[Ringkuman]
Dokumen tersebut membahas tentang indikator pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Beberapa indikator utama yang dirangkum antara lain pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di NTB dan kabupaten/kota se-Pulau Sumbawa. Secara umum, indikator-indikator tersebut mengalami perbaikan namun belum mencapai target yang dit
2. Sejarah Pulau Sumbawa “Mendunia”
Susu Kuda Liar
Sumbawa
Kesultanan
Bima,
Dompu, dan
Sumbawa
Madu Sumbawa
Letusan Gunung Tambora
Kuda Sumbawa
3. RPJMD Provinsi NTB 2019-2023
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 - 2023
tentang
Peraturan Daerah NTB No. 2 Tahun 2021
4. Tujuan Pembangunan – Perda 2/2021 RPJMD NTB 2019-2023
01
Terwujudnya Ketangguhan Menghadapi Resiko Bencana
02
Terwujudnya Konektivitas Antar Wilayah untuk Peningkatan Aksesibilitas
03
Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih, Bebas KKN dan Akuntabel
04
Terwujudnya Pengelolaan Kesehatan untuk SDM yang Berdaya Saing
05
Terwujudnya Pengelolaan Pendidikan untuk SDM yang Berdaya Saing
06
Terwujudnya Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Persampahan yang
Bersih dan Berkelanjutan
07
Terwujudnya Pertumbuhan Pertanian/Agribisnis dan Investasi yang
Berkualitas
08
Terwujudnya Pariwisata yang Dapat Diandalkan
09
Terwujudnya Perindustrian yang Unggul
10
Terwujudnya Kehidupan Masyarakat yang Aman dan Damai (Madani)
Penguatan mitigasi bencana
Pengembangan infrastruktur dan konektivitas
wilayah
Peningkatan kualitas sumber daya manusia
sebagai pondasi daya saing daerah
Transformasi birokrasi yang berintegritas,
berkinerja tinggi, bersih dari KKN dan
berdedikasi
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
yang berkelanjutan
Penanggulangan kemiskinan, pengurangan
kesenjangan/pemerataan, dan pertumbuhan
ekonomi inklusif pengembangan
pertanian/agribisnis, pariwisata dan
industrialisasi
Perwujudan masyarakat madani yang beriman,
berkarakter dan penegakan hukum berkeadilan
5. Isu Strategis Pembangunan NTB
Daerah rawan bencana
Penataan ruang, konektivitas, dan ketersediaan
infrastruktur wilayah
Tata kelola pemerintahan yang baik
Derajat kesehatan masyarakat
Mutu dan daya saing proses dan hasil
pendidikan
Kualitas dan daya dukung lingkungan
Pertumbuhan pertanian/agribisnis dan investasi
Program Strategis NTB
6. Target Capaian Indikator Pembangunan –
RKPD Provinsi NTB Tahun 2023
Mencapai kegemilangan
masyarakat NTB yang
sejahtera dan mandiri, dengan
indeks pembangunan
manusia yang semakin tinggi
TARGET
IPM : 70,09
Pertumbuhan ekonomi : 4,5-5,5%
Inflasi : 3,0-4,0
Tingkat kemiskinan : 11,92%
Gini Ratio : 0,297
Tingkat pengangguran : 3,17
NO INDIKATOR MAKRO SATUAN NASIONAL1 NUSA TENGGARA
BARAT2
1 Indeks Pembangunan Manusia Poin 70,09
2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Persen 6,20 4,5 - 5,5
3 Tingkat Kemiskinan Persen 10,85 11,92
4 Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 2,70 3,17
5 Rasio Gini Point 0,297
6 Inflasi Persen 3,0 - 4,0
Sumber:
