3. TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Apakah Bahan Toksik?
Bagaimana bahan masuk ke manusia?
Apa saja efek bagi kesehatan?
Berapa nilai ambang batas?
4. Mengapa Bahan Beracun?
Faktor-faktor yang mempengaruhi derajad
keracunan oleh bahan kimia :
Masuknya bahan ke tubuh
Jumlah atau dosis masuk ke tubuh
Toksisitas (daya racun) bahan kimia
Keluarnya bahan dari tubuh
Keadaan personal
5. Masuknya bahan ke tubuh
Bahan kimia di industri masuk ke tubuh
melalui :
Pernafasan (inhalation) : paling banyak
Mulut (oral) – gastro intestinal
Penyerapan kulit (skin absorption)
6. Mekanisme keracunan
Senyawa kimia sampai ke
target organ melalui
mekanisme :
Absorpsi melaui saluran
Gatro-intestinal, paru-paru,
kulit
Distribusi ke dalam tubuh
Biotransformasi
Ekskresi (keluar)
Atau tetap di tubuh
[Efek racun]
Arterial Blood
Lungs
GI tract
Muscle
Bone
Gonads
Other
Venous Blood
7. Jumlah atau dosis masuk ke tubuh
Jumlah atau dosis masuk ke tubuh mempengaruhi
derajad keracunan
Hubungan dosis-respons menjelaskan tentang
pengaruh dosis terhadap fisiologi tubuh manusia
Efek yang terjadi berupa :
NOEL : No Observable Effect Limit
(Batas dosis tanpa efek teramati)
ED : Effective Dosage (Dosis Efektif)
TD : Toxic Dosage (Dosis Toksik)
LD : Lethal Dosage (Dosis Mematikan)
8. Toksisitas Bahan Kimia
SEMUA BAHAN KIMIA DAPAT
MENYEBABKAN KERACUNAN
Efek racun ditentukan
oleh jumlah atau dosis
yang masuk ke dalam tubuh
9. Toksisitas : Daya Racun
Toksik (toxic) : racun (poison)
Toksisitas : ukuran daya racun bahan kimia
Bahan kimia dengan daya racun rendah
memerlukan dosis besar untuk menyebabkan
terjadinya keracunan
Bahan dengan daya racun berat hanya
memerlukan dosis kecil untuk menyebabkan
keracunan
10. Efek akut-kronik
By sudden or short term exposures
A one-time exposure to relatively large amounts of the chemical
can overwhelm the body
The ill-health effects caused by one-time, sudden, high
exposures are often called "acute toxicity" effects
By repeated exposures over a long period of time
A repeated exposure over a long period of time can also cause
too much chemical to enter the body and produce poisoning.
The exposure levels may be too small to cause any acute
toxicity. Ill-health effects caused in such situations are often
called "chronic toxicity" effects
11. LD50 dan LC50
ukuran toksisitas akut
LD50 is the amount of a material, given all at once, which causes
the death of 50% (one half) of a group of test animals. The LD50
is one way to measure the short-term poisoning potential (acute
toxicity) of a material
LC stands for "Lethal Concentration". LC values usually refer to
the concentration of a chemical in air but in environmental
studies it can also mean the concentration of a chemical in water
LD50 gives a measure of the immediate or acute toxicity of a
chemical , not to give information on long-term exposure effects
of a chemical
the smaller the LD50 value, the more toxic the chemical is. The
opposite is also true: the larger the LD50 value, the lower the
toxicity
12. Klas Toksisitas :
Skala Hodge-Sterner
Tingkat Klasifikasi
Oral, tikus
dosis tunggal
Pernafasan,
tikus, 4 jam
Dermal,
kelinci
Manusia, 70 kg
LD50
mg/kg.bb
LC50
ppm
LD50
mg/kg.bb
Lethal Dose
1 Amat sangat beracun <=1 <=10 <5 1 tetes
2 Sangat beracun 1-50 10-100 5-44 4 ml(sendok teh)
3 Beracun 50-500 100-1.000 44-350 30 ml
4 Agak beracun 500-5.000 1.000-10.000 350-2.820 600 ml
5 Praktis tak beracun 5.000-15.000 10.000-100.000 2.820-22.590 1 Liter
6 Relatif tak berbahaya >15.000 >100.000 >22.590 > 1 Liter
14. IDLH
Immediately Dangereous to Life and Health
An atmospheric concentration of any toxic, corrosive
or asphyxiant substance that poses an immediate
threat to life or would cause irreversible or delayed
adverse health effects or would interfere with an
individual's ability to escape from a dangerous
atmosphere.
