Dokumen tersebut membahas tentang teknologi tepat guna untuk mengubah rumput menjadi daging melalui pemberian pakan ternak ruminansia secara efisien. Dibahas proses pencernaan kompleks di empat bagian perut ternak, serta penjelasan tentang pemilihan bibit sapi, kandang, dan formula pakan yang sesuai untuk mendapatkan hasil penggemukan optimal.
1. Teknologi tepat guna
Merubah rumput menjadi daging
SLAMET SULAIMAN
1
2.
Latar belakang.
Merubah rumput menjadi daging dengan terapan Teknologi Tepat Guna
melalui mesin “binatang ternak ruminansia” (sapi, kerbau, kambing , domba) adalah
bagian dari cluster Pola Pertanian Terpadu, dengan memanfaatkan limbah pertanian
yang selalu tersedia ( jerami, batang jagung, pucuk tebu, bekatul, bungkil kedelai,
bungkil biji kapok dll) ditambah hijauan sebagai input pakan akan didapatkan output
berupa daging ataupun susu, bulu dll.
Sebenarnya didalam bioproses ini terdapat teknologi yang luar biasa
canggihnya dimana input dimasukkan kedalam perut ternak ruminansia yang terdiri
dari empat bagian yaitu Rumen, Retkulum, Omasun dan Obamasum dengan masing
masing fungsi yang multi komplex, yang terkontrol dengan sistem yang luar biasa ,
maka sungguh sungguh Maha Besar Allah dengan ciptaannya.
Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar‐benar terdapat pelajaran bagi
kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa)
susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang‐orang yang
meminumnya ( An nahl 66).
Barang kali didalam penciptaan ternak ruminansia ini juga telah dispecifikasikan
dapat dibudidayakan pada skala skala tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan dan
perekonomian golongan lemah, marilah kita fikirkan bersama sebagai bagian tugas
kita yang juga telah diciptakan Nya sebagai cholifah dibumi ini.
Literature dan bacaan populer yang membahas tentang binatang ternak
ruminansia sudah banyak ditulis oleh berbagai pakar dari berbagai disiplin ilmu mudah
didapatkan, sehingga dirasa tidak perlu diulas lagi.
Terapan Teknologi merubah rumput menjadi daging, yang sesuai dengan
kondisi kita dengan kekayaan sumber daya alamnya dengan specific karakteristik
komunitasnya akan kita bahas lebih lanjut, terutama untuk tambahan informasi bagi
yang berminat berinvestasi di bidang ini.
2
3.
Bahasan teknis terapan penggemukan sapi potong.
Pemilihan bibit / bakalan sapi.
Ras sapi lokal (bali, madura)
Kurang banyak dipilih untuk penggemukan karena pertumbuhan lambat, tetapi banyak
dipilih sebagai betina induk lokal untuk dikawin silangkan dengan inseminasi buatan.
Ras sapi murni (aberden angus, brahman, limousine, herefort dll).
Memerlukan adaptasi dengan lingkungan dan pakan lokal.
Ras silangan antara sapi lokal dengan sapi unggul.
Bakalan sapi jenis ini yang paling banyak dipilih, merupakan peranakan lokal yang
sudah beradaptasi dengan lingkungan sejak dilahirkan tetapi juga membawa sifat
keunggulan dari sapi pejantannya.
Berdasar jenis kelamin
Sapi jantan.
Umumnya untuk penggemukan sapi potong dipilih bakalan sapi jantan baik bakalan
muda atau dewasa yang kurus.
Sapi betina.
Dipilih selain untuk induk adakalanya dipelihara sapi betina kurus untuk digemukkan.
Berdasar umur sapi.
Sapi muda < 1 tahun.
Pemilihan sapi muda apabila tersedia hijauan segar cukup banyak.
Sapi dewasa > 1 tahun.
Pemilihan sapi dewasa lebih dari satu tahun apabila banyak tersedia bahan sisa
pertanian berserat tinggi misalnya jerami, batang dan daun kedelai kering, batang
jagung dll, dimana rumen sapi mampu mencernak pakan tersebut.
3
4.
Kandang.
