SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 31
KESELAMATAN DAN 
KESEHATAN KERJA
TOKSIKOLOGI DAN 
BAHAN KIMIA DI TEMPAT KERJA 5
TOKSIKOLOGI INDUSTRI 
 Apakah Bahan Toksik? 
 Bagaimana bahan masuk ke manusia? 
 Apa saja efek bagi kesehatan? 
 Berapa nilai ambang batas?
Mengapa Bahan Beracun? 
 Faktor-faktor yang mempengaruhi derajad 
keracunan oleh bahan kimia : 
 Masuknya bahan ke tubuh 
 Jumlah atau dosis masuk ke tubuh 
 Toksisitas (daya racun) bahan kimia 
 Keluarnya bahan dari tubuh 
 Keadaan personal
Masuknya bahan ke tubuh 
 Bahan kimia di industri masuk ke tubuh 
melalui : 
 Pernafasan (inhalation) : paling banyak 
 Mulut (oral) – gastro intestinal 
 Penyerapan kulit (skin absorption)
Mekanisme keracunan 
Senyawa kimia sampai ke 
target organ melalui 
mekanisme : 
 Absorpsi melaui saluran 
Gatro-intestinal, paru-paru, 
kulit 
 Distribusi ke dalam tubuh 
 Biotransformasi 
 Ekskresi (keluar) 
 Atau tetap di tubuh 
[Efek racun] 
Arterial Blood 
Lungs 
GI tract 
Muscle 
Bone 
Gonads 
Other 
Venous Blood
Jumlah atau dosis masuk ke tubuh 
 Jumlah atau dosis masuk ke tubuh mempengaruhi 
derajad keracunan 
 Hubungan dosis-respons menjelaskan tentang 
pengaruh dosis terhadap fisiologi tubuh manusia 
 Efek yang terjadi berupa : 
 NOEL : No Observable Effect Limit 
(Batas dosis tanpa efek teramati) 
 ED : Effective Dosage (Dosis Efektif) 
 TD : Toxic Dosage (Dosis Toksik) 
 LD : Lethal Dosage (Dosis Mematikan)
Toksisitas Bahan Kimia 
SEMUA BAHAN KIMIA DAPAT 
MENYEBABKAN KERACUNAN 
Efek racun ditentukan 
oleh jumlah atau dosis 
yang masuk ke dalam tubuh
Toksisitas : Daya Racun 
 Toksik (toxic) : racun (poison) 
 Toksisitas : ukuran daya racun bahan kimia 
 Bahan kimia dengan daya racun rendah 
memerlukan dosis besar untuk menyebabkan 
terjadinya keracunan 
 Bahan dengan daya racun berat hanya 
memerlukan dosis kecil untuk menyebabkan 
keracunan
Efek akut-kronik 
 By sudden or short term exposures 
 A one-time exposure to relatively large amounts of the chemical 
can overwhelm the body 
 The ill-health effects caused by one-time, sudden, high 
exposures are often called "acute toxicity" effects 
 By repeated exposures over a long period of time 
 A repeated exposure over a long period of time can also cause 
too much chemical to enter the body and produce poisoning. 
 The exposure levels may be too small to cause any acute 
toxicity. Ill-health effects caused in such situations are often 
called "chronic toxicity" effects
LD50 dan LC50 
ukuran toksisitas akut 
 LD50 is the amount of a material, given all at once, which causes 
the death of 50% (one half) of a group of test animals. The LD50 
is one way to measure the short-term poisoning potential (acute 
toxicity) of a material 
 LC stands for "Lethal Concentration". LC values usually refer to 
the concentration of a chemical in air but in environmental 
studies it can also mean the concentration of a chemical in water 
 LD50 gives a measure of the immediate or acute toxicity of a 
chemical , not to give information on long-term exposure effects 
of a chemical 
 the smaller the LD50 value, the more toxic the chemical is. The 
opposite is also true: the larger the LD50 value, the lower the 
toxicity
Klas Toksisitas : 
Skala Hodge-Sterner 
Tingkat Klasifikasi 
Oral, tikus 
dosis tunggal 
Pernafasan, 
tikus, 4 jam 
Dermal, 
kelinci 
Manusia, 70 kg 
LD50 
mg/kg.bb 
LC50 
ppm 
LD50 
mg/kg.bb 
Lethal Dose 
1 Amat sangat beracun <=1 <=10 <5 1 tetes 
2 Sangat beracun 1-50 10-100 5-44 4 ml(sendok teh) 
3 Beracun 50-500 100-1.000 44-350 30 ml 
4 Agak beracun 500-5.000 1.000-10.000 350-2.820 600 ml 
5 Praktis tak beracun 5.000-15.000 10.000-100.000 2.820-22.590 1 Liter 
6 Relatif tak berbahaya >15.000 >100.000 >22.590 > 1 Liter
Contoh LD50 
beberapa bahan kimia 
 SENYAWA 
 Gliserol 
 Ethanol 
 Ethilen glikol 
 Asam akrilat 
 Hidroquinon 
 Akrilamida 
 Akrilonitril 
 Nikotin 
 Dioxin 
 Botulinus toxin 
 LD 50 (mg/kg bb) 
 25.200 
 10.300 
 8.500 
 2.600 
 320 
 170 
 93 
 1 
 0,001 
 0,00001
IDLH 
Immediately Dangereous to Life and Health 
 An atmospheric concentration of any toxic, corrosive 
or asphyxiant substance that poses an immediate 
threat to life or would cause irreversible or delayed 
adverse health effects or would interfere with an 
individual's ability to escape from a dangerous 
atmosphere. 
 Any condition that poses an immediate or delayed 
threat to life or that would cause irreversible adverse 
health effects or that would interfere with an 
individual's ability to escape unaided from a permit 
space
Nilai IDLH beberapa bahan kimia 
Senyawa kimia Nilai IDLH 
Klorin (Cl2) 
Asam Klorida 
Hidrogen Sulfida (H2S) 
Karbon Monoksida (CO) 
Amonia (NH3) 
Toluene 
Octane 
Karbon dioksida (CO2) 
NIOSH 
10 ppm 
50 ppm 
100 ppm 
1.200 ppm 
300 ppm 
500 ppm 
1.000 ppm [LEL] 
40.000 ppm
Efek bagi kesehatan 
 Hematotoxicity : keracunan pada darah dan sistem 
peredaran darah 
 Hepatotoxicity : keracunan pada hati (liver) 
 Neurotoxicity : keracunan pada sistem syaraf pusat 
(central nervous system) 
 Nephrotoxicity : keracunan pada ginjal 
 Pulmonotoxicity : keracunan pada paru-paru 
 Dermatotoxicity : keracunan pada kulit 
 Carcinogenic : terjadinya kanker
Keluarnya bahan dari tubuh 
 Bahan masuk ke dalam tubuh setelah melalui 
proses biokimia (biotransformasi), dikeluarkan 
dalam bentuk senyawa aslinya atau berubah. 
 Produk dapat berupa senyawa yang kurang beracun 
atau lebih beracun 
 Beberapa bahan kimia tersimpan dalam tubuh dan 
cepat dikeluarkan (ekskresi) melalui feces, urine, 
keringat atau pernafasan. 
 Beberapa bahan kimia yang masuk melalui 
