SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 65
www.Latahang.com
SUHU DAN KALOR
Oleh :
La Tahang
PERBEDAAN SUHU DAN KALOR

Menyatakan
tingkat derajat
panas atau
dinginnya suatu
zat

Diukur dengan
termometer

Salah satu bentuk
energi yang
berpindah dari satu
benda ke benda lain
karena perbedaan
suhu

Diukur
dengan
kalorimeter
MACAM-MACAM TERMOMETER


Menurut fungsinya :







Termometer suhu badan
Termometer udara
Termometer logam
Termometer maximum dan minimum
Termograf untuk terminologi
Termometer digital

Termometer udara

Termometer ruang
Termometer digital
SIFAT TERMOMETRIK ZAT
•

•

Zat cair yang biasanya dipakai untuk mengisi
termometer adalah air raksa dan alkohol.
Kebaikan air raksa dari zat cair lainnya yaitu :
–

–

–
–
–

•

Air raksa dapat cepat mengambil panas benda yang diukur
sehingga suhunya sama dengan suhu benda yang diukur
tersebut.
Dapat dipakai untuk mengukur suhu benda dari yang
rendah sampai yang tinggi, karena air raksa punya titik
beku –39 C dan titik didih 357 C.
Tidak dapat membasahi dinding tabung, sehingga
pengukurannya dapat lebih teliti.
Pemuaian dari air raksa adalah teratur.
Mudah dilihat, karena air raksa mengkilat.

Sedangkan alkohol:
–

Alkohol mempunyai titik rendah / beku –114 C dengan titik
didih 78 C
SKALA TERMOMETER
 Macam – macam satuan skala termometer :
 Celcius → titik didihnya 100 C dengan titik beku 0 C.
Sehingga dari 0 – 100 C, dibagi dalam 100 skala.
 Reamur → titik didihnya 80 R dengan titik beku 0 R.
Sehingga dari 0 – 80 R, dibagi dalam 80 skala.
 Kelvin → titik didihnya 373 K dengan titik beku 273 K.
Sehingga dari 273 K – 373 K, dibagi dalam 100 skala.
 Fahrenheit → titik didihnya 212 F dengan titik beku 32 F.
Sehingga dari 32 F – 212 F, dibagi dalam 180 skala.
 Rainkin → titik didihnya 672 Rn dengan titik beku 492
Rn. Sehingga dari 492 Rn– 672 Rn, dibagi dalam 180
skala.
Jadi, pembagian skala – skala tersebut
diatas satu skala dalam derajat Celcius
sama dengan satu skala dalam derajat
Kelvin.
1 skala C = 1 skala K
1 skala C < 1 skala R
1 skala C > 1 skala F
1 skala C > 1 skala Rn
Es yang mencair menurut Celcius dan Reamur
bersuhu 0º, menurut Fahrenheit bersuhu 32º,
menurut Kelvin bersuhu 273º, dan menurut
Rainkin bersuhu 672º

Perbandingan Pembagian Skala C, R, F, K, Rn
C : R : F : K : Rn = 100 : 80 : 180 : 100 : 180
=5 :4 :9 :5 :9
C, R, F = 100 : 80 : 180
=5 :4 :9
tta = titik tetap atas

tta

ttb = titik tetap bawah
tx = skala yang
ditunjukan term X
ty = skala yang
ditunjukan term Y

tta

tY
tx

ttb

Termometer X

ttb

Termometer Y
tta
tta

ty

tx
ttb

Termometer X

Termometer X memiliki titik tetap
atas tta dan titik tetap bawah ttb,
pada saat itu skala termometer
menunjukkan tx

ttb

Termometer Y

Termometer Y memiliki titik tetap
atas tta dan titik tetap bawah ttb,
pada saat itu skala termometer
menunjukkan ty.
Hubungan termometer Celcius dan Kelvin

tta = 100o

ttb = 0o

Termometer
Celcius

tta = 373o

ttb = 273o

Termometer
Kelvin

Termometer Celcius dibagi dalam
100 skala (dari 0o – 100o) dan
termometer Kelvin dibagi dalam
100 skala (dari 273o – 373o).
Jadi hubungan antara termometer
Celcius dan Kevin dapat
dirumuskan :
to C = (to + 273) K
DALAM
:

PERHITUNGAN MENJADI

5
C= R
4

4
oC
R=
5

5
0
C = (F 32 )
9

4
0
R = (F 32 )
9
4
0
R = (Rn 492 )
9

5
0
C = (Rn 492 )
9
C = K - 273

K = C + 273

4
R=
( K – 273 )
5

5
K ={ (Rn 4920 )} 2730
9

5
K = R 273 o
4
5
0
0
(
K ={ (F 273 )} 32
9

9
C 320
5
9
F = R + 320
4
F=

F = Rn – 4600

F = {(

Rn =

9
F 320 )} 2730
5

9
C + 492
5

Rn = F + 460
9
0
Rn = ( R) 492
4

9
0
Rn = (K 273 ) + 492
5


Dengan perhitungan diatas dapat disimpulkan
bahwa perubahan dua termometer mengikuti
aturan perbandingan sebagai berikut :

X TTB X
TTA X TTB X

Y TTB Y
TTA Y TTB Y
PEMAHAMAN TENTANG KALOR


Satu kalori (kal) adalah banyaknya kalor yang
diperlukan untuk memanaskan 1 gr air sehingga
suhunya naik 1ºC.



Syarat terjadinya perpindahan kalorik ini adalah
adanya sentuhan kedua benda yang berbeda suhu.
Fluida kalorik ini akan berpindah dari zat yang
bersuhu tinggi ke zat yang bersuhu rendah, hingga
tercapai suatu kesamaan suhu antara kedua benda
yang disebut dengan kesetimbangan termal.
PERCOBAAN JOULE






Prescot Joule melakukan percobaan untuk menghitung
besar energi mekanik yang ekuivalen dengan kalor
sebanyak 1 kalori.
Percobaan joule adalah dengan menggantung beban
pada suatu kontrol yang dihubungkan dengan kincir
yang dapat bergerak manakala beban bergerak. Kincir
tersebut dimasukkan kedalam air. Akibat gerakan kincir
tersebut, maka suhu air akan berubah naik .
Penurunan ketinggian beban dapat menunjukkan
adannya perubahan energi potensial gravitasi pada
beban. Jika beban turun dengan kecepatan tetap, maka
dapat dikatakan tidak terdapat perubahan energi kinetic
pada beban, sehingga seluruh perubahan energi
potensial dari beban akan berubah menjadi energi kalor
pada air.


