SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 56
TEKNIK WAWANCARA
2
POKOK BAHASAN
1. Gambaran Umum Wawancara
2. Tujuan Wawancara Dalam Audit Investigatif dan
Persiapannya
3. Pihak Yang Diwawancarai
4. Karakteristik Wawancara Yang Baik
5. Karakteristik Pewawancara Yang Baik
6. Elemen Hukum Dalam Wawancara
7. Elemen-Elemen Dalam Komunikasi
8. Hambatan dan Fasilitator Dalam Komunikasi
9. Jenis-Jenis Pertanyaan
10.Teknik Wawancara Kognitif
3
PENGERTIAN
• sesi tanya-jawab
• untuk memperoleh informasi
• memiliki bentuk tersendiri
• terstruktur
• memiliki tujuan.
4
• Cukup waktu dan mendalam
• Memilah informasi relevan dan tidak relevan
• Sedekat mungkin dengan saat kejadian
• Obyektif
KARAKTERISTIK WAWANCARA YG
BAIK
5
PERSIAPAN
• Mempelajari berkas
• Menetapkan tujuan informasi yang akan digali
dalam wawancara
• Mempelajari informasi apa yang dapat
diperoleh
• Mempersiapkan poin-poin yang akan
ditanyakan
• Tempat untuk wawancara saksi kooperatif
di kantor atau tempat menyimpan dokumen
• Untuk saksi yang tidak kooperatif, tidak
perlu dijadualkan terlebih dahulu
• Mempersiapkan tempat untuk wawancara
6
RUANG WAWANCARA
• Pintu tertutup namun tidak terkunci,
• Tidak ada halangan bagi responden
untuk meninggalkan ruang
wawancara,
• Ruangan bersih.
7
8
• Saksi Pihak Ketiga yang Netral (Neutral
Third-Party Witness)
• Saksi yang Dapat Membenarkan
(Corroborative Witness)
• Pihak Yang Diduga Ikut Terlibat (Co-
Conspirators)
• Pihak Yang Diduga Melakukan
Penyimpangan (Subject/Target)
PIHAK YG DIWAWANCARAI
9
Subject
10
KARAKTERISTIK PEWAWANCARA YANG
BAIK
1. mudah bergaul
2. Bisa membuat orang lain
ingin berbagi informasi
3. Tidak banyak interupsi
4. Menunjukkan keseriusan
5. Tidak menyalahkan
6. Tepat waktu, berpakaian
rapi
11
ELEMEN HUKUM DLM WAWANCARA
• Otoritas Hukum untuk Melakukan
Wawancara
• Penggunaan Muslihat dalam
Wawancara
12
ELEMEN-ELEMEN DALAM
KOMUNIKASI
• Ekspresi (Expression)
• Pendekatan (Persuasion)
• Therapy
• Ritual
• Pertukaran Informasi
13
• Waktu yang tidak tepat
• Ego Responden
• Etika
• Trauma
• Lupa
• Kesulitan mengurutkan kejadian
• Bingung menarik simpulan
• Perilaku Tidak Sadar
HAMBATAN KOMUNIKASI
14
15
1. Pewawancara mengkomunikasikan apa yang diharapkan
dari sisi responden
2. Memberikan pengakuan (Recognition) yang tulus kepada
responden
3. Membuat orang lain merasa penting (altruistic appeals)
4. Menunjukkan sikap simpati pada orang lain
5. Dapat mewujudkan wawancara sebagai pengalaman baru
buat responden
6. Membicarakan sumber tekanan responden agar keluar dari
suatu tekanan emosional (Catharsis)
7. Kesamaan maksud
8. Penghargaan Ekstrinsic
FASILITATOR KOMUNIKASI
16
JENIS-JENIS PERTANYAAN
1. Pertanyaan Pembuka (Introductory)
2. Informasional (Informational)
3. Pengujian data/informasi
(data/information assessment)
4. Pendalaman (Closing)
5. Memperoleh pengakuan (admission
seeking)
17
KAPAN JENIS-JENIS PERTANYAAN
TERSEBUT DIGUNAKAN
• Untuk saksi netral atau saksi-saksi yang
menguatkan: pembukaan, informasi dan
pendalaman
• Saksi tidak jujur: Pengujian Informasi/data
• Jika saksi bertanggungjawab atas tindak
kejahatan: pertanyaan untuk memperoleh
pengakuan
18
Tujuan Pertanyaan-Pertanyaan Pembuka
• Memperkenalkan Diri dan
Menjelaskan Maksud Wawancara
• Membangun Hubungan (Rapport)
• Membangun Suasana Wawancara
• Observasi Reaksi
19
Beberapa Teknik Pertanyaan
Pembukaan
• Kontak fisik
• Bahasa tubuh untuk menciptakan
kepercayaan
• Jangan mewancarai lebih dari satu orang
• Pribadi/Privacy
• Menghindari pernyataan-pernyataan Sensitif
• Memperoleh komitmen untuk membantu
20
Menghindari Pertanyaan Sensitif
• Hindari: Gunakan:
• Investigasi Menanyakan
• Audit Telaah
• Wawancara Mengajukan
beberapa pertanyaan
• Penggelapan/ pencurian Masalah kekurangan
21
PERTANYAAN-PERTANYAAN
INFORMASIONAL
Dimaksudkan untuk memperoleh
informasi yang faktual, ttg SPM,
dokumen, sistem operasi dll:
– Pertanyaan terbuka
– Pertanyaan tertutup
– Pertanyaan mengarahkan (leading)
22
Pertanyaan Terbuka
• Coba ceritakan tentang pekerjaan/tugas
saudara
• Bagaimana pendapat saudara tentang
permasalahan ini?
• Menurut saudara, bagaimana
permasalahan tersebut dapat terjadi?
Suatu pertanyaan yang sulit dijawab dengan
“ya” atau “tidak”, Contoh:
23
Pertanyaan Tertutup
• Apakah saudara bekerja disini?
• Apakah saudara mengetahui hal ini?
Suatu pertanyaan yang menghendaki jawaban
Singkat dan tepat, biasanya “ya” atau “tidak”,
Contoh:
24
Pertanyaan Mengarahkan
• Jadi saudara menerima bagian uang itu
dari saudara A?
• Saudara selama ini mendapatkan
penghasilan dari berbagai sumber, kan?
Suatu pertanyaan yang mengandung jawaban
Sebagai bagian dari pertanyaan. Biasanya
untuk mengkorfimasi fakta yang telah dike
tahui. Contoh:
25
Jenis Pertanyaan Yang Harus
