1. SUNNAH SEBAGAI SUMBERSUNNAH SEBAGAI SUMBER
HUKUM EKONOMI ISLAMHUKUM EKONOMI ISLAM
Pengertian Sunnah
Sunnah Fi’liyah, Qawliyah dan Taqririyah
Pembagian Sunnah : Mutawatir, Masyhur, Ahad
Pembagian Sunnah Shahih, Hasan, Dha’if
Kehujjahan Sunnah dan pandangan Ulama tentang hadits Ahad
Petunjuk Dilalah (Makna teks Sunnah)
Kedudukan Sunnah terhadap Al-Quran
Hadits-Hadits Ekonomi
2. Pengertian SunnahPengertian Sunnah
Secara etimologi, “Jalan yang
biasa dilalui”, praktek, tradisi
Atau “Tata cara (perilaku hidup)
yang senantiasa dilakukan”, tanpa
mempermasahkan apakah cara
tersebut baik atau buruk.
و ه أجر فله حسنة سنة السل م فى سن من
بعده من بها عمل من أجر
“Barang siapa yang membiasakan
sesuatu yang baik di dalam Islam,
maka ia menerima pahalanya dan
pahala orang yang sesudahnya
yang mengamalkannya”.
3. Secara terminologi pengertian sunnahSecara terminologi pengertian sunnah
bisa dilihat dari 3 disiplin ilmubisa dilihat dari 3 disiplin ilmu
Pengertian Sunnah
Menurut Ilmu FiqhMenurut Ilmu Ushul FiqhMenurut Ilmu Hadits
Sunnah identik dengan hadits ;
yaitu :
“Segala sesuatu yang
disandarkan kepada
Nabi Muhammad, baik
perkataan,perbuatan,
ketetapan maupun
sifatnya
sebagai manusia biasa.
Segala yang diriwayatkan
dari Nabi saw, berupa
perbuatan, perkataan
dan ketetapan yang
berkaitan dengan
hukum
1.Sama dengan rumusan
definisi ahli ushul fiqh
2. Juga diartikan sebagai
salah satu hukum taklifi,
yang bersifat
sunnat (anjuran),
“bila dikerjakan dapat
pahala, bila ditinggalkan
Mendapat dosa”
4. Macam-macam Sunnah
TaqririyyahQauliyyahFi’liyyah
Yaitu perbuatan yang
dilakukan Nabi saw
yang dilihat/dan
diketahui
Sahabat dan disampaikan
kepada orang lain.
Misalnya, tata cara
Sholat Nabi Saw
Ucapan Nabi
yang didengar
Sahabat dan disampaikan
kpd orang lain,
Perbuatan / ucapan
sahabat di depan Nabi,
tetapi Nabi diam dan
tidak mencegahnya.
(Diam menunjukkan
persetujuan). Contoh
kasus Amr Bin Ash
bertayammum ketika
malam amat dingin(H.R.Bukhari-Muslim)
5. Sunnah Fi’liyyah dalam ekonomiSunnah Fi’liyyah dalam ekonomi
((Sunnah dalam bentuk perbuatanSunnah dalam bentuk perbuatan))
Dalam hadits ini disebutkan bahwa Bahwa Nabi Saw
telah mempraktikkan rahn ketika beliau membeli
makanan dari seorang Yahudi dengan cara berhutang,
lalu Nabi Saw menggadaikan baju besinya.
7. Sunnah Qawliyah (Perkataan)Sunnah Qawliyah (Perkataan)
رعُ羐 عريَِي شَّ والَن رعِّ بُ羐 لُْه بلاَِي رعُّ بُ羐 لُْه واَن ةعَِي ضَّ فَِي لُْه بلاَِي ةعُ羐 ضَّ فَِي لُْه واَن بعَِي هَن ذَّ بلالَِي بعُ羐 هَن ذَّ ال
ل ،عٍ ر ثُْه مَِي بَِي العًا ثُْه مَِي حعَِي لُْه مَِي لُْه بلاَِي حعُ羐 لُْه مَِي لُْه واَن رعَِي مُْه تَّ بلالَِي رعُ羐 مُْه تَّ والَن رعَِي عريَِي شَّ بلالَِي
فعُ羐 نلاَن صُْه لَن اُْه هعَِي ذَِي هَن تعُْه فَن لَن تَن خُْه ذاع اَن إَِي فَن د ،عٍ ر ريَن بَِي داعًا يَن ء ،عٍ ر دواَن سَن بَِي ءعًا دواَن سَن
دٍ ر ريَن بَِي داعًا يَن نعَن كلاَن ذاعَن إَِي معُْه تُ羐 ئُْه شَِي فعَن ريُْه كَن دواعُْه عُ羐 ريُْه بَِي فَن .
