SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 23
SAMBUNGAN KABEL TIPE CIUT PANAS
Syamsir Abduh
Jurusan Teknik Elektro, FTI-Universitas Trisakti
Jl. Kyai Tapa No 1 Jakarta, 11440
syamsir@trisakti.ac.id

3.1 Teknologi Ciut Panas
Dewasa ini,banyak penerapan teknologi isolasi pada berbagai macam peralatan
listrik. Kemajuan ini seiring dengan teknologi pembuatan bahan isolasi tersebut guna
memperoleh keandalan serta kemudahan dalam penggunaan dan pemasangannya.
Diantaranya, penggunaan teknologi ciut panas, yang merupakan pemasangan bahan
isolasi dengan proses penciutan melalui pemanasan pada bahan tersebut guna
memperoleh hasil dengan ukuran yang tepat pada alat yang dipasangkan.

3.1.1 Materi Ciut Panas
Materi ciut panas pada dasarnya terbuat dari bahan polimer termoplastik yang
telah diikat silang dengan menggunakan energi radiasi yang tinggi. Jadi teknologi ciut
panas merupakan teknologi yang menerapkan ilmu kimia radiasi

terhadap bahan

polimer.
Materi yang digunakan untuk pembuatan materi ciut panas adalah polimer
polyethylene (PE). Hal ini disebabkan karena polimer polyethylene mempunyai sifat
semi kristal. PE ini terdiri dari bagian-bagian yang berdekatan ( crytalline) dan bagianbagian yang renggang/kosong (amophous).

47
Gambar 3.1
Strktur polimer PE dengan titik-titik kristal
Titik-titik hitam yang terlihat pada gambar 3.1 merupakan titik-titik kristal,dimana satu
polimer PE digambarkan seperti benang yang berdekatan dengan benang polimer PE
yang lainnya. Proses pendekatan ini disebabkan karena adanya daya tarik antar molekul.
Dengan adanya titik-titik kristal inilah yang merupakan sumber utama kekuatan pada
bahan termoplastik yang konvensionil, seperti PE. Karena tanpa titik-titik kristal tersebut
bahan termoplastik seperti PE, akan selalu berbentuk cair (meleleh). Tetapi dengan
adanya gaya tarik antara molekul-molekul di titik kristal, maka gugusan molekul tersebut
menjadi kuat dan dapat berbetuk seperti zat padat.
Pada umumnya bahan termoplastik akan melunak serta mencair pada suhu yang
tinggi. Gejala pelunakan dan pencairan PE terjadi pada titik cair kristal (crystalline
melting point) pada PE tersebut, yaitu sekitar 121 oC. Pada saat PE dipanaskan,kedudukan
kristal-kristal yang mengatur kekuatan gugusan molekul polimer PE, berangsur-angsur
akan hilang sedikit demi sedikit. Hilangnya titik-titik kristal pada molekul polimer PE
menyebabkan adanya pergeseran antara benang molekul yang satu dengan benang
molekul yang lainnya secara lilin. Karena pada suhu air tersebut,seluruh benang-benang
molekul PE tidak lagi terpegang oleh kristal. Jadi pada suhu 121 oC tersebut, PE akan
berubah wujud dari bahan padat menjadi bahan cair namun kental.

48
Bila PE dalam wujud cair ini dihujani dengan radiasi dalam dosis dan energi yang
tinggi, maka akan terjadi suatu reaksi kimia, seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.2
Reaksi Pembentukan XLPE
Pada gambar 3.2 di atas,setelah polimer PE terkena sinar radiasi, maka salah satu atau
beberapa dari molekul karbon dioksida (CH2) pada polimer PE akan kehilangan satu
atom hidrogen (H). Hilangnya satu atom hidrogen pada molekul CH 2 mengakibatkan
ikatan polimer PE menjadi tidak stabil. Sehingga molekul CH 2 yang kehilangan satu atom
H tersebut akan mencari pasangan baru, yaitu sesama molekul CH 2 yang kehilangan satu
atom H yang lainnya. Ikatan antara dua molekul ini dinamakan ikat silang (cross-link).
Dengan adanya ikat silang pada polimer PE, maka polimer ini dikenal dengan nama
polyethylene ikat silang (XLPE), dan dalam keadaan dingin titik-titik kristal bermunculan
kembali sehingga struktur XLPE seperti yang terlihat pada gambar di bawah.

49
Gambar 3.3
Struktur Polimer XLPE
Gejala ikat silang yang dialami PE, menciptakan suatu jaringan benang molekul
polimer PE yang kuat dalam bentuk tiga dimensi. Karena sambungan ikat silang ini jauh
lebih kuat dari sambungan kristal, maka bila XLPE dipanaskan di atas suhu cair kristal
(121oC), tidak akan meleleh dan mencair sehingga bentuknya tetap. Daya tahan terhadap
suhu panas ini, disebabkan karena pada suhu tersebut gugusan tersebut. Jadi pada suhu di
atas 121oC,

sambungan-sambungan antara molekul hanya akan ditunjang oleh

sambungan ikat silang, karena pada suhu tersebut ikatan-ikatan sudah hilang/menguap.
Dilain pihak, bahan plastik XLPE tidak lagi meleleh, mencair atau menetes,
namun bahan tersebut akan melunak (seperti karet ) sehingga dapat dengan mudah di
bentuk menjadi bahan plastik yang berguna. Pada gambar di bawah ini ,akan di jelaskan
suatu proses pemuaian dan pembentukan bahan plastik XLPE menjadi materi ciut panas,
guna memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam peralatan listrik.

50
(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 3.4
Proses pembentukan materi ciut panas
Gambar 3.4(a) menggambarkan polimer PE yang sudah mengalami proses ikat silang
(cross link) menjadi XLPE, dalam keadaan dingin. Kemudian XLPE tersebut dipanaskan
pada suhu di atas 121oC.dalam proses pemanasan ini, titik-titik kristal secara perlahanlahan akan menghilang dan tinggal hanya sambungan ikat silangnya saja, sehingga
molekul polimer XLPE menjadi kenyal seperti karet tetapi tetap tidak akan mencair,
seperti yang terlihat pada gambar 3.4(b). Lalu dilakukan proses pemuain/pemelaran dan
pembentukan pada XLPE yang telah kenyal tersebut. (gambar 3.4(c). Setelah dilakukan
proses pemelaran dan pembentukan, lalu dilakukan proses pendinginan. Dalam proses
pendinginan, titik-titik kristal bermunculan kembali dan perlahan-lahan polimer XLPE
yang kenyal menjadi kaku dan dingin, seperti yang terlihat pada gambar 3.4(d). oleh
karena bermunculan kembali titik-titik kristal tersebut,yang mempertahankan polimer
XLPE tetap dalam bentuk pemelaran walaupun dilakukan proses pendinginan.

51
Selama suhu sekitarnya dijaga agar tidak melebihi suhu cair kristal (121 oC), maka
polimer XLPE yang sudah dibentuk ini dapat disimpan untuk selama-lamanya. Jadi
materi ciut panas ini tidak memiliki batas waktu atau batas suhu penyimpanan gudang.
Apabila polimer XLPE dalam bentuk muai dan dingin (seperti gambar 3.4(d)
dipanaskan kembali, maka proses tersebut di atas akan terulang mengikuti langkahlangkah 3.4(d), dan 3.4(c) dan seterusnya kembali ke urutan semula. Gejala seperti
XLPE yang dapat berubah-ubah bentuknya sampai kembali ke bentuk semula dengan
kemampuan polimer termoplastik ikat silangnya, dikenal dengan nama gejala ”Ingatan
Elastis”
3.1.2 Penerapan Materi Ciut Panas pada Aplikasi Praktis
Penerapan materi ciut panas sebagai bahan isolasi pada peralatan listrik baru
dapat dilaksanakan setelah materi ciut panas tersebut di bentuk sesuai dengan peralatan
listrik yang dipasangkan. Hal ini disebabkan karena peralatan listrik mempunyai fungsi
dan ukuran yang berbeda. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, polimer
yang telah diradiasikan (XLPE) dipanaskan pada suhu di atas 121oC sehingga menjadi
elastis dan mudah dibentuk guna memenuhi keperluan di atas. Melalui proses tekanan
,polimer yang sudah menjadi elastis tadi dirubah bentuknya sesuai dengan keperluan
(misalnya : dibuat supaya diameter selongsongnya membesar), sehingga sambungansambungan ikat silang pada molekul-molekul polimer tersebut memuai. Kemudian bahan
polimer yang telah dimuaikan tersebut, didinginkan dan menjadi padat dalam bentuk
muai yang diinginkan seperti yang terlihat pada gambar di bawah.