Any condition that poses an immediate or delayed
threat to life or that would cause irreversible adverse
health effects or that would interfere with an
individual's ability to escape unaided from a permit
space
15. Nilai IDLH beberapa bahan kimia
Senyawa kimia Nilai IDLH
Klorin (Cl2)
Asam Klorida
Hidrogen Sulfida (H2S)
Karbon Monoksida (CO)
Amonia (NH3)
Toluene
Octane
Karbon dioksida (CO2)
NIOSH
10 ppm
50 ppm
100 ppm
1.200 ppm
300 ppm
500 ppm
1.000 ppm [LEL]
40.000 ppm
16. Efek bagi kesehatan
Hematotoxicity : keracunan pada darah dan sistem
peredaran darah
Hepatotoxicity : keracunan pada hati (liver)
Neurotoxicity : keracunan pada sistem syaraf pusat
(central nervous system)
Nephrotoxicity : keracunan pada ginjal
Pulmonotoxicity : keracunan pada paru-paru
Dermatotoxicity : keracunan pada kulit
Carcinogenic : terjadinya kanker
17. Keluarnya bahan dari tubuh
Bahan masuk ke dalam tubuh setelah melalui
proses biokimia (biotransformasi), dikeluarkan
dalam bentuk senyawa aslinya atau berubah.
Produk dapat berupa senyawa yang kurang beracun
atau lebih beracun
Beberapa bahan kimia tersimpan dalam tubuh dan
cepat dikeluarkan (ekskresi) melalui feces, urine,
keringat atau pernafasan.
Beberapa bahan kimia yang masuk melalui
pernafasan (debu halus grafit, silika) ke paru-paru
tetap berada dalam waktu yang lama dan tidak
dapat keluar semuanya
18. Pengaruh keadaan personal
Variasi keracunan pada seseorang
dipengaruhi kondisi personal :
Status genetika
Status immonologi (kekebalan tubuh)
Status nutrisional
Status hormonal
Umur berat badan
Jenis kelamin
Kesehatan
Penyakit yang diderita
19. Daya Racun dan Bahaya
What are the differences between toxicity and hazard?
There is a tendency to believe that if only small amounts of a
chemical are needed to cause poisoning, then the chemical is
highly hazardous. This is not necessarily so. A highly toxic
chemical can have a low health hazard if it is used with proper
precautions and care. On the other hand, it is possible that a
chemical of low toxicity may present a high health hazard if it is
used carelessly or inappropriately. Toxicity is a measure of the
poisoning strength and is an unchanging characteristic of a
chemical. Hazard is not the same. It is a variable feature of a
chemical. Hazard is the likelihood that a chemical will cause
poisoning, given its poisoning strength and the amounts and
manner in which it is used, stored and handled. The toxicity of a
chemical cannot be changed, but the hazard it presents can be
controlled and minimized.
20. BAHAN KIMIA
DI TEMPAT KERJA
Pernadafan (Inhalation)
Mulut-Pencernaan
(Oral-Ingestion-Gastro Intestinal)
Penyerapan kulit (Skin absorption)
21. Pernafasan
Rata-rata orang bernafas 12 kali per menit, 500 mL
udara tiap kali bernafas, sebanyak 6 liter per menit,
termasuk pencemar/kontaminan yang ada di udara
Bekerja selama 8 jam, lebih dari 2.800 liter udara
masuk ke paru-paru melalui pernafasan.
Orang yang bekerja lebih berat menghirup sampai
dengan 10.000 liter udara selama 8 jam.
