SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 45
Prospek Pengembangan Kelembagaan 
Petani Masa Mendatang: 
“The Future is Created” 
Syahyuti 
Batang Kaluku – 5 November 2014 
1
Materi presentasi: 
1. Pengertian LEMBAGA vs ORGANISASI 
2. Kebijakan pengorganisasian petani 
3. Kebutuhan organisasi petani ke depan 
2
Kondisi yang kita hadapi : 
Organisasi-organisasi petani tidak berkembang baik. 
Penyebabnya adalah: 
1. Pada sisi keilmuan = konsep dan teori berkenaan 
tentang “lembaga” dan “organisasi” lemah, tidak 
konsisten, tidak ada konsep dan teori baku tentang 
lembaga dan organisasi. 
2. Dari sisi kebijakan = inkosistensi konsep lembaga dan 
organisasi, pendekatan searah, “pemaksaan” organisasi, 
organisasi adalah “wakil pusat di desa”, ego sektoral, dll 
3. Pada diri aparat = lemah dan keliru tentang konsep, 
sikap, dan metode dalam mengorganisasikan petani. 
4. Pada diri petani = belum mampu mengorganisasikan 
diri secara efektif, petani “terpaksa” berorganisasi. 
3
Satu, 
Pengertian Lembaga (Institution) dan 
Organisasi (Organization) 
4
Richard Scott (Stanford 
University, USA.) 2008. 
“Institutions and 
Organizations”. Third Edition. 
SAGE Publications, Inc 
Institution= “….are composed 
of cultured-cognitive, 
normative, and regulative 
elements that, together with 
associated activities and 
resources, provide stability 
and meaning of social live”. 
5
Kekeliruan yang sering terjadi: 
1. Menyebut “lembaga” (institution) sama 
dengan “organisasi” (organization). Contoh: 
Kelembagaan subak. Padahal dalam literatur 
berbahasa Inggris subak adalah ”nonformal 
organization”. 
2. Menganggap dengan membuat organisasi 
telah menyelesaikan masalah kelembagaan 
3. Menganggap dengan mempelajari organisasi 
(dan jaringan) telah menganalisis 
kelembagaan 
4. Kajian kelembagaan biasanya hanya meneliti 
kebijakan-kebijakan, belum termasuk 
norma-norma, dan kultural kognitif. 6
“Institution” dan “Organization” berbeda: 
 “Organizational and Institutional Approaches To Regulation” (judul 
sub bab buku) 
 Institution is any persistent structure or mechanism of social 
ordergoverning the behaviour of a set of individuals within a given 
community. 
 “The Oxford Handbook Of Sociology And Organization Studies: 
Classical Foundations” (book) 
 “The New Institutionalisms in Economics and Sociology: The 
Handbook of Economic Sociology” (book). 
 “institution" is commonly applied to customs and behavior patterns 
important to a society 
 The focus on institutions as a foundational concept in the social 
sciences has given rise to a variety of new institutionalist approaches. 
 New Institutional Economics 
 The differences between the old and new institutionalisms may have 
been overstated, however (Rutherford 1994). 7
 The core concept of the new institutional economics is transaction cost - 
the cost of negotiating, securing, and completing transactions in a 
market economy. 
 Mobilizing Rural Institutions for Sustainable Livelihoods and Equitable 
Development (book) 
 “Institutional Theory: Contributing to a Theoretical Research Program” 
(book of W. Richard Scott) 
 Institutional theory attends to the deeper and more resilient aspects of 
social structure. It considers the processes by which structures, including 
schemas, rules, norms, and routines, become established as 
authoritative guidelines for social behavior. 
 Given the complexity and variety of the current scene, I restrict attention 
in this chapter to more recent institutional work carried out by 
organizational sociologists and management scholars. And, within this 
realm, I concentrate on macro perspectives, examining the structure of 
wider environments and their effects on organizational forms and 
processes. (For a related approach, with emphasis on the micro-foundations 
of institutional theory, see Zucker......) 
8
• I postulated that institutions are variously comprised of “cultural-cognitive, 
normative and regulative elements that, together with 
associated activities and resources, provide stability and meaning 
to social life” (Scott 2001) 
• First, we needed to recognize that institutional environments are 
not monolithic, but often varied and conflicted. 
• Second, while recognizing that actors are institutionally 
constructed, it is essential to affirm their (varying) potential for 
reconstructing the rules, norms and beliefs that guide—but do 
not determine—their actions 
• Classical Organization Theory: .....based on the concept of 
planning of work to achieve efficiency, standardization, 
specialization and simplification. 
• Weber's bureaucratic approach considers the organization as a 
part of broader society. The organization is based on the 
principles of structure, specialization, predictability and stability, 
rationality, and democracy. 
9
• .....a modern approach to organization characteristics. Modern theories 
are based on the concept that the organization is an adaptive system 
which has to adjust to changes in its environment. Discuss the 
important characteristics of the modern approach to organizations. 
Modern theories include the systems approach, the socio-technical 
approach, and the contingency or situational approach 
• ....discuss the concept of integration and coordination in the 
organization. These are controlling mechanisms for smooth functioning 
of the organization. Organizational differentiation is the unbundling 
and re-arranging of the activities. Integration is re-grouping and re-linking 
them. 
• ....discuss the process in the organization, which involves the concept of 
power, decision making and communication. 
• Communication is another important process in the organization and is 
a key mechanism for achieving integration and coordination of the 
activities of specialized units at different levels in the organization. 
• Classical organization theories (Taylor, 1947; Weber, 1947; Fayol, 1949) 
deal with the formal organization and concepts to increase 
management efficiency 10
Ketidakkonsistenan konsep di level akademisi: 
• “What contstitutes an ‘institution’ is a subject of continuing debate 
among social scientist….. The term institution and organization are 
commonly used interchangeably and this contributes to ambiguityand 
confusion” (Uphhof, 1986). 
• “The existing literature is a jungle of conflicting conceptions, divergent 
underlying assumptions, and discordant voices” (Scott, 2008). 
• “Belum terdapat istilah yang mendapat pengakuan umum dalam 
kalangan para sarjana sosiologi untuk menterjemahkan istilah Inggris 
‘social institution’……. Ada yang menterjemahkannya dengan istilah 
‘pranata’ ….. ada pula yang ‘bangunan sosial” (Soemardjan dan 
Soemardi, 1964).’ 
• ”The words ‘institution’ and ‘organization’ are usually used 
interchangeably or inclusively and often lead to misunderstandings and 
misguided interventions” (Lobo, 2008). 
• Horton dan Hunt (1984): social institution mencakup aspek organisasi, 
sebaliknya ada yang memasukkan aspek-aspek lembaga dibawah topik 
social organization. 11
Ketidakkonsistenan Istilah dalam Produk Legislasi Pemerintah 
(1). Dokumen Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (RPPK) tahun 2005. 
• Dibedakan antara ”kebijakan pengembangan kelembagaan” dengan ”kebijakan 
pengembangan organisasi ekonomi petani”. 
• kelembagaan = sesuatu yang berada di ”atas petani” 
• organisasi = berada di level petani. 
• (=keduanya “organisasi”). 
(2). Permentan 273-2007 ttg Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani. 
• Dalam batasan: tidak dicakup apa itu “lembaga”, “kelembagaan”, dan “organisasi” 
• “Menumbuhkembangkan kemampuan manajerial, kepemimpinan, dan kewirausahaan 
kelembagaan tani serta pelaku agribisnis lainnya”. 
• “Memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan tani baik non formal 
maupun formal serta terlaksananya berbagai forum kegiatan” 
• “Menginventarisasi kelompoktani, GAPOKTAN dan kelembagaan tani lainnya yang 
berada di wilayah kabupaten /kota”. 
• (“kelembagaan tani” = organisasi-organisasi milik petani). 
• ”Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan berkala baik di dalam 
Gapoktan, antar Gapoktan atau dengan instansi/lembaga terkait” (“lembaga” = 
organisasi milik pemerintah). 
12
(3). Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyaraat (PNPM) Mandiri tahun 
2008. 
• “Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif, dan 
akuntabel”. 
• “PNPM Mandiri diarahkan menggunakan dan mengembangkan secara optimal 
kelembagaan masyarakat yang telah ada”. 
• ( “kelembagaan masyarakat” = organisasi) 
• “Dimensi kelembagaan masyarakat meliputi proses pengambilan keputusan dan 
tindakan kolektif, organisasi, serta aturan main”. (sudah mencakup aspek-aspek 
lembaga). 
• “Harmonisasi kelembagaan dilakukan melalui pengembangan dan penguatan kapasitas 
kelembagaan yang telah ada dengan cara meningkatkan kapasitas pengelola, 
memperbaiki kinerja dan etika lembaga, dan meningkatkan tingkat keterwakilan 
berbagai lembaga yang ada”. (“harmonisasi kelembagaan” = manajemen kegiatan, 
“kelembagaan yang telah ada” = organisasi). 
• “Konsolidasi organisasi pelaksana program sektor yang bersifat adhoc dan koordinasi 
berbagai kelompok masyarakat yang ada oleh lembaga keswadayaan masyarakat di 
desa/ kelurahan” 
• ”Kelembagaan PNPM Mandiri di desa/kelurahan adalah lembaga keswadayaan 
masyarakat yang dibentuk, ditetapkan oleh masyarakat, ...” 
• (Lembaga keswadayaan masyarakat (LKM) = nama organik 
13
(4). Undang-Undang No. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan 
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 
• ”Kelembagaan petani, pekebun, peternak nelayan, pembudi 
daya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di 
sekitar kawasan hutan adalah lembaga yang 
ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk pelaku utama”. ( 
“kelembagaan” dan “lembaga” = organisasi). 
• ”Kelembagaan penyuluhan adalah lembaga pemerintah 
dan/atau masyarakat yang mempunyai tugas dan fungsi 
menyelenggarakan penyuluhan” 
• “Kelembagaan penyuluhan terdiri atas: kelembagaan 
penyuluhan pemerintah; kelembagaan penyuluhan swasta; dan 
kelembagaan penyuluhan swadaya” 
• (“kelembagaan” = organisasi). 
14
Pola yang terlihat: 
1. Tidak ada kesamaan konsep antar produk 
legislasi/pedoman 
2. Mengorganisasikan petani dalam organisasi formal 
disebut sebagai upaya lembaga dan kelembagaan 
3. Yang dibentuk hanya organisasi formal dan pemerintah 
hanya bekerja hanya dengan organisasi formal 
4. Istilah yang sering dipakai = “kelembagaan” dan 
“organisasi”. 
5. Tanpa sadar kita berusaha meminggirkan petani-petani 
yang tidak berorganisasi. 
15
 Lembaga (institution) = merupakan hal-hal yang menjadi penentu 
dalam perilaku manusia dalam masyarakat yakni berupa norma, nilai-nilai, 
aturan formal dan nonformal, dan pengetahuan kultural. 
Keseluruhan ini menjadi pedoman dalam berperilaku aktor (individu 
dan organisasi), memberi peluang (empower) namun sekaligus 
membatasi (constraint) aktor. 
 Kelembagaan (institutional) = segala hal yang berkenaan dengan 
lembaga. 
 Organisasi (organization) = adalah kelompok sosial yg sengaja dibentuk 
oleh sekelompok orang, memiliki anggota yang jelas, dibentuk untuk 
mencapai tujuan tertentu, dan memiliki aturan yang dinyatakan tegas 
(biasanya tertulis). Organisasi adalah aktor sosial dalam masyarakat 
sebagaimana individu. Contoh: koperasi, kelompok tani, Gabungan 
kelompok tani, dan kelompok wanita tani. 
 Keorganisasian (organizational) = hal-hal berkenaan dengan organisasi 
misalnya perihal kepemimpinan dalam organisasi, keanggotaan, 
manajemen, keuangan organisasi, kapasitas organisasi, serta relasi 
dengan organisasi lain. 
16
Rekonseptualisasi “Lembaga” dan “Organisasi” 
In English Biasa 
diterjemahkan 
menjadi 
Terminologi 
semestinya 
Batasan dan materinya 
1. institution Kelembagaan, 
institusi 
Lembaga norma, regulasi, pengetahuan-kultural. 
Menjadi pedoman dalam 
berperilaku aktor 
2. institutional Kelembagaan, 
institusi 
Kelembagaan Hal-hal berkenaan dengan lembaga. 
3. organization Organisasi, 
lembaga, 
kelembagaan 
Organisasi social group, yg sengaja dibentuk, 
punya anggota, utk mencapai tujuan 
tertentu, aturan dinyatakan tegas. 
(kelompok tani, koperasi, Gapoktan) 
4. organizational Keorganisasian, 
kelembagaan 
Keorganisasi 
an 
Hal-hal berkenaan dengan 
organisasi (struktur org, anggota, 
kepemimpinannya, manajemennya, 
dll). 
17
Institutions 
(Lembaga) = norma 
+ aturan + cultural 
cognitive 
Organization = 
organisasi 
Network = 
jaringan 
= individu 
18
Menurut New Institutionalism (Scott, 2008), ada 3 pilar dalam lembaga: 
1.Regulative pillar  “rules define relationship among role” 
 rule setting, monitoring, sanksi 
 kapasitas untuk menegakkan aturan 
 reward and punishment 
 melalui mekanisme informal (folkways) dan formal (polisi, pengeadilan) 
 represi, constraint, dan meng-empower aktor 
2.Normative pillar  norma menghasilkan preskripsi (=lebih dari antisipasi dan prediksi), evaluatif, dan 
tanggung jawab 
 mencakup: value (= prefered and desirable) dan norm (how things should be 
done) 
 Gunanya agar tahu apa goal dan objectives kita, dan cara mencapainya 
 meng-constraint dan meng-empower aktor 
3.Cultural-cognitive 
pillar 
 Intinya meaning 
 Konsep bersama tentang kehidupan sosial dan kerangka dimana makna-makna 
diproduksi 
 Sedimentasi makna dan kristalisasi makna dalam bentuk objektif 
 Berisi proses interpretatif internal yang dibentuk oleh kerangka kultural eksternal 
 Situation shared secara kolektif 
 Bersifat individual dan variatif 
 Culture = what is and what should be 
19
Berkenaan dengan organisasi: 
1. Individual organization. Anggotanya individu. 
Misal kelompok tani, koperasi primer. Aspeknya = 
kepemimpinan, keanggotaan, manajemen, 
keuangan organisasi, dll. 
2. Second level organization / interorganization. 
Anggotanya ind organization, misal Gapoktan, 
koperasi sekunder 
3. Supporting organization. Misal Pemda, penyuluh, 
Dinas Peratnain, dll 
4. Inter relation organization. Misal relasi antar 
kelompok tani, relasi vertikal dan horozontal, dll. 
20
Dinas Pertanian BPP - Penyuluhan LSM, Perguruan 
tinggi, dll 
Supporting organization 
Desa A Desa B 
Secondary 
Individual 
org Individual 
org 
institution 
Secondary organization organization 
Individual 
org 
Individual 
org 
Individual 
org 
Individual 
org 
Interrelation organization 
institution 
institution 
institution 
21
Bagaimana menganalisis organisasi? 
Pedoman singkat untuk menilai sebuah organisasi 
(Short Guide for Organizational Assessment): 
1. Bagaimana kinerja organisasi (organizational 
performance)? 
2. Bagaimana kemampuan organisasi tumbuh di 
lingkungannya (the enabling environment and 
organizational performance) ? 
3. Bagaimana motivasi organisasi (organizational 
motivation) ? 
4. Seberapa kuat kapasitas Organisasi (organizational 
capacity) ? 
22
Analisis Kelembagaan 
contoh: analisis kelembagaan penyuluhan pertanian 
Aspek Objek nya Analisis kelembagaan 
1. Aspek 
regulatif 
UU no 16 tahun 2006 merupakan 
pedoman 
Apakah UU ini diterapkan, dijadikan 
pedoman, diterima, ditolak? Bagian 
mana yg diterima, kenapa? 
Permentan No. 61 Tahun 2008 
ttg Pedoman Pembinaan 
Penyuluh Pertanian Swadaya 
Dan Penuyuh Pertanian Swasta 
Persepsi penyuluh dan pihak lain 
terhadap aturan ini? Realisasi dan 
kendalanya bagaimana? 
Peraturan daerah Pemda ttg 
penganggaran dan 
pengorganisasian 
Kajian kebijakan, konsistensi nya dengan 
UU di atasnya, bagaimana realisasinya? 
Dll. 
Pedoman untuk manajemen 
kerja penyuluh 
Apakah pedoman dijalankan, apa 
masalahnya, bagaimana konsistensinya 
dengan teori dan kebijakan di atasnya? 
23
Aspek Objeknya Analisis kelembagaan 
2. Aspek 
normatif 
Norma-norma kerja 
pada tenaga penyuluh 
Bagaimana penyuluh memandang 
pekerjaannya, apakah sesuatu yang baik 
atau tidak? Apakah mereka bangga 
menjadi penyuluh? 
Persepsi ttg peran 
penyuluh dalam 
pembangunan 
pedesaan 
Apakah penyuluhan pertanian harus? 
Adakah opsi lain? Apakah metodenya 
masih efektif? 
Nilai-nilai atau adab 
dalam komunikasi yang 
diterapkan 
Apakah komunikasi menunjukkan 
dominansi, pemaksaan? Apakah itu 
boleh? Baik? 
Nilai-nilai dalam materi 
penyuluhan 
Apakah memberikan materi yang sesuai 
dengan etika petani? 
24
Aspek Objeknya Analisis kelembagaan 
3. Aspek 
kultural kognitif 
Pengetahuan pengambil 
kebijakan ttg kegiatan 
penyuluhan 
Bagaimana tingkat pengetahuan 
pengambil kebijakan tentang konsep 
dan teori penyuluhan? Apa agenda 
tersembunyi di belakangnya? 
Pengetahuan tenaga penyuluh 
tentang kebijakan, organisasi, 
dan metode penyuluhan 
Bagaimana pengetahuan dan persepsi 
tenaga penyuluh (tua, muda, laki-laki, 
perempuan) ttg kegiatan penyuluhan? 
Bagaimana dan mengapa persepsi itu 
terbentuk? 
Pengetahuan petani tentang 
kegiatan penyuluhan, 
pembangunan pertanian, dll 
Apa pengetahuan petani ttg kegiatan 
penyuluhan? Apakah perlu atau tidak? 
Apa latar sosial ekonomi sehingga itu 
terbentuk? 
Pengetahuan petani tentang 
materi penyuluhan 
Bagaimana persepsi petani tentang 
materi yang disampaikan? Sesuai 
dengan kebutuhan petani atau tidak? 
Bagaimana itu terbentuk? Bagaimana 
persepsi petani dapat menjadi feed 
back? 
25
Analisis Keorganisasian Penyuluhan 
Aspek Objeknya Analisis kelembagaan 
4. Aspek 
keorganisasian 
Struktur keorganisasian 
pelaksana penyuluhan 
Organisasi apa saja yang terlibat dari atas 
sampai bawah? Pusluh, Badan Penyuluhan 
Pemda, perguruan tinggi, NGO? 
Kinerja organisasi Bagaimana kinerja organisasi penyuluhan yg 
eksis? Kuat, atau lemah? Dimana dan 
kenapa? 
Kapasitas organisasi 
penyuluhan 
Bagaimana kemampuan BPP menjalankan 
penyuluhan? Apakah Gapoktan mampu 
membantu nya? Mengapa? 
Kondisi dan kinerja 
organisasi petani 
Apa saja organisasi petani yang eksis? Apa 
perannya? Mengapa demikian? Bagaimana 
agar bisa membantu penyuluhan? Perlu kah 
bentuk baru 
Hubungan antar organisasi Bagaimana relasi antar organisasi? Adakah 
dominansi ataukah demokratis? Relasi 
horizontal dan vertikal? Integrasi dan 
koordinasinya bagaimana? 
26
REKAYASA KELEMBAGAAN 
contoh: penguatan kelembagaan petani kecil : 
Aspek Upaya yang dapat dilakukan 
1. Regulatif -Menyusun UU, PP, Permen, Perda yang berpihak ke pada petani kecil. 
Memasukkan “buruh petani” sebagai PETANI. 
-Mensosialisasikan, menegakkan, dan mengawasi kebijakan yg telah dibuat 
-Memberi sanksi kepada Pemda jika kebijakan tidak dijalankan. 
2. Normatif -Merubah persepsi dan mental bahwa petani kecil lemah, tidak efisien, 
harus disingkirkan. 
-Menghargai petani kecil (karena lebih mandiri, ekologis, dll). 
-Menumbuhkan sikap bahwa petani kecil PENTING 
3. Kognitif -Menyusun tulisan (ilmiah dan pouler) bahwa petani kecil adalah kunci 
ketahanan pangan ke depan (FAO: “small farmer feed the world”) 
-Memasukkan materi dan membuat modul bahan ajar di perguruan tinggi, 
STPP, BLPP, dll bahwa petani kecil penting. 
-Memberi pelatihan tentang metode pemberdayaan petani kecil 
4. Keorganisasian -Memperkuat organisai petani kecil (misal: kelompok khusus untuk buruh 
tani, untuk petani gurem, dll) 
-Memberikan kemudahan dalam pembentukan badan hukum organisasi 
petani kecil, dst 27
Dua, 
Kebijakan ORGANISASI petani di 
Indonesia 
28
Kebijakan baru tentang organisasi petani: 
1. UU No 19-2013 tentang Pemberdayaan dan 
Perlindungan Petani, 
2. UU No 16-2006 tentang Sistem Penyuluhan 
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, 
3. UU No 17- 2012 tentang Perkoperasian, 
4. UU No 1-2013 tentang Lembaga Keuangan 
Mikro, dan 
5. Permentan No 82-2013 tentang Pedoman 