52
Gambar 3.5
Proses pembuatan selongsong ciut panas
Biasanya dalam pembuatan materi/isolasi ciut panas ini, disertai dengan bahan
perekatan yang dilapisi pada bagian dalam bahan isolasi ciut panas. Bahan perekat ini
dibuat secara khusus agar dapat menyekat air, mencegah pengkarata dan menambah
kekuatan pegang isolasi ciut panas dengan peralatan listrikyang di pasangkan.
Bahan perekat yang di pra-lapis (pre-coated) pada isolasi ciut panas, dirancang
agar dapat meleleh dan mencair pada suhu di atas 121 oC. Suhu tersebut merupakan titik
cair kristal pada materi ciut panas, yang sekaligus merupakan suhu penciutan isolasi ciut
panas. Karena selubung isolasi ciut panas yang sedang menciut membawa tekanan ciut
yang cukup besar (jejak ingatan elastis), maka perekat yang cair akan mengisi semua
celah-celah dan rongga-rongga yang kosong pada permukaan rekat. Sewaktu selubung
ciut panas selesai menciut dan mengalami proses pendinginan, maka perekat cairakan
membeku menjadi zat padat yang melekat dengan kuat serta kedap air.

53
3.1.3 Langkah-langkah Pemasangan Sambungan Kabel Tipe Ciut Panas
1. Pasang konektor menghubungkan penghantar kedua ujung kabel. Pres dengan
alat pengepres hidraulik (crimping tool). Bersihkan tonjolan logam tajam yang
timbul akibat pengepresan.Gambar 3.6 (a)
2. Lilitkan pita mastic kuning panjang, mengisi celah-celah antara konektor dan
isolasi, sampai diameter pengisi celah sama dengan diameter isolasi inti kabel.
Lilitkan juga pita mastik kuning panjang menutupi konektor mulai dari 5mm di
atas isolasi sebelah kiri sampai 5 mm diatas isolasi sebelah kanan. Pelilitan
dilakukan sambil ditarik sehingga lebar mastic kuning menjadi kurang lebih 50%,
dan menjadi tipis sehingga lilitannya halus. Tumpang tindih lilitan sekitar 50%.
Gambar 3.6 (b)
3. Lilitkan pita mastic kuning pendek pada ujung screen semikonduktip, 10mm
menutupi screen semikonduktip dan 10mmm menutupi isolasi. Lilitkan pula
pada ujung screen tembaga , 10mm menutupi screen tembaha dan 10mm
menutupi screen semikonduktip. Pelilitan pita mastic kuning pendek ini
dilakukan sambil ditarik hingga lebarnya menjadi 50% dan menjadi lebih tipis,
sehingga lilitannya halus.
Gambar 3.6 (c ).
4. Oleskan sedikit minyak silicon pada permukaan isolasi kemudian ratakan dengan
tangan yang bersih. Gambar 3.6 (d).
5. Geser kedudukan selongsong pengendali stress (hitam), sampai simetris
terhadap konektor. Panasi mulai dari bagian tengah secara merata sampai
selongsong tersebut menciut seluruhnya.Gambar 3.6(e).
6. Lilitkan satu kali lilitan pita mastic merah pada ujung-ujung pengendali stress
(hitam) yang sudah diciutkan .Gambar 3.6 (f).
7. Geser selongsongan isolasi (merah) hingga menutupi selongsongan pengendali
stress yang sudah dipasang sebelumnya, kemudian ciutkan secara merata mulai
dari bagian tengahnya, selanjutnya sampai ke bagian ujung-ujungnya. Gambar
3.6 (g)
8. Lilitkan satu kali pita mastic merah pada ujung-ujunng selongsong isolasi (merah)
yang sudah diciutkan. Gambar 3.6(h)

54
9. Geser selongsong isolasi berlapis screesn (merah dan hitam) hingga menutupi
selongsong isolasi (merah) yang sudah diciutkan sebelumnya. Ciutkan mulai dari
tengah, berangsur-angsur secara merata sampai ke kedua ujungnya. Gambar
3.6(i)
10. Solderkan pita anyaman tembaga berlapis timah putih pada screen tembaga
masing-masing inti kabel, sehingga screen tembaga inti-inti kabel A dan B
terhubung. Bila pita ini terlalu panjang, boleh dipotong sesuai dengan
kebutuhan. Gambar 3.6 (j)
11. Lilitkan jaring screen tembaga berlapis timah menutupi pita anyaman tembaga
berikut selongsong-selongsong yang sudah diciutkan tadi, dengan tumpang
tindih pelilitan 50%.
Gambar 3.6(k)
12. Lilitkan pita masuk merah menutupi ujung armo : kabel, sebagian menutupi
selubung luar dan sebagian menutupi selubung dalam.
13. Pasang armor (susunan pita baja pelindung mekanis ) menutupi selubung kabel,
dengan lapisan alumuniumnya di sebelah dalam. Ujung-ujungnya harus tumpang
tindih dengan armor kabel. Ikat ujungnya dengan klem pengikat armor. Lilitkan
pita (PVC) kain katun pada klem pengikat armor dan dua titik di tengah armor
sehingga bentuk sambungan rapih (streamline). Tutup ujung-ujung armor
(sekitar 40mm) dengan pita mastic merah. Gambar 3.6(l).
14. Buang plastik pelindung perekat di bagian dalam lembaran selongsong luar
pelindung keseluruhan sambungan. Gambar 4.6(m )
15. Pasang lembaran selongsong luar melingkupi seluuruh sambungan. Katupkan
lembaran ini dengan menggunakan klip penyambung rel. (seluruhnya ada 2 buah
klip). Gambar 3.6(n)
16. Ciutkan selongsong luar penutup keseluruhan sambungan, penciutan ini dimulai
dengan pemanasan bagian tengah selongsong dan diteruskan secara merata
sampai ke kedua ujungnya. Gambar 3.6(o).
17. Biarkan sambungan mendingin sendiri sampai sama dengan temperatur
sekitarnya, dan baru setelah itu boleh digerak-gerakkan. Gambar 3.6 (p).

55
Gambar 3.6 Langkah-langkah Penyambungan Kabel Tipe Ciut Panas

Arah pengepresan

5mm

5mm

56
(a).Pemasangan Konektor
Mastik

(b). Pengujian Pita

Screen
Semikonduktip
Screen
Tembaga

10 10

10 10

Isolasi

Mastik
Kuning

(c). Pelilitan Pita Mastik
Minyak Silikon

(d). Pengolesan

(e). Penggeseran Kedudukan
merah

(f).Pelilitan pita mastik

selongsong pengendali stress
selongsong

pada ujung-ujung

(hitam)

isolasi
57
(g). Penggeseran selongsong isolasi
pada
(Merah)
selongsong isolasi

(h).Pelilitan pita mastik merah
ujung-ujung
(merah).

