SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 33
Descargar para leer sin conexión
DAFTAR ISI


PENDAHULUAN                                             3

BAB I
FADILAH SURAT                                           4

1. DALIL KEUTAMAAN SURAT YASIN                          4
2. DALIL KEUTAMAAN SURAT AL MULK                        7

BAB II
SEPUTAR MASALAH JENAZAH                                 8

1. TA’ZIYAH (MELAWAT)                                   8

     A. Sunnah dan Makruh Saat Ta’ziyah                 8
     B. Membaca Surat Yasin                             8
     C. Membantu Membuat Makanan                        9
     D. Larangan Meratap dan Sejenisnya                10

2. SOLAT JENAZAH                                       11

     A. Rukun Solat Jenazah                            11
     B. Sunnah-sunnah dalam Solat Jenazah              12

3. SETELAH PENGUBURAN                                  12

     A. Membaca Zikir dan Al Qur’an                    12
     B. Talqin Untuk Mayit                             13
     C. Menyampaikan Nasehat di sisi kubur             14
     D. Menabur Bunga dan Menanam Pohon                15


BAB III
HADIAH PAHALA DAN TAHLILAN                             16

1.   SOLAT HADIAH UNTUK MAYIT                          16
2.   FIDYAH AMALAN                                     17
3.   ZIARAH KUBUR                                      17
4.   DALIL ACARA TAHLILAN                              18
5.   KEUTAMAAN SUSUNAN BACAAN TAHLIL                   21

BAB IV
BANTAHAN DAN JAWABAN                                   23

1.   ANGGAPAN BID’AH                                   23
2.   ANGGAPAN SYIRIK                                   25
3.   HANYA 3 AMAL YANG SAMPAI KE MAYIT                 26
4.   ORANG TIDAK MENANGGUNG DOSA
     ORANG LAIN                                        27


                                                            1
BAB V
LAMPIRAN            28

1. SUSUNAN TAHLIL   29
2. DOA TAHLIL       31

DAFTAR PUSTAKA




                         2
PENDAHULUAN


    Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah melimpahkan banyak rahmat-Nya dan solawat serta
salam untuk Nabi kita Nabi Muhammad SAW.

    Risalah kecil ini alhamdulillah, berkat rahmat-Nya, bisa kami susun untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan informasi tentang tahlilan yang benar dan tidak bertentangan dengan
syari’at dan sekaligus membantah orang-orang yang beranggapan negatif terhadap acara tahlilan.

   Untuk membuat risalah ini, kami mengutip dari beberapa sumber antara lain :

SUMBER AL QUR’AN

   •   Tafsir Al Jalalain, oleh Imam Jalaluddin As Sayuthi dan Jalaluddin Al Mahalli
   •   Tafsir Al Munir, oleh Imam Nawawi Al Banteni

SUMBER HADITS

   •   Subulussalam Syarh Bulughil Marom, oleh Muhammad bin Ismail Al Amir Al Yamani As
       Shon’ani
   •   Riya-dhus Sholihin, oleh Imam Abu Zakaria Yahya An Nawawi
   •   Al Adzkar, oleh Imam Abu Zakaria Yahya An Nawawi
   •   Mukhtarul Ahadits An Nabawiyah, oleh Sayyid Ahmad Al Hasyimi Bek
   •   Khozinatul Asror, oleh Sayyid Muhammad Haqqi An Nazili

SUMBER FIQIH

   •   Nihayatuz Zain, oleh Imam Nawawi Al Banteni

SUMBER AQIDAH

   •   Durrotul Bahiyyah fii Hilli Alfaa-zhi Al ‘Aqidah At Thohawiyah, oleh Asy Syaikh
       Abdullah Al Harori yang dikenal dengan sebutan Al Habasyi

   Risalah kecil ini masih banyak kekurangan di sana sini. Untuk itu kami mohon koreksinya, ide
dan kritiknya.

   Risalah ini dibuat dalam rangka untuk memperingati dan mengenang wafatnya almarhumah
ibunda tercinta Marhumah binti Murtado yang wafat tanggal 26 Juni 2007 jam 15.30. Semoga
pahala dari risalah kecil ini dan pahala orang-orang yang mengamalkannya akan sampai kepada
ibunda kami Marhumah binti Murtado terus menerus, semoga menjadi cahaya yang terang
benderang di kuburnya, diampuni segala dosanya, dijauhkan dari siksa kubur dan dari siksa neraka
dan dimasukkan ke sorga bersama orang-orang mu’min lainnya.

   Aamiin aamiin aamiin.
                                                                                       Penyusun

                                                                  Keluarga Besar Almarhumah
                                                                 Ibu Marhumah binti Murtado
                                                               Cawang III RT 11 RW 05 No. 36
                                                                               Jakarta Timur
                                                                                              3
BAB I
                                     FADILAH SURAT


   1. DALIL KEUTAMAAN SURAT YASIN




Nabi SAW bersabda :

”Sesungguhnya segala sesuatu itu punya hati, dan hatinya Al Qur’an adalah YASIN, dan siapa yang
membaca YASIN maka ALLAH akan mencatat baginya karena bacaannya tersebut seperti
membaca 10 x membaca Al Qur’an”

(HR. At Turmudzi/2812 dan Albayhaqi/2359 dari Anas bin Malik, Ad Darimi/3479)




Nabi SAW bersabda :

“Siapa yang membaca YASIN pada malam hari dengan mengharap keridooan ALLAH maka
diampuni dosa-dosanya”

(HR. At Thobroni/145, 418 dan Albayhaqi/2360, 2361 dari Abu Huroiroh, Ad Darimi/3478
dari Hasan, Dishohihkan oleh Ibnu Hibban/2626)




Diriwayatkan dari Ma’qol bin Yasar, bahwa Nabi SAW bersabda :

“Bacalah untuk orang mati di antara kamu, surat YASIN”

(Hadits Shohih Riwayat Ibnu Hibban/3064, juga diriwayatkan oleh Abu Daud/2714, Ibnu
Majah/1438, Ahmad/19416, 19427, Nasai/10913, Alhakim/2028, Aththobroni/16904,
Albayhaqi/2356, 8930)




Nabi bersabda :

“Tidaklah orang yang akan mati lalu dibacakan YASIN di sisinya kecuali ALLAH akan
memudahkan keluar ruh atasnya”

(HR. Abu Darda’ dan Abu Dzar, Kitab Subulussalam Halaman 188)

                                                                                             4
Dengan ma’na serupa ada riwayat dari Imam Ahmad :




“Telah menceritakan kepada kami, Abu Mughiroh, telah mencertakan kepada kami Sofwan, telah
menceritakan kepadaku para guru sesungguhnya mereka menghadiri Ghudaif bin Al Harits Ats
Tsumali ketika sekarat maka berkatalah : Siapa seorang diantara kalian yang mau membaca
YASIN, lalu berkata Sofwan : maka Soleh bin Syurekh As Sakuni membaca surat YASIN tersebut
maka ketika sampai bacaan 40 ayat Ghudaif meninggal dunia. Berkatalah Sofwan maka adalah para
guru mereka berkata apabila dibacakan YASIN di sisi orang mati maka diringankan darinya berkat
bacaan YASIN tersebut. Berkata Sofwan : Dan Isa bin Mu’tamir telah membaca YASIN di sisi
Ibnu Ma’bad”

(HR. Ahmad/16355)




“Siapa yang membiasakan membaca YASIN setiap malam kemudian mati maka mati dalam
keadaan syahid”

(HR. Atthobroni/7217 dari Anas bin Malik)




Seorang pembesar Tabi’in yang bernama Abu Qilabah berkata :
                                                                                            5
“Siapa yang hafal 10 ayat dari Surat Al Kahfi maka terpelihara dari fitnah Dajjal, dan siapa yg
membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at maka dia terpelihara dari jum’at ke jum’at berikutnya,
jika dia menemukan Dajjal maka Dajjal tidak akan membahayakannya dan datang pada hari kiamat
dengan wajah seperti bulan purnama, siapa yang membaca YASIN maka akan diampuni dosanya,
siapa yang membaca YASIN sedangkan dia sedang lapar maka akan kenyang, siapa yang membaca
YASIN sedangkan dia sedang tersesat maka dia akan diberi petunjuk, siapa yang membaca YASIN
sedangkan dia punya sesuatu yang hilang maka dia akan menemukannya, siapa yang membaca
YASIN di sisi makanan yang dia takut menjadi sedikit maka ALLAH akan mencukupinya, siapa
yang membaca YASIN di sisi orang mati maka akan diringankan bagi si mayit, siapa yang
membaca YASIN pada wanita yang susah melahirkan anaknya maka akan dipermudah, siapa yang
membaca YASIN seperti membaca 11x Al Qur’an, setiap sesuatu memiliki hati dan hatinya Al
Qur’an adalah YASIN”.

(Kitab Syu’abul Iman Al Bayhaqi no. 2365)


»:


Dari ‘Atho’ bin Abi Robah dia berkata telah sampai kepadaku bahwa Rosulullah SAW bersabda :

“Siapa yang membaca YASIN di awal siang maka akan dikabulkan hajatnya”

(HR. Ad Darimi/3481)


Abu Bakar dan Ibnu Abbas berkata :

”Siapa      yang        membaca       YASIN        sampai     firman     ALLAH          Ta’ala
                   dan berdoa dengan perantara pengaruh YASIN maka dikabuli doanya”

(Kitab Khozinatul Asror halaman 167 bab Hadits-hadits Shohih yang Menerangkan
Keutamaan Surat YASIN dan Penjelasan Khasiatnya)


Ibnu Abbas berkata :




“Siapa yang membaca YASIN ketika pagi maka akan diberikan kemudahan di hari itu sehingga
sore, dan siapa yang membaca YASIN pada awal malam akan diberikan kemudahan di malam itu
hingga pagi”

(Ad Darimi/3482)



                                                                                              6
2. DALIL KEUTAMAAN SURAT AL MULK




Nabi SAW bersabda :

“Siapa yang membaca Tabarokalla-dzii Biyadihil Mulk setiap malam, ALLAH akan mencegahnya
dari siksa kubur”

(HR. An Nasai dari Ibnu Mas’ud)




Nabi SAW bersabda :

“Sesungguhnya di dalam Al Qur’an ada surat berisi 30 ayat yang memberi syafa’at untuk seseorang
sehingga dia diampuni, yaitu Tabarokalla-dzii Biyadihil Mulk”

(HR. Abu Daud, Ibnu Majah, At Turmudzi, An Nasai, Ibnu Hibban, Al Hakim dari Abu
Huroiroh)

Ibnu Mas’ud r.a. berkata :

“Seseorang akan didatangi dalam kuburnya dari arah kepalanya lalu dikatakan : Tidak ada jalan
bagi kamu, sesungguhnya dia membaca surat Al Mulk di atas kepalanya. Lalu didatangi dari arah
kedua kakinya lalu dikatakan : Tidak ada jalan bagi kamu, sesungguhnya dia berdiri lalu dia
membaca surat Al Mulk. Lalu didatangi dari arah perutnya lalu dikatakan : Tidak ada jalan bagi
kamu, sesungguhnya dia hafal surat Al Mulk dan meninggalkannya di perutnya. Siapa yang
membaca surat Al Mulk pada malam atau siang hari maka sungguh telah banyak kebaikannya.
Demikian dijelaskan dalam kitab Ruuhul Bayan”

(Kitab Khozinatul Asror halaman 170 bab Hadits-hadits Shohih yang Menerangkan
Keutamaan Surat Al Mulk dan Penjelasan Khasiatnya)

Ibnu Abbas r.a. bertanya kepada seseorang : “Maukah aku ceritakan sebuah cerita yang kau akan
senang dengannya? “ Orang itu berkata : “Ya”

Ibnu Abbas r.a. berkata :

“Bacalah Tabarokalla-dzii Biyadihil Mulk dan hafalkanlah dan ajarkanlah keluarga kamu dan
seluruh anak kamu dan anak-anak kecil di rumahmu dan tetangga-tetanggamu. Maka sesungguhnya
surat Al Mulk itu penyelamat dan pembantah yang membantah atau mengalahkan di hari kiamat di
sisi Tuhannya bagi yang membacanya dan menuntut kepada Tuhannya untuk menyelamatkannya
dari siksa neraka jika surat Al Mulk ada di perutnya dan ALLAH akan menyelamatkan pembacanya
dengan surat Al Mulk tersebut dari siksa kubur. Rosulullaah SAW bersabda, Sungguh aku senang
karena surat Al Mulk ada di hati setiap orang dari umatku. Demikian dijelaskan dalam Tadzkirotul
Qurthubi”

(Kitab Khozinatul Asror halaman 169 bab Hadits-hadits Shohih yang Menerangkan
Keutamaan Surat Al Mulk dan Penjelasan Khasiatnya)

                                                                                              7
BAB II
                                         JENAZAH


1. TA’ZIYAH (MELAWAT)




Nabi SAW bersabda :

“Tidaklah seorang mu’min berta’ziyah kepada saudaranya yang terkena musibah kecuali ALLAH
Yang Maha Mulia dan Maha Agung akan memberinya pakaian dari pakaian kemulian (pakaian
sorga) pada hari kiamat”

(HR. Ibnu Majah dan Bayhaqi dari ‘Amr bin Hazm)


   A. SUNNAH DAN MAKRUH SAAT TA’ZIYAH

       Disunnahkan berta’ziah (melawat) sebelum mayit dimakamkan dan setelah mayit
   dimakamkan. Ta’ziyah bermanfaat untuk menenangkan hatinya orang yang terkena musibah
   (keluarga mayit). Dan membantu keluarga mayit memberitahukan kepada sanak keluarga,
   teman, kerabatnya, menyiapkan proses memandikan mayit, mengkafani, menyolati dan
   menguburkannya. Juga membantu membuat makanan untuk keluarga mayit untuk
   menyenangkan hatinya. Dan biasanya para penta’ziyah sekarang menggantikannnya dengan
   uang melawat.
       Imam Nawawi berkata :

       “Telah berkata Imam Syafi’i dan para sahabat kami semoga ALLAH merahmati mereka,
   Makruh duduk untuk ta’ziyah. Mereka berkata yaitu duduk berkumpulnya keluarga mayit di
   rumah agar orang orang mau berta’ziyah kepada mereka. Tetapi sebaiknya mereka berbuat
   sesuai kebutuhan mereka masing-masing. Tidak ada beda laki-laki maupun perempuan pada
   makruhnya duduk untuk ta’ziyah. Al Mahamili telah menjelaskan demikian tersebut dan dinukil
   dari perkataan Imam Syafi’i r.a. Duduk untuk ta’ziyah ini MAKRUH TANZIH (Makruh Suci)
   jika tidak disertai ajaran-ajaran baru (yang tidak ada contohnya, bid’ah jelek)”

      (Kitab Al Adzkar An Nawawiyah Halaman 223 Bab Ta’ziyah)


   B. MEMBACA SURAT YASIN

       Untuk menghindari MAKRUH TANZIH duduk-duduk untuk ta’ziyah, selain bisa dengan
   membantu keluarga mayit memberitahukan kematian anggota keluarganya ke sanak famili,
   teman, kerabat dan lain-lain, sebaiknya para penta’ziyah juga membantu membacakan Al
   Qur’an dihadiahkan pahalanya untuk mayit. Minimal membaca YASIN ataupun TAHLIL.
   Dengan membaca YASIN dan surat-surat Al Qur’an lainnya serta zikir-zikir lainnya maka akan
   turun rahmat ALLAH bagi yang membaca dan yang mendengar, khususnya bagi mayit dan
   keluarga mayit sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi :




                                                                                            8
Nabi SAW bersabda :

“Tidaklah dari suatu kaum yang menyebut dan mengingat ALLAH kecuali malaikat
mengelilingi mereka, rahmat meliputi mereka, turun ketenangan kepada mereka dan ALLAH
menyebut dan mengingat mereka pada siapa yang ada di sisi-Nya (malaikat)”

(HR. Ibnu Majah dari Abu Sa’id)




Nabi SAW bersabda :

“Bacalah untuk orang mati di antara kamu, surat YASIN”

(Hadits Shohih Riwayat Ibnu Hibban, juga diriwayatkan oleh Abu Daud, Ibnu Majah,
Ahmad, Nasai)


C. MEMBANTU MEMBUAT MAKANAN

    Disunnahkan penta’ziyah membantu keluarga mayit dengan memberi makanan untuk
keluarga mayit. Untuk menyenangi hati mereka. Diriwayatkan dari Abdullah bin Ja’far r.a. dia
berkata, ketika datang kabar kematian Ja’far ketika terbunuh, Rosulullaah SAW bersabda :




“Buatlah oleh kalian makanan untuk keluarga Ja’far, maka sungguh telah datang sesuatu yang
menyibukkan mereka”

(HR. Abu Daud, Ahmad, Ibnu Majah, Turmudzi)

    Tidak boleh memberi makan oleh keluarga mayit untuk orang yang telah memakamkan
mayit kecuali diniatkan sodaqoh yang pahalanya dihadiahkan untuk mayit, berdasar hadits dari
Jarir bin Abdullah Al Bajali, dia berkata :




“Kami menganggap berkumpul ke keluarga mayit dan membuat makanan setelah memakamkan
mayit, itu termasuk MERATAP”

(HR. Ahmad)




                                                                                          9
Tentunya juga jangan menggunakan harta si mayit apalagi jika si mayit masih punya hutang
yang belum dilunasi. Sedekah harusnya dari harta orang lain, baik yang dibantu dari para tamu
maupun dari harta anak-anaknya si mayit atau kerabat dekatnya.

   Telah berkata Syekh Nawawi Al Banteni :

   “Bersedekah untuk mayit dengan cara sesuai syari’at adalah dianjurkan dan tidak terkait
dengan 7 hari atau lebih banyak atau lebih sedikit. Dan mengaitkan dengan sebagian hari
adalah bagian dari adat istiadat saja sebagaimana difatwakan oleh Sayyid Ahmad Dahlan
(Mufti Mekkah), Dan telah berlaku kebiasaan manusia bersedekah untuk mayit di hari ketiga
dari kematiannya, hari ketujuh dari kematiannya, sempurna 20 hari atau 40 hari atau 100 hari
dari kematiannya. Dan setelah itu melakukannya setiap tahun (haul) di hari kematiannya
sebagaimana telah memberikan faidah oleh guru kami Yusuf Assanbulawayni. Adapun
makanan yang berkumpulnya manusia di malam pemakaman mayit yang disebut Al Wahsyah
maka itu makruh selama bukan dari harta anak yatim, jika dari harta anak yatim maka haram,
seperti ini dijelaskan dalam kitab Kasyful Litsam”

   (Nihayatuz Zain halaman 281)

D. LARANGAN MERATAP DAN SEJENISNYA

   Haram meratap, merobek-robek pakaian, teriak-teriak, memukul-mukul badan karena
kematian seseorang, apalagi jika sampai melukai badan seperti yang dilakukan oleh orang-
orang jaman jahiliyah dan orang-orang SYI’AH hingga kini.