Dihindari
• Pertanyaan negatif ganda (double
negative)
Tidakkah saudara curiga bahwa uang
Saudara terima itu berasal dari transak-
si yang tidak benar?
26
Jenis Pertanyaan Yang Harus
Dihindari
• Pertanyaan
Rumit/Kompleks
Apa tugas saudara, sudah berapa lama
Saudara bekerja disini, siapa saja kawan
kerja saudara disini dan bagaimana
menurut saudara mengenai kondisi
kerja disini?
27
Teknik Mengajukan Pertanyaan Informasional
a. Mulailah pertanyaan yang tidak akan membuat
responden menjadi defensif atau menarik diri.
b. Ajukan pertanyaan dengan cara yang akan
membangun fakta berdasarkan urutan kejadiannya
atau cara yang sistematis lainnya.
c. Ajukan hanya satu pertanyaan pada suatu saat,
perjelaslah pertanyaannya sehingga hanya ada satu
jawaban yang diperoleh.
d. Bertanyalah dengan lugas dan apa adanya, hindari
pendekatan yang kasar.
e. Beri responden waktu yang cukup untuk menjawab,
jangan tergesa-gesa.
f. Bantulah responden untuk mengingat, tapi jangan
menyarankan jawaban; Ulangi atau tekankan
pertanyaannya, jika perlu, untuk mendapatkan fakta
yang diinginkan.
28
Teknik Mengajukan Pertanyaan Informasional
h. Pastikan anda mengerti jawaban-jawaban yang diberikan, jika ada
yang kurang jelas, minta responden untuk menjelaskannya saat itu
juga, jangan ditunda.
i. Beri kesempatan responden untuk mengklarifikasi jawabannya.
j. Pisahkan fakta dari opini.
k. Untuk memastikan keakuratan, minta responden untuk
membandingkan dengan cara persentase, pecahan, taksiran waktu
dan jarak.
l. Peroleh semua fakta; hampir semua responden dapat memberikan
informasi lebih dari sekedar informasi awal.
m. Setelah responden menjelaskan secara naratif, ajukan pertanyaan
atas semua hal yang telah didiskusikan.
n. Untuk menyimpulkan hasil wawancara, mintalah responden untuk
menyarikan informasinya; sarikan fakta-fakta, minta responden
untuk memverifikasi bahwa simpulan yang diambil adalah tepat.
o. Apabila membuat catatan, catatlah hal-hal penting saja. Mencatat
terlalu banyak akan menyulitkan responden.
29
Mengamati Reaksi Responden
Pewawancara harus memiliki pengetahuan tentang tingkah laku
seseorang dalam situasi wawancara:
• proxemic, memanfaatkan jarak antar personal untuk
memperjelas maksud/ arti
• Chronemics (Pacing; Silent Probe), pemanfaatan waktu
oleh seseorang untuk mengerti, bersikap, dan berkeinginan.
• Kinetics, penggunaan gerakan badan dalam menyampaikan
maksud
• Paralinguistics, hal-hal yang mencakup volume, nada, dan
kualitas suara untuk menyampaikan maksud
Menyiasati Keengganan
(Resistence)
 Suatu keengganan atau kemungkinan penolakan
jawaban dari reponden
 Semakin suatu topik tidak menyenangkan, semakin
responden akan menolak.
31
Cara Mengatasi Jawaban
Resistance
 Wawancara akan singkat saja
 Pewawancara sudah siap di tempat
 Ini adalah sesuatu yang penting
 Wawancara akan gampang-gampang saja
“Saya sangat sibuk……”
Cara mengatasinya …:
32
Cara Mengatasi Jawaban
Resistance
 “Baiklah, jadi apa yang menjadi tugas
saudara?” ATAU
 “Baiklah. Itu memang salah satu yang ingin
saya ketahui, tetapi, saudara tahu mengenai
pengendalian intern, kan?”
“Saya tidak tau apa-apa tentang hal ini”
Cara mengatasinya kembalikan dengan pertanyaan:
33
Cara Mengatasi Jawaban
Resistance
 Tetap menunggu responden menjawab
 Mengajukan pertanyaan alternatif yang mempersempit
cakupan hal yang dipertanyakan :“Baiklah pak…, saya
mengerti anda tidak mungkin mengingat seluruh transaksi.
Apakah anda ingat transaksi yang bernilai diatas Rp100 juta ?
ATAU
 “Baiklah jika anda tidak mengingat secara detail, apakah
garis besar dari alasan pemberian ijin tersebut anda ingat ?”
“Saya tidak ingat”
Cara mengatasinya kembalikan dengan pertanyaan:
34
Menghadapi orang ‘Sulit’
Kadang-kadang responden tidak bereaksi
tanpa alasan yang jelas.
– Tidak bereaksi - harus sabar
– Ubah taktik - solusi versi responden
– Usahakan agar pertanyaan dijawab ‘ya’
dan sulit dijawab ‘tidak’
35
Wawancara Volatile
• Dapat menimbulkan reaksi keras
• Biasanya menjaga jarak/keberatan
untuk diwawancarai
• Sulit diwawancarai
• Biasanya dilakukan oleh 2 orang
pewawancara
Wawancara dengan seseorang yang dapat
menimbulkan reaksi emosional yang kuat bagi
responden: Sahabat, keluarga, pacar dsb.
36
Psikologi Kebohongan
(Physiology Of Deception)
Tubuh menunjukkan stress melalui isyarat.
Isyarat Verbal, al:
• Berubahnya nada bicara
• Sering meminta pengulangan pertanyaan untuk mengarang
jawaban
• Mengomentari hal-hal yang berhub dg wawancara. Misalnya
ia komplain dengan lingkungan tempat wawancara.
• Memilah-milah ingatan: Untuk pertanyaan yang tidak
signifikan, dia akan lancar menjawab, tetapi untuk
pertanyaan yang siginifikan dia akan bilang “lupa”
• Mencari alasan
• Bersumpah
37
Physiology Of Deception
