SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 3
Descargar para leer sin conexión
HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATA

1. Pasal 2 ayat 1 UU No. 21 tahun 2007 : Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan,
   penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman
   kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau
   posisi rentan, penjeratan utang atau member bayaran atau manfaat walaupun memperoleh
   persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi
   orang tersebut diwilayah Negara Republik Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling
   singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.
   120.000.000 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 600.000.000 (enam ratus juta
   rupiah).
2. Pasal 9 UU No. 21 tahun 2007 : Setiap orang berusaha menggerakan orang lain supaya
   melakukan tindak pidana perdagangan orang dan tindak pidana itu tidak terjadi, dipidana
   dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan denda paling sedikit Rp. 40.000.000
   (empat puluh juta rupiah) dan paling banyak 240.000.000 (dua ratus empat puluh juta rupiah).
3. Pasal 15 ayat 1 dan ayat 2 UU No. 21 tahun 2007 :
   Ayat 1 : Dalam hal tindak pidana perdagangan orang dilakukan oleh suatu korporasi, selain
   pidana penjara dan denda yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda
   dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, pasal
   3, pasal 4, pasal 5 dan pasal 6.
   Ayat 2 : Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat 1, korporasi dapat dijatuhkan
   pidana tambahan berupa :
   a. Pencabutan izin usaha
   b. Perampasan hasil kekayaan hasil tindak pidana
   c. Pencabutan status Badan Hukum
   d. Pelarangan kepada pengurus tersebut untuk mendirikan korporasi dalam bidang usaha yang
       sama.
4. Pasal 19 UU No. 21 tahun 2007 : Setiap orang yang memberikan atau memasukan keterangan
   palsu pada dokumen Negara atau dokumen lain atau mealsukan dokumen Negara atau
   dokumen lain untuk mempermudah terjadinya tindak pidana perdagangan orang dipidana
   dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana
   denda paling sedikit Rp. 40.000.000 (empat puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
   280.000.000 (dua ratus delapan puluh juta rupiah).
5. Pasal 20 UU No. 21 tahun 2007 : Setiap orang yang memberikan kesaksian palsu,
   menyampaikan alat bukti palsu atau barang bukti palsu atau mempengaruhi sasi secara
   melawan Hukum di siding pengadilan tindak pidana perdagangan orang, dipidana dengan
   pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda
   paling sedikit Rp. 40.000.000 (empat puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 280.000.000 (dua
   ratus delapan puluh juta rupiah).
6. Pasal 23 UU No. 21 tahun 2007 : Setiap orang yang membantu pelarian pelaku tindak pidana
    perdagangan orang dari proses peradilan pidana dengan :
    a. Memberikan atau meminjamkan uang, barang atau harta kekayaan lainnya kepada pelaku.
    b. Menyediakan tempat tinggal bagi pelaku.
    c. Menyembunyikan pelaku atau
    d. Menyembunyikan informasi keberadaan pelaku, dipidana dengan pidana penjara paling
         singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (tujuh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.
         40.000.000 (empat puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 200.000.000 (dua ratus juta
         rupiah).
7. Pasal 29 UU No. 21 tahun 2007 : Alat bukti selain sebagaimana ditentukan dalam Undang-
    Undang Hukum Acara Pidana dapat pula berupa :
    a. Informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima atau disimpan secara electronic dengan alat
         optic atau yang serupa dengan itu; dan
    b. Data, rekaman atau informasi yang dapat dilihat, dibaca dan atau didengar yang dapat
         dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan atau saran baik yang tertuang diatas kertas, benda
         pisik apapun selain kertas atau yang terekam secara elektronik termasuk tidak terbatas
         pada :
        1. Tulisan suara atau gambar
        2. Peta rancangan, poto atau sejenisnya atau
        3. Huruf, tanda, angka, symbol atau perporasi yang memiliki makna atau dapat dipahami
             oleh orang mampu membaca atau memahaminya.
8. Pasal 30 UU No. 21 tahun 2007 : Sebagai salah satu alat bukti yang sah, keterangan saksi korban
    saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah, apabila disertai dengan satu
    alat bukti yang sah lainnya.
9. Pasal 32 UU No. 21 tahun 2007 : Penyidik, Penuntut Umum atau Hakim berwenang
    memerintahkan kepada penyedia jasa keuangan untuk melakukan pemblokiran terhadap harta
    kekayaan setiap orang yang disangka atau didakwa melakukan tindak pidana perdagangan
    orang.
10. Pasal 33 ayat 1 dan 2 UU No. 21 tahun 2007 :
    Ayat 1 : dalam penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di siding pengadilan, pelapor berhak
    dirahasiakan nama dan alamatnya atau hal-hal lain yang memberikan kemungkinan dapat
    diketahuinya identitas pelapor.
    Ayat 2 : Dalam hal pelapor meminta dirahasiakan nama dan alamatnya atau hal-hal lain
    sebagaimana dimaksud pada ayat 1, kewajiban merahasiakan identitas tersebut diberitahukan
    kepada saksi dan orang lain yang bersangkutan dengan tindak pidana perdagangan orang
    sebelum pemeriksaan oleh pejabat yang berwenang yang melakukan pemeriksaan.
11. Pasal 39 ayat (3) UU KUHP :
    a. Pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun, dan
    b. Denda paling tinggin 4 kali jumlah testitusi dan / atau dimohon dan / atau kompensasi yang
         dilakukan wajib pajak.
12. UU No. 16 Tahun 2009 (tanggal 25 Maret 2009) tentang “Ketentuan umum dan tata cara
    perpajakan (KUP).
13. UU No. 36 Tahun 2009 tentang “tentang pajak penghasilan (PPH).
14. Pasal 1 UU No. 23 tahun 2004 : Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan
    yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, fsikologis dan
    atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan
    atau perampasan kemerdekaan secara melawan hokum dalam lingkungan rumah tangga.
15. Pasal 2 UU No. 23 tahun 2004 :
    1. a). Suami, istri dan anak
        b). Orang –orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana
        dimaksud pada huruf a) karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan
        perwalian yang menetap dalam rumah tangga.
        c). Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga
        tersebut.
    2. Orang yang bekerja sebagaimana dimaksud huruf c) dipandang sebagai anggota keluarga
        dalam jangka waktu selama berada dalam rumah tangga yang bersangkutan.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Sigit Riono
 
Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99
mapjmakassar
 
Undang undang no. 20 tahhttp://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/168768...
Undang undang no. 20 tahhttp://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/168768...Undang undang no. 20 tahhttp://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/168768...
Undang undang no. 20 tahhttp://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/168768...
mapjmakassar
 
Uu 1999 nomor 31 pemberantasan tindak pidana korupsi
Uu 1999 nomor 31 pemberantasan tindak pidana korupsiUu 1999 nomor 31 pemberantasan tindak pidana korupsi
Uu 1999 nomor 31 pemberantasan tindak pidana korupsi
Mystic333
 
Money laundering
Money launderingMoney laundering
Money laundering
liozaja
 
UU No.20 th 2001 ttgTIPIKOR
UU No.20 th 2001 ttgTIPIKORUU No.20 th 2001 ttgTIPIKOR
UU No.20 th 2001 ttgTIPIKOR
Sei Enim
 

La actualidad más candente (14)

Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
 
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...
 
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
 
Delik perkawinan
Delik perkawinanDelik perkawinan
Delik perkawinan
 
Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99
 
Undang undang no. 20 tahhttp://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/168768...
Undang undang no. 20 tahhttp://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/168768...Undang undang no. 20 tahhttp://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/168768...
Undang undang no. 20 tahhttp://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/168768...
 
