SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 17
Menuntut ilmu
demi masa depan
Tekun dan ikhlas
beribadah kepada
Tuhan
Sosial kepada
masyarakat dalam
segala bidang
STUDI BUDIDAYA ULAT HONGKONG
(YELLOW MEAL WORM)
SEBAGAI SALAH SATU USAHA PETERNAKAN
DI DESA SUNGONLEGOWO KECAMATAN
BUNGAH KABUPATEN GRESIK
LATAR BELAKANG
 Peternakan ulat hongkong potensial untuk
dikembangkan menjadi usaha peternakan
rakyat.
 Cara budidaya yang mudah dan praktis
 Peternakan ulat hongkong mempunyai
peluang bisnis yang cukup menjanjikan
sebagai pakan burung, ikan, dan udang
 Peternakan ulat hongkong perlu
ditingkatkan baik kuantitas maupun
kualitasnya
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana kandungan nutrisi ulat hongkong bagi
kesehatan burung ?
Bagaimana teknik budidaya ulat hongkong yang
lebih efektif dan efisien?
Bagaimana metode atau cara memberikan
makanan ulat hongkong pada burung ?
Bagaimanakah Strategi Pemasaran Ulat
Hongkong?
1
2
3
4
TUJUAN PENELITIAN
Memberikan gambaran tentang kandungan nutrisi ulat
hongkong bagi kesehatan burung.
Memberikan informasi mengenai teknik budidaya ulat
hongkong yang lebih efektif dan efisien, berkaitan dengan
inovasi cara dan perangkat yang digunakan
Memberikan gambaran mengenai metode atau cara
memberikan makanan ulat homgkong pada burung dan
ikan.
Memberikan gambaran tentang strategi pemasaran ulat
hongkong
MANFAAT PENELITIAN
SECARA TEORITIS
Penulis ingin memberikan informasi ilmiah
tentang teknik budidaya ulat hongkong yang
memiliki keunggulan dibandingkan peternak ulat
hongkong pada umumnya
SECARA APLIKATIF
Program ini sangat berguna bagi para pecinta
burung berkicau dan ikan hias agar burung
dan ikan peliharaan mereka dapat
berkembang dengan nutrisi yang cukup dan
sehat
KAJIAN PUSTAKA
ULAT HONGKONG
 Ulat Hongkong mempunyai nama “keren” di
luar Indonesia yakni Meal Worm atau Yellow
Meal Worm .
 Ulat Hongkong merupakan larva dari serangga
yang bernama latin Tenebrio molitor. Serangga
ini merupakan hama pada produk biji-bijian
atau serealia.
 Keberadaanya Serangga : di closet dan lemari
 Hongkong Hidup di kayu-kayu yang
membusuk, di sarang semut atau sarang laron,
atau bahkan di daerah berpasir.
 panjang tubuh sekitar 13 – 16 mm. Berwana
merah kehitaman atau hitam
KAJIAN PUSTAKA
SIKLUS HIDUP
PUPA
KEPOMPONG
KEPOMPONG MATI
SERANGGA
LARVA
KAJIAN PUSTAKA
GAMBARAN UMUM DAN TEKNIK BUDIDAYA
1. TEMPAT PEMELIHARAANNYA : ember plastik atau
baskom atau berupa kayu tripleks dengan dilapisi
solatip pada bagian bibirnya.
2. PERAWATAN : membutuhkan kesabaran dan
keuletan terutama dalam hal penyaringan kotoran
dan pemisahan kepompong
3. PROFIT :Rp 20.000/kg – Rp 25.000/Kg
4. WAKTU PANEN : cukup singkat yakni sekitar 3 -3,5
bulan
5. PRODUKTIVITAS : kumbang tenebrio molitor bisa
menghasilkan kurang lebih 1000 telur semasa hidup
METODOLOGI PENELITIAN
TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
• Tempat : di Rumah salah seorang warga di desa Sungonlegowo yang
mencoba budidaya ulat hongkong.
• Penelitian juga dilakukan di Laboratorium IPA MTs Al Asyhar
Sungonlegowo Bungah pada tanggal 1 Februari 2011 – 27 Juni 2011
SASARAN PENELITIAN
 Ampas tahu yang diperoleh dari industri kecil pembuatan tahu.
 Campuran dedak halus(Polard) yang dibeli dari Penjual pakan
ternak
 Pakan sampingan yang cukup murah antara lain buah-buahan
seperti pepaya, batang pohon pisang, sawi, bayam, batang talas,
dan sayuran lain yang banyak mengandung air.
 Burung yang sudah diberi makanan ulat hongkong dengan
prosedur yang benar dan salah.
 Ikan Hias yang sudah diberi makanan ulat hongkong
METODOLOGI PENELITIAN
JENIS PENELITIAN
• Penelitian ini adalah merupakan penelitian eksperimen yang mengujicoba
budidaya ulat hongkong di daerah Gresik sebagai pakan Burung
METODE PENGUMPULAN DATA
• Metode Observasi, yakni dengan cara melihat dan mengali informasi
budidaya ulat hongkong.
• Metode Uji coba dan eksperimen, yakni dengan cara melakukan studi dan
