SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
Descargar para leer sin conexión
Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang
Volume II No 2 Tahun 2018
ISSN : 2580-3433
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
PENERAPAN TEKNIK CERITA BERANTAI UNTUK MENI
KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA
Penelitian ini bertujuan untuk
Pelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu
oleh guru untuk memecahkan masalah
adalah guru dan siswa kelas IV SD Inpres Nangameting, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten
Sikka yang berjumlah 24 siswa. Teknik pengumpulan data
ini melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Has
dengan menerapkan teknik
siswapada mata pelajara Bahasa Indonesia. Hal ini dapat di
menunjukan peningkatan keterampilan berbicara siswa
keterampilan berbicara siswa dari siklus I ke siklus II yaitu dengan rata
menjadi 76. Berdasarkan hasil
sebuah kesimpulan Bahwa
keterampilan berbicara siswa dalam pembelaja
Inpres Nangameting Tahun Pelajaran 2016//2017.
Kata kunci: metode cerita berantai, keterampilan berbicara
This study aims to improve students' speaking skills in the eyes of Indonesian Lessons
through the application of chain story techniques. This research includes Classroom Action
Research (PTK) which is a type of research conducted by teachers to solve the problem of
learning in its class. The subjects of this study were teachers and fourth graders of Inpres
Nangameting Elementary School, East Alok Sub
Data collection techniques conducted in this study through interviews, observation,
documentation. The results show that by applying the serial story techniques can improve the
speaking skills of students in the eyes of Indonesian learners. This can be
results of observations that show improvement in students 'speaking skills in which the
improvement of students' speaking skills from cycle
increased to 76. Based on the results of the analysis and observation
drawn a conclusion that Application Serial story techniques can improve students' speaking
skills in learning Indonesian in fourth grade students of SD Inpres Nangameting Lesson 2016
// 2017.
Keywords: chain story method,
STAI Darul Kamal NW Kembang kerang
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
PENERAPAN TEKNIK CERITA BERANTAI UNTUK MENINGKATKA
KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS IV SD INPRES
NANGAMETING
Yohanes Ehe Lawotan
Universitas Nusa Nipa
Email : yohanesehe@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada mata
Bahasa Indonesia melalui penerapan teknik cerita berantai. Penelitian ini
Kelas (PTK) yaitu merupakan suatu jenis penelitian yang
memecahkan masalah pembelajaran dikelasnya. Subyek penelitian ini
iswa kelas IV SD Inpres Nangameting, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten
siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian
wawancara, observasi, dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan menerapkan teknik cerita berantai dapat meningkatkan keterampilan berbicara
pelajara Bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang
an keterampilan berbicara siswa dimana adanya peningkatan
keterampilan berbicara siswa dari siklus I ke siklus II yaitu dengan rata-
Berdasarkan hasil analisis dan observasi data dilapangan, maka dapat ditarik
Bahwa Penerapan teknik cerita berantai dapat meningkatkan
berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa
Inpres Nangameting Tahun Pelajaran 2016//2017.
metode cerita berantai, keterampilan berbicara siswa sd
This study aims to improve students' speaking skills in the eyes of Indonesian Lessons
through the application of chain story techniques. This research includes Classroom Action
K) which is a type of research conducted by teachers to solve the problem of
learning in its class. The subjects of this study were teachers and fourth graders of Inpres
Nangameting Elementary School, East Alok Sub-district, Sikka District, with 24 student
Data collection techniques conducted in this study through interviews, observation,
documentation. The results show that by applying the serial story techniques can improve the
speaking skills of students in the eyes of Indonesian learners. This can be
results of observations that show improvement in students 'speaking skills in which the
improvement of students' speaking skills from cycle I to cycle II with an average 6
. Based on the results of the analysis and observation of data field, it can be
drawn a conclusion that Application Serial story techniques can improve students' speaking
skills in learning Indonesian in fourth grade students of SD Inpres Nangameting Lesson 2016
: chain story method, speaking skills
39
NGKATKA
KELAS IV SD INPRES
icara siswa pada mata
teknik cerita berantai. Penelitian ini termasuk
penelitian yang dilakukan
kelasnya. Subyek penelitian ini
iswa kelas IV SD Inpres Nangameting, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten
yang dilakukan dalam penelitian
il penelitian menunjukkan bahwa
cerita berantai dapat meningkatkan keterampilan berbicara
hasil observasi yang
adanya peningkatan
-rata 64 meningkat
ata dilapangan, maka dapat ditarik
an teknik cerita berantai dapat meningkatkan
ran Bahasa Indonesia pada siswakelas IV SD
This study aims to improve students' speaking skills in the eyes of Indonesian Lessons
through the application of chain story techniques. This research includes Classroom Action
K) which is a type of research conducted by teachers to solve the problem of
learning in its class. The subjects of this study were teachers and fourth graders of Inpres
district, Sikka District, with 24 students.
Data collection techniques conducted in this study through interviews, observation,
documentation. The results show that by applying the serial story techniques can improve the
speaking skills of students in the eyes of Indonesian learners. This can be seen from the
results of observations that show improvement in students 'speaking skills in which the
I to cycle II with an average 64
of data field, it can be
drawn a conclusion that Application Serial story techniques can improve students' speaking
skills in learning Indonesian in fourth grade students of SD Inpres Nangameting Lesson 2016
Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang
Volume II No 2 Tahun 2018
ISSN : 2580-3433
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
Pendahuluan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, guru, masyarakat,
atau pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di
sekolah maupun di luar sekolah sepanjang hayat hidup, un
agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat untuk masa
yang akan datang. Proses pembelajaran dilakukan oleh 2 orang yaitu guru dan siswa, tugas
guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar.Perilaku mengajar dan belajar terkait
dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan,
kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan. Kegiatan pembelajaran dan
implementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara mengajar yang akan
dilakukan oleh guru. Menurut Muhibinsyah,
proses dengan metode–metode
pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.
Sebagai pendidik atau pengajar,
keberhasilan setiap upaya pendidikan.
secara saksama dalam meningkatkan
kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut
guru dalam mengolah proses belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam
mengolah proses belajar mengaja
kondisi belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan
kemampuan siswa untuk menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka capai.
Dalam pembelajaran di sekolah, pembela
mata pelajaran yang disukai siswa. Mata pelajaran Bahasa Indonesia berfungsi
mengembangkan kemampuan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Mata pelajaran
Bahasa Indonesia sangat menekankan pada aspek berbica
berkomunikasi) dalam bahasa indonesia yang baik dan benar.
berbicara, siswa dituntut untuk terampil dalam menggunakan bahasa
yang mudah mereka mengerti, dan dapat meningkatkan kemampua
perlu dilakukan yaitu belajar dan berlatih, dengan berlatih secara terus menerus maka
keterampilan berbicara siswa meningkat dan mereka mempunyai keberanian untuk tampil
berbicara di depan kelas.
Berbicara merupakan salah satu ket
pertama kali dipelajari oleh manusia dalam hidupnya sebelum mempelajari keterampilan
berbahasa lainnya. Sejak seorang bayi lahir, ia sudah belajar
bunyi/menghasilkan bahasa melalui
Suara tangisan itu baru menandakan adanya potensi dasar kemampuan berbicara dari seorang
anak yang perlu distimuli dan dikembangkan lebih lanjut oleh lingkungannya melalui
berbagai latihan dan pembelajaran
pembelajaran bahasa, pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses
waktu seorang anak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya.
Pemerolehan bahasa berkenaan deng
pertama adalah proses awal yang berlangsung pada otak manusia saat ia mulai memperoleh
bahasa, sedangkan berbicara merupakan aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia
dalam kehidupan berbahasa, y
STAI Darul Kamal NW Kembang kerang
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, guru, masyarakat,
atau pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di
sekolah maupun di luar sekolah sepanjang hayat hidup, untuk mempersiapkan
agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat untuk masa
yang akan datang. Proses pembelajaran dilakukan oleh 2 orang yaitu guru dan siswa, tugas
guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar.Perilaku mengajar dan belajar terkait
dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan,
kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan. Kegiatan pembelajaran dan
plementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara mengajar yang akan
Menurut Muhibinsyah, (2003 : 10) pendidikan diartikan sebagai sebuah
metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
n, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.
Sebagai pendidik atau pengajar, guru merupakan salah satu faktor utama penentu
keberhasilan setiap upaya pendidikan. Guru harus memikirkan dan membuat perencanaan
secara saksama dalam meningkatkan kesempatan mengajar bagi siswanya dan memperbaiki
kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam sikap dan karateristik
guru dalam mengolah proses belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam
mengolah proses belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan
kondisi belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan
kemampuan siswa untuk menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka capai.
Dalam pembelajaran di sekolah, pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu
mata pelajaran yang disukai siswa. Mata pelajaran Bahasa Indonesia berfungsi
mengembangkan kemampuan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Mata pelajaran
Bahasa Indonesia sangat menekankan pada aspek berbicara (kemampuan siswa dalam
berkomunikasi) dalam bahasa indonesia yang baik dan benar. Sehingga pada kemampuan
, siswa dituntut untuk terampil dalam menggunakan bahasa-bahasa mereka
yang mudah mereka mengerti, dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Yang
perlu dilakukan yaitu belajar dan berlatih, dengan berlatih secara terus menerus maka
keterampilan berbicara siswa meningkat dan mereka mempunyai keberanian untuk tampil
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa primer yang utama dan yang
pertama kali dipelajari oleh manusia dalam hidupnya sebelum mempelajari keterampilan
berbahasa lainnya. Sejak seorang bayi lahir, ia sudah belajar membunyikan
melalui tangisan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya.
Suara tangisan itu baru menandakan adanya potensi dasar kemampuan berbicara dari seorang
anak yang perlu distimuli dan dikembangkan lebih lanjut oleh lingkungannya melalui
berbagai latihan dan pembelajaran. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan
pembelajaran bahasa, pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada
waktu seorang anak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya.
Pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa kedua (Chaer,2003:167). Pemerolehan bahasa
pertama adalah proses awal yang berlangsung pada otak manusia saat ia mulai memperoleh
bahasa, sedangkan berbicara merupakan aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia
dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah akitivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi
40
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, guru, masyarakat,
atau pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di
mempersiapkan peserta didik
agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat untuk masa
yang akan datang. Proses pembelajaran dilakukan oleh 2 orang yaitu guru dan siswa, tugas
guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar.Perilaku mengajar dan belajar terkait
dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai,
kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan. Kegiatan pembelajaran dan
plementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara mengajar yang akan
) pendidikan diartikan sebagai sebuah
tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
guru merupakan salah satu faktor utama penentu
Guru harus memikirkan dan membuat perencanaan
kesempatan mengajar bagi siswanya dan memperbaiki
perubahan dalam sikap dan karateristik
guru dalam mengolah proses belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam
r, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan
kondisi belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan
kemampuan siswa untuk menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka capai.
jaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu
mata pelajaran yang disukai siswa. Mata pelajaran Bahasa Indonesia berfungsi
mengembangkan kemampuan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Mata pelajaran
ra (kemampuan siswa dalam
Sehingga pada kemampuan
bahasa mereka sendiri
n berpikir kritis. Yang
perlu dilakukan yaitu belajar dan berlatih, dengan berlatih secara terus menerus maka
keterampilan berbicara siswa meningkat dan mereka mempunyai keberanian untuk tampil
yang utama dan yang
pertama kali dipelajari oleh manusia dalam hidupnya sebelum mempelajari keterampilan
membunyikan lambang-lambang
tangisan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya.
Suara tangisan itu baru menandakan adanya potensi dasar kemampuan berbicara dari seorang
anak yang perlu distimuli dan dikembangkan lebih lanjut oleh lingkungannya melalui
Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan
proses yang terjadi pada
waktu seorang anak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya.
an bahasa kedua (Chaer,2003:167). Pemerolehan bahasa
pertama adalah proses awal yang berlangsung pada otak manusia saat ia mulai memperoleh
bahasa, sedangkan berbicara merupakan aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia
aitu setelah akitivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi
Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang
Volume II No 2 Tahun 2018
ISSN : 2580-3433
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
yang didengar itu, kemudian manusa belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil
berbicara.
Setiap manusia memili
produktif. Keterampilan berbahasa resetif adalah terampil atau mampu menerjemahkan
kembali kode-kode bahasa menjadi sebuah makna dalam komunikasi baik lisan maupun
tertulis, sedangkan keterampilan berbahasa produktif adalah terampi
kode-kode kebahasaan yang bermakna dalam komunikasi baik lisan maupun tertulis.
Setiap manusia dituntut terampil berkomunikasi, terampil menyatakan pikiran, gagasan,
ide, dan perasaan. Terampil menangkap informasi
menyampaikan informasi-informasi yang diterimanya.
peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kehidupan manusia setiap hari
dihadapkan dalam berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara.
dalam lingkungan keluarga, dialog selalu terjadi, antara ayah dan ibu,
antara anak-anak itu sendiri. Di luar lingkungan keluarga juga terjadi pembicaraan antara
tetangga dengan tetangga, antar teman sepermainan, rekan kerja, teman perkuliahan dan
sebagainya. Terjadi pula pembicaraan di pasar, di swalayan, di pertemuan
sering pula terjadi adu argumentasi dalam suatu forum.
kita mampu dan terampil berbicara.
Berbicara didepan banyak orang (
berbicara di depan umum secara tidak langsun
berbicara. Semakin sering berbicara di depan umum maka semakin baik keterampilan
berbicaranya. Berbicara merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan
dari pembicara kepada pendengar. Pembicara berked
pendengar sebagai komunikan. Informasi yang disampaikan secara lisan dapat diterima oleh
pendengar apabila pembicara mampu menyampaikannya dengan baik dan benar. Dengan
demikian, kemampuan berbicara merupakan faktor yan
seseorang dalam penyampaian informasi secara lisan.
informasi yang diberikan secara langsung kepada lawan bicaranya dan saling berkomunikasi
berhadapan langsung.
Itulah sebabnya dalam
pelajaran Bahasa Indonesia sangat ditekankan pentingnya meningkatkan kemampuan siswa
untuk berkomunikasi dalam bahasa indonesia yang baik, benar, runtut dan efektif, secara
lisan maupun tulis. Karena hak
Bahasa Indonesia yang diberikan disekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa,
yaitu menyimak, berbicara, membaca (dengan mengerti
keterampilan berbahasa itu guru melihat, mengalami dan merasakan adanya masalah
pembelajaran bahasa indonesia di kelas IV SD, terutama keterampilan berbicara. Guru telah
berusaha keras untuk mengatasinya melalui pembelajaran standar dan dengan menerapkan
bahan belajar serta media yang ada, namun tetap saja masalah belum teratasi.
Ada yang beranggapan, b
dipelajari. Untuk situasi yang tidak resmi barangkali anggapan itu ada benarnya, namun pada
situasi resmi pernyataan terse
dan mau berbicara di depan kelas, sebab mereka umumnya kurang terampil sebagai akibat
dari kurangnya latihan berbicara. Untuk itu, guru bahasa Indonesia merasa perlu melatih
siswa untuk berbicara. Latihan pertama kali yang perlu dilakukan guru ialah menumbuhkan
keberanian siswa untuk berbicara
yang menyenangkan,melakukan percakapan antar teman dan membacakan puisi.
Berdasarkan hasil wawancara
Bahasa Indonesia di kelas IV SD
STAI Darul Kamal NW Kembang kerang
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
kemudian manusa belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil
manusia memiliki kompetensi kebahasaan memalalui kegiatan resetif dan
Keterampilan berbahasa resetif adalah terampil atau mampu menerjemahkan
kode bahasa menjadi sebuah makna dalam komunikasi baik lisan maupun
tertulis, sedangkan keterampilan berbahasa produktif adalah terampil atau mampu membuat
asaan yang bermakna dalam komunikasi baik lisan maupun tertulis.
Setiap manusia dituntut terampil berkomunikasi, terampil menyatakan pikiran, gagasan,
ide, dan perasaan. Terampil menangkap informasi-informasi yang didapat,
informasi yang diterimanya.Keterampilan berbicara
peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kehidupan manusia setiap hari
dihadapkan dalam berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara.
ga, dialog selalu terjadi, antara ayah dan ibu, orang tua dan anak, dan
anak itu sendiri. Di luar lingkungan keluarga juga terjadi pembicaraan antara
tetangga dengan tetangga, antar teman sepermainan, rekan kerja, teman perkuliahan dan
Terjadi pula pembicaraan di pasar, di swalayan, di pertemuan-
sering pula terjadi adu argumentasi dalam suatu forum. Semua situasi tersebut menuntut agar
kita mampu dan terampil berbicara.
banyak orang ( public speaking ) kini semakin penting
berbicara di depan umum secara tidak langsung akan meningkatkan keterampilan dalam
berbicara. Semakin sering berbicara di depan umum maka semakin baik keterampilan
Berbicara merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan
dari pembicara kepada pendengar. Pembicara berkedudukan sebagai komunikator sedangkan
pendengar sebagai komunikan. Informasi yang disampaikan secara lisan dapat diterima oleh
pendengar apabila pembicara mampu menyampaikannya dengan baik dan benar. Dengan
demikian, kemampuan berbicara merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kemahiran
seseorang dalam penyampaian informasi secara lisan. Informasi secara lisan yakni bentuk
informasi yang diberikan secara langsung kepada lawan bicaranya dan saling berkomunikasi
Itulah sebabnya dalam kurikulum Pendidikan Nasional tahun 2004
pelajaran Bahasa Indonesia sangat ditekankan pentingnya meningkatkan kemampuan siswa
dalam bahasa indonesia yang baik, benar, runtut dan efektif, secara
hakiki belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Pembelajaran
Bahasa Indonesia yang diberikan disekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa,
menyimak, berbicara, membaca (dengan mengerti), dan menulis. Dari keempat macam
tu guru melihat, mengalami dan merasakan adanya masalah
pembelajaran bahasa indonesia di kelas IV SD, terutama keterampilan berbicara. Guru telah
berusaha keras untuk mengatasinya melalui pembelajaran standar dan dengan menerapkan
yang ada, namun tetap saja masalah belum teratasi.
beranggapan, berbicara adalah suatu pekerjaan yang mudah dan tidak
Untuk situasi yang tidak resmi barangkali anggapan itu ada benarnya, namun pada
situasi resmi pernyataan tersebut jelas salah besar. Kenyataannya tidak semua siswa
dan mau berbicara di depan kelas, sebab mereka umumnya kurang terampil sebagai akibat
dari kurangnya latihan berbicara. Untuk itu, guru bahasa Indonesia merasa perlu melatih
a. Latihan pertama kali yang perlu dilakukan guru ialah menumbuhkan
keberanian siswa untuk berbicara seperti meminta siswa untuk menceritakan pengalaman
yang menyenangkan,melakukan percakapan antar teman dan membacakan puisi.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti bersama guru
Bahasa Indonesia di kelas IV SD Inpres Nangameting, diperoleh data
41
kemudian manusa belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil
kegiatan resetif dan
Keterampilan berbahasa resetif adalah terampil atau mampu menerjemahkan
kode bahasa menjadi sebuah makna dalam komunikasi baik lisan maupun
atau mampu membuat
asaan yang bermakna dalam komunikasi baik lisan maupun tertulis.
Setiap manusia dituntut terampil berkomunikasi, terampil menyatakan pikiran, gagasan,
informasi yang didapat, dan terampil pula
Keterampilan berbicara memegang
peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kehidupan manusia setiap hari
dihadapkan dalam berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara. Contohnya
orang tua dan anak, dan
anak itu sendiri. Di luar lingkungan keluarga juga terjadi pembicaraan antara
tetangga dengan tetangga, antar teman sepermainan, rekan kerja, teman perkuliahan dan
-pertemuan, bahkan
Semua situasi tersebut menuntut agar
) kini semakin penting, karena
g akan meningkatkan keterampilan dalam
berbicara. Semakin sering berbicara di depan umum maka semakin baik keterampilan
Berbicara merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan
udukan sebagai komunikator sedangkan
pendengar sebagai komunikan. Informasi yang disampaikan secara lisan dapat diterima oleh
pendengar apabila pembicara mampu menyampaikannya dengan baik dan benar. Dengan
g sangat mempengaruhi kemahiran
Informasi secara lisan yakni bentuk
informasi yang diberikan secara langsung kepada lawan bicaranya dan saling berkomunikasi
