Desain penelitian dan jenis-jenisnya dibahas dalam dokumen tersebut, meliputi desain eksploratif, deskriptif, cross sectional, dan case control. Jenis-jenis desain penelitian tersebut dijelaskan secara rinci prinsip, tujuan, kelebihan dan kekurangannya.
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
jenis dan rancangan penelitian
1. JENIS DAN RANCANGAN
PENELITIAN
Thoufan Pratama, SKM
http://thoufanpratama.blogspot.com
thoufanpratama@gmail.com
thoufanpratama@live.com
2. Jenis dan Desain
Penelitian
Desain eksploratif
Desain Deskriptip
Desain Cross Sectional
Desain Case Control
Desain Cohort
3. Desain eksploratif
PRINSIP
Jenis penelitian ini dimaksudkan untuk
mengembangkan desain penelitian, merumuskan
dan mengembangkn hipotesis penelitian, dimana
arah penelitian itu sendiri belum jelas.
SIFAT
Struktur desainnya luwes, masalah penelitiannya
belum dirumuskan secara jelas.
4. Tujuan
1. Melakukan pengembangan konsep yang lebih jelas.
2. Menentukan prioritas masalah.
3. Memperbaiki desain penelitian akhir
4. Menghemat waktu dan biaya, terutama apabila masalahnya
dianggap tdk penting.
5. Mempelajari kelayakan suatu penelitian untuk dilaksanakan
5. Tehnik Eksplorasi
Tujuan eksplorasi adalah melakukan
pengumpulan data melalui berbagai cara,
baik cara kuantitatif maupun cara
kualitatif, dan jenis penelitian ini
menekankan pada tehnik kualitatif.
6. Tehnik Kualitatif
1. Depth interview.
2. Pengamatan terhadap subyek.
3. Film, foto dan rekaman video.
4. Teknik proyeksi dan test psikologi.
5. Studi kasus
6. Etnografi jalanan (mempelajari bagaimana sub kelompok
menggambarkan dan menstruktur dunianya padd tingkat jalanan)
7. Interview
8. Analisis dokumen
9. Proxemics dan kinesics
(mempelajari pemakaian ruang dan komunikasi gerakan tubuh)
8. Analisis Data Sekunder
Berbagai macam sumber informasi dapat digunakan pada
analisis data sekunder, dan analisis data disini diarahkan
untuk memperoleh informasi mengenai konsep dan
hipotesis sesuai dengan judul penelitian. Sumber tersebut
antara lain :
Referensi Umum
1. Text book atau jurnal yg sehubungan dgn topik.
2. Encyclophedia.
3. Bibliografi.
9.
10. Sumber Referensi Lain
1.Daftar pustaka pada subyek tunggal
2.Daftar pustaka pada subyek umum
3.Terbitan berkala
4.Thesis dan disertasi
5.Katalog perpustakaan dan atlas
6.Karya yang berkaitan dgn biografi
7.Terbitan dinas / Instansi
8.Kamus dan karya statistik
11. Survai Pengalaman
Mencari orang-orang yang berpengalaman dalam bidang
yang diteliti, dan pada orang inilah dipelajari mengenai :
1.Pemikiran atau issue atau aspek penting dari subyek.
2.Apa yang menjadi penting disekitar subyek.
3.Menggunakan alat ukur (kuesioner) yang sangat luwes
utk mencari :
12. a) Apa yang sedang dilakukan
b) Apa yang telah dilakukan dimasa lalu dan gagal
c) Pengaruh waktu pada perubahan tersebut
d) Faktor yang berhubungan dengan perubahan yang
terjadi
e) Kendala-kendala yang dihadapi
f) Bidang yang memerlukan prioritas
13. Kelompok Fokus
1. Klp fokus terdiri dari 8-12 responden dan dipimpin oleh seorg moderator.
2. Moderator menggunakan prinsip dinamika kelompok utk memfokus atau
mengarahkan kelompok dalam; bertukar pikiran, perasaan, dan
pengalaman yang cukup dimengerti mengenai topik.
