SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 110
Descargar para leer sin conexión
GAMBARAN LAMA PERSALINAN PADA IBU INPARTU
DENGAN YOGA PRENATAL DI KLINIK AURELIA
MUNTILAN MAGELANG JAWA TENGAH
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Program Studi Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh:
MELANI WINDI ASTUTI
NIM: 1118217
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
AKADEMI KEBIDANAN MULIA MADANI
YOGYAKARTA
2021
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN TUGAS AKHIR
GAMBARAN LAMA PERSALINAN PADA IBU INPARTU
DENGAN YOGA PRENATAL DI KLINIK AURELIA
MUNTLAN MAGELANG JAWA TENGAH
Diajukan Oleh :
MELANI WINDI ASTUTI
NIM. 1118217
Pembimbing I
Nurul Ariningtyas, S.ST., MPH Tanggal: ......................
NIK. 12.10.036
Pembimbing II
Yulia Adhisty, S.ST, M.Kes Tanggal: ......................
NIK. 15.06.044
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “GAMBARAN LAMA PERSALINAN PADA
IBU INPARTU DENGAN YOGA PRENATAL DI KLINIK AURELIA
MUNTILAN, MAGELANG, JAWA TENGAH” telah diperiksa dan
dipertahankan di hadapan penguji Karya Tulis Ilmiah Diploma III Kebidanan
Mulia Madani Yogyakarta pada :
Hari :
Tanggal :
Untuk Selanjutnya dapat dilakukan penelitian.
Penguji,
Sri Widarti, S.SiT., MKM
NIK. 09.10.019
Mengetahui,
Direktur
Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta
Nurul Ariningtyas, S.ST., MPH
NIK. 12.10.036
iv
GAMBARAN LAMA PERSALINAN PADA IBU INPARTU DENGAN
YOGA PRENATAL DI KLINIK AURELIA MUNTILAN, MAGELANG,
JAWA TENGAH
Melani Windi Astuti1
, Nurul Ariningtyas2
,
Yulia Adhisty3,
Sri Widarti4
Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta
INTISARI
Latar Belakang : persalinan diseluruh dunia pada awal tahun 2019 terdapat
395.000 persalinan diseluruh dunia (UNICEF, 2020). Di samping itu, setiap tahun
terdapat lebih dari 2,5 juta bayi lahir dalam kondisi meninggal (UNICEF, 2018).
Jumlah ibu bersalin di Indonesia tercatat sebanyak 5.050.637 orang, jumlah
kelahiran di Indonesia naik 20% setiap tahunnya (KEMENKES RI, 2019)
Tujuan : Untuk mengetahui gambaran lama persalinan pada ibu inpartu dengan
yoga prenatal di Klinik Aurelia, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.
Metode Penelitian : jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian
deskriptif kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu yang
melakukan yoga prenatal di Klinik Aurelia, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 45 ibu. Metode sampel adalah total
sampling. Analisis mengguakan deskriptif retrospektif.
Hasil : sebagian besar responden masih dalam kategori reproduksi sehat (21-35
tahun), yaitu sebanyak 73,3% dengan pendidikan terakhir sampai menengah,
dengan status pekerjaan sebagian besar bekerja 60%, ibu yang mengikuti yoga
prenatal 53,3% ibu multipara, dengan frekuensi yoga normal 71,1%, dan
mengalami kemajuan persalinan sebanyak 88,9%. Ibu primigravida mengalami
pemendekan lama persalinan sebnayak 90,4% dan 83,3% pada ibu multigravida.
Kesimpulan : sebagian besar responden masih dalam kategori reproduksi sehat
(21-35 tahun), yaitu sebanyak 73,3% dengan pendidikan terakhir sampai
menengah, dengan status pekerjaan sebagian besar bekerja 60%, ibu yang
mengikuti yoga prenatal 53,3% ibu multipara, dengan frekuensi yoga normal
71,1%, dan mengalami kemajuan persalinan sebanyak 88,9%. Ibu primigravida
mengalami pemendekan lama persalinan sebanyak 90,4% dan 83,3% pada ibu
multigravida
Kata kunci : Lama Persalinan, Yoga Prenatal
1
Mahasiswa DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta
2
Pembimbing 1 Nurul Ariningtyas, S.ST., MPH
3
Pembimbing 2 Yulia Adhisty, S.ST., M.Kes
4
Penguji Sri Widarti, S.ST., MKM
v
DESCRIPTION OF THE LENGTH OF LABOR IN PARTU WITH
PRENATAL YOGA AT AURELIA MUNTILAN CLINIC
MAGELANG CENTRAL JAVA
Melani Windi Astuti1
, Nurul Ariningtyas2
,
Yulia Adhisty3
, Sri Widarti4
Midwifery Academy of Mulia Madani Yogyakarta
ABSTRACT
Background: Childbirth around the world at the beginning of 2019 there were
395,000 births worldwide (UNICEF, 2020). In addition, every year more than 2.5
million babies are born dead (UNICEF, 2018). The number of maternity mothers
in Indonesia was recorded at 5,050,637 people, the number of births in Indonesia
rose by 20% annually (KEMENKES RI, 2019)
Purpose: To find out the old picture of childbirth in inpartu mothers with prenatal
yoga at Aurelia Clinic, Muntilan, Magelang, Central Java.
Research Method: This type of research is using quantitative descriptive research
methods. The population of this study was all mothers who did prenatal yoga at
Aurelia Clinic, Muntilan, Magelang, Central Java. The population in the study
was 45 mothers. The sample method is total sampling. The analysis is descriptive
retrospective.
Results: most respondents are still in the category of healthy reproduction (21-35
years), which is as much as 73.3% with last to secondary education, with
employment status mostly working 60%, mothers who follow prenatal yoga 53.3%
multipara mothers, with a normal yoga frequency of 71.1%, and experiencing
progress in childbirth as much as 88.9%. Primigravida mothers experienced a
shortening of labor duration by 90.4% and 83.3% in multigravida mothers.
Conclusion: most respondents are still in the category of healthy reproduction
(21-35 years), which is as much as 73.3% with last to secondary education, with
employment status mostly working 60%, mothers who follow prenatal yoga 53.3%
multipara mothers, with a normal yoga frequency of 71.1%, and experiencing
progress in childbirth as much as 88.9%. Primigravida mothers experienced a
shortening of labor duration by 90.4% and 83.3% in multigravida mothers.
Keywords: Long Labor, Prenatal Yoga
1
Student DIII Midwifery Academy of Mulia Madani Yogyakarta
2
Supervisor 1 Nurul Ariningtyas, S.ST., MPH
3
Supervisor 2 Yulia Adhisty, S.ST., M.Kes
4
Examiner Sri Widarti, S.ST., MKM
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmat-Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Gambaran Lama Persalinan pada Ibu Inpartu dengan Yoga Prenatal di Klinik
Aurelia Muntilan, Magelang, Jawa Tengah”, sebagai salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Diploma
III Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta. Dalam hal ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan kali ini
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H Mujidin S,Psi., M.Si, selaku Ketua Yayasan Barokatul Ummah
Wal’ilmi, yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menempuh
studi kebidanan di Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta.
2. Ibu Nurul Ariningtyas, S.ST. MPH, selaku Direktur Akademi Kebidanan
Mulia Madani Yogyakarta dan selaku pembimbng I yang telah memberikan
kesempatan dan bimbingan menyusun laporan tugas akhir ini.
3. Ibu Yulia Adhisty, S.ST., M.Kes, selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan sehingga laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan.
4. Ibu Sri Widarti, SSiT., MKM, selaku ketua penguji yang telah memberikan
bimbingan sehingga laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan.
vii
5. Ibu Reny Dwi Agustina, S. Tr. Keb, CH, CHT, CHp, CHE, CBMT, C.MBST,
selaku pemilik Klinik Aurelia yang telah memberi izin dan informasi yang
diperlukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
6. Bapak, Ibu, kakak dan adikku atas cinta, dukungan dan doa yang selalu
diberikan sehingga laporan tugas akhir ini selesai pada waktunya.
7. Rekan seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam
penyusunan laporan tugas akhir ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas amal baik
dan telah diberikan dan semoga laporan tugas akhir ini berguna bagi semua pihak
yang memanfaatkan.
Yogyakarta, September 2021
Penulis
viii
MOTTO
-Orang tidak akan tau apa yang ngebentuk kita sampai hari ini dan bentuk
kehancuran kita sekalipun. Apapun yang kalian hadapi, kalian harus
yakin bahwa yang namanya sedih, susah itu ga mungkin seumur
hidup. Kalau besar usaha kita, sebesar keyakinan sama
mimpi kita, yang pahit ini pasti berlalu-
-Apabila yang didepan membuatmu takut, dan apa yang
dibelakang membuatmu luka. Lihatlah ke atas.
Tuhan tidak pernah gagal menolongmu-
-Awalnya kepikiran untuk “nyerah” tapi tidak jadi. Emangnya kalo
udah nyerah, mau ngapain? Emangnya kalo nyerah dijamin
jalannya jadi mudah? Lanjut ajalah. Semangat!-
-Kita tidak ditakdirkan untuk disukai semua orang. Yang benci, biarlah benci
dengan alasan-alasannya sendiri. Jangan berusaha meyakinkan,
sebab dia akan tetap lebih yakin dengan kebenciannya-
-Aku tidak pernah berusaha lebih baik dari orang lain. Aku hanya
berusaha lebih baik dari diriku yang dulu-
-Teruslah berusaha sampai mereka yang tidak tahu kisahmu hanya
bisa berkata “betapa beruntungnya dia”-
ix
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis diberi kemudahan dalam menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir dengan baik. Terimakasih atas motivasi, dukungan, dan doa dari
semua pihak yang telah ikut serta dalam penyelesaian pembuatan Laporan Tugas
Akhir ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Saya ucapkan terimakasih untuk Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan kekuatan untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
2. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sutarno dan Ibu Witri yang telah mendidik,
membesarkan, dan memberi dukungan penuh selama ini. Kakak-kakakku
tersayang Wahyuningsih dan Dadariningsih yang selalu memberikan support
penuh untuk adik terkecil kalian ini.
3. Dosen pembimbing yang paling baik, sabar, yang sudah memberi motivasi,
semangat, bimbingan, dan bahkan membantu mencari tempat penelitian
sehingga terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini, yaitu ibu Nurul
Ariningtyas, S.ST., MPH dan ibu Yulia Adhisty, S.ST., M.Kes.
4. Rekan asrama Darus Syifa’ terkhusus blok khotijah, terimakasih sudah saling
menguatkan selama ini dalam keadaan senang maupun susah. Serta rekan
seangkatan tahun 2018 Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta.
5. Untuk my bestie Sutikah, Rahma, Aisyah, Arum, dan Delfi. Semangat untuk
kita semua, terimakasih sudah memberikan bahu kalian untuk tempat
bersandar dan menangis, sukses untuk kita semua.
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
INTISARI ......................................................................................................... iv
ABSTRACT ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
MOTTO ............................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xv
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
E. Keaslian Penelitian ................................................................................. 9
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 11
A. Tinjauan Teori ........................................................................................ 11
1. Kehamilan ........................................................................................ 11
a. Pengertian ................................................................................... 11
b. Perubahan Psikologi Ibu Hamil ................................................. 12
c. Perubahan Adaptasi Psikologi Ibu Hamil .................................. 13
d. Antenatal Care / ANC ................................................................ 14
e. Kunjungan ANC ........................................................................ 15
f. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan ................................................ 16
g. Standar Asuhan Pelayanan ANC ............................................... 17
2. Persalinan ......................................................................................... 22
a. Pengertian ................................................................................... 22
b. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan ..................................... 22
c. Tahapan Persalinan .................................................................... 30
3. Yoga Prenatal .................................................................................. 35
a. Pengertian ................................................................................... 35
b. Manfaat ...................................................................................... 35
c. Syarat Yoga Prenatal ................................................................. 36
d. Aturan Utama dalam Yoga Prenatal .......................................... 37
e. Aturan Tambahan Yoga Prenatal .............................................. 37
f. Gerakan Yoga Prenatal .............................................................. 38
4. Karakteristik Ibu Inpartu .................................................................. 49
a. Usia ............................................................................................ 49
b. Paritas ......................................................................................... 50
c. Pendidikan .................................................................................. 51
xi
d. Pekerjaan .................................................................................... 53
B. Kerangka Teori ....................................................................................... 54
C. Kerangka Konsep ................................................................................... 55
BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................... 56
A. Desain Penelitian .................................................................................... 56
B. Populasi dan Sampel .............................................................................. 56
C. Variabel Penelitian dan Definisi Penelitian ........................................... 57
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 58
E. Sumber Data Penelitian .......................................................................... 58
F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 59
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ........................................... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 62
A. Gambaran umum tempat penelitian ....................................................... 62
B. Hasil penelitian ....................................................................................... 64
C. Pembahasan ............................................................................................ 68
D. Keterbatasan penelitian .......................................................................... 74
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 76
A. KESIMPULAN ...................................................................................... 76
B. SARAN .................................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 82
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penenlitian ...................................................................... 9
Tabel 2.1 Perbedaan Kunjungan Dan Awal Antenatal ................................. 16
Tabel 2.2 Ukuran Diameter Dan Presentasi Janin ........................................ 28
Tabel 3.1 Definisi Operasional ..................................................................... 58
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ....................................... 64
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas ..................................... 65
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................. 65
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan ................................ 66
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Frekuensi Yoga ....................... 67
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Yoga Primigravida ....................................... 67
Table 4.7 Distribusi Frekuensi Yoga Multigravida ....................................... 68
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kurve Fridesmen ....................................................................... 31
Gambar 2.2 Centering ................................................................................... 38
Gambar 2.3 Nadi Sodhana (Pernapasan) ...................................................... 39
Gambar 2.4 Mountain Pose ........................................................................... 40
Gambar 2.5 Tree Pose (Vrksasana) .............................................................. 41
Gambar 2.6 Cow Pose-Cat Pose (Bitilasana Marjarisana) ........................... 41
Gambar 2.7 Peregangan Otot Leher .............................................................. 42
Gambar 2.8 Standing Lateral Stretch (Ardhakati Chakrasana) .................... 43
Gambar 2.9 Triangle Pose (Trikonasana) ..................................................... 43
Gambar 2.10 Revolved Head To Knee Pose ................................................. 44
Gambar 2.11 Twisting Variation ................................................................... 44
Gambar 2.12 Peregangan Otot Pinggang ...................................................... 45
Gambar 2.13 Peregangan Lutut .................................................................... 45
Gambar 2.14 Peregangan Otot Kaki ............................................................. 46
Gambar 2.15 Bound Angle Pose ................................................................... 47
Gambar 2. 16 Garland Pose .......................................................................... 47
Gambar 2.17 Melting Heart Pose ................................................................. 48
Gambar 2.18 Posisi Tidur Yang Nyaman ..................................................... 49
Gambar 2.19 Kerangka Teori ........................................................................ 54
Gambar 2.20 Kerangka Konsep .................................................................... 55
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin ............................................................... 83
Lampiran 2 Balasan Surat Penelitian ............................................................ 84
Lampiran 3 Jadwal Penelitian ....................................................................... 85
Lampiran 4 Master Tabel ............................................................................. 86
Lampiran 5 Dokumentasi .............................................................................. 90
Lampiran 6 Lembar Konsultasi ..................................................................... 91
xv
DAFTAR SINGKATAN
ANC : Antenatal Care
ASI : Air Susu Ibu
BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah
BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana Nasional
DJJ : Denyut Jantung Janin
DM : Diabetes Melitus
FOGI : Federation of Gynecolog and Obstetric
FSH : Follicle Stimulating Hormone
HB : Hemoglobin
KB : Keluarga Berencana
KEK : Kekurangan Energi Kronik
KEMENKES : Kementrian Kesehatan
LH : Luteinizig Hormone
LILA : Lingkar Lengan Atas
PAP : Pintu Atas Panggul
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
SPSS : Statistical Product and Service
TT : Tetanus Toxoid
UNICEF : United Nations Children’s Fund
VDRL : Veneral Disease Research Laboratory
WHO : World Health Organisation
xvi
ZSRS : Zung Self Rating Scale
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
World Health Organization (WHO, 2020) mengatakan bahwa
pregnancy atau kehamilan adalah proses sembilan bulan atau lebih di
mana seorang perempuan membawa embrio dan janin yang sedang
berkembang di dalam rahimnya. Sedangkan pengertian kehamilan
diungkapkan oleh BKKBN (2020) yaitu sebuah proses bertemunya sel
telur yang sudah matang dengan sperma, hingga pada akhirnya
membentuk sel baru yang akan tumbuh yang nantinya akan menjadi
embrio dan akan terus berkembang selama masa kehamilan.
Selama kehamilan ibu mengalami perubahan secara fisik dan
psikologis. Perubahan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan, terutama
pada trimester ketiga. Oleh karena itu, wanita hamil harus menerima
perawatan kehamilan untuk dapat beradaptasi dengan perubahan baik fisik
dan psikologis. Tujuan dari perawatan selama kehamilan untuk
mempersiapkan persalinan secara fisiologis sehingga ibu dan janin sehat.
Salah satu cara untuk mempersiapkan ibu secara fisik dan psikologis
dalam menghadapi persalinan adalah dengan mengikuti senam hamil yoga
(yoga prenatal) (Pratygno, 2014).
Yoga kehamilan dapat membantu hamil untuk mempersiapkan
fisik dan psikologi selama persalinan normal. Persalinan normal menurut
2
WHO adalah persalinan dengan presentasi janin belakang kepala yang
berlangsung secara spontan dengan lama persalinan dalam batas
normal, berisiko rendah sejak awal persalinan hingga partus dengan
masa gestasi 37 sampai 42 minggu (WHO, 2019).
United Nations Children’s Fund (UNICEF, 2020) mengatakan
pada awal tahun 2019 terdapat 395.000 persalinan terjadi diseluruh dunia.
Hampir setengah kelahiran ini diestimasikan berasal dari 6 negara
diseluruh dunia yaitu, India, China, Nigeria, Indonesia, Amerika Serikat
dan Republik Kongo. Pada tahun 2018, 2,5 juta bayi baru lahir meninggal
pada bulan pertama kehidupan sekitar sepertiga meninggal pada hari
pertama kehidupan. Sebagian besar kematian ini disebabkan oleh hal-hal
yang sesungguhnya dapat dicegah, seperti kelahiran prematur, komplikasi
saat persalinan, dan infeksi seperti sepsis. Di samping itu, setiap tahun,
terdapat lebih dari 2,5 juta bayi lahir dalam kondisi meninggal dunia
(UNICEF, 2018).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI, 2019)
mengatakan jumlah ibu bersalin tercatat sebanyak 5.050.637 orang, jumlah
kelahiran di Indonesia diperkirakan naik 20% pada setiap tahunnya dan
tercatat 90,32% ibu bersalin di Indonesia ditolong oleh tenaga kesehatan,
yaitu seperti dokter dan bidan. Berdasarkan data Riskesdas 2013, jumlah
ibu bersalin yang ditolong oleh bidan sebanyak 68,6%. Sedangkan,
berdasarkan data riset kesehatan dasar (RISKESDAS, 2018) jumlah ibu
bersalin yang ditolong oleh bidan sebanyak 62,7%. Jumlah ibu bersalin di
3
Provinsi Aceh pada tahun 2018 mencapai 121.924 orang dan diperkirakan
kenaikan jumlah persalinan di Provinsi Aceh mencapai 10%.
Data profil Kesehatan Indonesia tahun 2019 menunjukan target
Angka Kematian Ibu di Indonesia pada tahun 2024 yaitu 183/100.000
kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Ibu di Jawa Timur pada
tahun 2019 sebanyak 89,81 per 1000.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI,
2019). Berdasarkan data profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2019
penduduk Jawa Tengah mengalami pertumbuhan sebesar 0,78 persen.
Jumlah penduduk terbanyak di Kota Semarang sebanyak 1.814.110 jiwa
(5,23 persen) dan paling sedikit di Kota Magelang sebanyak 122.111 jiwa
(0,35 persen).
Yoga prenatal merupakan olah fisik, mental dan pikiran yang
dapat membantu persendian ibu hamil menjadi lentur dan pikiran
menjadi tenang terutama pada kehamilan trimester III. Yoga tidak
hanya bermanfaat pada kebugaran fisik, tetapi juga mental karena
latihan yoga mengajarkan cara bernafas dalam secara sadar dan rileks.
Latihan ini akan membantu ibu hamil mengahadapi persalinan. Latihan
yoga yang dikombinasikan dengan latihan kardiovaskular (seperti berjalan)
dapat menjadi cara yang ideal bagi ibu hamil agar tetap bugar. Yoga
sangat bermanfaat antara lain memberikan rasa nyaman, stress menurun,
nyeri persalinan berkurang, efikasi diri pada persalinan dan kualitas
hidup meningkat, hubungan interpersonal, fungsi sistem saraf otonom,
dan durasi persalinan menjadi singkat (Ayuningtyas, 2019).
4
Kala I persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan
sejati, yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang
diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm) pada primigravida kala I
yang berlangsung kira-kira 12 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira
8 jam. Kemajuan persalinan pada kala I fase aktif merupakan saat yang
paling melelahkan, berat, dan kebanyakan ibu mulai merasakan sakit atau
nyeri. Palam fase ini kebanyakan ibu merasakan sakit yang hebat karena
kegiatan rahim mulai lebih aktif yaitu kontraksi yang semakin lama
semakin kuat, dan semakin sering sehingga menimbulkan kecemasan.
Kecemasan pada ibu bersalin kala I bisa berdampak meningkatnya
sekresi adrenalin. Salah satu efek adrenalin adalah kontraksi pembuluh
darah sehingga suplai oksigen ke janin menurun. (Suriani, 2019).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rima Pujianti, Dwi Anita
Apriastuti, dan Ardiani Sulistiani dengan menggunakan Desain penelitian
accidental sampling dengan pendekatan studi cross-sectional. Populasi
dalam penelitian ini ibu bersalin normal di Aura Cantika pada bulan April
- Mei 2014, dengan teknik accidental sampling diperoleh sampel 30.
Analisa data dengan menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian
menunjukan dari 15 responden yang rutin melakukan senam yoga, 14
responden diantaranya (46.7%) lama persalinannya cepat, sedangkan dari
15 responden yang tidak rutin melakukan senam yoga, didapatkan 11
responden (36,7 %) mengalami persalinan cepat. Hasil uji chi square
5
dengan SPSS 16.0 nilai p value = 0,032 yang menunjukkan ada hubungan
yang bermakna antara senam yoga dengan lama persalinan kala I fase aktif.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Klinik
Aurelia Muntilan Magelang Jawa Tengah pada bulan September
didapatkan ibu hamil mengikuti yoga sekitar 85% dan kebanyakan yang
mengikuti yoga akan bersalin di Klinik Aurelia. Klinik Aurelia
mengadakan yoga rutin setiap 2 kali dalam seminggu, sebagian besar yang
mengikuti yoga secara rutin akan mengalami fase pemendekan lama
persalinan. Sejak PPKM Klinik Aurelia tidak membuka kelas Yoga dan
baru dimulai kembali bulan Juni.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah gambaran
lama persalinan pada ibu inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia
Muntilan Magelang Jawa Tengah?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran lama persalinan pada ibu inpartu dengan
yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan Magelang Jawa Tengah.
6
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik ibu inpartu yang melakukan yoga
prenatal berdasarkan usia
b. Mengetahui karakteristik ibu inpartu yang melakukan yoga
prenatal berdasarkan pendidikan
c. Mengetahui karakteristik ibu inpartu yang melakukan yoga
prenatal berdasarkan pekerjaan
d. Mengetahui karakteristik ibu inpartu yang melakukan yoga
prenatal berdasarkan frekuensi yoga
e. Mengetahui karakteristik ibu inpartu yang melakukan yoga
prenatal berdasarkan lama persalinan ibu primigravida
f. Mengetahui karakteristik ibu inpartu yang melakukan yoga
prenatal berdasarkan lama persalinan ibu multigravida
g. Mengetahui lama persalinan ibu inpartu primigravida yang
melakukan yoga prenatal.
h. Mengetahui lama persalinan ibu inpartu multigravida yang
melakukan yoga prenatal.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah wacana ilmu pengetahuan
kebidanan terutama khususnya tentang gambaran ibu inpartu dengan
yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan Magelang.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber
pengetahuan baru bagi petugas atau pelayan kesehatan, terutama
untuk memberikan penyuluhan atau konsultasi mengenai hal-hal
yang berkaitan persalinan, salah satunya mengenai gambaran ibu
inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan
Magelang.
b. Bagi Responden
Dapat dijadikan saran dan masukkan bagi suami dan ibu yang
sedang menunggu proses persalinan, sehingga lebih berusaha untuk
melakukan persiapan agar tidak terjadi bahaya persalinan maupun
bahaya masa nifas.
c. Bagi Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber pustaka
atau koleksi perpustakaaan Akademi Kebidanan Mulia Madani
Yogyakarta, sehingga dapat memberikan pengetahuan dan
wawasan baru terutama pada bagi mahasiswi kebidanan tentang
hal-hal yang berkaitan dengan persiapan persalinan dalam hal ini
tentang gambaran ibu inpartu dengan yoga prenatal di Klinik
Aurelia Muntilan Magelang.
8
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi
baru bagi peneliti selanjutnya yang bertema tentang gambaran ibu
inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan
Magelang.
9
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Perbedaan
Rima Pujianti, Dwi
Anita Apriastuti,
Ardiani Sulistiani
Hubungan Frekuensi
Senam Yoga Dengan
Lama Persalinan Kala
I Fase Aktif
Penelitian
menggunakan
deskriptif
korelasional
dengan
pendekatan cross-
sectional
Analisa data dengan menggunakan uji
statistik chi square. Hasil penelitian
menunjukan dari 15 responden yang
rutin melakukan senam yoga, 14
responden diantaranya (46.7%) lama
persalinannya cepat, sedangkan dari 15
responden yang tidak rutin melakukan
senam yoga, didapatkan 11 responden
(36,7 %) mengalami persalinan cepat.
Hasil uji chi square dengan SPSS 16.0
nilai p value = 0,032 yang menunjukkan
ada hubungan yang bermakna antara
senam yoga dengan lama persalinan kala
I fase aktif
Perbedaan terdapat
pada judul,
pendekatan,
metode penelitian
Eva Santi Hutasoit,
Susanti Hayati
Pengaruh Yoga
Kehamilan Dengan
Kecemasan Dan
Lama Persalinan Kala
I Di Kota Pekanbaru
penelitian case
control dengan
pendekatan
studi
observasional
Analisa Data Bivariat menggunakan
perhitungan chi-square. Hasil uji
statistik Chi-square variabel kecemasan
menunjukkan nilai p- value 0,000 <
0,05 (CI 95%), terdapat hubungan
antara status kecemasan dengan senam
yoga kehamilan. Variabel lama
persalinan Kala I menunjukkan nilai p
value 0,013 < 0,05 (CI 95%), ada
hubungan antara lama kala I
persalinan dengan senam yoga
Perbedaan terdapat
pada judul,
metode,
pendekatan,
tempat praktik.
10
kehamilan. Pengaruh senam yoga
dapat mengurangi tingkat kecemasan
dan memperpendek kala I fase aktif
persalinan.
Diana Noor
Fatmawati, Evi Dwi
Prastiwi
Pengaruh Yoga Pada
Ibu Inpartu Primigravida
Terhadap Kemajuan
Persalinan Kala I Fase
Aktif (The Effectiveness
Of Yoga On The
Progress Of The First
Stage Of Labor In The
Active Phase Of
Primigravida)
Desain penelitian
diawali dengan
pendekatan
perbandingan
kelompok statis.
Hasil penelitian bahwa kemajuan persalinan
pada fase aktif primigravida yang diberikan
pengobatan yoga hampir setengah dari
kemajuan normal adalah 6 jam dari 8 orang
(47,1%) dan tidak diberi pengobatan
mempercepat akselerasi yoga pada jam 5
sebanyak 1 (5,9 %). Hasil Uji Wilcoxon
Mann Whitney U dalam nilai SPSS p<0,05,
ini menunjukkan bahwa perbedaan antara
kemajuan tenaga kerja dengan latihan yoga
primigravida dengan latihan yoga yang tidak.
Dan kemudian untuk mengetahui seberapa
jauh pengaruh latihan yoga terhadap
kemajuan tahap pertama persalinan pada fase
aktif primigravida dilakukan uji regresi linier
dan mendapatkan nilai R2 = 0,383, yang
berarti latihan yoga berpengaruh sebesar
38,3% terhadap tahap pertama.
Perbedaan terdapat
pada judul,
metode,
pendekatan,
tempat praktik.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kehamilan
a. Pengertian
Menurut The International Federation of Gynecolog and
Obstetric (FOGI), Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi
atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kehamilan adalah bertemunya sel telur dan
sperma di dalam atau diluar rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi
dan plasenta melalui jalan lahir (Tyastuti, 2016).
Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah
280 hari (40 minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Widatiningsih & Dewi, 2017). Kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi (Walyani, 2015). Berdasarkan pengertian diatas dapat
12
disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses yang diawali
dengan penyatuan spermatozoa dan ovum (fertilisasi) dan dilanjutkan
dengan implantasi hingga lahirnya bayi yang lamanya berkisar 40
minggu.
b. Perubahan Psikologis Ibu Hamil
Selama hamil kebanyakan wanita mengalami perubahan
psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita
mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu
dan bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan
dilahirkannya . Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir
kalau terjadi masalah dalam kehamilannya khawatir kalau ada
kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada
kemungkinanbayinya tidak normal. Sebagai seorang bidan anda harus
menyadari adanya perubahan perubahan tersebut pada wanita hamil
agar dapat memberikan dukungan dan memperhatikan keprihatinan,
kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan – pertanyaan (Fatimah, 2017).
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan
dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu
merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu waktu. Ini
menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya
tanda dan gejala akan terjadinya persalinan . Ibu seringkali merasa
13
khawatir atau takut bayi yang akan dilahirkannya tidak normal
(Fatimah, 2017). Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan
dan dukungan dari suami keluarga dan bidan (Fatimah, 2017).
c. Perubahan Adaptasi Psikologis Ibu Selama Hamil
1) Trimester I (Periode penyesuaian terhadap kehamilan)
Pada awal kehamian sering muncul perasaan ambivalen
dimana ibu hamil merasa ragu terhadap kenyataan bahwa dirinya
hamil. Ambivalen dapat terjadi sekalipun kehamilan ini
direncnakan dan sangat diharapkan. Gambaran respon terhadap
ambivalen ini yaitu selama beberapa minggu awal kehamian
apakah ibu hamil atau tidak serta menghabiskan banyak waktu
untuk membuktikan kehamilan (Widatiningsih & Dewi, 2017).
Pada trimester I ini dapat terjadi labilitas emosional, yaitu
perasaan yang mudah berubah dalam waktu singkat dan tak dapat
diperkirakan. Dapat timbul perasaan khawatir seandainya bayi
yang dikandungnya cacat atau tidak sehat, khawatir akan jatuh,
cemas dalam melakukan hubungan seksual dan sebagainya
(Widatiningsih & Dewi, 2017).
2) Trimester II (Periode sehat)
Trimester ini ibu merasa lebih stabil, kesanggupan
mengatur diri lebih baik, kondisi ibu lebih menyenangkan, ibu
mulai terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum
terlalu besar sehingga belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu
14
sudah mulai menerima dan mengerti tentang kehamilannya.
Secara kogniti, pada trimester II ibu cenderung membutuhkan
informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan bayinya
serta perawatan kehamilannya (Widatiningsih & Dewi, 2017).
3) Trimester III (Periode menunggu dan waspada)
Trimester ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan
lahir sewaktu-waktu ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya
persalinan. Respon terhadap perubahan gambaran diri yaitu ibu
merasa dirinya aneh dan jelek (Widatiningsih & Dewi, 2017).
Ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya
dan kehilangan perhatian kusus yang diterima selama hamil. Pada
trimester inilah ibu memerlukan ketenangan dan dukungan yang
lebih dari suami, keluarga dan bidan. Trimester ini adalah saat
persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua
(Widatiningsih & Dewi, 2017).
d. Antenatal Care / ANC
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang
diberikan oleh perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan
pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan
dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan
15
kelahiran supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai orangtua
(Wagiyo & Putrono, 2016).
e. Kunjungan ANC
Menurut WHO, program antenatal care (ANC) pada tahun
2002 yaitu kunjungan antenatal care dilakukan 4 kali terdiri dari
kunjungan pertama pada umur kehamilan kurang dari 12 minggu,
kedua pada umur kehamilan ± 26 minggu, ketiga pada umur
kehamilan ± 32 minggu dan keempat pada umur kehamilan ± 38
minggu.
Program ini mengalami perkembangan pada tahun 2016,
kunjungan pemeriksaan kehamilan dengan standar 8 kali kunjungan
sebagai upaya menurunkan angka kematian perinatal dan kualitas
perawatan pada ibu. 8 kali kunjungan antenatal care ditetapkan
berdsarkan riset dan meliputi kontak pertama dengan petugas
kesehatan pada umur kehamilan ± 12 minggu, kedua pada umur
kehamilan ± 20 minggu, kontak ketiga pada umur kehamilan ± 26
minggu, kontak ke empat umur kehamilan ± 30 minggu, kontak ke
lima umur kehamilan ± 34 minggu, kontak ke enam umur kehamilan
± 36 minggu, kontak ke tujuh umur kehamilan ± 38 minggu dan
kontak ke delapan pada umur kehamilan 40 minggu (WHO, 2016).
Berikut tabel perbedaan progam antenatal care WHO Tahun
2002 dan 2016;
16
Tabel 2.1
Perbedaan Jadwal Kunjungan Antenatal Care
2002 WHO Focuced ANC
MODEL
2016 WHO ANC MODEL
Trimester I
Kunjungan I :
8-12 minggu
Kontak 1 :
Sampai dengan 12 minggu
Trimester II
Kunjungan 2 :
24-26 minggu
Kontak 2 : 20 minggu
Kontak 3 : 26 minggu
Trimester III
Kunjungan 3 :
32 minggu
Kunjungan 4:
36-38 minggu
Kontak 4 : 30 minggu
Kontak 5 : 34 minggu
Kontak 6 : 36 minggu
Kontak 7 : 38 minggu
Kontak 8 : 40 minggu
Kembali periksa untuk persalinan pada umur kehamilan 41
minggu belum melahirkan
Sumber : WHO, 2016.
f. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care)
Menurut Kemenkes RI pada tahun 2016, tujuan dari pelayanan ANC
antara lain :
1) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan baik fisik, mental,
dan sosial ibu
2) Memantau selama kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
janin
3) Mengurangi serta mengenali secara dini terhadap adanya penyulit
atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, seperti
riwayat pembedahan, riwayat penyakit secarau mum dan
kebidanan.
17
4) Mempersiapkan ibu agar berjalan dengan normal pada saat nifas
serta mempersiapkan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif
5) Mempersiapkan persalinan ibu cukup bulan dan aman dengan
trauma yang terjadi seminimal mungkin
6) Mengurangi kelahiran mati pada bayi dan kematian maternal serta
mengurangi bayi dengan lahir prematur
7) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi untuk dapat tumbuh kembang secara normal.
8) Mempersiapkan kesehatan bayi dengan optimal.
g. Standar Pelayanan Antenatal Care/ANC
Standar pelayanan ANC terdiri dari 10 standar yang
dikelompokkan sebagai berikut Dalam melaksanakan pelayanan
Antenatal Care, ada sepuluh standar pelayanan yang harus dilakukan
oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10T. Pelayanan
atau asuhan standar minimal 10T adalah sebagai berikut (Kemenkes
RI, 2016) :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) Pemeriksaan tekanan darah
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4) Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan.
18
7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8) Test laboratorium (rutin dan khusus)
9) Tatalaksana kasus
10) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan
Menurut Kemenkes RI (2016), secara operasional terdapat cara untuk
menentukan pelayanan ANC dengan suatu standar pelayanan antara
lain :
1) Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA)
Pengukuran ini dilakukan hanya pada kontak pertama untuk
skrining ibu hamil yang memiliki risiko kurang energi kronis
(KEK). Kurang energi kronis maksudnya adalah kekurangan gizi
pada ibu hamil yang berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) di
mana LiLA kurang dari 23,5cm. Ibu hamil dengan kejadian KEK
akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
2) Timbang Berat Badan (BB)
Penimbangan berat badan pada ibu hamil setiap kali kunjungan
ANC dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan dari
pertumbuhan janin. Penambahan berat badan kurang dari 1
kilogram setiap bulannya atau 9 kilogram selama kehamilan
menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
19
3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Pengukuran ini dilakukan pada setiap kali kunjungan ANC untuk
mendeteksi adanya pertumbuhan janin yang sesuai atau tidak
sesuai dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus uteri yang tidak
sesuai dengan umur kehamilan, maka kemungkinan ada gangguan
dari pertumbuhan janin. Standar pengukuran ini menggunakan pita
pengukur setelah kehamilan berusia 24 minggu.
4) Ukur Tekanan Darah (TD)
Pengukuran tekanan darah di lakukan setiap kunjungan ANC
untuk mengetahui adanya hipertensi pada kehamilan (tekanan
darah lebih dari 140/90 mmHg) dan preeklampsia (hipertensi yang
disertai dengan edema tungkai bawah dan atau wajah, dan atau
protein uria)
5) Tentukan Presentasi Janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada saat akhir trimester II
lalu dilanjutkan dengan setiap kali kunjungan ANC. Pemeriksaan
ini di lakukan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada saat
pemeriksaan ANC trimester III kepala janin belum masuk ke
panggul atau bagian bawah janin bukan kepala berarti ada
kelainan letak, panggul sempit atau terdapat masalah lain.
6) Hitung denyut jantung janin (DJJ)
Penilaian ini di lakukan pada saat akhir trimester I lalu di
lanjutkan dengan setiap kali kunjungan ANC. Denyut jantung
20
janincepat yang lebih dari 160 /menit atau DJJ lambat yang kurang
dari 120 /menit menunjukkan adanya gawat pada janin.
7) Beri Tablet Tambah Darah (Tablet Besi)
Pemberian ini di lakukan untuk mencegah anemia gizi besi pada
ibu hamil. Setiap ibu hamil harus mendapatkan minimal 90 tablet
zat besi selama kehamilan yang di berikan sejak kontak pertama.
8) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Ibu hamil harus mendapatkan imunisasi TT untuk mencegah
terjadinya tetanusneonatorum.Ibuhamildiskrining status imunisasi
TT pada saat kontak pertama ANC. Pemberian pada ibu hamil di
sesuaikan dengan statusi munisasi ibu saat ini. Pemberian
imunisasi TT bagi ibu hamil yang belum pernah atau ragu
mendapat imunisasi, maka di berikan imunisasi TT sejak
kunjungan pertama sebanyak 2 kali dengan interval pemberian
minimal 1 bulan. Jika, ibu hamil pernah mendapatkan imunisasi
TT sebanyak 2 kali pemberian pada kehamilan sebelumnya atau
pada saat calon pengantin, maka imunisasi TT hanya di berikan 1
kali saja.
9) Periksa Laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada saat ANC
meliputi :
a) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb) : Pemeriksaan
kadar Hb pada ibu hamil di lakukan minimal sekali pada saat
21
trimester pertama dan sekali pada saat trimester ketiga.
Pemeriksaan ini di lakukan untuk mengetahui apakah ibu
hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama
kehamilannya, karena kondisi anemia yang terjadi pada ibu
hamil dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin
dalam kandungannya.
b) Pemeriksaan golongan darah : Pemeriksaan ini selain untuk
mengetahui jenis golongan darah ibu dapat juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang di perlukan
apabila terjadi situasi kegawat daruratan
c) Pemeriksaan kadar gula darah : Pemeriksaan gula darah
selama kehamilan harus di lakukan pada ibu hamil yang di
curigai menderita Diabetes Melitus (DM) dengan minimal
pemeriksaan sekali pada trimester pertama, sekali pada
trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga (akhir
trimester ketiga).
d) Pemeriksaan protein dalam urin : Pemeriksaan ini di lakukan
pada saat trimester kedua dan ketiga sesuai dengan indikasi.
Pemeriksaan ini di lakukan untuk mengetahui adanya protein
uria pada ibu hamil. Protein uria adalah salah satu indikator
untuk dapat terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.
e) Pemeriksaan tes Sifilis : Pemeriksaan ini di lakukan di daerah
yang memiliki risiko tinggi serta di tujukan pada ibu hamil
22
yang di duga terkena Sifilis Pemeriksaaan tes Sifilis sebaiknya
di lakukan sedini mungkin pada saat kehamilan.
10) Tatalaksana / Penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan ANC tersebut serta hasil
pemeriksaan laboratorium, maka harus di tangani sesuai dengan
standar dan kewenangan tenaga kesehatan setiap kelainan yang di
temukan pada ibu hamil. Kasus-kasus dapat di rujuk sesuai dengan
sistem rujukan pada kasus yang tidak dapat di tangani.
2. Persalinan
a. Pengertian
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa
komplikasi baik ibu maupun janin (Bandiyah, 2012).
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa
komplikasi baik ibu maupun janin (Saifuddin, 2013).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Menurut Sulistyawati (2013) faktor yang mempengaruhi persalinan
adalah :
23
1) Power (Kekuatan Ibu)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah
his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari
ligamen. Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan
adalah his, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah
tenaga meneran ibu. His atau kontraksi uterus adalah kontraksi
otot-otot rahim pada persalinan. His dibedakan menjadi dua yakni
his pendahuluan dan his persalinan. His pendahuluan atau his
palsu (false labor pains), yang sebetulnya hanya merupakan
peningkatan dari kontraksi braxton hicks.
His ini bersifat tidak teratur dan menyebabkan nyeri di
perut bagian bawah dan lipat paha, tidak menyebabkan nyeri yang
memancar dari pinggang ke perut bagian bawah. His pendahuluan
tidak mempunyai pengaruh terhadap serviks. His persalinan
merupakan suatu kontraksi dari otot-otot rahim yang fisiologis,
akan tetapi bertentangan dengan kontraksi fisiologis lainnya dan
bersifat nyeri. Kontraksi rahim bersifat otonom yang artinya tidak
dipengaruhi oleh kemauan, namun dapat dipengarui dari luar
misalnya rangsangan oleh jari-jari tangan (Rohani, 2013).
Tenaga meneran ini serupa dengan tenaga meneran saat
buang air besar, tetapi jauh lebih kuat lagi. Ketika kepala sampai
pada dasar panggul, timbul suatu reflek yang mengakibatkan
pasien menekan diafragmanya kebawah. Tenaga meneran pasien
24
akan menambah kekuatan kontraksi uterus. Pada saat pasien
meneran, diafragma dan otot-otot dinding abdomen akan
berkontraksi.
Kombinasi antara his dan tenaga meneran pasien akan
meningkatkan tekanan intrauterus sehingga janin akan semakin
terdorong keluar. Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi
serviks, tetapi setelah dilatasi serviks lengkap, kekuatan ini cukup
penting untuk mendorong janin keluar. Apabila dalam persalinan
melakukan valsava maneuver (meneran) terlalu dini, dilatasi
serviks akan terhambat. Meneran akan menyebabkan ibu lelah dan
menimbulkan trauma serviks.
2) Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu yakni bagian tulang
yang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang vagina).
Janin harus berhasil menyesuikan dirinya dengan jalan lahir yang
relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus
ditentukan sebelum persalinan dimulai. Tulang panggul dibentuk
oleh gabungan tulang ilium, tulang iskium, tulang pubis, dan
tulang-tulang sakrum.
Tulang ilium atau tulang usus merupakan tulang terbesar
dari panggul yang membentuk bagian atas dan belakang panggul.
Bagian atas merupakan penebalan tulang yang disebut krista iliaka.
Ujung depan dan belakang krista iliaka yang menonjol yakni spina
25
iliaka anterosuperior dan spina iliaka postesuperior. Terdapat
benjolan tulang mamanjang di bagian dalam tulang ilium yang
membagi pelvis mayor dan minor disebut linea inominata atau
linea terminalis yang merupakan bagian dari pintu atas panggul.
Tulang isikum atau tulang duduk terdapat di sebelah bawah tulang
usus, sebelah samping belakang menonjol yang disebut spina
ichiadika. Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal (tuber
ichiadika) yang berfungsi menopang badan saat duduk.
Tulang pubis atau tulang kemaluan terdapat di sebelah
bawah dan depan tulang ilium dengan tulang duduk dibatasi oleh
formen obturatorium. Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan
dengan tulang usus disebut ramus superior tulang pubis. Di depan
kedua tulang ini berhubungan melalui artikulasi atau sambungan
yang disebut simfisis. Tulang sakrum atau tulang kelangkangan