pernafasan (debu halus grafit, silika) ke paru-paru 
tetap berada dalam waktu yang lama dan tidak 
dapat keluar semuanya
Pengaruh keadaan personal 
Variasi keracunan pada seseorang 
dipengaruhi kondisi personal : 
 Status genetika 
 Status immonologi (kekebalan tubuh) 
 Status nutrisional 
 Status hormonal 
 Umur  berat badan 
 Jenis kelamin 
 Kesehatan 
 Penyakit yang diderita
Daya Racun dan Bahaya 
 What are the differences between toxicity and hazard? 
 There is a tendency to believe that if only small amounts of a 
chemical are needed to cause poisoning, then the chemical is 
highly hazardous. This is not necessarily so. A highly toxic 
chemical can have a low health hazard if it is used with proper 
precautions and care. On the other hand, it is possible that a 
chemical of low toxicity may present a high health hazard if it is 
used carelessly or inappropriately. Toxicity is a measure of the 
poisoning strength and is an unchanging characteristic of a 
chemical. Hazard is not the same. It is a variable feature of a 
chemical. Hazard is the likelihood that a chemical will cause 
poisoning, given its poisoning strength and the amounts and 
manner in which it is used, stored and handled. The toxicity of a 
chemical cannot be changed, but the hazard it presents can be 
controlled and minimized.
BAHAN KIMIA 
DI TEMPAT KERJA 
Pernadafan (Inhalation) 
Mulut-Pencernaan 
(Oral-Ingestion-Gastro Intestinal) 
Penyerapan kulit (Skin absorption)
Pernafasan 
 Rata-rata orang bernafas 12 kali per menit, 500 mL 
udara tiap kali bernafas, sebanyak 6 liter per menit, 
termasuk pencemar/kontaminan yang ada di udara 
 Bekerja selama 8 jam, lebih dari 2.800 liter udara 
masuk ke paru-paru melalui pernafasan. 
 Orang yang bekerja lebih berat menghirup sampai 
dengan 10.000 liter udara selama 8 jam.
Bahan-bahan masuk 
melalui pernafasan 
 Gas-gas dan uap (panguapan bahan-bahan kimia 
cair), bahan-bahan organik mudah menguap 
(volatile organic compound - VOC) 
 Mist (butiran cairan halus di udara) 
 Debu (dust) 
 Fumes (partikel dari uap logam terkondensasi), 
 Asap yaitu partikel karbon halus di udara (smoke)
Bahan-bahan masuk 
melalui mulut 
 Bahan kimia masuk ke dalam tubuh karena 
tertelan atau melalui makanan dan minuman 
yang terkontaminasi 
Makanan dan minuman sering 
terkontaminasi karena kontak dengan tangan 
yang tak dicuci, sarung tangan / pakaian, 
atau makanan yang terpapar di udara 
tercemar. 
 Bahan-bahan kontaminan di tempat kerja : 
 Tertelan : debu, smoke, fumes 
 Makanan dan minuman : kontaminasi tangan, 
minuman terpapar di udara
Absorpsi kulit 
 Bahan-bahan kimia masuk melalui kulit dalam wujud 
cair. Bahan padat dan gas masuk setelah terlarut 
oleh air di kulit 
 Bahan-bahan organik dan alkali dapat melemahkan 
sel keratin kulit, sehingga mudah masuk melalui ke 
kulit ke sistem peredaran darah. 
 Bahan-bahan korosif melepuhkan kulit memudahkan 
bahan-bahan kimia dan infeksi masuk melalui kulit 
 Bahan-bahan yang mudah masuk melalui kulit dan 
ke sistem perdaran darah : 
 benzene, carbon tetrachloride, carbon disulfide, methyl
Monitoring 
Gejala keracunan 
 Gejala non spesifik 
 Pusing, mual, muntah, gemetar, lemah badan 
 Berkunang-kunang, sukar tidur, nafsu makan 
berkurang, sukar berkonsentrasi 
 Gejala spesifik 
 Sesak nafas, sakit perut, diare, kejang-kejang, 
gangguan mental, kelumpuhan, nyeri otot, koma, 
pingsan
NILAI AMBANG BATAS 
Threshold Limit Value [TLV] 
Permissible Exposure Limit [PEL] 
Maximum Allowable Concentration [MAC] 
Short Term Exposure Limit [STEL]
Nilai Ambang Batas 
 TLV, PEL, MAC 
 standar faktor bahaya di tempat kerja 
sebagai pedoman pengendalian agar tenaga 
kerja masih dapat menghadapinya tanpa 
mengakibatkan penyakit atau gangguan 
kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk 
waktu tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 
jam seminggu
NAB tertinggi dan NAB singkat 
 Nilai Ambang Batas kadar tertinggi yang 
diperkenankan (ktd) - Ceiling 
kadar zat kimia di udara tempat kerja yang tidak 
boleh dilampaui meskipun dalam waktu sekejap 
 Nilai Ambang Batas paparan singkat yang 
diperkenankan (psd) – STEL 
kadar zat kimia di udara tempat kerja yang tidak 
boleh dilampaui, agar tenaga kerja yang terpapar 
pada periode singkat yaitu tidak lebih dari 15 menit, 
masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan 
iritasi, kerusakan jaringan tubuh, maupun terbius
Kegunaan Nilai Ambang Batas 
 Pedoman Standar paparan untuk bekerja dengan 
selamat 
 Pedoman perencanaan proses produksi dan 
perencanaan teknologi pengendalian 
 Mengetahui daya racun dan tingkat potensi bahaya 
bahan-bahan 
 Substitusi bahan yang kurang berbahaya 
 Membantu menentukan gangguan kesehatan, 
timbulnya penyakit, hambatan efisiensi kerja
Sumber NAB – Bahan Kimia 
 Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI No. SE- 
01/MEN/1997 tentang Ambang Batas Faktor Kimia di 
Udara Lingkungan Kerja 
 SNI 19-0232-2005 : NAB Zat Kimia di udara tempat kerja 
 TLV - ACGIH [American Conference of Governmental 
Industrial Hygienists] 
 MAC-NIOSH [National Institute for Occupational Health 
and Safety] 
 PEL-OSHA [Occupational Safety Health Agency] 
 ILO [International Labor Organisation] 
 MSDS [Material Safety Data Sheets]
Contoh NAB di udara tempat kerja 
Senyawa kimia ppm (bds) 
Klorin (Cl2) 
Asam Klorida 
Hidrogen Sulfida (H2S) 
Karbon Monoksida (CO) 
Amonia (NH3) 
Toluene 
Gasoline 
Karbon dioksida (CO2) 
SNI 19-0232-2005 
0,5 
5 [ktd/STEL] 
10 
25 [50 KepMenNaker] 
25 
50 
300 
5.000 
ppm : part per million, bds : bagian dalam sejuta