3. Hasilnya merupakan suatu produk baru atau konseo baru mengenai topik
yg akan diteliti.
4. Hasil akhir pembahasan adlh sejumlah pemikiran dan pengalaman,
perilaku, disertai rekomendasi dari moderator.
5. Hasilnya dipakai untuk pengujian secara kuatitatif.
14. Desain Dua Tahapan
Tahapan pertama
Melakukan penjejakan awal sebelum tahapan kedua dilakukan
Tahapan kedua
1. Merumuskan masalah penelitian dgn jelas
2. Mengembangkan desain penelitian
3. Penelitian berakhir bila peneliti merasa yakin bahwa:
a. Telah menemukan penyebab yg dianggap berrmasalah
b. Telah dipelajari hipotesis lain yang tidak relevan
c. Kemungkinan penelitian ditutup karena dianggap tidak penting
16. Desain Deskriptif
PRINSIP
Jenis penelitian ini dirancang untuk menghasilkan informasi
tentang keadaan nyata yg peristiwanya telah selesai, atau
sementara berlangsung
TUJUAN
Untuk melakukan identifikasi sifat suatu keadaan yg
peristiwanya telah selesai, atau sementara berlangsung
pada saat penelitian dilakukan, tanpa mempersoalkan
hubungan/pengaruh antar sebab dan akibat yang terjadi
17. Desain Deskriptif
Definisi
Ialah kegiatan yg dilakukan utk mengumpulkan data,
pada peristiwa yang telah selesai atau peristiwa yg
sedang berlangsung dgn maksud utk melakukan
deskripsi karakteristik umum dan khusus variabel
penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
( Travers, 1978; Gay, 1976 )
18. Desain Deskriptif
Sifat
1. menentukan / atau melaporkan keadaan sekarang.
2. tidak dapat mengontrol keadaan yang telah terjadi.
3. tidak dapat mengontrol keadaan yang sedang terjadi.
4. Mengukur apa yang telah atau sedang berlangsung.
19. Desain Deskriptif
Sumber Informasi
Melalui Quesioner
Melalui Interview
Melalui Observasi
Dikatakan observasi apabila
pengamatan dipusatkan pada perilaku
subyek (Helmstadler)
20. Desain Deskriptif
Keuntungan
1. Dapat digunakan secara luas pada berbagai jenis penelitian
2. Sangat baik untuk menyebarluaskan informasi atau menciptak
hubungan masyarakat
3. Sangant cocok untuk penelitian yang menggunakan standar
ukuran normatif berdasarkan hal-hal umum
21. Desain Deskriptif
Perlu diperhatikan
1.Perlu memastikan bahwa didalam menggambarkan
kelompok individu didalam populasi maka :
* Bukan saja sifat umum partisipan dimasukkan
tetapi juga sifat uniknya.
* Bila sifat unik gagal dimasukkan maka hasil yang
diperoleh tidak reliable.
2.Tujuan umum penelitian ini adalah :
* Memudahkan peramalan
* Cikal bakal penelitian analitik
* Memudahkan mengontrol berbagai perilaku
3. Dalam prosedurnya perlu statistik
22. Desain Deskriptif
PRINSIP
Mengukur gejala yang ada ( telah
terjadi atau sedang berlangsung )
tanpa menyelidiki sebab munculnya
gejala tersebut.
23. Desain Deskriptif
Sifat
1.Data yang diperoleh bukan hasil perlakuan
peneliti.
2.Tidak menerangkan hubungan / pengaruh
sebab akibat dari variabel yang diteliti.
3.Penekanannya kearah pencarian informasi
variabel secara utuh dan bukan informasi
tentang individu.
24. Desain Deskriptif
Prinsip Desain
1. Tetapkan judul dan subyek penelitian .
2. Identifikasi variabel penelitian.
3. Lakukan pengukuran variabel.
4. Lakukan analisis hasil penelitian.
25. Desain Deskriptif
Judul dan subyek
Judul
• Singkat, jelas, dan tegas, ( umumnya terdiri dari 6
– 10 kata ) .