budidaya ulat hongkong kemudian memberikan suplemen makanan
kepada burung berkicau setelah diuji coba secara fisik
TEKNIK ANALISIS DATA
• Analisis deskriptif kuantitatif kualitatif yakni dengan menghitung hasil
ujicoba fisik dan mendeskripsikan hasilnya.
TAHAP KEGIATAN
NO. TAHAP KEGIATAN URAIAN KEGIATAN
1. Tahap Pertama:
Persiapan
Melakukan penyelesaian administrasi dan kontrak kerja dengan
pihak terkait, seperti peternak ulat hongkong serta melakukan
persiapan pelaksanaan kegiatan studi.
2. Tahap kedua:
Studi Dokumentasi
Mengumpulkan dan mengkaji informasi mengenai peternakan
ulat hongkong di Desa Sungonlegowo terkait dengan penelitian
ini.
3. Tahap ketiga:
Observasi Lapangan
Melakukan observasi lapangan terhadap peternakan ulat
hongkong di Desa Sungonlegowo, Kabupaten Gresik yang
dijadikan lokasi studi budidaya ulat hongkong
4. Tahap keempat:
Analisis Informasi dan Data Hasil
Observasi
Melakukan analisis data dan informasi yang diperoleh untuk
menemukan potensi, kendala, serta solusi yang seharusnya
diberikan.
5. Tahap kelima:
Pelaporan
Melaporkan seluruh aktivitas dan hasil pelaksanaan studi,
mempresentasikan hasil, serta menyelesaikan dan menyerahkan
laporan akhir
PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
 Kandungan nutrisi : protein kasar 17 %, lemak
kasar 30% , kadar abu 3 % , dan kandungan
ekstrak non nitrogen 4%. Air 37 %. Ulat hongkong
Mengandung Zat kitin menyebabkan burung
mengalami gangguan pencernaan.
 Ulat Hongkong tidak boleh dikonsumsi burung
dalam keadaan hidup.
 Ulat hongkong dapat meyebabkan kegemukan
 Pemeliharaan ulat hongkong tidak terlalu rumit
baik dari media maupun tempat pemeliharaan
 Pemasaran dilakukan dengan jasa orang ketiga
sebagai distributor.
PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
 Dampak Positif Pemakaian Ulat Hongkong
a. Burung dapat mengeluarkan bunyi atau kicau yang
bagus
b. Ikan hias akan lebih sehat dan mempunyai daya tahan
tubuh yang relatif baik serta mempunyai daya tarik
yang indah dari warna kulitnya.
c. Udang akan mempunyai pertumnbuhan yang relatif
lebih cepat
 Dampak Negatif Pemakaian Ulat Hongkong
a. Menambah biaya perawatan
b. Penggunaan Ulat Hongkong dapat mengganggu
aspek kesehatan,
c. Pemakaian Ulat hongkong yang berlebihan pada ikan
akan menyebabkan kegemukan dan efek lainnya.
PENUTUP
SIMPULAN
1. Kandungan Nutrisi : protein kasar 17 %, lemak kasar 30% , kadar abu 3 % ,
dan kandungan ekstrak non nitrogen 4%. Air 37 %. Ulat hongkong tergolong
baik sebagai sumber pakan burung dan ikan hias.
2. Pemeliharaan ulat hongkong tidak terlalu rumit media pemeliharaan berupa
campuran dedak halus(Polard) dan ampas tahu kering. Tempat
pemeliharaannya berupa ember plastik atau baskom atau berupa kayu
tripleks dengan dilapisi solatip pada bagian bibirnya. Pemisahan Kepompong
dan kotoran diantisipasi dengan menggunakan teknik pemeliharaan yang
baru yakni, wadah tempat ulat hongkong dapat langsung menggunakan
penyaring atau ayakan pada sisi alasnya. pakan sampingan yang cukup
murah seperti ampas tahu yang masih basah, buah-buahan seperti pepaya,
batang pohon pisang, sawi, bayam, batang talas, dan sayuran lain yang
banyak mengandung air.
3. Pemberian pakan terhadap burung biasa dilakukan dalam keadaan mati. Ulat
Hongkong Tidak boleh digunakan secara berlebihan karena zat kitinnya yang
menyebabkan gangguan pencernaan pada burung dan gangguan pada kulit
pada ikan hias
4. Strategi Pemasaran Ulat Hongkong cukup Mudah dan Praktis
PENUTUP
SARAN
1. Untuk melakukan budidaya ulat hongkong, sebaiknya
dilakukan dengan penuh kesabaran dan
ketelatenan/keuletan agar mendapatkan hasil yang
maksimal.
2. Pemerintah seyogyanya menggulirkan bantuan dana
operasional kredit pengembangan UMKM secara
intensif kepada pengusaha yang inovatif.
DOKUMENTASI
Menuntut ilmu
demi masa depan
Tekun dan ikhlas
beribadah kepada
Tuhan
Sosial kepada
masyarakat dalam
segala bidang
Abdullah Faqih

