Kelas III siswa SDN 04 Jaten memiliki 30 siswa dengan 11 laki-laki dan 19 perempuan berumur 8-9 tahun. Wali kelas menyatakan siswa kelas III mengalami perkembangan pesat secara psikologi dan fisik.
1. Lap.Observasi Winahyu/K7112269/22/2C
LAPORAN OBSERVASI
SD Negeri04 Jaten
Sekolah Berstandar Nasional
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu : Drs. M. Chamdani, M.Pd
DISUSUN OLEH :
Winahyu Arif Wicaksono
( K7112269 )
2C / 22
PROGRAM S-1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kampus VI Kebumen
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2013
2. Lap.Observasi Winahyu/K7112269/22/2C
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala berkah dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan Observasi tentang
Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah Dasar dengan Objek observasi SDN 04
Jaten Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Tak lupa saya ucapkan terimakasih
kepada :
1. Drs.M.Chamdani,M.Pd selaku dosen mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
2. Sumarja,S.Pd selaku kepala SDN 04 Jaten yang telah berkenan mengijinkan
saya untuk melakukan observasi.
3. Ibu dan bapak guru serta karyawan SDN 04 Jaten yang telah banyak
membantu dalam kegiatan observasi
4. Opie Meilana yang senantiasa memberi dukungan dan motivasi
Saya menyadari dalam penyusunan laporan hasil observasi ini masih banyak
terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan tugas serta laporan yang akan dating.
Surakarta, 12 Juni 2013
Penulis
3. Lap.Observasi Winahyu/K7112269/22/2C
BAB I
A. Latar Belakang
Pembentukan kemampuan siswa di sekolah dipengaruhi oleh proses
belajar yang ditempuhnya. Proses belajar akan terbentuk berdasarkan
pandangan dan pemahaman guru tentang karakteristik siswa dan juga hakikat
pembelajaran. “Untuk menciptakan proses belajar yang efektif, hal yang harus
dipahami guru adalah fungsi dan peranannya dalam kegiatan belajar
mengajar, yaitu sebagai pembimbing, fasilitator, nara sumber, atau pemberi
informasi” Desmita (2011). Proses belajar yang terjadi tergantung pada
pandangan guru terhadap makna belajar yang akan mempengaruhi aktivitas
siswa-siswanya. “Dengan demikian, proses belajar perlu disesuaikan dengan
tingkat perkembangan siswaTingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi dua
menjadi kelas rendah dan kelas atas. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua,
dan tiga, sedangkan kelas-kelas tinggi sekolah dasar yang terdiri dari kelas
empat, lima, dan enam” (Supandi, 1992:44) .Oleh karena Itu diperlukan
pengkajian dan pengamatan mengenai karakteristik dan ciri ciri masing
masing jenjang tingkatan di sekolah dasar..
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Profil SD Negeri 04 Jaten
2. Bagaimana karkteristik Perkembangan peserta didik anak kelas rendah,
dan tinggi.
3. Apa saja Masalah yang dihadapi anak
4. Bagaimana langkah guru dalam Penanganan siswa yang bermasalah.
4. Lap.Observasi Winahyu/K7112269/22/2C
C. Tujuan
1. Untuk Memenuhi Tugas Perkembangan Peserta Didik
2. Mengetahui Profil SDN 04 Jaten Secara Umum
3. Mengetahui Karakteristik perkembangan siswa SDN 04 Jaten kec.Jaten
Karanganyar secara umum pada setiap Jenjang
4. Mengetahui macam macam masalah yang terjadi di SDN 04 Jaten
kec.Jaten, Karanganyar
5. Mengetahui tehnik dan cara guru dalam mengatasi permasalahan pada
siswa SDN 04 Jaten kec.jaten Karanganyar
D. Metode Penelitian
Dalam Dalam pengumpulan data Penulis menggunakan beberapa
metode antara lain :
1. Metode Wawancara : dengan mewawancarai langsung Guru Kelas yang
mengampu.
