Community Based Tourism atau Pariwisata Berbasis Masyarakat menjadi primadona didalam pola pengembangan kepariwisataan didaerah. peran serta dari masyarakat didalam prose pengembangan pariwisata di daerah menjadi motor penting pergerakan.
9. Maksud dari kegiatan ini adalah :
1. Mengeksplorasi potensi sumber daya kelautan dan
kemaritiman
2. Menganalisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Tantangan pengembangan kepariwisataan kelautan dan
kemaritiman di Kabupaten Bintan
3. Menyusun Kebijakan Strategis
4. Merumuskan Strategi Pengembangan Wisata Bahari
Berbasis Komunitas
Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah:
1. Terpetakannya potensi sumber daya kelautan dan
kemaritiman di Kabupaten Bintan
2. Teridentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan
tantangan dalam pengembangan pariwisata kelautan
dan kemaritiman berbasis masyarakat
3. Tersusunnya sebuah strategi pengembangan
kepariwisataan kelautan dan kemaritiman berbasis
masyarakat di Kabupaten Bintan;
4. Tersusunnya rekomendasi kebijakan pengembangan
kepariwisataan kelautan dan kemaritiman berbasis
masyarakat
14. Lokasi kegiatan dilaksanakan di seluruh
Kecamatan se-Kabupaten Bintan, yang
memiliki potensi sumberdaya alam berupa
pesisir pantai, Terumbu Karang, Pulau, sungai,
mangrove, Kawasan Konservasi dan juga
peninggalan sejarah kemaritiman di Kabupaten
Bintan.
19. Pulau Alang Pulau Antu
Objek Legenda Hang Tuah
• Sungai Nyirih
• Batu Duyung
PENGEMBANGAN EKOWISATA LESTARI / BERKELANJUTAN
(SUISTAINABLE)
20.
21.
22. “BINTAN BREATHTAKING JOURNEY”
Visi daerah “Bintan Gemilang” di Bidang Kelautan,
Budaya dan Pariwisata.
Misi pembangunan daerah sebagai tujuan investasi
berdaya saing dengan optimalisasi potensi ekonomi
lokal di bidang pariwisata dan kelautan
Letak geografis Kabupaten Bintan yang berdekatan
dengan 2 (Dua) pusat wisata Asia yaitu Singapura dan
Malaysia.
Konsentrasi daerah maritim dengan 86.398,33 Km2 /
98,50 % luas wilayah lautan.
Kunjungan Wisatawan Asing ke Indonesia pada tahun
2017 adalah 14 juta orang (LAKIP KEMENPAR 2017)
Pengeluaran Wisatawan Nusantara sepanjang tahun
2017 berjumlah Rp. 253,25 Triliun (LAKIP KEMENPAR 2017)
Potensi daya tarik wisata bahari , ekowisata &
petualangan yang belum tereksplorasi.
Sektor Pariwisata merupakan sektor unggulan daerah
dan andalan menopang pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bintan.
No
Pintu Masuk
Wisman
Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Datang (Jiwa)
Tahun
2018*
Tahun
2017
Tahun
2016
Tahun
2015
Tahun
2014
1 Kepulauan Riau 1.172.923 2.074.534 1.920.232 2.037.673 1.973.425
2 Karimun 42.366 84.288 89.107 96.666 100.782
3 Bintan 202.481 368.587 305.404 304.010 320.861
4 Batam 860.833 1.504.275 1.432.472 1.545.818 1.454.110
5 Tanjungpinang 67.243 117.384 93.249 91.179 97.672
* Sampai Juni 2018
Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Datang di Kepulauan Riau
Tahun 2014-2018
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2018
23. Kunjungan Wisatawan Mancanegara Yang
Berkunjung Ke BintanTahun 2017
Singapura
Tiongkok
Jepang
Korea Selatan
India
Inggris
Malaysia
Australia
Filipina
Hongkong
Lainnya
106,902
82,190
18,809
11,235
25,150
14,497
15,465
14,241
12,387
3,731
63,985
Sumber: Kabupaten Bintan Dalam Angka 2018
25. Identifikasi Pariwisata Maritim & Platform
Pengembangan Destinasi Pariwisata Bintan
• Sinergi budaya maritim dan pemanfaatan sumber daya kelautan merupakan 2
(Dua) dari 7 (Tujuh) Pilar Kebijakan Kelautan Indonesia merupakan bagian dari Global
Maritime Fulcrum (Poros Maritim Dunia).