Sabda Nabi, Saw “(Juallah) emas dengan emas, perak dengan
perak, gandum dengan gandum, sya'ir dengan sya'ir, kurma
dengan kurma, dan garam dengan garam (dengan syarat
harus) sama dan sejenis serta secara tunai (SPOT). Jika
jenisnya berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara
tunai (Spot).”
8. Sunnah QauliyahSunnah Qauliyah
((Sunnah dalam bentuk perkataan)Sunnah dalam bentuk perkataan)
Hadits Nabi Saw.
(حزام بن حكيم عن الخمسة )رواه عندك ليس ما تبع ل
“Janganlah kamu menjual sesuatu yang
tidak ada padamu” (H.R.Khamsah dari
Hakim bin Hizam)
9. Sunnah Taqririyah dalam muamalahSunnah Taqririyah dalam muamalah
((Dalam bentuk pengakuan Nabi SawDalam bentuk pengakuan Nabi Saw))
Yaitu pengakuan (iqrar) Nabi Saw terhadap
praktek jual beli salam yang ditemukan Nabi
Muhammad Saw ketika beliau datang (hijrah)
ke Madinah
10. Dari hadits tersebut dapat disimpulkan :
adanya pengakuan Nabi Saw (Sunnah
Taqririyah) terhadap bolehnya praktek jual
beli Sulaf (jual beli salam).
11. Penerimaan Rasulullah Saw terhadap mata
uang dinar dan dirham, merupakan sunnah
taqririyah yang nyata dalam bidang
meneter.
12. Hirarki Sunnah sebgaiHirarki Sunnah sebgai
sumber hukum ekonomisumber hukum ekonomi
syariahsyariah
Para ulama sepakat bahwa SUNNAH (hadits Shahih)
merupakan sumber hukum syara’ dan menempati posisi
kedua setelah Al-Quran
13. “ Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan
ta’atilah RasulNya, dan ulil amri di antara kamu”.
(4;59)
Al-Hasyar (59) ayat 7 :
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka ambillah,
dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.
Al-Ahzab (33) ayat 21
Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu, bagi kamu ada
teladan yang baik.
Dalil / Alasan ; Sunnah sebagaiDalil / Alasan ; Sunnah sebagai
sumber hukum syara (syari’ah)sumber hukum syara (syari’ah)
14. Pembagian haditsPembagian hadits
(dari segi jumlah perawi)(dari segi jumlah perawi) Hadits
Mutawatir Ahad
Hadits yang diriwa
yatkan dari Nabi
secara bersambung
oleh orang banyak
mulai sahabat,
tabi’in, tabi’it-tabiin
yang menurut
adat tidak mungkin
berdusta
Hadits yang diriwayat
kan oleh satu atau
dua atau tiga
orang atau lebih
ari Nabi,
tetapi
para perawinya
tak sampai
mencapai hadits
mutawatir
Versi JumhurVersi Jumhur
Ulama Ushul FiqhUlama Ushul Fiqh
15. Contoh Mutawatir Lafzhi :
النار من فليتبوأمقعده متعمدا علي كذب من
Contoh hadits Mutawatir ma’nawi adalah hadits
yang menerangkan kesunnahan mengangkat tangan
ketika berdoa. Hadits ini berjumlah sekitar seratus
hadits dengan redaksi yang berbeda-beda, tetapi
mempunyai titik persamaan, yaitu keadaan Nabi
Muhammad mengangkat tangan saat berdo’a.