Berdasarkan teori bahwa terjadi perubahan energi
potensial gravitasi menjadi energi kalor, maka diperoleh
suatu nilai tara mekanik kalor, yaitu ekuivalensi energi
mekanik menjadi energi kalor.

1 joule = 0,24 kalori
1 kalori = 4, 18 joule
KAPASITAS KALOR (C) DAN KALOR JENIS (C)
 Kapasitas

kalor adalah jumlah kalor yang
diperlukan suatu zat untuk menaikkan suhu
zat sebesar 1 C.
 Jika
sejumlah kalor Q menghasilkan
perubahan suhu sebesar ∆t, maka
kapasitas kalor dapat dirumuskan:

C

Q
Δt

Dengan keterangan,
C : kapasitas kalor (Joule / K atau kal / K)
Q : kalor pada perubahan suhu tersebut (J atau kal)
∆t : perubahan suhu (oK atau C)
 Kalor

jenis adalah banyaknya kalor yang
diperlukan zat sebesar 1 kg untuk
mengalami perubahan suhu sebesar 1 oK
atau 1 C.
 Kalor jenis merupakan karakteristik termal
suatu benda, karena tergantung dari jenis
benda yang dipanaskan atau didinginkan.
Dengan persamaan:

c

C
m

atau

c

Q
m. t

Dengan keterangan,
c : kalor jenis (J/kg.K atau J/kg. C)
C : kapasitas kalor (Joule/K atau kal/K)
Q : kalor pada perubahan suhu tersebut (J atau kal)
∆t : perubahan suhu (K atau C)
m : massa benda (kg)
TABEL KALOR JENIS BEBERAPA ZAT

Bahan

C (J/kgK)

Tembaga

385

Besi/ Baja

450

Air

4200

Es

2100
ASAS BLACK
Ditemukan oleh seorang ilmuan yang berasal dari
Inggris yaitu Joseph Black.
 Beliau menyatakan bahwa:
 Jika dua zat yang suhunya berbeda dicampur,
zat yang suhunya tinggi akan melepaskan
sejumlah kalor yang akan diserap oleh zat yang
suhunya lebih rendah.

Jadi
Kalor yang dilepas = kalor yang diserap
Q (lepas) = Q (serap)

mA
cA
tA

mB
cB
tB

tC

Tandon A berisi zat cair
dengan massa mA, kalor
jenis cA dan suhu tA
.Tandon B berisi zat cair
dengan massa mB, kalor
jenis cB dan suhu tB diman
suhu tA lebih besar dari
suhu tB.
Kedua zat cair dituang
kedalam sebuah wadah
sehingga suhu campuran
kedua zat cair menjadi tC
Berdasarkan AzasBlack maka berlaku :
Q(lepas) = Q (serap)
QA = Q B
mA .cA . t = mB . cB . t
mA .cA . (tA – tC) = mB . cB . (tC – tB))
(tA – tC) = perubahan suhu zat cair pada A
(tC – tB))= perubahan suhu zat cair pada B
 Asas

Black merupakan pernyataan lain dari
hukum kekekalan energi:
Kalor tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat berubah
bentuknya.
 Kalor dapat berpindah dari satu benda ke benda
lainnya.

KALORIMETER


Digunakan untuk mengukur banyaknya kalor dan
kalor jenis zat.

Mengukur kalor jenis berbagai logam
menggunakan kalorimeter.

Kalorimeter
Gambar Kalorimeter
PENGARUH KALOR TERHADAP SUHU DAN
WUJUD ZAT
 Apabila

suatu benda diberikan kalor, maka
pada zat tersebut dapat terjadi perubahan
seperti :
a. terjadi pemuaian
b. terjadi perubahan wujud
c. terjadi kenaikan suhu
a.


PEMUAIAN

Pemuaian Panjang (Linier)
Suatu batang panjang mula-mula lo dipanaskan
hingga bertambah panjang Δl, bila perubahan
suhunya Δt maka,
α = 1/lo . Δt/Δl
Δl = αlo . Δt

α = koefisien muai panjang suatu zat ( per °C )
Sehingga panjang batang suatu logam yang suhunya
dinaikkan sebesar Δt akan menjadi

lt = lo + Δl
lt = lo ( l + α . Δt )

Pemuaian panjang
Tabel Beberapa koefisien Muai Panjang Benda

Benda

(K 1)

Besi

1,2x10

5

Tembaga

1,7x10

5

Kaca

8,5x10

6

Kuningan

1,8x10

5


Pemuaian Bidang ( Luas )
Suatu bidang luasnya mula-mula Ao , terjadi
kenaikkan suhu sebesar Δt sehingga bidang
bertambah luas sebesar ΔA, maka dapat dituliskan
:
β

= 1/Ao. ΔA / Δt
ΔA = Ao β Δt

β = Koefisien muai luas suatu zat ( per °C ) dimana β
= 2α
Sehingga luas bidang yang suhunya dinaikkan
sebesar t akan menjadi

At = Ao + ΔA
At = Ao ( 1 + β Δt )
dipanaskan

Jika dipanaskan jarak antaratom
zat akan merenggang


Pemuaian Ruang ( volume )

Volume mula-mula suatu benda Vo , kemudian
dipanaskan sehingga suhunya naik sebesar Δt,
dan volumenya bertambah sebesar ΔV ini dapat
ditunjukkan dalam rumus :
γ = 1/Vo. ΔV/Δt
ΔV = γ . Vo . Δt
γ = koefisien muai ruang suatu zat ( per °C )
γ =3α
Sehingga persamaan volumenya menjadi :
Vt = Vo + Δt
Vt = Vo ( 1 + γ . Δt )

dipanaskan
PEMUAIAN VOLUME ZAT CAIR


Zat cair yang hanya mempunyai koefisien muai
volume ( γ ), bila volume mula-mula suatu zat cair
V0 kemudian zat cair itu dipanaskan sehingga
suhunya naik sebesar Δt dan volumenya
bertambah besar ΔV, maka dapat ditulis sebagai
berikut:
Vt = γ . Vo . Δt
dan volumenya sekarang menjadi
Vt = Vo + ΔV
Vt = Vo ( 1 + γ Δt )