Tanda-tanda fisik orang berbohong
Isyarat Verbal, al:
• Menunjuk Kesaksian
• Menjawab dengan pertanyaan
• Kadar penyangkalan melemah
• Gagal menyangkal
• Menghindari kata-kata yang bermakna
emosional, seperti kata-kata “mencuri”, dan
“kejahatan”
38
Physiology Of Deception
Tanda-tanda fisik orang berbohong
Isyarat Verbal, al:
• Menolak menunjuk keterlibatan orang lain
• Sikap toleran
• Menunjukkan ketidakpedulian
39
Physiology Of Deception
Tanda-tanda fisik orang berbohong
Isyarat NonVerbal, al:
• Gerakan badan
• Respon/ekspresi anatomi: ekspresi yang timbul spontan.
Misalnya meningkatnya denyut jantung, menarik nafas
panjang dll.
• Ilustrator: gerakan tangan untuk mendemonstrasikan
sesuatu saat berbicara
• Menutupi mulut dengan tangan: orang yang bersalah
menutupi mulut dengan tangan saat berbohong
• Bereaksi terhadap bukti: perhatian terhadap bukti yang
disodorkan
40
Wawancara Untuk
Memperoleh Pengakuan
Tujuan:
 Untuk membedakan pihak yang
bersalah dengan yang tidak.
 Untuk memperoleh pengakuan secara
sukarela.
 Untuk memperoleh pengesahan dari
terdakwa.
41
Tahapan Wawancara Untuk
Memperoleh Pengakuan
1. Dakwaan/Tuduhan Langsung (Direct
Accusation)
2. Mengulang sangkaan
3. Menyela penyangkalan
4. Memperlihatkan bukti fisik
5. Memperkuat penjelasan
6. Memperkuat pemikiran
7. Pengakuan verbal
42
1. Sangkaan Langsung - Direct
Accusation
• Kami memiliki alasan bahwa Saudara
telah menyalahgunakan wewenang
untuk .....…
• Kami pikir Saudara mungkin telah
melakukan……..
43
1. Sangkaan Langsung - Direct
Accusation
• Kami telah melakukan pemeriksaan ke
seluruh perusahaan dan Saudara jelas-
jelas orang yang tidak bisa kami
hilangkan dari daftar orang-orang yang
harus bertanggung jawab atas kejadian
itu.
44
2. Mengulang sangkaan
• Jika tersangka tidak secara jelas
menolak sangkaan,
• Sangkaan diulang secara seimbang.
“Seperti yang saya ucapkan tadi, pemeriksaan
kami menyimpulkan bahwa saudara termasuk
Orang yang bertanggungjawab. Mengapa saudara
melakukan hal itu?
45
3. Menyela penyangkalan
– Penundaan Penyangkalan. Contoh: “Linda, saya
mendengar apa yang anda katakan tetapi tolong
biarkan saya menyelesaikannya dulu, baru
saudara bicara”
– Interupsi
– Pengungkapan alasan, perlihatkan sebagian
bukti pendukung
– Rasionalisasi: penjelasan yang dapat diterima
secara moral yang akan menyebabkan terdakwa
mengakui kesalahan yang diperbuatnya.
46
Rasionalisasi
• memaksimalkan simpati dan
meminimalkan pemahaman pelaku
atas kesalahan yang dilakukan
47
Tema Dlm Rasionalisasi
• Responden diperlakukan tidak adil oleh
tempat bekerjanya
• Tidak memperoleh penghargaan yang
layak dari tempat bekerjanya
• Masalah Keuangan yang menimpanya
• Penyimpangan perilaku responden
• Masalah Keluarga
• Stres, Obat-obatan dan Alkohol
• Balas Dendam
48
4. Memperlihatkan Bukti Fisik
• Orang bersalah cenderung ingin tahu
buktinya
• Perlihatkan dokumen dengan urutan
berkebalikan
• Tarik dokumen jika punya beberapa alibi
49
Teknik Bila Alibi tak Terarah
• Mendiskusikan kesaksian para saksi
• Mendiskusikan kecurangan terdakwa
• Menyajikan pertanyaan alternatif
• Memperkuat penjelasan
• Memperkuat pemikiran
• Pengakuan verbal
50
5. Memperkuat Penjelasan
Contoh:
“Saya gembira sekali Saudara
memutuskan bersedia berbicara dengan
kami, bahwa Saudara terlibat masalah
ini karena Saudara dalam kondisi yang
tidak biasa........
Kapan pertama kali Saudara lakukan ini?”
51
6. Memperkuat Pemikiran
Contoh:
“Linda, saya memahami bahwa saudara
mempunyai alasan untuk melakukannya. Hal ini
akan memperkuat apa yang telah saya pikirkan
selama ini bahwa saudara berada dalam
keadaan yang luar biasa.
Kapan hal ini kali kamu lakukan?.”
52
7. Pengakuan Verbal
Informasi yang seharusnya diperoleh selama pengakuan
verbal:
• Tersangka tahu bahwa perbuatannya adalah salah.
• Fakta-fakta yang hanya diketahui oleh responden tergali
• Intensitas perbuatan kecurangan yang dilakukannya.
Perkiraan sesuatu : Dalam hal permasalahan kecurangan, mulailah
dari besar ke kecil. Misal: Apakah sebanyak 100 kali kecurangan?
Kalau dijawab “nggak”, lontarkan pertanyaan lagi: “Mungkin 75
kali?”
• Motif melakukan fraud
• Keterlibatan orang lain
• Bukti fisik yang dimiliki responden
• Penempatan hasil kecurangan
53
TEKNIK WAWANCARA
KOGNITIF
A. FASE NARASI
B. FASE MENGGALI INFORMASI
YANG SPESIFIK
54
FASE NARASI
1. Merekonstruksi suatu kejadian dan
hal-hal yang berhubungan dengan
kejadian tersebut
2. Menginstruksikan saksi mata untuk
melaporkan segala sesuatunya
dengan lengkap
3. Mengingat kembali kejadian dalam
bentuk yang berbeda
4. Mengubah Perspektif
55
FASE MENGGALI INFORMASI YANG
SPESIFIK
1. Penampilan Fisik
2. Nama
3. Jumlah
4. Karakter Bicara
5. Percakapan
56
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Más contenido relacionado