1. RPJMN Tahun 2020-2024
2. RPJMD Provinsi NTB Tahun 2019-2023
8. Penanggulangan kemiskinan berbasis desa
DESTANA
DESA BERSINAR DESA WISATA PERPUSTAKAAN
DESA PAUD HI
EKRAF
PERIKANAN
PERTANIAN
NTB HIJAU
ZERO WASTE
DIGITALISASI
INDUSTRIALISASI
BUMDES MAJU
POSYANDU
KELUARGA
DESA
GEMILANG
10. Pertumbuhan Ekonomi
KSB Sumbawa Dompu Bima Kota Bima NTB
2018 -34.57 4.16 4.38 4.04 4.74 -4.50
2019 -1.17 4.86 4.45 4.26 5.22 3.90
2020 28.78 -4.13 -3.21 -3.49 -4.95 -0.64
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
PERTUMBUHAN EKONOMI KAB/KOTA SE-PULAU
SUMBAWA TAHUN 2018 - 2020
KSB Sumbawa Dompu Bima Kota Bima Provinsi NTB
Pertanian, Kehutanan, Perikanan 4.45 40.06 39.82 45.28 14.29 23.01
Pertambangan dan Penggalian 82.89 3.20 3.01 2.97 0.42 17.80
Industri Pengolahan 0.31 2.25 2.61 2.07 3.58 4.66
Konstruksi 2.64 12.79 8.20 5.76 9.09 9.56
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor
3.54 15.89 15.84 16.64 24.18 13.84
Transportasi dan Pergudangan 1.46 2.84 4.51 5.53 9.17 4.85
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.25 0.96 1.14 0.34 2.57 1.21
KONTRIBUSI PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA PER KAB/KOTA SE-
PULAU SUMBAWA TAHUN 2020
585229
495573
445290
797269
688034
574203
488612
447028
353340
687480
678713
515561
0 200000 400000 600000 800000 1000000120000014000001600000
Kabupaten Sumbawa
Kabupaten Dompu
Kabupaten Bima
Kabupaten Sumbawa Barat
Kota Bima
NTB
PENGELUARAN PENDUDUK MENURUT KELOMPOK
PENGELUARAN KAB/KOTA SE-P. SUMBAWA TAHUN
2020
2020 Makanan 2020 Non-Makanan
• Pertumbuhan ekonomi cenderung meningkat, struktur ekonomi di
kabupaten lebih didominasi sektor pertanian dan perdagangan; di kota
cenderung perdagangan;
• Sektor industri (Industri Pengolahan) rata-rata 2% dibawah Provinsi;
• Sektor Pariwisata (Penyediaan Akomodasi Makan Minum) sebagian besar
dibawah Provinsi kecuali Kota Bima)
• Pengeluaran penduduk masih didominasi untuk kelompok Makanan (salah
satu indikator kesejahteraan adalah pengeluaran Makanan lebih kecil dari
Non-Makanan)
13. IPM I P M A D A L A H N I L A I C A P A I A N P E M B A N G U N A N M A N U S I A
B E R B A S I S S E J U M L A H K O M P O N E N D A S A R K U A L I T A S H I D U P ,
Y A I T U :
1. Umur panjang dan sehat
2. Pengetahuan
3. Standar hidup layak
→ Rendah : IPM < 60
→ Sangat tinggi
→ Tinggi
→ Sedang
: IPM ≥ 80
: 70 ≤ IPM < 80
: 60 ≤ IPM < 70
STATUS IPM
Status IPM menggambarkan level
pencapaian pembangunan manusia
dalam suatu periode:
Perkembangan IPM NTB dan IPM Nasional
61.16
62.14
62.98
63.76
64.31
65.19
65.81
66.58
67.3
68.14 68.25
68.65
66.53
67.09
67.7
68.31
68.9
69.55
70.18
70.81
71.39
71.92 71.94
72.29
54
56
58
60
62
64
66
68
70
72
74
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
IPM NTB IPM Nasional
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
63.82 64.13 64.43 64.74 64.9 65.38 65.48 65.55 65.87 66.28 66.51 66.69
11.66 11.97 12.21 12.46 12.73 13.04 13.16 13.46 13.47 13.48 13.7 13.9