Hal ini tidak berlaku bagi air dibawah 4 C, ingat anomali air.
PEMUAIAN VOLUME GAS
Khusus untuk gas, pemuaian volume dapat
menggunakan persamaan seperti pemuaian zat
cair:

Vt = Vo ( 1 + γ Δt )

dengan nilai

1
273


Persamaan yang berlaku dalam pemuaian gas
dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai
berikut:


Pada saat tekanan konstan, berlaku hukum Gay Lussac
:

V1
T1

V2
T2


Pada saat temperatur konstan, berlaku hukum Boyle :

P1.V1 = P2.V2


Pada saat volume konstan, berlaku hukum Charles:

P
1
T
1


P2
T2

Pada saat kondisi ideal dengan mol konstan, berlaku hukum
Boyle-Gay Lussac :

P1V1
T1

P2 V2
T2

dengan keterangan,
V
= volume (liter atau m3)
T
= temperature (K)
P
= tekanan (N/m2 atau atm atau Pa)
b.

PERUBAHAN WUJUD

Ketika sejumlah kalor diterima atau dilepas oleh
suatu zat, maka ada dua kemungkinan yang terjadi
pada suatu benda, yaitu benda akan mengalami
perubahan suhu, atau mengalami perubahan
wujud.
 Kenaikan suhu suatu benda dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan yang
mengkaitkan dengan kalor jenis atau kapasitas
kalor.



Sedangkan
pada
saat
benda
mengalami
perubahan wujud, maka tidak terjadi perubahan
suhu, namun semua kalor saat itu digunakan untuk
merubah wujud zat, yang dapat ditentukan dengan
persamaan yang mengandung unsur kalor laten.


Besar kalor laten yang digunakan untuk mengubah
wujud suatu zat dirumuskan :

Q = m.L
Dengan keterangan,
Q : kalor yang diterima atau dilepas (Joule atau kal)
m : massa benda (kg atau gram)
L : kalor laten (J/kg atau kal/gr)
(kalor uap atau kalor lebur)
TABEL KALOR LEBUR DAN KALOR DIDIH
BEBERAPA ZAT

Nama Zat

Titik

lebur Kalor

lebur Titik

Kalor didih

( C)

(J/kg)

didih

(J/kg)

Air (es)

0

3,34.105

100

2,26.105

Raksa

-39

1,18.104

356,6

2,94.105

Alkohol

-115

1,04.104

78,3

8,57.106

Hidrogen

-2599

5,58.104

-252

3,8.105
ANALISIS

GRAFIK PERUBAHAN WUJUD PADA ES YANG
DIPANASKAN SAMPAI MENJADI UAP. DALAM GRAFIK INI DAPAT
DILIHAT SEMUA PERSAMAAN KALOR DIGUNAKAN.


Keterangan :


Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu
es, setelah suhu sampai pada 0 C kalor yang diterima
digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air
barulah terjadi kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya
mencapai suhu 100 C maka kalor yang diterima digunakan
untuk berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian setelah
berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi
kenaikan suhu kembali (Q5)
Diagram Perubahan Wujud Zat

mencair

Padat

Cair
membeku

mengembun

menguap

menyublim

menghablur

Gas








Kalor Laten Lebur :
→ banyaknya kalor yang diserap untuk mengubah 1 kg zat
dari wujud padat menjadi cair pada titik leburnya.
Kalor Laten Beku:
→ banyaknya kalor yang dilepaskan untuk mengubah 1 kg
zat dari wujud cair menjadi padat pada titik bekunya. Kalor
lebur = kalor beku dan titik lebur = titik beku.
Kalor Laten Didih (Uap) :
→ banyaknya kalor yang diserap untuk mengubah 1 kg zat
dari wujud cair menjadi uap pada titik didihnya.
Kalor Laten Embun :
→ banyaknya kalor yang dilepaskan untuk mengubah 1 kg
zat dari wujud uap menjadi cair pada titk embunnya. Kalor
didih = kalor embun dan titik didih = titik embun.
c.


PERUBAHAN SUHU

Terjadi karena adanya perubahan kalor.
ANOMALI AIR


Kejadian penyusutan wujud zat saat benda
mengalami kenaikan suhu disebut anomali, seperti
terjadi pada air. Air saat dipanaskan dari suhu 0 C
menjadi 4 C justru volumenya mengecil, dan baru
setelah suhunya lebih besar dari 4 C volumenya
membesar.
 Peristiwa

anomali air dapat diterangkan dengan
meninjau bangun kristal es.
 Dari pengamatan kristal es disimpulkan bahwa
kedudukan molekul-molekul H2O teratur seperti
bangun kristal es, yang penuh dengan ronggarongga. Sedangkan molekul H2O dalam bentuk cair
(air) lebih rapat dibandingkan dalam bentuk es, oleh
karena itu es terapung dalam air. Bila air mulai 4 C
didinginkan molekul air mulai mengadakan
persiapan untuk membentuk bangun berongga
tersebut. C.
Volume (V)
0

4

Suhu (t) C

Grafik anomali air

Volume air terkecil pada suhu 4 C, dan pada 0 C terjadi loncatan volume dari air 0
C sampai es 0 C, dimana pada suhu 0 C volume es > volume air
PERPINDAHAN KALOR

Konduksi
Radiasi
Konveksi

Tiga macam cara perpindahan energi kalor
KONDUKSI
Konduksi adalah hantaran kalor yang tidak disertai
dengan perpindahan partikel perantaranya.
 Pada hantaran kalor ini yang berpindah hanyalah
energinya, tanpa melibatkan partikel perantaranya,
seperti hantaran kalor pada logam yang
dipanaskan dari satu ujung ke ujung lainnya.