• Isi judul menggambarkan :
1. Maksud dan tujuan penelitian
2. Jenis subyek penelitian
3. Variabel yang terlibat dalam penelitian
26. Desain Deskriptif
Subyek penelitian
Adalah unit yang membentuk sampel, padanya
melekat semua variabel penelitian.
Jenis subyek penelitian
1. Individu
2. Kelompok individu
3. Lingkungan
4. Obyek tertentu
5. Kombinasi
27. Desain Deskriptif
Identifikasi Variabel
Tujuan identifikasi :
1. Mengenal dimensi variabel
2. Mengenal karakteristik variabel :
- Karakteristik umum
- Karakteristik khusus
Contoh judul :
1. Studi kualitas air limbah Rumah sakit
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keteraturan berobat
penderita kusta
29. Desain Deskriptif
Pengukuran variabel
Pengukuran variabel dilakukan dengan alat ukur yang
telah disusn berdasarkan
1.Dimensi yang menyusun variabel.
2.Telah diuji validitas, reliabilitasnya.
3.Telah duji coba lapangan
Cara ukur dengan menggunakan :
1.Kuesioner
2.Interview
3.Observasi
30. Desain Deskriptif
Analisis Variabel
Analisis variabel dalam bentuk :
1.Univariat
Data kategori dan data numerik
- Nilai tengah
- Nilai sebar
- Bilangan relatif
2. Bivariat
- Tabulasi
- Analisis persentase variabel
32. Desain Cross Sectional
Prinsip
Dirancang untuk melakukan analisis data yang
sifatnya telah terjadi atau sedang berlangsung
dalam populasi penelitian, dengan model analisis
secara deskriptif atau model hubungan sebab
akibat. Sedangkan pelaksanaan pengukuran
dilakukan sesaat
(Point time) .
33. Desain Cross Sectional
Sifat
1. Data yang diperoleh sifatnya sesaat,
peneyebab maupun akibat diukur secara
simultan.
2. Penyebab dapat berada bersama-sama
pada saat pengukuran akibat, tetapi dapat
juga diluar waktu pengukuran.
3. Model analisis variabel, adalah univariat,
bivariat atau multivariat.
34. Desain Cross Sectional
Sistematika Rancangan
1. Teatapkan judul dan subyek penelitian
2. Identifikasi variabel penelitian
3. Pengukuran variabel
4. Analisis hasil penelitian
Judul Penelitian
1. Singkat, jelas, dan tegas (umumnya terdiri dari 6-10 kata)
2. Isi judul menggambarkan :
Jenis variabel terlihat
Hubungan variabel
Tipe hubungan variabel
Maksud dan tujuan penelitian
35. Desain Cross Sectional
Subyek Penelitian
Adalah unit yg membentuk sampel dalam
populasi, dan unit inilah melekat semua varibel
yg akan diobservasi. Adapun sifat subyek ini
adalah :
1.Individu
2.Kelompok individu (masyarakat)
3.Lingkungan
4.Obyek tertentu
5.Kombinasi
36. Desain Cross Sectional
Perlu diperhatikan :
1. Upayakan agar variabel independen
variabilitasnya cukup besar sehingga efeknya
pada variabel dependen menjadi lebih nyata.
2. Upayakan agar variabilitas variabel luar sangat
minimum sehingga tidak mengganggu
pengaruh / hubungan variabel utama.
37. Desain Cross Sectional
Identifikasi Varibel
Identifikasi semua jenis variabel yg terlibat dalam penelitian secara cermat
Tetapkan mana variabel independen dan mana variabel dependen yg terlibat
dalam penelitian dan yg tdk terlibat dalam penelitian
Tetapkan variabel independen lain yg mungkin berpengaruh tetapi tdk
dimasukkan dlm penelitian ini beserta alasannya.
