SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 21
COCCIDIOSIS
• Koksidiosis disebut juga sebagai berak darah adalah
penyakit parasiter yang menimbulkan gangguan
terutama pada saluran pencernaan bagian aboral. Angka
kesakitan dan kematian dapat mencapai 80-90%.
• Kosidiosis disebabkan oleh genus Eimeria. Terdapat 12
macam spesies Eimeria yang menyerang ternak ayam,
yaitu E. tenella, E. necatrix, E. brunetti, E. acerveulina, E.
maxima, E. mitis, E. mivati, E. praecox, E. hagani, E.
tyssarni, E. myonella, dan E. gallinae.
• Pada umumnya hanya 3 type yang menimbulkan
masalah pada ayam yaitu, E. tenella, E. necatrix dan E.
acervulina. Setiap spesies akan menyerang bagian-
bagian tertentu dari usus ayam demikian juga luka yang
ditimbulkan akan berbeda-beda. E. tenella menyerang
usus buntu . E. necatrix dan yang lainnya menyerang
usus halus dan anus.
dehydration and a high degree of
anaemia of the body and viscera
are discovered.
Anaemic appearance of internal
organs
The area around the vent is stained
with blood.
characterized by enteritis and
bloody diarrhoea.
the caecal are filled with fresh or clotted blood.
LEUCOCYTOZOONOSIS
• disebabkan oleh protozoa, yaitu Leucocytozoon sp.
• Protozoa ini ialah parasit darah yang hidupnya di
dalam sel darah merah. Leucocytozoon sp. yang
menyerang ayam ada 2, yaitu L.caulleryi dan L.sabrezi.
• Simulium sp. (A) dan Culicoides sp. (B) yang berperan
sebagai vektor penyebaran Leucocytozoonosis
• dapat menimbulkan kesakitan 0-40% dan tingkat
kematiannya mencapai 7-50%. Sedangkan pada ayam
dewasa dapat menimbulkan kesakitan 7-40% dan
kematian 2-60%. Selain itu, serangan penyakit ini
dipastikan akan mengakibatkan hambatan
pertumbuhan dan menurunkan produksi telur yang
mencapai 25-75%.
• Perubahan Bedah Bangkai
Perubahan yang ditemukan pada saat bedah bangkai
diantaranya ditemukan bintik atau bercak
perdarahan di hampir seluruh organ dalam tubuh
ayam, seperti hati, paru-paru, limpa, thimus, ginjal,
pankreas, usus, proventrikulus, otak, otot paha dan
otot paha.
Pengendalian (Pencegahan dan Pengobatan)
1. Hindari adanya genangan air di sekitar kandang. Pastikan
tidak ada lubang yang dapat menampung air di sekeliling
kandang. Pastikan selokan bersih dan dapat mengalirkan
air secara lancar
2. Hilangkan semak belukar atau rumput dan tanaman yang
tidak berguna yang terdapat di sekitar kandang karena
bisa menjadi tempat atau sarang nyamuk (vektor
leucocytozoon sp.)
3. Perhatikan barang-barang yang dapat menampung air
sehingga menjadi sarang dan tempat berkembang biaknya
nyamuk. Buang atau hilangkan barang-barang tersebut
dari lingkungan kandang
4. Bersihkan dan sanitasi kandang secara rutin, jika perlu
lakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida
untuk membasmi nyamuk
5. Lakukan pemeriksaan sampel darah untuk mengetahui
adanya sporozoit dari Leucocytozoon sp
Helminthiasis (cacingan) menyebabkan kerugian
secara ekonomis:
• hambatan pertumbuhan
• penurunan produksi telur (berat telur tidak bisa
mencapai maksimal dan awal waktu bertelur
yang tidak semestinya)
Helminthiasis terdiri dari tiga klas:
1. Nematodosis
2. Trematodosis
3. Cestodosis
Helminthiasis
CACINGAN
a. Cacing Mata /Eye Worm (Oxyspirura sp)
Cacing Oxyspirura sp berukuran kira-kira 2 cm, hidup di saccus
conjunctiva ,
sering menyebabkan conjunctivitis, opthalmitis, dan protrusion
membrana nictitans. Cacing jenis ini menyerang berbagai unggas,
antara lain ayam, kalkun, merpati, burungburung liar dan
burung-burung dalam sangkar.
b. Syngamus trakhea
Syngamus trakhea hidup di trakhea, kadang-kadang pada
bornkhus. Cacing hidup di darah dan menyebabkan trakheitis
diffuse atau fokal di tempat menempelnya. Ukuran cacing lebih
dari 2 cm. Cacing menyerang berbagai unggas, antara lain ayam,
kalkun, dengan gejala-gejala, seperti pernafasan cepat, dyspnoe,
head shaking.
Nematodosis
c. Capillaria sp.
Menginfeksi crop dan esophagus dan menyebabkan radang