yang terletak diantara kedua tulang pangkal paha. Tulang ini
berbentuk segitiga dengan lebar di bagian atas dan mengecil di
bagian bawah. Tulang sakrum terdiri dari 5 ruas tulang yang
berhubungan erat. Permukaan depan licin dengan lengkungan dari
atas ke bawah dan dari kanan ke kiri. Pada sisi kanan dan kiri di
garis tengah terdapat lubang yang dilalui oleh saraf yang disebut
foramen sakralia anterior.
Tulang kelangkang yang paling atas mempunyai tonjolan
besar ke depan yang disebut promontorium. Bagian samping
26
tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha
melalui artikulasi sarco-illiaca. Kebawah tulang kelangkang
berhubungan dengan tulang tungging atau tulang koksigis. Tulang
koksigis atau tulang tungging merupakan tulang yang berbentuk
segitiga dengan ruas 3 sampai 5 buah yang menyatu. Pada tulang
ini terdapat hubungan antara tulang sakrum dengan tulang
koksigis yang disebut artikulasi sarco-koksigis. Diluar kehamilan
artikulasi hanya memungkinkan mengalami sedikit pergeseran,
tetapi pada kehamilan dan persalinan dapat mengalami pergeseran
yang cukup longgar bahkan ujung tulang koksigis dapat bergerak
ke belakang sampai sejauh 2,5 cm pada proses persalinan.
Panggul memiliki empat bidang yang menjadi ciri khas
dari jalan lahir yakni pintu atas panggul (PAP), bidang terluas
panggul, bidang tersempit panggul, dan pintu bawah panggul.
Jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke depan
panjangnya 4,5 cm dan belakang 12,5 cm. Pintu atas panggul
menjadi pintu bawah panggul seolah-olah berputar 90 derajat
terjadi pada bidang tersempit panggul. Pintu bawah panggul bukan
merupakan satu bidang tetapi dua bidang segitiga. Pintu atas
panggul (PAP) merupakan bagian dari pelvis minor yang
terbentuk dari promontorium, tulang sakrii, linea terminalis, dan
pinggir atas simfisis. Jarak antara simfisis dan promontorium
sekitar 11 cm yang disebut konjungata vera. Jarak terjauh garis
27
melintang pada PAP adalah 12,5 sampai 13 cm yang disebut
diameter transvera. Bidang dengan ukuran terbesar atau bidang
terluas panggul merupakan bagian yang terluas dan berbentuk
seperti lingkaran.
Bidang ini memiliki batas anterior yakni pada titik tengah
permukaan belakang tulang pubis. Pada lateral sepertiga bagian
atas dan tengah foramen obturatorium, sedangkan batas posterior
pada hubungan antara vertebra sakralis kedua dan ketiga. Bidang
dengan ukuran terkecil atau bidang tersempit panggul merupakan
bidang terpenting dalam panggul yang memiliki ruang yang paling
sempit dan di tempat ini paling sering terjadi macetnya persalinan.
Bidang ini terbentang dari apeks sampai arkus subpubis melalui
spina ichiadika ke sakrum, biasanya dekat dengan perhubungan
antara vertebra sakralis ke 4 dan ke 5.
Bidang tersempit panggul memiliki batas-batas yakni pada
tepi bawah simfisis pubis, garis putih pada fasia yang menutupi
foramen obturatorium, spina ischiadika, ligamentum
sacrospinosum, dan tulang sakrum. Pintu bawah panggul ialah
batas bawah panggul sejati. Dilihat dari bawah, struktur ini
berbentuk lonjong, seperti intan, di bagian anterior dibatasi oleh
lengkung pubis, di bagian lateral dibatasi oleh tuberosita isikum,
dan dibagian posterior dibatasi oleh ujung koksigeum. Bidang
hodge berfungsi untuk menentukan sampai dimana bagian
28
terendah janin turun ke panggul pada proses persalinan. Bidang
hodge tersebut antara lain:
a) Hodge I merupakan bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP
dengan bagian atas simfisis dan promontorium
b) Hodge II yakni bidang yang sejajar Hodge I setinggi bagian
bawah simfisis
c) Hodge III yakni bidang yang sejajar Hodge I setinggi spina
ischiadika
d) Hodge IV merupakan bidang yang sejajar Hodge I setinggi
tulang koksigis (Sulistyawati, 2013).
3) Passanger (Janin dan Plasenta)
Perubahan mengenai janin sebagai passenger sebagian
besar dalah mengenai ukuran kepala janin, karena kepala
merupakan bagian terbesar dari janin dan paling sulit untuk
dilahirkan. Adanya celah antara bagian-bagian tulang kepala janin
memungkinkan adanya penyisipan antara bagian tulang sehingga
kepala janin dapat mengalami perubahan bentuk dan ukuran,
proses ini disebut molase (Sulistyawati, 2013).
Tabel 2.2 Ukuran Diameter Penting Kepala Janin dan Presentasi
Diameter Panjang (cm) Presentasi
Suboksipito bregmatika 10 Suboksiput (fleksi maksimal)
Suboksipito frontalis 11 Oksiput (fleksi tak maksimal)
Oksipito frontalis 12 Puncak dahi
Mento vertikalis 13 Dahi
Submento bregmatika 10 Muka (defleksi maksimal)
Sumber : Sulistyawati, 2013
29
Menurut Sulistyawati (2013), Plasenta dan tali pusat
memiliki struktur berbentuk bundar atau hampir bundar dengan
diameter 15 cm sampai 20 cm dan tebal 2 cm sampai 2 sampai 2,5
cm, berat rata-rata 500 gram, terletak di depan atau di belakang
dinding uterus ke atas arah fundus. Bagian plasenta yang
menempel pada desidua terdapat kotiledon disebut pers maternal,
dan dibagian ini tempat terjadinya pertukaran darah ibu dan janin.
Tali pusat merupakan bagian yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup janin meskipun tidak menutup kemungkinan
bahwa tali pusat juga menyebabkan penyulit persalinan misalnya
pada kasus lilitan tali pusat (Sulistyawati, 2013).
Air ketuban atau amnion merupakan elemen yang penting
dalam proses persalinan. Air ketuban ini dapat dijadikan acuan
dalam menentuan diagnosa kesejahteraan janin. Amnion
melindungi janin dari trauma atau benturan, memungkinkan janin
bergerak bebas, menstabilkan suhu tubuh janin agar tetap hangat,
menahan tekanan uterus, dan pembersih jalan lahir (Sulistyawati,
2013).
4) Psikologis
Faktor psikologis menurut Rohani (2013) yakni :
a) Melibatan psikologis ibu, emosi, dan persiapan intelektual
b) Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya
c) Kebiasaan adat
30
d) Dukungan orang terdekat pada kehidupan ibu
5) Penolong
Peran dari penolong peralinan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin,
dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong
dalam menghadapi proses persalinan (Rohani, 2013).
c. Tahapan Persalinan
Tahap persalinan menurut Prawirohardjo (2012) antara lain :
1) Kala I (kala pembukaan)
Kala I persalinan dimulai saat persalinan mulai sampai
pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi menjadi 2 fase,
fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 4 cm dan fase aktif (7
jam) serviks membuka dari 4 sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat
dan sering saat fase aktif (Prawirohardjo, 2014). Kontraksi lebih
kuat dan sering terjadi pada fase aktif. Pada permulaan his, kala
pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturient (ibu
yang sedang bersalin) masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I
untuk primigravida berlangsung selama 12 jam (Sulistyawati,
2012).
Partus lama pada kala I fase aktif terjadi jika dalam waktu 6
jam pembukaan belum lengkap maka hal ini dapat dikatakan
bahwa proses persalinan mengalami perlambatan. Perpanjangan
pada kala I merupakan salah satu masalah yang sering terjadi
31
dalam proses persalinan. Kala I untuk primigravida berlangsung
12 jam, untuk kala I fase aktif normalnya berjalan selama 6 jam
pada primigravida, sedangkan lama kala I berlangsung pada
multigravida 8 jam. Pembukaan primigravida 1 cm tiap jam dan
multigravida 2 cm tiap jam (Manuaba, 2014)
Gambar 2.1. Kurve Friedman
Sumber : Modifikasi dari Friedman (Indriyani, 2016)
a) Fase laten
Merupakan periode waktu dari awal persalinan pembukaan
mulai berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai sejak
kontraksi mulai muncul hingga pembukaan 3-4 cm atau
permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam. Selama fase
ini presentasi mengalami penurunan sedikit hingga tidak sama
sekali.
b) Fase Aktif
Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif
pembukaan menjadi komplit dan mencakup fase transisi,
32
pembukaan pada umumnya dimulai dari 3-4 cm hingga 10 cm
dan berlangsung selama 6 jam. Penurunan bagian presentasi
janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan selama
kala dua persalinan. Fase aktif dibagi dalam 3 fase, antara lain :
(1) Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm.
(2) Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat
cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
(3) Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali
dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
2) Kala II (kala pengeluaran janin)
Menurut Prawirohardjo (2012), beberapa tanda dan gejala
persalinan kala II yaitu :
a) Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan terjadinya kontraksi;
b) Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau
vaginanya,
c) Perineum terlihat menonjol;
d) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka;
e) Peningkatan pengeluaran lendir darah. Pada kala II his
terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kirakira 2-3 menit sekali.
Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek timbul
rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu seperti ingin
33
buang air besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his
kepala janin mulai terlihat, vulva membuka dan perineum
meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir
kepala dengan diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primi:
1 ½ - 2 jam, pada multi ½ - 1 jam (Mochtar, 2012). Pada kala
II persalinan, nyeri tambahan disebabkan oleh regangan dan
robekan jaringan misalnya pada perineum dan tekanan pada
otot skelet perineum. Nyeri diakibatkan oleh rangsangan
struktur somatik superfisial dan digambarkan sebagai nyeri
yang tajam dan terlokalisasi, terutama pada daerah yang
disuplai oleh saraf pudendus (Mander, 2012).
3) Kala III (kala pengeluaran plasenta)
Menurut Prawirohardjo (2012) tanda-tanda lepasnya plasenta
mencakup beberapa atau semua hal dibawah ini :
a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Sebelum bayi lahir dan
miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh
(discoit) dan tinggi fundus biasanya turun sampai dibawah
pusat. Setelah uterus berkontraksi dan uterus terdorong ke
bawah, uterus menjadi bulat dan fundus berada di atas pusat
(sering kali mengarah ke sisi kanan).
b) Tali pusat memanjang Tali pusat terlihat keluar memanjang
atau terjulur melalui vulva dan vagina (tanda Ahfeld).
34
c) Semburan darah tiba-tiba Darah yang terkumpul di belakang
plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dan
dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan darah yang secara tiba-
tiba menandakan darah yang terkumpul diantara melekatnya
plasenta dan permukaan maternal plasenta (maternal portion)
keluar dari tepi plasenta yang terlepas. Setelah bayi lahir
kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan
fundus uterus setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi
tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his
pelepasan dan pengeluaran plasenta. Dalam waktu 5-10 menit
plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina akan lahir
spontan atau sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus
uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah
bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran
darah kira-kira 100-200 cc (Mochtar, 2012).
4) Kala IV
Kala pengawasan selama 2 jam setelah plasenta lahir
untuk mengamati keadaan ibu terutama bahaya perdarahan
postpartum. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya
tidak melebihi 400 cc sampai 500 cc. Observasi yang harus
dilakukan pada kala IV antara lain :
a) Intensitas kesadaran penderita
35
b) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan
pernafasan
c) Kontraksi uterus
d) Terjadinya perdarahan
3. Yoga Prenatal
a. Pengertian
Prenatal yoga merupakan kombinasi gerakan senam hamil
dengan gerakan yoga antenatal yang terdiri dari gerakan penafasan
(pranayama), posisi (mudra), meditasi dan relaksasi yang dapat
membantu kelancaran dalam kehamilan dan persalinan (Rusmita,
2015). Menurut Rafika (2018), prenatal yoga (yoga selama kehamilan)
merupakan salah satu jenis modifikasi dari hatha yoga yang
disesuaikan dengan kondisi ibu hamil. Tujuan prenatal yoga adalah
mempersiapkan ibu hamil secara fisik, mental dan spiritual untuk
proses persalinan.
b. Manfaat Yoga Prenatal (Mandriwati,2011; Suananda, 2018)
1) Membantu mengatasi nyeri punggung dan mempersiapkan fisik
dengan memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot
dinding perut, ligamentligamen, otot dasar panggul yang
berhubungan dengan proses persalinan.
2) Membentuk sikap tubuh. Sikap tubuh yang baik selamakehamilan
dan bersalin dapat mengatasi keluhan-keluhan umum pada wanita
36
hamil, mengharapkan letak janin normal, mengurangi sesak nafas
akibat bertambah besarnya perut
3) Relaksasi dan mengatasi stres. Memperoleh relaksasi tubuh yang
sempurna dengan memberi latihan kontraksi dan relaksasi.
Relaksasi yang sempurna diperlukan selama hamil dan selama
persalinan
4) Menguasai teknik-teknik pernafasan yang mempunyai peran
penting dalam persalinan dan selama hamil untuk mempercepat
relaksasi tubuh yang diatasi dengan nafas dalam, selain itu juga
untuk mengatasi nyeri saat his
5) Untuk meningkatkan sirkulasi darah
c. Syarat prenatal yoga
1) Sebelum melakukan latihan harus dilakukan pemeriksaan
kesehatan dan minta nasihat dokter atau bidan
2) Latihan baru dapat dimulai setelah usia kehamilan 22 minggu
3) Latihan harus dilakukan secara teratur dan disiplin dalam batas-
batas kemampuan fisik ibu
4) Latihan sebaiknya dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin
5) Latihan tidak menekan area perut dengan tidak melakukan latihan
untuk otot perut dan menghindari posisi tengkurap
6) Latihan tidak meregangkan area perut dengan tidak melakukan
gerakan melenting ke belakang atau backbend berlebihan
37
7) Latihan tidak memutar area perut (Mandriwati 2011; Suananda,
2018)
d. Aturan Utama dalam Prenatal Yoga
1) Dilarang menekan area perut
Walaupun pada trimester pertama perut belum terlalu nyata
membesar, rahim telah berisi janin. Oleh karena itu, sebaiknya
hindari posisi yang menekan area perut.
a) Tidak melakukan latihan untuk otot perut.
b) Hindari posisi tengkurap.
c) Dilarang meregangkan area perut
Dengan adanya dorongan dari rahim yang membesar sudah
cukup meregangkan otot perut dan kulit area perut, selain itu
meregangkan area perut akan member tekanan pada rahim
dengan tidak melakukan gerakan melenting ke belakang atau
backbend berlebihan.
d) Dilarang memutar area perut
Agar tidak memutar area perut, gerakan memutar atau twisting
dilakukan dengan perlahan dan dalam posisi terbuka atau tidak
sampai melintang di depan perut.
e. Aturan Tambahan Prenatal Yoga
1) Tidak melakukan peregangan berlebihan
2) Tidak inverse berlebihan
3) Hindari menahan suatu pose dalam waktu lama
38
4) Hindari posisi terlentang
5) Berhati-hati dalam perpindahan posisi
f. Gerakan prenatal yoga
1) Latihan pemusatan perhatian (centering)
Centering atau memusatkan perhatian penting untuk memulai
latihan. Saat memulai senam, ibu mungkin masih memikirkan
banyak hal sehingga perlu membantu ibu untuk memusatkan
perhatian, menangkan pikiran, fokus pada latihan dan hanya antara
ibu dan janin dalam perutnya. Selalu gunakan kata-kata positif
untuk membangkitkan kembali rasa tenang, semangat, percaya diri
dan nyaman (Suananda, 2018).
Gambar 2.2. Centering
Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018
2) Pernafasan (pranayama)
Pranayama atau latihan pernafasan perlu dilatih karena napas
adalah salah satu unsur penting dalam keberhasilan menenangkan
pikiran dan mengejan saat persalinan. Bernafas dengan nyaman
membawa masuk oksigen ke dalam tubuh dan membuat kesegeran
bagi ibu. Setiap gerakan senam hamil diiringi dengan pernafasan
39
yang dilakukan dengan cara mulut tertutup kemudian tarik nafas
lalu keluarkan dengan lembut. Dinding perut naik pada saat tarik
nafas dan turun pada waktu pengeluaran nafas sambil
mengeluarkan nafas melalui mulut. Atur posisi duduk ibu, bersila
sambil mengeluarkan nafas dari mulut (Suananda, 2018). Salah
satu teknik pernafasan yang dapat dilakukan yaitu Nadi Sodhana.
Nadi Sodhana adalah pernafasan bergantian antara lubang hidung
kanan dan lubang hidung kiri. Ibu jari digunakan untuk menutup
lubang hidung kanan dan jari kelingking untuk lubang hidung kiri
(Suananda, 2018)
Gambar 2.3. Nadi Sodhana (Pernafasan)
Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018
3) Gerakan pemanasan (warming up)
Pemanasan adalah saat persiapan bagi tubuh untuk melakukan
gerakangerakan dalam latihan. Hindari gerakan yang berat karena
tubuh belum siap. Pemanasan merupakan saat yang tepat untuk
memperkenalkan bagian-bagian tubuh seperti tulang pinggul,
posisi kaki dan bagian tubuh lainnya (Suananda, 2018).
a) Stabilisasi
40
Perubahan beban di dalam tubuh akan membuat perubahan
dalam kestabilan badan. Pusat gravitasi akan mengalami
perpinndahan ke depan akibat hormon relaxin yang membuat
sendi-sendi lebih longgar. Gerakan ini berfungsi untuk
menstabilkan rongga panggul, postur tubuh, memperkuat otot
punggung dan kaki (Suananda, 2018). Gerakan stabilisasi
adalah sebagai berikut :
(1) Mountain pose (tadasana)
Posisi berdiri yang stabil dan nyaman selama hamil, beri
jarak di antara kedua kaki sesuai kenyamanan ibu. Berdiri
dengan membagi berat badan sama rata.
Gambar 2.4. Mountain Pose
Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018
(2) Tree Pose (Vrksasana)
Pindahkan berat badan ke kaki kanan, tekuk lutut kiri dan
letakkan telapak kaki kiri di punggung kaki kanan, betis
kanan atau paha di dalam kaki kanan. Satukan kedua
tangan di depan dada. Tahan beberapa saat dan jaga
keseimbangan tubuh
41
Gambar 2.5. Tree Pose (Vrksasana)
Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018
(3) Cow pose-cat pose (bitilasana marjarisana)
Lakukan posisi merangkak. Tarik napas, angkat kepala
sedikit, jauhkan bahu dan telinga, tulang ekor diarahkan
sedikit ke atas. Keluarkan napas, tundukkan kepala, bawa
masuk tulang ekor ke arah dalam. Gerakan ini dapat
membantu menstabilkan tulang belakang
Gambar 2.6. Cow Pose-Cat Pose (Bitilasana Marjarisana)
Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018
b) Peregangan
Peregangan penting dilakukan untuk relaksasi otot terutama
quadrus lumborum, erector spina, otot oblique eksterna dan
interna. Menjaga kelenturan sendi-sendi tulang belakang dan
42
memberi ruang pada rongga dada (Suananda, 2018). Gerakan
peregangan adalah sebagai berikut :
(1) Peregangan Otot Leher
Posisi bisa dilakukan duduk atau berdiri. Angkat tangan
kanan dan letakkan di telinga kiri. Lakukan peregangan
peregangan ke sisi kanan dan lakukan sebaliknya. Gerakan
ini berfungsi untuk meregangkan otot-otot di area leher. ke
sisi kanan dan lakukan sebaliknya. Gerakan ini berfungsi
untuk meregangkan otot-otot di area leher.
Gambar 2.7. Peregangan Otot Leher
Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018
(2) Standing lateral stretch (ardhakati chakrasana)
Posisi berdiri dan buka kedua kaki selebar panggul. Tarik
nafas, jalin jarijari dan angkat ke atas. Keluarkan napas dan
bawa tangan ke arah kanan dan sisi kiri tubuh lalu tahan
beberapa saat.
43
Gambar 2.8. Standing Lateral Stretch (Ardhakati
Chakrasana)
Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018
(3) Triangle pose (trikonasana)
Buka kedua kaki lebar, kaki pararel menghadap ke depan.
Putar kaki kanan ke arah luar, panggul dan perut tidak ikut
berputar. Tarik napas dan buka kedua tangan ke samping
Gambar 2.9. Triangle Pose (Trikonasana)
Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018
(4) Revolved head to knee pose (parivrtta janu sirsasana)
Duduk dan luruskan kedua kaki. Tekuk dan buka lutut ke
arah lantai lalu dekatkan tumit kanan ke paha dalam kiri.
Letakkan tangan kiri di lantai. Tarik napas dan angkan
44
tangan kanan ke atas, keluarkan nafas dan bawa tangan
kanan ke kiri.
Gambar 2.10. Revolved Head to Knee Pose (Parivrtta Janu
Sirsasana)
Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018
(5) Twisting variation (janu sirsasana)
Duduk dan buka lutut kiri ke arah lantai. Letakkan tangan
kanan di depan lutut kanan dan tangan kiri di belakang
lutut kiri. Tarik napas, tegakkan tulang belakang.
Keluarkan napas dan perlahan putar badan ke kiri dan
kanan.
Gambar 2.11. Twisting Variation (Janu Sirsasana)
Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018
(6) Peregangan otot pinggang
Tidurlah terlentang dan tekuklah lutut, arah telapak tangan
ke bawah dan berada di samping badan. Angkatlah
pinggang secara perlahan. Lakukanlah sebanyak 8 kali.
45
Gambar 2.12. Peregangan Otot Pinggang
Sumber : Kemenkes RI, Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil,
2010
(7) Peregangan lutut
Posisi tidur terlentang, tekuk lutut kanan. Lutut kanan
digerakkan perlahan ke arah kanan lalu kembalikan.
Lakukan sebanyak 8 kali dan lakukan hal yang sama untuk
lutut kiri.
Gambar 2.13. Peregangan Lutut
Sumber : Kemenkes RI, Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil,
2010
(8) Peregangan otot kaki
Duduk dengan kaki diluruskan ke depan dengan tubuh
bersandar tegak lurus (rileks). Tarik jari-jari ke arah tubuh
secara perlahan-lahan lalu lipat ke depan. Lakukan
sebbanyak 10 kali, perhitungan sesuai dengan gerakan.
46
Tarik kedua telapak kaki ke arah tubuh secara perlahan-
lahan dan dorong ke depan. Lakukan sebanyakk 10 kali
Gambar 2.14. Peregangan Otot Kaki
Sumber : Kemenkes RI, Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil,
2010
c) Persiapan proses persalinan
Pada proses persalinan, area panggul dan sekitar akan menjadi
daerah yang perlu diperhatikan. Posisi persalinan dan proses
mengejan membutuhkan kekuatan dan kelenturan otot-otot
dasar panggul. Gerakan berikut ditujukan untuk memberikan
peregangan pada otot dasar panggul, melenturkan otot area
panggul dan paha antara lain hamstring, adductor group,
quadriceps femoris, gluteus group. Memberi ruang bagi janin
untuk masuk panggul pada trimester III dan meringankan nyeri
punggung dan panggul (Suananda, 2018). Gerakan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
(1) Bound angle pose (baddha konasana)
Posisi duduk, tekuk dan buka kedua lutut ke arah lantai.
Satukan kedua telapak kaki dan pegang dengan tangan.
Tarik nafas dan tegakkan tulang belakang. Dengan
menjaga tulang belakang tetap tegak, bawa tubuh ke arah
47
depan sedikit dan pastikan tidak menekan perut. Gerakan
ini dapat dikombinasikan dengan senam kegel.
Gambar 2.15. Bound Angle Pose (Baddha Konasana)
Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018
(2) Garland pose (malasana)
Posisi jongkok, buka kedua kaki cukup lebar. Letakkan
kedua telapak kaki di lantai dan pastikan lutut membuka
cukup lebar untuk memberi ruang bagi janin. Bawa masuk
siku kanan di depan lutut kanan dan bawa masuk siku kiri
di depan lutut kiri. Satukan dan tekan telapak tangan di
depan dada.
Gambar 2.16. Garland Pose (Malasana)
Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018
(3) Latihan mengedan dan posisi persalinan
Latihan ini hanya dilakukan oleh ibu hamil usia kehamilan
lebih atau sama dengan 37 minggu. Gerakan yang
48
dilakukan yaitu posisi persalinan dan cara mengatur napas
saat mengedan selama persalinan.
d) Restorative (gerakan relaksasi)
Gerakan yang membantu tubuh dan pikiran menjadi lebih
tenang dan relaks. Tujuan gerakan ini adalah mengembalikan
stamina, meregangkan otot yang kaku, memberikan posisi
yang nyaman dan menenangkan tubuh (Suananda, 2018).
(1) Melting heart pose (anahatasana)
Posisi berlutut, letakkan kedua tangan di lantai dan
jalankan kedua tangan di sampai lurus di depan kepala.
Rebahkan dada, pipi kanan di atas guling dan pejamkan
kedua mata. Biarkan kedua panggul terangkat, relaks dan
nikmati peregangan pada pinggang. Gerakan ini dapat
dilakukan untuk ibu hamil dengan letak janin sungsang
untuk membantu mengembalikan poisisi janin letak kepala.
Gambar 2.17. Melting Heart Pose (Anahatasana)
Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018
(2) Posisi tidur yang nyaman (Savasana)