5.73 6.07 6.33 6.54 6.67 6.71 6.79 6.9 7.03 7.27 7.31 7.38
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Umur Harapan Hidup Saat Lahir Tahun Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun
Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) Tahun
0
5,000
10,000
15,000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pengeluaran Per Kapita Rp 000/ Tahun
Sumber: BPS, 2021
14. Capaian IPM NTB 2019-2021
68.61
66.72
66.66
68.01
68.45
66.66
71.85
64.77
79.14
76.11
68.65
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Kabupaten Lombok Barat
Kabupaten Lombok Tengah
Kabupaten Lombok Timur
Kabupaten Sumbawa
Kabupaten Dompu
Kabupaten Bima
Kabupaten Sumbawa Barat
Kabupaten Lombok Utara
Kota Mataram
Kota Bima
Nusa Tenggara Barat
2021 2020 2019 Sumber: BPS, 2021
15. USIA HARAPAN HIDUP (UHH)
Kabupaten/Kota Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH) (Tahun)
2019 2020 2021
Kabupaten Lombok Barat 66.64 66.94 67.19
Kabupaten Lombok Tengah 65.99 66.21 66.38
Kabupaten Lombok Timur 65.74 65.97 66.16
Kabupaten Sumbawa 67.31 67.54 67.73
Kabupaten Dompu 66.60 66.82 66.99
Kabupaten Bima 66.11 66.33 66.50
Kabupaten Sumbawa Barat 67.80 68.07 68.31
Kabupaten Lombok Utara 66.92 67.17 67.36
Kota Mataram 71.59 71.76 71.88
Kota Bima 70.20 70.38 70.50
NTB 66.28 66.51 66.69
NASIONAL 71,34 71,47 71,57
T
ahun2021meningkat0,18tahun(0,27persen)
Sumber: Dinas Kesehatan NTB, 2021
16. NO
KABUPATEN/
KOTA
2019 2020 2021
KASUS
KEMATIAN
IBU
JUMLAH
KELAHIRAN
HIDUP
AKI (per
100.000 KH)
KASUS
KEMATIAN
IBU
JUMLAH
KELAHIRAN
HIDUP
AKI (per
100.000 KH)
KASUS
KEMATIAN
IBU
JUMLAH
KELAHIRAN
HIDUP
AKI (per
100.000 KH)
1 Mataram 6 7,761 77.31 7 8,842 79.17 15 8,564 175.15
2 Lombok Barat 5 13,708 36.48 14 13,663 102.47 12 13,148 91.27
3 Lombok Utara 4 4,670 85.65 3 4,443 67.52 3 4,244 70.69
4
Lombok
Tengah 30 19,577 153.24 29 19,145 151.48 33 18,234 180.98
5 Lombok Timur 29 27,047 107.22 43 24,651 174.44 45 23,508 191.42
6
Sumbawa
Barat 2 2,821 70.90 1 3,495 28.61 2 3,393 58.94
7 Sumbawa 6 8,701 68.96 11 9,052 121.52 9 8,613 104.49
8 Dompu 4 5,570 71.81 1 5,763 17.35 7 5,571 125.65
9 Bima 5 10,149 49.27 10 10,084 99.17 12 9,655 124.29
10 Kota Bima 6 3,270 183.49 3 3,339 89.85 6 3,235 185.47
NTB 97 103,274 93.92 122 102,477 119.05 144 98,165 146.69
ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)
2019 2020 2021
97 KASUS 122 KASUS 144 KASUS
• 93,92
PER 100.000 KH
• 119,05
PER 100.000 KH
• 146,69
PER 100.000 KH
Rata-rata kenaikan dari tahun 2019 ke tahun 2021 : 26,28 per 100.000 KH atau 23 kasus kematian per tahun
Sumber: Dinas Kesehatan NTB, 2021
17. ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)
No Kabupaten/ Kota
2019 2020 2021
Jumlah
Kematian
Bayi
Jumlah
Kelahiran
Hidup
AKB (per
1000 KH)
Jumlah
Kematian
Bayi
Jumlah
Kelahiran
Hidup
AKB (per
1000 KH)
Jumlah
Kematian
Bayi
Jumlah
Kelahiran
Hidup
AKB (per
1000 KH)
1 Mataram 36 7,761 4.64 37 8,842 4.18 56 8,564 6.54
2 Lombok Barat 54 13,708 3.94 42 13,663 3.07 46 13,148 3.50
