SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 39
Kebijakan dan Program Pertanian
Pangan Terhadap Pemenuhan Hak Atas
Pangan Di Indonesia
KRKP Bogor, 23 Agutsus 2016
Syahyuti –
Pusat Studi Ekonomi Kebijakan Pertanian
1
Kondisi pangan Indonesia:
2
Sumber: Renstra Kementan 2015-2019
3
Sumber: Renstra Kementan 2015-2019
4
Sumber: Renstra Kementan 2015-2019
5
6
Kebijakan, Program, dan Pemenuhan Hak Atas Pangan
Masyarakat:
KEDAULATAN PANGAN
7
• Berbasis agribisnis kerakyatan: pengendalian import pangan,
penanggulangan kemiskinan pertanian, regenerasi petani,
reforma agraria, bank khusus untuk pertanian, UMKM dan koperasi.
• Stop impor pangan beras, jagung dan daging sapi.
• Stop impor pangan kedelai, bawang merah dan cabe merah.
• Reforma agraria: (1) peningkatan redistribusi tanah 1,1 juta ha untuk 1
juta KK petani kecil dan buruh tani tiap tahun, (2) distribusi 9 juta ha tanah
untuk petani dan buruh tani, dan (3) meningkatnya akses petani gurem
terhadap kepemilikan lahan pertanian.
• Penanggulangan kemiskinan pertanian dan regenerasi petani: (1) 1.000
desa berdaulat benih hingga tahun 2019, (2) peningkatan kemampuan
organisasi petani dan perempuan, (3) rehabilitasi jaringan irigasi 3 juta ha,
dan (4) dukungan regenerasi petani muda Indonesia.
8
KEDAULATAN PANGAN dalam Nawa Cita :
Renstra Kementan 2015-2019:
9
10
Tujuan:
1. Meningkatkan ketersediaan dan
diversifikasi untuk mewujudkan
kedaulatan pangan;
2. Meningkatkan nilai tambah dan
daya saing produk pangan dan
pertanian;
3. Meningkatkan ketersediaan
bahan baku bioindustri dan
bioenergi;
4. Meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani;
5. Meningkatkan kualitas kinerja
aparatur pemerintah yang
amanah dan profesional
Sasaran strategi:
1. Swasembada padi, jagung dan kedelai serta
peningkatan produksi daging dan gula;
2. Peningkatan diversifikasi pangan;
3. Peningkatan komoditas bernilai tambah
dan berdaya saing untuk memenuhi pasar
ekspor dan substitusi impor;
4. Penyediaan bahan baku bioindustri dan
bioenergi;
5. Peningkatan pendapatan keluarga petani;
dan
6. Akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah
yang baik.
11
Strategi utama:
1. peningkatan ketersediaan dan
pemanfaatan lahan;
2. peningkatan infrastruktur dan
sarana pertanian;
3. pengembangan dan
perluasan logistik benih/bibit;
4. penguatan kelembagaan
petani;
5. pengembangan dan
penguatan pembiayaan
pertanian;
6. pengembangan dan
penguatan bioindustri dan
bioenergi; dan
7. penguatan jaringan pasar
produk pertanian
Strategi penunjang:
1. penguatan dan peningkatan
kapasitas SDM pertanian;
2. peningkatan dukungan
perkarantinaan;
3. peningkatan dukungan inovasi
dan teknologi;
4. pelayanan informasi publik; (g)
pengelolaan regulasi;
5. pengelolaan teknologi
informasi dan komunikasi;
6. pengelolaan perencanaan;
7. penataan dan penguatan
organisasi; dan
8. pengelolaan sistem
pengawasan. 12
Rencana Kerja KEMENTAN
2016:
• Memprioritaskan alokasi untuk 14 program
aksi Nawacita
• UPSUS Padi, Jagung, Kedelai, Tebu, Sapi,
Bawang Merah dan Cabai, termasuk Kakao.
• Pendekatan kawasan menuju hilirisasi dan
pola integrasi.
• Food Estate (500 ribu ha):
– Kalimantan Barat 120.000 Ha
– Kalimantan Tengah 180.000 Ha
– Kalimantan Timur 10.000 Ha
– Maluku (Kep. Aru) 190.000 Ha
13
• Perkebunan: bongkar ratoon, rawat ratoon, alsintan,
bibit tebu, perluasan kebun tebu 500.000 ha, 10 PG
baru, 15 investor, penyediaan sarana-prasarana,
pemberdayaan petani, regulasi
• Pengembangan kebun tebu di Sulawesi Tenggara
• Rehabilitasi Pabrik gula
• Integrasi Sawit – Ternak di Wilayah Perbatasan
• Integrasi Sawit – Pangan – Ternak
• Integrasi Hutan – Pangan – Ternak
• Pendampingan penyuluh, mahasiswa, dan Babinsa
• Penyediaan bahan baku bio-energi dan bio-industri
• Perluasan Areal Lahan Kering
• Desa Mandiri Benih
• Kegiatan Bioindustri
14
15
16
17
18
19
Peran baru BULOG:
Perpres no 48 - 2016 ttg Penugasan Kepada Perum Bulog
Dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional (25 Mei 2016)
Pasal 2 ayat 3:
-BULOG menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi
harga pangan pada tingkat konsumen dan produsen
untuk jenis pangan pokok beras, jagung, dan kedelai
Pasal 2 ayat 4:
-Untuk jenis pangan pokok lain = BUMN lain atau BULOG
20
Pasal 3 ayat 1:
BULOG melakukan:
a. pengamanan harga pangan ditingkat
produsen dan konsumen;
b. pengelolaan Cadangan Pangan
Pemerintah;
c. penyediaan dan pendistribusian
pangan;
d. pelaksanaan impor pangan dalam
rangka pelaksanaan tugas sebagaimana
dimaksud dalam huruf
a, huruf b, dan huruf c sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan;
e. pengembangan industri berbasis
pangan; dan
f. pengembangan pergudangan pangan.
Ayat 2:
(2) Dalam menjaga ketersediaan pangan dan
stabilisasi harga pangan pada tingkat
konsumen dan produsen (beras), Bulog
melakukan:
a. pengamanan harga beras ditingkat produsen
dan konsumen;
b. pengelolaan cadangan beras Pemerintah;
c. penyediaan dan pendistribusian beras
kepada golongan masyarakat tertentu;
d. pelaksanaan impor beras
e. pengembangan industri berbasis beras,
f. pengembangan pergudangan beras.
21
Berkenaan dengan harga:
Pasal 5
(1) BULOG melakukan stabilisasi harga Pangan pada tingkat produsen
dan konsumen.
(2) Pembelian Pangan dengan Harga Acuan atau HPP di gudang BULOG
= jika rata-rata Harga Pasar setempat di bawah Harga Acuan atau HPP.
(3) Jika rata-rata Harga Pasar setempat di atas Harga Acuan atau HPP =
BULOG diberikan fleksibilitas harga pembelian pangan.
(5) operasi pasar oleh BULOG = harga paling tinggi sama dengan HET.
22
Impor pangan:
Pasal 7
(1) Pengadaan Pangan diutamakan melalui pengadaan Pangan dari dalam
negeri.
(2) Jika tidak mencukupi untuk pemenuhan stok, menjaga stabilitas harga
dalam negeri, dan/atau memenuhi kebutuhan penugasan Pemerintah
lainnya; dapat dilakukan pengadaan Pangan dari stok operasional Perum
BULOG maupun dari luar negeri dengan tetap menjaga kepentingan produsen
dan konsumen dalam negeri.
(3) Jumlah dan waktu pelaksanaan impor ditetapkan oleh Menteri
berdasarkan keputusan Rapat Koordinasi.
(4) pelaksanaan pengadaan Pangan dan tata niaga Pangan impor diatur
dengan Peraturan Menteri.
23
Pemenuhan hak atas pangan masyarakat:
“Kebijakan untuk Memenuhi Hak Atas
Pangan”
(http://presidenri.go.id/.....) 15 April 2016:
Hak atas pangan =
(1) hak untuk mendapatkan akses yang
teratur, tetap, dan bebas; dan
(2) menjamin rakyat mendapat pangan
yang memadai dan cukup baik secara
kualitatif dan kuantitatif sesuai tradisi
masyarakat.
Presiden:
“Sekali lagi saya ulang, untuk membuat
rakyat cukup pangan. Ini yang harus
digarisbawahi, membuat rakyat cukup
pangan”.
24
Tujuan kebijakan pangan:
• menurunkan kemiskinan
• membuat petani lebih sejahtera
• membuat produsen pangan dalam
negeri makin besar andilnya
• membuat APBN semakin efektif
menjangkau rakyat.
Prinsip-prinsip dasar:
• availability
• accessability
• acceptability.
• quality
KEDAULATAN PANGAN
untuk menjamin akses pangan dan
Keluarga Petani yang Bermartabat
25
• Food Sovereignty = is the right
of people to determine their
own food systems.
• Food sovereignty = puts the
people who produce,
distribute and consume food
at the centre of decisions on
food systems and policies,
rather than the demands of
markets and corporations that
have come to dominate the
global food system.
• Food sovereignty = improve
the quality of life of peasants
and indigenous peoples
26
Konsep, Indikator, dan Variabel KEDAULATAN
PANGAN
The 6 pillars of food
sovereignty:
1. Focuses on food for
people
2. Values food
providers
3. Localises food
systems
4. Puts control locally
5. Builds knowledge
and skills
6. Works with nature
27
Ketahanan pangan Kedaulatan pangan
Definisi World Food Summit tahun 1996: “Food security,
at the individual, household, national, regional and
global level (is achieved) when all people, at all times,
have physical and economic access to sufficient, safe and
nutritious food to meet their dietary needs and food
preferences for an active and healthy life”.
“Food sovereignty is the right of each nation to maintain
and develop its own capacity to produce its basic foods
respecting cultural and productive diversity. We have the
right to produce our own food in our own territory. Food
sovereignty is a precondition to genuine food security.”
(Via Campesina, 2006).
UU No. 18 – 2012:
“Ketahanan Pangan” adalah kondisi terpenuhinya
pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,
merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat
hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
“Kedaulatan pangan” adalah hak negara dan bangsa yang
secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang
menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang
memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan
sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya
lokal (UU No 18 tahun 2012).
Dicetuskan tahun 1974 dalam acara FAO World Food
Summit
Dirumuskan tahun 1996 oleh LSM internasional La Via
Campesina
Model produksi pertanian: produksi atau bertipe
industrial
Menerapkan paradigma agro-ekologis, dengan nilai-nilai
humanis dan ekologis.
Model perdagangan pertanian adalah liberalisasi Bersifat proteksionis.
Organisasi yang memimpin: WTO La Via Campesina
Instrumen: AoA, Trade Related Aspects of Intellectual
Property Rights (TRIPS), dan Sanitary and Phytosanitary
Measures (SPS) Agreement
International Planning Committee (IPC)
28
Ketahanan pangan Kedaulatan pangan
Pendekatan terhadap sumberdaya genetis tanaman, serta
mendukung hak penguasaan individual
Anti hak paten, penguasaan sumber daya pertanian (gen, varietas,
dan lain-lain) secara komunal
Wacana tentang lingkungan menggunakan paradigma rasionalis
ekonomis
Menggunakan paradigma rasionalisme hijau (green rationalism)
Ide dasarnya: strategi untuk mengatasi kelaparan, lalu
menyediakan pangan yang cukup dan sehat untuk semua orang,
baik untuk petani dan bukan petani
Ide dasarnya: mengangkat kesejahteraan petani kecil yang
terpinggirkan oleh perdagangan dunia.
Merupakan konsep teknis. Pangan semata-mata komoditas yang
dapat diperdagangkan secara lokal dan bahkan internasional.
Sering dipandang sebagai konsep politik (oleh pihak yang kontra).
Menggunakna Teknologi yang berprinsip berkelanjutan dan ramah
lingkungan.
Ketahanan pangan merupakan konsep yang bias ke kepentingan
negara-negara maju dan perusahaan multinasional.
Lebih menghargai budaya lokal. Menanam varietas sendiri, dengan
cara sendiri, dan memasak dengan selera sendiri. Menjunjung
tinggi prinsip diversifikasi pangan sesuai dengan budaya lokal yang
ada.
Dampaknya, bila pada 1960-an negara-negara berkembang
merupakan eksportir pangan, mulai awal 1990-an banyak yang
berubah jadi importir neto.
Belum banyak dampak, karena belum diterima secara legal dalam
kebijakan pemerintahan
Corak pertanian adalah pertanian industrial agribisnis Pertanian yang berbasis keluarga. Tanam sendiri, dan makan
sendiri.
Alat pembangunan bagi kalangan developmentalis Alat bagi pembangunan yang berkeadilan sosial
Menerima konsep perdagangan bebas. Pangan adalah komoditas
pasar sepenuhnya.
Perdagangan pangan hanya setelah kebutuhan keluarga dan negera
terpenuhi.
Hak atas pangan diberikan oleh negara ke rakyat (UU 18 tahun
2012)
Hak atas pangan adalah hak konstitusional rakyat. Pemerintah
tinggal menegakkan hak pangan rakyat tersebut.
Kuncinya: ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas
pengadaannya.
Empat pilar: hak terhadap pangan, akses terhadap sumber-sumber
daya produktif, pengarusutamaan produksi yang ramah lingkungan,
perdagangan dan pasar lokal (IPC, 2006).
Empat makna kedaulatan pangan:
29
Variasi makna Deskripsi Sumber dokumen
1. Kedaulatan pangan sejalan
dengan ketahanan pangan
Makna berdaulat adalah ketika
kebijakan pangan kita tidak
dikendalikan oleh negara lain
dalam konteks politik dan pasar
Rencana Kerja Kementan,
RJPMN, dan pada SIPP
2. Ketahanan pangan
merupakan landasan untuk
mencapai kedaulatan pangan.
kedaulatan pangan sejati adalah
saat sudah tercapai di level
komunitas.
SIPP (Strategi Induk
Pembangunan Pertanian 2015-
20145)
3. Sejalan dengan di dunia
internasional
Mengutamakan petani, keluarga
petani dan pertanian ramah
lingkungan
Dalam dokumen Nawacita
4. Kedaulatan pangan adalah
basis untuk mencapai ketahanan
pangan
Petani dan keluarga petani yang
bermartabat dansejahtera adalah
modal dasar pembangunan
pertanian
Beberapa literarur luar, dan
PSEKP (2015)
(http://pse.litbang.pertanian.go.i
d/ind/pdffiles/FAE33-2b.pdf)
30
Aspek dan deskripsi kedaulatan pangan (PSEKP, 2015):
Kedaulatan terhadap Deskripsinya Sumber
1. Lahan usaha Petani berusaha di atas lahannya miliknya sendiri, sehingga
hasil produksi mencukupi untuk kesejahteraan keluarganya.
Nawacita, definisi
internasional
2. Sumber daya air untuk
pertanian
Petani dan komunitas petani diberikan alokasi air irigasi yang
cukup untuk kebutuhan usahataninya secara teknis.
Nawacita
3. Benih dan bibit Petani dan komunitas petani menanam benih/bibit yang
mereka inginkan dan merupakan produksi mereka sendiri
dan tidak bergantung kepada pasar.
Nawacita, definisi
internasional
4. Pupuk dan obat-obatan Petani terjamin kebutuhan pupuk dan obat-obatan sesuai
dengan siklus usahanya.
Nawacita, SIPP
5. Sistem pertanian Petani diberikan keleluasaan untuk menentukan cara bertani
