SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 24
Descargar para leer sin conexión
Daftar Isi 
Daftar Isi 1 
Pendahuluan 2 
Perhitungan dan Tarif 4 
Penghasilan sehubungan dengan Penyertaan Modal 4 
Penghasilan sehubungan dengan sewa dan penggunaan harta 4 
Penghasilan sehubungan dengan Imbalan Jasa 4 
Penghasilan atas Imbalan Jasa Lainnya (PMK No. 141/PMK.03/2015) 4 
Pembayaran dan Pelaporan 8 
Pembayaran PPh 23 8 
Pelaporan PPh 23 8 
Studi Kasus 10 
Penghasilan Sehubungan dengan Penyertaan Modal 10 
Penghasilan Sehubungan dengan Sewa dan Penggunaan Harta 13 
Penghasilan Sehubungan dengan Imbalan Jasa 15 
Penghasilan atas Imbalan Jasa Lainnya 17 
Baca Juga 19 
Penentuan Jumlah Bruto 19 
Pengecualian Objek PPh 23 20 
Saat Terutang PPh 23 20 
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 1
PPh 23
Pendahuluan 
PPh 23 merupakan pajak pemotongan yang dikenakan pada ​penghasilan sehubungan dengan                     
penyertaan modal, sewa dan penggunaan harta selain tanah dan bangunan, penyerahan jasa,                       
atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh 21. PPh 23 dikenakan atas                           
penghasilan yang diterima oleh suatu badan, sementara di sisi lain, PPh 21 dikenakan atas                           
penghasilan yang diterima oleh orang pribadi. Umumnya, penghasilan jenis ini terjadi saat                       
adanya transaksi antara dua pihak, yaitu: 
● Pihak ​penerima ​penghasilan (pemberi jasa) akan dikenakan PPh 23 dan
● Pihak ​pemberi​ penghasilan (penerima jasa) akan memotong, membayar dan
melaporkan PPh 23 tersebut ke kantor pajak.
Namun demikian, tidak semua pihak dapat memotong ataupun dikenakan PPh 23. Pihak-pihak                       
tersebut adalah mereka yang tercakup pada kelompok berikut ini: 
● Pemotong PPh 23
1. Badan Pemerintah, Wajib Pajak Badan Dalam Negeri, Penyelenggara Kegiatan,               
Bentuk Usaha Tetap (BUT) atau Perwakilan Perusahaan Luar Negeri lainnya.
2. Wajib Pajak Orang pribadi Dalam Negeri tertentu yang ditunjuk sebagai pemotong                   
PPh 23 oleh Direktur Jenderal Pajak melalui SE-08/PJ.4/1995, yaitu:
❏ Akuntan, Arsitek, Dokter, Notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) kecuali                 
PPAT tersebut adalah Camat, Pengacara, dan Konsultan yang melakukan               
pekerjaan bebas.
❏ Orang Pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan.
● Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 23
1. Wajib Pajak Badan Dalam Negeri;
2. Bentuk Usaha Tetap (BUT).
Anda dapat mengacu pada aturan-aturan berikut untuk memahami lebih lanjut terkait ketentuan                       
hukum yang berlaku untuk PPh 23: 
● UU Nomor 7 Pasal 4 tahun 1983 stdtd UU Nomor 36 tahun 2008 tentang pajak                           
penghasilan;
● UU Nomor 7 Pasal 23 tahun 1983 stdtd UU Nomor 36 tahun 2008 tentang pajak                           
penghasilan;
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 2
● Peraturan Menteri Keuangan No. 244/PMK.03/2008 tentang jenis jasa lain sebagaimana                 
dimaksud dalam pasal 23 ayat (1) huruf C angka 2 UU No. 7 tahun 1983 tentang pajak                               
penghasilan;
● Peraturan Menteri Keuangan No. 141/PMK.03/2015 tentang jenis jasa lain sebagaimana                 
dimaksud dalam pasal 23 ayat (1) huruf C angka 2 UU No. 7 tahun 1983 tentang pajak                               
penghasilan;
● Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-50/PJ/1994 tentang penunjukan wajib pajak                 
orang pribadi dalam negeri tertentu sebagai pemotong pajak penghasilan pasal 23;
● Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-04/PJ/2017 tentang bentuk, isi, tata cara                   
pengisian dan penyampaian surat pemberitahuan masa pajak penghasilan pasal 23                 
dan/atau pasal 26 serta bentuk bukti pemotongan pajak penghasilan pasal 23 dan/atau                     
pasal 26;
● Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE-08/PJ.4/1995 tentang wajib pajak orang                   
pribadi dalam negeri yang ditunjuk sebagai pemotong pajak penghasilan pasal 23.
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 3
 