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptPENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
irhamakbar7
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Jidun Cool
 

La actualidad más candente (20)

pengenalan agens pengendali hayati
pengenalan agens pengendali hayatipengenalan agens pengendali hayati
pengenalan agens pengendali hayati
 
Buku petunjuk teknisbudidaya jamur merang ff
Buku petunjuk teknisbudidaya jamur merang ffBuku petunjuk teknisbudidaya jamur merang ff
Buku petunjuk teknisbudidaya jamur merang ff
 
Pedoman Budidaya jangkrik
Pedoman Budidaya jangkrikPedoman Budidaya jangkrik
Pedoman Budidaya jangkrik
 
MANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASANMANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASAN
 
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
 
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptPENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
 
9. pengujian-benih
9. pengujian-benih9. pengujian-benih
9. pengujian-benih
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
 
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
 
Teknis pembuatan pupuk organik padat
Teknis pembuatan  pupuk organik padatTeknis pembuatan  pupuk organik padat
Teknis pembuatan pupuk organik padat
 
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianPPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
 
Ordo lepidoptera
Ordo lepidopteraOrdo lepidoptera
Ordo lepidoptera
 
Persentasi padi2(Morfologi Padi)
Persentasi  padi2(Morfologi Padi)Persentasi  padi2(Morfologi Padi)
Persentasi padi2(Morfologi Padi)
 
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiPraktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
 