3 Lombok Utara 76 4,670 16.27 69 4,443 15.53 60 4,244 14.14
4 Lombok Tengah 204 19,577 10.42 194 19,145 10.13 189 18,234 10.37
5 Lombok Timur 288 27,047 10.65 297 24,651 12.05 237 23,508 10.08
6 Sumbawa Barat 18 2,821 6.38 13 3,495 3.72 13 3,393 3.83
7 Sumbawa 59 8,701 6.78 76 9,052 8.40 64 8,613 7.43
8 Dompu 21 5,570 3.77 36 5,763 6.25 44 5,571 7.90
9 Bima 79 10,149 7.78 81 10,084 8.03 83 9,655 8.60
10 Kota Bima 28 3,270 8.56 14 3,339 4.19 19 3,235 5.87
NTB 863 103,274 8.36 859 102,477 8.38 811 98,165 8.26
Catatan:
1. AKB tahun 2019 (863 kasus)/8,36 per 1000KH tahun 2021 (811 kasus )/8,26 per 1000KH
2. Rata-rata penurunan dari tahun 2019 ke tahun 2021 : 0,05 per 100.000 KH atau 26 kasus kematian per tahun
3. Penyebab kematian Bayi th 2021 : BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan Asfiksia Sumber: Dinas Kesehatan NTB, 2021
18. STUNTING
No Kabupaten/ Kota
Persentase Stunting
2019 2020 2021
1 Mataram 33,65 25,81 19,64
2 Lombok Barat 11,45 31,11 22,71
3 Lombok Utara 32,78 39,98 28,31
4 Lombok Tengah 30,11 27,90 23,03
5 Lombok Timur 29,05 22,38 18,13
6 Sumbawa Barat 23,31 19,27 14,45
7 Sumbawa 16,60 11,82 8,39
8 Dompu 29,85 23,88 14,3
9 Bima 14,90 22,79 18,2
10 Kota Bima 8,89 17,06 17,56
Provinsi NTB 25,50 23,33 19,23
BERDASARKAN E-PPBGM
37.9
31.4
27.7
24.4
0
10
20
30
40
2019 2021
BERDASARKAN SSGI
NTB INDONESIA
Determinan Stunting di Provinsi NTB :
Pernikahan dini
Adanya anggota keluarga yang merokok
pola asuh keluarga balita/Pemberian makan bayi balita
yang tidak tepat
Jaminan Pelayanan Kesehatan
Akses sanitasi dan air bersih
ibu hamil serta remaja putri tidak mengkonsumsi gizi
seimbang dan tablet tambah darah Sumber: Dinas Kesehatan NTB, 2021
Ket: * Data Sementara
*
19. Sumber: Dinas Kesehatan NTB, 2021
DATA POSYANDU
1. Jumlah Posyandu tahun 2021 : 7.581
Posyandu; Tahun 2020 : 7.474 posyandu,
penambahan 107 posyandu
2. Jumlah Posyandu Keluarga : 7.581 Posyandu
(100%), tahun 2020 : 2.223 Posyandu
Keluarga;
3. Jumlah Posyandu Keluarga mengalami
peningkatan sebesar : 5.358 dibanding tahun
2020;
4. Secara kuantitas telah meningkat dan telah
mencapai target yang diharapkan (100%),
namun secara kualitas masih harus
ditingkatkan lagi khususnya integrasi
kegiatan/pelayanan, masih banyak yang
belum terintegrasi, baik kegiatan kesehatan
maupun kegiatan dengan sektor lain (PAUD,
Bank Sampah, BKB, BUMDES, UMKM)
20. STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) – PULAU SUMBAWA
PENDIDIKAN KESEHATAN PEKERJAAN UMUM PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN TRANTIBUMLINMAS SOSIAL
Kota Bima 98.70% 81.57% 76.66% 100.00% 94.38% 82.90%
Sumbawa 97.82% 65.94% 82.20% 87.22% 94.00% 100.00%
KSB 54.98% 61.67% 78.94% 0.00% 65.45% 100.00%
Dompu 36.23% 66.17% 100.00% 0.00% 100.00% 47.40%
Bima 11.62% 81.00% 83.67% 0.00% 10.68% 46.83%
NTB 91.96% 100.00% 37.44% 100.00% 100.00% 39.41%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
21. Catatan:
Capaian IPM Kab/Kota Tahun 2021 menunjukkan disparitas pembangunan sumber daya manusia.
