SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 20
Descargar para leer sin conexión
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1. Persalinan
1.1

Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran

dari dalam rahim melalui jalan keluar. Persalinan dianggap normal jika wanita
berada pada atau dekat masa aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat janin dengan
presentasi puncak kepala, dan persalinan selesai dalam 24 jam (Bobak, 2005).
Persalinan adalah kontraksi yang nyeri muncul setiap sekitar 10 menit atau lebih
cepat lagi, dengan diiringi satu dari tanda-tanda berikut ini : rabas vagina berupa
lendir vagina bercampur darah, ruptur membran secara spontan, atau penipisan
serviks secara komplit (Simkin & Ruth, 2005).
Menurut Susilawati (2009), persalinan adalah suatu proses pengeluaran
hasil pembuahan (konsepsi) yang dapat hidup, dari dalam rahim (uterus) melalui
vagina atau jalan lain ke dunia luar. Usia kehamilan yang dianggap normal
(matur/aterm) untuk melahirkan adalah berkisar 38-42 minggu. Jika partus terjadi
di usia kehamilan kurang dari 38 minggu disebut preterm (prematur), sebaliknya
jika partus terjadi saat usia kehamilan lebih dari 42 minggu dinamakan posterm
(postmatur).
1.2 Persalinan Kala I
Persalinan kala I ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak terjadi
kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi serviks lengkap, makin lama, makin
kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang

5
Universitas Sumatera Utara
tidak lebih banyak dari darah haid. Keluarnya lendir / darah (bloody show) akibat
terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di
kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat
pergeseran

antara

selaput

ketuban

dengan

dinding

dalam

uterus.

Tahap pertama biasanya berlangsung jauh lebih lama daripada waktu yang
diperlukan untuk tahap kedua dan ketiga (Kampono, 2008).
Frekuensi his pada persalinan kala I adalah 1 kali/10 menit pada
permulaan persalinan dan 2-3 kali/10 menit pada akhir kala I. Lamanya kuranglebih satu menit. Nyeri yang terjadi berasal dari regangan serviks yang membuka.
Terjadi kalau tekanan intrauterine melebihi 20 mmHg. Biasanya dimulai dari
tulang belakang yang menjalar ke depan. Kontraksi uterus dimulai pada tempat
kira-kira batas tuba dengan uterus. Akibatnya terhadap janin yaitu setiap kontraksi
dapat menghambat aliran darah dari plasenta ke janin. Kalau tekanannya melebihi
75 mmHg akan menyumbat aliran darah sama sekali. Kalau his terlampau kuat,
terlampau lama, atau terlampau sering dapat menimbulkan gawat janin
(Sumapraja, 1993).
Pada primipara, ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu
sehingga serviks akan mendatar dan menipis, baru kemudian ostium uteri
eksternum membuka. Pada multipara, ostium uteri internum dan eksternum sudah
sedikit terbuka. Penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama
pada pembukaan. Ketuban akan pecah sendiri ataupun harus dipecahkan ketika
pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Bila ketuban telah pecah sebelum
mencapai pembukaan 5 cm, disebut ketuban pecah dini. Kala I selesai apabila

Universitas Sumatera Utara
pembukaan serviks uteri lengkap. Pada primipara berlangsung selama kurang
lebih 13 jam, sedangkan pada multipara kurang lebih 7 jam (Hanifa, 2002).
Kala I persalinan dibagi dalam tiga bagian, yaitu fase laten, fase aktif, dan
fase transisi. Selama fase laten, effacement lebih banyak mengalami kemajuan
daripada penurunan janin. Selama fase aktif dan fase transisi, dilatasi serviks dan
penurunan bagian presentasi berlangsung lebih cepat (Wilson & Carrington, 1991
dalam Bobak 2005).
a) Fase persiapan / Laten
Fase persiapan merupakan fase pertama, yaitu terjadinya pembukaan
(dilatasi) dan penipisan leher rahim dengan pembukaan leher rahim mencapai 3
cm, selain itu ibu mulai merasakan kontraksi yang jelas berlangsung selama 30-50
detik dengan jarak 5-20 menit. Semakin bertambah pembukaan leher rahim,
semakin sering kontraksi. Beberapa ibu, khususnya yang sensitif, mulai merasa
sakit, namun beberapa ibu lainnya tidak merasa sakit sama sekali.
b) Fase Aktif
Biasanya fase ini berlangsung lebih pendek dari fase persiapan.
Kegiatan rahim mulai lebih aktif dan banyak kemajuan yang terjadi dalam waktu
singkat. Kontraksi semakin lama (berlangsung 40-60 detik), kuat, dan sering (3-4
menit sekali). Pembukaan leher rahim mencapai 7 cm.
c) Fase transisi
Fase ini merupakan fase yang paling melelahkan dan berat, banyak ibu
merasakan sakit yang hebat. Hal ini dikarenakan kontraksi meningkat dan menjadi
sangat kuat, 2-3 menit sekali selama 60-90 detik. Puncak kontraksi yang sangat
kuat dan lamanya hampir sama dengan lama kontraksi itu sendiri. Ibu merasa

Universitas Sumatera Utara
seolah-olah kontraksi tidak pernah berhenti dan tidak ada waktu istirahatnya.
Pembukaan rahim mencapai 10 cm dan umumnya, 3 cm terakhir berlangsung
sangat cepat, rata-rata 15 menit hingga satu jam (Danuatmaja & Mila, 2004).
1.3 Penyebab Nyeri Persalinan Kala I
Rasa nyeri pada ibu melahirkan berbeda dengan rasa nyeri yang biasa
terjadi pada tubuh saat sakit. Rasa nyeri tak tertahankan menjelang persalinan
menandakan bahwa tubuh sedang bekerja keras membuka mulut rahim agar bayi
bergerak turun melewati jalan lahir, kontraksi rahim sehingga otot-otot dinding
rahim mengerut dan menjepit pembuluh darah, rasa takut, cemas, dan tegang
memicu produksi hormon prostaglandin sehingga timbul stres. Kondisi stres dapat
mengurangi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri.
Mekanisme secara intrinsik pada nyeri persalinan kala I seluruhnya
terjadi pada uterus dan adnexa selama kontraksi berlangsung. Beberapa penelitian
awal menyatakan nyeri disebabkan karena penekanan pada ujung-ujung saraf
antara serabut otot dari korpus fundus uterus, adanya iskemik miomerium dan
serviks karena kontraksi sebagai konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus
atau karena adanya vasokontriksi akibat aktivitas berlebihan dari saraf simpatis,
adanya proses peradangan pada otot uterus, kontraksi pada serviks dan segmen
bawah rahim menyebabkan rasa takut yang memacu aktivitas berlebih dari sistem
saraf simpatis, adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim. Banyak data
yang mendukung hipotesis nyeri persalinan kala I terutama disebabkan karena
dilatasi serviks dan segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan
dan kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi. Rasa nyeri pada setiap fase

