SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 33
Descargar para leer sin conexión
PENGARUH PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
BERDASARKAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DALAM PENYUSUNAN
DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA ORGANISASI SEKTOR
PUBLIK (OSP) DI WILAYAH BOGOR
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik)
Dosen Pengampu : Sudjatmiko Wibowo, Ak., M.M.
Disusun oleh:
4B – AKUNTANSI
Siti Nurmalasari 022118083
Altryana Novisa Ramdania 022118272
Sandania Khodilla 022118226
Fitri Casmita Hassan 022118193
Taufiq Arrahman 022117245
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAKUAN
2020/2021
Akuntansi Sektor Publik | i
PRAKATA
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Atas karunianya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan paper ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga
paper ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi
pembaca.
Harapan penulis semoga paper ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga Penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi penyajian ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Dalam penyusunan paper ini penulis mengakui bahwa masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu, penulis berharap kepada
para pembaca untuk memberikan masukan masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan hasil paper ini.
Bogor, 14 Maret 2020
Penulis
Akuntansi Sektor Publik | ii
“ Pengaruh Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual berdasarkan Kebijakan Akuntansi
dalam Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan pada Organisasi Sektor Publik
(OSP) di Wilayah Bogor ”
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan akuntansi berbasis akrual pada
Organisasi Sektor Publik (OSP) yang berada di wilayah Bogor. Populasi dalam penelitian ini
adalah Organisasi Sektor Publik (OSP) di wilayah Bogor, dan besarnya sampel yang
mewakili populasi tersebut untuk diteliti terdiri dari dua organisasi sektor publik yaitu Pusat
Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian serta Balai Pengujian Mutu dan
Sertifikasi Produk Hewan. Riset ini menggunakan data informasi publik yang berupa Laporan
Keuangan, Laporan Kinerja serta Laporan Tahunan dari organisasi yang bersangkutan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Organisasi Sektor Publik tersebut yang merupakan bagian
dari instansi pemerintah daerah telah menerapkan akuntansi berbasis akrual berdasarkan
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah dalam penyajian laporan keuangan nya yang
mengacu pada Standar Akuntansi Publik (SAP) yang telah ditetapkan oleh Pemetintah
Daerah.
Kata kunci ; Pengaruh, Penerapan, Akrual Basis, Laporan Keuangan, Organisasi Sektor
Publik, Standar Akuntansi Keuangan.
Akuntansi Sektor Publik | iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PRAKATA ....................................................................................................................... i
ABSTRAK ....................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................................................. 2
1.3.1 Tujuan Penelitian ..................................................................... 2
1.3.2 Manfaat Penelitian ..................................................................... 2
1.3.2.1 Manfaat Teoritis ............................................. 2
1.3.2.2 Manfaat Praktis ............................................. 3
1.4 Sistematika Penulisan ..................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 4
2.1 Definisi Akuntansi ................................................................................... 4
2.1.1 Arti Akuntansi Menurut KBBI ......................................................... 4
2.1.2 Definisi Akuntansi Secara Umum ............................................ 4
2.1.3 Pengertian Akuntansi Menurut Ahli ............................................ 4
2.2 Pengertian Sektor Publik ..................................................................... 5
2.3 Pengertian Akuntansi Sektor Publik ......................................................... 5
2.4 Standar Akuntansi ................................................................................... 5
2.5 Standar Akuntansi Pemerintah .......................................................... 6
2.6 Basis Akrual .............................................................................................. 6
2.7 Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual ................................. 7
2.8 Kebijakan Akuntansi ................................................................................... 8
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 9
3.1 Pendekatan Penelitian ...................................................................... 9
3.2 Sumber data ................................................................................... 9
3.3 Jenis Data ................................................................................. 9
Akuntansi Sektor Publik | iv
3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 10
3.5 Unit Analisis ................................................................................. 10
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................. 10
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................... 11
4.1 Pengaruh Akuntansi Berbasis Akrual terhadap Penyajian Laporan Keuangan... 11
4.2 Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH) .......... 11
4.2.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 11
4.2.2 Hasil Penelitian ................................................................................... 12
4.2.2.1 Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan ....................... 12
4.2.2.2 Basis Akuntansi ....................................................................... 13
4.2.2.3 Kebijakan Akuntansi ........................................................... 13
4.3 Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) .......... 19
4.3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 19
4.3.2 Hasil Penelitian ................................................................................. 21
4.3.2.1 Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan ....................... 21
4.3.2.2 Basis Akuntansi ....................................................................... 21
4.3.2.3 Kebijakan Akuntansi ........................................................... 21
4.4 Tujuan dan Manfaat Akuntansi Berbasis Akrual .............................................. 25
BAB V SIMPULAN ............................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 27
Akuntansi Sektor Publik | v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Komponen Laporan Keuangan ............................................... 11
Tabel 1.2 Penyisihan Piutang BPMSPH........................................................ 15
Tabel 1.3 Masa Manfaat Aset Tetap BPMSPH ...................................... 17
Tabel 1.4 Masa Manfaat Aset Tak Berwujud BPMSPH ............................ 18
Tabel 1.5 Masa Manfaat Aset Tetap PPMKP................................................. 24
Tabel 1.6 Masa Manfaat Aset Tak Berwujud PPMKP ............................ 24
Akuntansi Sektor Publik | 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang akuntansi. Salah satu
reformasi yang dilakukan adalah keharusan penerapan akuntansi berbasis akrual pada
setiap instansi pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah, yang
dimulai tahun anggaran 2008. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 36 ayat (1) yang berbunyi sebagai
berikut: ”Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja
berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16 undang-
undang ini dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Selama pengakuan
dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan
pengakuan dan pengukuran berbasis kas”.
Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang penting untuk meyampikan
informasi finansial kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam penyusunan laporan
keuangan terdapat beberapa metode atau standar yang dapat digunakan, salah satunya
yaitu akuntansi berbasis akrual yang saat ini sudah umum dipakai oleh banyak instansi.
Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi
dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat
terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima
atau dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai
dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang
paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat.
Dalam penerapan akuntansi berbasis akrual kebijakan akuntansi merupakan instrumen
yang penting. Kebijakan akuntansi pemerintah daerah ini disusun berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 64 tahun 2013 yang terdiri atas Kebijakan Akuntansi
Pelaporan Keuangan dan Kebijakan Akuntansi Akun.
Pada setiap organisasi sektor publik pastilah ada tata kelola yang digunakan untuk
memaksimalkan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan organisasi. Dalam
pengelolaan keuangan yang diperlukan oleh organisasi sektor publik adalah metode
pencatatan akuntansi yang sesuai, dimana metode pencatatan yang dipilih harus mampu
membuat pengelolaan keuangan lebih transparan, efektif, juga efisien. Untuk memenuhi
hal-hal tersebut maka akuntansi berbasis akrual sering dipilih menjadi metode pencatatan
akuntansi untuk organisasi sektor publik. Hal ini dikarenakan akuntansi berbasis akrual
dianggap memenuhi kebutuhan pengelolaan keuangan organisasi sektor publik, dan
Akuntansi Sektor Publik | 2
mampu menghasilkan laporan keuangan yang lebih mudah dipahami karena pencatatan
dilakukan saat adanya transaksi.
Akuntansi berbasis akrual juga menjadi pilihan beberapa organisasi sektor publik
yang berada di Bogor untuk menjadi metode pencatatan akuntansi dari pengelolaan
keuangan dikarenakan kelebihannya.Dengan adanya sistem akuntansi berbasis akrual
organisasi sektor publik ini diharapkan dapat membuat laporan keuangan yang lebih baik
dan meningkakan kemudahan dalam penyusunannya.
Seperti yang kita tahu perapan akuntansi berbasis akrual ini tentunya berbeda dengan
akuntansi berbasis kas maupun kas menuju akrual. Hal inilah yang menjadi latar belakang
kami sebagai penyusun. Oleh karena itu, penyusun sepakat untuk mengangkat topik yang
berjudul “Pengaruh Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual berdasarkan Kebijakan
Akuntansi dalam Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan pada Organisasi Sektor
Publik (OSP) di Wilayah Bogor”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka rumusan masalah yang dapat
diambil dalam penyusunan paper ini, sebagai berikut:
1 Bagaimana pengaruh penerapan akuntansi berbasis akrual terhadap bentuk penyajian
laporan keuangannya ?
2 Apa saja laporan yang disajikan apabila menerapkan akuntansi berbasis akrual?
3 Bagaimana pengaruh akuntansi berbasis akrual terhadap kebijakan akuntansi disuatu
instansi?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan paper ini adalah untuk
mengetahui pengaruh penerapan akuntansi berbasis akrual pada penyajian laporan
keuangan, untuk lebih lengkapnya yaitu sebagai berikut;
a. Mengetahui bentuk penyajian laporan keuangan
b. Mengetahui laporan apa saja yang disajikan dengan basis akrual
c. Mengetahui pengaruh akuntansi berbasis akrual pada kebijakan akuntansinya.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1.3.2.1 Manfaat Teoritis
Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya
bagi yang berhubungan dengan penerapan akuntansi berbasis akrual
pada Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan, serta Pusat
Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian.
Akuntansi Sektor Publik | 3
1.3.2.2 Manfaat Praktis
Memberikan informasi mengenai penerapan akuntansi berbasis
akrual pada Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan, serta
Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian.
1.4 Sistematika Penulisan
Berikut adalah sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan paper ini
agar penulisan dan penyajiannya baik dan terperinci;
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merinci tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi definisi dari akuntansi, sektor publik, akuntansi sektor publik, standar
akuntansi, Standar Akuntansi Pemerintah, Basis Akrual, Standar Akuntansi Berbasis
Akrual, serta Kebijakan Akuntansi.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini meliputi pendekatan penelitian, sumber data, jenis data, teknik pengumpulan
data, unit analisis, serta teknik analisis data.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai gambaran umum objek penelitian serta hasil penelitian
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi simpulan atas pembahasan penelitian
Akuntansi Sektor Publik | 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Akuntansi
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 dijelaskan
bahwa Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian,
pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penyajian laporan, serta
penginterpretasian atas hasilnya. Menurut American Insitute of Certified Public
Accounting (AICPA) akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan
pengikhtisaran dengan beberapa cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan
kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-
hasilnya dari suatu entitas dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.
Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (Purposive Activity).
Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu, dan hasil tersebut harus
memiliki manfaat. Akuntansi yang digunakan pada sektor swasta maupun sektor publik
mempunyai tujuan yang berbeda.
Berikut ini akan dijelaskan pengertian akuntansi menurut para ahli, arti akuntansi
menurut KBBI serta definisi akuntansi secara umum.
2.1.1 Arti Akuntansi Menurut KBBI
Pengertian akuntansi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah
teori dan praktik perakunan, termasuk tanggung jawab, prinsip, standar,
kelaziman (kebiasaan), dan semua kegiatannya.
Akuntansi juga diartikan sebagai seni pencatatan dan pengikhtisaran transaksi
keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi.
2.1.2 Definisi Akuntansi Secara Umum
Pengertian akuntansi secara umum adalah proses pengukuran, penjabaran, atau
pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor,
otoritas, dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya
keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah.
Definisi akuntansi secara singkat adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi
dan menginterpretasikan aktivitas keuangan dalam perusahaan, lembaga atau
organisasi tertentu.
2.1.3 Pengertian Akuntansi Menurut Ahli
Arti akuntansi menurut Mulyadi didefinisikan sebagai organisasi formulir,
catatan serta laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan.
Akuntansi Sektor Publik | 5
2.2 Pengertian Sektor Publik
Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik sering didefinisikan sebagai “suatu
entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan dan hak publik”.
Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen. Kompleksitas
sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan
pengendalian manajemen lebih bervariasi. Demikian juga bagi stekholder sektor publik,
mereka membutuhkan informasi yang lebih bervariasi, handal, dan relevan untuk
pengambilan keputusan. Tugas dan tanggung jawab akuntan sektor publik adalah
menyediakan informasi baik untuk memenuhi kebutuhan internal organisasi maupun
kebutuhan pihak eksternal.
2.3 Pengertian Akuntansi sektor publik
Akuntansi sektor publik adalah sistem akuntansi yang dipakai oleh lembaga-
lembaga publik sebagai suatu alat pertanggungjawaban kepada publik. Lembaga publik
mendapat tuntutan yang berasal dari masyarakat agar dapat dikelola secara transparan
dan bertanggungjawab.
Organisasi sektor publik dituntut agar lebih efisien dalam mengelola biaya sosial dan
ekonomi dalam memanfaatkannya untuk publik serat dampak dari aktivitas yang
dilakukan.
Semakin menguatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas (pertanggungjawaban)
publik oleh pemerintah pusat, daerah, unit kerja pemerintah, departemen dan lembaga-
lembaga negara (sektor publik) menjadikan akuntansi sektor publik dapat cepat
diterima dan diakui sebagai ilmu yang dibutuhkan guna mengelola urusan-urusan publik.
Tujuannya untuk keperluan transparansi dan pemberian informasi kepada publik
dalam rangka pemenuhan hak-hak publik.
2.4 Standar Akuntansi
Standar akuntansi adalah suatu metode dan format baku dalam penyajian informasi
laporan keuangan suatu kegiatan usaha. Standar akuntansi dibuat, disusun dan disahkan
oleh lembaga resmi (Standard Setting Body). Di dalam standar ini dijelaskan transaksi
apa saja yang harus dicatat; bagaimana cara mencatatnya dan bagaimana penyajiannya.
Standar akuntansi ini adalah permasalah utama akuntan dan semua pengguna
laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, metode dan format
penyusunan standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar
akuntansi ini akan berubah dan berkembang sesuai tuntutan di masyarakat.
Akuntansi Sektor Publik | 6
2.5 Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP),
dilengkapi dengan Pengantar Standar Akuntansi Pemerintahan dan disusun mengacu
kepada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. Standar ini digunakan untuk
menyusun laporan keuangan instansi pemerintahan, baik pusat ataupun daerah. SAP
disusun dan disahkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP SAP). SAP
berbasis akrual ditetapkan dalam PP No. 71 Tahun 2010. Instansi masih diperkenankan
menggunakan PP No. 24 Tahun 2005, SAP berbasis kas menuju akrual sampai tahun
2014.
SAP berbasis kas menuju akrual menggunakan basis kas untuk penyusunan laporan
realisasi anggaran dan menggunakan basis akrual untuk penyusunan neraca. Pada SAP
berbasis akrual, laporan realisasi anggaran tetap menggunakan basis kas karena akan
dibandingkan dengan anggaran yang disusun dengan menggunakan basis kas, sedangkan
laporan operasional yang melaporkan kinerja badan usaha disusun dengan menggunakan
basis akrual.
Standar Akuntansi Pemerintahan ini berbeda dengan 3 jenis standar akuntansi
sebelumnya. Pengguna SAP biasanya terbatas di kalangan pemerintahan saja. Sehingga
publikasi laporan keuangan bidang pemerintahan tidak terbuka seperti laporan keuangan
perusahaan.
2.6 Basis Akrual
Adalah suatu metode pencatatan dalam akuntansi, dimana dalam hal ini setiap
transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan konsep pengakuan yang sesungguhnya. Ketika
basis kas dipilih, maka transaksi dicatat pada saat kas diterima dan dibayarkan sehingga
hanya akun kas dan ekuitas yang dilaporkan dalam Neraca. Lain halnya ketika basis
akrual yang digunakan, transaksi akan dicatat jika secara ekonomi telah terjadi, tanpa
harus menunggu kas diterima atau dibayarkan. Akibatnya, dengan basis akrual ini, akun-
akun yang dilaporkan dalam Neraca tidak sebatas akun kas saja, namun semua sumber
daya yang dimiliki, utang, dan ekuitas. Keunggulan penggunaan basis akrual ini adalah
informasi yang disajikan dalam Neraca akan lebih komprehensif karena