tahun 2004 untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia sangat ditekankan pentingnya meningkatkan kemampuan siswa
dalam bahasa indonesia yang baik, benar, runtut dan efektif, secara
belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Pembelajaran
Bahasa Indonesia yang diberikan disekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa,
), dan menulis. Dari keempat macam
tu guru melihat, mengalami dan merasakan adanya masalah
pembelajaran bahasa indonesia di kelas IV SD, terutama keterampilan berbicara. Guru telah
berusaha keras untuk mengatasinya melalui pembelajaran standar dan dengan menerapkan
yang ada, namun tetap saja masalah belum teratasi.
erbicara adalah suatu pekerjaan yang mudah dan tidak perlu
Untuk situasi yang tidak resmi barangkali anggapan itu ada benarnya, namun pada
but jelas salah besar. Kenyataannya tidak semua siswa berani
dan mau berbicara di depan kelas, sebab mereka umumnya kurang terampil sebagai akibat
dari kurangnya latihan berbicara. Untuk itu, guru bahasa Indonesia merasa perlu melatih
a. Latihan pertama kali yang perlu dilakukan guru ialah menumbuhkan
seperti meminta siswa untuk menceritakan pengalaman
yang menyenangkan,melakukan percakapan antar teman dan membacakan puisi.
bersama guru mata pelajaran
data hasil belajar mata
Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang
Volume II No 2 Tahun 2018
ISSN : 2580-3433
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
pelajaran Bahasa Indonesia dari jumlah siswa 26 orang
kelas 70% itupun ketika dipaksa maju dan berbicara. Keterampilan berbicara mereka masih
kurang, hal ini dikarenakan bahasa yang mereka gunakan masih sangat pasif, padahal dalam
keseharian mereka selalu menggunakan bahasa indonesia.
Rata – rata ketuntasannya 85 %
Dari latar belakang permasalahan tersebut, akhirnya diperoleh kesimpulan bahwa perlu
segera dicarikan solusi alternatif sebagai upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan berbicara siswa. Hal itu mengingat pentingnya kaitan antara
berbicara dengan keterampilan berbahasa lainnya yaitu menyimak, membaca dan menulis.
Selain itu, keterampilan berbicara siswa di sekolah dasar merupakan tumpuan utama bagi
pengembangan keterampilan berbicara tingkat lanjut pada jenjang sekola
maupun sebagai bekal kehidupan siswa kelak di tengah masyarakat. Agar pembicaraan itu
mencapai tujuan, pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk
menyampaikan informasi kepada orang lain. Hal itu mengandung maksud bahwa p
harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang baik sehingga orang lain (pendengar)
dapat menangkap informasi yang disampaikan pembicara.
Adapun alternatif pemecahan masalah yang dipilih untuk mengembangkan dan
meningkatkan keterampilan berbi
kelas (Classroom Action Research
(Telling Story Method). Dipilihnya teknik ini karena dipandang mampu mengajak siswa
untuk berbicara. Dengan tekn
berbicara di depan kelas. Siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan
berimajinasi. Di samping itu, diharapkan pula agar siswa mempunyai keberanian dalam
berkomunikasi. Menurut Tariga
untuk membangkitkan keberanian siswa dalam berbicara. Jika siswa telah menunjukkan
keberanian, diharapkan kemampuan berbicaranya menjadi meningkat.
Teknik cerita berantai bisa dimulai dari seorang
guru, kemudian siswa tadi membisikkan informasi itu kepada teman lain, dan teman yang
telah menerima bisikan meneruskannya kepada teman yang lain lagi. Begitulah seterusnya.
Pada akhir kegiatan akan dievaluasi, yaitu: siswa yang mana yang menerima informasi yang
benar atau salah. Siswa yang salah menerima informasi tentu akan salah pula menyampaikan
informasi kepada orang lain. Sebaliknya, bisa saja terjadi informasi yang diterima oleh siswa
itu benar tetapi mereka keliru menyampaikannya kepada teman yang lain. Untuk itu,
diperlukan pertimbangan yang cukup bijak dari guru untuk menilai keberhasilan teknik cerita
berantai ini.
Menurut Nuraeni (2002
pembicara kepada pendengar dengan tujuan terjadi perubahan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan pendengar sebagai akibat dari informasi yang diterimanya.” Tarigan (1990)
berpendapat bahwa teknik cerita berantai adalah salah satu teknik dalam pengajara
yang menceritakan suatu cerita kepada siswa pertama, kemudian siswa pertama menceritakan
kepada siswa kedua, dan seterusnya kemudian cerita tersebut diceritakan kembali lagi kepada
siswa yang pertama.
Menurut Thalib Ibrahim ( 1978 : 85 ) “ berm
bermain–main. Artinya bahwa bila ingin menguasainya diperlukan banyak berlatih dan
berlatih. Guru dituntut memberikan pelajaran yang berkualitas dan menyenangkan sesuai
dengan standar kompetensi, termasuk diantara
pembelajaran yang tepat dan kreatif.
Metode
STAI Darul Kamal NW Kembang kerang
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
dari jumlah siswa 26 orang, untuk keberanian berbicara didepan
paksa maju dan berbicara. Keterampilan berbicara mereka masih
kurang, hal ini dikarenakan bahasa yang mereka gunakan masih sangat pasif, padahal dalam
keseharian mereka selalu menggunakan bahasa indonesia. KKM yang ditentukan adalah 75.
asannya 85 %.
Dari latar belakang permasalahan tersebut, akhirnya diperoleh kesimpulan bahwa perlu
segera dicarikan solusi alternatif sebagai upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan berbicara siswa. Hal itu mengingat pentingnya kaitan antara
berbicara dengan keterampilan berbahasa lainnya yaitu menyimak, membaca dan menulis.
keterampilan berbicara siswa di sekolah dasar merupakan tumpuan utama bagi
pengembangan keterampilan berbicara tingkat lanjut pada jenjang sekolah yang lebih tinggi
maupun sebagai bekal kehidupan siswa kelak di tengah masyarakat. Agar pembicaraan itu
mencapai tujuan, pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk
menyampaikan informasi kepada orang lain. Hal itu mengandung maksud bahwa p
harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang baik sehingga orang lain (pendengar)
dapat menangkap informasi yang disampaikan pembicara.
Adapun alternatif pemecahan masalah yang dipilih untuk mengembangkan dan
meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa Kelas IV SD. Dengan penelitian tindakan
Classroom Action Research) melalui penerapan teknik pembelajaran cerita berantai
). Dipilihnya teknik ini karena dipandang mampu mengajak siswa
untuk berbicara. Dengan teknik pembelajaran cerita berantai, siswa termotivasi untuk
berbicara di depan kelas. Siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan
berimajinasi. Di samping itu, diharapkan pula agar siswa mempunyai keberanian dalam
Tarigan (1990), “Penerapan teknik cerita berantai ini dimaksudkan
untuk membangkitkan keberanian siswa dalam berbicara. Jika siswa telah menunjukkan
keberanian, diharapkan kemampuan berbicaranya menjadi meningkat.
Teknik cerita berantai bisa dimulai dari seorang siswa yang menerima informasi dari
siswa tadi membisikkan informasi itu kepada teman lain, dan teman yang
telah menerima bisikan meneruskannya kepada teman yang lain lagi. Begitulah seterusnya.
dievaluasi, yaitu: siswa yang mana yang menerima informasi yang
benar atau salah. Siswa yang salah menerima informasi tentu akan salah pula menyampaikan
informasi kepada orang lain. Sebaliknya, bisa saja terjadi informasi yang diterima oleh siswa
r tetapi mereka keliru menyampaikannya kepada teman yang lain. Untuk itu,
diperlukan pertimbangan yang cukup bijak dari guru untuk menilai keberhasilan teknik cerita
Menurut Nuraeni (2002 : 54), “Berbicara adalah proses penyampaian informasi
pembicara kepada pendengar dengan tujuan terjadi perubahan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan pendengar sebagai akibat dari informasi yang diterimanya.” Tarigan (1990)
berpendapat bahwa teknik cerita berantai adalah salah satu teknik dalam pengajara
yang menceritakan suatu cerita kepada siswa pertama, kemudian siswa pertama menceritakan
kepada siswa kedua, dan seterusnya kemudian cerita tersebut diceritakan kembali lagi kepada
Thalib Ibrahim ( 1978 : 85 ) “ bermain–main sambil belajar dan belajar sambil
main. Artinya bahwa bila ingin menguasainya diperlukan banyak berlatih dan
berlatih. Guru dituntut memberikan pelajaran yang berkualitas dan menyenangkan sesuai
dengan standar kompetensi, termasuk diantaranya penggunaan metode
pembelajaran yang tepat dan kreatif.
42
, untuk keberanian berbicara didepan
paksa maju dan berbicara. Keterampilan berbicara mereka masih
kurang, hal ini dikarenakan bahasa yang mereka gunakan masih sangat pasif, padahal dalam
KKM yang ditentukan adalah 75.
Dari latar belakang permasalahan tersebut, akhirnya diperoleh kesimpulan bahwa perlu
segera dicarikan solusi alternatif sebagai upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan berbicara siswa. Hal itu mengingat pentingnya kaitan antara keterampilan
berbicara dengan keterampilan berbahasa lainnya yaitu menyimak, membaca dan menulis.
keterampilan berbicara siswa di sekolah dasar merupakan tumpuan utama bagi
h yang lebih tinggi
maupun sebagai bekal kehidupan siswa kelak di tengah masyarakat. Agar pembicaraan itu
mencapai tujuan, pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk
menyampaikan informasi kepada orang lain. Hal itu mengandung maksud bahwa pembicara
harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang baik sehingga orang lain (pendengar)
Adapun alternatif pemecahan masalah yang dipilih untuk mengembangkan dan
engan penelitian tindakan
) melalui penerapan teknik pembelajaran cerita berantai
). Dipilihnya teknik ini karena dipandang mampu mengajak siswa
ik pembelajaran cerita berantai, siswa termotivasi untuk
berbicara di depan kelas. Siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan
berimajinasi. Di samping itu, diharapkan pula agar siswa mempunyai keberanian dalam
n (1990), “Penerapan teknik cerita berantai ini dimaksudkan
untuk membangkitkan keberanian siswa dalam berbicara. Jika siswa telah menunjukkan
siswa yang menerima informasi dari
siswa tadi membisikkan informasi itu kepada teman lain, dan teman yang
telah menerima bisikan meneruskannya kepada teman yang lain lagi. Begitulah seterusnya.
dievaluasi, yaitu: siswa yang mana yang menerima informasi yang
benar atau salah. Siswa yang salah menerima informasi tentu akan salah pula menyampaikan
informasi kepada orang lain. Sebaliknya, bisa saja terjadi informasi yang diterima oleh siswa
r tetapi mereka keliru menyampaikannya kepada teman yang lain. Untuk itu,
diperlukan pertimbangan yang cukup bijak dari guru untuk menilai keberhasilan teknik cerita
), “Berbicara adalah proses penyampaian informasi dari
pembicara kepada pendengar dengan tujuan terjadi perubahan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan pendengar sebagai akibat dari informasi yang diterimanya.” Tarigan (1990)
berpendapat bahwa teknik cerita berantai adalah salah satu teknik dalam pengajaran berbicara
yang menceritakan suatu cerita kepada siswa pertama, kemudian siswa pertama menceritakan
kepada siswa kedua, dan seterusnya kemudian cerita tersebut diceritakan kembali lagi kepada
main sambil belajar dan belajar sambil
main. Artinya bahwa bila ingin menguasainya diperlukan banyak berlatih dan
berlatih. Guru dituntut memberikan pelajaran yang berkualitas dan menyenangkan sesuai
nya penggunaan metode dan teknik
Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang
Volume II No 2 Tahun 2018
ISSN : 2580-3433
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan teknik cerita berantai untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa, agar dapat meningkatkan, agar dapat mengetahui peningkatan
keterampilan berbicara. Peneliti menggunakan model penelitian yang dikembnagkan ole
kemmis dan MC. Taggart. Model
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Hasil penelitian
Penelitian diawali dengan pengamatan peneliti di kelas IV SD Inpres Nangameting,
dalam penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan guru kelas IV SD Inpres Nangameting
untuk merancang jadwal kegiatan penelitian. Jadwal kegiatan penelitian yang telah disepa
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabe
SIKLUS PERTEMUAN
PRA SIKLUS
SIKLUS 1 I
II
SIKLUS 2 I
II
Tabel 2. Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 1 pertemuan 1
No Interval nilai
1. 81- 100
2. 75- 80
3. 70- 74
4. 64- 69
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jum
64-69 21 orang dengan kriteria kurang, nilai 70
Tabel 3. Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 1 pertemuan 2
No Interval nilai
1. 81- 100
2. 75- 80
3. 70- 74
4. 64- 69
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang memperoleh
nilai 64-69, 20 orang dengan kriteria kurang, nilai 70
STAI Darul Kamal NW Kembang kerang
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
ini, peneliti menerapkan teknik cerita berantai untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa, agar dapat meningkatkan, agar dapat mengetahui peningkatan
rampilan berbicara. Peneliti menggunakan model penelitian yang dikembnagkan ole
kemmis dan MC. Taggart. Model ini mengandung empat komponen yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Penelitian diawali dengan pengamatan peneliti di kelas IV SD Inpres Nangameting,
dalam penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan guru kelas IV SD Inpres Nangameting
untuk merancang jadwal kegiatan penelitian. Jadwal kegiatan penelitian yang telah disepa
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
PERTEMUAN HARI/TANGGAL
Jumad, 28 April 2017
I Jumad, 05 Mei 2017
II Selasa, 09 Mei 2017
I Jumad, 12 Mei 2017
II Selasa, 23 Mei 2017
Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 1 pertemuan 1
Jumlah siswa
-
-
3
21
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai
69 21 orang dengan kriteria kurang, nilai 70-74 3 orang dengan kriteria cukup
. Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 1 pertemuan 2
Jumlah siswa
-
-
4
20
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang memperoleh
69, 20 orang dengan kriteria kurang, nilai 70-74, 4 orang dengan kriteria cukup
43
ini, peneliti menerapkan teknik cerita berantai untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa, agar dapat meningkatkan, agar dapat mengetahui peningkatan
rampilan berbicara. Peneliti menggunakan model penelitian yang dikembnagkan oleh
ini mengandung empat komponen yaitu perencanaan,
Penelitian diawali dengan pengamatan peneliti di kelas IV SD Inpres Nangameting,
dalam penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan guru kelas IV SD Inpres Nangameting
untuk merancang jadwal kegiatan penelitian. Jadwal kegiatan penelitian yang telah disepakati
WAKTU
07.20-09.00
07-20-09.00
07.20-09.00
07.20-09.00
07.20-09.00
Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 1 pertemuan 1
Kriteria
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
lah siswa yang memperoleh nilai
74 3 orang dengan kriteria cukup
. Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 1 pertemuan 2
Kriteria
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang memperoleh
74, 4 orang dengan kriteria cukup
Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang
Volume II No 2 Tahun 2018
ISSN : 2580-3433
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
Tabel 4. NilaiKetercapaian
NO Aspek Yang Di Amati
1 Ketepatan
2 Tekanan nada
3 Pilihan kata
4 Intonasi
5 Sikap yang wajar,tidak kaku,tenang
6 Keberanian tampil depan kelas
7 Gesture tubuh
8 Keberanian berbicara dalam kelompok
9 Kenyaringan suara
10 Kelancaran berbicara
Terjadi peningkatan dari pratindakan sampai tindakan siklus I. Namun masih ada
kekurangan-kekurangan yang terjadi di siklus I, di antaranya: a.
kelompok,kurangnya keberanian tampil di depan kelas, b.kurangnya perhatian saat penjelasan
guru, c.aspek kebahasaan dan
berbicaranyapun masih kurang
Peningkatan keterampilan berbicara siswa pada siklus I sebesar 5%, dari kondisi awal
60,83 meningkat menjadi 65,02. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel 4.2 di bawah ini.
STAI Darul Kamal NW Kembang kerang
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
KetercapaianSetiap IndikatorKeterampilan Berbicara Siklus I
Aspek Yang Di Amati
Siklus 1
Pert. 1 Pert.2
257 257
242 245
156 172
263 263
Sikap yang wajar,tidak kaku,tenang 66 66
Keberanian tampil depan kelas 57 59
62 63
Keberanian berbicara dalam kelompok 193 197
63 69
177 179
Terjadi peningkatan dari pratindakan sampai tindakan siklus I. Namun masih ada
kekurangan yang terjadi di siklus I, di antaranya: a. kurangnya kerja sama
kelompok,kurangnya keberanian tampil di depan kelas, b.kurangnya perhatian saat penjelasan
aspek kebahasaan dan non kebahasaannya masih kurang,d.
berbicaranyapun masih kurang sehingga tindakan akan dilaksanakan ke siklus II.
Peningkatan keterampilan berbicara siswa pada siklus I sebesar 5%, dari kondisi awal
meningkat menjadi 65,02. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel 4.2 di bawah ini.
44
Keterampilan Berbicara Siklus I
Rata-rata
Pert.2
2,85 %
2,70%
2,73%
2,191%
2,2%
1,93%
2.08%
3,25%
2,2%
3%
Terjadi peningkatan dari pratindakan sampai tindakan siklus I. Namun masih ada
kurangnya kerja sama
kelompok,kurangnya keberanian tampil di depan kelas, b.kurangnya perhatian saat penjelasan
non kebahasaannya masih kurang,d. kelancaran
sehingga tindakan akan dilaksanakan ke siklus II.
Peningkatan keterampilan berbicara siswa pada siklus I sebesar 5%, dari kondisi awal
meningkat menjadi 65,02. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel 4.2 di bawah ini.
Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang
Volume II No 2 Tahun 2018
ISSN : 2580-3433
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
Tabel 5. Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 2 pertemuan 1
No Interval nilai
1. 81- 100
2. 75- 80
3. 70- 74
4. 64- 69
Sumber: hasil analisis data penelitian
Tabel 6. Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 2 pertemuan 2
No Interval nilai
1. 81- 100
2. 75- 80
3. 70- 74
4. 64- 69
Tabel 7. Nilai Ketercapaian Setiap Indikator Keterampilan Berbicara Siklus II
NO Aspek Yang Di Amati
1 Ketepatan
2 Tekanan nada
3 Pilihan kata
4 Intonasi
5 Sikap yang wajar, tidak kaku, tenang
6 Keberanian tampil depan kelas
7 Gesture tubuh
8 Keberanian berbicara dalam kelompok
9 Kenyaringan suara
10 Kelancaran berbicara
Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti pada akhir siklus II menunjukkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan teknik cerita
berantai secara umum telah berjalan sesuai dengan rencana. Jadi, pembelajaran keterampilan
berbicara menggunakan teknik cerita berantai dapat meningkatkan keterampilan berbicara
siswa kelas IVB SD Inpres Nangameting. Hasil catatan lapangan dan non tes berbicara siswa
menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian ini telah tercapai sehingga tind
dihentikan. Peningkatan keterampilan berbicara siswa pada siklus II meningkat sebesar 12%
STAI Darul Kamal NW Kembang kerang
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
Tabel 5. Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 2 pertemuan 1
Jumlah siswa
-
2
5
17
Sumber: hasil analisis data penelitian
Tabel 6. Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 2 pertemuan 2
Interval nilai Jumlah siswa
3
18
3
-
Ketercapaian Setiap Indikator Keterampilan Berbicara Siklus II
Aspek Yang Di Amati
Siklus 2
Pert. 1 Pert.2
263 295
256 294
200 211
263 280
Sikap yang wajar, tidak kaku, tenang 68 72
Keberanian tampil depan kelas 66 83
66 71
Keberanian berbicara dalam kelompok 204 218
77 78
197 220
refleksi yang dilakukan oleh peneliti pada akhir siklus II menunjukkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan teknik cerita
berantai secara umum telah berjalan sesuai dengan rencana. Jadi, pembelajaran keterampilan
ara menggunakan teknik cerita berantai dapat meningkatkan keterampilan berbicara
siswa kelas IVB SD Inpres Nangameting. Hasil catatan lapangan dan non tes berbicara siswa
menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian ini telah tercapai sehingga tind
dihentikan. Peningkatan keterampilan berbicara siswa pada siklus II meningkat sebesar 12%
45
Tabel 5. Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 2 pertemuan 1
Kriteria
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Tabel 6. Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 2 pertemuan 2
Kriteria
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Ketercapaian Setiap Indikator Keterampilan Berbicara Siklus II
Rata-rata
Pert.2
3,1%
3,05%
3,45%
2,26%
2,43%
2,48%
2,28%
3,51%
2,58%
3,44%
refleksi yang dilakukan oleh peneliti pada akhir siklus II menunjukkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan teknik cerita
berantai secara umum telah berjalan sesuai dengan rencana. Jadi, pembelajaran keterampilan
ara menggunakan teknik cerita berantai dapat meningkatkan keterampilan berbicara
siswa kelas IVB SD Inpres Nangameting. Hasil catatan lapangan dan non tes berbicara siswa
menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian ini telah tercapai sehingga tindakan
dihentikan. Peningkatan keterampilan berbicara siswa pada siklus II meningkat sebesar 12%
Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang
Volume II No 2 Tahun 2018
ISSN : 2580-3433
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
, dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 72,7. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel 5
dibawah ini
D. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung ada
perbandingan antara siklus I dan siklus II. Data yang telah dikumpulkan dan dianalisis
oleh peneliti dari masing-masing siklus yaitu data observasi dan data hasil keterampilan
berbicara siswa. Untuk data observasi, data yang diperoleh adalah data aktivitas guru dan
data aktivitas belajar siswa. Sedangkan hasil keterampilan berbicara siswa diperoleh dari
data non test keterampilan berbicara. Di bawah ini akan dijelaskan data dari setiap
tindakan yang telah dianalisis untuk melihat perbandingan hasil tindakan dari masing
masing siklus.
1. Data Analisis Observasi Aktivitas Guru
Data observasi aktivitas guru diperoleh dari hasil pengamatan guru kelas IV terhadap
peneliti selama kegiatan belaja
tabel dibawah ini
Tabel 4.11. data hasil observasi aktivitas guru kelas
Konvensi nilai
Skor Maksimum
Jumlah skor yang diperoleh
Persentase nilai rata-rata
Kategori
Data pada tabel di atas dihitung denga menggunakan rumus
Skor =
STAI Darul Kamal NW Kembang kerang
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
, dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 72,7. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel 5
D. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung ada
perbandingan antara siklus I dan siklus II. Data yang telah dikumpulkan dan dianalisis
masing siklus yaitu data observasi dan data hasil keterampilan
ra siswa. Untuk data observasi, data yang diperoleh adalah data aktivitas guru dan
data aktivitas belajar siswa. Sedangkan hasil keterampilan berbicara siswa diperoleh dari
data non test keterampilan berbicara. Di bawah ini akan dijelaskan data dari setiap
tindakan yang telah dianalisis untuk melihat perbandingan hasil tindakan dari masing
Data Analisis Observasi Aktivitas Guru
Data observasi aktivitas guru diperoleh dari hasil pengamatan guru kelas IV terhadap
peneliti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Data tersebut dapat dilihat pada
Tabel 4.11. data hasil observasi aktivitas guru kelas
Tindakan
Siklus I Siklus II
Pertemuan Pertemuan
I II I
56 56 56
Jumlah skor yang diperoleh 43 46 48
76,78% 82,14% 85,71% 92,58%
Baik Sangat baik Sangat baik Sangat
baik
Data pada tabel di atas dihitung denga menggunakan rumus
	
