Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2
1. RESUME
1
AKUNTANSI KEPERILAKUAN
“METODE RISET”
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
WA ODE ANI C 301 09 002
TRIAN SASNITA C 301 09 009
NURAIDA C 301 09 011
JIANTARI 301 09 013
NI KETUT WYANTI C 301 09 019
FADLIYA C 301 09 023
I GEDE OKA C 301 09 028
KHAERUROZIK C 301 09 029
NI NYOMAN SURYANTINI C 301 09 032
2. METODE RISET
APA YANG DIMAKSUD DENGAN RISET
Pengamatan terhadap fakta, identifikasi atas masalah, dan usaha untuk menjawab masalah
dengan menggunakan pengetahuan merupakan esensi dari kegiatan riset. Oleh karena itu,
riset dapat disebut sebagai suatu usaha yang sistematis untuk mengatur dan menyelediki
masalah-masalah,serta menjawab pertanyaan yang muncul, yang terkait dengan fakta,
fenomena, atau gejala dari masalah tersebut.
Riset dimulai dengan suatu pertanyaan karena menghendaki suatu deskripsi yang jelas
terhadap permasalahan yang akan dipecahkan. Hal ini sering disebut sebagai suatu rencana
untuk menjawab pertanyaan.
TUJUAN RISET
Terdapat lima tujuan spesifik dari suatu riset:
1. Menggambarkan fenomena,
2. Menemukan hubungan,
3. Menjelaskan fenomena,
4. Memprediksi kejadian-kejadian di masa yang akan datang, dan
5. Melihat pengaruh satu atau lebih faktor terhadap satu atau lebih kejadian.
Kejadian-kejadian dapat dijelaskan dengan cara mengumpulkan dan
mengklasifikasikan informasi. Hal ini biasanya merupakan langkah pertama dalam suatu
penyelidikan khusus. Kadang kala, suatu perencanaan terhadap riset akan dilihat hanya
berdasarkan pada penjelasan informasi.
PENGEMBANGAN DESAIN
Langkah pertama dan paling penting dalam riset perilaku adalah masalah definisi.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan metode yang dipilih, data serta jenis gambaran
sampel pada dasarnya tergantung pada bagaimana sebenarnya masalah dipersepsikan,
kerangka pertanyaan riset, dan desain informasi studi yang dikumpulkan.
Menentukan Lingkup Pengembangan
Lingkup pengembangan biasanya terbatas terhadap satu atau dua pertanyaan. Hal ini
dilakukan karena berbagai alasan. Alasan biasanya adalah karena untuk menyelediki setiap
aspek dari suatu masalah bukanlah apa yang diinginkan, tidak praktis, atau tidak mungkin.
Keterbatasan utama dari ruang lingkup perencanaan adalah pada aspek dana yang tersedia.
Desain pengembanganlain juga harus sejalan dengan penentuan lingkungan riset.
Aspek lain dari suatu desain adalah menemukan populasi, menspesifikasikan informasi yang
dibutuhkan, memilih dan mengumpulkan data serta metode, serta anggaran. Langkah
selanjutnya dalam proses riset adalah mengidentifikasikan jenis informasi yang harus
3. dikumpulkan. Arah riset seharusnya mempertimbangkan manfaat dan kerugian dari sumber
data primer maupun sekunder.
Data Primer dan Data Sekunder
Sumber data riset merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan
metode pengumpulan data. Sumber data riset terdiri atas sumber data primer dan sumber data
primer.
Data primer merupakan sumber data riset yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli atau pihak pertama. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk
menjawab pertanyaan riset. Data primer dapat berupa pendapat subjek riset (orang) baik
secara individu maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian,
atau kegiatan, dan hasil pengujian. Manfaat utama dari data primer adalah bahwa unsur-unsur
kebohongan tertutup terhadap sumber fenomena. Oleh karena itu, data primer lebih
mencerminkan kebenaran yang dilihat. Bagaimana pun, untuk memperoleh data primer akan
menghabiskan dana yang relatif lebih banyak dan menyita waktu yang relatif lebih lama.
Data sekunder merupakan sumber data riset yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara. Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan, atau
laporan historis yang telah tersusun dalam arsip baik yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan. Manfaat dari data sekunder adalah lebih meminimalkan biaya dan waktu,
mengklasifikasikan permasalahan-permasalahan, menciptakan tolak ukur untuk mengevaluasi
data primer, dan memenuhi kesenjangan-kesenjangan informasi.
VALIDITAS DAN KEANDALAN
Terdapat dua hal penting yang berhubungan dengan perencanaan riset perilaku, yang pertama
adalah yang diukur berkaitan dengan hal-hal yang salah (validitas) dan yang kedua adalah
yang diukur berkaitan dengan hal-hal tidak representatif (keandalan).