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Thonce Thesia
 
Toksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshareToksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshareInoy Trisnaini
 
Toksikologi industri
Toksikologi industriToksikologi industri
Toksikologi industrimurdiyah
 
Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3Al Marson
 
Konsep dasar toksikologi
Konsep dasar toksikologiKonsep dasar toksikologi
Konsep dasar toksikologiInoy Trisnaini
 
Kesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukimanKesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukimandwidiah
 
Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malariavirgananda
 
Penyakit tidak menular
Penyakit tidak menularPenyakit tidak menular
Penyakit tidak menularMeironi Waimir
 
Faktor Kimia Di Lingkungan Kerja
Faktor Kimia Di Lingkungan KerjaFaktor Kimia Di Lingkungan Kerja
Faktor Kimia Di Lingkungan KerjaFuri Fazrillash
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 
Bahan Berbahaya Beracun (B3) beserta Limbahnya.pptx
Bahan Berbahaya Beracun (B3) beserta Limbahnya.pptxBahan Berbahaya Beracun (B3) beserta Limbahnya.pptx
Bahan Berbahaya Beracun (B3) beserta Limbahnya.pptxPatenPisan1
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7tristyanto
 
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...Muhamad Imam Khairy
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahrickygunawan84
 

La actualidad más candente (20)

Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
 
TOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGITOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGI
 
Toksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshareToksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshare
 
K3 - TOKSIKOLOGI
K3 - TOKSIKOLOGIK3 - TOKSIKOLOGI
K3 - TOKSIKOLOGI
 
Toksikologi industri
Toksikologi industriToksikologi industri
Toksikologi industri
 
Sanitasi industri
Sanitasi industriSanitasi industri
Sanitasi industri
 
Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3
 
Konsep dasar toksikologi
Konsep dasar toksikologiKonsep dasar toksikologi
Konsep dasar toksikologi
 
Kesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukimanKesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukiman
 
Survey vektor malaria
Survey vektor malariaSurvey vektor malaria
Survey vektor malaria
 
Penyakit tidak menular
Penyakit tidak menularPenyakit tidak menular
Penyakit tidak menular
 
Faktor Kimia Di Lingkungan Kerja
Faktor Kimia Di Lingkungan KerjaFaktor Kimia Di Lingkungan Kerja
Faktor Kimia Di Lingkungan Kerja
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
 