Nabi SAW bersabda :

“Bukanlah termasuk golongan kita, orang-orang yang memukul pipi, merobek kantong dan
memanggil dengan panggilan seperti orang jahiliyah”

(HR. Bukhori dan Muslim)

Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudri r.a. dia berkata :




“Rosulullaah SAW mengutuk orang yang meratap dan orang yang sengaja mendengar ratapan”

(HR. Abu Daud)



Nabi SAW bersabda :

“Mayit disiksa di kuburnya karena diratapi atas kematiannya”

(HR. Bukhori dan Muslim dari Abdullah bin Umar)



                                                                                          10
Penafsiran dari hadits tersebut adalah sebagai berikut :

  •    Mayit akan disiksa karena ratapan dari orang hidup jika ada sebab yang membuat ratapan
       itu menjadikan mayit tersiksa, misalnya memang sudah kebiasaan di daerah tersebut
       meratapi mayat. Ini pendapat Imam Bukhori
  •    Mayit akan disiksa karena ratapan dari orang hidup jika si mayit berwasiat agar diratapi
       kalau dia sudah meninggal. Ini pendapat kebanyakan ulama
  •    Mayit merasa sedih hati karena ratapan dari orang hidup atau dari perbuatan keluarganya
       yang disodorkan kepadanya setiap hari Jum’at seperti dijelaskan dalam sebuah hadits. Ini
       pendapat yang dikuatkan oleh Qodhi ‘Iyadh dan Muhammad bin Jarir

  Hadits tersebut tidak dibatasi hanya untuk mu’min atau kafir. Jika hanya berlaku untuk orang
  kafir, pendapat ini salah.

  (Subulussalam halaman 238)

  Termasuk meratap yaitu mengkhususkan diri mengganti pakaian dengan warna hitam seperti
  yang biasa dilakukan oleh orang-orang SYI’AH.


2. SOLAT JENAZAH

  A. RUKUN SOLAT JENAZAH

  Rukun-rukun Solat Jenazah ada 7 :

  1. Niat di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihrom


                                                         (     )
  2.   Berdiri bagi yang mampu berdiri
  3.   Melakukan 4 x takbir (termasuk takbiratul ihrom)
  4.   Membaca surat Al Fatihah setelah takbir pertama (takbiratul ihrom)
  5.   Membaca solawat untuk Nabi SAW setelah takbir kedua. Minimal :


  6. Membaca doa khusus untuk mayit tersebut setelah takbir ketiga, contoh doa boleh apa saja
     dalam bahasa Arab. Misalnya untuk mayit dewasa :




  Untuk mayit anak-anak :



  7. Salam setelah takbir yang keempat




                                                                                            11
B. SUNNAH-SUNNAH DALAM SOLAT JENAZAH

   1. Mengangkat kedua tangan hingga rata pundaknya di setiap takbir
   2. Meletakkan kedua tapak tangannya di bawah dada setiap selesai takbir
   3. Membaca solawat untuk keluarga Nabi SAW dan orang mu’min dan mu’minat, lebih baik
      lagi jika solawat yang dibaca seperti solawat pada tahiyat akhir
   4. Sunnah solat jenazah secara berjama’ah di dalam masjid dengan 3 shaff atau lebih. Makruh
      kurang dari 3 shaff. Disunnahkan juga minimal 40 atau 100 orang karena akan membantu
      mayit.
   5. Membaca ta’awwudz sebelum membaca Al Fatihah. Tidak disunnahkan membaca doa
      iftitah
   6. Membaca doa berikut ini setelah takbir ke empat sebelum salam :




   7. Menengok ke kanan dan ke kiri saat salam


3. SETELAH PENGUBURAN

    Setelah menguburkan mayit, hendaknya orang-orang melakukan pembacaan Al Qur’an minimal
surat YASIN, lebih baik lagi jika 30 juz Al Qur’an, melakukan Talqin untuk mayit dan
menyampaikan sedikit nasehat agama tentang kematian.

   A. MEMBACA ZIKIR DAN AL QUR’AN

      Sebelum mayit ditinggal di kuburnya, bacakanlah doa, zikir dan ayat-ayat Al Qur’an agar si
   mayit tenang di alam kuburnya terutama ketika berhadapan dengan malaikat Munkar dan Nakir.


                                                 :                       ­



   Dari ‘Amr bin ‘Ash r.a. dia telah berkata :

   “Jika kalian telah menguburkanku, maka berdirilah kalian di sekitar kuburku seukuran waktu
   menyembelih sembelihan dan membagi-bagikan dagingnya sehingga aku senang dengan kalian
   dan aku mengetahui apa saja yang ditanya oleh utusan-utusan Tuhanku”

   (HR. MUSLIM)

   Imam Syafi’i berkata :

   “Dan disukai untuk dibacakan di sisi kuburnya sesuatu dari Al Qur’an dan jika mengkhatamkan
   Al Qur’an seluruhnya maka itu baik”

   (Kitab Riyadhus Sholihin Hadits Ke-2 Bab Doa Untuk Mayit Setelah Menguburkannya,
   Duduk Di Sisi Kuburnya Beberapa Saat Untuk Doa, Istighfar dan Membaca Al Qur’an)

                                                                                             12
B. TALQIN UNTUK MAYIT

   Setelah menguburkan mayit, disunnahkan melakukan pembacaan Talqin untuk membantu
memudahkan mayit menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Karena Nabi SAW
apabila telah selesai menguburkan mayit dia berdiri di sisi kubur dan beliau berkata :




“Mintakanlah ampun untuk saudaramu dan mintalah ketetapan hati untuknya maka sungguh dia
sekarang sedang ditanya”.

(HR. Abu Daud, Dishohihkan oleh Al Hakim, Dihasankan oleh Al Bayhaqi)


(              )
                                                                               :
                                                                   :
Nabi SAW bersabda :

“Sesungguhnya mayit jika telah diletakkan di kuburnya dan telah berpaling sahabatnya darinya,
sungguh dia mendengar suara detakan sendal mereka”

(HR. BUKHORI)


Ditambahkan oleh Muslim : “Dan apabila mereka pergi, datanglah 2 orang malaikat”
Ditambahkan oleh Ibnu Hibban dan At Turmudzi : “Keduanya berwarna biru hitam,
dikatakan salah satunya dengan Al Munkar dan lainnya An Nakir”



                             :      –                –
                             :


Diriwayatkan dari Dhomaroh bin Habib r.a. – seorang tabi’in – dia berkata :

“Mereka menyukai apabila kubur mayit sudah diratakan dan telah berpaling manusia darinya
agar dibacakan di sisi kuburnya : Wahai Fulan, katakanlah Tiada Tuhan Selain ALLAH 3
x, Wahai Fulan katakanlah Tuhanku ALLAH, agamaku ISLAM, Nabiku MUHAMMAD”

(HR. Sa’id bin Manshur, Subulus Salam kitab Janaiz Hadits 546/49)




                                                                                          13
:




Nabi SAW bersabda :

“Apabila telah mati seseorang dari saudara kalian lalu telah kalian ratakan tanahnya atas
kuburnya, maka hendaklah salah satu dari kalian berdiri di sisi kuburnya kemudian hendaknya
dia berkata : Wahai Fulan anaknya Fulanah. Maka sungguh dia dapat mendengar dan tidak
menjawab. Kemudian dia berkata : Wahai Fulan anaknya Fulanah. Maka sungguh dia
berkata : Berikanlah kami petunjuk, semoga ALLAH merahmati kamu. Akan tetapi kalian
tidak dapat merasakannya. Maka hendaknya dia berkata : Ingatlah apa yang kamu ada
atasnya di dunia berupa kesaksian bahwa Tiada Tuhan Selain ALLAH dan Muhammad
itu hamba-Nya dan utusan-Nya dan sesungguhnya engkau rela dengan ALLAH sebagai
Tuhan, dengan Islam sebagai agama, dengan Muhammad sebagai Nabi, dengan Al
Qur’an sebagai Imam. Maka sungguh Munkar dan Nakir masing-masing menarik tangan
temannya lalu malaikat tersebut berkata : Pergilah kita karena ada sesuatu di sisi orang yang
sungguh telah mentalqinkan hujjahnya. Maka berkatalah seseorang: Wahai Rosulullaah,
kalau tidak mengetahui nama ibunya? Nabi berkata : Dinisbatkan kepada ibunya Hawa’,
Wahai Fulan bin Hawa’ ”

(HR. At Thobroni dari Abu Umamah)


C. MENYAMPAIKAN NASEHAT DI SISI KUBUR

    Disunnahkan seseorang berceramah setelah penguburan mayit. Ceramah diutamakan
tentang nasehat dari peristiwa kematian.

   Diriwayatkan dari Ali bin Abi Tholib ketika beliau menguburkan seorang mayit di
pemakaman Baqi’ Al Ghorqod, datanglah Nabi SAW. Kemudian Nabi SAW duduk dan
duduklah sahabat-sahabat lainnya di sekitarnya. Lalu Nabi SAW ceramah tentang takdir
kematian. Dan beliapun berkata :



“Beramallah maka semuanya dipermudah karena apa yang telah diciptakan untuknya”

(HR. Bukhori dan Muslim)

                                                                                          14
D. MENABUR BUNGA DAN MENANAM POHON

   Suatu ketika Nabi SAW melewati dua buah kuburan yang mayitnya sedang disiksa karena
dosa mengadu domba dan kencing kurang bersih. Lalu Nabi SAW mengambil sebuah pelepah
korma dan membelahnya menjadi 2 bagian lalu ditanam di masing-masing kuburan. Lalu Nabi
SAW bersabda :




“Semoga siksanya diringankan dari keduanya selama kedua pelepah tersebut belum kering”

(HR. Bukhori dan Muslim)

Imam Nawawi Al Banteni berkata :

“Disunnahkan meletakkan sesuatu yang basah di atas kubur seperti pelepah yang hijau dan yang
wangi. Karena pelepah tersebut meminta ampun buat si mayit selama pelepah tersebut basah
dan tidak boleh orang lain mengambil pelepah tersebut sebelum kering. Dan ketika sudah
kering maka boleh orang lain mengambilnya karena yang meletakkannya menyodorkannya
untuk si mayit ketika itu sebagaimana diketahui ini pada selain yang meletakkannya, adapun
jika sesuatu (pelepah) yang hijau itu sedikit seperti 1 atau 2 daun maka tidak boleh orang lain
mengambilnya sebelum kering karena sudah menjadi haknya si mayit. Adapun jika banyak,
maka boleh baginya mengambilnya untuk diletakkan di kuburan yang lain”

(Nihayatuz Zain halaman 163 fasal tentang Jenazah)




                                                                                            15
BAB III
                                   HADIAH PAHALA DAN
                                       TAHLILAN


1. SOLAT HADIAH UNTUK MAYIT

   Setelah dimakamkan, maka sebaiknya di malam pertama keluarga mayit melakukan solat 2
rokaat dengan niat solat LIL UNSI FIL QOBRI (Untuk Kesenangan di Dalam Kubur) atau niat
Solat Hadiah Pahala, yang diniatkan untuk mayit. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut ini :




                        :




Nabi SAW bersabda :

“Tidaklah datang atas mayit lebih berat dari malam pertama maka kasih sayangilah orang mati
dengan sodaqoh. Maka siapa yang tidak mendapatkan sodaqoh maka solatlah 2 rokaat dibaca pada
kedua rokaat tersebut yaitu pada masing-masing rokaat : surat Al Fatihah 1x, Ayat Kursyi 1x,
Alhakumuttaka-tsur 1x, Qulhu 11x. Dan membaca setelah salam : Wahai ALLAH, sungguh aku
telah melakukan solat ini dan Engkau mengetahui apa yang kuinginkan. Wahai ALLAH
kirimkanlah pahalanya ke kubur …… bin/binti ……Maka ALLAH akan mengirim pada saatnya ke
kuburnya 1000 malaikat, masing-masing malaikat membawa cahaya dan hadiah, mereka
menyenangkan hati si mayit sampai hari ditiup sangkakala (hari kiamat)”

Dijelaskan kemudian oleh Imam Nawawi Al Banteni dalam Nihayatuz Zainnya sebuah hadits yang
menjelaskan “Siapa yang melakukan solat tersebut maka baginya pahala yang besar, dan tidaklah
keluar dari dunia sehingga dia melihat tempatnya di sorga”

(Nihayatuz Zain halaman 107)

Nabi SAW bersabda :




“Sesungguhnya kubur ini dipenuhi kegelapan atas penghuninya. Dan sesungguhnya ALLAH
menerangi kuburnya untuk mereka dengan solatku atas mereka”

(HR. Muslim)

                                                                                               16
2. FIDYAH AMALAN

   Nabi SAW bersabda :



   “Siapa yang mati dan atasnya ada kewajiban puasa, maka walinya yang menggantikan
puasanya”

   (HR. Abu Daud)

   Imam Nawawi Al Banteni berkata :

    “Barangsiapa yang mati dan dia mempunyai kewajiban solat atau i’tikaf maka tidaklah
mengerjakan solat atau i’tikaf untuknya dan tidak ada fidyah karena tidak ada dalilnya, akan tetapi
disunnahkan sebagaimana diambil faedah oleh As Syibromilsi. Ya, jika dia bernadzar untuk
beri’tikaf sambil berpuasa maka boleh walinya beri’tikaf sambil berpuasa untuk si mayit, maka jika
si wali tidak melakukannya maka tetaplah i’tikaf menjadi tanggungan si mayit. Dan sepertinya juga
2 rokaat thowaf maka walinya boleh mengerjakannya untuk si mayit karena mengikuti hajji
untuknya. Dan pada setiap solat dan i’tikaf ada pendapat seperti puasa. Maka pada suatu pendapat
yang dipakai kebanyakan sahabat Imam Syafi’i, setiap solat diganti dengan memberi makanan 1
mud. Dan orang-orang ahli tahqiq yang terakhir, memilih pendapat bahwa solat dikerjakan untuk si
mayit baik si mayit memberi wasiat untuk menggantikan solatnya oleh walinya ataupun tidak.
Demikian diceritakan oleh Al ‘Ibadi dari As Syafi’i. Dan selain Al ‘Ibadi menceritakan juga dari
Ishaq dan ‘Atho’ bahkan Ibnu Burhan menukil dari pendapat qaul qodimnya Imam Syafi’i bahwa
wajib bagi si wali untuk melakukan solat yang ditinggalkan oleh si mayit seperti puasa. Ibnu Abi
‘Ashrun, Ibnu Daqiq Al ‘Ayd dan As Subki memilih demikian tersebut, sehingga dikatakan bahwa
As Subki solat untuk kerabatnya setelah kematian kerabatnya tersebut. Bahkan Al Muhibb At
Thobari berkata pada kitab Syarh At Tanbih : “Solat untuk mayit setiap ibadah dikerjakan untuknya
wajib maupun sunnah” Dan telah berkata Ibnu Hajar dinukil dari kitab Syarh Al Mukhtar : Adalah
MADZHAB AHLUS SUNNAH bahwa boleh bagi manusia untuk menjadikan pahala
amalnya dan solatnya untuk mayit dan sampai untuk mayit”

(Nihayatuz Zain halaman 193 bab Puasa)


3. ZIARAH KUBUR

    Disunnahkan berziarah kubur terutama ke kubur Nabi Muhammad SAW, kubur para sahabat,
para waliyullaah dan terutama lagi kubur bapak dan ibu kandung. Ketika memasuki kuburan
sunnah membaca :




“Sejahtera untuk kalian wahai penghuni daerah kuburan ini yang mu’min dan sungguh kami jika
ALLAH kehendaki sungguh akan menyusul, aku minta afiat (dari siksa dunia dan akhirat) kepada
ALLAH untuk kita dan untuk kalian semua”

(HR. Imam Muslim dari Baridah)


                                                                                                17
Nabi SAW bersabda :




“Siapa yang berziarah kubur ke kubur kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya di hari
jum’at lalu membaca YASIN di sisi kuburnya maka diampuni dosanya”

(HR. Ibnu ‘Adi dari Abu Bakar)

   Nabi SAW bersabda :




“Siapa yang berziarah kubur ke kubur kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya tiap hari
jum’at sebanyak satu kali maka diampuni dosanya dan dicatat anak yang berbakti”

(HR. Al Hakim dari Abu Huroiroh)

   Berkata Imam Nawawi Al Banteni :

    “Dan disunnahkan bagi laki-laki untuk ziarah kubur yaitu kuburnya orang Islam, yaitu
dikuatkan sunnahnya itu ziarah kubur ke kubur kerabatnya khususnya kedua orang tuanya,
walaupun di negeri lain yang berbeda dengan negerinya si penziarah. Dan disunnahkan si penziarah
dalam keadaan suci. Dan makruh ziarah kubur bagi wanita dan banci selain ziarah kubur ke kubur
Nabi Muhammad SAW, ini tidaklah makruh bagi laki-laki dan perempuan bahkan lebih besar
dalam pendekatan diri ke ALLAH bagi laki-laki dan perempuan. Dan sebaiknya juga kubur tersebut
kuburnya para Nabi dan para Wali, seperti itu juga (tidak makruh bagi wanita) menurut Imam Ar
Rif’ah dan Al Qomuli. Dan tempat demikian itu (tidak makruh bagi wanita) jika diizinkan oleh
suaminya atau oleh tuannya atau oleh walinya”

(Nihayatuz Zain halaman 162)

4. DALIL ACARA TAHLILAN

    Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa mayit bisa menerima hadiah pahala dari orang hidup. Baik
didoakan, disolati, hadiah pahala solat, hadiah pahala pembacaan Al Qur’an, hadiah pahala sedekah
dan lain-lain. Dan itu adalah madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Asy’ariyah yang dipelopori oleh
Syaikh Abu Hasan Al Asy’ari. Adapun menurut Wahabi (Salafi) yang dipelopori Muhammad bin
Abdul Wahab yang mengaku Ahlus Sunnah Wal Jama’ah juga, tahlilan hukumnya bid’ah dan
pahala tidak sampai ke mayit, juga mendoakan mayit tidak diajarkan oleh Nabi dan Sahabat. Ini
kesalahan besar, karena ternyata banyak dalil Al Qur’an dan hadits shohih yang menguatkan
bolehnya mayit menerima pahala dari orang hidup.