Pembinaan Kelompok Tani dan Gapoktan. 
29
UU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan 
Pemberdayaan Petani: 
Pasal 1: 
• Kelembagaan Petani = lembaga yang 
ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk Petani 
guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan 
Petani. 
• Asosiasi Komoditas Pertanian = kumpulan dari Petani, 
Kelompok Tani, dan/atau Gabungan Kelompok Tani 
untuk memperjuangkan kepentingan Petani. 
• Dewan Komoditas Pertanian Nasional = suatu lembaga 
yang beranggotakan Asosiasi Komoditas Pertanian 
untuk memperjuangkan kepentingan Petani 
30
Pasal 69: Pembentukan kelembagaan dilaksanakan 
dengan perpaduan dari budaya, norma, nilai, dan 
kearifan lokal Petani. 
Pasal 70: (1) Kelembagaan Petani sebagaimana 
terdiri atas: Kelompok Tani, Gapoktan, Asosiasi 
Komoditas Pertanian, dan Dewan Komoditas 
Pertanian Nasional. 
(2) Kelembagaan Ekonomi Petani berupa badan 
usaha milik petani. 
Pasal 71: Petani berkewajiban bergabung dan 
berperan aktif dalam Kelembagaan Petani. 
31
Pasal 76: (1) Asosiasi Komoditas Pertanian merupakan lembaga 
independen nirlaba yang dibentuk oleh, dari, dan untuk Petani. 
(2) Petani dalam mengembangkan Asosiasinya dapat 
mengikutsertakan Pelaku Usaha, pakar, dan/atau tokoh masyarakat 
yang peduli terhadap kesejahteraan Petani. 
Pasal 77: Asosiasi Komoditas Pertanian dapat berkedudukan di 
kabupaten/kota atau provinsi. 
Pasal 78: Asosiasi Komoditas Pertanian bertugas: 
a. menampung dan menyalurkan aspirasi Petani; 
mengadvokasi dan mengawasi pelaksanaan kemitraaan Usaha Tani; 
c. memberikan masukan kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah 
Daerah dalam perumusan kebijakan 
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani; 
d. mempromosikan Komoditas Pertanian yang dihasilkan anggota, di 
dalam negeri dan di luar negeri; 
e. mendorong persaingan Usaha Tani yang adil; 
f. memfasilitasi anggota dalam mengakses sarana produksi dan 
teknologi; dan 
g. membantu menyelesaikan permasalahan dalam ber-Usaha Tani 32
Pasal 79: 
(1) Dewan Komoditas Pertanian Nasional sebagaimana 
dimaksud dalam Pasal 70 ayat (1) huruf d bersifat nirlaba 
yang merupakan gabungan dari berbagai Asosiasi 
Komoditas Pertanian. 
(2) Dewan Komoditas Pertanian Nasional berfungsi sebagai 
wadah untuk menyelesaikan permasalahan dalam ber- 
Usaha Tani. 
(3) Petani dalam mengembangkan Dewan Komoditas 
Pertanian Nasional dapat mengikutsertakan Pelaku Usaha, 
pakar, dan/atau tokoh masyarakat yang peduli pada 
kesejahteraan Petani. 
(4) Dewan Komoditas Pertanian Nasional merupakan mitra 
pemerintah dalam perumusan strategi dan kebijakan 
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. 33
Kelembagaan Ekonomi Petani: 
Pasal 80: 
(1) Badan usaha milik Petani dibentuk oleh, dari, dan untuk Petani 
melalui Gabungan Kelompok Tani dengan penyertaan modal yang 
seluruhnya dimiliki oleh Gabungan Kelompok Tani. 
(2) Badan usaha milik Petani sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 
berbentuk koperasi atau badan usaha lainnya sesuai dengan 
ketentuan peraturan perundang-undangan. 
(3) Badan usaha milik Petani sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 
berfungsi untuk meningkatkan skala ekonomi, daya saing, wadah 
investasi, dan mengembangkan jiwa kewirausahaan Petani. 
Pasal 81: Badan usaha milik Petani paling sedikit bertugas: 
a. menyusun kelayakan usaha; 
b. mengembangkan kemitraan usaha; dan 
c. meningkatkan nilai tambah Komoditas Pertanian. 
34
Tiga, 
Organisasi Petani Ke DEPAN 
35
Aktivitas agribisnis dan organisasi-organisasi yang dapat menjalankannya (teoritis): 
Aktivitas 
Agribisnis 
Kel. Tani Gapoktan Koperasi P3A KUBA UPJA Posludes - klinik 
Agb – 
kelompencapir 
1. penyediaan benih V V V - V V - 
2. Penyediaan pupuk 
dan obat-obatan 
V V V V 
3. penyediaan modal V V V - V V - 
4. Penyediaan 
alsintan 
V V V V 
5. penyediaan air 
irigasi 
V - - V - - - 
6. Penyediaan tenaga 
kerja 
V - - - - V - 
7. Pengolahan hasil 
panen 
V V V - V V - 
8. Pemasaran hasil 
panen 
V V V - V - - 
9. penyediaan 
informasi pasar 
V V - - - V V 
10. Penyediaan 
informasi teknologi 
V V V - V V V 
36
Relasi yang dijalankan petani dalam menjalankan usaha 
(studi kasus di Kec Ciawi, Jabar, 2012): 
37 
Aktivitas (pemenuhan 
kebutuhan) 
Sec mandiri relasi individual relasi kolektif 
1. benih dan bibik benih sendiri, Beli dari kios dan petani lain Bantuan pemerintah 
2.pupuk dan obat-obatan 
pupuk organik sendiri membeli dari kios dari koperasi bantuan pemerintah 
3. Modal modal sendiri Meminjam saudara, pelepas 
uang, dan bank 
dari Gapoktan 
4. Lahan Lahan milik sendiri Menyewa, menyakap, membeli 
gadaian, dan tanah terlantar 
disewakan Gapoktan. 
5. Pengolahan lahan TK keluarga sendiri buruh tani, ternak, traktor --- 
6. air irigasi “menggiring” air sendiri Mengupahkan orang lain --- 
7. Tenaga kerja TK keluarga sendiri TK tetangga dan saudara --- 
8. Pengolahan hasil Olah sendiri, jasa huller --- 
9. Pemasaran hasil --- Menjual ke pedagang di desa 
dan di pasar 
melalui Gapoktan 
10. Teknologi Mencari sendiri Bertanya ke tetangga, saudara, 
penyuluh, dan ketua kelompok 
pertemuan di kelompok tani 
dan Gapoktan
Fungsi yg harus dipenuhi organisasi petani: 
1. Fungsi administrasi pembangunan 
(kepentingan proyek) 
2. Fungsi komunikasi (kepentingan program, 
wadah belajar) 
3. Fungsi ekonomi (aksi kolektif) 
4. Fungsi partisipasi (dalam pembangunan) 
5. Fungsi perwakilan (tujuan politik). 
38
Kondisi saat ini dan kebutuhan masa depan organisasi petani: 
Fungsi Bentuk relasi Pelaku selama ini Pelaku ke depan 
1. Administratif Kelompok tani, Gapoktan Semakin dikurangi, 
gunakan cara lain 
2. Komunikasi Kelompok tani, Gapoktan Semakin berkurang 
3. Ekonomi Kelompok tani, Gapoktan, 
koperasi (lemah) 
Perlu semakin 
didorong (BUMP = 
koperasi, PT, dll) 
4. Partisipasi Tidak ada / lemah Koperasi, KTNA, 
asosiasi, dll 
5. Politik Tidak ada / lemah KTNA, HKTI, asosiasi, 
petani di legislatif 
(“partai petani”), dll 
39
Justifikasi “organisasi politik” petani: 
Buku: “Konsep Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2013 – 2045”: 
• Pilar dan strategi utama: Pengembangan sumber daya insani yang 
kompeten dan berkarakter (insan berkualitas, modal sosial dan modal 
politik) pertanian 
• Transformasi tatakelola pembangunan = Proses perubahan sistem 
pengambilan keputusan, politik dan hubungan antar institusi dalam 
pengelolaan sumberdaya. 
• Tantangan dan Peluang: Pemanfaatan momentum gerakan desentralisasi 
pemerintahan, partisipasi masyarakat dan reformasi tatakelola 
pemerintahan untuk pengembangan sistem politik pertanian yang 
digerakkan oleh dan berorientasi pada petani kecil 
• Bab “Arah Dan Landasan Konseptual”: Pertanian yang adil berkaitan 
dengan pemerataan dan keberimbangan kesempatan berusahatani, 
politik, dan jaminan penghidupan secara horizontal, spasial, sektoral, 
bidang pekerjaan, dan sosial. 
40
Siapa yang sebaiknya membina organisasi petani? 
Organisasi petani Pembina selama ini Pembina semestinya 
1. Kelompok tani, KWT, 
Gapoktan, P3A 
Kementan (Dirjend 
berdasarkan 
subsektornya) 
Kementan (integratif) 
2. Koperasi pertanian Dinas koperasi Kementan, Dinas Koperasi 
3. Perusahaan milik petani Tidak ada Kementan, dinas perindutrian, 
dinas perdagangan, dll 
4. Asosiasi komoditas Dirjend bersangkutan Lintas instansi sbg supporting 
org. 
5. Asosiasi profesi Tidak ada Badan SDM, penyuluhan, dll 
6. KTNA Tidak ada Kementan, Kemendagri, dll 
7. LSM Tidak ada Lintas instansi sbg supporting 
org. 
8. Org. Komunitas lokal Tidak ada Lintas instansi sbg supporting 
org. 
41
Syarat ntuk menciptakan 
ORGANISASI petani yang kuat: 
1. Dari sisi teknis = penyatuan berbagai organisasi-organisasi yang 
kecil menjadi ckup besar hingga mencapai skala ekonomis secara 
manajemen dan ekonomis 
2. Dari sisi struktural = hilangkan sifat ego sektoral. Merasa 
MEMILIKI petani. 
3. Dari sisi psikologis = sikap bahwa organisasi petani adalah milik 
petani, memberi kesempatan kepada mereka untuk tumbuh dan 
berkembang (learning organization), organisasi formal adalah 
salah satu pilihan, tidak WAJIB, 
4. Dari sisi legislasi = pelurusan konsep, konsistensi, penjelasan lebih 
detail, dst. 
5. Jangan hanya mendirikan ORGANISASI, tapi harus membangun 
KELEMBAGAAN. Kelembagaan = aspek regulatif + aspek regulatif 
+ aspek kultural kognitif + aspek keorganisasian 42
Contoh: penguatan organisasi permodalan 
petani di desa dengan PENYATUAN 
• Pasal 4 dan 5 UU No 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan 
Mikro (LKM): pendirian LKM harus berbadan hukum dan mendapat 
izin usaha 
• Bentuk badan hukum dimaksud adalah berupa Koperasi atau 
Perseroan Terbatas. 
• Maka, formalitas LKMA-PUAP (+ 47 ribu unit) harus sudah 
dilakukan selambatnya 8 Januari 2015 (= dua tahun setelah 
diundangkannya UU LKM). 
• Jika masing-masing menjadi koperasi (5-8 unit koperasi) = biaya 
pembuatan mahal, pendapatan jasa (keuntungan) kecil, sehingga 
tidak cukup menggaji manajer, staf, dll. Tidak mencapai SKALA 
EKONOMI, tidak SUSTAIN (Pengurus tidak dapat insentif, honor 
manajer hanya Rp 300 ribu per bulan) 
• Jika diSATUKAN = mencapai skala ekonomi, dan lebih SUSTAIN (bisa 
menggaji manajer dan staf minimal Rp 3 juta / orang/bulan) 
43
Penyaturan organisasi permodalan di desa: 
Organisasi pengelola 
permodalan 
Jumlah modal 
(Rp ) 
Potensi pendapatan 
(+ 10 %/tahun) 
Potensi 
pendapatan 
Jika disatukan 
1. LKMA-PUAP 100 juta 10 juta 
+ Rp 100 
juta 
2. LDPM 225 juta 22,5 juta 
3. LPM 50 juta 5 juta 
4. Koperasi wanita 15 juta 1,5 
5. KUD 300 juta 30 juta 
6. koperasi pengrajin 200 juta 20 juta 
Tingkat 
sustainabilitas 
Keuntungan rendah, 
masing-masing tidak sustain 
Mencapai skala 
ekonomi, 
44 
SUSTAIN
Terima kasih banyak, semoga BERGUNA 
email: syahyuti@gmail.com 
45