Universitas Sumatera Utara
persalinan dihantarkan oleh segmen syaraf yang berbeda-beda. Nyeri pada kala
satu terutama berasal dari uterus (Kampono, 2008).
Menurut teori gate-control, mekanisme pertahanan terjadi di spinal cord.
Sensasi nyeri dikirim dari perifer tubuh menuju saraf kecil pada otak. Hanya
jumlah yang terbatas dari sensasi nyeri yang dapat melalui proses ini pada satu
waktu. Distraksi atau aktifitas tertentu yang dapat mengganti perjalanan sensasi
nyeri ini. Ketika aktifitas menempati jalan ini, gerbang akan tertutup dan impuls
nyeri terhambat mencapai otak. Ketika gerbang terbuka, impuls nyeri akan naik
ke otak. Mekanisme pertahanan yang sama terjadi dalam serabut syaraf
hipotalamus dan serebral korteks, yang mengatur pikiran orang dan emosi dan
dapat mempengaruhi apakah jangkauan impuls nyeri berada pada level kesadaran
(Burrough, Arlene, 2001).
Neuron delta-A dan C melepaskan substansi P untuk mentransmisi impuls
melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron betaA yang lebih tebal, yang lebih cepat, yang melepaskan neurotrasmitter
penghambat. Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut A, maka akan
menutup mekanisme pertahanan. Apabila masukan yang dominan berasal dari
serabut delta-A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien
mempersepsikan sensasi nyeri.
Nyeri pada persalinan ada dua macam yaitu : nyeri rahim – mulut rahim
dan nyeri perineal. Nyeri rahim – mulut rahim adalah perasaan subjektif, terdapat
pada kala I persalinan. Sejalan dengan meningkatnya kontraksi rahim yang
menyebabkan teregangnya bagian bawah rahim terjadinya pembukaan mulut
bawah rahim dan iskemia otot rahim secara progresif, sehingga meningkat pula

Universitas Sumatera Utara
rasa nyeri. 4,6,15.16.17. Nyeri paling hebat dirasakan pada fase akhir persalinan
ketika pembukaan mulut rahim dan kekuatan kontraksi rahim mencapai
maksimal,. Nyeri parineal terdapat pada kala II persalinan dan saat melahirkan,
sebagai akibat meregangnya jaringan vagina, vulva dan perineum. Rangsang nyeri
persalinan disalurkan melalui dua jalur utama. Serabut saraf sensorik rahim dan
mulut rahim berjalan bersama saraf simpatis rahim memasuki sumsum tulang
belakang melalui saraf torakal 10 –11–12. Karena itu nyeri rahim terutama
dirasakan pada dermatom torokal 10, 11 dan 12.
Rasa nyeri pada alat-alat tubuh didaerah pelvis, terutama pada daerah
traktus genitalia interna disalurkan melalui susunan saraf simpatik menyebabkan
kontraksi dan vasokonstriksi. Sebaliknya saraf parasimpatik mencegah kontraksi
dan menyebabkan vasodilatasi. Oleh karena itu efeknya terhadap uterus yaitu
bahwa simpatik menjaga tonus uterus, sedangkan saraf parasimpatik mencegah
kontraksi uterus, jadi menghambat tonus uterus. Pengaruh dari kedua jenis
persarafan ini menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang intermitten.
Rangkaian susunan saraf simpatik daerah pelvik terdiri dari tiga rangkaian, yaitu
rantai sakralis, pleksus haemorhoidalis superior, dan pleksus hipogast rika
superior (Hutajulu, 2010).
1.4

Pengkajian Nyeri
Pengkajian nyeri yang faktual dan akurat dibutuhkan untuk menetapkan

data dasar, untuk menegakkan diagnosa yang tepat, untuk menyeleksi terapi yang
cocok, dan untuk mengevaluasi respons klien terhadap terapi (Potter & Perry,
2006). Menurut McGuire (1992), enam dimensi pengkajian nyeri, yaitu (1)
fisiologis, meliputi faktor pencetus, karakteristik, durasi, (2) sensori, yang

Universitas Sumatera Utara
meliputi intensitas dan kualitas nyeri, (3) afektif, yang meliputi emosional dan
psikologis seperti kecemasan dan depresi, (4) kognitif, yang meliputi persepsi dan
interpretasi tentang nyeri, (5) perilaku, seperti menyeringai, diam, bergerak, dan
lain-lain, (6) sosiokultural, nyeri bisa berbeda pria dan wanita dan dari etnis yang
berbeda.
Hal-hal yang perlu dikaji pada deskripsi verbal tentang nyeri, yaitu :
intensitas nyeri, karakteristik nyeri, faktor-faktor yang meredakan nyeri (mis,
gerakan, kurang bergerak, pengerahan tenaga, istirahat, obat-obat bebas, dsb),
efek nyeri terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari (mis, tidur, nafsu makan,
konsentrasi, interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitasaktivitas santai), dan kekhawatiran individu tentang nyeri (Smeltzer, 2002).
Dalam mengkaji intensitas nyeri, individu dapat diminta untuk membuat
tingkatan nyeri pada skala verbal (mis, tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat, atau
sangat hebat; atau 0 sampai 10: 0 = tidak ada nyeri, 10 = nyeri sangat hebat).
Yang termasuk dalam pengkajian karakteristik nyeri adalah letak, durasi (menit,
jam, hari, dsb), irama (mis, terus-menerus, hilang timbul, periode bertambah dan
berkurangnya intensitas atau keberadaan dari nyeri), dan kualitas (mis, nyeri
seperti ditusuk, seperti terbakar, sakit, nyeri seperti digencet) (Smeltzer, 2002).
Skala intensitas nyeri menurut Smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai
berikut :
1) Skala intensitas nyeri deskriptif

Universitas Sumatera Utara
2) Skala idensitas nyeri numerik

Keterangan :
0

: Tidak nyeri.

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih
posisi nafas panjang dan distraksi.
10

: Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul.

1.5

Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Nonfarmakologi
Selain secara medis, upaya menghilangkan rasa nyeri dapat dilakukan

secara nonmedis, yaitu melalui cara-cara alamiah, terapi alternatif, atau disebut
juga metode nonfarmakologi. Pasien masa kini mengeksplorasi metode
nonfarmakologi karena semakin ingin mengontrol pengobatan dirinya sendiri.

Universitas Sumatera Utara
Dari segi resiko dan efek samping, metode nonfarmakologi lebih aman
(Danuatmaja, 2004).

Berbagai

metode

nonfarmakologi untuk

mengontrol rasa

nyeri

diterapkan, seperti metode Dick-Read, yaitu dengan relaksasi. Relaksasi secara
sadar meliputi relaksasi progresif kelompok otot seluruh tubuh. Dengan berlatih,
banyak wanita mampu berelaksasi sesuai perintah, baik selama kontraksi maupun
di antara kontraksi. Metode Lamaze juga menerapkan strategi untuk mengatasi
rasa nyeri persalinan, yaitu dengan memusatkan perhatian pada titik perhatian
tertentu, misalnya, pada gambar yang sangat disukai supaya jalur saraf terisi oleh
stimulus lain, sehingga jalur saraf itu tidak dapat memberi respons terhadap
stimulus nyeri.
Metode lain yang dapat dilakukan adalah vokalisasi atau mendengarkan
bunyi-bunyian untuk menurunkan ketegangan, relaksasi dengan bantuan imajiner,
mendengarkan musik santai disertai cahaya yang temaram, mandi siram
hidroterapi, hipnosis, yoga, akupunktur, akupresur (Bobak, 2005). Akupresur
dilaporkan memberikan efek yang bermanfaat bagi ibu bersalin, terutama
bermanfaat bagi nyeri punggung. Akupresur merangsang produksi endorfin lokal
dan menutup gerbang terhadap rangsang nyeri (Mander, 2004).

