3. JENIS-JENIS ASURANSI BERDASARKAN
SIFAT KEPESERTAANNYA
1. Asuransi Sosial
- Sifat kepesertaanya adalah wajib.
• UU No. 2 Tentang Asuransi Sosial : Program Asuransi Sosial
Adalah program asuransi yang diselenggarakan secara wajib
berdasarkan suatu undang-undang, dengan tujuan untuk
memeberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan
masyarakat.
• Menjamin pelayanan kesehatan Tanpa peduli status ekonomi
dan sosialnya (Prinsip keadilan sosial= social equity/social
justice)
• Di Indonesia UU No. 2 Pasal 14 : Asuransi sosial harus
dilaksanakan oleh BUMN.
•Di negara2 lain ada yang memakai sistem jaminan sosial,
Undang-Undang Asuransi Sosial khusus untuk kesehatan
4. •Sifat kepesertaannya yang wajib bukanlah pelanggaran terhadap
HAM, akan tetapi merupakan pemenuhan terhadap HAM secara
kolektif
•Di Indonesia : Asuransi sosial yang diatur oleh UU adalah Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan dalam UU No.3 thn 1992 tentang
JAMSOSTEK
• Contoh Di Amerika :
Semua orang yang berpenghasilan tanpa kecuali harus membayar
premi medicare. Medicare adalah program asuransi sosial bagi orang
tua/pensiunan (>65 th) untuk penyakit2 terminal.
Setiap penghasilan dipotong 1.45 % dari gaji orang tersebut dan 1,45
% dari majikannnya (Jumlah total= 2,49% dari gaji/upah sebulan)
Dana asuransi tersebut baru dapat diperoleh jika usianya sudah
menginjak >65 Tahun.
Asuransi Sosial di negara2 Eropa dan Asia yang mempunyai ikatan
sosial kuat :Jepang, Korea, Taiwan, Filipina & Muangthai.
5. Mekanisme adverse selection
Dalam asuransi sosial, manfaat/paket (Paket Dasar) jaminan ditetapkan
oleh UU sama/relatif sama bagi seluruh pserta, dengan tujuan
pemenuhan kebutuhan anggotanya.
Jumlah premi asuransi sosial ditetapkan oleh peraturan
sesuai/proporsional dengan jumlah Upah/pendapatan= Equity egaliter.
Equty Egaliter=you get what you need. Seseorang harus mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis yang ada pada
dirinya, tetapi membayar sesuai dengan kemampuan ekonominya.
Equtiy egaliter cocok untuk asuransi di bidang kesehatan
Sebaliknya adalah Equity liberter. Equity liberter lebih cocok untuk
asuransi diluar kesehatan.
Prinsip Asuransi sosial pada umumnya mirip pajak, akan tetapi tidak
progresif akan tetapi cendrung regresif.
Karena sifatnya wajib, maka asuransi sosial harus dikelola dengan not
for profit (Nirlaba). Di Indonesia sangat keliru, damana JAMSOSTEK
dan ASKES yang seharusnya bersifat sosial dikelola oleh suatu badan
usaha Persero (PT)
6. Asuransi Sosial sering disebut sebagai Asuransi Publik (Public
insurance) dan kepemilikan modal milik bersama peserta serta
bersifat dana amanat/titpan (trust fund). Hal ini bisa dilihat
dalam Usaha Bersama (mutual) pada asuransi jiwa Bersama
(AJB) Bumi Putera.
Perbedaannya dengan Asuransi swasta (Privat insurance)
7. Keunggulan
Tidak terjadi seleksi bias
Redistribusi/Subsidi silang (equty
egaliter).
Pool Besar.
Menyumbang pertumbuhan ekonomi
dengan penempatan dana iuran/premi
dan dana cadangan.
Administrasi sederhana.
Biaya administrasi murah.
8. Memungkinkan pengenaan tarif
fasilitas kesehatan seragam.
Memungkinkan kendali biaya dengan
buying power.
Memungkinkan peningkatan dan
pemerataan biaya dokter/fasilitas
kesehatan.
Memungknkan semua penduduk
tercakup.
10. 1. Asuransi Komersial
•Sifat Kepsertaannya adalah sukarela
•Comerce = komersial = berdagang. Menawarkan barang atau
jasa tanpa ada paksaan dan bermotif profit (mencari laba).
•Tujuannya adalah merespon terhadap demand (permintaan)
masyarakat dan berbeda dengan Asuransi sosial yang
berorientasi needs (kebutuhan).
•Dimulai dari penyusunan paket/manfaat asuransi, dilanjutkan
dengan penetapan premi.
•Based on Equity liberter : You get what you pay for.
•Kontrak antara asuradur dan peserta bersifat Adhesi, dimana
asuradur tahu jauh lebih banyak daripada peserta.
•Peserta dapat saja membeli paket lebih mahal dari yang
segarusnya/sepantasnya.
11. Kegagalan Asuransi Komersial/swasta
Banyaknya perusahaan asuransi yang muncul, karena sifatnya yang
uncertainty. Asuransi dalam kesehatan tidak lepas dari tarif jasa
dokter, RS, Obat, Laboratorium dan alat-alat medis lainnya,
ditambah dengan adanya kolusi antara dokter-RS dengan
perusahaan farmasi menyebabkabkan sulitnya mendapatkan harga
asuransi yang fair.
Asuransi komersial telah gagal dalam pencapaian tujuan cakupan
universal dan efisiensi makro, dikarenakan persaingan yang tiggi
dan volume penjualan yang rendah.
Oleh karena itu, untuk pencapaian cakupan yang universal secara
adil dan merata, di negara-negara maju pembiayaan kesehatan
melibatkan peran serta masyarakat dalam penyediaan fasilitas
kesehatan publik.
12. Matriks pembiayaan dan penyediaan (delivery) pelayanan kesehatan
Penyediaan Pembiayaan
Publik Swasta
Publik Inggris Indonesia dan
negara2
berkembang.
Swasta Kanada, Amerika
jerman,
Jepang, Korea,
Taiwan dan
umumnya
negara2 maju.
13. Kekuatan
Pemenuhan kebutuhan unik seseorang
atau sekelompok orang.
Merangsang pertumbuhan ekonomi.
Kepuasan peserta relatif lebih tinggi.
Produk sangat beragam.
14. Kelemahan
Pool relatif kecil.
Produk sangat beragam dan
manajemen sangat komleks.
Menyediakan equity liberter.
Biaya administrasi tinggi.
Tidak mungkin mencapai cakupan
universal.
Secara makro tidak efisien.