Similar a WAWANCARA-Pelatihan 2.ppt

Similar a WAWANCARA-Pelatihan 2.ppt (20)

Teknik wawancara&strategi bertanya
Teknik wawancara&strategi bertanyaTeknik wawancara&strategi bertanya
Teknik wawancara&strategi bertanya
 
Melakukan wawancara (4)
Melakukan wawancara (4)Melakukan wawancara (4)
Melakukan wawancara (4)
 
The Art of Asking - Maharani Puspa
The Art of Asking - Maharani PuspaThe Art of Asking - Maharani Puspa
The Art of Asking - Maharani Puspa
 
Metode penelitian 10
Metode penelitian 10Metode penelitian 10
Metode penelitian 10
 
Wawancara
WawancaraWawancara
Wawancara
 
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan KonsleingInterview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
 
Penelitian Sosial Kelas 10 X - Adam Sufi Ibrahim
Penelitian Sosial Kelas 10 X - Adam Sufi IbrahimPenelitian Sosial Kelas 10 X - Adam Sufi Ibrahim
Penelitian Sosial Kelas 10 X - Adam Sufi Ibrahim
 
TEKNIK WAWANCARA
TEKNIK WAWANCARATEKNIK WAWANCARA
TEKNIK WAWANCARA
 
948 p02
948 p02948 p02
948 p02
 
948 p02
948 p02 948 p02
948 p02
 
Power point Debat
Power point DebatPower point Debat
Power point Debat
 
Angket
AngketAngket
Angket
 
Coaching counseling
Coaching counseling Coaching counseling
Coaching counseling
 
Penulisan karya ilmiah
Penulisan karya ilmiahPenulisan karya ilmiah
Penulisan karya ilmiah
 
Topic7InstrumenKajian.pdf
Topic7InstrumenKajian.pdfTopic7InstrumenKajian.pdf
Topic7InstrumenKajian.pdf
 
Presentation7 questioning and the information getting interview
Presentation7 questioning and the information getting interviewPresentation7 questioning and the information getting interview
Presentation7 questioning and the information getting interview
 
teknik-pengumpulan-data.pptx
teknik-pengumpulan-data.pptxteknik-pengumpulan-data.pptx
teknik-pengumpulan-data.pptx
 
Teknik wawancar afor bdp
Teknik wawancar afor bdpTeknik wawancar afor bdp
Teknik wawancar afor bdp
 