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

perilaku ke organisasian
perilaku ke organisasianperilaku ke organisasian
perilaku ke organisasianPT.KK JAGERS
 
Resume modul-1-3-sankri
Resume modul-1-3-sankriResume modul-1-3-sankri
Resume modul-1-3-sankriFath Pampang
 
Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti)
Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti)Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti)
Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Pemaknaan ekonomi kelembagaan
Pemaknaan ekonomi kelembagaanPemaknaan ekonomi kelembagaan
Pemaknaan ekonomi kelembagaanAgung Jatmiko
 
Pengertian Teori Organisasi mia unkris
Pengertian Teori Organisasi mia unkrisPengertian Teori Organisasi mia unkris
Pengertian Teori Organisasi mia unkrisFrans Dione
 
Analisis kelembagaan pangan (yuti)
Analisis  kelembagaan pangan (yuti)Analisis  kelembagaan pangan (yuti)
Analisis kelembagaan pangan (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Tatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraTatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraendahmustika
 
Perkembangan teori organisasi mia Unkris
Perkembangan teori organisasi  mia UnkrisPerkembangan teori organisasi  mia Unkris
Perkembangan teori organisasi mia UnkrisFrans Dione
 
Teori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasikTeori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasikEly Goro Leba
 
Evolusi Teori Organisasi dan Administrasi
Evolusi Teori Organisasi dan AdministrasiEvolusi Teori Organisasi dan Administrasi
Evolusi Teori Organisasi dan AdministrasiNurmansyah Arif W
 
Budaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donelly
Budaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donellyBudaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donelly
Budaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donellyMinarty Tandung
 
Prilaku organisasi
Prilaku organisasiPrilaku organisasi
Prilaku organisasigiri saputra
 
Pemaknaan ekonomi kelembagaan
Pemaknaan ekonomi kelembagaanPemaknaan ekonomi kelembagaan
Pemaknaan ekonomi kelembagaanMaela Nil
 
Teori organisasi menurut para ahli
Teori organisasi menurut para ahli Teori organisasi menurut para ahli
Teori organisasi menurut para ahli Dewi Rianti
 

La actualidad más candente (20)

perilaku ke organisasian
perilaku ke organisasianperilaku ke organisasian
perilaku ke organisasian
 
Resume modul-1-3-sankri
Resume modul-1-3-sankriResume modul-1-3-sankri
Resume modul-1-3-sankri
 
2007institutionalanalysis
2007institutionalanalysis2007institutionalanalysis
2007institutionalanalysis
 
Tugas teori organisasi
Tugas teori organisasiTugas teori organisasi
Tugas teori organisasi
 
Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti)
Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti)Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti)
Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti)
 
Yuti pelatihan pse 2005
Yuti   pelatihan pse 2005Yuti   pelatihan pse 2005
Yuti pelatihan pse 2005
 
Pemaknaan ekonomi kelembagaan
Pemaknaan ekonomi kelembagaanPemaknaan ekonomi kelembagaan
Pemaknaan ekonomi kelembagaan
 
Pengertian Teori Organisasi mia unkris
Pengertian Teori Organisasi mia unkrisPengertian Teori Organisasi mia unkris
Pengertian Teori Organisasi mia unkris
 
Analisis kelembagaan pangan (yuti)
Analisis  kelembagaan pangan (yuti)Analisis  kelembagaan pangan (yuti)
Analisis kelembagaan pangan (yuti)
 
Tatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraTatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negara
 
Ppt teori organisasi
Ppt teori organisasiPpt teori organisasi
Ppt teori organisasi
 
Perkembangan teori organisasi mia Unkris
Perkembangan teori organisasi  mia UnkrisPerkembangan teori organisasi  mia Unkris
Perkembangan teori organisasi mia Unkris
 
Teori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasikTeori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasik
 
Teori organisasi
Teori organisasiTeori organisasi
Teori organisasi
 
Evolusi Teori Organisasi dan Administrasi
Evolusi Teori Organisasi dan AdministrasiEvolusi Teori Organisasi dan Administrasi
Evolusi Teori Organisasi dan Administrasi
 
Teori Organisasi Umum
Teori Organisasi UmumTeori Organisasi Umum
Teori Organisasi Umum
 
Budaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donelly
Budaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donellyBudaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donelly
Budaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donelly
 
Prilaku organisasi
Prilaku organisasiPrilaku organisasi
Prilaku organisasi
 
Pemaknaan ekonomi kelembagaan
Pemaknaan ekonomi kelembagaanPemaknaan ekonomi kelembagaan
Pemaknaan ekonomi kelembagaan
 
Teori organisasi menurut para ahli
Teori organisasi menurut para ahli Teori organisasi menurut para ahli
Teori organisasi menurut para ahli
 