Edi yuhermansyah
Edi yuhermansyah Edi yuhermansyah
Edi yuhermansyah
 
KUHP
KUHPKUHP
KUHP
 
Uu 1999 nomor 31 pemberantasan tindak pidana korupsi
Uu 1999 nomor 31 pemberantasan tindak pidana korupsiUu 1999 nomor 31 pemberantasan tindak pidana korupsi
Uu 1999 nomor 31 pemberantasan tindak pidana korupsi
 
Hukum acara pidana
Hukum acara pidanaHukum acara pidana
Hukum acara pidana
 
Money laundering
Money launderingMoney laundering
Money laundering
 
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
 
Uu no 20_2001
Uu no 20_2001Uu no 20_2001
Uu no 20_2001
 
UU No.20 th 2001 ttgTIPIKOR
UU No.20 th 2001 ttgTIPIKORUU No.20 th 2001 ttgTIPIKOR
UU No.20 th 2001 ttgTIPIKOR
 

Similar a Pasal pasal

Kuhp bab-xii-pemalsuan-surat
Kuhp bab-xii-pemalsuan-suratKuhp bab-xii-pemalsuan-surat
Kuhp bab-xii-pemalsuan-surat
Kiki Nurhasanah
 
Uu ri no 31 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
Uu ri no 31 tentang pemberantasan tindak pidana korupsiUu ri no 31 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
Uu ri no 31 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
aanpalisury
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
DavidLumbanGaol2
 
Undang undang no. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
Undang undang no. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsiUndang undang no. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
Undang undang no. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
mapjmakassar
 
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Andy Susanto
 

Similar a Pasal pasal (20)

Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)
Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)
Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)
 
Uu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi
Uu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsiUu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi
Uu nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi
 
uu311999.pdf
uu311999.pdfuu311999.pdf
uu311999.pdf
 
Undang-Undang nomor 31 tahun 1999
Undang-Undang nomor 31 tahun 1999Undang-Undang nomor 31 tahun 1999
Undang-Undang nomor 31 tahun 1999
 
UU RI No. 31 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
UU RI No. 31 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana KorupsiUU RI No. 31 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
UU RI No. 31 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
 
Uu perdaganngan orang
Uu perdaganngan orangUu perdaganngan orang
Uu perdaganngan orang
 
Kuhp bab-xii-pemalsuan-surat
Kuhp bab-xii-pemalsuan-suratKuhp bab-xii-pemalsuan-surat
Kuhp bab-xii-pemalsuan-surat
 
Undang undang nomor 31 pidana korupsi
Undang undang nomor 31 pidana korupsiUndang undang nomor 31 pidana korupsi
Undang undang nomor 31 pidana korupsi
 
Uu no 21_2007
Uu no 21_2007Uu no 21_2007
Uu no 21_2007
 
Uu ri no 31 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
Uu ri no 31 tentang pemberantasan tindak pidana korupsiUu ri no 31 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
Uu ri no 31 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
 
Uu 20 2001
Uu 20 2001Uu 20 2001
Uu 20 2001
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
 
Undang undang no. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
Undang undang no. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsiUndang undang no. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
Undang undang no. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
 
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
 
Pidana Pajak Daerah
Pidana Pajak DaerahPidana Pajak Daerah
Pidana Pajak Daerah
 
Mengenal Trafficking dan Problematika Trafficking
Mengenal Trafficking dan Problematika TraffickingMengenal Trafficking dan Problematika Trafficking
Mengenal Trafficking dan Problematika Trafficking
 
Audit Investigatif Dengan Menganalisis Unsur Perbuatan Melawan Hukum
Audit Investigatif Dengan Menganalisis Unsur Perbuatan Melawan HukumAudit Investigatif Dengan Menganalisis Unsur Perbuatan Melawan Hukum
Audit Investigatif Dengan Menganalisis Unsur Perbuatan Melawan Hukum
 
6,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,tindak pindana pencucian uang,universitas mercu...
6,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,tindak pindana pencucian uang,universitas mercu...6,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,tindak pindana pencucian uang,universitas mercu...
6,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,tindak pindana pencucian uang,universitas mercu...
 