mempresentasikan seluruh sumber daya yang dimiliki entitas.
Basis akrual sepenuhnya ini belum bisa diterapkan oleh semua entitas akuntansi.
Entitas pemerintah merupakan entitas yang memiliki karakteristik unik dalam basis
akuntansinya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang mengatur
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), basis akuntansi yang digunakan entitas
pemerintah adalah basis kas menuju akrual (Cash Toward Accrual). Dengan basis ini,
aset, kewajiban, dan ekuitas dana dicatat dengan berbasis akrual sedangkan komponen
Laporan Realisasi Anggaran seperti pendapatan, belanja, dan pembiayaan dicatat dengan
Akuntansi Sektor Publik | 7
basis kas. Konsekuensi dari penggunaan basis kas menuju akrual ini adalah
dibutuhkannya penggunaan jurnal korolari.
2.7 Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual
Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui
pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual,
serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan
anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD.
SAP Berbasis Akrual tersebut dinyatakan dalam bentuk PSAP dan dilengkapi
dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. PSAP dan Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Akrual dimaksud tercantum dalam
Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses baku
penyusunan (due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan
pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap terdapat dalam Lampiran III
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis
kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi
Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca.
Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada
saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan
belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/ Daerah atau
entitas pelaporan. Dalam pemerintahan, entitas pelaporan tidak menggunakan istilah
laba. Penentuan sisa pembiayaan anggaran, baik lebih ataupun kurang untuk setiap
periode tergantung pada selisih realisasi penerimaan dan pengeluaran.
Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui
dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi
lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar.
Entitas pelaporan yang menyajikan Laporan Kinerja Keuangan, menyelenggarakan
akuntansi dan penyajian laporan keuangan dengan menggunakan sepenuhnya basis
akrual, baik dalam pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan, maupun dalam
pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Namun demikian, penyajian Laporan
Realisasi Anggaran tetap berdasarkan basis kas.
Akuntansi Sektor Publik | 8
2.8 Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar , konvensi, peraturan dan praktik tertentu
yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan
akuntansi ditetapkan oleh Manajemen dan dijadikan sebagai salah satu pijakan auditor
dalam menilai kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi keuangan dan
prinsip akuntansi berterima umum.
Kebijakan akuntansi secara eksplisit didefinisikan didalam PSAK 25/IAS 8 karena
standar akuntansi mengharuskan entitas untuk mengungkapkan kebijakan akuntansi yang
digunkan dlm menyusun laporan keuangan.
Akuntansi Sektor Publik | 9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan pendekatan penelitiankualitatif.
Untuk pengertian pendekatan penelitian kualitatif sendiri menurut moleong (2005:6),
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan lain-lain secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.
Sementara untuk metode yang digunakan, penelitian ini menggunakan metode studi
kasus, dimana metode studi kasus dapat menggunakan bukti baik yang bersifat kualitatif
ataupun kuantitatif. Menurut Yin (2003, 2009) menyatakan bahwa tujuan penggunaan
penelitian studi kasus adalah tidak sekadar untuk menjelaskan seperti apa objek yang
diteliti, tetapi untuk menjelaskan bagaimana keberadaan dan mengapa kasus tersebut
dapat terjadi.
Pendekatan dan metode yang dipilih dan dipakai dalam penelitian ini bertujuan
untuk memudahkan penjabaran serta penjelasan mengenai penelitian tentang penerapan
standar akuntansi pemerintahan berbasis akrualpada organisasi sektor publik yang berada
di kota bogor sehingga akan diperoleh pembahasan yang terperinci dan menciptakan
pemahaman yang maksimal mengenai penelitian ini.
3.2 Sumber Data
Menurut Siyoto dan Sodik (2015), data merupakan sesuatu yang dikumpulkan oleh
peneliti berupa fakta empiris yang digunakan untuk memecahkan masalah atau menjawab
pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data-data yang
dipublikasikan oleh organisasi sektor publik yang bersangkutan, data yang dikumpulkan
berupa laporan keuangan yang terdiri dari laporan realisasi anggaran, laporan perubahan
saldo anggaran lebih, neraca, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, catatan atas
laporan keuangan) yang bersumber dari website-website resmi organisasi sektor publik
yang diteliti dalam penelitian ini. Dimana dari data-data tersebut para peneliti berusaha
semaksimal mungkin untuk memberikan analisis yang akurat tentang pengaruh penerapan
akuntansi berbasis akrual pada organisasi sektor publik yang berlokasi di kota bogor.
3.3 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penilitian ini yaitu berupa data dokumenter seperti
jurnal dan laporan keuangan yang berisi laporan realisasi anggaran, laporan perubahan
Akuntansi Sektor Publik | 10
saldo anggaran lebih, neraca, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, catatan atas
laporan keuangan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dalam pengumpulan datanyadimana
dokumen-dokumen yang dijadikan bahan penelitian antara lain adalah profil organisasi
sektor publik yang diteliti dan laporan keuangan yang datanya sudah dipublikasikan oleh
organisasi sektor publik bersangkutan dalam pelaksanaan penelitian. Data-data tersebut
dikumpulkan sebelum kemudian dianalisis sesuai dengan rumusan masalah untuk
akhirnya dapat diambil kesimpulan dari pembahasan yang akan dituliskan dalam
penelitian ini.
3.5 Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai
subjek penelitian. Dalam pengertian yang lain, Unit analisis diartikan sebagai sesuatu
yang berkaitan dengan fokus/ komponen yang diteliti.Unit analisis ini dilakukan oleh
peneliti agar validitas dan reabilitas penelitian dapat terjaga.
Untuk penelitian mengenai penerapan akuntansi berbasis akrual ini tentu saja unit
analisisnyaberupa laporan keuangan yang didalamnya berisikan beberapa laporan antara
lain laporan realisasi anggaran, laporan perubahan saldo anggaran lebih, laporan
operasional, laporanperubahan ekuitas, neraca, dan catatan atas laporan keuangan.
Peneliti akan menganalisa pengungkapan dan penyajian laporan keuangan, dan setiap
komponen yang ada dalam laporan-laporan yang sudah disebutkan diatas secara teliti agar
bisa mendapatkan informasi sebanyak mungkin, dengan begitu peneliti mampu
mengetahui apa-apa saja pengaruh dari penerapan metode pencatatan akuntansi berbasis
akrual ini terhadap pengelolaan keuangan dan pelaporan keuangan organisasi sektor
publik yang diteliti.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan mengorganisasikan data, memilah
dan menjadikannya satukesatuan yang dapat disusun, kemudian peneliti harus mencari
informasi apa saja yang penting dan perlu untuk dituangkan dalam bagian
pembahasan.Hal pertama dilakukan peneliti ialah memilah data, kemudian
menyederhanakannya, dan melakukan pengabstrakan data-data yang sekiranya telah
memenuhi kebutuhan penelitian. Kemudian data disajikan setelah disusun, data disajikan
dalam bentuk narasi didalam pembahasan, penyajian data pun dilakukan sebaik mungkin
agar mempermudah penarikan kesimpulan. Dalam pembuatan pembahasan peneliti akan
menganalisa dan mengkaji kembali komponen-komponen laporan keuangan organisasi
sektor publik bersangkutan kemudian dideskripsikan bagaimana penerapan metode
pencatatan akuntansi berbasis akrual didalam pengelolaan keuangan organisasi tersebut
dan mencari tahu hal-hal apa saja yang terpengaruhi oleh adanya penerapan akuntansi
akrual. Tahap akhir, barulah kesimpulan dapat ditarik.
Akuntansi Sektor Publik | 11
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1Pengaruh Akuntansi Berbasis Akrual terhadap Penyajian Laporan
Keuangan.
Pengaruh basis akrual dapat dilihat dari bentuk penyajian laporan
keuangannya yang tentunya berbeda dengan basis kas maupun basis kas
menuju akrual. Berikut perbandingannya ;
Komponen Laporan Keuangan
Basis Kas menuju Akrual :
Komponen Laporan Keuangan Basis
Akrual :
1. Laporan Realisasi
Anggaran
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan Atas Laporan
Keuangan (CALK)
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih
3. Laporan Operasional
4. Laporan Arus Kas
5. Laporan Perubahan Ekuitas
6. Catatan Atas Laporan Keuangan
(CALK)
Tabel 1.1 Komponen Laporan Keuangan
Komponen laporan keuangan dalam Draft Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis
Akrual terdiri dari 7 komponen laporan dimana terdapat penambahan 3 jenis laporan
dalam draft SAP berbasis akrual yaitu Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,
Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas.BILA TIDAK ADA 3
KOMPONEN INI DAPAT DI PASTIKAN LAPORAN KEUANGANYA BELUM
BERBASIS AKRUAL.
4.2 Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH)
4.2.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH) berdiri
diawali dengan terbitnya SK Menteri Pertanian No. 466/Kpts/OT.210/1994
mengenai Organisasi dan Tata Kerja Loka Pengujian Mutu Produk Peternakan,
berkedudukan di Bogor dengan wilayah kerja seluruh Indonesia. Tahun
1995/1996, Loka Pengujian Mutu Produk Peternakan (LPMPP) untuk sementara
Akuntansi Sektor Publik | 12
berlokasi di Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BPMSOH),
Gunung Sindur, Bogor.
Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 459/Kpts/OT.210/8/2001 pada
tanggal 20 Agustus 2001 status LPMPP berubah menjadi BPMPP (Balai
Pengujian Mutu Produk Peternakan). BPMPP pada tanggal 24 Mei 2013 berubah
menjadi Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH)
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 60/Permentan/OT.140/5/2013
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk
Hewan Bogor.
BPMSPH merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan, dan secara teknis dibina oleh Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner
dan Pascapanen.
Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan adalah salah satu entitas
akuntansi di bawah Kementerian Pertanian yang berkewajiban menyelenggarakan
akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan
menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Operasi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan
Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk
Hewan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang
sehat dalam pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan
dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang
lebih transparan, akurat, dan akuntabel.
4.2.2 Hasil Penelitian
4.2.2.1 Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan mengacu pada
Sistem Akuntansi Instnsi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang
terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran
sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan kepada
Kementerian Negara atau Lembaga.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan
Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-
BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang
terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan
Akuntansi Sektor Publik | 13
Perubahan Ekuitas, dan Neraca. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang
menghasilkan informasi set tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan
neraca dan laporan brang milik negara serta laporan manajerial lainnya.
4.2.2.2 Basis Akuntansi
Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan menerapkan basis
akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasi dan Laporan
Perubahan Ekuitas. Sedangkan Laporan Realisasi Anggaran basis kas disusun san
disajikan dengan basis kas. Penyajian ini mengacu pada Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
4.2.2.3 Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Balai Pengujian Mutu dan
Sertifikasi Produk Hewan dan penyusunan Laporan Keuangan adalah mengacu
pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), serta kaidah-kidah pengelolaan
keuangan yang sehat dilingkungan pemerintahan.
Berikut Kebijakan Akuntansi yang penting yang digunakan dalam
penyusunan Laporan Keuangan BPMSPH :
a. Pendapatan – LRA
 Pendapatan – LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Negarayang menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah.
 Pendapatan – LRA diakui pada sat ks diterima pada Kas Umum Negara
(KUN).
 Akuntansi pendapatan – LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah neto
nya (setelah dikompensasi dengan pengeluaran).
 Pendapatan – LRA disajikan menurut klarifikasi sumber pendapatan.
b. Pendapatan – LO
 Pendapatan – LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebgai
penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yng bersangkutan dan
tidak perlu dibayar kembali.
 Pendapatan – LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan atau
pendapatan direlisasi yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
 Akuntansi Pendapatan – LO dilaksanakan berdasarkan zas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah
netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran)
 Pendapatan disajikan menurut klarifikasi sumber pendapatan.
Akuntansi Sektor Publik | 14
c. Belanja
 Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.
 Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
 Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan
oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
 Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan
selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
d. Beban
 Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
 Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset;
dan terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
 Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya
klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan.
e. Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka
Panjang dan Aset Lainnya.
 Aset Lancar
 Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas
dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan
kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.
 Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan
sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito
dicatat sebesar nilai nominal.
 Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/ Ganti Rugi
apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan
Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat
keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
2) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat
peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan
Akuntansi Sektor Publik | 15
naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara
jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal
 Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan
(net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk
penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas
kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya
penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya
adalah sebagai berikut;
Tabel 1.2 Penyisihan Piutang BPMSPH
 Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan
Perbendaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar
TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.
 Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada
tanggal neraca dikalikan dengan: harga pembelian terakhir, apabila
diperoleh dengan pembelian; harga standar apabila diperoleh dengan
memproduksi sendiri; harga wajar atau estimasi nilai penjualannya
apabila diperoleh dengan cara lainnya.
Kualitas
Piutang
Uraian Penyisihan
Lancar
Belum dilakukan pelunasan sampai dengan
tanggal jatuh tempo.
0,5%
Kurang
Lancar
Satu bulan terhitung sejak tanggal surat
tagihan pertama tidak dilakukan pelunasan
10%
Diragukan
Satu bulan terhitung sejak tanggal surat
tagihan kedua tidak dilakukan pelunasan
50%
Macet Satu bulan terhitung sejak tanggal surat
tagihan ketiga tidak dilakukan pelunasan
100%
Piutang telah diserahkan kepada Panitia
Urusan Piutang Negara / DJKN.
Akuntansi Sektor Publik | 16
 Aset Tetap
 Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh
pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 1 tahun.
 Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga
wajar.
 Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum
kapitalisasi sebagai berikut:
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca
disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.
1) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan
olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp1.000.000
(satu juta rupiah);
2) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama
dengan atau lebih dari Rp25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah);
3) Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum
kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali
pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap
lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak
kesenian.
 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional
pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus , ketinggalan
jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin
berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata
ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir
direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.
 Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya,
dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan
BMN/BMD.
 Penyusutan Aset Tetap
 Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan
penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan
penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan
No.01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa
Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat sebagaimana diubah dengan
PMK 90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara
Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.
 Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a) Tanah
b) Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
Akuntansi Sektor Publik | 17
c) Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber
sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah
diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan
penghapusan.
 Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap
akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
 Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis
lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari
Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
 Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan
Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa
Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset
Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa
manfaat adalah sebagai berikut:
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s/d 20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s/d 50 tahun
Jalan, Irigasi dan Jaringan 5 s/d 40 tahun
Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun
Tabel 1.3 Masa Manfaat Aset Tetap BPMSPH
 Piutang Jangka Panjang
 Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan atau
dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
 Tagihan penjualan angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan
/ Tuntutan Ganti Rugi (TR/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan
disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan.
 Aset Lainnya
 Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan
piutang jangka panjang. Termasuk dalam aset lainnya adalah aset tak
berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12
(dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan
ks yng dibatasi penggunaannya.
 Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu
sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.
 Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbats dilakukan dengan
metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan
masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
 Masa manfaat aset tak berwujud ditentutan dengan berpedoman
Keputusan Menteri Keuangan Nomor. 620/KM.6/2015 tentang Masa
Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa aset
Akuntansi Sektor Publik | 18
tak berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa
manfaat adalah sebagai berikut;
Kalompok Aset Tak Berwujud
Masa
Manfaat
(Tahun)
Software Komputer 4
Franchise 5
Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain
Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu
10
Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa,
Perlindungan Varietas Tanaman Semusim
20
Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan
Varietas Tanaman Tahunan
25
Hak Ekonomi atas Ciptaan Gol. II, Hak Ekonomi
Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser
Fonogram
50
Hak Ekonomi atas Ciptaan Gol. I 70
Tabel 1.4 Masa Manfaat Aset Tak Berwujud BPMSPH
 Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai
buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
f. Kewajiban
 Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah.
 Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewjibn jangka
pendek dan kewajiban jangka panjang.
a) Kewajiban Jangka Pendek, suatu kewajiban diklsifikasikan sebagai
kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh
tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal
pelaporan. Meliputi utang kepada pihak ketiga, belanja yang masih
harus dibayar, pendapatan diterima dimuka, bagian lancar utang
jangka panjang, dan utang jangka pendek lainnya.
b) Kewajiban Jangka Panjang, jika diharapkan untuk dibayar atau
jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah
tanggal pelaporan.
 Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban
pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
Akuntansi Sektor Publik | 19
g. Ekuitas
Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode.
Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan
Ekuitas.
4.3 Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP)
4.3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Awal mula keberadaan Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan
Pertanian (PPMKP) Ciawi tidak lepas dari adanya Akademi Biologi yang
berlokasi di Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Akademi ini didirikan pada tahun 1956. Peletakan batu pertama pembangunannya
dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Ir. Gunung Iskandar
pada tanggal 10 Maret 1956.
Pada tanggal 16 Maret 1957, Akademi Biologi yang memiliki luas areal 16,8
ha digabung dengan Kursus Akademi Penyelidikan Pertanian dan Kursus Biologi
Perikanan Laut menjadi Akademi Kementerian Pertanian (AKP) di bawah
pimpinan Prof. Dr. Ir. Koesnoto. Penggabungan ini bertujuan membentuk
lembaga pendidikan yang mendidik tenaga semi akademis untuk mengisi
kekosongan tenaga-tenaga ahli di lembaga-lembaga penelitian yang sebelumnya
diisi oleh para ahli yang berasal dari luar negeri.
Dengan adanya reorganisasi Kabinet Republik Indonesia, kelembagaan AKP
kemudian berubah menjadi Akademi Departemen Pertanian (ADP) pada tahun
1960 dan dipimpin oleh Ir. Sadikin Soeminta Wikarta. Dua tahun kemudian,
berdasarkan Pola Pembangunan Semesta Nasional Berencana, ADP berubah lagi
menjadi Akademi Pertanian (AP) yang dipimpin oleh Ir. Soepartono. Kemudian
berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. Kep.6/8/1966 tanggal 31 Agustus
1966, AP menghentikan penerimaan mahasiswa baru setelah mendidik 10
angkatan dengan jumlah 411 orang lulusan sarjana muda pertanian.
Pada bulan Agustus 1968 Akademi Pertanian diubah menjadi Lembaga
Pendidikan Pegawai Pertanian (LPPP) dengan sebutan Lembaga Pendidikan
Upgrading Penjenjangan Kader Pertanian (LPUPKP) yang dipimpin oleh drh.
Napitupulu hingga tahun 1970. Pada periode tahun 1970-1975 lembaga ini
kembali mengalami perubahan menjadi Lembaga Pendidikan dan Latihan
Departemen Pertanian (LPL Deptan) yang dipimpin oleh Ir. Abdurachim
Martawijaya.
Seiring dengan perjalanan waktu, lembaga ini pun terus mengalami
perubahan. Pada tahun 1975, LPL Deptan diubah menjadi Institut Pendidikan
Latihan dan Penyuluhan Pertanian (IPLPP). H. Moh. Tjoehaja Soeriatmadja
ditunjuk untuk memimpin lembaga ini hingga tahun 1984. Sejak tahun 1984,
Akuntansi Sektor Publik | 20
secara resmi IPLPP berubah menjadi Balai Penataran dan Latihan Pegawai
Pertanian (BPLPP) di bawah pimpinan Dr. Ir. Ade Djuhara, MA, M.Sc. Hanya
dua tahun berselang, BPLPP kemudian mengalami pengembangan menjadi empat
Unit Pelaksana Teknis (UPT), yaitu:
a. Balai Penataran dan Latihan Pertanian (BPLP) dipimpin oleh Ir. Moh. Anas
Rasyid, M.Ed.
b. Balai Latihan Pegawai Pertanian (BLPP) dipimpin oleh Ir. Budiharti, M.Sc.
c. Balai Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Pertanian (BPPFP) dipimpin oleh
Drs. Dan Sudansyah, M.Ed.
d. Balai Metodologi Informasi Pertanian (BMIP) dipimpin oleh Ir. Sukandal,
M.Sc.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor:
526/Kpts/OT.210/11/2000, keempat UPT tersebut digabungkan kembali menjadi
Pusat Manajemen Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (PMPSDMP)
di bawah pimpinan Ir. Deddy E. Rivai, MM. Lembaga ini kemudian berubah
menjadi Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) atas
dasar Peraturan Menteri Pertanian No. 14/Permentan/OT.140/2007, pada tanggal
19 Februari 2007. Lembaga baru ini ditetapkan sebagai UPT di bidang pelatihan
pertanian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP)
yang secara teknis dibina oleh kepala Pusat Pelatihan Pertanian.
Pada tahun 2013 PPMKP mengalami perubahan organisasi. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian No. 100/Permentan/OT.140/10/2013, struktur
organisasi PPMKP mengalami perampingan. Satu jabatan eselon III yang
membidangi pelatihan multimedia dan dua jabatan eselon IV di bawahnya
dilebur.
Sejak dibentuk hingga 26 Nopember 2010, PPMKP dipimpin oleh Dr. Ir.
Drs. Muh. Nasir Nane, MP. Estafet kepemimpinannya kemudian dilanjutkan oleh
Ir. Kemal Mahfud, MM hingga Januari 2014 . Tampuk pimpinan PPMKP
selanjutnya dipegang oleh Dr. Ir. Edi Abdurachman, MS., M.Sc sampai dengan
bulan Mei 2015. Setelah melalui proses seleksi terbuka untuk jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama, terpilihlah Dr. Ir. Widi Hardjono, M.Sc menjadi Kepala PPMKP
menggantikan Dr. Ir. Edi Abdurachman, MS., M.Sc berdasarkan Keputusan
Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 466/Kpts/KP.230/7/2015. Saat
ini Tongkat Estafet Kepemimpinan PPMKP dilanjutkan oleh Ir. Heri Suliyanto,
MBA sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia, Nomor :
174/Kpts/KP. 230/3/2016.
Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian ini didirikan
sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas Laporan
Akuntansi Sektor Publik | 21
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga sesuai dengan PMK
2005/PMK.011/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal. Karena
itu, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian mempunyai tugas
dan fungsi dalam memberikan bimbingan dan dukungan implementasi akuntansi
pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga, yang diharapkan nantinya
kualitas laporan K/L dapat ditingkatkan kualitasnya yang pada akhirnya Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat dapat disajikan dengan akuntabel, akurat dan
transparan.
4.3.2 Hasil Penelitian
4.3.2.1 Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Dari Laporan Keuangan Tahun 2018, laporan ini mencakup seluruh aspek
keuangan yang dikelola oleh Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan
Pertanian. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi
(SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai
dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan
posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan
Sistem Informasi Manajemendan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-
BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang
terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, dan Neraca. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang
menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk
penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial
lainnya.
4.3.2.2 Basis Akrual
Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian menerapkan
basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasi dan
Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan, untuk Laporan Realisasi Anggaran
disusun menggunakan basis kas. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
4.3.2.3 Kebijakan Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2018 telah
mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi
merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan
praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang
diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang
Akuntansi Sektor Publik | 22
ditetapkan oleh Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian yang
merupakan entitas pelaporan dari Kementerian Pertanian. Disamping itu, dalam
penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat
di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam
penyusunan Laporan Keuangan Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan
Pertanian adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan – LRA
 Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara
(KUN).
 Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah
nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
b. Pendapatan – LO
 Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau
Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
 Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah
nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
c. Belanja
 Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
 Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan
oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
d. Beban
 Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset;
dan terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
e. Aset
Aset diklasifikan menjadi ;
 Aset Lancar
 Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas
dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan
kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.
 Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan
sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito
dicatat sebesar nilai nominal.
 Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/ Ganti Rugi
apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan
Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat
keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
b) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat
peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan
Akuntansi Sektor Publik | 23
naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara
jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal
 Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada
tanggal neraca dikalikan dengan:
o harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
o harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
o harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh
dengan cara lainnya.
 Aset Tetap
 Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga
wajar.
 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional
pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus , ketinggalan
jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin
berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata
ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi
ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.
 Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya,
dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan
BMN/BMD.
 Penyusutan Aset Tetap
 Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan
penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan
penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan
No.01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa
Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat sebagaimana diubah dengan
PMK 90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara
Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.
 Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a) Tanah
b) Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
c) Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber
sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah
diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan
penghapusan.
 Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap
akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
 Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis
lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari
Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
 Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan
Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa
Akuntansi Sektor Publik | 24
Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset
Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat, yang dijabarkan sebagai berikut:
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d 20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d 50 tahun
Jakan, Irigasi dan Jaringan 5 s.d 40 tahun
Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun
Tabel 1.5 Masa Manfaat Aset Tetap PPMKP
 Aset Lainnya
 Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat netto yaitu
sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.
 Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan
metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan
masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
 Masa manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman
Keputusan Menteri Keuangan Nomor:620/KM.6/2015 tentang Masa
Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa aset tak
berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat, yang dijabarkan sebagai
berikut:
Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat
(Tahun)
Software Komputer 4
Franchise 5
Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain
Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu
10
Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa,
Perlindungan Varietas Tanaman Semusim
20
Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan
Varietas Tanaman Tahunan
25
Hak Ekonomi atas Ciptaan Gol. II, Hak Ekonomi
Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser
Fonogram
50
Hak Ekonomi atas Ciptaan Gol. I 70
Tabel 1.6 Masa Manfaat Aset Tak Berwujud PPMKP
 Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai
buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
f. Kewajiban
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban
pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
Akuntansi Sektor Publik | 25
g. Ekuitas
Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan
Ekuitas.
Dari sampel Organisasi Sektor Publik tersebut dapat dilihat bentuk penyajian
laporan keuangan berbasis akrual serta Kebijakan Akuntansi yang diterapkan oleh
Organisasi Sektor Publik yang menggunakan Akuntansi Berbasis Akrual.
4.4 Tujuan dan Manfaat Akuntansi Berbasis Akrual
Secara sederhana, dikatakan bahwa penerapan akuntansi berbasis akrual ditujukan
untuk mengatasi ketidakcukupan basis kas untuk memberikan data yang lebih akurat dan
dapat digunakan oleh para pengguna informasi. Heather Thompson, Project Manager dari
Transition from Cash to Accrual Accounting Project, Public Expenditure Management,
pemerintah BARBADOS, menyampaikan beberapa tujuan penggunaan basis akrual yakni
sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem keuangan (penganggaran,
akuntansi dan pelaporan) dalam sektor publik.
2. Untuk meningkatkan pengendalian fiskal, manajemen aset dan budaya sektor public.
3. Untuk meningkatkan akuntabilitas dalam program penyediaan barang dan jasa oleh
pemerintah.
4. Menyediakan informasi yang lebih lengkap bagi pemerintah untuk pengambilan
keputusan.
5. Untuk mereformasi sistem anggaran belanja (apropriasi).
6. Untuk mencapai transparansi yang lebih luas atas biaya pelayanan yang dilakukan oleh
pemerintah.
Dengan demikian, tujuan penerapan basis akuntansi akrual pada dasarnya untuk
memperoleh informasi yang tepat atas jasa yang diberikan pemerintah dengan lebih
transparan.
Akuntansi Sektor Publik | 26
BAB V
SIMPULAN
Penggunaan Akuntansi Berbasis Akrual pada Sektor Publik disebabkan karena adanya
tekanan reformasi Akuntansi Sektor Publik yang mendorong dilakukannya pengelolaan
keuangan publik secara transparan, akuntabel, ekonomis dan efektif. Pemerintah telah
menetapkan Peraturan.
Penerapan akrual basis ini telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang telah diganti
dengan Penetapan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang
SAP berbasis Akrual.
Penyajian Laporan Keuangan dengan menerapkan basis akrual berbeda dengan basis
kas dan juga kas menuju akrual. Perbedaan tersebut salah satunya dapat dilihat dari
komponen Laporan Keuangannya. Akuntansi Berbasis Akrual ini akan menyajikan data yang
lebih akurat dibandingkan dengan basis lainnya yang menjadikan informasi yang dihasilkan
lebih tepat dan transparan.
Akuntansi Sektor Publik | 27
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Keuangan.2016.2017.2018. Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan.
Tersedia di : http://www.bpmsph.org
Laporan Kinerja. 2018. Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan. Tersedia di :
http://www.bpmsph.org
Laporan Keuangan.2016.2017.2018. Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan
Pertanian. Tersedia di : http://www.ppmkp.bppsdmp.pertanian.go.id
Laporan Kinerja. 2017. Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian. Tersedia
di : http://www.ppmkp.bppsdmp.pertanian.go.id
Pengertian Akuntansi. Tersedia di : http://www.zonareferensi.com
Penerapan Akuntansi Pemerintan Berbasis Akrual. Tersedia di :
https://milamashuri.wordpress.com
Standar Akuntansi Berbasis Akrual. Tersedia di : https://andichairilfurqan.wordpress.com
Pengertian Sektor Publik. Tersedia di : http://artikellm.blogspot.com
Standar Akuntansi di Indonesia. Tersedia di : https://www.akuntansionline.id
Jurnal data penelitian. Tersedia di : http://penalaran-unm.org
Id.wikipedia.org