2.

Akupresur
2.1

Definisi Akupresur
Akupresur adalah suatu teknik penyembuhan dengan menekan, memijat,

mengurut bagian tubuh untuk mengaktifkan peredaran energi vital (dikenal

Universitas Sumatera Utara
dengan nama Chi atau Qi (Cina ) dan Ki ( Jepang )). Akupresur juga disebut
akupunktur tanpa jarum, atau pijat akupunktur, sebab teori akupunkturlah yang
menjadi dasar praktik akupresur (Oka, 2003).
Akupresur merupakan penekanan pada titik tertentu (yang dikenal dengan
nama acupoint) dengan menggunakan telunjuk maupun ibu jari untuk
menstimulasi aliran energi di meridian, yang penggunaannya sangat aman dan
efektif, mudah dipelajari, dan juga membutuhkan waktu yang sedikit untuk
menerapkannya ( Turana, 2004).
2.2

Teori Dasar Akupresur
Akupresur sebagai seni dan ilmu penyembuhan berlandaskan pada teori

keseimbangan yang bersumber dari ajaran Taoisme. Taoisme mengajarkan bahwa
semua isi alam raya dan sifat-sifatnya dapat dikelompokkan ke dalam dua
kelompok, yang disebut kelompok Yin dan kelompok Yang (Oka, 2003). Yin dan
Yang adalah dua aspek/bagian dari sesuatu yang saling mendasari, saling
mempengaruhi, tidak mutlak dan keduanya saling bertentangan tetapi membentuk
suatu kesatuan yang utuh dalam suatu keseimbangan yang harmonis dan dinamis.
Yin adalah segala sesuatu yang bersifat lebih pasif dan Yang adalah segala sesuatu
yang besifat aktif (Depkes, 1996). Dalam tubuh manusia, unsur Yang adalah
punggung, pinggul, permukaan tubuh bagian luar, cairan bersih, psikis atau
mental, organ berongga. Sementara unsur Yin dalam tubuh manusia adalah dada,
perut, permukaan tubuh bagian dalam, cairan kotor, fisik, organ padat (Turana,
2004).
Akupresur ini diketahui merangsang serat Ad yang masuk ke bagian
dorsalis medula spinalis. Hal ini menimbulkan inhibisi segmental dari rangsangan

Universitas Sumatera Utara
nyeri yang dihantarkan oleh serat C yang berjalan lebih lambat, dan melalui
koneksi di otak bagian tengah, menyebabkan inhibisi rangsangan nyeri pada serat
C di bagian lain dari medula spinalis. Hal ini dapat menerangkan mengapa pijatan
akupresur pada suatu titik tertentu di tubuh dapat menghilangkan sensasi nyeri di
bagian lain dari tubuh. Zong YL (2009), menyatakan bahwa dengan merangsang
titik-titik tertentu di sepanjang sistem meridian, yang ditransmisi melalui serabut
syaraf besar ke formatio reticularis, thalamus dan sistem limbik akan melepaskan
endorfin dalam tubuh. Endorfin adalah zat penghilang rasa sakit secara alami
diproduksi dalam tubuh, yang memicu respons menenangkan dan membangkitkan
semangat di dalam tubuh, memiliki efek positif pada emosi, dapat menyebabkan
relaksasi dan normalisasi fungsi tubuh. Sebagai hasil dari pelepasan endorfin,
tekanan darah menurun dan meningkatkan sirkulasi darah.
Teori “gate control” dari Melzack dan Wall (1965) mengatakan bahwa
impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme pertahanan di
sepanjang sistem saraf pusat. Teori “gate control” menggambarkan bahwa ada
mekanisme pintu gerbang terbuka pada ujung saraf ruas tulang belakang (spinal
cord) yang dapat meningkatkan atau menurunkan aliran impuls saraf dari serat
perifer menuju sistem saraf pusat. Bila pintu tertutup tidak ada nyeri dan bila
pintu terbuka ada nyeri. Dalam hal ini, rasa nyeri gating dikendalikan oleh aksi
penghambatan pada jalur nyeri. Adanya rangsangan acupoints pada meridian
dapat mengakibatkan gerbang kewalahan dengan meningkatkan frekuensi impuls
yang pada akhirnya mengarah pada penutupan gerbang sehingga nyeri berkurang.
Selain itu dengan melepaskan endorfin melalui rangsangan pada acupoint dalam
meridian dapat memblokir impuls nyeri di otak (Alexander, 2001)

Universitas Sumatera Utara
2.3 Manfaat dan Tujuan Akupresur
Akupresur

bermanfaat

untuk

promotif,

pencegahan

penyakit,

penyembuhan penyakit, dan rehabilitasi. Dalam tindakan promotif, akupresur
bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh walaupun tidak sedang sakit.
Manfaat akupresur dalam pencegahan penyakit dipraktikkan secara teratur pada
saat-saat tertentu menurut aturan yang sudah ada, yaitu sebelum sakit. Tujuannya
adalah untuk mencegah masuknya sumber penyakit dan mempertahankan kondisi
tubuh. Bermanfaat juga untuk menyembuhkan sakit dan dipraktikkan ketika
dalam keadaan sakit.
Dalam teori Departemen Kesehatan, 1996, akupresur bermanfaat untuk
meningkatkan daya tahan tubuh dan kekuatan tubuh, mencegah penyakit tertentu,
mengatasi keluhan dan penyakit ringan, serta memulihkan kondisi tubuh.
Sementara dari model medis, teknik akupresur dapat bermanfaat untuk pelepasan
endorphin, memblok reseptor nyeri ke otak, dilatasi serviks dan meningkatkan
efektivitas kontraksi uterus (Oka, 2003).
Akupresur ditujukan untuk mengembalikan keseimbangan yang ada di dalam
tubuh, dengan memberikan rangsangan agar aliran energi kehidupan dapat
mengalir dengan lancar (Depkes, 1996). Akupresur juga bertujuan untuk
menyeimbangkan Yin dan Yang (Oka, 2008).
2.4

Meridian dan Titik Akupresur
Meridian adalah jaringan saluran energi kehidupan di dalam tubuh.

Meridian terdiri dari 600 titik. Titik meridian tersebut menyeimbangkan energi
tubuh yang menyebabkan tubuh berfungsi. Sebagian besar titik-titik akupresur
berada di sepanjang meridian.