Saat ujung B dipanaskan, maka ujung A, lama kelamaan
akan mengalami pemanasan juga, hal tersebut
dikarenakan energi kalor yang menggetarkan molekulmolekul di ujung B turut menggetarkan molekul-molekul
yang ada disampingnya hingga mencapai titik A.
 Energi kalor yang dipindahkan secara konduksi sebesar


t
Q=kA t
l


Sedang besar laju aliran kalor dengan konduksi
dirumuskan,

H
H
Q
t
k
A
∆t
l

Q
t

k. A. t
l

= laju aliran kalor (J/s atau watt)
= kalor yang dipindahkan (joule)
= waktu (s)
= konduktivitas termal zat (W/mK)
= luas penampang melintang (m2)
= perubahan suhu ( C atau K)
= tebal penghantar (m)
TABEL KONDUKTIVITAS TERMAL ZAT (W/MK)
Bahan

k

Emas

300

Besi

80

Kaca

0.9

Kayu

0.1 – 0.2

Beton

0.9

Air

0.6

Udara

0.024

alumunium

240
KONVEKSI


Konveksi adalah hantaran kalor yang disertai
dengan perpindahan partikel perantaranya. Contoh
dari peristiwa konveksi adalah seperti perpindahan
kalor pada zat cair yang dipanaskan, ventilasi
kamar, cerobong asap, pengaturan katub udara
pada kompor, dan kipas angin. Umumnya konveksi
terjadi pada gas dan zat cair.


Energi kalor yang dipindahkan secara konveksi
sebesar,

Q=kA t.t


Kecepatan perpindahan kalor di sekitar suatu
benda dirumuskan :

H

Q
t

h.A. t


Keterangan :
H = laju aliran kalor (J/s atau watt)
Q = kalor yang dipindahkan (joule)
t = waktu (s)
h = koefisien konveksi (W/m2K)
A = luas penampang melintang (m2)
∆t = perubahan suhu ( C)
RADIASI


Radiasi adalah hantaran kalor yang tidak
memerlukan medium perantara, seperti kalor dari
matahari yang sampai ke bumi, kalor api unggun
yang sampai pada orang yang ada di sekitarnya,
pendingin (pemanas) rumah, pengeringan kopi,
pembakaran dengan oven dan efek rumah kaca.


Energi kalor yang dipindahkan secara radiasi
sebesar,
Q = e A T4 t



Laju aliran kalor tiap satuan waktu dalam radiasi
dirumuskan :

H

Q
t

e .A. T

4


Intensitas radiasi sebesar,

R=e
H
R
Q
t
A
T
e

T4

= laju aliran kalor tiap satuan waktu (J/s atau watt)
= intensitas radiasi ( W/m2)
= kalor yang dialirkan (J)
= waktu (s)
= luas (m2), luas permukaan lingkaran = 4. .r2
= suhu (K)
= emisivitas benda (tanpa satuan)


(e bernilai 1 untuk benda hitam sempurna, dan
bernilai 0 untuk benda tidak hitam sama sekali.
Pengertian benda hitam sempurna disini adalah
benda yang memiliki kemampuan menyerap semua
kalor yang tiba padanya, atau mampu
memancarkan seluruh energi yang dimilikinya).
IKUTI MATERI SELANJUTNYA
“Pesawat Sederhana”

Oleh : La Tahang
Terima Kasih

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Laporan Fisika - lensa cembung
Laporan Fisika - lensa cembungLaporan Fisika - lensa cembung
Laporan Fisika - lensa cembungDayana Florencia
 
Laporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahLaporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahZanne Arienta
 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMdenson siburian
 
ringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitasringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitasGina Safitri
 
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)Khoirul Ummah
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
soal kesetimbangan benda tegar dan dinamika rotasi
soal kesetimbangan benda tegar dan dinamika rotasisoal kesetimbangan benda tegar dan dinamika rotasi
soal kesetimbangan benda tegar dan dinamika rotasiNoer Patrie
 
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan AplikasinyaSemikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan AplikasinyaAmir Muwahid
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAn Nes Niwayatul
 
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleksandragrup01
 
Energi Atom dan Inti, NIRSAM
Energi Atom dan Inti, NIRSAMEnergi Atom dan Inti, NIRSAM
Energi Atom dan Inti, NIRSAMkemenag
 
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibridContoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibriddenson siburian
 
Laporan Fisika - kaca plan paralel
Laporan Fisika - kaca plan paralelLaporan Fisika - kaca plan paralel
Laporan Fisika - kaca plan paralelDayana Florencia
 

La actualidad más candente (20)

Reaksi inti
Reaksi intiReaksi inti
Reaksi inti
 
9 semikonduktor
9 semikonduktor9 semikonduktor
9 semikonduktor
 
Laporan Fisika - lensa cembung
Laporan Fisika - lensa cembungLaporan Fisika - lensa cembung
Laporan Fisika - lensa cembung
 
Laporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahLaporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darah
 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
 
25 Eksperimen Fisika Sederhana
25 Eksperimen Fisika Sederhana25 Eksperimen Fisika Sederhana
25 Eksperimen Fisika Sederhana
 
ringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitasringkasan uji homogenitas dan normalitas
ringkasan uji homogenitas dan normalitas
 
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
struktur kristal
struktur kristalstruktur kristal
struktur kristal
 
soal kesetimbangan benda tegar dan dinamika rotasi
soal kesetimbangan benda tegar dan dinamika rotasisoal kesetimbangan benda tegar dan dinamika rotasi
soal kesetimbangan benda tegar dan dinamika rotasi
 
Kurva Normal
Kurva NormalKurva Normal
Kurva Normal
 
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan AplikasinyaSemikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis Gravimetri
 
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
 
Energi Atom dan Inti, NIRSAM
Energi Atom dan Inti, NIRSAMEnergi Atom dan Inti, NIRSAM
Energi Atom dan Inti, NIRSAM
 
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibridContoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
Contoh laporan praktikum monohibrid dan dihibrid
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
Laporan Fisika - kaca plan paralel
Laporan Fisika - kaca plan paralelLaporan Fisika - kaca plan paralel
Laporan Fisika - kaca plan paralel
 
Uji mann-whitney
Uji mann-whitneyUji mann-whitney
Uji mann-whitney
 

Similar a Suhu dan kalor

Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalorauliarika
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalorauliarika
 
BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)
BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)
BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)MAFIA '11
 
Suhudankalor2 121214010453-phpapp01
Suhudankalor2 121214010453-phpapp01Suhudankalor2 121214010453-phpapp01
Suhudankalor2 121214010453-phpapp01Putry QueenBee
 
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5boim007
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorEko Supriyadi
 
Suhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor finalSuhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor finalMoh Iriyanto
 