   A. MENDOAKAN ORANG MATI

       ALLAH SWT berfirman :




                                                                                              18
“Dan orang-orang yang datang setelah mereka, mereka berkata : Wahai Tuhan kami,
ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan keimanan”

(Surat Al Hasyr ayat 10)


B. PEMBACAAN AL QUR’AN UNTUK MAYIT



   Nabi SAW bersabda :

   “Bacalah untuk orang mati di antara kamu, surat YASIN”

(Hadits Shohih Riwayat Ibnu Hibban, juga diriwayatkan oleh Abu Daud, Ibnu Majah,
Ahmad, Nasai)

    Beberapa ulama lain mengatakan hadits ini doif, tapi Abu Daud, Ibnu Hibban dan lainnya
tidak mendoifkannya. Karena banyaknya yang merawikan hadits ini, maka ulama ahli hadits
akhirnya menghasankan hadits ini karena hadits doif ini diperkuat oleh hadits lainnya (Kitab
Fiqh Islam Wa Adillatuh, oleh Dr. Wahbah Zuheli). Hadits doif masih dipakai dalam ibadah
tambahan (fadoilul a’mal) tapi bukan dalam masalah hukum. Demikian menurut madzhab
Imam Syafi’i. Sedangkan menurut Imam Ahmad bin Hambal, hadits doif dipakai dalam hukum
sebelum menggunakan Qiyas. Beliau lebih mendahulukan perkataan Nabi SAW dibanding
Qiyas yang merupakan perkataan manusia.

   Diriwayatkan oleh Imam Bayhaqi dengan sanad hasan, bahwa Ibnu Umar menyukai untuk
dibacakan atas kuburan setelah dimakamkan, awal surat Al Baqoroh dan akhir surat Al
Baqoroh.

   Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarof An Nawawi berkata :

    “Dan telah berbeda pendapat para ulama tentang sampainya pahala bacaan Al Qur’an (ke
mayit), maka yang terkenal dalam madzhab Syafi’i dan suatu jama’ahnya adalah pahala
tersebut tidak sampai ke mayit. Dan Imam Ahmad bin Hambal dan jama’ah sebagian ulama
serta jama’ah sahabat-sahabat Syafi’i berpendapat bahwa pahala tersebut sampai. Maka yang
dipilih adalah agar si pembaca setelah selesai membaca Al Qur’an dia berkata :




“Wahai ALLAH sampaikanlah pahala apa yang telah aku baca untuk si fulan”

(Al Adzkar halaman 246 bab Maa Yanfa’ul Mayyita Min Qouli Ghoyrihi – Bab Apa Yang
Bermanfaat Untuk Mayit dari Perkataan Orang Selainnya)

   Asy Syaikh Abdullah Al Harori yang dikenal dengan sebutan Al Habasyi, dia berkata :

“Telah berkata pengarang (Imam At Thohawi) semoga ALLAH merahmatinya: Dan pada
doanya dan sedekahnya orang hidup bermanfaat untuk orang mati. PENJELASAN:
Doa itu bermanfaat untuk orang mati yang muslim menurut Ijma’ (kesepakatan ulama), dan
sedekah seperti itu juga bermanfaat menurut Ijma’. Dan seperti itu juga bacaan Al Qur’an di

                                                                                         19
atas kuburan bermanfaat untuk orang mati. Dan sungguh telah mengambil dalil bolehnya
bacaan Al Qur’an di atas kuburan dengan hadits tentang pelepah yang basah yang Nabi SAW
telah membelahnya menjadi 2 bagian, kemudian setengah pelepah tersebut ditanam di satu
kuburan dan setengahnya lagi di kuburan yang lain. Dan Nabi berkata : Semoga ALLAH
meringankan si mayit selama pelepah itu masih basah. Hadits Riwayat Syaykhon (Bukhori dan
Muslim). Dan diambil faedah berupa menanam pohon dan bacaan Al Qur’an di atas kuburan.
Dan apabila mereka (mayit) diringankan siksanya karena menanam pohon, maka apalagi
dengan bacaan Al Qur’an oleh seseorang muslim? Imam Nawawi berkata : Ulama menyukai
membaca Al Qur’an di sisi kuburan. Mereka mengizinkan demikian itu dengan hadits tentang 2
pelepah dan mereka berkata: Apabila si mayit bisa menerima manfaat tasbih 2 pelepah
tersebut ketika basahnya, maka mayit juga dapat manfaat dari bacaan Al Qur’an di sisi
kuburnya, itu lebih utama. (Selesai). Maka sungguh bacaan Al Qur’an dari seseorang lebih
agung dan lebih bermanfaat daripada tasbih pelepah. Dan sungguh telah bermanfaat Al Qur’an
untuk sebagian orang yang tertimpa bahaya di saat hidup, maka mayit seperti itu juga”

(Durrotul Bahiyah Fii Hilli Alfaa-zhi Al ‘Aqidah At Thohawiyah halaman 95-96)


C. ZIKIR UNTUK MAYIT

    Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa tasbih pelepah basah bisa bermanfaat untuk mayit
untuk meringankan siksa kuburnya, maka tasbih orang hidup lebih agung lagi. Ini menggunakan
Qiyas Awlawi (Sumber hukum Islam yang ke-4 setelah Al Qur’an, Hadits dan Ijma’) yaitu
mempersamakan hukum dari 2 masalah yang berbeda (masalah yang satu sudah ada hukumnya
sedangkan yang satunya belum ada hukumnya) dengan yang sama ‘illatnya (alasannya) atau
lebih tinggi lagi.

   Contoh Qiyas Awlawi lainnya adalah haramnya memukul orang tua, sedangkan memukul
orang tua tidak ada dalam Al Qur’an. Memukul orang tua diqiyaskan dengan haramnya berkata
AAH kepada orang tua menurut Al Qur’an, karena ‘illatnya sama-sama menyakiti bahkan
memukul itu lebih menyakiti daripada perkataan AAH.


D. SEDEKAH UNTUK MAYIT

    Dihadits sebelumnya sudah dijelaskan anjuran Nabi SAW untuk melakukan sedekah untuk
mayit di malam pertama. Tapi jangan bersedekah dengan menggunakan harta warisan yang
belum dibagikan. Jangan memaksa jika memang tidak mampu. Gunakan harta lain atau
gunakan sumbangan dari para tetangga. Di malam-malam berikutnya juga bisa bersedekah dan
sampai ke mayit berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah r.a., bahwa ada seseorang
berkata kepada Nabi SAW :



“Sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia tiba-tiba. Dan aku berpendapat jika dia berbicara
maka dia akan bersedekah. Maka apakah ibuku mendapat pahala jika aku bersedekah
untuknya?”
Nabi menjawab :       “Ya”

(HR. Bukhori dan Muslim)


                                                                                        20
5. KEUTAMAAN SUSUNAN BACAAN TAHLIL

   Susunan bacaan tahlilan bisa dibuat sendiri, intinya berisi pembacaan Al Qur’an, istighfar, zikir
dan doa dan dihadiahkan pahalanya untuk mayit. Adapun yang biasa dibaca oleh masyarakat
mempunyai dalil-dalil yang menunjukkan keutamaan bacaan tahlil tersebut.


   A. KEUTAMAAN AL QUR’AN

   Nabi SAW bersabda :


                                                                             :



                                                          ¯              ­


   “Ada 10 yang dapat menolak 10 : Surat Al Fatihah menolak kemarahan Tuhan, Surat YASIN
   menolak haus di hari kiamat, Surat Ad Dukhon menolak ketakukan di hari kiamat, Surat Al
   Waqi’ah menolak kefaqiran dan kesusahan, Surat Al Mulk menolak siksa kubur, Surat Al
   Kautsar menolak bantahan orang-orang yang membantah, Surat Al Kafirun menolak kekufuran
   ketika mati, Surat Al Ikhlas menolak kemunafikan, Surat Al Falaq menolak dengkinya orang-
   orang yang dengki, Surat An Nas menolak waswas”

   (Demikian dijelaskan dalam kitab Roudotul Muttaqin dan Misykatul Mishbah. Lihat
   Khozinatul Asror halaman 113)

      Diriwayatkan oleh Imam Bayhaqi dengan sanad hasan, bahwa Ibnu Umar menyukai untuk
   dibacakan atas kuburan setelah dimakamkan, awal surat Al Baqoroh dan akhir surat Al
   Baqoroh.

   B. KALIMAT ISTIGHFAR

       Nabi SAW bersabda :




   “Siapa yang memperbanyak istighfar maka ALLAH menjadikan baginya kebahagian dari
   segala kesusahan, jalan keluar dari segala kesempitan dan memberikannya rizki dari jalan yang
   tidak disangka-sangka”

   (HR. Ahmad)

                                                                                                 21
Nabi SAW bersabda :




“Siapa yang meminta ampun untuk orang mu’min laki-laki dan perempuan maka ALLAH akan
mencatat baginya kebaikan dengan setiap mu’min laki-laki dan perempuan”
(HR. Thobroni dari ‘Ubadah)

C. KALIMAT SOLAWAT

   Nabi SAW bersabda :




“Siapa yang bersolawat kepadaku 1x maka ALLAH akan bersolawat kepadanya 10 x solawat,
menurunkan 10 kesalahan darinya dan menaikkan 10 derajat baginya”

(HR. Bukhori)

D. KALIMAT ZIKIR

   Nabi SAW bersabda :


                                                      :

“Perkataan yang paling disukai ALLAH Ta’ala ada 4: Subhanallaah, Alhamdulillaah, Laa
ilaaha illallaah, Allahu Akbar, tidak berbahaya bagimu dengan kalimat yang mana yang kamu
mulai duluan”

(HR. Ahmad dari Samuroh bin Jundub)

   Nabi SAW juga bersabda :


            :

“Dua kalimat yang ringan di lidah, berat di timbangan amal, disukai ALLAH Yang Maha
Pengasih yaitu : Maha Suci ALLAH dan Segala Puji bagi-Nya, Maha Suci ALLAH Yang Maha
Agung”

(HR. Bukhori dan Muslim)




                                                                                      22
BAB IV
                               BANTAHAN DAN JAWABAN


    Di bab ini akan dijelaskan beberapa bantahan orang-orang yang anti tahlil dan anti mendoakan
orang mati, terutama pandangan aliran Wahabi (Salafi) yang dipelopori oleh Muhammad bin
Abdul Wahab (lahir 1115 H wafat 1206 H) yang ajarannya banyak mendasarkan kepada ajaran
Ibnu Taimiyah. Kitab mereka yang terkenal adalah Majmu’atut Tauhid, sebuah kumpulan risalah
tauhidnya Muhammad bin Abdul Wahab, Ibnu Taymiyah, Abdurrohman bin Hasan dan
lainnya dan juga kitab Fathul Majid, sebuah kitab karangan Abdurrohman bin Hasan yang dia
meyakini Dzat ALLAH bertempat dan menetap di ‘Arsy secara hakiki (arti sebenarnya) bukan
majazi (bukan arti sebenarnya), Maha Suci ALLAH dari yang mereka tuduhkan. Kini pengikut
mereka semakin banyak di Indonesia baik dalam partai Islam, organisasi Islam dan pengajian-
pengajian modern.

   Dijelaskan dalam Kitab Majmu’atut Tauhid tentang larangan mendoakan mayit sebagai berikut:

“Dan kami mengetahui secara pasti bahwa Nabi SAW tidak mensyari’atkan kepada seseorang
untuk mendoakan seseorang yang telah mati, tidak para Nabi, tidak para orang-orang soleh dan
tidak selain mereka dengan kalimat istigho-tsah (berkata langsung ke mayit di kuburan) dan tidak
dengan selain kalimat istigho-tsah sebagaimana tidak disyari’atkan sujud untuk mayit, dan tidak
sujud kepada mayit dan yang seperti itu bahkan kami mengetahui larangan urusan-urusan ini
seluruhnya dan sesungguhnya demikian itu termasuk syirik yang ALLAH dan Rosul-Nya telah
mengharamkannya”

(Majmu’atut Tauhid halaman 31 bab Ashlu Dinil Islam Wa Qoo’idatuhu)

    Juga dijelaskan oleh Ibnu Taimiyah dalam Kitab Majmu’atut Tauhid tentang larangan
bertawassul (mencari perantara suci menuju ALLAH) sebagai berikut :

“Dan yang dimaksud di sini adalah sesungguhnya siapa yang menetapkan perantara-perantara di
antara ALLAH dengan makhluk-Nya seperti perantara yang ada pada raja dengan rakyatnya maka
dia musyrik (pelaku syirik) bahkan ini adalah agamanya orang-orang musyrik yang
menyembah berhala dan mereka berkata bahwa perantara tersebut seperti para Nabi dan para
orang-orang soleh dan sungguh perantara-perantara tersebut lebih dekat kepada ALLAH”

(Majmu’atut Tauhid halaman 81 bab Al Qo’idah Al Wasithoh)

   Dan banyak lagi ajaran-ajaran Wahabi (Salafi) di kedua kitab tersebut yang bertentangan
dengan ajaran Islam.


1. ANGGAPAN BID’AH

    Orang-orang sekarang, aliran Wahabi atau Salafi sangat anti dengan bid’ah. Bid’ah menurut
mereka adalah semua ajaran yang tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan tidak diajarkan
oleh sahabat Nabi SAW. Tidak peduli bid’ah itu baik ataupun tidak. Mereka beranggapan semua
bid’ah itu sesat. Mereka berdalil hadits Nabi SAW dilihat dari zohirnya saja (tanpa melihat
keindahan ilmu balagoh dari hadits tersebut).

   Nabi SAW bersabda :


                                                                                             23
“Jauhi oleh kamu urusan-urusan agama yang baru, maka sungguh setiap urusan baru itu adalah
bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap sesat itu di neraka”

(HR. Abu Daud dan Turmudzi)

   Hadits di atas menggunakan kata     yang berma’na ‘Amm Makhshush, yaitu kata yang biasa
dipakai sebagai arti umum tapi yang dimaksud adalah arti khusus. Dalam ilmu balaghoh disebut
Majaz Mursal Kulliyah, artinya kalimat majaz (bukan arti sebenarnya) yang disampaikan dalam
bentuk semua tapi yang dimaksud adalah sebagian. Dalam sastra Indonesia disebut Totem Proparte.

   Contoh dalam Al Qur’an adalah :


“Setiap perahu diambil paksa”

(Al Qur’an Surat Al Kahfi Ayat 79)

Padahal yang diambil paksa itu bukan semua perahu tetapi perahu yang bagus saja, yang rusak
tidak diambil, tapi ALLAH menggunakan kalimat      .
    Pendapat yang mengatakan semua bid’ah, baik bid’ah yang baik (hasanah) dan bid’ah yang
buruk (madzmumah) itu semuanya adalah sesat, maka pendapat ini jelas bertentangan dengan
ajaran Islam dan kenyataan yang ada. Mereka tidak sadar padahal mereka sendiri telah melakukan
bid’ah tiap hari. Juga nyatanya banyak bid’ah-bid’ah yang dilakukan oleh sahabat Nabi SAW dan
sahabat Nabi SAW menyebutnya sebagai bid’ah juga. Ada juga bid’ah yang dilakukan para
Tabi’in.

   Contoh bid’ah yang baik :

   A. Bid’ah Solat Tarawih berjama’ah tiap malam

      Nabi SAW tidak pernah melakukan solat tarawih berjama’ah tiap malam dengan 1 imam.
   Dalam hadits disebutkan ketika Sayyidina Umar mengumpulkan para sahabat Nabi SAW untuk
   melakukan solat tarawih berjama’ah dengan imamnya saat itu Ubay bin Ka’ab, Sayyidina Umar
   pun berkata :


   “Bid’ah yang baik ya ini”

   B. Penjilidan dan Pemberian Baris pada Al Qur’an

       Penjilidan Al Qur’an adalah usulan Sayyidina Umar bin Khoththob kepada Abu Bakar
   tetapi baru bisa dilaksanakan oleh Sayyidina Utsman bin ‘Affan. Karena itu disebut Mush-haf
   Utsmani. Ini bid’ah juga.

      Termasuk bid’ah juga adalah pemberian baris dan titik serta i’rob pada mush-haf Utsmani.
   Telah berkata Al Ustadz As Sayyid Muhammad Haqqi An Nazili :

                                                                                            24
“Ketahuilah sesungguhnya mush-haf Utsmani adalah tidak ada titik dan baris maka tidak
   ada pada mush-haf itu i’rob dan sebab tidak adanya i’rob hanya ALLAH yang lebih mengetahui
   tidak perlunya mereka terhadap i’rob. Maka sesungguhnya kaum mereka adalah arab, mereka
   tidak kenal salah baca dan tidak ada pada zaman mereka Nahwu dan yang pertama meletakkan
   Nahwu dan menjadikan i’rob pada mush-haf adalah Abu Aswad Ad Du-ali seorang Tabi’in
   (setelah zaman Sahabat), orang Bashroh”

   (Khozinatul Asror halaman 14 bab Fii Awwali Man Wa-dho’al I’roba Wan Nuqotal La-
   dziina fil Mush-hafil ‘A-zhiim)

   C. Solat memakai sarung / baju bergaris-garis / batik

       Mereka yang anti bid’ah biasanya solat dengan sarung kotak-kotak, bergaris, sajadahnya
   bergambar, bajunya batik atau bergaris. Ini jelas bid’ah, karena Nabi SAW dan para sahabat
   solatnya memakai jubah tidak pernah pakai sarung kotak-kotak, sarung samarinda apalagi baju
   batik.

   D.   Adzan Jum’at 2x oleh Sayyidina Utsman
   E.   Pengajian Rutin Tiap Hari Sabtu dan Minggu
   F.   Pajangan Kaligrafi di Masjid
   G.   Pesantren
   H.   Organisasi Islam
   I.   Partai Islam
   J.   Dan lain-lain


2. ANGGAPAN SYIRIK

    Ada sebagian yang anti tahlil mengatakan tahlilan itu warisan ajaran nenek moyang, warisan
animisme (aliran yang percaya pada kekuatan ruh halus), karena itu SYIRIK kata mereka. Ini
sungguh tuduhan keji. Orang yang melakukan tahlilan tidak jauh dari datang, baca Al Qur’an, zikir
dan berdoa serta diakhiri dengan makan makanan yang disediakan oleh keluarga mayit atau dari
sumbangan para tetangga. Silahkan baca lagi dalil-dalil dan keterangan bolehnya menghadiahkan
pahala bacaan Al Qur’an, zikir dan sodaqoh untuk mayit seperti yang sudah panjang lebar
dijelaskan di atas. Dalam acara tahlilan, tidak ada yang berdoa kepada tuhan selain ALLAH. Tidak
ada yang menyembah tuhan selain ALLAH. Semua memintanya ke ALLAH, bukan ke tuhan selain
ALLAH.

