SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 23
ANTIHIPERTENSI
Kelompok 10
Anggota Kelompok
1608010082
Ardhista Shabrina Fitri
1608010122
Azizah Zandra Nurul Jannah
1608010124
Keihin Laras Azzahra
1608010126
Elsa Yulistika
01
02
03
04
1608010128
Putri Imala Dewi
05
1608010130
Ayi Dzi Ainun Ulfah
06
1608010142
Tri Yuliani
07
Patofisiologi
Menurut The Joint National
Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood
Pressure (JNC) hipertensi
adalah suatu sindrom atau
kumpulan gejala kardiovaskuler
yang progresif, sebagai akibat
dari kondisi lain yang kompleks
dan saling berhubungan.
Golongan
Diuretik
Diuretik
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan
pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua
pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan
volume urin yang diproduksi dan yang kedua
menunjukkan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat
terlarut dan air.
Diuretik bekerja dengan meningkatkan ekskresi natrium,
air dan darah sehingga menurunkan volume darah dan
vairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan curah
jantung.
Proses
Pembentukan
Urin
Your Text Here
You can simply impress
your audience and add a
unique zing.
Your Text Here
You can simply impress
your audience and add a
unique zing.
Your Text Here
You can simply impress
your audience and add a
unique zing.
Golongan Inhibitor Karbonik Anhidrase
Mekanisme
Karbonik anhidrase adalah enzim yang mengkatalis reaksi
CO2 + H2O
menjadi H2CO3. Obat ini bekerja pada tubulus proksimal
(nefron) dengan mencegahreabsorpsi bikarbonat (hidrogen
karbonat), natrium, kalium, dan air semuazat ini
meningkatkan produksi urine.
Contoh obat golongan inhibitor karbonik anhidrase :
Asetazolamid
Asetazolamid tersedia dalam bentuk tablet 125 mg dan 250
mg untukpemberian oral.
Golongan Loop Diuretik
Tablet 25 dan 50 mg digunakan dengan dosis 50-200 mg per hari.
Sediaan IV berupa Na-etakrinat, dosisnya 50 mg, atau 0,5-
1 mg/kg BB
Asam Etakrinat
Tablet 20,40, dan 80 mg.
Umunya pasien membutuhkan kurang dari 600 mg/hari.
Dosis anak 2mg/kgBB, bila perlu dapat ditingkatkan menjadi 6 mg/kgBB.
Furosemid
Tablet 0.5mg dan 1 mg digunakan dengan dosis dewasa 0.5-2mg sehari.
Dosis maksimal per hari 10 mg.
Obat ini tersedia juga dalam bentuk bubuk injeksi dengan dosis IV atau IM
dosis awal antara 0,5-1 mg, dosis diulang 2-3 jam maksimum 10mg/kg.
Bumetanid
Diuretik loop bekerja dengan mencegah reabsorpsi natrium, klorida,
dan kalium pada segmentebal ujung asenden ansa Henle (nefron)
melalui inhibisi pembawa klorida. Contoh obat golongan loop diuretik :
Golongan Tiazid
Tiazid bekerja dengan
meningkatkan ekskresi natrium,
klorida dan sejumlah air. Efek
natriuresis dan kloruresis ini
disebabkan oleh penghambatan
reabsorbsi elektrolit pada hulu
tubuli distal. Pada penderita
hipertensi, tiazid menurunkan
tekanan darah bukan saja karena
efek diuretiknya, tetapi juga karena
efek langsung terhadap arteriol
sehingga terjadi vasodilatasi.
Golongan Hemat Kalium
bersaing dengan
reseptortubularnya yang terletak
di nefron sehingga
mengakibatkan retensi kalium
dan peningkatan ekskresi air
serta natrium. Diuretik yang
mempertahankan kalium
lainnya termasuk amilorida,
yang bekerja pada duktus
pengumpul untuk menurunkan
reabsorpsi natrium dan ekskresi
kalium dengan membloksaluran
natrium, tempat aldosteron
bekerja.
Golongan Aldosteron
Kedua obat ini terutama
memperbesar ekskresi natrium
dan klorida, sedangkan
eksresikalium berkurang dan
ekskresi bikarbonat tidak
mengalami
perubahan.Triamteren
menurunkan ekskresi K+
dengan menghambat sekresi
kalium di sel tubuli
distal.Dibandingkan dengan
triamteren, amilorid jauh lebih
mudah larut dalam air sehingga
lebihmudah larut dalam air
Triamteren dan Amilorid
Golongan CCB
Golongan CCB
Calcium Channel Blocker (CCB) bekerja menurunkan
tekanan darah dengan memperlambat pergerakan
kalsium ke dalam sel jantung dan dinding arteri
(pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke
jaringan), sehingga arteri menjadi relax dan
menurunkan tekanan dan aliran darah ke jantung.
Mekanisme kerja
Ada dua subkelas CCB, dihidropiridine dan nondihidropiridine. Keduanya
sangat berbeda satu sama lain. Efektifitas antihipertensinya hampir sama,
tetapi ada perbedaan pada efek farmakodinamik yang lain. Efek samping dari