Anti korupsi ta
Anti korupsi taAnti korupsi ta
Anti korupsi ta
 

Más de umum (20)

Model n 7 baru
Model n 7 baruModel n 7 baru
Model n 7 baru
 
Model n 5 dan n-6 baru
Model n 5 dan n-6 baruModel n 5 dan n-6 baru
Model n 5 dan n-6 baru
 
Model n 3 dan n-4 baru
Model n 3 dan n-4 baruModel n 3 dan n-4 baru
Model n 3 dan n-4 baru
 
Surat permohonan
Surat permohonanSurat permohonan
Surat permohonan
 
Keterangan bbm
Keterangan  bbmKeterangan  bbm
Keterangan bbm
 
Pengantar kk + ktp dari rt
Pengantar kk + ktp dari rtPengantar kk + ktp dari rt
Pengantar kk + ktp dari rt
 
Contoh model n1 dan n2
Contoh model n1 dan n2Contoh model n1 dan n2
Contoh model n1 dan n2
 
Pemanfaat
PemanfaatPemanfaat
Pemanfaat
 
Proyeksi Kesehatan
Proyeksi KesehatanProyeksi Kesehatan
Proyeksi Kesehatan
 
Potensi Desa
Potensi DesaPotensi Desa
Potensi Desa
 
Kriteria Ipmk
Kriteria IpmkKriteria Ipmk
Kriteria Ipmk
 
Jumlah Data Wisma
Jumlah Data WismaJumlah Data Wisma
Jumlah Data Wisma
 
Data Warga Miskin
Data Warga MiskinData Warga Miskin
Data Warga Miskin
 
Proposal jln. swadaya
Proposal jln. swadayaProposal jln. swadaya
Proposal jln. swadaya
 
Lap. penduduk mei 2010
Lap. penduduk mei 2010Lap. penduduk mei 2010
Lap. penduduk mei 2010
 
Srt. ket. skck
Srt. ket. skckSrt. ket. skck
Srt. ket. skck
 
Pengantar pembuatan ktp kosong
Pengantar pembuatan ktp kosongPengantar pembuatan ktp kosong
Pengantar pembuatan ktp kosong
 