16. Macam Hadis Ahad
MasyhurAzizGharib
Diriwayatkan
1 Orang
Diriwayatkan
Dua Orang
Diriwayatkan
Tiga Orang lebih
Tapi tidak mencapat
mutawatir
Versi JumhurVersi Jumhur
Ulama Ushul FiqhUlama Ushul Fiqh
17. Contoh hadits Gharib, Aziz dan MasyhurContoh hadits Gharib, Aziz dan Masyhur
بُ. هَب يوُ. لَب وَب عُ. باَبيُ. لَب بِ ل سَب نَّال ةِ ل مَب حَْم لُ.كَب ةٌ ك مَب حَْم لُ. ءُ. لَب وَب لَْما : لَب قاَب.[16]
Artinya: “kekerabatan dengan jalan memerdekakan,
sama dengan kekerabatan dengan nasab, tidak boleh
dijual dan tidak boleh dihibahkan”.
Contoh Hadits Aziz :
نَب عيِ ل مَب جَْم أَب سِ ل ناَّوالَب هِ لدِ للَبوَب وَب هِ لدِ للِ لواَب نَْم مِ ل هِ ل يَْملَبإِ ل بَّ حَب أَب نَب كوُ. أَب تأ ىَّحَب مَْم كُ. دُ.حَب أَب نُ. مِ ل ؤَْم يُ. لَب
[14].
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari
dua sahabat yakni Anas dan Abi Hurairoh.
Contoh hadits Masyhur
هُ. نَْمعَب للَُّ. ا هأ ىَب نَب ماَب رَب جَب هَب نَْم مَب رُ. جِ ل هاَب مُ. لَْمواَب هِ لدِ ليَبوَب هِ ل نِ لساَب لِ ل نَْم مِ ل نَب موُ. لِ لسَْم مُ. لَْما مَب لِ لسَب نَْم مَب مُ.لِ لسَْم مُ. لَْما
18. Pembagian haditsPembagian hadits
(dari segi jumlah perawi)(dari segi jumlah perawi) Hadits
Mutawatir Masyhur Ahad
Hadits yang diriwa
yatkan dari Nabi
Pada masa sahabat,
tabi’in oleh orang
banyak yang
menurut
adat tidak mungkin
berdusta
Hadits yang diriwa
yatkan, pada
generasi sahabat,
bersifat ahad,
kemudian tersebar
pada generasi
berikutnya secara
mutawatir
Hadits yang diriwayat
kan oleh satu atau
dua orang dari Nabi,
tetapi
para perawinya
tak sampai
mencapai hadits
masyhur
Versi HanafiyahVersi Hanafiyah
20. Kedudukan Hadits mutawatir sebagai dasar hukum tidak
diperselisihkan para ulama, baik dalam masalah i’tiqad maupun
masalah hukum (fiqh), karena statusnya bersifat qath’iy dari segi
periwayatan (tsubut).
Hadits masyhur, sekalipun periwayatannya pada generasi
sesudah shabat bersifat mutawatir, tetapi pada generasi sahabat
bersifat ahad, karena itu, kekuatan hadits masyhur ini bersifat
zhanniy.
Hadits masyhur saja statusnya zhanniy, apalagi hadit ahad. Ya…
statusnya jelas bersifat zhanniy
21. Bisakah Hadits ahad dijadikan sebagaiBisakah Hadits ahad dijadikan sebagai
dasar Hukum syara ?dasar Hukum syara ?
Pada prinsipnya jumhur ulama menerima
hadits ahad sebagai landasan/dasar
penetapan hukum, hanya pada
penerapannya ada ulama yang menerima
dengan syarat dan ada yang tanpa syarat.
22. Para Imam madzhab telah sepakat tentang keharusan mengamalkanPara Imam madzhab telah sepakat tentang keharusan mengamalkan
hadits ahad dengan syarat berikut:hadits ahad dengan syarat berikut:
1. Perawi hadits sudah mencapai usia baligh dan berakal
2. Perawi harus Muslim, karena bila tidak muslim, tidak bisa
dipercaya dalam meriwayatkan hadits
3. Perawi haruslah orang yang adil, yakni orang yang senantiasa
bertakwa dan menjaga dari perbuatan-perbuatan tercela.
4. Perawi harus betul-betul dhabit terhadap yang diriwayatkannya,
dengan cara mendengar dari Rasulullah, memahami kandungannya,
dan benar-benar menghapalnya.
23. Mazhab mainstream Mazhab Maliki Mazhab Syafi’I
Pandangan mereka
tentang Hadits AHAD
Hadits ahad diterima
selama tidak menyalahai
amal penduduk Madinah.