Universitas Sumatera Utara
Yang dimaksud dengan titik akupresur adalah simpul meridian tempat
terpusatnya energi kehidupan (Ci) dan merupakan titik perangsangan untuk
menimbulkan keseimbangan kesehatan tubuh. Titik meridian ini disebut dengan
acupoint. Setiap acupoint mempunyai efek khusus pada sistem tubuh, atau organ
tertentu. Menstimulasi dan memijat secara lembut titik tersebut akan terjadi
perubahan fisiologi tubuh dan akan mempengaruhi keadaan mental dan emosional
(Bazaar, 2008).
Saat ini lebih dari 360 acupoint di meridian seluruh tubuh dan sekarang
banyak lagi ditemukan titik –titik tambahan. Kebanyakan acupoint ini terletak
bilateral/di dua sisi tubuh, oleh sebab itu akupresur dilakukan pada kedua sisi
tubuh kecuali acupoint yang terletak di bagian tengah tubuh. Lokasi acupoint ini
terletak sedikit dalam, di antara tulang, otot, atau tendon. Setelah mencapai daerah
dekat titik, perlu diperhatikan dan disisakan waktu sebentar untuk merasakan
daerah tersebut dengan jari yang sensitif. Selalu ada daerah yang lebih sedikit
sensitif dan pada keadaan yang imbalans acupoints biasanya lebih lembut dari
sekitarnya (Turana, 2004).
2.5

Persiapan Tindakan Akupresur
Di dalam praktek akupresur, seorang akupresuris atau siapa saja yang

ingin mempraktekkan akupresur perlu memperhatikan dan mengetahui kondisi
umum penderita, seperti kondisi pasien, kondisi ruangan, posisi pasien dan
akupresuris, serta cara melakukan tindakan atau teknik akupresur (Depkes, 1996).
Kondisi pasien yang perlu diperhatikan sebelum melakukan teknik
akupresur adalah sebaiknya pasien tidak dalam keadaan emosional (marah, takut,
terlalu gembira, atau sedih), tidak terlalu lapar atau terlalu kenyang, titik acupo int

Universitas Sumatera Utara
tidak dalam keadaan luka atau bengkak, dan untuk pasien yang lemah kondisinya
akupresur hanya diperlukan untuk menguatkan kondisinya dan jumlah titik yang
dipergunakan jangan terlalu banyak.
Selain kondisi pasien juga perlu diperhatikan keadaan tempat dilakukan
tindakan akupresur, seperti suhu dalam kamar jangan terlalu panas atau terlalu
dingin, sirkulasi udara hendaknya lancar (tidak pengap) dan udara kamar segar,
tempat bersih, dan jangan melakukan tindakan akupresur di tempat yang berasap
dan peralatan yang dipergunakan harus bersih, tidak tajam, dan tidak
menyakitkan.
Posisi pasien yang baik dalam melakukan tindakan akupresur adalah
dalam posisi duduk atau berbaring dalam keadaan nyaman dan santai. Posisi
akupresuris hendaklah berada pada keadaan yang bebas bergerak dan nyaman
untuk melakukan tindakan akupresur, tangan akupresuris dicuci bersih sebelum
melakukan tindakan, kuku jari tidak panjang dan tajam (Oka, 2008).
Teknik akupresur pada bagian tertentu tubuh akan mengakibatkan aliran
energi vital di dalam tubuh berjalan lancar sehingga keluhan penyakit berkurang
atau sembuh sesuai dengan tujuan akupresur. Cara yang perlu dilakukan
akupresuris dalam tindakan akupresur ini, yaitu dengan menekan dan memutar,
atau mengurut di sepanjang meridian. Teknik akupresur dimulai setelah
menemukan acupoint yang tepat, yaitu timbulnya reaksi pada titik acupoint yang
berupa rasa nyeri atau pegal. Setiap pemberian rangsangan pada titik acupoint
akan memberikan reaksi terhadap daerah sekitar titik tersebut, daerah yang
dilintasi oleh meridian titik tersebut, organ yang mempunyai hubungan dengan
titik tersebut. Oleh karena itu setiap pemijatan/rangsangan yang akan dilakukan

Universitas Sumatera Utara
harus diperhitungkan secara cermat, reaksi apa yang perlu ditimbulkan, reaksi
penguatan (Yang) atau reaksi melemahkan (Yin) (Depkes, 1996).
Teknik perangsangan yang bersifat Yang adalah menguatkan, biasanya
dilakukan dengan 30 kali pijat setiap titik, atau kalau diputar, putarannya
mengikuti arah jarum jam. Kalau diurut maka urutannya dimulai dari arah sumber
energi dari titik awal (nomor kecil) ke arah akhir (nomor besar) pada meridian
bersangkutan. Teknik perangsangan bersifat Yin atau melemahkan, biasanya
dilakukan dengan pijatan lebih dari 30 kali, atau sekitar 50 kali pada setiap titik
pijat. Jika pijatan diputar maka putarannya melawan arah jarum jam. Kalau diurut
melawan aliran energi (dari nomor besar ke nomor kecil) (Oka, 2003).
Teknik akupresur dilakukan dengan berbagai cara yang aman, tidak
melukai kulit atau menyebabkan pecahnya pembuluh darah, yaitu menggunakan
beberapa alternatif cara berikut : menggunakan jari jempol, menggunakan
beberapa jari tangan yang disatukan, hanya jari telunjuk saja, atau dengan telapak
tangan, membuat garakan cubitan halus, tetapi tidak sampai memar, menepuknepuk atau memukul-mukul ringan, dan menggosok dengan jari jempol atau
telapak tangan (Oka, 2008). Penekanan pada saat awal harus dilakukan dengan
lembut, kemudian secara bertahap kekuatan penekanan ditambah sampai terasa
sensasi yang ringan tetapi tidak sakit (Turana, 2004).
2.6

Lokasi Titik Akupresur Saat Persalinan
a) Titik Cien Cing
Titik ini dapat diketahui dengan cara menarik garis khayal antara C7
menuju processus acromion, titik cien cing terletak pada pertengahan
garis tersebut. Akupresuris dapat menemukan titik ini pada tubuh

Universitas Sumatera Utara
sendiri dengan mengangkat tangan diagonal melewati dada dan
palpasi sendiri dengan menggunakan jari telunjuk sepanjang garis
khayal tersebut. Titik ini berguna pada fase pertama dan kedua
persalinan untuk menstimulasi kontraksi uterus.

 Teknik akupresur :
Lakukan penekanan ke bawah pada titik cien cing tersebut
menggunakan ibu jari atau siku. Ketika menggunakan ibu jari, berikan
tekanan yang berasal dari lengan bukan yang tekanan berasal dari
sendi ibu jari. Pada titik ini sebaiknya dilakukan pada kedua bahunya,
namun dapat juga dilakukan sendiri pada satu bahu. Tekanan dapat
dilakukan pada setiap permulaan kontraksi atau lakukan penekanan
secara terus-menerus.
b) Titik BL 32 (Pang Kuang Su)
Lokasi titik ini kira-kira sepanjang jari telunjuk wanita di atas lipat
pantat selebar ibu jari di sisi tulang belakang. Saat persalinan mulai,
awali teknik akupresur dengan melakukan penekanan pada titik ini
dengan menggerakkan jari menuruni tulang belakang (kira-kira
selebar ibu jari) sejalan dengan kemajuan persalinan.