Tetapkan dimensi yg menyusun variabel utama dan variabel tambahan baik
yg berpengaruh langsung maupun yg tdk berpengaruh langsung
38. Desain Cross Sectional
Pengukuran variabel
1. Buat definisi operasional dari definisi konsep variabel
yg diteliti.
2. Buat instrumen pengukuran
Pemilihan alat ukur yg tepat
Pengembangan alat ukur
Pemilihan cara pengukuran
Pengembangan cara pengukuran
3. Lakukan pengukuran variabel
Kuesioner
Interview
Observasi
40. Desain Cross Sectional
Kelebihannya
1. Memungkinkan penggunaan populasi masyarakat umum
2. Desain relatif mudah, murah, dan hasilnya cepat
3. Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel
4. Tidak terancam dengan loss to follow up
5. Dapat dimasukkan sebagai tahap awal dari penelitian kohor
atau eksperimen
6. Dapat digunakan sebagai tahap awal utk penelitian yg lebih
konklusif
41. Desain Cross Sectional
Kelemahannya
1. Lemah dalam menentukan hubungan sebab dan akibat oleh karena
variabel independen dan dependen diambil secara bersama.
2. Lebih banyak menjaring subyek yg mempunyai prevalensi masa sakit
yg panjang daripada yg pendek
3. Membutuhkan subyek yg cukup besar
4. Tidak menggambarkan perjalanan penyakit
5. Tidak praktis untuk kasus yang jarang
6. Dapat terjadi recall bias
43. Desain Case Control
Pengertian
Adalah rancangan studi epidemiologi yg
mempelajari hubungan antara PAPARAN dan
PENYAKIT, dengan cara membandingkan
antara kelompok kasus dengan kelompok
kontrol berdasarkan STATUS PAPARANNYA.
44. Desain Case Control
Ciri Kasus Kontrol
1. Pemilihan subyek didasarkan atas status penyakit, utk
kemudian diamati secara retrospektif apakah subyek
mempunyai riwayat terpapar dgn faktor pemapar atau tidak.
2. Subyek yg terpapar dinyatakan sebagai kasus “ berupa
insidensi yg muncul dalam satu populasi.
3. Subyek yg tdk terpapar dinyatakan sbg “ Kontrol “ yg dicuplik
secara acak dari populasi yg berbeda dgn populasi asal
kasus.
4. Sifat populasi kasus dan kontrol hendaknya setara
45. Desain Case Control
Sifat desain case control
Retrospektif
Apabila klasifikasi subyek dibuat (ditetapkan) pada
waktu MULAI atau SEDANG mengalami akibat
paparan pada saat penelitian dimulai.
47. Desain Case Control
Sifat desain case control
Prospektif
Apabila klasifikasi subyek dibuat
(ditetapkan) pada waktu akibat paparan
TELAH TERJADI dan masih akan
berlangsung terus sampai masa akan
datang
49. Desain Case Control
(Kelemahan & Kekuatan)
Kekuatan
1. Relaitf murah dan mudah dilakukan
2. Cocok untuk penyakit dengan periode prevalen yg panjang
3. Karena subyek dipilih berdasarkan status penyakit, → ada keleluasaan
peneliti menetukan ratio sampel kasus dan kontrol yang optimal
4. Dapat meneliti pengaruh sejumlah paparan terhadap sejumlah
penyakit
50. Desain Case Control
(Kelemahan & Kekuatan)
Kelemahan
1. Alur metodologi inferensi kausal bertentangan dgn logika
eksperimen klasik (anti logic)
2. Tidak efisien untuk mempelajari paparan-paparan yang
langkah
3. Tidak dapat dihitung laju insidensi (kecepatan kejadian
penyakit)
4. Tidak mudah memastikan hubungan temporal antara
paparan dan penyakit.
51. Desain Case Control
Matching = Pencocokan
Adalah pemilihan serangkaian subyek untuk kelompok
pembanding sedemikian rupa sehingga kelompok
pembanding memiliki distribusi sejumlah faktor perancu
potensial yang sama atau serupa dengan kelompok yang
dibandingkan.