Perhitungan dan Tarif 
Perhitungan PPh 23 dilakukan dengan mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak                       
(DPP) atau jumlah bruto dari penghasilan yang ditetapkan. Proses perhitungan tersebut dapat                       
diilustrasikan sebagai berikut: 
PPh 23 = Tarif Pajak x Penghasilan 
Ada dua jenis tarif pajak yang dikenakan pada penghasilan yang menjadi objek PPh 23, yaitu                             
tarif 15% dan tarif 2%. Penetapan tarif ini dibedakan berdasarkan jenis penghasilan. Berikut                         
adalah rincian tarif PPh 23: 
Jenis Penghasilan  Tarif 
Penghasilan sehubungan dengan Penyertaan Modal 
● Dividen yang diterima oleh PT/BUMN/BUMD dengan syarat kepemilikan             
saham kurang dari 25%, kecuali pembagian dividen kepada orang               
pribadi yang dikenakan PPh Final;
● Bunga​, termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan             
pengembalian utang;
● Royalti​;
● Hadiah​, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong               
Pajak Penghasilan Pasal 21.
15% 
Penghasilan sehubungan dengan sewa dan penggunaan harta 
● Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,             
kecuali ​sewa tanah dan/atau bangunan 2% 
Penghasilan sehubungan dengan Imbalan Jasa 
● Imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan,               
dan jasa lain yang diatur atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan,                 
selain jasa yang telah dipotong PPh 21.
2% 
Penghasilan atas Imbalan Jasa Lainnya (PMK No. 141/PMK.03/2015) 
● Jasa penilai ​(appraisal); 2% 
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 4
● Jasa aktuaris;
● Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
● Jasa hukum;
● Jasa arsitektur;
● Jasa perencanaan kota dan arsitektur ​landscape​;
● Jasa perancang ​(design)​;
● Jasa pengeboran ​(drilling) di bidang penambangan minyak dan gas               
bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap;
● Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan minyak                 
dan gas bumi (migas);
● Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha panas                 
bumi dan penambangan minyak dan gas bumi (migas);
● Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
● Jasa penebangan hutan;
● Jasa pengolahan limbah;
● Jasa penyedia tenaga kerja dan/atau tenaga ahli ​(outsourcing services)​;
● Jasa perantara dan/atau keagenan;
● Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang             
dilakukan oleh Bursa Efek, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan                 
Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI);
● Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh         
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI);
● Jasa pengisian suara ​(dubbing) ​dan/atau sulih suara;
● Jasa mixing film;
● Jasa pembuatan sarana promosi film, iklan, poster, ​photo, slide, klise,                 
banner, pamphlet,​ baliho dan folder;
● Jasa sehubungan dengan ​software atau ​hardware atau sistem             
komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan;
● Jasa pembuatan dan/atau pengelolaan ​website​;
● Jasa internet termasuk sambungannya;
● Jasa penyimpanan, pengolahan, dan/atau penyaluran data, informasi,           
dan/atau program;
● Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,             
AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang                   
ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau               
sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
● Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik,       
telepon, air, gas, AC, TV kabel, dan/atau bangunan, selain yang                 
dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi                 
dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
● Jasa perawatan kendaraan dan/atau alat transportasi darat, laut dan               
udara;
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 5
● Jasa maklon;
● Jasa penyelidikan dan keamanan;
● Jasa penyelenggara kegiatan atau ​event organizer;
● Jasa penyediaan tempat, dan/atau waktu dalam media massa, media               
luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi, dan/atau jasa                 
periklanan;
● Jasa pembasmian hama;
● Jasa kebersihan atau ​cleaning service​;
● Jasa sedot ​septic tank​;
● Jasa pemeliharaan kolam;
● Jasa katering atau tata boga;
● Jasa ​freight forwarding​;
● Jasa logistik;
● Jasa pengurusan dokumen;
● Jasa pengepakan;
● Jasa ​loading​ dan ​unloading​;
● Jasa laboratorium dan/atau dilakukan oleh lembaga atau pengujian             
kecuali yang institusi pendidikan dalam rangka penelitian akademis;
● Jasa pengelolaan parkir;
● Jasa penyondiran tanah;
● Jasa penyiapan dan/atau pengolahan lahan;
● Jasa pembibitan dan/atau penanaman bibit;
● Jasa pemeliharaan tanaman;
● Jasa pemanenan;
● Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan,           
dan/atau perhutanan;
● Jasa dekorasi;
● Jasa pencetakan/penerbitan;
● Jasa penerjemahan;
● Jasa pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15               
Undang-Undang Pajak Penghasilan;
● Jasa pelayanan kepelabuhan;
● Jasa pengangkutan melalui jalur pipa;
● Jasa pengelolaan penitipan anak;
● Jasa pelatihan dan/atau kursus;
● Jasa pengiriman dan pengisian uang ke ATM;
● Jasa sertifikasi;
● Jasa ​survey​;
● Jasa ​tester​, dan
● Jasa selain jasa-jasa tersebut diatas yang pembayarannya dibebankan             
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran             
Pendapatan dan Belanja Daerah.
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 6
Tabel | Penghasilan dan Tarif PPh 23 
Dalam hal Wajib Pajak Badan yang menerima atau memperoleh penghasilan tidak memiliki                       
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% sebagai                         
denda dari tarif yang telah ditentukan diatas. ​Perhitungan dilakukan dengan mengalikan 200%                       
dengan total pajak yang terutang. 
PPh 23 yang harus dibayar : 200% x PPh 23 Terutang 
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 7
Pembayaran dan Pelaporan 
Pada bagian ini, Anda dapat mengetahui lebih lanjut terkait ketentuan pembayaran dan                       
pelaporan PPh 23: 
● Pembayaran PPh 23
Direktorat Jenderal Pajak telah menetapkan peraturan pembayaran pajak mulai 1 Juli                   
2016 hanya dapat dilakukan secara elektronik. Pembayaran pajak dilakukan oleh pihak                   
pemotong ke Kas Negara menggunakan aplikasi e-Billing dengan cara membuat ID                   
billing terlebih dahulu, lalu membayarnya melalui Bank Persepsi (ATM, ​teller bank,                   
internet banking​) yang telah disetujui oleh Kementerian Keuangan. Jatuh tempo                 
pembayaran PPh 23 adalah tanggal 10 bulan berikutnya​. ​Setelah melakukan                 
penyetoran, maka pemberi kerja akan memperoleh Nomor Transaksi Penerimaan               
Negara (NTPN) sebagai bukti pembayaran.
Pemberi Penghasilan 
Penyerahan Jasa 
PPh 23 Terutang   
Pembayaran kepada Pemberi Jasa 
Pembayaran kepada Pemerintah 
Penerima Penghasilan 
Penghasilan dari Penerima Jasa 
Uang Muka PPh 23   
Penerimaan dari Pemberi Kerja 
Kredit Pajak yang diperoleh 
(dlm ‘000) 
100.000 
2.000  
98.000 
2.000 ​paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya 
100.000 
2.000  
98.000 
2.000 ​dapat dikurangkan dari jumlah pajak yang harus 
dibayarkan pada akhir periode 
Tabel | Ilustrasi Pemotongan PPh 23 
● Pelaporan PPh 23
Secara umum, pemotong pajak diberikan kebebasan untuk menentukan bentuk               
pelaporan SPT Masa PPh 23 dengan menggunakan formulir kertas/​hard copy ​atau                   
melaporkannya melalui fitur lapor pajak online (e-Filing) menggunakan aplikasi ​e-SPT                 
Masa PPh 23/26​. Jatuh tempo pelaporan adalah ​tanggal 20 bulan berikutnya ke KPP                       
terdaftar. Apabila tanggal 20 jatuh di hari libur (hari Sabtu termasuk hari libur) maka                         
Anda dapat melaporkan paling lama hari kerja berikutnya.
Sesuai dengan Pasal 15 ayat (3) Peraturan Pemerintah No. 94 tahun 2010, setiap terjadi                         
pemotongan PPh 23, Anda sebagai pemotong pajak wajib menerbitkan bukti potong PPh                     
23 kepada wajib pajak pada akhir bulan saat:
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 8
● dibayarkannya penghasilan;
● disediakan untuk dibayarkannya penghasilan; atau
● jatuh temponya pembayaran penghasilan yang bersangkutan, tergantung peristiwa             
yang terjadi terlebih dahulu.
Penerbitan bukti potong ini dibuat dalam 3 (tiga) rangkap yang peruntukannya sebagai                       
berikut: 
● Lembar Kesatu : untuk Wajib Pajak yang dipotong PPh 23
● Lembar Kedua : untuk Kantor Pelayanan Pajak
● Lembar Ketiga : untuk Anda sebagai Pemotong Pajak
SPT Masa PPh 23 dan/atau PPh 26 terdiri dari: 
● Induk SPT
● Daftar Bukti Pemotongan;
● Daftar Surat Setoran Pajak (SSP), Bukti Penerimaan Negara (BPN), Bukti                 
Pemindahbukuan untuk Penyetoran PPh 23 dan/atau PPh 26.
Penggunaan e-SPT diwajibkan bagi pemotong pajak yang memenuhi persyaratan                 
berikut: 
● Menerbitkan lebih dari 20 (dua puluh) bukti pemotongan PPh 23 dan/atau Pasal 26                       
dalam 1 (satu) Masa Pajak; dan/atau
● Jumlah penghasilan bruto yang menjadi dasar pengenaan PPh lebih dari Rp                   
100.000.000,00 dalam satu bukti pemotongan.
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 9
Studi Kasus 
Pada bagian ini Anda akan diberikan ilustrasi cara perhitungan PPh 23 atas transaksi keuangan                           
perusahaan untuk menambah pemahaman Anda terkait perlakuan PPh 23: 
● Penghasilan Sehubungan dengan Penyertaan Modal
Soal 
PT Garmindo, merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri garmen                     
dan beralamat di Jl. Mangga No. 11, Jakarta Barat. PT Garmindo telah memiliki NPWP                           
dengan nomor 01.111.444.8-085.000. Pada tanggal 10 Juni 2018, perusahaan                 
membayar dividen tunai kepada pemegang saham yang sebelumnya telah diumumkan                   
melalui RUPS. Berikut informasi data pembayaran dividen tunai tersebut: 
Pemegang Saham  NPWP  Penyertaan 
Modal 
Dividen (Rp) 
PT Cakrawala  01.524.443.8-039.000  26%  130.000.000,00 
PT Sumber Jaya  01.524.443.8-039.000  18%  90.000.000,00 
PT Aman Jaya  01.524.443.8-039.000  12%  60.000000,00 
Pembahasan​: 
Pembahasan atas kasus tersebut akan dibagi dalam 4 bagian, yaitu proses                     
perhitungan, pembayaran, pelaporan, serta perlakuan akuntansinya. 
● Perhitungan PPh 23 atas Dividen
Berdasarkan data tabel di atas, berikut perhitungan PPh 23 yang harus                   
dipotong oleh PT Garmindo:
Pemegang Saham  Penyertaan Modal  Dividen (Rp)  PPh 23 (Rp) 
PT Sumber Jaya  18%  90.000.000  13.500.000 
PT Aman Jaya  12%  60.000.000  9.000.000 
Jumlah  150.000.000  22.500.000 
Catatan:  
PT Cakrawala dikategorikan menjadi non-objek pajak sebab persentase penyertaan modalnya lebih dari 25%. 
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 10
● Pembayaran
PPh 23 ditanggung oleh PT Sumber Jaya dan PT Aman Jaya. PT Garmindo                       
wajib memotong PPh 23 atas penghasilan yang dibayarkan kepada PT Sumber                   
Jaya dan PT Aman Jaya. Selain itu, PT Garmindo juga wajib menyetorkan pajak                       
yang telah dipotong tersebut kepada kas negara sebesar total Rp 22.500.000.                   
Pembayaran ini dapat dilakukan melalui e-billing.
● Pelaporan
PT Sumber Jaya dan PT Aman Jaya dapat menjadikan PPh 23 yang dipotong                       
sebagai kredit pajak pada saat perhitungan pajak badan di akhir tahun,                   
sehingga PPh yang masih harus dibayar oleh PT Sumber Jaya dan PT Aman                       
Jaya adalah sebesar nilai pajak terutang dikurangi dengan PPh 23 yang telah                     
dipotong.
Selain itu, PT Garmindo juga wajib memberikan bukti potong kepada PT                   
Sumber Jaya dan PT Aman Jaya pada akhir tahun atau akhir masa pajak                       
sebagai bukti bahwa penghasilan yang dibayarkan sudah dipotong PPh 23.                 
Selain itu, PT Garmindo juga melaporkan keseluruhan PPh 23 yang telah                   
dipotong atas pembayaran dividen melalui formulir SPT PPh 23/26. Proses                 
pelaporan ini juga dapat dilakukan dengan e-Filing.
● Perlakuan Akuntansi
Berikut adalah jurnal yang terbentuk dari seluruh transaksi terkait PPh 23:
PT Garmindo
Saat Pengumuman Dividen
Saat pengumuman di RUPS 
(Dr) Dividen  Rp 150.000.000,00 
(Cr) Hutang Dividen  Rp 127.500.000,00 
(Cr) Hutang PPh 23  Rp 22.500.000,00 
Saat Pembayaran Dividen 
Dibayarkan tanggal 10 Juni 2018 
(Dr) Hutang Dividen  Rp 127.500.000,00 
(Cr) Kas/Bank  Rp 127.500.000,00 
Saat Pembayaran PPh 23 
Paling lambat tanggal 10 Juli 2018 
(Dr) Hutang PPh 23  Rp 22.500.000,00 