Kualiatif.pptx
Kualiatif.pptxKualiatif.pptx
Kualiatif.pptx
 
PENENTUAN DESAIN PERTANYAAN
PENENTUAN DESAIN PERTANYAANPENENTUAN DESAIN PERTANYAAN
PENENTUAN DESAIN PERTANYAAN
 

WAWANCARA-Pelatihan 2.ppt

  • 2. 2 POKOK BAHASAN 1. Gambaran Umum Wawancara 2. Tujuan Wawancara Dalam Audit Investigatif dan Persiapannya 3. Pihak Yang Diwawancarai 4. Karakteristik Wawancara Yang Baik 5. Karakteristik Pewawancara Yang Baik 6. Elemen Hukum Dalam Wawancara 7. Elemen-Elemen Dalam Komunikasi 8. Hambatan dan Fasilitator Dalam Komunikasi 9. Jenis-Jenis Pertanyaan 10.Teknik Wawancara Kognitif
  • 3. 3 PENGERTIAN • sesi tanya-jawab • untuk memperoleh informasi • memiliki bentuk tersendiri • terstruktur • memiliki tujuan.
  • 4. 4 • Cukup waktu dan mendalam • Memilah informasi relevan dan tidak relevan • Sedekat mungkin dengan saat kejadian • Obyektif KARAKTERISTIK WAWANCARA YG BAIK
  • 5. 5 PERSIAPAN • Mempelajari berkas • Menetapkan tujuan informasi yang akan digali dalam wawancara • Mempelajari informasi apa yang dapat diperoleh • Mempersiapkan poin-poin yang akan ditanyakan • Tempat untuk wawancara saksi kooperatif di kantor atau tempat menyimpan dokumen • Untuk saksi yang tidak kooperatif, tidak perlu dijadualkan terlebih dahulu • Mempersiapkan tempat untuk wawancara
  • 6. 6 RUANG WAWANCARA • Pintu tertutup namun tidak terkunci, • Tidak ada halangan bagi responden untuk meninggalkan ruang wawancara, • Ruangan bersih.
  • 7. 7
  • 8. 8 • Saksi Pihak Ketiga yang Netral (Neutral Third-Party Witness) • Saksi yang Dapat Membenarkan (Corroborative Witness) • Pihak Yang Diduga Ikut Terlibat (Co- Conspirators) • Pihak Yang Diduga Melakukan Penyimpangan (Subject/Target) PIHAK YG DIWAWANCARAI
  • 10. 10 KARAKTERISTIK PEWAWANCARA YANG BAIK 1. mudah bergaul 2. Bisa membuat orang lain ingin berbagi informasi 3. Tidak banyak interupsi 4. Menunjukkan keseriusan 5. Tidak menyalahkan 6. Tepat waktu, berpakaian rapi
  • 11. 11 ELEMEN HUKUM DLM WAWANCARA • Otoritas Hukum untuk Melakukan Wawancara • Penggunaan Muslihat dalam Wawancara
  • 12. 12 ELEMEN-ELEMEN DALAM KOMUNIKASI • Ekspresi (Expression) • Pendekatan (Persuasion) • Therapy • Ritual • Pertukaran Informasi
  • 13. 13 • Waktu yang tidak tepat • Ego Responden • Etika • Trauma • Lupa • Kesulitan mengurutkan kejadian • Bingung menarik simpulan • Perilaku Tidak Sadar HAMBATAN KOMUNIKASI
  • 14. 14
  • 15. 15 1. Pewawancara mengkomunikasikan apa yang diharapkan dari sisi responden 2. Memberikan pengakuan (Recognition) yang tulus kepada responden 3. Membuat orang lain merasa penting (altruistic appeals) 4. Menunjukkan sikap simpati pada orang lain 5. Dapat mewujudkan wawancara sebagai pengalaman baru buat responden 6. Membicarakan sumber tekanan responden agar keluar dari suatu tekanan emosional (Catharsis) 7. Kesamaan maksud 8. Penghargaan Ekstrinsic FASILITATOR KOMUNIKASI
  • 16. 16 JENIS-JENIS PERTANYAAN 1. Pertanyaan Pembuka (Introductory) 2. Informasional (Informational) 3. Pengujian data/informasi (data/information assessment) 4. Pendalaman (Closing) 5. Memperoleh pengakuan (admission seeking)
  • 17. 17 KAPAN JENIS-JENIS PERTANYAAN TERSEBUT DIGUNAKAN • Untuk saksi netral atau saksi-saksi yang menguatkan: pembukaan, informasi dan pendalaman • Saksi tidak jujur: Pengujian Informasi/data • Jika saksi bertanggungjawab atas tindak kejahatan: pertanyaan untuk memperoleh pengakuan
  • 18. 18 Tujuan Pertanyaan-Pertanyaan Pembuka • Memperkenalkan Diri dan Menjelaskan Maksud Wawancara • Membangun Hubungan (Rapport) • Membangun Suasana Wawancara • Observasi Reaksi