OPT Bw.Merah.pptx
OPT Bw.Merah.pptxOPT Bw.Merah.pptx
OPT Bw.Merah.pptx
 
Presentasi Evaluasi sumber bahan baku pakan Protein Hewani Maggot.pptx
Presentasi Evaluasi sumber bahan baku pakan Protein Hewani Maggot.pptxPresentasi Evaluasi sumber bahan baku pakan Protein Hewani Maggot.pptx
Presentasi Evaluasi sumber bahan baku pakan Protein Hewani Maggot.pptx
 
PGPR.pptx
PGPR.pptxPGPR.pptx
PGPR.pptx
 
Hama coleoptera
Hama coleopteraHama coleoptera
Hama coleoptera
 

Similar a Ulat hongkong

Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Putrimian Hairani
 
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...
Dody Perdana
 
3. MATERI PENYULUHAN PHT PADI.pptx
3. MATERI PENYULUHAN PHT PADI.pptx3. MATERI PENYULUHAN PHT PADI.pptx
3. MATERI PENYULUHAN PHT PADI.pptx
Ratyh
 
Modul praktikum-bioteknologi-2013
Modul praktikum-bioteknologi-2013Modul praktikum-bioteknologi-2013
Modul praktikum-bioteknologi-2013
donna nida
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
AGROTEKNOLOGI
 

Similar a Ulat hongkong (20)

Proposal program unggulan kkn posdaya
Proposal program unggulan kkn posdayaProposal program unggulan kkn posdaya
Proposal program unggulan kkn posdaya
 
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
 
TEKNIK PEMBENIHAN ABALON DI BBRBLPP GONDOL, BALI
TEKNIK PEMBENIHAN ABALON DI BBRBLPP GONDOL, BALITEKNIK PEMBENIHAN ABALON DI BBRBLPP GONDOL, BALI
TEKNIK PEMBENIHAN ABALON DI BBRBLPP GONDOL, BALI
 
Teknik pembenihan ikan I
Teknik pembenihan ikan ITeknik pembenihan ikan I
Teknik pembenihan ikan I
 
Lap3 pembuatan tempe
Lap3  pembuatan tempeLap3  pembuatan tempe
Lap3 pembuatan tempe
 
ppt hubungan serangga dengan jamur tiram
ppt hubungan serangga dengan jamur tiramppt hubungan serangga dengan jamur tiram
ppt hubungan serangga dengan jamur tiram
 
Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3
Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3
Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3
 
3. MATERI PENYULUHAN PHT PADI.pdf
3. MATERI PENYULUHAN PHT PADI.pdf3. MATERI PENYULUHAN PHT PADI.pdf
3. MATERI PENYULUHAN PHT PADI.pdf
 
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...
 
3. MATERI PENYULUHAN PHT PADI.pptx
3. MATERI PENYULUHAN PHT PADI.pptx3. MATERI PENYULUHAN PHT PADI.pptx
3. MATERI PENYULUHAN PHT PADI.pptx
 
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdf
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdfAplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdf
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdf
 
Kertas kerja-fertigasi
Kertas kerja-fertigasiKertas kerja-fertigasi
Kertas kerja-fertigasi
 
Laporan fekunditas telur
Laporan fekunditas telurLaporan fekunditas telur
Laporan fekunditas telur
 
Modul praktikum-bioteknologi-2013
Modul praktikum-bioteknologi-2013Modul praktikum-bioteknologi-2013
Modul praktikum-bioteknologi-2013
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
3. periode bukaan mulut dan laju serapan kuning telur
3. periode bukaan mulut dan laju serapan kuning telur3. periode bukaan mulut dan laju serapan kuning telur
3. periode bukaan mulut dan laju serapan kuning telur
 
Membuat pakan buatan ikan
Membuat pakan buatan ikanMembuat pakan buatan ikan
Membuat pakan buatan ikan
 
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptxPPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
 
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
 

Más de Sungonlegowo

Más de Sungonlegowo (20)

Tambak windu
Tambak winduTambak windu
Tambak windu
 
Presentasi kitab kuning
Presentasi kitab kuningPresentasi kitab kuning
Presentasi kitab kuning
 
