengan berbagai jenis persyaratan dan dapat menggunakan berbagai macam pernyataan kesesuaian  Seluruh tipe skema sertifikasi produk mencakup kegiatan seleksi, determinasi, review, pemberian keputusan dan pernyataan kesesuaian  Satu atau lebih kegiatan determinasi dapat dipilih di antara, pengujian, inspeksi, penilaian disain, asesmen jasa, asesmen proses, atau kegiatan determinasi lainnya, seperti, audit atau verifikasi, dengan mempertimbangkan karakteristik produk dan persyaratannya
  • 13. SKEMA SERTIFIKASI PRODUK (Lanjutan)  Tipe skema sertifikasi yang dinyatakan dalam 17067 dibedakan berdasarkan jenis kegiatan survailen yang dilakukan  Untuk skema tipe 1a dan 1b, tidak diperlukan survailen karena sertifikat kesesuaian diberikan hanya kepada produk yang keseluruhan atau bagian darinya telah menjadi obyek determinasi  Skema yang lain (tipe 2, 3, 4, 5, 6) menggambarkan tentang jenis kegiatan survailen yang dilakukan, dan kondisi dimana skema tersebut relevan
  • 14. Skema Tipe 1a  Dilakukan determinasi terhadap 1 (satu) sampel produk atau lebih  Sertifikat kesesuaian atau bentuk lain pernyataan kesesuaian (sebagai contorh, surat) diterbitkan untuk produk tersebut (berdasarkan hasil kegiatan determinasi), yang karakteristiknya dinyatakan secara rinci di dalam sertifikat atau di dalam dokumen lain yang diacu oleh sertifikat  Produksi selanjutnya tidak dicakup dalam sertifikat kesesuaian yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi  Sampel tersebut mewakili produksi selanjutnya yang dapat digunakan oleh produsen bahwa produk dari proses produksi tersebut diproduksi sesuai dengan tipe yang telah disertifikasi  Lembaga sertifikasi memberikan hak kepada produsen untuk menggunakan sertifikat kesesuaian atau pernyataan kesesuaian lain yang diberikannya sebagai dasar bagi pelanggan bahwa produk yang dihasilkan oleh proses produksi selanjutnya telah memenuhi persyaratan.
  • 15. Skema Tipe 1b  Mencakup sertifikasi untuk seluruh batch produk  Didasarkan pada proses seleksi dan determinasi yang ditetapkan di dalam skema sertifikasi  Determinasi dapat dilakukan terhadap sebagian atau keseluruhan (100%) jumlah produk di dalam batch  Penetapan jumlah sampel dapat didasarkan pada homogenitas batch dan aplikasi rencana pengambilan sampel yang sesuai dengan karakteristik produk dalam batch  Bila hasil determinasi, review dan pengambilan keputusan menunjukkan pemenuhan terhadap persyaratan, dapat diberikan sertifikat kesesuaian untuk seluruh produk di dalam batch, dan dapat diberikan lisensi penggunaan tanda kesesuaian untuk seluruh produk di dalam batch tersebut
  • 16. Skema Tipe 2  Mencakup kegiatan survailen setelah sertifikat kesesuaian diberikan  Survailen yang dilakukan berupa pengambilan sampel produk secara periodik dari pasar, dilanjutkan dengan kegiatan determinasi terhadap sampel yang telah diambil  Determinasi yang dilakukan terhadap sampel dilakukan untuk memastikan bahwa karakteristik produk, yang diproduksi setelah keputusan sertifikasi awal, masih sesuai dengan hasil determinasi yang digunakan sebagai dasar pemberikan keputusan sertifikasi  Memerlukan sumber daya yang ekstensif, karena skema ini dapat juga mengidentifikasi pengaruh proses distribusi produk terhadap kesesuaian produk dengan persyaratan sertifikasi  Bila ditemukan ketidaksesuaian sulit dilakukan tindakan korektif yang efektif karena produk sudah beredar
  • 17. Skema Tipe 3  Mencakup kegiatan survailen setelah sertifikat kesesuaian diberikan  Survailen yang dilakukan berupa pengambilan sampel produk secara periodik dari titik produksi yang dilanjutkan dengan kegiatan determinasi terhadap sampel yang telah diambil  Determinasi yang dilakukan terhadap sampel dilakukan untuk memastikan bahwa karakteristik produk, yang diproduksi setelah keputusan sertifikasi masih sesuai dengan hasil determinasi yang digunakan sebagai dasar pemberikan keputusan sertifikasi  Tidak dapat memberikan gambaran tentang pengaruh proses distribusi produk terhadap kesesuaian produk dengan persyaratan sertifikasi  Bila ditemukan ketidaksesuaian terdapat kesempatan untuk melakukan tindakan korektif sebelum produk diedarkan di pasar