Karena amalan ulama
Madinah merupakan
praktek yang berlangsung
sejak masa Nabi Saw yang
kuantitas orangnya bukan
satu atau 2 orang, tetapi
dari jamaah kepada
jamaah.
Contoh, tidak berlakunya
khiyar majlis dan puasa
syawal, juga membaca
pada akhir shalat, hanya
ketika memaling ke kanan
saja
Hadits ahad diterima dgn
4 syarat :
1. Perawinya tsiqah
(dipercaya) dan
dikenal Shadiq (tak
pernah dusta)
2.Perawinya cerdas,
dhabit(kuat ingatan)
3.Periwayatan dengan
redaksi billafzhi,
bukan dengan makna
4.Periwayatnnya tidak
menyalahi hadits
ahlu al-ilmi.
(Sumber Al-Amidi
1968:178)
24. Malikiyah, menerima hadits ahad yang tidak
bertentangan dengan amalan penduduk kota Madinah,
seperti puasa 6 hari pada bulan syawal.
Keharusan mempertimbangkan amalan penduduk
madinah, karena amalan yang diparaktekkan oleh
banyak orang sejak masa Rasul, dimana amalan itu
diwarisi sejak masa Rasul sampai ke zamannya.
Oleh karena itu amalan penduduk Madinah harus
didahulukan dari hadits ahad.
Pandangan Malikiyah ttg Hadits AhadPandangan Malikiyah ttg Hadits Ahad
25. Contoh hadits ahad yang tidak menjadi amalan
penduduk Madinah
1.Khiyar majlis, 2. Ucapan salam ke kiri di akhir shalat
dan 3. Puasa 6 hari pada bulan syawal.
Malikiyah mengatakan, Khiyar majlis dalam jual beli tidak
diakui, karena landasannya hadits ahad dan tidak ada prakteknya
pada penduduk Madinah
يتفرقا لم ما الخيار في البيعان
Artinya,”Dalam jual beli itu boleh khiyar, sebelum keduanya
berpisah”
Khiyar majlis ialah, hak pilih untuk melangsungkan jual beli atau
tidak, selama keduanya masih berada di tempat/topik jual-beli
26. Membaca Assalamu’alaikum pada akhir shalat hanya ke
kanan. Dalil hadits ahad yang meriwayatkan memberi
salam ke kanan dan ke kiri, tidak sesuai dengan amalan
ahli Madinah
Puasa syawal 6 hari pasca ramadhan, juga tidak ada
para praktek ahli Madinah, sementara haditsnya bersifat
ahad. Maka bagi mereka tidak ada syariah puasa syawal
tsb.
27. Pembagian haditsPembagian hadits
Hadits
Shahih Dha’if
Hadits yang diriwa
yatkan dari Nabi
secara bersambung
oleh orang yang
dhabit,
adil (wara’),
tsiqah (tidak pernah
berdusta),
Tidak ada illat (cacat)
dan syadz (janggal)
Hasan
Hadits yang diriwa
yatkan dari Nabi
secara bersambung
oleh orang yang
adil (wara’),
tsiqah (tidak pernah
berdusta)
tapi
Kurang dhabit
Sanadnya tidak
bersambung (dapat
berupa mursal,
munqati’) atau
diriwayatkan oleh
orang yang tidak adil
atau tidak kuat
ingatannya, atau
mengandung
kejanggalan atau cacat.
28. Tidak Syadz (janggal) : hadits yang diriwayatkan
itu bukan hadits kategori Syâdz (hadits yang
diriwayatkan seorang bertentangan dengan
riwayat orang yang lebih tsiqah darinya)
Tanpa ‘illat : Bahwa hadits yang diriwayatkan itu
bukan hadits kategori ma’lûl (yang ada ‘cacatnya).