25
WILAYAH ATRAKSI AKSESIBILITAS AMENITAS MASYARAKAT
4 (Empat) Koridor
Destinasi Pariwisata
Unggulan Daerah1
a. Kawasan
Wisata
Internasional
Lagoi
b. Kawasan
Wisata Pantai
Trikora
c. Kawasan
Wisata
Gunung
Bintan
d. Kawasan
Wisata Sungai
Lepah.
Daya Tarik
Wisata Alam;
Daya Tarik
Wisata Budaya;
Daya Tarik
Wisata Buatan
Manusia2
Wisata Khusus3
Prasarana transportasi
Sarana transportasi
Sistem transportasi
Prasarana Umum
Fasilitas Umum
Fasilitas
pariwisata
Kelembagaan CBT
Peningkatan
kapasitas sumber
daya masyarakat
Peningkatan
kesadaran dan peran
masyarakat
Sumber: diadaptasi dari (1) Peraturan Bupati Bintan Nomor 27 Tahun
2013 Tentang Penetapan Destinasi Pariwisata Unggulan Daerah
Kabupaten Bintan; (2) Paparan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi
dan Investasi Pariwisata (BDIP) Kementerian Pariwisata pada
RAKORNAS KEMENPAR 27 Januari 2016 (3) Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kabupaten Bintan 2014-2025.
No IDENTIFIKASI PARIWISATA MARITIM
1
Kegiatan pariwisata ini dilakukan di kawasan pulau-
pulau kecil dan dihuni oleh penduduk dengan jumlah
yang relative kecil
2
Kawasan tersebut memiliki daya dukung lingkungan
yangt terbatas, terutama jika berkaitan dengan
aplikasi teknologi tinggi (motorisasi);
3
Kegiatan pariwisata maritim mensyaratkan
pembatasan jumlah wisatawan dalam suatu kawasan
dalam jangka waktu tertentu dengan maksud untuk
menjaga daya dukung lingkungannya di satu sisi, dan
untuk memberikan kenyamanan/pengalaman wisata
yang optimal bagi pengunjung di sisi lain
4
Karena jenisnya beragam (snorkeling, diving, fishing,
sailing,dan lain-lain), maka aktivitas wisata ini
umumnya berdurasi panjang
5
Aktivitas pariwisata maritim cenderung mobile dalam
artiberpindah dari satu lokasi/kawasan ke kawasan
lain
26. Aktivitas Wisata Bahari
NO
AKTIVITITAS
WISATA
DESKRIPSI
1 Rekreasi Pantai Aktivitas yang dilakukan
pengunjung pada wisata rekreasi
pantai umumnya bersantai,
bermain air, atau berenang di tepi
pantai (Hidayat 2011), serta
menikmati pemandangan dan
panorama alam, seperti matahari
terbit (sunrise) ataupun matahari
terbenam (sunset) (Sanam dan
Adikampana 2014).
2 Mangrove Sebagai objek wisata yang dapat
dikategorikan ekowisata,
Wisatanya adalah ekosistem
mangrove keragaman serta biota
berikut lingkungan sekitarnya.
3 Selam – Diving Wisata selam dilakukan untuk
melihat keindahan terumbu
karang bawah air dengan
menyelam ke dalam kolom
perairan sampai kedalaman
tertentu. Pengunjung disuguhkan
dapat melihat dengan lebih jelas
keindahan taman dalam laut
berisi hamparan karang berikut
dengan biota laut.
NO
AKTIVITITAS
WISATA
DESKRIPSI
4 Selam
permukaan -
Snorkling
Wisata snorkeling juga
dilakukan untuk melihat
keindahan terumbu karang
bawah
air, namun dengan tetap
berada di permukaan
perairan. Wisatawan yang
melakukan aktivitas wisata
akan menikmati keindahan
bawah air
dari permukaan perairan,
5 Lamun Lamun dengan tutupan yang
lebih tinggi lebih menarik
untuk dinikmati pengunjung.
Perairan yang lebih cerah
akan memudahkan
pengunjung untuk menikmati
keindahan
hamparan lamun dari
permukaan perairan.
Keberadaan ikan atau biota
lain yang beragam
menjadi daya tarik lebih bagi
ekosistem lamun sebagai
wisata lamun. Perairan yang
tenang dan dangkal
lebih memudahkan
pengunjung dalam menikmati
wisata lamun.