Posisi ini merupakan saat yang tepat untuk menjalin
hubungan ibu dengan janin. Ibu dalam posisi relaks dan
tenang, merasakan tiap gerakan janin dan berbicara dari
49
hati ke hati. Pastikan miring kiri untuk menghindari
tekanan pada vena cava inferior terutama pada trimester
ketiga. Sangga punggung dengan bantal dan atur musik
yang nyaman.
Gambar 2.18. Posisi Tidur yang Nyaman (Savasana)
Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2010
4. Karakteristik Ibu Bersalin
a. Usia
Usia persalinan yang aman pada ibu adalah usia antara 20
sampai 35 tahun. Usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun
merupakan usia rawan bagi persalinan. Kondisi fisik ibu dengan umur
lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan proses kelahirannya. Hal
ini pun turut mempengaruhi kondisi janin. (Sulistyawati, 2015). Usia
ibu bersalin dapat berpengaruh mengenai komplikasi dimana usia
lebih muda akan merasakan rasa nyeri yang lebih dibanding usia yang
tua. Usia 20-35 tahun merupakan usia yang sehat untuk hamil dan
melahirkan. Umur sangat menentukan suatu kesehatan ibu, ibu
dikatakan beresiko tinggi apabila ibu hamil berusia dibawah 20 tahun
dan di atas 35 tahun. (Afritayeni, 2017).
50
b. Paritas
Paritas adalah jumlah atau banyaknya persalinan yang pernah
dialami ibu baik lahir hidup maupun mati. Paritas 2 sampai 3
merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal.
Ibu dengan paritas tinggi lebih dari 3 memiliki angka maternal yang
tinggi karena dapat terjadi gangguan endometrium. Penyebab
gangguan endometrium tersebut dikarenakan kehamilan berulang.
Sedangkan pada paritas pertama berisiko karena rahim baru pertama
kali menerima hasil konsepsi dan keluwesan otot rahim masih terbatas
untuk pertumbuhan janin (Winkjosastro, 2013). Jumlah paritas telah
menarik perhatian peneliti dalam kesehatan ibu dan anak.
Dikatakannya bahwa terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang
berparitas rendah lebih baik daripada yang berparitas tinggi, terdapat
asosiasi antara tingkat paritas dan penyakit-penyakit tertentu yang
berkaitan dengan kehamilan (Notoatmodjo, 2012). Paritas dapat
dibedakan menjadi nulipara yaitu paritas 0, primipara yaitu paritas 1,
multipara yaitu paritas 2-4, dan grandemultipara yaitu paritas lebih
dari 4 (Prawirohardjo, 2014).
Banyaknya jumlah paritas dapat berpengaruh terhadap tingkat
nyeri pada saat persalinan. Pada multipara ibu sudah mempunyai
pengalaman dalam proses persalinan dan juga pernah mengetahui dan
merasakan nyeri pada persalinan. Berbeda dengan primipara,
persalinan dialaminya merupakan pengalaman pertama kali. Menurut
51
teori Manuaba (2012), ibu yang berusia 20-35 tahun secara fisik dan
psikologis sudah siap dalam menghadapi kehamilan. Secara biologis
para wanita dianjurkan mengandung di usia muda, tetapi usia ideal
untuk mengandung sebaiknya berusia 20-35 tahun. Potter & Perry
(2010) menyatakan bahwa usia yang berpengaruh terhadap nyeri
adalah usia pra sekolah karena pada usia tersebut, anak cenderung
belum bisa mengekspresikan nyeri yang dirasakan, sedangkan pada
usia lebih dari 60 tahun, kemampuan metabolisme tubuh telah
menurun, dan sering terjadi penurunan kepekaan saraf sehingga pada
usia tersebut presepsi nyeri telah berkurang (Abdo, 2011).
c. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur
hidup (Notoatmodjo, 2012). Tingkat pendidikan ibu bersalin juga
sangat berperan dalam kualitas pelayanan bayinya. Informasi yang
berhubungan dengan perawatan kehamilan sangat dibutuhkan
sehingga akan meningkatkan pengetahuannya. Penguasaan
pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat pendidikan seseorang. Hal
itu menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin baik pula pengetahuannya tentang sesuatu. Pada ibu bersalin
dengan tingkat pendidikan rendah kadang ketika tidak mendapatkan
cukup informasi mengenai kesehatannya maka ia tidak mengetahui
mengenai bagaimana cara menghadapi persalinan yang baik
52
(Sulistyawati, 2015). Tingkat pendidikan sangat memengaruhi
bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab dan
solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi biasanya
bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang yang berpendidikan
akan lebih mudah menerima gagasan baru. Demikian halnya dengan
ibu berpendidikan tinggi akan memeriksakan secara teratur
kehamilannya demi menjaga kesehatan dirinya dan anak dalam
kandungannya dan memiliki pengetahuan mengenai komplikasi pada
saat persalinan termasuk nyeri persalinan (Jane, 2014).
Tingkat pendidikan adalah lamanya mengikuti pendidikan
formal dan mempunyai ijazah sesuai strata pendidikan di Indonesia.
Menurut UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 14
menjelaskan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi yang
diklasifikasikan pada pasal 17 yaitu pendidikan dasar meliputi SD,
SLTP atau sederajat. Pasal 18 yaitu pendidikan menengah yaitu SLTA
sederajat 10 dan pada pasal 19 yaitu pendidikan tinggi mencakup
program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor
yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Meskipun nyeri
persalinan bersifat subyektif, namun tingkat pendidikan sering
dijadikan sebagai variabel yang signifikan berpengaruh terhadap
intensitas nyeri persalinan. (Ayu & Supliyani, 2017). Menurut teori
Indrayanto (2010), bahwa pendidikan berkaitan erat dengan segala
53
sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan manusia mulai
perkembangan fisik, kesehatan keterampilan, pikiran, perasaan,
kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan iman. Level
pendidikan berhubungan dengan meningkatnya skala nyeri yang
diakibatkan dari kurangnya strategi koping sehingga seseorang
dengan level pendidikan rendah kurang mampu beradaptasi dengan
nyeri (Thomten, Soares & Sumdin, 2012). Smith et al. (2014)
mengatakan bahwa pendidikan formal mempengaruhi persepsi
seseorang terhadap nyeri. Seseorang dengan level pendidikan formal
yang rendah mengalami kesulitan dalam mengakses sumber belajar
khususnya pengetahuan tentang nyeri.
d. Pekerjaan
Menurut Badan Pusat Statistik jenis pekerjaan adalah jenis
kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha
atau kegiatan. Jenis pekerjaan diklasifikasikan bekerja dan tidak
bekerja. Pekerjaan berkaitan dengan aktivitas atau kesibukan ibu.
Kesibukan ibu akan menyita waktu sehingga pemenuhan pemeriksaan
selama kehamilan berkurang atau tidak dilakukan (Sunarsih, 2015).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan atau aktivitas bagi
ibu hamil adalah aktivitasnya berisiko bagi kehamilan dan akan
berpengaruh pada saat proses persalinan
54
B. Kerangka Teori
Gambar 2.19 Keraangka Teori
Kehamilan Persalinan Yoga Prenatal
a. Pengertian
b. Perubahan Psikologis
Ibu Hamil
c. Perubahan Adaptasi
Psikologis Ibu Hamil
d. Antenatal Care/ANC
e. Kunjungan ANC
f. Tujuan Pemeriksaan
Kehamilan
g. Standar Asuhan
Pelayanan Pemeriksaan
ANC
a. Pengertian
b. Faktor yang
Mempengaruhi
Persalinan
c. Kala dan Fase
Persalinan
a. Pengertian
b. Manfaat
c. Syarat
d. Aturan utama
dalam Yoga
Prenatal
e. Aturan tambahan
yoga prenatal
f. Gerakan yoga
prenatal
Karakteristik Ibu Inpartu
a. Usia
b. Paritas
c. Pendidikan
d. pekerjaan
Gambaran Lama Persalinan Pada Ibu Inpartu
dengan Yoga Prenatal
55
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.20
Kerangka Konsep Gambaran Lama Persalinan Ibu Inpartu dengan Yoga
Prenatal
Gambaran Lama Persalinan
dengan Yoga Prenatal
Memendek
Memanjang
56
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif. Pendekatan yang dipakai dengan menggunakan data
sekunder dan teknik pengambilan data secara retrospektif. Penelitian
Deskriptif Retrospektif merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu
keadaan secara objektif dengan melihat ke belakang (Notoatmodjo, 2010).
Desain penelitian ini digunakan untuk mengetahui gambaran ibu inpartu
dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan Magelang.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakterisik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi penelitian ini adalah seluruh
ibu yang melakukan yoga prenatal dalam periode bulan Januari-Juni 2021
di Klinik Aurelia, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah sebanyak 45 orang.
57
2. Sampel
Sampel merupakan bagian yang diambil dari keseluruhan obyek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik penarikan
sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Total Sampling.
Menurut Sugiyono (2014:124) total sampling adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel
dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melakukan yoga
prenatal selama periode waktu bulan Januari sampai dengan Juni 2021 di
Klinik Aurelia Muntilan, Magelang, Jawa Tengah sebanyak 45 orang.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu ciri / ukuran yang dimiliki oleh
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok lain (Septyanto, 2016). Penelitian ini menggunakan variabel
tunggal yaitu gambaran lama persalinan pada ibu impartu dengan yoga
prenatal di Klinik Aurelia Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.
2. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Definisi variabel – variabel penelitian harus dirumuskan untuk
menghindari kesesatan dalam mengumpulkan data (Sugiyono, 2013).
58
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur
Gambaran
Lama
Persalinan Pada
Ibu Inpartu
Dengan Yoga
Prenatal
Lama persalinan pada ibu
inpartu yang telah
melakukan yoga prenatal
dan dihitung dari
pembukaan 0 sampai 10.
Primigravida
< 12 jam
≥ 12 jam
Multigravida
< 8 jam
≥ 8 jam
Checclist,
Partograf atau
rekam medis
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Klinik Aurelia Muntilan, Magelang, Jawa
Tengah.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2021.
E. Sumber Data Penelitian
1. Persiapan
Setelah ujian disetujui, peneliti melakukan uji etik dengan mengisi
blanko yang diberikan petugas. Setelah terisi peneliti menyerahkan
blanko tersebut beserta proposal yang sudah disetujui oleh pembimbing.
Kemudian peneliti mengurus surat pengantar dari kampus untuk izin
penelitian, agar peneliti mendapatkan izin dari klinik untuk melakukan
penelitian
59
2. Pelaksanaan
Peneliti meyerahkan surat izin penelitian dari kampus pada pihak
klinik untuk meminta surat izin penelitian. Setelah diberikan izin untuk
melakukan penelitian, peneliti datang ke tempat yang sebelumnya
mendapatkan informasi dari bidan atau mahasiswa bidan jika ada ibu
inpartu dengan riwayat yoga sesuai dengan kriteria inklusi peneliti.
3. Pengecekan Kelengkapan Data
Pada saat pengambilan data, peneliti melakukan pengecekan data
dan mengisi data yang sudah diperoleh pada saat peneliti melakukan
penelitian terhadap responden.
4. Penyusunan Laporan
Peneliti melakukan penyusunan laporan setelah mendapatkan data
dari hasil penelitian yang diambil dari tempat yang akan diteliti.
F. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Instrument dalam penelitian ini adalah sarana yang harus dibuat
untuk menampung dan mengolah berbagai data yang akan
dikumpulkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang
digunakan adalah dokumen sekunder. Pengambilan data sekunder
yaitu data atau dokumen yang diperoleh dari sumber asli, yakni
menggunakan rekam medis.
60
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolaan Data
Setelah data terkumpul, kemudian data diolah. Pengolahan
dilakukan secara manual, langkah-langkah pengelohan data sebagai
berikut :
a. Editing (Penyuntingan)
Yaitu memeriksa data yang telah terkumpul yang berasal dari
rekam medis agar tidak terjadi kesalahan.
b. Skoring (Memberikan Nilai)
Merupakan pemberian skor atau bobot pada setiap jawaban dari
pernyataan kuesioner. Skoring dilakukan setelah ditetapkan kode
jawaban atau hasil observasi dapat diberikan skor. Kegiatan
skoring yaitu untuk setiap jawaban yang sesuai (benar) diberi nilai
1 sedangkan untuk jawaban yang tidak sesuai diberi 0.
c. Coding (Pengkodean)
Dilakukan setelah penyuntingan (skoring) berupa pemberian nilai
berasal dari responden untuk memudahkan pengolahan data.
2. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis univariat. Teknik univariat
digunakan untuk mengetahui distribusi dan presentasi dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2012). Berikut merupakan tehnik perhitungan dalam
analisa univariat yaitu :
61
Dimana:
P : Persentase
f : frekuensi
N : jumlah seluruh observasi
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan oleh peneliti di Klinik Aurelia. Klinik
Aurelia beralamat di Sedayu 1 RT 05 RW 14, Sedayu 1, Sedayu,
Kecamatan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Penelitian telah dilakukan
pada tanggal 09 September 2021. Klinik Aurelia merupakan salah satu
bentuk pelayanan kesehatan dasar yang diberikan oleh bidan kepada
pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan
dan kemampuannya ditujukan khusus perempuan. Dengan pelayanan
diantaranya:
1. Persalinan 24 jam
2. Pemeriksaan dan konsultasi program kehamilan
3. Pelayanan imunisasi
4. Pelyanan KB
5. Kesehatan ibu dan anak
6. Kesehatan reproduksi wanita
7. Senam yoga ibu hamil
Klinik Aurelia juga memberikan pelayanan pijet dan Spa oleh bidan
terapis, terlatih, profesional, dan bersertifikasi internasional infant massage
yang memenuhi kualifikasi dan ijin resmi. Dengan pelayanan diantaranya:
1. Pijat bayi dan anak
63
2. Spa bayi dan anak
3. Pijat terapi pediatrik
4. Pijat terapi tumbuh kembang
5. Pijat hamil dan nifas
6. Spa ibu hamil dan nifas
7. Homecare/home visite
Sementara ruang pelayanan terdiri dari:
1. Ruang pendaftaran
2. Ruang bersalin
3. Ruang pemeriksaan
4. Ruang rawat inap
5. Ruang pijat/spa
6. Ruang yoga
7. Ruang obat/Apotek
Klinik Aurelia dalam menjalankan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat memiliki 4 bidan yaitu sebagai ceo, penanggung jawab shift,
dan 2 bidan pelaksana. Selama masa pandemi Klinik Aurelia menerapkan
kesehatan dan keselamatan diantaranya wajib mengenakan masker baik
staf maupun pasien, staf wajib menyemprotkan disinfektan ke permukaan
diantara kunjungan pelanggan, wajib melakukan pengukuran suhu tubuh,
dan wajib mencuci tangan sebelum masuk klinik.
64
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian sampel dengan tehnik pengambilan data
sekunder, didapatkan data dengan jumlah 30 orang dengan hasil sebagai
berikut:
1. Karateristik Ibu Bersalin Yang Mengikuti Yoga Prenatal Berdasarkan
Usia di Klinik Aurelia
Distribusi subyek penelitian berdasarkan umur dikelompokan
atas: usia reproduksi muda apabila ibu bersalin berumur kurang dari
sama dengan 20 tahun, usia reproduksi sehat apabila ibu bersalin
berumur antara 21-35 tahun, dan usia reproduksi tua apabila ibu
bersalin berumur lebih dari sama dengan 36 tahun dapat dilihat dari
tabel dibawah ini:
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia di Klinik Aurelia
Muntilan, Magelang, Jawa Tengah
No Usia Frekurensi Presentasi
1 Usia Reproduksi Muda (≥20 Tahun) 1 2,2%
2 Usia Reproduksi Sehat (21-35 Tahun) 41 91,1%
3 Usia Reproduksi Tua (≤36 Tahun) 3 6,7%
Jumlah 45 100%
Sumber Data: Data Sekunder, Januari – Juni 2021.
Tabel di astas menunjukan bahwa ibu bersalin di Klinik
Aurelia adalah ibu-ibu yang memiliki usia reproduksi sehat yaitu
sebanyak 41 orang (91,1%).
65
2. Karakteristik Ibu Bersalin Yang Mengikuti Yoga Prenatal
Berdasarkan Paritas di Klinik Aurelia
Distribusi subyek penelitian berdasarkan paritas dikelompokan
atas ibu primipara dan multipara dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas di Klinik Aurelia
Muntilan, Magelang, Jawa Tengah
Paritas Frekuensi Presentasi
1 Primipara 21 46,7%
2 Multipara 24 53,3%
Jumlah 45 100%
Sumber: Data Sekunder, Januari-Juni 2021.
Tabel di atas menunjukan bahwa lebih banyak yang mengikuti
yoga prenatal adalah ibu-ibu multipara atau melahirkan lebih dari satu
kali yaitu sebanyak 24 orang (53,3%).
3. Karakteristik Ibu Inpartu Dengan Yoga Prenatal Berdasarkan Tingkat
Pendidikan di Klinik Aurelia
Distribusi subyek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan
yang dikelompokan atas : pendidikan dasar (SD,SMP/Sederajat),
Pendidikan Menengah (SMA/SMK/Sederajat), pendidikan tinggi
(Diploma/S1/S2) dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Klinik Aurelia
No Pendidikan Frekuensi Presentasi
1 Dasar (SD/SMP/Sederajat) 0 0%
2 Menengah (SMA/SMK) 33 73,3%
3 Tinggi (Diploma/S1/S2) 12 26,7%
Jumlah 45 100%
Sumber: Data Sekunder, Januari-Juni 2021.
66
Tabel diatas menunjukan bahwa yang paling banyak mengikuti
yoga prenatal adalah ibu-ibu yang memiliki tingkat pendidikan
menengah atau lulusan sma/smk yaitu sebanyak 33 orang (73,3%).
4. Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Yoga Prenatal Berdasarkan
Pekerjaan di Klinik Aurelia
Distribusi subyek penelitian berdasarkan pekerjaan
dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu bekerja dan tida bekerja
dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan di Klinik
Aurelia
Pekerjaan Frekuensi Presentasi
1 Bekerja 27 60%
2 Tidak Bekerja 18 40%
Jumlah 45 100%
Sumber: Data Sekunder, Januari-Juni 2021.
Tabel diatas menunjukan bahwa yang paling banyak mengikuti
yoga prenatal adalah ibu yang bekerja yaitu sebanyak 27 orang (60%).
5. Karakteristik Ibu Inpartu Dengan Yoga Prenatal Berdasarkan
Frekuensi Yoga di Klinik Aurelia
Distribusi subyek penelitian berdasarkan frekuesi yoga
dikelompokan menjadi 2 yaitu frekuensi yoga 1 kali dalam satu
minggu dan frekuensi 2-3 kali dalam satu minggu dapat dilihat dari
tabel dibawah ini:
67
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Peserta Berdasarkan Frekuensi Yoga di
Klinik Aurelia
No Frekuensi Yoga Frekurensi Presentasi
1 1 x seminggu 13 28,9%
2 2-3 x seminggu 32 71,1%
Jumlah 45 100%
Sumber: Data Sekunder, Januari-Juni 2021
Tabel diatas menujukan bahwa yang paling banyak mengikuti
yoga dalam 1 minggu adalah ibu yang mengikuti yoga dengan
frekuensi 2-3 kali dalam satu minggu yaitu sebanyak 32 orang (71,1%).
6. Karakteristik Ibu Inpartu Dengan Yoga Prenatal pada Primigravida
Berdasarkan Lama Persalinan Di Klinik Aurelia
Distribusi subyek penelitian berdasarkan lama persalinan
primigravida yaitu dikatakan memendek apabila <12 jam dan
dikatakan memanjang apabila ≥ 12 jam dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Peserta Yoga Primigravida Berdasarkan
Lama Persalinan Di Klinik Aurelia
No Lama Kala I Frekurensi Presentasi
1 Memendek <12 jam 19 90,4%
2 Memanjang ≥12 jam 2 9,6%
Jumlah 21 100%
Sumber: Data Sekunder, Januari-Juni 2021.
Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian ibu inpartu
primigravida mengalami pemendekan lama persalinan yaitu sebanyak
19 orang (90,4%).
68
7. Karakteristik Ibu Inpartu Dengan Yoga Prenatal Pada Multigravida
Berdasarkan Lama Persalinan Di Klinik Aurelia
Distribusi subyek penelitian berdasarkan lama persalinan
multigravida yaitu dkatakan memendek apabila <8 jam dan dikatakan
memanjang apabila ≥8 jam dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Peserta Yoga Multigravida Berdasarkan
Lama Persalinan Di Klinik Aurelia
No. Lama Kala I Frekurensi Presentasi
1 Memendek <8 jam 19 79,1%
2 Memanjang ≥8 jam 5 20.9%
Jumlah 24 100%
Sumber: Data Sekunder, Januari-Juni 2021.
Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar ibu inpartu
multigravida mengalami pemendekan lama persalinan yaitu sebanyak
19 orang (79,1%).
C. Pembahasan
Hasil penelitian yan dilakukan di Klink Aurelia Muntilan Magelang
Jawa Tengah dengan jumlah responden 45 orang menunjukan bahwa 32
orang (71,1%) rutin melakukan yoga prenatal. Hal ini dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain tingkat pendidikan dan pekerjaan. Faktor
pekerjaan sama dengan faktor sosial ekonomi dalam hal ini memegang
peran penting karena yoga pada kehamilan merupakan suatu hal baru yang
tidak semua tenaga kesehatan khususnya bidan dapat mengajarkannya
kepada ibu hamil. Berdasarkan hal tersebut maka sampai saat ini biaya
melakukan yoga prenatal masih mahal. Hal tersebut didukung dari
69
karakteristik responden yaitu terdapat 27 responden bekerja swasta dimana
ibu memeiliki penghasilan sehingga mendukung ekonomi keluarga. Sesuai
dengan Wawan dan Dewi (2011) perilaku kesehatan seseorang
dipengaruhi oleh sosial ekonomi.
Selain itu faktor pendidikan ibu juga memegang peran penting,
dimana ibu dengan pengetahuan yang tinggi akan semakin mengerti
tentang suatu objek salah satunya adalah yoga prenatal. Pengetahuan
seseorang sangat dipengaruhi oleh pendidikan.
1. Gambaran Ibu Inpartu dengan yoga prenatal berdasarkan usia
Berdasarkan usia mayoritas berusia 20-35 tahun sebanyak 41
orang (91,1%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar
usia responden masuk dalam kategori reproduksi sehat dan tidak
beresiko. Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa usia merupakan salah
satu sifat karakteristik yang utama. Usia mempunyai hubungan
pengalaman terhadap suatu masalah kesehatan atau penyakit dan
pengambilan keputusan. Menurut teori Manuaba (2012), ibu yang
berusia 20-35 tahun secara fisik dan psikologis sudah siap dalam
menghadapi persalinan. Secara biologis para wanita dianjurkan
mengandung di usia muda, tetapi usia ideal untuk mengandung
sebaiknya berusia 20-35 tahun. Kesuburan seorang ibu juga
dipengaruhi oleh usia sehingga pasangan berusia lanjut membutuhkan
waktu lebih lama untuk dapat mengandung. Wanita hamil kurang dari
20 tahun dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan
70
pertumbuhan janin karena belum matangnya alat reproduksi untuk
hamil. Kurun waktu reproduksi sehat antara 20-35 tahun.
2. Gambaran Ibu Inpartu dengan yoga prenatal berdasarkan pendidikan
Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu inpartu dalam
penelitian ini 12 responden adalah menengah (Diploma/S1) sehigga
memiliki pengetahuan yang lebih tentang manfaat yoga prenatal, dan
melakukan yoga prenatal selama kehamilannya. Hal ini sesuai dengan
Notoadmodjo (2012) bahwa pengetahuan seseorang sangat ditentukan
oleh pendidikan formal dimana diharapkan semakin tinggi pendidikan
juga akan memiliki pengetahuan yang lebih.
Hasil penelitian juga menunjukan bahwa 13 responden (28,9%)
tidak rutin melakukan yoga prenatal. Hal ini dapat dikarenakan karena
kurang menegrti tentang manfaat yoga prenatal, sehingga tidak rutin
dalam melakuka yoga. Kurangnya pengetahuan responden dapat
dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah dimana karakteristik
responden diperoleh 33 responden yang berpendidikan menengah,
sehingga akan memeiliki pengetahuan yang kurang tentang yoga
prenatal. Pernytaan diatas sesuai dengan pernyataan Notoadmodjo
(2010), bahwa perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang
(organisme) terhadap stimulus atau objek yang dapat dipengaruhi oleh
pendidikan seseorang.
71
3. Gambaran Ibu Inpartu dengan Yoga Prenatal berdasarkan Pekerjaan
Selain faktor pendidikan hal tersebut juga dikarenakan kondisi
ekonomi ibu yang kurang sehigga ibu tidak melakukan yoga secara
teratur, karena sampai saat ini yoga masih membutuhka biaya yang
mahal. Ekonomi yang kurang dapat dikarenakan karena ibu tidak
bekerja sehingga tidak dapat mendukung ekonomi keluarga. Hal ini
dapat dilihat dari karakteristik responden terdapat 18 responden yang
tidak bekerja (IRT).
Hal ini sesuai dengan Notoadmodjo (2010) bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan adalah kondisi sosial
ekonomi, dimana kondisi ekonomi cenderung memiliki perilaku
kesehatan yang lebih baik, hal ini karena mampu mencukupi
kebutuhan kesehatannya.
4. Gambaran Lama Persalinan Ibu Inpartu dengan Yoga Prenatal
berdasarkan Paritas
Berdasarkan jumlah anak mayoritas responden melahirkan
anak lebih dari satu sebanyak 24 orang (53,3%). Paritas merupakan
anak yang dilahirkan (Notoatmodjo, 2010), pada ibu bersalin yang
memiliki anak lebih dari satu akan lebih dapat mempersiapkan diri
pada saat menghadapi persalinan. Penelitian ini berhubungan dengan
paritas terhadap penurunan lama persalinan karena pengalaman
melahirkan sebelumnya.
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf

Más contenido relacionado

Similar a LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf

Kti eka nilawati
Kti eka nilawatiKti eka nilawati
Kti eka nilawatiEkaNilaWati
 
Modul Pembelajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan
Modul Pembelajaran Asuhan Kebidanan KehamilanModul Pembelajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan
Modul Pembelajaran Asuhan Kebidanan KehamilanStephanieLexyLouis1
 
Kel 3 Asuhan internal Berdasarkan Kala 1 Fase Laten.docx
Kel 3 Asuhan internal Berdasarkan Kala 1 Fase Laten.docxKel 3 Asuhan internal Berdasarkan Kala 1 Fase Laten.docx
Kel 3 Asuhan internal Berdasarkan Kala 1 Fase Laten.docxAyuFadila6
 
4794-Article Text-9774-1-10-20180403.pdf
4794-Article Text-9774-1-10-20180403.pdf4794-Article Text-9774-1-10-20180403.pdf
4794-Article Text-9774-1-10-20180403.pdfAkperKesdamBinjai
 
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS  DI POLI OBGYN RSI JEMUR...PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS  DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...Yolly Finolla
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Operator Warnet Vast Raha
 
Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester ...
Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester ...Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester ...
Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester ...Rc Suntown
 
Jurnal pengbdian 2015
Jurnal pengbdian 2015Jurnal pengbdian 2015
Jurnal pengbdian 2015dewinurfiana
 
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesisTingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesisOperator Warnet Vast Raha
 
KTI LIA AKMALIAH
KTI LIA AKMALIAH KTI LIA AKMALIAH
KTI LIA AKMALIAH Yondy Arion
 
Kti lia akmaliah
Kti lia akmaliahKti lia akmaliah
Kti lia akmaliahYondy Arion
 
Kb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternal
Kb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternalKb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternal
Kb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternalpjj_kemenkes
 

Similar a LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf (20)

Kti eka nilawati
Kti eka nilawatiKti eka nilawati
Kti eka nilawati
 
Kti eva seno safitri
Kti eva seno safitriKti eva seno safitri
Kti eva seno safitri
 
Modul Pembelajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan
Modul Pembelajaran Asuhan Kebidanan KehamilanModul Pembelajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan
Modul Pembelajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan
 
Kti ika
Kti ikaKti ika
Kti ika
 
Kel 3 Asuhan internal Berdasarkan Kala 1 Fase Laten.docx
Kel 3 Asuhan internal Berdasarkan Kala 1 Fase Laten.docxKel 3 Asuhan internal Berdasarkan Kala 1 Fase Laten.docx
Kel 3 Asuhan internal Berdasarkan Kala 1 Fase Laten.docx
 
4794-Article Text-9774-1-10-20180403.pdf
4794-Article Text-9774-1-10-20180403.pdf4794-Article Text-9774-1-10-20180403.pdf
4794-Article Text-9774-1-10-20180403.pdf
 
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS  DI POLI OBGYN RSI JEMUR...PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS  DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
 
2704
27042704
2704
 
Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester ...
Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester ...Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester ...
Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester ...
 
Makalah manejemen 7 langkah kala 1
Makalah manejemen 7 langkah kala 1Makalah manejemen 7 langkah kala 1
Makalah manejemen 7 langkah kala 1
 
Jurnal pengbdian 2015
Jurnal pengbdian 2015Jurnal pengbdian 2015
Jurnal pengbdian 2015
 
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesisTingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai hiperemesis
 
130008917 suptakbpp-gdl-ronika-9-1-ktironi-a
130008917 suptakbpp-gdl-ronika-9-1-ktironi-a130008917 suptakbpp-gdl-ronika-9-1-ktironi-a
130008917 suptakbpp-gdl-ronika-9-1-ktironi-a
 
Kti sari yanti
Kti sari yantiKti sari yanti
Kti sari yanti
 
KTI LIA AKMALIAH
KTI LIA AKMALIAH KTI LIA AKMALIAH
KTI LIA AKMALIAH
 
Kti lia akmaliah
Kti lia akmaliahKti lia akmaliah
Kti lia akmaliah
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternal
Kb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternalKb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternal
Kb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternal
 
Modul 1
Modul 1Modul 1
Modul 1
 

Último

Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 

Último (20)

Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 

LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf

  • 1. GAMBARAN LAMA PERSALINAN PADA IBU INPARTU DENGAN YOGA PRENATAL DI KLINIK AURELIA MUNTILAN MAGELANG JAWA TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan Disusun Oleh: MELANI WINDI ASTUTI NIM: 1118217 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN MULIA MADANI YOGYAKARTA 2021
  • 2. ii HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR GAMBARAN LAMA PERSALINAN PADA IBU INPARTU DENGAN YOGA PRENATAL DI KLINIK AURELIA MUNTLAN MAGELANG JAWA TENGAH Diajukan Oleh : MELANI WINDI ASTUTI NIM. 1118217 Pembimbing I Nurul Ariningtyas, S.ST., MPH Tanggal: ...................... NIK. 12.10.036 Pembimbing II Yulia Adhisty, S.ST, M.Kes Tanggal: ...................... NIK. 15.06.044
  • 3. iii HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah dengan judul “GAMBARAN LAMA PERSALINAN PADA IBU INPARTU DENGAN YOGA PRENATAL DI KLINIK AURELIA MUNTILAN, MAGELANG, JAWA TENGAH” telah diperiksa dan dipertahankan di hadapan penguji Karya Tulis Ilmiah Diploma III Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta pada : Hari : Tanggal : Untuk Selanjutnya dapat dilakukan penelitian. Penguji, Sri Widarti, S.SiT., MKM NIK. 09.10.019 Mengetahui, Direktur Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta Nurul Ariningtyas, S.ST., MPH NIK. 12.10.036
  • 4. iv GAMBARAN LAMA PERSALINAN PADA IBU INPARTU DENGAN YOGA PRENATAL DI KLINIK AURELIA MUNTILAN, MAGELANG, JAWA TENGAH Melani Windi Astuti1 , Nurul Ariningtyas2 , Yulia Adhisty3, Sri Widarti4 Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta INTISARI Latar Belakang : persalinan diseluruh dunia pada awal tahun 2019 terdapat 395.000 persalinan diseluruh dunia (UNICEF, 2020). Di samping itu, setiap tahun terdapat lebih dari 2,5 juta bayi lahir dalam kondisi meninggal (UNICEF, 2018). Jumlah ibu bersalin di Indonesia tercatat sebanyak 5.050.637 orang, jumlah kelahiran di Indonesia naik 20% setiap tahunnya (KEMENKES RI, 2019) Tujuan : Untuk mengetahui gambaran lama persalinan pada ibu inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Metode Penelitian : jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu yang melakukan yoga prenatal di Klinik Aurelia, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 45 ibu. Metode sampel adalah total sampling. Analisis mengguakan deskriptif retrospektif. Hasil : sebagian besar responden masih dalam kategori reproduksi sehat (21-35 tahun), yaitu sebanyak 73,3% dengan pendidikan terakhir sampai menengah, dengan status pekerjaan sebagian besar bekerja 60%, ibu yang mengikuti yoga prenatal 53,3% ibu multipara, dengan frekuensi yoga normal 71,1%, dan mengalami kemajuan persalinan sebanyak 88,9%. Ibu primigravida mengalami pemendekan lama persalinan sebnayak 90,4% dan 83,3% pada ibu multigravida. Kesimpulan : sebagian besar responden masih dalam kategori reproduksi sehat (21-35 tahun), yaitu sebanyak 73,3% dengan pendidikan terakhir sampai menengah, dengan status pekerjaan sebagian besar bekerja 60%, ibu yang mengikuti yoga prenatal 53,3% ibu multipara, dengan frekuensi yoga normal 71,1%, dan mengalami kemajuan persalinan sebanyak 88,9%. Ibu primigravida mengalami pemendekan lama persalinan sebanyak 90,4% dan 83,3% pada ibu multigravida Kata kunci : Lama Persalinan, Yoga Prenatal 1 Mahasiswa DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta 2 Pembimbing 1 Nurul Ariningtyas, S.ST., MPH 3 Pembimbing 2 Yulia Adhisty, S.ST., M.Kes 4 Penguji Sri Widarti, S.ST., MKM
  • 5. v DESCRIPTION OF THE LENGTH OF LABOR IN PARTU WITH PRENATAL YOGA AT AURELIA MUNTILAN CLINIC MAGELANG CENTRAL JAVA Melani Windi Astuti1 , Nurul Ariningtyas2 , Yulia Adhisty3 , Sri Widarti4 Midwifery Academy of Mulia Madani Yogyakarta ABSTRACT Background: Childbirth around the world at the beginning of 2019 there were 395,000 births worldwide (UNICEF, 2020). In addition, every year more than 2.5 million babies are born dead (UNICEF, 2018). The number of maternity mothers in Indonesia was recorded at 5,050,637 people, the number of births in Indonesia rose by 20% annually (KEMENKES RI, 2019) Purpose: To find out the old picture of childbirth in inpartu mothers with prenatal yoga at Aurelia Clinic, Muntilan, Magelang, Central Java. Research Method: This type of research is using quantitative descriptive research methods. The population of this study was all mothers who did prenatal yoga at Aurelia Clinic, Muntilan, Magelang, Central Java. The population in the study was 45 mothers. The sample method is total sampling. The analysis is descriptive retrospective. Results: most respondents are still in the category of healthy reproduction (21-35 years), which is as much as 73.3% with last to secondary education, with employment status mostly working 60%, mothers who follow prenatal yoga 53.3% multipara mothers, with a normal yoga frequency of 71.1%, and experiencing progress in childbirth as much as 88.9%. Primigravida mothers experienced a shortening of labor duration by 90.4% and 83.3% in multigravida mothers. Conclusion: most respondents are still in the category of healthy reproduction (21-35 years), which is as much as 73.3% with last to secondary education, with employment status mostly working 60%, mothers who follow prenatal yoga 53.3% multipara mothers, with a normal yoga frequency of 71.1%, and experiencing progress in childbirth as much as 88.9%. Primigravida mothers experienced a shortening of labor duration by 90.4% and 83.3% in multigravida mothers. Keywords: Long Labor, Prenatal Yoga 1 Student DIII Midwifery Academy of Mulia Madani Yogyakarta 2 Supervisor 1 Nurul Ariningtyas, S.ST., MPH 3 Supervisor 2 Yulia Adhisty, S.ST., M.Kes 4 Examiner Sri Widarti, S.ST., MKM
  • 6. vi KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat-Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Gambaran Lama Persalinan pada Ibu Inpartu dengan Yoga Prenatal di Klinik Aurelia Muntilan, Magelang, Jawa Tengah”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Diploma III Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta. Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. H Mujidin S,Psi., M.Si, selaku Ketua Yayasan Barokatul Ummah Wal’ilmi, yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menempuh studi kebidanan di Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta. 2. Ibu Nurul Ariningtyas, S.ST. MPH, selaku Direktur Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta dan selaku pembimbng I yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan menyusun laporan tugas akhir ini. 3. Ibu Yulia Adhisty, S.ST., M.Kes, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan sehingga laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan. 4. Ibu Sri Widarti, SSiT., MKM, selaku ketua penguji yang telah memberikan bimbingan sehingga laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan.
  • 7. vii 5. Ibu Reny Dwi Agustina, S. Tr. Keb, CH, CHT, CHp, CHE, CBMT, C.MBST, selaku pemilik Klinik Aurelia yang telah memberi izin dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 6. Bapak, Ibu, kakak dan adikku atas cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga laporan tugas akhir ini selesai pada waktunya. 7. Rekan seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas amal baik dan telah diberikan dan semoga laporan tugas akhir ini berguna bagi semua pihak yang memanfaatkan. Yogyakarta, September 2021 Penulis
  • 8. viii MOTTO -Orang tidak akan tau apa yang ngebentuk kita sampai hari ini dan bentuk kehancuran kita sekalipun. Apapun yang kalian hadapi, kalian harus yakin bahwa yang namanya sedih, susah itu ga mungkin seumur hidup. Kalau besar usaha kita, sebesar keyakinan sama mimpi kita, yang pahit ini pasti berlalu- -Apabila yang didepan membuatmu takut, dan apa yang dibelakang membuatmu luka. Lihatlah ke atas. Tuhan tidak pernah gagal menolongmu- -Awalnya kepikiran untuk “nyerah” tapi tidak jadi. Emangnya kalo udah nyerah, mau ngapain? Emangnya kalo nyerah dijamin jalannya jadi mudah? Lanjut ajalah. Semangat!- -Kita tidak ditakdirkan untuk disukai semua orang. Yang benci, biarlah benci dengan alasan-alasannya sendiri. Jangan berusaha meyakinkan, sebab dia akan tetap lebih yakin dengan kebenciannya- -Aku tidak pernah berusaha lebih baik dari orang lain. Aku hanya berusaha lebih baik dari diriku yang dulu- -Teruslah berusaha sampai mereka yang tidak tahu kisahmu hanya bisa berkata “betapa beruntungnya dia”-
  • 9. ix PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis diberi kemudahan dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan baik. Terimakasih atas motivasi, dukungan, dan doa dari semua pihak yang telah ikut serta dalam penyelesaian pembuatan Laporan Tugas Akhir ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Saya ucapkan terimakasih untuk Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. 2. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sutarno dan Ibu Witri yang telah mendidik, membesarkan, dan memberi dukungan penuh selama ini. Kakak-kakakku tersayang Wahyuningsih dan Dadariningsih yang selalu memberikan support penuh untuk adik terkecil kalian ini. 3. Dosen pembimbing yang paling baik, sabar, yang sudah memberi motivasi, semangat, bimbingan, dan bahkan membantu mencari tempat penelitian sehingga terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini, yaitu ibu Nurul Ariningtyas, S.ST., MPH dan ibu Yulia Adhisty, S.ST., M.Kes. 4. Rekan asrama Darus Syifa’ terkhusus blok khotijah, terimakasih sudah saling menguatkan selama ini dalam keadaan senang maupun susah. Serta rekan seangkatan tahun 2018 Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta. 5. Untuk my bestie Sutikah, Rahma, Aisyah, Arum, dan Delfi. Semangat untuk kita semua, terimakasih sudah memberikan bahu kalian untuk tempat bersandar dan menangis, sukses untuk kita semua.
  • 10. x DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii INTISARI ......................................................................................................... iv ABSTRACT ...................................................................................................... v KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi MOTTO ............................................................................................................ viii PERSEMBAHAN ............................................................................................. ix DAFTAR ISI...................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xv BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6 E. Keaslian Penelitian ................................................................................. 9 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 11 A. Tinjauan Teori ........................................................................................ 11 1. Kehamilan ........................................................................................ 11 a. Pengertian ................................................................................... 11 b. Perubahan Psikologi Ibu Hamil ................................................. 12 c. Perubahan Adaptasi Psikologi Ibu Hamil .................................. 13 d. Antenatal Care / ANC ................................................................ 14 e. Kunjungan ANC ........................................................................ 15 f. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan ................................................ 16 g. Standar Asuhan Pelayanan ANC ............................................... 17 2. Persalinan ......................................................................................... 22 a. Pengertian ................................................................................... 22 b. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan ..................................... 22 c. Tahapan Persalinan .................................................................... 30 3. Yoga Prenatal .................................................................................. 35 a. Pengertian ................................................................................... 35 b. Manfaat ...................................................................................... 35 c. Syarat Yoga Prenatal ................................................................. 36 d. Aturan Utama dalam Yoga Prenatal .......................................... 37 e. Aturan Tambahan Yoga Prenatal .............................................. 37 f. Gerakan Yoga Prenatal .............................................................. 38 4. Karakteristik Ibu Inpartu .................................................................. 49 a. Usia ............................................................................................ 49 b. Paritas ......................................................................................... 50 c. Pendidikan .................................................................................. 51
  • 11. xi d. Pekerjaan .................................................................................... 53 B. Kerangka Teori ....................................................................................... 54 C. Kerangka Konsep ................................................................................... 55 BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................... 56 A. Desain Penelitian .................................................................................... 56 B. Populasi dan Sampel .............................................................................. 56 C. Variabel Penelitian dan Definisi Penelitian ........................................... 57 D. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 58 E. Sumber Data Penelitian .......................................................................... 58 F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 59 G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ........................................... 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 62 A. Gambaran umum tempat penelitian ....................................................... 62 B. Hasil penelitian ....................................................................................... 64 C. Pembahasan ............................................................................................ 68 D. Keterbatasan penelitian .......................................................................... 74 BAB V PENUTUP ............................................................................................ 76 A. KESIMPULAN ...................................................................................... 76 B. SARAN .................................................................................................. 77 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 78 LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 82
  • 12. xii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Keaslian Penenlitian ...................................................................... 9 Tabel 2.1 Perbedaan Kunjungan Dan Awal Antenatal ................................. 16 Tabel 2.2 Ukuran Diameter Dan Presentasi Janin ........................................ 28 Tabel 3.1 Definisi Operasional ..................................................................... 58 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ....................................... 64 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas ..................................... 65 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................. 65 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan ................................ 66 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Frekuensi Yoga ....................... 67 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Yoga Primigravida ....................................... 67 Table 4.7 Distribusi Frekuensi Yoga Multigravida ....................................... 68
  • 13. xiii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kurve Fridesmen ....................................................................... 31 Gambar 2.2 Centering ................................................................................... 38 Gambar 2.3 Nadi Sodhana (Pernapasan) ...................................................... 39 Gambar 2.4 Mountain Pose ........................................................................... 40 Gambar 2.5 Tree Pose (Vrksasana) .............................................................. 41 Gambar 2.6 Cow Pose-Cat Pose (Bitilasana Marjarisana) ........................... 41 Gambar 2.7 Peregangan Otot Leher .............................................................. 42 Gambar 2.8 Standing Lateral Stretch (Ardhakati Chakrasana) .................... 43 Gambar 2.9 Triangle Pose (Trikonasana) ..................................................... 43 Gambar 2.10 Revolved Head To Knee Pose ................................................. 44 Gambar 2.11 Twisting Variation ................................................................... 44 Gambar 2.12 Peregangan Otot Pinggang ...................................................... 45 Gambar 2.13 Peregangan Lutut .................................................................... 45 Gambar 2.14 Peregangan Otot Kaki ............................................................. 46 Gambar 2.15 Bound Angle Pose ................................................................... 47 Gambar 2. 16 Garland Pose .......................................................................... 47 Gambar 2.17 Melting Heart Pose ................................................................. 48 Gambar 2.18 Posisi Tidur Yang Nyaman ..................................................... 49 Gambar 2.19 Kerangka Teori ........................................................................ 54 Gambar 2.20 Kerangka Konsep .................................................................... 55
  • 14. xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin ............................................................... 83 Lampiran 2 Balasan Surat Penelitian ............................................................ 84 Lampiran 3 Jadwal Penelitian ....................................................................... 85 Lampiran 4 Master Tabel ............................................................................. 86 Lampiran 5 Dokumentasi .............................................................................. 90 Lampiran 6 Lembar Konsultasi ..................................................................... 91
  • 15. xv DAFTAR SINGKATAN ANC : Antenatal Care ASI : Air Susu Ibu BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana Nasional DJJ : Denyut Jantung Janin DM : Diabetes Melitus FOGI : Federation of Gynecolog and Obstetric FSH : Follicle Stimulating Hormone HB : Hemoglobin KB : Keluarga Berencana KEK : Kekurangan Energi Kronik KEMENKES : Kementrian Kesehatan LH : Luteinizig Hormone LILA : Lingkar Lengan Atas PAP : Pintu Atas Panggul RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar SPSS : Statistical Product and Service TT : Tetanus Toxoid UNICEF : United Nations Children’s Fund VDRL : Veneral Disease Research Laboratory WHO : World Health Organisation
  • 16. xvi ZSRS : Zung Self Rating Scale
  • 17. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO, 2020) mengatakan bahwa pregnancy atau kehamilan adalah proses sembilan bulan atau lebih di mana seorang perempuan membawa embrio dan janin yang sedang berkembang di dalam rahimnya. Sedangkan pengertian kehamilan diungkapkan oleh BKKBN (2020) yaitu sebuah proses bertemunya sel telur yang sudah matang dengan sperma, hingga pada akhirnya membentuk sel baru yang akan tumbuh yang nantinya akan menjadi embrio dan akan terus berkembang selama masa kehamilan. Selama kehamilan ibu mengalami perubahan secara fisik dan psikologis. Perubahan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan, terutama pada trimester ketiga. Oleh karena itu, wanita hamil harus menerima perawatan kehamilan untuk dapat beradaptasi dengan perubahan baik fisik dan psikologis. Tujuan dari perawatan selama kehamilan untuk mempersiapkan persalinan secara fisiologis sehingga ibu dan janin sehat. Salah satu cara untuk mempersiapkan ibu secara fisik dan psikologis dalam menghadapi persalinan adalah dengan mengikuti senam hamil yoga (yoga prenatal) (Pratygno, 2014). Yoga kehamilan dapat membantu hamil untuk mempersiapkan fisik dan psikologi selama persalinan normal. Persalinan normal menurut
  • 18. 2 WHO adalah persalinan dengan presentasi janin belakang kepala yang berlangsung secara spontan dengan lama persalinan dalam batas normal, berisiko rendah sejak awal persalinan hingga partus dengan masa gestasi 37 sampai 42 minggu (WHO, 2019). United Nations Children’s Fund (UNICEF, 2020) mengatakan pada awal tahun 2019 terdapat 395.000 persalinan terjadi diseluruh dunia. Hampir setengah kelahiran ini diestimasikan berasal dari 6 negara diseluruh dunia yaitu, India, China, Nigeria, Indonesia, Amerika Serikat dan Republik Kongo. Pada tahun 2018, 2,5 juta bayi baru lahir meninggal pada bulan pertama kehidupan sekitar sepertiga meninggal pada hari pertama kehidupan. Sebagian besar kematian ini disebabkan oleh hal-hal yang sesungguhnya dapat dicegah, seperti kelahiran prematur, komplikasi saat persalinan, dan infeksi seperti sepsis. Di samping itu, setiap tahun, terdapat lebih dari 2,5 juta bayi lahir dalam kondisi meninggal dunia (UNICEF, 2018). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI, 2019) mengatakan jumlah ibu bersalin tercatat sebanyak 5.050.637 orang, jumlah kelahiran di Indonesia diperkirakan naik 20% pada setiap tahunnya dan tercatat 90,32% ibu bersalin di Indonesia ditolong oleh tenaga kesehatan, yaitu seperti dokter dan bidan. Berdasarkan data Riskesdas 2013, jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh bidan sebanyak 68,6%. Sedangkan, berdasarkan data riset kesehatan dasar (RISKESDAS, 2018) jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh bidan sebanyak 62,7%. Jumlah ibu bersalin di
  • 19. 3 Provinsi Aceh pada tahun 2018 mencapai 121.924 orang dan diperkirakan kenaikan jumlah persalinan di Provinsi Aceh mencapai 10%. Data profil Kesehatan Indonesia tahun 2019 menunjukan target Angka Kematian Ibu di Indonesia pada tahun 2024 yaitu 183/100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Ibu di Jawa Timur pada tahun 2019 sebanyak 89,81 per 1000.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2019). Berdasarkan data profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2019 penduduk Jawa Tengah mengalami pertumbuhan sebesar 0,78 persen. Jumlah penduduk terbanyak di Kota Semarang sebanyak 1.814.110 jiwa (5,23 persen) dan paling sedikit di Kota Magelang sebanyak 122.111 jiwa (0,35 persen). Yoga prenatal merupakan olah fisik, mental dan pikiran yang dapat membantu persendian ibu hamil menjadi lentur dan pikiran menjadi tenang terutama pada kehamilan trimester III. Yoga tidak hanya bermanfaat pada kebugaran fisik, tetapi juga mental karena latihan yoga mengajarkan cara bernafas dalam secara sadar dan rileks. Latihan ini akan membantu ibu hamil mengahadapi persalinan. Latihan yoga yang dikombinasikan dengan latihan kardiovaskular (seperti berjalan) dapat menjadi cara yang ideal bagi ibu hamil agar tetap bugar. Yoga sangat bermanfaat antara lain memberikan rasa nyaman, stress menurun, nyeri persalinan berkurang, efikasi diri pada persalinan dan kualitas hidup meningkat, hubungan interpersonal, fungsi sistem saraf otonom, dan durasi persalinan menjadi singkat (Ayuningtyas, 2019).
  • 20. 4 Kala I persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm) pada primigravida kala I yang berlangsung kira-kira 12 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 8 jam. Kemajuan persalinan pada kala I fase aktif merupakan saat yang paling melelahkan, berat, dan kebanyakan ibu mulai merasakan sakit atau nyeri. Palam fase ini kebanyakan ibu merasakan sakit yang hebat karena kegiatan rahim mulai lebih aktif yaitu kontraksi yang semakin lama semakin kuat, dan semakin sering sehingga menimbulkan kecemasan. Kecemasan pada ibu bersalin kala I bisa berdampak meningkatnya sekresi adrenalin. Salah satu efek adrenalin adalah kontraksi pembuluh darah sehingga suplai oksigen ke janin menurun. (Suriani, 2019). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rima Pujianti, Dwi Anita Apriastuti, dan Ardiani Sulistiani dengan menggunakan Desain penelitian accidental sampling dengan pendekatan studi cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini ibu bersalin normal di Aura Cantika pada bulan April - Mei 2014, dengan teknik accidental sampling diperoleh sampel 30. Analisa data dengan menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian menunjukan dari 15 responden yang rutin melakukan senam yoga, 14 responden diantaranya (46.7%) lama persalinannya cepat, sedangkan dari 15 responden yang tidak rutin melakukan senam yoga, didapatkan 11 responden (36,7 %) mengalami persalinan cepat. Hasil uji chi square
  • 21. 5 dengan SPSS 16.0 nilai p value = 0,032 yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara senam yoga dengan lama persalinan kala I fase aktif. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Klinik Aurelia Muntilan Magelang Jawa Tengah pada bulan September didapatkan ibu hamil mengikuti yoga sekitar 85% dan kebanyakan yang mengikuti yoga akan bersalin di Klinik Aurelia. Klinik Aurelia mengadakan yoga rutin setiap 2 kali dalam seminggu, sebagian besar yang mengikuti yoga secara rutin akan mengalami fase pemendekan lama persalinan. Sejak PPKM Klinik Aurelia tidak membuka kelas Yoga dan baru dimulai kembali bulan Juni. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah gambaran lama persalinan pada ibu inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan Magelang Jawa Tengah?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui gambaran lama persalinan pada ibu inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan Magelang Jawa Tengah.
  • 22. 6 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik ibu inpartu yang melakukan yoga prenatal berdasarkan usia b. Mengetahui karakteristik ibu inpartu yang melakukan yoga prenatal berdasarkan pendidikan c. Mengetahui karakteristik ibu inpartu yang melakukan yoga prenatal berdasarkan pekerjaan d. Mengetahui karakteristik ibu inpartu yang melakukan yoga prenatal berdasarkan frekuensi yoga e. Mengetahui karakteristik ibu inpartu yang melakukan yoga prenatal berdasarkan lama persalinan ibu primigravida f. Mengetahui karakteristik ibu inpartu yang melakukan yoga prenatal berdasarkan lama persalinan ibu multigravida g. Mengetahui lama persalinan ibu inpartu primigravida yang melakukan yoga prenatal. h. Mengetahui lama persalinan ibu inpartu multigravida yang melakukan yoga prenatal. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat menambah wacana ilmu pengetahuan kebidanan terutama khususnya tentang gambaran ibu inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan Magelang.
  • 23. 7 2. Manfaat Praktis a. Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber pengetahuan baru bagi petugas atau pelayan kesehatan, terutama untuk memberikan penyuluhan atau konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan persalinan, salah satunya mengenai gambaran ibu inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan Magelang. b. Bagi Responden Dapat dijadikan saran dan masukkan bagi suami dan ibu yang sedang menunggu proses persalinan, sehingga lebih berusaha untuk melakukan persiapan agar tidak terjadi bahaya persalinan maupun bahaya masa nifas. c. Bagi Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber pustaka atau koleksi perpustakaaan Akademi Kebidanan Mulia Madani Yogyakarta, sehingga dapat memberikan pengetahuan dan wawasan baru terutama pada bagi mahasiswi kebidanan tentang hal-hal yang berkaitan dengan persiapan persalinan dalam hal ini tentang gambaran ibu inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan Magelang.
  • 24. 8 d. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi baru bagi peneliti selanjutnya yang bertema tentang gambaran ibu inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan Magelang.
  • 25. 9 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Perbedaan Rima Pujianti, Dwi Anita Apriastuti, Ardiani Sulistiani Hubungan Frekuensi Senam Yoga Dengan Lama Persalinan Kala I Fase Aktif Penelitian menggunakan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross- sectional Analisa data dengan menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian menunjukan dari 15 responden yang rutin melakukan senam yoga, 14 responden diantaranya (46.7%) lama persalinannya cepat, sedangkan dari 15 responden yang tidak rutin melakukan senam yoga, didapatkan 11 responden (36,7 %) mengalami persalinan cepat. Hasil uji chi square dengan SPSS 16.0 nilai p value = 0,032 yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara senam yoga dengan lama persalinan kala I fase aktif Perbedaan terdapat pada judul, pendekatan, metode penelitian Eva Santi Hutasoit, Susanti Hayati Pengaruh Yoga Kehamilan Dengan Kecemasan Dan Lama Persalinan Kala I Di Kota Pekanbaru penelitian case control dengan pendekatan studi observasional Analisa Data Bivariat menggunakan perhitungan chi-square. Hasil uji statistik Chi-square variabel kecemasan menunjukkan nilai p- value 0,000 < 0,05 (CI 95%), terdapat hubungan antara status kecemasan dengan senam yoga kehamilan. Variabel lama persalinan Kala I menunjukkan nilai p value 0,013 < 0,05 (CI 95%), ada hubungan antara lama kala I persalinan dengan senam yoga Perbedaan terdapat pada judul, metode, pendekatan, tempat praktik.
  • 26. 10 kehamilan. Pengaruh senam yoga dapat mengurangi tingkat kecemasan dan memperpendek kala I fase aktif persalinan. Diana Noor Fatmawati, Evi Dwi Prastiwi Pengaruh Yoga Pada Ibu Inpartu Primigravida Terhadap Kemajuan Persalinan Kala I Fase Aktif (The Effectiveness Of Yoga On The Progress Of The First Stage Of Labor In The Active Phase Of Primigravida) Desain penelitian diawali dengan pendekatan perbandingan kelompok statis. Hasil penelitian bahwa kemajuan persalinan pada fase aktif primigravida yang diberikan pengobatan yoga hampir setengah dari kemajuan normal adalah 6 jam dari 8 orang (47,1%) dan tidak diberi pengobatan mempercepat akselerasi yoga pada jam 5 sebanyak 1 (5,9 %). Hasil Uji Wilcoxon Mann Whitney U dalam nilai SPSS p<0,05, ini menunjukkan bahwa perbedaan antara kemajuan tenaga kerja dengan latihan yoga primigravida dengan latihan yoga yang tidak. Dan kemudian untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh latihan yoga terhadap kemajuan tahap pertama persalinan pada fase aktif primigravida dilakukan uji regresi linier dan mendapatkan nilai R2 = 0,383, yang berarti latihan yoga berpengaruh sebesar 38,3% terhadap tahap pertama. Perbedaan terdapat pada judul, metode, pendekatan, tempat praktik.