Validitas
Ada beberapa jenis validitas. Validitas isi (content validity) mengacu pada bagaimana
sebaiknya peneliti menggambarkan dimensi-dimensi dan konsep atau masalah-masalah yang
ingin diukur, khususnya yang berkaitan dengan tingkat ukuran yang diberikan untuk
menutupi rentang terhadap arti maupun terhadap suatu konsep. Validitas isi merupakan
pokok pertimbangan untuk setiap pertanyaan yang diajukan dan diukur dalam istilah-istilah
yang berhubungan dengan relevansi terhadap konsep yang diukur.
Kriteria yang berkaitan dengan validitas ditentukan dengan membandingkan antara
konsep yang diukur dan suatu kriteria eksternal atau asumsi yang diketahui untuk mengukur
konsep yang akan diteliti. Ada dua jenis kriteria yang berhubungan dengan validitas, yaitu
validitas prediktif (predictive validity) dan validitas konkuren (concurrent validity).
4. Validitas prediktif adalah validitas yang berkaitan dengan apakah suatu pengujian
atau pengukuran dapat secara akurat memprediksi perilaku. Validitas prediktif mengharuskan
adanya suatu kriteria atau indikator eksternal terhadap apa yang harus diprediksi.
Validitas konkuren adalah validitas yang berkaitan dengan hubungan antara alat ukur
dan kriteria sekarang atau masa lalu. Oleh karena itu, berbeda dengan validitas prediktif yang
merupakan ukuran untuk memprediksi perilaku yang dihasilkan pada waktu yang sama
sebagai ukuran eksternal terhadap perilaku, pengujian validitas konkuren membantu seorang
peneliti untuk membedakan individu-individu berdasarkan beberapa kriteria.
Validitas konstruksi (construct validity) adalah validitas yang berdasarkan pada
suatu pertimbangan apakah hasil dari pengukuran tersebut sesuai dengan teori. Validitas
konstruksi sangat bermanfaat untuk mengukur fenomena yang tidak memiliki kriteria
eksternal.
Reliabilitas
Suatu instrumen alat ukur yang andal akan menghasilkan alat ukur yang stabil di setiap
waktu. Aspek lain dari keandalan adalah akurasi dari instrumen pengukuran.
METODE PENGUMPULAN DATA
Ada dua metode yang melatarbelakangi hal ini: 1) para peneliti tidak memahami apa yang
dikerjakan oleh orang-orang tersebut dan mengapa mereka kelihatannya melibatkan perilaku,
dan 2) karena ukuran sampel kecil, sehingga sangat berisiko menggeneralisasikan hasil
terhadap populasi.
Survei
Dalam survei tidak ada interaksi langsung antara seorang peneliti dengan responden. Data
dikumpulkan dengan cara mengirimkan surat elektronik (e-mail), menelepon, atau
memberikan serangkaian pertanyaan. Ada manfaat dan kerugian yang berhubungan dengan
setiap teknik ini. Survei melalui surat setidaknya lebih mahal. Ada kalanya pengumpulan data
riset pada kondisi tertentu mungkin tidak memerlukan kehadiran peneliti. Pertanyaan peneliti
dan jawaban responden dapat dikemukakan secara tertulis melalui kuesioner. Teknik ini
memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan.
Kuesioner dapat didistribusikan dengan berbagai cara, antara lain: disampaikan langsung oleh
peneliti, dikirim bersama-sama dengan pengiriman paket atau majalah, diletakkan di tempat
yang ramai dikunjungi orang, dikirim melalui faks, atau menggunakan teknologi komputer.
Observasi
Observasi merupakan proses pencatatan pola perilaku manusia, sesuatu hal, atau kejadian
yang sistematis tanpa adanya pertanyaan maupun komunikasi dengan individu-individu yang
diteliti. Kelebihan metode observasi dibandingkan dengan metode survei adalah bahwa data
yang dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat, dan lebih bebas dari bias pihak
5. responden. Metode observasi dapat menghasilkan data lebih rinci mengenai fenomena yang
diteliti (perilaku, subjek, atau kejadian) dibandingkan dengan metode survei. Mmetode
observasi, meskipun demikian, tidaklah bebas dari kesalahan. Pengamat kemungkinan
memberikan catatan tambahan yang bersifat subjektif (observer bias), seperti halnya bias
yang terjadi karena peran pewawancara dalam metode survei.
MEMILIH RESPONDEN
Langkah pertama dalam memilih responden adalah dengan cara menentukan populasi.
Setelah populasi ditentukan, peneliti menentukan sensus atau suatu sampel. Sensus adalah
kegiatan untuk mencari seluruh informasi yang dikumpulkan dari setiap elemen dalam
populasi. Sampel merupakan kumpulan informasi dan merupakan bagian dari populasi. Suatu
sensus akan tepat ketika: 1) populasinya kecil dan biaya pengumpulan data tidak melebihi
biaya pengambilan sampel secara signifikan, 2) penting untuk mengetahui setiap unsur dalam
populasi, dan 3) risiko dalam perbaikan secara keseluruhan sangat besar.