Presentasi kti walisongo
Presentasi  kti walisongoPresentasi  kti walisongo
Presentasi kti walisongo
 
Uu 22-1999
Uu 22-1999Uu 22-1999
Uu 22-1999
 
Uu no 6_2014
Uu no 6_2014Uu no 6_2014
Uu no 6_2014
 
Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_
Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_
Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_
 
Permendagri no 113_tahun_2014-p_engelolaan_keuangan_desa
Permendagri no 113_tahun_2014-p_engelolaan_keuangan_desaPermendagri no 113_tahun_2014-p_engelolaan_keuangan_desa
Permendagri no 113_tahun_2014-p_engelolaan_keuangan_desa
 
Permendagri no 113 tahun 2014
Permendagri no 113 tahun 2014Permendagri no 113 tahun 2014
Permendagri no 113 tahun 2014
 
Penjelasan undang undang tentang desa 488734
Penjelasan undang undang tentang desa 488734Penjelasan undang undang tentang desa 488734
Penjelasan undang undang tentang desa 488734
 
Desa siaga book
Desa siaga bookDesa siaga book
Desa siaga book
 
Pp0432014
Pp0432014 Pp0432014
Pp0432014
 
Pp nomor 43 tahun 2014
Pp nomor 43 tahun 2014Pp nomor 43 tahun 2014
Pp nomor 43 tahun 2014
 
Struktur organisasi Masjid
Struktur organisasi MasjidStruktur organisasi Masjid
Struktur organisasi Masjid
 
Ad art masjid
Ad art masjidAd art masjid
Ad art masjid
 
Perbup 13 2011
Perbup 13 2011Perbup 13 2011
Perbup 13 2011
 
Pengurus rt 02
Pengurus rt 02Pengurus rt 02
Pengurus rt 02
 
Kk agus salim
Kk agus salimKk agus salim
Kk agus salim
 
Kabupaten gresik 2006-12
Kabupaten gresik 2006-12Kabupaten gresik 2006-12
Kabupaten gresik 2006-12
 
Administrasi rt
Administrasi rtAdministrasi rt
Administrasi rt
 
Permen no. 4_th_2015_bumdes
Permen no. 4_th_2015_bumdesPermen no. 4_th_2015_bumdes
Permen no. 4_th_2015_bumdes
 