yang sesuai dengan teknis dan sosiokultur nya
UU Pangan pasal 1 dan
130, Peasant Charter,
definisi internasional
6. Hasil produksi Petani memiliki kuasa atas hasil produksinya sendiri, dan
baru akan tercapai optimal bila mereka bukan petani
penggarap dan juga tidak terikat hutang dengan pedagang.
Nawacita, definisi
internasional
7. Pangan konsumsi dan
pilihan mengkonsumsi
Petani dapat mengkonsumsi pangan sesuai dengan
preferensi dan kebiasaan sosiokultur mereka sendiri.
UU Pangan pasal 3,
Nawacita, definisi
internasional
Rataan Pencapaian Kedaulatan Pangan di Tiga Lokasi
Penelitian, 2015 (%)
Indikator
Nilai yg diperoleh
Kab Tapin
(Kalsel)
Kab Sampang
(Jatim)
Kab Cianjur
(Jabar)
1. Rata-rata proporsi lahan milik sendiri terhadap
total lahan yang dikuasai
79.30 87.34 53.73
2. Rata-rata tingkat ketersediaan air sepanjang tahun 50.00 22.20 66.20
3. Rata-rata persepsi petani terhadap kesesuaian benih
yang digunakan dengan kebutuhan
93.33 86.67 95.65
4. Rata-rata persepsi petani terhadap kesesuaian
pupuk yang digunakan dengan kebutuhan dalam hal
jumlah. jenis dan kualitas
46.67 46.67 50.00
5. Rata-rata persepsi petani terhadap kesesuaian
pestisida yang digunakan
76.67 40,00 73.91
6. Rata-rata kesesuaian teknologi yang diterapkan saat
ini
65.56 72.22 79.17
7. Rata-rata penguasaan petani pada hasil produksi 82.33 90.27 68.57
8. Rata-rata kesesuaian pangan yang dikonsumsi
dengan kebutuhan
83.33 82.03 87.50
Rata-rata 72,15 69,63 71,84
Sumber: penelitian PSEKP (2015) 31
Rataan Pencapaian Kedaulatan Pangan di Tiga Lokasi
Penelitian, 2015 (%)
0
20
40
60
80
100
120
Lahan Air Benih Pupuk Pestisida Teknologi Hasil prod Konsumsi Total
Tapin
Sampang
Cianjur
32
Swasembada pangan vs kesejahteraan petani:
Mencapai swasembada Mencapai kesejahteraan petani
Unit perhatian nasional Rumah tangga petani
Pencapaian Swasembada bisa dicapai
tanpa kesejahteraan petani,
asalkan total pertanaman
nasional cukup
Sejahtera bisa dicapai tanpa
swasembada, bila lahan per rumah
tangga cukup (mis 2 ha/RT)
Yang dibutuhkan Perluasan lahan (terutama
kedelai), lahan yang cukup
secara nasional,
ketersediaan teknologi, dan
dukungan untuk adopsi
teknologi.
Lahan yang cukup per RT, pola bagi
hasil, bantuan untuk menekan biaya
usahatani, harga jual yang menarik
Bentuk dukungan Teknologi tinggi (benih
unggul, pupuk cukup, dst)
Lahan yang cukup per RT, dan
teknologi
Pendekatan yg
bisa diaplikasikan
Farmer field school (FFS) Farmer Bussiness School (FBS)
33
Kuadran II
- Reforma agraria tanpa pembangunan
pertanian (= landreform tanpa aspek non
landreform)
- Lahan cukup per petani, secara nasional
kurang
- Bagi hasil menguntungkan penyakap
Kuadran IV
- Pembangunan pertanian dengan
landreform (lahan minimal 2 ha/RT
petani)
- Dukungan input cukup. Prasarana baik,
dan harga menarik
- Bagi hasil menguntungkan penyakap
Kuadran I
- Pembangunan pertanian lemah, tanpa
landrefrom
- Ketersediaan input dan prasarana lemah
- Harga kurang menarik
- Bagi hasil merugikan penyakap
Kuadran III
- Pembangunan pertanian tanpa
landreform
- Lahan sec nasional cukup, namun hanya
0,2 ha/RT
- Dukungan input, prasarana, dan insentif
harga
- Bagi hasil merugikan penyakap
Petani
sejahtera
Petani
sengsara
Tidak
swasembada swasembada 34
Siapa peduli
de-LANDREFORM-isasi ?
35
Gejala “Delandreformisasi”:
• Program landreform sejak 1960-an
dibicarakan, namun tidak pernah efektif
• Pada waktu yang bersamaan, berlangsung
proses sebaliknya, berupa ”delandreformisasi”
• Delandreformisasi = suatu kondisi yang
bergerak ke arah yang berlawanan dari upaya-
upaya landreformisasi, berlawanan dengan
tujuan ideal reforma agraria.
36
Landreform Delandreformisasi
Proses panataan penguasaan dan
pendistribusian lahan kepada petani sehingga
setiap petani memperoleh lahan yang cukup
untuk diusahakan dan mampu mensejahterakan
keluarganya.
Gejala yang berlawanan dengan ide landreform.
Lahan petani yang semula cukup menjadi terus
berkurang karena dijual, karena dibagi-bagi, atau
karena dialihfungsikan.
Landreform memimpikan petani memiliki akses
pada lahan yang mudah, menguasai lahan yang
cukup untuk keluarganya untuk mencapai
kesejahteraan, dan penataan ruang sedemikian
sehingga kegiatan pertanian mendapat
dukungan secara skala ekonomi, infrastruktur,
dan kewilyahan.
Petani semakin terpisah dari lahan. Hanya
menguasai lahan yang semakin sempit, sehingga
tidak cukup untuk menafkahi keluarganya.
Bentuknya adalah pendaftaran tanah, ganti rugi
lahan, pendistibusian, pendaftaran calon
penerima tanah, dan lain-lain.
Beberapa bentuk utama delandreformisasi adalah
penjualan lahan oleh petani, fragmentasi lahan
sehingga menjadi tidak ekonomis, dan konversi
lahan yang sulit dikendalikan.
Terbatas hanya pada ide, yang malangnya makin
lama makin pudar.
Adalah fakta riel. Terjadi setiap hari, makin hari
makin cepat, makin luas, makin menguat.
Diwacanakan, dibuka secara luas, dan bahkan
dijadikan ”jualan politik” para kontestan calon
legislatif dan eksekutif.
Tersembunyi, tidak diperhatikan, tidak disadari oleh
siapapun. Saya berani katakan, Saya adalah orang
pertama yang menulis hal ini, dan pertama yang
menggunakan konsep ”delandreformisasi”. 37
Landreform Delandreformisasi
Redistribusi lahan hanya berlangsung era
1960-an, lalu transmigrasi, dan peningkatan
hak penguasaan (sertifikasi) sec terbatas
Terjadi sepanjang hari, pada lahan sawah dan kering,
di Jawa dan diluar Jawa. Faktor penyebab terjadinya
adalah tekanan penduduk, demand tinggi terhadap
lahan, dan karena sertifikasi lahan.
Skalanya besar, menarik perhatian, dan
diberitakan media massa.
Skalanya kecil-kecil, terjadi di setiap wilayah desa dan
kota. Tidak ada yang merasa sedih, dan tidak dianggap
sebagai sebuah ketidakadilan karena dijalankan secara
sukarela oleh petani, dan legal pula.
Diskenariokan dan direncanakan oleh
pemerintah dan kalangan cerdik pandai,
meski ga kesampaian.
Sesungguhnya juga tidak diharapkan bahkan oleh
petani sekalipun, namun tetap terjadi karena tekanan
hidup dan bujukan hidup konsumtif.
Dampak tidak berjalannya landreform =
akses petani padal lahan sulit, penguasaan
lahan makin sempit, pemerintah terpaksa
terus memberi bantuan dan subsidi karena
usahatani per keluarga sempit dan tidak
ekonomis, kemiskinan, dan ketidakadilan.
Dampak delandreformisasi = terkendalanya
pengembangan agribisnis karena skala usaha semakin
tidak efisien, tenaga kerja usia muda kurang tertarik di
pertanian, pelepasan tanah menyebabkan kemiskinan
dan sulit akses ke perbankan, petani terpaksa harus
melakukan diversifikasi bidang usaha yang serba
tanggung, serta perubahan sosiokultural yakni
rusaknya relasi dan keutuhan dalam keluarga.
38
39
syahyuti@gmail.com