Lap. penduduk
Lap. pendudukLap. penduduk
Lap. penduduk
 
Ket. ijin orang tua
Ket. ijin orang tuaKet. ijin orang tua
Ket. ijin orang tua
 
Srt. ket. usaha
Srt. ket. usahaSrt. ket. usaha
Srt. ket. usaha
 

Pasal pasal

  • 1. HUKUM PERDATA DAN HUKUM ACARA PERDATA 1. Pasal 2 ayat 1 UU No. 21 tahun 2007 : Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau member bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut diwilayah Negara Republik Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 120.000.000 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 600.000.000 (enam ratus juta rupiah). 2. Pasal 9 UU No. 21 tahun 2007 : Setiap orang berusaha menggerakan orang lain supaya melakukan tindak pidana perdagangan orang dan tindak pidana itu tidak terjadi, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan denda paling sedikit Rp. 40.000.000 (empat puluh juta rupiah) dan paling banyak 240.000.000 (dua ratus empat puluh juta rupiah). 3. Pasal 15 ayat 1 dan ayat 2 UU No. 21 tahun 2007 : Ayat 1 : Dalam hal tindak pidana perdagangan orang dilakukan oleh suatu korporasi, selain pidana penjara dan denda yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, pasal 3, pasal 4, pasal 5 dan pasal 6. Ayat 2 : Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat 1, korporasi dapat dijatuhkan pidana tambahan berupa : a. Pencabutan izin usaha b. Perampasan hasil kekayaan hasil tindak pidana c. Pencabutan status Badan Hukum d. Pelarangan kepada pengurus tersebut untuk mendirikan korporasi dalam bidang usaha yang sama. 4. Pasal 19 UU No. 21 tahun 2007 : Setiap orang yang memberikan atau memasukan keterangan palsu pada dokumen Negara atau dokumen lain atau mealsukan dokumen Negara atau dokumen lain untuk mempermudah terjadinya tindak pidana perdagangan orang dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 40.000.000 (empat puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 280.000.000 (dua ratus delapan puluh juta rupiah). 5. Pasal 20 UU No. 21 tahun 2007 : Setiap orang yang memberikan kesaksian palsu, menyampaikan alat bukti palsu atau barang bukti palsu atau mempengaruhi sasi secara melawan Hukum di siding pengadilan tindak pidana perdagangan orang, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 40.000.000 (empat puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 280.000.000 (dua ratus delapan puluh juta rupiah).
  • 2. 6. Pasal 23 UU No. 21 tahun 2007 : Setiap orang yang membantu pelarian pelaku tindak pidana perdagangan orang dari proses peradilan pidana dengan : a. Memberikan atau meminjamkan uang, barang atau harta kekayaan lainnya kepada pelaku. b. Menyediakan tempat tinggal bagi pelaku. c. Menyembunyikan pelaku atau d. Menyembunyikan informasi keberadaan pelaku, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (tujuh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 40.000.000 (empat puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah). 7. Pasal 29 UU No. 21 tahun 2007 : Alat bukti selain sebagaimana ditentukan dalam Undang- Undang Hukum Acara Pidana dapat pula berupa : a. Informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima atau disimpan secara electronic dengan alat optic atau yang serupa dengan itu; dan b. Data, rekaman atau informasi yang dapat dilihat, dibaca dan atau didengar yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan atau saran baik yang tertuang diatas kertas, benda pisik apapun selain kertas atau yang terekam secara elektronik termasuk tidak terbatas pada : 1. Tulisan suara atau gambar 2. Peta rancangan, poto atau sejenisnya atau 3. Huruf, tanda, angka, symbol atau perporasi yang memiliki makna atau dapat dipahami oleh orang mampu membaca atau memahaminya. 8. Pasal 30 UU No. 21 tahun 2007 : Sebagai salah satu alat bukti yang sah, keterangan saksi korban saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah, apabila disertai dengan satu alat bukti yang sah lainnya. 9. Pasal 32 UU No. 21 tahun 2007 : Penyidik, Penuntut Umum atau Hakim berwenang memerintahkan kepada penyedia jasa keuangan untuk melakukan pemblokiran terhadap harta kekayaan setiap orang yang disangka atau didakwa melakukan tindak pidana perdagangan orang. 10. Pasal 33 ayat 1 dan 2 UU No. 21 tahun 2007 : Ayat 1 : dalam penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di siding pengadilan, pelapor berhak dirahasiakan nama dan alamatnya atau hal-hal lain yang memberikan kemungkinan dapat diketahuinya identitas pelapor. Ayat 2 : Dalam hal pelapor meminta dirahasiakan nama dan alamatnya atau hal-hal lain sebagaimana dimaksud pada ayat 1, kewajiban merahasiakan identitas tersebut diberitahukan kepada saksi dan orang lain yang bersangkutan dengan tindak pidana perdagangan orang sebelum pemeriksaan oleh pejabat yang berwenang yang melakukan pemeriksaan. 11. Pasal 39 ayat (3) UU KUHP : a. Pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun, dan b. Denda paling tinggin 4 kali jumlah testitusi dan / atau dimohon dan / atau kompensasi yang dilakukan wajib pajak.
  • 3. 12. UU No. 16 Tahun 2009 (tanggal 25 Maret 2009) tentang “Ketentuan umum dan tata cara perpajakan (KUP). 13. UU No. 36 Tahun 2009 tentang “tentang pajak penghasilan (PPH). 14. Pasal 1 UU No. 23 tahun 2004 : Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, fsikologis dan atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan hokum dalam lingkungan rumah tangga. 15. Pasal 2 UU No. 23 tahun 2004 : 1. a). Suami, istri dan anak b). Orang –orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud pada huruf a) karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian yang menetap dalam rumah tangga. c). Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut. 2. Orang yang bekerja sebagaimana dimaksud huruf c) dipandang sebagai anggota keluarga dalam jangka waktu selama berada dalam rumah tangga yang bersangkutan.