1. Api Bertemu Es Di Bumi Bagian Selatan
Gunung Erebus yang terletak di Ross Island, Antartika, ini merupakan gunung berapi yang paling aktif di
belahan bumi bagian selatan. Dalam mitologi Yunani, Erebus adalah nama anak dari Dewa Chaos dan ibunya
adalah Gaia (Bumi). Dalam mitologi Yunani tersebut, Erebus mengisi seluruh dunia dengan kegelapan.
Gunung yang memiliki ketinggian 3794 meter ini ditemukan pertama kali pada tahun 1841 oleh James Ross.
Dan didaki pertama kali pada tahun 1908 oleh anggota Ernest Shackleton's Expedition. Penelitian ilmiah
tentang Gunung Erebus, yang disponsori oleh US National Science Foundation (NSF) telah dimulai sejak awal
1970-an yang meliputi studi petrologi dan geofisika dasar gunung berapi, sejarah letusan, aktivitas dan
perilaku danau larva, dan dampak keseluruhan dari gunung berapi di Antartika dan global lingkungan.
Gunung Erebus ini merupakan salah satu dari sedikit gunung di bumi ini yang memiliki danau larva yang
berumur panjang dengan suhu mencapai 1700 derajat Fahrenhait. Karakteristik aktivitas ledakan dari Gunung
Erebus ini terdiri dari ledakan Strombolian dari danau larva atau dari salah satu lubang kawah di gunung
berapi tersebut. Gunung Erebus diklasifikasikan sebagai polygenetic stratovolcano (pegunungan gunung
berapi yang tinggi dan mengerucut yang terdiri atas larva dan abu vulkanik yang mengeras), sebagian dari
dasar gunung adalah perisai dan di puncaknya adalah sebuah stratocone.
Salah satu hal yang membuat Erebus merupakan gunung yg signifikan dan mengapa dijadikan sebagai tempat
dari Mount Erebus Volcano Observatory, or "MEVO" adalah karena Gunung Erebus merupakan satu dari
sedikit gunung berapi di dunia ini yang konsisten aktif. Tidak seperti gunung api yang lainnya yang biasanya
pasif lalu tiba-tiba meledak dalam kurun waktu ratusan sekali. Gunung Erebus selalu berada dalam keadaan
aktif, mengeluarkan gas-gas dan juga bom vulkanik yang dilontarkan ke udara yang kemudian meledak saat
mendarat. Bagi para peneliti, Gunung Erebus ini merupakan tempat impian bagi mereka.
Sementara di dalam Gunung Erebus sangat panas, di bagian luarnya mempunyai suhu ekstrim yang sangat
dingin. Di sisi Gunung Erebus yang tertutup lapisan es tersebut terdapat sebuah gua es yg terbentuk dari gas
vuklanik yang keluar dari Gunung Erebus. Karena gas vulkanik tersebut, gua es ini konsisten pada suhu 32
derajat.
Selain gua es, di salah satu bagian Gunung Erebus juga terdapat menara es. Menara es adalah sebuah patung
es tinggi yang terbentuk di atas fumarol. Fumarol adalah lubang di dalam kerak bumi yang sering terdapat di
sekitar gunung berapi, yang mengeluarkan uap dan gas seperti karbon dioksida, sulfur dioksida, asam
2. hidroklorik, dan hidrogen sulfida. Gas dan uap air yang keluar dari dalam tanah bertemu dengan udara yang
sangat dingin di atas permukaan tanah, kemudian uap air tersebut menjadi dingin dan membeku yang
akhirnya terbentuklah sebuah menara es. Semakin lama menara tersebut akan semakin bertambah tingginya
dan ketebalannya dapat mencapai 20 kaki.
Seperti di banyak tempat, cuaca di Gunung Erebus dapat berubah tanpa diduga. Bila cuaca tenang, bekerja di
luar bisa merasa seperti hari musim gugur di New Mexico. Bila cuaca buruk, Anda tidak ingin keluar sama
sekali. Badai tersebut memiliki kecepatan angin lebih dari 75 mil per jam, suhu kurang dari minus 25 derajat
Fahrenheit dan jarak pandang kurang dari 10 meter.