Gambar 3.6 Langkah-langkah Penyambungan Kabel Tipe Ciut Panas

3.1.4 Sambungan Transisi (Hetero Joint )

Sebelum pemasangan sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara visual terhadap
komponen-komponen yang diperlukan dalam sambungan transisi (tipe IJKA 15-/240SOD), antara lain :

58
Tabel 3.1. Komponen-komponen sambungan transisi tipe IJKA 150/240 SOD

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Nama Komponen
Selongsong pencegah rembesan minyak
(bening)
Selongsong konduktif (hitam)
Pita mastik kuning panjang
Celana kabel konduktif
Konektor
Pita mastik kuning pendek
Pita perekat (merah)
Minyak Silikon
Selongsong pengendali stress (hitam)
Selongsong isolasi (merah)
Selongsong isolasi berlapis screen
(merah/hitam)
Pita anyaman tembaga lapis timah
Jaring screen tembaga lapis timah
Armor pelindung kabel
Klem pengikat armor
Kawat pengikat screen tembaga
Kawat pengikat armor
Pita kain katun
Selongsong luar pelindung keseluruhan
sambungan
Rel penjepit selongsong luar
Klip penyambung rel
Cairan pembersih (TCE) + lap
Ampelas
Timah Solder

Jumlah
3 buah
3 buah
9 buah
1 buah
3 buah
6 buah
7 buah
3 sachet
3 buah
3 buah
3 buah
3 buah
3 buah
1 lembar
2 buah
2 gulung
2 buah
1 rol
1 lembar
3 buah
2 buah
1 set
2 buah
1 gulung

59
3.1.5 Persiapan Kabel untuk Sambungan Tipe IJKA 150/240 – SOD
Dikarenakan penyambungan transisi menyambungkan antara dua jenis
kabel yang berbeda, maka persiapan kabel untuk penyambungan juga terbagi
dua.

a. Persiapan Kabel Plastik (XLPE) :
1. Atur kedudukan kedua ujung kabel (kabel XLPE dan kabel PILC) sehingga
sejajar, dengan tumpang tindih sekitar 150mm, buat tanda / garis di tengahtengah bagian tumpang tindih, dan potong kedua ujung kabel di titik
tersebut. Gambar 3.7(a).
2. Kupas selubung luar kabel A (XLPE) sepanjang 900mm diukur dari ujung
kabel. Gambar 3.7(b).
3. Potong armor kabel A sepanjang 50mm dari ujung kupasan selubung luar
kemudian ikat ujungnya dengan kawat pengikat armor. Gambar 3.7(c).

60
4. Kupas selubung dalam kabel A sepanjang 20 mm dari ujung armor, hati-hati
jangan sampai melukai atau merusak screen tembaga. Buang bahan pengisi
(filler) yang ada di antara inti kabel. Gambar 3.7(d).
5. Potong dan kupas screen tembaga pada masing-masing inti kabel A
sepanjang 210mm dari ujung kabel, lalu ikat ujungnya dengan kawat
pengikat screen tembaga. Ujung potongan harus rata, tidak boleh tajam/
bergerigi. Gambar 3.7(e).
6. Potong dan kupas screen semikonduktip sepanjang 30mm dari ujung screen
tembaga. Ujung potongan harus rata dan pada saat pemotongan, isolasi
tidak boleh terluka atau tergores. Gambar 3.7 (f).
7. Kupas ujung isolasi masing-masing inti kabel A sepanjang setengah panjang
konektor ditambah maksimum 5 mm. Gambar 3.7(g).

61
(a). Penggeseran selongsong isolasi
tembaga
Berlapis screen (merah & hitam)
screen.

(b).penyolderan pita anyaman

© pelilitan jarring screen tembaga

(d).pemasangan armor menutupi
selubung kabel

berlapis timah putih pada

dengan lapisan
Alumunium.
Plastik Pelindung

Rel
Klip penyambung

(e).Pembuangan plastik pelindung
selongsong
Perekat di bagian lembaran selongsong
sambungan
luar

(f).Pemasangan lembaran
luar melingkupi seluruh

Raychem
62
(g). penciutan selongsong luar
mendingin

(h). dibiarkan sambungan
Keseluruhan sambungan
sendiri sampai sama dengan
temperatur sekitarnya

3.1.6 Menghitung Luas Konektor
Persamaan 3.1 digunakan untuk menghitung luas konektor

C=(

) x 100

(3.1)

Luas awal adalah luas konektor dan luas penghantar kabel, sebelum dilakukan
pengepresan.
Luas awal = Luas Konektor + Luas Penghantar Kabel
= x (D12 - Dd2) + n x x D2
= x [ D12 – Dd2 + (n x D2)]

(3.2)

Dimana: D1 = Diameter luar konektor sebelum dipres (mm)
Dd = Diameter dalam konektor sebelum dipres (mm)
N = Jumlah penghantar kompak kabel
D = Diameter setiap penghantar kompak (mm)
Luas akhir adalah luas konektor beserta penghantar kabel setelah dilakukan pengepresan.
Pengepresan dilakukan dengan menggunakan dies yang berbentuk heksagonal, dimana
luas permukaan heksagonal tersebut adalah luas akhir pengepresan:
Luas Akhir = Ds2 Sin

(3.3)

63
Dimana Ds = Ukuran dies pengepresan (mm)

Gambar 3.8
Ukuran dies konektor setelah dipres
Dari persamaan (3.2) dan (3.3), maka persamaan (3.4) menjadi :

C={1-

} x 100

(3.4)

Dimana:
C= Konstanta pengerutan konduktor kabel setelah dipres, yang besarnya tergantung dari
jenis materi
penghantar
C>15% (Untuk penghantar kompak, alumunium)
C>10% (Untuk penghantar kompak, tembaga)
Sebagai contoh:

Gambar 3.9
Konektor tipe 150/240 mm²
Konektor yang dipakai pada sambungan ciut panas berukuran 240 mm², mempunyai
diameter luar 25 mm dan diameter dalam 16,5 mm. Digunakan untuk menyambung
penghantar kompak NA2XSEFGbY. Jika dilihat dari karakteristik mekanikalnya, kabel
tersebut memiliki harga n=34 dan D=3,14 mm, maka berapa ukuran dies konektor yang
sesuai.
Oleh karena kabel NA2XSEFGbY, berpenhantar kompak dan terbuat ari alumunium,
maka konstanta C diambil sebesar 16%.
64
C= {

} x 100

16%= {

} x 100

0,16=(

=0,84
Ds²x0,866=459,552
Ds²=530,66
Ds=23,03
Maka konektor tersebut mempunyai dies sebesar 23,03 mm.
3.1.7 Intruksi Umum Penyambungan
Pada saat pemasangan sambungan ciut panas, para penyambung/jointer harus
memperhatikan intruksi-intruksi di bawah ini sebelum melakukan proses penciutan pada
bagian-bagian sambungan yang terbuat dari bahan ciut panas:
1. Gunakan gas LPG, propane atau butane sebagai bahan bakar, jangan menggunakan
minyak tanah
2. Atur alat pembakar (brander) untuk mendapatkan api yang berwarna biru dengan ujung
api yang berwarna kuning, hindarkan penggunaan api biru yang runcing pada brender.
3. Brender diarahkan menuju arah penciutan.
4. Api harus disapukan secara merata untuk menghindari pemusatan panas.
5. Bersihkan minyak yang mungkin menempel pada permukaan yang akan tertutup
perekat.
6. Selongsong-selongsong yang disuplai tidak boleh dipotong (dikurangi).
7. Penciutan selongsong dimulai dari bagian tengah, selanjutnya menuju tepi-tepi
selongsong. Hal ini dilakukan guna mencegahterperangkapnya udara di dalam
selongsong.

65
8. Penciutan selongsong harus merata di sekeliling tempat penciutan dimulai, kemudian
barulah penciutan diteruskan melaju ke tempat berikutnya.
9. Selongsong yang diciutkan harus rata tidak boleh berkerut.