NO
AKTIVITITAS
WISATA
DESKRIPSI
6 Memancing Wisata pancing merupakan
suatu kegiatan yang
memanfaatkan sumber daya
perikanan
untuk kesenangan atau
olahraga serta
dapat dilakukan di laut, pinggir
pantai, di danau atau di atas
perahu
7 Wisata
Selancar
Teridentifikasi sebagai bagian
dari sport tourism, Wisata
selancar (surfing) merupakan
suatu kegiatan yang
memanfaatkan perairan dengan
menggunakan papan selancar.
Wisata selancar memanfaatkan
ombak atau gelombang
perairan
Sumber: Diadaptasi dari Panduan Kriteria Penetapan
Zona Ekowisata Bahari-Pusat Riset Kelautan Badan
Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan
Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Tahun
2018
27. Identifikasi Permasalahan Pariwisata Bahari
berbasis masyarakat di Kabupaten Bintan
• Keterpaduan semua unsur pariwisata menyangkut urusan pemerintah,
sektor swasta, masyarakat di daerah di secara holistik.
• Belum tersedianya data potensi wisata berdasarkan desa dan kelurahan
• Sumberdaya Manusia Pariwisata
• Perencanaan yang komprehensif terhadap “Pariwisata Bahari” oleh
OPD terkait
• Perwujudan “Desa Wisata” berorientasi Wisata Alam khususnya Wisata
Bahari.
• Pengelolaan terhadap objek potensial eksisting wisata bahari
• Amenitas (Fasilitas Destinasi)
• Aksesibilitas, Jaringan transportasi (darat-laut) publik yang belum
merata
• Atraksi (Daya Tarik Tujuan Wisata)
• Penetapan kawasan pariwisata berbasis bahari di Kabupaten Bintan.
• Model kerjasama antara wisata khusus (ex: Private Island) dengan
Pemerintah Desa sebagai multiplier effect adanya objek wisata
tersebut.
28. Sumber : Hoftsede 6 Dimension Model of Cross Cultural
KARAKTERISTIK MASYARAKAT PESISIR DAN KEPULAUAN
30. Motivasi dan Karakteristik
masyarakat pesisir yang
cenderung pragmatis atas upaya
pemberdayaan masyarakat
Dapat digerakkan
dengan nilai tukar
tertentu, dan
cenderung
individualis
Kampung Beloreng, Kelurahan Tembeling Tanjung
31. Permasalahan Pariwisata Bahari
berbasis masyarakat di Kabupaten Bintan
• Dukungan transfer moda skala regional dan lokal
lintas desa, kecamatan, kabupaten dan propinsi
• Persebaran fasilitas akomodasi disetiap ODTW
• Shelter peristirahatan perjalanan darat
• Fasilitas public toilet
• Fasilitas telekomunikasi
• Fasilitas penjualan cinderamata dan kelengkapan
perjalanan wisata
• Fasilitas rumah makan / restoran
• Fasilitas pasar skala lokal
• Orientasi event-event pariwisata masih
terkonsentrasi pada lokasi tertentu.
• Peningkatan objek daya Tarik wisata
32. Isu Strategis
Kelembagaan Masyarakat Pariwisata
• Arah dan Kebijakan Pemerintah
daerah terkait Pariwisata Berbasis
Masyarakat
• Pendataan terhadap kelembagaan
pariwisata berbasis masyarakat.
• Kesesuaian model kelembagaan
pariwisata berbasis masyarakat di
Kabupaten Bintan
• Kapasitas kelembagaan masyarakat
pariwisata yang belum terstruktur.
• Sumberdaya kepengurusan
kelembagaan masyarakat.
• Partisipasi setiap unsur didalam
kelembagaan.
• Sinkronisasi pengembangan
pariwisata (Wisata Alam, Wisata
Buatan, Wisata Budaya)
• Keberlanjutan dan sinergitas antara
kelembagaan satu dengan lainnya
(Mis: LKM Pembentukan saat PNPM
Pariwisata-POKDARWIS-Individu
pengelola objek wisata dan BUMDES).
• Pembinaan terhadap kelompok-
kelompok yang sudah ada.
• Tidak disemua desa/kelurahan
diKabupaten Bintan tedapat
POKDARWIS.
• Koordinasi antara kelembagaan
masyarakat serta organisasi
perangkat daerah (OPD) terkait
pariwisata berbasis masyarakat.
• Pemasaran pariwisata yang dikelola
oleh kelompok masyarakat.