dihidropiridin adalah pusing, flushing, sakit kepala, edema perifer, mood
changes dan gangguan gastrointestinal. Efek samping pusing, sakit kepala
dan edema perifer lebih jarang terjadi pada nondihidropiridin verapamil dan
diltiazem karena vasodilatasinya tidak sekuat dihidropiridin.
Golongan Dihidropiridin
Efek vasodilatasinya amat kuat. Contohnya,
antara lain nifedipin, nisoldipin, amlodipin,
felodipin, nicardipin dan nimodipin.
Dihidropiridin dapat meningkatkan refleks
mediasi baroreseptor pada denyut jantung.
Hal disebabkan oleh potensi efek vasodilatasi
perifer. Dihidropiridin pada umumnya tidak
menurunkan konduksi nodus atrioventrikular.
Golongan Nondihidropiridin
Non dihidropriridin menurunkan denyut jantung dan
memperlambat konduksi nodus atrioventricular.
Contohnya, verapamil dan diltiazem. Verapamil
menurunkan denyut jantung, memperlambat konduksi
nodus atrioventrikuler dan menghasilkann efek
ionotropik yang dapat memicu gagal jantung pada
penderita lemah jantung yang parah. Diltiazem dapat
disamakan khasiatnya dengan verapamil, tetapi efek
ionotropik negatifnya lebih ringan.
Dibandingkan dengan antihipertensi lain, obat-obat golongan CCB lebih sering memperli
hatkan efek samping, yang paling sering terjadi diantaranya adalah pusing, nyeri kepala,
rasa panas di muka (flushing) dan terutama pada derivat piridin takikardi, dan udema di
pergelangan kaki (akibat vasodilatasi perifer). Umumnya, efek ini bersifat sementara.
Bradikardi, atrioventrikular block, hipotensi, dan obstipasi terutama terjadi pada obat-ob
at non piridin. Selain itu, obat-obat ini menghambat agregasi trombosit dan kelainandara
h lain, gangguan penglihatan, reaksi kulit alergis, nervositas dan rasa tidak bertenaga.
Penggunaan obat golongan
Calcium Channel Blocker (CCB)
Nama Obat Rentang Dosis (mg/hari) Frekuensi penggunaan sehari
Amlodipin 2.5-10 1x
Nifedipin 5-40 1x
Felodipin 5-20 1x
Ditiazem 120-480 1x
Verapamil 180-480 1-2x
Amlodipin
Mekanisme kerja:
Menghambat pergerakan ion kalsium melintasi membran sel sistemik dan
otot polos pembuluh darah coroner. Sehingga tidak terjadi influk kalsium
dalam pembuluh darah dan mencegah terjadinya vasokonstriksi otot polos
pembuluh darah. Dengan mencegah terjadinya vasokonstrisi otot polos
pembuluh darah maka akan terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah
yang mengakibatkan penurunan tekanan perfusi di pembuluh darah
sehingga tekanan darah akan turun dan resiko stroke akan berkurang
Dosis :
Amlodipin diminum 1 kali sehari 5 mg, maksimal pemberian 10 mg
Nikardipin
Mekanisme kerja :
Menghambat pergerakan ion kalsium melintasi membran sel sistemik dan otot
polos pembuluh darah koroner. Sehingga tidak terjadi influk kalsium dalam
pembuluh darah dan mencegah terjadinya vasokonstriksi otot polos pembuluh
darah. Dengan mencegah terjadinya vasokonstrisi otot polos pembuluh darah
maka akan terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah yang mengakibatkan
penurunan tekanan perfusi di pembuluh darah sehingga tekanan darah akan
turun.
Dosis :
Dosis awal 3 kali sehari 20 mg, meningkat sampai 3 kali sehari 30 mg dengan
dosis lazim 60-120 mg sehari.
Nifedipine
Mekanisme kerja :
Menghambat pergerakan ion kalsium melintasi
membran sel myocardium dan sistemik. Selain itu
nifedipin dapat menurunkan resistensi pembuluh
darah perifer dengan meminimalkan efek pada
konduksi SA node dan AV node, sehingga dapat
mengurangi kebutuhan oksigen myocardial dan
mencegah kejang arteri koroner
Dosis :
Dosis awal 3 kali sehari 10 mg setelah makan
dan dosis pemeliharaan 3 kali sehari 5 mg
sampai 20 mg
Mekanisme kerja :
Menghambat pergerakan ion
kalsium melintasi membran sel
yang mengakibatkan kontraksi
otot polos pembuluh darah
Dosis :
Varampamil diberikan dosis 3-4
kali sehari 80mg, maksimal
pemberian 720mg sehari untuk
beberapa minggu
Verapamil
Mekanisme kerja :
Menghambat pergerakan ion kalsium
melintasi membran sel sistemik dan
otot polos pembuluh darah koroner,
memperlambat pergerakan ion
kalsium melintasi membran sel antara
otot jantung dan sel cardiac
pacemaker, menurunkan konduksi
dari sinoatrial (SA) and atrioventricular
(AV)
Dosis :
3 kali sehari 60mg, bila perlu
dinaikkan sampai 3 kali sehari 120mg
Diltiazem
01 02
THANK YOU!!!!!!!!!!