Makna cacat adalah suatu yang tersembunyi dan
samar
29. Hadits ShahihHadits Shahih
Hadits Riwayat Bukhari dari Abu Hurairah, RasulullahHadits Riwayat Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah
bersabda:bersabda:
عْ. بِ.ْعتَّبيَّتلْ.فَّت يٍّ لِ.ْعمَّت ل ىَّتمعَّت مْ. كُْم دُْمحَّت أَّت عَّت بِ.ْعتْ.أُْم ذاَّتإِ.ْعفَّت ، مٌ، لْ.ظُْم يِّ نِ.ْعغَّت لْ.ا لُْم طْ. مَّتعْ. بِ.ْعتَّبيَّتلْ.فَّت يٍّ لِ.ْعمَّت ل ىَّتمعَّت مْ. كُْم دُْمحَّت أَّت عَّت بِ.ْعتْ.أُْم ذاَّتإِ.ْعفَّت ، مٌ، لْ.ظُْم يِّ نِ.ْعغَّت لْ.ا لُْم طْ. مَّت ..
““Menunda-nunda pembayaran hutang yang dilakukan olehMenunda-nunda pembayaran hutang yang dilakukan oleh
orang mampu adalah suatu kezaliman. Maka, jika seseorangorang mampu adalah suatu kezaliman. Maka, jika seseorang
di antara kamu dialihkan hak penagihan piutangnyadi antara kamu dialihkan hak penagihan piutangnya
(dihawalahkan) kepada pihak yang mampu, terimalah(dihawalahkan) kepada pihak yang mampu, terimalah” (HR.” (HR.
Bukhari).Bukhari).
ِ.ْعالبخاري )رواه ءً ضاَّت قَّت مْ. كُْم نُْمسَّت حْ. أَّت مْ. كُْم رَّت يْ.خَّت نَّب )
شِ.ْع جْ. نَّبال نِ.ْع معَّت ه ىَّت نَّت مَّتلَّبسَّت وَّت هِ.ْع يْ.لَّتمعَّت هللُْم ا ىَّب صلَّت هللِ.ْع ا لَّت وْ. سُْم رَّت نَّب أَّتBukhari
Muslim
30. Hukum hadits Hasan
Bisa dijadikan sebagai hujjah (argument), sebagaimana
hadits shahih, meskipun dari segi kekuatannya berbeda.
Seluruh fuqaha menjadikannya sebagai hujjah dan
mengamalkannya, begitu pula sebagian besar pakar hadits
dan ulama’ ushul, kecuali mereka yang memiliki sifat
keras. Sebagian ulama’ yang lebih longgar
mengelompokkannya dalam hadits shahih, meski mereka
mengatakan tetap berbeda dengan hadits shahih yang telah
dijelaskan sebelumya.
31. Contoh Hadits Dha’ifContoh Hadits Dha’if
Hadits tentang larangan jual beli bersyarat
الربا او أوكسهما فله بيعة في بيعتين باع منالربا او أوكسهما فله بيعة في بيعتين باع من
Barang siapa yang melakukan jual beli dalam dua jual
beli, maka hak penjual adalah harga yang paling rendah,
atau (jika tidak), maka riba
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dan At-Tarmizi
32. Menurut bukuMenurut buku “Al-Muamalah al-Maliyah al-“Al-Muamalah al-Maliyah al-
Mushirah fi Dhou-il fiqh wa al-Syariah”Mushirah fi Dhou-il fiqh wa al-Syariah” tulisantulisan
Rawwas Qal’ah Jay, bahwa hadits tersebut tidakRawwas Qal’ah Jay, bahwa hadits tersebut tidak
bisa dijadikan hujjah dan statusnya haditsnyabisa dijadikan hujjah dan statusnya haditsnya
dha’ifdha’if
(Halaman. 79)(Halaman. 79)
Berikut
ungkapannya
33. : الحوذي تحفة في قال ضعيف لنه الحديث بهذا لهم حجة ول: الحوذي تحفة في قال ضعيف لنه الحديث بهذا لهم حجة ول
من معدة معن الحديث هذا روي وقد اللفظ بهذا معمر بن محمد ”تفردمن معدة معن الحديث هذا روي وقد اللفظ بهذا معمر بن محمد ”تفرد
هذة ان الظاهر فا اللفظ هذا منها واحد في ليس طرق من الصحابةهذة ان الظاهر فا اللفظ هذا منها واحد في ليس طرق من الصحابة
للحتجاج صالحة ليست بهذاللفظ الروايةللحتجاج صالحة ليست بهذاللفظ الرواية
Hadits ini tidak bisa menjadi hujjah (dalil) mereka, karena status
haditsnya dha’if. Pengarang kitab hadits “Tuhfah al-Ahwazy”
mengatakan, “ Redaksi (lapaz) hadits ini hanya diriwayatkan oleh
Muhammad bin Umar sendirian. Sesungguhnya hadis ini
diriwayatkan oleh banyak sahabat dari berbagai jalan, namun tidak
seorangpun yang menyebutkan lapaz hadits seperti ini.