    Adapun membuat acara tahlilan di hari pertama sampai hari ke-3 bisa dianggap sebagai ta’ziyah
yang berguna sebagai penghibur keluarga mayit. Disebutkan dalam kitab Al Adzkar An
Nawawiyah dan Zubad Ibnu Ruslan bahwa Ta’ziyah itu sebaiknya sampai 3 hari. Dan dijelaskan
panjang lebar oleh Imam Nawawi dalam kitab Al Adzkarnya bahwa ta’ziyah bisa tanpa batas hari.
Artinya hari apa saja, hari ke berapa saja, ta’ziyah bisa dilakukan.

    Adapun kebiasaan penduduk Indonesia, acara tahlilan diadakan dari hari pertama hingga ke-3,
lalu hari ke-7, ke-40, ke-100 dan haul (tahunan). Tidak ada larangan dan tidak ada anjuran
dilakukan di hari-hari tersebut. Jadi boleh saja. Yang penting acaranya terhindar dari bid’ah sesat
dan syirik.

   Kaidah ushul fiqih mengatakan :



                                                                                                25
“Asal pada segala sesuatu adalah BOLEH”

   (Mabadi Awwaliyah halaman 47)


3. HANYA 3 AMAL YANG SAMPAI KE MAYIT

   Adapula yang berdalil dengan hadits :


                                           :


“Apabila manusia telah mati, maka terputuslah perbuatannya kecuali tiga : sodaqoh yang mengalir
pahalanya atau ilmu yang bermanfaat atau anak yang soleh yang mendoakannya”

(HR. Muslim)

   Menurut mereka, yang sampai ke mayit hanya tiga amal itu saja, yang lain tidak sampai karena
hadits ini menggunakan kalimat istitsna’ (pengecualian). Mereka hanya berdalil dengan 1 dalil
ini saja, tanpa mempertimbangkan banyaknya dalil yang lain.

    Kalimat Istitsna’ sering digunakan untuk pengecualian dari kata umum sebelumnya atau
pengutamaan yang khusus dari kalimat umum sebelumnya. Jadi hadits di atas menerangkan bahwa
yang utama sampai ke mayit adalah yang tiga itu. Tetapi bisa menerima pahala yang dihadiahkan
oleh orang lain. Ini sudah ijma’ para Sahabat Nabi, Tabi’in dan Ulama Salaf dan Kholaf. Karena
banyaknya dalil Al Qur’an dan Hadits yang menerangkan selain yang tiga hal tersebut bisa sampai
ke mayit.

   Bukti lain, hadits tersebut tidak menggunakan kata           atau            (putus pahalanya)
tetapi terputus perbuatannya. Jadi yang putus itu perbuatannya karena telah mati. Sedangkan
pahalanya terus berjalan dan bisa menerima pahala dari orang lain.

    Bukti lain, hadits tersebut berkata yang sampai itu doanya anak soleh yang mendoakannya.
Kalau diartikan sempit berarti kalau anaknya tidak soleh, jahat, kurang soleh, bukan anak kandung,
tetapi mendoakannya, apakah tidak sampai? Apalagi yang mendoakan itu seluruh orang Islam
seperti dijelaskan dalam surat Al Hasyr ayat 10 dan orang sekampung yang mendoakannya dalam
solat jenazah. Apakah tidak sampai? Apakah hadits bertentangan dengan ayat Al Qur’an? Tidak
mungkin pasti. Mereka hanya punya 1 dalil saja, kita punya banyak dalil Al Qur’an, Hadits dan
Ijma’ yang membantah ajaran mereka.

   Contoh syari’at menurut Al Qur’an, Hadits dan Ijma’ yang membuktikan sampainya pahala dari
orang hidup untuk orang mati di antaranya :

1. Mendoakan orang mati (Surat Al Hasyr ayat 10)
2. Mendoakan Nabi SAW (solawat) padahal Nabi SAW sudah wafat. Ini selalu kita lakukan dalam
   solat
3. Mendoakan orang mati di takbir ke 3 dan ke 4 solat jenazah
4. Orang mati dimintakan ampun setiap khotib berkhutbah


                                                                                               26
5. Orang mati dipanggil oleh orang hidup di dalam solat (Kalinat tahiyat “Assalaamu ’Alayka
    Ayyuhan Nabiyyu”)
6. Salam buat orang mati ketika orang hidup mau berziarah
7. Orang hidup membayarkan hutangnya si mayit
8. Orang hidup memfidyahkan puasanya si mayit
9. Orang hidup membadalkan hajjinya si mayit
10. Orang hidup memfidyahkan sodaqoh/zakatnya si mayit
11. Dan lain-lain


4. ORANG TIDAK MENANGGUNG DOSA ORANG LAIN

   Mereka juga berpendapat bahwa orang itu tidak menanggung dosa orang lain. Jadi amal mereka
masing-masing saja, tidak bisa menerima pahala dan dosa. Mereka berdalil Al Qur’an :



“Orang tidak menanggung dosa orang lain”

(Al Qur’an surat Al An’am ayat 164)

   Juga berdalil Al Qur’an :



“Dan bukanlah bagi seseorang kecuali apa yang dia usahakan”

(Al Qur’an surat An Najm ayat 39)

   Mereka salah menafsirkan ayat. Mereka menafsirkan ayat semaunya sendiri, sesuai keinginan
mereka atau sesuai doktrin ajaran mereka.

    Ayat yang pertama diturunkan karena Walid bin Mughiroh berkata kepada orang-orang beriman
“Ikutilah jalanku, aku akan menanggung dosa kalian”. Demikian dijelaskan dalam Tafsir Al Munir
Imam Nawawi Al Banteni. Jadi ALLAH menjelaskan bahwa dosa, khusus dosa, ditanggung
masing-masing sesuai kesalahannya. Tidak bisa dilimpahkan ke orang lain. Jika beberapa orang
bersekutu berbuat jahat, mereka dapat dosanya masing-masing sesuai kejahatan mereka. Ada yang
berdosa karena menyuruh berbuat jahat, karena perbuatan jahatnya, karena ikut-ikutan saja, karena
mendukung, karena memfasilitasi dan lain-lain.

   Ayat tersebut tidak menentang hadiah pahala dari satu orang ke orang lain, dari yang hidup ke
yang sudah mati. Dalil yang mereka sampaikan tidak tepat.

    Ayat yang kedua menjelaskan bahwa seseorang itu hanya menerima balasan sesuai
perbuatannya sendiri. Tidak bisa melimpahkan pahala dan dosanya ke orang lain. Ayat ini
sebagaimana dijelaskan dalam tafsir Al Munir Imam Nawawi Al Banteni, bahwa ayat tersebut
menjelaskan perihal keadaan orang di hari kiamat dan jika diurutkan, ayat tersebut menjelaskan
ajaran Nabi Musa as. dan Nabi Ibrohim as. Jadi bukan di dunia dan bukan di alam kubur. Dan juga
bukan di zaman Nabi Muhammad SAW dan tentunya tidak berlaku untuk umat Nabi Muhammad
SAW. Bagi umat Nabi Muhammad SAW seseorang itu bisa menerima bantuan pahala dari orang
lain, bisa berupa syafa’at ataupun doanya, di dunia, di alam kubur maupun di hari kiamat nanti.


                                                                                              27
BAB V
LAMPIRAN




           28
SUSUNAN TAHLIL

1.    Baca Surat Yasin
2.    Baca Surat Al Mulk
3.    Baca Istighfar




4.    Baca Tahlil




5.    Baca Solawat




6.    Baca Tasbih




7.    Baca Solawat




8.    Baca Al Fatihah
9.    Baca Qulhu 3x
10.   Baca Al Falaq 1x
11.   Baca An Naas 1x
12.   Baca Al Baqoroh Ayat 1-5




                                                  29
.                           .
                                                   .
                                                           .
13. Baca Al Baqoroh Ayat 163




14. Baca Al Baqoroh Ayat 255


    ­


                                       ­
15. Baca Al Baqoroh Ayat 284-286


.                                          ­
                         .
.                   ¯          .                       .
      .                            .
                   .                           .
          .                            .




                                                                   30
DOA TAHLIL




            .




    .


        .




                             ....



­
                       .


                                    31
.


    .




.




        32
DAFTAR PUSTAKA

AL QUR’AN

  •     Tafsir Al Jalalain, oleh Imam Jalaluddin As Sayuthi dan Jalaluddin Al Mahalli, cetakan Al
        Haromain, Surabaya
  •     Tafsir Al Munir, oleh Imam Nawawi Al Banteni, cetakan Dar Al Ihya Al Kutub Al
        ‘Arobiyah, Indonesia
  •     Fathurrohman Lithoolibi Aayaatil Qur’an, oleh Faydhullaah Al Hasani Al Muqoddasi,
        penerbit CV. Diponogoro, Indonesia

HADITS

  •     Subulussalam Syarh Bulughil Marom, oleh Muhammad bin Ismail Al Amir Al Yamani As
        Shon’ani, cetakan Dar Al Fikr, Beirut, Libanon
  •     Al Adzkar, oleh Imam Abu Zakaria Yahya An Nawawi, cetakan Dar Al Kutub Al Islamiyah
  •     Mukhtarul Ahadits An Nabawiyah, oleh Sayyid Ahmad Al Hasyimi Bek, cetakan Dar Al
        Ihya Al Kutub Al ‘Arobiyah, Indonesia

FIQIH

  •     Nihayatuz Zain, oleh Imam Nawawi Al Banteni, cetakan Dar Al Ihya Al Kutub Al
        ‘Arobiyah, Indonesia
  •     Mabadi Awwaliyah (Ushul Fiqh), oleh Abdul Hamid Hakim, cetakan Sa’adiyah Putra,
        Jakarta
  •     Matnul Zubad, oleh Ahmad bin Ruslan As Syafi’i, cetakan Al Haromain
  •     Khozinatul Asror, oleh Sayyid Muhammad Haqqi An Nazili, cetakan Dar Al Ihya Al Kutub
        Al ‘Arobiyah, Indonesia

AQIDAH

  •     Durrotul Bahiyyah fii Hilli Alfaa-zhi Al ‘Aqidah At Thohawiyah, oleh Asy Syaikh
        Abdullah Al Harori yang dikenal dengan sebutan Al Habasyi, cetakan Dar Al Masyari’
  •     Jala-ul Afham Syarh ‘Aqidatul Awwam, oleh Sayyid Muhammad bin Alawi bin ‘Abbas ‘Al
        Maliki Al Makki Al Hasani, cetakan Darul ‘Ulum Al Islamiyah, Surabaya
  •     Majmu’atut Tauhid (Kitab Wahabi), oleh Ahmad Ibnu Taymiyah Al Haroni dan
        Muhammad bin Abdul Wahhab An Najdi, cetakan Dar Al Fikr, Beirut, Libanon

TASHOWWUF

  •     Minhajul ‘Abidin, oleh Imam Ghozali, cetakan Dar Al Fikr, Beirut, Libanon
  •     Na-sho-ihud Diniyyah Wal Washoya Al Imaniyah, oleh Abdullaah bin ‘Alawi Al Haddad,
        cetakan Dar Al Ihya Al Kutub Al ‘Arobiyah, Indonesia

BAHASA ARAB

  •     Qomus Bahasa Arab – Indonesia, oleh Prof. DR. H. Mahmud Yunus, penerbit Mahmud
        Yunus Wa Dzurriyah
  •     Matnul Ajrumiyah, oleh Imam As Shonhaji, cetakan Sa’d bin Nashir Nabhan, Indonesia
  •     Al Amtsilah At Tashrifiyyah, oleh Syekh Muhammad Ma’shum bin Ali, penerbit Syekh
        Salim bin Sa’d Nabhan

                                                                                              33

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pwr poin pofiqh waris
Pwr poin pofiqh warisPwr poin pofiqh waris
Pwr poin pofiqh warisbadriyatul
 
Undangan pelantikan
Undangan pelantikanUndangan pelantikan
Undangan pelantikanAsep Rahmat
 
Bacaan tahlil
Bacaan tahlil Bacaan tahlil
Bacaan tahlil Tita Ruby
 
Urutan peragaan manasik haji
Urutan peragaan manasik hajiUrutan peragaan manasik haji
Urutan peragaan manasik hajiAwal As-Siyasiyah
 
Proposal renovasi-masjid-nurul-huda
Proposal renovasi-masjid-nurul-hudaProposal renovasi-masjid-nurul-huda
Proposal renovasi-masjid-nurul-hudaJariyah Nurjanah
 
Sambutan bupati penetapan calon bupati dan wakil bupati
Sambutan bupati  penetapan calon bupati dan wakil bupatiSambutan bupati  penetapan calon bupati dan wakil bupati
Sambutan bupati penetapan calon bupati dan wakil bupatiCelvinRamaPratama
 
Form dan jadwal pembentukan kpps 2019
Form dan jadwal pembentukan kpps 2019 Form dan jadwal pembentukan kpps 2019
Form dan jadwal pembentukan kpps 2019 Juni Aminudin
 
001. daftar isi bulughul maram
001. daftar isi bulughul maram001. daftar isi bulughul maram
001. daftar isi bulughul maramMISMAN SAFI
 
Undangan rapat
Undangan rapatUndangan rapat
Undangan rapatsmp2sdk
 
Surat lamaran pekerjaan zahara
Surat lamaran pekerjaan zaharaSurat lamaran pekerjaan zahara
Surat lamaran pekerjaan zaharaAdi Soe
 
Potensi Mis-Dis-Mal Informasi dalam Pemilu 2024
Potensi Mis-Dis-Mal Informasi dalam Pemilu 2024Potensi Mis-Dis-Mal Informasi dalam Pemilu 2024
Potensi Mis-Dis-Mal Informasi dalam Pemilu 2024Ismail Fahmi
 
10 Langkah Tadabbur Al Qur'an by Ustadz Bachtiar Nasir
10 Langkah Tadabbur Al Qur'an by Ustadz Bachtiar Nasir10 Langkah Tadabbur Al Qur'an by Ustadz Bachtiar Nasir
10 Langkah Tadabbur Al Qur'an by Ustadz Bachtiar NasirRidlo Abelian
 
Surat undangan apel pagi gabungan 12 1-2022
Surat undangan apel pagi gabungan 12 1-2022Surat undangan apel pagi gabungan 12 1-2022
Surat undangan apel pagi gabungan 12 1-2022SdncikiwulTiga
 
Undangan haul
Undangan haulUndangan haul
Undangan haulZee Die
 
Bacaan Bilal untuk shalat jumat
Bacaan Bilal untuk shalat jumatBacaan Bilal untuk shalat jumat
Bacaan Bilal untuk shalat jumatAmir Net
 

La actualidad más candente (20)

Pwr poin pofiqh waris
Pwr poin pofiqh warisPwr poin pofiqh waris
Pwr poin pofiqh waris
 
Undangan pelantikan
Undangan pelantikanUndangan pelantikan
Undangan pelantikan
 
Bacaan tahlil
Bacaan tahlil Bacaan tahlil
Bacaan tahlil
 
Urutan peragaan manasik haji
Urutan peragaan manasik hajiUrutan peragaan manasik haji
Urutan peragaan manasik haji
 
Proposal renovasi-masjid-nurul-huda
Proposal renovasi-masjid-nurul-hudaProposal renovasi-masjid-nurul-huda
Proposal renovasi-masjid-nurul-huda
 
Sambutan bupati penetapan calon bupati dan wakil bupati
Sambutan bupati  penetapan calon bupati dan wakil bupatiSambutan bupati  penetapan calon bupati dan wakil bupati
Sambutan bupati penetapan calon bupati dan wakil bupati
 
Form dan jadwal pembentukan kpps 2019
Form dan jadwal pembentukan kpps 2019 Form dan jadwal pembentukan kpps 2019
Form dan jadwal pembentukan kpps 2019
 
Pidato bahaya narkoba
Pidato bahaya narkobaPidato bahaya narkoba
Pidato bahaya narkoba
 
001. daftar isi bulughul maram
001. daftar isi bulughul maram001. daftar isi bulughul maram
001. daftar isi bulughul maram
 
Undangan rapat
Undangan rapatUndangan rapat
Undangan rapat
 
Surat lamaran pekerjaan zahara
Surat lamaran pekerjaan zaharaSurat lamaran pekerjaan zahara
Surat lamaran pekerjaan zahara
 
Potensi Mis-Dis-Mal Informasi dalam Pemilu 2024
Potensi Mis-Dis-Mal Informasi dalam Pemilu 2024Potensi Mis-Dis-Mal Informasi dalam Pemilu 2024
Potensi Mis-Dis-Mal Informasi dalam Pemilu 2024
 
10 Langkah Tadabbur Al Qur'an by Ustadz Bachtiar Nasir
10 Langkah Tadabbur Al Qur'an by Ustadz Bachtiar Nasir10 Langkah Tadabbur Al Qur'an by Ustadz Bachtiar Nasir
10 Langkah Tadabbur Al Qur'an by Ustadz Bachtiar Nasir
 
Surat undangan apel pagi gabungan 12 1-2022
Surat undangan apel pagi gabungan 12 1-2022Surat undangan apel pagi gabungan 12 1-2022
Surat undangan apel pagi gabungan 12 1-2022
 
Khutbah Nikah Bahasa Arab
Khutbah Nikah Bahasa ArabKhutbah Nikah Bahasa Arab
Khutbah Nikah Bahasa Arab
 
Do'a dan Tahlil
Do'a dan TahlilDo'a dan Tahlil
Do'a dan Tahlil
 
Pidato bahasa indonesia
Pidato bahasa indonesiaPidato bahasa indonesia
Pidato bahasa indonesia
 
Undangan haul
Undangan haulUndangan haul
Undangan haul
 
Bacaan Bilal untuk shalat jumat
Bacaan Bilal untuk shalat jumatBacaan Bilal untuk shalat jumat
Bacaan Bilal untuk shalat jumat
 
Sk no. 8 pendirian perpustakaan
Sk no. 8 pendirian perpustakaanSk no. 8 pendirian perpustakaan
Sk no. 8 pendirian perpustakaan
 

Destacado

Bacaan tahlil 18-43
Bacaan tahlil 18-43Bacaan tahlil 18-43
Bacaan tahlil 18-43WAN ARIF
 
Susunan tahlil dan doa tahlil
Susunan tahlil dan doa tahlilSusunan tahlil dan doa tahlil
Susunan tahlil dan doa tahlilKhusny Kamal
 
Tahlil Arwah
Tahlil ArwahTahlil Arwah
Tahlil Arwahwell881
 
Undangan tahlil 2007
Undangan tahlil 2007Undangan tahlil 2007
Undangan tahlil 2007bisri_makmur
 