2. Metode Kepustakaan : dengan membandingkan dan merujuk pada teori
teori perkembangan dan karakteristik peserta didik yang telah ada
3. SDN 04 Jaten kec.Jaten Karanganyar terdiri dari 12 kelas yang terbagi
menjadi kelas 1-6 A dan kelas 1-6 B Sample yang di gunakan adalah
kelas 1A, 2B , 3A, 4B, dan 5A sample untuk kelas 6 tidak di lakukan
karena guru sedang melakukan gladi resik untuk perpisahan kelas 6
5. Lap.Observasi Winahyu/K7112269/22/2C
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil sekolah
Nama Sekolah : SD Negeri 04 Jaten
Alamat Sekolah : Jalan Seruni 04 Perum JPI Kec.Jaten Karanganyar
Telp. (0271) 6820479
Visi Sekolah : Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan menciptakan
pendidikan yang unggul dalam prestasi yang sesuai
dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia berlandaskan pada Iman dan takwa serta
berakar pada budaya bangsa.
Misi :
a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara aktif, kreatif, inovatif
dan menyenangkan, sehingga setiap siswa berkembang sesuai dengan
potensi yang dimiliki.
b. Menumbuhkan semangat berprestasi yang sehat kepada semua warga
sekolah.
c. Menumbuhkan penghayatan, pengamalan terhadap ajaran agama yang
dianut.
d. Menumbuhkan budaya bangsa dalam membentuk kehalusan jiwa, sehingga
menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
e. Mengembangkan semua potensi sekolah yang dimiliki
f. Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan semua warga
sekolah dan masyarakat.
g. Mengembangkan kegiatan ekstar kurikuler yang potensial pada seni,
olahraga dan Pramuka.
6. Lap.Observasi Winahyu/K7112269/22/2C
Syarat Masuk SDN 04 Jaten
1. Merupakan Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing yang
secara sah sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku
2. Berusia minimal 6 tahun , dalam beberapa hal usia 5 tahun X bulan boleh
masuk asalkan sudah mengikuti Pendidikan TK
3. Lolos seleksi masuk penerimaan siswa baru
7. Lap.Observasi Winahyu/K7112269/22/2C
B. Pembahasan Hasil Observasi
Pembentukan kemampuan siswa di sekolah dipengaruhi oleh proses
belajar yangditempuhnya. Proses belajar akan terbentuk berdasarkan
pandangan dan pemahaman guru tentang karakteristik siswa dan juga hakikat
pembelajaran. Untuk menciptakan proses belajar yang efektif, hal yang harus
dipahami guru adalah fungsi dan peranannya dalam kegiatan belajar
mengajar, yaitu sebagai pembimbing, fasilitator, nara sumber, atau pemberi
informasi. Proses belajar yang terjadi tergantung pada pandangan guru
terhadap makna belajar yang akanmempengaruhi aktivitas siswa-siswanya.
Dengan demikian, proses belajar perlu disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa. Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan
pemahamanpara guru mengenai karakteristik siswa dan proses
pembelajarannya. Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala primer dalam
pertumbuhan masa remaja yang berdampak terhadap perubahan-perubahan
psikologi. Orientasi masa depan merupakan salah satu fenomena
perkembangan kognitif yang terjadi pada masa remaja. Menurut Nurmi
(1991), dalam buku Psikologi Perkembangan, Desmita (2011), orientasi masa
depan berkaitan erat dengan harapan, tujuan, standar, rencana dan strategi
pencapaian tujuan di masa yang akan datang. Menurut Dacey & Kenny (1997)
dalam buku Psikologi Perkembangan,Desmita(2011), yang dimaksud dengan
kognisi sosial adalah kemampuan untuk berfikir secara kritis mengenai isu-isu
dalam hubungan interpersonal, yang berkembang sejalan dengan usia dan
pengalaman, serta berguna untuk memahami orang lain dan menentukan
bagaimana melakukan interaksi dengan mereka.
Menurut Supandi (1992:44) dalam bukunya menyatakan “Tingkatan kelas
di sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu kelas rendah dan kelas tinggi.