Similar a Prospek kelbgaan petani bt kaluku (yuti)

Pemberdayaan p4 s denpasar a (yuti)
Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)
Pemberdayaan p4 s denpasar a (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Kuliah ipb kelembagaan organisasi - 15 okt 2020 (yuti)
Kuliah ipb   kelembagaan organisasi - 15 okt 2020 (yuti)Kuliah ipb   kelembagaan organisasi - 15 okt 2020 (yuti)
Kuliah ipb kelembagaan organisasi - 15 okt 2020 (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Pelatihan 2013 kelembagaan adopsi inovasi (yuti)
Pelatihan 2013   kelembagaan adopsi inovasi (yuti)Pelatihan 2013   kelembagaan adopsi inovasi (yuti)
Pelatihan 2013 kelembagaan adopsi inovasi (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Geografi 8 makalah pranata sosial
Geografi 8   makalah pranata sosialGeografi 8   makalah pranata sosial
Geografi 8 makalah pranata sosialNisa 'Icha' El
 
Bangka tengah 1 kelembagaan vs organisasi (yuti)
Bangka tengah 1   kelembagaan vs organisasi (yuti)Bangka tengah 1   kelembagaan vs organisasi (yuti)
Bangka tengah 1 kelembagaan vs organisasi (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Perilaku Organisasi Magister for Manajemen
Perilaku Organisasi Magister for ManajemenPerilaku Organisasi Magister for Manajemen
Perilaku Organisasi Magister for Manajemenmetusalahoke
 
makalah sosiologi organisasi sms 3
makalah sosiologi organisasi sms 3makalah sosiologi organisasi sms 3
makalah sosiologi organisasi sms 3oyyim_ut
 
Budaya Kreatif dan Inovasi (TUGAS 7)
Budaya Kreatif dan Inovasi (TUGAS 7)Budaya Kreatif dan Inovasi (TUGAS 7)
Budaya Kreatif dan Inovasi (TUGAS 7)Tika Apriyani
 
Lembaga2 sosial
Lembaga2 sosialLembaga2 sosial
Lembaga2 sosiallillypuut
 
Teori organisasi komunikasi (dari internet)
Teori organisasi komunikasi (dari internet)Teori organisasi komunikasi (dari internet)
Teori organisasi komunikasi (dari internet)Pratiwi Nurbayani
 
1-2 Teori Organisasi.pptx
1-2 Teori Organisasi.pptx1-2 Teori Organisasi.pptx
1-2 Teori Organisasi.pptxAASagungRatu
 
Pertemuan 2 Organisasi dan Para Pengelolanya.pptx
Pertemuan 2 Organisasi dan Para Pengelolanya.pptxPertemuan 2 Organisasi dan Para Pengelolanya.pptx
Pertemuan 2 Organisasi dan Para Pengelolanya.pptxHidayatulJumaah1
 
SOSIOLOGI X (5).pdf
SOSIOLOGI X (5).pdfSOSIOLOGI X (5).pdf
SOSIOLOGI X (5).pdfIisIsnawati8
 
6. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical issue...
6. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical issue...6. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical issue...
6. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical issue...arisatrias
 
Budaya organisasi dan budaya kerja
Budaya organisasi dan budaya kerjaBudaya organisasi dan budaya kerja
Budaya organisasi dan budaya kerjaFitriana Jinne
 
Bimtek psekp 2 kelembagaan (yuti)
Bimtek psekp 2   kelembagaan (yuti)Bimtek psekp 2   kelembagaan (yuti)
Bimtek psekp 2 kelembagaan (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 

Similar a Prospek kelbgaan petani bt kaluku (yuti) (20)

Pemberdayaan p4 s denpasar a (yuti)
Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)
Pemberdayaan p4 s denpasar a (yuti)
 
Kuliah ipb kelembagaan organisasi - 15 okt 2020 (yuti)
Kuliah ipb   kelembagaan organisasi - 15 okt 2020 (yuti)Kuliah ipb   kelembagaan organisasi - 15 okt 2020 (yuti)
Kuliah ipb kelembagaan organisasi - 15 okt 2020 (yuti)
 
Bimtek psekp 1 pengantar (yuti)
Bimtek psekp 1   pengantar (yuti)Bimtek psekp 1   pengantar (yuti)
Bimtek psekp 1 pengantar (yuti)
 
Pelatihan 2013 kelembagaan adopsi inovasi (yuti)
Pelatihan 2013   kelembagaan adopsi inovasi (yuti)Pelatihan 2013   kelembagaan adopsi inovasi (yuti)
Pelatihan 2013 kelembagaan adopsi inovasi (yuti)
 
Tot upja 1 feasibility (yuti)
Tot upja 1   feasibility (yuti)Tot upja 1   feasibility (yuti)
Tot upja 1 feasibility (yuti)
 
Geografi 8 makalah pranata sosial
Geografi 8   makalah pranata sosialGeografi 8   makalah pranata sosial
Geografi 8 makalah pranata sosial
 
Bangka tengah 1 kelembagaan vs organisasi (yuti)
Bangka tengah 1   kelembagaan vs organisasi (yuti)Bangka tengah 1   kelembagaan vs organisasi (yuti)
Bangka tengah 1 kelembagaan vs organisasi (yuti)
 
Materi tou
Materi touMateri tou
Materi tou
 
Perilaku Organisasi Magister for Manajemen
Perilaku Organisasi Magister for ManajemenPerilaku Organisasi Magister for Manajemen
Perilaku Organisasi Magister for Manajemen
 
makalah sosiologi organisasi sms 3
makalah sosiologi organisasi sms 3makalah sosiologi organisasi sms 3
makalah sosiologi organisasi sms 3
 
Budaya Kreatif dan Inovasi (TUGAS 7)
Budaya Kreatif dan Inovasi (TUGAS 7)Budaya Kreatif dan Inovasi (TUGAS 7)
Budaya Kreatif dan Inovasi (TUGAS 7)
 
Lembaga2 sosial
Lembaga2 sosialLembaga2 sosial
Lembaga2 sosial
 
Teori organisasi komunikasi (dari internet)
Teori organisasi komunikasi (dari internet)Teori organisasi komunikasi (dari internet)
Teori organisasi komunikasi (dari internet)
 
1-2 Teori Organisasi.pptx
1-2 Teori Organisasi.pptx1-2 Teori Organisasi.pptx
1-2 Teori Organisasi.pptx
 
Pertemuan 2 Organisasi dan Para Pengelolanya.pptx
Pertemuan 2 Organisasi dan Para Pengelolanya.pptxPertemuan 2 Organisasi dan Para Pengelolanya.pptx
Pertemuan 2 Organisasi dan Para Pengelolanya.pptx
 
SOSIOLOGI X (5).pdf
SOSIOLOGI X (5).pdfSOSIOLOGI X (5).pdf
SOSIOLOGI X (5).pdf
 
Koordinasi pkb
Koordinasi pkbKoordinasi pkb
Koordinasi pkb
 
6. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical issue...
6. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical issue...6. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical issue...
6. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethical issue...
 
Budaya organisasi dan budaya kerja
Budaya organisasi dan budaya kerjaBudaya organisasi dan budaya kerja
Budaya organisasi dan budaya kerja
 
Bimtek psekp 2 kelembagaan (yuti)
Bimtek psekp 2   kelembagaan (yuti)Bimtek psekp 2   kelembagaan (yuti)
Bimtek psekp 2 kelembagaan (yuti)
 

Más de Syahyuti Si-Buyuang

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airSyahyuti Si-Buyuang
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointSyahyuti Si-Buyuang
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfSyahyuti Si-Buyuang
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptSyahyuti Si-Buyuang
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Syahyuti Si-Buyuang
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 

Más de Syahyuti Si-Buyuang (20)

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
 
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
 

Último

e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxMuhammadSatarKusumaS
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbaiqtryz
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )RifkiAbrar2
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOssuser1cc42a
 

Último (9)

e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
 

Prospek kelbgaan petani bt kaluku (yuti)