Jelasnya, riwayat hadits dengan bunyi redaksi seperti ini tidak patut
menjadi hujjah (dalil syariah)
(Muhammad Rawwas Qal’ah, hlm.79-80)
34. Penjelasan Muhammad Qal’ah tersebutPenjelasan Muhammad Qal’ah tersebut
sejalan dengan ucapan Ali bin Abisejalan dengan ucapan Ali bin Abi
ThalibThalib
نظرة والخر معاجل احداهما بثمنين ساوم من
صفقة قبل احداهما فليسم
Siapa saja yang menawar dengan dua harga, salah satunya kontan
dan lainnya kredit, maka hendaknya dia memilih salah satunya
Sebelum berlangsung kesepakatan (Buku Al-Siyasah
al-Iqtishodiyah al-Mutsla, Abdur Rahman Al-Maliki)
35. Hadits melarang Bai al-’InahHadits melarang Bai al-’Inah
والدرهم بالدينار الناس ضن اذابالعينة وتبايعواأذناب واتبعوا
حتى يرفعه بل ء به ال أنزل ال سبيل في الجهاد وتركوا البقر
(عمر ابن عن أحمد )رواه دينهم يرجعوا
Kalau manusia sudah menjadi kikir gara-gara
uang (dinar/dirham), sudah mulai melakukan
jual-beli al-’inah, mengikuti ekor-ekor sapi,
meninggalkan jihad, Allah akan menurunkan
bencana kepada mereka. Bencana itu tidak akan
dihilangkan sampai mereka kembali ke jalan
yang benar
36. Hadits dhaif yang diriwayatkan dengan
banyak jalur sanad, kedudukannya menjadi
hasan lighairih
Terdapat lima hadits tentang larangan Bay’
al-’Inah.
38. Artinya :Artinya :
Diriwayatkan oleh Darul Quthny dan Baihaqy, dari
Abu Ishaq dari istrinya ‘Aliyah, bahwa ia pernah
menemui Aisyah bersama dengan Ummu Walad Zaid
bin Arqam. Ummu Walad Zaid berkata, Aku pernah
menjual budak kepada Zaid seharga 800 dirham
hutang, dan Aku membelinya kembali seharga 600
dirham kontan. Aisyah berkata, “Sungguh tidak bagus
cara engkau berjualan dan cara engkau membeli”.
Katakan kepada Zaid bahwa ia telah membatalkan
pahala Jihad dan hajinya bersama Rasulullah, kecuali
kalau ia bertaubat.
39. Lanjutan……….
Wanita itu berkata, “ Bagaimana kalau yang
kuambil hanya modalku saja’?. Aisyah
menjawab dengan firman Allah :”Orang
yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya lalu terus berhenti mengambil
riba, maka apa yang dikerjakannya di masa
lalu dimaafkan Allah”.
Indikasi hadits ini dengan tegas melarang
bai’ al-’inah
40. Menurut Muhammad Rawwas, Sesungguhnya
hadits ini bukan ijtihad Aisyah, karena
membatalkan pahala jihad tidak boleh dengan
ijtihad, karena itu ucapan ini pastilah pernah
didengarnya dari Rasulullah Saw (hlm.83)
41. Apabila kamu berjual beli ‘inah dan mengambil
ekor lembu, suka “muzara’ah” dan meninggalkan
jihad, maka Allah akan menimpakankepadamu
kehinaan. Kehinaan itubtidak akan dicabut datri
kamu, sehingga kamu kembali kepada
agamamu”(Hadits dikeluarkan oleh Abu Daud
tentang Buyu’ Bab larangan jual beli al’inah)
الجهاد وتركتم بالزرع ورضيتم البقر أذناب وأخذتم بالعينة تبايعتم اذا
دينكم الى ترجعوا حتى عنكم ينزعه ل ذل عليكم ال سلط
(العينة عن النهي باب البيوع في داؤد ألو )أخرجه
Dalil ketigaDalil ketiga
42. Hadits ketiga ini juga terdapat dalam kitab
Mukhtashar As-Sunan karya Al-Hafiz Al-
Munziry, jilid V, hlm 99. Kitab al-Buyu’, hadits
nomor 3317.