8. Lap.Observasi Winahyu/K7112269/22/2C
Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelas-kelas tinggi
terdiri dari kelas empat, lima, dan enam”
A. Kelas Rendah
a. Kelas I
Setelah dilakukan Wawancara dengan ibu Wuryanti,S.Pd, M.M maka
didapatkan data bahwa siswa kelas I SDN 04 Jaten kec.Jaten, Karanganyar
berjumlah 30 siswa dengan umur rata rata 6-7 tahun dengan perbandingan
siswa putra berjumlah 12 anak dan siswa putri berjumlah 18 anak, akan tetapi
terdapat 1 anak yang berumur 5 tahun 7 bulan di perbolehkan untuk mengikuti
pendidikan karena telah lolos pada seleksi masuk. Kebanyakan dari mereka
masih memiliki postur tubuh yang kecil dan maih rentan terserang penyakit,
hal ini di buktikan seringnya beberapa anak ijin karena sakit. Akan tetapi pada
akir semerter 2 menurut penuturan ibu wuryanti, beberapa anak sudah tumbuh
baik berat badan maupun tinggi badan ( setiap akhir tahun diadakan tes fisik )
Hal ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Sumantri Dkk
(2005) dalam bukunya yang menyatakan “Usia masuk kelas satu SD atau
MI berada dalam periode peralihan dari pertumbuhan cepat masa anak
anak awal ke suatu fase perkembangan.yang lebih lambat. Ukuran tubuh
anak relatif kecil perubahannya selama tahun tahun di SD.”
Kelas I tahun ajaran 2012/2013 si SDN 04 Jaten Kec.Jaten,
Karanganyar pada saat awal masuk sekolah telah dapat mengeja huruf huruf
sederhana. Dalam aspek perkembangan bahasa kelas I di SDN 04 Jaten telah
lancar dalam penggunaan bahasa Indonesia, namun masih banyak yang belum
lancar menggunakan bahasa jawa maupun inggris, hal ini di sebabkan mereka
hidup di lingkungan perumahan , sehingga dalam kehidupan sehari hari
mereka mengunakan bahasa Indonesia. Siswa Kelas I si SDN 04 Jaten ini
menurut penuturan dari Wali Kelas pada awal masuk sekolah sebagian besar
dari mereka masih di antar oleh orang tua maupun pengasuhnya masing
masing. Mereka masih egois dan sering mencari perhatian. Dan belum dapat
9. Lap.Observasi Winahyu/K7112269/22/2C
berfikir secara logis, masih sering berhayal dan menyukai hal hal yang hayal.
Sehingga bedasarkan ciri ciri tersebut maka siswa kelas I menurut piaget
dapat di katakana masih dalam tahap Praoperasional (2‐7 tahun) , dimana
anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran
dan kata kata. Tahap pemikirannya lebih simbolis tetapi tidak melibatkan
pemikiran operasiaonal dan lebih bersifat egosentris dan intuitif ketimbang
logis.
b.Kelas II
Pada jenjang Kelas II di SDN 04 Jaten kec.Jaten, Karanganyar secara
umum siswa sudah jauh lebih mandiri. Pertumbuhan Fisiknya lebih baik dan
sudah bias bergerak aktif. Namum ada beberapa siswa yang bergerak atau
beraktifitas secara berlebihan. Sehingga guru kadang mengalami kesulitan
dalam mengatasinya, biasanya siswa yang hiperaktif tersebut di posisikan
untuk duduk di bangku depan. Beberapa anak yang sebelumnya sering
mengalami ganguan kesehatan pada kelas I sekarang sudah jarang mengalami
ganguan kesehatan. Untuk perkembangan bahasa masih belum begitu jauh
berbeda dengan kelas I, akan tetapi siswa kelas II seluruhnya sudah bisa
membaca lancar dan dapat mengucapkan beberapa kosakata dalam bahasa
jawa dan bahasa inggris, hal ini di karenakan standar kopetensi yang harus di
kuasai siswa sebelum naik ke tingkat berikutnya adalah membaca lancar.
Akan tetapi menutut wali kelas apabila ada siswa yang belum bisa membaca
lancar namun sudah dapat mengeja dengan benar dapat di luluskan.
Tingkat kemandirian anak sudah terbentuk hal ini di buktikan
dengan tidak diantarnya lagi siswa ketika berangkat sekolah. Siswa tidak lagi
sering meminta bantuan guru dalam mengerjakan sesuatu, mereka lebih
senang mengerjakannya sendiri.