Universitas Sumatera Utara
 Teknik akupresur :
Tempatkan jari pada titik akupresur dan lakukan tekanan yang lembut.
Tekanan dapat ditingkatkan dengan melakukan penekanan ke arah
belakang pada awal kontraksi. Titik ini lebih banyak digunakan karena
menimbulkan efek anestesi pada kontraksi yang kuat, terlihat jelas
efek ini saat penekanan dihentikan. Penekanan pada titik ini akan
menimbulkan rasa hangat, geli, dan agak sakit. Jika terasa sangat
sakit, lakukan penekanan pada sekitar tulang. Titik ini sering
digunakan pada wanita dengan posisi menunduk atau berlutut pada
lantai, meja, tempat tidur, dll. Teknik ini dapat juga efektif digunakan
dalam air, namun kurang fleksibel pada sebagian orang. Penekanan
kuat pada titik BL 32 dapat dilakukan pada wanita bersalin yang
selalu ingin mengedan sedangkan serviks belum cukup berdilatasi.
c) Titik Pantat
Titik ini berada pada garis horisontal dari puncak lipatan pantat. Jika
melakukan tekanan pada sepanjang garis ini akan terasa lembut kirakira dua pertiga antara lipat pantat dan tulang pinggul.

Universitas Sumatera Utara
 Teknik akupresur :
Tempatkan tangan pada pinggul pasien dan lakukan dorongan ke
dalam titik ini dengan menggunakan ibu jari dan bantu ibu untuk
bergerak saat kontraksi. Dua sampai tiga hari sebelum tanggal
persalinan, BL 32 dan titik pantat dapat digunakan bersamaan dengan
masage pada sakral, lakukan penekanan ke bawah dan mengelilingi
pantat. Tujuannya adalah memberikan energi pada serviks agar
persalinan berjalan secara optimal.
d) Titik pada Tangan
Titik ini terletak sepanjang lipatan tangan ketika jari-jari menyatu
pada telapak tangan. Titik ini membantu pelepasan endorphin ke
dalam tubuh.

ap

Universitas Sumatera Utara
 Teknik akupresur :
Pegang sisir kecil dengan kencang. Pasien dapat menggenggam sisir
tersebut saat kontraksi dan anjurkan pada pasien untuk melakukan
tindakan ini bila terasa bermanfaat. Titik ini sangat membantu untuk
menurunkan nyeri saat kontraksi.
e) Titik K1
Titik ini terletak pada 1/3 bagian atas telapak kaki, ketika telapak kaki
fkeksi (menarik jari kaki ke depan ke arah telapak kaki).

 Teknik akupresur :
Lakukan penekanan yang kuat ke dalam dan ke depan ke arah jempol
kaki. Titik ini mempunyai efek relaksasi dan dapat digunakan kapan
saja saat persalinan. Penekanan pada titik ini juga dapat berguna saat
pasien

panik

(misal

mempunyai

pengalaman

yang

tidak

menyenangkan pada persalinan sebelumnya). Titik ini berguna untuk
membantu perineum relaksasi selama fase kedua persalinan.
f) Titik Co4 (He Kuk)
Titik ini terletak antara tulang metakarpal pertama dan kedua (antara
ibu jari dan jari telunjuk) pada bagian distal lipatan pada kedua
tangan.

Universitas Sumatera Utara
 Teknik akupresur :
Berikan penekanan pada titik ini dengan menggunakan ibu jari.
Penekanan pada titik ini berguna untuk mengintensifkan kontraksi,
saat kontraksi ireguler (Arifin, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Inc lp partus fisiologis
Inc lp partus fisiologisInc lp partus fisiologis
Inc lp partus fisiologisMuhammad Hisyam
 
Persalinan kala 3 dan 4
Persalinan kala 3 dan 4Persalinan kala 3 dan 4
Persalinan kala 3 dan 4Yuni Wulandari
 
Fisiologi Persalinan
Fisiologi PersalinanFisiologi Persalinan
Fisiologi PersalinanEviana Maya
 
Fisiologi persalinan
Fisiologi persalinanFisiologi persalinan
Fisiologi persalinanDhila Fadhila
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasOperator Warnet Vast Raha
 
Perubahan fisik dan fisiologis pada kala ii (revisi)
Perubahan fisik dan fisiologis pada kala ii (revisi)Perubahan fisik dan fisiologis pada kala ii (revisi)
Perubahan fisik dan fisiologis pada kala ii (revisi)Aning Aisyah
 
Fisiologi persalinan (9)
Fisiologi persalinan (9)Fisiologi persalinan (9)
Fisiologi persalinan (9)Muhammad Amin
 
LP kala II lama
LP kala II lamaLP kala II lama
LP kala II lamaneng elis
 
Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinanKonsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinanYohanes Dedio
 
Asuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatalAsuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatalAmalia Senja
 
4. mekanisme persalinan
4. mekanisme persalinan4. mekanisme persalinan
4. mekanisme persalinanfikri asyura
 

La actualidad más candente (20)

Inc lp partus fisiologis
Inc lp partus fisiologisInc lp partus fisiologis
Inc lp partus fisiologis
 
Askeb persalinan
Askeb persalinanAskeb persalinan
Askeb persalinan
 
tinjauan pustaka
tinjauan pustakatinjauan pustaka
tinjauan pustaka
 
Askep kala iv
Askep kala ivAskep kala iv
Askep kala iv
 
Persalinan kala 3 dan 4
Persalinan kala 3 dan 4Persalinan kala 3 dan 4
Persalinan kala 3 dan 4
 
Fisiologi Persalinan
Fisiologi PersalinanFisiologi Persalinan
Fisiologi Persalinan
 
ASKEB KALA IV
ASKEB KALA IVASKEB KALA IV
ASKEB KALA IV
 
Fisiologi persalinan
Fisiologi persalinanFisiologi persalinan
Fisiologi persalinan
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Perubahan fisik dan fisiologis pada kala ii (revisi)
Perubahan fisik dan fisiologis pada kala ii (revisi)Perubahan fisik dan fisiologis pada kala ii (revisi)
Perubahan fisik dan fisiologis pada kala ii (revisi)
 
Fisiologi persalinan (9)
Fisiologi persalinan (9)Fisiologi persalinan (9)
Fisiologi persalinan (9)
 
Proses persalinan-normal-eb1
Proses persalinan-normal-eb1Proses persalinan-normal-eb1
Proses persalinan-normal-eb1
 
LP kala II lama
LP kala II lamaLP kala II lama
LP kala II lama
 
Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinanKonsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
 
Asuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatalAsuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatal
 
FISIOLOGI PERSALINAN
FISIOLOGI PERSALINANFISIOLOGI PERSALINAN
FISIOLOGI PERSALINAN
 
Pemantauan kala iv
Pemantauan kala ivPemantauan kala iv
Pemantauan kala iv
 
256898838 copy-of-askeb-bulin
256898838 copy-of-askeb-bulin256898838 copy-of-askeb-bulin
256898838 copy-of-askeb-bulin
 
4. mekanisme persalinan
4. mekanisme persalinan4. mekanisme persalinan
4. mekanisme persalinan
 