Contoh surat undangan tahlil 40, 100, 1000 hari (haul)
Contoh surat undangan tahlil 40, 100, 1000 hari (haul)Contoh surat undangan tahlil 40, 100, 1000 hari (haul)
Contoh surat undangan tahlil 40, 100, 1000 hari (haul)bisri_makmur
 
Istighosah dan asmaul husna
Istighosah dan asmaul husnaIstighosah dan asmaul husna
Istighosah dan asmaul husnarofii masykur
 
Materi ict by www.m yunus.com
Materi ict by www.m yunus.comMateri ict by www.m yunus.com
Materi ict by www.m yunus.comDrs. HM. Yunus
 
Pemikiran peradaban-tasawuf kuliyah umum s2 ptiq jkt
Pemikiran peradaban-tasawuf kuliyah umum s2 ptiq jktPemikiran peradaban-tasawuf kuliyah umum s2 ptiq jkt
Pemikiran peradaban-tasawuf kuliyah umum s2 ptiq jktDrs. HM. Yunus
 
Ziarah wali 9
Ziarah wali 9Ziarah wali 9
Ziarah wali 9Yaa Ok
 
RESUME BUKU ZIKIR ( USMAN SAID SARQOWI )
RESUME  BUKU ZIKIR ( USMAN SAID SARQOWI ) RESUME  BUKU ZIKIR ( USMAN SAID SARQOWI )
RESUME BUKU ZIKIR ( USMAN SAID SARQOWI ) أحمد رمضان
 

Destacado (20)

Bacaan tahlil 18-43
Bacaan tahlil 18-43Bacaan tahlil 18-43
Bacaan tahlil 18-43
 
Susunan tahlil dan doa tahlil
Susunan tahlil dan doa tahlilSusunan tahlil dan doa tahlil
Susunan tahlil dan doa tahlil
 
Tahlil Arwah
Tahlil ArwahTahlil Arwah
Tahlil Arwah
 
Tahlilan madzhab syafii
Tahlilan madzhab syafiiTahlilan madzhab syafii
Tahlilan madzhab syafii
 
Undangan tahlil 2007
Undangan tahlil 2007Undangan tahlil 2007
Undangan tahlil 2007
 
Contoh surat undangan tahlil 40, 100, 1000 hari (haul)
Contoh surat undangan tahlil 40, 100, 1000 hari (haul)Contoh surat undangan tahlil 40, 100, 1000 hari (haul)
Contoh surat undangan tahlil 40, 100, 1000 hari (haul)
 
Selawat Nabi 1 2012
Selawat Nabi 1 2012Selawat Nabi 1 2012
Selawat Nabi 1 2012
 
Ratibb Al hadad - rmi project syndication - www.rmi-nu.or.id
Ratibb Al hadad - rmi project syndication - www.rmi-nu.or.idRatibb Al hadad - rmi project syndication - www.rmi-nu.or.id
Ratibb Al hadad - rmi project syndication - www.rmi-nu.or.id
 
Bacaan istighosah
Bacaan istighosahBacaan istighosah
Bacaan istighosah
 
Istighosah dan asmaul husna
Istighosah dan asmaul husnaIstighosah dan asmaul husna
Istighosah dan asmaul husna
 
Pai kebermaknaan
Pai kebermaknaanPai kebermaknaan
Pai kebermaknaan
 
TQN ERA BARU
TQN ERA BARUTQN ERA BARU
TQN ERA BARU
 
Materi ict by www.m yunus.com
Materi ict by www.m yunus.comMateri ict by www.m yunus.com
Materi ict by www.m yunus.com
 
Pemikiran peradaban-tasawuf kuliyah umum s2 ptiq jkt
Pemikiran peradaban-tasawuf kuliyah umum s2 ptiq jktPemikiran peradaban-tasawuf kuliyah umum s2 ptiq jkt
Pemikiran peradaban-tasawuf kuliyah umum s2 ptiq jkt
 
KHATAMAN
KHATAMANKHATAMAN
KHATAMAN
 
Ziarah wali 9
Ziarah wali 9Ziarah wali 9
Ziarah wali 9
 
RESUME BUKU ZIKIR ( USMAN SAID SARQOWI )
RESUME  BUKU ZIKIR ( USMAN SAID SARQOWI ) RESUME  BUKU ZIKIR ( USMAN SAID SARQOWI )
RESUME BUKU ZIKIR ( USMAN SAID SARQOWI )
 
Aqidah 3
Aqidah 3Aqidah 3
Aqidah 3
 
Aqidah 2 edit1
Aqidah 2 edit1Aqidah 2 edit1
Aqidah 2 edit1
 
Tausiyah bln rajab
Tausiyah bln rajabTausiyah bln rajab
Tausiyah bln rajab
 

Similar a KEUTAMAAN SURAT YASIN DAN AL MULK

Sifat tarawih-nabi
Sifat tarawih-nabiSifat tarawih-nabi
Sifat tarawih-nabiandriishaq
 
Sampainya hadiah bacaan al
Sampainya hadiah bacaan alSampainya hadiah bacaan al
Sampainya hadiah bacaan alskjbpai
 
Perawatan Jenazah : Ziarah kubur dan takziyah
Perawatan Jenazah : Ziarah kubur dan takziyahPerawatan Jenazah : Ziarah kubur dan takziyah
Perawatan Jenazah : Ziarah kubur dan takziyahAnnis Farrida
 
Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3
Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3
Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3ARDIANSLEKY
 
33 macam jenis shalat sunnah
33 macam jenis shalat sunnah33 macam jenis shalat sunnah
33 macam jenis shalat sunnahnandarramdani1
 
Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMuhsin Hariyanto
 
12 dalil sholat berjama'ah by Ibnul Qoyyim
12 dalil sholat berjama'ah by Ibnul Qoyyim12 dalil sholat berjama'ah by Ibnul Qoyyim
12 dalil sholat berjama'ah by Ibnul QoyyimMuhammad Reza Kahar Aziz
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulRisma Amalia
 
TADABBUR SURAT AL MAUN.pptx
TADABBUR SURAT AL MAUN.pptxTADABBUR SURAT AL MAUN.pptx
TADABBUR SURAT AL MAUN.pptxErikaSetiawati3
 
Fadhilah membaca-al-quran-by-alfanbainofi
Fadhilah membaca-al-quran-by-alfanbainofiFadhilah membaca-al-quran-by-alfanbainofi
Fadhilah membaca-al-quran-by-alfanbainofialfan bainofi
 
Buku Pedoman MUI ttg Syiah 4
Buku  Pedoman MUI ttg Syiah 4Buku  Pedoman MUI ttg Syiah 4
Buku Pedoman MUI ttg Syiah 4Feizal Karim
 
Tata Cara Mengurus Jenazah Sesuai Sunnah Nabi-PDF
Tata Cara Mengurus Jenazah Sesuai Sunnah Nabi-PDFTata Cara Mengurus Jenazah Sesuai Sunnah Nabi-PDF
Tata Cara Mengurus Jenazah Sesuai Sunnah Nabi-PDFRizal Kurnia Rohman
 
11 perawatan-jenazah
11 perawatan-jenazah11 perawatan-jenazah
11 perawatan-jenazahkuka roboter
 
Ceramah isra dan mikraj - Slide panjang
Ceramah isra dan mikraj - Slide panjangCeramah isra dan mikraj - Slide panjang
Ceramah isra dan mikraj - Slide panjangMuhammad Ariff Ariffin
 

Similar a KEUTAMAAN SURAT YASIN DAN AL MULK (20)

Tafsir surat al ma'un-01
Tafsir surat al ma'un-01Tafsir surat al ma'un-01
Tafsir surat al ma'un-01
 
Tafsir surat al ma'un
Tafsir surat al ma'unTafsir surat al ma'un
Tafsir surat al ma'un
 
Sifat tarawih-nabi
Sifat tarawih-nabiSifat tarawih-nabi
Sifat tarawih-nabi
 
Sampainya hadiah bacaan al
Sampainya hadiah bacaan alSampainya hadiah bacaan al
Sampainya hadiah bacaan al
 
Perawatan Jenazah : Ziarah kubur dan takziyah
Perawatan Jenazah : Ziarah kubur dan takziyahPerawatan Jenazah : Ziarah kubur dan takziyah
Perawatan Jenazah : Ziarah kubur dan takziyah
 
Sampainya hadiah bacaan al
Sampainya hadiah bacaan alSampainya hadiah bacaan al
Sampainya hadiah bacaan al
 
Nota KHAS Surah Al-Mulk
Nota KHAS Surah Al-MulkNota KHAS Surah Al-Mulk
Nota KHAS Surah Al-Mulk
 
Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3
Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3
Himpunan Putusa Tarjih Muhammadiyah Jilid 3
 
33 macam jenis shalat sunnah
33 macam jenis shalat sunnah33 macam jenis shalat sunnah
33 macam jenis shalat sunnah
 
Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraq
 
12 dalil sholat berjama'ah by Ibnul Qoyyim
12 dalil sholat berjama'ah by Ibnul Qoyyim12 dalil sholat berjama'ah by Ibnul Qoyyim
12 dalil sholat berjama'ah by Ibnul Qoyyim
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun Nuzul
 
TADABBUR SURAT AL MAUN.pptx
TADABBUR SURAT AL MAUN.pptxTADABBUR SURAT AL MAUN.pptx
TADABBUR SURAT AL MAUN.pptx
 
Fadhilah membaca-al-quran-by-alfanbainofi
Fadhilah membaca-al-quran-by-alfanbainofiFadhilah membaca-al-quran-by-alfanbainofi
Fadhilah membaca-al-quran-by-alfanbainofi
 
Buku Pedoman MUI ttg Syiah 4
Buku  Pedoman MUI ttg Syiah 4Buku  Pedoman MUI ttg Syiah 4
Buku Pedoman MUI ttg Syiah 4
 
Kajian Fiqh Janaiz by WIFI
Kajian Fiqh Janaiz by WIFIKajian Fiqh Janaiz by WIFI
Kajian Fiqh Janaiz by WIFI
 
Tata Cara Mengurus Jenazah Sesuai Sunnah Nabi-PDF
Tata Cara Mengurus Jenazah Sesuai Sunnah Nabi-PDFTata Cara Mengurus Jenazah Sesuai Sunnah Nabi-PDF
Tata Cara Mengurus Jenazah Sesuai Sunnah Nabi-PDF
 
11 perawatan-jenazah
11 perawatan-jenazah11 perawatan-jenazah
11 perawatan-jenazah
 
Ceramah isra dan mikraj - Slide panjang
Ceramah isra dan mikraj - Slide panjangCeramah isra dan mikraj - Slide panjang
Ceramah isra dan mikraj - Slide panjang
 