33. Kondisi Eksisting Pariwisata Bahari berbasis
masyarakat Kabupaten Bintan
Inisiasi Kelembagaan Pariwisata
berbasis masyarakat
• Individu (Pegiat Wisata)/pelaku usaha wisata
• Pegiat Sejarah dan Budaya
• Masyarakat pengelola destinasi wisata
• Desa Wisata Alam-Bahari
• Badan Usaha Milik Desa
• Pelaku UMKM dan IKM
• Lembaga Keswadayaan Masyarakat
pembentukan dari Kelompok penerima PNPM
pariwisata
• Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS)
• Generasi Pesona Indonesia (GENPI) Bintan
34. Potensi dan Objek Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Bintan
Wisata yang ditawarkan oleh Pengudang Bintan Mangrove : Tour mangrove, firefly (kunang-kunang) yang berada di
hutan mangrove. Untuk melihat kunang-kunang, wisatawan bisa mengikuti tour dimalam hari, Snorkeling yang bisa
bermain bersama ikan-ikan di Perairan Pengudang. Acara barbeque juga bisa menjadi pilihan ketika wisatawan ingin
menikmati kuliner seafood yang segar, hasil dari tangkapan nelayan.
» Pengudang Bintan Mangrove-Pengudang-Teluk Sebong «
36. » Pulau Rinti-Numbing-Bintan Pesisir «
Pulau Rinti sempat beroperasi namun pada saat ini kondisinya tidak seperti pada gambar diatas. Pulau ini kosong
disebabkan pengelola pindah ke Pulau Mapur. Pembentukan kelompok sadar wisata Numbing yang berbasiskan
kelautan dan perikanan, pada 24 februari 2018 telah dipilih Safri sebagai ketua Pokdarwis Numbing. Pokdarwis akan
memetakan beberapa titik sudut destinasi wisata, seperti di pulau Rinti,Barus dan pulau Suka.
37. Pulau Burus masuk kedalam wilayah administrasi Desa Numbing, Kecamatan Bintan Pesisir. Areal pulau ini belum
dikembangkan menjadi objek daya tarik wisata lokal memiliki potensi wisata bahari seperti rekreasi
pantai,snorkeling, diving, kayak/kano,wisata olahraga air dan memancing. Untuk sampai kelokasi dapat menyewa
pompon/perahu melalui dermaga di Kelong atau Barek Motor.
» Pulau Burus-Numbing-Bintan Pesisir «
38. » Pantai Mempadi-Tenggel-Bintan Pesisir «
Pantai Mempadi terletak disebelah timur pulau tenggel. Potensi wisata bahari di lokasi ini terlihat dari pantainya
berpasir putih dengan perairan dangkal sejauh kira-kira 200 meter serta tumpukan bebatuan dibagian ujung pantai
menjadi daya tarik tersendiri pantai ini untuk aktivitas wisata lokal seperti “bekarang”. Untuk sampai ke pantai ini,
bisa ditempuh melalui jalur darat dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor dan melalui jalur laut
dengan menggunakan pompong.
39. » Pantai Belakang Sidi/Tanjung Batu–Mantang Baru-Mantang «
Pantai Belakang Sidi yang ada di Kecamatan Mantang ini berlokasi di kampung Belakang Sidi Desa
Mantang Baru. Pantai ini merupakan pantai yang sangat berpotensi jika mampu dikembangkan
secara optimal dengan daya dukung akses menuju lokasi objek wisata bahari.
41. Desa Busung Kabupaten Bintan menyimpan lokasi wisata alam khususnya wisata bahari seperti
tempat rekreasi pantai yaitu Pantai Teluk Diraja. Pantai Teluk Diraja saat ini dikelola oleh masyarakat
setempat.
» Pantai Teluk Diraja–Busung-Seri Kuala Lobam «
42. » Bintan Nemo–Teluk Bakau-Gunung Kijang «
Bintan nemo merupakan sebuah tempat wisata yang terletak di desa Teluk bakau kecamatan
Gunung Kijang Jenis wisata yang terdapat di Bintan Nemo termasuk dalam jenis wisata Bahari.
Aktivitas wisata yang bisa dilakukan yaitu merine seperti kano dan Under Water seperti diving dan
Snorkeling.
43. Pasar Betuah – GENPI BINTAN
Pasar Bintan Betuah merupakan konsep objek wisata
“Destinasi Digital” yang dikelola oleh Generasi
Pesona Indonesia (GENPI) Bintan.
Konsep ini merupakan hasil kerjasama GENPI BINTAN
dan KEMENPAR RI.