SUHU dan KALOR.pdf
SUHU dan KALOR.pdfSUHU dan KALOR.pdf
SUHU dan KALOR.pdfWan Na
 
Suhu dan Kalor_Pemuaian.ppt
Suhu dan Kalor_Pemuaian.pptSuhu dan Kalor_Pemuaian.ppt
Suhu dan Kalor_Pemuaian.pptnispihariyani1
 
02._temperatur__kalor.pptx
02._temperatur__kalor.pptx02._temperatur__kalor.pptx
02._temperatur__kalor.pptxAriWibowo373720
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIariwidiyani3
 
suhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).pptsuhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).pptuptsdn104laba
 
Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2irdadarmaputri
 
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-bRemidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-bLinkin Park News
 

Similar a Suhu dan kalor (20)

Suhu dan Kalor
Suhu dan KalorSuhu dan Kalor
Suhu dan Kalor
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalor
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalor
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika kalor
Fisika kalorFisika kalor
Fisika kalor
 
BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)
BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)
BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)
 
Suhudankalor2 121214010453-phpapp01
Suhudankalor2 121214010453-phpapp01Suhudankalor2 121214010453-phpapp01
Suhudankalor2 121214010453-phpapp01
 
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
 
Suhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor finalSuhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor final
 
SUHU dan KALOR.pdf
SUHU dan KALOR.pdfSUHU dan KALOR.pdf
SUHU dan KALOR.pdf
 
Suhu dan Kalor_Pemuaian.ppt
Suhu dan Kalor_Pemuaian.pptSuhu dan Kalor_Pemuaian.ppt
Suhu dan Kalor_Pemuaian.ppt
 
02._temperatur__kalor.pptx
02._temperatur__kalor.pptx02._temperatur__kalor.pptx
02._temperatur__kalor.pptx
 
Rpp 3.11 jun
Rpp 3.11  junRpp 3.11  jun
Rpp 3.11 jun
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 
suhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).pptsuhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).ppt
 
suhu-dan-kalor.ppt
suhu-dan-kalor.pptsuhu-dan-kalor.ppt
suhu-dan-kalor.ppt
 
Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2
 
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-bRemidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
 
Panas dan kalor.pptx
Panas dan kalor.pptxPanas dan kalor.pptx
Panas dan kalor.pptx
 

Más de FKIP UHO

Algopacks Presentation
Algopacks PresentationAlgopacks Presentation
Algopacks PresentationFKIP UHO
 
Pendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter FisikaPendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter FisikaFKIP UHO
 
Soal final fisdas kim
Soal final fisdas kimSoal final fisdas kim
Soal final fisdas kimFKIP UHO
 
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)FKIP UHO
 
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)FKIP UHO
 
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOPembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOFKIP UHO
 
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduPedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduFKIP UHO
 
Pedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis risetPedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis risetFKIP UHO
 
pembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis risetpembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis risetFKIP UHO
 
Proposal butur
Proposal buturProposal butur
Proposal buturFKIP UHO
 
Diklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranDiklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranFKIP UHO
 
Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013FKIP UHO
 
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013FKIP UHO
 
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uhoPedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uhoFKIP UHO
 
Gv token precentation
Gv token precentationGv token precentation
Gv token precentationFKIP UHO
 
Sop kerjasama
Sop kerjasamaSop kerjasama
Sop kerjasamaFKIP UHO
 
Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1FKIP UHO
 
Program Unggulan
Program UnggulanProgram Unggulan
Program UnggulanFKIP UHO
 
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahanMembangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahanFKIP UHO
 

Más de FKIP UHO (20)

Algopacks Presentation
Algopacks PresentationAlgopacks Presentation
Algopacks Presentation
 
Pendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter FisikaPendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter Fisika
 
Soal final fisdas kim
Soal final fisdas kimSoal final fisdas kim
Soal final fisdas kim
 
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
 
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
 
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOPembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
 
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduPedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
 
Pedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis risetPedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis riset
 
pembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis risetpembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis riset
 
Proposal butur
Proposal buturProposal butur
Proposal butur
 
Diklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranDiklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaran
 
Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013
 
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
 
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uhoPedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
 
Gv token precentation
Gv token precentationGv token precentation
Gv token precentation
 
Sop kerjasama
Sop kerjasamaSop kerjasama
Sop kerjasama
 
Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1
 
Soal lab
Soal labSoal lab
Soal lab
 
Program Unggulan
Program UnggulanProgram Unggulan
Program Unggulan
 
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahanMembangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
 