mukosa crop dan esophagus. Beberapa cacing memiliki panjang
lebih dari 6 cm. Unggas yang diserang antara lain : ayam, kalkun,
angsa, itik dan burung-burung dalam sangkar. Gejala yang
ditimbulkan berupa anemia dan kelemahan.
d. Dyspharynx, Tetrameres, Cyrnea.
Hidup di proventriculus ayam dan unggas lain. Ukuran dewasa
antara 3 – 18 mm, parasit bersembunyi di dalam mukosa dan
sering penetrasi ke dalam kelenjar-kelenjar. Gejala yang
ditimbulkan, antara lain : diare, kelemahan dan anemia yang
diserta dengan ulserasi mukosa, hemorrhagi, nekrosis,
pembengkakan mukosa. Cacing ini menyerang berbagai
unggas, antara lain : ayam, kalkun, merpati, puyuh dan itik.
Mortalitas paling tinggiterjadi pada merpati, yang biasanya
disebabkan oleh Dyspharynx nasuta.
e. Cheilospirura dan Omidostomum.
Menyerang gizzard, cacing dewasa berukuran antara
1 – 4 cm. Kebanyakan hidup di sebelah dalam gizzrd
dan menyebabkan ulserasi dan nekrosis, muskulus
gizzard. Kedua cacing menyerang berbagai unggas,
antara lain: ayam, kalkun, itik, angsa, maupun puyuh.
f. Ascaridia sp.
Cacing ini meyebabkan enteritis terutama pada unggas
muda. Unggas yang diserang antara lain : ayam,
kalkun, merpati, puyuh. Siklus hidup cacing ini
bersifat langsung, meskipun bisa juga melalui cacing
tanah. Salah satu contoh spesies yang sering
menyerang ayam adalah Ascaridia galli.
Anak ayam lebih peka terhadap cacing Ascaridia
galli daripada ayam dewasa.
White Leghorn lebih peka daripada ayam ras
yang lain. Lewat umur tiga bulan ayam akan lebih
tahan, hal ini berkaitan dengan meningkatnya
sel-sel goblet dalam usus.
Cacing muda lebih banyak menimbulkan
kerusakan pada mukosa usus, karena larva cacing
cenderung membenamkan diri pada mukosa
sehingga sering menyebabkan perdarahan dan
enteritis.
Gejala klinis:
Pada infeksi berat akan terjadi mencret berlendir,
selaput lendir pucat, pertumbuhan terhambat,
kekurusan , kelemahan umum dan penurunan produksi
telur.
Cacing dewasa hidup di saluran pencernaan, apabila
dalam jumlah besar maka dapat menyebabkan
sumbatan dalam usus. Cacing menghisap sari makanan
dalam usus ayam yang ditumpangi sehingga ayam akan
menderita kekurangan gizi
Ascaridi galli mempunyai ciri-ciri berwarna putih,
bentuk bulat, tidak bersegmen dan panjang 6 - 13
cm. Ascaridia galli umumnya yang jantan berukuran
lebih besar daripada betina. Pada cacing jantan
diameter berukuran 30 - 80 mm, sedangkan pada
betina berdiameter 0,5 - 1,2 mm.
Siklus hidup Ascaridia galli pada ayam berlangsung
35 hari. Telur cacing akan keluar lewat tinja ayam
dan menjadi infektif dalam waktu 5 hari pada suhu
optimum, yaitu 32 - 340C. Sewaktu ayam sedang
makan, telur infektif tertelan yang kemudian menetas
di lumen usus. Larva cacing melewati usus pindah ke
selaput lendir. Periode perpindahan terjadi antara 10
- 17 hari dalam masa perkembangan
Dalam waktu 35 hari cacing menjadi dewasa dan mulai bertelur.
Sesudah cacing menjadi dewasa akan meninggalkan selaput
lendir dan tinggal di dalam lumen usus. Ayam yang masih muda
paling peka terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cacing ini.
Apabila cacing genus Ascaris yang ditemukan dalam usus halus
terlalu banyak, ayam akan menjadi kurus. Hal ini terjadi karena
cacing yang memenuhi usus akan menghambat jalannnya
makanan, bahkan cacing mengeluarkan zat antienzim yang
menyulitkan pencernaan makanan.
g. Heterakis gallinarum
Bertanggung jawab terhadap kejadian blackhead
pada ayam, karena ovum cacing bisa mengandung
protozoa yang disebut Histomonas meleagridis
yang menyebabkan blackhead.
Cacing berukuran panjang 1,5 cm dan bisa dalam
jumlah sangat banyak di sekum, sehingga
menyebabkan radang sekum dan nodulnodul kecil
di dinding sekum. Unggas yang diserang antara
lain : ayam, kalkun, puyuh, itik, angsa.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Macam Penyakit Pada Ternak Unggas
Macam Penyakit Pada Ternak UnggasMacam Penyakit Pada Ternak Unggas
Macam Penyakit Pada Ternak UnggasSIlfani Sabila
 