Hadits tersebut juga ditakhrij oleh al-Bayhaqy
pada kitab Sunan Baihaqy, jilid V, hlm, 316
pada Kitab al-Buyu’
43. Dalil keempatDalil keempat
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ia
pernah ditanya tentang seorang yang
menjual sehelai sutra kepada orang lain
seharga seratus dirham, Kemudian ia
membelinya kembali seharga 50 dirham
secara kontan.Ibnu Abbas menjawab, “Itu
artinya menjual dirham dengan dirham
secara bunga, namun mediatornya adalah
sehelai sutera.
44. Dalil kelimaDalil kelima
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ketika
ditanya tentang bai a-’inah, dimana sutera
sebagai mediatornya, beliau menjawab,
“Sesungguhnya Allah tidak mungkin
dikelabui. Itu termasuk perbuatan yang
diharamkan Allah dan Rasulnya
45. Demikian banyak hadits tentang larangan keras
kepada bay’ al’inah. Karena itu hampir seluruh
ulama melarangnya. Bay al-’inah yang boleh
hanyalah tanpa rekayasa sejak awal. Sedangkan
yang terjadi di lembaga perbankan Malaysia,
semuanya rekayasa dan dipersyarakatkan sejak awal
meskipun penjualan kedua terhadap pihak ketiga
Jika direkayasa dan dipersyarakatkan akan dijual
kembali dengan harga yang lebih murah, semua
ulama melarangnya. Tiada khilafiyah padanya.
46. Hadist larangan ‘UrbunHadist larangan ‘Urbun
Hadits Nabi Saw :
عمر عن مالك )ألمام العربان بيع صلعم ال رسول نهى
(شعيب بن
“Rasul saw melarang jual beli ‘arabun” .
(HR.Imam Malik dari ‘Amar bin Syu’aib, Subulus Salam,
Juz III, hlm.17)
47. Keterangan kualitas haditsKeterangan kualitas hadits
Hadits larangan tersebut statusnya
munqathi’ (terputus sanadnya), dan di
dalamnya ada seorang perawi tidak
bernama. Di dalam satu riwayat memang
ada disebutkan namanya tetapi statusnya
dha’if, karena rawinya banyak dinilai
negatif oleh banyak orang (Wahbah Az-
Zuhaily dan Subulus Salam)
48. Sunnah
Qath’iy Zhanniy
Qathliy ats-TsubutQath’iy ad-Dilalah Zhanniy ad-Dilalah Zhanniy ast-Tsubut
Hadits Ahad
dan
masyhur
Hadits
mutawatir
Maknanya
Tunggal
(Bay’ Najsy)
Maknanya
Multi
tafsir
Qath’iy dan Zhanniy dalam Sunnah
49. Kedudukan Sunnah thd Al-QuranKedudukan Sunnah thd Al-Quran
1. Sunnah sebagai takkid (penguat) Al-Quran
2. Sunnah sebagai penjelas Al-Quran
3.Sunnah sebagai Musyar (Pembuat Syari’at)
50. 1. Sunnah sebagai ta’kid
(penguat) Al-Quran
Hukum Islam
didasarkan kepada dua sumber,
yaitu Al-Quran dan Sunnah,
Maka banyak sekali
sunnah yang berisi tentang
kewajiban shalat, zakat,
larangan riba, Hadits ini berfungsi
menguatkan pernyataan Al-quran
51. 2. Sunnah sebagai penjelas
Al-Quran
Seperti kewajiban shalat yang ada
dalam Al-quran yang sifatnya global,
karena tidak merinci berapa kali sehari
dan berapa rakaat
serta bagaimana caranya.