Último

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 

Último (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 

Suhu dan kalor

  • 2.
  • 3. SUHU DAN KALOR Oleh : La Tahang
  • 4. PERBEDAAN SUHU DAN KALOR Menyatakan tingkat derajat panas atau dinginnya suatu zat Diukur dengan termometer Salah satu bentuk energi yang berpindah dari satu benda ke benda lain karena perbedaan suhu Diukur dengan kalorimeter
  • 5. MACAM-MACAM TERMOMETER  Menurut fungsinya :       Termometer suhu badan Termometer udara Termometer logam Termometer maximum dan minimum Termograf untuk terminologi Termometer digital Termometer udara Termometer ruang Termometer digital
  • 6. SIFAT TERMOMETRIK ZAT • • Zat cair yang biasanya dipakai untuk mengisi termometer adalah air raksa dan alkohol. Kebaikan air raksa dari zat cair lainnya yaitu : – – – – – • Air raksa dapat cepat mengambil panas benda yang diukur sehingga suhunya sama dengan suhu benda yang diukur tersebut. Dapat dipakai untuk mengukur suhu benda dari yang rendah sampai yang tinggi, karena air raksa punya titik beku –39 C dan titik didih 357 C. Tidak dapat membasahi dinding tabung, sehingga pengukurannya dapat lebih teliti. Pemuaian dari air raksa adalah teratur. Mudah dilihat, karena air raksa mengkilat. Sedangkan alkohol: – Alkohol mempunyai titik rendah / beku –114 C dengan titik didih 78 C
  • 7. SKALA TERMOMETER  Macam – macam satuan skala termometer :  Celcius → titik didihnya 100 C dengan titik beku 0 C. Sehingga dari 0 – 100 C, dibagi dalam 100 skala.  Reamur → titik didihnya 80 R dengan titik beku 0 R. Sehingga dari 0 – 80 R, dibagi dalam 80 skala.  Kelvin → titik didihnya 373 K dengan titik beku 273 K. Sehingga dari 273 K – 373 K, dibagi dalam 100 skala.  Fahrenheit → titik didihnya 212 F dengan titik beku 32 F. Sehingga dari 32 F – 212 F, dibagi dalam 180 skala.  Rainkin → titik didihnya 672 Rn dengan titik beku 492 Rn. Sehingga dari 492 Rn– 672 Rn, dibagi dalam 180 skala.
  • 8. Jadi, pembagian skala – skala tersebut diatas satu skala dalam derajat Celcius sama dengan satu skala dalam derajat Kelvin. 1 skala C = 1 skala K 1 skala C < 1 skala R 1 skala C > 1 skala F 1 skala C > 1 skala Rn Es yang mencair menurut Celcius dan Reamur bersuhu 0º, menurut Fahrenheit bersuhu 32º, menurut Kelvin bersuhu 273º, dan menurut Rainkin bersuhu 672º Perbandingan Pembagian Skala C, R, F, K, Rn C : R : F : K : Rn = 100 : 80 : 180 : 100 : 180 =5 :4 :9 :5 :9 C, R, F = 100 : 80 : 180 =5 :4 :9
  • 9. tta = titik tetap atas tta ttb = titik tetap bawah tx = skala yang ditunjukan term X ty = skala yang ditunjukan term Y tta tY tx ttb Termometer X ttb Termometer Y
  • 10. tta tta ty tx ttb Termometer X Termometer X memiliki titik tetap atas tta dan titik tetap bawah ttb, pada saat itu skala termometer menunjukkan tx ttb Termometer Y Termometer Y memiliki titik tetap atas tta dan titik tetap bawah ttb, pada saat itu skala termometer menunjukkan ty.
  • 11. Hubungan termometer Celcius dan Kelvin tta = 100o ttb = 0o Termometer Celcius tta = 373o ttb = 273o Termometer Kelvin Termometer Celcius dibagi dalam 100 skala (dari 0o – 100o) dan termometer Kelvin dibagi dalam 100 skala (dari 273o – 373o). Jadi hubungan antara termometer Celcius dan Kevin dapat dirumuskan : to C = (to + 273) K
  • 12. DALAM : PERHITUNGAN MENJADI 5 C= R 4 4 oC R= 5 5 0 C = (F 32 ) 9 4 0 R = (F 32 ) 9 4 0 R = (Rn 492 ) 9 5 0 C = (Rn 492 ) 9 C = K - 273 K = C + 273 4 R= ( K – 273 ) 5 5 K ={ (Rn 4920 )} 2730 9 5 K = R 273 o 4 5 0 0 ( K ={ (F 273 )} 32 9 9 C 320 5 9 F = R + 320 4 F= F = Rn – 4600 F = {( Rn = 9 F 320 )} 2730 5 9 C + 492 5 Rn = F + 460 9 0 Rn = ( R) 492 4 9 0 Rn = (K 273 ) + 492 5
  • 13.  Dengan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan dua termometer mengikuti aturan perbandingan sebagai berikut : X TTB X TTA X TTB X Y TTB Y TTA Y TTB Y
  • 14. PEMAHAMAN TENTANG KALOR  Satu kalori (kal) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gr air sehingga suhunya naik 1ºC.  Syarat terjadinya perpindahan kalorik ini adalah adanya sentuhan kedua benda yang berbeda suhu. Fluida kalorik ini akan berpindah dari zat yang bersuhu tinggi ke zat yang bersuhu rendah, hingga tercapai suatu kesamaan suhu antara kedua benda yang disebut dengan kesetimbangan termal.
  • 15. PERCOBAAN JOULE    Prescot Joule melakukan percobaan untuk menghitung besar energi mekanik yang ekuivalen dengan kalor sebanyak 1 kalori. Percobaan joule adalah dengan menggantung beban pada suatu kontrol yang dihubungkan dengan kincir yang dapat bergerak manakala beban bergerak. Kincir tersebut dimasukkan kedalam air. Akibat gerakan kincir tersebut, maka suhu air akan berubah naik . Penurunan ketinggian beban dapat menunjukkan adannya perubahan energi potensial gravitasi pada beban. Jika beban turun dengan kecepatan tetap, maka dapat dikatakan tidak terdapat perubahan energi kinetic pada beban, sehingga seluruh perubahan energi potensial dari beban akan berubah menjadi energi kalor pada air.
  • 16.  Berdasarkan teori bahwa terjadi perubahan energi potensial gravitasi menjadi energi kalor, maka diperoleh suatu nilai tara mekanik kalor, yaitu ekuivalensi energi mekanik menjadi energi kalor. 1 joule = 0,24 kalori 1 kalori = 4, 18 joule