10. Lap.Observasi Winahyu/K7112269/22/2C
Perkembanan siswa siswa masih bersifat egoistis, dan ingin
menangnya sendiri. Pernah terjadi kasus dimana anak laki laki merebut
mainan milik anak perempuan, dan kemudian terjadi perkelahian. Akan tetapi
permasalahan tersebut dapat di atasi dengan baik oleh wali kelas. Tanpa
melibatkan orang tua
Pada tahap ini, kecerdasan siswa mulai menuju kearah yang logis
dan sistematis. Mereka mulai mampu menerima materi yang bersifat logis dan
mampu menjelaskannya dengan baik walaupun masih membutuhkan media
dan alat bantu yang nyata
c. Kelas III
Pada tahap kelas tiga siswa SDN 04 Jaten Kec.Jaten Karanganyar
memiliki jumlah siswa sebanyak 30 orang dengan 11 siswa laki laki dan 19
siswa perempuan dengan umur rata rata 8-9 tahun. Pada kelas III ini menurut
bapak jarno,S.Pd selaku wali kelas III menyatakan bahwa siswa kelas III
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pada perkembangan Psikologi
siswa kelas III mereka sudah memiliki rasa malu. Terbukti ketika mereka
terlambat maupun salah sragam mereka tiak berani keluar kelas tidak seperti
pada saat kelas 1. Rasa tanggung jawab dan kemandirian menurut wali kelas
III sudah berkembang dengan baik. Mereka sudah mengerti tanggung jawab
untuk menjaga kebersihan kelas dan mengerjakan pekerjaan rumah.
Untuk perkembangan fisik, siswa kelas III menurutnya
berkembang secara normal. Siswa aktif bergerak. Dan melakukan kegiatan di
luar ruangan. Untuk perkembangn kognitif dan intelejensi pada Kelas III
tahun ajaran 2012/2013 secara umum memiliki tingkat kecerdasan yang
normal. Hanya saja ketika di adakan TKD terdapat 5 siswa memiliki
kecerdasan di atas rata rata dan 3 anak di bawah rata rata dari 30 siswa. Untuk
penangulangannya siswa yang kecerdasannya di atas normal akan di beri
pengayaan untuk menambah wawasan materi, sedang siswa yang berada di
11. Lap.Observasi Winahyu/K7112269/22/2C
bawah rata rata akan mendapat program khusus yang di selengarakan di
sekolahan tersebut yaitu les tambahan sepulang sekolah , tanpa di pungut
biaya. Untuk perkembangan socialnya, bedasarkan penuturan bapak jarno,
siswanya sudah bergaul dengan bebas, belum tampak kesenjangan maupun
terdapat kelompok kelompok khusus dalam bergaul. Hal tersebut sesuai
dengan apa yang dikemukakan Sosilowardani mengenai gang age yaitu .
Pada masa ini perkembangan sosial terjadi dengan cepat. Anak berubah dari
self centered, yang egoistis, yang senang bertengkar menjadi anak yang
kooperatif dan pandai menyesuaikan diri dengan kelompok.
(Soesilowindardini, ttn:24; Kusmaedi, Husdart, Hidayat,2004:65)
Akan tetapi terdapat beberapa permasalahan yang di antaranya
masih ada siswa yang pendiam namanya adalah febrian, ia tidak mau
berinteraksi dengan temannya , setelah di telusuri dengan seksama menurut
bapak jarno permasalahannya anak tersebut jarang berkomunikasi di rumah
karena orang tuanya seorang pembisnis. Akan tetapi seiring dengan
pendewasaan anak tersebut sudah mulai dapat berinteraksi dengan baik
melalui bimbingan kepala sekolah. Selain itu juga pernah terjadi kasus
pencurian “jalu” (tempat boncengan sepeda) oleh anak kelas III. Masalah
tersebut di angkat pada rapat guru dan kepala sekolah. Namun tidak
melibatkan orang tua dan berhasil di selesaikan. Pernah terdapat 1 anak yang
keluar dari sekolah dengan alasan mengikuti orang tua pindah ke bandung.
Perkembangan bahasa anak meningkat menurut bapak jarno. Rata
rata siswanya sudah mampu membaca dan menulis dengan lancar. Mampu
berbahasa jawa dengan lebih baik dan menguasai percakapan sederhana dalam
bahasa inggris. Namun beliau mengungkapkan bawasannya ketika bergaul
denga teman sebayanya tidak jarang anak menggunakan bahasa gaul yang
tidak sesuai dengan EYD. Menurutnya hal ini dikarenakan pengaruh
pergaulan dan media massa.