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan NasionalKebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan NasionalFaharuddin Fahar
 
Blak Blakan Soal Ketahanan Pangan di Indonesia
Blak Blakan Soal Ketahanan Pangan di IndonesiaBlak Blakan Soal Ketahanan Pangan di Indonesia
Blak Blakan Soal Ketahanan Pangan di IndonesiaF W
 
Otonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan Pangan
Otonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan PanganOtonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan Pangan
Otonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan PanganTriando Triando
 
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesiaBeberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesiaDarwin Kadarisman
 
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesiaGlobalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesiaAgustinus Wiyarno
 
Ketahanan Pangan Nasional
Ketahanan Pangan NasionalKetahanan Pangan Nasional
Ketahanan Pangan NasionalF W
 
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...Bidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 
Kedaulatan Pangan dan Swasta dalam mendukung Ketahanan Pangan
Kedaulatan Pangan dan Swasta dalam mendukung Ketahanan PanganKedaulatan Pangan dan Swasta dalam mendukung Ketahanan Pangan
Kedaulatan Pangan dan Swasta dalam mendukung Ketahanan PanganSyahyuti Si-Buyuang
 
Kedaulatan Pangan adalah Basis untuk Mencapai Ketahanan Pangan
Kedaulatan Pangan adalah Basis untuk Mencapai Ketahanan PanganKedaulatan Pangan adalah Basis untuk Mencapai Ketahanan Pangan
Kedaulatan Pangan adalah Basis untuk Mencapai Ketahanan PanganSyahyuti Si-Buyuang
 
MEMPERKUAT KETAHANAN PANGAN DEMI MASA DEPAN INDONESIA (2015-2025)
MEMPERKUAT KETAHANAN PANGAN DEMI MASA DEPAN INDONESIA (2015-2025)MEMPERKUAT KETAHANAN PANGAN DEMI MASA DEPAN INDONESIA (2015-2025)
MEMPERKUAT KETAHANAN PANGAN DEMI MASA DEPAN INDONESIA (2015-2025)Belajar Bareng Aquaponik
 
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan PanganPengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan PanganEnchink Qw
 
Memahami konsep neraca bahan makanan
Memahami konsep neraca bahan makananMemahami konsep neraca bahan makanan
Memahami konsep neraca bahan makananriri_hermana
 

La actualidad más candente (20)

Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan NasionalKebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional
 
Blak Blakan Soal Ketahanan Pangan di Indonesia
Blak Blakan Soal Ketahanan Pangan di IndonesiaBlak Blakan Soal Ketahanan Pangan di Indonesia
Blak Blakan Soal Ketahanan Pangan di Indonesia
 
Kementerian pertanian[1]
Kementerian pertanian[1]Kementerian pertanian[1]
Kementerian pertanian[1]
 
Otonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan Pangan
Otonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan PanganOtonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan Pangan
Otonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan Pangan
 
Kapus kap forum anti korupsi indonesia 2014
Kapus kap   forum anti korupsi indonesia 2014Kapus kap   forum anti korupsi indonesia 2014
Kapus kap forum anti korupsi indonesia 2014
 
Konsep ketahanan
Konsep ketahananKonsep ketahanan
Konsep ketahanan
 
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesiaBeberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
 
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesiaGlobalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
 
Ketahanan Pangan Nasional
Ketahanan Pangan NasionalKetahanan Pangan Nasional
Ketahanan Pangan Nasional
 
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...
 
7.bahan kp dan nak (unsri, 24 juli 2018)
7.bahan kp dan nak (unsri, 24 juli 2018)7.bahan kp dan nak (unsri, 24 juli 2018)
7.bahan kp dan nak (unsri, 24 juli 2018)
 
Kedaulatan Pangan dan Swasta dalam mendukung Ketahanan Pangan
Kedaulatan Pangan dan Swasta dalam mendukung Ketahanan PanganKedaulatan Pangan dan Swasta dalam mendukung Ketahanan Pangan
Kedaulatan Pangan dan Swasta dalam mendukung Ketahanan Pangan
 
Bitranet edisi 46
Bitranet edisi 46Bitranet edisi 46
Bitranet edisi 46
 
Bitranet edisi 46
Bitranet edisi 46Bitranet edisi 46
Bitranet edisi 46
 
Kedaulatan Pangan adalah Basis untuk Mencapai Ketahanan Pangan
Kedaulatan Pangan adalah Basis untuk Mencapai Ketahanan PanganKedaulatan Pangan adalah Basis untuk Mencapai Ketahanan Pangan
Kedaulatan Pangan adalah Basis untuk Mencapai Ketahanan Pangan
 
ketahanan pangan
ketahanan panganketahanan pangan
ketahanan pangan
 
Bulog
BulogBulog
Bulog
 
MEMPERKUAT KETAHANAN PANGAN DEMI MASA DEPAN INDONESIA (2015-2025)
MEMPERKUAT KETAHANAN PANGAN DEMI MASA DEPAN INDONESIA (2015-2025)MEMPERKUAT KETAHANAN PANGAN DEMI MASA DEPAN INDONESIA (2015-2025)
MEMPERKUAT KETAHANAN PANGAN DEMI MASA DEPAN INDONESIA (2015-2025)
 
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan PanganPengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
 
Memahami konsep neraca bahan makanan
Memahami konsep neraca bahan makananMemahami konsep neraca bahan makanan
Memahami konsep neraca bahan makanan
 

Destacado

Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanian
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanianKebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanian
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanianJin Kazama
 
Permentan nomor 50 tahun 2012 pedoman pengembangan kawasan pertanian
Permentan nomor 50 tahun 2012 pedoman pengembangan kawasan pertanianPermentan nomor 50 tahun 2012 pedoman pengembangan kawasan pertanian
Permentan nomor 50 tahun 2012 pedoman pengembangan kawasan pertanianAchmad Wahid
 
Permentan no.82 tahun 2013
Permentan no.82 tahun 2013Permentan no.82 tahun 2013
Permentan no.82 tahun 2013Misbahul-Munir
 
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...Hari Prasetyo
 

Destacado (6)

Jeruk
JerukJeruk
Jeruk
 
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanian
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanianKebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanian
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanian
 