  • 17. KAPASITAS KALOR (C) DAN KALOR JENIS (C)  Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diperlukan suatu zat untuk menaikkan suhu zat sebesar 1 C.  Jika sejumlah kalor Q menghasilkan perubahan suhu sebesar ∆t, maka kapasitas kalor dapat dirumuskan: C Q Δt Dengan keterangan, C : kapasitas kalor (Joule / K atau kal / K) Q : kalor pada perubahan suhu tersebut (J atau kal) ∆t : perubahan suhu (oK atau C)
  • 18.  Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan zat sebesar 1 kg untuk mengalami perubahan suhu sebesar 1 oK atau 1 C.  Kalor jenis merupakan karakteristik termal suatu benda, karena tergantung dari jenis benda yang dipanaskan atau didinginkan.
  • 19. Dengan persamaan: c C m atau c Q m. t Dengan keterangan, c : kalor jenis (J/kg.K atau J/kg. C) C : kapasitas kalor (Joule/K atau kal/K) Q : kalor pada perubahan suhu tersebut (J atau kal) ∆t : perubahan suhu (K atau C) m : massa benda (kg)
  • 20. TABEL KALOR JENIS BEBERAPA ZAT Bahan C (J/kgK) Tembaga 385 Besi/ Baja 450 Air 4200 Es 2100
  • 21. ASAS BLACK Ditemukan oleh seorang ilmuan yang berasal dari Inggris yaitu Joseph Black.  Beliau menyatakan bahwa:  Jika dua zat yang suhunya berbeda dicampur, zat yang suhunya tinggi akan melepaskan sejumlah kalor yang akan diserap oleh zat yang suhunya lebih rendah. 
  • 22. Jadi Kalor yang dilepas = kalor yang diserap Q (lepas) = Q (serap) mA cA tA mB cB tB tC Tandon A berisi zat cair dengan massa mA, kalor jenis cA dan suhu tA .Tandon B berisi zat cair dengan massa mB, kalor jenis cB dan suhu tB diman suhu tA lebih besar dari suhu tB. Kedua zat cair dituang kedalam sebuah wadah sehingga suhu campuran kedua zat cair menjadi tC
  • 23. Berdasarkan AzasBlack maka berlaku : Q(lepas) = Q (serap) QA = Q B mA .cA . t = mB . cB . t mA .cA . (tA – tC) = mB . cB . (tC – tB)) (tA – tC) = perubahan suhu zat cair pada A (tC – tB))= perubahan suhu zat cair pada B
  • 24.  Asas Black merupakan pernyataan lain dari hukum kekekalan energi: Kalor tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat berubah bentuknya.  Kalor dapat berpindah dari satu benda ke benda lainnya. 
  • 25. KALORIMETER  Digunakan untuk mengukur banyaknya kalor dan kalor jenis zat. Mengukur kalor jenis berbagai logam menggunakan kalorimeter. Kalorimeter
  • 27. PENGARUH KALOR TERHADAP SUHU DAN WUJUD ZAT  Apabila suatu benda diberikan kalor, maka pada zat tersebut dapat terjadi perubahan seperti : a. terjadi pemuaian b. terjadi perubahan wujud c. terjadi kenaikan suhu
  • 28. a.  PEMUAIAN Pemuaian Panjang (Linier) Suatu batang panjang mula-mula lo dipanaskan hingga bertambah panjang Δl, bila perubahan suhunya Δt maka, α = 1/lo . Δt/Δl Δl = αlo . Δt α = koefisien muai panjang suatu zat ( per °C )
  • 29. Sehingga panjang batang suatu logam yang suhunya dinaikkan sebesar Δt akan menjadi lt = lo + Δl lt = lo ( l + α . Δt ) Pemuaian panjang
  • 30. Tabel Beberapa koefisien Muai Panjang Benda Benda (K 1) Besi 1,2x10 5 Tembaga 1,7x10 5 Kaca 8,5x10 6 Kuningan 1,8x10 5
  • 31.  Pemuaian Bidang ( Luas ) Suatu bidang luasnya mula-mula Ao , terjadi kenaikkan suhu sebesar Δt sehingga bidang bertambah luas sebesar ΔA, maka dapat dituliskan : β = 1/Ao. ΔA / Δt ΔA = Ao β Δt β = Koefisien muai luas suatu zat ( per °C ) dimana β = 2α
  • 32. Sehingga luas bidang yang suhunya dinaikkan sebesar t akan menjadi At = Ao + ΔA At = Ao ( 1 + β Δt )
  • 33. dipanaskan Jika dipanaskan jarak antaratom zat akan merenggang
  • 34.  Pemuaian Ruang ( volume ) Volume mula-mula suatu benda Vo , kemudian dipanaskan sehingga suhunya naik sebesar Δt, dan volumenya bertambah sebesar ΔV ini dapat ditunjukkan dalam rumus : γ = 1/Vo. ΔV/Δt ΔV = γ . Vo . Δt γ = koefisien muai ruang suatu zat ( per °C ) γ =3α
  • 35. Sehingga persamaan volumenya menjadi : Vt = Vo + Δt Vt = Vo ( 1 + γ . Δt ) dipanaskan
  • 36. PEMUAIAN VOLUME ZAT CAIR  Zat cair yang hanya mempunyai koefisien muai volume ( γ ), bila volume mula-mula suatu zat cair V0 kemudian zat cair itu dipanaskan sehingga suhunya naik sebesar Δt dan volumenya bertambah besar ΔV, maka dapat ditulis sebagai berikut:
  • 37. Vt = γ . Vo . Δt dan volumenya sekarang menjadi Vt = Vo + ΔV Vt = Vo ( 1 + γ Δt ) Hal ini tidak berlaku bagi air dibawah 4 C, ingat anomali air.
  • 38. PEMUAIAN VOLUME GAS Khusus untuk gas, pemuaian volume dapat menggunakan persamaan seperti pemuaian zat cair: Vt = Vo ( 1 + γ Δt ) dengan nilai 1 273
  • 39.  Persamaan yang berlaku dalam pemuaian gas dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:  Pada saat tekanan konstan, berlaku hukum Gay Lussac : V1 T1 V2 T2
  • 40.  Pada saat temperatur konstan, berlaku hukum Boyle : P1.V1 = P2.V2  Pada saat volume konstan, berlaku hukum Charles: P 1 T 1  P2 T2 Pada saat kondisi ideal dengan mol konstan, berlaku hukum Boyle-Gay Lussac : P1V1 T1 P2 V2 T2 dengan keterangan, V = volume (liter atau m3) T = temperature (K) P = tekanan (N/m2 atau atm atau Pa)
  • 41. b. PERUBAHAN WUJUD Ketika sejumlah kalor diterima atau dilepas oleh suatu zat, maka ada dua kemungkinan yang terjadi pada suatu benda, yaitu benda akan mengalami perubahan suhu, atau mengalami perubahan wujud.  Kenaikan suhu suatu benda dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan yang mengkaitkan dengan kalor jenis atau kapasitas kalor. 
  • 42.  Sedangkan pada saat benda mengalami perubahan wujud, maka tidak terjadi perubahan suhu, namun semua kalor saat itu digunakan untuk merubah wujud zat, yang dapat ditentukan dengan persamaan yang mengandung unsur kalor laten.