Más contenido relacionado

Similar a ANTIHIPERTENSI OBAT GOLONGAN CCB

PPT HIPERTENSI DAN JANTUNG 2022.pptx
PPT HIPERTENSI DAN JANTUNG 2022.pptxPPT HIPERTENSI DAN JANTUNG 2022.pptx
PPT HIPERTENSI DAN JANTUNG 2022.pptxJeffriMardiansyah
 
DIURETIKA SLIDE.ppt
DIURETIKA SLIDE.pptDIURETIKA SLIDE.ppt
DIURETIKA SLIDE.pptIrfanZul2
 
ppt farmakologi obat Jantung berkenaan dengan matkul psik
ppt farmakologi  obat Jantung berkenaan dengan matkul psikppt farmakologi  obat Jantung berkenaan dengan matkul psik
ppt farmakologi obat Jantung berkenaan dengan matkul psikMrPharmacist247
 
FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)Sulistia Rini
 
obat jantung.pptx
obat jantung.pptxobat jantung.pptx
obat jantung.pptxnopli1
 
Antihipertensi dan antiangina revisi
Antihipertensi dan antiangina revisiAntihipertensi dan antiangina revisi
Antihipertensi dan antiangina revisiCharming Raspberry
 
PT Anugerah (Andipine)(1).ppt
PT Anugerah (Andipine)(1).pptPT Anugerah (Andipine)(1).ppt
PT Anugerah (Andipine)(1).pptHavannahNadhifa
 
Obat jantung
Obat jantungObat jantung
Obat jantunghospital
 
237100501 case-bedah
237100501 case-bedah237100501 case-bedah
237100501 case-bedahhomeworkping3
 