Toksikologi 2017
Toksikologi 2017Toksikologi 2017
Toksikologi 2017
 
Fase kerja toksikan
Fase kerja toksikanFase kerja toksikan
Fase kerja toksikan
 
Prinsip umum toksikologi
Prinsip umum toksikologiPrinsip umum toksikologi
Prinsip umum toksikologi
 
Bahan Berbahaya Beracun (B3) beserta Limbahnya.pptx
Bahan Berbahaya Beracun (B3) beserta Limbahnya.pptxBahan Berbahaya Beracun (B3) beserta Limbahnya.pptx
Bahan Berbahaya Beracun (B3) beserta Limbahnya.pptx
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabah
 

Destacado

K3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGIK3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGIRifqi Nugraha
 
1. konsep dasar ergonomi
1. konsep dasar ergonomi1. konsep dasar ergonomi
1. konsep dasar ergonomizumira zamiati
 
Toksikologi lingkungan
Toksikologi lingkunganToksikologi lingkungan
Toksikologi lingkunganKither Bro
 
Ppt toksikologi
Ppt toksikologiPpt toksikologi
Ppt toksikologiEfaMuniar
 
8. dasar pemadaman kebakaran
8. dasar pemadaman kebakaran8. dasar pemadaman kebakaran
8. dasar pemadaman kebakaranWinarso Arso
 
3. kesehatan lingkungan kerja
3. kesehatan lingkungan kerja3. kesehatan lingkungan kerja
3. kesehatan lingkungan kerjaWinarso Arso
 
11. slips, trips & falls bahasa
11. slips, trips & falls bahasa 11. slips, trips & falls bahasa
11. slips, trips & falls bahasa Winarso Arso
 
9. dasar dasar inspeksi
9. dasar dasar inspeksi9. dasar dasar inspeksi
9. dasar dasar inspeksiWinarso Arso
 
11. statistik & pelaporan kecelakaan
11. statistik & pelaporan kecelakaan11. statistik & pelaporan kecelakaan
11. statistik & pelaporan kecelakaanWinarso Arso
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis Noveldy Pitna
 
Ppt.pengukuran paparan new
Ppt.pengukuran paparan new Ppt.pengukuran paparan new
Ppt.pengukuran paparan new Inoy Trisnaini
 
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium KimiaP3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium KimiaAsida Gumara
 
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARAPENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARADede Saputra
 

Destacado (20)

Toksikologi Industri
Toksikologi IndustriToksikologi Industri
Toksikologi Industri
 
K3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGIK3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGI
 
1. konsep dasar ergonomi
1. konsep dasar ergonomi1. konsep dasar ergonomi
1. konsep dasar ergonomi
 
Toksikologi lingkungan
Toksikologi lingkunganToksikologi lingkungan
Toksikologi lingkungan
 
Ppt toksikologi
Ppt toksikologiPpt toksikologi
Ppt toksikologi
 
8. dasar pemadaman kebakaran
8. dasar pemadaman kebakaran8. dasar pemadaman kebakaran
8. dasar pemadaman kebakaran
 
3. kesehatan lingkungan kerja
3. kesehatan lingkungan kerja3. kesehatan lingkungan kerja
3. kesehatan lingkungan kerja
 
11. slips, trips & falls bahasa
11. slips, trips & falls bahasa 11. slips, trips & falls bahasa
11. slips, trips & falls bahasa
 
9. dasar dasar inspeksi
9. dasar dasar inspeksi9. dasar dasar inspeksi
9. dasar dasar inspeksi
 
16. permit sistem
16. permit sistem16. permit sistem
16. permit sistem
 
08 mengapakah
08 mengapakah08 mengapakah
08 mengapakah
 
11. statistik & pelaporan kecelakaan
11. statistik & pelaporan kecelakaan11. statistik & pelaporan kecelakaan
11. statistik & pelaporan kecelakaan
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Modul 6 biologi kb 3
Modul 6 biologi kb 3Modul 6 biologi kb 3
Modul 6 biologi kb 3
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis
 
Buku pedoman
Buku pedomanBuku pedoman
Buku pedoman
 
Ppt.pengukuran paparan new
Ppt.pengukuran paparan new Ppt.pengukuran paparan new
Ppt.pengukuran paparan new
 
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium KimiaP3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
 
Syamsul Arifin CV
Syamsul Arifin CVSyamsul Arifin CV
Syamsul Arifin CV
 
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARAPENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
 

Similar a 17. toksikologi industri

Kebahayaan b3
Kebahayaan b3Kebahayaan b3
Kebahayaan b3sindu_57
 
Kebahayaan b3
Kebahayaan b3Kebahayaan b3
Kebahayaan b3sindu_57
 
Kebahayaan b3
Kebahayaan b3Kebahayaan b3
Kebahayaan b3sindu_57
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
12. Toksikologi Industri.pdf
12. Toksikologi Industri.pdf12. Toksikologi Industri.pdf
12. Toksikologi Industri.pdfYochananmeisandro
 
kuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.pptkuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.pptSaid878643
 