  • 27. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Menurut The International Federation of Gynecolog and Obstetric (FOGI), Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir (Tyastuti, 2016). Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi, 2017). Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi (Walyani, 2015). Berdasarkan pengertian diatas dapat
  • 28. 12 disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses yang diawali dengan penyatuan spermatozoa dan ovum (fertilisasi) dan dilanjutkan dengan implantasi hingga lahirnya bayi yang lamanya berkisar 40 minggu. b. Perubahan Psikologis Ibu Hamil Selama hamil kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkannya . Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilannya khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinanbayinya tidak normal. Sebagai seorang bidan anda harus menyadari adanya perubahan perubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat memberikan dukungan dan memperhatikan keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan – pertanyaan (Fatimah, 2017). Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan . Ibu seringkali merasa
  • 29. 13 khawatir atau takut bayi yang akan dilahirkannya tidak normal (Fatimah, 2017). Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami keluarga dan bidan (Fatimah, 2017). c. Perubahan Adaptasi Psikologis Ibu Selama Hamil 1) Trimester I (Periode penyesuaian terhadap kehamilan) Pada awal kehamian sering muncul perasaan ambivalen dimana ibu hamil merasa ragu terhadap kenyataan bahwa dirinya hamil. Ambivalen dapat terjadi sekalipun kehamilan ini direncnakan dan sangat diharapkan. Gambaran respon terhadap ambivalen ini yaitu selama beberapa minggu awal kehamian apakah ibu hamil atau tidak serta menghabiskan banyak waktu untuk membuktikan kehamilan (Widatiningsih & Dewi, 2017). Pada trimester I ini dapat terjadi labilitas emosional, yaitu perasaan yang mudah berubah dalam waktu singkat dan tak dapat diperkirakan. Dapat timbul perasaan khawatir seandainya bayi yang dikandungnya cacat atau tidak sehat, khawatir akan jatuh, cemas dalam melakukan hubungan seksual dan sebagainya (Widatiningsih & Dewi, 2017). 2) Trimester II (Periode sehat) Trimester ini ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih baik, kondisi ibu lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu besar sehingga belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu
  • 30. 14 sudah mulai menerima dan mengerti tentang kehamilannya. Secara kogniti, pada trimester II ibu cenderung membutuhkan informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan bayinya serta perawatan kehamilannya (Widatiningsih & Dewi, 2017). 3) Trimester III (Periode menunggu dan waspada) Trimester ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Respon terhadap perubahan gambaran diri yaitu ibu merasa dirinya aneh dan jelek (Widatiningsih & Dewi, 2017). Ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian kusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan ketenangan dan dukungan yang lebih dari suami, keluarga dan bidan. Trimester ini adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua (Widatiningsih & Dewi, 2017). d. Antenatal Care / ANC Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan
  • 31. 15 kelahiran supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai orangtua (Wagiyo & Putrono, 2016). e. Kunjungan ANC Menurut WHO, program antenatal care (ANC) pada tahun 2002 yaitu kunjungan antenatal care dilakukan 4 kali terdiri dari kunjungan pertama pada umur kehamilan kurang dari 12 minggu, kedua pada umur kehamilan ± 26 minggu, ketiga pada umur kehamilan ± 32 minggu dan keempat pada umur kehamilan ± 38 minggu. Program ini mengalami perkembangan pada tahun 2016, kunjungan pemeriksaan kehamilan dengan standar 8 kali kunjungan sebagai upaya menurunkan angka kematian perinatal dan kualitas perawatan pada ibu. 8 kali kunjungan antenatal care ditetapkan berdsarkan riset dan meliputi kontak pertama dengan petugas kesehatan pada umur kehamilan ± 12 minggu, kedua pada umur kehamilan ± 20 minggu, kontak ketiga pada umur kehamilan ± 26 minggu, kontak ke empat umur kehamilan ± 30 minggu, kontak ke lima umur kehamilan ± 34 minggu, kontak ke enam umur kehamilan ± 36 minggu, kontak ke tujuh umur kehamilan ± 38 minggu dan kontak ke delapan pada umur kehamilan 40 minggu (WHO, 2016). Berikut tabel perbedaan progam antenatal care WHO Tahun 2002 dan 2016;
  • 32. 16 Tabel 2.1 Perbedaan Jadwal Kunjungan Antenatal Care 2002 WHO Focuced ANC MODEL 2016 WHO ANC MODEL Trimester I Kunjungan I : 8-12 minggu Kontak 1 : Sampai dengan 12 minggu Trimester II Kunjungan 2 : 24-26 minggu Kontak 2 : 20 minggu Kontak 3 : 26 minggu Trimester III Kunjungan 3 : 32 minggu Kunjungan 4: 36-38 minggu Kontak 4 : 30 minggu Kontak 5 : 34 minggu Kontak 6 : 36 minggu Kontak 7 : 38 minggu Kontak 8 : 40 minggu Kembali periksa untuk persalinan pada umur kehamilan 41 minggu belum melahirkan Sumber : WHO, 2016. f. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care) Menurut Kemenkes RI pada tahun 2016, tujuan dari pelayanan ANC antara lain : 1) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan baik fisik, mental, dan sosial ibu 2) Memantau selama kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan janin 3) Mengurangi serta mengenali secara dini terhadap adanya penyulit atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, seperti riwayat pembedahan, riwayat penyakit secarau mum dan kebidanan.
  • 33. 17 4) Mempersiapkan ibu agar berjalan dengan normal pada saat nifas serta mempersiapkan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif 5) Mempersiapkan persalinan ibu cukup bulan dan aman dengan trauma yang terjadi seminimal mungkin 6) Mengurangi kelahiran mati pada bayi dan kematian maternal serta mengurangi bayi dengan lahir prematur 7) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi untuk dapat tumbuh kembang secara normal. 8) Mempersiapkan kesehatan bayi dengan optimal. g. Standar Pelayanan Antenatal Care/ANC Standar pelayanan ANC terdiri dari 10 standar yang dikelompokkan sebagai berikut Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10T adalah sebagai berikut (Kemenkes RI, 2016) : 1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan 2) Pemeriksaan tekanan darah 3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas) 4) Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri) 5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) 6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.
  • 34. 18 7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan 8) Test laboratorium (rutin dan khusus) 9) Tatalaksana kasus 10) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan Menurut Kemenkes RI (2016), secara operasional terdapat cara untuk menentukan pelayanan ANC dengan suatu standar pelayanan antara lain : 1) Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA) Pengukuran ini dilakukan hanya pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil yang memiliki risiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis maksudnya adalah kekurangan gizi pada ibu hamil yang berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) di mana LiLA kurang dari 23,5cm. Ibu hamil dengan kejadian KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). 2) Timbang Berat Badan (BB) Penimbangan berat badan pada ibu hamil setiap kali kunjungan ANC dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan dari pertumbuhan janin. Penambahan berat badan kurang dari 1 kilogram setiap bulannya atau 9 kilogram selama kehamilan menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
  • 35. 19 3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU) Pengukuran ini dilakukan pada setiap kali kunjungan ANC untuk mendeteksi adanya pertumbuhan janin yang sesuai atau tidak sesuai dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus uteri yang tidak sesuai dengan umur kehamilan, maka kemungkinan ada gangguan dari pertumbuhan janin. Standar pengukuran ini menggunakan pita pengukur setelah kehamilan berusia 24 minggu. 4) Ukur Tekanan Darah (TD) Pengukuran tekanan darah di lakukan setiap kunjungan ANC untuk mengetahui adanya hipertensi pada kehamilan (tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg) dan preeklampsia (hipertensi yang disertai dengan edema tungkai bawah dan atau wajah, dan atau protein uria) 5) Tentukan Presentasi Janin Menentukan presentasi janin dilakukan pada saat akhir trimester II lalu dilanjutkan dengan setiap kali kunjungan ANC. Pemeriksaan ini di lakukan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada saat pemeriksaan ANC trimester III kepala janin belum masuk ke panggul atau bagian bawah janin bukan kepala berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau terdapat masalah lain. 6) Hitung denyut jantung janin (DJJ) Penilaian ini di lakukan pada saat akhir trimester I lalu di lanjutkan dengan setiap kali kunjungan ANC. Denyut jantung
  • 36. 20 janincepat yang lebih dari 160 /menit atau DJJ lambat yang kurang dari 120 /menit menunjukkan adanya gawat pada janin. 7) Beri Tablet Tambah Darah (Tablet Besi) Pemberian ini di lakukan untuk mencegah anemia gizi besi pada ibu hamil. Setiap ibu hamil harus mendapatkan minimal 90 tablet zat besi selama kehamilan yang di berikan sejak kontak pertama. 8) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Ibu hamil harus mendapatkan imunisasi TT untuk mencegah terjadinya tetanusneonatorum.Ibuhamildiskrining status imunisasi TT pada saat kontak pertama ANC. Pemberian pada ibu hamil di sesuaikan dengan statusi munisasi ibu saat ini. Pemberian imunisasi TT bagi ibu hamil yang belum pernah atau ragu mendapat imunisasi, maka di berikan imunisasi TT sejak kunjungan pertama sebanyak 2 kali dengan interval pemberian minimal 1 bulan. Jika, ibu hamil pernah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali pemberian pada kehamilan sebelumnya atau pada saat calon pengantin, maka imunisasi TT hanya di berikan 1 kali saja. 9) Periksa Laboratorium (rutin dan khusus) Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada saat ANC meliputi : a) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb) : Pemeriksaan kadar Hb pada ibu hamil di lakukan minimal sekali pada saat
  • 37. 21 trimester pertama dan sekali pada saat trimester ketiga. Pemeriksaan ini di lakukan untuk mengetahui apakah ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya, karena kondisi anemia yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungannya. b) Pemeriksaan golongan darah : Pemeriksaan ini selain untuk mengetahui jenis golongan darah ibu dapat juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang di perlukan apabila terjadi situasi kegawat daruratan c) Pemeriksaan kadar gula darah : Pemeriksaan gula darah selama kehamilan harus di lakukan pada ibu hamil yang di curigai menderita Diabetes Melitus (DM) dengan minimal pemeriksaan sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga (akhir trimester ketiga). d) Pemeriksaan protein dalam urin : Pemeriksaan ini di lakukan pada saat trimester kedua dan ketiga sesuai dengan indikasi. Pemeriksaan ini di lakukan untuk mengetahui adanya protein uria pada ibu hamil. Protein uria adalah salah satu indikator untuk dapat terjadinya preeklampsia pada ibu hamil. e) Pemeriksaan tes Sifilis : Pemeriksaan ini di lakukan di daerah yang memiliki risiko tinggi serta di tujukan pada ibu hamil
  • 38. 22 yang di duga terkena Sifilis Pemeriksaaan tes Sifilis sebaiknya di lakukan sedini mungkin pada saat kehamilan. 10) Tatalaksana / Penanganan Kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan ANC tersebut serta hasil pemeriksaan laboratorium, maka harus di tangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan setiap kelainan yang di temukan pada ibu hamil. Kasus-kasus dapat di rujuk sesuai dengan sistem rujukan pada kasus yang tidak dapat di tangani. 2. Persalinan a. Pengertian Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Bandiyah, 2012). Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Saifuddin, 2013). b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan Menurut Sulistyawati (2013) faktor yang mempengaruhi persalinan adalah :
  • 39. 23 1) Power (Kekuatan Ibu) Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen. Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan adalah his, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga meneran ibu. His atau kontraksi uterus adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. His dibedakan menjadi dua yakni his pendahuluan dan his persalinan. His pendahuluan atau his palsu (false labor pains), yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi braxton hicks. His ini bersifat tidak teratur dan menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan lipat paha, tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari pinggang ke perut bagian bawah. His pendahuluan tidak mempunyai pengaruh terhadap serviks. His persalinan merupakan suatu kontraksi dari otot-otot rahim yang fisiologis, akan tetapi bertentangan dengan kontraksi fisiologis lainnya dan bersifat nyeri. Kontraksi rahim bersifat otonom yang artinya tidak dipengaruhi oleh kemauan, namun dapat dipengarui dari luar misalnya rangsangan oleh jari-jari tangan (Rohani, 2013). Tenaga meneran ini serupa dengan tenaga meneran saat buang air besar, tetapi jauh lebih kuat lagi. Ketika kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu reflek yang mengakibatkan pasien menekan diafragmanya kebawah. Tenaga meneran pasien
  • 40. 24 akan menambah kekuatan kontraksi uterus. Pada saat pasien meneran, diafragma dan otot-otot dinding abdomen akan berkontraksi. Kombinasi antara his dan tenaga meneran pasien akan meningkatkan tekanan intrauterus sehingga janin akan semakin terdorong keluar. Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi serviks lengkap, kekuatan ini cukup penting untuk mendorong janin keluar. Apabila dalam persalinan melakukan valsava maneuver (meneran) terlalu dini, dilatasi serviks akan terhambat. Meneran akan menyebabkan ibu lelah dan menimbulkan trauma serviks. 2) Passage (Jalan Lahir) Jalan lahir terdiri dari panggul ibu yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang vagina). Janin harus berhasil menyesuikan dirinya dengan jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai. Tulang panggul dibentuk oleh gabungan tulang ilium, tulang iskium, tulang pubis, dan tulang-tulang sakrum. Tulang ilium atau tulang usus merupakan tulang terbesar dari panggul yang membentuk bagian atas dan belakang panggul. Bagian atas merupakan penebalan tulang yang disebut krista iliaka. Ujung depan dan belakang krista iliaka yang menonjol yakni spina
  • 41. 25 iliaka anterosuperior dan spina iliaka postesuperior. Terdapat benjolan tulang mamanjang di bagian dalam tulang ilium yang membagi pelvis mayor dan minor disebut linea inominata atau linea terminalis yang merupakan bagian dari pintu atas panggul. Tulang isikum atau tulang duduk terdapat di sebelah bawah tulang usus, sebelah samping belakang menonjol yang disebut spina ichiadika. Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal (tuber ichiadika) yang berfungsi menopang badan saat duduk. Tulang pubis atau tulang kemaluan terdapat di sebelah bawah dan depan tulang ilium dengan tulang duduk dibatasi oleh formen obturatorium. Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus disebut ramus superior tulang pubis. Di depan kedua tulang ini berhubungan melalui artikulasi atau sambungan yang disebut simfisis. Tulang sakrum atau tulang kelangkangan yang terletak diantara kedua tulang pangkal paha. Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar di bagian atas dan mengecil di bagian bawah. Tulang sakrum terdiri dari 5 ruas tulang yang berhubungan erat. Permukaan depan licin dengan lengkungan dari atas ke bawah dan dari kanan ke kiri. Pada sisi kanan dan kiri di garis tengah terdapat lubang yang dilalui oleh saraf yang disebut foramen sakralia anterior. Tulang kelangkang yang paling atas mempunyai tonjolan besar ke depan yang disebut promontorium. Bagian samping
  • 42. 26 tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha melalui artikulasi sarco-illiaca. Kebawah tulang kelangkang berhubungan dengan tulang tungging atau tulang koksigis. Tulang koksigis atau tulang tungging merupakan tulang yang berbentuk segitiga dengan ruas 3 sampai 5 buah yang menyatu. Pada tulang ini terdapat hubungan antara tulang sakrum dengan tulang koksigis yang disebut artikulasi sarco-koksigis. Diluar kehamilan artikulasi hanya memungkinkan mengalami sedikit pergeseran, tetapi pada kehamilan dan persalinan dapat mengalami pergeseran yang cukup longgar bahkan ujung tulang koksigis dapat bergerak ke belakang sampai sejauh 2,5 cm pada proses persalinan. Panggul memiliki empat bidang yang menjadi ciri khas dari jalan lahir yakni pintu atas panggul (PAP), bidang terluas panggul, bidang tersempit panggul, dan pintu bawah panggul. Jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke depan panjangnya 4,5 cm dan belakang 12,5 cm. Pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul seolah-olah berputar 90 derajat terjadi pada bidang tersempit panggul. Pintu bawah panggul bukan merupakan satu bidang tetapi dua bidang segitiga. Pintu atas panggul (PAP) merupakan bagian dari pelvis minor yang terbentuk dari promontorium, tulang sakrii, linea terminalis, dan pinggir atas simfisis. Jarak antara simfisis dan promontorium sekitar 11 cm yang disebut konjungata vera. Jarak terjauh garis
  • 43. 27 melintang pada PAP adalah 12,5 sampai 13 cm yang disebut diameter transvera. Bidang dengan ukuran terbesar atau bidang terluas panggul merupakan bagian yang terluas dan berbentuk seperti lingkaran. Bidang ini memiliki batas anterior yakni pada titik tengah permukaan belakang tulang pubis. Pada lateral sepertiga bagian atas dan tengah foramen obturatorium, sedangkan batas posterior pada hubungan antara vertebra sakralis kedua dan ketiga. Bidang dengan ukuran terkecil atau bidang tersempit panggul merupakan bidang terpenting dalam panggul yang memiliki ruang yang paling sempit dan di tempat ini paling sering terjadi macetnya persalinan. Bidang ini terbentang dari apeks sampai arkus subpubis melalui spina ichiadika ke sakrum, biasanya dekat dengan perhubungan antara vertebra sakralis ke 4 dan ke 5. Bidang tersempit panggul memiliki batas-batas yakni pada tepi bawah simfisis pubis, garis putih pada fasia yang menutupi foramen obturatorium, spina ischiadika, ligamentum sacrospinosum, dan tulang sakrum. Pintu bawah panggul ialah batas bawah panggul sejati. Dilihat dari bawah, struktur ini berbentuk lonjong, seperti intan, di bagian anterior dibatasi oleh lengkung pubis, di bagian lateral dibatasi oleh tuberosita isikum, dan dibagian posterior dibatasi oleh ujung koksigeum. Bidang hodge berfungsi untuk menentukan sampai dimana bagian
  • 44. 28 terendah janin turun ke panggul pada proses persalinan. Bidang hodge tersebut antara lain: a) Hodge I merupakan bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas simfisis dan promontorium b) Hodge II yakni bidang yang sejajar Hodge I setinggi bagian bawah simfisis c) Hodge III yakni bidang yang sejajar Hodge I setinggi spina ischiadika d) Hodge IV merupakan bidang yang sejajar Hodge I setinggi tulang koksigis (Sulistyawati, 2013). 3) Passanger (Janin dan Plasenta) Perubahan mengenai janin sebagai passenger sebagian besar dalah mengenai ukuran kepala janin, karena kepala merupakan bagian terbesar dari janin dan paling sulit untuk dilahirkan. Adanya celah antara bagian-bagian tulang kepala janin memungkinkan adanya penyisipan antara bagian tulang sehingga kepala janin dapat mengalami perubahan bentuk dan ukuran, proses ini disebut molase (Sulistyawati, 2013). Tabel 2.2 Ukuran Diameter Penting Kepala Janin dan Presentasi Diameter Panjang (cm) Presentasi Suboksipito bregmatika 10 Suboksiput (fleksi maksimal) Suboksipito frontalis 11 Oksiput (fleksi tak maksimal) Oksipito frontalis 12 Puncak dahi Mento vertikalis 13 Dahi Submento bregmatika 10 Muka (defleksi maksimal) Sumber : Sulistyawati, 2013
  • 45. 29 Menurut Sulistyawati (2013), Plasenta dan tali pusat memiliki struktur berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15 cm sampai 20 cm dan tebal 2 cm sampai 2 sampai 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram, terletak di depan atau di belakang dinding uterus ke atas arah fundus. Bagian plasenta yang menempel pada desidua terdapat kotiledon disebut pers maternal, dan dibagian ini tempat terjadinya pertukaran darah ibu dan janin. Tali pusat merupakan bagian yang sangat penting untuk kelangsungan hidup janin meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa tali pusat juga menyebabkan penyulit persalinan misalnya pada kasus lilitan tali pusat (Sulistyawati, 2013). Air ketuban atau amnion merupakan elemen yang penting dalam proses persalinan. Air ketuban ini dapat dijadikan acuan dalam menentuan diagnosa kesejahteraan janin. Amnion melindungi janin dari trauma atau benturan, memungkinkan janin bergerak bebas, menstabilkan suhu tubuh janin agar tetap hangat, menahan tekanan uterus, dan pembersih jalan lahir (Sulistyawati, 2013). 4) Psikologis Faktor psikologis menurut Rohani (2013) yakni : a) Melibatan psikologis ibu, emosi, dan persiapan intelektual b) Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya c) Kebiasaan adat
  • 46. 30 d) Dukungan orang terdekat pada kehidupan ibu 5) Penolong Peran dari penolong peralinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan (Rohani, 2013). c. Tahapan Persalinan Tahap persalinan menurut Prawirohardjo (2012) antara lain : 1) Kala I (kala pembukaan) Kala I persalinan dimulai saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi menjadi 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 4 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 4 sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering saat fase aktif (Prawirohardjo, 2014). Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi pada fase aktif. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturient (ibu yang sedang bersalin) masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung selama 12 jam (Sulistyawati, 2012). Partus lama pada kala I fase aktif terjadi jika dalam waktu 6 jam pembukaan belum lengkap maka hal ini dapat dikatakan bahwa proses persalinan mengalami perlambatan. Perpanjangan pada kala I merupakan salah satu masalah yang sering terjadi
  • 47. 31 dalam proses persalinan. Kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam, untuk kala I fase aktif normalnya berjalan selama 6 jam pada primigravida, sedangkan lama kala I berlangsung pada multigravida 8 jam. Pembukaan primigravida 1 cm tiap jam dan multigravida 2 cm tiap jam (Manuaba, 2014) Gambar 2.1. Kurve Friedman Sumber : Modifikasi dari Friedman (Indriyani, 2016) a) Fase laten Merupakan periode waktu dari awal persalinan pembukaan mulai berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi mulai muncul hingga pembukaan 3-4 cm atau permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam. Selama fase ini presentasi mengalami penurunan sedikit hingga tidak sama sekali. b) Fase Aktif Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan menjadi komplit dan mencakup fase transisi,
  • 48. 32 pembukaan pada umumnya dimulai dari 3-4 cm hingga 10 cm dan berlangsung selama 6 jam. Penurunan bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan selama kala dua persalinan. Fase aktif dibagi dalam 3 fase, antara lain : (1) Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm. (2) Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm. (3) Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap. 2) Kala II (kala pengeluaran janin) Menurut Prawirohardjo (2012), beberapa tanda dan gejala persalinan kala II yaitu : a) Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan terjadinya kontraksi; b) Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya, c) Perineum terlihat menonjol; d) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka; e) Peningkatan pengeluaran lendir darah. Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kirakira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek timbul rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu seperti ingin
  • 49. 33 buang air besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir kepala dengan diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primi: 1 ½ - 2 jam, pada multi ½ - 1 jam (Mochtar, 2012). Pada kala II persalinan, nyeri tambahan disebabkan oleh regangan dan robekan jaringan misalnya pada perineum dan tekanan pada otot skelet perineum. Nyeri diakibatkan oleh rangsangan struktur somatik superfisial dan digambarkan sebagai nyeri yang tajam dan terlokalisasi, terutama pada daerah yang disuplai oleh saraf pudendus (Mander, 2012). 3) Kala III (kala pengeluaran plasenta) Menurut Prawirohardjo (2012) tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal dibawah ini : a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Sebelum bayi lahir dan miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh (discoit) dan tinggi fundus biasanya turun sampai dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan uterus terdorong ke bawah, uterus menjadi bulat dan fundus berada di atas pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan). b) Tali pusat memanjang Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur melalui vulva dan vagina (tanda Ahfeld).
  • 50. 34 c) Semburan darah tiba-tiba Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan darah yang secara tiba- tiba menandakan darah yang terkumpul diantara melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta (maternal portion) keluar dari tepi plasenta yang terlepas. Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uterus setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran plasenta. Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina akan lahir spontan atau sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc (Mochtar, 2012). 4) Kala IV Kala pengawasan selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 cc sampai 500 cc. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV antara lain : a) Intensitas kesadaran penderita
  • 51. 35 b) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan c) Kontraksi uterus d) Terjadinya perdarahan 3. Yoga Prenatal a. Pengertian Prenatal yoga merupakan kombinasi gerakan senam hamil dengan gerakan yoga antenatal yang terdiri dari gerakan penafasan (pranayama), posisi (mudra), meditasi dan relaksasi yang dapat membantu kelancaran dalam kehamilan dan persalinan (Rusmita, 2015). Menurut Rafika (2018), prenatal yoga (yoga selama kehamilan) merupakan salah satu jenis modifikasi dari hatha yoga yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil. Tujuan prenatal yoga adalah mempersiapkan ibu hamil secara fisik, mental dan spiritual untuk proses persalinan. b. Manfaat Yoga Prenatal (Mandriwati,2011; Suananda, 2018) 1) Membantu mengatasi nyeri punggung dan mempersiapkan fisik dengan memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamentligamen, otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan. 2) Membentuk sikap tubuh. Sikap tubuh yang baik selamakehamilan dan bersalin dapat mengatasi keluhan-keluhan umum pada wanita
  • 52. 36 hamil, mengharapkan letak janin normal, mengurangi sesak nafas akibat bertambah besarnya perut 3) Relaksasi dan mengatasi stres. Memperoleh relaksasi tubuh yang sempurna dengan memberi latihan kontraksi dan relaksasi. Relaksasi yang sempurna diperlukan selama hamil dan selama persalinan 4) Menguasai teknik-teknik pernafasan yang mempunyai peran penting dalam persalinan dan selama hamil untuk mempercepat relaksasi tubuh yang diatasi dengan nafas dalam, selain itu juga untuk mengatasi nyeri saat his 5) Untuk meningkatkan sirkulasi darah c. Syarat prenatal yoga 1) Sebelum melakukan latihan harus dilakukan pemeriksaan kesehatan dan minta nasihat dokter atau bidan 2) Latihan baru dapat dimulai setelah usia kehamilan 22 minggu 3) Latihan harus dilakukan secara teratur dan disiplin dalam batas- batas kemampuan fisik ibu 4) Latihan sebaiknya dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin 5) Latihan tidak menekan area perut dengan tidak melakukan latihan untuk otot perut dan menghindari posisi tengkurap 6) Latihan tidak meregangkan area perut dengan tidak melakukan gerakan melenting ke belakang atau backbend berlebihan
  • 53. 37 7) Latihan tidak memutar area perut (Mandriwati 2011; Suananda, 2018) d. Aturan Utama dalam Prenatal Yoga 1) Dilarang menekan area perut Walaupun pada trimester pertama perut belum terlalu nyata membesar, rahim telah berisi janin. Oleh karena itu, sebaiknya hindari posisi yang menekan area perut. a) Tidak melakukan latihan untuk otot perut. b) Hindari posisi tengkurap. c) Dilarang meregangkan area perut Dengan adanya dorongan dari rahim yang membesar sudah cukup meregangkan otot perut dan kulit area perut, selain itu meregangkan area perut akan member tekanan pada rahim dengan tidak melakukan gerakan melenting ke belakang atau backbend berlebihan. d) Dilarang memutar area perut Agar tidak memutar area perut, gerakan memutar atau twisting dilakukan dengan perlahan dan dalam posisi terbuka atau tidak sampai melintang di depan perut. e. Aturan Tambahan Prenatal Yoga 1) Tidak melakukan peregangan berlebihan 2) Tidak inverse berlebihan 3) Hindari menahan suatu pose dalam waktu lama
  • 54. 38 4) Hindari posisi terlentang 5) Berhati-hati dalam perpindahan posisi f. Gerakan prenatal yoga 1) Latihan pemusatan perhatian (centering) Centering atau memusatkan perhatian penting untuk memulai latihan. Saat memulai senam, ibu mungkin masih memikirkan banyak hal sehingga perlu membantu ibu untuk memusatkan perhatian, menangkan pikiran, fokus pada latihan dan hanya antara ibu dan janin dalam perutnya. Selalu gunakan kata-kata positif untuk membangkitkan kembali rasa tenang, semangat, percaya diri dan nyaman (Suananda, 2018). Gambar 2.2. Centering Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 2) Pernafasan (pranayama) Pranayama atau latihan pernafasan perlu dilatih karena napas adalah salah satu unsur penting dalam keberhasilan menenangkan pikiran dan mengejan saat persalinan. Bernafas dengan nyaman membawa masuk oksigen ke dalam tubuh dan membuat kesegeran bagi ibu. Setiap gerakan senam hamil diiringi dengan pernafasan
  • 55. 39 yang dilakukan dengan cara mulut tertutup kemudian tarik nafas lalu keluarkan dengan lembut. Dinding perut naik pada saat tarik nafas dan turun pada waktu pengeluaran nafas sambil mengeluarkan nafas melalui mulut. Atur posisi duduk ibu, bersila sambil mengeluarkan nafas dari mulut (Suananda, 2018). Salah satu teknik pernafasan yang dapat dilakukan yaitu Nadi Sodhana. Nadi Sodhana adalah pernafasan bergantian antara lubang hidung kanan dan lubang hidung kiri. Ibu jari digunakan untuk menutup lubang hidung kanan dan jari kelingking untuk lubang hidung kiri (Suananda, 2018) Gambar 2.3. Nadi Sodhana (Pernafasan) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 3) Gerakan pemanasan (warming up) Pemanasan adalah saat persiapan bagi tubuh untuk melakukan gerakangerakan dalam latihan. Hindari gerakan yang berat karena tubuh belum siap. Pemanasan merupakan saat yang tepat untuk memperkenalkan bagian-bagian tubuh seperti tulang pinggul, posisi kaki dan bagian tubuh lainnya (Suananda, 2018). a) Stabilisasi