(Cr) Kas/Bank  Rp 22.500.000,00 
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 11
PT Sumber Jaya 
Saat Penerimaan Dividen 
Diterima tanggal 10 Juni 2018
(Dr) Kas/Bank  Rp 76.500.000,00 
(Dr) PPh 23 Dibayar Dimuka  Rp 13.500.000,00 
(Cr) Pendapatan Dividen  Rp 90.000.000,00 
Catatan: 
PT Sumber Jaya dapat menjadikan PPh 23 Dibayar Dimuka sebesar Rp 13.500.000,00 sebagai kredit pajak                             
pada saat perhitungan pajak badan di akhir tahun, sehingga PPh yang masih harus dibayar oleh PT Sumber                                 
Jaya adalah sebesar nilai pajak terutang dikurangi dengan PPh 23 yang telah dipotong. 
PT Aman Jaya : 
Saat Penerimaan Dividen 
Diterima tanggal 10 Juni 2018 
(Dr) Kas/Bank  Rp 51.000.000,00 
(Dr) PPh 23 Dibayar Dimuka  Rp 9.000.000,00 
(Cr) Pendapatan Dividen  Rp 60.000.000,00 
Catatan: 
PT Aman Jaya dapat menjadikan PPh 23 Dibayar Dimuka sebesar Rp 9.000.000,00 sebagai kredit pajak pada                               
saat perhitungan pajak badan di akhir tahun, sehingga PPh yang masih harus dibayar oleh PT Aman Jaya                                 
adalah sebesar nilai pajak terutang dikurangi dengan PPh 23 yang telah dipotong. 
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 12
● Penghasilan Sehubungan dengan Sewa dan Penggunaan Harta
Soal 
Pada tanggal 5 Mei 2018 PT Baja Konstruksi (pihak pertama) melakukan kontrak                       
dengan PT Sumber Alam Machinery selaku perusahaan persewaan alat berat (pihak                     
kedua) untuk menyediakan jasa sewa alat berat berupa ​forklift dengan nilai kontrak                       
sebesar Rp 100.000.000,00. Kedua pihak tersebut telah memiliki NPWP. Berapa PPh                     
23 yang dikenakan atas transaksi tersebut? 
Pembahasan: 
Penghasilan atas sewa dan penggunaan harta selain tanah dan bangunan merupakan                     
objek PPh 23. Tarif PPh 23 yang dikenakan atas penghasilan tersebut adalah sebesar                         
2% dari total penghasilan. Proses pembayaran dan pelaporan serupa dengan kasus                     
sebelumnya. 
● Perhitungan
Sesuai dengan UU Pajak Penghasilan Pasal 23, pembayaran kepada PT Sumber                   
Alam Machinery masing-masing harus dipotong PPh 23 oleh PT Baja                 
Konstruksi sebesar:
PPh 23​ ​Terutang:​ 2% x Rp 100.000.000,00 = Rp 2.000.000,00
● Perlakuan Akuntansi
Berikut adalah jurnal yang terbentuk dari transaksi diatas:
PT Baja Konstruksi
Saat Pembayaran Sewa Peralatan
Dibayarkan tanggal 5 Mei 2018
(Dr) Beban Sewa Peralatan  Rp 100.000.000,00 
(Cr) Hutang PPh 23  Rp 2.000.000,00 
(Cr) Kas/Bank  Rp 98.000.000,00 
Saat Pembayaran PPh 23 
Dibayarkan paling lambat 10 Juni 2018 
(Dr) Hutang PPh 23  Rp 2.000.000,00 
(Cr) Kas/Bank  Rp 2.000.000,00 
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 13
PT Sumber Alam Machinery : 
Saat Menerima Pembayaran Sewa 
Diterima tanggal 5 Mei 2018 
(Dr) Kas/Bank  Rp 98.000.000,00 
(Dr) PPh 23 Dibayar Dimuka  Rp 2.000.000,00 
(Cr) Pendapatan Sewa  Rp 100.000.000,00 
Saat Pengkreditan Uang Muka PPh 23 
PPh Badan misal Rp 8.000.000,00 
Dikreditkan di akhir tahun pajak 
(Dr) PPh Badan  Rp 8.000.000,00 
(Cr) PPh 23 Dibayar Dimuka  Rp 2.000.000,00 
(Cr) Hutang PPh Pasal 29  Rp 6.000.000,00 
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 14
● Penghasilan Sehubungan dengan Imbalan Jasa
Soal 
PT Pandu Putra Coal merupakan perusahaan kontrak karya pertambangan batubara                   
(PKP2B), menggunakan jasa konsultan manajemen dari Ducker Consulting yang                 
berasal Irlandia yang berada di Indonesia selama 5 bulan. Atas jasa konsultasi                       
tersebut PT Pandu Putra Coal membayar fee jasa konsultan sebesar Rp                     
300.000.000,00; diketahui tidak ada ​Tax Treaty​/P3B antara Indonesia dan Irlandia.                   
Berapa PPh 23 yang dikenakan atas transaksi tersebut? 
Pembahasan: 
Pemberian jasa konsultan manajemen yang dilakukan oleh Subjek Pajak Luar Negeri                     
yang tidak mempunyai perjanjian perpajakan/​Tax Treaty dengan Indonesia dan                 
melebihi jangka waktu 60 hari akan dianggap sebagai Bentuk Usaha Tetap (BUT)                       
sesuai dengan pasal 2 ayat (5) huruf m: ​“pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh                           
pegawai atau orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12                           
bulan dapat menimbulkan BUT”​.  
● Perhitungan
Transaksi pembayaran fee jasa konsultan manajemen oleh PT Pandu Putra                 
Coal kepada Ducker Consulting dikenakan pemotongan PPh 23 sebesar 2%                 
dari nilai bruto yang dihitung sebagai berikut:
PPh 23 = 2% x Rp 300.000.000,00 = Rp 6.000.000,00 
● Pembayaran
PPh 23 ditanggung oleh Ducker Consulting dan dipotong oleh PT Pandu Putra                     
Coal dari penghasilan yang dibayarkan kepada Ducker Consulting. PT Pandu                 
Putra Coal dapat melakukan pembayaran PPh 23 melalui e-billing.
● Pelaporan
PT Pandu Putra Coal memberikan bukti potong kepada Ducker Consulting pada                   
akhir tahun atau akhir masa pajak sebagai bukti bahwa penghasilan yang                   
dibayarkan sudah dipotong PPh 23. Bukti potong yang diberikan oleh PT Pandu                     
Putra Coal kepada Ducker Consulting adalah berupa formulir bukti potong PPh                   
23. Selain itu, PT Pandu Putra Coal juga melaporkan PPh 23 yang telah                     
dipotong atas pembayaran fee jasa konsultan manajemen melalui formulir SPT                 
PPh 23/26. Proses pelaporan ini juga dapat dilakukan dengan e-filing.
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 15
● Perlakuan Akuntansi
PT Pandu Putra Coal
Saat Pembayaran Jasa Konsultan Manajemen:
(Dr) Beban Jasa Konsultan  Rp 300.000.000,00 
(Cr) Hutang PPh 23  Rp 6.000.000,00 
(Cr) Kas/Bank  Rp 294.000.000,00 
Saat Penyetoran PPh 23: 
Dibayarkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya 
(Dr) Hutang PPh 23  Rp 6.000.000,00 
(Cr) Kas/Bank  Rp 6.000.000,00 
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 16
● Penghasilan atas Imbalan Jasa Lainnya
Soal 
PT Safari Outsourcing adalah perusahaan penyedia tenaga kerja ​(outsourcing)​. PT                   
Safari Outsourcing mendapat kontrak penyediaan tenaga kerja sebanyak 20 orang dari                     
PT Dwi Jaya. Tenaga kerja tersebut tetap terdaftar sebagai pegawai PT Safari                       
Outsourcing. Kontrak yang disepakati atas penyerahan jasa oleh PT Safari                   
Outsourcing terdiri dari gaji untuk 20 orang tenaga kerja per bulan sebesar Rp                         
100.000.000,00 dan imbalan atas jasa penyediaan tenaga kerja per bulan sebesar Rp                       
10.000.000,00.  
PT Safari Outsourcing melampirkan bukti pendukung atas rincian tagihan penyerahan                   
jasa tenaga kerja tersebut kepada PT Dwi Jaya: 
Rincian gaji 20 orang tenaga kerja Rp 100.000.000,00 
Imbalan Jasa  Rp 10.000.000,00 
Berapa PPh 23 yang harus dipotong oleh PT Dwi Jaya atas transaksi di atas? 
Pembahasan: 
Pembahasan atas kasus tersebut akan dibagi dalam 4 bagian, yaitu proses                     
perhitungan, pembayaran, pelaporan, serta perlakuan akuntansinya. 
● Perhitungan
Pemotongan PPh 23 yang dilakukan oleh PT Dwi Jaya atas pembayaran                   
transaksi penyerahan jasa tenaga keamanan kepada PT Safari Outsourcing               
adalah sebesar:
PPh 23​: 2% x Rp 10.000.000,00 = Rp 200.000,00.
● Pembayaran
PPh 23 ditanggung oleh PT Safari Outsourcing dan dipotong oleh PT Dwi Jaya                       
dari penghasilan yang dibayarkan kepada PT Safari Outsourcing. PT Dwi Jaya                   
dapat melakukan pembayaran PPh 23 melalui e-billing.
● Pelaporan
PT Safari Outsourcing dapat menjadikan PPh 23 sebagai kredit pajak pada                   
saat perhitungan pajak badan di akhir tahun, sehingga PPh yang masih harus                     
dibayar oleh PT Safari Outsourcing adalah sebesar nilai pajak terutang                 
dikurangi dengan PPh 23 yang telah dipotong. PT Dwi Jaya memberikan bukti                     
potong kepada PT Safari Outsourcing pada akhir tahun atau akhir masa pajak                     
sebagai bukti bahwa penghasilan yang dibayarkan sudah dipotong PPh 23.                 
Bukti potong yang diberikan oleh PT Dwi Jaya kepada PT Safari Outsourcing                     
adalah berupa formulir bukti potong PPh 23. Selain itu, PT Dwi Jaya juga                       
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 17
melaporkan keseluruhan PPh 23 yang telah dipotong atas pembayaran jasa                   
outsourcing melalui formulir SPT PPh 23/26. Proses pelaporan ini juga dapat                     
dilakukan dengan e-filing. 
● Perlakuan Akuntansi
Berikut jurnal yang dibuat oleh PT Dwi Jaya sehubungan dengan kasus diatas:
PT Dwi Jaya :
Saat Pembayaran Jasa ​Outsourcing
(Dr) Beban Jasa Outsourcing  Rp 110.000.000,00 
(Cr) Hutang PPh 23  Rp 200.000,00 
(Cr) Kas/Bank  Rp 109.800.000,00 
Catatan: 
Dalam hal suatu perusahaan penyedia jasa tenaga kerja ​(outsourcing) ​tidak dapat menyediakan bukti                         
pendukung atas rincian jumlah tagihan gaji dan imbalan jasa (memisahkan antara jumlah gaji, tunjangan, dan                             
imbalan lain kepada pegawai dengan imbalan atas jasa ​outsourcing dalam surat kontrak​), maka jumlah bruto                             
yang menjadi dasar pemotongan PPh 23 adalah sebesar Rp 110.000.000. Dengan demikian, PPh 23 yang                             
harus dipotong oleh PT Dwi Jaya atas pembayaran kepada PT Safari Outsourcing adalah sebesar: 
PPh 23​: 2% x Rp 110.000.000,00 = Rp 2.200.000,00. 
Saat Penyetoran PPh 23: 
Dibayarkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya 
(Dr) Hutang PPh 23  Rp 200.000,00 
(Cr) Kas/Bank  Rp 200.000,00 
PT Safari Outsourcing : 
Saat Penerimaan Pembayaran Jasa ​Outsourcing 
(Dr) Kas/Bank  Rp 109.800.000,00 
(Dr) PPh 23 Dibayar Dimuka  Rp 200.000,00 
(Cr) Pendapatan Jasa  Rp 110.000.000,00 
Catatan: 
PT Safari Outsourcing dapat menjadikan PPh 23 Dibayar Dimuka sebesar Rp 200.000,00 sebagai kredit pajak                             
pada saat perhitungan pajak badan di akhir tahun, sehingga PPh yang masih harus dibayar oleh PT Safari                                 
Outsourcing adalah sebesar nilai pajak terutang dikurangi dengan PPh 23 yang telah dipotong. 
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 18
Baca Juga 
Dalam prakteknya, sering muncul permasalahan dalam menerapkan pemotongan PPh 23.                   
Permasalahan tersebut umumnya meliputi penentuan jumlah bruto, pengecualian objek PPh 23                     
dan saat terutang PPh 23. 
● Penentuan Jumlah Bruto
Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa                 
konsultan, dan jasa lain yang diatur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:                   
141/PMK.03/2015 dipotong PPh 23 oleh pihak yang wajib membayarkan sebesar 2%                   
dari jumlah bruto tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Sesuai dengan SE.53/PJ./2009, yang dimaksud dengan jumlah bruto adalah seluruh                 
jumlah penghasilan yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh                 
tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri,               
penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri                 
lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, ​tidak termasuk​:
a. pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain sebagai               
imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak               
penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan,               
berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa (dibuktikan dengan kontrak kerja               
dan daftar pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain                 
sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan);
b. pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau material (dibuktikan           
dengan faktur pembelian);
c. pembayaran kepada pihak kedua (sebagai perantara) untuk selanjutnya             
dibayarkan kepada pihak ketiga (dibuktikan dengan faktur tagihan pihak ketiga                 
disertai dengan perjanjian tertulis);
d. pembayaran penggantian biaya (​reimbursement​) yaitu penggantian pembayaran           
sebesar jumlah yang nyata-nyata telah dibayarkan oleh pihak kedua kepada pihak                   
ketiga (dibuktikan dengan faktur tagihan atau bukti pembayaran yang telah                 
dibayarkan oleh pihak kedua kepada pihak ketiga).
Jumlah bruto tersebut tidak berlaku atas: 
a. penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa katering;
b. penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa-jasa di atas telah dikenai                 
Pajak Penghasilan yang bersifat final.
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 19
 
