Mengenal lebih dekat istilah istilah dalam perpajakan
1. Jenis pendapatan daerah dan negara
2. Syarat pemungutan pajak
3. Hukum Pajak
4. Pengelompokan Pajak
5. Stelsel Pajak
6. Azas perpajakan
dibuat berdasarkan karya tulis ibu I S R O A H
dengan link : http://staffnew.uny.ac.id/upload/132001800/pendidikan/BUKU+PERPAJAKAN.pdf
2. Mengenal Pungutan
Pemerintah
Iuran kepada pemerintah daerah
yang dapat dipaksakan dan
memperoleh jasa timbal balik secara
langsung dan dapat ditunjuk.
Contoh tiket masuk objek wisata
1. Retribusi
Iuran kepada pemerintah yang tidak
dapat dipaksakan yang ditujukan
kepada golongan tertentu dan
dimanfaatkan untuk golongan
tertentu pula contoh: sumbangan
bencana alam
2. Sumbangan
Pungutan yang dikenakan atas suatu
kejadian atau perbuatan yang
berupa lalu lintas barang dan
perbuatan lainnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Contoh: bea masuk, bea keluar dan
bea balik nama.
3. Bea
3. Mengenal Pungutan
Pemerintah
Pungutan yang dikenakan atas barang-barang tertentu yang
mempunyai sifat sebagaimana ditetapkan dalam Undang-
undang dan hanya pada golongan tertentu dan yang membayar
tidak mendapatkan prestasi imbal balik secara langsung.
Contoh: cukai tembakau (sigaret, cerutu, rokok daun, tembakau
iris), cukai etil alkohol/ etanol dan cukai minuman mengandung
alkohol
4. Cukai
Kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang- undang dengan
tidak mendapatkan imbalan langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
5. Pajak
4. 2 Fungsi Pajak
Fungsi penerimaan (budgetair) yaitu
pajak sebagai sumber dana bagi
pemerintah untuk membiayai
pengeluaran- pengeluarannya.
1. Budgetair
Fungsi pengatur (regulerend) yaitu
pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah
dalam bidang sosial dan ekonomi.
2. Regulerend
5. Persyaratan dalam Pemungutan pajak dibentuk agar tidak
menimbulkan hambatan atau perlawanan saat dilaksanakan,
adapun 5 syarat tersebut antara lain :
1. Syarat Keadilan
2. Syarat Yuridis
3. Syarat Ekonomis
4. Syarat Finansial
5. Kesederhanaan Sistem Pemungutan
Syarat Pemungutan Pajak
6. Syarat Keadilan
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan,
Undang Undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil
dalam perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak
secara umum dan merata, serta disesusikan dengan kemampuan
masing-masing, sedang adil dalam pelaksanaan yakni dengan
memberikan hak bagi wajib pajak untuk mengajukan keberatan,
penundaan dalam pembayaran, dan mengajukan banding
kepada Majelis Pertimbangan Pajak.
7. Syarat Yuridis
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23A
yang menyatakan bahwa pajak dan pungutan lain yang
bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan
undang-undang. Hal ini memberikan jaminan hukum
untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun
warganya
8. Syarat
Ekonomis
Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun
perdagangan sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat
9. Syarat
Finansial
“ Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak
harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil
pemungutannya ”
10. Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong
masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah
dipenuhi oleh undang undang perpajakan yang baru.
Kesederhanaan Sistem Pemungutan
11. 2 Hukum Pajak
Hukum pajak disusun untuk mengatur hubungan antara pemerintah
(fiskus) selaku pemungut pajak dengan rakyat sebagai wajib pajak.
Hukum pajak dibedakan menjadi dua yakni :
1. Hukum pajak material
2. Hukum pajak formal
12. Hukum Pajak Material
Hukum pajak yang memuat norma-norma yang menerangkan tentang keadaan,
perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (objek pajak), siapa yang dikenakan
pajak (subjek pajak), berapa besar pajak yang dikenakan (tarif pajak), segala sesuatu
yang timbul dan hapusnya utang pajak, serta hubungan hukum antara pemerintah
dan wajib pajak. Contoh Undang Undang Pajak Penghasilan
13. Hukum Pajak Formal
Hukum pajak yang memuat tentang bentuk/cara untuk mewujudkan hukum
material menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak material).