  • 18. Skema Tipe 4  Mencakup kegiatan survailen setelah sertifikat kesesuaian diberikan  Survailen yang dilakukan dapat berupa kombinasi antara pengambilan sampel produk secara periodik dari titik produksi, atau dari pasar, atau keduanya, yang dilanjutkan dengan kegiatan determinasi terhadap sampel yang telah diambil  Survailen juga mencakup asesmen terhadap proses produksi  Determinasi yang dilakukan terhadap sampel dilakukan untuk memastikan bahwa karakteristik produk, yang diproduksi setelah keputusan sertifikasi masih sesuai dengan hasil determinasi yang digunakan sebagai dasar pemberikan keputusan sertifikasi  Dapat memberikan gambaran tentang pengaruh proses distribusi produk, serta memberikan mekanisme pra pasar untuk mengidentifikasi dan melakukan tindakan korektif yang diperlukan untuk menyelesaikan ketidaksesuaian  Duplikasi dan sia-sia bila dilakukan terhadap produk yang karakteristiknya tidak dipengaruhi oleh proses distribusi
  • 19. Skema Tipe 5  Mencakup kegiatan survailen setelah sertifikat kesesuaian diberikan  Survailen yang dilakukan dapat berupa kombinasi antara pengambilan sampel produk secara periodik dari titik produksi, atau dari pasar, atau keduanya, yang dilanjutkan dengan kegiatan determinasi terhadap sampel yang telah diambil  Survailen juga mencakup asesmen terhadap proses produksi, atau audit sistem manajemen dikombinasikan dengan uji/inspeksi acak  Determinasi yang dilakukan terhadap sampel dilakukan untuk memastikan bahwa karakteristik produk, yang diproduksi setelah keputusan sertifikasi masih sesuai dengan hasil determinasi yang digunakan sebagai dasar pemberikan keputusan sertifikasi  Pemilihan jenis kegiatan di dalam survailen dilakukan dapat bervariasi di dasarkan pada situasi yang dihadapi, dan ditetapkan di dalam skema sertifikasi  Bila survailen mencakup audit sistem manajemen, diperlukan pula audit awal terhadap sistem manajemen
  • 20. Skema Tipe 6  Utamanya berlaku untuk sertifikasi jasa dan sertifikasi proses  Meskipun jasa secara umum dipandang sebagai elemen intangible, kegiatan determinasi tidak dibatasi hanya pada evaluasi terhadap elemen intangible (sebagai contoh: keefektifan prosedur organisasi, atau kecepatan tanggap dari manajemen)  Determinasi dapat juga dilakukan terhadap elemen tangible dari jasa, yang dapat mendukung bukti kesesuaian yang diperoleh dari asesmen terhadap proses, sumber daya, dan pengendalian di dalamnya (sebagai contoh: inspeksi kebersihan kendaraan untuk memastikan mutu jasa transportasi umum)  Hal yang sama (penilaian elemen intangible dan elemen tangible) juga berlaku untuk sertifikasi proses (sebagai contoh: kegiatan determinasi untuk proses pengelasan, dapat mencakup pengujian dan inspeksi terhadap sampel hasil pengelasan)  Untuk sertifikasi proses dan jasa, survailen dilakukan melalui audit periodik terhadap sistem manajemen dan asesmen periodik terhadap proses produksi
  • 21. Skema Sertifikasi Produk: PEMILIK SKEMA  Pemilik Skema:  LS Produk yang mengembangkan skema sepenuhnya untuk kepentingan klien-nya  Organisasi lain, sebagai contoh regulator, atau asosiasi dagang yang mengembangkan skema dengan partisipasi satu atau lebih LS Produk di dalamnya
  • 22. Skema Sertifikasi Produk: PEMILIK SKEMA  Pemilik Skema hendaknya merupakan badan hukum  Pemilik Skema:  mampu mempertanggungjawabkan seluruh tujuan, isi, dan integritas skema,  memelihara skema dan memberikan panduan bila diperlukan,  menetapkan struktur pengoperasian dan manajemen,  mendokumentasikan isi skema,  memastikan bahwa skema dikembangkan oleh personel yang kompeten dari aspek teknis dan prosedur penilaian kesesuaian  membuat pengaturan untuk melindungan kerahasiaan informasi pihak yan terlibat di dalam skema  memilliki pengaturan yang memadai untuk menanggung liabilitas  memiiki kestabilan finansial dan sumber daya
  • 23. Skema Sertifikasi Produk: PENGEMBANGAN SKEMA  Dapat dikembangkan : ditetapkan regulator untuk kepentingan keselamatan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan hidup, membantu pembeli dan konsumen untuk membedakan produk di pasar, dan memberikan dasar untuk pengambilan keputusan dalam membeli produk  Persetujuan pemangku kepentingan atas prinsip-prinsip skema, yang mencakup:  Konfirmasi kepemilikan  Konfirmasi pengaturan dan pengambilan keputusan untuk secara langsung melibatkan pemangku kepentingan atau tidak  Konfirmasi latar belakang bisnis dan model penganggaran  Memberikan kerangka pemantauan dan pengkajian skema secara periodik  Setelah ditetapkan, informasi tentang skema dipublikasikan untuk memastikan transparansi, pemahaman dan keberterimaan