MATERI 1, PENGERTIAN TOKSIKOLOGI KLINIK, Agus Sudrajat,S.Si,M,T (1).ppt
MATERI 1, PENGERTIAN TOKSIKOLOGI KLINIK, Agus Sudrajat,S.Si,M,T (1).pptMATERI 1, PENGERTIAN TOKSIKOLOGI KLINIK, Agus Sudrajat,S.Si,M,T (1).ppt
MATERI 1, PENGERTIAN TOKSIKOLOGI KLINIK, Agus Sudrajat,S.Si,M,T (1).pptAgusSudrajat19
 
kelompok3toksikologiindustri2023-230312131304-9570077c.pdf
kelompok3toksikologiindustri2023-230312131304-9570077c.pdfkelompok3toksikologiindustri2023-230312131304-9570077c.pdf
kelompok3toksikologiindustri2023-230312131304-9570077c.pdfrahmazainatul6
 
KELOMPOK 3 TOKSIKOLOGI INDUSTRI 2023.pptx
KELOMPOK  3 TOKSIKOLOGI INDUSTRI 2023.pptxKELOMPOK  3 TOKSIKOLOGI INDUSTRI 2023.pptx
KELOMPOK 3 TOKSIKOLOGI INDUSTRI 2023.pptxRiskiMaulana49
 
AGENT_+PESTISIDA.ppt
AGENT_+PESTISIDA.pptAGENT_+PESTISIDA.ppt
AGENT_+PESTISIDA.pptssuser685b7b
 
Bijaksana menggunakan insektisida 2011
Bijaksana menggunakan insektisida  2011Bijaksana menggunakan insektisida  2011
Bijaksana menggunakan insektisida 2011yanaariana
 
TOKSIKOLOGI industri keselamatan dan kesehatan kerja
TOKSIKOLOGI  industri keselamatan dan kesehatan kerjaTOKSIKOLOGI  industri keselamatan dan kesehatan kerja
TOKSIKOLOGI industri keselamatan dan kesehatan kerjaGevaniaArantza
 
018. TOKSIKOLOGI.ppt
018. TOKSIKOLOGI.ppt018. TOKSIKOLOGI.ppt
018. TOKSIKOLOGI.pptijaljalil1
 
Kelompok Insektisida Praktis Tidak Beracun
Kelompok Insektisida Praktis Tidak BeracunKelompok Insektisida Praktis Tidak Beracun
Kelompok Insektisida Praktis Tidak Beracunhimagrotekunud
 
Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1Agus Candra
 
KEL3_TOKSIKOLOGI pengantar cccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccc
KEL3_TOKSIKOLOGI pengantar ccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccKEL3_TOKSIKOLOGI pengantar cccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccc
KEL3_TOKSIKOLOGI pengantar ccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccVbypeboy
 
Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1Agus Candra
 
konsep dasar toksikologi.pptx
konsep dasar toksikologi.pptxkonsep dasar toksikologi.pptx
konsep dasar toksikologi.pptxsolemanjufri1
 
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitasfaktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitasFatmawati Fatmawati
 

Similar a 17. toksikologi industri (20)

Kebahayaan b3
Kebahayaan b3Kebahayaan b3
Kebahayaan b3
 
Kebahayaan b3
Kebahayaan b3Kebahayaan b3
Kebahayaan b3
 
Kebahayaan b3
Kebahayaan b3Kebahayaan b3
Kebahayaan b3
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
12. Toksikologi Industri.pdf
12. Toksikologi Industri.pdf12. Toksikologi Industri.pdf
12. Toksikologi Industri.pdf
 
kuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.pptkuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.ppt
 
MATERI 1, PENGERTIAN TOKSIKOLOGI KLINIK, Agus Sudrajat,S.Si,M,T (1).ppt
MATERI 1, PENGERTIAN TOKSIKOLOGI KLINIK, Agus Sudrajat,S.Si,M,T (1).pptMATERI 1, PENGERTIAN TOKSIKOLOGI KLINIK, Agus Sudrajat,S.Si,M,T (1).ppt
MATERI 1, PENGERTIAN TOKSIKOLOGI KLINIK, Agus Sudrajat,S.Si,M,T (1).ppt
 
kelompok3toksikologiindustri2023-230312131304-9570077c.pdf
kelompok3toksikologiindustri2023-230312131304-9570077c.pdfkelompok3toksikologiindustri2023-230312131304-9570077c.pdf
kelompok3toksikologiindustri2023-230312131304-9570077c.pdf
 
KELOMPOK 3 TOKSIKOLOGI INDUSTRI 2023.pptx
KELOMPOK  3 TOKSIKOLOGI INDUSTRI 2023.pptxKELOMPOK  3 TOKSIKOLOGI INDUSTRI 2023.pptx
KELOMPOK 3 TOKSIKOLOGI INDUSTRI 2023.pptx
 
AGENT_+PESTISIDA.ppt
AGENT_+PESTISIDA.pptAGENT_+PESTISIDA.ppt
AGENT_+PESTISIDA.ppt
 
4. TOKSIKOLOGI.pptx
4. TOKSIKOLOGI.pptx4. TOKSIKOLOGI.pptx
4. TOKSIKOLOGI.pptx
 
Bijaksana menggunakan insektisida 2011
Bijaksana menggunakan insektisida  2011Bijaksana menggunakan insektisida  2011
Bijaksana menggunakan insektisida 2011
 
TOKSIKOLOGI industri keselamatan dan kesehatan kerja
TOKSIKOLOGI  industri keselamatan dan kesehatan kerjaTOKSIKOLOGI  industri keselamatan dan kesehatan kerja
TOKSIKOLOGI industri keselamatan dan kesehatan kerja
 
