Wacana ini membahas pernyataan Sultan Hamengku Buwono X yang menyatakan bahwa presiden dari etnis Jawa sudah tidak relevan lagi dan calon presiden harus dinilai berdasarkan kualifikasinya, bukan etnis atau agamanya. Sultan mengingatkan agar pemilih tidak tertipu oleh partai politik dan memilih calon berdasarkan kualitasnya.
2. Analisis Wacana
• Sultan: Presiden Orang Jawa Tak Relevan Lagi
• Itu hak prerogatif warga negara dan pemilih
yang akan menentukan.
• Sabtu, 21 Januari 2012, 18:36 WIB Ismoko
Widjaya, Sukirno
• http://politik.vivanews.com/news/read/28195
4-sultan--yang-masuk-tps-bukan-hanya-orang-
jawa
3. VIVAnews - Politisi senior Partai Golkar yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri
Sultan Hamengku Buwono X, mengingatkan kepada publik pada 2014 agar jangan tertipu
seperti kiasan 'Beli Kucing dalam Karung'. Sultan juga menegaskan bahwa Presiden dari Tanah
Jawa tidak relevan lagi.
"Itu tergantung rakyat pada saat masuk TPS (Tempat Pemungutan Suara). Yang masuk TPS
bukan hanya orang Jawa. Orang seluruh Republik Indonesia yang punya hak pilih. Yang
diaspirasikan, ya terserah saat di TPS," kata Sultan.
Hal itu disampaikan Sultan dalam acara Orasi budaya "Menyemai Kebhinekaan Indonesia"
yang digelar Nurcholish Madjid Society dan Yayasan Kertagama, di Omah Btari Sri, Jalan
Ampera Raya, Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu 21 Januari 2012.
Sultan menuturkan, pemahaman seorang Presiden Indonesia harus dari orang Jawa sudah
tidak relevan lagi. Dari etnis apa pun bisa, karena hal itu adalah hak prerogatif warga negara
dan pemilih yang akan menentukan.
"Tergantung kualifikasi dia, dasarnya kualitatif, keetnikan, atau keagamaan, bisa lain," ujar
Sultan.
Pertimbangan para pemilih dalam menentukan calonnya, Sultan melanjutkan, bergantung
pada kualifikasi dari pemilih itu sendiri. Semua faktor dapat menjadi pertimbangan, misalnya
dari kualitas calon, etnis, agama, atau lainnya.
Menurut Sultan, partai politik beberapa waktu terakhir hanya menghasilkan para pemimpin
dari kalangan berduit. Pada kenyataannya, tidak selalu pemimpin partai menjadi presiden
atau gubernur di daerah. "Itu kan tidak identik," kata Sultan.
"Itu kepandaian masyarakat, tapi dengan memilih kucing dalam karung atau tidak, itu juga
tergantung yang dicalonkan partai. Prosesnya bagaimana, kejujuran itu sudah dilakukan atau
belum," kata Sultan. (art)
4. Sebelum memulai analisis
• Dari teks tersebut, masalah apa yang menarik
dianalisis dengan CDA?
• Mengapa CDA diperlukan? Bagaimana dengan
metode lainnya?
• Kerangka dominasi/perlawanan apa yang bisa
anda identifikasikan di dalam wacana di atas?
5. Ideologi/Hegemoni
• Kekuasaan apa yang sedang
dilanggengkan/dilawan?
• Apakah anda fokus ke media massa sebagai
institusi dominan atau memandang media
sebagai salah satu instrumen hegemoni?
• Siapa yang paling bertanggung jawab atas
dominasi/perlawanan yang sedang terjadi?
• Siapa yang didominasi/dilawan?
6. Analisis teks
• Bagaimana struktur teks didesain? Mengapa
didesain sedemikian rupa? Bisa didesain
seperti apa lagi?
– Intertekstualitas
– Representasi
– Relasi dan identitas
– Gambar dan teks
7. Intertekstualitas
• Bagaimana genre dan wacana serta voices
dibentuk dan diartikulasikan?
• (struktur generik, kalimat langsung/tak
langsung, narasi, konjungsi).
• Kalimat tidak langsung pada berita di atas
untuk apa?
• Hard news atau opini?
• Bagaimana narasinya?
8. Representasi
• Apa yang ada atau absen di dalam teks? Latar
muka atau latar belakang seperti apa?
• Proses dan partisipan seperti apa yang ada di
teks? Bagaimana kategorinya? Metafora?
• Relasi apa yang dibentuk antar proposisi?
• (praanggapan, jenis proses dan partisipan,
nominalisasi, aktif dan pasif, kategorisasi dan
wording, metafora, koherensi lokal dan global)
9. Relasi dan Identitas
• Relasi seperti apa yang dibentuk antar partisipan?
– Jurnalis dengan pembaca
– Partisipan lain (others) dengan pembaca
– Jurnalis dengan partisipan lain (others)
• Apakah hubungan tersebut
sederhana/kompleks/ambivalen?
• Arti penting institusi atau identitas personal apa
dalam membentuk identitas partisipan?
• (formal/informal, modalitas, pilihan kata
relasional)
10. Gambar dan teks
• Bagaimana gambar/visual dikonstruksi? Dan
relasi apa yang terbentuk antara gambar dan
teks?
11. Analisis praktik diskursif
• Bagaimana teks seperti ini biasanya
diproduksi? Dengan cara bagaimana biasanya
diinterpretasi dan digunakan?
• (proses institusi, proses wacana, ideal reader,
dan potensi makna yang mengarah pada
produksi teks atau tindakan baru)
12. Order of discourse
• Indikasi relasi yang stabil/tidak antara praktik
diskursif di dalam sebuah order of discourse
• Eksklusi/inklusi genre apa yang diasosiasikan
oleh teks?
• Bagaimana chain relationship?
– Dari mana sumber berita?
– Beririsan dengan wacana apa?
• Tendensi perubahan apa yang ditunjukkan
oleh teks? (komersialisasi, konversionalisasi)
13. Sociocultural practice
• Proses sosiokultural apa yang melingkupi teks
tersebut?
• Kondisi sosiokultural seperti apa yang terjadi?
• Efek seperti apa yang mungkin terjadi dengan
adanya teks ini?
• Apa yang bisa kita perbuat dengan teks ini
dalam relasinya dengan tindakan sosial yang
lebih luas