Sambutan raya
Sambutan rayaSambutan raya
Sambutan raya
 

KEUTAMAAN SURAT YASIN DAN AL MULK

  • 1. DAFTAR ISI PENDAHULUAN 3 BAB I FADILAH SURAT 4 1. DALIL KEUTAMAAN SURAT YASIN 4 2. DALIL KEUTAMAAN SURAT AL MULK 7 BAB II SEPUTAR MASALAH JENAZAH 8 1. TA’ZIYAH (MELAWAT) 8 A. Sunnah dan Makruh Saat Ta’ziyah 8 B. Membaca Surat Yasin 8 C. Membantu Membuat Makanan 9 D. Larangan Meratap dan Sejenisnya 10 2. SOLAT JENAZAH 11 A. Rukun Solat Jenazah 11 B. Sunnah-sunnah dalam Solat Jenazah 12 3. SETELAH PENGUBURAN 12 A. Membaca Zikir dan Al Qur’an 12 B. Talqin Untuk Mayit 13 C. Menyampaikan Nasehat di sisi kubur 14 D. Menabur Bunga dan Menanam Pohon 15 BAB III HADIAH PAHALA DAN TAHLILAN 16 1. SOLAT HADIAH UNTUK MAYIT 16 2. FIDYAH AMALAN 17 3. ZIARAH KUBUR 17 4. DALIL ACARA TAHLILAN 18 5. KEUTAMAAN SUSUNAN BACAAN TAHLIL 21 BAB IV BANTAHAN DAN JAWABAN 23 1. ANGGAPAN BID’AH 23 2. ANGGAPAN SYIRIK 25 3. HANYA 3 AMAL YANG SAMPAI KE MAYIT 26 4. ORANG TIDAK MENANGGUNG DOSA ORANG LAIN 27 1
  • 2. BAB V LAMPIRAN 28 1. SUSUNAN TAHLIL 29 2. DOA TAHLIL 31 DAFTAR PUSTAKA 2
  • 3. PENDAHULUAN Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah melimpahkan banyak rahmat-Nya dan solawat serta salam untuk Nabi kita Nabi Muhammad SAW. Risalah kecil ini alhamdulillah, berkat rahmat-Nya, bisa kami susun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi tentang tahlilan yang benar dan tidak bertentangan dengan syari’at dan sekaligus membantah orang-orang yang beranggapan negatif terhadap acara tahlilan. Untuk membuat risalah ini, kami mengutip dari beberapa sumber antara lain : SUMBER AL QUR’AN • Tafsir Al Jalalain, oleh Imam Jalaluddin As Sayuthi dan Jalaluddin Al Mahalli • Tafsir Al Munir, oleh Imam Nawawi Al Banteni SUMBER HADITS • Subulussalam Syarh Bulughil Marom, oleh Muhammad bin Ismail Al Amir Al Yamani As Shon’ani • Riya-dhus Sholihin, oleh Imam Abu Zakaria Yahya An Nawawi • Al Adzkar, oleh Imam Abu Zakaria Yahya An Nawawi • Mukhtarul Ahadits An Nabawiyah, oleh Sayyid Ahmad Al Hasyimi Bek • Khozinatul Asror, oleh Sayyid Muhammad Haqqi An Nazili SUMBER FIQIH • Nihayatuz Zain, oleh Imam Nawawi Al Banteni SUMBER AQIDAH • Durrotul Bahiyyah fii Hilli Alfaa-zhi Al ‘Aqidah At Thohawiyah, oleh Asy Syaikh Abdullah Al Harori yang dikenal dengan sebutan Al Habasyi Risalah kecil ini masih banyak kekurangan di sana sini. Untuk itu kami mohon koreksinya, ide dan kritiknya. Risalah ini dibuat dalam rangka untuk memperingati dan mengenang wafatnya almarhumah ibunda tercinta Marhumah binti Murtado yang wafat tanggal 26 Juni 2007 jam 15.30. Semoga pahala dari risalah kecil ini dan pahala orang-orang yang mengamalkannya akan sampai kepada ibunda kami Marhumah binti Murtado terus menerus, semoga menjadi cahaya yang terang benderang di kuburnya, diampuni segala dosanya, dijauhkan dari siksa kubur dan dari siksa neraka dan dimasukkan ke sorga bersama orang-orang mu’min lainnya. Aamiin aamiin aamiin. Penyusun Keluarga Besar Almarhumah Ibu Marhumah binti Murtado Cawang III RT 11 RW 05 No. 36 Jakarta Timur 3
  • 4. BAB I FADILAH SURAT 1. DALIL KEUTAMAAN SURAT YASIN Nabi SAW bersabda : ”Sesungguhnya segala sesuatu itu punya hati, dan hatinya Al Qur’an adalah YASIN, dan siapa yang membaca YASIN maka ALLAH akan mencatat baginya karena bacaannya tersebut seperti membaca 10 x membaca Al Qur’an” (HR. At Turmudzi/2812 dan Albayhaqi/2359 dari Anas bin Malik, Ad Darimi/3479) Nabi SAW bersabda : “Siapa yang membaca YASIN pada malam hari dengan mengharap keridooan ALLAH maka diampuni dosa-dosanya” (HR. At Thobroni/145, 418 dan Albayhaqi/2360, 2361 dari Abu Huroiroh, Ad Darimi/3478 dari Hasan, Dishohihkan oleh Ibnu Hibban/2626) Diriwayatkan dari Ma’qol bin Yasar, bahwa Nabi SAW bersabda : “Bacalah untuk orang mati di antara kamu, surat YASIN” (Hadits Shohih Riwayat Ibnu Hibban/3064, juga diriwayatkan oleh Abu Daud/2714, Ibnu Majah/1438, Ahmad/19416, 19427, Nasai/10913, Alhakim/2028, Aththobroni/16904, Albayhaqi/2356, 8930) Nabi bersabda : “Tidaklah orang yang akan mati lalu dibacakan YASIN di sisinya kecuali ALLAH akan memudahkan keluar ruh atasnya” (HR. Abu Darda’ dan Abu Dzar, Kitab Subulussalam Halaman 188) 4
  • 5. Dengan ma’na serupa ada riwayat dari Imam Ahmad : “Telah menceritakan kepada kami, Abu Mughiroh, telah mencertakan kepada kami Sofwan, telah menceritakan kepadaku para guru sesungguhnya mereka menghadiri Ghudaif bin Al Harits Ats Tsumali ketika sekarat maka berkatalah : Siapa seorang diantara kalian yang mau membaca YASIN, lalu berkata Sofwan : maka Soleh bin Syurekh As Sakuni membaca surat YASIN tersebut maka ketika sampai bacaan 40 ayat Ghudaif meninggal dunia. Berkatalah Sofwan maka adalah para guru mereka berkata apabila dibacakan YASIN di sisi orang mati maka diringankan darinya berkat bacaan YASIN tersebut. Berkata Sofwan : Dan Isa bin Mu’tamir telah membaca YASIN di sisi Ibnu Ma’bad” (HR. Ahmad/16355) “Siapa yang membiasakan membaca YASIN setiap malam kemudian mati maka mati dalam keadaan syahid” (HR. Atthobroni/7217 dari Anas bin Malik) Seorang pembesar Tabi’in yang bernama Abu Qilabah berkata : 5
  • 6. “Siapa yang hafal 10 ayat dari Surat Al Kahfi maka terpelihara dari fitnah Dajjal, dan siapa yg membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at maka dia terpelihara dari jum’at ke jum’at berikutnya, jika dia menemukan Dajjal maka Dajjal tidak akan membahayakannya dan datang pada hari kiamat dengan wajah seperti bulan purnama, siapa yang membaca YASIN maka akan diampuni dosanya, siapa yang membaca YASIN sedangkan dia sedang lapar maka akan kenyang, siapa yang membaca YASIN sedangkan dia sedang tersesat maka dia akan diberi petunjuk, siapa yang membaca YASIN sedangkan dia punya sesuatu yang hilang maka dia akan menemukannya, siapa yang membaca YASIN di sisi makanan yang dia takut menjadi sedikit maka ALLAH akan mencukupinya, siapa yang membaca YASIN di sisi orang mati maka akan diringankan bagi si mayit, siapa yang membaca YASIN pada wanita yang susah melahirkan anaknya maka akan dipermudah, siapa yang membaca YASIN seperti membaca 11x Al Qur’an, setiap sesuatu memiliki hati dan hatinya Al Qur’an adalah YASIN”. (Kitab Syu’abul Iman Al Bayhaqi no. 2365) »: Dari ‘Atho’ bin Abi Robah dia berkata telah sampai kepadaku bahwa Rosulullah SAW bersabda : “Siapa yang membaca YASIN di awal siang maka akan dikabulkan hajatnya” (HR. Ad Darimi/3481) Abu Bakar dan Ibnu Abbas berkata : ”Siapa yang membaca YASIN sampai firman ALLAH Ta’ala dan berdoa dengan perantara pengaruh YASIN maka dikabuli doanya” (Kitab Khozinatul Asror halaman 167 bab Hadits-hadits Shohih yang Menerangkan Keutamaan Surat YASIN dan Penjelasan Khasiatnya) Ibnu Abbas berkata : “Siapa yang membaca YASIN ketika pagi maka akan diberikan kemudahan di hari itu sehingga sore, dan siapa yang membaca YASIN pada awal malam akan diberikan kemudahan di malam itu hingga pagi” (Ad Darimi/3482) 6
  • 7. 2. DALIL KEUTAMAAN SURAT AL MULK Nabi SAW bersabda : “Siapa yang membaca Tabarokalla-dzii Biyadihil Mulk setiap malam, ALLAH akan mencegahnya dari siksa kubur” (HR. An Nasai dari Ibnu Mas’ud) Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya di dalam Al Qur’an ada surat berisi 30 ayat yang memberi syafa’at untuk seseorang sehingga dia diampuni, yaitu Tabarokalla-dzii Biyadihil Mulk” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, At Turmudzi, An Nasai, Ibnu Hibban, Al Hakim dari Abu Huroiroh) Ibnu Mas’ud r.a. berkata : “Seseorang akan didatangi dalam kuburnya dari arah kepalanya lalu dikatakan : Tidak ada jalan bagi kamu, sesungguhnya dia membaca surat Al Mulk di atas kepalanya. Lalu didatangi dari arah kedua kakinya lalu dikatakan : Tidak ada jalan bagi kamu, sesungguhnya dia berdiri lalu dia membaca surat Al Mulk. Lalu didatangi dari arah perutnya lalu dikatakan : Tidak ada jalan bagi kamu, sesungguhnya dia hafal surat Al Mulk dan meninggalkannya di perutnya. Siapa yang membaca surat Al Mulk pada malam atau siang hari maka sungguh telah banyak kebaikannya. Demikian dijelaskan dalam kitab Ruuhul Bayan” (Kitab Khozinatul Asror halaman 170 bab Hadits-hadits Shohih yang Menerangkan Keutamaan Surat Al Mulk dan Penjelasan Khasiatnya) Ibnu Abbas r.a. bertanya kepada seseorang : “Maukah aku ceritakan sebuah cerita yang kau akan senang dengannya? “ Orang itu berkata : “Ya” Ibnu Abbas r.a. berkata : “Bacalah Tabarokalla-dzii Biyadihil Mulk dan hafalkanlah dan ajarkanlah keluarga kamu dan seluruh anak kamu dan anak-anak kecil di rumahmu dan tetangga-tetanggamu. Maka sesungguhnya surat Al Mulk itu penyelamat dan pembantah yang membantah atau mengalahkan di hari kiamat di sisi Tuhannya bagi yang membacanya dan menuntut kepada Tuhannya untuk menyelamatkannya dari siksa neraka jika surat Al Mulk ada di perutnya dan ALLAH akan menyelamatkan pembacanya dengan surat Al Mulk tersebut dari siksa kubur. Rosulullaah SAW bersabda, Sungguh aku senang karena surat Al Mulk ada di hati setiap orang dari umatku. Demikian dijelaskan dalam Tadzkirotul Qurthubi” (Kitab Khozinatul Asror halaman 169 bab Hadits-hadits Shohih yang Menerangkan Keutamaan Surat Al Mulk dan Penjelasan Khasiatnya) 7
  • 8. BAB II JENAZAH 1. TA’ZIYAH (MELAWAT) Nabi SAW bersabda : “Tidaklah seorang mu’min berta’ziyah kepada saudaranya yang terkena musibah kecuali ALLAH Yang Maha Mulia dan Maha Agung akan memberinya pakaian dari pakaian kemulian (pakaian sorga) pada hari kiamat” (HR. Ibnu Majah dan Bayhaqi dari ‘Amr bin Hazm) A. SUNNAH DAN MAKRUH SAAT TA’ZIYAH Disunnahkan berta’ziah (melawat) sebelum mayit dimakamkan dan setelah mayit dimakamkan. Ta’ziyah bermanfaat untuk menenangkan hatinya orang yang terkena musibah (keluarga mayit). Dan membantu keluarga mayit memberitahukan kepada sanak keluarga, teman, kerabatnya, menyiapkan proses memandikan mayit, mengkafani, menyolati dan menguburkannya. Juga membantu membuat makanan untuk keluarga mayit untuk menyenangkan hatinya. Dan biasanya para penta’ziyah sekarang menggantikannnya dengan uang melawat. Imam Nawawi berkata : “Telah berkata Imam Syafi’i dan para sahabat kami semoga ALLAH merahmati mereka, Makruh duduk untuk ta’ziyah. Mereka berkata yaitu duduk berkumpulnya keluarga mayit di rumah agar orang orang mau berta’ziyah kepada mereka. Tetapi sebaiknya mereka berbuat sesuai kebutuhan mereka masing-masing. Tidak ada beda laki-laki maupun perempuan pada makruhnya duduk untuk ta’ziyah. Al Mahamili telah menjelaskan demikian tersebut dan dinukil dari perkataan Imam Syafi’i r.a. Duduk untuk ta’ziyah ini MAKRUH TANZIH (Makruh Suci) jika tidak disertai ajaran-ajaran baru (yang tidak ada contohnya, bid’ah jelek)” (Kitab Al Adzkar An Nawawiyah Halaman 223 Bab Ta’ziyah) B. MEMBACA SURAT YASIN Untuk menghindari MAKRUH TANZIH duduk-duduk untuk ta’ziyah, selain bisa dengan membantu keluarga mayit memberitahukan kematian anggota keluarganya ke sanak famili, teman, kerabat dan lain-lain, sebaiknya para penta’ziyah juga membantu membacakan Al Qur’an dihadiahkan pahalanya untuk mayit. Minimal membaca YASIN ataupun TAHLIL. Dengan membaca YASIN dan surat-surat Al Qur’an lainnya serta zikir-zikir lainnya maka akan turun rahmat ALLAH bagi yang membaca dan yang mendengar, khususnya bagi mayit dan keluarga mayit sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi : 8
  • 9. Nabi SAW bersabda : “Tidaklah dari suatu kaum yang menyebut dan mengingat ALLAH kecuali malaikat mengelilingi mereka, rahmat meliputi mereka, turun ketenangan kepada mereka dan ALLAH menyebut dan mengingat mereka pada siapa yang ada di sisi-Nya (malaikat)” (HR. Ibnu Majah dari Abu Sa’id) Nabi SAW bersabda : “Bacalah untuk orang mati di antara kamu, surat YASIN” (Hadits Shohih Riwayat Ibnu Hibban, juga diriwayatkan oleh Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad, Nasai) C. MEMBANTU MEMBUAT MAKANAN Disunnahkan penta’ziyah membantu keluarga mayit dengan memberi makanan untuk keluarga mayit. Untuk menyenangi hati mereka. Diriwayatkan dari Abdullah bin Ja’far r.a. dia berkata, ketika datang kabar kematian Ja’far ketika terbunuh, Rosulullaah SAW bersabda : “Buatlah oleh kalian makanan untuk keluarga Ja’far, maka sungguh telah datang sesuatu yang menyibukkan mereka” (HR. Abu Daud, Ahmad, Ibnu Majah, Turmudzi) Tidak boleh memberi makan oleh keluarga mayit untuk orang yang telah memakamkan mayit kecuali diniatkan sodaqoh yang pahalanya dihadiahkan untuk mayit, berdasar hadits dari Jarir bin Abdullah Al Bajali, dia berkata : “Kami menganggap berkumpul ke keluarga mayit dan membuat makanan setelah memakamkan mayit, itu termasuk MERATAP” (HR. Ahmad) 9
  • 10. Tentunya juga jangan menggunakan harta si mayit apalagi jika si mayit masih punya hutang yang belum dilunasi. Sedekah harusnya dari harta orang lain, baik yang dibantu dari para tamu maupun dari harta anak-anaknya si mayit atau kerabat dekatnya. Telah berkata Syekh Nawawi Al Banteni : “Bersedekah untuk mayit dengan cara sesuai syari’at adalah dianjurkan dan tidak terkait dengan 7 hari atau lebih banyak atau lebih sedikit. Dan mengaitkan dengan sebagian hari adalah bagian dari adat istiadat saja sebagaimana difatwakan oleh Sayyid Ahmad Dahlan (Mufti Mekkah), Dan telah berlaku kebiasaan manusia bersedekah untuk mayit di hari ketiga dari kematiannya, hari ketujuh dari kematiannya, sempurna 20 hari atau 40 hari atau 100 hari dari kematiannya. Dan setelah itu melakukannya setiap tahun (haul) di hari kematiannya sebagaimana telah memberikan faidah oleh guru kami Yusuf Assanbulawayni. Adapun makanan yang berkumpulnya manusia di malam pemakaman mayit yang disebut Al Wahsyah maka itu makruh selama bukan dari harta anak yatim, jika dari harta anak yatim maka haram, seperti ini dijelaskan dalam kitab Kasyful Litsam” (Nihayatuz Zain halaman 281) D. LARANGAN MERATAP DAN SEJENISNYA Haram meratap, merobek-robek pakaian, teriak-teriak, memukul-mukul badan karena kematian seseorang, apalagi jika sampai melukai badan seperti yang dilakukan oleh orang- orang jaman jahiliyah dan orang-orang SYI’AH hingga kini. Nabi SAW bersabda : “Bukanlah termasuk golongan kita, orang-orang yang memukul pipi, merobek kantong dan memanggil dengan panggilan seperti orang jahiliyah” (HR. Bukhori dan Muslim) Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudri r.a. dia berkata : “Rosulullaah SAW mengutuk orang yang meratap dan orang yang sengaja mendengar ratapan” (HR. Abu Daud) Nabi SAW bersabda : “Mayit disiksa di kuburnya karena diratapi atas kematiannya” (HR. Bukhori dan Muslim dari Abdullah bin Umar) 10
  • 11. Penafsiran dari hadits tersebut adalah sebagai berikut : • Mayit akan disiksa karena ratapan dari orang hidup jika ada sebab yang membuat ratapan itu menjadikan mayit tersiksa, misalnya memang sudah kebiasaan di daerah tersebut meratapi mayat. Ini pendapat Imam Bukhori • Mayit akan disiksa karena ratapan dari orang hidup jika si mayit berwasiat agar diratapi kalau dia sudah meninggal. Ini pendapat kebanyakan ulama • Mayit merasa sedih hati karena ratapan dari orang hidup atau dari perbuatan keluarganya yang disodorkan kepadanya setiap hari Jum’at seperti dijelaskan dalam sebuah hadits. Ini pendapat yang dikuatkan oleh Qodhi ‘Iyadh dan Muhammad bin Jarir Hadits tersebut tidak dibatasi hanya untuk mu’min atau kafir. Jika hanya berlaku untuk orang kafir, pendapat ini salah. (Subulussalam halaman 238) Termasuk meratap yaitu mengkhususkan diri mengganti pakaian dengan warna hitam seperti yang biasa dilakukan oleh orang-orang SYI’AH. 2. SOLAT JENAZAH A. RUKUN SOLAT JENAZAH Rukun-rukun Solat Jenazah ada 7 : 1. Niat di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihrom ( ) 2. Berdiri bagi yang mampu berdiri 3. Melakukan 4 x takbir (termasuk takbiratul ihrom) 4. Membaca surat Al Fatihah setelah takbir pertama (takbiratul ihrom) 5. Membaca solawat untuk Nabi SAW setelah takbir kedua. Minimal : 6. Membaca doa khusus untuk mayit tersebut setelah takbir ketiga, contoh doa boleh apa saja dalam bahasa Arab. Misalnya untuk mayit dewasa : Untuk mayit anak-anak : 7. Salam setelah takbir yang keempat 11