Dibuka sejak Agustus 2018.
Objek wisata “Millenial” dengan mendorong promosi
daerah wisata dengan konsep “Instagramable” yaitu
didorong untuk lebih kreatif menciptakan obyek
gambar yang instagramable
Destinasi digital merupakan destinasi yang
dikreasikan kaum milenial yang kreatif.
70 persen masyarakat aktif di dunia digital.
Pasar Betuah menggaet pelaku usaha lokal dibidang
UMKM untuk terlibat langsung didalamnya.
47. BINTAN -> Kampung CBT Wisata Bahari
POLA KOORDINASI DALAM PERCEPATAN PENGEMBANGAN DESA WISATA
Sumber: Kemendes PDTT
Kuncinya adalah bagaimana
PEMDA bersinergi dengan
Pemerintah Pusat untuk
percepatan CBT-Kampung
Wisata Bahari di Bintan
48. ADAPTASI DAN BERSAHABAT
DENGAN SISTEM PATRON - KLIEN
TAUKE, PUNYA KELEBIHAN
• BUKA 24 JAM
• BEBAS BUNGA, UNTUNG ATAS SELISIH
• MENANGGUNG RESIKO BIAYA
• MODAL SOSIAL / TRUST
• NETWORKING / PEMASARAN
49. Melayu ?
SUMBER DAYA TAUKE CINA
Transfer by bank
Delivery to export
SUPPLY / TANPA JAMINAN /
KEPERCAYAAN KOMUNITAS
KebutuhanPokok
(Pinjaman)
Setor hasil tangkapan
(bayar hutang)
PK 5 MINANG WARUNG MAKAN JAWAKENDARAAN BERMOTOR
POLA KONSUMSTIF DAN PERAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR
50. Jual dan
dipotong
pinjaman
Jual diatas harga
pembelian dari
nelayan
ditambah biaya
transportasi
Pembayaran
Keuntungan
Keuntungan
Pinjaman
Pinjaman
Kemiskinan
Kemiskinan
Penampung dalam
negeri/Pasar Dalam
negeri
Penampung Luar
Negeri/Pasar Luar
Negeri
Tauke, membeli dan
menjual kembali
memperoleh selisih
sebagai keuntungan
Nelayan
Pembayaran
Siklus Ekonomi Masyarakat Nelayan Pedesaan Pesisir Sebelum BUMDes
53. BUMDes
Kolaborasi
Stakeholder
BUMDes, Tauke,
Masyarakat
sebagai
pemegang saham
Aset Pribadi
/Kelompok,
Potensi
Ekologi
Nelayan/
Masyarakat
Sebagai
Operator Venue
Wisata Bahari Wisatawan
Mancanegara /
Agen Perjalanan
Wisata
Pembayaran
Tunai
Pembayaran
Non Tunai
Gaji/Upah/
Deviden
Gaji/Upah/
Deviden
Sejahtera
Sejahtera
Nelayan/
CBT
Wisatawan
Nusantara,
Wisatawan Lokal
Siklus Ekonomi Masyarakat Pedesaan Pesisir Pasca BUMDes
Dalam Rangka Pengembangan Wisata Bahari CBT
54. SERTIFIKAT KEPEMILIKAN SAHAM
DENGAN JUMLAH SAHAM SENILAI ………………….