Perspektif Epidemiologi Kebijakan Bidang Veteriner - Kuliah PPDH FKH IPB, 20 ...
Perspektif Epidemiologi Kebijakan Bidang Veteriner - Kuliah PPDH FKH IPB, 20 ...Perspektif Epidemiologi Kebijakan Bidang Veteriner - Kuliah PPDH FKH IPB, 20 ...
Perspektif Epidemiologi Kebijakan Bidang Veteriner - Kuliah PPDH FKH IPB, 20 ...Tata Naipospos
 
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...Tata Naipospos
 
Inseminasi Buatan
Inseminasi BuatanInseminasi Buatan
Inseminasi BuatanRizza Muh
 
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces AspergillusPenicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces AspergillusJosua Sitorus
 
Kelompok 5 metode irisan
Kelompok 5   metode irisanKelompok 5   metode irisan
Kelompok 5 metode irisanNova Wardany
 
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014Tata Naipospos
 
Reproduksi Hewan 1
Reproduksi Hewan 1Reproduksi Hewan 1
Reproduksi Hewan 1lombkTBK
 
LAPORAN PRAKTIK KERJA KEGIATAN USAHA PEMELIHARAAN SAPI PERAH DI PT. ULTRA PET...
LAPORAN PRAKTIK KERJA KEGIATAN USAHA PEMELIHARAAN SAPI PERAH DI PT. ULTRA PET...LAPORAN PRAKTIK KERJA KEGIATAN USAHA PEMELIHARAAN SAPI PERAH DI PT. ULTRA PET...
LAPORAN PRAKTIK KERJA KEGIATAN USAHA PEMELIHARAAN SAPI PERAH DI PT. ULTRA PET...Muh Romdont
 
Jamur dan bakteri Entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri Entomopatogen pptJamur dan bakteri Entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri Entomopatogen pptJosua Sitorus
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapikutarni
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...Feri Chandra
 
Ilmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggasIlmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggasHidayatmaskar
 