22. Bahan-bahan masuk
melalui pernafasan
Gas-gas dan uap (panguapan bahan-bahan kimia
cair), bahan-bahan organik mudah menguap
(volatile organic compound - VOC)
Mist (butiran cairan halus di udara)
Debu (dust)
Fumes (partikel dari uap logam terkondensasi),
Asap yaitu partikel karbon halus di udara (smoke)
23. Bahan-bahan masuk
melalui mulut
Bahan kimia masuk ke dalam tubuh karena
tertelan atau melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi
Makanan dan minuman sering
terkontaminasi karena kontak dengan tangan
yang tak dicuci, sarung tangan / pakaian,
atau makanan yang terpapar di udara
tercemar.
Bahan-bahan kontaminan di tempat kerja :
Tertelan : debu, smoke, fumes
Makanan dan minuman : kontaminasi tangan,
minuman terpapar di udara
24. Absorpsi kulit
Bahan-bahan kimia masuk melalui kulit dalam wujud
cair. Bahan padat dan gas masuk setelah terlarut
oleh air di kulit
Bahan-bahan organik dan alkali dapat melemahkan
sel keratin kulit, sehingga mudah masuk melalui ke
kulit ke sistem peredaran darah.
Bahan-bahan korosif melepuhkan kulit memudahkan
bahan-bahan kimia dan infeksi masuk melalui kulit
Bahan-bahan yang mudah masuk melalui kulit dan
ke sistem perdaran darah :
benzene, carbon tetrachloride, carbon disulfide, methyl
26. NILAI AMBANG BATAS
Threshold Limit Value [TLV]
Permissible Exposure Limit [PEL]
Maximum Allowable Concentration [MAC]
Short Term Exposure Limit [STEL]
27. Nilai Ambang Batas
TLV, PEL, MAC
standar faktor bahaya di tempat kerja
sebagai pedoman pengendalian agar tenaga
kerja masih dapat menghadapinya tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk
waktu tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40
jam seminggu
28. NAB tertinggi dan NAB singkat
Nilai Ambang Batas kadar tertinggi yang
diperkenankan (ktd) - Ceiling
kadar zat kimia di udara tempat kerja yang tidak
boleh dilampaui meskipun dalam waktu sekejap
Nilai Ambang Batas paparan singkat yang
diperkenankan (psd) – STEL
kadar zat kimia di udara tempat kerja yang tidak
boleh dilampaui, agar tenaga kerja yang terpapar
pada periode singkat yaitu tidak lebih dari 15 menit,
masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan
iritasi, kerusakan jaringan tubuh, maupun terbius
29. Kegunaan Nilai Ambang Batas
Pedoman Standar paparan untuk bekerja dengan
selamat
Pedoman perencanaan proses produksi dan
perencanaan teknologi pengendalian
Mengetahui daya racun dan tingkat potensi bahaya
bahan-bahan
Substitusi bahan yang kurang berbahaya
Membantu menentukan gangguan kesehatan,
timbulnya penyakit, hambatan efisiensi kerja
30. Sumber NAB – Bahan Kimia
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI No. SE-
01/MEN/1997 tentang Ambang Batas Faktor Kimia di
Udara Lingkungan Kerja
SNI 19-0232-2005 : NAB Zat Kimia di udara tempat kerja
TLV - ACGIH [American Conference of Governmental
Industrial Hygienists]
MAC-NIOSH [National Institute for Occupational Health
and Safety]
PEL-OSHA [Occupational Safety Health Agency]
ILO [International Labor Organisation]
MSDS [Material Safety Data Sheets]
31. Contoh NAB di udara tempat kerja
Senyawa kimia ppm (bds)
Klorin (Cl2)
Asam Klorida
Hidrogen Sulfida (H2S)
Karbon Monoksida (CO)
Amonia (NH3)
Toluene
Gasoline
Karbon dioksida (CO2)
SNI 19-0232-2005
0,5
5 [ktd/STEL]
10
25 [50 KepMenNaker]
25
50
300
5.000
ppm : part per million, bds : bagian dalam sejuta