018. TOKSIKOLOGI.ppt
018. TOKSIKOLOGI.ppt018. TOKSIKOLOGI.ppt
018. TOKSIKOLOGI.ppt
 
Kelompok Insektisida Praktis Tidak Beracun
Kelompok Insektisida Praktis Tidak BeracunKelompok Insektisida Praktis Tidak Beracun
Kelompok Insektisida Praktis Tidak Beracun
 
Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1
 
KEL3_TOKSIKOLOGI pengantar cccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccc
KEL3_TOKSIKOLOGI pengantar ccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccKEL3_TOKSIKOLOGI pengantar cccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccc
KEL3_TOKSIKOLOGI pengantar cccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccc
 
Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1
 
konsep dasar toksikologi.pptx
konsep dasar toksikologi.pptxkonsep dasar toksikologi.pptx
konsep dasar toksikologi.pptx
 
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitasfaktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
 

Más de Winarso Arso

05 daftar isi-baik
05 daftar isi-baik05 daftar isi-baik
05 daftar isi-baikWinarso Arso
 
Marikitabelajartentangislam
MarikitabelajartentangislamMarikitabelajartentangislam
MarikitabelajartentangislamWinarso Arso
 
Al quran dan_sains[1]
Al quran dan_sains[1]Al quran dan_sains[1]
Al quran dan_sains[1]Winarso Arso
 
15 teknik pemadaman kebakaran
15 teknik pemadaman kebakaran15 teknik pemadaman kebakaran
15 teknik pemadaman kebakaranWinarso Arso
 
13. smk3 dan p2 k3
13. smk3 dan p2 k313. smk3 dan p2 k3
13. smk3 dan p2 k3Winarso Arso
 
7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]
7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]
7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]Winarso Arso
 
6. alat pelindung pernafasan
6. alat pelindung pernafasan6. alat pelindung pernafasan
6. alat pelindung pernafasanWinarso Arso
 
5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diriWinarso Arso
 

Más de Winarso Arso (20)

07 fakta ilmiah
07 fakta ilmiah07 fakta ilmiah
07 fakta ilmiah
 
06 pendahuluan
06 pendahuluan06 pendahuluan
06 pendahuluan
 
05 daftar isi-baik
05 daftar isi-baik05 daftar isi-baik
05 daftar isi-baik
 
04 kt pengantar
04 kt pengantar04 kt pengantar
04 kt pengantar
 
03 ttg pengarang
03 ttg pengarang03 ttg pengarang
03 ttg pengarang
 
01 kdt
01 kdt01 kdt
01 kdt
 
02 kpd pembaca
02 kpd pembaca02 kpd pembaca
02 kpd pembaca
 
Tubuh kita
Tubuh kitaTubuh kita
Tubuh kita
 
Mengagumkan
MengagumkanMengagumkan
Mengagumkan
 
Marikitabelajartentangislam
MarikitabelajartentangislamMarikitabelajartentangislam
Marikitabelajartentangislam
 
Islam budha
Islam budhaIslam budha
Islam budha
 
Desain di alam[1]
Desain di alam[1]Desain di alam[1]
Desain di alam[1]
 
Al quran dan_sains[1]
Al quran dan_sains[1]Al quran dan_sains[1]
Al quran dan_sains[1]
 
15 teknik pemadaman kebakaran
15 teknik pemadaman kebakaran15 teknik pemadaman kebakaran
15 teknik pemadaman kebakaran
 
14. hazops
14. hazops14. hazops
14. hazops
 
13. smk3 dan p2 k3
13. smk3 dan p2 k313. smk3 dan p2 k3
13. smk3 dan p2 k3
 
7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]
7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]
7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]
 
6. alat pelindung pernafasan
6. alat pelindung pernafasan6. alat pelindung pernafasan
6. alat pelindung pernafasan
 