  • 24. Skema Sertifikasi Produk: ISI SKEMA SERTIFIKASI 1. UMUM: o Ruang lingkup (jenis produk yang tercakup dalam skema) o Persyaratan evaluasi produk (standar atau dokumen normatif lainnya) o Bila diperlukan penjelasan atas standar untuk penerapannya, penjelasan harus disusun oleh orang atau komite yang kompeten o Pemilihan kegiatan di dalam skema sertifikasi (minimum mencakup butir 1, 2, 3, 4, dan 5a dalam tabel elemen skema sertifikasi) o Persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh pelanggan (contoh: sistem manajemen, atau pengendalian mutu proses, atau persyaratan lain yang valid untuk mengendalikan proses produksi yang sedang berjalan) o Persyaratan untuk lembaga sertifikasi atau lembaga penilaian kesesuaian lainnya yang terlibat atau diperlukan untuk memenuhi persyaratan sertifikasi produk dimaksud, termasuk persyaratan pembuktian kompetensinya
  • 25. Skema Sertifikasi Produk: ISI SKEMA SERTIFIKASI 1. UMUM (lanjutan): o Pernyataan kondisi dimana pelanggan dapat menggunakan bukti kesesuaian atau tanda kesesuaian o Kepemilikan dan pengendalian tanda kesesuaian, bila relevan, memenuhi ISO/IEC 17030 o Metode dan prosedur yang digunakan untuk menjamin integritas dan outcome kegiatan sertifikasi produk o Sumber daya yang diperlukan untuk mengoperasikan skema, termasuk, imparsialitas dan kompetensi personel internal dan eksternal, sumber daya untuk mengevaluasi, dan bila relevan penggunaan subkontraktor o Informasi yang harus diberikan oleh aplikan kepada lembaga sertifikasi o Cara hasil tahapan determinasi (evaluasi) dan survailen dilaporkan dan digunakan oleh lembaga sertifikasi dan pemilik skema o Penjelasan tentang tindak lanjut dari ketidaksesuaian oleh aplikan o Bila relevan, prosedur survailen
  • 26. Skema Sertifikasi Produk: ISI SKEMA SERTIFIKASI 1. UMUM (lanjutan): o Kriteria akses oleh lembaga sertifikasi dan oleh pelanggan terhadap skema o Isi, syarat dan tanggungjawab penerbitan direktori produk tersertifikasi oleh lembaga sertifikasi dan pemilik skema o Pengaturan kontrak antara pemilik skema dengan lembaga sertifikasi, pemilik skema dengan pelanggan, lembaga sertifikasi dengan pelanggan, termasuk ketentuan tentang pertanggunggugatan yang jelas o Persyaratan umum penetapan, perpanjangan, perluasan lingkup, pengurangan lingkup, pembekuan dan pencabutan sertifikasi, termasuk penghentian iklan bila sedang dibekukan o Rekaman dan verifikasi komplain pelanggan terhadap skema o Persyaratan iklan dan publikasi oleh pelanggan o Penyimpanan rekaman oleh pemilik skema dan lembaga sertifikasi
  • 27. Skema Sertifikasi Produk: ISI SKEMA SERTIFIKASI 2. SAMPLING o Persyaratan tentang sampling produk yang tercakup dalam skema, baik untuk pada saat evaluasi awal maupun saat survailen (beberapa accuan yg relevan, a.l ISO 10576-1, ISO 2859, ISO 3951, ISO 22514) 3. KEBERTERIMAAN HASIL PENILAIAN KESESUAIAN o Pengaturan, bila pelanggan telah membawa hasil penilaian kesesuaian (uji, inspeksi, hasil audit, dll) dari lembaga penilaian kesesuaian yg berada di luar pengaturan kontrak dengan lembaga sertifikasi produk 4. ALIH DAYA KEGIATAN PENILAIAN KESESUAIAN o Bila skema memungkinkan subkontrak satu atau lebih kegiatan, persyaratan yang harus dipenuhi oleh subkontraktor kegiatan penilaian kesesuaian
  • 28. Skema Sertifikasi Produk: ISI SKEMA SERTIFIKASI 5. PENGADUAN DAN BANDING KEPADA PEMILIK SKEMA o Penjelasan tentang tata cara penanganan pengaduan o Pengaduan dan Banding terhadap hasil sertifikasi pertama kali diajukan kepada lembaga sertifikasi o Pengaduan dan Banding yang tidak dapat diselesaikan oleh lembaga sertifikasi dapat diajukan kepada pemilik skema 6. LISENSI DAN PENGENDALIAN TANDA o Bila skema memungkinkan penggunaan sertifikat, bukti kesesuaian, dan/atau tanda kesesuaian harus terdapat perjanjian yang legal untuk mengendalikannya o Lisensi dapat dibuat antara pemilik skema dan lembaga sertifikasi atau pelanggan yg disertifikasi o Lisensi juga memuat kewajiban dan tanggung jawab pemberi lisensi dan penerima lisensi