Nematoda parasit usus 2
Nematoda parasit usus 2Nematoda parasit usus 2
Nematoda parasit usus 2Iqbal Agung
 
Laporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi TikusLaporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi Tikusdanivita
 
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Tata Naipospos
 

La actualidad más candente (20)

Macam Penyakit Pada Ternak Unggas
Macam Penyakit Pada Ternak UnggasMacam Penyakit Pada Ternak Unggas
Macam Penyakit Pada Ternak Unggas
 
Perspektif Epidemiologi Kebijakan Bidang Veteriner - Kuliah PPDH FKH IPB, 20 ...
Perspektif Epidemiologi Kebijakan Bidang Veteriner - Kuliah PPDH FKH IPB, 20 ...Perspektif Epidemiologi Kebijakan Bidang Veteriner - Kuliah PPDH FKH IPB, 20 ...
Perspektif Epidemiologi Kebijakan Bidang Veteriner - Kuliah PPDH FKH IPB, 20 ...
 
Makalah entomologi
Makalah entomologiMakalah entomologi
Makalah entomologi
 
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
 
Inseminasi Buatan
Inseminasi BuatanInseminasi Buatan
Inseminasi Buatan
 
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces AspergillusPenicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
 
Kelompok 5 metode irisan
Kelompok 5   metode irisanKelompok 5   metode irisan
Kelompok 5 metode irisan
 
Clostridium sp
Clostridium spClostridium sp
Clostridium sp
 
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
 
Reproduksi Hewan 1
Reproduksi Hewan 1Reproduksi Hewan 1
Reproduksi Hewan 1
 
LAPORAN PRAKTIK KERJA KEGIATAN USAHA PEMELIHARAAN SAPI PERAH DI PT. ULTRA PET...
LAPORAN PRAKTIK KERJA KEGIATAN USAHA PEMELIHARAAN SAPI PERAH DI PT. ULTRA PET...LAPORAN PRAKTIK KERJA KEGIATAN USAHA PEMELIHARAAN SAPI PERAH DI PT. ULTRA PET...
LAPORAN PRAKTIK KERJA KEGIATAN USAHA PEMELIHARAAN SAPI PERAH DI PT. ULTRA PET...
 
Jamur dan bakteri Entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri Entomopatogen pptJamur dan bakteri Entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri Entomopatogen ppt
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
 
Ilmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggasIlmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggas
 
Nematoda parasit usus 2
Nematoda parasit usus 2Nematoda parasit usus 2
Nematoda parasit usus 2
 
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
 
Laporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi TikusLaporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi Tikus
 
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
 
Budidaya Ayam Kampung
Budidaya Ayam KampungBudidaya Ayam Kampung
Budidaya Ayam Kampung
 

Similar a PARASIT PADA UNGGAS

Parasit pada unggas.
Parasit pada unggas.Parasit pada unggas.
Parasit pada unggas.Yusuf Ahmad
 
PENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasPENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasMuhammad Eko
 
PENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasPENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasMuhammad Eko
 
Trematoda paru
Trematoda paruTrematoda paru
Trematoda paruApridinata
 
Arthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitArthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitLaksmi Bali
 
v,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdf
v,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdfv,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdf
v,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdfhizkiabriliant7
 
Artikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nemaArtikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nemaYuga Rahmat S
 
Bioligi Nemathelmintes & Platythelmintes
Bioligi Nemathelmintes & PlatythelmintesBioligi Nemathelmintes & Platythelmintes
Bioligi Nemathelmintes & PlatythelmintesKaoruShinomori
 
Filum Nemathelminthes (Cacing Gilig)
Filum Nemathelminthes (Cacing Gilig)Filum Nemathelminthes (Cacing Gilig)
Filum Nemathelminthes (Cacing Gilig)Ghins GO
 
Bab 8 animalia2
Bab 8 animalia2Bab 8 animalia2
Bab 8 animalia2Rudy LP
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA NematodaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA NematodaFauzan Ardana
 

Similar a PARASIT PADA UNGGAS (20)

Parasit pada unggas.
Parasit pada unggas.Parasit pada unggas.
Parasit pada unggas.
 
PENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasPENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggas
 
PENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasPENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggas
 
Avian ectoparasites
Avian ectoparasitesAvian ectoparasites
Avian ectoparasites
 
Trematoda paru
Trematoda paruTrematoda paru
Trematoda paru
 
Parasitologi. Nematoda
Parasitologi. NematodaParasitologi. Nematoda
Parasitologi. Nematoda
 
nematoda usus
nematoda ususnematoda usus
nematoda usus
 
Arthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitArthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakit
 
v,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdf
v,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdfv,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdf
v,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdf
 
Bahan ajar2 nemathelminthes
Bahan ajar2 nemathelminthesBahan ajar2 nemathelminthes
Bahan ajar2 nemathelminthes
 
Usus converted
Usus convertedUsus converted
Usus converted
 
Artikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nemaArtikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nema
 
Bioligi Nemathelmintes & Platythelmintes
Bioligi Nemathelmintes & PlatythelmintesBioligi Nemathelmintes & Platythelmintes
Bioligi Nemathelmintes & Platythelmintes
 
Bab 8 animalia 2
Bab 8 animalia 2Bab 8 animalia 2
Bab 8 animalia 2
 
Filum Nemathelminthes (Cacing Gilig)
Filum Nemathelminthes (Cacing Gilig)Filum Nemathelminthes (Cacing Gilig)
Filum Nemathelminthes (Cacing Gilig)
 
Cacing Gelang
Cacing GelangCacing Gelang
Cacing Gelang
 
Makalah penyakit kecacingan
Makalah penyakit kecacinganMakalah penyakit kecacingan
Makalah penyakit kecacingan
 
Bab 8 animalia2
Bab 8 animalia2Bab 8 animalia2
Bab 8 animalia2
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA NematodaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
 
Ppt parasit iv
Ppt parasit ivPpt parasit iv
Ppt parasit iv
 

Más de Muhammad Eko

Nutrisi dan pakan unggas kontekstual
Nutrisi dan pakan unggas kontekstualNutrisi dan pakan unggas kontekstual
Nutrisi dan pakan unggas kontekstualMuhammad Eko
 
Minerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutritionMinerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutritionMuhammad Eko
 
National swine nutrition guide
National swine nutrition guideNational swine nutrition guide
National swine nutrition guideMuhammad Eko
 
Komposisi bahan pakan
Komposisi bahan pakanKomposisi bahan pakan
Komposisi bahan pakanMuhammad Eko
 
Poultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feedingPoultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feedingMuhammad Eko
 
Distillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultryDistillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultryMuhammad Eko
 
Horse nutrition and feeding
Horse nutrition and feedingHorse nutrition and feeding
Horse nutrition and feedingMuhammad Eko
 
Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]Muhammad Eko
 
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011Muhammad Eko
 
Dynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition developmentDynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition developmentMuhammad Eko
 
hatchery design and technology
hatchery design and technologyhatchery design and technology
hatchery design and technologyMuhammad Eko
 
grading of day old-chicks
grading of day old-chicksgrading of day old-chicks
grading of day old-chicksMuhammad Eko
 
MANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASANMANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASANMuhammad Eko
 
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamurPenyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamurMuhammad Eko
 
Istilah dalam ilmu kesehatan ternak
Istilah dalam ilmu kesehatan ternakIstilah dalam ilmu kesehatan ternak
Istilah dalam ilmu kesehatan ternakMuhammad Eko
 
PENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWAN
PENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWANPENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWAN
PENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWANMuhammad Eko
 
PENYIAPAN TERNAK SEBELUM DIPOTONG (ANTE MORTEM)
PENYIAPAN TERNAK SEBELUM DIPOTONG (ANTE MORTEM)PENYIAPAN TERNAK SEBELUM DIPOTONG (ANTE MORTEM)
PENYIAPAN TERNAK SEBELUM DIPOTONG (ANTE MORTEM)Muhammad Eko
 