Permentan nomor 50 tahun 2012 pedoman pengembangan kawasan pertanian
Permentan nomor 50 tahun 2012 pedoman pengembangan kawasan pertanianPermentan nomor 50 tahun 2012 pedoman pengembangan kawasan pertanian
Permentan nomor 50 tahun 2012 pedoman pengembangan kawasan pertanian
 
Permentan no.82 tahun 2013
Permentan no.82 tahun 2013Permentan no.82 tahun 2013
Permentan no.82 tahun 2013
 
Sertifikasi benih
Sertifikasi benihSertifikasi benih
Sertifikasi benih
 
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
 

Similar a Krkp kebijakan dan program (yuti)

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pdf
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pdfOPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pdf
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pdfAndiZakiyyahAM
 
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pdf
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pdfOPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pdf
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pdfAndiZakiyyahAM
 
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.ppt
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pptOPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.ppt
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pptAndiZakiyyahAM
 
89902346KebijakanKetahananPangan_StafAhliGub.pdf
89902346KebijakanKetahananPangan_StafAhliGub.pdf89902346KebijakanKetahananPangan_StafAhliGub.pdf
89902346KebijakanKetahananPangan_StafAhliGub.pdfAriesMIqbal
 
PERAN STRATEGIS KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN DALAM AKSELERASI DIVERSIFIKASI ...
PERAN STRATEGIS KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN DALAM AKSELERASI DIVERSIFIKASI ...PERAN STRATEGIS KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN DALAM AKSELERASI DIVERSIFIKASI ...
PERAN STRATEGIS KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN DALAM AKSELERASI DIVERSIFIKASI ...Yana Chefiana
 
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdf
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdfStrategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdf
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdflembaga2023
 
UU Nomor 18 Tahun 2012.pdf
UU Nomor 18 Tahun 2012.pdfUU Nomor 18 Tahun 2012.pdf
UU Nomor 18 Tahun 2012.pdfakhiriani1
 
Paparan Kabadan Ketahanan Pangan.pptx
Paparan Kabadan Ketahanan Pangan.pptxPaparan Kabadan Ketahanan Pangan.pptx
Paparan Kabadan Ketahanan Pangan.pptxNovitasariVita2
 
Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan
Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan
Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan Akademi Desa 4.0
 
Prokerrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
ProkerrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrProkerrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
ProkerrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrRirisAuliyah
 
Kajian Kebijakan pemerintah tentang Padi
Kajian Kebijakan pemerintah tentang PadiKajian Kebijakan pemerintah tentang Padi
Kajian Kebijakan pemerintah tentang PadiMoh Hasan Rizal
 
P9-Program-Pangan-Dan-Gizi.ppt
P9-Program-Pangan-Dan-Gizi.pptP9-Program-Pangan-Dan-Gizi.ppt
P9-Program-Pangan-Dan-Gizi.pptlinayunita5
 
Kedaulatan Pangan Rakyat Sejahtera
Kedaulatan Pangan Rakyat SejahteraKedaulatan Pangan Rakyat Sejahtera
Kedaulatan Pangan Rakyat SejahteraYayasanAbdurrahmanBa
 
364823191-ppt-Ketahanan-Pangan-Industri-Dan-Energi.pptx
364823191-ppt-Ketahanan-Pangan-Industri-Dan-Energi.pptx364823191-ppt-Ketahanan-Pangan-Industri-Dan-Energi.pptx
364823191-ppt-Ketahanan-Pangan-Industri-Dan-Energi.pptxjohan effendi
 
Paparan BTT DKP Konsumsi.pptx
Paparan BTT DKP Konsumsi.pptxPaparan BTT DKP Konsumsi.pptx
Paparan BTT DKP Konsumsi.pptxfery81
 
Lumbung Pangan Darwo, SP.ppt
Lumbung Pangan Darwo, SP.pptLumbung Pangan Darwo, SP.ppt
Lumbung Pangan Darwo, SP.pptbenyukhalalkand
 
Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan
Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan panganPeranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan
Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan panganHerry Mulyadie
 

Similar a Krkp kebijakan dan program (yuti) (20)

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pdf
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pdfOPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pdf
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pdf
 
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pdf
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pdfOPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pdf
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pdf
 
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.ppt
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.pptOPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.ppt
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN KORLUH KABUPATEN.ppt
 
89902346KebijakanKetahananPangan_StafAhliGub.pdf
89902346KebijakanKetahananPangan_StafAhliGub.pdf89902346KebijakanKetahananPangan_StafAhliGub.pdf
89902346KebijakanKetahananPangan_StafAhliGub.pdf
 
PERAN STRATEGIS KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN DALAM AKSELERASI DIVERSIFIKASI ...
PERAN STRATEGIS KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN DALAM AKSELERASI DIVERSIFIKASI ...PERAN STRATEGIS KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN DALAM AKSELERASI DIVERSIFIKASI ...
PERAN STRATEGIS KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN DALAM AKSELERASI DIVERSIFIKASI ...
 
Coffee morning syahyuti 5
Coffee morning syahyuti 5Coffee morning syahyuti 5
Coffee morning syahyuti 5
 
Kebijakan Pangan dan Gizi
Kebijakan Pangan dan GiziKebijakan Pangan dan Gizi
Kebijakan Pangan dan Gizi
 
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdf
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdfStrategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdf
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia.pdf
 
Lipi daya saing inklusif (yuti)
Lipi   daya saing inklusif (yuti)Lipi   daya saing inklusif (yuti)
Lipi daya saing inklusif (yuti)
 
UU Nomor 18 Tahun 2012.pdf
UU Nomor 18 Tahun 2012.pdfUU Nomor 18 Tahun 2012.pdf
UU Nomor 18 Tahun 2012.pdf
 
Paparan Kabadan Ketahanan Pangan.pptx
Paparan Kabadan Ketahanan Pangan.pptxPaparan Kabadan Ketahanan Pangan.pptx
Paparan Kabadan Ketahanan Pangan.pptx
 
Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan
Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan
Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan
 
Prokerrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
ProkerrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrProkerrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
Prokerrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
 
Kajian Kebijakan pemerintah tentang Padi
Kajian Kebijakan pemerintah tentang PadiKajian Kebijakan pemerintah tentang Padi
Kajian Kebijakan pemerintah tentang Padi
 
P9-Program-Pangan-Dan-Gizi.ppt
P9-Program-Pangan-Dan-Gizi.pptP9-Program-Pangan-Dan-Gizi.ppt
P9-Program-Pangan-Dan-Gizi.ppt
 
Kedaulatan Pangan Rakyat Sejahtera
Kedaulatan Pangan Rakyat SejahteraKedaulatan Pangan Rakyat Sejahtera
Kedaulatan Pangan Rakyat Sejahtera
 
364823191-ppt-Ketahanan-Pangan-Industri-Dan-Energi.pptx
364823191-ppt-Ketahanan-Pangan-Industri-Dan-Energi.pptx364823191-ppt-Ketahanan-Pangan-Industri-Dan-Energi.pptx
364823191-ppt-Ketahanan-Pangan-Industri-Dan-Energi.pptx
 
Paparan BTT DKP Konsumsi.pptx
Paparan BTT DKP Konsumsi.pptxPaparan BTT DKP Konsumsi.pptx
Paparan BTT DKP Konsumsi.pptx
 
Lumbung Pangan Darwo, SP.ppt
Lumbung Pangan Darwo, SP.pptLumbung Pangan Darwo, SP.ppt
Lumbung Pangan Darwo, SP.ppt
 
Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan
Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan panganPeranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan
Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan
 