52. Desain Case Control
[ Penentuan Subyek Penelitian ]
Ada tiga hal pokok yang perlu diperhatikan
ialah:
1. Kriteria diagnosis
2. Populasi sumber kasus
3. Jenis data penyakit
53. Desain Case Control
Kriteria Diagnosis
Buat definisi operasional dari kasus
sejelas mungkin untuk menghindari
terjadinya
“ Bias Misklasifikasi “
54. Desain Case Control
Pertimbangan dalam menentukan kasus adalah :
• Pakai kasus insidens (baru). Bila kasus prevalens (baru + lama)
terjad “Bias Neyman [ perjalanan penyakit yang singkat / mortalitas
sangat tinggi tidak terdeskripsi dalam populasi.]
• Tempat pengumpulan kasus di RS “ terjadi bias Berkson” [kasus yg
berobat di RS, tdk sama dgn yg tidak berobat di RS.]
• Waktu diagnosis [ yakin bahwa distribusi faktor resiko terjadi
sebelum timbulnya penyakit. ]
55. Desain Case Control
Sumber Kasus
1. Rumah Sakit ( Hospital base )
2. Populasi / masyarakat / komunitas ( population base ).
56. Desain Case Control
[ Keuntungan RS ]
1. Praktis dan murah
2. Bias recall kurang terjadi
3. Kasus lebih kooperatif
[ Kerugiannya ]
1. Terjadi bias sentrifital dan akses diagnostil ( Bias karena faktor
freferensi / penggunaan RS )
[ Keuntungan populasi ]
1. Tidak terjadi bias karena pemilihan RS
2. Karena populasi tergambar
57. Desain Case Control
Alternatif Pemilihan
Kontrol
Karakter populasi sumber kasus
Komparabilitas kasus dan kontrol
Pertimbangan praktis & ekonomis
58. Desain Case Control
Sifat Kontrol :
Tidak perlu mencerminkan karakter populasi kasus
Kontrol dipilih dari individu yg memiliki karakter yg
serupa dgn populasi kasus
Jenis populasi kontrol adalah :
1. Rumah Sakit
2. Populasi umum
3. Tetangga
4. Teman
5. Kerabat keluarga
59. Desain Case Control
Besar sampel yang akan ditarik ditentukan
oleh :
• Besarnya densitas distribusi faktor resiko pada populasi [ f ]
• Rasio odds terkecil yg dianggap bermakna [ R ] atau resiko relatif
(RR)
• Derajat kemaknaan ( kesalahan tipe I, atau alpha ) dan kekuatan
(power = 1 betha ) yg diinginkan [ dari 1 persen sampai 10 persen ]
• Rasio antara kasus dengan kontrol
• Apakah pemilihan kontrol dilakukan dengan matching atau tidak
60. Desain Case Control
Pendekatan Yg Digunakan untuk sampel
Ialah :
1. Menggunakan rumus sampel dengan menggunakan
parameter sbg berikut :
Nilai [ f ] ialah perkiraan besarnya paparan dalam masyarakat
Nilai [ R ] ialah perkiraan besarnya resiko relatif ( RR )
Nilai [ q ] yang diperoleh dari nilai 1 – p
2. Menggunakan tabel yg telah disimulasi melalui komputer
61. Desain Case Control
Besarnya sampel pd penelitian kasus kontrol diperoleh dgn
menggunakan rumus sbg berikut :
{ 1,96 √ 2u ( 1 - u ) + 0,842 √ f ( 1 – f ) + pq }²
n = ----------------------------------------------------------------
( f – p )²
r = perkiraan
Dimana, besarnya
R paparan di
u = ½ x f ( 1 + ------------------- ) masyarakat
1+f(R–1)
R = perkiraan
besarnya relative
R
risk
p = f x ------------------------
1 + f (R–1) q=1-p
63. Desain Case Cohort
Adalah rancangan studi
epidemiologi yang mempelajari
hubungan antara paparan dan
penyakit, dengan cara
membandingkan kelompok
terpapar dengan kelompok tidak
terpapar “ status penyakit “
64. Desain Case Cohort
Ciri Studi Kohort
1. Pemilihan subyek didasarkan atas status paparannya,
untuk kemudian diamati apakah didalam
perkembangannya subyek mengalami penyakit yang
diteliti atau tidak.