Penyakit Jantung Iskemik dan Angina.pptx
Penyakit Jantung Iskemik dan Angina.pptxPenyakit Jantung Iskemik dan Angina.pptx
Penyakit Jantung Iskemik dan Angina.pptxazimahakim1
 
Obat gagal jantung
Obat gagal jantungObat gagal jantung
Obat gagal jantungaufia w
 
241249179 beda-csw-dengan-siadh
241249179 beda-csw-dengan-siadh241249179 beda-csw-dengan-siadh
241249179 beda-csw-dengan-siadhhomeworkping4
 
Obat Obat Kardiovaskuler.pptx
Obat Obat Kardiovaskuler.pptxObat Obat Kardiovaskuler.pptx
Obat Obat Kardiovaskuler.pptxDrajatAjiN
 
Farmakologi hipertensi
Farmakologi hipertensiFarmakologi hipertensi
Farmakologi hipertensiFuadrizalfauzi
 
Farmakologi antihipertensi
Farmakologi antihipertensiFarmakologi antihipertensi
Farmakologi antihipertensi4nakmans4
 

Similar a ANTIHIPERTENSI OBAT GOLONGAN CCB (20)

AH 2.docx
AH 2.docxAH 2.docx
AH 2.docx
 
PPT HIPERTENSI DAN JANTUNG 2022.pptx
PPT HIPERTENSI DAN JANTUNG 2022.pptxPPT HIPERTENSI DAN JANTUNG 2022.pptx
PPT HIPERTENSI DAN JANTUNG 2022.pptx
 
Obat Anti Hipertensi
Obat Anti HipertensiObat Anti Hipertensi
Obat Anti Hipertensi
 
DIURETIKA SLIDE.ppt
DIURETIKA SLIDE.pptDIURETIKA SLIDE.ppt
DIURETIKA SLIDE.ppt
 
Modul 2 kb 2
Modul 2 kb 2Modul 2 kb 2
Modul 2 kb 2
 
ppt farmakologi obat Jantung berkenaan dengan matkul psik
ppt farmakologi  obat Jantung berkenaan dengan matkul psikppt farmakologi  obat Jantung berkenaan dengan matkul psik
ppt farmakologi obat Jantung berkenaan dengan matkul psik
 
FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
 
obat jantung.pptx
obat jantung.pptxobat jantung.pptx
obat jantung.pptx
 
Antihipertensi dan antiangina revisi
Antihipertensi dan antiangina revisiAntihipertensi dan antiangina revisi
Antihipertensi dan antiangina revisi
 
PT Anugerah (Andipine)(1).ppt
PT Anugerah (Andipine)(1).pptPT Anugerah (Andipine)(1).ppt
PT Anugerah (Andipine)(1).ppt
 
Obat jantung
Obat jantungObat jantung
Obat jantung
 
237100501 case-bedah
237100501 case-bedah237100501 case-bedah
237100501 case-bedah
 
Penyakit Jantung Iskemik dan Angina.pptx
Penyakit Jantung Iskemik dan Angina.pptxPenyakit Jantung Iskemik dan Angina.pptx
Penyakit Jantung Iskemik dan Angina.pptx
 
Obat gagal jantung
Obat gagal jantungObat gagal jantung
Obat gagal jantung
 
241249179 beda-csw-dengan-siadh
241249179 beda-csw-dengan-siadh241249179 beda-csw-dengan-siadh
241249179 beda-csw-dengan-siadh
 
Obat Obat Kardiovaskuler.pptx
Obat Obat Kardiovaskuler.pptxObat Obat Kardiovaskuler.pptx
Obat Obat Kardiovaskuler.pptx
 
Farmakologi .pptx
Farmakologi .pptxFarmakologi .pptx
Farmakologi .pptx
 
Farmakologi hipertensi
Farmakologi hipertensiFarmakologi hipertensi
Farmakologi hipertensi
 
Hypertensionhosppharm
HypertensionhosppharmHypertensionhosppharm
Hypertensionhosppharm
 