Asuhan intra natal AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan  intra natal AKPER PEMKAB MUNA Asuhan  intra natal AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan intra natal AKPER PEMKAB MUNA
 

Similar a PERSALINAN KALA 1

Similar a PERSALINAN KALA 1 (20)

Persalinan normal.ppt
Persalinan normal.pptPersalinan normal.ppt
Persalinan normal.ppt
 
KONSEP DAASAR INTRANATAL CARE
KONSEP DAASAR INTRANATAL CAREKONSEP DAASAR INTRANATAL CARE
KONSEP DAASAR INTRANATAL CARE
 
INTRANATAL CARE (INC).pptx
INTRANATAL CARE (INC).pptxINTRANATAL CARE (INC).pptx
INTRANATAL CARE (INC).pptx
 
Tugas biokimia
Tugas biokimiaTugas biokimia
Tugas biokimia
 
konsep dasar persalinan.pptx
 konsep dasar persalinan.pptx konsep dasar persalinan.pptx
konsep dasar persalinan.pptx
 
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.pptdokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
 
BAHAN AJAR TEACING nda.docx
BAHAN AJAR TEACING nda.docxBAHAN AJAR TEACING nda.docx
BAHAN AJAR TEACING nda.docx
 
5. Konsep Askep Intranatal.pptx
5. Konsep Askep Intranatal.pptx5. Konsep Askep Intranatal.pptx
5. Konsep Askep Intranatal.pptx
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
Leaflet nyeri persalinan
Leaflet nyeri persalinanLeaflet nyeri persalinan
Leaflet nyeri persalinan
 
ppt Srihandyani.pptx
ppt Srihandyani.pptxppt Srihandyani.pptx
ppt Srihandyani.pptx
 
Askeb II.pptx
Askeb II.pptxAskeb II.pptx
Askeb II.pptx
 
43395493 lp-ibu-persalinan-fisiologis
43395493 lp-ibu-persalinan-fisiologis43395493 lp-ibu-persalinan-fisiologis
43395493 lp-ibu-persalinan-fisiologis
 
Kehamilan (mulai dori proses kehamilan sampai persalinan)
Kehamilan (mulai dori proses kehamilan sampai persalinan)Kehamilan (mulai dori proses kehamilan sampai persalinan)
Kehamilan (mulai dori proses kehamilan sampai persalinan)
 
Obsgin
ObsginObsgin
Obsgin
 
Obsgin ''mekanisme persalinan normal''
Obsgin ''mekanisme persalinan normal''Obsgin ''mekanisme persalinan normal''
Obsgin ''mekanisme persalinan normal''
 
Obsgin AKPER PEMKAB MUNA
Obsgin AKPER PEMKAB MUNA Obsgin AKPER PEMKAB MUNA
Obsgin AKPER PEMKAB MUNA
 
Obsgin
ObsginObsgin
Obsgin
 
Partus normal
Partus normalPartus normal
Partus normal
 
Asuhan persalinan Kala 3 dan 4.pptx
Asuhan persalinan Kala 3 dan 4.pptxAsuhan persalinan Kala 3 dan 4.pptx
Asuhan persalinan Kala 3 dan 4.pptx
 