Kota Mataram, Kota Bima dan Kabupaten Sumbawa Barat menjadi daerah dengan capaian IPM tertinggi dengan kategori
“Tinggi” sementara 7 Kabupaten lainnya masuk kategori “Sedang”.
Intervensi program pengembangan sumber daya manusia perlu diarahkan kepada Kabupaten/Kota yang capaian IPM
lebih rendah dari Provinsi.
Kontraksi pertumbuhan ekonomi Tahun 2020 dampak pandemic Covid-19 mengindikasikan terdapat kelompok masyarakat
yang rentan miskin akibat goncangan (shock) ekonomi, tingkat kemiskinan NTB menurun 13,83% (September 2021)
Konvergensi program penanggulangan kemiskinan diarahkan kepada Kabupaten/Kota yang memiliki kesenjangan paling
besar.
Upaya mengurangi ketimpangan harus dibarengi dengan mendorong terwujudnya pembangunan ekonomi yang inklusif di
setiap Kabupaten/Kota
Walaupun terjadi kontraksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 akibat dampak pandemi Covid-19 menyebabkan tingkat
pengangguran terbuka meningkat cukup tajam, namun pada tahun 2021 terjadi peningkatan partisipasi dari sektor
industri pengolahan, akomodasi makan minum, pertambangan, dan konstruksi (event WorldSuperBike 2021 dan lainnya).
Hal ini dimungkinkan dengan pengurangan PPKM di wilayah Provinsi NTB, jika dibandingkan dengan wilayah lain di Pulau
Jawa dan Bali, serta tingginya persentase pemberian vaksin tahap-2 di Provinsi NTB yang telah mencapai lebih dari 70%.
22. NTB - Calender of Events 2022
Sumber: Dinas Pariwisata NTB, 2021
26. Isu Strategis Kabupaten Sumbawa
Peningkatan pemantauan pelaksanaan SPM
Universal Health Coverage (UHC)
Pengembangan Kawasan SAMOTA (sisi Teluk Saleh dan Pulau Moyo)
Pengembangan Food Estate La Bangka
Pengembangan Pusat Pendidikan di Barat Pulau Sumbawa
Inisiasi Kota Kreatif/Kota Budaya (Industri Kreatif)
Pengembangan Sport Tourism (MXGP – Samota)
27. NILAI STRATEGIS NASIONAL PULAU SUMBAWA (1/2)
4
ISU STRATEGIS DAN POTENSI
PENGEMBANGAN WILAYAH 1
LOMBOK-SUMBAWASEBAGAI
WILAYAHPENGEMBANGAN
STRATEGIS(WPS)UNTUK
PUSATPERTUMBUHAN
SEDANGBERKEMBANG
Pusat
Pertumbuhan
Wisata dengan
Hinterland
Sumbawa Besar,
Dompu, dan Bima
SUMBAWA
W P S
28. NILAI STRATEGIS NASIONAL PULAU SUMBAWA (1/2)
4
ISU STRATEGIS DAN POTENSI
PENGEMBANGAN WILAYAH 2
Kawasan Sumbawa dan Sekitarnya
Sektor unggulan pertanian, pariwisata, industri, pertambangan
dan perikanan
1
1
2
Sumber: PP 13/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Kawasan Bima
Sektor unggulan pertanian, pariwisata, perikanan, industri,
pertambangan dan panas bumi
2
Kawasan Andalan Nasional
Kawasan Strategis Nasional
29. KAWASAN TELUK SALEH-
MOYO-TAMBORA (SAMOTA)
merupakan cagar biosfer
dengan sektor unggulan industri
(minaindustri, agroindustri, dan
energi), pertanian, peternakan,
perikanan, pariwisata
Dalam revisi Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Provinsi NTB
terdapat 8 kawasan strategis yang
didorong pertumbuhannya, dimana
6 diantaranya berada di Pulau
Sumbawa
Kawasan strategis ini memiliki
kriteria:
1. memiliki potensi ekonomi cepat
tumbuh;
2. memiliki sektor unggulan yang
dapat menggerakkan
pertumbuhan ekonomi provinsi
atau kabupaten;
3. memiliki potensi ekspor;
4. memiliki pusat kegiatan yang
mempunyai pengaruh terhadap
sektor dan pengembangan
wilayah;
5. didukung jaringan prasarana
dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi;
6. ditetapkan untuk mempercepat
pertumbuhan kawasan
tertinggal.