  • 56. 40 Perubahan beban di dalam tubuh akan membuat perubahan dalam kestabilan badan. Pusat gravitasi akan mengalami perpinndahan ke depan akibat hormon relaxin yang membuat sendi-sendi lebih longgar. Gerakan ini berfungsi untuk menstabilkan rongga panggul, postur tubuh, memperkuat otot punggung dan kaki (Suananda, 2018). Gerakan stabilisasi adalah sebagai berikut : (1) Mountain pose (tadasana) Posisi berdiri yang stabil dan nyaman selama hamil, beri jarak di antara kedua kaki sesuai kenyamanan ibu. Berdiri dengan membagi berat badan sama rata. Gambar 2.4. Mountain Pose Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (2) Tree Pose (Vrksasana) Pindahkan berat badan ke kaki kanan, tekuk lutut kiri dan letakkan telapak kaki kiri di punggung kaki kanan, betis kanan atau paha di dalam kaki kanan. Satukan kedua tangan di depan dada. Tahan beberapa saat dan jaga keseimbangan tubuh
  • 57. 41 Gambar 2.5. Tree Pose (Vrksasana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (3) Cow pose-cat pose (bitilasana marjarisana) Lakukan posisi merangkak. Tarik napas, angkat kepala sedikit, jauhkan bahu dan telinga, tulang ekor diarahkan sedikit ke atas. Keluarkan napas, tundukkan kepala, bawa masuk tulang ekor ke arah dalam. Gerakan ini dapat membantu menstabilkan tulang belakang Gambar 2.6. Cow Pose-Cat Pose (Bitilasana Marjarisana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 b) Peregangan Peregangan penting dilakukan untuk relaksasi otot terutama quadrus lumborum, erector spina, otot oblique eksterna dan interna. Menjaga kelenturan sendi-sendi tulang belakang dan
  • 58. 42 memberi ruang pada rongga dada (Suananda, 2018). Gerakan peregangan adalah sebagai berikut : (1) Peregangan Otot Leher Posisi bisa dilakukan duduk atau berdiri. Angkat tangan kanan dan letakkan di telinga kiri. Lakukan peregangan peregangan ke sisi kanan dan lakukan sebaliknya. Gerakan ini berfungsi untuk meregangkan otot-otot di area leher. ke sisi kanan dan lakukan sebaliknya. Gerakan ini berfungsi untuk meregangkan otot-otot di area leher. Gambar 2.7. Peregangan Otot Leher Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (2) Standing lateral stretch (ardhakati chakrasana) Posisi berdiri dan buka kedua kaki selebar panggul. Tarik nafas, jalin jarijari dan angkat ke atas. Keluarkan napas dan bawa tangan ke arah kanan dan sisi kiri tubuh lalu tahan beberapa saat.
  • 59. 43 Gambar 2.8. Standing Lateral Stretch (Ardhakati Chakrasana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (3) Triangle pose (trikonasana) Buka kedua kaki lebar, kaki pararel menghadap ke depan. Putar kaki kanan ke arah luar, panggul dan perut tidak ikut berputar. Tarik napas dan buka kedua tangan ke samping Gambar 2.9. Triangle Pose (Trikonasana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (4) Revolved head to knee pose (parivrtta janu sirsasana) Duduk dan luruskan kedua kaki. Tekuk dan buka lutut ke arah lantai lalu dekatkan tumit kanan ke paha dalam kiri. Letakkan tangan kiri di lantai. Tarik napas dan angkan
  • 60. 44 tangan kanan ke atas, keluarkan nafas dan bawa tangan kanan ke kiri. Gambar 2.10. Revolved Head to Knee Pose (Parivrtta Janu Sirsasana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (5) Twisting variation (janu sirsasana) Duduk dan buka lutut kiri ke arah lantai. Letakkan tangan kanan di depan lutut kanan dan tangan kiri di belakang lutut kiri. Tarik napas, tegakkan tulang belakang. Keluarkan napas dan perlahan putar badan ke kiri dan kanan. Gambar 2.11. Twisting Variation (Janu Sirsasana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (6) Peregangan otot pinggang Tidurlah terlentang dan tekuklah lutut, arah telapak tangan ke bawah dan berada di samping badan. Angkatlah pinggang secara perlahan. Lakukanlah sebanyak 8 kali.
  • 61. 45 Gambar 2.12. Peregangan Otot Pinggang Sumber : Kemenkes RI, Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, 2010 (7) Peregangan lutut Posisi tidur terlentang, tekuk lutut kanan. Lutut kanan digerakkan perlahan ke arah kanan lalu kembalikan. Lakukan sebanyak 8 kali dan lakukan hal yang sama untuk lutut kiri. Gambar 2.13. Peregangan Lutut Sumber : Kemenkes RI, Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, 2010 (8) Peregangan otot kaki Duduk dengan kaki diluruskan ke depan dengan tubuh bersandar tegak lurus (rileks). Tarik jari-jari ke arah tubuh secara perlahan-lahan lalu lipat ke depan. Lakukan sebbanyak 10 kali, perhitungan sesuai dengan gerakan.
  • 62. 46 Tarik kedua telapak kaki ke arah tubuh secara perlahan- lahan dan dorong ke depan. Lakukan sebanyakk 10 kali Gambar 2.14. Peregangan Otot Kaki Sumber : Kemenkes RI, Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, 2010 c) Persiapan proses persalinan Pada proses persalinan, area panggul dan sekitar akan menjadi daerah yang perlu diperhatikan. Posisi persalinan dan proses mengejan membutuhkan kekuatan dan kelenturan otot-otot dasar panggul. Gerakan berikut ditujukan untuk memberikan peregangan pada otot dasar panggul, melenturkan otot area panggul dan paha antara lain hamstring, adductor group, quadriceps femoris, gluteus group. Memberi ruang bagi janin untuk masuk panggul pada trimester III dan meringankan nyeri punggung dan panggul (Suananda, 2018). Gerakan yang dilakukan adalah sebagai berikut : (1) Bound angle pose (baddha konasana) Posisi duduk, tekuk dan buka kedua lutut ke arah lantai. Satukan kedua telapak kaki dan pegang dengan tangan. Tarik nafas dan tegakkan tulang belakang. Dengan menjaga tulang belakang tetap tegak, bawa tubuh ke arah
  • 63. 47 depan sedikit dan pastikan tidak menekan perut. Gerakan ini dapat dikombinasikan dengan senam kegel. Gambar 2.15. Bound Angle Pose (Baddha Konasana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (2) Garland pose (malasana) Posisi jongkok, buka kedua kaki cukup lebar. Letakkan kedua telapak kaki di lantai dan pastikan lutut membuka cukup lebar untuk memberi ruang bagi janin. Bawa masuk siku kanan di depan lutut kanan dan bawa masuk siku kiri di depan lutut kiri. Satukan dan tekan telapak tangan di depan dada. Gambar 2.16. Garland Pose (Malasana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (3) Latihan mengedan dan posisi persalinan Latihan ini hanya dilakukan oleh ibu hamil usia kehamilan lebih atau sama dengan 37 minggu. Gerakan yang
  • 64. 48 dilakukan yaitu posisi persalinan dan cara mengatur napas saat mengedan selama persalinan. d) Restorative (gerakan relaksasi) Gerakan yang membantu tubuh dan pikiran menjadi lebih tenang dan relaks. Tujuan gerakan ini adalah mengembalikan stamina, meregangkan otot yang kaku, memberikan posisi yang nyaman dan menenangkan tubuh (Suananda, 2018). (1) Melting heart pose (anahatasana) Posisi berlutut, letakkan kedua tangan di lantai dan jalankan kedua tangan di sampai lurus di depan kepala. Rebahkan dada, pipi kanan di atas guling dan pejamkan kedua mata. Biarkan kedua panggul terangkat, relaks dan nikmati peregangan pada pinggang. Gerakan ini dapat dilakukan untuk ibu hamil dengan letak janin sungsang untuk membantu mengembalikan poisisi janin letak kepala. Gambar 2.17. Melting Heart Pose (Anahatasana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018 (2) Posisi tidur yang nyaman (Savasana) Posisi ini merupakan saat yang tepat untuk menjalin hubungan ibu dengan janin. Ibu dalam posisi relaks dan tenang, merasakan tiap gerakan janin dan berbicara dari
  • 65. 49 hati ke hati. Pastikan miring kiri untuk menghindari tekanan pada vena cava inferior terutama pada trimester ketiga. Sangga punggung dengan bantal dan atur musik yang nyaman. Gambar 2.18. Posisi Tidur yang Nyaman (Savasana) Sumber : Suananda, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2010 4. Karakteristik Ibu Bersalin a. Usia Usia persalinan yang aman pada ibu adalah usia antara 20 sampai 35 tahun. Usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia rawan bagi persalinan. Kondisi fisik ibu dengan umur lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan proses kelahirannya. Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin. (Sulistyawati, 2015). Usia ibu bersalin dapat berpengaruh mengenai komplikasi dimana usia lebih muda akan merasakan rasa nyeri yang lebih dibanding usia yang tua. Usia 20-35 tahun merupakan usia yang sehat untuk hamil dan melahirkan. Umur sangat menentukan suatu kesehatan ibu, ibu dikatakan beresiko tinggi apabila ibu hamil berusia dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. (Afritayeni, 2017).
  • 66. 50 b. Paritas Paritas adalah jumlah atau banyaknya persalinan yang pernah dialami ibu baik lahir hidup maupun mati. Paritas 2 sampai 3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Ibu dengan paritas tinggi lebih dari 3 memiliki angka maternal yang tinggi karena dapat terjadi gangguan endometrium. Penyebab gangguan endometrium tersebut dikarenakan kehamilan berulang. Sedangkan pada paritas pertama berisiko karena rahim baru pertama kali menerima hasil konsepsi dan keluwesan otot rahim masih terbatas untuk pertumbuhan janin (Winkjosastro, 2013). Jumlah paritas telah menarik perhatian peneliti dalam kesehatan ibu dan anak. Dikatakannya bahwa terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik daripada yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan penyakit-penyakit tertentu yang berkaitan dengan kehamilan (Notoatmodjo, 2012). Paritas dapat dibedakan menjadi nulipara yaitu paritas 0, primipara yaitu paritas 1, multipara yaitu paritas 2-4, dan grandemultipara yaitu paritas lebih dari 4 (Prawirohardjo, 2014). Banyaknya jumlah paritas dapat berpengaruh terhadap tingkat nyeri pada saat persalinan. Pada multipara ibu sudah mempunyai pengalaman dalam proses persalinan dan juga pernah mengetahui dan merasakan nyeri pada persalinan. Berbeda dengan primipara, persalinan dialaminya merupakan pengalaman pertama kali. Menurut
  • 67. 51 teori Manuaba (2012), ibu yang berusia 20-35 tahun secara fisik dan psikologis sudah siap dalam menghadapi kehamilan. Secara biologis para wanita dianjurkan mengandung di usia muda, tetapi usia ideal untuk mengandung sebaiknya berusia 20-35 tahun. Potter & Perry (2010) menyatakan bahwa usia yang berpengaruh terhadap nyeri adalah usia pra sekolah karena pada usia tersebut, anak cenderung belum bisa mengekspresikan nyeri yang dirasakan, sedangkan pada usia lebih dari 60 tahun, kemampuan metabolisme tubuh telah menurun, dan sering terjadi penurunan kepekaan saraf sehingga pada usia tersebut presepsi nyeri telah berkurang (Abdo, 2011). c. Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup (Notoatmodjo, 2012). Tingkat pendidikan ibu bersalin juga sangat berperan dalam kualitas pelayanan bayinya. Informasi yang berhubungan dengan perawatan kehamilan sangat dibutuhkan sehingga akan meningkatkan pengetahuannya. Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat pendidikan seseorang. Hal itu menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya tentang sesuatu. Pada ibu bersalin dengan tingkat pendidikan rendah kadang ketika tidak mendapatkan cukup informasi mengenai kesehatannya maka ia tidak mengetahui mengenai bagaimana cara menghadapi persalinan yang baik
  • 68. 52 (Sulistyawati, 2015). Tingkat pendidikan sangat memengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab dan solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi biasanya bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru. Demikian halnya dengan ibu berpendidikan tinggi akan memeriksakan secara teratur kehamilannya demi menjaga kesehatan dirinya dan anak dalam kandungannya dan memiliki pengetahuan mengenai komplikasi pada saat persalinan termasuk nyeri persalinan (Jane, 2014). Tingkat pendidikan adalah lamanya mengikuti pendidikan formal dan mempunyai ijazah sesuai strata pendidikan di Indonesia. Menurut UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 14 menjelaskan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi yang diklasifikasikan pada pasal 17 yaitu pendidikan dasar meliputi SD, SLTP atau sederajat. Pasal 18 yaitu pendidikan menengah yaitu SLTA sederajat 10 dan pada pasal 19 yaitu pendidikan tinggi mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Meskipun nyeri persalinan bersifat subyektif, namun tingkat pendidikan sering dijadikan sebagai variabel yang signifikan berpengaruh terhadap intensitas nyeri persalinan. (Ayu & Supliyani, 2017). Menurut teori Indrayanto (2010), bahwa pendidikan berkaitan erat dengan segala
  • 69. 53 sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan manusia mulai perkembangan fisik, kesehatan keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan iman. Level pendidikan berhubungan dengan meningkatnya skala nyeri yang diakibatkan dari kurangnya strategi koping sehingga seseorang dengan level pendidikan rendah kurang mampu beradaptasi dengan nyeri (Thomten, Soares & Sumdin, 2012). Smith et al. (2014) mengatakan bahwa pendidikan formal mempengaruhi persepsi seseorang terhadap nyeri. Seseorang dengan level pendidikan formal yang rendah mengalami kesulitan dalam mengakses sumber belajar khususnya pengetahuan tentang nyeri. d. Pekerjaan Menurut Badan Pusat Statistik jenis pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha atau kegiatan. Jenis pekerjaan diklasifikasikan bekerja dan tidak bekerja. Pekerjaan berkaitan dengan aktivitas atau kesibukan ibu. Kesibukan ibu akan menyita waktu sehingga pemenuhan pemeriksaan selama kehamilan berkurang atau tidak dilakukan (Sunarsih, 2015). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan atau aktivitas bagi ibu hamil adalah aktivitasnya berisiko bagi kehamilan dan akan berpengaruh pada saat proses persalinan
  • 70. 54 B. Kerangka Teori Gambar 2.19 Keraangka Teori Kehamilan Persalinan Yoga Prenatal a. Pengertian b. Perubahan Psikologis Ibu Hamil c. Perubahan Adaptasi Psikologis Ibu Hamil d. Antenatal Care/ANC e. Kunjungan ANC f. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan g. Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan ANC a. Pengertian b. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan c. Kala dan Fase Persalinan a. Pengertian b. Manfaat c. Syarat d. Aturan utama dalam Yoga Prenatal e. Aturan tambahan yoga prenatal f. Gerakan yoga prenatal Karakteristik Ibu Inpartu a. Usia b. Paritas c. Pendidikan d. pekerjaan Gambaran Lama Persalinan Pada Ibu Inpartu dengan Yoga Prenatal
  • 71. 55 C. Kerangka Konsep Gambar 2.20 Kerangka Konsep Gambaran Lama Persalinan Ibu Inpartu dengan Yoga Prenatal Gambaran Lama Persalinan dengan Yoga Prenatal Memendek Memanjang
  • 72. 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian Deskriptif Kuantitatif. Pendekatan yang dipakai dengan menggunakan data sekunder dan teknik pengambilan data secara retrospektif. Penelitian Deskriptif Retrospektif merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif dengan melihat ke belakang (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian ini digunakan untuk mengetahui gambaran ibu inpartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan Magelang. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakterisik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang melakukan yoga prenatal dalam periode bulan Januari-Juni 2021 di Klinik Aurelia, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah sebanyak 45 orang.
  • 73. 57 2. Sampel Sampel merupakan bagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Total Sampling. Menurut Sugiyono (2014:124) total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melakukan yoga prenatal selama periode waktu bulan Januari sampai dengan Juni 2021 di Klinik Aurelia Muntilan, Magelang, Jawa Tengah sebanyak 45 orang. C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu ciri / ukuran yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Septyanto, 2016). Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu gambaran lama persalinan pada ibu impartu dengan yoga prenatal di Klinik Aurelia Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. 2. Definisi Operasional Definisi Operasional adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi variabel – variabel penelitian harus dirumuskan untuk menghindari kesesatan dalam mengumpulkan data (Sugiyono, 2013).
  • 74. 58 Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Gambaran Lama Persalinan Pada Ibu Inpartu Dengan Yoga Prenatal Lama persalinan pada ibu inpartu yang telah melakukan yoga prenatal dan dihitung dari pembukaan 0 sampai 10. Primigravida < 12 jam ≥ 12 jam Multigravida < 8 jam ≥ 8 jam Checclist, Partograf atau rekam medis D. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Klinik Aurelia Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2021. E. Sumber Data Penelitian 1. Persiapan Setelah ujian disetujui, peneliti melakukan uji etik dengan mengisi blanko yang diberikan petugas. Setelah terisi peneliti menyerahkan blanko tersebut beserta proposal yang sudah disetujui oleh pembimbing. Kemudian peneliti mengurus surat pengantar dari kampus untuk izin penelitian, agar peneliti mendapatkan izin dari klinik untuk melakukan penelitian
  • 75. 59 2. Pelaksanaan Peneliti meyerahkan surat izin penelitian dari kampus pada pihak klinik untuk meminta surat izin penelitian. Setelah diberikan izin untuk melakukan penelitian, peneliti datang ke tempat yang sebelumnya mendapatkan informasi dari bidan atau mahasiswa bidan jika ada ibu inpartu dengan riwayat yoga sesuai dengan kriteria inklusi peneliti. 3. Pengecekan Kelengkapan Data Pada saat pengambilan data, peneliti melakukan pengecekan data dan mengisi data yang sudah diperoleh pada saat peneliti melakukan penelitian terhadap responden. 4. Penyusunan Laporan Peneliti melakukan penyusunan laporan setelah mendapatkan data dari hasil penelitian yang diambil dari tempat yang akan diteliti. F. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen Instrument dalam penelitian ini adalah sarana yang harus dibuat untuk menampung dan mengolah berbagai data yang akan dikumpulkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah dokumen sekunder. Pengambilan data sekunder yaitu data atau dokumen yang diperoleh dari sumber asli, yakni menggunakan rekam medis.
  • 76. 60 G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolaan Data Setelah data terkumpul, kemudian data diolah. Pengolahan dilakukan secara manual, langkah-langkah pengelohan data sebagai berikut : a. Editing (Penyuntingan) Yaitu memeriksa data yang telah terkumpul yang berasal dari rekam medis agar tidak terjadi kesalahan. b. Skoring (Memberikan Nilai) Merupakan pemberian skor atau bobot pada setiap jawaban dari pernyataan kuesioner. Skoring dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi dapat diberikan skor. Kegiatan skoring yaitu untuk setiap jawaban yang sesuai (benar) diberi nilai 1 sedangkan untuk jawaban yang tidak sesuai diberi 0. c. Coding (Pengkodean) Dilakukan setelah penyuntingan (skoring) berupa pemberian nilai berasal dari responden untuk memudahkan pengolahan data. 2. Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis univariat. Teknik univariat digunakan untuk mengetahui distribusi dan presentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Berikut merupakan tehnik perhitungan dalam analisa univariat yaitu :
  • 77. 61 Dimana: P : Persentase f : frekuensi N : jumlah seluruh observasi
  • 78. 62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan oleh peneliti di Klinik Aurelia. Klinik Aurelia beralamat di Sedayu 1 RT 05 RW 14, Sedayu 1, Sedayu, Kecamatan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Penelitian telah dilakukan pada tanggal 09 September 2021. Klinik Aurelia merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan dasar yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya ditujukan khusus perempuan. Dengan pelayanan diantaranya: 1. Persalinan 24 jam 2. Pemeriksaan dan konsultasi program kehamilan 3. Pelayanan imunisasi 4. Pelyanan KB 5. Kesehatan ibu dan anak 6. Kesehatan reproduksi wanita 7. Senam yoga ibu hamil Klinik Aurelia juga memberikan pelayanan pijet dan Spa oleh bidan terapis, terlatih, profesional, dan bersertifikasi internasional infant massage yang memenuhi kualifikasi dan ijin resmi. Dengan pelayanan diantaranya: 1. Pijat bayi dan anak
  • 79. 63 2. Spa bayi dan anak 3. Pijat terapi pediatrik 4. Pijat terapi tumbuh kembang 5. Pijat hamil dan nifas 6. Spa ibu hamil dan nifas 7. Homecare/home visite Sementara ruang pelayanan terdiri dari: 1. Ruang pendaftaran 2. Ruang bersalin 3. Ruang pemeriksaan 4. Ruang rawat inap 5. Ruang pijat/spa 6. Ruang yoga 7. Ruang obat/Apotek Klinik Aurelia dalam menjalankan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki 4 bidan yaitu sebagai ceo, penanggung jawab shift, dan 2 bidan pelaksana. Selama masa pandemi Klinik Aurelia menerapkan kesehatan dan keselamatan diantaranya wajib mengenakan masker baik staf maupun pasien, staf wajib menyemprotkan disinfektan ke permukaan diantara kunjungan pelanggan, wajib melakukan pengukuran suhu tubuh, dan wajib mencuci tangan sebelum masuk klinik.
  • 80. 64 B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian sampel dengan tehnik pengambilan data sekunder, didapatkan data dengan jumlah 30 orang dengan hasil sebagai berikut: 1. Karateristik Ibu Bersalin Yang Mengikuti Yoga Prenatal Berdasarkan Usia di Klinik Aurelia Distribusi subyek penelitian berdasarkan umur dikelompokan atas: usia reproduksi muda apabila ibu bersalin berumur kurang dari sama dengan 20 tahun, usia reproduksi sehat apabila ibu bersalin berumur antara 21-35 tahun, dan usia reproduksi tua apabila ibu bersalin berumur lebih dari sama dengan 36 tahun dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia di Klinik Aurelia Muntilan, Magelang, Jawa Tengah No Usia Frekurensi Presentasi 1 Usia Reproduksi Muda (≥20 Tahun) 1 2,2% 2 Usia Reproduksi Sehat (21-35 Tahun) 41 91,1% 3 Usia Reproduksi Tua (≤36 Tahun) 3 6,7% Jumlah 45 100% Sumber Data: Data Sekunder, Januari – Juni 2021. Tabel di astas menunjukan bahwa ibu bersalin di Klinik Aurelia adalah ibu-ibu yang memiliki usia reproduksi sehat yaitu sebanyak 41 orang (91,1%).
  • 81. 65 2. Karakteristik Ibu Bersalin Yang Mengikuti Yoga Prenatal Berdasarkan Paritas di Klinik Aurelia Distribusi subyek penelitian berdasarkan paritas dikelompokan atas ibu primipara dan multipara dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas di Klinik Aurelia Muntilan, Magelang, Jawa Tengah Paritas Frekuensi Presentasi 1 Primipara 21 46,7% 2 Multipara 24 53,3% Jumlah 45 100% Sumber: Data Sekunder, Januari-Juni 2021. Tabel di atas menunjukan bahwa lebih banyak yang mengikuti yoga prenatal adalah ibu-ibu multipara atau melahirkan lebih dari satu kali yaitu sebanyak 24 orang (53,3%). 3. Karakteristik Ibu Inpartu Dengan Yoga Prenatal Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Klinik Aurelia Distribusi subyek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan yang dikelompokan atas : pendidikan dasar (SD,SMP/Sederajat), Pendidikan Menengah (SMA/SMK/Sederajat), pendidikan tinggi (Diploma/S1/S2) dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Klinik Aurelia No Pendidikan Frekuensi Presentasi 1 Dasar (SD/SMP/Sederajat) 0 0% 2 Menengah (SMA/SMK) 33 73,3% 3 Tinggi (Diploma/S1/S2) 12 26,7% Jumlah 45 100% Sumber: Data Sekunder, Januari-Juni 2021.
  • 82. 66 Tabel diatas menunjukan bahwa yang paling banyak mengikuti yoga prenatal adalah ibu-ibu yang memiliki tingkat pendidikan menengah atau lulusan sma/smk yaitu sebanyak 33 orang (73,3%). 4. Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Yoga Prenatal Berdasarkan Pekerjaan di Klinik Aurelia Distribusi subyek penelitian berdasarkan pekerjaan dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu bekerja dan tida bekerja dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan di Klinik Aurelia Pekerjaan Frekuensi Presentasi 1 Bekerja 27 60% 2 Tidak Bekerja 18 40% Jumlah 45 100% Sumber: Data Sekunder, Januari-Juni 2021. Tabel diatas menunjukan bahwa yang paling banyak mengikuti yoga prenatal adalah ibu yang bekerja yaitu sebanyak 27 orang (60%). 5. Karakteristik Ibu Inpartu Dengan Yoga Prenatal Berdasarkan Frekuensi Yoga di Klinik Aurelia Distribusi subyek penelitian berdasarkan frekuesi yoga dikelompokan menjadi 2 yaitu frekuensi yoga 1 kali dalam satu minggu dan frekuensi 2-3 kali dalam satu minggu dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
  • 83. 67 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Peserta Berdasarkan Frekuensi Yoga di Klinik Aurelia No Frekuensi Yoga Frekurensi Presentasi 1 1 x seminggu 13 28,9% 2 2-3 x seminggu 32 71,1% Jumlah 45 100% Sumber: Data Sekunder, Januari-Juni 2021 Tabel diatas menujukan bahwa yang paling banyak mengikuti yoga dalam 1 minggu adalah ibu yang mengikuti yoga dengan frekuensi 2-3 kali dalam satu minggu yaitu sebanyak 32 orang (71,1%). 6. Karakteristik Ibu Inpartu Dengan Yoga Prenatal pada Primigravida Berdasarkan Lama Persalinan Di Klinik Aurelia Distribusi subyek penelitian berdasarkan lama persalinan primigravida yaitu dikatakan memendek apabila <12 jam dan dikatakan memanjang apabila ≥ 12 jam dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Peserta Yoga Primigravida Berdasarkan Lama Persalinan Di Klinik Aurelia No Lama Kala I Frekurensi Presentasi 1 Memendek <12 jam 19 90,4% 2 Memanjang ≥12 jam 2 9,6% Jumlah 21 100% Sumber: Data Sekunder, Januari-Juni 2021. Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian ibu inpartu primigravida mengalami pemendekan lama persalinan yaitu sebanyak 19 orang (90,4%).
  • 84. 68 7. Karakteristik Ibu Inpartu Dengan Yoga Prenatal Pada Multigravida Berdasarkan Lama Persalinan Di Klinik Aurelia Distribusi subyek penelitian berdasarkan lama persalinan multigravida yaitu dkatakan memendek apabila <8 jam dan dikatakan memanjang apabila ≥8 jam dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Peserta Yoga Multigravida Berdasarkan Lama Persalinan Di Klinik Aurelia No. Lama Kala I Frekurensi Presentasi 1 Memendek <8 jam 19 79,1% 2 Memanjang ≥8 jam 5 20.9% Jumlah 24 100% Sumber: Data Sekunder, Januari-Juni 2021. Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar ibu inpartu multigravida mengalami pemendekan lama persalinan yaitu sebanyak 19 orang (79,1%). C. Pembahasan Hasil penelitian yan dilakukan di Klink Aurelia Muntilan Magelang Jawa Tengah dengan jumlah responden 45 orang menunjukan bahwa 32 orang (71,1%) rutin melakukan yoga prenatal. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat pendidikan dan pekerjaan. Faktor pekerjaan sama dengan faktor sosial ekonomi dalam hal ini memegang peran penting karena yoga pada kehamilan merupakan suatu hal baru yang tidak semua tenaga kesehatan khususnya bidan dapat mengajarkannya kepada ibu hamil. Berdasarkan hal tersebut maka sampai saat ini biaya melakukan yoga prenatal masih mahal. Hal tersebut didukung dari
  • 85. 69 karakteristik responden yaitu terdapat 27 responden bekerja swasta dimana ibu memeiliki penghasilan sehingga mendukung ekonomi keluarga. Sesuai dengan Wawan dan Dewi (2011) perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh sosial ekonomi. Selain itu faktor pendidikan ibu juga memegang peran penting, dimana ibu dengan pengetahuan yang tinggi akan semakin mengerti tentang suatu objek salah satunya adalah yoga prenatal. Pengetahuan seseorang sangat dipengaruhi oleh pendidikan. 1. Gambaran Ibu Inpartu dengan yoga prenatal berdasarkan usia Berdasarkan usia mayoritas berusia 20-35 tahun sebanyak 41 orang (91,1%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar usia responden masuk dalam kategori reproduksi sehat dan tidak beresiko. Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa usia merupakan salah satu sifat karakteristik yang utama. Usia mempunyai hubungan pengalaman terhadap suatu masalah kesehatan atau penyakit dan pengambilan keputusan. Menurut teori Manuaba (2012), ibu yang berusia 20-35 tahun secara fisik dan psikologis sudah siap dalam menghadapi persalinan. Secara biologis para wanita dianjurkan mengandung di usia muda, tetapi usia ideal untuk mengandung sebaiknya berusia 20-35 tahun. Kesuburan seorang ibu juga dipengaruhi oleh usia sehingga pasangan berusia lanjut membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat mengandung. Wanita hamil kurang dari 20 tahun dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan
  • 86. 70 pertumbuhan janin karena belum matangnya alat reproduksi untuk hamil. Kurun waktu reproduksi sehat antara 20-35 tahun. 2. Gambaran Ibu Inpartu dengan yoga prenatal berdasarkan pendidikan Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu inpartu dalam penelitian ini 12 responden adalah menengah (Diploma/S1) sehigga memiliki pengetahuan yang lebih tentang manfaat yoga prenatal, dan melakukan yoga prenatal selama kehamilannya. Hal ini sesuai dengan Notoadmodjo (2012) bahwa pengetahuan seseorang sangat ditentukan oleh pendidikan formal dimana diharapkan semakin tinggi pendidikan juga akan memiliki pengetahuan yang lebih. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa 13 responden (28,9%) tidak rutin melakukan yoga prenatal. Hal ini dapat dikarenakan karena kurang menegrti tentang manfaat yoga prenatal, sehingga tidak rutin dalam melakuka yoga. Kurangnya pengetahuan responden dapat dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah dimana karakteristik responden diperoleh 33 responden yang berpendidikan menengah, sehingga akan memeiliki pengetahuan yang kurang tentang yoga prenatal. Pernytaan diatas sesuai dengan pernyataan Notoadmodjo (2010), bahwa perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang dapat dipengaruhi oleh pendidikan seseorang.
  • 87. 71 3. Gambaran Ibu Inpartu dengan Yoga Prenatal berdasarkan Pekerjaan Selain faktor pendidikan hal tersebut juga dikarenakan kondisi ekonomi ibu yang kurang sehigga ibu tidak melakukan yoga secara teratur, karena sampai saat ini yoga masih membutuhka biaya yang mahal. Ekonomi yang kurang dapat dikarenakan karena ibu tidak bekerja sehingga tidak dapat mendukung ekonomi keluarga. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik responden terdapat 18 responden yang tidak bekerja (IRT). Hal ini sesuai dengan Notoadmodjo (2010) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan adalah kondisi sosial ekonomi, dimana kondisi ekonomi cenderung memiliki perilaku kesehatan yang lebih baik, hal ini karena mampu mencukupi kebutuhan kesehatannya. 4. Gambaran Lama Persalinan Ibu Inpartu dengan Yoga Prenatal berdasarkan Paritas Berdasarkan jumlah anak mayoritas responden melahirkan anak lebih dari satu sebanyak 24 orang (53,3%). Paritas merupakan anak yang dilahirkan (Notoatmodjo, 2010), pada ibu bersalin yang memiliki anak lebih dari satu akan lebih dapat mempersiapkan diri pada saat menghadapi persalinan. Penelitian ini berhubungan dengan paritas terhadap penurunan lama persalinan karena pengalaman melahirkan sebelumnya.