  • 12. B. SUNNAH-SUNNAH DALAM SOLAT JENAZAH 1. Mengangkat kedua tangan hingga rata pundaknya di setiap takbir 2. Meletakkan kedua tapak tangannya di bawah dada setiap selesai takbir 3. Membaca solawat untuk keluarga Nabi SAW dan orang mu’min dan mu’minat, lebih baik lagi jika solawat yang dibaca seperti solawat pada tahiyat akhir 4. Sunnah solat jenazah secara berjama’ah di dalam masjid dengan 3 shaff atau lebih. Makruh kurang dari 3 shaff. Disunnahkan juga minimal 40 atau 100 orang karena akan membantu mayit. 5. Membaca ta’awwudz sebelum membaca Al Fatihah. Tidak disunnahkan membaca doa iftitah 6. Membaca doa berikut ini setelah takbir ke empat sebelum salam : 7. Menengok ke kanan dan ke kiri saat salam 3. SETELAH PENGUBURAN Setelah menguburkan mayit, hendaknya orang-orang melakukan pembacaan Al Qur’an minimal surat YASIN, lebih baik lagi jika 30 juz Al Qur’an, melakukan Talqin untuk mayit dan menyampaikan sedikit nasehat agama tentang kematian. A. MEMBACA ZIKIR DAN AL QUR’AN Sebelum mayit ditinggal di kuburnya, bacakanlah doa, zikir dan ayat-ayat Al Qur’an agar si mayit tenang di alam kuburnya terutama ketika berhadapan dengan malaikat Munkar dan Nakir. : ­ Dari ‘Amr bin ‘Ash r.a. dia telah berkata : “Jika kalian telah menguburkanku, maka berdirilah kalian di sekitar kuburku seukuran waktu menyembelih sembelihan dan membagi-bagikan dagingnya sehingga aku senang dengan kalian dan aku mengetahui apa saja yang ditanya oleh utusan-utusan Tuhanku” (HR. MUSLIM) Imam Syafi’i berkata : “Dan disukai untuk dibacakan di sisi kuburnya sesuatu dari Al Qur’an dan jika mengkhatamkan Al Qur’an seluruhnya maka itu baik” (Kitab Riyadhus Sholihin Hadits Ke-2 Bab Doa Untuk Mayit Setelah Menguburkannya, Duduk Di Sisi Kuburnya Beberapa Saat Untuk Doa, Istighfar dan Membaca Al Qur’an) 12
  • 13. B. TALQIN UNTUK MAYIT Setelah menguburkan mayit, disunnahkan melakukan pembacaan Talqin untuk membantu memudahkan mayit menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Karena Nabi SAW apabila telah selesai menguburkan mayit dia berdiri di sisi kubur dan beliau berkata : “Mintakanlah ampun untuk saudaramu dan mintalah ketetapan hati untuknya maka sungguh dia sekarang sedang ditanya”. (HR. Abu Daud, Dishohihkan oleh Al Hakim, Dihasankan oleh Al Bayhaqi) ( ) : : Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya mayit jika telah diletakkan di kuburnya dan telah berpaling sahabatnya darinya, sungguh dia mendengar suara detakan sendal mereka” (HR. BUKHORI) Ditambahkan oleh Muslim : “Dan apabila mereka pergi, datanglah 2 orang malaikat” Ditambahkan oleh Ibnu Hibban dan At Turmudzi : “Keduanya berwarna biru hitam, dikatakan salah satunya dengan Al Munkar dan lainnya An Nakir” : – – : Diriwayatkan dari Dhomaroh bin Habib r.a. – seorang tabi’in – dia berkata : “Mereka menyukai apabila kubur mayit sudah diratakan dan telah berpaling manusia darinya agar dibacakan di sisi kuburnya : Wahai Fulan, katakanlah Tiada Tuhan Selain ALLAH 3 x, Wahai Fulan katakanlah Tuhanku ALLAH, agamaku ISLAM, Nabiku MUHAMMAD” (HR. Sa’id bin Manshur, Subulus Salam kitab Janaiz Hadits 546/49) 13
  • 14. : Nabi SAW bersabda : “Apabila telah mati seseorang dari saudara kalian lalu telah kalian ratakan tanahnya atas kuburnya, maka hendaklah salah satu dari kalian berdiri di sisi kuburnya kemudian hendaknya dia berkata : Wahai Fulan anaknya Fulanah. Maka sungguh dia dapat mendengar dan tidak menjawab. Kemudian dia berkata : Wahai Fulan anaknya Fulanah. Maka sungguh dia berkata : Berikanlah kami petunjuk, semoga ALLAH merahmati kamu. Akan tetapi kalian tidak dapat merasakannya. Maka hendaknya dia berkata : Ingatlah apa yang kamu ada atasnya di dunia berupa kesaksian bahwa Tiada Tuhan Selain ALLAH dan Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya dan sesungguhnya engkau rela dengan ALLAH sebagai Tuhan, dengan Islam sebagai agama, dengan Muhammad sebagai Nabi, dengan Al Qur’an sebagai Imam. Maka sungguh Munkar dan Nakir masing-masing menarik tangan temannya lalu malaikat tersebut berkata : Pergilah kita karena ada sesuatu di sisi orang yang sungguh telah mentalqinkan hujjahnya. Maka berkatalah seseorang: Wahai Rosulullaah, kalau tidak mengetahui nama ibunya? Nabi berkata : Dinisbatkan kepada ibunya Hawa’, Wahai Fulan bin Hawa’ ” (HR. At Thobroni dari Abu Umamah) C. MENYAMPAIKAN NASEHAT DI SISI KUBUR Disunnahkan seseorang berceramah setelah penguburan mayit. Ceramah diutamakan tentang nasehat dari peristiwa kematian. Diriwayatkan dari Ali bin Abi Tholib ketika beliau menguburkan seorang mayit di pemakaman Baqi’ Al Ghorqod, datanglah Nabi SAW. Kemudian Nabi SAW duduk dan duduklah sahabat-sahabat lainnya di sekitarnya. Lalu Nabi SAW ceramah tentang takdir kematian. Dan beliapun berkata : “Beramallah maka semuanya dipermudah karena apa yang telah diciptakan untuknya” (HR. Bukhori dan Muslim) 14
  • 15. D. MENABUR BUNGA DAN MENANAM POHON Suatu ketika Nabi SAW melewati dua buah kuburan yang mayitnya sedang disiksa karena dosa mengadu domba dan kencing kurang bersih. Lalu Nabi SAW mengambil sebuah pelepah korma dan membelahnya menjadi 2 bagian lalu ditanam di masing-masing kuburan. Lalu Nabi SAW bersabda : “Semoga siksanya diringankan dari keduanya selama kedua pelepah tersebut belum kering” (HR. Bukhori dan Muslim) Imam Nawawi Al Banteni berkata : “Disunnahkan meletakkan sesuatu yang basah di atas kubur seperti pelepah yang hijau dan yang wangi. Karena pelepah tersebut meminta ampun buat si mayit selama pelepah tersebut basah dan tidak boleh orang lain mengambil pelepah tersebut sebelum kering. Dan ketika sudah kering maka boleh orang lain mengambilnya karena yang meletakkannya menyodorkannya untuk si mayit ketika itu sebagaimana diketahui ini pada selain yang meletakkannya, adapun jika sesuatu (pelepah) yang hijau itu sedikit seperti 1 atau 2 daun maka tidak boleh orang lain mengambilnya sebelum kering karena sudah menjadi haknya si mayit. Adapun jika banyak, maka boleh baginya mengambilnya untuk diletakkan di kuburan yang lain” (Nihayatuz Zain halaman 163 fasal tentang Jenazah) 15
  • 16. BAB III HADIAH PAHALA DAN TAHLILAN 1. SOLAT HADIAH UNTUK MAYIT Setelah dimakamkan, maka sebaiknya di malam pertama keluarga mayit melakukan solat 2 rokaat dengan niat solat LIL UNSI FIL QOBRI (Untuk Kesenangan di Dalam Kubur) atau niat Solat Hadiah Pahala, yang diniatkan untuk mayit. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut ini : : Nabi SAW bersabda : “Tidaklah datang atas mayit lebih berat dari malam pertama maka kasih sayangilah orang mati dengan sodaqoh. Maka siapa yang tidak mendapatkan sodaqoh maka solatlah 2 rokaat dibaca pada kedua rokaat tersebut yaitu pada masing-masing rokaat : surat Al Fatihah 1x, Ayat Kursyi 1x, Alhakumuttaka-tsur 1x, Qulhu 11x. Dan membaca setelah salam : Wahai ALLAH, sungguh aku telah melakukan solat ini dan Engkau mengetahui apa yang kuinginkan. Wahai ALLAH kirimkanlah pahalanya ke kubur …… bin/binti ……Maka ALLAH akan mengirim pada saatnya ke kuburnya 1000 malaikat, masing-masing malaikat membawa cahaya dan hadiah, mereka menyenangkan hati si mayit sampai hari ditiup sangkakala (hari kiamat)” Dijelaskan kemudian oleh Imam Nawawi Al Banteni dalam Nihayatuz Zainnya sebuah hadits yang menjelaskan “Siapa yang melakukan solat tersebut maka baginya pahala yang besar, dan tidaklah keluar dari dunia sehingga dia melihat tempatnya di sorga” (Nihayatuz Zain halaman 107) Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya kubur ini dipenuhi kegelapan atas penghuninya. Dan sesungguhnya ALLAH menerangi kuburnya untuk mereka dengan solatku atas mereka” (HR. Muslim) 16
  • 17. 2. FIDYAH AMALAN Nabi SAW bersabda : “Siapa yang mati dan atasnya ada kewajiban puasa, maka walinya yang menggantikan puasanya” (HR. Abu Daud) Imam Nawawi Al Banteni berkata : “Barangsiapa yang mati dan dia mempunyai kewajiban solat atau i’tikaf maka tidaklah mengerjakan solat atau i’tikaf untuknya dan tidak ada fidyah karena tidak ada dalilnya, akan tetapi disunnahkan sebagaimana diambil faedah oleh As Syibromilsi. Ya, jika dia bernadzar untuk beri’tikaf sambil berpuasa maka boleh walinya beri’tikaf sambil berpuasa untuk si mayit, maka jika si wali tidak melakukannya maka tetaplah i’tikaf menjadi tanggungan si mayit. Dan sepertinya juga 2 rokaat thowaf maka walinya boleh mengerjakannya untuk si mayit karena mengikuti hajji untuknya. Dan pada setiap solat dan i’tikaf ada pendapat seperti puasa. Maka pada suatu pendapat yang dipakai kebanyakan sahabat Imam Syafi’i, setiap solat diganti dengan memberi makanan 1 mud. Dan orang-orang ahli tahqiq yang terakhir, memilih pendapat bahwa solat dikerjakan untuk si mayit baik si mayit memberi wasiat untuk menggantikan solatnya oleh walinya ataupun tidak. Demikian diceritakan oleh Al ‘Ibadi dari As Syafi’i. Dan selain Al ‘Ibadi menceritakan juga dari Ishaq dan ‘Atho’ bahkan Ibnu Burhan menukil dari pendapat qaul qodimnya Imam Syafi’i bahwa wajib bagi si wali untuk melakukan solat yang ditinggalkan oleh si mayit seperti puasa. Ibnu Abi ‘Ashrun, Ibnu Daqiq Al ‘Ayd dan As Subki memilih demikian tersebut, sehingga dikatakan bahwa As Subki solat untuk kerabatnya setelah kematian kerabatnya tersebut. Bahkan Al Muhibb At Thobari berkata pada kitab Syarh At Tanbih : “Solat untuk mayit setiap ibadah dikerjakan untuknya wajib maupun sunnah” Dan telah berkata Ibnu Hajar dinukil dari kitab Syarh Al Mukhtar : Adalah MADZHAB AHLUS SUNNAH bahwa boleh bagi manusia untuk menjadikan pahala amalnya dan solatnya untuk mayit dan sampai untuk mayit” (Nihayatuz Zain halaman 193 bab Puasa) 3. ZIARAH KUBUR Disunnahkan berziarah kubur terutama ke kubur Nabi Muhammad SAW, kubur para sahabat, para waliyullaah dan terutama lagi kubur bapak dan ibu kandung. Ketika memasuki kuburan sunnah membaca : “Sejahtera untuk kalian wahai penghuni daerah kuburan ini yang mu’min dan sungguh kami jika ALLAH kehendaki sungguh akan menyusul, aku minta afiat (dari siksa dunia dan akhirat) kepada ALLAH untuk kita dan untuk kalian semua” (HR. Imam Muslim dari Baridah) 17
  • 18. Nabi SAW bersabda : “Siapa yang berziarah kubur ke kubur kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya di hari jum’at lalu membaca YASIN di sisi kuburnya maka diampuni dosanya” (HR. Ibnu ‘Adi dari Abu Bakar) Nabi SAW bersabda : “Siapa yang berziarah kubur ke kubur kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya tiap hari jum’at sebanyak satu kali maka diampuni dosanya dan dicatat anak yang berbakti” (HR. Al Hakim dari Abu Huroiroh) Berkata Imam Nawawi Al Banteni : “Dan disunnahkan bagi laki-laki untuk ziarah kubur yaitu kuburnya orang Islam, yaitu dikuatkan sunnahnya itu ziarah kubur ke kubur kerabatnya khususnya kedua orang tuanya, walaupun di negeri lain yang berbeda dengan negerinya si penziarah. Dan disunnahkan si penziarah dalam keadaan suci. Dan makruh ziarah kubur bagi wanita dan banci selain ziarah kubur ke kubur Nabi Muhammad SAW, ini tidaklah makruh bagi laki-laki dan perempuan bahkan lebih besar dalam pendekatan diri ke ALLAH bagi laki-laki dan perempuan. Dan sebaiknya juga kubur tersebut kuburnya para Nabi dan para Wali, seperti itu juga (tidak makruh bagi wanita) menurut Imam Ar Rif’ah dan Al Qomuli. Dan tempat demikian itu (tidak makruh bagi wanita) jika diizinkan oleh suaminya atau oleh tuannya atau oleh walinya” (Nihayatuz Zain halaman 162) 4. DALIL ACARA TAHLILAN Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa mayit bisa menerima hadiah pahala dari orang hidup. Baik didoakan, disolati, hadiah pahala solat, hadiah pahala pembacaan Al Qur’an, hadiah pahala sedekah dan lain-lain. Dan itu adalah madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Asy’ariyah yang dipelopori oleh Syaikh Abu Hasan Al Asy’ari. Adapun menurut Wahabi (Salafi) yang dipelopori Muhammad bin Abdul Wahab yang mengaku Ahlus Sunnah Wal Jama’ah juga, tahlilan hukumnya bid’ah dan pahala tidak sampai ke mayit, juga mendoakan mayit tidak diajarkan oleh Nabi dan Sahabat. Ini kesalahan besar, karena ternyata banyak dalil Al Qur’an dan hadits shohih yang menguatkan bolehnya mayit menerima pahala dari orang hidup. A. MENDOAKAN ORANG MATI ALLAH SWT berfirman : 18
  • 19. “Dan orang-orang yang datang setelah mereka, mereka berkata : Wahai Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan keimanan” (Surat Al Hasyr ayat 10) B. PEMBACAAN AL QUR’AN UNTUK MAYIT Nabi SAW bersabda : “Bacalah untuk orang mati di antara kamu, surat YASIN” (Hadits Shohih Riwayat Ibnu Hibban, juga diriwayatkan oleh Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad, Nasai) Beberapa ulama lain mengatakan hadits ini doif, tapi Abu Daud, Ibnu Hibban dan lainnya tidak mendoifkannya. Karena banyaknya yang merawikan hadits ini, maka ulama ahli hadits akhirnya menghasankan hadits ini karena hadits doif ini diperkuat oleh hadits lainnya (Kitab Fiqh Islam Wa Adillatuh, oleh Dr. Wahbah Zuheli). Hadits doif masih dipakai dalam ibadah tambahan (fadoilul a’mal) tapi bukan dalam masalah hukum. Demikian menurut madzhab Imam Syafi’i. Sedangkan menurut Imam Ahmad bin Hambal, hadits doif dipakai dalam hukum sebelum menggunakan Qiyas. Beliau lebih mendahulukan perkataan Nabi SAW dibanding Qiyas yang merupakan perkataan manusia. Diriwayatkan oleh Imam Bayhaqi dengan sanad hasan, bahwa Ibnu Umar menyukai untuk dibacakan atas kuburan setelah dimakamkan, awal surat Al Baqoroh dan akhir surat Al Baqoroh. Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarof An Nawawi berkata : “Dan telah berbeda pendapat para ulama tentang sampainya pahala bacaan Al Qur’an (ke mayit), maka yang terkenal dalam madzhab Syafi’i dan suatu jama’ahnya adalah pahala tersebut tidak sampai ke mayit. Dan Imam Ahmad bin Hambal dan jama’ah sebagian ulama serta jama’ah sahabat-sahabat Syafi’i berpendapat bahwa pahala tersebut sampai. Maka yang dipilih adalah agar si pembaca setelah selesai membaca Al Qur’an dia berkata : “Wahai ALLAH sampaikanlah pahala apa yang telah aku baca untuk si fulan” (Al Adzkar halaman 246 bab Maa Yanfa’ul Mayyita Min Qouli Ghoyrihi – Bab Apa Yang Bermanfaat Untuk Mayit dari Perkataan Orang Selainnya) Asy Syaikh Abdullah Al Harori yang dikenal dengan sebutan Al Habasyi, dia berkata : “Telah berkata pengarang (Imam At Thohawi) semoga ALLAH merahmatinya: Dan pada doanya dan sedekahnya orang hidup bermanfaat untuk orang mati. PENJELASAN: Doa itu bermanfaat untuk orang mati yang muslim menurut Ijma’ (kesepakatan ulama), dan sedekah seperti itu juga bermanfaat menurut Ijma’. Dan seperti itu juga bacaan Al Qur’an di 19
  • 20. atas kuburan bermanfaat untuk orang mati. Dan sungguh telah mengambil dalil bolehnya bacaan Al Qur’an di atas kuburan dengan hadits tentang pelepah yang basah yang Nabi SAW telah membelahnya menjadi 2 bagian, kemudian setengah pelepah tersebut ditanam di satu kuburan dan setengahnya lagi di kuburan yang lain. Dan Nabi berkata : Semoga ALLAH meringankan si mayit selama pelepah itu masih basah. Hadits Riwayat Syaykhon (Bukhori dan Muslim). Dan diambil faedah berupa menanam pohon dan bacaan Al Qur’an di atas kuburan. Dan apabila mereka (mayit) diringankan siksanya karena menanam pohon, maka apalagi dengan bacaan Al Qur’an oleh seseorang muslim? Imam Nawawi berkata : Ulama menyukai membaca Al Qur’an di sisi kuburan. Mereka mengizinkan demikian itu dengan hadits tentang 2 pelepah dan mereka berkata: Apabila si mayit bisa menerima manfaat tasbih 2 pelepah tersebut ketika basahnya, maka mayit juga dapat manfaat dari bacaan Al Qur’an di sisi kuburnya, itu lebih utama. (Selesai). Maka sungguh bacaan Al Qur’an dari seseorang lebih agung dan lebih bermanfaat daripada tasbih pelepah. Dan sungguh telah bermanfaat Al Qur’an untuk sebagian orang yang tertimpa bahaya di saat hidup, maka mayit seperti itu juga” (Durrotul Bahiyah Fii Hilli Alfaa-zhi Al ‘Aqidah At Thohawiyah halaman 95-96) C. ZIKIR UNTUK MAYIT Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa tasbih pelepah basah bisa bermanfaat untuk mayit untuk meringankan siksa kuburnya, maka tasbih orang hidup lebih agung lagi. Ini menggunakan Qiyas Awlawi (Sumber hukum Islam yang ke-4 setelah Al Qur’an, Hadits dan Ijma’) yaitu mempersamakan hukum dari 2 masalah yang berbeda (masalah yang satu sudah ada hukumnya sedangkan yang satunya belum ada hukumnya) dengan yang sama ‘illatnya (alasannya) atau lebih tinggi lagi. Contoh Qiyas Awlawi lainnya adalah haramnya memukul orang tua, sedangkan memukul orang tua tidak ada dalam Al Qur’an. Memukul orang tua diqiyaskan dengan haramnya berkata AAH kepada orang tua menurut Al Qur’an, karena ‘illatnya sama-sama menyakiti bahkan memukul itu lebih menyakiti daripada perkataan AAH. D. SEDEKAH UNTUK MAYIT Dihadits sebelumnya sudah dijelaskan anjuran Nabi SAW untuk melakukan sedekah untuk mayit di malam pertama. Tapi jangan bersedekah dengan menggunakan harta warisan yang belum dibagikan. Jangan memaksa jika memang tidak mampu. Gunakan harta lain atau gunakan sumbangan dari para tetangga. Di malam-malam berikutnya juga bisa bersedekah dan sampai ke mayit berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah r.a., bahwa ada seseorang berkata kepada Nabi SAW : “Sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia tiba-tiba. Dan aku berpendapat jika dia berbicara maka dia akan bersedekah. Maka apakah ibuku mendapat pahala jika aku bersedekah untuknya?” Nabi menjawab : “Ya” (HR. Bukhori dan Muslim) 20