  • 29. Skema Sertifikasi Produk: ISI SKEMA SERTIFIKASI 7. SURVAILEN o Bila diperlukan, prosedur survailen ditetapkan berdasarkan sifat produk dan proses produksi, konsekuensi akibat produk yang tidak sesuai dengan persyaratan, serta mengatur frekuensi yang diperlukan 8. PRODUK YANG TIDAK SESUAI o Konsekuensi bila ditemukan produk yang tidak sesuai, dapat berupa penarikan produk dari pasar, atau informasi kepada pasar dan masyarakat umum 9. PELAPORAN KEPADA PEMILIK SKEMA o Bila pemilik skema mensyaratkan pelaporan, isi dan frekuensi pelaporan harus dijelaskan, termasuk penggunaannya untuk peningkatan skema, untuk pengendalian, maupun memonitor kesesuaian pelanggan
  • 30. Skema Sertifikasi Produk: ISI SKEMA SERTIFIKASI 10. SUBKONTRAK PENGOPERASIAN SKEMA o Bila pemilik skema mensubkontrakkan keseluruhan atau sebagai pengoperasian skema kepada pihak lain, diperlukan pengaturan tentang kontrak legal yang mengikat kedua pihak 11. PEMASARAN o Memuat pengaturan tentang pemasaran oleh lembaga sertifiasi atau pelanggan sertifikasi terkait dengan pemasaran skema 12. KECURANGAN KLAIM SERTIFIKASI o Tindakan dan tanggungjawab dalam yang diperlukan dalam hal terjadi kecurangan dalam klaim sertifikasi
  • 31. Skema Sertifikasi Produk: PEMELIHARAAN DAN PENINGKATAN KAJI ULANG SKEMA:  Kaji ulang pengoperasian skema secara periodik  Konfirmasi validitas dan identifikasi aspek yang memerlukan peningkatan  Memastikan persyaratan skema dapat dioperasikan secara konsisten PERUBAHAN PERSYARATAN PRODUK:  Pemilik skema memantau perkembangan standar  Memiliki proses untuk memastikan perubahan skema akibat perkembangan standar  Mengatur masa transisi bagi lembaga sertifikasi, klien dan pemangku kepentingan lainnya PERUBAHAN LAIN DI DALAM SKEMA:  Pengaturan atas perubahan aturan, prosedur dan manajemen skema
  • 32. Studi Kasus Pengembangan Skema Sertifikasi Produk
  • 33. Sistem Sertifikasi Produk Pihak ke-3 panduan untuk skema tipe-5 dalam ISO/IEC Guide 28 (PSN 304 ) • Selection • Determination:  Asesmen proses produksi dan sistem mutu:  Pengorganisasian fasilitas  Material, komponen dan jasa  Produksi  Sistem mutu dan pengujian  Rekaman dan dokumentasi  Penerapan bukti kesesuaian  Pengujian awal:  Sampling  Pelaksanaan pengujian awal  Penggunaan data uji dari pihak di luar lembaga sertifikasi • Review • Attestation Evaluation Issuance of a certificate after decision ISO/IEC Guide 28 (PSN 304) SNI ISO/IEC 17065 … … … … … … … … … … … • Surveillance…
  • 34. Sistem Sertifikasi Produk Pihak ke-3 panduan untuk skema tipe-5 dalam ISO/IEC Guide 28 (PSN 304 ) Asesmen Proses Produksi dan Sistem Mutu: a) Asesmen proses produksi atau sistem mutu organisasi klien menjadi bagian dari asesmen (evaluasi) awal sesuai dengan skema sertifikasi produk b) Klien menyediakan seluruh rekaman yang dihasilkan dari implementasi sistem mutu yang relevan dengan produk yang disertifikasi kepada lembaga sertifikasi produk c) Klien memiliki penanggungjawab sistem mutu yang independen dari manajemen produksi, yang memenuhi kualifikasi untuk berkomunikasi dengan lembaga sertifikasi produk
  • 35. Sistem Sertifikasi Produk Pihak ke-3 panduan untuk skema tipe-5 dalam ISO/IEC Guide 28 (PSN 304 ) Pengujian Awal: a) Pengambilan sampel:  Didasarkan pada ketentuan di dalam skema  Sampel mewakili keseluruhan jalur produksi yang disertifikasi  Sampel dibuat menggunakan komponen dan sub-assemblies yang identik dengan yang digunakan dalam proses produksi  Sampel dibuat dengan peralatan dan metode yang identik dengan proses produksi  Pengujian awal merupakan pengujian yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi sebelum memberikan atau memperluas lisensi, untuk produk tertentu, pengujian dapat dilakukan terhadap “prototipe” produk (uji tipe) sebelum pelaksanaan asesmen proses produksi atau sistem mutu  Bila pengujian awal didasarkan pada “prototipe” produk, bila relevan, diperlukan konfirmasi melalui pengujian atau pemeriksaan terhadap sampel yang dihasilkan dari proses produksi