	
× 100
46
, dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 72,7. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel 5
Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung ada
perbandingan antara siklus I dan siklus II. Data yang telah dikumpulkan dan dianalisis
masing siklus yaitu data observasi dan data hasil keterampilan
ra siswa. Untuk data observasi, data yang diperoleh adalah data aktivitas guru dan
data aktivitas belajar siswa. Sedangkan hasil keterampilan berbicara siswa diperoleh dari
data non test keterampilan berbicara. Di bawah ini akan dijelaskan data dari setiap
tindakan yang telah dianalisis untuk melihat perbandingan hasil tindakan dari masing-
Data observasi aktivitas guru diperoleh dari hasil pengamatan guru kelas IV terhadap
r mengajar berlangsung. Data tersebut dapat dilihat pada
Tabel 4.11. data hasil observasi aktivitas guru kelas
Siklus II
Pertemuan
II
56
52
92,58%
Sangat
baik
Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang
Volume II No 2 Tahun 2018
ISSN : 2580-3433
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
Dari hasil observasi aktivitas guru pada tabel di atas maka di buat grafik untuk melihat
perbandingan tingkatan dari setiap siklus
Grafik 4.1 Perbandingan Aktivitas Guru Setiap Siklus
Dari tabel dan grafik di atas peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian
pada aktivitas peneliti sebagai guru dalam proses pembelajaran di kelas yang
menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I dengan
menerapkan teknik cerita b
Dari hasil yang diperoleh pada siklus I, guru berusaha meningkatkan aktivitas dalam
pembelajaran pada siklus II dan memperoleh hasil yang tergolong sangat baik dengan
rata-rata 89,14. Maka dapat
meningkat. Adapun penilaian yang diberikan oleh wali kelas kepada peneliti selaku
guru dalam pembelajaran khususnya pada penilaian penggunaan
yang dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 4.12 Data Hasil Observasi Penilaian Penggunaan
Konvensi nilai
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
STAI Darul Kamal NW Kembang kerang
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
Dari hasil observasi aktivitas guru pada tabel di atas maka di buat grafik untuk melihat
perbandingan tingkatan dari setiap siklus
Grafik 4.1 Perbandingan Aktivitas Guru Setiap Siklus
Dari tabel dan grafik di atas peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian
pada aktivitas peneliti sebagai guru dalam proses pembelajaran di kelas yang
menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I dengan
menerapkan teknik cerita berantai tergolong dalam kategori baik dengan rata
Dari hasil yang diperoleh pada siklus I, guru berusaha meningkatkan aktivitas dalam
pembelajaran pada siklus II dan memperoleh hasil yang tergolong sangat baik dengan
rata 89,14. Maka dapat dikatakan bahwa aktivitas guru pada proses pembelajaran
meningkat. Adapun penilaian yang diberikan oleh wali kelas kepada peneliti selaku
guru dalam pembelajaran khususnya pada penilaian penggunaan teknik cerita berantai
yang dapat dilihat dibawah ini.
Hasil Observasi Penilaian Penggunaan Teknik Cerita Berantai
Tindakan
Siklus I Siklus II
79.46
89.14
Siklus 1 Siklus II
47
Dari hasil observasi aktivitas guru pada tabel di atas maka di buat grafik untuk melihat
Dari tabel dan grafik di atas peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian
pada aktivitas peneliti sebagai guru dalam proses pembelajaran di kelas yang
menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I dengan
erantai tergolong dalam kategori baik dengan rata-rata 79,46
Dari hasil yang diperoleh pada siklus I, guru berusaha meningkatkan aktivitas dalam
pembelajaran pada siklus II dan memperoleh hasil yang tergolong sangat baik dengan
dikatakan bahwa aktivitas guru pada proses pembelajaran
meningkat. Adapun penilaian yang diberikan oleh wali kelas kepada peneliti selaku
teknik cerita berantai
Teknik Cerita Berantai
Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang
Volume II No 2 Tahun 2018
ISSN : 2580-3433
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
Skor Maksimum
Jumlah skor yang diperoleh
Persentase nilai rata-rata
Kategori
Dari tabel diatas dapat dibuat grafik seperti yang dibawah ini.
Grafik 4.2. Penggunaan Teknik Cerita Berantai
Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa adanya
teknik cerita berantai pada siklus I yang rata
menjadi 96,43. Maka dengan demikian penggunaan teknik cerita berantai meningkat.
2. Data Analisis Observasi Aktivitas Siswa
Data observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Konvensi nilai
Skor Maksimum
82
84
86
88
90
92
94
96
98
siklus I
87.49
Data penggunaan teknik cerita berantai
STAI Darul Kamal NW Kembang kerang
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
Pertemuan Pertemuan
I II I
28 28 28
Jumlah skor yang diperoleh 24 25 26
85,71% 89,28% 92,86% 100%
Sangat
baik
Sangat baik Sangat
baik
Sangat baik
Dari tabel diatas dapat dibuat grafik seperti yang dibawah ini.
Grafik 4.2. Penggunaan Teknik Cerita Berantai
Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan penerapan
teknik cerita berantai pada siklus I yang rata-ratanya 87,5 meningkat di siklus II
menjadi 96,43. Maka dengan demikian penggunaan teknik cerita berantai meningkat.
Data Analisis Observasi Aktivitas Siswa
Data observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.13. Data Observasi Aktivitas Siswa
Tindakan
Siklus I Siklus II
Pertemuan Pertemuan
I II I II
32 32 32 32
siklus II
87.49
96.43
Data penggunaan teknik cerita berantai
48
Pertemuan
II
28
28
100%
Sangat baik
Grafik 4.2. Penggunaan Teknik Cerita Berantai
peningkatan penerapan
ratanya 87,5 meningkat di siklus II
menjadi 96,43. Maka dengan demikian penggunaan teknik cerita berantai meningkat.
Data observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Data Observasi Aktivitas Siswa
II
32
Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang
Volume II No 2 Tahun 2018
ISSN : 2580-3433
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
Jumlah skor yang
diperoleh
Persentase nilai rata
rata
Kategori
Hasil ini dapat dihitung dengan menggunkan rumus
Skor =
Dari tabel di atas dapat di buat grafik seperti yang dibawah ini
Dari tabel dan grafik di atas peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian
pada pengamatan aktivitas siswa terjadi peningkatan yang pada siklus I m
rata 80 meningkat disiklus II dengan rata
aktivitas belajar siswa sangat tinggi (meningkat).
74
76
78
80
82
84
86
88
90
siklus I
80
STAI Darul Kamal NW Kembang kerang
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
Jumlah skor yang 25 26 28 29
Persentase nilai rata- 78,12 81,25% 87,50% 90,62%
Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
Hasil ini dapat dihitung dengan menggunkan rumus
=
	