  • 1. Prospek Pengembangan Kelembagaan Petani Masa Mendatang: “The Future is Created” Syahyuti Batang Kaluku – 5 November 2014 1
  • 2. Materi presentasi: 1. Pengertian LEMBAGA vs ORGANISASI 2. Kebijakan pengorganisasian petani 3. Kebutuhan organisasi petani ke depan 2
  • 3. Kondisi yang kita hadapi : Organisasi-organisasi petani tidak berkembang baik. Penyebabnya adalah: 1. Pada sisi keilmuan = konsep dan teori berkenaan tentang “lembaga” dan “organisasi” lemah, tidak konsisten, tidak ada konsep dan teori baku tentang lembaga dan organisasi. 2. Dari sisi kebijakan = inkosistensi konsep lembaga dan organisasi, pendekatan searah, “pemaksaan” organisasi, organisasi adalah “wakil pusat di desa”, ego sektoral, dll 3. Pada diri aparat = lemah dan keliru tentang konsep, sikap, dan metode dalam mengorganisasikan petani. 4. Pada diri petani = belum mampu mengorganisasikan diri secara efektif, petani “terpaksa” berorganisasi. 3
  • 4. Satu, Pengertian Lembaga (Institution) dan Organisasi (Organization) 4
  • 5. Richard Scott (Stanford University, USA.) 2008. “Institutions and Organizations”. Third Edition. SAGE Publications, Inc Institution= “….are composed of cultured-cognitive, normative, and regulative elements that, together with associated activities and resources, provide stability and meaning of social live”. 5
  • 6. Kekeliruan yang sering terjadi: 1. Menyebut “lembaga” (institution) sama dengan “organisasi” (organization). Contoh: Kelembagaan subak. Padahal dalam literatur berbahasa Inggris subak adalah ”nonformal organization”. 2. Menganggap dengan membuat organisasi telah menyelesaikan masalah kelembagaan 3. Menganggap dengan mempelajari organisasi (dan jaringan) telah menganalisis kelembagaan 4. Kajian kelembagaan biasanya hanya meneliti kebijakan-kebijakan, belum termasuk norma-norma, dan kultural kognitif. 6
  • 7. “Institution” dan “Organization” berbeda:  “Organizational and Institutional Approaches To Regulation” (judul sub bab buku)  Institution is any persistent structure or mechanism of social ordergoverning the behaviour of a set of individuals within a given community.  “The Oxford Handbook Of Sociology And Organization Studies: Classical Foundations” (book)  “The New Institutionalisms in Economics and Sociology: The Handbook of Economic Sociology” (book).  “institution" is commonly applied to customs and behavior patterns important to a society  The focus on institutions as a foundational concept in the social sciences has given rise to a variety of new institutionalist approaches.  New Institutional Economics  The differences between the old and new institutionalisms may have been overstated, however (Rutherford 1994). 7
  • 8.  The core concept of the new institutional economics is transaction cost - the cost of negotiating, securing, and completing transactions in a market economy.  Mobilizing Rural Institutions for Sustainable Livelihoods and Equitable Development (book)  “Institutional Theory: Contributing to a Theoretical Research Program” (book of W. Richard Scott)  Institutional theory attends to the deeper and more resilient aspects of social structure. It considers the processes by which structures, including schemas, rules, norms, and routines, become established as authoritative guidelines for social behavior.  Given the complexity and variety of the current scene, I restrict attention in this chapter to more recent institutional work carried out by organizational sociologists and management scholars. And, within this realm, I concentrate on macro perspectives, examining the structure of wider environments and their effects on organizational forms and processes. (For a related approach, with emphasis on the micro-foundations of institutional theory, see Zucker......) 8
  • 9. • I postulated that institutions are variously comprised of “cultural-cognitive, normative and regulative elements that, together with associated activities and resources, provide stability and meaning to social life” (Scott 2001) • First, we needed to recognize that institutional environments are not monolithic, but often varied and conflicted. • Second, while recognizing that actors are institutionally constructed, it is essential to affirm their (varying) potential for reconstructing the rules, norms and beliefs that guide—but do not determine—their actions • Classical Organization Theory: .....based on the concept of planning of work to achieve efficiency, standardization, specialization and simplification. • Weber's bureaucratic approach considers the organization as a part of broader society. The organization is based on the principles of structure, specialization, predictability and stability, rationality, and democracy. 9
  • 10. • .....a modern approach to organization characteristics. Modern theories are based on the concept that the organization is an adaptive system which has to adjust to changes in its environment. Discuss the important characteristics of the modern approach to organizations. Modern theories include the systems approach, the socio-technical approach, and the contingency or situational approach • ....discuss the concept of integration and coordination in the organization. These are controlling mechanisms for smooth functioning of the organization. Organizational differentiation is the unbundling and re-arranging of the activities. Integration is re-grouping and re-linking them. • ....discuss the process in the organization, which involves the concept of power, decision making and communication. • Communication is another important process in the organization and is a key mechanism for achieving integration and coordination of the activities of specialized units at different levels in the organization. • Classical organization theories (Taylor, 1947; Weber, 1947; Fayol, 1949) deal with the formal organization and concepts to increase management efficiency 10
  • 11. Ketidakkonsistenan konsep di level akademisi: • “What contstitutes an ‘institution’ is a subject of continuing debate among social scientist….. The term institution and organization are commonly used interchangeably and this contributes to ambiguityand confusion” (Uphhof, 1986). • “The existing literature is a jungle of conflicting conceptions, divergent underlying assumptions, and discordant voices” (Scott, 2008). • “Belum terdapat istilah yang mendapat pengakuan umum dalam kalangan para sarjana sosiologi untuk menterjemahkan istilah Inggris ‘social institution’……. Ada yang menterjemahkannya dengan istilah ‘pranata’ ….. ada pula yang ‘bangunan sosial” (Soemardjan dan Soemardi, 1964).’ • ”The words ‘institution’ and ‘organization’ are usually used interchangeably or inclusively and often lead to misunderstandings and misguided interventions” (Lobo, 2008). • Horton dan Hunt (1984): social institution mencakup aspek organisasi, sebaliknya ada yang memasukkan aspek-aspek lembaga dibawah topik social organization. 11
  • 12. Ketidakkonsistenan Istilah dalam Produk Legislasi Pemerintah (1). Dokumen Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (RPPK) tahun 2005. • Dibedakan antara ”kebijakan pengembangan kelembagaan” dengan ”kebijakan pengembangan organisasi ekonomi petani”. • kelembagaan = sesuatu yang berada di ”atas petani” • organisasi = berada di level petani. • (=keduanya “organisasi”). (2). Permentan 273-2007 ttg Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani. • Dalam batasan: tidak dicakup apa itu “lembaga”, “kelembagaan”, dan “organisasi” • “Menumbuhkembangkan kemampuan manajerial, kepemimpinan, dan kewirausahaan kelembagaan tani serta pelaku agribisnis lainnya”. • “Memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan tani baik non formal maupun formal serta terlaksananya berbagai forum kegiatan” • “Menginventarisasi kelompoktani, GAPOKTAN dan kelembagaan tani lainnya yang berada di wilayah kabupaten /kota”. • (“kelembagaan tani” = organisasi-organisasi milik petani). • ”Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan berkala baik di dalam Gapoktan, antar Gapoktan atau dengan instansi/lembaga terkait” (“lembaga” = organisasi milik pemerintah). 12
  • 13. (3). Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyaraat (PNPM) Mandiri tahun 2008. • “Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif, dan akuntabel”. • “PNPM Mandiri diarahkan menggunakan dan mengembangkan secara optimal kelembagaan masyarakat yang telah ada”. • ( “kelembagaan masyarakat” = organisasi) • “Dimensi kelembagaan masyarakat meliputi proses pengambilan keputusan dan tindakan kolektif, organisasi, serta aturan main”. (sudah mencakup aspek-aspek lembaga). • “Harmonisasi kelembagaan dilakukan melalui pengembangan dan penguatan kapasitas kelembagaan yang telah ada dengan cara meningkatkan kapasitas pengelola, memperbaiki kinerja dan etika lembaga, dan meningkatkan tingkat keterwakilan berbagai lembaga yang ada”. (“harmonisasi kelembagaan” = manajemen kegiatan, “kelembagaan yang telah ada” = organisasi). • “Konsolidasi organisasi pelaksana program sektor yang bersifat adhoc dan koordinasi berbagai kelompok masyarakat yang ada oleh lembaga keswadayaan masyarakat di desa/ kelurahan” • ”Kelembagaan PNPM Mandiri di desa/kelurahan adalah lembaga keswadayaan masyarakat yang dibentuk, ditetapkan oleh masyarakat, ...” • (Lembaga keswadayaan masyarakat (LKM) = nama organik 13