Más de Syahyuti Si-Buyuang

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airSyahyuti Si-Buyuang
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointSyahyuti Si-Buyuang
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfSyahyuti Si-Buyuang
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptSyahyuti Si-Buyuang
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Syahyuti Si-Buyuang
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 

Más de Syahyuti Si-Buyuang (20)

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
 
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
 

Último

bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbaiqtryz
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )RifkiAbrar2
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxMuhammadSatarKusumaS
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOssuser1cc42a
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 

Último (9)

bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 

Krkp kebijakan dan program (yuti)

  • 1. Kebijakan dan Program Pertanian Pangan Terhadap Pemenuhan Hak Atas Pangan Di Indonesia KRKP Bogor, 23 Agutsus 2016 Syahyuti – Pusat Studi Ekonomi Kebijakan Pertanian 1
  • 2. Kondisi pangan Indonesia: 2 Sumber: Renstra Kementan 2015-2019
  • 5. 5
  • 6. 6
  • 7. Kebijakan, Program, dan Pemenuhan Hak Atas Pangan Masyarakat: KEDAULATAN PANGAN 7
  • 8. • Berbasis agribisnis kerakyatan: pengendalian import pangan, penanggulangan kemiskinan pertanian, regenerasi petani, reforma agraria, bank khusus untuk pertanian, UMKM dan koperasi. • Stop impor pangan beras, jagung dan daging sapi. • Stop impor pangan kedelai, bawang merah dan cabe merah. • Reforma agraria: (1) peningkatan redistribusi tanah 1,1 juta ha untuk 1 juta KK petani kecil dan buruh tani tiap tahun, (2) distribusi 9 juta ha tanah untuk petani dan buruh tani, dan (3) meningkatnya akses petani gurem terhadap kepemilikan lahan pertanian. • Penanggulangan kemiskinan pertanian dan regenerasi petani: (1) 1.000 desa berdaulat benih hingga tahun 2019, (2) peningkatan kemampuan organisasi petani dan perempuan, (3) rehabilitasi jaringan irigasi 3 juta ha, dan (4) dukungan regenerasi petani muda Indonesia. 8 KEDAULATAN PANGAN dalam Nawa Cita :
  • 10. 10
  • 11. Tujuan: 1. Meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi untuk mewujudkan kedaulatan pangan; 2. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pangan dan pertanian; 3. Meningkatkan ketersediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi; 4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani; 5. Meningkatkan kualitas kinerja aparatur pemerintah yang amanah dan profesional Sasaran strategi: 1. Swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula; 2. Peningkatan diversifikasi pangan; 3. Peningkatan komoditas bernilai tambah dan berdaya saing untuk memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor; 4. Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi; 5. Peningkatan pendapatan keluarga petani; dan 6. Akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik. 11
  • 12. Strategi utama: 1. peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan; 2. peningkatan infrastruktur dan sarana pertanian; 3. pengembangan dan perluasan logistik benih/bibit; 4. penguatan kelembagaan petani; 5. pengembangan dan penguatan pembiayaan pertanian; 6. pengembangan dan penguatan bioindustri dan bioenergi; dan 7. penguatan jaringan pasar produk pertanian Strategi penunjang: 1. penguatan dan peningkatan kapasitas SDM pertanian; 2. peningkatan dukungan perkarantinaan; 3. peningkatan dukungan inovasi dan teknologi; 4. pelayanan informasi publik; (g) pengelolaan regulasi; 5. pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi; 6. pengelolaan perencanaan; 7. penataan dan penguatan organisasi; dan 8. pengelolaan sistem pengawasan. 12
  • 13. Rencana Kerja KEMENTAN 2016: • Memprioritaskan alokasi untuk 14 program aksi Nawacita • UPSUS Padi, Jagung, Kedelai, Tebu, Sapi, Bawang Merah dan Cabai, termasuk Kakao. • Pendekatan kawasan menuju hilirisasi dan pola integrasi. • Food Estate (500 ribu ha): – Kalimantan Barat 120.000 Ha – Kalimantan Tengah 180.000 Ha – Kalimantan Timur 10.000 Ha – Maluku (Kep. Aru) 190.000 Ha 13
  • 14. • Perkebunan: bongkar ratoon, rawat ratoon, alsintan, bibit tebu, perluasan kebun tebu 500.000 ha, 10 PG baru, 15 investor, penyediaan sarana-prasarana, pemberdayaan petani, regulasi • Pengembangan kebun tebu di Sulawesi Tenggara • Rehabilitasi Pabrik gula • Integrasi Sawit – Ternak di Wilayah Perbatasan • Integrasi Sawit – Pangan – Ternak • Integrasi Hutan – Pangan – Ternak • Pendampingan penyuluh, mahasiswa, dan Babinsa • Penyediaan bahan baku bio-energi dan bio-industri • Perluasan Areal Lahan Kering • Desa Mandiri Benih • Kegiatan Bioindustri 14
  • 15. 15
  • 16. 16
  • 17. 17
  • 18. 18
  • 19. 19
  • 20. Peran baru BULOG: Perpres no 48 - 2016 ttg Penugasan Kepada Perum Bulog Dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional (25 Mei 2016) Pasal 2 ayat 3: -BULOG menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi harga pangan pada tingkat konsumen dan produsen untuk jenis pangan pokok beras, jagung, dan kedelai Pasal 2 ayat 4: -Untuk jenis pangan pokok lain = BUMN lain atau BULOG 20
  • 21. Pasal 3 ayat 1: BULOG melakukan: a. pengamanan harga pangan ditingkat produsen dan konsumen; b. pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah; c. penyediaan dan pendistribusian pangan; d. pelaksanaan impor pangan dalam rangka pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; e. pengembangan industri berbasis pangan; dan f. pengembangan pergudangan pangan. Ayat 2: (2) Dalam menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi harga pangan pada tingkat konsumen dan produsen (beras), Bulog melakukan: a. pengamanan harga beras ditingkat produsen dan konsumen; b. pengelolaan cadangan beras Pemerintah; c. penyediaan dan pendistribusian beras kepada golongan masyarakat tertentu; d. pelaksanaan impor beras e. pengembangan industri berbasis beras, f. pengembangan pergudangan beras. 21
  • 22. Berkenaan dengan harga: Pasal 5 (1) BULOG melakukan stabilisasi harga Pangan pada tingkat produsen dan konsumen. (2) Pembelian Pangan dengan Harga Acuan atau HPP di gudang BULOG = jika rata-rata Harga Pasar setempat di bawah Harga Acuan atau HPP. (3) Jika rata-rata Harga Pasar setempat di atas Harga Acuan atau HPP = BULOG diberikan fleksibilitas harga pembelian pangan. (5) operasi pasar oleh BULOG = harga paling tinggi sama dengan HET. 22
  • 23. Impor pangan: Pasal 7 (1) Pengadaan Pangan diutamakan melalui pengadaan Pangan dari dalam negeri. (2) Jika tidak mencukupi untuk pemenuhan stok, menjaga stabilitas harga dalam negeri, dan/atau memenuhi kebutuhan penugasan Pemerintah lainnya; dapat dilakukan pengadaan Pangan dari stok operasional Perum BULOG maupun dari luar negeri dengan tetap menjaga kepentingan produsen dan konsumen dalam negeri. (3) Jumlah dan waktu pelaksanaan impor ditetapkan oleh Menteri berdasarkan keputusan Rapat Koordinasi. (4) pelaksanaan pengadaan Pangan dan tata niaga Pangan impor diatur dengan Peraturan Menteri. 23