  • 19. 19 Beberapa Teknik Pertanyaan Pembukaan • Kontak fisik • Bahasa tubuh untuk menciptakan kepercayaan • Jangan mewancarai lebih dari satu orang • Pribadi/Privacy • Menghindari pernyataan-pernyataan Sensitif • Memperoleh komitmen untuk membantu
  • 20. 20 Menghindari Pertanyaan Sensitif • Hindari: Gunakan: • Investigasi Menanyakan • Audit Telaah • Wawancara Mengajukan beberapa pertanyaan • Penggelapan/ pencurian Masalah kekurangan
  • 21. 21 PERTANYAAN-PERTANYAAN INFORMASIONAL Dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang faktual, ttg SPM, dokumen, sistem operasi dll: – Pertanyaan terbuka – Pertanyaan tertutup – Pertanyaan mengarahkan (leading)
  • 22. 22 Pertanyaan Terbuka • Coba ceritakan tentang pekerjaan/tugas saudara • Bagaimana pendapat saudara tentang permasalahan ini? • Menurut saudara, bagaimana permasalahan tersebut dapat terjadi? Suatu pertanyaan yang sulit dijawab dengan “ya” atau “tidak”, Contoh:
  • 23. 23 Pertanyaan Tertutup • Apakah saudara bekerja disini? • Apakah saudara mengetahui hal ini? Suatu pertanyaan yang menghendaki jawaban Singkat dan tepat, biasanya “ya” atau “tidak”, Contoh:
  • 24. 24 Pertanyaan Mengarahkan • Jadi saudara menerima bagian uang itu dari saudara A? • Saudara selama ini mendapatkan penghasilan dari berbagai sumber, kan? Suatu pertanyaan yang mengandung jawaban Sebagai bagian dari pertanyaan. Biasanya untuk mengkorfimasi fakta yang telah dike tahui. Contoh:
  • 25. 25 Jenis Pertanyaan Yang Harus Dihindari • Pertanyaan negatif ganda (double negative) Tidakkah saudara curiga bahwa uang Saudara terima itu berasal dari transak- si yang tidak benar?
  • 26. 26 Jenis Pertanyaan Yang Harus Dihindari • Pertanyaan Rumit/Kompleks Apa tugas saudara, sudah berapa lama Saudara bekerja disini, siapa saja kawan kerja saudara disini dan bagaimana menurut saudara mengenai kondisi kerja disini?
  • 27. 27 Teknik Mengajukan Pertanyaan Informasional a. Mulailah pertanyaan yang tidak akan membuat responden menjadi defensif atau menarik diri. b. Ajukan pertanyaan dengan cara yang akan membangun fakta berdasarkan urutan kejadiannya atau cara yang sistematis lainnya. c. Ajukan hanya satu pertanyaan pada suatu saat, perjelaslah pertanyaannya sehingga hanya ada satu jawaban yang diperoleh. d. Bertanyalah dengan lugas dan apa adanya, hindari pendekatan yang kasar. e. Beri responden waktu yang cukup untuk menjawab, jangan tergesa-gesa. f. Bantulah responden untuk mengingat, tapi jangan menyarankan jawaban; Ulangi atau tekankan pertanyaannya, jika perlu, untuk mendapatkan fakta yang diinginkan.
  • 28. 28 Teknik Mengajukan Pertanyaan Informasional h. Pastikan anda mengerti jawaban-jawaban yang diberikan, jika ada yang kurang jelas, minta responden untuk menjelaskannya saat itu juga, jangan ditunda. i. Beri kesempatan responden untuk mengklarifikasi jawabannya. j. Pisahkan fakta dari opini. k. Untuk memastikan keakuratan, minta responden untuk membandingkan dengan cara persentase, pecahan, taksiran waktu dan jarak. l. Peroleh semua fakta; hampir semua responden dapat memberikan informasi lebih dari sekedar informasi awal. m. Setelah responden menjelaskan secara naratif, ajukan pertanyaan atas semua hal yang telah didiskusikan. n. Untuk menyimpulkan hasil wawancara, mintalah responden untuk menyarikan informasinya; sarikan fakta-fakta, minta responden untuk memverifikasi bahwa simpulan yang diambil adalah tepat. o. Apabila membuat catatan, catatlah hal-hal penting saja. Mencatat terlalu banyak akan menyulitkan responden.
  • 29. 29 Mengamati Reaksi Responden Pewawancara harus memiliki pengetahuan tentang tingkah laku seseorang dalam situasi wawancara: • proxemic, memanfaatkan jarak antar personal untuk memperjelas maksud/ arti • Chronemics (Pacing; Silent Probe), pemanfaatan waktu oleh seseorang untuk mengerti, bersikap, dan berkeinginan. • Kinetics, penggunaan gerakan badan dalam menyampaikan maksud • Paralinguistics, hal-hal yang mencakup volume, nada, dan kualitas suara untuk menyampaikan maksud