  • 14. (4). Undang-Undang No. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. • ”Kelembagaan petani, pekebun, peternak nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk pelaku utama”. ( “kelembagaan” dan “lembaga” = organisasi). • ”Kelembagaan penyuluhan adalah lembaga pemerintah dan/atau masyarakat yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan” • “Kelembagaan penyuluhan terdiri atas: kelembagaan penyuluhan pemerintah; kelembagaan penyuluhan swasta; dan kelembagaan penyuluhan swadaya” • (“kelembagaan” = organisasi). 14
  • 15. Pola yang terlihat: 1. Tidak ada kesamaan konsep antar produk legislasi/pedoman 2. Mengorganisasikan petani dalam organisasi formal disebut sebagai upaya lembaga dan kelembagaan 3. Yang dibentuk hanya organisasi formal dan pemerintah hanya bekerja hanya dengan organisasi formal 4. Istilah yang sering dipakai = “kelembagaan” dan “organisasi”. 5. Tanpa sadar kita berusaha meminggirkan petani-petani yang tidak berorganisasi. 15
  • 16.  Lembaga (institution) = merupakan hal-hal yang menjadi penentu dalam perilaku manusia dalam masyarakat yakni berupa norma, nilai-nilai, aturan formal dan nonformal, dan pengetahuan kultural. Keseluruhan ini menjadi pedoman dalam berperilaku aktor (individu dan organisasi), memberi peluang (empower) namun sekaligus membatasi (constraint) aktor.  Kelembagaan (institutional) = segala hal yang berkenaan dengan lembaga.  Organisasi (organization) = adalah kelompok sosial yg sengaja dibentuk oleh sekelompok orang, memiliki anggota yang jelas, dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, dan memiliki aturan yang dinyatakan tegas (biasanya tertulis). Organisasi adalah aktor sosial dalam masyarakat sebagaimana individu. Contoh: koperasi, kelompok tani, Gabungan kelompok tani, dan kelompok wanita tani.  Keorganisasian (organizational) = hal-hal berkenaan dengan organisasi misalnya perihal kepemimpinan dalam organisasi, keanggotaan, manajemen, keuangan organisasi, kapasitas organisasi, serta relasi dengan organisasi lain. 16
  • 17. Rekonseptualisasi “Lembaga” dan “Organisasi” In English Biasa diterjemahkan menjadi Terminologi semestinya Batasan dan materinya 1. institution Kelembagaan, institusi Lembaga norma, regulasi, pengetahuan-kultural. Menjadi pedoman dalam berperilaku aktor 2. institutional Kelembagaan, institusi Kelembagaan Hal-hal berkenaan dengan lembaga. 3. organization Organisasi, lembaga, kelembagaan Organisasi social group, yg sengaja dibentuk, punya anggota, utk mencapai tujuan tertentu, aturan dinyatakan tegas. (kelompok tani, koperasi, Gapoktan) 4. organizational Keorganisasian, kelembagaan Keorganisasi an Hal-hal berkenaan dengan organisasi (struktur org, anggota, kepemimpinannya, manajemennya, dll). 17
  • 18. Institutions (Lembaga) = norma + aturan + cultural cognitive Organization = organisasi Network = jaringan = individu 18
  • 19. Menurut New Institutionalism (Scott, 2008), ada 3 pilar dalam lembaga: 1.Regulative pillar  “rules define relationship among role”  rule setting, monitoring, sanksi  kapasitas untuk menegakkan aturan  reward and punishment  melalui mekanisme informal (folkways) dan formal (polisi, pengeadilan)  represi, constraint, dan meng-empower aktor 2.Normative pillar  norma menghasilkan preskripsi (=lebih dari antisipasi dan prediksi), evaluatif, dan tanggung jawab  mencakup: value (= prefered and desirable) dan norm (how things should be done)  Gunanya agar tahu apa goal dan objectives kita, dan cara mencapainya  meng-constraint dan meng-empower aktor 3.Cultural-cognitive pillar  Intinya meaning  Konsep bersama tentang kehidupan sosial dan kerangka dimana makna-makna diproduksi  Sedimentasi makna dan kristalisasi makna dalam bentuk objektif  Berisi proses interpretatif internal yang dibentuk oleh kerangka kultural eksternal  Situation shared secara kolektif  Bersifat individual dan variatif  Culture = what is and what should be 19
  • 20. Berkenaan dengan organisasi: 1. Individual organization. Anggotanya individu. Misal kelompok tani, koperasi primer. Aspeknya = kepemimpinan, keanggotaan, manajemen, keuangan organisasi, dll. 2. Second level organization / interorganization. Anggotanya ind organization, misal Gapoktan, koperasi sekunder 3. Supporting organization. Misal Pemda, penyuluh, Dinas Peratnain, dll 4. Inter relation organization. Misal relasi antar kelompok tani, relasi vertikal dan horozontal, dll. 20
  • 21. Dinas Pertanian BPP - Penyuluhan LSM, Perguruan tinggi, dll Supporting organization Desa A Desa B Secondary Individual org Individual org institution Secondary organization organization Individual org Individual org Individual org Individual org Interrelation organization institution institution institution 21
  • 22. Bagaimana menganalisis organisasi? Pedoman singkat untuk menilai sebuah organisasi (Short Guide for Organizational Assessment): 1. Bagaimana kinerja organisasi (organizational performance)? 2. Bagaimana kemampuan organisasi tumbuh di lingkungannya (the enabling environment and organizational performance) ? 3. Bagaimana motivasi organisasi (organizational motivation) ? 4. Seberapa kuat kapasitas Organisasi (organizational capacity) ? 22
  • 23. Analisis Kelembagaan contoh: analisis kelembagaan penyuluhan pertanian Aspek Objek nya Analisis kelembagaan 1. Aspek regulatif UU no 16 tahun 2006 merupakan pedoman Apakah UU ini diterapkan, dijadikan pedoman, diterima, ditolak? Bagian mana yg diterima, kenapa? Permentan No. 61 Tahun 2008 ttg Pedoman Pembinaan Penyuluh Pertanian Swadaya Dan Penuyuh Pertanian Swasta Persepsi penyuluh dan pihak lain terhadap aturan ini? Realisasi dan kendalanya bagaimana? Peraturan daerah Pemda ttg penganggaran dan pengorganisasian Kajian kebijakan, konsistensi nya dengan UU di atasnya, bagaimana realisasinya? Dll. Pedoman untuk manajemen kerja penyuluh Apakah pedoman dijalankan, apa masalahnya, bagaimana konsistensinya dengan teori dan kebijakan di atasnya? 23
  • 24. Aspek Objeknya Analisis kelembagaan 2. Aspek normatif Norma-norma kerja pada tenaga penyuluh Bagaimana penyuluh memandang pekerjaannya, apakah sesuatu yang baik atau tidak? Apakah mereka bangga menjadi penyuluh? Persepsi ttg peran penyuluh dalam pembangunan pedesaan Apakah penyuluhan pertanian harus? Adakah opsi lain? Apakah metodenya masih efektif? Nilai-nilai atau adab dalam komunikasi yang diterapkan Apakah komunikasi menunjukkan dominansi, pemaksaan? Apakah itu boleh? Baik? Nilai-nilai dalam materi penyuluhan Apakah memberikan materi yang sesuai dengan etika petani? 24
  • 25. Aspek Objeknya Analisis kelembagaan 3. Aspek kultural kognitif Pengetahuan pengambil kebijakan ttg kegiatan penyuluhan Bagaimana tingkat pengetahuan pengambil kebijakan tentang konsep dan teori penyuluhan? Apa agenda tersembunyi di belakangnya? Pengetahuan tenaga penyuluh tentang kebijakan, organisasi, dan metode penyuluhan Bagaimana pengetahuan dan persepsi tenaga penyuluh (tua, muda, laki-laki, perempuan) ttg kegiatan penyuluhan? Bagaimana dan mengapa persepsi itu terbentuk? Pengetahuan petani tentang kegiatan penyuluhan, pembangunan pertanian, dll Apa pengetahuan petani ttg kegiatan penyuluhan? Apakah perlu atau tidak? Apa latar sosial ekonomi sehingga itu terbentuk? Pengetahuan petani tentang materi penyuluhan Bagaimana persepsi petani tentang materi yang disampaikan? Sesuai dengan kebutuhan petani atau tidak? Bagaimana itu terbentuk? Bagaimana persepsi petani dapat menjadi feed back? 25
  • 26. Analisis Keorganisasian Penyuluhan Aspek Objeknya Analisis kelembagaan 4. Aspek keorganisasian Struktur keorganisasian pelaksana penyuluhan Organisasi apa saja yang terlibat dari atas sampai bawah? Pusluh, Badan Penyuluhan Pemda, perguruan tinggi, NGO? Kinerja organisasi Bagaimana kinerja organisasi penyuluhan yg eksis? Kuat, atau lemah? Dimana dan kenapa? Kapasitas organisasi penyuluhan Bagaimana kemampuan BPP menjalankan penyuluhan? Apakah Gapoktan mampu membantu nya? Mengapa? Kondisi dan kinerja organisasi petani Apa saja organisasi petani yang eksis? Apa perannya? Mengapa demikian? Bagaimana agar bisa membantu penyuluhan? Perlu kah bentuk baru Hubungan antar organisasi Bagaimana relasi antar organisasi? Adakah dominansi ataukah demokratis? Relasi horizontal dan vertikal? Integrasi dan koordinasinya bagaimana? 26
  • 27. REKAYASA KELEMBAGAAN contoh: penguatan kelembagaan petani kecil : Aspek Upaya yang dapat dilakukan 1. Regulatif -Menyusun UU, PP, Permen, Perda yang berpihak ke pada petani kecil. Memasukkan “buruh petani” sebagai PETANI. -Mensosialisasikan, menegakkan, dan mengawasi kebijakan yg telah dibuat -Memberi sanksi kepada Pemda jika kebijakan tidak dijalankan. 2. Normatif -Merubah persepsi dan mental bahwa petani kecil lemah, tidak efisien, harus disingkirkan. -Menghargai petani kecil (karena lebih mandiri, ekologis, dll). -Menumbuhkan sikap bahwa petani kecil PENTING 3. Kognitif -Menyusun tulisan (ilmiah dan pouler) bahwa petani kecil adalah kunci ketahanan pangan ke depan (FAO: “small farmer feed the world”) -Memasukkan materi dan membuat modul bahan ajar di perguruan tinggi, STPP, BLPP, dll bahwa petani kecil penting. -Memberi pelatihan tentang metode pemberdayaan petani kecil 4. Keorganisasian -Memperkuat organisai petani kecil (misal: kelompok khusus untuk buruh tani, untuk petani gurem, dll) -Memberikan kemudahan dalam pembentukan badan hukum organisasi petani kecil, dst 27
  • 28. Dua, Kebijakan ORGANISASI petani di Indonesia 28
  • 29. Kebijakan baru tentang organisasi petani: 1. UU No 19-2013 tentang Pemberdayaan dan Perlindungan Petani, 2. UU No 16-2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, 3. UU No 17- 2012 tentang Perkoperasian, 4. UU No 1-2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro, dan 5. Permentan No 82-2013 tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gapoktan. 29