Último

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 

Último (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 

Ulat hongkong

  • 1. Menuntut ilmu demi masa depan Tekun dan ikhlas beribadah kepada Tuhan Sosial kepada masyarakat dalam segala bidang STUDI BUDIDAYA ULAT HONGKONG (YELLOW MEAL WORM) SEBAGAI SALAH SATU USAHA PETERNAKAN DI DESA SUNGONLEGOWO KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK
  • 2. LATAR BELAKANG  Peternakan ulat hongkong potensial untuk dikembangkan menjadi usaha peternakan rakyat.  Cara budidaya yang mudah dan praktis  Peternakan ulat hongkong mempunyai peluang bisnis yang cukup menjanjikan sebagai pakan burung, ikan, dan udang  Peternakan ulat hongkong perlu ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya
  • 3. RUMUSAN MASALAH Bagaimana kandungan nutrisi ulat hongkong bagi kesehatan burung ? Bagaimana teknik budidaya ulat hongkong yang lebih efektif dan efisien? Bagaimana metode atau cara memberikan makanan ulat hongkong pada burung ? Bagaimanakah Strategi Pemasaran Ulat Hongkong? 1 2 3 4
  • 4. TUJUAN PENELITIAN Memberikan gambaran tentang kandungan nutrisi ulat hongkong bagi kesehatan burung. Memberikan informasi mengenai teknik budidaya ulat hongkong yang lebih efektif dan efisien, berkaitan dengan inovasi cara dan perangkat yang digunakan Memberikan gambaran mengenai metode atau cara memberikan makanan ulat homgkong pada burung dan ikan. Memberikan gambaran tentang strategi pemasaran ulat hongkong
  • 5. MANFAAT PENELITIAN SECARA TEORITIS Penulis ingin memberikan informasi ilmiah tentang teknik budidaya ulat hongkong yang memiliki keunggulan dibandingkan peternak ulat hongkong pada umumnya SECARA APLIKATIF Program ini sangat berguna bagi para pecinta burung berkicau dan ikan hias agar burung dan ikan peliharaan mereka dapat berkembang dengan nutrisi yang cukup dan sehat
  • 6. KAJIAN PUSTAKA ULAT HONGKONG  Ulat Hongkong mempunyai nama “keren” di luar Indonesia yakni Meal Worm atau Yellow Meal Worm .  Ulat Hongkong merupakan larva dari serangga yang bernama latin Tenebrio molitor. Serangga ini merupakan hama pada produk biji-bijian atau serealia.  Keberadaanya Serangga : di closet dan lemari  Hongkong Hidup di kayu-kayu yang membusuk, di sarang semut atau sarang laron, atau bahkan di daerah berpasir.  panjang tubuh sekitar 13 – 16 mm. Berwana merah kehitaman atau hitam
  • 8. KAJIAN PUSTAKA GAMBARAN UMUM DAN TEKNIK BUDIDAYA 1. TEMPAT PEMELIHARAANNYA : ember plastik atau baskom atau berupa kayu tripleks dengan dilapisi solatip pada bagian bibirnya. 2. PERAWATAN : membutuhkan kesabaran dan keuletan terutama dalam hal penyaringan kotoran dan pemisahan kepompong 3. PROFIT :Rp 20.000/kg – Rp 25.000/Kg 4. WAKTU PANEN : cukup singkat yakni sekitar 3 -3,5 bulan 5. PRODUKTIVITAS : kumbang tenebrio molitor bisa menghasilkan kurang lebih 1000 telur semasa hidup
  • 9. METODOLOGI PENELITIAN TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN • Tempat : di Rumah salah seorang warga di desa Sungonlegowo yang mencoba budidaya ulat hongkong. • Penelitian juga dilakukan di Laboratorium IPA MTs Al Asyhar Sungonlegowo Bungah pada tanggal 1 Februari 2011 – 27 Juni 2011 SASARAN PENELITIAN  Ampas tahu yang diperoleh dari industri kecil pembuatan tahu.  Campuran dedak halus(Polard) yang dibeli dari Penjual pakan ternak  Pakan sampingan yang cukup murah antara lain buah-buahan seperti pepaya, batang pohon pisang, sawi, bayam, batang talas, dan sayuran lain yang banyak mengandung air.  Burung yang sudah diberi makanan ulat hongkong dengan prosedur yang benar dan salah.  Ikan Hias yang sudah diberi makanan ulat hongkong
  • 10. METODOLOGI PENELITIAN JENIS PENELITIAN • Penelitian ini adalah merupakan penelitian eksperimen yang mengujicoba budidaya ulat hongkong di daerah Gresik sebagai pakan Burung METODE PENGUMPULAN DATA • Metode Observasi, yakni dengan cara melihat dan mengali informasi budidaya ulat hongkong. • Metode Uji coba dan eksperimen, yakni dengan cara melakukan studi dan budidaya ulat hongkong kemudian memberikan suplemen makanan kepada burung berkicau setelah diuji coba secara fisik TEKNIK ANALISIS DATA • Analisis deskriptif kuantitatif kualitatif yakni dengan menghitung hasil ujicoba fisik dan mendeskripsikan hasilnya.