Farmakologi antihipertensi
Farmakologi antihipertensiFarmakologi antihipertensi
Farmakologi antihipertensi
 

Último

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 

Último (20)

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 

ANTIHIPERTENSI OBAT GOLONGAN CCB

  • 2. Anggota Kelompok 1608010082 Ardhista Shabrina Fitri 1608010122 Azizah Zandra Nurul Jannah 1608010124 Keihin Laras Azzahra 1608010126 Elsa Yulistika 01 02 03 04 1608010128 Putri Imala Dewi 05 1608010130 Ayi Dzi Ainun Ulfah 06 1608010142 Tri Yuliani 07
  • 4. Menurut The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC) hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan.
  • 5.
  • 7. Diuretik Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air. Diuretik bekerja dengan meningkatkan ekskresi natrium, air dan darah sehingga menurunkan volume darah dan vairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan curah jantung.
  • 8. Proses Pembentukan Urin Your Text Here You can simply impress your audience and add a unique zing. Your Text Here You can simply impress your audience and add a unique zing. Your Text Here You can simply impress your audience and add a unique zing.
  • 9. Golongan Inhibitor Karbonik Anhidrase Mekanisme Karbonik anhidrase adalah enzim yang mengkatalis reaksi CO2 + H2O menjadi H2CO3. Obat ini bekerja pada tubulus proksimal (nefron) dengan mencegahreabsorpsi bikarbonat (hidrogen karbonat), natrium, kalium, dan air semuazat ini meningkatkan produksi urine. Contoh obat golongan inhibitor karbonik anhidrase : Asetazolamid Asetazolamid tersedia dalam bentuk tablet 125 mg dan 250 mg untukpemberian oral.
  • 10. Golongan Loop Diuretik Tablet 25 dan 50 mg digunakan dengan dosis 50-200 mg per hari. Sediaan IV berupa Na-etakrinat, dosisnya 50 mg, atau 0,5- 1 mg/kg BB Asam Etakrinat Tablet 20,40, dan 80 mg. Umunya pasien membutuhkan kurang dari 600 mg/hari. Dosis anak 2mg/kgBB, bila perlu dapat ditingkatkan menjadi 6 mg/kgBB. Furosemid Tablet 0.5mg dan 1 mg digunakan dengan dosis dewasa 0.5-2mg sehari. Dosis maksimal per hari 10 mg. Obat ini tersedia juga dalam bentuk bubuk injeksi dengan dosis IV atau IM dosis awal antara 0,5-1 mg, dosis diulang 2-3 jam maksimum 10mg/kg. Bumetanid Diuretik loop bekerja dengan mencegah reabsorpsi natrium, klorida, dan kalium pada segmentebal ujung asenden ansa Henle (nefron) melalui inhibisi pembawa klorida. Contoh obat golongan loop diuretik :
  • 11. Golongan Tiazid Tiazid bekerja dengan meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan sejumlah air. Efek natriuresis dan kloruresis ini disebabkan oleh penghambatan reabsorbsi elektrolit pada hulu tubuli distal. Pada penderita hipertensi, tiazid menurunkan tekanan darah bukan saja karena efek diuretiknya, tetapi juga karena efek langsung terhadap arteriol sehingga terjadi vasodilatasi.
  • 12. Golongan Hemat Kalium bersaing dengan reseptortubularnya yang terletak di nefron sehingga mengakibatkan retensi kalium dan peningkatan ekskresi air serta natrium. Diuretik yang mempertahankan kalium lainnya termasuk amilorida, yang bekerja pada duktus pengumpul untuk menurunkan reabsorpsi natrium dan ekskresi kalium dengan membloksaluran natrium, tempat aldosteron bekerja. Golongan Aldosteron Kedua obat ini terutama memperbesar ekskresi natrium dan klorida, sedangkan eksresikalium berkurang dan ekskresi bikarbonat tidak mengalami perubahan.Triamteren menurunkan ekskresi K+ dengan menghambat sekresi kalium di sel tubuli distal.Dibandingkan dengan triamteren, amilorid jauh lebih mudah larut dalam air sehingga lebihmudah larut dalam air Triamteren dan Amilorid
  • 14. Golongan CCB Calcium Channel Blocker (CCB) bekerja menurunkan tekanan darah dengan memperlambat pergerakan kalsium ke dalam sel jantung dan dinding arteri (pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke jaringan), sehingga arteri menjadi relax dan menurunkan tekanan dan aliran darah ke jantung. Mekanisme kerja Ada dua subkelas CCB, dihidropiridine dan nondihidropiridine. Keduanya sangat berbeda satu sama lain. Efektifitas antihipertensinya hampir sama, tetapi ada perbedaan pada efek farmakodinamik yang lain. Efek samping dari dihidropiridin adalah pusing, flushing, sakit kepala, edema perifer, mood changes dan gangguan gastrointestinal. Efek samping pusing, sakit kepala dan edema perifer lebih jarang terjadi pada nondihidropiridin verapamil dan diltiazem karena vasodilatasinya tidak sekuat dihidropiridin.