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Tugas Kelompok 2 (Akuntansi Sektor Publik)
Tugas Kelompok 2 (Akuntansi Sektor Publik)Tugas Kelompok 2 (Akuntansi Sektor Publik)
Tugas Kelompok 2 (Akuntansi Sektor Publik)LaylaHanifah
 
Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Terhadap Kinerja Keu...
Analisis Penerapan Standar  Akuntansi Pemerintahan (SAP) Terhadap Kinerja Keu...Analisis Penerapan Standar  Akuntansi Pemerintahan (SAP) Terhadap Kinerja Keu...
Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Terhadap Kinerja Keu...ShellaDwiSeptiani
 
Analisis Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik Di...
Analisis Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik Di...Analisis Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik Di...
Analisis Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik Di...YuditiaVirgiansyah
 
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdfKelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdfAdindaMaharani14
 
Asp alif & daffa
Asp alif & daffaAsp alif & daffa
Asp alif & daffadapss
 
PENGARUH PENERAPAN SAP DAN SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH...
PENGARUH PENERAPAN SAP DAN SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH...PENGARUH PENERAPAN SAP DAN SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH...
PENGARUH PENERAPAN SAP DAN SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH...CaeCaew
 
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGORANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGORgitamelania1
 
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogorPenerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogorJihanRukkiyael
 
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansi
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansiPenerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansi
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansiTiaApriani3
 
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DALAM DINAS PENDIDIK...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DALAM DINAS PENDIDIK...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DALAM DINAS PENDIDIK...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DALAM DINAS PENDIDIK...SyifaMadina1
 
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...MutiaRevelianti
 
Tugas Kelompok II ASP kelas 4a
Tugas Kelompok II ASP kelas 4aTugas Kelompok II ASP kelas 4a
Tugas Kelompok II ASP kelas 4aLizaLutviana
 
Akrual osp
Akrual ospAkrual osp
Akrual ospResnaEka
 
Kelompok 4_4B_Akuntansi Sektor Publik
Kelompok 4_4B_Akuntansi Sektor PublikKelompok 4_4B_Akuntansi Sektor Publik
Kelompok 4_4B_Akuntansi Sektor PublikDimasDewanto3
 
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada OSP di Bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada OSP di BogorPenerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada OSP di Bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada OSP di BogorDesti Agung Pratiwi
 
ASP-PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ...
ASP-PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL  PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ...ASP-PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL  PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ...
ASP-PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ...SitiMardiani5
 
Analisis penerapan standar akuntansi pemerintah (sap) terhadap kualitas lapor...
Analisis penerapan standar akuntansi pemerintah (sap) terhadap kualitas lapor...Analisis penerapan standar akuntansi pemerintah (sap) terhadap kualitas lapor...
Analisis penerapan standar akuntansi pemerintah (sap) terhadap kualitas lapor...MegaMustika7
 

La actualidad más candente (20)

Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor PublikAkuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik
 
Tugas Kelompok 2 (Akuntansi Sektor Publik)
Tugas Kelompok 2 (Akuntansi Sektor Publik)Tugas Kelompok 2 (Akuntansi Sektor Publik)
Tugas Kelompok 2 (Akuntansi Sektor Publik)
 
Tugas kelompok asp
Tugas kelompok asp Tugas kelompok asp
Tugas kelompok asp
 
Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Terhadap Kinerja Keu...
Analisis Penerapan Standar  Akuntansi Pemerintahan (SAP) Terhadap Kinerja Keu...Analisis Penerapan Standar  Akuntansi Pemerintahan (SAP) Terhadap Kinerja Keu...
Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Terhadap Kinerja Keu...
 