2. Memungkinkan perhitungan laju insidensi ( ID ) dari
masing-masing kelompok studi.
3. Peneliti hanya mengamati dan mencatat paparan dan
penyakit, dan tidak dengan sengaja mengalokasikan
paparan
65. Desain Case Cohort
Studi Kohort Retrospektif
Apabila paparan telah terjadi sebelum
peneliti memulai penelitiannya. Disebut
juga sebagai “Studi prospektif historik
atau Historical Prospektive” (Mausner dan
Kramer )
69. Desain Case Cohort
Studi Kohort Ambispectif
Adalah perpaduan antara ciri kohort
retrospektif dengan kohort prospektif.
70. Desain Case Cohort
(Kekuatan dan kelemahan)
Kekuatan
1. Sesuai dengan logika eksperimen dalam membuat inferensi kausal
→ penelitian dimulai dengan menentukan penyebab ( anteseden )
diikuti dengan akibat ( konsekuen ).
2. Dapat dihitung laju insidensi.
3. lebih cocok untuk meneliti paparan yang langka ( mis faktor
lingkungan ).
4. Memungkinkan untuk mempelajari sejumlah efek secara serentak
dari sebuah paparan.
5. Kemungkinan terjadinya bias seleksi kurang.
6. Karena bersifat observasional maka tidak ada subyek yang sengaja
dirugikan karena itdak mendapat terapi yang bermanfaat.
71. Desain Case Cohort
(Kekuatan dan kelemahan)
Kelemahan
1. Mahal dan butuh waktu lama.
2. Tidak efisien dan prakris untuk mempelajari penyakit
yang langkah.
3. Ancaman drop out cukup besar.
4. Karena sebab telah ditentukan sebelumnya maka tidak
cocok untuk merumuskan hipotesis tentang faktor
etiologi lainnya untuk penyakit itu.
72. Desain Case Cohort
( Kelompok terpapar )
Ketentuan subyek
1. Bebas dari penyakit yang diteliti.
2. Subyek maupun kontrol dapat berasal dari satu
populasi atau dua populasi yang tidak terpapar
penyakit yang diteliti.
3. Peneliti itdak boleh terpengaruh oleh status
paparan penyakit (Bias misklasifikasi differential).
73. Desain Case Cohort
Populasi umum dengan keadaan sebagai
berikut:
- Prevalensi paparan pada populasi cukup tinggi.
- Mempunyai batas geografis yang jelas.
- Secara demografik stabil
- Tersedia catatan demografik yang lengkap.
• Populasi khusus dengan keadaan :
- Prevalensi paparan dan keajadian penyakit pada populasi umum
rendah.
- Mudah memperoleh informasi yang akurat.
74. Desain Case Cohort
(Memilih Control)
( Kelompok tidak terpapar )
Sumber dari kontrol
1. Populasi kohort ( terpapar ) .
2. Populasi umum.
3. Populasi asal kelompok terpapar.
75. Desain Case Cohort
Perhitungan
sampel
Pendekatan yang digunakan
* Dihitung pada studi kohort dengan pembanding
eksternal (studi kohort ganda )
• Dihitung pada studi kohort dengan pembanding
internal (studi kohort tunggal)
76. Desain Case Cohort
(Pembanding Internal)
Perkiraan pasien yang akan terpapar faktor resiko dapat
dihitung bila :
• Insidens efek pada kelompok dengan faktor resiko = P1.
• Insidens efek pada kelompok tanpa faktor resiko = P2.
• Maka resiko relatif [ RR ] = P1 / P2 .
• Bila RR diketahui, P1 diketahui maka P2 dapat dihitung ( P2 =
P1 / RR ) .
