4. Histori dan Sumber Penyakit
Aspergillosis didefinisikan sebagai suatu kondisi penyakit/ infeksi yang
disebabkan oleh sejenis jamur, yaitu Aspergillus.
Pada berbagai diagnosis Aspergillosis dilapangan komposisinya
hampir bisa diprediksikan A.fumigatus adalah yang terbanyak (60-
70%) diikuti A.flavus dan A.niger.
Meskipun kadang-kadang dijumpai pula species lain seperti
A.nidulans, A.versicolor dan A.terreus.
Keberadaannya sering dijumpai di tanah, material organik (bahan-
bahan yang kaya unsur karbon – sampah, kompos, sekam dsb),
berbagai biji-bijian seperti jagung, kacang-kacangan ataupun beras.
5. Penyakit ini menyerang secara sistemik,
yang berarti menyerang di dalam tubuh
ternak dan dapat menyebar ke seluruh
bagian tubuh. Unggas yang rentan antara
lain : ayam, kalkun, itik, angsa dan
berbagai jenis unggas, burung liar serta
burung-burung dalam sangkar, seperti :
kenari, parkit, kakak tua, nuri dan camar.
6. Histori dan Sumber Penyakit
(Lanjutan.....
• Kejadian penyakit ini tersebar diseluruh dunia tetapi
kasusnya lebih sering didiagnosis di negara-negara
tropis terutama pada saat cuaca panas dan lembab.
• Perkembangan spora jamur sangat didukung dengan
kondisi lingkungan, pada situasi dimana faktor-faktor
lingkup disekitarnya banyak dijumpai material yang
mendukung maka spora tsb. akan dengan mudah
mengkontaminasi. Baik terbawa oleh angin kemudian
terhirup oleh anak ayam ataupun mengkonsumsi pakan
yang telah tercemar.
7. • Sarang A. fumigatus yang sedang bersporulasi tampak
berwarna biru kehijau hijauan yang sering
mengkontaminasi pakan ternak, litter, tempat pakan dan
minum.
• Koloni A. flavus tampak hijau kekuningan, koloni A. niger
berwarna hitam, A. Nodulans berwarna hijau dan A. terreus
berwarna kecoklatan.
• Faktor-faktor predisposisi yang memudahkan serangan
Aspergillus, antara lain :populasi yang terlalu padat,
ventilasi jelek, cuaca buruk, stres akibat pengangkutan
ataupindah ternak.
8. Aspergillosis di Hatchery
• Pada lingkup hatchery, mempunyai prevalensi yang amat
tinggi terhadap infeksi Aspergillosis
• Mekanisme infeksi aspergillus dapat dijelaskan sebagai
berikut : mucus (lender) yang mengisi lubang pori-pori kulit
telur menjadi permeable (mudah berdifusi dengan air),
spora jamur menyelusup melalui pori-pori dan mulai
tumbuh serta berkembang di selaput telur yang akan
membunuh embryo. Selanjutnya berkembang dalam putih
telur. Waktu pengeraman sampai terjadinya penyakit
diperkirakan 8-12 hari. Sedangkan dalam incubator, telur
yang berembrio terinfeksi jamur pada 6 hari setelah
tercemari oleh telur-telur retak yang berada disekitarnya.
Angka mortalitas paling tinggi biasanya setelah 16 hari
inkubasi.
9. Aspergillosis Akut
pada Anak Ayam
Sangat umum jika kita
menemukan doc terinfeksi
segera setelah penetasan.
Selama periode hatching,
hatching cabinet dapat
terkontaminasi berat dengan
spora yang akan terhirup oleh
doc yang baru menetas. Hal
serupa bisa terjadi jika ada telur
pecah. Atau juga sewaktu masih
didalam box , alas dari serbuk
gergajian, litter, sisasisa
makanan. Temperatur doc masih
rendah untuk melawannya
disamping silia pada sistim
pernafasannya juga belum
berkembang.
Gb. Doc terindikasi Aspergillosis akut
10. Aspergillosis
pada Ayam
Secara klinis ayam yang terinfeksi menunjukkan
gejala kesulitan bernafas dan harus menjulurkan
lehernya untuk mendapatkan oksigen yang cukup.
Dari nekropsi memperlihatkan sekumpulan
perkejuan jamur berwarna kuning pada trakea,
kantong hawa dan paru-paru. Gejala gangguan
sistim syaraf pusat terlihat jika jamur sudah
mencapai aliran darah dan dipompakan ke otak.
Ayam dengan gejala ini umumnya mengalami
kesulitan berjalan.
Sedangkan pada ayam yang terinfeksi secara
subklinis tidak menunjukkan gejala, tetapi
mengalami penurunan berat badan, peningkatan
feed conversion, mengurangi reaksi vaksin,
meningkatkan pengafkiran atau kombinasi dari
masalah diatas.
Gb. Paru-paru yang terinfeksi
Aspergillus
11. Gejala Klinis
ayam muda (akut)
• nampak megap-megap,
• mengantuk,
• tidak bergairah,
• malas,
• bulu berdiri,
• dan bergerombol,
• rasa haus yang meningkat,
• kerdil dan
• kadang terjadi kejang dan mati
hal ini karena jamur menyebar ke
otak dan menyebabkan
kelumpuhan atau menimbulkan
gejala serangan saraf.
ayam dewasa (kronis)
• nampak kehilangan nafsu makan,
• bersin,
• batuk,
• menjadi kurus,
• anemia,
• feses berwarna kuning,
• ngorok (mendengkur),
• menciap dan paruh terbuka,
• jengger menjadi gelap dan mengkerut,
• pial berwarna kebiruan.
• Pada saat jamur berhasil menyerang induk
semang akan terjadi radang, kematian
jaringan dan pembentukan nodula
berupa tuberkel. Nodula dapat sebesar
kacang hijau dan ditemukan di paru-
paru, trachea, bronki, kantung
udara, peritoneum dan alat-alat lain di
12. Cara Penularan
Penularan penyakit terjadi akibat menghirup sejumlah
spora Aspergillus yang berasal dari pakan atau litter.
Kejadian Aspergilosis di mesin penetasan merupakan
indikasi tingkat sanitasi dan menejemen suatu
perusahaan pembibitan. Aspergillus bisa menembus
kulit telur, terutama telur yang kotor apalagi retak,
sehingga terjadi kematian embrio saat umur16 hari
inkubasi atau jika berhasil menetas, maka akan
menghasilkan DOC yang lemah dengan paru-paru dan
kantung udara terinfeksi Aspergillus. DOC yang
demikian menderita brooderpneumonia. Tingkat
kematian DOC rata-rata sebesar 5 – 10%, tingkat
kematian tertinggi adalah 30%.
14. Pencegahan
• Disiplin dalam tatalaksana pemeliharaan,
sanitasi mesin tetas dan mementingkan
higyene merupakan upaya pencegahan yang
harus diperhatikan.
• Pencegahan penyakit biasanya dengan
mencegah penggunaan litter, pakan dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan
ayam terhindar dari kontaminasi jamur.
15. Pengobatan
• Tindakan pengobatan yang bisa dilakukan adalah
pemberian Fungisidin, dapat diberikan secara
aerosol, melalui penyemprotan dengan sprayer
atau pemberian Thiabendazole 0,2% per oral
melalui pakan.
• Obat yang efektif untuk memberantas jamur
adalah pemberian fungistat (mikostatin, Na atau
Ca propionat, gentian violet) bersama dengan
ransum. Namun jika ayam sudah terserang jamur
dianjurkan untuk dimusnahkan.