  • 36. Sistem Sertifikasi Produk Pihak ke-3 panduan untuk skema tipe-5 dalam ISO/IEC Guide 28 (PSN 304 ) Pengujian Awal: b) Pelaksanaan Pengujian:  Pengujian terhadap sampel dilakukan sesuai dengan persyaratan satu standar atau lebih, dan ketentuan di dalam skema sertifikasi c) Penggunaan data uji yang dihasilkan dari pihak lain:  Lembaga sertifikasi produk dapat menggunakan data yang dihasilkan oleh pihak lain, termasuk data uji yang dihasilkan atau diajukan oleh klien (produsen)  Bila menggunakan data uji yang dihasilkan oleh pihak lain (yang berada di luar pengendalian lembaga sertifikasi), lembaga sertifikasi bertanggungjawab untuk memastikan bahwa data tersebut dihasilkan oleh laboratorium yang kompeten  Kompetensi pihak lain (yang berada di luar pengendalian lembaga sertifikasi) dapat dibuktikan dengan akreditasi oleh badan akreditasi yang diakui dalam MRA antar badan akreditasi
  • 37. Sistem Sertifikasi Produk Pihak ke-3 panduan untuk skema tipe-5 dalam ISO/IEC Guide 28 (PSN 304 ) Survailen: a) Survailen terhadap produk sesuai dengan persyaratan standar dan ketentuan di dalam skema sertifikasi b) Survailen terhadap proses produksi atau sistem mutu sesuai dengan ketentuan di dalam skema sertifikasi c) Dapat mengakui atau menggunakan hasil penilaian kesesuaian yang ada sesuai dengan ketentuan di dalam skema sertifikasi d) Dalam kasus tertentu, determinasi dalam survailen tidak harus mencakup seluruh elemen asesmen awal sesuai dengan ketentuan di dalam skema sertifikasi, sebagai contoh: bila biaya pengujian lengkap terlalu mahal atau memakan waktu lama, bila produk bersifat customized, atau bila harga sampel uji mahal, dalam hal ini determinasi terhadap produk dapat hanya berupa pemeriksaan atau uji identifikasi sederhana untuk memastikan bahwa karakteristiknya masih sama dengan karakteristik sampel pada pengujian awal
  • 38. Penilaian kesesuaian – Pedoman pelaksanaan sertifikasi produk oleh pihak ketiga Identifikasi lengkap dari produk dan standar yang relevan dimana skema sertifikasi produk diterapkan ISO/IEC Guide 28:2004 (Pedoman BSN 304:2006) 1. spesifikasi tertulis 2. gambar desain 3. foto berwarna 4. nama model 5. referensi nomor katalog 6. instruksi manual pengguna 7. rekaman modifikasi
  • 39. Persyaratan untuk pengujian dan asesmen awal, seperti: 1. pemilihan hal yang harus dinilai dan diuji (dapat termasuk dokumen desain produk), 2. prosedur pengambilan sampel 3. pengujian awal produk dan metode uji, 4. evaluasi hasil uji, 5. asesmen awal proses produksi (asesmen terhadap penerimaan pasokan input produksi untuk memverifikasi apakah pasokan tersebut memenuhi persyaratan kontrak, serta penyimpanan dan transportasi bahan baku, komponen dan produk akhir). 6. evaluasi hasil asesmen, ISO/IEC Guide 28:2004 (Pedoman BSN 304:2006)
  • 40. Persyaratan untuk pengujian dan asesmen awal, seperti: 7. evaluasi sistem mutu fasilitas produksi, 8. evaluasi kompetensi personel fasilitas produksi, 9. evaluasi peralatan ukur dan pengujian yang digunakan oleh produsen, termasuk peralatan kalibrasi, 10. penandaan produk (terkait dengan tanda kesesuaian), 11. daftar instruksi yang terkait (misalnya cara pemasangan atau penggunaan), serta 12. sertifikat kesesuaian (isi dokumen). ISO/IEC Guide 28:2004 (Pedoman BSN 304:2006)
  • 41. Persyaratan untuk prosedur survailen, seperti: 1. pemeriksaan pengujian produk dan asesmen proses produksi, 2. evaluasi hasil pemeriksaan, serta 3. frekuensi (minimum) pemeriksaan pengujian produk dan asesmen Struktur biaya kegiatan sertifikasi produk Rincian kontrak yang harus disepakati antara lembaga sertifikasi produk dengan penerima lisensi Jika diperlukan, format laporan pengujian ISO/IEC Guide 28:2004 (Pedoman BSN 304:2006)
  • 42. Penggunaan Sistem Manajemen Mutu Oganisasi dalam SERTIFIKASI PRODUK sesuai ISO/IEC Guide 53 (PSN 305) berlaku untuk sertifikasi produk yang mencakup: a) penilaian sistem manajemen mutu organisasi dan kemampuannya mengendalikan konsistensi kesesuaian produk yang dipasoknya terhadap persyaratan acuan; b) pengujian, inspeksi atau verifikasi kesesuaian produk terhadap kriteria skema sertifikasi produk dan persyaratan acuan; c) penerapan skema surveilan yang tepat untuk memastikan apakah kesesuaian produk yang dipasok oleh organisasi dapat dipertahankan secara kontinyu; d) pengendalian penggunaan tanda kesesuaian dan/atau logo lembaga sertifikasi.