  • 30. Menyiasati Keengganan (Resistence)  Suatu keengganan atau kemungkinan penolakan jawaban dari reponden  Semakin suatu topik tidak menyenangkan, semakin responden akan menolak.
  • 31. 31 Cara Mengatasi Jawaban Resistance  Wawancara akan singkat saja  Pewawancara sudah siap di tempat  Ini adalah sesuatu yang penting  Wawancara akan gampang-gampang saja “Saya sangat sibuk……” Cara mengatasinya …:
  • 32. 32 Cara Mengatasi Jawaban Resistance  “Baiklah, jadi apa yang menjadi tugas saudara?” ATAU  “Baiklah. Itu memang salah satu yang ingin saya ketahui, tetapi, saudara tahu mengenai pengendalian intern, kan?” “Saya tidak tau apa-apa tentang hal ini” Cara mengatasinya kembalikan dengan pertanyaan:
  • 33. 33 Cara Mengatasi Jawaban Resistance  Tetap menunggu responden menjawab  Mengajukan pertanyaan alternatif yang mempersempit cakupan hal yang dipertanyakan :“Baiklah pak…, saya mengerti anda tidak mungkin mengingat seluruh transaksi. Apakah anda ingat transaksi yang bernilai diatas Rp100 juta ? ATAU  “Baiklah jika anda tidak mengingat secara detail, apakah garis besar dari alasan pemberian ijin tersebut anda ingat ?” “Saya tidak ingat” Cara mengatasinya kembalikan dengan pertanyaan:
  • 34. 34 Menghadapi orang ‘Sulit’ Kadang-kadang responden tidak bereaksi tanpa alasan yang jelas. – Tidak bereaksi - harus sabar – Ubah taktik - solusi versi responden – Usahakan agar pertanyaan dijawab ‘ya’ dan sulit dijawab ‘tidak’
  • 35. 35 Wawancara Volatile • Dapat menimbulkan reaksi keras • Biasanya menjaga jarak/keberatan untuk diwawancarai • Sulit diwawancarai • Biasanya dilakukan oleh 2 orang pewawancara Wawancara dengan seseorang yang dapat menimbulkan reaksi emosional yang kuat bagi responden: Sahabat, keluarga, pacar dsb.
  • 36. 36 Psikologi Kebohongan (Physiology Of Deception) Tubuh menunjukkan stress melalui isyarat. Isyarat Verbal, al: • Berubahnya nada bicara • Sering meminta pengulangan pertanyaan untuk mengarang jawaban • Mengomentari hal-hal yang berhub dg wawancara. Misalnya ia komplain dengan lingkungan tempat wawancara. • Memilah-milah ingatan: Untuk pertanyaan yang tidak signifikan, dia akan lancar menjawab, tetapi untuk pertanyaan yang siginifikan dia akan bilang “lupa” • Mencari alasan • Bersumpah
  • 37. 37 Physiology Of Deception Tanda-tanda fisik orang berbohong Isyarat Verbal, al: • Menunjuk Kesaksian • Menjawab dengan pertanyaan • Kadar penyangkalan melemah • Gagal menyangkal • Menghindari kata-kata yang bermakna emosional, seperti kata-kata “mencuri”, dan “kejahatan”
  • 38. 38 Physiology Of Deception Tanda-tanda fisik orang berbohong Isyarat Verbal, al: • Menolak menunjuk keterlibatan orang lain • Sikap toleran • Menunjukkan ketidakpedulian
  • 39. 39 Physiology Of Deception Tanda-tanda fisik orang berbohong Isyarat NonVerbal, al: • Gerakan badan • Respon/ekspresi anatomi: ekspresi yang timbul spontan. Misalnya meningkatnya denyut jantung, menarik nafas panjang dll. • Ilustrator: gerakan tangan untuk mendemonstrasikan sesuatu saat berbicara • Menutupi mulut dengan tangan: orang yang bersalah menutupi mulut dengan tangan saat berbohong • Bereaksi terhadap bukti: perhatian terhadap bukti yang disodorkan
  • 40. 40 Wawancara Untuk Memperoleh Pengakuan Tujuan:  Untuk membedakan pihak yang bersalah dengan yang tidak.  Untuk memperoleh pengakuan secara sukarela.  Untuk memperoleh pengesahan dari terdakwa.