Sunnahlah yang menjelaskannya
52. Bentuk bentuk bisnis bathil belumBentuk bentuk bisnis bathil belum
dijelaskan secara rinci, maka Nabi Sawdijelaskan secara rinci, maka Nabi Saw
yang menjelaskannya melalui sunnahyang menjelaskannya melalui sunnah
ك مُ م نَُكيَْنبَُك ك مُ م لَُكلاوَُك مَْن أَُك لولاُ مكُ م أَْنتَُكالَُك نولاُ ممَُك ءلاَُك نَُك ذنيَِنيلَّلا ه اَُك نيُّأهَُك انيَُكلِ إ طِ إ بطاَطالْببطاِ إنَْن أَُك الَّ إَِني
نَُك كوُ م تَُكةً عرَطا جطاَطا تِ إنَُك ك اَُك هللَُك لا نَّ إَِني مَْن كُ م سَُك فُ مأفنَُك لاولُ متُ مقَْنتَُكالَُك وَُك مَْن كُ م منِّ ضٍ رلاَُك تَُك عنَُك
م اًا حيَِني رَُك مَْن كُ م بَِني
Contoh ayat global yang dijelaskan sunnah
56. Larangan Talaqqi Rukban, Bay ba’dh ‘ala ba’dhLarangan Talaqqi Rukban, Bay ba’dh ‘ala ba’dh
dan Hadhir libaddan Hadhir libad
شولاُ م جَُك ن اَُكتَُك الَُك وَُك ضٍ عَْن بَُك عَِني يَْنبَُك ىَُك علَُك مَْن كُ م ضُ م عَْن بَُك عَْن بَِنينيَُك الَُك وَُك نَُك ب اَُككَْن رُّه لال ولاَْن قَّلَُكتَُك الَُك
دٍ ب اَُكلَِني رٌ ل ضَِني ح اَُك عَْن بَِنينيَُك الَُك وَُك
“Janganlah kalian mencegah kafilah dagang (sebelum
masuk pasar). Jangan pula sebagian kalian membeli
apa yang sedang dibeli orang lain. Jangan pula kalian
saling najsy. Dan orang kota datang langsung ke
dusun membeli produksi desa.” (Muttafaqun ‘alaih)
57. أخيه سوم على نيس م وال
“Tidak boleh menawar barang yang sudah
ditawar oleh sesama muslim.” (HR Bukhari
dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah).
Muntaqa min Fatawa Syaikh Shalih al
Fauzan juz 5 hal 203 no fatwa 308.
58. Bay’ Hashah =Bay’ Hashah = لالحص اة بيعلالحص اة بيع
بيع عن لاهلل رسول فنهى : ق ال هرنيرة أبي عن
(مسل م )رولاه لالغرلار بيع وعن لالحص اة
Dari Abi Hurairah, bahwa Rasulullah saw melarang
jual beli hashah dan jual beli gharar
Jual beli hashah (kerikil) ialah jual beli dimana
pembeli menggunakan kerikil dalam jual beli.
Kerikil tersebut dilemparkan kepada berbagai
macam barang penjual. Barang yang mengenai
suatu barang akan dibeli dan ketika itu terjadilah
jual beli.
59. صلع م لاهلل رسول أن عنه لاهلل رضي عمر لالبن عن
مسل م و لالبخ اري )رولاه لالحبلة حبل بيع عن )فنهى
Dari Ibnu Umar ra, Rasulullah saw
telah melarang penjualan sesuatu
(anak onta) yang masih dalam
kandungan induknya (H.R.Bukhari
Muslim). Hadits Ini Shahih.
60. Jual Beli Juzaf (Tafsiran)Jual Beli Juzaf (Tafsiran)
Ibnu Umar menceritakan, “Kami biasa membeli
makanan dari kafilah dagang dengan cara juzaf,
lalu Rasul melarang kami membelinya sebelum
kami memindahkannya dari tempatnya.
Dalam riwayat lain, Ibnu Umar berkata, Aku
pernah melihat para sahat di zaman Rasul saw
membeli makanan secara juzaf, Mereka diberi
hukuman pukulan bila menjualnya langsung di
lokasi pembelian, kecuali mereka telah
memindahkannya.
62. 3. Sunnah sebagai Musyar
(Pembuat Syari’at)
Sunnah merupakan pembuat syari’at
yang tidak ada dalam Al-Quran
Seperti sunnah yang mewajibkan zakat fitrah,
Sunnah yang melarang riba fadhal
Disunnahkannya aqiqah,
tidak bolehnya mengawini/memadu
wanita dengan bibinya, (H.R.Bukhari-Muslim),
tidak boleh makan himar kampung
(yang dijadikan tunggangan),
sesuai hadits Ahmad Abu Daud.