  • 43. Penilaian kesesuaian – Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk Bila organisasi telah menerapkan sistem manajemen mutu, Tergantung pada skema sertifikasi produk yang diterapkan dan sejauhmana skema itu menggunakan persyaratan sistem manajemen mutu ISO/IEC Guide 53:2005 (Pedoman BSN 305:2006)
  • 44. Lembaga sertifikasi dapat mempertimbangkan sertifikasi sistem manajemen mutu yang telah diperoleh produsen, sejauh sertifikasi tersebut mencakup lingkup produk yang diajukan dan lokasi dimana kegiatan dilaksanakan. Tim asesmen yang terdiri dari personel yang kompeten dalam hal: 1. persyaratan acuan produk yang dipergunakan, 2. prosedur dan teknik pengujian dan/atau inspeksi yang tepat, 3. prosedur penilaian kesesuaian, 4. persyaratan sistem manajemen mutu yang dipergunakan dalam skema sertifikasi produk, dan 5. metodologi audit sebagaimana direkomendasikan dalam SNI ISO 19011. ISO/IEC Guide 53:2005 (Pedoman BSN 305:2006)
  • 45. Fungsi survailen: 1. evaluator lembaga sertifikasi harus memastikan bahwa seluruh persyaratan sistem manajemen mutu yang dicakup dalam skema sertifikasi produk dapat dipenuhi, dan bahwa produk yang dimaksud dalam sertifikasi produk dapat dipertahankan dan dikendalikan kesesuaiannya terhadap persyaratan acuan ISO/IEC Guide 53:2005 (Pedoman BSN 305:2006) 2. harus diperhatikan apabila dalam kategori produk yang telah disertifikasi terdapat produk baru atau produk yang telah dimodifikasi. 3. Frekuensi minimum kunjungan surveilan harus ditentukan dalam skema sertifikasi produk
  • 46. Lampiran A berkaitan dengan penerapan persyaratan sistem manajemen mutu secara terbatas Formulir ini bertujuan menyediakan informasi bagi lembaga sertifikasi ISO/IEC Guide 53:2005 (Pedoman BSN 305:2006)
  • 47. Lampiran B berkaitan dengan penerapan persyaratan sistem manajemen mutu secara komprehensif ISO/IEC Guide 53:2005 (Pedoman BSN 305:2006)
  • 48. Penilaian Kesesuaian – Ketentuan Umum Penggunaan Tanda Kesesuaian berbasis SNI dan/atau Regulasi Teknis Pedoman ini berisi ketentuan umum tentang penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis sebagai tanda yang dapat dibubuhkan untuk menyatakan bahwa suatu produk telah memenuhi ketentuan SNI atau persyaratan lain yang diacu. ISO/IEC 17030:2003 & ISO/IEC Guide 23:1982 (Pedoman KAN 403:2011)
  • 49. ISO/IEC 17030:2003 & ISO/IEC Guide 23:1982 (Pedoman KAN 403:2011) 4.1 Jenis Tanda Kesesuaian
  • 50. ISO/IEC 17030:2003 & ISO/IEC Guide 23:1982 (Pedoman KAN 403:2011)
  • 51. ISO/IEC 17030:2003 & ISO/IEC Guide 23:1982 (Pedoman KAN 403:2011) 4.2 Kepemilikan dan pengoperasian tanda kesesuaian Conformity Assessment Bodies Accreditation Body Products (goods & services) Demonstration of competence Demonstration of conformity Akreditasi Sertifikasi Conformity Mark Owner License License Sub - License Pemberian hak penerbitan/lisensi tanda kesesuaian harus diatur melalui ”perjanjian penerbitan tanda kesesuaian” antara KAN dengan LSPro, dan LSPro dengan pelaku usaha, serta harus mencakup kewajiban dan hak tiap pihak.
  • 52. ISO/IEC 17030:2003 & ISO/IEC Guide 23:1982 (Pedoman KAN 403:2011) 5 Penerbitan dan pembubuhan tanda kesesuaian Penerbitan tanda kesesuaian • Penerbitan tanda kesesuaian terhadap produk tertentu hanya dapat dilakukan oleh lembaga sertifikasi apabila produk tersebut telah dinyatakan sesuai dengan SNI atau persyaratan lain yang diacu. • Lembaga sertifikasi dapat menerbitkan sub-lisensi bagi pelaku usaha untuk menggunakan dan membubuhkan tanda kesesuaian pada produk atau dokumen yang terkait dengan produk tersebut, sejauh produk yang dimaksud telah dinilai dan dinyatakan sesuai dengan SNI atau persyaratan lain yang diacu.