Más de Muhammad Eko (20)

Nutrisi dan pakan unggas kontekstual
Nutrisi dan pakan unggas kontekstualNutrisi dan pakan unggas kontekstual
Nutrisi dan pakan unggas kontekstual
 
Minerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutritionMinerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutrition
 
National swine nutrition guide
National swine nutrition guideNational swine nutrition guide
National swine nutrition guide
 
Tabel hartadi
Tabel hartadiTabel hartadi
Tabel hartadi
 
Komposisi bahan pakan
Komposisi bahan pakanKomposisi bahan pakan
Komposisi bahan pakan
 
Poultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feedingPoultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feeding
 
Distillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultryDistillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultry
 
Horse nutrition and feeding
Horse nutrition and feedingHorse nutrition and feeding
Horse nutrition and feeding
 
Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]
 
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
 
Dynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition developmentDynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition development
 
hatchery design and technology
hatchery design and technologyhatchery design and technology
hatchery design and technology
 
grading of day old-chicks
grading of day old-chicksgrading of day old-chicks
grading of day old-chicks
 
hatchery design
hatchery designhatchery design
hatchery design
 
MANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASANMANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASAN
 
Nekropsi ayam
Nekropsi ayamNekropsi ayam
Nekropsi ayam
 
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamurPenyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
 
Istilah dalam ilmu kesehatan ternak
Istilah dalam ilmu kesehatan ternakIstilah dalam ilmu kesehatan ternak
Istilah dalam ilmu kesehatan ternak
 
PENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWAN
PENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWANPENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWAN
PENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWAN
 
PENYIAPAN TERNAK SEBELUM DIPOTONG (ANTE MORTEM)
PENYIAPAN TERNAK SEBELUM DIPOTONG (ANTE MORTEM)PENYIAPAN TERNAK SEBELUM DIPOTONG (ANTE MORTEM)
PENYIAPAN TERNAK SEBELUM DIPOTONG (ANTE MORTEM)
 

Último

Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfArfan Syam
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankYunitaReykasari
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasimunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasMhd Fardhan
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxRizkya19
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.pptsulistyaningsih20
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananantrialamsyah
 

Último (11)

Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasimunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 