  • 21. 5. KEUTAMAAN SUSUNAN BACAAN TAHLIL Susunan bacaan tahlilan bisa dibuat sendiri, intinya berisi pembacaan Al Qur’an, istighfar, zikir dan doa dan dihadiahkan pahalanya untuk mayit. Adapun yang biasa dibaca oleh masyarakat mempunyai dalil-dalil yang menunjukkan keutamaan bacaan tahlil tersebut. A. KEUTAMAAN AL QUR’AN Nabi SAW bersabda : : ¯ ­ “Ada 10 yang dapat menolak 10 : Surat Al Fatihah menolak kemarahan Tuhan, Surat YASIN menolak haus di hari kiamat, Surat Ad Dukhon menolak ketakukan di hari kiamat, Surat Al Waqi’ah menolak kefaqiran dan kesusahan, Surat Al Mulk menolak siksa kubur, Surat Al Kautsar menolak bantahan orang-orang yang membantah, Surat Al Kafirun menolak kekufuran ketika mati, Surat Al Ikhlas menolak kemunafikan, Surat Al Falaq menolak dengkinya orang- orang yang dengki, Surat An Nas menolak waswas” (Demikian dijelaskan dalam kitab Roudotul Muttaqin dan Misykatul Mishbah. Lihat Khozinatul Asror halaman 113) Diriwayatkan oleh Imam Bayhaqi dengan sanad hasan, bahwa Ibnu Umar menyukai untuk dibacakan atas kuburan setelah dimakamkan, awal surat Al Baqoroh dan akhir surat Al Baqoroh. B. KALIMAT ISTIGHFAR Nabi SAW bersabda : “Siapa yang memperbanyak istighfar maka ALLAH menjadikan baginya kebahagian dari segala kesusahan, jalan keluar dari segala kesempitan dan memberikannya rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka” (HR. Ahmad) 21
  • 22. Nabi SAW bersabda : “Siapa yang meminta ampun untuk orang mu’min laki-laki dan perempuan maka ALLAH akan mencatat baginya kebaikan dengan setiap mu’min laki-laki dan perempuan” (HR. Thobroni dari ‘Ubadah) C. KALIMAT SOLAWAT Nabi SAW bersabda : “Siapa yang bersolawat kepadaku 1x maka ALLAH akan bersolawat kepadanya 10 x solawat, menurunkan 10 kesalahan darinya dan menaikkan 10 derajat baginya” (HR. Bukhori) D. KALIMAT ZIKIR Nabi SAW bersabda : : “Perkataan yang paling disukai ALLAH Ta’ala ada 4: Subhanallaah, Alhamdulillaah, Laa ilaaha illallaah, Allahu Akbar, tidak berbahaya bagimu dengan kalimat yang mana yang kamu mulai duluan” (HR. Ahmad dari Samuroh bin Jundub) Nabi SAW juga bersabda : : “Dua kalimat yang ringan di lidah, berat di timbangan amal, disukai ALLAH Yang Maha Pengasih yaitu : Maha Suci ALLAH dan Segala Puji bagi-Nya, Maha Suci ALLAH Yang Maha Agung” (HR. Bukhori dan Muslim) 22
  • 23. BAB IV BANTAHAN DAN JAWABAN Di bab ini akan dijelaskan beberapa bantahan orang-orang yang anti tahlil dan anti mendoakan orang mati, terutama pandangan aliran Wahabi (Salafi) yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab (lahir 1115 H wafat 1206 H) yang ajarannya banyak mendasarkan kepada ajaran Ibnu Taimiyah. Kitab mereka yang terkenal adalah Majmu’atut Tauhid, sebuah kumpulan risalah tauhidnya Muhammad bin Abdul Wahab, Ibnu Taymiyah, Abdurrohman bin Hasan dan lainnya dan juga kitab Fathul Majid, sebuah kitab karangan Abdurrohman bin Hasan yang dia meyakini Dzat ALLAH bertempat dan menetap di ‘Arsy secara hakiki (arti sebenarnya) bukan majazi (bukan arti sebenarnya), Maha Suci ALLAH dari yang mereka tuduhkan. Kini pengikut mereka semakin banyak di Indonesia baik dalam partai Islam, organisasi Islam dan pengajian- pengajian modern. Dijelaskan dalam Kitab Majmu’atut Tauhid tentang larangan mendoakan mayit sebagai berikut: “Dan kami mengetahui secara pasti bahwa Nabi SAW tidak mensyari’atkan kepada seseorang untuk mendoakan seseorang yang telah mati, tidak para Nabi, tidak para orang-orang soleh dan tidak selain mereka dengan kalimat istigho-tsah (berkata langsung ke mayit di kuburan) dan tidak dengan selain kalimat istigho-tsah sebagaimana tidak disyari’atkan sujud untuk mayit, dan tidak sujud kepada mayit dan yang seperti itu bahkan kami mengetahui larangan urusan-urusan ini seluruhnya dan sesungguhnya demikian itu termasuk syirik yang ALLAH dan Rosul-Nya telah mengharamkannya” (Majmu’atut Tauhid halaman 31 bab Ashlu Dinil Islam Wa Qoo’idatuhu) Juga dijelaskan oleh Ibnu Taimiyah dalam Kitab Majmu’atut Tauhid tentang larangan bertawassul (mencari perantara suci menuju ALLAH) sebagai berikut : “Dan yang dimaksud di sini adalah sesungguhnya siapa yang menetapkan perantara-perantara di antara ALLAH dengan makhluk-Nya seperti perantara yang ada pada raja dengan rakyatnya maka dia musyrik (pelaku syirik) bahkan ini adalah agamanya orang-orang musyrik yang menyembah berhala dan mereka berkata bahwa perantara tersebut seperti para Nabi dan para orang-orang soleh dan sungguh perantara-perantara tersebut lebih dekat kepada ALLAH” (Majmu’atut Tauhid halaman 81 bab Al Qo’idah Al Wasithoh) Dan banyak lagi ajaran-ajaran Wahabi (Salafi) di kedua kitab tersebut yang bertentangan dengan ajaran Islam. 1. ANGGAPAN BID’AH Orang-orang sekarang, aliran Wahabi atau Salafi sangat anti dengan bid’ah. Bid’ah menurut mereka adalah semua ajaran yang tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan tidak diajarkan oleh sahabat Nabi SAW. Tidak peduli bid’ah itu baik ataupun tidak. Mereka beranggapan semua bid’ah itu sesat. Mereka berdalil hadits Nabi SAW dilihat dari zohirnya saja (tanpa melihat keindahan ilmu balagoh dari hadits tersebut). Nabi SAW bersabda : 23
  • 24. “Jauhi oleh kamu urusan-urusan agama yang baru, maka sungguh setiap urusan baru itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap sesat itu di neraka” (HR. Abu Daud dan Turmudzi) Hadits di atas menggunakan kata yang berma’na ‘Amm Makhshush, yaitu kata yang biasa dipakai sebagai arti umum tapi yang dimaksud adalah arti khusus. Dalam ilmu balaghoh disebut Majaz Mursal Kulliyah, artinya kalimat majaz (bukan arti sebenarnya) yang disampaikan dalam bentuk semua tapi yang dimaksud adalah sebagian. Dalam sastra Indonesia disebut Totem Proparte. Contoh dalam Al Qur’an adalah : “Setiap perahu diambil paksa” (Al Qur’an Surat Al Kahfi Ayat 79) Padahal yang diambil paksa itu bukan semua perahu tetapi perahu yang bagus saja, yang rusak tidak diambil, tapi ALLAH menggunakan kalimat . Pendapat yang mengatakan semua bid’ah, baik bid’ah yang baik (hasanah) dan bid’ah yang buruk (madzmumah) itu semuanya adalah sesat, maka pendapat ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam dan kenyataan yang ada. Mereka tidak sadar padahal mereka sendiri telah melakukan bid’ah tiap hari. Juga nyatanya banyak bid’ah-bid’ah yang dilakukan oleh sahabat Nabi SAW dan sahabat Nabi SAW menyebutnya sebagai bid’ah juga. Ada juga bid’ah yang dilakukan para Tabi’in. Contoh bid’ah yang baik : A. Bid’ah Solat Tarawih berjama’ah tiap malam Nabi SAW tidak pernah melakukan solat tarawih berjama’ah tiap malam dengan 1 imam. Dalam hadits disebutkan ketika Sayyidina Umar mengumpulkan para sahabat Nabi SAW untuk melakukan solat tarawih berjama’ah dengan imamnya saat itu Ubay bin Ka’ab, Sayyidina Umar pun berkata : “Bid’ah yang baik ya ini” B. Penjilidan dan Pemberian Baris pada Al Qur’an Penjilidan Al Qur’an adalah usulan Sayyidina Umar bin Khoththob kepada Abu Bakar tetapi baru bisa dilaksanakan oleh Sayyidina Utsman bin ‘Affan. Karena itu disebut Mush-haf Utsmani. Ini bid’ah juga. Termasuk bid’ah juga adalah pemberian baris dan titik serta i’rob pada mush-haf Utsmani. Telah berkata Al Ustadz As Sayyid Muhammad Haqqi An Nazili : 24
  • 25. “Ketahuilah sesungguhnya mush-haf Utsmani adalah tidak ada titik dan baris maka tidak ada pada mush-haf itu i’rob dan sebab tidak adanya i’rob hanya ALLAH yang lebih mengetahui tidak perlunya mereka terhadap i’rob. Maka sesungguhnya kaum mereka adalah arab, mereka tidak kenal salah baca dan tidak ada pada zaman mereka Nahwu dan yang pertama meletakkan Nahwu dan menjadikan i’rob pada mush-haf adalah Abu Aswad Ad Du-ali seorang Tabi’in (setelah zaman Sahabat), orang Bashroh” (Khozinatul Asror halaman 14 bab Fii Awwali Man Wa-dho’al I’roba Wan Nuqotal La- dziina fil Mush-hafil ‘A-zhiim) C. Solat memakai sarung / baju bergaris-garis / batik Mereka yang anti bid’ah biasanya solat dengan sarung kotak-kotak, bergaris, sajadahnya bergambar, bajunya batik atau bergaris. Ini jelas bid’ah, karena Nabi SAW dan para sahabat solatnya memakai jubah tidak pernah pakai sarung kotak-kotak, sarung samarinda apalagi baju batik. D. Adzan Jum’at 2x oleh Sayyidina Utsman E. Pengajian Rutin Tiap Hari Sabtu dan Minggu F. Pajangan Kaligrafi di Masjid G. Pesantren H. Organisasi Islam I. Partai Islam J. Dan lain-lain 2. ANGGAPAN SYIRIK Ada sebagian yang anti tahlil mengatakan tahlilan itu warisan ajaran nenek moyang, warisan animisme (aliran yang percaya pada kekuatan ruh halus), karena itu SYIRIK kata mereka. Ini sungguh tuduhan keji. Orang yang melakukan tahlilan tidak jauh dari datang, baca Al Qur’an, zikir dan berdoa serta diakhiri dengan makan makanan yang disediakan oleh keluarga mayit atau dari sumbangan para tetangga. Silahkan baca lagi dalil-dalil dan keterangan bolehnya menghadiahkan pahala bacaan Al Qur’an, zikir dan sodaqoh untuk mayit seperti yang sudah panjang lebar dijelaskan di atas. Dalam acara tahlilan, tidak ada yang berdoa kepada tuhan selain ALLAH. Tidak ada yang menyembah tuhan selain ALLAH. Semua memintanya ke ALLAH, bukan ke tuhan selain ALLAH. Adapun membuat acara tahlilan di hari pertama sampai hari ke-3 bisa dianggap sebagai ta’ziyah yang berguna sebagai penghibur keluarga mayit. Disebutkan dalam kitab Al Adzkar An Nawawiyah dan Zubad Ibnu Ruslan bahwa Ta’ziyah itu sebaiknya sampai 3 hari. Dan dijelaskan panjang lebar oleh Imam Nawawi dalam kitab Al Adzkarnya bahwa ta’ziyah bisa tanpa batas hari. Artinya hari apa saja, hari ke berapa saja, ta’ziyah bisa dilakukan. Adapun kebiasaan penduduk Indonesia, acara tahlilan diadakan dari hari pertama hingga ke-3, lalu hari ke-7, ke-40, ke-100 dan haul (tahunan). Tidak ada larangan dan tidak ada anjuran dilakukan di hari-hari tersebut. Jadi boleh saja. Yang penting acaranya terhindar dari bid’ah sesat dan syirik. Kaidah ushul fiqih mengatakan : 25
  • 26. “Asal pada segala sesuatu adalah BOLEH” (Mabadi Awwaliyah halaman 47) 3. HANYA 3 AMAL YANG SAMPAI KE MAYIT Adapula yang berdalil dengan hadits : : “Apabila manusia telah mati, maka terputuslah perbuatannya kecuali tiga : sodaqoh yang mengalir pahalanya atau ilmu yang bermanfaat atau anak yang soleh yang mendoakannya” (HR. Muslim) Menurut mereka, yang sampai ke mayit hanya tiga amal itu saja, yang lain tidak sampai karena hadits ini menggunakan kalimat istitsna’ (pengecualian). Mereka hanya berdalil dengan 1 dalil ini saja, tanpa mempertimbangkan banyaknya dalil yang lain. Kalimat Istitsna’ sering digunakan untuk pengecualian dari kata umum sebelumnya atau pengutamaan yang khusus dari kalimat umum sebelumnya. Jadi hadits di atas menerangkan bahwa yang utama sampai ke mayit adalah yang tiga itu. Tetapi bisa menerima pahala yang dihadiahkan oleh orang lain. Ini sudah ijma’ para Sahabat Nabi, Tabi’in dan Ulama Salaf dan Kholaf. Karena banyaknya dalil Al Qur’an dan Hadits yang menerangkan selain yang tiga hal tersebut bisa sampai ke mayit. Bukti lain, hadits tersebut tidak menggunakan kata atau (putus pahalanya) tetapi terputus perbuatannya. Jadi yang putus itu perbuatannya karena telah mati. Sedangkan pahalanya terus berjalan dan bisa menerima pahala dari orang lain. Bukti lain, hadits tersebut berkata yang sampai itu doanya anak soleh yang mendoakannya. Kalau diartikan sempit berarti kalau anaknya tidak soleh, jahat, kurang soleh, bukan anak kandung, tetapi mendoakannya, apakah tidak sampai? Apalagi yang mendoakan itu seluruh orang Islam seperti dijelaskan dalam surat Al Hasyr ayat 10 dan orang sekampung yang mendoakannya dalam solat jenazah. Apakah tidak sampai? Apakah hadits bertentangan dengan ayat Al Qur’an? Tidak mungkin pasti. Mereka hanya punya 1 dalil saja, kita punya banyak dalil Al Qur’an, Hadits dan Ijma’ yang membantah ajaran mereka. Contoh syari’at menurut Al Qur’an, Hadits dan Ijma’ yang membuktikan sampainya pahala dari orang hidup untuk orang mati di antaranya : 1. Mendoakan orang mati (Surat Al Hasyr ayat 10) 2. Mendoakan Nabi SAW (solawat) padahal Nabi SAW sudah wafat. Ini selalu kita lakukan dalam solat 3. Mendoakan orang mati di takbir ke 3 dan ke 4 solat jenazah 4. Orang mati dimintakan ampun setiap khotib berkhutbah 26
  • 27. 5. Orang mati dipanggil oleh orang hidup di dalam solat (Kalinat tahiyat “Assalaamu ’Alayka Ayyuhan Nabiyyu”) 6. Salam buat orang mati ketika orang hidup mau berziarah 7. Orang hidup membayarkan hutangnya si mayit 8. Orang hidup memfidyahkan puasanya si mayit 9. Orang hidup membadalkan hajjinya si mayit 10. Orang hidup memfidyahkan sodaqoh/zakatnya si mayit 11. Dan lain-lain 4. ORANG TIDAK MENANGGUNG DOSA ORANG LAIN Mereka juga berpendapat bahwa orang itu tidak menanggung dosa orang lain. Jadi amal mereka masing-masing saja, tidak bisa menerima pahala dan dosa. Mereka berdalil Al Qur’an : “Orang tidak menanggung dosa orang lain” (Al Qur’an surat Al An’am ayat 164) Juga berdalil Al Qur’an : “Dan bukanlah bagi seseorang kecuali apa yang dia usahakan” (Al Qur’an surat An Najm ayat 39) Mereka salah menafsirkan ayat. Mereka menafsirkan ayat semaunya sendiri, sesuai keinginan mereka atau sesuai doktrin ajaran mereka. Ayat yang pertama diturunkan karena Walid bin Mughiroh berkata kepada orang-orang beriman “Ikutilah jalanku, aku akan menanggung dosa kalian”. Demikian dijelaskan dalam Tafsir Al Munir Imam Nawawi Al Banteni. Jadi ALLAH menjelaskan bahwa dosa, khusus dosa, ditanggung masing-masing sesuai kesalahannya. Tidak bisa dilimpahkan ke orang lain. Jika beberapa orang bersekutu berbuat jahat, mereka dapat dosanya masing-masing sesuai kejahatan mereka. Ada yang berdosa karena menyuruh berbuat jahat, karena perbuatan jahatnya, karena ikut-ikutan saja, karena mendukung, karena memfasilitasi dan lain-lain. Ayat tersebut tidak menentang hadiah pahala dari satu orang ke orang lain, dari yang hidup ke yang sudah mati. Dalil yang mereka sampaikan tidak tepat. Ayat yang kedua menjelaskan bahwa seseorang itu hanya menerima balasan sesuai perbuatannya sendiri. Tidak bisa melimpahkan pahala dan dosanya ke orang lain. Ayat ini sebagaimana dijelaskan dalam tafsir Al Munir Imam Nawawi Al Banteni, bahwa ayat tersebut menjelaskan perihal keadaan orang di hari kiamat dan jika diurutkan, ayat tersebut menjelaskan ajaran Nabi Musa as. dan Nabi Ibrohim as. Jadi bukan di dunia dan bukan di alam kubur. Dan juga bukan di zaman Nabi Muhammad SAW dan tentunya tidak berlaku untuk umat Nabi Muhammad SAW. Bagi umat Nabi Muhammad SAW seseorang itu bisa menerima bantuan pahala dari orang lain, bisa berupa syafa’at ataupun doanya, di dunia, di alam kubur maupun di hari kiamat nanti. 27
  • 29. SUSUNAN TAHLIL 1. Baca Surat Yasin 2. Baca Surat Al Mulk 3. Baca Istighfar 4. Baca Tahlil 5. Baca Solawat 6. Baca Tasbih 7. Baca Solawat 8. Baca Al Fatihah 9. Baca Qulhu 3x 10. Baca Al Falaq 1x 11. Baca An Naas 1x 12. Baca Al Baqoroh Ayat 1-5 29
  • 30. . . . . 13. Baca Al Baqoroh Ayat 163 14. Baca Al Baqoroh Ayat 255 ­ ­ 15. Baca Al Baqoroh Ayat 284-286 . ­ . . ¯ . . . . . . . . 30
  • 31. DOA TAHLIL . . . .... ­ . 31
  • 32. . . . 32
  • 33. DAFTAR PUSTAKA AL QUR’AN • Tafsir Al Jalalain, oleh Imam Jalaluddin As Sayuthi dan Jalaluddin Al Mahalli, cetakan Al Haromain, Surabaya • Tafsir Al Munir, oleh Imam Nawawi Al Banteni, cetakan Dar Al Ihya Al Kutub Al ‘Arobiyah, Indonesia • Fathurrohman Lithoolibi Aayaatil Qur’an, oleh Faydhullaah Al Hasani Al Muqoddasi, penerbit CV. Diponogoro, Indonesia HADITS • Subulussalam Syarh Bulughil Marom, oleh Muhammad bin Ismail Al Amir Al Yamani As Shon’ani, cetakan Dar Al Fikr, Beirut, Libanon • Al Adzkar, oleh Imam Abu Zakaria Yahya An Nawawi, cetakan Dar Al Kutub Al Islamiyah • Mukhtarul Ahadits An Nabawiyah, oleh Sayyid Ahmad Al Hasyimi Bek, cetakan Dar Al Ihya Al Kutub Al ‘Arobiyah, Indonesia FIQIH • Nihayatuz Zain, oleh Imam Nawawi Al Banteni, cetakan Dar Al Ihya Al Kutub Al ‘Arobiyah, Indonesia • Mabadi Awwaliyah (Ushul Fiqh), oleh Abdul Hamid Hakim, cetakan Sa’adiyah Putra, Jakarta • Matnul Zubad, oleh Ahmad bin Ruslan As Syafi’i, cetakan Al Haromain • Khozinatul Asror, oleh Sayyid Muhammad Haqqi An Nazili, cetakan Dar Al Ihya Al Kutub Al ‘Arobiyah, Indonesia AQIDAH • Durrotul Bahiyyah fii Hilli Alfaa-zhi Al ‘Aqidah At Thohawiyah, oleh Asy Syaikh Abdullah Al Harori yang dikenal dengan sebutan Al Habasyi, cetakan Dar Al Masyari’ • Jala-ul Afham Syarh ‘Aqidatul Awwam, oleh Sayyid Muhammad bin Alawi bin ‘Abbas ‘Al Maliki Al Makki Al Hasani, cetakan Darul ‘Ulum Al Islamiyah, Surabaya • Majmu’atut Tauhid (Kitab Wahabi), oleh Ahmad Ibnu Taymiyah Al Haroni dan Muhammad bin Abdul Wahhab An Najdi, cetakan Dar Al Fikr, Beirut, Libanon TASHOWWUF • Minhajul ‘Abidin, oleh Imam Ghozali, cetakan Dar Al Fikr, Beirut, Libanon • Na-sho-ihud Diniyyah Wal Washoya Al Imaniyah, oleh Abdullaah bin ‘Alawi Al Haddad, cetakan Dar Al Ihya Al Kutub Al ‘Arobiyah, Indonesia BAHASA ARAB • Qomus Bahasa Arab – Indonesia, oleh Prof. DR. H. Mahmud Yunus, penerbit Mahmud Yunus Wa Dzurriyah • Matnul Ajrumiyah, oleh Imam As Shonhaji, cetakan Sa’d bin Nashir Nabhan, Indonesia • Al Amtsilah At Tashrifiyyah, oleh Syekh Muhammad Ma’shum bin Ali, penerbit Syekh Salim bin Sa’d Nabhan 33