	
× 100
Dari tabel di atas dapat di buat grafik seperti yang dibawah ini
Grafik 4.3. Hasil Observasi Siswa
Dari tabel dan grafik di atas peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian
pada pengamatan aktivitas siswa terjadi peningkatan yang pada siklus I m
rata 80 meningkat disiklus II dengan rata-rata 89,6. Maka dapat disimpulkan bahwa
aktivitas belajar siswa sangat tinggi (meningkat).
Kesimpulan
siklus II
89.06
Data observasi siswa
49
29
90,62%
Sangat baik
Dari tabel dan grafik di atas peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian
pada pengamatan aktivitas siswa terjadi peningkatan yang pada siklus I mencapai rata-
rata 89,6. Maka dapat disimpulkan bahwa
Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang
Volume II No 2 Tahun 2018
ISSN : 2580-3433
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
Berdasarkan hasil a
keterampilan berbicara menggunakan
berkala dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas
Nangameting. Dengan adanya penerapan teknik pembelajaran cerita berantai ini para
siswa sudah berani dan mau tampil untuk maju di depan kelas ini dilihat dari adanya
peningkatan dalam aktivitas belajar mengajar.
siklus I sebesar 5%, dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 65,02.
meningkat sebesar 12%, dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 72,7. Dengan
demikian keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Inpres Nangameting sangat baik.
Daftar pustaka
Agustina Firna, 2013. Penerapan metode cerita berantai untuk keterampilan menyimak
kelas v sekolah dasar negeri 2 tanjung serang kayu agung kabupaten ogan komering
ilir palembang, Palembang :
Arikunto suharsimi, dkk. 2015
Asih, S.Pd., 2014. Strategi pembelajaran Bahasa
Azies dan Alwasilah (1996: 93)
pembelajar secara aktif terlibat dalam upaya
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2010.
Cipta.
Hanum Farida, S.Pd.2014, panduan lengkap membuat karya tulis penelitian dan non
penelitian untuk Guru.Yogyakarta : Araska.
Herhyanto Nar,dkk.2012. Statistika Pendidikan
Mudini, 2009. Jurnal pembelajaran Berbicara
STAI Darul Kamal NW Kembang kerang
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan berbicara menggunakan teknik cerita berantai yang dilaksanakan
berkala dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas
Dengan adanya penerapan teknik pembelajaran cerita berantai ini para
ani dan mau tampil untuk maju di depan kelas ini dilihat dari adanya
peningkatan dalam aktivitas belajar mengajar. Peningkatan keterampilan berbicara pada
5%, dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 65,02.
r 12%, dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 72,7. Dengan
demikian keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Inpres Nangameting sangat baik.
Penerapan metode cerita berantai untuk keterampilan menyimak
sekolah dasar negeri 2 tanjung serang kayu agung kabupaten ogan komering
palembang, Palembang : Universitas Bina Darma
5. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Strategi pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung : pustaka setia.
Azies dan Alwasilah (1996: 93) proses belajar berbicara akan menjadi lebih mudah jika si
pembelajar secara aktif terlibat dalam upaya – upaya untuk berkomunikasi
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar
Hanum Farida, S.Pd.2014, panduan lengkap membuat karya tulis penelitian dan non
.Yogyakarta : Araska.
Statistika Pendidikan. Jakarta , Universitas Terbuka
Jurnal pembelajaran Berbicara. Departemen Nasional.
50
nalisis data, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
yang dilaksanakan secara
berkala dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IVB SD Inpres
Dengan adanya penerapan teknik pembelajaran cerita berantai ini para
ani dan mau tampil untuk maju di depan kelas ini dilihat dari adanya
terampilan berbicara pada
5%, dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 65,02. Pada siklus II
r 12%, dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 72,7. Dengan
demikian keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Inpres Nangameting sangat baik.
Penerapan metode cerita berantai untuk keterampilan menyimak siswa
sekolah dasar negeri 2 tanjung serang kayu agung kabupaten ogan komering
Bumi Aksara
. Bandung : pustaka setia.
proses belajar berbicara akan menjadi lebih mudah jika si
upaya untuk berkomunikasi.
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
panduan lengkap membuat karya tulis penelitian dan non
. Jakarta , Universitas Terbuka.
Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang
Volume II No 2 Tahun 2018
ISSN : 2580-3433
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
Rahmanaunurr. 2014. Belajar dan Pembelajaran
Santoso Anang, dkk. 2013.
Universitas Terbuka.
Setyono Hendro,dkk, 2012. Pengantar
Sugiyono.2011.Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D.
Supardi, 2011:131. Data kualitatif dan kuantitatif
TW. Solhan. 2009. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia di SD
Terbuka
Tarigan (1990) dalam Tarmizi. 2009.
Kemampuan Berbicara Siswa
37
Tarmizi. 2009. Penerapan Teknik Cerita Berantai untuk
Berbicara Siswa. http// tarmizi.wordpress.com (online)
https://keterampilanbicara.wordpress.com/
http://nannyes.blogspot.com/2017/02/14/ 18 : 35 k
https://tarmizi.wordpress.com/2017/02/06/17
untuk-meningkatkan-kemampuan
STAI Darul Kamal NW Kembang kerang
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir
Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
2013. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Pengantar Pendidikan.Jakarta : Prestasi Pustakaraya.
Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Data kualitatif dan kuantitatif.
Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta:
Tarigan (1990) dalam Tarmizi. 2009. Penerapan Teknik Cerita Berantai untuk Meningkatkan
Kemampuan Berbicara Siswa. http// tarmizi.wordpress.com (online)
Penerapan Teknik Cerita Berantai untuk Meningkatkan Kemampuan
a. http// tarmizi.wordpress.com (online) 2017/02/18/ 18: 58
https://keterampilanbicara.wordpress.com/2017/02/14/17: 26/ konsep-dasar
/2017/02/14/ 18 : 35 keterampilan-berbicara.html/
https://tarmizi.wordpress.com/2017/02/06/17 : 23 / penerapan-teknik- a cerita
kemampuan-berbicara-siswa.
51
Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD, Jakarta
.Jakarta : Prestasi Pustakaraya.
Bandung: Alfabeta.
Jakarta: Universitas
Penerapan Teknik Cerita Berantai untuk Meningkatkan
ress.com (online) 2017/02/18/ 18:
Meningkatkan Kemampuan
2017/02/18/ 18: 58
dasar-bicara/
berbicara.html/
cerita-berantai-