5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri
 
4. gas detector
4. gas detector4. gas detector
4. gas detector
 

17. toksikologi industri

  • 2. TOKSIKOLOGI DAN BAHAN KIMIA DI TEMPAT KERJA 5
  • 3. TOKSIKOLOGI INDUSTRI  Apakah Bahan Toksik?  Bagaimana bahan masuk ke manusia?  Apa saja efek bagi kesehatan?  Berapa nilai ambang batas?
  • 4. Mengapa Bahan Beracun?  Faktor-faktor yang mempengaruhi derajad keracunan oleh bahan kimia :  Masuknya bahan ke tubuh  Jumlah atau dosis masuk ke tubuh  Toksisitas (daya racun) bahan kimia  Keluarnya bahan dari tubuh  Keadaan personal
  • 5. Masuknya bahan ke tubuh  Bahan kimia di industri masuk ke tubuh melalui :  Pernafasan (inhalation) : paling banyak  Mulut (oral) – gastro intestinal  Penyerapan kulit (skin absorption)
  • 6. Mekanisme keracunan Senyawa kimia sampai ke target organ melalui mekanisme :  Absorpsi melaui saluran Gatro-intestinal, paru-paru, kulit  Distribusi ke dalam tubuh  Biotransformasi  Ekskresi (keluar)  Atau tetap di tubuh [Efek racun] Arterial Blood Lungs GI tract Muscle Bone Gonads Other Venous Blood
  • 7. Jumlah atau dosis masuk ke tubuh  Jumlah atau dosis masuk ke tubuh mempengaruhi derajad keracunan  Hubungan dosis-respons menjelaskan tentang pengaruh dosis terhadap fisiologi tubuh manusia  Efek yang terjadi berupa :  NOEL : No Observable Effect Limit (Batas dosis tanpa efek teramati)  ED : Effective Dosage (Dosis Efektif)  TD : Toxic Dosage (Dosis Toksik)  LD : Lethal Dosage (Dosis Mematikan)
  • 8. Toksisitas Bahan Kimia SEMUA BAHAN KIMIA DAPAT MENYEBABKAN KERACUNAN Efek racun ditentukan oleh jumlah atau dosis yang masuk ke dalam tubuh
  • 9. Toksisitas : Daya Racun  Toksik (toxic) : racun (poison)  Toksisitas : ukuran daya racun bahan kimia  Bahan kimia dengan daya racun rendah memerlukan dosis besar untuk menyebabkan terjadinya keracunan  Bahan dengan daya racun berat hanya memerlukan dosis kecil untuk menyebabkan keracunan
  • 10. Efek akut-kronik  By sudden or short term exposures  A one-time exposure to relatively large amounts of the chemical can overwhelm the body  The ill-health effects caused by one-time, sudden, high exposures are often called "acute toxicity" effects  By repeated exposures over a long period of time  A repeated exposure over a long period of time can also cause too much chemical to enter the body and produce poisoning.  The exposure levels may be too small to cause any acute toxicity. Ill-health effects caused in such situations are often called "chronic toxicity" effects
  • 11. LD50 dan LC50 ukuran toksisitas akut  LD50 is the amount of a material, given all at once, which causes the death of 50% (one half) of a group of test animals. The LD50 is one way to measure the short-term poisoning potential (acute toxicity) of a material  LC stands for "Lethal Concentration". LC values usually refer to the concentration of a chemical in air but in environmental studies it can also mean the concentration of a chemical in water  LD50 gives a measure of the immediate or acute toxicity of a chemical , not to give information on long-term exposure effects of a chemical  the smaller the LD50 value, the more toxic the chemical is. The opposite is also true: the larger the LD50 value, the lower the toxicity
  • 12. Klas Toksisitas : Skala Hodge-Sterner Tingkat Klasifikasi Oral, tikus dosis tunggal Pernafasan, tikus, 4 jam Dermal, kelinci Manusia, 70 kg LD50 mg/kg.bb LC50 ppm LD50 mg/kg.bb Lethal Dose 1 Amat sangat beracun <=1 <=10 <5 1 tetes 2 Sangat beracun 1-50 10-100 5-44 4 ml(sendok teh) 3 Beracun 50-500 100-1.000 44-350 30 ml 4 Agak beracun 500-5.000 1.000-10.000 350-2.820 600 ml 5 Praktis tak beracun 5.000-15.000 10.000-100.000 2.820-22.590 1 Liter 6 Relatif tak berbahaya >15.000 >100.000 >22.590 > 1 Liter
  • 13. Contoh LD50 beberapa bahan kimia  SENYAWA  Gliserol  Ethanol  Ethilen glikol  Asam akrilat  Hidroquinon  Akrilamida  Akrilonitril  Nikotin  Dioxin  Botulinus toxin  LD 50 (mg/kg bb)  25.200  10.300  8.500  2.600  320  170  93  1  0,001  0,00001
  • 14. IDLH Immediately Dangereous to Life and Health  An atmospheric concentration of any toxic, corrosive or asphyxiant substance that poses an immediate threat to life or would cause irreversible or delayed adverse health effects or would interfere with an individual's ability to escape from a dangerous atmosphere.  Any condition that poses an immediate or delayed threat to life or that would cause irreversible adverse health effects or that would interfere with an individual's ability to escape unaided from a permit space
  • 15. Nilai IDLH beberapa bahan kimia Senyawa kimia Nilai IDLH Klorin (Cl2) Asam Klorida Hidrogen Sulfida (H2S) Karbon Monoksida (CO) Amonia (NH3) Toluene Octane Karbon dioksida (CO2) NIOSH 10 ppm 50 ppm 100 ppm 1.200 ppm 300 ppm 500 ppm 1.000 ppm [LEL] 40.000 ppm
  • 16. Efek bagi kesehatan  Hematotoxicity : keracunan pada darah dan sistem peredaran darah  Hepatotoxicity : keracunan pada hati (liver)  Neurotoxicity : keracunan pada sistem syaraf pusat (central nervous system)  Nephrotoxicity : keracunan pada ginjal  Pulmonotoxicity : keracunan pada paru-paru  Dermatotoxicity : keracunan pada kulit  Carcinogenic : terjadinya kanker
  • 17. Keluarnya bahan dari tubuh  Bahan masuk ke dalam tubuh setelah melalui proses biokimia (biotransformasi), dikeluarkan dalam bentuk senyawa aslinya atau berubah.  Produk dapat berupa senyawa yang kurang beracun atau lebih beracun  Beberapa bahan kimia tersimpan dalam tubuh dan cepat dikeluarkan (ekskresi) melalui feces, urine, keringat atau pernafasan.  Beberapa bahan kimia yang masuk melalui pernafasan (debu halus grafit, silika) ke paru-paru tetap berada dalam waktu yang lama dan tidak dapat keluar semuanya