• Bila RR diketahui, P2 diketahui maka P1 dapat dihitung ( P1 =
RR x P2 )
77. Desain Case Cohort
JENIS PERHITUNGAN SAMPEL
Estimasi interval kepercayaan resiko relatif
• Dibutuhkan 3 informasi utama yakni :
- Perkiraan proporsi efek pada kelompok kontrol P2 [ dari pustaka ].
- Resiko relatif yang bermakna secara klinis, RR ( clinical judgmen )
- Dari keduanya diatas dpt dihitung proporsi efek pada klmpk studi P1.
- Tingkat ketepatan relatif yg dikehendaki, “e” [ ditetapkan peneliti ].
- Tingkat kemaknaan, ‘α‘ [ ditetapkan peneliti ].
78. Desain Case Cohort
JENIS PERHITUNGAN SAMPEL
Rumus yang digunakan
Zα² ( Q1/P1 + Q2/P2 )
n1 = n2 = --------------------------------------
[ In ( 1 – e ) ]
Catatan : Q1 = ( 1- P1 ) ; Q2 = ( 1- P2 )
79. Desain Case Cohort
Uji hipotesis terhadap resiko relatif
• Informasi yang diperlukan
- Proporsi efek pada kelompok tanpa faktor resiko, P2 [ dari pustaaka ]
- Resiko relatif yang dianggap bermakna secara klinis ( clinical
Judgment ).
- Dari point 1 dan 2 dapat dihitung P1 dan P2 yakni ½ ( P1 + P2 ).
- Zα [ ditetapkan peneliti ]
- Zβ [ ditetapkan peneliti ]
80. Desain Case Cohort
Uji hipotesis terhadap resiko
relatif
• Rumus yang digunakan
( Zα √ 2PQ + Zβ √ P1Q1 + P2Q2 )²
n1 = n2 = -----------------------------------------------------------
( P1 – P2 )²
82. Desain Studi Kasus
Pengertian
Adalah studi secara terinci tentang
seluruh phenomena, atau
pengalaman yang terdapat pada
unit dalam kurun waktu tertentu.
83. Desain Studi Kasus
Makna Unit
Terminologi unit dalam penelitian studi kasus bermakna
sebagai berikut :
1. Individu ( penderita penyakit tertentu ) .
2. Sekelompok orang ( perkumpulan atau keluarga ) .
3. Suatu kelas orang ( para professor, para pejabat, dll ) .
4. Suatu unit ekologis ( rukun tetangga, atau komunitas ) .
5. Suatu unit budaya ( sebuah peragaan atau lembaga )
84. Desain Studi Kasus
Prinsip
1. Melakukan penyelidikan secara mendalam dan
melakukan pemeriksaan secara menyeluruh
terhadap tingkah laku unit.
2. Melakukan observasi terhadap “ perubahan
tingkah laku “ manakala unit tersebut
menyesuaikan diri, dan memberi reaksi terhadap
lingkungannya .
85. Desain Studi Kasus
Prinsip
1. Melakukan identifikasi semua varianel penting
yang mempunyai sumbangan terhadaap riwayat
atau pengembangan subyek ( mengumpulkan data
mengenai pengalaman masa lampau dan keadaan
sekarang dari individu tersebut, termasuk
lingkungannya ) .
2. Melakukan identifikasi semua jenis / tipe
hubungan variabel antara satu dengan lainnya.
86. Desain Studi Kasus
Kelebihan penelitian studi kasus
Pengumpulan datanya menggunakan cara yang lebih lues.
- Interview
- Kuesioner
- Pengamatan
- Dll
dapat digunakan dalam analsis pendalaman terhadap
berbagai situasi sosial yang spesifik.
87. Desain Studi Kasus
Kelebihan penelitian studi kasus
Keluesan studi kasus menjangkau dimensi yang
sesungguhnya dari topik yang diselidiki.
Penekanannya terutama pada kesaksamaannya dalam
menyelidiki berbagai aspek “ individu atau sosial “ .
Dapat dilaksanakan secara praktis didalam banyak
lingkungan sosial.