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

38399577 meningkatkan-kemahiran-membaca-melalui-kad-bacaan
38399577 meningkatkan-kemahiran-membaca-melalui-kad-bacaan38399577 meningkatkan-kemahiran-membaca-melalui-kad-bacaan
38399577 meningkatkan-kemahiran-membaca-melalui-kad-bacaanNorbaizura Md Isa
 
proposal pemulihan khas
proposal pemulihan khasproposal pemulihan khas
proposal pemulihan khasshahlyme
 
Permasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasa
Permasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasaPermasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasa
Permasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasamuhammad
 
Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...
Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...
Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...Zack Chepa
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposalMuhd ASRUL
 
Kertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakanKertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakanSuzi Suziyana
 
Ptk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajar
Ptk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajarPtk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajar
Ptk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajarfulan85
 
Proposal kajian tindakan
Proposal kajian tindakanProposal kajian tindakan
Proposal kajian tindakanabdol rahim
 
Kajian tindakan dalam pendidikan (proposal)
Kajian tindakan dalam pendidikan (proposal)Kajian tindakan dalam pendidikan (proposal)
Kajian tindakan dalam pendidikan (proposal)abdol rahim
 
Kajian tindakan pra sekolah
Kajian tindakan pra sekolahKajian tindakan pra sekolah
Kajian tindakan pra sekolahAhmad NazRi
 
Proposal kajian tindakan linus
Proposal kajian tindakan linusProposal kajian tindakan linus
Proposal kajian tindakan linusAhmad NazRi
 
Kb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris
Kb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggrisKb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris
Kb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggrisBahrul Ulum
 
Proposal Bahasa dan Sastra Indonesia
Proposal Bahasa dan Sastra IndonesiaProposal Bahasa dan Sastra Indonesia
Proposal Bahasa dan Sastra IndonesiaSeptriani Dewi
 
Kajian tindakan dalam pendidikan
Kajian tindakan dalam pendidikanKajian tindakan dalam pendidikan
Kajian tindakan dalam pendidikanrehanqistina
 
Power point sidang skripsi
Power point sidang skripsiPower point sidang skripsi
Power point sidang skripsiYunitha Rahmah
 
Kertas cadangan kajian tindakan kualitatif
Kertas cadangan kajian tindakan kualitatifKertas cadangan kajian tindakan kualitatif
Kertas cadangan kajian tindakan kualitatifBujangpauzan
 
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...Irma Nurmayanti
 

La actualidad más candente (20)

38399577 meningkatkan-kemahiran-membaca-melalui-kad-bacaan
38399577 meningkatkan-kemahiran-membaca-melalui-kad-bacaan38399577 meningkatkan-kemahiran-membaca-melalui-kad-bacaan
38399577 meningkatkan-kemahiran-membaca-melalui-kad-bacaan
 
Sri anjani (pgsd) proposal (umt)
Sri anjani (pgsd) proposal (umt)Sri anjani (pgsd) proposal (umt)
Sri anjani (pgsd) proposal (umt)
 
proposal pemulihan khas
proposal pemulihan khasproposal pemulihan khas
proposal pemulihan khas
 
Permasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasa
Permasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasaPermasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasa
Permasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasa
 
Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...
Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...
Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposal
 
Kertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakanKertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakan
 
Ptk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajar
Ptk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajarPtk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajar
Ptk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajar
 
Proposal kajian tindakan
Proposal kajian tindakanProposal kajian tindakan
Proposal kajian tindakan
 
Kajian tindakan dalam pendidikan (proposal)
Kajian tindakan dalam pendidikan (proposal)Kajian tindakan dalam pendidikan (proposal)
Kajian tindakan dalam pendidikan (proposal)
 
Kajian tindakan pra sekolah
Kajian tindakan pra sekolahKajian tindakan pra sekolah
Kajian tindakan pra sekolah
 
Ptk proposal ing1
Ptk proposal ing1Ptk proposal ing1
Ptk proposal ing1
 
Proposal kajian tindakan linus
Proposal kajian tindakan linusProposal kajian tindakan linus
Proposal kajian tindakan linus
 
Kb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris
Kb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggrisKb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris
Kb ing upayameningkatkankemampuanberbicrabhsinggris
 
Proposal Bahasa dan Sastra Indonesia
Proposal Bahasa dan Sastra IndonesiaProposal Bahasa dan Sastra Indonesia
Proposal Bahasa dan Sastra Indonesia
 