  • 11. TAHAP KEGIATAN NO. TAHAP KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1. Tahap Pertama: Persiapan Melakukan penyelesaian administrasi dan kontrak kerja dengan pihak terkait, seperti peternak ulat hongkong serta melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan studi. 2. Tahap kedua: Studi Dokumentasi Mengumpulkan dan mengkaji informasi mengenai peternakan ulat hongkong di Desa Sungonlegowo terkait dengan penelitian ini. 3. Tahap ketiga: Observasi Lapangan Melakukan observasi lapangan terhadap peternakan ulat hongkong di Desa Sungonlegowo, Kabupaten Gresik yang dijadikan lokasi studi budidaya ulat hongkong 4. Tahap keempat: Analisis Informasi dan Data Hasil Observasi Melakukan analisis data dan informasi yang diperoleh untuk menemukan potensi, kendala, serta solusi yang seharusnya diberikan. 5. Tahap kelima: Pelaporan Melaporkan seluruh aktivitas dan hasil pelaksanaan studi, mempresentasikan hasil, serta menyelesaikan dan menyerahkan laporan akhir
  • 12. PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN  Kandungan nutrisi : protein kasar 17 %, lemak kasar 30% , kadar abu 3 % , dan kandungan ekstrak non nitrogen 4%. Air 37 %. Ulat hongkong Mengandung Zat kitin menyebabkan burung mengalami gangguan pencernaan.  Ulat Hongkong tidak boleh dikonsumsi burung dalam keadaan hidup.  Ulat hongkong dapat meyebabkan kegemukan  Pemeliharaan ulat hongkong tidak terlalu rumit baik dari media maupun tempat pemeliharaan  Pemasaran dilakukan dengan jasa orang ketiga sebagai distributor.
  • 13. PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN  Dampak Positif Pemakaian Ulat Hongkong a. Burung dapat mengeluarkan bunyi atau kicau yang bagus b. Ikan hias akan lebih sehat dan mempunyai daya tahan tubuh yang relatif baik serta mempunyai daya tarik yang indah dari warna kulitnya. c. Udang akan mempunyai pertumnbuhan yang relatif lebih cepat  Dampak Negatif Pemakaian Ulat Hongkong a. Menambah biaya perawatan b. Penggunaan Ulat Hongkong dapat mengganggu aspek kesehatan, c. Pemakaian Ulat hongkong yang berlebihan pada ikan akan menyebabkan kegemukan dan efek lainnya.
  • 14. PENUTUP SIMPULAN 1. Kandungan Nutrisi : protein kasar 17 %, lemak kasar 30% , kadar abu 3 % , dan kandungan ekstrak non nitrogen 4%. Air 37 %. Ulat hongkong tergolong baik sebagai sumber pakan burung dan ikan hias. 2. Pemeliharaan ulat hongkong tidak terlalu rumit media pemeliharaan berupa campuran dedak halus(Polard) dan ampas tahu kering. Tempat pemeliharaannya berupa ember plastik atau baskom atau berupa kayu tripleks dengan dilapisi solatip pada bagian bibirnya. Pemisahan Kepompong dan kotoran diantisipasi dengan menggunakan teknik pemeliharaan yang baru yakni, wadah tempat ulat hongkong dapat langsung menggunakan penyaring atau ayakan pada sisi alasnya. pakan sampingan yang cukup murah seperti ampas tahu yang masih basah, buah-buahan seperti pepaya, batang pohon pisang, sawi, bayam, batang talas, dan sayuran lain yang banyak mengandung air. 3. Pemberian pakan terhadap burung biasa dilakukan dalam keadaan mati. Ulat Hongkong Tidak boleh digunakan secara berlebihan karena zat kitinnya yang menyebabkan gangguan pencernaan pada burung dan gangguan pada kulit pada ikan hias 4. Strategi Pemasaran Ulat Hongkong cukup Mudah dan Praktis
  • 15. PENUTUP SARAN 1. Untuk melakukan budidaya ulat hongkong, sebaiknya dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketelatenan/keuletan agar mendapatkan hasil yang maksimal. 2. Pemerintah seyogyanya menggulirkan bantuan dana operasional kredit pengembangan UMKM secara intensif kepada pengusaha yang inovatif.
  • 17. Menuntut ilmu demi masa depan Tekun dan ikhlas beribadah kepada Tuhan Sosial kepada masyarakat dalam segala bidang Abdullah Faqih