3.1.8 Sambungan Sejenis (Straight Joint)
Sebelum melakukan pemasangan, para jointer sebaiknya melakukan pemeriksaan visual
terhadap komponen-komponen yang diperlukan dalam penyambungan antara dua kabel
yang sejenis (tipe IJKA 150/240-SO). Komponen-komponen tersebut antara lain:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tabel 3.2 Komponen-komponen sambungan tipe IJKA 150/240-SO
Nama Komponen
Jumlah
Konektor
3 buah
Pita mastik kuning panjang
6 buah
Pita mastik kuning pendek
12 buah
Minyak silikon
3 sachet
Pita mastik merah
12 buah
Selongsong pengendali stress (hitam)
3 buah
Selongsong isolasi (merah)
3 buah
Selongsong isolasi barlapis screen (merah/hitam)
3 buah
Pita anyaman tembaga lapis timah
3 buah
Jaring screen tembaga lapis timah
3 buah

11 Selongsong luar pelindung keseluruhan sambungan

1 lembar

12 Kawat pengikat screen tembaga
Kawat pengikat armor
13 Pita ampelas
14 Timah solder
15 cairan pembersih (TCE) + lap
16 Armor (susunan pita baja) pelindung mekanis
17 Klem pengikat armor
18 Pita kain katun
19 Rel penjepit selongsong luar
20 Klip penyambung rel

2 gulung
1 gulung
2 buah
1 gulung
1 set
1 lembar
2 buah
1 rol
3 buah
2 buah

a. Persiapan kabel untuk Sambungan Tipe IJKA 150/240-SO (XLPE-XLPE)
1. Atur kedudukan dua ujung kabel yang akan disambung hingga sejajar, dengan tumpang
tindih sekitar 150 mm, buat tanda (garis) di tengah-tengah bagian yang tumpang tindih
seperti gambar 3.10(a), dan potong kedua ujung kabel di titik tersebut.
2. Kupas selubung luar ujung kabel A sepanjang 900 mm. Gambar 3.10 (b)

66
3. Kupas selubung luar ujung kabel B sepanjang 600 mm. Gambar 3.10(c )
4. Potong dan kupas armor kabel A dan B sepanjang 50 mm dari kupasan selubung kabel,
seperti gambar 3.10(d). Ikat ujungnya dengan kawat pengikat armor.
5. Kupas selubung dalam kabel A dan B sepanjang 20 mm dari ujung armor, seperti gambar
3.10(e). Pengupasan dilakukan secara hati-hati, jangan sampai melukai atau merusak
screen tembaga.
6. Buang bahan pengisi (filter) yang ada di antara inti kabel.
7. Potong dan kupas screen tembaga masing-masing inti kabel A dan B sepanjang 210 mm
dari ujung kabel. Gambar 3.10 (f). Tepi potongan harus rata dan tidak tajam (bergerigi).
8. Ikat tepi screen tembaga dengan kawat tembaga yang disediakan.
9. Potong dan kupas screen semikonduktip sepanjang 30 mm dari ujung screen tembaga.
Gambar 3.10(g). Ujung potongan screen semikonduktip harus rata, dan perhatikan alat
pemotong agar tidak menggores atau melukai permukaan isolasi pada saat
pemotongan.
10. Kupas ujung-ujung isolasi masing-masing inti kabel A dan B sepanjang setengah panjang
konektor ditambah maksimum 5 mm. Gambar 3.10 (h).
11. Tempat berturut-turut selongsong pengendali stress (hitam), selongsong isolasi (merah),
selongsong isolasi berlapis screen (merah dan hitam) pada masing-masing inti kabel A
(kabel yang kupasan luarnya lebih panjang).

Atur kedua ujung kabel hingga sejajar

Kupas selubung luar kabel A

67
Kupas selubung luar kabel B

Kupas armor kabel A dan B

Kupas selubung dalam kabel A dan B

Kupas screen tembaga masing-masing inti kabel A dan B

Potong dan kupas screen semikonduktip

Kupas ujung-ujung isolasi masing-masing inti kabel A dan B
Gambar 3.10
Persiapan kabel untuk penyambungan tipe IJKA 150/240-SO (XLPE-XLPE)
Jika dilihat secara keseluruhan, maka konstruksi persiapan kabel adalah seperti gambar di
bawah ini:
68
Gambar 3.11
Konstruksi persiapan kabel untuk sambungan tipe IJKA 150/240-SO secara
keseluruhan

69

Más contenido relacionado

Similar a Sambungan kabel tipe ciut panas-Syamsir Abduh

694 685-1-pb
694 685-1-pb694 685-1-pb
694 685-1-pb
Alen Pepa
 
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...
ejacock
 
Potensi pembangkit daya termoelektrik untuk
Potensi pembangkit daya termoelektrik untukPotensi pembangkit daya termoelektrik untuk
Potensi pembangkit daya termoelektrik untuk
a8iGaming
 
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Abrianto Akuan
 
Mikroskop elektron#fisika presentasi
Mikroskop elektron#fisika presentasiMikroskop elektron#fisika presentasi
Mikroskop elektron#fisika presentasi
Glennaldo Kurniawan
 

Similar a Sambungan kabel tipe ciut panas-Syamsir Abduh (20)

Tekanan Dielektrik pelaralatan tegangan Tinggi
Tekanan Dielektrik pelaralatan tegangan TinggiTekanan Dielektrik pelaralatan tegangan Tinggi
Tekanan Dielektrik pelaralatan tegangan Tinggi
 
Efek temperatur
Efek temperaturEfek temperatur
Efek temperatur
 
694 685-1-pb
694 685-1-pb694 685-1-pb
694 685-1-pb
 
7.2.8.09.02
7.2.8.09.027.2.8.09.02
7.2.8.09.02
 
Polimer matkul
Polimer matkulPolimer matkul
Polimer matkul
 
Uas sistem isolasi yohan fajar sidik [34014]
Uas sistem isolasi   yohan fajar sidik [34014]Uas sistem isolasi   yohan fajar sidik [34014]
Uas sistem isolasi yohan fajar sidik [34014]
 
Tugas kelompok termodinamika
Tugas kelompok termodinamikaTugas kelompok termodinamika
Tugas kelompok termodinamika
 
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termal
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termalLaporan praktikum Fislab konduktivitas termal
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termal
 
Heat shrinkable (LDPE)- Dr.Ir.Gatot Trimulyadi
Heat shrinkable (LDPE)- Dr.Ir.Gatot TrimulyadiHeat shrinkable (LDPE)- Dr.Ir.Gatot Trimulyadi
Heat shrinkable (LDPE)- Dr.Ir.Gatot Trimulyadi
 
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...
 
Studi Eksperimental Pengaruh Konsentrasi
Studi Eksperimental Pengaruh KonsentrasiStudi Eksperimental Pengaruh Konsentrasi
Studi Eksperimental Pengaruh Konsentrasi
 
Teguh
TeguhTeguh
Teguh
 
Potensi pembangkit daya termoelektrik untuk
Potensi pembangkit daya termoelektrik untukPotensi pembangkit daya termoelektrik untuk
Potensi pembangkit daya termoelektrik untuk
 
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
 
Kel 8 sifat_konduktivitas_listrik_pada_bahan.docx
Kel 8 sifat_konduktivitas_listrik_pada_bahan.docxKel 8 sifat_konduktivitas_listrik_pada_bahan.docx
Kel 8 sifat_konduktivitas_listrik_pada_bahan.docx
 
Mikroskop elektron#fisika presentasi
Mikroskop elektron#fisika presentasiMikroskop elektron#fisika presentasi
Mikroskop elektron#fisika presentasi
 
Thermoplastik
ThermoplastikThermoplastik
Thermoplastik
 
ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...
ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...
ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...
 