12. Lap.Observasi Winahyu/K7112269/22/2C
B. Kelas Tinggi
a.Kelas IV
Menurut bapak Widiarno,S.Pd selaku wali di kelas IV SDN 04 Jaten
Kec.Jaten Karanganyar, beliau menuturkan bahwa siswa yang di ampunya
terdiri dari 29 siswa yang terdiri dari 12 siswa putra dan 17 siswa putri dengan
rata rata umur berkisar 10-12 tahun.rata rata tinggi siswa putri di bawah siswa
putra dan tubuh siswa putri jauh lebih kecil. Menurutnya pada jenjang ini
dilakukan seleksi yang ketat dengan diadakannya TKD di kelas III, dan setiap
tengah semester di kelas IV dan apabila pada kelas IV ini nilai di bawah
KKM lebih dari 3 mapel dan atau tingkat kehadiran di bawah 85% maka anak
akan tinggal kelas. Untuk perkembangan Intelejensi siswa, menurutnya
terdapat 3 siswa di atas rata rata dan 1 siswa di bawah rata rata yang
berupakan siswa tahun lalu yang tinggal kelas. Siswa di kelas IV ini
menurutnya sudah dapat menerima materi pelajaran dengan metode yang
beragam seperti power point, ceramah , diskusi serta media media kongkrit
lainnya dan perhitungan logis serta matematis. Hal ini sesuai dengan teori
piaget dalam (desmita,2005) yang menyatakan bahwa siswa kelas IV atau
anak berumur 7-11 tahunahap operasional konkret dimana Seorang anak akan
mampu berpikir logis dan mulai mengelompokkan berdasarkan beberapa ciri
dan karakteristik daripada hanya berfokus pada representasi
visual(praoprasional). Anak sekarang dapat mengklasifikasikan berdasarkan
beberapa fitur. Sementara anak-anak sebelumnya terbatas sudut pandang
mereka sendiri, mereka sekarang dapat mempertimbangkan sudut pandang
lain (secara logis). Mereka juga dapat mulai memahami ide-idedan klasifikasi
lebih menyeluruh dan mengembangkan cara menyajikan solusi dalam
berbagai cara.
Perkembangan bahasa anak berkembang pesat seiring dengan tingkat
perkembangan anak. Mereka sudah dapat berbicara bahasa jawa (karma)
dengan baik dan percakapan bahasa inggris. Penggunaan bahasa gaul menurut
13. Lap.Observasi Winahyu/K7112269/22/2C
bapak widi masih sering di gunakan. Pola penggunaan bahasa mereka
menurutnya sekarang lebih akademis dan logis.
Untuk perkembangan social siswa menurut bapak widi siswanya sudah
mulai membentuk kelompok kelompok (nge-geng) dan kadang pilih pilih
teman, menurutnya ini di sebabkan karena pengaruh televisi yang mereka
tonton. Pernah terjadi malalah seorang siswa bermusuhan dengan siswa lain.
Dan siswa tersebut mempengaruhi teman lainnya supaya tidak berteman
dengan musuhnya tersebut atau dia tidak di anggap sebagai teman, sehingga
musuhnya tersebut menjadi terkucilkan di kelas. Masalah ini berhasil di atasi
oleh bapak widi bersama bapak sumarja dengan memangil kedua orang tua
siswanya dan memberikan pengarahan serta bantuan .
Untuk moral dan ketaatan beragama menurut bapak widi cukup baik.
Karena di sekolahan terdapat pendidikan agama dan budi pekerti yang
mengajarkan siswa berbudi pekerti yang baik. Pernah ada siswa mencuri
mainan milik temannya karena ia tidak mampu membeli. Akan tetapi menurut
bapak widi hal tersebut masih wajar dan tidak di angkat ke rapat guru. Pernah
ada anak yang tinggal kelas karena kopetensi nya kurang di bidang
matematika dan bahasa inggris. Namun belum pernah ada anak yang di
keluarkan.
b.Kelas V dan VI
Menurut wali kelas V siswanya terdiri dari 30 siswa dengan siswa
putra sebanyak 13 siswa dan siswi putri sebanyak 17 anak. Dengan rentan
umur berkisar 10-12 tahun. Menurutnya perkembangan fisik siswa kelas V
sudah masuk ke dalam tahap remaja awal. Beberapa siswa putri sudah
mengalami menstruasi, dan mereka sudah mengenal lawan jenis. Untuk itu
pada SDN 04 Jaten di kelas V dan IV diadakan penyuluhan khusus mengenai
organ intim yang di selengrakan PMI dan dinas Kesehatan pada setiap akhir
semester 1.