  • 41. 41 Tahapan Wawancara Untuk Memperoleh Pengakuan 1. Dakwaan/Tuduhan Langsung (Direct Accusation) 2. Mengulang sangkaan 3. Menyela penyangkalan 4. Memperlihatkan bukti fisik 5. Memperkuat penjelasan 6. Memperkuat pemikiran 7. Pengakuan verbal
  • 42. 42 1. Sangkaan Langsung - Direct Accusation • Kami memiliki alasan bahwa Saudara telah menyalahgunakan wewenang untuk .....… • Kami pikir Saudara mungkin telah melakukan……..
  • 43. 43 1. Sangkaan Langsung - Direct Accusation • Kami telah melakukan pemeriksaan ke seluruh perusahaan dan Saudara jelas- jelas orang yang tidak bisa kami hilangkan dari daftar orang-orang yang harus bertanggung jawab atas kejadian itu.
  • 44. 44 2. Mengulang sangkaan • Jika tersangka tidak secara jelas menolak sangkaan, • Sangkaan diulang secara seimbang. “Seperti yang saya ucapkan tadi, pemeriksaan kami menyimpulkan bahwa saudara termasuk Orang yang bertanggungjawab. Mengapa saudara melakukan hal itu?
  • 45. 45 3. Menyela penyangkalan – Penundaan Penyangkalan. Contoh: “Linda, saya mendengar apa yang anda katakan tetapi tolong biarkan saya menyelesaikannya dulu, baru saudara bicara” – Interupsi – Pengungkapan alasan, perlihatkan sebagian bukti pendukung – Rasionalisasi: penjelasan yang dapat diterima secara moral yang akan menyebabkan terdakwa mengakui kesalahan yang diperbuatnya.
  • 46. 46 Rasionalisasi • memaksimalkan simpati dan meminimalkan pemahaman pelaku atas kesalahan yang dilakukan
  • 47. 47 Tema Dlm Rasionalisasi • Responden diperlakukan tidak adil oleh tempat bekerjanya • Tidak memperoleh penghargaan yang layak dari tempat bekerjanya • Masalah Keuangan yang menimpanya • Penyimpangan perilaku responden • Masalah Keluarga • Stres, Obat-obatan dan Alkohol • Balas Dendam
  • 48. 48 4. Memperlihatkan Bukti Fisik • Orang bersalah cenderung ingin tahu buktinya • Perlihatkan dokumen dengan urutan berkebalikan • Tarik dokumen jika punya beberapa alibi
  • 49. 49 Teknik Bila Alibi tak Terarah • Mendiskusikan kesaksian para saksi • Mendiskusikan kecurangan terdakwa • Menyajikan pertanyaan alternatif • Memperkuat penjelasan • Memperkuat pemikiran • Pengakuan verbal
  • 50. 50 5. Memperkuat Penjelasan Contoh: “Saya gembira sekali Saudara memutuskan bersedia berbicara dengan kami, bahwa Saudara terlibat masalah ini karena Saudara dalam kondisi yang tidak biasa........ Kapan pertama kali Saudara lakukan ini?”
  • 51. 51 6. Memperkuat Pemikiran Contoh: “Linda, saya memahami bahwa saudara mempunyai alasan untuk melakukannya. Hal ini akan memperkuat apa yang telah saya pikirkan selama ini bahwa saudara berada dalam keadaan yang luar biasa. Kapan hal ini kali kamu lakukan?.”
  • 52. 52 7. Pengakuan Verbal Informasi yang seharusnya diperoleh selama pengakuan verbal: • Tersangka tahu bahwa perbuatannya adalah salah. • Fakta-fakta yang hanya diketahui oleh responden tergali • Intensitas perbuatan kecurangan yang dilakukannya. Perkiraan sesuatu : Dalam hal permasalahan kecurangan, mulailah dari besar ke kecil. Misal: Apakah sebanyak 100 kali kecurangan? Kalau dijawab “nggak”, lontarkan pertanyaan lagi: “Mungkin 75 kali?” • Motif melakukan fraud • Keterlibatan orang lain • Bukti fisik yang dimiliki responden • Penempatan hasil kecurangan
  • 53. 53 TEKNIK WAWANCARA KOGNITIF A. FASE NARASI B. FASE MENGGALI INFORMASI YANG SPESIFIK
  • 54. 54 FASE NARASI 1. Merekonstruksi suatu kejadian dan hal-hal yang berhubungan dengan kejadian tersebut 2. Menginstruksikan saksi mata untuk melaporkan segala sesuatunya dengan lengkap 3. Mengingat kembali kejadian dalam bentuk yang berbeda 4. Mengubah Perspektif
  • 55. 55 FASE MENGGALI INFORMASI YANG SPESIFIK 1. Penampilan Fisik 2. Nama 3. Jumlah 4. Karakter Bicara 5. Percakapan