  • 24. Pemenuhan hak atas pangan masyarakat: “Kebijakan untuk Memenuhi Hak Atas Pangan” (http://presidenri.go.id/.....) 15 April 2016: Hak atas pangan = (1) hak untuk mendapatkan akses yang teratur, tetap, dan bebas; dan (2) menjamin rakyat mendapat pangan yang memadai dan cukup baik secara kualitatif dan kuantitatif sesuai tradisi masyarakat. Presiden: “Sekali lagi saya ulang, untuk membuat rakyat cukup pangan. Ini yang harus digarisbawahi, membuat rakyat cukup pangan”. 24 Tujuan kebijakan pangan: • menurunkan kemiskinan • membuat petani lebih sejahtera • membuat produsen pangan dalam negeri makin besar andilnya • membuat APBN semakin efektif menjangkau rakyat. Prinsip-prinsip dasar: • availability • accessability • acceptability. • quality
  • 25. KEDAULATAN PANGAN untuk menjamin akses pangan dan Keluarga Petani yang Bermartabat 25
  • 26. • Food Sovereignty = is the right of people to determine their own food systems. • Food sovereignty = puts the people who produce, distribute and consume food at the centre of decisions on food systems and policies, rather than the demands of markets and corporations that have come to dominate the global food system. • Food sovereignty = improve the quality of life of peasants and indigenous peoples 26 Konsep, Indikator, dan Variabel KEDAULATAN PANGAN The 6 pillars of food sovereignty: 1. Focuses on food for people 2. Values food providers 3. Localises food systems 4. Puts control locally 5. Builds knowledge and skills 6. Works with nature
  • 27. 27 Ketahanan pangan Kedaulatan pangan Definisi World Food Summit tahun 1996: “Food security, at the individual, household, national, regional and global level (is achieved) when all people, at all times, have physical and economic access to sufficient, safe and nutritious food to meet their dietary needs and food preferences for an active and healthy life”. “Food sovereignty is the right of each nation to maintain and develop its own capacity to produce its basic foods respecting cultural and productive diversity. We have the right to produce our own food in our own territory. Food sovereignty is a precondition to genuine food security.” (Via Campesina, 2006). UU No. 18 – 2012: “Ketahanan Pangan” adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. “Kedaulatan pangan” adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal (UU No 18 tahun 2012). Dicetuskan tahun 1974 dalam acara FAO World Food Summit Dirumuskan tahun 1996 oleh LSM internasional La Via Campesina Model produksi pertanian: produksi atau bertipe industrial Menerapkan paradigma agro-ekologis, dengan nilai-nilai humanis dan ekologis. Model perdagangan pertanian adalah liberalisasi Bersifat proteksionis. Organisasi yang memimpin: WTO La Via Campesina Instrumen: AoA, Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPS), dan Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS) Agreement International Planning Committee (IPC)
  • 28. 28 Ketahanan pangan Kedaulatan pangan Pendekatan terhadap sumberdaya genetis tanaman, serta mendukung hak penguasaan individual Anti hak paten, penguasaan sumber daya pertanian (gen, varietas, dan lain-lain) secara komunal Wacana tentang lingkungan menggunakan paradigma rasionalis ekonomis Menggunakan paradigma rasionalisme hijau (green rationalism) Ide dasarnya: strategi untuk mengatasi kelaparan, lalu menyediakan pangan yang cukup dan sehat untuk semua orang, baik untuk petani dan bukan petani Ide dasarnya: mengangkat kesejahteraan petani kecil yang terpinggirkan oleh perdagangan dunia. Merupakan konsep teknis. Pangan semata-mata komoditas yang dapat diperdagangkan secara lokal dan bahkan internasional. Sering dipandang sebagai konsep politik (oleh pihak yang kontra). Menggunakna Teknologi yang berprinsip berkelanjutan dan ramah lingkungan. Ketahanan pangan merupakan konsep yang bias ke kepentingan negara-negara maju dan perusahaan multinasional. Lebih menghargai budaya lokal. Menanam varietas sendiri, dengan cara sendiri, dan memasak dengan selera sendiri. Menjunjung tinggi prinsip diversifikasi pangan sesuai dengan budaya lokal yang ada. Dampaknya, bila pada 1960-an negara-negara berkembang merupakan eksportir pangan, mulai awal 1990-an banyak yang berubah jadi importir neto. Belum banyak dampak, karena belum diterima secara legal dalam kebijakan pemerintahan Corak pertanian adalah pertanian industrial agribisnis Pertanian yang berbasis keluarga. Tanam sendiri, dan makan sendiri. Alat pembangunan bagi kalangan developmentalis Alat bagi pembangunan yang berkeadilan sosial Menerima konsep perdagangan bebas. Pangan adalah komoditas pasar sepenuhnya. Perdagangan pangan hanya setelah kebutuhan keluarga dan negera terpenuhi. Hak atas pangan diberikan oleh negara ke rakyat (UU 18 tahun 2012) Hak atas pangan adalah hak konstitusional rakyat. Pemerintah tinggal menegakkan hak pangan rakyat tersebut. Kuncinya: ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas pengadaannya. Empat pilar: hak terhadap pangan, akses terhadap sumber-sumber daya produktif, pengarusutamaan produksi yang ramah lingkungan, perdagangan dan pasar lokal (IPC, 2006).
  • 29. Empat makna kedaulatan pangan: 29 Variasi makna Deskripsi Sumber dokumen 1. Kedaulatan pangan sejalan dengan ketahanan pangan Makna berdaulat adalah ketika kebijakan pangan kita tidak dikendalikan oleh negara lain dalam konteks politik dan pasar Rencana Kerja Kementan, RJPMN, dan pada SIPP 2. Ketahanan pangan merupakan landasan untuk mencapai kedaulatan pangan. kedaulatan pangan sejati adalah saat sudah tercapai di level komunitas. SIPP (Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2015- 20145) 3. Sejalan dengan di dunia internasional Mengutamakan petani, keluarga petani dan pertanian ramah lingkungan Dalam dokumen Nawacita 4. Kedaulatan pangan adalah basis untuk mencapai ketahanan pangan Petani dan keluarga petani yang bermartabat dansejahtera adalah modal dasar pembangunan pertanian Beberapa literarur luar, dan PSEKP (2015) (http://pse.litbang.pertanian.go.i d/ind/pdffiles/FAE33-2b.pdf)