14. Lap.Observasi Winahyu/K7112269/22/2C
Untuk perkembangan kognitif dan intelejensi menurutnya seluruh
siswa berada di keadaan yang normal walaupun ada yang di atas normal
namun tidak ada yang di bawah rata rata. Hal ini dikarenakan di kelas IV
sudah dilakukan seleksi dengan ketat. Pola pemikiran anak sudah logis dan
masih membutuhkan media kongkrit untuk menyusun pemikiran, namun
sudah mulai sedikin mengerti konsep konsep abstrak. Setiap hari senin –
kamis khusus kelas V dan VI di adakan les tambahan untuk memantapkan
pelajaran dan mempersiapkan Ujian nasional maupun kenaikan kelas tanpa di
pungut biaya.
Perkembangan sosial siswa kelas V dan VI secara umum normal.
mereka mulai memunculkan rasa solidaritas dan saling menghargai antar
teman. Walaupun masih ada beberapa anak yang bergaul secara
mengelompok. Pada kelas V dan VI anak sudah jarang melakukan aktifitas
fisik ketika istirahat sekolah, mereka lebih sering menghabiskan waktu
berbincang bincang di kantin, hal ini membuktikan mereka sudah memiliki
pola piker yang lebih dewasa. Sebagian siswa putra ketika saya wawancarai
mengaku menyukai beberapa siswa perempuan di sekolahan maupun di
rumah. Hali ini menunjukan bahwa mereka sudah mulai tertarik dengan lawan
jenis.
Untuk perkembangan moral dan agama menurut penuturan wali kelas
sudah cukup baik, karena selama tahun ajaran 2012/2013 ini belum pernah
ada kasus perkelahian maupun pencurian. Menurutnya hal ini di karenakan
adanya extrakulikuler pramuka dan TPA yang mengajarkan siswa tentang
moral dan rasa tanggung jawab yang baik.
15. Lap.Observasi Winahyu/K7112269/22/2C
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. SD Negeri 04 Jaten kec. Jaten Karanganyar adalah Sekolah Dasar
berstandar Nasional di daerah Perumahan Jaten tepatnya di jalan Seruni
2. karkteristik Perkembangan peserta didik anak kelas rendah dan tinggi di
SDN 04 Jaten kec.Jaten Karanganyar secara umum berlangsung secara
normal hanya ada beberapa siswa yang terlalu cepat maupun terlalu lambat.
Namun semua itu sesuai dengan teori perkembangan yang di ungkapkan
para ahli seperti piaget.
3. Masalah yang dihadapi anak SDN 04 Jaten kec.Jaten karanganyar secara
umum masih tergolong wajar, seperti pencurian ringan, perkelahian antar
teman dan penggunaan bahasa yang tidak sesuai serta ngegank
4. langkah guru dalam Penanganan siswa yang bermasalah dengan
memberikan pengarahan secara pribadi oleh wali kelas masing masing.
Apabila tidak dapat terselesaikan akan di bombing oleh guru BK dan di
angkat dalam rapat guru. Jika masih belum terselesaikan maka akan di
lakukan pembimbingan bersama orang tua
B. Saran
1. Sebaiknya bagi calon guru dan mahasiswa PGSD yang akan terjun ke
lapangan tidak hanya menguasai teknologi dan teori saja, namun harus juga
mampu menguasai menejemen kelas serta mengendalikan diri sendiri dn
siswa baik di dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat ( Wuryanti,
S.Pd, M.M )
2. Bagi mahasiswa sebaiknya lebih diperbanyak tugas lapangan baik dalam
bentuk observsi maupun studi lapangan untuk memberikan pengalaman
dan dapat mengerti keadaan lapangan secra langsung ( Sumarja,S.Pd)
3. Calon guru harus lebih banyak diberikan kopetensi dalam mengajar dan
mengendalikan kelas. ( Asri Widiyarno,S.Pd)