Kajian tindakan dalam pendidikan
Kajian tindakan dalam pendidikanKajian tindakan dalam pendidikan
Kajian tindakan dalam pendidikan
 
Power point sidang skripsi
Power point sidang skripsiPower point sidang skripsi
Power point sidang skripsi
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Kertas cadangan kajian tindakan kualitatif
Kertas cadangan kajian tindakan kualitatifKertas cadangan kajian tindakan kualitatif
Kertas cadangan kajian tindakan kualitatif
 
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
 

Similar a jurnal usulan yohanes ehe lowetan

Teaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audioTeaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audiobalqishusin
 
PTK Power point ku
PTK Power point kuPTK Power point ku
PTK Power point kusdn6korleko
 
Pengaruh model me as di sltp
Pengaruh model me as di sltpPengaruh model me as di sltp
Pengaruh model me as di sltpdeky94
 
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...SDN 1 JUGLANGAN
 
Penelitian Tindakan kelas by dalilah
Penelitian Tindakan kelas by dalilahPenelitian Tindakan kelas by dalilah
Penelitian Tindakan kelas by dalilahdalilah77
 
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdfPKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdfTerry Brengost
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptkrela eryd
 
Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...
Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...
Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...
Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...
Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...Operator Warnet Vast Raha
 
JURNAL MURNIATI SKRIPSI.docx
JURNAL MURNIATI SKRIPSI.docxJURNAL MURNIATI SKRIPSI.docx
JURNAL MURNIATI SKRIPSI.docxMurniati42
 
Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Aplikasi Wordwall.
Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Aplikasi Wordwall.Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Aplikasi Wordwall.
Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Aplikasi Wordwall.triwahyuniblitar1
 
345-Article Text-1070-1-10-20210722.pdf
345-Article Text-1070-1-10-20210722.pdf345-Article Text-1070-1-10-20210722.pdf
345-Article Text-1070-1-10-20210722.pdfjumN
 

Similar a jurnal usulan yohanes ehe lowetan (20)

Teaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audioTeaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audio
 
PTK Power point ku
PTK Power point kuPTK Power point ku
PTK Power point ku
 
Pengaruh model me as di sltp
Pengaruh model me as di sltpPengaruh model me as di sltp
Pengaruh model me as di sltp
 
50749853 skripsi
50749853 skripsi50749853 skripsi
50749853 skripsi
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
 
Pkp ipa
Pkp ipaPkp ipa
Pkp ipa
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Penelitian Tindakan kelas by dalilah
Penelitian Tindakan kelas by dalilahPenelitian Tindakan kelas by dalilah
Penelitian Tindakan kelas by dalilah
 
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdfPKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
 
Prop.ptk rima
Prop.ptk rimaProp.ptk rima
Prop.ptk rima
 
Dewi
DewiDewi
Dewi
 
8. hartoyo
8. hartoyo8. hartoyo
8. hartoyo
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...
Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...
Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...
 
Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...
Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...
Meningkatnya prestasi belajar ipa tentang gaya melalui penerapan metode pembe...
 
JURNAL MURNIATI SKRIPSI.docx
JURNAL MURNIATI SKRIPSI.docxJURNAL MURNIATI SKRIPSI.docx
JURNAL MURNIATI SKRIPSI.docx
 
Gess
GessGess
Gess
 
Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Aplikasi Wordwall.
Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Aplikasi Wordwall.Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Aplikasi Wordwall.
Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Aplikasi Wordwall.
 
345-Article Text-1070-1-10-20210722.pdf
345-Article Text-1070-1-10-20210722.pdf345-Article Text-1070-1-10-20210722.pdf
345-Article Text-1070-1-10-20210722.pdf
 

Más de taqiudinzarkasi

hadits hadits tentang manajemen sumber daya manusia (sdm)
hadits hadits tentang manajemen sumber daya manusia (sdm)hadits hadits tentang manajemen sumber daya manusia (sdm)
hadits hadits tentang manajemen sumber daya manusia (sdm)taqiudinzarkasi
 
peningkatan profesionalisme guru di lembaga pendidikan islam
peningkatan profesionalisme guru di lembaga pendidikan islampeningkatan profesionalisme guru di lembaga pendidikan islam
peningkatan profesionalisme guru di lembaga pendidikan islamtaqiudinzarkasi
 
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...taqiudinzarkasi
 
pengembangan pembelajaran ips di sdmi berbasis integrasi interkoneksi
pengembangan pembelajaran ips  di sdmi berbasis integrasi interkoneksipengembangan pembelajaran ips  di sdmi berbasis integrasi interkoneksi
pengembangan pembelajaran ips di sdmi berbasis integrasi interkoneksitaqiudinzarkasi
 
pernikahan melalui video conference
pernikahan melalui video conferencepernikahan melalui video conference
pernikahan melalui video conferencetaqiudinzarkasi
 
peningkatan profesionalisme guru di lembaga pendidikan islam
peningkatan profesionalisme guru di lembaga pendidikan islampeningkatan profesionalisme guru di lembaga pendidikan islam
peningkatan profesionalisme guru di lembaga pendidikan islamtaqiudinzarkasi
 
Naskah jurnal mansur s unipa
Naskah jurnal mansur s unipaNaskah jurnal mansur s unipa
Naskah jurnal mansur s unipataqiudinzarkasi
 
pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...
pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...
pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...taqiudinzarkasi
 
jurnal usulan sonya kristiani maria
jurnal usulan sonya kristiani mariajurnal usulan sonya kristiani maria
jurnal usulan sonya kristiani mariataqiudinzarkasi
 
jurnal usulan lukas bera
jurnal usulan lukas berajurnal usulan lukas bera
jurnal usulan lukas berataqiudinzarkasi
 
the implementation of bilingual education system
the implementation of bilingual education systemthe implementation of bilingual education system
the implementation of bilingual education systemtaqiudinzarkasi
 

Más de taqiudinzarkasi (11)

hadits hadits tentang manajemen sumber daya manusia (sdm)
hadits hadits tentang manajemen sumber daya manusia (sdm)hadits hadits tentang manajemen sumber daya manusia (sdm)
hadits hadits tentang manajemen sumber daya manusia (sdm)
 
peningkatan profesionalisme guru di lembaga pendidikan islam
peningkatan profesionalisme guru di lembaga pendidikan islampeningkatan profesionalisme guru di lembaga pendidikan islam
peningkatan profesionalisme guru di lembaga pendidikan islam
 
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pembelajaran ipa di sd ...
 
pengembangan pembelajaran ips di sdmi berbasis integrasi interkoneksi
pengembangan pembelajaran ips  di sdmi berbasis integrasi interkoneksipengembangan pembelajaran ips  di sdmi berbasis integrasi interkoneksi
pengembangan pembelajaran ips di sdmi berbasis integrasi interkoneksi
 
pernikahan melalui video conference
pernikahan melalui video conferencepernikahan melalui video conference
pernikahan melalui video conference
 
peningkatan profesionalisme guru di lembaga pendidikan islam
peningkatan profesionalisme guru di lembaga pendidikan islampeningkatan profesionalisme guru di lembaga pendidikan islam
peningkatan profesionalisme guru di lembaga pendidikan islam
 
Naskah jurnal mansur s unipa
Naskah jurnal mansur s unipaNaskah jurnal mansur s unipa
Naskah jurnal mansur s unipa
 
pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...
pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...
pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...
 
jurnal usulan sonya kristiani maria
jurnal usulan sonya kristiani mariajurnal usulan sonya kristiani maria
jurnal usulan sonya kristiani maria
 
jurnal usulan lukas bera
jurnal usulan lukas berajurnal usulan lukas bera
jurnal usulan lukas bera
 
the implementation of bilingual education system
the implementation of bilingual education systemthe implementation of bilingual education system
the implementation of bilingual education system
 

Último

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Último (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