  • 30. 30 Aspek dan deskripsi kedaulatan pangan (PSEKP, 2015): Kedaulatan terhadap Deskripsinya Sumber 1. Lahan usaha Petani berusaha di atas lahannya miliknya sendiri, sehingga hasil produksi mencukupi untuk kesejahteraan keluarganya. Nawacita, definisi internasional 2. Sumber daya air untuk pertanian Petani dan komunitas petani diberikan alokasi air irigasi yang cukup untuk kebutuhan usahataninya secara teknis. Nawacita 3. Benih dan bibit Petani dan komunitas petani menanam benih/bibit yang mereka inginkan dan merupakan produksi mereka sendiri dan tidak bergantung kepada pasar. Nawacita, definisi internasional 4. Pupuk dan obat-obatan Petani terjamin kebutuhan pupuk dan obat-obatan sesuai dengan siklus usahanya. Nawacita, SIPP 5. Sistem pertanian Petani diberikan keleluasaan untuk menentukan cara bertani yang sesuai dengan teknis dan sosiokultur nya UU Pangan pasal 1 dan 130, Peasant Charter, definisi internasional 6. Hasil produksi Petani memiliki kuasa atas hasil produksinya sendiri, dan baru akan tercapai optimal bila mereka bukan petani penggarap dan juga tidak terikat hutang dengan pedagang. Nawacita, definisi internasional 7. Pangan konsumsi dan pilihan mengkonsumsi Petani dapat mengkonsumsi pangan sesuai dengan preferensi dan kebiasaan sosiokultur mereka sendiri. UU Pangan pasal 3, Nawacita, definisi internasional
  • 31. Rataan Pencapaian Kedaulatan Pangan di Tiga Lokasi Penelitian, 2015 (%) Indikator Nilai yg diperoleh Kab Tapin (Kalsel) Kab Sampang (Jatim) Kab Cianjur (Jabar) 1. Rata-rata proporsi lahan milik sendiri terhadap total lahan yang dikuasai 79.30 87.34 53.73 2. Rata-rata tingkat ketersediaan air sepanjang tahun 50.00 22.20 66.20 3. Rata-rata persepsi petani terhadap kesesuaian benih yang digunakan dengan kebutuhan 93.33 86.67 95.65 4. Rata-rata persepsi petani terhadap kesesuaian pupuk yang digunakan dengan kebutuhan dalam hal jumlah. jenis dan kualitas 46.67 46.67 50.00 5. Rata-rata persepsi petani terhadap kesesuaian pestisida yang digunakan 76.67 40,00 73.91 6. Rata-rata kesesuaian teknologi yang diterapkan saat ini 65.56 72.22 79.17 7. Rata-rata penguasaan petani pada hasil produksi 82.33 90.27 68.57 8. Rata-rata kesesuaian pangan yang dikonsumsi dengan kebutuhan 83.33 82.03 87.50 Rata-rata 72,15 69,63 71,84 Sumber: penelitian PSEKP (2015) 31
  • 32. Rataan Pencapaian Kedaulatan Pangan di Tiga Lokasi Penelitian, 2015 (%) 0 20 40 60 80 100 120 Lahan Air Benih Pupuk Pestisida Teknologi Hasil prod Konsumsi Total Tapin Sampang Cianjur 32
  • 33. Swasembada pangan vs kesejahteraan petani: Mencapai swasembada Mencapai kesejahteraan petani Unit perhatian nasional Rumah tangga petani Pencapaian Swasembada bisa dicapai tanpa kesejahteraan petani, asalkan total pertanaman nasional cukup Sejahtera bisa dicapai tanpa swasembada, bila lahan per rumah tangga cukup (mis 2 ha/RT) Yang dibutuhkan Perluasan lahan (terutama kedelai), lahan yang cukup secara nasional, ketersediaan teknologi, dan dukungan untuk adopsi teknologi. Lahan yang cukup per RT, pola bagi hasil, bantuan untuk menekan biaya usahatani, harga jual yang menarik Bentuk dukungan Teknologi tinggi (benih unggul, pupuk cukup, dst) Lahan yang cukup per RT, dan teknologi Pendekatan yg bisa diaplikasikan Farmer field school (FFS) Farmer Bussiness School (FBS) 33
  • 34. Kuadran II - Reforma agraria tanpa pembangunan pertanian (= landreform tanpa aspek non landreform) - Lahan cukup per petani, secara nasional kurang - Bagi hasil menguntungkan penyakap Kuadran IV - Pembangunan pertanian dengan landreform (lahan minimal 2 ha/RT petani) - Dukungan input cukup. Prasarana baik, dan harga menarik - Bagi hasil menguntungkan penyakap Kuadran I - Pembangunan pertanian lemah, tanpa landrefrom - Ketersediaan input dan prasarana lemah - Harga kurang menarik - Bagi hasil merugikan penyakap Kuadran III - Pembangunan pertanian tanpa landreform - Lahan sec nasional cukup, namun hanya 0,2 ha/RT - Dukungan input, prasarana, dan insentif harga - Bagi hasil merugikan penyakap Petani sejahtera Petani sengsara Tidak swasembada swasembada 34
  • 36. Gejala “Delandreformisasi”: • Program landreform sejak 1960-an dibicarakan, namun tidak pernah efektif • Pada waktu yang bersamaan, berlangsung proses sebaliknya, berupa ”delandreformisasi” • Delandreformisasi = suatu kondisi yang bergerak ke arah yang berlawanan dari upaya- upaya landreformisasi, berlawanan dengan tujuan ideal reforma agraria. 36
  • 37. Landreform Delandreformisasi Proses panataan penguasaan dan pendistribusian lahan kepada petani sehingga setiap petani memperoleh lahan yang cukup untuk diusahakan dan mampu mensejahterakan keluarganya. Gejala yang berlawanan dengan ide landreform. Lahan petani yang semula cukup menjadi terus berkurang karena dijual, karena dibagi-bagi, atau karena dialihfungsikan. Landreform memimpikan petani memiliki akses pada lahan yang mudah, menguasai lahan yang cukup untuk keluarganya untuk mencapai kesejahteraan, dan penataan ruang sedemikian sehingga kegiatan pertanian mendapat dukungan secara skala ekonomi, infrastruktur, dan kewilyahan. Petani semakin terpisah dari lahan. Hanya menguasai lahan yang semakin sempit, sehingga tidak cukup untuk menafkahi keluarganya. Bentuknya adalah pendaftaran tanah, ganti rugi lahan, pendistibusian, pendaftaran calon penerima tanah, dan lain-lain. Beberapa bentuk utama delandreformisasi adalah penjualan lahan oleh petani, fragmentasi lahan sehingga menjadi tidak ekonomis, dan konversi lahan yang sulit dikendalikan. Terbatas hanya pada ide, yang malangnya makin lama makin pudar. Adalah fakta riel. Terjadi setiap hari, makin hari makin cepat, makin luas, makin menguat. Diwacanakan, dibuka secara luas, dan bahkan dijadikan ”jualan politik” para kontestan calon legislatif dan eksekutif. Tersembunyi, tidak diperhatikan, tidak disadari oleh siapapun. Saya berani katakan, Saya adalah orang pertama yang menulis hal ini, dan pertama yang menggunakan konsep ”delandreformisasi”. 37
  • 38. Landreform Delandreformisasi Redistribusi lahan hanya berlangsung era 1960-an, lalu transmigrasi, dan peningkatan hak penguasaan (sertifikasi) sec terbatas Terjadi sepanjang hari, pada lahan sawah dan kering, di Jawa dan diluar Jawa. Faktor penyebab terjadinya adalah tekanan penduduk, demand tinggi terhadap lahan, dan karena sertifikasi lahan. Skalanya besar, menarik perhatian, dan diberitakan media massa. Skalanya kecil-kecil, terjadi di setiap wilayah desa dan kota. Tidak ada yang merasa sedih, dan tidak dianggap sebagai sebuah ketidakadilan karena dijalankan secara sukarela oleh petani, dan legal pula. Diskenariokan dan direncanakan oleh pemerintah dan kalangan cerdik pandai, meski ga kesampaian. Sesungguhnya juga tidak diharapkan bahkan oleh petani sekalipun, namun tetap terjadi karena tekanan hidup dan bujukan hidup konsumtif. Dampak tidak berjalannya landreform = akses petani padal lahan sulit, penguasaan lahan makin sempit, pemerintah terpaksa terus memberi bantuan dan subsidi karena usahatani per keluarga sempit dan tidak ekonomis, kemiskinan, dan ketidakadilan. Dampak delandreformisasi = terkendalanya pengembangan agribisnis karena skala usaha semakin tidak efisien, tenaga kerja usia muda kurang tertarik di pertanian, pelepasan tanah menyebabkan kemiskinan dan sulit akses ke perbankan, petani terpaksa harus melakukan diversifikasi bidang usaha yang serba tanggung, serta perubahan sosiokultural yakni rusaknya relasi dan keutuhan dalam keluarga. 38