Analisis Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik Di...
Analisis Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik Di...Analisis Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik Di...
Analisis Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik Di...
 
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdfKelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
 
Asp alif & daffa
Asp alif & daffaAsp alif & daffa
Asp alif & daffa
 
PENGARUH PENERAPAN SAP DAN SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH...
PENGARUH PENERAPAN SAP DAN SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH...PENGARUH PENERAPAN SAP DAN SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH...
PENGARUH PENERAPAN SAP DAN SPIP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH...
 
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGORANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
 
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogorPenerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
 
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansi
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansiPenerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansi
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansi
 
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DALAM DINAS PENDIDIK...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DALAM DINAS PENDIDIK...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DALAM DINAS PENDIDIK...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DALAM DINAS PENDIDIK...
 
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
 
Tugas Kelompok II ASP kelas 4a
Tugas Kelompok II ASP kelas 4aTugas Kelompok II ASP kelas 4a
Tugas Kelompok II ASP kelas 4a
 
Akrual osp
Akrual ospAkrual osp
Akrual osp
 
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor PublikAkuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik
 
Kelompok 4_4B_Akuntansi Sektor Publik
Kelompok 4_4B_Akuntansi Sektor PublikKelompok 4_4B_Akuntansi Sektor Publik
Kelompok 4_4B_Akuntansi Sektor Publik
 
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada OSP di Bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada OSP di BogorPenerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada OSP di Bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada OSP di Bogor
 
ASP-PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ...
ASP-PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL  PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ...ASP-PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL  PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ...
ASP-PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ...
 
Analisis penerapan standar akuntansi pemerintah (sap) terhadap kualitas lapor...
Analisis penerapan standar akuntansi pemerintah (sap) terhadap kualitas lapor...Analisis penerapan standar akuntansi pemerintah (sap) terhadap kualitas lapor...
Analisis penerapan standar akuntansi pemerintah (sap) terhadap kualitas lapor...
 

Similar a Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7)

Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik di Kota Bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik di Kota BogorPenerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik di Kota Bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik di Kota BogorGheaRamadhani
 
Tugas Besar Akuntansi Kel.10.pdf
Tugas Besar Akuntansi Kel.10.pdfTugas Besar Akuntansi Kel.10.pdf
Tugas Besar Akuntansi Kel.10.pdfIbnuSulthon
 
makalah akuntansi sektor publik
makalah akuntansi sektor publikmakalah akuntansi sektor publik
makalah akuntansi sektor publikNova Amelia
 
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...Uofa_Unsada
 
Analisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGOR
Analisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGORAnalisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGOR
Analisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGORFaishalIhsanudin
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
Makalah bab 10 akuntansi sektor publik
Makalah bab 10 akuntansi sektor publikMakalah bab 10 akuntansi sektor publik
Makalah bab 10 akuntansi sektor publikAldy Lolowang
 
BAB-1-AKUNTANSI-XI.pptx
BAB-1-AKUNTANSI-XI.pptxBAB-1-AKUNTANSI-XI.pptx
BAB-1-AKUNTANSI-XI.pptxrivanasri
 
1. pengenalan akuntansi
1. pengenalan akuntansi1. pengenalan akuntansi
1. pengenalan akuntansinazilah_ laila
 
UKBM EKO 5-1-1 Akuntansi sebagai Sistem Informasi.pdf
UKBM EKO 5-1-1 Akuntansi sebagai Sistem Informasi.pdfUKBM EKO 5-1-1 Akuntansi sebagai Sistem Informasi.pdf
UKBM EKO 5-1-1 Akuntansi sebagai Sistem Informasi.pdfUmmURasya1
 
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerahMakalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerahMarobo United
 
Laporan kkl 2014 fakultas ekonomi
Laporan kkl 2014 fakultas ekonomiLaporan kkl 2014 fakultas ekonomi
Laporan kkl 2014 fakultas ekonomiShobatini
 
MAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docx
MAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docxMAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docx
MAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docxNiluhEkaMurniati1
 
Buku dasar akuntansi
Buku dasar akuntansiBuku dasar akuntansi
Buku dasar akuntansihastaputra941
 

Similar a Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7) (20)

Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik di Kota Bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik di Kota BogorPenerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik di Kota Bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik di Kota Bogor
 
Tugas Besar Akuntansi Kel.10.pdf
Tugas Besar Akuntansi Kel.10.pdfTugas Besar Akuntansi Kel.10.pdf
Tugas Besar Akuntansi Kel.10.pdf
 
Akuntansi dasar
Akuntansi dasarAkuntansi dasar
Akuntansi dasar
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
makalah akuntansi sektor publik
makalah akuntansi sektor publikmakalah akuntansi sektor publik
makalah akuntansi sektor publik
 
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
 
Analisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGOR
Analisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGORAnalisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGOR
Analisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGOR
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Modul bab i kelas x iis
Modul bab i kelas x iisModul bab i kelas x iis
Modul bab i kelas x iis
 
Makalah bab 10 akuntansi sektor publik
Makalah bab 10 akuntansi sektor publikMakalah bab 10 akuntansi sektor publik
Makalah bab 10 akuntansi sektor publik
 
BAB-1-AKUNTANSI-XI.pptx
BAB-1-AKUNTANSI-XI.pptxBAB-1-AKUNTANSI-XI.pptx
BAB-1-AKUNTANSI-XI.pptx
 
Inisiasi 7
Inisiasi 7Inisiasi 7
Inisiasi 7
 
1. pengenalan akuntansi
1. pengenalan akuntansi1. pengenalan akuntansi
1. pengenalan akuntansi
 
UKBM EKO 5-1-1 Akuntansi sebagai Sistem Informasi.pdf
UKBM EKO 5-1-1 Akuntansi sebagai Sistem Informasi.pdfUKBM EKO 5-1-1 Akuntansi sebagai Sistem Informasi.pdf
UKBM EKO 5-1-1 Akuntansi sebagai Sistem Informasi.pdf
 
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerahMakalah sistem akuntansi pemerintah daerah
Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah
 
makalah pajak
makalah pajakmakalah pajak
makalah pajak
 
Laporan kkl 2014 fakultas ekonomi
Laporan kkl 2014 fakultas ekonomiLaporan kkl 2014 fakultas ekonomi
Laporan kkl 2014 fakultas ekonomi
 
MAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docx
MAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docxMAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docx
MAYRA DWI ANDRIYANI-43220110052-TM02.docx
 
Buku dasar akuntansi
Buku dasar akuntansiBuku dasar akuntansi
Buku dasar akuntansi
 
Buku dasar dasarakuntansi
Buku dasar dasarakuntansiBuku dasar dasarakuntansi
Buku dasar dasarakuntansi
 

Último

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 

Último (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 

Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7)