Memenuhi persaratan untuk kenyamanan sapi, terhindar dari panas matahari
langsung dan terus menerus, terhindar dari kehujanan dan terhindar dari hembusan
angin langsung.
Arah kandang dengan memperhitungkan penyinaran matahari dengan kecukupan
ventilasi, dengan kemiringan lantai secukupnya agar lantai kandang mudah dan selalu
kering, kemiringan atap dan dinding memerlukan perencanaan yang cermat.
Ratio luas kandang per ekor sapi adalah 7,5 m2.
Pakan Ternak Ruminansia.
Aspek yang paling dominan untuk mencapai hasil yang optimal adalah
penyediaan dan pemilihan pakan sapi, ketersediaan bahan pakan yang mudah didapat
dan selalu ada pada level nutrisi yang tertentu dan pada tingkat harga yang ekonomis.
Dari tabel kebutuhan nutrisi untuk penggemukan sapi dan tabel kanddungan bahan
pakan ternak dibawah ini dapat ditentukan alternatif alternatif formula pakan yang
sesuai,
Tabel 1
Kebutuhan nutrisi sapi potong
Jenis Berat PBBH Bahan Energy Protein Mineral
Badan Kering Metabolis
kg kg kg M Cal gram Gram
Lepas Sapih 100 2.1 4.2 180 8
0.5 2.9 6.6 360 25
1.0 2.8 7.7 460 40
150 2.8 5.6 230 10
0.5 4.0 9.0 440 26
1.0 4.0 10.7 540 40
200 3.5 7.0 300 12
0.5 5.8 12.1 570 27
1.0 6.2 14.3 620 49
250 4.4 8.2 350 16
4
6. 100.00 1.00 2.35 1.92
Bungkil kedelai 86.00 38.60 3.19 2.84
100.00 44.90 3.71 3.30
Bungkil kapok 86.00 2.52 2.15
100.00 2.92 2.50
Dedak halus 86.00 7.50 3.09 2.73
100.00 8.70 3.59 3.18
86.00 7.60 3.22 2.86
100.00 8.60 3.74 3.33
Bran gandum 86.00 8.40 2.68 2.15
100.00 9.80 3.12 2.50
Pollard gandum 86.00 11.40 3.03 2.68
100.00 13.20 3.53 3.11
Jagung kuning 86.00 4.50 3.06 2.70
100.00 5.20 3.55 3.14
86.00 4.70 3.04 2.69
100.00 5.50 3.54 3.12
Tepung Ikan 86.00 41.60 2.74 2.57
100.00 48.30 3.18 2.99
Pemberian pakan:
Penggemukan akan dipenuhi dengan pakan hijauan dan pakan penguat, hijauan
yang ditanam adalah rumput gajah dan legume (pueraria J) sedangkan pakan penguat
yang diberikan adalah campuran bekatil padi atau bran dengan bungkil kedelai atau
bungkil kapok dan jagung dengan kandungan protein app 16% serat kasar app 5% dan
pada tingkat energy 2,7 Mcal/kg, kebutuhan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tenaga kerja
Tenaga kerja dibutuhkan untuk tenaga pemeliharaan sapi, yang bertanggung
jawab dalam keajegan pemberian makan dan minum, membersihkan kandang dan
sapinya, mengamati kondisi sapi dll.
Ratio tenaga kerja langsung dengan kondisi pakan yang telah tersedia dengan sistem
pemberian air dengan pompa listrik adalah 1 tenaga kerja untuk 25 ekor sapi.
6
7.
Integrasi dalam Pola Pertanian terpadu
Keterkaitan Cluster budidaya sapi dengan cluster lainnya dalam pola pertanian
terpadu sbb:
Input ‐> Rumput gajah ‐>Main produk Cluster Pertanian.
Jagung
Bungkil kedelai ‐> By produk Cluster Pertanian.
Bekatul
Jerami dll
Output ‐> Daging ‐> Human consumsion
Susu dll
‐> Kotoran (by product) ‐> Input Cluster pupuk organik.
Investasi.
Investasi dan modal kerja serta analisa ekonomis tersaji terlampir.
7