● Pengecualian Objek PPh 23
Anda dapat melihat tabel berikut untuk mengetahui penghasilan yang dikecualikan                 
pemotongan PPh 23:
Non Objek Pemotongan PPh 23 
1. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;
2. sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha
dengan hak opsi;
3. dividen atau bagian laba yang diterima perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak
dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah
(BUMN/D), dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat
kedudukan di Indonesia dengan syarat:
a. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
b. bagi perseroan terbatas, BUMN/D yang menerima dividen, kepemilikan saham
pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah modal
yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham
tersebut.
4. bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksadana selama 5
tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian izin usaha;
5. bagian laba yang diterima anggota dari perseroan komanditer yang modalnya
tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi;
6. sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya;
7. bunga simpanan yang tidak melebihi batas yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Keuangan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya.
Tabel | Non Objek PPh 23 
● Saat Terutang PPh 23
Saat terutangnya PPh 23 adalah pada saat pembayaran, saat disediakan untuk                   
dibayarkan (seperti: dividen), saat jatuh tempo (seperti: bunga dan sewa), dan saat yang                       
ditentukan dalam kontrak atau perjanjian atau faktur (seperti: royalti, imbalan jasa teknik                     
atau jasa manajemen).
“Saat disediakan untuk dibayarkan” dapat didefinisikan sebagai berikut:
a. untuk perusahaan yang tidak ​go public​, adalah saat dibukukan sebagai utang                   
dividen yang akan dibayarkan, yaitu pada saat pembagian dividen diumumkan                 
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 20
atau ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan.                 
Demikian pula apabila perusahaan yang bersangkutan dalam tahun berjalan                 
membagikan dividen sementara (dividen interim), maka PPh 23 terutang pada                   
saat diumumkan dalam Rapat Direksi atau Pemegang Saham sesuai dengan                   
Anggaran Dasar perseroan yang bersangkutan; 
b. untuk perusahaan yang ​go public​, adalah pada tanggal penentuan kepemilikan                 
pemegang saham yang berhak atas dividen ​(recording date)​. Dengan perkataan                 
lain pemotongan PPh 23 atas dividen baru dapat dilakukan setelah para                   
pemegang saham yang berhak “menerima atau memperoleh” dividen tersebut               
diketahui, meskipun dividen tersebut belum diterima secara tunai.
Yang dimaksud dengan “saat jatuh tempo pembayaran” adalah saat kewajiban untuk                     
melakukan pembayaran yang didasarkan atas kesepakatan, baik yang tertulis maupun                   
tidak tertulis dalam kontrak atau perjanjian atau faktur. 
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 21
Ditulis oleh: 
Dyah Eras Mita 
Adi Nurpermana 
Pristy Setyaningrum 
Sally Devina Kie 
©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 22
P ph 23-final-klikpajak