jurnal usulan yohanes ehe lowetan

  • 1. Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang Volume II No 2 Tahun 2018 ISSN : 2580-3433 http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir PENERAPAN TEKNIK CERITA BERANTAI UNTUK MENI KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA Penelitian ini bertujuan untuk Pelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu oleh guru untuk memecahkan masalah adalah guru dan siswa kelas IV SD Inpres Nangameting, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka yang berjumlah 24 siswa. Teknik pengumpulan data ini melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Has dengan menerapkan teknik siswapada mata pelajara Bahasa Indonesia. Hal ini dapat di menunjukan peningkatan keterampilan berbicara siswa keterampilan berbicara siswa dari siklus I ke siklus II yaitu dengan rata menjadi 76. Berdasarkan hasil sebuah kesimpulan Bahwa keterampilan berbicara siswa dalam pembelaja Inpres Nangameting Tahun Pelajaran 2016//2017. Kata kunci: metode cerita berantai, keterampilan berbicara This study aims to improve students' speaking skills in the eyes of Indonesian Lessons through the application of chain story techniques. This research includes Classroom Action Research (PTK) which is a type of research conducted by teachers to solve the problem of learning in its class. The subjects of this study were teachers and fourth graders of Inpres Nangameting Elementary School, East Alok Sub Data collection techniques conducted in this study through interviews, observation, documentation. The results show that by applying the serial story techniques can improve the speaking skills of students in the eyes of Indonesian learners. This can be results of observations that show improvement in students 'speaking skills in which the improvement of students' speaking skills from cycle increased to 76. Based on the results of the analysis and observation drawn a conclusion that Application Serial story techniques can improve students' speaking skills in learning Indonesian in fourth grade students of SD Inpres Nangameting Lesson 2016 // 2017. Keywords: chain story method, STAI Darul Kamal NW Kembang kerang http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir PENERAPAN TEKNIK CERITA BERANTAI UNTUK MENINGKATKA KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS IV SD INPRES NANGAMETING Yohanes Ehe Lawotan Universitas Nusa Nipa Email : yohanesehe@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada mata Bahasa Indonesia melalui penerapan teknik cerita berantai. Penelitian ini Kelas (PTK) yaitu merupakan suatu jenis penelitian yang memecahkan masalah pembelajaran dikelasnya. Subyek penelitian ini iswa kelas IV SD Inpres Nangameting, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian wawancara, observasi, dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan teknik cerita berantai dapat meningkatkan keterampilan berbicara pelajara Bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang an keterampilan berbicara siswa dimana adanya peningkatan keterampilan berbicara siswa dari siklus I ke siklus II yaitu dengan rata- Berdasarkan hasil analisis dan observasi data dilapangan, maka dapat ditarik Bahwa Penerapan teknik cerita berantai dapat meningkatkan berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa Inpres Nangameting Tahun Pelajaran 2016//2017. metode cerita berantai, keterampilan berbicara siswa sd This study aims to improve students' speaking skills in the eyes of Indonesian Lessons through the application of chain story techniques. This research includes Classroom Action K) which is a type of research conducted by teachers to solve the problem of learning in its class. The subjects of this study were teachers and fourth graders of Inpres Nangameting Elementary School, East Alok Sub-district, Sikka District, with 24 student Data collection techniques conducted in this study through interviews, observation, documentation. The results show that by applying the serial story techniques can improve the speaking skills of students in the eyes of Indonesian learners. This can be results of observations that show improvement in students 'speaking skills in which the improvement of students' speaking skills from cycle I to cycle II with an average 6 . Based on the results of the analysis and observation of data field, it can be drawn a conclusion that Application Serial story techniques can improve students' speaking skills in learning Indonesian in fourth grade students of SD Inpres Nangameting Lesson 2016 : chain story method, speaking skills 39 NGKATKA KELAS IV SD INPRES icara siswa pada mata teknik cerita berantai. Penelitian ini termasuk penelitian yang dilakukan kelasnya. Subyek penelitian ini iswa kelas IV SD Inpres Nangameting, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten yang dilakukan dalam penelitian il penelitian menunjukkan bahwa cerita berantai dapat meningkatkan keterampilan berbicara hasil observasi yang adanya peningkatan -rata 64 meningkat ata dilapangan, maka dapat ditarik an teknik cerita berantai dapat meningkatkan ran Bahasa Indonesia pada siswakelas IV SD This study aims to improve students' speaking skills in the eyes of Indonesian Lessons through the application of chain story techniques. This research includes Classroom Action K) which is a type of research conducted by teachers to solve the problem of learning in its class. The subjects of this study were teachers and fourth graders of Inpres district, Sikka District, with 24 students. Data collection techniques conducted in this study through interviews, observation, documentation. The results show that by applying the serial story techniques can improve the speaking skills of students in the eyes of Indonesian learners. This can be seen from the results of observations that show improvement in students 'speaking skills in which the I to cycle II with an average 64 of data field, it can be drawn a conclusion that Application Serial story techniques can improve students' speaking skills in learning Indonesian in fourth grade students of SD Inpres Nangameting Lesson 2016
  • 2. Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang Volume II No 2 Tahun 2018 ISSN : 2580-3433 http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir Pendahuluan Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, guru, masyarakat, atau pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah sepanjang hayat hidup, un agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat untuk masa yang akan datang. Proses pembelajaran dilakukan oleh 2 orang yaitu guru dan siswa, tugas guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar.Perilaku mengajar dan belajar terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan. Kegiatan pembelajaran dan implementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Menurut Muhibinsyah, proses dengan metode–metode pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Sebagai pendidik atau pengajar, keberhasilan setiap upaya pendidikan. secara saksama dalam meningkatkan kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut guru dalam mengolah proses belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengolah proses belajar mengaja kondisi belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Dalam pembelajaran di sekolah, pembela mata pelajaran yang disukai siswa. Mata pelajaran Bahasa Indonesia berfungsi mengembangkan kemampuan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Mata pelajaran Bahasa Indonesia sangat menekankan pada aspek berbica berkomunikasi) dalam bahasa indonesia yang baik dan benar. berbicara, siswa dituntut untuk terampil dalam menggunakan bahasa yang mudah mereka mengerti, dan dapat meningkatkan kemampua perlu dilakukan yaitu belajar dan berlatih, dengan berlatih secara terus menerus maka keterampilan berbicara siswa meningkat dan mereka mempunyai keberanian untuk tampil berbicara di depan kelas. Berbicara merupakan salah satu ket pertama kali dipelajari oleh manusia dalam hidupnya sebelum mempelajari keterampilan berbahasa lainnya. Sejak seorang bayi lahir, ia sudah belajar bunyi/menghasilkan bahasa melalui Suara tangisan itu baru menandakan adanya potensi dasar kemampuan berbicara dari seorang anak yang perlu distimuli dan dikembangkan lebih lanjut oleh lingkungannya melalui berbagai latihan dan pembelajaran pembelajaran bahasa, pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses waktu seorang anak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya. Pemerolehan bahasa berkenaan deng pertama adalah proses awal yang berlangsung pada otak manusia saat ia mulai memperoleh bahasa, sedangkan berbicara merupakan aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, y STAI Darul Kamal NW Kembang kerang http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, guru, masyarakat, atau pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah sepanjang hayat hidup, untuk mempersiapkan agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat untuk masa yang akan datang. Proses pembelajaran dilakukan oleh 2 orang yaitu guru dan siswa, tugas guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar.Perilaku mengajar dan belajar terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan. Kegiatan pembelajaran dan plementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara mengajar yang akan Menurut Muhibinsyah, (2003 : 10) pendidikan diartikan sebagai sebuah metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, n, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Sebagai pendidik atau pengajar, guru merupakan salah satu faktor utama penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara saksama dalam meningkatkan kesempatan mengajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam sikap dan karateristik guru dalam mengolah proses belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengolah proses belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Dalam pembelajaran di sekolah, pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang disukai siswa. Mata pelajaran Bahasa Indonesia berfungsi mengembangkan kemampuan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Mata pelajaran Bahasa Indonesia sangat menekankan pada aspek berbicara (kemampuan siswa dalam berkomunikasi) dalam bahasa indonesia yang baik dan benar. Sehingga pada kemampuan , siswa dituntut untuk terampil dalam menggunakan bahasa-bahasa mereka yang mudah mereka mengerti, dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Yang perlu dilakukan yaitu belajar dan berlatih, dengan berlatih secara terus menerus maka keterampilan berbicara siswa meningkat dan mereka mempunyai keberanian untuk tampil Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa primer yang utama dan yang pertama kali dipelajari oleh manusia dalam hidupnya sebelum mempelajari keterampilan berbahasa lainnya. Sejak seorang bayi lahir, ia sudah belajar membunyikan melalui tangisan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Suara tangisan itu baru menandakan adanya potensi dasar kemampuan berbicara dari seorang anak yang perlu distimuli dan dikembangkan lebih lanjut oleh lingkungannya melalui berbagai latihan dan pembelajaran. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan pembelajaran bahasa, pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang anak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya. Pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa kedua (Chaer,2003:167). Pemerolehan bahasa pertama adalah proses awal yang berlangsung pada otak manusia saat ia mulai memperoleh bahasa, sedangkan berbicara merupakan aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah akitivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi 40 Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, guru, masyarakat, atau pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat untuk masa yang akan datang. Proses pembelajaran dilakukan oleh 2 orang yaitu guru dan siswa, tugas guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar.Perilaku mengajar dan belajar terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai, kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan. Kegiatan pembelajaran dan plementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara mengajar yang akan ) pendidikan diartikan sebagai sebuah tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, guru merupakan salah satu faktor utama penentu Guru harus memikirkan dan membuat perencanaan kesempatan mengajar bagi siswanya dan memperbaiki perubahan dalam sikap dan karateristik guru dalam mengolah proses belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam r, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka capai. jaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang disukai siswa. Mata pelajaran Bahasa Indonesia berfungsi mengembangkan kemampuan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Mata pelajaran ra (kemampuan siswa dalam Sehingga pada kemampuan bahasa mereka sendiri n berpikir kritis. Yang perlu dilakukan yaitu belajar dan berlatih, dengan berlatih secara terus menerus maka keterampilan berbicara siswa meningkat dan mereka mempunyai keberanian untuk tampil yang utama dan yang pertama kali dipelajari oleh manusia dalam hidupnya sebelum mempelajari keterampilan membunyikan lambang-lambang tangisan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Suara tangisan itu baru menandakan adanya potensi dasar kemampuan berbicara dari seorang anak yang perlu distimuli dan dikembangkan lebih lanjut oleh lingkungannya melalui Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan proses yang terjadi pada waktu seorang anak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya. an bahasa kedua (Chaer,2003:167). Pemerolehan bahasa pertama adalah proses awal yang berlangsung pada otak manusia saat ia mulai memperoleh bahasa, sedangkan berbicara merupakan aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia aitu setelah akitivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi
  • 3. Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang Volume II No 2 Tahun 2018 ISSN : 2580-3433 http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir yang didengar itu, kemudian manusa belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara. Setiap manusia memili produktif. Keterampilan berbahasa resetif adalah terampil atau mampu menerjemahkan kembali kode-kode bahasa menjadi sebuah makna dalam komunikasi baik lisan maupun tertulis, sedangkan keterampilan berbahasa produktif adalah terampi kode-kode kebahasaan yang bermakna dalam komunikasi baik lisan maupun tertulis. Setiap manusia dituntut terampil berkomunikasi, terampil menyatakan pikiran, gagasan, ide, dan perasaan. Terampil menangkap informasi menyampaikan informasi-informasi yang diterimanya. peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kehidupan manusia setiap hari dihadapkan dalam berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara. dalam lingkungan keluarga, dialog selalu terjadi, antara ayah dan ibu, antara anak-anak itu sendiri. Di luar lingkungan keluarga juga terjadi pembicaraan antara tetangga dengan tetangga, antar teman sepermainan, rekan kerja, teman perkuliahan dan sebagainya. Terjadi pula pembicaraan di pasar, di swalayan, di pertemuan sering pula terjadi adu argumentasi dalam suatu forum. kita mampu dan terampil berbicara. Berbicara didepan banyak orang ( berbicara di depan umum secara tidak langsun berbicara. Semakin sering berbicara di depan umum maka semakin baik keterampilan berbicaranya. Berbicara merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan dari pembicara kepada pendengar. Pembicara berked pendengar sebagai komunikan. Informasi yang disampaikan secara lisan dapat diterima oleh pendengar apabila pembicara mampu menyampaikannya dengan baik dan benar. Dengan demikian, kemampuan berbicara merupakan faktor yan seseorang dalam penyampaian informasi secara lisan. informasi yang diberikan secara langsung kepada lawan bicaranya dan saling berkomunikasi berhadapan langsung. Itulah sebabnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia sangat ditekankan pentingnya meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa indonesia yang baik, benar, runtut dan efektif, secara lisan maupun tulis. Karena hak Bahasa Indonesia yang diberikan disekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca (dengan mengerti keterampilan berbahasa itu guru melihat, mengalami dan merasakan adanya masalah pembelajaran bahasa indonesia di kelas IV SD, terutama keterampilan berbicara. Guru telah berusaha keras untuk mengatasinya melalui pembelajaran standar dan dengan menerapkan bahan belajar serta media yang ada, namun tetap saja masalah belum teratasi. Ada yang beranggapan, b dipelajari. Untuk situasi yang tidak resmi barangkali anggapan itu ada benarnya, namun pada situasi resmi pernyataan terse dan mau berbicara di depan kelas, sebab mereka umumnya kurang terampil sebagai akibat dari kurangnya latihan berbicara. Untuk itu, guru bahasa Indonesia merasa perlu melatih siswa untuk berbicara. Latihan pertama kali yang perlu dilakukan guru ialah menumbuhkan keberanian siswa untuk berbicara yang menyenangkan,melakukan percakapan antar teman dan membacakan puisi. Berdasarkan hasil wawancara Bahasa Indonesia di kelas IV SD STAI Darul Kamal NW Kembang kerang http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir kemudian manusa belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil manusia memiliki kompetensi kebahasaan memalalui kegiatan resetif dan Keterampilan berbahasa resetif adalah terampil atau mampu menerjemahkan kode bahasa menjadi sebuah makna dalam komunikasi baik lisan maupun tertulis, sedangkan keterampilan berbahasa produktif adalah terampil atau mampu membuat asaan yang bermakna dalam komunikasi baik lisan maupun tertulis. Setiap manusia dituntut terampil berkomunikasi, terampil menyatakan pikiran, gagasan, ide, dan perasaan. Terampil menangkap informasi-informasi yang didapat, informasi yang diterimanya.Keterampilan berbicara peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kehidupan manusia setiap hari dihadapkan dalam berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara. ga, dialog selalu terjadi, antara ayah dan ibu, orang tua dan anak, dan anak itu sendiri. Di luar lingkungan keluarga juga terjadi pembicaraan antara tetangga dengan tetangga, antar teman sepermainan, rekan kerja, teman perkuliahan dan Terjadi pula pembicaraan di pasar, di swalayan, di pertemuan- sering pula terjadi adu argumentasi dalam suatu forum. Semua situasi tersebut menuntut agar kita mampu dan terampil berbicara. banyak orang ( public speaking ) kini semakin penting berbicara di depan umum secara tidak langsung akan meningkatkan keterampilan dalam berbicara. Semakin sering berbicara di depan umum maka semakin baik keterampilan Berbicara merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan dari pembicara kepada pendengar. Pembicara berkedudukan sebagai komunikator sedangkan pendengar sebagai komunikan. Informasi yang disampaikan secara lisan dapat diterima oleh pendengar apabila pembicara mampu menyampaikannya dengan baik dan benar. Dengan demikian, kemampuan berbicara merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kemahiran seseorang dalam penyampaian informasi secara lisan. Informasi secara lisan yakni bentuk informasi yang diberikan secara langsung kepada lawan bicaranya dan saling berkomunikasi Itulah sebabnya dalam kurikulum Pendidikan Nasional tahun 2004 pelajaran Bahasa Indonesia sangat ditekankan pentingnya meningkatkan kemampuan siswa dalam bahasa indonesia yang baik, benar, runtut dan efektif, secara hakiki belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang diberikan disekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, menyimak, berbicara, membaca (dengan mengerti), dan menulis. Dari keempat macam tu guru melihat, mengalami dan merasakan adanya masalah pembelajaran bahasa indonesia di kelas IV SD, terutama keterampilan berbicara. Guru telah berusaha keras untuk mengatasinya melalui pembelajaran standar dan dengan menerapkan yang ada, namun tetap saja masalah belum teratasi. beranggapan, berbicara adalah suatu pekerjaan yang mudah dan tidak Untuk situasi yang tidak resmi barangkali anggapan itu ada benarnya, namun pada situasi resmi pernyataan tersebut jelas salah besar. Kenyataannya tidak semua siswa dan mau berbicara di depan kelas, sebab mereka umumnya kurang terampil sebagai akibat dari kurangnya latihan berbicara. Untuk itu, guru bahasa Indonesia merasa perlu melatih a. Latihan pertama kali yang perlu dilakukan guru ialah menumbuhkan keberanian siswa untuk berbicara seperti meminta siswa untuk menceritakan pengalaman yang menyenangkan,melakukan percakapan antar teman dan membacakan puisi. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti bersama guru Bahasa Indonesia di kelas IV SD Inpres Nangameting, diperoleh data 41 kemudian manusa belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil kegiatan resetif dan Keterampilan berbahasa resetif adalah terampil atau mampu menerjemahkan kode bahasa menjadi sebuah makna dalam komunikasi baik lisan maupun atau mampu membuat asaan yang bermakna dalam komunikasi baik lisan maupun tertulis. Setiap manusia dituntut terampil berkomunikasi, terampil menyatakan pikiran, gagasan, informasi yang didapat, dan terampil pula Keterampilan berbicara memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kehidupan manusia setiap hari dihadapkan dalam berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara. Contohnya orang tua dan anak, dan anak itu sendiri. Di luar lingkungan keluarga juga terjadi pembicaraan antara tetangga dengan tetangga, antar teman sepermainan, rekan kerja, teman perkuliahan dan -pertemuan, bahkan Semua situasi tersebut menuntut agar ) kini semakin penting, karena g akan meningkatkan keterampilan dalam berbicara. Semakin sering berbicara di depan umum maka semakin baik keterampilan Berbicara merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan udukan sebagai komunikator sedangkan pendengar sebagai komunikan. Informasi yang disampaikan secara lisan dapat diterima oleh pendengar apabila pembicara mampu menyampaikannya dengan baik dan benar. Dengan g sangat mempengaruhi kemahiran Informasi secara lisan yakni bentuk informasi yang diberikan secara langsung kepada lawan bicaranya dan saling berkomunikasi tahun 2004 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia sangat ditekankan pentingnya meningkatkan kemampuan siswa dalam bahasa indonesia yang baik, benar, runtut dan efektif, secara belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang diberikan disekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, ), dan menulis. Dari keempat macam tu guru melihat, mengalami dan merasakan adanya masalah pembelajaran bahasa indonesia di kelas IV SD, terutama keterampilan berbicara. Guru telah berusaha keras untuk mengatasinya melalui pembelajaran standar dan dengan menerapkan yang ada, namun tetap saja masalah belum teratasi. erbicara adalah suatu pekerjaan yang mudah dan tidak perlu Untuk situasi yang tidak resmi barangkali anggapan itu ada benarnya, namun pada but jelas salah besar. Kenyataannya tidak semua siswa berani dan mau berbicara di depan kelas, sebab mereka umumnya kurang terampil sebagai akibat dari kurangnya latihan berbicara. Untuk itu, guru bahasa Indonesia merasa perlu melatih a. Latihan pertama kali yang perlu dilakukan guru ialah menumbuhkan seperti meminta siswa untuk menceritakan pengalaman yang menyenangkan,melakukan percakapan antar teman dan membacakan puisi. bersama guru mata pelajaran data hasil belajar mata
  • 4. Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang Volume II No 2 Tahun 2018 ISSN : 2580-3433 http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir pelajaran Bahasa Indonesia dari jumlah siswa 26 orang kelas 70% itupun ketika dipaksa maju dan berbicara. Keterampilan berbicara mereka masih kurang, hal ini dikarenakan bahasa yang mereka gunakan masih sangat pasif, padahal dalam keseharian mereka selalu menggunakan bahasa indonesia. Rata – rata ketuntasannya 85 % Dari latar belakang permasalahan tersebut, akhirnya diperoleh kesimpulan bahwa perlu segera dicarikan solusi alternatif sebagai upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Hal itu mengingat pentingnya kaitan antara berbicara dengan keterampilan berbahasa lainnya yaitu menyimak, membaca dan menulis. Selain itu, keterampilan berbicara siswa di sekolah dasar merupakan tumpuan utama bagi pengembangan keterampilan berbicara tingkat lanjut pada jenjang sekola maupun sebagai bekal kehidupan siswa kelak di tengah masyarakat. Agar pembicaraan itu mencapai tujuan, pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Hal itu mengandung maksud bahwa p harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang baik sehingga orang lain (pendengar) dapat menangkap informasi yang disampaikan pembicara. Adapun alternatif pemecahan masalah yang dipilih untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan berbi kelas (Classroom Action Research (Telling Story Method). Dipilihnya teknik ini karena dipandang mampu mengajak siswa untuk berbicara. Dengan tekn berbicara di depan kelas. Siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Di samping itu, diharapkan pula agar siswa mempunyai keberanian dalam berkomunikasi. Menurut Tariga untuk membangkitkan keberanian siswa dalam berbicara. Jika siswa telah menunjukkan keberanian, diharapkan kemampuan berbicaranya menjadi meningkat. Teknik cerita berantai bisa dimulai dari seorang guru, kemudian siswa tadi membisikkan informasi itu kepada teman lain, dan teman yang telah menerima bisikan meneruskannya kepada teman yang lain lagi. Begitulah seterusnya. Pada akhir kegiatan akan dievaluasi, yaitu: siswa yang mana yang menerima informasi yang benar atau salah. Siswa yang salah menerima informasi tentu akan salah pula menyampaikan informasi kepada orang lain. Sebaliknya, bisa saja terjadi informasi yang diterima oleh siswa itu benar tetapi mereka keliru menyampaikannya kepada teman yang lain. Untuk itu, diperlukan pertimbangan yang cukup bijak dari guru untuk menilai keberhasilan teknik cerita berantai ini. Menurut Nuraeni (2002 pembicara kepada pendengar dengan tujuan terjadi perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pendengar sebagai akibat dari informasi yang diterimanya.” Tarigan (1990) berpendapat bahwa teknik cerita berantai adalah salah satu teknik dalam pengajara yang menceritakan suatu cerita kepada siswa pertama, kemudian siswa pertama menceritakan kepada siswa kedua, dan seterusnya kemudian cerita tersebut diceritakan kembali lagi kepada siswa yang pertama. Menurut Thalib Ibrahim ( 1978 : 85 ) “ berm bermain–main. Artinya bahwa bila ingin menguasainya diperlukan banyak berlatih dan berlatih. Guru dituntut memberikan pelajaran yang berkualitas dan menyenangkan sesuai dengan standar kompetensi, termasuk diantara pembelajaran yang tepat dan kreatif. Metode STAI Darul Kamal NW Kembang kerang http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir dari jumlah siswa 26 orang, untuk keberanian berbicara didepan paksa maju dan berbicara. Keterampilan berbicara mereka masih kurang, hal ini dikarenakan bahasa yang mereka gunakan masih sangat pasif, padahal dalam keseharian mereka selalu menggunakan bahasa indonesia. KKM yang ditentukan adalah 75. asannya 85 %. Dari latar belakang permasalahan tersebut, akhirnya diperoleh kesimpulan bahwa perlu segera dicarikan solusi alternatif sebagai upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Hal itu mengingat pentingnya kaitan antara berbicara dengan keterampilan berbahasa lainnya yaitu menyimak, membaca dan menulis. keterampilan berbicara siswa di sekolah dasar merupakan tumpuan utama bagi pengembangan keterampilan berbicara tingkat lanjut pada jenjang sekolah yang lebih tinggi maupun sebagai bekal kehidupan siswa kelak di tengah masyarakat. Agar pembicaraan itu mencapai tujuan, pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Hal itu mengandung maksud bahwa p harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang baik sehingga orang lain (pendengar) dapat menangkap informasi yang disampaikan pembicara. Adapun alternatif pemecahan masalah yang dipilih untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa Kelas IV SD. Dengan penelitian tindakan Classroom Action Research) melalui penerapan teknik pembelajaran cerita berantai ). Dipilihnya teknik ini karena dipandang mampu mengajak siswa untuk berbicara. Dengan teknik pembelajaran cerita berantai, siswa termotivasi untuk berbicara di depan kelas. Siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Di samping itu, diharapkan pula agar siswa mempunyai keberanian dalam Tarigan (1990), “Penerapan teknik cerita berantai ini dimaksudkan untuk membangkitkan keberanian siswa dalam berbicara. Jika siswa telah menunjukkan keberanian, diharapkan kemampuan berbicaranya menjadi meningkat. Teknik cerita berantai bisa dimulai dari seorang siswa yang menerima informasi dari siswa tadi membisikkan informasi itu kepada teman lain, dan teman yang telah menerima bisikan meneruskannya kepada teman yang lain lagi. Begitulah seterusnya. dievaluasi, yaitu: siswa yang mana yang menerima informasi yang benar atau salah. Siswa yang salah menerima informasi tentu akan salah pula menyampaikan informasi kepada orang lain. Sebaliknya, bisa saja terjadi informasi yang diterima oleh siswa r tetapi mereka keliru menyampaikannya kepada teman yang lain. Untuk itu, diperlukan pertimbangan yang cukup bijak dari guru untuk menilai keberhasilan teknik cerita Menurut Nuraeni (2002 : 54), “Berbicara adalah proses penyampaian informasi pembicara kepada pendengar dengan tujuan terjadi perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pendengar sebagai akibat dari informasi yang diterimanya.” Tarigan (1990) berpendapat bahwa teknik cerita berantai adalah salah satu teknik dalam pengajara yang menceritakan suatu cerita kepada siswa pertama, kemudian siswa pertama menceritakan kepada siswa kedua, dan seterusnya kemudian cerita tersebut diceritakan kembali lagi kepada Thalib Ibrahim ( 1978 : 85 ) “ bermain–main sambil belajar dan belajar sambil main. Artinya bahwa bila ingin menguasainya diperlukan banyak berlatih dan berlatih. Guru dituntut memberikan pelajaran yang berkualitas dan menyenangkan sesuai dengan standar kompetensi, termasuk diantaranya penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan kreatif. 42 , untuk keberanian berbicara didepan paksa maju dan berbicara. Keterampilan berbicara mereka masih kurang, hal ini dikarenakan bahasa yang mereka gunakan masih sangat pasif, padahal dalam KKM yang ditentukan adalah 75. Dari latar belakang permasalahan tersebut, akhirnya diperoleh kesimpulan bahwa perlu segera dicarikan solusi alternatif sebagai upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Hal itu mengingat pentingnya kaitan antara keterampilan berbicara dengan keterampilan berbahasa lainnya yaitu menyimak, membaca dan menulis. keterampilan berbicara siswa di sekolah dasar merupakan tumpuan utama bagi h yang lebih tinggi maupun sebagai bekal kehidupan siswa kelak di tengah masyarakat. Agar pembicaraan itu mencapai tujuan, pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Hal itu mengandung maksud bahwa pembicara harus memahami betul bagaimana cara berbicara yang baik sehingga orang lain (pendengar) Adapun alternatif pemecahan masalah yang dipilih untuk mengembangkan dan engan penelitian tindakan ) melalui penerapan teknik pembelajaran cerita berantai ). Dipilihnya teknik ini karena dipandang mampu mengajak siswa ik pembelajaran cerita berantai, siswa termotivasi untuk berbicara di depan kelas. Siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Di samping itu, diharapkan pula agar siswa mempunyai keberanian dalam n (1990), “Penerapan teknik cerita berantai ini dimaksudkan untuk membangkitkan keberanian siswa dalam berbicara. Jika siswa telah menunjukkan siswa yang menerima informasi dari siswa tadi membisikkan informasi itu kepada teman lain, dan teman yang telah menerima bisikan meneruskannya kepada teman yang lain lagi. Begitulah seterusnya. dievaluasi, yaitu: siswa yang mana yang menerima informasi yang benar atau salah. Siswa yang salah menerima informasi tentu akan salah pula menyampaikan informasi kepada orang lain. Sebaliknya, bisa saja terjadi informasi yang diterima oleh siswa r tetapi mereka keliru menyampaikannya kepada teman yang lain. Untuk itu, diperlukan pertimbangan yang cukup bijak dari guru untuk menilai keberhasilan teknik cerita ), “Berbicara adalah proses penyampaian informasi dari pembicara kepada pendengar dengan tujuan terjadi perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pendengar sebagai akibat dari informasi yang diterimanya.” Tarigan (1990) berpendapat bahwa teknik cerita berantai adalah salah satu teknik dalam pengajaran berbicara yang menceritakan suatu cerita kepada siswa pertama, kemudian siswa pertama menceritakan kepada siswa kedua, dan seterusnya kemudian cerita tersebut diceritakan kembali lagi kepada main sambil belajar dan belajar sambil main. Artinya bahwa bila ingin menguasainya diperlukan banyak berlatih dan berlatih. Guru dituntut memberikan pelajaran yang berkualitas dan menyenangkan sesuai nya penggunaan metode dan teknik