Teknik Tokamak pada Reaktor Fusi ITER
Teknik Tokamak pada Reaktor Fusi ITERTeknik Tokamak pada Reaktor Fusi ITER
Teknik Tokamak pada Reaktor Fusi ITER
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 

Más de Trisakti University

Theses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduhTheses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduh
Trisakti University
 
Theses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduhTheses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduh
Trisakti University
 
Syamsir abduh-cv (english version)-2013
Syamsir abduh-cv (english version)-2013Syamsir abduh-cv (english version)-2013
Syamsir abduh-cv (english version)-2013
Trisakti University
 

Más de Trisakti University (20)

Sinopsis metro tv 23 okt peran energi nuklir
Sinopsis metro tv 23 okt  peran energi nuklirSinopsis metro tv 23 okt  peran energi nuklir
Sinopsis metro tv 23 okt peran energi nuklir
 
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-1
 
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakartaThesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakarta
 
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010-1
 
Thesis kurniawan, dicky july 2009-1
Thesis kurniawan, dicky july 2009-1Thesis kurniawan, dicky july 2009-1
Thesis kurniawan, dicky july 2009-1
 
Theses mahardjono,andhiko march 2011-1
Theses mahardjono,andhiko march 2011-1Theses mahardjono,andhiko march 2011-1
Theses mahardjono,andhiko march 2011-1
 
Ground Fault Detector 3 G
Ground Fault Detector 3 GGround Fault Detector 3 G
Ground Fault Detector 3 G
 
Theses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduhTheses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses mahardika ardha february 2010-supervisor_prof. syamsir abduh
 
Theses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduhTheses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduh
Theses septimiriawati, yenny july 2009-supervisor_prof. syamsir abduh
 
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-Jakarta
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-JakartaThesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-Jakarta
Thesis nogroho, rizki aditya august 2011-Trisakti University-Jakarta
 
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakartaThesis narulita, riri suci  juli 2011-trisakti university jakarta
Thesis narulita, riri suci juli 2011-trisakti university jakarta
 
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University Jakarta
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University JakartaThesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University Jakarta
Thesis legowo dwi kartiko, kresno september 2010. Trisakti University Jakarta
 
Thesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University Jakarta
Thesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University JakartaThesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University Jakarta
Thesis kurniawan, dicky july 2009-Trisakti University Jakarta
 
Peran Metrologi dalam Kebijakan Energi Nasional
Peran Metrologi dalam Kebijakan Energi NasionalPeran Metrologi dalam Kebijakan Energi Nasional
Peran Metrologi dalam Kebijakan Energi Nasional
 
Ken forum koordinasi 15042015
Ken forum koordinasi  15042015Ken forum koordinasi  15042015
Ken forum koordinasi 15042015
 
Ken 02052015 surabaya-its
Ken  02052015 surabaya-itsKen  02052015 surabaya-its
Ken 02052015 surabaya-its
 
Ken sosialisasi kelembagaan 28042015-lombok-ntb
Ken sosialisasi kelembagaan  28042015-lombok-ntbKen sosialisasi kelembagaan  28042015-lombok-ntb
Ken sosialisasi kelembagaan 28042015-lombok-ntb
 
Opening remaks workshop iea-english version
Opening remaks workshop iea-english versionOpening remaks workshop iea-english version
Opening remaks workshop iea-english version
 
SK Dewan Juri SNI Award
SK Dewan Juri SNI AwardSK Dewan Juri SNI Award
SK Dewan Juri SNI Award
 
Syamsir abduh-cv (english version)-2013
Syamsir abduh-cv (english version)-2013Syamsir abduh-cv (english version)-2013
Syamsir abduh-cv (english version)-2013
 

Último

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Último (20)

Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Sambungan kabel tipe ciut panas-Syamsir Abduh