Más de Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 

PERSALINAN KALA 1

  • 1. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Persalinan 1.1 Definisi Persalinan Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan keluar. Persalinan dianggap normal jika wanita berada pada atau dekat masa aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat janin dengan presentasi puncak kepala, dan persalinan selesai dalam 24 jam (Bobak, 2005). Persalinan adalah kontraksi yang nyeri muncul setiap sekitar 10 menit atau lebih cepat lagi, dengan diiringi satu dari tanda-tanda berikut ini : rabas vagina berupa lendir vagina bercampur darah, ruptur membran secara spontan, atau penipisan serviks secara komplit (Simkin & Ruth, 2005). Menurut Susilawati (2009), persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil pembuahan (konsepsi) yang dapat hidup, dari dalam rahim (uterus) melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. Usia kehamilan yang dianggap normal (matur/aterm) untuk melahirkan adalah berkisar 38-42 minggu. Jika partus terjadi di usia kehamilan kurang dari 38 minggu disebut preterm (prematur), sebaliknya jika partus terjadi saat usia kehamilan lebih dari 42 minggu dinamakan posterm (postmatur). 1.2 Persalinan Kala I Persalinan kala I ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak terjadi kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi serviks lengkap, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang 5 Universitas Sumatera Utara
  • 2. tidak lebih banyak dari darah haid. Keluarnya lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus. Tahap pertama biasanya berlangsung jauh lebih lama daripada waktu yang diperlukan untuk tahap kedua dan ketiga (Kampono, 2008). Frekuensi his pada persalinan kala I adalah 1 kali/10 menit pada permulaan persalinan dan 2-3 kali/10 menit pada akhir kala I. Lamanya kuranglebih satu menit. Nyeri yang terjadi berasal dari regangan serviks yang membuka. Terjadi kalau tekanan intrauterine melebihi 20 mmHg. Biasanya dimulai dari tulang belakang yang menjalar ke depan. Kontraksi uterus dimulai pada tempat kira-kira batas tuba dengan uterus. Akibatnya terhadap janin yaitu setiap kontraksi dapat menghambat aliran darah dari plasenta ke janin. Kalau tekanannya melebihi 75 mmHg akan menyumbat aliran darah sama sekali. Kalau his terlampau kuat, terlampau lama, atau terlampau sering dapat menimbulkan gawat janin (Sumapraja, 1993). Pada primipara, ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu sehingga serviks akan mendatar dan menipis, baru kemudian ostium uteri eksternum membuka. Pada multipara, ostium uteri internum dan eksternum sudah sedikit terbuka. Penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama pada pembukaan. Ketuban akan pecah sendiri ataupun harus dipecahkan ketika pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Bila ketuban telah pecah sebelum mencapai pembukaan 5 cm, disebut ketuban pecah dini. Kala I selesai apabila Universitas Sumatera Utara
  • 3. pembukaan serviks uteri lengkap. Pada primipara berlangsung selama kurang lebih 13 jam, sedangkan pada multipara kurang lebih 7 jam (Hanifa, 2002). Kala I persalinan dibagi dalam tiga bagian, yaitu fase laten, fase aktif, dan fase transisi. Selama fase laten, effacement lebih banyak mengalami kemajuan daripada penurunan janin. Selama fase aktif dan fase transisi, dilatasi serviks dan penurunan bagian presentasi berlangsung lebih cepat (Wilson & Carrington, 1991 dalam Bobak 2005). a) Fase persiapan / Laten Fase persiapan merupakan fase pertama, yaitu terjadinya pembukaan (dilatasi) dan penipisan leher rahim dengan pembukaan leher rahim mencapai 3 cm, selain itu ibu mulai merasakan kontraksi yang jelas berlangsung selama 30-50 detik dengan jarak 5-20 menit. Semakin bertambah pembukaan leher rahim, semakin sering kontraksi. Beberapa ibu, khususnya yang sensitif, mulai merasa sakit, namun beberapa ibu lainnya tidak merasa sakit sama sekali. b) Fase Aktif Biasanya fase ini berlangsung lebih pendek dari fase persiapan. Kegiatan rahim mulai lebih aktif dan banyak kemajuan yang terjadi dalam waktu singkat. Kontraksi semakin lama (berlangsung 40-60 detik), kuat, dan sering (3-4 menit sekali). Pembukaan leher rahim mencapai 7 cm. c) Fase transisi Fase ini merupakan fase yang paling melelahkan dan berat, banyak ibu merasakan sakit yang hebat. Hal ini dikarenakan kontraksi meningkat dan menjadi sangat kuat, 2-3 menit sekali selama 60-90 detik. Puncak kontraksi yang sangat kuat dan lamanya hampir sama dengan lama kontraksi itu sendiri. Ibu merasa Universitas Sumatera Utara
  • 4. seolah-olah kontraksi tidak pernah berhenti dan tidak ada waktu istirahatnya. Pembukaan rahim mencapai 10 cm dan umumnya, 3 cm terakhir berlangsung sangat cepat, rata-rata 15 menit hingga satu jam (Danuatmaja & Mila, 2004). 1.3 Penyebab Nyeri Persalinan Kala I Rasa nyeri pada ibu melahirkan berbeda dengan rasa nyeri yang biasa terjadi pada tubuh saat sakit. Rasa nyeri tak tertahankan menjelang persalinan menandakan bahwa tubuh sedang bekerja keras membuka mulut rahim agar bayi bergerak turun melewati jalan lahir, kontraksi rahim sehingga otot-otot dinding rahim mengerut dan menjepit pembuluh darah, rasa takut, cemas, dan tegang memicu produksi hormon prostaglandin sehingga timbul stres. Kondisi stres dapat mengurangi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri. Mekanisme secara intrinsik pada nyeri persalinan kala I seluruhnya terjadi pada uterus dan adnexa selama kontraksi berlangsung. Beberapa penelitian awal menyatakan nyeri disebabkan karena penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari korpus fundus uterus, adanya iskemik miomerium dan serviks karena kontraksi sebagai konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya vasokontriksi akibat aktivitas berlebihan dari saraf simpatis, adanya proses peradangan pada otot uterus, kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa takut yang memacu aktivitas berlebih dari sistem saraf simpatis, adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim. Banyak data yang mendukung hipotesis nyeri persalinan kala I terutama disebabkan karena dilatasi serviks dan segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan dan kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi. Rasa nyeri pada setiap fase Universitas Sumatera Utara
  • 5. persalinan dihantarkan oleh segmen syaraf yang berbeda-beda. Nyeri pada kala satu terutama berasal dari uterus (Kampono, 2008). Menurut teori gate-control, mekanisme pertahanan terjadi di spinal cord. Sensasi nyeri dikirim dari perifer tubuh menuju saraf kecil pada otak. Hanya jumlah yang terbatas dari sensasi nyeri yang dapat melalui proses ini pada satu waktu. Distraksi atau aktifitas tertentu yang dapat mengganti perjalanan sensasi nyeri ini. Ketika aktifitas menempati jalan ini, gerbang akan tertutup dan impuls nyeri terhambat mencapai otak. Ketika gerbang terbuka, impuls nyeri akan naik ke otak. Mekanisme pertahanan yang sama terjadi dalam serabut syaraf hipotalamus dan serebral korteks, yang mengatur pikiran orang dan emosi dan dapat mempengaruhi apakah jangkauan impuls nyeri berada pada level kesadaran (Burrough, Arlene, 2001). Neuron delta-A dan C melepaskan substansi P untuk mentransmisi impuls melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron betaA yang lebih tebal, yang lebih cepat, yang melepaskan neurotrasmitter penghambat. Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut A, maka akan menutup mekanisme pertahanan. Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut delta-A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri. Nyeri pada persalinan ada dua macam yaitu : nyeri rahim – mulut rahim dan nyeri perineal. Nyeri rahim – mulut rahim adalah perasaan subjektif, terdapat pada kala I persalinan. Sejalan dengan meningkatnya kontraksi rahim yang menyebabkan teregangnya bagian bawah rahim terjadinya pembukaan mulut bawah rahim dan iskemia otot rahim secara progresif, sehingga meningkat pula Universitas Sumatera Utara