  • 5. Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang Volume II No 2 Tahun 2018 ISSN : 2580-3433 http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan teknik cerita berantai untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa, agar dapat meningkatkan, agar dapat mengetahui peningkatan keterampilan berbicara. Peneliti menggunakan model penelitian yang dikembnagkan ole kemmis dan MC. Taggart. Model pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian Penelitian diawali dengan pengamatan peneliti di kelas IV SD Inpres Nangameting, dalam penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan guru kelas IV SD Inpres Nangameting untuk merancang jadwal kegiatan penelitian. Jadwal kegiatan penelitian yang telah disepa dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabe SIKLUS PERTEMUAN PRA SIKLUS SIKLUS 1 I II SIKLUS 2 I II Tabel 2. Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 1 pertemuan 1 No Interval nilai 1. 81- 100 2. 75- 80 3. 70- 74 4. 64- 69 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jum 64-69 21 orang dengan kriteria kurang, nilai 70 Tabel 3. Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 1 pertemuan 2 No Interval nilai 1. 81- 100 2. 75- 80 3. 70- 74 4. 64- 69 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai 64-69, 20 orang dengan kriteria kurang, nilai 70 STAI Darul Kamal NW Kembang kerang http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir ini, peneliti menerapkan teknik cerita berantai untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa, agar dapat meningkatkan, agar dapat mengetahui peningkatan rampilan berbicara. Peneliti menggunakan model penelitian yang dikembnagkan ole kemmis dan MC. Taggart. Model ini mengandung empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian diawali dengan pengamatan peneliti di kelas IV SD Inpres Nangameting, dalam penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan guru kelas IV SD Inpres Nangameting untuk merancang jadwal kegiatan penelitian. Jadwal kegiatan penelitian yang telah disepa dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian PERTEMUAN HARI/TANGGAL Jumad, 28 April 2017 I Jumad, 05 Mei 2017 II Selasa, 09 Mei 2017 I Jumad, 12 Mei 2017 II Selasa, 23 Mei 2017 Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 1 pertemuan 1 Jumlah siswa - - 3 21 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai 69 21 orang dengan kriteria kurang, nilai 70-74 3 orang dengan kriteria cukup . Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 1 pertemuan 2 Jumlah siswa - - 4 20 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang memperoleh 69, 20 orang dengan kriteria kurang, nilai 70-74, 4 orang dengan kriteria cukup 43 ini, peneliti menerapkan teknik cerita berantai untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa, agar dapat meningkatkan, agar dapat mengetahui peningkatan rampilan berbicara. Peneliti menggunakan model penelitian yang dikembnagkan oleh ini mengandung empat komponen yaitu perencanaan, Penelitian diawali dengan pengamatan peneliti di kelas IV SD Inpres Nangameting, dalam penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan guru kelas IV SD Inpres Nangameting untuk merancang jadwal kegiatan penelitian. Jadwal kegiatan penelitian yang telah disepakati WAKTU 07.20-09.00 07-20-09.00 07.20-09.00 07.20-09.00 07.20-09.00 Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 1 pertemuan 1 Kriteria Sangat baik Baik Cukup Kurang lah siswa yang memperoleh nilai 74 3 orang dengan kriteria cukup . Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 1 pertemuan 2 Kriteria Sangat baik Baik Cukup Kurang Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang memperoleh 74, 4 orang dengan kriteria cukup
  • 6. Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang Volume II No 2 Tahun 2018 ISSN : 2580-3433 http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir Tabel 4. NilaiKetercapaian NO Aspek Yang Di Amati 1 Ketepatan 2 Tekanan nada 3 Pilihan kata 4 Intonasi 5 Sikap yang wajar,tidak kaku,tenang 6 Keberanian tampil depan kelas 7 Gesture tubuh 8 Keberanian berbicara dalam kelompok 9 Kenyaringan suara 10 Kelancaran berbicara Terjadi peningkatan dari pratindakan sampai tindakan siklus I. Namun masih ada kekurangan-kekurangan yang terjadi di siklus I, di antaranya: a. kelompok,kurangnya keberanian tampil di depan kelas, b.kurangnya perhatian saat penjelasan guru, c.aspek kebahasaan dan berbicaranyapun masih kurang Peningkatan keterampilan berbicara siswa pada siklus I sebesar 5%, dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 65,02. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel 4.2 di bawah ini. STAI Darul Kamal NW Kembang kerang http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir KetercapaianSetiap IndikatorKeterampilan Berbicara Siklus I Aspek Yang Di Amati Siklus 1 Pert. 1 Pert.2 257 257 242 245 156 172 263 263 Sikap yang wajar,tidak kaku,tenang 66 66 Keberanian tampil depan kelas 57 59 62 63 Keberanian berbicara dalam kelompok 193 197 63 69 177 179 Terjadi peningkatan dari pratindakan sampai tindakan siklus I. Namun masih ada kekurangan yang terjadi di siklus I, di antaranya: a. kurangnya kerja sama kelompok,kurangnya keberanian tampil di depan kelas, b.kurangnya perhatian saat penjelasan aspek kebahasaan dan non kebahasaannya masih kurang,d. berbicaranyapun masih kurang sehingga tindakan akan dilaksanakan ke siklus II. Peningkatan keterampilan berbicara siswa pada siklus I sebesar 5%, dari kondisi awal meningkat menjadi 65,02. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel 4.2 di bawah ini. 44 Keterampilan Berbicara Siklus I Rata-rata Pert.2 2,85 % 2,70% 2,73% 2,191% 2,2% 1,93% 2.08% 3,25% 2,2% 3% Terjadi peningkatan dari pratindakan sampai tindakan siklus I. Namun masih ada kurangnya kerja sama kelompok,kurangnya keberanian tampil di depan kelas, b.kurangnya perhatian saat penjelasan non kebahasaannya masih kurang,d. kelancaran sehingga tindakan akan dilaksanakan ke siklus II. Peningkatan keterampilan berbicara siswa pada siklus I sebesar 5%, dari kondisi awal meningkat menjadi 65,02. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel 4.2 di bawah ini.
  • 7. Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang Volume II No 2 Tahun 2018 ISSN : 2580-3433 http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir Tabel 5. Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 2 pertemuan 1 No Interval nilai 1. 81- 100 2. 75- 80 3. 70- 74 4. 64- 69 Sumber: hasil analisis data penelitian Tabel 6. Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 2 pertemuan 2 No Interval nilai 1. 81- 100 2. 75- 80 3. 70- 74 4. 64- 69 Tabel 7. Nilai Ketercapaian Setiap Indikator Keterampilan Berbicara Siklus II NO Aspek Yang Di Amati 1 Ketepatan 2 Tekanan nada 3 Pilihan kata 4 Intonasi 5 Sikap yang wajar, tidak kaku, tenang 6 Keberanian tampil depan kelas 7 Gesture tubuh 8 Keberanian berbicara dalam kelompok 9 Kenyaringan suara 10 Kelancaran berbicara Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti pada akhir siklus II menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan teknik cerita berantai secara umum telah berjalan sesuai dengan rencana. Jadi, pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan teknik cerita berantai dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IVB SD Inpres Nangameting. Hasil catatan lapangan dan non tes berbicara siswa menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian ini telah tercapai sehingga tind dihentikan. Peningkatan keterampilan berbicara siswa pada siklus II meningkat sebesar 12% STAI Darul Kamal NW Kembang kerang http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir Tabel 5. Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 2 pertemuan 1 Jumlah siswa - 2 5 17 Sumber: hasil analisis data penelitian Tabel 6. Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 2 pertemuan 2 Interval nilai Jumlah siswa 3 18 3 - Ketercapaian Setiap Indikator Keterampilan Berbicara Siklus II Aspek Yang Di Amati Siklus 2 Pert. 1 Pert.2 263 295 256 294 200 211 263 280 Sikap yang wajar, tidak kaku, tenang 68 72 Keberanian tampil depan kelas 66 83 66 71 Keberanian berbicara dalam kelompok 204 218 77 78 197 220 refleksi yang dilakukan oleh peneliti pada akhir siklus II menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan teknik cerita berantai secara umum telah berjalan sesuai dengan rencana. Jadi, pembelajaran keterampilan ara menggunakan teknik cerita berantai dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IVB SD Inpres Nangameting. Hasil catatan lapangan dan non tes berbicara siswa menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian ini telah tercapai sehingga tind dihentikan. Peningkatan keterampilan berbicara siswa pada siklus II meningkat sebesar 12% 45 Tabel 5. Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 2 pertemuan 1 Kriteria Sangat baik Baik Cukup Kurang Tabel 6. Prosentasi keterampilan berbicara siswa siklus 2 pertemuan 2 Kriteria Sangat baik Baik Cukup Kurang Ketercapaian Setiap Indikator Keterampilan Berbicara Siklus II Rata-rata Pert.2 3,1% 3,05% 3,45% 2,26% 2,43% 2,48% 2,28% 3,51% 2,58% 3,44% refleksi yang dilakukan oleh peneliti pada akhir siklus II menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan teknik cerita berantai secara umum telah berjalan sesuai dengan rencana. Jadi, pembelajaran keterampilan ara menggunakan teknik cerita berantai dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IVB SD Inpres Nangameting. Hasil catatan lapangan dan non tes berbicara siswa menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian ini telah tercapai sehingga tindakan dihentikan. Peningkatan keterampilan berbicara siswa pada siklus II meningkat sebesar 12%
  • 8. Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang Volume II No 2 Tahun 2018 ISSN : 2580-3433 http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir , dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 72,7. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel 5 dibawah ini D. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung ada perbandingan antara siklus I dan siklus II. Data yang telah dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti dari masing-masing siklus yaitu data observasi dan data hasil keterampilan berbicara siswa. Untuk data observasi, data yang diperoleh adalah data aktivitas guru dan data aktivitas belajar siswa. Sedangkan hasil keterampilan berbicara siswa diperoleh dari data non test keterampilan berbicara. Di bawah ini akan dijelaskan data dari setiap tindakan yang telah dianalisis untuk melihat perbandingan hasil tindakan dari masing masing siklus. 1. Data Analisis Observasi Aktivitas Guru Data observasi aktivitas guru diperoleh dari hasil pengamatan guru kelas IV terhadap peneliti selama kegiatan belaja tabel dibawah ini Tabel 4.11. data hasil observasi aktivitas guru kelas Konvensi nilai Skor Maksimum Jumlah skor yang diperoleh Persentase nilai rata-rata Kategori Data pada tabel di atas dihitung denga menggunakan rumus Skor = STAI Darul Kamal NW Kembang kerang http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir , dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 72,7. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel 5 D. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung ada perbandingan antara siklus I dan siklus II. Data yang telah dikumpulkan dan dianalisis masing siklus yaitu data observasi dan data hasil keterampilan ra siswa. Untuk data observasi, data yang diperoleh adalah data aktivitas guru dan data aktivitas belajar siswa. Sedangkan hasil keterampilan berbicara siswa diperoleh dari data non test keterampilan berbicara. Di bawah ini akan dijelaskan data dari setiap tindakan yang telah dianalisis untuk melihat perbandingan hasil tindakan dari masing Data Analisis Observasi Aktivitas Guru Data observasi aktivitas guru diperoleh dari hasil pengamatan guru kelas IV terhadap peneliti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.11. data hasil observasi aktivitas guru kelas Tindakan Siklus I Siklus II Pertemuan Pertemuan I II I 56 56 56 Jumlah skor yang diperoleh 43 46 48 76,78% 82,14% 85,71% 92,58% Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Data pada tabel di atas dihitung denga menggunakan rumus × 100 46 , dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 72,7. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel 5 Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung ada perbandingan antara siklus I dan siklus II. Data yang telah dikumpulkan dan dianalisis masing siklus yaitu data observasi dan data hasil keterampilan ra siswa. Untuk data observasi, data yang diperoleh adalah data aktivitas guru dan data aktivitas belajar siswa. Sedangkan hasil keterampilan berbicara siswa diperoleh dari data non test keterampilan berbicara. Di bawah ini akan dijelaskan data dari setiap tindakan yang telah dianalisis untuk melihat perbandingan hasil tindakan dari masing- Data observasi aktivitas guru diperoleh dari hasil pengamatan guru kelas IV terhadap r mengajar berlangsung. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.11. data hasil observasi aktivitas guru kelas Siklus II Pertemuan II 56 52 92,58% Sangat baik
  • 9. Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang Volume II No 2 Tahun 2018 ISSN : 2580-3433 http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir Dari hasil observasi aktivitas guru pada tabel di atas maka di buat grafik untuk melihat perbandingan tingkatan dari setiap siklus Grafik 4.1 Perbandingan Aktivitas Guru Setiap Siklus Dari tabel dan grafik di atas peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian pada aktivitas peneliti sebagai guru dalam proses pembelajaran di kelas yang menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I dengan menerapkan teknik cerita b Dari hasil yang diperoleh pada siklus I, guru berusaha meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran pada siklus II dan memperoleh hasil yang tergolong sangat baik dengan rata-rata 89,14. Maka dapat meningkat. Adapun penilaian yang diberikan oleh wali kelas kepada peneliti selaku guru dalam pembelajaran khususnya pada penilaian penggunaan yang dapat dilihat dibawah ini. Tabel 4.12 Data Hasil Observasi Penilaian Penggunaan Konvensi nilai 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 STAI Darul Kamal NW Kembang kerang http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir Dari hasil observasi aktivitas guru pada tabel di atas maka di buat grafik untuk melihat perbandingan tingkatan dari setiap siklus Grafik 4.1 Perbandingan Aktivitas Guru Setiap Siklus Dari tabel dan grafik di atas peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian pada aktivitas peneliti sebagai guru dalam proses pembelajaran di kelas yang menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I dengan menerapkan teknik cerita berantai tergolong dalam kategori baik dengan rata Dari hasil yang diperoleh pada siklus I, guru berusaha meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran pada siklus II dan memperoleh hasil yang tergolong sangat baik dengan rata 89,14. Maka dapat dikatakan bahwa aktivitas guru pada proses pembelajaran meningkat. Adapun penilaian yang diberikan oleh wali kelas kepada peneliti selaku guru dalam pembelajaran khususnya pada penilaian penggunaan teknik cerita berantai yang dapat dilihat dibawah ini. Hasil Observasi Penilaian Penggunaan Teknik Cerita Berantai Tindakan Siklus I Siklus II 79.46 89.14 Siklus 1 Siklus II 47 Dari hasil observasi aktivitas guru pada tabel di atas maka di buat grafik untuk melihat Dari tabel dan grafik di atas peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian pada aktivitas peneliti sebagai guru dalam proses pembelajaran di kelas yang menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I dengan erantai tergolong dalam kategori baik dengan rata-rata 79,46 Dari hasil yang diperoleh pada siklus I, guru berusaha meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran pada siklus II dan memperoleh hasil yang tergolong sangat baik dengan dikatakan bahwa aktivitas guru pada proses pembelajaran meningkat. Adapun penilaian yang diberikan oleh wali kelas kepada peneliti selaku teknik cerita berantai Teknik Cerita Berantai
  • 10. Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang Volume II No 2 Tahun 2018 ISSN : 2580-3433 http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir Skor Maksimum Jumlah skor yang diperoleh Persentase nilai rata-rata Kategori Dari tabel diatas dapat dibuat grafik seperti yang dibawah ini. Grafik 4.2. Penggunaan Teknik Cerita Berantai Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa adanya teknik cerita berantai pada siklus I yang rata menjadi 96,43. Maka dengan demikian penggunaan teknik cerita berantai meningkat. 2. Data Analisis Observasi Aktivitas Siswa Data observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Konvensi nilai Skor Maksimum 82 84 86 88 90 92 94 96 98 siklus I 87.49 Data penggunaan teknik cerita berantai STAI Darul Kamal NW Kembang kerang http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir Pertemuan Pertemuan I II I 28 28 28 Jumlah skor yang diperoleh 24 25 26 85,71% 89,28% 92,86% 100% Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Dari tabel diatas dapat dibuat grafik seperti yang dibawah ini. Grafik 4.2. Penggunaan Teknik Cerita Berantai Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan penerapan teknik cerita berantai pada siklus I yang rata-ratanya 87,5 meningkat di siklus II menjadi 96,43. Maka dengan demikian penggunaan teknik cerita berantai meningkat. Data Analisis Observasi Aktivitas Siswa Data observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.13. Data Observasi Aktivitas Siswa Tindakan Siklus I Siklus II Pertemuan Pertemuan I II I II 32 32 32 32 siklus II 87.49 96.43 Data penggunaan teknik cerita berantai 48 Pertemuan II 28 28 100% Sangat baik Grafik 4.2. Penggunaan Teknik Cerita Berantai peningkatan penerapan ratanya 87,5 meningkat di siklus II menjadi 96,43. Maka dengan demikian penggunaan teknik cerita berantai meningkat. Data observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Data Observasi Aktivitas Siswa II 32
  • 11. Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang Volume II No 2 Tahun 2018 ISSN : 2580-3433 http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir Jumlah skor yang diperoleh Persentase nilai rata rata Kategori Hasil ini dapat dihitung dengan menggunkan rumus Skor = Dari tabel di atas dapat di buat grafik seperti yang dibawah ini Dari tabel dan grafik di atas peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian pada pengamatan aktivitas siswa terjadi peningkatan yang pada siklus I m rata 80 meningkat disiklus II dengan rata aktivitas belajar siswa sangat tinggi (meningkat). 74 76 78 80 82 84 86 88 90 siklus I 80 STAI Darul Kamal NW Kembang kerang http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir Jumlah skor yang 25 26 28 29 Persentase nilai rata- 78,12 81,25% 87,50% 90,62% Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Hasil ini dapat dihitung dengan menggunkan rumus = × 100 Dari tabel di atas dapat di buat grafik seperti yang dibawah ini Grafik 4.3. Hasil Observasi Siswa Dari tabel dan grafik di atas peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian pada pengamatan aktivitas siswa terjadi peningkatan yang pada siklus I m rata 80 meningkat disiklus II dengan rata-rata 89,6. Maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa sangat tinggi (meningkat). Kesimpulan siklus II 89.06 Data observasi siswa 49 29 90,62% Sangat baik Dari tabel dan grafik di atas peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian pada pengamatan aktivitas siswa terjadi peningkatan yang pada siklus I mencapai rata- rata 89,6. Maka dapat disimpulkan bahwa
  • 12. Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang Volume II No 2 Tahun 2018 ISSN : 2580-3433 http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir Berdasarkan hasil a keterampilan berbicara menggunakan berkala dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas Nangameting. Dengan adanya penerapan teknik pembelajaran cerita berantai ini para siswa sudah berani dan mau tampil untuk maju di depan kelas ini dilihat dari adanya peningkatan dalam aktivitas belajar mengajar. siklus I sebesar 5%, dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 65,02. meningkat sebesar 12%, dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 72,7. Dengan demikian keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Inpres Nangameting sangat baik. Daftar pustaka Agustina Firna, 2013. Penerapan metode cerita berantai untuk keterampilan menyimak kelas v sekolah dasar negeri 2 tanjung serang kayu agung kabupaten ogan komering ilir palembang, Palembang : Arikunto suharsimi, dkk. 2015 Asih, S.Pd., 2014. Strategi pembelajaran Bahasa Azies dan Alwasilah (1996: 93) pembelajar secara aktif terlibat dalam upaya Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2010. Cipta. Hanum Farida, S.Pd.2014, panduan lengkap membuat karya tulis penelitian dan non penelitian untuk Guru.Yogyakarta : Araska. Herhyanto Nar,dkk.2012. Statistika Pendidikan Mudini, 2009. Jurnal pembelajaran Berbicara STAI Darul Kamal NW Kembang kerang http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara menggunakan teknik cerita berantai yang dilaksanakan berkala dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas Dengan adanya penerapan teknik pembelajaran cerita berantai ini para ani dan mau tampil untuk maju di depan kelas ini dilihat dari adanya peningkatan dalam aktivitas belajar mengajar. Peningkatan keterampilan berbicara pada 5%, dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 65,02. r 12%, dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 72,7. Dengan demikian keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Inpres Nangameting sangat baik. Penerapan metode cerita berantai untuk keterampilan menyimak sekolah dasar negeri 2 tanjung serang kayu agung kabupaten ogan komering palembang, Palembang : Universitas Bina Darma 5. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Strategi pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung : pustaka setia. Azies dan Alwasilah (1996: 93) proses belajar berbicara akan menjadi lebih mudah jika si pembelajar secara aktif terlibat dalam upaya – upaya untuk berkomunikasi Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar Hanum Farida, S.Pd.2014, panduan lengkap membuat karya tulis penelitian dan non .Yogyakarta : Araska. Statistika Pendidikan. Jakarta , Universitas Terbuka Jurnal pembelajaran Berbicara. Departemen Nasional. 50 nalisis data, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan secara berkala dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IVB SD Inpres Dengan adanya penerapan teknik pembelajaran cerita berantai ini para ani dan mau tampil untuk maju di depan kelas ini dilihat dari adanya terampilan berbicara pada 5%, dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 65,02. Pada siklus II r 12%, dari kondisi awal 60,83 meningkat menjadi 72,7. Dengan demikian keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Inpres Nangameting sangat baik. Penerapan metode cerita berantai untuk keterampilan menyimak siswa sekolah dasar negeri 2 tanjung serang kayu agung kabupaten ogan komering Bumi Aksara . Bandung : pustaka setia. proses belajar berbicara akan menjadi lebih mudah jika si upaya untuk berkomunikasi. Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka panduan lengkap membuat karya tulis penelitian dan non . Jakarta , Universitas Terbuka.
  • 13. Jurnal At-Tadbir STAI Darul Kamal NW Kembang Volume II No 2 Tahun 2018 ISSN : 2580-3433 http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir Rahmanaunurr. 2014. Belajar dan Pembelajaran Santoso Anang, dkk. 2013. Universitas Terbuka. Setyono Hendro,dkk, 2012. Pengantar Sugiyono.2011.Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Supardi, 2011:131. Data kualitatif dan kuantitatif TW. Solhan. 2009. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia di SD Terbuka Tarigan (1990) dalam Tarmizi. 2009. Kemampuan Berbicara Siswa 37 Tarmizi. 2009. Penerapan Teknik Cerita Berantai untuk Berbicara Siswa. http// tarmizi.wordpress.com (online) https://keterampilanbicara.wordpress.com/ http://nannyes.blogspot.com/2017/02/14/ 18 : 35 k https://tarmizi.wordpress.com/2017/02/06/17 untuk-meningkatkan-kemampuan STAI Darul Kamal NW Kembang kerang http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/atTadbir Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. 2013. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Pengantar Pendidikan.Jakarta : Prestasi Pustakaraya. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Data kualitatif dan kuantitatif. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Tarigan (1990) dalam Tarmizi. 2009. Penerapan Teknik Cerita Berantai untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa. http// tarmizi.wordpress.com (online) Penerapan Teknik Cerita Berantai untuk Meningkatkan Kemampuan a. http// tarmizi.wordpress.com (online) 2017/02/18/ 18: 58 https://keterampilanbicara.wordpress.com/2017/02/14/17: 26/ konsep-dasar /2017/02/14/ 18 : 35 keterampilan-berbicara.html/ https://tarmizi.wordpress.com/2017/02/06/17 : 23 / penerapan-teknik- a cerita kemampuan-berbicara-siswa. 51 Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD, Jakarta .Jakarta : Prestasi Pustakaraya. Bandung: Alfabeta. Jakarta: Universitas Penerapan Teknik Cerita Berantai untuk Meningkatkan ress.com (online) 2017/02/18/ 18: Meningkatkan Kemampuan 2017/02/18/ 18: 58 dasar-bicara/ berbicara.html/ cerita-berantai-