  • 1. SAMBUNGAN KABEL TIPE CIUT PANAS Syamsir Abduh Jurusan Teknik Elektro, FTI-Universitas Trisakti Jl. Kyai Tapa No 1 Jakarta, 11440 syamsir@trisakti.ac.id 3.1 Teknologi Ciut Panas Dewasa ini,banyak penerapan teknologi isolasi pada berbagai macam peralatan listrik. Kemajuan ini seiring dengan teknologi pembuatan bahan isolasi tersebut guna memperoleh keandalan serta kemudahan dalam penggunaan dan pemasangannya. Diantaranya, penggunaan teknologi ciut panas, yang merupakan pemasangan bahan isolasi dengan proses penciutan melalui pemanasan pada bahan tersebut guna memperoleh hasil dengan ukuran yang tepat pada alat yang dipasangkan. 3.1.1 Materi Ciut Panas Materi ciut panas pada dasarnya terbuat dari bahan polimer termoplastik yang telah diikat silang dengan menggunakan energi radiasi yang tinggi. Jadi teknologi ciut panas merupakan teknologi yang menerapkan ilmu kimia radiasi terhadap bahan polimer. Materi yang digunakan untuk pembuatan materi ciut panas adalah polimer polyethylene (PE). Hal ini disebabkan karena polimer polyethylene mempunyai sifat semi kristal. PE ini terdiri dari bagian-bagian yang berdekatan ( crytalline) dan bagianbagian yang renggang/kosong (amophous). 47
  • 2. Gambar 3.1 Strktur polimer PE dengan titik-titik kristal Titik-titik hitam yang terlihat pada gambar 3.1 merupakan titik-titik kristal,dimana satu polimer PE digambarkan seperti benang yang berdekatan dengan benang polimer PE yang lainnya. Proses pendekatan ini disebabkan karena adanya daya tarik antar molekul. Dengan adanya titik-titik kristal inilah yang merupakan sumber utama kekuatan pada bahan termoplastik yang konvensionil, seperti PE. Karena tanpa titik-titik kristal tersebut bahan termoplastik seperti PE, akan selalu berbentuk cair (meleleh). Tetapi dengan adanya gaya tarik antara molekul-molekul di titik kristal, maka gugusan molekul tersebut menjadi kuat dan dapat berbetuk seperti zat padat. Pada umumnya bahan termoplastik akan melunak serta mencair pada suhu yang tinggi. Gejala pelunakan dan pencairan PE terjadi pada titik cair kristal (crystalline melting point) pada PE tersebut, yaitu sekitar 121 oC. Pada saat PE dipanaskan,kedudukan kristal-kristal yang mengatur kekuatan gugusan molekul polimer PE, berangsur-angsur akan hilang sedikit demi sedikit. Hilangnya titik-titik kristal pada molekul polimer PE menyebabkan adanya pergeseran antara benang molekul yang satu dengan benang molekul yang lainnya secara lilin. Karena pada suhu air tersebut,seluruh benang-benang molekul PE tidak lagi terpegang oleh kristal. Jadi pada suhu 121 oC tersebut, PE akan berubah wujud dari bahan padat menjadi bahan cair namun kental. 48
  • 3. Bila PE dalam wujud cair ini dihujani dengan radiasi dalam dosis dan energi yang tinggi, maka akan terjadi suatu reaksi kimia, seperti pada gambar di bawah ini. Gambar 3.2 Reaksi Pembentukan XLPE Pada gambar 3.2 di atas,setelah polimer PE terkena sinar radiasi, maka salah satu atau beberapa dari molekul karbon dioksida (CH2) pada polimer PE akan kehilangan satu atom hidrogen (H). Hilangnya satu atom hidrogen pada molekul CH 2 mengakibatkan ikatan polimer PE menjadi tidak stabil. Sehingga molekul CH 2 yang kehilangan satu atom H tersebut akan mencari pasangan baru, yaitu sesama molekul CH 2 yang kehilangan satu atom H yang lainnya. Ikatan antara dua molekul ini dinamakan ikat silang (cross-link). Dengan adanya ikat silang pada polimer PE, maka polimer ini dikenal dengan nama polyethylene ikat silang (XLPE), dan dalam keadaan dingin titik-titik kristal bermunculan kembali sehingga struktur XLPE seperti yang terlihat pada gambar di bawah. 49
  • 4. Gambar 3.3 Struktur Polimer XLPE Gejala ikat silang yang dialami PE, menciptakan suatu jaringan benang molekul polimer PE yang kuat dalam bentuk tiga dimensi. Karena sambungan ikat silang ini jauh lebih kuat dari sambungan kristal, maka bila XLPE dipanaskan di atas suhu cair kristal (121oC), tidak akan meleleh dan mencair sehingga bentuknya tetap. Daya tahan terhadap suhu panas ini, disebabkan karena pada suhu tersebut gugusan tersebut. Jadi pada suhu di atas 121oC, sambungan-sambungan antara molekul hanya akan ditunjang oleh sambungan ikat silang, karena pada suhu tersebut ikatan-ikatan sudah hilang/menguap. Dilain pihak, bahan plastik XLPE tidak lagi meleleh, mencair atau menetes, namun bahan tersebut akan melunak (seperti karet ) sehingga dapat dengan mudah di bentuk menjadi bahan plastik yang berguna. Pada gambar di bawah ini ,akan di jelaskan suatu proses pemuaian dan pembentukan bahan plastik XLPE menjadi materi ciut panas, guna memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam peralatan listrik. 50
  • 5. (a) (b) (c) (d) Gambar 3.4 Proses pembentukan materi ciut panas Gambar 3.4(a) menggambarkan polimer PE yang sudah mengalami proses ikat silang (cross link) menjadi XLPE, dalam keadaan dingin. Kemudian XLPE tersebut dipanaskan pada suhu di atas 121oC.dalam proses pemanasan ini, titik-titik kristal secara perlahanlahan akan menghilang dan tinggal hanya sambungan ikat silangnya saja, sehingga molekul polimer XLPE menjadi kenyal seperti karet tetapi tetap tidak akan mencair, seperti yang terlihat pada gambar 3.4(b). Lalu dilakukan proses pemuain/pemelaran dan pembentukan pada XLPE yang telah kenyal tersebut. (gambar 3.4(c). Setelah dilakukan proses pemelaran dan pembentukan, lalu dilakukan proses pendinginan. Dalam proses pendinginan, titik-titik kristal bermunculan kembali dan perlahan-lahan polimer XLPE yang kenyal menjadi kaku dan dingin, seperti yang terlihat pada gambar 3.4(d). oleh karena bermunculan kembali titik-titik kristal tersebut,yang mempertahankan polimer XLPE tetap dalam bentuk pemelaran walaupun dilakukan proses pendinginan. 51
  • 6. Selama suhu sekitarnya dijaga agar tidak melebihi suhu cair kristal (121 oC), maka polimer XLPE yang sudah dibentuk ini dapat disimpan untuk selama-lamanya. Jadi materi ciut panas ini tidak memiliki batas waktu atau batas suhu penyimpanan gudang. Apabila polimer XLPE dalam bentuk muai dan dingin (seperti gambar 3.4(d) dipanaskan kembali, maka proses tersebut di atas akan terulang mengikuti langkahlangkah 3.4(d), dan 3.4(c) dan seterusnya kembali ke urutan semula. Gejala seperti XLPE yang dapat berubah-ubah bentuknya sampai kembali ke bentuk semula dengan kemampuan polimer termoplastik ikat silangnya, dikenal dengan nama gejala ”Ingatan Elastis” 3.1.2 Penerapan Materi Ciut Panas pada Aplikasi Praktis Penerapan materi ciut panas sebagai bahan isolasi pada peralatan listrik baru dapat dilaksanakan setelah materi ciut panas tersebut di bentuk sesuai dengan peralatan listrik yang dipasangkan. Hal ini disebabkan karena peralatan listrik mempunyai fungsi dan ukuran yang berbeda. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, polimer yang telah diradiasikan (XLPE) dipanaskan pada suhu di atas 121oC sehingga menjadi elastis dan mudah dibentuk guna memenuhi keperluan di atas. Melalui proses tekanan ,polimer yang sudah menjadi elastis tadi dirubah bentuknya sesuai dengan keperluan (misalnya : dibuat supaya diameter selongsongnya membesar), sehingga sambungansambungan ikat silang pada molekul-molekul polimer tersebut memuai. Kemudian bahan polimer yang telah dimuaikan tersebut, didinginkan dan menjadi padat dalam bentuk muai yang diinginkan seperti yang terlihat pada gambar di bawah. 52