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun BerjalanPerhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun BerjalanBbe Mee
 
Akuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMIAkuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMIChristine Aprilya
 
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONIPajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONIRiki Ardoni
 
Pelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun BerjalanPelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun BerjalanBbe Mee
 
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakDasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakBbe Mee
 
Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Asep suryadi
 
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24Sidik Abdullah
 
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap III
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap IIIAmnesti pajak Telah Memasuki Tahap III
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap IIIRoko Subagya
 
Norma penghitungan khusus
Norma penghitungan khususNorma penghitungan khusus
Norma penghitungan khususkaromah95
 
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT TahunanPER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT TahunanRoko Subagya
 
Sosialisasi tanggal 22 mei 2012
Sosialisasi tanggal 22 mei 2012Sosialisasi tanggal 22 mei 2012
Sosialisasi tanggal 22 mei 2012Kppkp Bangil
 
PPH Pasal 23
PPH Pasal 23PPH Pasal 23
PPH Pasal 23eryeryey
 
Pajak atas persewaan tanah bangunan
Pajak atas persewaan tanah bangunanPajak atas persewaan tanah bangunan
Pajak atas persewaan tanah bangunanCatatan Ekstens
 

La actualidad más candente (20)

Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun BerjalanPerhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
 
Akuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMIAkuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Christine Aprilya, Suryanih, Institut STIAMI
 
Pajak jasa konstruksi
Pajak jasa konstruksiPajak jasa konstruksi
Pajak jasa konstruksi
 
PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)
PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)
PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)
 
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONIPajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
Pajak Penghasilan Pasal 23 - RIKI ARDONI
 
Pelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun BerjalanPelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
 
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakDasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
 
Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22
 
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
 
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap III
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap IIIAmnesti pajak Telah Memasuki Tahap III
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap III
 
Penagihan pajak
Penagihan pajakPenagihan pajak
Penagihan pajak
 
PPh pasal 4 ayat 2
PPh pasal 4 ayat 2PPh pasal 4 ayat 2
PPh pasal 4 ayat 2
 
PPh 23
PPh 23PPh 23
PPh 23
 
PMK 99-UMKM
PMK 99-UMKMPMK 99-UMKM
PMK 99-UMKM
 
Norma penghitungan khusus
Norma penghitungan khususNorma penghitungan khusus
Norma penghitungan khusus
 
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT TahunanPER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
 
Sosialisasi tanggal 22 mei 2012
Sosialisasi tanggal 22 mei 2012Sosialisasi tanggal 22 mei 2012
Sosialisasi tanggal 22 mei 2012
 
PPh Pasal 22
PPh Pasal 22PPh Pasal 22
PPh Pasal 22
 
PPH Pasal 23
PPH Pasal 23PPH Pasal 23
PPH Pasal 23
 
Pajak atas persewaan tanah bangunan
Pajak atas persewaan tanah bangunanPajak atas persewaan tanah bangunan
Pajak atas persewaan tanah bangunan
 

Similar a P ph 23-final-klikpajak

PPh Pasal 23 2009 Edisi 30 Okt 2010
PPh  Pasal 23 2009 Edisi 30 Okt 2010PPh  Pasal 23 2009 Edisi 30 Okt 2010
PPh Pasal 23 2009 Edisi 30 Okt 2010Dudi Wahyudi
 
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...roma rizki wanda siregar
 
Akt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, Stiami
Akt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, StiamiAkt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, Stiami
Akt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, Stiamiromi romi
 
Pajak penghasilan pasal 23
Pajak penghasilan pasal 23Pajak penghasilan pasal 23
Pajak penghasilan pasal 23Renhard Harve
 
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).pptIputuEka
 
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptxkelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptxAndrePoda1
 
Tax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit PajakTax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit Pajakpuspa
 
6. PPH 23.pptx
6. PPH 23.pptx6. PPH 23.pptx
6. PPH 23.pptxborang3b
 
Akuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMI
Akuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMIAkuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMI
Akuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMIAngga Dikari Santoso
 
Akuntansi Pajak, Alfia Oktaviani, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Alfia Oktaviani, Suryanih, Institut STIAMI Akuntansi Pajak, Alfia Oktaviani, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Alfia Oktaviani, Suryanih, Institut STIAMI Alfia Oktaviani
 
Akt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANGAkt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANGHabibie Reza
 
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGromi romi
 
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGromi romi
 
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,StiamiAkt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiamiromi romi
 
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMIakutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMInoval dwi ridzkiana
 
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerangAkt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerangromi romi
 
141pmk 032015per.pdf - jasa lain pph 23
141pmk 032015per.pdf - jasa lain pph 23141pmk 032015per.pdf - jasa lain pph 23
141pmk 032015per.pdf - jasa lain pph 23Vania Sutanto
 

Similar a P ph 23-final-klikpajak (20)

PPh Pasal 23 2009 Edisi 30 Okt 2010
PPh  Pasal 23 2009 Edisi 30 Okt 2010PPh  Pasal 23 2009 Edisi 30 Okt 2010
PPh Pasal 23 2009 Edisi 30 Okt 2010
 
Tugas akuntansi pajak
Tugas akuntansi pajakTugas akuntansi pajak
Tugas akuntansi pajak
 
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
 
Akt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, Stiami
Akt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, StiamiAkt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, Stiami
Akt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, Stiami
 
Pajak penghasilan pasal 23
Pajak penghasilan pasal 23Pajak penghasilan pasal 23
Pajak penghasilan pasal 23
 
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
 
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptxkelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
 
Tax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit PajakTax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit Pajak
 