  • 53. ISO/IEC 17030:2003 & ISO/IEC Guide 23:1982 (Pedoman KAN 403:2011) Pembubuhan tanda kesesuaian Tanda kesesuaian harus dibubuhkan langsung pada produk, kecuali apabila tidak dimungkinkan baik karena ukuran produk tersebut terlalu kecil atau karena sifat dari produk tersebut; dalam hal yang demikian, tanda kesesuaian harus dibubuhkan pada kemasan terkecil yang dipergunakan dalam memasarkan produk tersebut. Pembubuhan tanda kesesuaian pada produk yang diberlakukan secara wajib harus sesuai dengan peraturan penandaan yang ditetapkan oleh instansi teknis
  • 54. ISO/IEC 17030:2003 & ISO/IEC Guide 23:1982 (Pedoman KAN 403:2011) 6 Pengawasan dan pengendalian • Tanda kesesuaian sangat tergantung pada kepercayaan pasar, maka setiap penyalahgunaan atau penggunaan yang rancu harus diatasi sebaik mungkin. • Tindakan koreksi yang dilakukan harus disesuaikan dengan besarnya dampak penyalahgunaan dan kerancuan tersebut terhadap integritas tanda kesesuaian serta mengacu pada PSN 307-2006.
  • 55. Pedoman bagi lembaga sertifikasi untuk melakukan tindakan koreksi terhadap penyalahgunaan tanda kesesuaian atau terhadap produk bertanda kesesuaian namun ternyata berbahaya Lembaga sertifikasi mensyaratkan pihak penyalahguna untuk melakukan tindakan koreksi apabila tanda kesesuaiannya telah dibubuhkan ke produk yang: Membahayakan; atau Tidak berhak dibubuhi tanda kesesuaian, misalnya karena tidak ada rekaman yang menunjukan bahwa produk tersebut telah disertifikasi; atau produk itu tidak memenuhi persyaratan sertifikasi sedemikian rupa sehingga integritas tanda kesesuaian menjadi terancam, atau Menggunakan bentuk tanda kesesuaian yang tidak sah (misalnya label sertifikasi yang palsu), atau Melanggar perjanjian sertifikasi ISO/IEC Guide 27:1983 (Pedoman BSN 307:2006)
  • 56. Pada saat menerima laporan tentang penyalahgunaan tanda kesesuaian atau tentang adanya bahaya yang ditimbulkan oleh produk yang menggunakan tanda kesesuaiannya, lembaga sertifikasi harus menyelidiki validitas dari laporan tersebut. Apabila ternyata benar terjadi penyalahgunaan, lembaga sertifikasi harus menentukan lingkup penyalahgunaan, termasuk jenis produk, nomor model, nomor seri, fasilitas produksi, serta saat diproduksi dan jumlah produk yang terkait ISO/IEC Guide 27:1983 (Pedoman BSN 307:2006)
  • 57. Beberapa jenis tindakan koreksi: a) Lembaga sertifikasi memberitahukan kepada pihak yang berwenang atau bertanggungjawab terhadap pemberlakuan dalam penarikan produk apabila lembaga sertifikasi berpendapat bahwa penarikan produk diperlukan untuk melindungi publik, dan memungkinkan penerapan tindakan selanjutnya; b) Lembaga sertifikasi memberitahukan kepada pihak yang berwenang atau bertanggungjawab terhadap pemberlakuan dalam penarikan produk apabila lembaga sertifikasi berpendapat bahwa penarikan produk diperlukan untuk melindungi publik, dan memungkinkan penerapan tindakan selanjutnya; c) memperbaiki produk yang bermasalah sehingga dapat memenuhi persyaratan sertifikasi (perbaikan produk sebaiknya dilakukan di pabrik atau di lokasi yang ditentukan; namun apabila penarikan produk ke pabrik tidak dimungkinkan atau tidak praktis, maka perbaikan dapat dilakukan ditempat dimana produk tersebut berada); ISO/IEC Guide 27:1983 (Pedoman BSN 307:2006)
  • 58. d) menghancurkan (scrapping) atau mengganti produk yang dikembalikan ke pabrik karena usaha untuk menghilangkan tanda kesesuaian atau memperbaiki produk agar dapat memenuhi persyaratan sertifikasi, tidak praktis atau tidak mungkin; e) apabila produk yang dimaksud membahayakan sementara tindakan a), b), c) atau d) tidak dapat diterapkan, bahaya itu harus diumumkan secara luas kepada masyarakat atau dilakukan tindakan lain yang konsisten dengan peraturan perundang-undangan. ISO/IEC Guide 27:1983 (Pedoman BSN 307:2006)
  • 59. Pilihan tindakan terhadap pihak penyalahguna: a) Jenis tindakan koreksi yang dapat lakukan akan dipengaruhi oleh sifat dari penyalahgunaan dan akibat yang ditimbulkan; b) Apabila tanda kesesuaian telah dipergunakan tanpa dukungan ikatan kontrak atau tidak memenuhi persyaratan kontrak, prosedur legal dapat saja berakibat timbulnya keputusan pengadilan tentang tindakan koreksi yang harus dilakukan ISO/IEC Guide 27:1983 (Pedoman BSN 307:2006)