  • 1. PENGARUH PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL BERDASARKAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DALAM PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK (OSP) DI WILAYAH BOGOR (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik) Dosen Pengampu : Sudjatmiko Wibowo, Ak., M.M. Disusun oleh: 4B – AKUNTANSI Siti Nurmalasari 022118083 Altryana Novisa Ramdania 022118272 Sandania Khodilla 022118226 Fitri Casmita Hassan 022118193 Taufiq Arrahman 022117245 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN 2020/2021
  • 2. Akuntansi Sektor Publik | i PRAKATA Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Atas karunianya penulis dapat menyelesaikan penyusunan paper ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga paper ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca. Harapan penulis semoga paper ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga Penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi penyajian ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Dalam penyusunan paper ini penulis mengakui bahwa masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu, penulis berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan hasil paper ini. Bogor, 14 Maret 2020 Penulis
  • 3. Akuntansi Sektor Publik | ii “ Pengaruh Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual berdasarkan Kebijakan Akuntansi dalam Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan pada Organisasi Sektor Publik (OSP) di Wilayah Bogor ” ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan akuntansi berbasis akrual pada Organisasi Sektor Publik (OSP) yang berada di wilayah Bogor. Populasi dalam penelitian ini adalah Organisasi Sektor Publik (OSP) di wilayah Bogor, dan besarnya sampel yang mewakili populasi tersebut untuk diteliti terdiri dari dua organisasi sektor publik yaitu Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian serta Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan. Riset ini menggunakan data informasi publik yang berupa Laporan Keuangan, Laporan Kinerja serta Laporan Tahunan dari organisasi yang bersangkutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Organisasi Sektor Publik tersebut yang merupakan bagian dari instansi pemerintah daerah telah menerapkan akuntansi berbasis akrual berdasarkan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah dalam penyajian laporan keuangan nya yang mengacu pada Standar Akuntansi Publik (SAP) yang telah ditetapkan oleh Pemetintah Daerah. Kata kunci ; Pengaruh, Penerapan, Akrual Basis, Laporan Keuangan, Organisasi Sektor Publik, Standar Akuntansi Keuangan.
  • 4. Akuntansi Sektor Publik | iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PRAKATA ....................................................................................................................... i ABSTRAK ....................................................................................................................... ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................... v BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2 1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................................................. 2 1.3.1 Tujuan Penelitian ..................................................................... 2 1.3.2 Manfaat Penelitian ..................................................................... 2 1.3.2.1 Manfaat Teoritis ............................................. 2 1.3.2.2 Manfaat Praktis ............................................. 3 1.4 Sistematika Penulisan ..................................................................... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 4 2.1 Definisi Akuntansi ................................................................................... 4 2.1.1 Arti Akuntansi Menurut KBBI ......................................................... 4 2.1.2 Definisi Akuntansi Secara Umum ............................................ 4 2.1.3 Pengertian Akuntansi Menurut Ahli ............................................ 4 2.2 Pengertian Sektor Publik ..................................................................... 5 2.3 Pengertian Akuntansi Sektor Publik ......................................................... 5 2.4 Standar Akuntansi ................................................................................... 5 2.5 Standar Akuntansi Pemerintah .......................................................... 6 2.6 Basis Akrual .............................................................................................. 6 2.7 Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual ................................. 7 2.8 Kebijakan Akuntansi ................................................................................... 8 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 9 3.1 Pendekatan Penelitian ...................................................................... 9 3.2 Sumber data ................................................................................... 9 3.3 Jenis Data ................................................................................. 9
  • 5. Akuntansi Sektor Publik | iv 3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 10 3.5 Unit Analisis ................................................................................. 10 3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................. 10 BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................... 11 4.1 Pengaruh Akuntansi Berbasis Akrual terhadap Penyajian Laporan Keuangan... 11 4.2 Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH) .......... 11 4.2.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 11 4.2.2 Hasil Penelitian ................................................................................... 12 4.2.2.1 Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan ....................... 12 4.2.2.2 Basis Akuntansi ....................................................................... 13 4.2.2.3 Kebijakan Akuntansi ........................................................... 13 4.3 Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) .......... 19 4.3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 19 4.3.2 Hasil Penelitian ................................................................................. 21 4.3.2.1 Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan ....................... 21 4.3.2.2 Basis Akuntansi ....................................................................... 21 4.3.2.3 Kebijakan Akuntansi ........................................................... 21 4.4 Tujuan dan Manfaat Akuntansi Berbasis Akrual .............................................. 25 BAB V SIMPULAN ............................................................................................... 26 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 27
  • 6. Akuntansi Sektor Publik | v DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Komponen Laporan Keuangan ............................................... 11 Tabel 1.2 Penyisihan Piutang BPMSPH........................................................ 15 Tabel 1.3 Masa Manfaat Aset Tetap BPMSPH ...................................... 17 Tabel 1.4 Masa Manfaat Aset Tak Berwujud BPMSPH ............................ 18 Tabel 1.5 Masa Manfaat Aset Tetap PPMKP................................................. 24 Tabel 1.6 Masa Manfaat Aset Tak Berwujud PPMKP ............................ 24
  • 7. Akuntansi Sektor Publik | 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang akuntansi. Salah satu reformasi yang dilakukan adalah keharusan penerapan akuntansi berbasis akrual pada setiap instansi pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah, yang dimulai tahun anggaran 2008. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 36 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut: ”Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16 undang- undang ini dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas”. Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang penting untuk meyampikan informasi finansial kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam penyusunan laporan keuangan terdapat beberapa metode atau standar yang dapat digunakan, salah satunya yaitu akuntansi berbasis akrual yang saat ini sudah umum dipakai oleh banyak instansi. Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat. Dalam penerapan akuntansi berbasis akrual kebijakan akuntansi merupakan instrumen yang penting. Kebijakan akuntansi pemerintah daerah ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 tahun 2013 yang terdiri atas Kebijakan Akuntansi Pelaporan Keuangan dan Kebijakan Akuntansi Akun. Pada setiap organisasi sektor publik pastilah ada tata kelola yang digunakan untuk memaksimalkan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan organisasi. Dalam pengelolaan keuangan yang diperlukan oleh organisasi sektor publik adalah metode pencatatan akuntansi yang sesuai, dimana metode pencatatan yang dipilih harus mampu membuat pengelolaan keuangan lebih transparan, efektif, juga efisien. Untuk memenuhi hal-hal tersebut maka akuntansi berbasis akrual sering dipilih menjadi metode pencatatan akuntansi untuk organisasi sektor publik. Hal ini dikarenakan akuntansi berbasis akrual dianggap memenuhi kebutuhan pengelolaan keuangan organisasi sektor publik, dan
  • 8. Akuntansi Sektor Publik | 2 mampu menghasilkan laporan keuangan yang lebih mudah dipahami karena pencatatan dilakukan saat adanya transaksi. Akuntansi berbasis akrual juga menjadi pilihan beberapa organisasi sektor publik yang berada di Bogor untuk menjadi metode pencatatan akuntansi dari pengelolaan keuangan dikarenakan kelebihannya.Dengan adanya sistem akuntansi berbasis akrual organisasi sektor publik ini diharapkan dapat membuat laporan keuangan yang lebih baik dan meningkakan kemudahan dalam penyusunannya. Seperti yang kita tahu perapan akuntansi berbasis akrual ini tentunya berbeda dengan akuntansi berbasis kas maupun kas menuju akrual. Hal inilah yang menjadi latar belakang kami sebagai penyusun. Oleh karena itu, penyusun sepakat untuk mengangkat topik yang berjudul “Pengaruh Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual berdasarkan Kebijakan Akuntansi dalam Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan pada Organisasi Sektor Publik (OSP) di Wilayah Bogor”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka rumusan masalah yang dapat diambil dalam penyusunan paper ini, sebagai berikut: 1 Bagaimana pengaruh penerapan akuntansi berbasis akrual terhadap bentuk penyajian laporan keuangannya ? 2 Apa saja laporan yang disajikan apabila menerapkan akuntansi berbasis akrual? 3 Bagaimana pengaruh akuntansi berbasis akrual terhadap kebijakan akuntansi disuatu instansi? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan paper ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan akuntansi berbasis akrual pada penyajian laporan keuangan, untuk lebih lengkapnya yaitu sebagai berikut; a. Mengetahui bentuk penyajian laporan keuangan b. Mengetahui laporan apa saja yang disajikan dengan basis akrual c. Mengetahui pengaruh akuntansi berbasis akrual pada kebijakan akuntansinya. 1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Manfaat Teoritis Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya bagi yang berhubungan dengan penerapan akuntansi berbasis akrual pada Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan, serta Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian.
  • 9. Akuntansi Sektor Publik | 3 1.3.2.2 Manfaat Praktis Memberikan informasi mengenai penerapan akuntansi berbasis akrual pada Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan, serta Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian. 1.4 Sistematika Penulisan Berikut adalah sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan paper ini agar penulisan dan penyajiannya baik dan terperinci; BAB I PENDAHULUAN Bab ini merinci tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi definisi dari akuntansi, sektor publik, akuntansi sektor publik, standar akuntansi, Standar Akuntansi Pemerintah, Basis Akrual, Standar Akuntansi Berbasis Akrual, serta Kebijakan Akuntansi. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini meliputi pendekatan penelitian, sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data, unit analisis, serta teknik analisis data. BAB IV PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai gambaran umum objek penelitian serta hasil penelitian BAB V PENUTUP Bab ini berisi simpulan atas pembahasan penelitian
  • 10. Akuntansi Sektor Publik | 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 dijelaskan bahwa Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penyajian laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya. Menurut American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA) akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan beberapa cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil- hasilnya dari suatu entitas dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (Purposive Activity). Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu, dan hasil tersebut harus memiliki manfaat. Akuntansi yang digunakan pada sektor swasta maupun sektor publik mempunyai tujuan yang berbeda. Berikut ini akan dijelaskan pengertian akuntansi menurut para ahli, arti akuntansi menurut KBBI serta definisi akuntansi secara umum. 2.1.1 Arti Akuntansi Menurut KBBI Pengertian akuntansi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah teori dan praktik perakunan, termasuk tanggung jawab, prinsip, standar, kelaziman (kebiasaan), dan semua kegiatannya. Akuntansi juga diartikan sebagai seni pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi. 2.1.2 Definisi Akuntansi Secara Umum Pengertian akuntansi secara umum adalah proses pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas, dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Definisi akuntansi secara singkat adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan dalam perusahaan, lembaga atau organisasi tertentu. 2.1.3 Pengertian Akuntansi Menurut Ahli Arti akuntansi menurut Mulyadi didefinisikan sebagai organisasi formulir, catatan serta laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
  • 11. Akuntansi Sektor Publik | 5 2.2 Pengertian Sektor Publik Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik sering didefinisikan sebagai “suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan hak publik”. Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen. Kompleksitas sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan pengendalian manajemen lebih bervariasi. Demikian juga bagi stekholder sektor publik, mereka membutuhkan informasi yang lebih bervariasi, handal, dan relevan untuk pengambilan keputusan. Tugas dan tanggung jawab akuntan sektor publik adalah menyediakan informasi baik untuk memenuhi kebutuhan internal organisasi maupun kebutuhan pihak eksternal. 2.3 Pengertian Akuntansi sektor publik Akuntansi sektor publik adalah sistem akuntansi yang dipakai oleh lembaga- lembaga publik sebagai suatu alat pertanggungjawaban kepada publik. Lembaga publik mendapat tuntutan yang berasal dari masyarakat agar dapat dikelola secara transparan dan bertanggungjawab. Organisasi sektor publik dituntut agar lebih efisien dalam mengelola biaya sosial dan ekonomi dalam memanfaatkannya untuk publik serat dampak dari aktivitas yang dilakukan. Semakin menguatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas (pertanggungjawaban) publik oleh pemerintah pusat, daerah, unit kerja pemerintah, departemen dan lembaga- lembaga negara (sektor publik) menjadikan akuntansi sektor publik dapat cepat diterima dan diakui sebagai ilmu yang dibutuhkan guna mengelola urusan-urusan publik. Tujuannya untuk keperluan transparansi dan pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak-hak publik. 2.4 Standar Akuntansi Standar akuntansi adalah suatu metode dan format baku dalam penyajian informasi laporan keuangan suatu kegiatan usaha. Standar akuntansi dibuat, disusun dan disahkan oleh lembaga resmi (Standard Setting Body). Di dalam standar ini dijelaskan transaksi apa saja yang harus dicatat; bagaimana cara mencatatnya dan bagaimana penyajiannya. Standar akuntansi ini adalah permasalah utama akuntan dan semua pengguna laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, metode dan format penyusunan standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi ini akan berubah dan berkembang sesuai tuntutan di masyarakat.