  • 43.  Besar kalor laten yang digunakan untuk mengubah wujud suatu zat dirumuskan : Q = m.L Dengan keterangan, Q : kalor yang diterima atau dilepas (Joule atau kal) m : massa benda (kg atau gram) L : kalor laten (J/kg atau kal/gr) (kalor uap atau kalor lebur)
  • 44. TABEL KALOR LEBUR DAN KALOR DIDIH BEBERAPA ZAT Nama Zat Titik lebur Kalor lebur Titik Kalor didih ( C) (J/kg) didih (J/kg) Air (es) 0 3,34.105 100 2,26.105 Raksa -39 1,18.104 356,6 2,94.105 Alkohol -115 1,04.104 78,3 8,57.106 Hidrogen -2599 5,58.104 -252 3,8.105
  • 45. ANALISIS GRAFIK PERUBAHAN WUJUD PADA ES YANG DIPANASKAN SAMPAI MENJADI UAP. DALAM GRAFIK INI DAPAT DILIHAT SEMUA PERSAMAAN KALOR DIGUNAKAN.
  • 46.  Keterangan :  Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada 0 C kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100 C maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali (Q5)
  • 47. Diagram Perubahan Wujud Zat mencair Padat Cair membeku mengembun menguap menyublim menghablur Gas
  • 48.     Kalor Laten Lebur : → banyaknya kalor yang diserap untuk mengubah 1 kg zat dari wujud padat menjadi cair pada titik leburnya. Kalor Laten Beku: → banyaknya kalor yang dilepaskan untuk mengubah 1 kg zat dari wujud cair menjadi padat pada titik bekunya. Kalor lebur = kalor beku dan titik lebur = titik beku. Kalor Laten Didih (Uap) : → banyaknya kalor yang diserap untuk mengubah 1 kg zat dari wujud cair menjadi uap pada titik didihnya. Kalor Laten Embun : → banyaknya kalor yang dilepaskan untuk mengubah 1 kg zat dari wujud uap menjadi cair pada titk embunnya. Kalor didih = kalor embun dan titik didih = titik embun.
  • 49. c.  PERUBAHAN SUHU Terjadi karena adanya perubahan kalor.
  • 50. ANOMALI AIR  Kejadian penyusutan wujud zat saat benda mengalami kenaikan suhu disebut anomali, seperti terjadi pada air. Air saat dipanaskan dari suhu 0 C menjadi 4 C justru volumenya mengecil, dan baru setelah suhunya lebih besar dari 4 C volumenya membesar.
  • 51.  Peristiwa anomali air dapat diterangkan dengan meninjau bangun kristal es.  Dari pengamatan kristal es disimpulkan bahwa kedudukan molekul-molekul H2O teratur seperti bangun kristal es, yang penuh dengan ronggarongga. Sedangkan molekul H2O dalam bentuk cair (air) lebih rapat dibandingkan dalam bentuk es, oleh karena itu es terapung dalam air. Bila air mulai 4 C didinginkan molekul air mulai mengadakan persiapan untuk membentuk bangun berongga tersebut. C.
  • 52. Volume (V) 0 4 Suhu (t) C Grafik anomali air Volume air terkecil pada suhu 4 C, dan pada 0 C terjadi loncatan volume dari air 0 C sampai es 0 C, dimana pada suhu 0 C volume es > volume air
  • 54. KONDUKSI Konduksi adalah hantaran kalor yang tidak disertai dengan perpindahan partikel perantaranya.  Pada hantaran kalor ini yang berpindah hanyalah energinya, tanpa melibatkan partikel perantaranya, seperti hantaran kalor pada logam yang dipanaskan dari satu ujung ke ujung lainnya. 
  • 55. Saat ujung B dipanaskan, maka ujung A, lama kelamaan akan mengalami pemanasan juga, hal tersebut dikarenakan energi kalor yang menggetarkan molekulmolekul di ujung B turut menggetarkan molekul-molekul yang ada disampingnya hingga mencapai titik A.  Energi kalor yang dipindahkan secara konduksi sebesar  t Q=kA t l
  • 56.  Sedang besar laju aliran kalor dengan konduksi dirumuskan, H H Q t k A ∆t l Q t k. A. t l = laju aliran kalor (J/s atau watt) = kalor yang dipindahkan (joule) = waktu (s) = konduktivitas termal zat (W/mK) = luas penampang melintang (m2) = perubahan suhu ( C atau K) = tebal penghantar (m)
  • 57. TABEL KONDUKTIVITAS TERMAL ZAT (W/MK) Bahan k Emas 300 Besi 80 Kaca 0.9 Kayu 0.1 – 0.2 Beton 0.9 Air 0.6 Udara 0.024 alumunium 240
  • 58. KONVEKSI  Konveksi adalah hantaran kalor yang disertai dengan perpindahan partikel perantaranya. Contoh dari peristiwa konveksi adalah seperti perpindahan kalor pada zat cair yang dipanaskan, ventilasi kamar, cerobong asap, pengaturan katub udara pada kompor, dan kipas angin. Umumnya konveksi terjadi pada gas dan zat cair.
  • 59.  Energi kalor yang dipindahkan secara konveksi sebesar, Q=kA t.t  Kecepatan perpindahan kalor di sekitar suatu benda dirumuskan : H Q t h.A. t
  • 60.  Keterangan : H = laju aliran kalor (J/s atau watt) Q = kalor yang dipindahkan (joule) t = waktu (s) h = koefisien konveksi (W/m2K) A = luas penampang melintang (m2) ∆t = perubahan suhu ( C)
  • 61. RADIASI  Radiasi adalah hantaran kalor yang tidak memerlukan medium perantara, seperti kalor dari matahari yang sampai ke bumi, kalor api unggun yang sampai pada orang yang ada di sekitarnya, pendingin (pemanas) rumah, pengeringan kopi, pembakaran dengan oven dan efek rumah kaca.
  • 62.  Energi kalor yang dipindahkan secara radiasi sebesar, Q = e A T4 t  Laju aliran kalor tiap satuan waktu dalam radiasi dirumuskan : H Q t e .A. T 4
  • 63.  Intensitas radiasi sebesar, R=e H R Q t A T e T4 = laju aliran kalor tiap satuan waktu (J/s atau watt) = intensitas radiasi ( W/m2) = kalor yang dialirkan (J) = waktu (s) = luas (m2), luas permukaan lingkaran = 4. .r2 = suhu (K) = emisivitas benda (tanpa satuan)
  • 64.  (e bernilai 1 untuk benda hitam sempurna, dan bernilai 0 untuk benda tidak hitam sama sekali. Pengertian benda hitam sempurna disini adalah benda yang memiliki kemampuan menyerap semua kalor yang tiba padanya, atau mampu memancarkan seluruh energi yang dimilikinya).
  • 65. IKUTI MATERI SELANJUTNYA “Pesawat Sederhana” Oleh : La Tahang Terima Kasih