  • 60. Waktu pelaksanaan tindakan koreksi: a) Apabila fakta tentang diperlukannya tindakan koreksi telah dipastikan, lembaga sertifikasi akan mendorong tindakan koreksi sesegera mungkin, sejauh ada pihak penyalahguna atau PPTB yang dapat dimintakan tanggungjawabnya untuk melaksanakan tindakan koreksi tersebut; b) Apabila kebutuhan tindakan koreksi telah dipastikan akan tetapi tidak ada pihak penyalahguna atau PPTB yang dapat dimintakan tanggung jawabnya (misalnya karena telah bangkrut), atau produk yang bermasalah telah cukup lama tidak diproduksi dan tidak tersedia lagi di pasar, lembaga sertifikasi harus meminta pandangan penasehat hukum dan memberitahu pihak yang berwenang ISO/IEC Guide 27:1983 (Pedoman BSN 307:2006)
  • 61. Tahap awal tindakan koreksi: a) Pada saat diperoleh pembuktian bahwa suatu produk membahayakan atau terkait dengan penyalahgunaan tanda kesesuaian, lembaga sertifikasi harus menginisiasi tindakan koreksi. Dalam hal ini, pihak penyalahguna, dan apabila diperlukan pihak regulator, harus diberi tahu secepatnya tentang permasalahan yang terjadi, dan otorisasi (lisensi) penggunaan tanda kesesuaian tersebut harus dibekukan sementara; b) Demikian pula dalam kasus produk yang telah dibubuhi tanda kesesuaian ternyata berbahaya, lembaga sertifikasi harus memberitahukan pihak penyalahguna atau PPTB untuk mengumumkan kepada pemakai produk dengan cara yang tepat, agar mereka mengetahui bahaya yang mungkin terjadi dan tindakan yang harus dilakukan. ISO/IEC Guide 27:1983 (Pedoman BSN 307:2006)
  • 62. Tahap awal tindakan koreksi: c) Pemberitahuan awal harus selalu dikonfirmasikan dengan mengirimkan pemberitahuan tertulis melalui surat tercatat dengan tembusan kepada regulator yang berwenang dan lembaga lain yang relevan. Isi suratnya memuat alasan diperlukan tindakan koreksi; keadaan membahayakan yang mungkin terjadi; tindakan yang harus diambil oleh pihak penyalahguna untuk mengatasi permasalahan dan pernyataan yang mencakup tindakan oleh pihak penyalahguna untuk memastikan agar tanda kesesuaian tidak dibubuhkan pada produk yang tidak layak ISO/IEC Guide 27:1983 (Pedoman BSN 307:2006)
  • 63. Penyelesaian tindakan koreksi yang berhasil (dilakukan bersama antara pihak penyalahguna dan lembaga sertifikasi) a) Semua pihak yang telah dikirimkan surat pemberitahuan harus dikirimkan surat kedua yang memuat pernyataan bahwa pembekuan sementara kewenangan menggunakan tanda kesesuaian telah dicabut, sehingga kewenangan menggunakan tanda kesesuaian itu telah dipulihkan kembali; ringkasan tindakan koreksi yang telah dilakukan oleh pihak penyalahguna; penjelasan tentang penandaan yang dipergunakan untuk membedakan produk yang telah diperbaiki dengan produk yang dalam keadaan bermasalah b) Rekaman sertifikasi harus direvisi untuk memasukkan modifikasi yang diperlukan sebagai tindakan koreksi. ISO/IEC Guide 27:1983 (Pedoman BSN 307:2006)
  • 64. Tingkat tindakan koreksi yang harus dicapai Lembaga sertifikasi berharap agar tindakan koreksi dapat diterapkan bagi semua (100%) produk yang terkait. Pada umumnya lembaga sertifikasi mempertimbangkan bahwa tindakan koreksi yang tepat telah dilakukan secara memuaskan, apabila pihak penyalahguna membuat pengumuman yang tepat pada saat diminta; produk yang ada dipasar dan jaringan distribusi telah ditarik, diperbaiki, diganti atau dimusnahkan, atau tindakan koreksi lain; pihak penyalahguna telah sepakat untuk melanjutkan tindakan koreksi terhadap unit yang telah dimiliki oleh pemakai, sampai lembaga sertifikasi merasa puas karena hasil yang maksimal telah dicapai ISO/IEC Guide 27:1983 (Pedoman BSN 307:2006)
  • 65. Penolakan untuk melakukan tindakan koreksi: a) Pada saat penyalahguna menolak melakukan tindakan koreksi, langkah berikut perlu dilakukan lembaga sertifikasi produk : Pembatalan sertifikat dan perjanjian lisensi pengguna tanda kesesuaian dapat diproses; Regulator atau lembaga lain yang berwenang, apabila berwenang, harus diberitahu tentang penolakan pihak penyalahguna; atau pandangan penasehat hukum harus dimintakan apabila tindakan lain akan dilakukan. b) PPTB mungkin akan secara sukarela melakukan tindakan koreksi pada saat mengetahui bahwa produknya membahayakan walaupun telah memenuhi standar yang dipersyaratkan; c) Dalam kasus yang jarang terjadi dimana PPTB menolak melakukan tindakan koreksi, perlu dilakukan diskusi dengan regulator yang berwenang dan penasehat hukum untuk menentukan tindakan yang tepat ISO/IEC Guide 27:1983 (Pedoman BSN 307:2006)