  • 12. Akuntansi Sektor Publik | 6 2.5 Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP), dilengkapi dengan Pengantar Standar Akuntansi Pemerintahan dan disusun mengacu kepada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. Standar ini digunakan untuk menyusun laporan keuangan instansi pemerintahan, baik pusat ataupun daerah. SAP disusun dan disahkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP SAP). SAP berbasis akrual ditetapkan dalam PP No. 71 Tahun 2010. Instansi masih diperkenankan menggunakan PP No. 24 Tahun 2005, SAP berbasis kas menuju akrual sampai tahun 2014. SAP berbasis kas menuju akrual menggunakan basis kas untuk penyusunan laporan realisasi anggaran dan menggunakan basis akrual untuk penyusunan neraca. Pada SAP berbasis akrual, laporan realisasi anggaran tetap menggunakan basis kas karena akan dibandingkan dengan anggaran yang disusun dengan menggunakan basis kas, sedangkan laporan operasional yang melaporkan kinerja badan usaha disusun dengan menggunakan basis akrual. Standar Akuntansi Pemerintahan ini berbeda dengan 3 jenis standar akuntansi sebelumnya. Pengguna SAP biasanya terbatas di kalangan pemerintahan saja. Sehingga publikasi laporan keuangan bidang pemerintahan tidak terbuka seperti laporan keuangan perusahaan. 2.6 Basis Akrual Adalah suatu metode pencatatan dalam akuntansi, dimana dalam hal ini setiap transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan konsep pengakuan yang sesungguhnya. Ketika basis kas dipilih, maka transaksi dicatat pada saat kas diterima dan dibayarkan sehingga hanya akun kas dan ekuitas yang dilaporkan dalam Neraca. Lain halnya ketika basis akrual yang digunakan, transaksi akan dicatat jika secara ekonomi telah terjadi, tanpa harus menunggu kas diterima atau dibayarkan. Akibatnya, dengan basis akrual ini, akun- akun yang dilaporkan dalam Neraca tidak sebatas akun kas saja, namun semua sumber daya yang dimiliki, utang, dan ekuitas. Keunggulan penggunaan basis akrual ini adalah informasi yang disajikan dalam Neraca akan lebih komprehensif karena mempresentasikan seluruh sumber daya yang dimiliki entitas. Basis akrual sepenuhnya ini belum bisa diterapkan oleh semua entitas akuntansi. Entitas pemerintah merupakan entitas yang memiliki karakteristik unik dalam basis akuntansinya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang mengatur Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), basis akuntansi yang digunakan entitas pemerintah adalah basis kas menuju akrual (Cash Toward Accrual). Dengan basis ini, aset, kewajiban, dan ekuitas dana dicatat dengan berbasis akrual sedangkan komponen Laporan Realisasi Anggaran seperti pendapatan, belanja, dan pembiayaan dicatat dengan
  • 13. Akuntansi Sektor Publik | 7 basis kas. Konsekuensi dari penggunaan basis kas menuju akrual ini adalah dibutuhkannya penggunaan jurnal korolari. 2.7 Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD. SAP Berbasis Akrual tersebut dinyatakan dalam bentuk PSAP dan dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. PSAP dan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Akrual dimaksud tercantum dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses baku penyusunan (due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap terdapat dalam Lampiran III Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/ Daerah atau entitas pelaporan. Dalam pemerintahan, entitas pelaporan tidak menggunakan istilah laba. Penentuan sisa pembiayaan anggaran, baik lebih ataupun kurang untuk setiap periode tergantung pada selisih realisasi penerimaan dan pengeluaran. Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Entitas pelaporan yang menyajikan Laporan Kinerja Keuangan, menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan dengan menggunakan sepenuhnya basis akrual, baik dalam pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan, maupun dalam pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Namun demikian, penyajian Laporan Realisasi Anggaran tetap berdasarkan basis kas.
  • 14. Akuntansi Sektor Publik | 8 2.8 Kebijakan Akuntansi Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar , konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi ditetapkan oleh Manajemen dan dijadikan sebagai salah satu pijakan auditor dalam menilai kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi keuangan dan prinsip akuntansi berterima umum. Kebijakan akuntansi secara eksplisit didefinisikan didalam PSAK 25/IAS 8 karena standar akuntansi mengharuskan entitas untuk mengungkapkan kebijakan akuntansi yang digunkan dlm menyusun laporan keuangan.
  • 15. Akuntansi Sektor Publik | 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan pendekatan penelitiankualitatif. Untuk pengertian pendekatan penelitian kualitatif sendiri menurut moleong (2005:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Sementara untuk metode yang digunakan, penelitian ini menggunakan metode studi kasus, dimana metode studi kasus dapat menggunakan bukti baik yang bersifat kualitatif ataupun kuantitatif. Menurut Yin (2003, 2009) menyatakan bahwa tujuan penggunaan penelitian studi kasus adalah tidak sekadar untuk menjelaskan seperti apa objek yang diteliti, tetapi untuk menjelaskan bagaimana keberadaan dan mengapa kasus tersebut dapat terjadi. Pendekatan dan metode yang dipilih dan dipakai dalam penelitian ini bertujuan untuk memudahkan penjabaran serta penjelasan mengenai penelitian tentang penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrualpada organisasi sektor publik yang berada di kota bogor sehingga akan diperoleh pembahasan yang terperinci dan menciptakan pemahaman yang maksimal mengenai penelitian ini. 3.2 Sumber Data Menurut Siyoto dan Sodik (2015), data merupakan sesuatu yang dikumpulkan oleh peneliti berupa fakta empiris yang digunakan untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data-data yang dipublikasikan oleh organisasi sektor publik yang bersangkutan, data yang dikumpulkan berupa laporan keuangan yang terdiri dari laporan realisasi anggaran, laporan perubahan saldo anggaran lebih, neraca, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, catatan atas laporan keuangan) yang bersumber dari website-website resmi organisasi sektor publik yang diteliti dalam penelitian ini. Dimana dari data-data tersebut para peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan analisis yang akurat tentang pengaruh penerapan akuntansi berbasis akrual pada organisasi sektor publik yang berlokasi di kota bogor. 3.3 Jenis Data Data yang digunakan dalam penilitian ini yaitu berupa data dokumenter seperti jurnal dan laporan keuangan yang berisi laporan realisasi anggaran, laporan perubahan
  • 16. Akuntansi Sektor Publik | 10 saldo anggaran lebih, neraca, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, catatan atas laporan keuangan. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dalam pengumpulan datanyadimana dokumen-dokumen yang dijadikan bahan penelitian antara lain adalah profil organisasi sektor publik yang diteliti dan laporan keuangan yang datanya sudah dipublikasikan oleh organisasi sektor publik bersangkutan dalam pelaksanaan penelitian. Data-data tersebut dikumpulkan sebelum kemudian dianalisis sesuai dengan rumusan masalah untuk akhirnya dapat diambil kesimpulan dari pembahasan yang akan dituliskan dalam penelitian ini. 3.5 Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Dalam pengertian yang lain, Unit analisis diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan fokus/ komponen yang diteliti.Unit analisis ini dilakukan oleh peneliti agar validitas dan reabilitas penelitian dapat terjaga. Untuk penelitian mengenai penerapan akuntansi berbasis akrual ini tentu saja unit analisisnyaberupa laporan keuangan yang didalamnya berisikan beberapa laporan antara lain laporan realisasi anggaran, laporan perubahan saldo anggaran lebih, laporan operasional, laporanperubahan ekuitas, neraca, dan catatan atas laporan keuangan. Peneliti akan menganalisa pengungkapan dan penyajian laporan keuangan, dan setiap komponen yang ada dalam laporan-laporan yang sudah disebutkan diatas secara teliti agar bisa mendapatkan informasi sebanyak mungkin, dengan begitu peneliti mampu mengetahui apa-apa saja pengaruh dari penerapan metode pencatatan akuntansi berbasis akrual ini terhadap pengelolaan keuangan dan pelaporan keuangan organisasi sektor publik yang diteliti. 3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan mengorganisasikan data, memilah dan menjadikannya satukesatuan yang dapat disusun, kemudian peneliti harus mencari informasi apa saja yang penting dan perlu untuk dituangkan dalam bagian pembahasan.Hal pertama dilakukan peneliti ialah memilah data, kemudian menyederhanakannya, dan melakukan pengabstrakan data-data yang sekiranya telah memenuhi kebutuhan penelitian. Kemudian data disajikan setelah disusun, data disajikan dalam bentuk narasi didalam pembahasan, penyajian data pun dilakukan sebaik mungkin agar mempermudah penarikan kesimpulan. Dalam pembuatan pembahasan peneliti akan menganalisa dan mengkaji kembali komponen-komponen laporan keuangan organisasi sektor publik bersangkutan kemudian dideskripsikan bagaimana penerapan metode pencatatan akuntansi berbasis akrual didalam pengelolaan keuangan organisasi tersebut dan mencari tahu hal-hal apa saja yang terpengaruhi oleh adanya penerapan akuntansi akrual. Tahap akhir, barulah kesimpulan dapat ditarik.
  • 17. Akuntansi Sektor Publik | 11 BAB IV PEMBAHASAN 4.1Pengaruh Akuntansi Berbasis Akrual terhadap Penyajian Laporan Keuangan. Pengaruh basis akrual dapat dilihat dari bentuk penyajian laporan keuangannya yang tentunya berbeda dengan basis kas maupun basis kas menuju akrual. Berikut perbandingannya ; Komponen Laporan Keuangan Basis Kas menuju Akrual : Komponen Laporan Keuangan Basis Akrual : 1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Neraca 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) 1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih 3. Laporan Operasional 4. Laporan Arus Kas 5. Laporan Perubahan Ekuitas 6. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Tabel 1.1 Komponen Laporan Keuangan Komponen laporan keuangan dalam Draft Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual terdiri dari 7 komponen laporan dimana terdapat penambahan 3 jenis laporan dalam draft SAP berbasis akrual yaitu Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas.BILA TIDAK ADA 3 KOMPONEN INI DAPAT DI PASTIKAN LAPORAN KEUANGANYA BELUM BERBASIS AKRUAL. 4.2 Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH) 4.2.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH) berdiri diawali dengan terbitnya SK Menteri Pertanian No. 466/Kpts/OT.210/1994 mengenai Organisasi dan Tata Kerja Loka Pengujian Mutu Produk Peternakan, berkedudukan di Bogor dengan wilayah kerja seluruh Indonesia. Tahun 1995/1996, Loka Pengujian Mutu Produk Peternakan (LPMPP) untuk sementara
  • 18. Akuntansi Sektor Publik | 12 berlokasi di Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BPMSOH), Gunung Sindur, Bogor. Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 459/Kpts/OT.210/8/2001 pada tanggal 20 Agustus 2001 status LPMPP berubah menjadi BPMPP (Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan). BPMPP pada tanggal 24 Mei 2013 berubah menjadi Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (BPMSPH) berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 60/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan Bogor. BPMSPH merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan secara teknis dibina oleh Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen. Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Kementerian Pertanian yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan Laporan Keuangan Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang lebih transparan, akurat, dan akuntabel. 4.2.2 Hasil Penelitian 4.2.2.1 Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan mengacu pada Sistem Akuntansi Instnsi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan kepada Kementerian Negara atau Lembaga. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK- BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan
  • 19. Akuntansi Sektor Publik | 13 Perubahan Ekuitas, dan Neraca. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi set tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan brang milik negara serta laporan manajerial lainnya. 4.2.2.2 Basis Akuntansi Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasi dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan Laporan Realisasi Anggaran basis kas disusun san disajikan dengan basis kas. Penyajian ini mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 4.2.2.3 Kebijakan Akuntansi Kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan dan penyusunan Laporan Keuangan adalah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), serta kaidah-kidah pengelolaan keuangan yang sehat dilingkungan pemerintahan. Berikut Kebijakan Akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan BPMSPH : a. Pendapatan – LRA  Pendapatan – LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negarayang menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.  Pendapatan – LRA diakui pada sat ks diterima pada Kas Umum Negara (KUN).  Akuntansi pendapatan – LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah neto nya (setelah dikompensasi dengan pengeluaran).  Pendapatan – LRA disajikan menurut klarifikasi sumber pendapatan. b. Pendapatan – LO  Pendapatan – LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebgai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yng bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.  Pendapatan – LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan atau pendapatan direlisasi yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.  Akuntansi Pendapatan – LO dilaksanakan berdasarkan zas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran)  Pendapatan disajikan menurut klarifikasi sumber pendapatan.
  • 20. Akuntansi Sektor Publik | 14 c. Belanja  Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.  Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.  Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).  Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. d. Beban  Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.  Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; dan terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.  Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. e. Aset Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.  Aset Lancar  Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.  Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.  Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/ Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. 2) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan
  • 21. Akuntansi Sektor Publik | 15 naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal  Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut; Tabel 1.2 Penyisihan Piutang BPMSPH  Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.  Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan: harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian; harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya. Kualitas Piutang Uraian Penyisihan Lancar Belum dilakukan pelunasan sampai dengan tanggal jatuh tempo. 0,5% Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal surat tagihan pertama tidak dilakukan pelunasan 10% Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal surat tagihan kedua tidak dilakukan pelunasan 50% Macet Satu bulan terhitung sejak tanggal surat tagihan ketiga tidak dilakukan pelunasan 100% Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara / DJKN.