  • 15. Golongan Dihidropiridin Efek vasodilatasinya amat kuat. Contohnya, antara lain nifedipin, nisoldipin, amlodipin, felodipin, nicardipin dan nimodipin. Dihidropiridin dapat meningkatkan refleks mediasi baroreseptor pada denyut jantung. Hal disebabkan oleh potensi efek vasodilatasi perifer. Dihidropiridin pada umumnya tidak menurunkan konduksi nodus atrioventrikular.
  • 16. Golongan Nondihidropiridin Non dihidropriridin menurunkan denyut jantung dan memperlambat konduksi nodus atrioventricular. Contohnya, verapamil dan diltiazem. Verapamil menurunkan denyut jantung, memperlambat konduksi nodus atrioventrikuler dan menghasilkann efek ionotropik yang dapat memicu gagal jantung pada penderita lemah jantung yang parah. Diltiazem dapat disamakan khasiatnya dengan verapamil, tetapi efek ionotropik negatifnya lebih ringan.
  • 17. Dibandingkan dengan antihipertensi lain, obat-obat golongan CCB lebih sering memperli hatkan efek samping, yang paling sering terjadi diantaranya adalah pusing, nyeri kepala, rasa panas di muka (flushing) dan terutama pada derivat piridin takikardi, dan udema di pergelangan kaki (akibat vasodilatasi perifer). Umumnya, efek ini bersifat sementara. Bradikardi, atrioventrikular block, hipotensi, dan obstipasi terutama terjadi pada obat-ob at non piridin. Selain itu, obat-obat ini menghambat agregasi trombosit dan kelainandara h lain, gangguan penglihatan, reaksi kulit alergis, nervositas dan rasa tidak bertenaga.
  • 18. Penggunaan obat golongan Calcium Channel Blocker (CCB) Nama Obat Rentang Dosis (mg/hari) Frekuensi penggunaan sehari Amlodipin 2.5-10 1x Nifedipin 5-40 1x Felodipin 5-20 1x Ditiazem 120-480 1x Verapamil 180-480 1-2x
  • 19. Amlodipin Mekanisme kerja: Menghambat pergerakan ion kalsium melintasi membran sel sistemik dan otot polos pembuluh darah coroner. Sehingga tidak terjadi influk kalsium dalam pembuluh darah dan mencegah terjadinya vasokonstriksi otot polos pembuluh darah. Dengan mencegah terjadinya vasokonstrisi otot polos pembuluh darah maka akan terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah yang mengakibatkan penurunan tekanan perfusi di pembuluh darah sehingga tekanan darah akan turun dan resiko stroke akan berkurang Dosis : Amlodipin diminum 1 kali sehari 5 mg, maksimal pemberian 10 mg
  • 20. Nikardipin Mekanisme kerja : Menghambat pergerakan ion kalsium melintasi membran sel sistemik dan otot polos pembuluh darah koroner. Sehingga tidak terjadi influk kalsium dalam pembuluh darah dan mencegah terjadinya vasokonstriksi otot polos pembuluh darah. Dengan mencegah terjadinya vasokonstrisi otot polos pembuluh darah maka akan terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah yang mengakibatkan penurunan tekanan perfusi di pembuluh darah sehingga tekanan darah akan turun. Dosis : Dosis awal 3 kali sehari 20 mg, meningkat sampai 3 kali sehari 30 mg dengan dosis lazim 60-120 mg sehari.
  • 21. Nifedipine Mekanisme kerja : Menghambat pergerakan ion kalsium melintasi membran sel myocardium dan sistemik. Selain itu nifedipin dapat menurunkan resistensi pembuluh darah perifer dengan meminimalkan efek pada konduksi SA node dan AV node, sehingga dapat mengurangi kebutuhan oksigen myocardial dan mencegah kejang arteri koroner Dosis : Dosis awal 3 kali sehari 10 mg setelah makan dan dosis pemeliharaan 3 kali sehari 5 mg sampai 20 mg
  • 22. Mekanisme kerja : Menghambat pergerakan ion kalsium melintasi membran sel yang mengakibatkan kontraksi otot polos pembuluh darah Dosis : Varampamil diberikan dosis 3-4 kali sehari 80mg, maksimal pemberian 720mg sehari untuk beberapa minggu Verapamil Mekanisme kerja : Menghambat pergerakan ion kalsium melintasi membran sel sistemik dan otot polos pembuluh darah koroner, memperlambat pergerakan ion kalsium melintasi membran sel antara otot jantung dan sel cardiac pacemaker, menurunkan konduksi dari sinoatrial (SA) and atrioventricular (AV) Dosis : 3 kali sehari 60mg, bila perlu dinaikkan sampai 3 kali sehari 120mg Diltiazem 01 02