  • 18. Pengaruh keadaan personal Variasi keracunan pada seseorang dipengaruhi kondisi personal :  Status genetika  Status immonologi (kekebalan tubuh)  Status nutrisional  Status hormonal  Umur  berat badan  Jenis kelamin  Kesehatan  Penyakit yang diderita
  • 19. Daya Racun dan Bahaya  What are the differences between toxicity and hazard?  There is a tendency to believe that if only small amounts of a chemical are needed to cause poisoning, then the chemical is highly hazardous. This is not necessarily so. A highly toxic chemical can have a low health hazard if it is used with proper precautions and care. On the other hand, it is possible that a chemical of low toxicity may present a high health hazard if it is used carelessly or inappropriately. Toxicity is a measure of the poisoning strength and is an unchanging characteristic of a chemical. Hazard is not the same. It is a variable feature of a chemical. Hazard is the likelihood that a chemical will cause poisoning, given its poisoning strength and the amounts and manner in which it is used, stored and handled. The toxicity of a chemical cannot be changed, but the hazard it presents can be controlled and minimized.
  • 20. BAHAN KIMIA DI TEMPAT KERJA Pernadafan (Inhalation) Mulut-Pencernaan (Oral-Ingestion-Gastro Intestinal) Penyerapan kulit (Skin absorption)
  • 21. Pernafasan  Rata-rata orang bernafas 12 kali per menit, 500 mL udara tiap kali bernafas, sebanyak 6 liter per menit, termasuk pencemar/kontaminan yang ada di udara  Bekerja selama 8 jam, lebih dari 2.800 liter udara masuk ke paru-paru melalui pernafasan.  Orang yang bekerja lebih berat menghirup sampai dengan 10.000 liter udara selama 8 jam.
  • 22. Bahan-bahan masuk melalui pernafasan  Gas-gas dan uap (panguapan bahan-bahan kimia cair), bahan-bahan organik mudah menguap (volatile organic compound - VOC)  Mist (butiran cairan halus di udara)  Debu (dust)  Fumes (partikel dari uap logam terkondensasi),  Asap yaitu partikel karbon halus di udara (smoke)
  • 23. Bahan-bahan masuk melalui mulut  Bahan kimia masuk ke dalam tubuh karena tertelan atau melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi Makanan dan minuman sering terkontaminasi karena kontak dengan tangan yang tak dicuci, sarung tangan / pakaian, atau makanan yang terpapar di udara tercemar.  Bahan-bahan kontaminan di tempat kerja :  Tertelan : debu, smoke, fumes  Makanan dan minuman : kontaminasi tangan, minuman terpapar di udara
  • 24. Absorpsi kulit  Bahan-bahan kimia masuk melalui kulit dalam wujud cair. Bahan padat dan gas masuk setelah terlarut oleh air di kulit  Bahan-bahan organik dan alkali dapat melemahkan sel keratin kulit, sehingga mudah masuk melalui ke kulit ke sistem peredaran darah.  Bahan-bahan korosif melepuhkan kulit memudahkan bahan-bahan kimia dan infeksi masuk melalui kulit  Bahan-bahan yang mudah masuk melalui kulit dan ke sistem perdaran darah :  benzene, carbon tetrachloride, carbon disulfide, methyl
  • 25. Monitoring Gejala keracunan  Gejala non spesifik  Pusing, mual, muntah, gemetar, lemah badan  Berkunang-kunang, sukar tidur, nafsu makan berkurang, sukar berkonsentrasi  Gejala spesifik  Sesak nafas, sakit perut, diare, kejang-kejang, gangguan mental, kelumpuhan, nyeri otot, koma, pingsan
  • 26. NILAI AMBANG BATAS Threshold Limit Value [TLV] Permissible Exposure Limit [PEL] Maximum Allowable Concentration [MAC] Short Term Exposure Limit [STEL]
  • 27. Nilai Ambang Batas  TLV, PEL, MAC  standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggu
  • 28. NAB tertinggi dan NAB singkat  Nilai Ambang Batas kadar tertinggi yang diperkenankan (ktd) - Ceiling kadar zat kimia di udara tempat kerja yang tidak boleh dilampaui meskipun dalam waktu sekejap  Nilai Ambang Batas paparan singkat yang diperkenankan (psd) – STEL kadar zat kimia di udara tempat kerja yang tidak boleh dilampaui, agar tenaga kerja yang terpapar pada periode singkat yaitu tidak lebih dari 15 menit, masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan iritasi, kerusakan jaringan tubuh, maupun terbius
  • 29. Kegunaan Nilai Ambang Batas  Pedoman Standar paparan untuk bekerja dengan selamat  Pedoman perencanaan proses produksi dan perencanaan teknologi pengendalian  Mengetahui daya racun dan tingkat potensi bahaya bahan-bahan  Substitusi bahan yang kurang berbahaya  Membantu menentukan gangguan kesehatan, timbulnya penyakit, hambatan efisiensi kerja
  • 30. Sumber NAB – Bahan Kimia  Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI No. SE- 01/MEN/1997 tentang Ambang Batas Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja  SNI 19-0232-2005 : NAB Zat Kimia di udara tempat kerja  TLV - ACGIH [American Conference of Governmental Industrial Hygienists]  MAC-NIOSH [National Institute for Occupational Health and Safety]  PEL-OSHA [Occupational Safety Health Agency]  ILO [International Labor Organisation]  MSDS [Material Safety Data Sheets]
  • 31. Contoh NAB di udara tempat kerja Senyawa kimia ppm (bds) Klorin (Cl2) Asam Klorida Hidrogen Sulfida (H2S) Karbon Monoksida (CO) Amonia (NH3) Toluene Gasoline Karbon dioksida (CO2) SNI 19-0232-2005 0,5 5 [ktd/STEL] 10 25 [50 KepMenNaker] 25 50 300 5.000 ppm : part per million, bds : bagian dalam sejuta