  • 22. Akuntansi Sektor Publik | 16  Aset Tetap  Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.  Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.  Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut: Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR. 1) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp1.000.000 (satu juta rupiah); 2) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah); 3) Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.  Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus , ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.  Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.  Penyusutan Aset Tetap  Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan No.01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat sebagaimana diubah dengan PMK 90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.  Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a) Tanah b) Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
  • 23. Akuntansi Sektor Publik | 17 c) Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.  Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.  Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.  Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut: Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat Peralatan dan Mesin 2 s/d 20 tahun Gedung dan Bangunan 10 s/d 50 tahun Jalan, Irigasi dan Jaringan 5 s/d 40 tahun Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun Tabel 1.3 Masa Manfaat Aset Tetap BPMSPH  Piutang Jangka Panjang  Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan atau dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.  Tagihan penjualan angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi (TR/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan.  Aset Lainnya  Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam aset lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan ks yng dibatasi penggunaannya.  Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.  Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbats dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.  Masa manfaat aset tak berwujud ditentutan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor. 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa aset
  • 24. Akuntansi Sektor Publik | 18 tak berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut; Kalompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat (Tahun) Software Komputer 4 Franchise 5 Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu 10 Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim 20 Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan Varietas Tanaman Tahunan 25 Hak Ekonomi atas Ciptaan Gol. II, Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram 50 Hak Ekonomi atas Ciptaan Gol. I 70 Tabel 1.4 Masa Manfaat Aset Tak Berwujud BPMSPH  Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. f. Kewajiban  Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.  Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewjibn jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a) Kewajiban Jangka Pendek, suatu kewajiban diklsifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Meliputi utang kepada pihak ketiga, belanja yang masih harus dibayar, pendapatan diterima dimuka, bagian lancar utang jangka panjang, dan utang jangka pendek lainnya. b) Kewajiban Jangka Panjang, jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.  Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
  • 25. Akuntansi Sektor Publik | 19 g. Ekuitas Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. 4.3 Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) 4.3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Awal mula keberadaan Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi tidak lepas dari adanya Akademi Biologi yang berlokasi di Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Akademi ini didirikan pada tahun 1956. Peletakan batu pertama pembangunannya dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Ir. Gunung Iskandar pada tanggal 10 Maret 1956. Pada tanggal 16 Maret 1957, Akademi Biologi yang memiliki luas areal 16,8 ha digabung dengan Kursus Akademi Penyelidikan Pertanian dan Kursus Biologi Perikanan Laut menjadi Akademi Kementerian Pertanian (AKP) di bawah pimpinan Prof. Dr. Ir. Koesnoto. Penggabungan ini bertujuan membentuk lembaga pendidikan yang mendidik tenaga semi akademis untuk mengisi kekosongan tenaga-tenaga ahli di lembaga-lembaga penelitian yang sebelumnya diisi oleh para ahli yang berasal dari luar negeri. Dengan adanya reorganisasi Kabinet Republik Indonesia, kelembagaan AKP kemudian berubah menjadi Akademi Departemen Pertanian (ADP) pada tahun 1960 dan dipimpin oleh Ir. Sadikin Soeminta Wikarta. Dua tahun kemudian, berdasarkan Pola Pembangunan Semesta Nasional Berencana, ADP berubah lagi menjadi Akademi Pertanian (AP) yang dipimpin oleh Ir. Soepartono. Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. Kep.6/8/1966 tanggal 31 Agustus 1966, AP menghentikan penerimaan mahasiswa baru setelah mendidik 10 angkatan dengan jumlah 411 orang lulusan sarjana muda pertanian. Pada bulan Agustus 1968 Akademi Pertanian diubah menjadi Lembaga Pendidikan Pegawai Pertanian (LPPP) dengan sebutan Lembaga Pendidikan Upgrading Penjenjangan Kader Pertanian (LPUPKP) yang dipimpin oleh drh. Napitupulu hingga tahun 1970. Pada periode tahun 1970-1975 lembaga ini kembali mengalami perubahan menjadi Lembaga Pendidikan dan Latihan Departemen Pertanian (LPL Deptan) yang dipimpin oleh Ir. Abdurachim Martawijaya. Seiring dengan perjalanan waktu, lembaga ini pun terus mengalami perubahan. Pada tahun 1975, LPL Deptan diubah menjadi Institut Pendidikan Latihan dan Penyuluhan Pertanian (IPLPP). H. Moh. Tjoehaja Soeriatmadja ditunjuk untuk memimpin lembaga ini hingga tahun 1984. Sejak tahun 1984,
  • 26. Akuntansi Sektor Publik | 20 secara resmi IPLPP berubah menjadi Balai Penataran dan Latihan Pegawai Pertanian (BPLPP) di bawah pimpinan Dr. Ir. Ade Djuhara, MA, M.Sc. Hanya dua tahun berselang, BPLPP kemudian mengalami pengembangan menjadi empat Unit Pelaksana Teknis (UPT), yaitu: a. Balai Penataran dan Latihan Pertanian (BPLP) dipimpin oleh Ir. Moh. Anas Rasyid, M.Ed. b. Balai Latihan Pegawai Pertanian (BLPP) dipimpin oleh Ir. Budiharti, M.Sc. c. Balai Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Pertanian (BPPFP) dipimpin oleh Drs. Dan Sudansyah, M.Ed. d. Balai Metodologi Informasi Pertanian (BMIP) dipimpin oleh Ir. Sukandal, M.Sc. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 526/Kpts/OT.210/11/2000, keempat UPT tersebut digabungkan kembali menjadi Pusat Manajemen Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (PMPSDMP) di bawah pimpinan Ir. Deddy E. Rivai, MM. Lembaga ini kemudian berubah menjadi Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) atas dasar Peraturan Menteri Pertanian No. 14/Permentan/OT.140/2007, pada tanggal 19 Februari 2007. Lembaga baru ini ditetapkan sebagai UPT di bidang pelatihan pertanian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) yang secara teknis dibina oleh kepala Pusat Pelatihan Pertanian. Pada tahun 2013 PPMKP mengalami perubahan organisasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 100/Permentan/OT.140/10/2013, struktur organisasi PPMKP mengalami perampingan. Satu jabatan eselon III yang membidangi pelatihan multimedia dan dua jabatan eselon IV di bawahnya dilebur. Sejak dibentuk hingga 26 Nopember 2010, PPMKP dipimpin oleh Dr. Ir. Drs. Muh. Nasir Nane, MP. Estafet kepemimpinannya kemudian dilanjutkan oleh Ir. Kemal Mahfud, MM hingga Januari 2014 . Tampuk pimpinan PPMKP selanjutnya dipegang oleh Dr. Ir. Edi Abdurachman, MS., M.Sc sampai dengan bulan Mei 2015. Setelah melalui proses seleksi terbuka untuk jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, terpilihlah Dr. Ir. Widi Hardjono, M.Sc menjadi Kepala PPMKP menggantikan Dr. Ir. Edi Abdurachman, MS., M.Sc berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 466/Kpts/KP.230/7/2015. Saat ini Tongkat Estafet Kepemimpinan PPMKP dilanjutkan oleh Ir. Heri Suliyanto, MBA sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia, Nomor : 174/Kpts/KP. 230/3/2016. Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian ini didirikan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas Laporan
  • 27. Akuntansi Sektor Publik | 21 Keuangan Kementerian Negara/Lembaga sesuai dengan PMK 2005/PMK.011/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal. Karena itu, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian mempunyai tugas dan fungsi dalam memberikan bimbingan dan dukungan implementasi akuntansi pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga, yang diharapkan nantinya kualitas laporan K/L dapat ditingkatkan kualitasnya yang pada akhirnya Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dapat disajikan dengan akuntabel, akurat dan transparan. 4.3.2 Hasil Penelitian 4.3.2.1 Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan Dari Laporan Keuangan Tahun 2018, laporan ini mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemendan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK- BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya. 4.3.2.2 Basis Akrual Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasi dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan, untuk Laporan Realisasi Anggaran disusun menggunakan basis kas. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 4.3.2.3 Kebijakan Akuntansi Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2018 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang
  • 28. Akuntansi Sektor Publik | 22 ditetapkan oleh Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian yang merupakan entitas pelaporan dari Kementerian Pertanian. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian adalah sebagai berikut: a. Pendapatan – LRA  Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).  Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). b. Pendapatan – LO  Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.  Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). c. Belanja  Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.  Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). d. Beban  Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; dan terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. e. Aset Aset diklasifikan menjadi ;  Aset Lancar  Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.  Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.  Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut: a) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/ Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. b) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan
  • 29. Akuntansi Sektor Publik | 23 naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal  Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan: o harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian; o harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; o harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya.  Aset Tetap  Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.  Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus , ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.  Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.  Penyusutan Aset Tetap  Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan No.01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat sebagaimana diubah dengan PMK 90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.  Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a) Tanah b) Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP) c) Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.  Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.  Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.  Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa
  • 30. Akuntansi Sektor Publik | 24 Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat, yang dijabarkan sebagai berikut: Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat Peralatan dan Mesin 2 s.d 20 tahun Gedung dan Bangunan 10 s.d 50 tahun Jakan, Irigasi dan Jaringan 5 s.d 40 tahun Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun Tabel 1.5 Masa Manfaat Aset Tetap PPMKP  Aset Lainnya  Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat netto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.  Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.  Masa manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor:620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa aset tak berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat, yang dijabarkan sebagai berikut: Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat (Tahun) Software Komputer 4 Franchise 5 Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu 10 Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim 20 Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan Varietas Tanaman Tahunan 25 Hak Ekonomi atas Ciptaan Gol. II, Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram 50 Hak Ekonomi atas Ciptaan Gol. I 70 Tabel 1.6 Masa Manfaat Aset Tak Berwujud PPMKP  Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. f. Kewajiban Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
  • 31. Akuntansi Sektor Publik | 25 g. Ekuitas Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. Dari sampel Organisasi Sektor Publik tersebut dapat dilihat bentuk penyajian laporan keuangan berbasis akrual serta Kebijakan Akuntansi yang diterapkan oleh Organisasi Sektor Publik yang menggunakan Akuntansi Berbasis Akrual. 4.4 Tujuan dan Manfaat Akuntansi Berbasis Akrual Secara sederhana, dikatakan bahwa penerapan akuntansi berbasis akrual ditujukan untuk mengatasi ketidakcukupan basis kas untuk memberikan data yang lebih akurat dan dapat digunakan oleh para pengguna informasi. Heather Thompson, Project Manager dari Transition from Cash to Accrual Accounting Project, Public Expenditure Management, pemerintah BARBADOS, menyampaikan beberapa tujuan penggunaan basis akrual yakni sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem keuangan (penganggaran, akuntansi dan pelaporan) dalam sektor publik. 2. Untuk meningkatkan pengendalian fiskal, manajemen aset dan budaya sektor public. 3. Untuk meningkatkan akuntabilitas dalam program penyediaan barang dan jasa oleh pemerintah. 4. Menyediakan informasi yang lebih lengkap bagi pemerintah untuk pengambilan keputusan. 5. Untuk mereformasi sistem anggaran belanja (apropriasi). 6. Untuk mencapai transparansi yang lebih luas atas biaya pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah. Dengan demikian, tujuan penerapan basis akuntansi akrual pada dasarnya untuk memperoleh informasi yang tepat atas jasa yang diberikan pemerintah dengan lebih transparan.
  • 32. Akuntansi Sektor Publik | 26 BAB V SIMPULAN Penggunaan Akuntansi Berbasis Akrual pada Sektor Publik disebabkan karena adanya tekanan reformasi Akuntansi Sektor Publik yang mendorong dilakukannya pengelolaan keuangan publik secara transparan, akuntabel, ekonomis dan efektif. Pemerintah telah menetapkan Peraturan. Penerapan akrual basis ini telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang telah diganti dengan Penetapan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP berbasis Akrual. Penyajian Laporan Keuangan dengan menerapkan basis akrual berbeda dengan basis kas dan juga kas menuju akrual. Perbedaan tersebut salah satunya dapat dilihat dari komponen Laporan Keuangannya. Akuntansi Berbasis Akrual ini akan menyajikan data yang lebih akurat dibandingkan dengan basis lainnya yang menjadikan informasi yang dihasilkan lebih tepat dan transparan.
  • 33. Akuntansi Sektor Publik | 27 DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan.2016.2017.2018. Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan. Tersedia di : http://www.bpmsph.org Laporan Kinerja. 2018. Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan. Tersedia di : http://www.bpmsph.org Laporan Keuangan.2016.2017.2018. Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian. Tersedia di : http://www.ppmkp.bppsdmp.pertanian.go.id Laporan Kinerja. 2017. Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian. Tersedia di : http://www.ppmkp.bppsdmp.pertanian.go.id Pengertian Akuntansi. Tersedia di : http://www.zonareferensi.com Penerapan Akuntansi Pemerintan Berbasis Akrual. Tersedia di : https://milamashuri.wordpress.com Standar Akuntansi Berbasis Akrual. Tersedia di : https://andichairilfurqan.wordpress.com Pengertian Sektor Publik. Tersedia di : http://artikellm.blogspot.com Standar Akuntansi di Indonesia. Tersedia di : https://www.akuntansionline.id Jurnal data penelitian. Tersedia di : http://penalaran-unm.org Id.wikipedia.org