PARASIT PADA UNGGAS

  • 1. COCCIDIOSIS • Koksidiosis disebut juga sebagai berak darah adalah penyakit parasiter yang menimbulkan gangguan terutama pada saluran pencernaan bagian aboral. Angka kesakitan dan kematian dapat mencapai 80-90%. • Kosidiosis disebabkan oleh genus Eimeria. Terdapat 12 macam spesies Eimeria yang menyerang ternak ayam, yaitu E. tenella, E. necatrix, E. brunetti, E. acerveulina, E. maxima, E. mitis, E. mivati, E. praecox, E. hagani, E. tyssarni, E. myonella, dan E. gallinae. • Pada umumnya hanya 3 type yang menimbulkan masalah pada ayam yaitu, E. tenella, E. necatrix dan E. acervulina. Setiap spesies akan menyerang bagian- bagian tertentu dari usus ayam demikian juga luka yang ditimbulkan akan berbeda-beda. E. tenella menyerang usus buntu . E. necatrix dan yang lainnya menyerang usus halus dan anus.
  • 2.
  • 3. dehydration and a high degree of anaemia of the body and viscera are discovered. Anaemic appearance of internal organs The area around the vent is stained with blood. characterized by enteritis and bloody diarrhoea.
  • 4. the caecal are filled with fresh or clotted blood.
  • 5.
  • 6.
  • 7. LEUCOCYTOZOONOSIS • disebabkan oleh protozoa, yaitu Leucocytozoon sp. • Protozoa ini ialah parasit darah yang hidupnya di dalam sel darah merah. Leucocytozoon sp. yang menyerang ayam ada 2, yaitu L.caulleryi dan L.sabrezi. • Simulium sp. (A) dan Culicoides sp. (B) yang berperan sebagai vektor penyebaran Leucocytozoonosis • dapat menimbulkan kesakitan 0-40% dan tingkat kematiannya mencapai 7-50%. Sedangkan pada ayam dewasa dapat menimbulkan kesakitan 7-40% dan kematian 2-60%. Selain itu, serangan penyakit ini dipastikan akan mengakibatkan hambatan pertumbuhan dan menurunkan produksi telur yang mencapai 25-75%.
  • 8. • Perubahan Bedah Bangkai Perubahan yang ditemukan pada saat bedah bangkai diantaranya ditemukan bintik atau bercak perdarahan di hampir seluruh organ dalam tubuh ayam, seperti hati, paru-paru, limpa, thimus, ginjal, pankreas, usus, proventrikulus, otak, otot paha dan otot paha.
  • 9. Pengendalian (Pencegahan dan Pengobatan) 1. Hindari adanya genangan air di sekitar kandang. Pastikan tidak ada lubang yang dapat menampung air di sekeliling kandang. Pastikan selokan bersih dan dapat mengalirkan air secara lancar 2. Hilangkan semak belukar atau rumput dan tanaman yang tidak berguna yang terdapat di sekitar kandang karena bisa menjadi tempat atau sarang nyamuk (vektor leucocytozoon sp.) 3. Perhatikan barang-barang yang dapat menampung air sehingga menjadi sarang dan tempat berkembang biaknya nyamuk. Buang atau hilangkan barang-barang tersebut dari lingkungan kandang 4. Bersihkan dan sanitasi kandang secara rutin, jika perlu lakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida untuk membasmi nyamuk 5. Lakukan pemeriksaan sampel darah untuk mengetahui adanya sporozoit dari Leucocytozoon sp
  • 10. Helminthiasis (cacingan) menyebabkan kerugian secara ekonomis: • hambatan pertumbuhan • penurunan produksi telur (berat telur tidak bisa mencapai maksimal dan awal waktu bertelur yang tidak semestinya) Helminthiasis terdiri dari tiga klas: 1. Nematodosis 2. Trematodosis 3. Cestodosis Helminthiasis
  • 12.
  • 13. a. Cacing Mata /Eye Worm (Oxyspirura sp) Cacing Oxyspirura sp berukuran kira-kira 2 cm, hidup di saccus conjunctiva , sering menyebabkan conjunctivitis, opthalmitis, dan protrusion membrana nictitans. Cacing jenis ini menyerang berbagai unggas, antara lain ayam, kalkun, merpati, burungburung liar dan burung-burung dalam sangkar. b. Syngamus trakhea Syngamus trakhea hidup di trakhea, kadang-kadang pada bornkhus. Cacing hidup di darah dan menyebabkan trakheitis diffuse atau fokal di tempat menempelnya. Ukuran cacing lebih dari 2 cm. Cacing menyerang berbagai unggas, antara lain ayam, kalkun, dengan gejala-gejala, seperti pernafasan cepat, dyspnoe, head shaking. Nematodosis