6. PPH 23.pptx
6. PPH 23.pptx6. PPH 23.pptx
6. PPH 23.pptx
 
Akuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMI
Akuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMIAkuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMI
Akuntansi Pajak, Angga Dikari, Suryanih, STIAMI
 
Akuntansi Pajak, Alfia Oktaviani, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Alfia Oktaviani, Suryanih, Institut STIAMI Akuntansi Pajak, Alfia Oktaviani, Suryanih, Institut STIAMI
Akuntansi Pajak, Alfia Oktaviani, Suryanih, Institut STIAMI
 
perpajakan
perpajakanperpajakan
perpajakan
 
Akt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANGAkt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANG
 
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
 
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
 
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,StiamiAkt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
 
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMIakutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
 
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerangAkt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
 
141pmk 032015per.pdf - jasa lain pph 23
141pmk 032015per.pdf - jasa lain pph 23141pmk 032015per.pdf - jasa lain pph 23
141pmk 032015per.pdf - jasa lain pph 23
 
PERTEMUAN 4-pasal-23.ppt
PERTEMUAN 4-pasal-23.pptPERTEMUAN 4-pasal-23.ppt
PERTEMUAN 4-pasal-23.ppt
 

Más de swanggie

PANDUAN MIGRASI SIPADES.pdf
PANDUAN MIGRASI SIPADES.pdfPANDUAN MIGRASI SIPADES.pdf
PANDUAN MIGRASI SIPADES.pdfswanggie
 
11 DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERS...
11 DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERS...11 DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERS...
11 DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERS...swanggie
 
Materi_Gambaran_Umum_dan_Kebijakan_Pengelolaan_Keuangan_Desa.ppt
Materi_Gambaran_Umum_dan_Kebijakan_Pengelolaan_Keuangan_Desa.pptMateri_Gambaran_Umum_dan_Kebijakan_Pengelolaan_Keuangan_Desa.ppt
Materi_Gambaran_Umum_dan_Kebijakan_Pengelolaan_Keuangan_Desa.pptswanggie
 
Materi_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.ppt
Materi_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.pptMateri_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.ppt
Materi_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.pptswanggie
 
02.f) buku v penanggulangan bencana
02.f) buku v penanggulangan bencana02.f) buku v penanggulangan bencana
02.f) buku v penanggulangan bencanaswanggie
 
02.e) buku iv pelaporan
02.e) buku iv pelaporan02.e) buku iv pelaporan
02.e) buku iv pelaporanswanggie
 
02.d) buku iii penatausahaan pkd
02.d) buku iii penatausahaan pkd02.d) buku iii penatausahaan pkd
02.d) buku iii penatausahaan pkdswanggie
 
02.c) buku ii pelaksanaan pkd
02.c) buku ii pelaksanaan pkd02.c) buku ii pelaksanaan pkd
02.c) buku ii pelaksanaan pkdswanggie
 
02.b) buku i perencanaan pkd
02.b) buku i perencanaan pkd02.b) buku i perencanaan pkd
02.b) buku i perencanaan pkdswanggie
 
02.a) buku induk pto pkd
02.a) buku induk pto pkd02.a) buku induk pto pkd
02.a) buku induk pto pkdswanggie
 
01. surat dirjen bpd mengenai penyampaian pto
01. surat dirjen bpd mengenai penyampaian pto01. surat dirjen bpd mengenai penyampaian pto
01. surat dirjen bpd mengenai penyampaian ptoswanggie
 
08metodedanteknikfasilitasisurabaya 121008033903-phpapp02
08metodedanteknikfasilitasisurabaya 121008033903-phpapp0208metodedanteknikfasilitasisurabaya 121008033903-phpapp02
08metodedanteknikfasilitasisurabaya 121008033903-phpapp02swanggie
 
Speed reading-for-beginners
Speed reading-for-beginnersSpeed reading-for-beginners
Speed reading-for-beginnersswanggie
 

Más de swanggie (13)

PANDUAN MIGRASI SIPADES.pdf
PANDUAN MIGRASI SIPADES.pdfPANDUAN MIGRASI SIPADES.pdf
PANDUAN MIGRASI SIPADES.pdf
 
11 DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERS...
11 DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERS...11 DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERS...
11 DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERS...
 
Materi_Gambaran_Umum_dan_Kebijakan_Pengelolaan_Keuangan_Desa.ppt
Materi_Gambaran_Umum_dan_Kebijakan_Pengelolaan_Keuangan_Desa.pptMateri_Gambaran_Umum_dan_Kebijakan_Pengelolaan_Keuangan_Desa.ppt
Materi_Gambaran_Umum_dan_Kebijakan_Pengelolaan_Keuangan_Desa.ppt
 
Materi_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.ppt
Materi_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.pptMateri_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.ppt
Materi_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.ppt
 
02.f) buku v penanggulangan bencana
02.f) buku v penanggulangan bencana02.f) buku v penanggulangan bencana
02.f) buku v penanggulangan bencana
 
02.e) buku iv pelaporan
02.e) buku iv pelaporan02.e) buku iv pelaporan
02.e) buku iv pelaporan
 
02.d) buku iii penatausahaan pkd
02.d) buku iii penatausahaan pkd02.d) buku iii penatausahaan pkd
02.d) buku iii penatausahaan pkd
 
02.c) buku ii pelaksanaan pkd
02.c) buku ii pelaksanaan pkd02.c) buku ii pelaksanaan pkd
02.c) buku ii pelaksanaan pkd
 
02.b) buku i perencanaan pkd
02.b) buku i perencanaan pkd02.b) buku i perencanaan pkd
02.b) buku i perencanaan pkd
 
02.a) buku induk pto pkd
02.a) buku induk pto pkd02.a) buku induk pto pkd
02.a) buku induk pto pkd
 
01. surat dirjen bpd mengenai penyampaian pto
01. surat dirjen bpd mengenai penyampaian pto01. surat dirjen bpd mengenai penyampaian pto
01. surat dirjen bpd mengenai penyampaian pto
 
08metodedanteknikfasilitasisurabaya 121008033903-phpapp02
08metodedanteknikfasilitasisurabaya 121008033903-phpapp0208metodedanteknikfasilitasisurabaya 121008033903-phpapp02
08metodedanteknikfasilitasisurabaya 121008033903-phpapp02
 
Speed reading-for-beginners
Speed reading-for-beginnersSpeed reading-for-beginners
Speed reading-for-beginners
 

Último

UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfSumardi Arahbani
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptxmohamadhafiz651
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahayunitahatmayantihafi
 
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxmuhammadrezza14
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...Indra Wardhana
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumekahariansyah96
 
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Sumardi Arahbani
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 

Último (9)

UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
 
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 

P ph 23-final-klikpajak

  • 1.
  • 2. Daftar Isi  Daftar Isi 1  Pendahuluan 2  Perhitungan dan Tarif 4  Penghasilan sehubungan dengan Penyertaan Modal 4  Penghasilan sehubungan dengan sewa dan penggunaan harta 4  Penghasilan sehubungan dengan Imbalan Jasa 4  Penghasilan atas Imbalan Jasa Lainnya (PMK No. 141/PMK.03/2015) 4  Pembayaran dan Pelaporan 8  Pembayaran PPh 23 8  Pelaporan PPh 23 8  Studi Kasus 10  Penghasilan Sehubungan dengan Penyertaan Modal 10  Penghasilan Sehubungan dengan Sewa dan Penggunaan Harta 13  Penghasilan Sehubungan dengan Imbalan Jasa 15  Penghasilan atas Imbalan Jasa Lainnya 17  Baca Juga 19  Penentuan Jumlah Bruto 19  Pengecualian Objek PPh 23 20  Saat Terutang PPh 23 20  ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 1
  • 3. PPh 23 Pendahuluan  PPh 23 merupakan pajak pemotongan yang dikenakan pada ​penghasilan sehubungan dengan                      penyertaan modal, sewa dan penggunaan harta selain tanah dan bangunan, penyerahan jasa,                        atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh 21. PPh 23 dikenakan atas                            penghasilan yang diterima oleh suatu badan, sementara di sisi lain, PPh 21 dikenakan atas                            penghasilan yang diterima oleh orang pribadi. Umumnya, penghasilan jenis ini terjadi saat                        adanya transaksi antara dua pihak, yaitu:  ● Pihak ​penerima ​penghasilan (pemberi jasa) akan dikenakan PPh 23 dan ● Pihak ​pemberi​ penghasilan (penerima jasa) akan memotong, membayar dan melaporkan PPh 23 tersebut ke kantor pajak. Namun demikian, tidak semua pihak dapat memotong ataupun dikenakan PPh 23. Pihak-pihak                        tersebut adalah mereka yang tercakup pada kelompok berikut ini:  ● Pemotong PPh 23 1. Badan Pemerintah, Wajib Pajak Badan Dalam Negeri, Penyelenggara Kegiatan,                Bentuk Usaha Tetap (BUT) atau Perwakilan Perusahaan Luar Negeri lainnya. 2. Wajib Pajak Orang pribadi Dalam Negeri tertentu yang ditunjuk sebagai pemotong                    PPh 23 oleh Direktur Jenderal Pajak melalui SE-08/PJ.4/1995, yaitu: ❏ Akuntan, Arsitek, Dokter, Notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) kecuali                  PPAT tersebut adalah Camat, Pengacara, dan Konsultan yang melakukan                pekerjaan bebas. ❏ Orang Pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan. ● Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 23 1. Wajib Pajak Badan Dalam Negeri; 2. Bentuk Usaha Tetap (BUT). Anda dapat mengacu pada aturan-aturan berikut untuk memahami lebih lanjut terkait ketentuan                        hukum yang berlaku untuk PPh 23:  ● UU Nomor 7 Pasal 4 tahun 1983 stdtd UU Nomor 36 tahun 2008 tentang pajak                            penghasilan; ● UU Nomor 7 Pasal 23 tahun 1983 stdtd UU Nomor 36 tahun 2008 tentang pajak                            penghasilan; ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 2
  • 4. ● Peraturan Menteri Keuangan No. 244/PMK.03/2008 tentang jenis jasa lain sebagaimana                  dimaksud dalam pasal 23 ayat (1) huruf C angka 2 UU No. 7 tahun 1983 tentang pajak                                penghasilan; ● Peraturan Menteri Keuangan No. 141/PMK.03/2015 tentang jenis jasa lain sebagaimana                  dimaksud dalam pasal 23 ayat (1) huruf C angka 2 UU No. 7 tahun 1983 tentang pajak                                penghasilan; ● Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-50/PJ/1994 tentang penunjukan wajib pajak                  orang pribadi dalam negeri tertentu sebagai pemotong pajak penghasilan pasal 23; ● Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-04/PJ/2017 tentang bentuk, isi, tata cara                    pengisian dan penyampaian surat pemberitahuan masa pajak penghasilan pasal 23                  dan/atau pasal 26 serta bentuk bukti pemotongan pajak penghasilan pasal 23 dan/atau                      pasal 26; ● Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE-08/PJ.4/1995 tentang wajib pajak orang                    pribadi dalam negeri yang ditunjuk sebagai pemotong pajak penghasilan pasal 23. ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 3
  • 5.   Perhitungan dan Tarif  Perhitungan PPh 23 dilakukan dengan mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak                        (DPP) atau jumlah bruto dari penghasilan yang ditetapkan. Proses perhitungan tersebut dapat                        diilustrasikan sebagai berikut:  PPh 23 = Tarif Pajak x Penghasilan  Ada dua jenis tarif pajak yang dikenakan pada penghasilan yang menjadi objek PPh 23, yaitu                              tarif 15% dan tarif 2%. Penetapan tarif ini dibedakan berdasarkan jenis penghasilan. Berikut                          adalah rincian tarif PPh 23:  Jenis Penghasilan  Tarif  Penghasilan sehubungan dengan Penyertaan Modal  ● Dividen yang diterima oleh PT/BUMN/BUMD dengan syarat kepemilikan              saham kurang dari 25%, kecuali pembagian dividen kepada orang                pribadi yang dikenakan PPh Final; ● Bunga​, termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan              pengembalian utang; ● Royalti​; ● Hadiah​, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong                Pajak Penghasilan Pasal 21. 15%  Penghasilan sehubungan dengan sewa dan penggunaan harta  ● Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,              kecuali ​sewa tanah dan/atau bangunan 2%  Penghasilan sehubungan dengan Imbalan Jasa  ● Imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan,                dan jasa lain yang diatur atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan,                  selain jasa yang telah dipotong PPh 21. 2%  Penghasilan atas Imbalan Jasa Lainnya (PMK No. 141/PMK.03/2015)  ● Jasa penilai ​(appraisal); 2%  ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 4
  • 6. ● Jasa aktuaris; ● Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan; ● Jasa hukum; ● Jasa arsitektur; ● Jasa perencanaan kota dan arsitektur ​landscape​; ● Jasa perancang ​(design)​; ● Jasa pengeboran ​(drilling) di bidang penambangan minyak dan gas                bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap; ● Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan minyak                  dan gas bumi (migas); ● Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha panas                  bumi dan penambangan minyak dan gas bumi (migas); ● Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara; ● Jasa penebangan hutan; ● Jasa pengolahan limbah; ● Jasa penyedia tenaga kerja dan/atau tenaga ahli ​(outsourcing services)​; ● Jasa perantara dan/atau keagenan; ● Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang              dilakukan oleh Bursa Efek, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan                  Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI); ● Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh          Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI); ● Jasa pengisian suara ​(dubbing) ​dan/atau sulih suara; ● Jasa mixing film; ● Jasa pembuatan sarana promosi film, iklan, poster, ​photo, slide, klise,                  banner, pamphlet,​ baliho dan folder; ● Jasa sehubungan dengan ​software atau ​hardware atau sistem              komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan; ● Jasa pembuatan dan/atau pengelolaan ​website​; ● Jasa internet termasuk sambungannya; ● Jasa penyimpanan, pengolahan, dan/atau penyaluran data, informasi,            dan/atau program; ● Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,              AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang                    ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau                sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi; ● Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik,        telepon, air, gas, AC, TV kabel, dan/atau bangunan, selain yang                  dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi                  dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi; ● Jasa perawatan kendaraan dan/atau alat transportasi darat, laut dan                udara; ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 5
  • 7. ● Jasa maklon; ● Jasa penyelidikan dan keamanan; ● Jasa penyelenggara kegiatan atau ​event organizer; ● Jasa penyediaan tempat, dan/atau waktu dalam media massa, media                luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi, dan/atau jasa                  periklanan; ● Jasa pembasmian hama; ● Jasa kebersihan atau ​cleaning service​; ● Jasa sedot ​septic tank​; ● Jasa pemeliharaan kolam; ● Jasa katering atau tata boga; ● Jasa ​freight forwarding​; ● Jasa logistik; ● Jasa pengurusan dokumen; ● Jasa pengepakan; ● Jasa ​loading​ dan ​unloading​; ● Jasa laboratorium dan/atau dilakukan oleh lembaga atau pengujian              kecuali yang institusi pendidikan dalam rangka penelitian akademis; ● Jasa pengelolaan parkir; ● Jasa penyondiran tanah; ● Jasa penyiapan dan/atau pengolahan lahan; ● Jasa pembibitan dan/atau penanaman bibit; ● Jasa pemeliharaan tanaman; ● Jasa pemanenan; ● Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan,            dan/atau perhutanan; ● Jasa dekorasi; ● Jasa pencetakan/penerbitan; ● Jasa penerjemahan; ● Jasa pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15                Undang-Undang Pajak Penghasilan; ● Jasa pelayanan kepelabuhan; ● Jasa pengangkutan melalui jalur pipa; ● Jasa pengelolaan penitipan anak; ● Jasa pelatihan dan/atau kursus; ● Jasa pengiriman dan pengisian uang ke ATM; ● Jasa sertifikasi; ● Jasa ​survey​; ● Jasa ​tester​, dan ● Jasa selain jasa-jasa tersebut diatas yang pembayarannya dibebankan              pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran              Pendapatan dan Belanja Daerah. ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 6
  • 8. Tabel | Penghasilan dan Tarif PPh 23  Dalam hal Wajib Pajak Badan yang menerima atau memperoleh penghasilan tidak memiliki                        Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% sebagai                          denda dari tarif yang telah ditentukan diatas. ​Perhitungan dilakukan dengan mengalikan 200%                        dengan total pajak yang terutang.  PPh 23 yang harus dibayar : 200% x PPh 23 Terutang  ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 7
  • 9. Pembayaran dan Pelaporan  Pada bagian ini, Anda dapat mengetahui lebih lanjut terkait ketentuan pembayaran dan                        pelaporan PPh 23:  ● Pembayaran PPh 23 Direktorat Jenderal Pajak telah menetapkan peraturan pembayaran pajak mulai 1 Juli                    2016 hanya dapat dilakukan secara elektronik. Pembayaran pajak dilakukan oleh pihak                    pemotong ke Kas Negara menggunakan aplikasi e-Billing dengan cara membuat ID                    billing terlebih dahulu, lalu membayarnya melalui Bank Persepsi (ATM, ​teller bank,                    internet banking​) yang telah disetujui oleh Kementerian Keuangan. Jatuh tempo                  pembayaran PPh 23 adalah tanggal 10 bulan berikutnya​. ​Setelah melakukan                  penyetoran, maka pemberi kerja akan memperoleh Nomor Transaksi Penerimaan                Negara (NTPN) sebagai bukti pembayaran. Pemberi Penghasilan  Penyerahan Jasa  PPh 23 Terutang    Pembayaran kepada Pemberi Jasa  Pembayaran kepada Pemerintah  Penerima Penghasilan  Penghasilan dari Penerima Jasa  Uang Muka PPh 23    Penerimaan dari Pemberi Kerja  Kredit Pajak yang diperoleh  (dlm ‘000)  100.000  2.000   98.000  2.000 ​paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya  100.000  2.000   98.000  2.000 ​dapat dikurangkan dari jumlah pajak yang harus  dibayarkan pada akhir periode  Tabel | Ilustrasi Pemotongan PPh 23  ● Pelaporan PPh 23 Secara umum, pemotong pajak diberikan kebebasan untuk menentukan bentuk                pelaporan SPT Masa PPh 23 dengan menggunakan formulir kertas/​hard copy ​atau                    melaporkannya melalui fitur lapor pajak online (e-Filing) menggunakan aplikasi ​e-SPT                  Masa PPh 23/26​. Jatuh tempo pelaporan adalah ​tanggal 20 bulan berikutnya ke KPP                        terdaftar. Apabila tanggal 20 jatuh di hari libur (hari Sabtu termasuk hari libur) maka                          Anda dapat melaporkan paling lama hari kerja berikutnya. Sesuai dengan Pasal 15 ayat (3) Peraturan Pemerintah No. 94 tahun 2010, setiap terjadi                          pemotongan PPh 23, Anda sebagai pemotong pajak wajib menerbitkan bukti potong PPh                      23 kepada wajib pajak pada akhir bulan saat: ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 8
  • 10. ● dibayarkannya penghasilan; ● disediakan untuk dibayarkannya penghasilan; atau ● jatuh temponya pembayaran penghasilan yang bersangkutan, tergantung peristiwa              yang terjadi terlebih dahulu. Penerbitan bukti potong ini dibuat dalam 3 (tiga) rangkap yang peruntukannya sebagai                        berikut:  ● Lembar Kesatu : untuk Wajib Pajak yang dipotong PPh 23 ● Lembar Kedua : untuk Kantor Pelayanan Pajak ● Lembar Ketiga : untuk Anda sebagai Pemotong Pajak SPT Masa PPh 23 dan/atau PPh 26 terdiri dari:  ● Induk SPT ● Daftar Bukti Pemotongan; ● Daftar Surat Setoran Pajak (SSP), Bukti Penerimaan Negara (BPN), Bukti                  Pemindahbukuan untuk Penyetoran PPh 23 dan/atau PPh 26. Penggunaan e-SPT diwajibkan bagi pemotong pajak yang memenuhi persyaratan                  berikut:  ● Menerbitkan lebih dari 20 (dua puluh) bukti pemotongan PPh 23 dan/atau Pasal 26                        dalam 1 (satu) Masa Pajak; dan/atau ● Jumlah penghasilan bruto yang menjadi dasar pengenaan PPh lebih dari Rp                    100.000.000,00 dalam satu bukti pemotongan. ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 9
  • 11. Studi Kasus  Pada bagian ini Anda akan diberikan ilustrasi cara perhitungan PPh 23 atas transaksi keuangan                            perusahaan untuk menambah pemahaman Anda terkait perlakuan PPh 23:  ● Penghasilan Sehubungan dengan Penyertaan Modal Soal  PT Garmindo, merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri garmen                      dan beralamat di Jl. Mangga No. 11, Jakarta Barat. PT Garmindo telah memiliki NPWP                            dengan nomor 01.111.444.8-085.000. Pada tanggal 10 Juni 2018, perusahaan                  membayar dividen tunai kepada pemegang saham yang sebelumnya telah diumumkan                    melalui RUPS. Berikut informasi data pembayaran dividen tunai tersebut:  Pemegang Saham  NPWP  Penyertaan  Modal  Dividen (Rp)  PT Cakrawala  01.524.443.8-039.000  26%  130.000.000,00  PT Sumber Jaya  01.524.443.8-039.000  18%  90.000.000,00  PT Aman Jaya  01.524.443.8-039.000  12%  60.000000,00  Pembahasan​:  Pembahasan atas kasus tersebut akan dibagi dalam 4 bagian, yaitu proses                      perhitungan, pembayaran, pelaporan, serta perlakuan akuntansinya.  ● Perhitungan PPh 23 atas Dividen Berdasarkan data tabel di atas, berikut perhitungan PPh 23 yang harus                    dipotong oleh PT Garmindo: Pemegang Saham  Penyertaan Modal  Dividen (Rp)  PPh 23 (Rp)  PT Sumber Jaya  18%  90.000.000  13.500.000  PT Aman Jaya  12%  60.000.000  9.000.000  Jumlah  150.000.000  22.500.000  Catatan:   PT Cakrawala dikategorikan menjadi non-objek pajak sebab persentase penyertaan modalnya lebih dari 25%.  ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 10
  • 12. ● Pembayaran PPh 23 ditanggung oleh PT Sumber Jaya dan PT Aman Jaya. PT Garmindo                        wajib memotong PPh 23 atas penghasilan yang dibayarkan kepada PT Sumber                    Jaya dan PT Aman Jaya. Selain itu, PT Garmindo juga wajib menyetorkan pajak                        yang telah dipotong tersebut kepada kas negara sebesar total Rp 22.500.000.                    Pembayaran ini dapat dilakukan melalui e-billing. ● Pelaporan PT Sumber Jaya dan PT Aman Jaya dapat menjadikan PPh 23 yang dipotong                        sebagai kredit pajak pada saat perhitungan pajak badan di akhir tahun,                    sehingga PPh yang masih harus dibayar oleh PT Sumber Jaya dan PT Aman                        Jaya adalah sebesar nilai pajak terutang dikurangi dengan PPh 23 yang telah                      dipotong. Selain itu, PT Garmindo juga wajib memberikan bukti potong kepada PT                    Sumber Jaya dan PT Aman Jaya pada akhir tahun atau akhir masa pajak                        sebagai bukti bahwa penghasilan yang dibayarkan sudah dipotong PPh 23.                  Selain itu, PT Garmindo juga melaporkan keseluruhan PPh 23 yang telah                    dipotong atas pembayaran dividen melalui formulir SPT PPh 23/26. Proses                  pelaporan ini juga dapat dilakukan dengan e-Filing. ● Perlakuan Akuntansi Berikut adalah jurnal yang terbentuk dari seluruh transaksi terkait PPh 23: PT Garmindo Saat Pengumuman Dividen Saat pengumuman di RUPS  (Dr) Dividen  Rp 150.000.000,00  (Cr) Hutang Dividen  Rp 127.500.000,00  (Cr) Hutang PPh 23  Rp 22.500.000,00  Saat Pembayaran Dividen  Dibayarkan tanggal 10 Juni 2018  (Dr) Hutang Dividen  Rp 127.500.000,00  (Cr) Kas/Bank  Rp 127.500.000,00  Saat Pembayaran PPh 23  Paling lambat tanggal 10 Juli 2018  (Dr) Hutang PPh 23  Rp 22.500.000,00  (Cr) Kas/Bank  Rp 22.500.000,00  ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 11