LEMBAR, SETARA DENGAN ………………… %
TIDAK DAPAT DIPERJUAL BELIKAN,
DAPAT DIWARISKAN
BUMDes
59. Share your moment and product with social media
Low cost = biaya rendah
KENDALA YANG SELAMA INI MENGEMUKA ADALAH BAGAIMANA MEMASARKAN PRODUK
UNGGULAN DAN POTENSI WISATA BERBASIS KOMUNITAS, TERATASI DENGAN ADANYA
MEDIA SOSIAL (MEDSOS) SEBAGAI SARANA PEMASARAN TERKINI
64. WEAKNESSSTRENGTH
• Natural resources
• Aktivitas wisata bahari beragam
• Branding “bintan breathtaking journey”
• Bintan sebagai kawasan strategis pariwisata nasional
• Promosi internasional
• Media sosial
• Faktor Keaman yang Kondusif
• Kabupaten bintan terkoneksi dengan internet
• Hubungan patron-klien yang mutualisme
• Kearifan lokal masyarakat pesisir
• Aksesibilitas menuju ke kabupaten bintan tersedia dengan baik
OPPORTUNITIES
• Penerbangan murah ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan
penerbangan baik nasional maupun internasional
• ASEAN economic community (AEC)
• Membaiknya pertumbuhan dan pemulihan ekonomi indonesia dan
global
• Apresiasi nilai tukar mata uang terhadap dollar AS negara-negara
maju
• Era revolusi industri 4.0 di mana dunia terasa menjadi semakin
mudah
• Masyarakat dunia cenderung untuk traveling sebagai gaya hidup
• Risiko yang akan memengaruhi kinerja ekonomi tiongkok relatif
balanced
• Di sektor fiskal, pemerintah indonesia telah menjalankan reformasi
perpajakan
• Kemajuan teknologi menjadi peluang negara berkembang sebagai
alat diagnostik pemerintah merumuskan strategi
• Jumlah penduduk dunia terus meningkat
THREAT
S W
O T+
• Pengelola pariwisata bahari berbasis masyarakat belum
menggunakan paid media (media berbayar) dan own media (media
milik sendiri)
• Terbatasnya SDM bidang pariwisata
• Pariwisata bahari masih diinisiasi oleh masyarakat pendatang
• Pariwisata sebagai mata pencarian tambahan
• Masyarakat nelayan tidak bisa bekerja mencari nafkah secara
berkelompok
• Dukungan moda transportasi darat dan laut skala lokal masih
belum tersedia secara regular
• Belum adanya pedoman pengembangan pariwisata bahari berbasis
masyarakat
• Belum ada landmark bahari sebagai produk promosi yang efektif.
• Pengelolaan perairan 0-12 mil yang dilakukan sebelumnya oleh
pemerintah kabupaten/kota diambil alih oleh pemerintah provinsi
• Bali dan jakarta masih mendominasi
• Inflasi di negara maju dan indonesia secara umum mulai mengalami
peningkatan
• Mata uang beberapa negara di dunia termasuk indonesia mengalami
depresiasi terhadap dolar AS
• Risiko dari ketidakpastian kebijakan amerika serikat khususnya
kebijakan fiskal serta kecenderungan peningkatan proteksionisme
• Risiko politik dunia
• Pulau bawah, alif stone destinasi unggulan diwilayah kepri
• Dampak negatif sektor pariwisata jangka panjang seperti kenaikan harga
barang lokal dan tanah, keindahan alam diganti dengan infrastruktur,
memudarnya budaya dan kearifan local, kegiatan prostitusi dan penyakit
seks serta narkoba.
• Tidak adanya produk maupun jasa subtitusi dari pariwisata di indonesia
• Competitive advantage, industri pariwisata di indonesia akan sulit untuk
bersaing dengan industri pariwisata di negara lain
• Daya saing pariwisata indonesia di kawasan ASEAN berada pada
peringkat ke-4 dibawah singapura, malaysia dan
A N A L I S I S L I N G K U N G A N I N T E R N A L D A N E K S T E R N A L
66. 2019
2020
2021
• EKSPLORASI DAN
DIVERSIFIKASI OBYEK WISATA
BAHARI BINTAN
• FASILITASI SARANA
PENDUKUNG, JALAN,
TRANSPORTASI, LISTRIK,
KOMUNIKASI, DAN SANITASI
• MEMBANGUN KAPASITAS
COMMUNITY BASED TOURISM
DAN KELEMBAGAAN,
MOTIVASI DAN MENTALITAS
• MENGEMBANGKAN SISTEM
JARINGAN PEMASARAN
ONLINE BERBASIS MEDIA
SOSIAL
• MEMBANGUN KELEMBAGAAN
BUMDes POLA HOLDING
COMPANY
• LANJUTAN MEMBANGUN KAPASITAS COMMUNITY
BASED TOURISM DAN KELEMBAGAAN, MOTIVASI
DAN MENTALITAS
• LAUNCHING KAMPUNG WISATA BERDASARKAN
KEUNGGULAN
• MENGINTEGRASIKAN SISTEM KEAMANAN DAN
PERLINDUNGAN KOMUNITAS (COAST GUARD DAN
SAR)
• MEMBANGUN KEMITRAAN JARINGAN
PENGEMBANGAN BISNIS JASA PARIWISATA BAHARI
BERBASIS TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI
(PENERAPAN SISTEM PEMBAYARAN ELEKTRONIK)
TAHAPAN PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT
DI KABUPATEN BINTAN 2019 - 2021
Tumbuh dan Mandiri
CBT Kabupaten Bintan