  • 7. Gambar 3.5 Proses pembuatan selongsong ciut panas Biasanya dalam pembuatan materi/isolasi ciut panas ini, disertai dengan bahan perekatan yang dilapisi pada bagian dalam bahan isolasi ciut panas. Bahan perekat ini dibuat secara khusus agar dapat menyekat air, mencegah pengkarata dan menambah kekuatan pegang isolasi ciut panas dengan peralatan listrikyang di pasangkan. Bahan perekat yang di pra-lapis (pre-coated) pada isolasi ciut panas, dirancang agar dapat meleleh dan mencair pada suhu di atas 121 oC. Suhu tersebut merupakan titik cair kristal pada materi ciut panas, yang sekaligus merupakan suhu penciutan isolasi ciut panas. Karena selubung isolasi ciut panas yang sedang menciut membawa tekanan ciut yang cukup besar (jejak ingatan elastis), maka perekat yang cair akan mengisi semua celah-celah dan rongga-rongga yang kosong pada permukaan rekat. Sewaktu selubung ciut panas selesai menciut dan mengalami proses pendinginan, maka perekat cairakan membeku menjadi zat padat yang melekat dengan kuat serta kedap air. 53
  • 8. 3.1.3 Langkah-langkah Pemasangan Sambungan Kabel Tipe Ciut Panas 1. Pasang konektor menghubungkan penghantar kedua ujung kabel. Pres dengan alat pengepres hidraulik (crimping tool). Bersihkan tonjolan logam tajam yang timbul akibat pengepresan.Gambar 3.6 (a) 2. Lilitkan pita mastic kuning panjang, mengisi celah-celah antara konektor dan isolasi, sampai diameter pengisi celah sama dengan diameter isolasi inti kabel. Lilitkan juga pita mastik kuning panjang menutupi konektor mulai dari 5mm di atas isolasi sebelah kiri sampai 5 mm diatas isolasi sebelah kanan. Pelilitan dilakukan sambil ditarik sehingga lebar mastic kuning menjadi kurang lebih 50%, dan menjadi tipis sehingga lilitannya halus. Tumpang tindih lilitan sekitar 50%. Gambar 3.6 (b) 3. Lilitkan pita mastic kuning pendek pada ujung screen semikonduktip, 10mm menutupi screen semikonduktip dan 10mmm menutupi isolasi. Lilitkan pula pada ujung screen tembaga , 10mm menutupi screen tembaha dan 10mm menutupi screen semikonduktip. Pelilitan pita mastic kuning pendek ini dilakukan sambil ditarik hingga lebarnya menjadi 50% dan menjadi lebih tipis, sehingga lilitannya halus. Gambar 3.6 (c ). 4. Oleskan sedikit minyak silicon pada permukaan isolasi kemudian ratakan dengan tangan yang bersih. Gambar 3.6 (d). 5. Geser kedudukan selongsong pengendali stress (hitam), sampai simetris terhadap konektor. Panasi mulai dari bagian tengah secara merata sampai selongsong tersebut menciut seluruhnya.Gambar 3.6(e). 6. Lilitkan satu kali lilitan pita mastic merah pada ujung-ujung pengendali stress (hitam) yang sudah diciutkan .Gambar 3.6 (f). 7. Geser selongsongan isolasi (merah) hingga menutupi selongsongan pengendali stress yang sudah dipasang sebelumnya, kemudian ciutkan secara merata mulai dari bagian tengahnya, selanjutnya sampai ke bagian ujung-ujungnya. Gambar 3.6 (g) 8. Lilitkan satu kali pita mastic merah pada ujung-ujunng selongsong isolasi (merah) yang sudah diciutkan. Gambar 3.6(h) 54
  • 9. 9. Geser selongsong isolasi berlapis screesn (merah dan hitam) hingga menutupi selongsong isolasi (merah) yang sudah diciutkan sebelumnya. Ciutkan mulai dari tengah, berangsur-angsur secara merata sampai ke kedua ujungnya. Gambar 3.6(i) 10. Solderkan pita anyaman tembaga berlapis timah putih pada screen tembaga masing-masing inti kabel, sehingga screen tembaga inti-inti kabel A dan B terhubung. Bila pita ini terlalu panjang, boleh dipotong sesuai dengan kebutuhan. Gambar 3.6 (j) 11. Lilitkan jaring screen tembaga berlapis timah menutupi pita anyaman tembaga berikut selongsong-selongsong yang sudah diciutkan tadi, dengan tumpang tindih pelilitan 50%. Gambar 3.6(k) 12. Lilitkan pita masuk merah menutupi ujung armo : kabel, sebagian menutupi selubung luar dan sebagian menutupi selubung dalam. 13. Pasang armor (susunan pita baja pelindung mekanis ) menutupi selubung kabel, dengan lapisan alumuniumnya di sebelah dalam. Ujung-ujungnya harus tumpang tindih dengan armor kabel. Ikat ujungnya dengan klem pengikat armor. Lilitkan pita (PVC) kain katun pada klem pengikat armor dan dua titik di tengah armor sehingga bentuk sambungan rapih (streamline). Tutup ujung-ujung armor (sekitar 40mm) dengan pita mastic merah. Gambar 3.6(l). 14. Buang plastik pelindung perekat di bagian dalam lembaran selongsong luar pelindung keseluruhan sambungan. Gambar 4.6(m ) 15. Pasang lembaran selongsong luar melingkupi seluuruh sambungan. Katupkan lembaran ini dengan menggunakan klip penyambung rel. (seluruhnya ada 2 buah klip). Gambar 3.6(n) 16. Ciutkan selongsong luar penutup keseluruhan sambungan, penciutan ini dimulai dengan pemanasan bagian tengah selongsong dan diteruskan secara merata sampai ke kedua ujungnya. Gambar 3.6(o). 17. Biarkan sambungan mendingin sendiri sampai sama dengan temperatur sekitarnya, dan baru setelah itu boleh digerak-gerakkan. Gambar 3.6 (p). 55
  • 10. Gambar 3.6 Langkah-langkah Penyambungan Kabel Tipe Ciut Panas Arah pengepresan 5mm 5mm 56
  • 11. (a).Pemasangan Konektor Mastik (b). Pengujian Pita Screen Semikonduktip Screen Tembaga 10 10 10 10 Isolasi Mastik Kuning (c). Pelilitan Pita Mastik Minyak Silikon (d). Pengolesan (e). Penggeseran Kedudukan merah (f).Pelilitan pita mastik selongsong pengendali stress selongsong pada ujung-ujung (hitam) isolasi 57
  • 12. (g). Penggeseran selongsong isolasi pada (Merah) selongsong isolasi (h).Pelilitan pita mastik merah ujung-ujung (merah). Gambar 3.6 Langkah-langkah Penyambungan Kabel Tipe Ciut Panas 3.1.4 Sambungan Transisi (Hetero Joint ) Sebelum pemasangan sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara visual terhadap komponen-komponen yang diperlukan dalam sambungan transisi (tipe IJKA 15-/240SOD), antara lain : 58
  • 13. Tabel 3.1. Komponen-komponen sambungan transisi tipe IJKA 150/240 SOD No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Nama Komponen Selongsong pencegah rembesan minyak (bening) Selongsong konduktif (hitam) Pita mastik kuning panjang Celana kabel konduktif Konektor Pita mastik kuning pendek Pita perekat (merah) Minyak Silikon Selongsong pengendali stress (hitam) Selongsong isolasi (merah) Selongsong isolasi berlapis screen (merah/hitam) Pita anyaman tembaga lapis timah Jaring screen tembaga lapis timah Armor pelindung kabel Klem pengikat armor Kawat pengikat screen tembaga Kawat pengikat armor Pita kain katun Selongsong luar pelindung keseluruhan sambungan Rel penjepit selongsong luar Klip penyambung rel Cairan pembersih (TCE) + lap Ampelas Timah Solder Jumlah 3 buah 3 buah 9 buah 1 buah 3 buah 6 buah 7 buah 3 sachet 3 buah 3 buah 3 buah 3 buah 3 buah 1 lembar 2 buah 2 gulung 2 buah 1 rol 1 lembar 3 buah 2 buah 1 set 2 buah 1 gulung 59
  • 14. 3.1.5 Persiapan Kabel untuk Sambungan Tipe IJKA 150/240 – SOD Dikarenakan penyambungan transisi menyambungkan antara dua jenis kabel yang berbeda, maka persiapan kabel untuk penyambungan juga terbagi dua. a. Persiapan Kabel Plastik (XLPE) : 1. Atur kedudukan kedua ujung kabel (kabel XLPE dan kabel PILC) sehingga sejajar, dengan tumpang tindih sekitar 150mm, buat tanda / garis di tengahtengah bagian tumpang tindih, dan potong kedua ujung kabel di titik tersebut. Gambar 3.7(a). 2. Kupas selubung luar kabel A (XLPE) sepanjang 900mm diukur dari ujung kabel. Gambar 3.7(b). 3. Potong armor kabel A sepanjang 50mm dari ujung kupasan selubung luar kemudian ikat ujungnya dengan kawat pengikat armor. Gambar 3.7(c). 60