  • 13. PT Sumber Jaya  Saat Penerimaan Dividen  Diterima tanggal 10 Juni 2018 (Dr) Kas/Bank  Rp 76.500.000,00  (Dr) PPh 23 Dibayar Dimuka  Rp 13.500.000,00  (Cr) Pendapatan Dividen  Rp 90.000.000,00  Catatan:  PT Sumber Jaya dapat menjadikan PPh 23 Dibayar Dimuka sebesar Rp 13.500.000,00 sebagai kredit pajak                              pada saat perhitungan pajak badan di akhir tahun, sehingga PPh yang masih harus dibayar oleh PT Sumber                                  Jaya adalah sebesar nilai pajak terutang dikurangi dengan PPh 23 yang telah dipotong.  PT Aman Jaya :  Saat Penerimaan Dividen  Diterima tanggal 10 Juni 2018  (Dr) Kas/Bank  Rp 51.000.000,00  (Dr) PPh 23 Dibayar Dimuka  Rp 9.000.000,00  (Cr) Pendapatan Dividen  Rp 60.000.000,00  Catatan:  PT Aman Jaya dapat menjadikan PPh 23 Dibayar Dimuka sebesar Rp 9.000.000,00 sebagai kredit pajak pada                                saat perhitungan pajak badan di akhir tahun, sehingga PPh yang masih harus dibayar oleh PT Aman Jaya                                  adalah sebesar nilai pajak terutang dikurangi dengan PPh 23 yang telah dipotong.  ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 12
  • 14. ● Penghasilan Sehubungan dengan Sewa dan Penggunaan Harta Soal  Pada tanggal 5 Mei 2018 PT Baja Konstruksi (pihak pertama) melakukan kontrak                        dengan PT Sumber Alam Machinery selaku perusahaan persewaan alat berat (pihak                      kedua) untuk menyediakan jasa sewa alat berat berupa ​forklift dengan nilai kontrak                        sebesar Rp 100.000.000,00. Kedua pihak tersebut telah memiliki NPWP. Berapa PPh                      23 yang dikenakan atas transaksi tersebut?  Pembahasan:  Penghasilan atas sewa dan penggunaan harta selain tanah dan bangunan merupakan                      objek PPh 23. Tarif PPh 23 yang dikenakan atas penghasilan tersebut adalah sebesar                          2% dari total penghasilan. Proses pembayaran dan pelaporan serupa dengan kasus                      sebelumnya.  ● Perhitungan Sesuai dengan UU Pajak Penghasilan Pasal 23, pembayaran kepada PT Sumber                    Alam Machinery masing-masing harus dipotong PPh 23 oleh PT Baja                  Konstruksi sebesar: PPh 23​ ​Terutang:​ 2% x Rp 100.000.000,00 = Rp 2.000.000,00 ● Perlakuan Akuntansi Berikut adalah jurnal yang terbentuk dari transaksi diatas: PT Baja Konstruksi Saat Pembayaran Sewa Peralatan Dibayarkan tanggal 5 Mei 2018 (Dr) Beban Sewa Peralatan  Rp 100.000.000,00  (Cr) Hutang PPh 23  Rp 2.000.000,00  (Cr) Kas/Bank  Rp 98.000.000,00  Saat Pembayaran PPh 23  Dibayarkan paling lambat 10 Juni 2018  (Dr) Hutang PPh 23  Rp 2.000.000,00  (Cr) Kas/Bank  Rp 2.000.000,00  ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 13
  • 15. PT Sumber Alam Machinery :  Saat Menerima Pembayaran Sewa  Diterima tanggal 5 Mei 2018  (Dr) Kas/Bank  Rp 98.000.000,00  (Dr) PPh 23 Dibayar Dimuka  Rp 2.000.000,00  (Cr) Pendapatan Sewa  Rp 100.000.000,00  Saat Pengkreditan Uang Muka PPh 23  PPh Badan misal Rp 8.000.000,00  Dikreditkan di akhir tahun pajak  (Dr) PPh Badan  Rp 8.000.000,00  (Cr) PPh 23 Dibayar Dimuka  Rp 2.000.000,00  (Cr) Hutang PPh Pasal 29  Rp 6.000.000,00  ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 14
  • 16. ● Penghasilan Sehubungan dengan Imbalan Jasa Soal  PT Pandu Putra Coal merupakan perusahaan kontrak karya pertambangan batubara                    (PKP2B), menggunakan jasa konsultan manajemen dari Ducker Consulting yang                  berasal Irlandia yang berada di Indonesia selama 5 bulan. Atas jasa konsultasi                        tersebut PT Pandu Putra Coal membayar fee jasa konsultan sebesar Rp                      300.000.000,00; diketahui tidak ada ​Tax Treaty​/P3B antara Indonesia dan Irlandia.                    Berapa PPh 23 yang dikenakan atas transaksi tersebut?  Pembahasan:  Pemberian jasa konsultan manajemen yang dilakukan oleh Subjek Pajak Luar Negeri                      yang tidak mempunyai perjanjian perpajakan/​Tax Treaty dengan Indonesia dan                  melebihi jangka waktu 60 hari akan dianggap sebagai Bentuk Usaha Tetap (BUT)                        sesuai dengan pasal 2 ayat (5) huruf m: ​“pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh                            pegawai atau orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12                            bulan dapat menimbulkan BUT”​.   ● Perhitungan Transaksi pembayaran fee jasa konsultan manajemen oleh PT Pandu Putra                  Coal kepada Ducker Consulting dikenakan pemotongan PPh 23 sebesar 2%                  dari nilai bruto yang dihitung sebagai berikut: PPh 23 = 2% x Rp 300.000.000,00 = Rp 6.000.000,00  ● Pembayaran PPh 23 ditanggung oleh Ducker Consulting dan dipotong oleh PT Pandu Putra                      Coal dari penghasilan yang dibayarkan kepada Ducker Consulting. PT Pandu                  Putra Coal dapat melakukan pembayaran PPh 23 melalui e-billing. ● Pelaporan PT Pandu Putra Coal memberikan bukti potong kepada Ducker Consulting pada                    akhir tahun atau akhir masa pajak sebagai bukti bahwa penghasilan yang                    dibayarkan sudah dipotong PPh 23. Bukti potong yang diberikan oleh PT Pandu                      Putra Coal kepada Ducker Consulting adalah berupa formulir bukti potong PPh                    23. Selain itu, PT Pandu Putra Coal juga melaporkan PPh 23 yang telah                      dipotong atas pembayaran fee jasa konsultan manajemen melalui formulir SPT                  PPh 23/26. Proses pelaporan ini juga dapat dilakukan dengan e-filing. ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 15
  • 17. ● Perlakuan Akuntansi PT Pandu Putra Coal Saat Pembayaran Jasa Konsultan Manajemen: (Dr) Beban Jasa Konsultan  Rp 300.000.000,00  (Cr) Hutang PPh 23  Rp 6.000.000,00  (Cr) Kas/Bank  Rp 294.000.000,00  Saat Penyetoran PPh 23:  Dibayarkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya  (Dr) Hutang PPh 23  Rp 6.000.000,00  (Cr) Kas/Bank  Rp 6.000.000,00  ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 16
  • 18. ● Penghasilan atas Imbalan Jasa Lainnya Soal  PT Safari Outsourcing adalah perusahaan penyedia tenaga kerja ​(outsourcing)​. PT                    Safari Outsourcing mendapat kontrak penyediaan tenaga kerja sebanyak 20 orang dari                      PT Dwi Jaya. Tenaga kerja tersebut tetap terdaftar sebagai pegawai PT Safari                        Outsourcing. Kontrak yang disepakati atas penyerahan jasa oleh PT Safari                    Outsourcing terdiri dari gaji untuk 20 orang tenaga kerja per bulan sebesar Rp                          100.000.000,00 dan imbalan atas jasa penyediaan tenaga kerja per bulan sebesar Rp                        10.000.000,00.   PT Safari Outsourcing melampirkan bukti pendukung atas rincian tagihan penyerahan                    jasa tenaga kerja tersebut kepada PT Dwi Jaya:  Rincian gaji 20 orang tenaga kerja Rp 100.000.000,00  Imbalan Jasa  Rp 10.000.000,00  Berapa PPh 23 yang harus dipotong oleh PT Dwi Jaya atas transaksi di atas?  Pembahasan:  Pembahasan atas kasus tersebut akan dibagi dalam 4 bagian, yaitu proses                      perhitungan, pembayaran, pelaporan, serta perlakuan akuntansinya.  ● Perhitungan Pemotongan PPh 23 yang dilakukan oleh PT Dwi Jaya atas pembayaran                    transaksi penyerahan jasa tenaga keamanan kepada PT Safari Outsourcing                adalah sebesar: PPh 23​: 2% x Rp 10.000.000,00 = Rp 200.000,00. ● Pembayaran PPh 23 ditanggung oleh PT Safari Outsourcing dan dipotong oleh PT Dwi Jaya                        dari penghasilan yang dibayarkan kepada PT Safari Outsourcing. PT Dwi Jaya                    dapat melakukan pembayaran PPh 23 melalui e-billing. ● Pelaporan PT Safari Outsourcing dapat menjadikan PPh 23 sebagai kredit pajak pada                    saat perhitungan pajak badan di akhir tahun, sehingga PPh yang masih harus                      dibayar oleh PT Safari Outsourcing adalah sebesar nilai pajak terutang                  dikurangi dengan PPh 23 yang telah dipotong. PT Dwi Jaya memberikan bukti                      potong kepada PT Safari Outsourcing pada akhir tahun atau akhir masa pajak                      sebagai bukti bahwa penghasilan yang dibayarkan sudah dipotong PPh 23.                  Bukti potong yang diberikan oleh PT Dwi Jaya kepada PT Safari Outsourcing                      adalah berupa formulir bukti potong PPh 23. Selain itu, PT Dwi Jaya juga                        ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 17
  • 19. melaporkan keseluruhan PPh 23 yang telah dipotong atas pembayaran jasa                    outsourcing melalui formulir SPT PPh 23/26. Proses pelaporan ini juga dapat                      dilakukan dengan e-filing.  ● Perlakuan Akuntansi Berikut jurnal yang dibuat oleh PT Dwi Jaya sehubungan dengan kasus diatas: PT Dwi Jaya : Saat Pembayaran Jasa ​Outsourcing (Dr) Beban Jasa Outsourcing  Rp 110.000.000,00  (Cr) Hutang PPh 23  Rp 200.000,00  (Cr) Kas/Bank  Rp 109.800.000,00  Catatan:  Dalam hal suatu perusahaan penyedia jasa tenaga kerja ​(outsourcing) ​tidak dapat menyediakan bukti                          pendukung atas rincian jumlah tagihan gaji dan imbalan jasa (memisahkan antara jumlah gaji, tunjangan, dan                              imbalan lain kepada pegawai dengan imbalan atas jasa ​outsourcing dalam surat kontrak​), maka jumlah bruto                              yang menjadi dasar pemotongan PPh 23 adalah sebesar Rp 110.000.000. Dengan demikian, PPh 23 yang                              harus dipotong oleh PT Dwi Jaya atas pembayaran kepada PT Safari Outsourcing adalah sebesar:  PPh 23​: 2% x Rp 110.000.000,00 = Rp 2.200.000,00.  Saat Penyetoran PPh 23:  Dibayarkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya  (Dr) Hutang PPh 23  Rp 200.000,00  (Cr) Kas/Bank  Rp 200.000,00  PT Safari Outsourcing :  Saat Penerimaan Pembayaran Jasa ​Outsourcing  (Dr) Kas/Bank  Rp 109.800.000,00  (Dr) PPh 23 Dibayar Dimuka  Rp 200.000,00  (Cr) Pendapatan Jasa  Rp 110.000.000,00  Catatan:  PT Safari Outsourcing dapat menjadikan PPh 23 Dibayar Dimuka sebesar Rp 200.000,00 sebagai kredit pajak                              pada saat perhitungan pajak badan di akhir tahun, sehingga PPh yang masih harus dibayar oleh PT Safari                                  Outsourcing adalah sebesar nilai pajak terutang dikurangi dengan PPh 23 yang telah dipotong.  ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 18
  • 20. Baca Juga  Dalam prakteknya, sering muncul permasalahan dalam menerapkan pemotongan PPh 23.                    Permasalahan tersebut umumnya meliputi penentuan jumlah bruto, pengecualian objek PPh 23                      dan saat terutang PPh 23.  ● Penentuan Jumlah Bruto Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa                  konsultan, dan jasa lain yang diatur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:                    141/PMK.03/2015 dipotong PPh 23 oleh pihak yang wajib membayarkan sebesar 2%                    dari jumlah bruto tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Sesuai dengan SE.53/PJ./2009, yang dimaksud dengan jumlah bruto adalah seluruh                  jumlah penghasilan yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh                  tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri,                penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri                  lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, ​tidak termasuk​: a. pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain sebagai                imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak                penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan,                berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa (dibuktikan dengan kontrak kerja                dan daftar pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain                  sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan); b. pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau material (dibuktikan            dengan faktur pembelian); c. pembayaran kepada pihak kedua (sebagai perantara) untuk selanjutnya              dibayarkan kepada pihak ketiga (dibuktikan dengan faktur tagihan pihak ketiga                  disertai dengan perjanjian tertulis); d. pembayaran penggantian biaya (​reimbursement​) yaitu penggantian pembayaran            sebesar jumlah yang nyata-nyata telah dibayarkan oleh pihak kedua kepada pihak                    ketiga (dibuktikan dengan faktur tagihan atau bukti pembayaran yang telah                  dibayarkan oleh pihak kedua kepada pihak ketiga). Jumlah bruto tersebut tidak berlaku atas:  a. penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa katering; b. penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa-jasa di atas telah dikenai                  Pajak Penghasilan yang bersifat final. ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 19
  • 21.   ● Pengecualian Objek PPh 23 Anda dapat melihat tabel berikut untuk mengetahui penghasilan yang dikecualikan                  pemotongan PPh 23: Non Objek Pemotongan PPh 23  1. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank; 2. sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi; 3. dividen atau bagian laba yang diterima perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMN/D), dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat: a. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan b. bagi perseroan terbatas, BUMN/D yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut. 4. bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksadana selama 5 tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian izin usaha; 5. bagian laba yang diterima anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi; 6. sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya; 7. bunga simpanan yang tidak melebihi batas yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya. Tabel | Non Objek PPh 23  ● Saat Terutang PPh 23 Saat terutangnya PPh 23 adalah pada saat pembayaran, saat disediakan untuk                    dibayarkan (seperti: dividen), saat jatuh tempo (seperti: bunga dan sewa), dan saat yang                        ditentukan dalam kontrak atau perjanjian atau faktur (seperti: royalti, imbalan jasa teknik                      atau jasa manajemen). “Saat disediakan untuk dibayarkan” dapat didefinisikan sebagai berikut: a. untuk perusahaan yang tidak ​go public​, adalah saat dibukukan sebagai utang                    dividen yang akan dibayarkan, yaitu pada saat pembagian dividen diumumkan                  ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 20
  • 22. atau ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan.                  Demikian pula apabila perusahaan yang bersangkutan dalam tahun berjalan                  membagikan dividen sementara (dividen interim), maka PPh 23 terutang pada                    saat diumumkan dalam Rapat Direksi atau Pemegang Saham sesuai dengan                    Anggaran Dasar perseroan yang bersangkutan;  b. untuk perusahaan yang ​go public​, adalah pada tanggal penentuan kepemilikan                  pemegang saham yang berhak atas dividen ​(recording date)​. Dengan perkataan                  lain pemotongan PPh 23 atas dividen baru dapat dilakukan setelah para                    pemegang saham yang berhak “menerima atau memperoleh” dividen tersebut                diketahui, meskipun dividen tersebut belum diterima secara tunai. Yang dimaksud dengan “saat jatuh tempo pembayaran” adalah saat kewajiban untuk                      melakukan pembayaran yang didasarkan atas kesepakatan, baik yang tertulis maupun                    tidak tertulis dalam kontrak atau perjanjian atau faktur.  ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 21
  • 23. Ditulis oleh:  Dyah Eras Mita  Adi Nurpermana  Pristy Setyaningrum  Sally Devina Kie  ©2019 KlikPajak.id. All Rights Reserved. 22