Sampling Probabilitas dan Nonprobabilitas
Ada dua jenis desain sampling, yaitu sampling probabilitas (probability sampling) dan
sampling nonprobabilitas (nonprobability sampling). Sampling probabilitas menggunakan
beberapa bentuk dari sampling acak; sementara sampling nonprobabilitas tidak menggunakan
sampling acak. Dalam sampling probabilitas, setiap elemen dalam populasi probabilitasnya
yang dipilih telah diketahui. Ada beberapa jenis sampling probabilitas: acak, sistematis,
terstratifikasi, kelompok, dan sebagainya. Sampling nonprobabilitas adalah ketika
probabilitas yang dipilih tidak diketahui. Dengan sampling probabilitas, sampling error dapat
ditaksir secara matematis karena probabilitas yang dipilih diketahui. Hal ini memberikan
kepada para peneliti suatu pengukuran yang objektif terhadap sampel yang representatif.
Mengetahui probabilitas yang dipilih juga membuat para peneliti mampu menghitung ukuran
sampel yang tepat. Sampling probabilitas digunakan ketika sampel yang representatif adalah
penting.
INSTRUMEN RISET
Pengembangan kuesioner atau pencarian instrumen merupakan langkah lain yang penting
dalam proses riset. Kuesioner harus sesuai dengan responden dan didesain secara menarik
sehingga responden merasa tertarik untuk menjawab kuesioner tersebut, yang pada
hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan tingkat respons, validitas, dan keandalan data.
Menjamin Kerja Sama Responden
Desain kuesioner yang baik sangat bermanfaat jika responden tidak bersikap kooperatif
terhadap para peneliti yang menghendaki informasi. Rendahnya tingkat kerja sama atau
tingkat respons menciptakan kesulitan bagi para peneliti untuk mrelakukan generalisasi
sampel terhadap populasi. Jika hal ini terjadi, maka pertanyaan selanjutnya mengacu pada
apakah responden mempunyai sikap yang berbeda jika desain kuesionernya berbeda.
6. Ada beberapa teknik yang dapat menghasilkan tingkat respons yang tinggi. Pertama,
sebelum wawancara dengan seorang responden, peneliti seharusnya mengirimkan surat yang
menjelaskan tujuan umum dari wawancara tersebut dan responden dapat menghubungi
mereka melalui telepon untuk membuat suatu janji wawancara. Pada hari wawancara, para
peneliti seharusnya datang tepat pada waktunya dan mengucapkan terima kasih atas kerja
sama responden.
Pada saat yang sama, sebelum melakukan wawancara melalui telepon, adalah sangat
bermanfaat untuk mengirimkan kepada responden sebuah surat yang memperkenalkan tim
riset, menjelaskan dasar dari riset tersebut, dan meminta kerja sama saat menelepon. Akan
lebih membantu jika peneliti menawarkan insentif dalam bentuk uang tunai atau bentuk-
bentuk lainnya.
Untuk seluruh metode di atas yang melibatkan kuesioner, surat, telepon, atau
wawancara pribadi, adalah penting untuk melakukan pengujian sebelumnya (pilot test).
Tujuannya adalah agar peneliti dapat memperbaiki kalimat pertanyaan yang disusun dengan
buruk atau pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan.
Menjamin Validitas dan Keandalan Jawaban
Hanya informasi-informasi yang esensial yang seharusnya diharapkan dari responden. Para
peneliti seharusnya menentukan dasar dari keinginan informasi dan memilih suatu format
pertanyaan yang akan menyediakan informasi dengan sedikit pembatasan terhadap
responden. Pertanyaan-pertanyaan dapat bersifat terbuka (open-ended) atau sudah ditentukan
kemungkinan-kemungkinan jawabannya (closed-ended).
ANALISIS DATA DAN PERSIAPAN LAPORAN
Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan semua data yang diperlukan dalam
riset. Peneliti biasanya melakukan beberapa tahap persiapan data untuk memudahkan proses
analisis data. Pemanfaatan berbagai alat analisis sangat bergantung pada jenis riset dan jenis
data yang diperoleh. Ketersediaan alat analisis memberikan gambaran bahwa satu alat
analisis dengan alat analisis lainnya dapat dengan saling bergantian dimanfaatkan dan kadang
kala hanya satu alat analisis yang dapat digunakan.
Sebagai tahap akhir, dari suatu riset adalah penyusunan laporan riset. Laporan riset
secara umum berisi tentang hal-hal yang terkait dengan apa saja yang dilakukan oleh peneliti,
sejak tahap persiapan riset hingga interpretasi dan penyimpulan hasil analisis. Belum ada
bentuk baku dari suatu laporan riset. Bentuk atau format laporan riset sangatlah dipengaruhi
oleh keinginan si peneliti, hal-hal yang perlu dilaporkan, serta permintaan dari para sponsor
riset.