  • 15. 4. Kupas selubung dalam kabel A sepanjang 20 mm dari ujung armor, hati-hati jangan sampai melukai atau merusak screen tembaga. Buang bahan pengisi (filler) yang ada di antara inti kabel. Gambar 3.7(d). 5. Potong dan kupas screen tembaga pada masing-masing inti kabel A sepanjang 210mm dari ujung kabel, lalu ikat ujungnya dengan kawat pengikat screen tembaga. Ujung potongan harus rata, tidak boleh tajam/ bergerigi. Gambar 3.7(e). 6. Potong dan kupas screen semikonduktip sepanjang 30mm dari ujung screen tembaga. Ujung potongan harus rata dan pada saat pemotongan, isolasi tidak boleh terluka atau tergores. Gambar 3.7 (f). 7. Kupas ujung isolasi masing-masing inti kabel A sepanjang setengah panjang konektor ditambah maksimum 5 mm. Gambar 3.7(g). 61
  • 16. (a). Penggeseran selongsong isolasi tembaga Berlapis screen (merah & hitam) screen. (b).penyolderan pita anyaman © pelilitan jarring screen tembaga (d).pemasangan armor menutupi selubung kabel berlapis timah putih pada dengan lapisan Alumunium. Plastik Pelindung Rel Klip penyambung (e).Pembuangan plastik pelindung selongsong Perekat di bagian lembaran selongsong sambungan luar (f).Pemasangan lembaran luar melingkupi seluruh Raychem 62
  • 17. (g). penciutan selongsong luar mendingin (h). dibiarkan sambungan Keseluruhan sambungan sendiri sampai sama dengan temperatur sekitarnya 3.1.6 Menghitung Luas Konektor Persamaan 3.1 digunakan untuk menghitung luas konektor C=( ) x 100 (3.1) Luas awal adalah luas konektor dan luas penghantar kabel, sebelum dilakukan pengepresan. Luas awal = Luas Konektor + Luas Penghantar Kabel = x (D12 - Dd2) + n x x D2 = x [ D12 – Dd2 + (n x D2)] (3.2) Dimana: D1 = Diameter luar konektor sebelum dipres (mm) Dd = Diameter dalam konektor sebelum dipres (mm) N = Jumlah penghantar kompak kabel D = Diameter setiap penghantar kompak (mm) Luas akhir adalah luas konektor beserta penghantar kabel setelah dilakukan pengepresan. Pengepresan dilakukan dengan menggunakan dies yang berbentuk heksagonal, dimana luas permukaan heksagonal tersebut adalah luas akhir pengepresan: Luas Akhir = Ds2 Sin (3.3) 63
  • 18. Dimana Ds = Ukuran dies pengepresan (mm) Gambar 3.8 Ukuran dies konektor setelah dipres Dari persamaan (3.2) dan (3.3), maka persamaan (3.4) menjadi : C={1- } x 100 (3.4) Dimana: C= Konstanta pengerutan konduktor kabel setelah dipres, yang besarnya tergantung dari jenis materi penghantar C>15% (Untuk penghantar kompak, alumunium) C>10% (Untuk penghantar kompak, tembaga) Sebagai contoh: Gambar 3.9 Konektor tipe 150/240 mm² Konektor yang dipakai pada sambungan ciut panas berukuran 240 mm², mempunyai diameter luar 25 mm dan diameter dalam 16,5 mm. Digunakan untuk menyambung penghantar kompak NA2XSEFGbY. Jika dilihat dari karakteristik mekanikalnya, kabel tersebut memiliki harga n=34 dan D=3,14 mm, maka berapa ukuran dies konektor yang sesuai. Oleh karena kabel NA2XSEFGbY, berpenhantar kompak dan terbuat ari alumunium, maka konstanta C diambil sebesar 16%. 64
  • 19. C= { } x 100 16%= { } x 100 0,16=( =0,84 Ds²x0,866=459,552 Ds²=530,66 Ds=23,03 Maka konektor tersebut mempunyai dies sebesar 23,03 mm. 3.1.7 Intruksi Umum Penyambungan Pada saat pemasangan sambungan ciut panas, para penyambung/jointer harus memperhatikan intruksi-intruksi di bawah ini sebelum melakukan proses penciutan pada bagian-bagian sambungan yang terbuat dari bahan ciut panas: 1. Gunakan gas LPG, propane atau butane sebagai bahan bakar, jangan menggunakan minyak tanah 2. Atur alat pembakar (brander) untuk mendapatkan api yang berwarna biru dengan ujung api yang berwarna kuning, hindarkan penggunaan api biru yang runcing pada brender. 3. Brender diarahkan menuju arah penciutan. 4. Api harus disapukan secara merata untuk menghindari pemusatan panas. 5. Bersihkan minyak yang mungkin menempel pada permukaan yang akan tertutup perekat. 6. Selongsong-selongsong yang disuplai tidak boleh dipotong (dikurangi). 7. Penciutan selongsong dimulai dari bagian tengah, selanjutnya menuju tepi-tepi selongsong. Hal ini dilakukan guna mencegahterperangkapnya udara di dalam selongsong. 65
  • 20. 8. Penciutan selongsong harus merata di sekeliling tempat penciutan dimulai, kemudian barulah penciutan diteruskan melaju ke tempat berikutnya. 9. Selongsong yang diciutkan harus rata tidak boleh berkerut. 3.1.8 Sambungan Sejenis (Straight Joint) Sebelum melakukan pemasangan, para jointer sebaiknya melakukan pemeriksaan visual terhadap komponen-komponen yang diperlukan dalam penyambungan antara dua kabel yang sejenis (tipe IJKA 150/240-SO). Komponen-komponen tersebut antara lain: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tabel 3.2 Komponen-komponen sambungan tipe IJKA 150/240-SO Nama Komponen Jumlah Konektor 3 buah Pita mastik kuning panjang 6 buah Pita mastik kuning pendek 12 buah Minyak silikon 3 sachet Pita mastik merah 12 buah Selongsong pengendali stress (hitam) 3 buah Selongsong isolasi (merah) 3 buah Selongsong isolasi barlapis screen (merah/hitam) 3 buah Pita anyaman tembaga lapis timah 3 buah Jaring screen tembaga lapis timah 3 buah 11 Selongsong luar pelindung keseluruhan sambungan 1 lembar 12 Kawat pengikat screen tembaga Kawat pengikat armor 13 Pita ampelas 14 Timah solder 15 cairan pembersih (TCE) + lap 16 Armor (susunan pita baja) pelindung mekanis 17 Klem pengikat armor 18 Pita kain katun 19 Rel penjepit selongsong luar 20 Klip penyambung rel 2 gulung 1 gulung 2 buah 1 gulung 1 set 1 lembar 2 buah 1 rol 3 buah 2 buah a. Persiapan kabel untuk Sambungan Tipe IJKA 150/240-SO (XLPE-XLPE) 1. Atur kedudukan dua ujung kabel yang akan disambung hingga sejajar, dengan tumpang tindih sekitar 150 mm, buat tanda (garis) di tengah-tengah bagian yang tumpang tindih seperti gambar 3.10(a), dan potong kedua ujung kabel di titik tersebut. 2. Kupas selubung luar ujung kabel A sepanjang 900 mm. Gambar 3.10 (b) 66
  • 21. 3. Kupas selubung luar ujung kabel B sepanjang 600 mm. Gambar 3.10(c ) 4. Potong dan kupas armor kabel A dan B sepanjang 50 mm dari kupasan selubung kabel, seperti gambar 3.10(d). Ikat ujungnya dengan kawat pengikat armor. 5. Kupas selubung dalam kabel A dan B sepanjang 20 mm dari ujung armor, seperti gambar 3.10(e). Pengupasan dilakukan secara hati-hati, jangan sampai melukai atau merusak screen tembaga. 6. Buang bahan pengisi (filter) yang ada di antara inti kabel. 7. Potong dan kupas screen tembaga masing-masing inti kabel A dan B sepanjang 210 mm dari ujung kabel. Gambar 3.10 (f). Tepi potongan harus rata dan tidak tajam (bergerigi). 8. Ikat tepi screen tembaga dengan kawat tembaga yang disediakan. 9. Potong dan kupas screen semikonduktip sepanjang 30 mm dari ujung screen tembaga. Gambar 3.10(g). Ujung potongan screen semikonduktip harus rata, dan perhatikan alat pemotong agar tidak menggores atau melukai permukaan isolasi pada saat pemotongan. 10. Kupas ujung-ujung isolasi masing-masing inti kabel A dan B sepanjang setengah panjang konektor ditambah maksimum 5 mm. Gambar 3.10 (h). 11. Tempat berturut-turut selongsong pengendali stress (hitam), selongsong isolasi (merah), selongsong isolasi berlapis screen (merah dan hitam) pada masing-masing inti kabel A (kabel yang kupasan luarnya lebih panjang). Atur kedua ujung kabel hingga sejajar Kupas selubung luar kabel A 67
  • 22. Kupas selubung luar kabel B Kupas armor kabel A dan B Kupas selubung dalam kabel A dan B Kupas screen tembaga masing-masing inti kabel A dan B Potong dan kupas screen semikonduktip Kupas ujung-ujung isolasi masing-masing inti kabel A dan B Gambar 3.10 Persiapan kabel untuk penyambungan tipe IJKA 150/240-SO (XLPE-XLPE) Jika dilihat secara keseluruhan, maka konstruksi persiapan kabel adalah seperti gambar di bawah ini: 68
  • 23. Gambar 3.11 Konstruksi persiapan kabel untuk sambungan tipe IJKA 150/240-SO secara keseluruhan 69