KAWASAN STRATEGIS PROVINSI DI PULAU SUMBAWA
4
ISU STRATEGIS DAN POTENSI
PENGEMBANGAN WILAYAH 3
01
KAWASAN INDUSTRI
SUMBAWA BARAT DSK
Sektor unggulan:
pertambangan dan industri
turunannnya, perikanan, dan
pariwisata
02
AGROINDUSTRI POTO TANO – ALAS
UTAN DAN SEKITARNYA
Sektor unnggulan: agroindustri,
perikanan, peternakan, dan
pariwisata
03
04
06
KAWASAN WAWORADA –
SAPE DSK
Sektor Unggulan:
perikanan, pariwisata,
industri
KAWASAN TELUK
CEMPI DSK
Sektor unggulan:
pariwisata,
perikanan, industri,
pertambangan dan
energi
KAWASAN TELUK BIMA DSK
Sektor Unggulan: pariwisata,
perikanan, industri,
perdagangan dan jasa
05
CATATAN: MENGACU PADA REVISI RTRW PROV NTB 2021 -2041
30. KABUPATEN SUMBAWA (1/2)
4
ISU STRATEGIS DAN POTENSI
PENGEMBANGAN WILAYAH 5
Pengembangaan Kawasan Pulau Moyo sebagai destinasi
Pariwisata Nasional Moyo – Tambora dan Sekitarnya serta
sebagai cagar biosfer
__________________________________________________
Dukungan Pengembangan Wilayah:
• Penetapan Sumbawa Besar sebagai Pusat Kegiatan
perkotaan nasional
• Pengembangan simpul-simpul transportasi utama (Bandara
Badas, Terminal Sumer Payung)
• Pengembangan pelabuhan-pelabuhan pengumpan regional
• Pengembangan jembatan Samota Tahap 1
• Pengembangan Jembatan Samota Tahap 2
• Pengembangan jaringan jalan lingkar Samota
• Pengembangan jalur pendaratan dan penerbangan di laut
Pengembangaan wilayah selatan Pulau Sumbawa sebagai
bagian dari pemerataan untuk mengurangi backwash effect
__________________________________________________
_____
Dukungan Pengembangan Wilayah:
• Pengembangan KTM Labangka
• Pengembangan jaringan jalan lingkar selatan Pulau
Sumbawa
• Revitalisasi Bandar Udara Lunyuk
• Pengembangan jaringan jalan Batu Dulang – Batu Rotok –
Lenangguar
CATATAN: MENGACU PADA REVISI RTRW PROV NTB 2021 -2041
Keterangan:
On Going
Rencana
31. KABUPATEN SUMBAWA (2/2)
4
ISU STRATEGIS DAN POTENSI
PENGEMBANGAN WILAYAH 6
Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dan
pengembangan kawasan agroindustri
__________________________________________________
Dukungan Pengembangan Wilayah
• Pembangunan Bendungan Kerekeh dan Bendungan
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Santong
__________________________________________________
_____
Dukungan Pengembangan Wilayah:
• Pengembangan Pelabuhan Teluk Santong
• Pengembangan pelabuhan-pelabuhan pengumpan regional
/ lokal lainnya
Pengembangan Shrimp Estate seluas ± 500an Ha
__________________________________________________
_____
Dukungan Pengembangan Wilayah:
• Pengembangan pelabuhan perikanan di Labu Jambu dan
Teluk Santong
CATATAN: MENGACU PADA REVISI RTRW PROV NTB 2021 -2041
Keterangan:
On Going
Rencana
33. Rencana Tindak Lanjut