Hukum ini memuat:
a. Tata cara penyelenggaraan (presedur) penetapan suatu utang pajak,
b. Hak-hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para wajib
pajak mengenai keadaan, perbuatan, dan peristiwa yang menimbulkan
utang pajak.
c. Kewajiban wajib pajak misalnya menyelenggarakan pembukuan/
pencatatan dan hak-hak wajib pajak misalnya mengajukan
keberatan/banding. Contoh:
14. Pengelompokan Pajak
Pengelompokan jenis pajak dapat dibedakan berdasarakan 3
kategori, yakni :
a. berdasarkan golongannya
b. berdasarkan sifatnya
c. berdasarkan pemungut dan pengelolahnya
15. 1. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan
tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak
Penghasilan.
2. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai
A. Jenis pajak berdasarkan golongannya
16. B. Jenis pajak
berdasarkan
Sifatnya
1. Pajak subjektif
Jenis pajak yang berpangkal atau bersandarkan pada subjeknya, dalam arti
memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.
2. Pajak objektif
Jenis pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri
wajib pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah.
17. Pemungut & Pengelolah
C. Jenis pajak berdasarkan
1. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang digunakan
untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh:
i. Pajak Penghasilan (PPh),
ii. Pajak Pertambahan Nilai (PPN),
iii. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM),
iv. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan
v. Bea Meterai. Mulai tahun 2012 PBB dikelola oleh daerah.
18. Pemungut & Pengelolah
C. Jenis pajak berdasarkan
2. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh :
i. Pajak Daerah Tingkat I :
a. pajak kendaaan bermotor dan kendaraan di atas air,
b. bea balik nama kendaaan bermotor dan kendaraan di atas air,
c. pajak pengambilan dan pemanfaatan air tanah dan air
permukaan.
ii. Pajak Daerah Tingkat II:
a. pajak hotel dan restoran,
b. pajak reklame, pajak hiburan,
c. pajak penerangan jalan.
19. Stelsel Pajak merupakan sistem pemungutan pajak yang digunakan untuk
menghitung besarnya pajak yang harus dibayarkan oleh para wajib pajak.
Terdapat 3 jenis stelsel pajak, yakni :
1. Stelsel nyata (riil stelsel)
2. Stelsel anggapan (fictive stelsel)
3. Stelsel Campuran
20. Pemungutan pajak yang didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata),
sehingga pemungutan yang baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni
setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui.
a. kelebihan
pajak yang dikenakan lebih realistis
b. kelemahanya
pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode ( setelah penghasilan riil
diketahui).
1. Stelsel Riil
21. Pengenaan pajak yang didasarkan pada suatu aggapan yang diatur oleh suatu Undang-undang.
Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal
tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan.
a. Kebaikan
pajak dapat dibayar selama tahun berjalan tanpa harus menunggu pada akhir tahun.
b. Kelemahannya
pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya.
2. Stelsel Anggapan
22. 3. Stelsel Campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dengan stelsel anggapan.
Yakni pada awal tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan
kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang
sebenarnya. Apabila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar daripada
pajak menurut anggapan, maka wajib pajak harus menambah. Sebaliknya jika
besarnya pajak menurut kenyataan lebih kecil daripada pajak menurut
anggapan, maka wajib pajak dapat minta kembali kelebihannya (direstitusi)
dapat juga dikompensasi.
23. Azas perpajakan merupakan dasar dan pedoman yang digunakan oleh
pemerintah saat membuat peraturan atau melakukan pemungutan
pajak. Terdapat 3 azas pemungutan pajak yang kerap dijadikan
sebagai pedoman, yakni :
1. azas domisili (tempat tinggal)
2. azas sumber
3. Azas kebangsaan
3Azas
Perpajakan
24. Azas
Domisili
Negara berhak mengenakan pajak atas
seluruh penghasilan wajib pajak yang
bertempat tinggal di wilayahnya, baik
penghasilan yang berasal dari dalam
maupun dari luar negeri. Azas ini berlaku
bagi wajib pajak dalam negeri.
26. Azas
Kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu
negara. Misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan
pada setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia
yang bertempat tinggal di Indonesia. Azas ini berlaku untuk
wajib pajak luar negeri.
27. Sistem Pemungutan pajak
Sistem pemungutan pajak adalah suatu cara yang dipakai untuk
menghitung besarnya pajak yang perlu dibayarkan oleh wajib pajak
kepada negara. Terdapat 3 sistem pemungutan pajak, yakni :
1. Official Assessment System
2. Self Assessment System
3. With Holding Assessment System