  • 30. UU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani: Pasal 1: • Kelembagaan Petani = lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk Petani guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan Petani. • Asosiasi Komoditas Pertanian = kumpulan dari Petani, Kelompok Tani, dan/atau Gabungan Kelompok Tani untuk memperjuangkan kepentingan Petani. • Dewan Komoditas Pertanian Nasional = suatu lembaga yang beranggotakan Asosiasi Komoditas Pertanian untuk memperjuangkan kepentingan Petani 30
  • 31. Pasal 69: Pembentukan kelembagaan dilaksanakan dengan perpaduan dari budaya, norma, nilai, dan kearifan lokal Petani. Pasal 70: (1) Kelembagaan Petani sebagaimana terdiri atas: Kelompok Tani, Gapoktan, Asosiasi Komoditas Pertanian, dan Dewan Komoditas Pertanian Nasional. (2) Kelembagaan Ekonomi Petani berupa badan usaha milik petani. Pasal 71: Petani berkewajiban bergabung dan berperan aktif dalam Kelembagaan Petani. 31
  • 32. Pasal 76: (1) Asosiasi Komoditas Pertanian merupakan lembaga independen nirlaba yang dibentuk oleh, dari, dan untuk Petani. (2) Petani dalam mengembangkan Asosiasinya dapat mengikutsertakan Pelaku Usaha, pakar, dan/atau tokoh masyarakat yang peduli terhadap kesejahteraan Petani. Pasal 77: Asosiasi Komoditas Pertanian dapat berkedudukan di kabupaten/kota atau provinsi. Pasal 78: Asosiasi Komoditas Pertanian bertugas: a. menampung dan menyalurkan aspirasi Petani; mengadvokasi dan mengawasi pelaksanaan kemitraaan Usaha Tani; c. memberikan masukan kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dalam perumusan kebijakan Perlindungan dan Pemberdayaan Petani; d. mempromosikan Komoditas Pertanian yang dihasilkan anggota, di dalam negeri dan di luar negeri; e. mendorong persaingan Usaha Tani yang adil; f. memfasilitasi anggota dalam mengakses sarana produksi dan teknologi; dan g. membantu menyelesaikan permasalahan dalam ber-Usaha Tani 32
  • 33. Pasal 79: (1) Dewan Komoditas Pertanian Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (1) huruf d bersifat nirlaba yang merupakan gabungan dari berbagai Asosiasi Komoditas Pertanian. (2) Dewan Komoditas Pertanian Nasional berfungsi sebagai wadah untuk menyelesaikan permasalahan dalam ber- Usaha Tani. (3) Petani dalam mengembangkan Dewan Komoditas Pertanian Nasional dapat mengikutsertakan Pelaku Usaha, pakar, dan/atau tokoh masyarakat yang peduli pada kesejahteraan Petani. (4) Dewan Komoditas Pertanian Nasional merupakan mitra pemerintah dalam perumusan strategi dan kebijakan Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. 33
  • 34. Kelembagaan Ekonomi Petani: Pasal 80: (1) Badan usaha milik Petani dibentuk oleh, dari, dan untuk Petani melalui Gabungan Kelompok Tani dengan penyertaan modal yang seluruhnya dimiliki oleh Gabungan Kelompok Tani. (2) Badan usaha milik Petani sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk koperasi atau badan usaha lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Badan usaha milik Petani sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan skala ekonomi, daya saing, wadah investasi, dan mengembangkan jiwa kewirausahaan Petani. Pasal 81: Badan usaha milik Petani paling sedikit bertugas: a. menyusun kelayakan usaha; b. mengembangkan kemitraan usaha; dan c. meningkatkan nilai tambah Komoditas Pertanian. 34
  • 35. Tiga, Organisasi Petani Ke DEPAN 35
  • 36. Aktivitas agribisnis dan organisasi-organisasi yang dapat menjalankannya (teoritis): Aktivitas Agribisnis Kel. Tani Gapoktan Koperasi P3A KUBA UPJA Posludes - klinik Agb – kelompencapir 1. penyediaan benih V V V - V V - 2. Penyediaan pupuk dan obat-obatan V V V V 3. penyediaan modal V V V - V V - 4. Penyediaan alsintan V V V V 5. penyediaan air irigasi V - - V - - - 6. Penyediaan tenaga kerja V - - - - V - 7. Pengolahan hasil panen V V V - V V - 8. Pemasaran hasil panen V V V - V - - 9. penyediaan informasi pasar V V - - - V V 10. Penyediaan informasi teknologi V V V - V V V 36
  • 37. Relasi yang dijalankan petani dalam menjalankan usaha (studi kasus di Kec Ciawi, Jabar, 2012): 37 Aktivitas (pemenuhan kebutuhan) Sec mandiri relasi individual relasi kolektif 1. benih dan bibik benih sendiri, Beli dari kios dan petani lain Bantuan pemerintah 2.pupuk dan obat-obatan pupuk organik sendiri membeli dari kios dari koperasi bantuan pemerintah 3. Modal modal sendiri Meminjam saudara, pelepas uang, dan bank dari Gapoktan 4. Lahan Lahan milik sendiri Menyewa, menyakap, membeli gadaian, dan tanah terlantar disewakan Gapoktan. 5. Pengolahan lahan TK keluarga sendiri buruh tani, ternak, traktor --- 6. air irigasi “menggiring” air sendiri Mengupahkan orang lain --- 7. Tenaga kerja TK keluarga sendiri TK tetangga dan saudara --- 8. Pengolahan hasil Olah sendiri, jasa huller --- 9. Pemasaran hasil --- Menjual ke pedagang di desa dan di pasar melalui Gapoktan 10. Teknologi Mencari sendiri Bertanya ke tetangga, saudara, penyuluh, dan ketua kelompok pertemuan di kelompok tani dan Gapoktan
  • 38. Fungsi yg harus dipenuhi organisasi petani: 1. Fungsi administrasi pembangunan (kepentingan proyek) 2. Fungsi komunikasi (kepentingan program, wadah belajar) 3. Fungsi ekonomi (aksi kolektif) 4. Fungsi partisipasi (dalam pembangunan) 5. Fungsi perwakilan (tujuan politik). 38
  • 39. Kondisi saat ini dan kebutuhan masa depan organisasi petani: Fungsi Bentuk relasi Pelaku selama ini Pelaku ke depan 1. Administratif Kelompok tani, Gapoktan Semakin dikurangi, gunakan cara lain 2. Komunikasi Kelompok tani, Gapoktan Semakin berkurang 3. Ekonomi Kelompok tani, Gapoktan, koperasi (lemah) Perlu semakin didorong (BUMP = koperasi, PT, dll) 4. Partisipasi Tidak ada / lemah Koperasi, KTNA, asosiasi, dll 5. Politik Tidak ada / lemah KTNA, HKTI, asosiasi, petani di legislatif (“partai petani”), dll 39
  • 40. Justifikasi “organisasi politik” petani: Buku: “Konsep Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2013 – 2045”: • Pilar dan strategi utama: Pengembangan sumber daya insani yang kompeten dan berkarakter (insan berkualitas, modal sosial dan modal politik) pertanian • Transformasi tatakelola pembangunan = Proses perubahan sistem pengambilan keputusan, politik dan hubungan antar institusi dalam pengelolaan sumberdaya. • Tantangan dan Peluang: Pemanfaatan momentum gerakan desentralisasi pemerintahan, partisipasi masyarakat dan reformasi tatakelola pemerintahan untuk pengembangan sistem politik pertanian yang digerakkan oleh dan berorientasi pada petani kecil • Bab “Arah Dan Landasan Konseptual”: Pertanian yang adil berkaitan dengan pemerataan dan keberimbangan kesempatan berusahatani, politik, dan jaminan penghidupan secara horizontal, spasial, sektoral, bidang pekerjaan, dan sosial. 40
  • 41. Siapa yang sebaiknya membina organisasi petani? Organisasi petani Pembina selama ini Pembina semestinya 1. Kelompok tani, KWT, Gapoktan, P3A Kementan (Dirjend berdasarkan subsektornya) Kementan (integratif) 2. Koperasi pertanian Dinas koperasi Kementan, Dinas Koperasi 3. Perusahaan milik petani Tidak ada Kementan, dinas perindutrian, dinas perdagangan, dll 4. Asosiasi komoditas Dirjend bersangkutan Lintas instansi sbg supporting org. 5. Asosiasi profesi Tidak ada Badan SDM, penyuluhan, dll 6. KTNA Tidak ada Kementan, Kemendagri, dll 7. LSM Tidak ada Lintas instansi sbg supporting org. 8. Org. Komunitas lokal Tidak ada Lintas instansi sbg supporting org. 41
  • 42. Syarat ntuk menciptakan ORGANISASI petani yang kuat: 1. Dari sisi teknis = penyatuan berbagai organisasi-organisasi yang kecil menjadi ckup besar hingga mencapai skala ekonomis secara manajemen dan ekonomis 2. Dari sisi struktural = hilangkan sifat ego sektoral. Merasa MEMILIKI petani. 3. Dari sisi psikologis = sikap bahwa organisasi petani adalah milik petani, memberi kesempatan kepada mereka untuk tumbuh dan berkembang (learning organization), organisasi formal adalah salah satu pilihan, tidak WAJIB, 4. Dari sisi legislasi = pelurusan konsep, konsistensi, penjelasan lebih detail, dst. 5. Jangan hanya mendirikan ORGANISASI, tapi harus membangun KELEMBAGAAN. Kelembagaan = aspek regulatif + aspek regulatif + aspek kultural kognitif + aspek keorganisasian 42
  • 43. Contoh: penguatan organisasi permodalan petani di desa dengan PENYATUAN • Pasal 4 dan 5 UU No 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM): pendirian LKM harus berbadan hukum dan mendapat izin usaha • Bentuk badan hukum dimaksud adalah berupa Koperasi atau Perseroan Terbatas. • Maka, formalitas LKMA-PUAP (+ 47 ribu unit) harus sudah dilakukan selambatnya 8 Januari 2015 (= dua tahun setelah diundangkannya UU LKM). • Jika masing-masing menjadi koperasi (5-8 unit koperasi) = biaya pembuatan mahal, pendapatan jasa (keuntungan) kecil, sehingga tidak cukup menggaji manajer, staf, dll. Tidak mencapai SKALA EKONOMI, tidak SUSTAIN (Pengurus tidak dapat insentif, honor manajer hanya Rp 300 ribu per bulan) • Jika diSATUKAN = mencapai skala ekonomi, dan lebih SUSTAIN (bisa menggaji manajer dan staf minimal Rp 3 juta / orang/bulan) 43
  • 44. Penyaturan organisasi permodalan di desa: Organisasi pengelola permodalan Jumlah modal (Rp ) Potensi pendapatan (+ 10 %/tahun) Potensi pendapatan Jika disatukan 1. LKMA-PUAP 100 juta 10 juta + Rp 100 juta 2. LDPM 225 juta 22,5 juta 3. LPM 50 juta 5 juta 4. Koperasi wanita 15 juta 1,5 5. KUD 300 juta 30 juta 6. koperasi pengrajin 200 juta 20 juta Tingkat sustainabilitas Keuntungan rendah, masing-masing tidak sustain Mencapai skala ekonomi, 44 SUSTAIN
  • 45. Terima kasih banyak, semoga BERGUNA email: syahyuti@gmail.com 45