1. Hasil penyelarasan isu strategis kewilayahan 5 Kabupaten/Kota Pulau
Sumbawa untuk Rancangan RKPD Provinsi NTB Tahun 2023
2. Konsep kolaborasi dan kerjasama antar daerah untuk mendukung
percepatan pencapaian target pembangunan Nasional, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota se-Pulau Sumbawa
3. Strategi kolaborasi pendanaan pembangunan lintas sektor dan lintas
pemerintahan (Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota)
4. Penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Rencana
Pengembangan Destinasi Pariwisata Pulau Sumbawa Terintegrasi dan
Berkelanjutan (Destinasi pariwisata provinsi sebagai lokomotif
percepatan pembangunan di Pulau Sumbawa)
34. Prinsip ekonomi hijau, biru, dan sirkular pada
sektor pariwisata
EKONOMI HIJAU
• Pariwisata sebagai komponen ekonomi hijau
• Daya tarik pariwisata pada alam dan ekosistem,
kekayaan biodiversitas yang unik dan spesifik
• Wisata alam dan hutan didukung oleh Program
Unggulan NTB Hijau
• Rehabilitasi hutan dan lahan dan konservasi dari
berbagai sumber daya untuk mendukung wisata alam
• Pola pengelolaan kekayaan alam untuk wisata ekologi,
wisata geologi, wisata keanekaragaman hayati
EKONOMI BIRU
• Ekonomi biru bertujuan untuk mengembangkan potensi
sumber daya alam kelautan dan perikanan secara
berkelanjutan
• Roadmap ekonomi biru dengan 3 program terobosan:
penangkapan terukur, budidaya berorientasi ekspor,
dan kampng budidaya berbasis kearifan lokal
• Udang, lobster, kepiting, rumput laut untuk
industrialisasi pangan
• Laut dan pantai yang bersih untuk mendukung wisata
laut, wisata bawah laut dan wisata olahraga air
EKONOMI SIRKULAR
• Ekonomi sirkular bagian dari pembangunan rendah karbon
• Menerapkan prinsip -produksi, gunakan, buang-
• Optimalisassi sumber daya dan memperpanjang umur suatu
material, dari desain, digunakan kembali, di daur ulang, dan
kembali masuk ke dalam sistem produksi
• Menekan jumlah material yang dipakai dan jumlah limbah
yang tidak dipakai kembali
• Program Unggulan Zero Waste mendukung pengembangan
pariwisata berkelanjutan
01 02 03
35. Rencana Pengembangan Destinasi Pariwisata Pulau Sumbawa
Terintegrasi dan Berkelanjutan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Keterangan:
1, Pembangunan kawasan industri smelter
2, Destinasi Pariwisata Mantar, wilayah pesisir, dan pulau-
pulau kecil
3, Pengembangan Pariwisata wilayah bagian selatan Pulau
Sumbawa
4, 5, 6 Pengembangan Kawasan Teluk Saleh – Moyo –
Tambora (SAMOTA)
7, Pengembangan Kawasan Destinasi Pariwisata Surfing
International (Lakey) dan pengembangan potensi energi
dan mineral (Huu)
8, Pengembangan Kawasan Bima sebagai Kawasan
Ekonomi terpadu
9, Pengembangan wilayah timur NTB (la-Sakosa) yang
terintegrasi dengan Labuan Bajo, NTT