  • 14.
  • 15. c. Capillaria sp. Menginfeksi crop dan esophagus dan menyebabkan radang mukosa crop dan esophagus. Beberapa cacing memiliki panjang lebih dari 6 cm. Unggas yang diserang antara lain : ayam, kalkun, angsa, itik dan burung-burung dalam sangkar. Gejala yang ditimbulkan berupa anemia dan kelemahan. d. Dyspharynx, Tetrameres, Cyrnea. Hidup di proventriculus ayam dan unggas lain. Ukuran dewasa antara 3 – 18 mm, parasit bersembunyi di dalam mukosa dan sering penetrasi ke dalam kelenjar-kelenjar. Gejala yang ditimbulkan, antara lain : diare, kelemahan dan anemia yang diserta dengan ulserasi mukosa, hemorrhagi, nekrosis, pembengkakan mukosa. Cacing ini menyerang berbagai unggas, antara lain : ayam, kalkun, merpati, puyuh dan itik. Mortalitas paling tinggiterjadi pada merpati, yang biasanya disebabkan oleh Dyspharynx nasuta.
  • 16. e. Cheilospirura dan Omidostomum. Menyerang gizzard, cacing dewasa berukuran antara 1 – 4 cm. Kebanyakan hidup di sebelah dalam gizzrd dan menyebabkan ulserasi dan nekrosis, muskulus gizzard. Kedua cacing menyerang berbagai unggas, antara lain: ayam, kalkun, itik, angsa, maupun puyuh. f. Ascaridia sp. Cacing ini meyebabkan enteritis terutama pada unggas muda. Unggas yang diserang antara lain : ayam, kalkun, merpati, puyuh. Siklus hidup cacing ini bersifat langsung, meskipun bisa juga melalui cacing tanah. Salah satu contoh spesies yang sering menyerang ayam adalah Ascaridia galli.
  • 17. Anak ayam lebih peka terhadap cacing Ascaridia galli daripada ayam dewasa. White Leghorn lebih peka daripada ayam ras yang lain. Lewat umur tiga bulan ayam akan lebih tahan, hal ini berkaitan dengan meningkatnya sel-sel goblet dalam usus. Cacing muda lebih banyak menimbulkan kerusakan pada mukosa usus, karena larva cacing cenderung membenamkan diri pada mukosa sehingga sering menyebabkan perdarahan dan enteritis.
  • 18. Gejala klinis: Pada infeksi berat akan terjadi mencret berlendir, selaput lendir pucat, pertumbuhan terhambat, kekurusan , kelemahan umum dan penurunan produksi telur. Cacing dewasa hidup di saluran pencernaan, apabila dalam jumlah besar maka dapat menyebabkan sumbatan dalam usus. Cacing menghisap sari makanan dalam usus ayam yang ditumpangi sehingga ayam akan menderita kekurangan gizi
  • 19. Ascaridi galli mempunyai ciri-ciri berwarna putih, bentuk bulat, tidak bersegmen dan panjang 6 - 13 cm. Ascaridia galli umumnya yang jantan berukuran lebih besar daripada betina. Pada cacing jantan diameter berukuran 30 - 80 mm, sedangkan pada betina berdiameter 0,5 - 1,2 mm. Siklus hidup Ascaridia galli pada ayam berlangsung 35 hari. Telur cacing akan keluar lewat tinja ayam dan menjadi infektif dalam waktu 5 hari pada suhu optimum, yaitu 32 - 340C. Sewaktu ayam sedang makan, telur infektif tertelan yang kemudian menetas di lumen usus. Larva cacing melewati usus pindah ke selaput lendir. Periode perpindahan terjadi antara 10 - 17 hari dalam masa perkembangan
  • 20. Dalam waktu 35 hari cacing menjadi dewasa dan mulai bertelur. Sesudah cacing menjadi dewasa akan meninggalkan selaput lendir dan tinggal di dalam lumen usus. Ayam yang masih muda paling peka terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cacing ini. Apabila cacing genus Ascaris yang ditemukan dalam usus halus terlalu banyak, ayam akan menjadi kurus. Hal ini terjadi karena cacing yang memenuhi usus akan menghambat jalannnya makanan, bahkan cacing mengeluarkan zat antienzim yang menyulitkan pencernaan makanan.
  • 21. g. Heterakis gallinarum Bertanggung jawab terhadap kejadian blackhead pada ayam, karena ovum cacing bisa mengandung protozoa yang disebut Histomonas meleagridis yang menyebabkan blackhead. Cacing berukuran panjang 1,5 cm dan bisa dalam jumlah sangat banyak di sekum, sehingga menyebabkan radang sekum dan nodulnodul kecil di dinding sekum. Unggas yang diserang antara lain : ayam, kalkun, puyuh, itik, angsa.