Notas del editor

  1. Patofisiologi terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon renin akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Renin disintesis dan disimpan dalam bentuk inaktif yang disebut prorenin dalam sel-sel jukstaglomerular (sel JG) pada ginjal. Sel JG merupakan modifikasi dari sel-sel otot polos yang terletak pada dinding arteriol aferen tepat di proksimal glomeruli. Bila tekanan arteri menurun, reaksi intrinsik dalam ginjal itu sendiri menyebabkan banyak molekul protein dalam sel JG terurai dan melepaskan renin. Angiotensin II adalah vasokonstriktor yang sangat kuat dan memiliki efek-efek lain yang juga mempengaruhi sirkulasi. Selama angiotensin II ada dalam darah, maka angiotensin II mempunyai dua pengaruh utama yang dapat meningkatkan tekanan arteri. Pengaruh pertama, yaitu vasokonstriksi, timbul dengan cepat. Vasokonstriksi terjadi terutama pada arteriol dan sedikit lemah pada vena. Cara kedua dimana angiotensin II meningkatkan tekanan arteri adalah dengan bekerja pada ginjal untuk menurunkan ekskresi garam dan air. Vasopresin, disebut juga antidiuretic hormone (ADH), bahkan lebih kuat daripada angiotensin sebagai vasokonstriktor, jadi kemungkinan merupakan bahan vasokonstriktor yang paling kuat dari ubuh. Bahan ini dibentuk di hipotalamus tetapi diangkut menuruni pusat akson saraf ke glandula hipofise posterior, dimana akhirnya disekresi ke dalam darah. Aldosteron, yang disekresikan oleh sel-sel zona glomerulosa pada korteks adrenal, adalah suatu regulator penting bagi reabsorpsi natrium (Na+ ) dan sekresi kalium (K+ ) oleh tubulus ginjal. Tempat kerja utama aldosteron adalah pada sel-sel prinsipal di tubulus koligentes kortikalis. Mekanisme dimana aldosteron meningkatkan reabsorbsi natrium sementara pada saat yang sama meningkatkan sekresi kalium adalah dengan merangsang pompa natriumkalium ATPase pada sisi basolateral dari membran tubulus koligentes kortikalis. Aldosteron juga meningkatkan permeabilitas natrium pada sisi luminal membran.