  • 6. rasa nyeri. 4,6,15.16.17. Nyeri paling hebat dirasakan pada fase akhir persalinan ketika pembukaan mulut rahim dan kekuatan kontraksi rahim mencapai maksimal,. Nyeri parineal terdapat pada kala II persalinan dan saat melahirkan, sebagai akibat meregangnya jaringan vagina, vulva dan perineum. Rangsang nyeri persalinan disalurkan melalui dua jalur utama. Serabut saraf sensorik rahim dan mulut rahim berjalan bersama saraf simpatis rahim memasuki sumsum tulang belakang melalui saraf torakal 10 –11–12. Karena itu nyeri rahim terutama dirasakan pada dermatom torokal 10, 11 dan 12. Rasa nyeri pada alat-alat tubuh didaerah pelvis, terutama pada daerah traktus genitalia interna disalurkan melalui susunan saraf simpatik menyebabkan kontraksi dan vasokonstriksi. Sebaliknya saraf parasimpatik mencegah kontraksi dan menyebabkan vasodilatasi. Oleh karena itu efeknya terhadap uterus yaitu bahwa simpatik menjaga tonus uterus, sedangkan saraf parasimpatik mencegah kontraksi uterus, jadi menghambat tonus uterus. Pengaruh dari kedua jenis persarafan ini menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang intermitten. Rangkaian susunan saraf simpatik daerah pelvik terdiri dari tiga rangkaian, yaitu rantai sakralis, pleksus haemorhoidalis superior, dan pleksus hipogast rika superior (Hutajulu, 2010). 1.4 Pengkajian Nyeri Pengkajian nyeri yang faktual dan akurat dibutuhkan untuk menetapkan data dasar, untuk menegakkan diagnosa yang tepat, untuk menyeleksi terapi yang cocok, dan untuk mengevaluasi respons klien terhadap terapi (Potter & Perry, 2006). Menurut McGuire (1992), enam dimensi pengkajian nyeri, yaitu (1) fisiologis, meliputi faktor pencetus, karakteristik, durasi, (2) sensori, yang Universitas Sumatera Utara
  • 7. meliputi intensitas dan kualitas nyeri, (3) afektif, yang meliputi emosional dan psikologis seperti kecemasan dan depresi, (4) kognitif, yang meliputi persepsi dan interpretasi tentang nyeri, (5) perilaku, seperti menyeringai, diam, bergerak, dan lain-lain, (6) sosiokultural, nyeri bisa berbeda pria dan wanita dan dari etnis yang berbeda. Hal-hal yang perlu dikaji pada deskripsi verbal tentang nyeri, yaitu : intensitas nyeri, karakteristik nyeri, faktor-faktor yang meredakan nyeri (mis, gerakan, kurang bergerak, pengerahan tenaga, istirahat, obat-obat bebas, dsb), efek nyeri terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari (mis, tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitasaktivitas santai), dan kekhawatiran individu tentang nyeri (Smeltzer, 2002). Dalam mengkaji intensitas nyeri, individu dapat diminta untuk membuat tingkatan nyeri pada skala verbal (mis, tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat, atau sangat hebat; atau 0 sampai 10: 0 = tidak ada nyeri, 10 = nyeri sangat hebat). Yang termasuk dalam pengkajian karakteristik nyeri adalah letak, durasi (menit, jam, hari, dsb), irama (mis, terus-menerus, hilang timbul, periode bertambah dan berkurangnya intensitas atau keberadaan dari nyeri), dan kualitas (mis, nyeri seperti ditusuk, seperti terbakar, sakit, nyeri seperti digencet) (Smeltzer, 2002). Skala intensitas nyeri menurut Smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut : 1) Skala intensitas nyeri deskriptif Universitas Sumatera Utara
  • 8. 2) Skala idensitas nyeri numerik Keterangan : 0 : Tidak nyeri. 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. 4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik. 7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi. 10 : Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul. 1.5 Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Nonfarmakologi Selain secara medis, upaya menghilangkan rasa nyeri dapat dilakukan secara nonmedis, yaitu melalui cara-cara alamiah, terapi alternatif, atau disebut juga metode nonfarmakologi. Pasien masa kini mengeksplorasi metode nonfarmakologi karena semakin ingin mengontrol pengobatan dirinya sendiri. Universitas Sumatera Utara
  • 9. Dari segi resiko dan efek samping, metode nonfarmakologi lebih aman (Danuatmaja, 2004). Berbagai metode nonfarmakologi untuk mengontrol rasa nyeri diterapkan, seperti metode Dick-Read, yaitu dengan relaksasi. Relaksasi secara sadar meliputi relaksasi progresif kelompok otot seluruh tubuh. Dengan berlatih, banyak wanita mampu berelaksasi sesuai perintah, baik selama kontraksi maupun di antara kontraksi. Metode Lamaze juga menerapkan strategi untuk mengatasi rasa nyeri persalinan, yaitu dengan memusatkan perhatian pada titik perhatian tertentu, misalnya, pada gambar yang sangat disukai supaya jalur saraf terisi oleh stimulus lain, sehingga jalur saraf itu tidak dapat memberi respons terhadap stimulus nyeri. Metode lain yang dapat dilakukan adalah vokalisasi atau mendengarkan bunyi-bunyian untuk menurunkan ketegangan, relaksasi dengan bantuan imajiner, mendengarkan musik santai disertai cahaya yang temaram, mandi siram hidroterapi, hipnosis, yoga, akupunktur, akupresur (Bobak, 2005). Akupresur dilaporkan memberikan efek yang bermanfaat bagi ibu bersalin, terutama bermanfaat bagi nyeri punggung. Akupresur merangsang produksi endorfin lokal dan menutup gerbang terhadap rangsang nyeri (Mander, 2004). 2. Akupresur 2.1 Definisi Akupresur Akupresur adalah suatu teknik penyembuhan dengan menekan, memijat, mengurut bagian tubuh untuk mengaktifkan peredaran energi vital (dikenal Universitas Sumatera Utara
  • 10. dengan nama Chi atau Qi (Cina ) dan Ki ( Jepang )). Akupresur juga disebut akupunktur tanpa jarum, atau pijat akupunktur, sebab teori akupunkturlah yang menjadi dasar praktik akupresur (Oka, 2003). Akupresur merupakan penekanan pada titik tertentu (yang dikenal dengan nama acupoint) dengan menggunakan telunjuk maupun ibu jari untuk menstimulasi aliran energi di meridian, yang penggunaannya sangat aman dan efektif, mudah dipelajari, dan juga membutuhkan waktu yang sedikit untuk menerapkannya ( Turana, 2004). 2.2 Teori Dasar Akupresur Akupresur sebagai seni dan ilmu penyembuhan berlandaskan pada teori keseimbangan yang bersumber dari ajaran Taoisme. Taoisme mengajarkan bahwa semua isi alam raya dan sifat-sifatnya dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yang disebut kelompok Yin dan kelompok Yang (Oka, 2003). Yin dan Yang adalah dua aspek/bagian dari sesuatu yang saling mendasari, saling mempengaruhi, tidak mutlak dan keduanya saling bertentangan tetapi membentuk suatu kesatuan yang utuh dalam suatu keseimbangan yang harmonis dan dinamis. Yin adalah segala sesuatu yang bersifat lebih pasif dan Yang adalah segala sesuatu yang besifat aktif (Depkes, 1996). Dalam tubuh manusia, unsur Yang adalah punggung, pinggul, permukaan tubuh bagian luar, cairan bersih, psikis atau mental, organ berongga. Sementara unsur Yin dalam tubuh manusia adalah dada, perut, permukaan tubuh bagian dalam, cairan kotor, fisik, organ padat (Turana, 2004). Akupresur ini diketahui merangsang serat Ad yang masuk ke bagian dorsalis medula spinalis. Hal ini menimbulkan inhibisi segmental dari rangsangan Universitas Sumatera Utara
  • 11. nyeri yang dihantarkan oleh serat C yang berjalan lebih lambat, dan melalui koneksi di otak bagian tengah, menyebabkan inhibisi rangsangan nyeri pada serat C di bagian lain dari medula spinalis. Hal ini dapat menerangkan mengapa pijatan akupresur pada suatu titik tertentu di tubuh dapat menghilangkan sensasi nyeri di bagian lain dari tubuh. Zong YL (2009), menyatakan bahwa dengan merangsang titik-titik tertentu di sepanjang sistem meridian, yang ditransmisi melalui serabut syaraf besar ke formatio reticularis, thalamus dan sistem limbik akan melepaskan endorfin dalam tubuh. Endorfin adalah zat penghilang rasa sakit secara alami diproduksi dalam tubuh, yang memicu respons menenangkan dan membangkitkan semangat di dalam tubuh, memiliki efek positif pada emosi, dapat menyebabkan relaksasi dan normalisasi fungsi tubuh. Sebagai hasil dari pelepasan endorfin, tekanan darah menurun dan meningkatkan sirkulasi darah. Teori “gate control” dari Melzack dan Wall (1965) mengatakan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori “gate control” menggambarkan bahwa ada mekanisme pintu gerbang terbuka pada ujung saraf ruas tulang belakang (spinal cord) yang dapat meningkatkan atau menurunkan aliran impuls saraf dari serat perifer menuju sistem saraf pusat. Bila pintu tertutup tidak ada nyeri dan bila pintu terbuka ada nyeri. Dalam hal ini, rasa nyeri gating dikendalikan oleh aksi penghambatan pada jalur nyeri. Adanya rangsangan acupoints pada meridian dapat mengakibatkan gerbang kewalahan dengan meningkatkan frekuensi impuls yang pada akhirnya mengarah pada penutupan gerbang sehingga nyeri berkurang. Selain itu dengan melepaskan endorfin melalui rangsangan pada acupoint dalam meridian dapat memblokir impuls nyeri di otak (Alexander, 2001) Universitas Sumatera Utara
  • 12. 2.3 Manfaat dan Tujuan Akupresur Akupresur bermanfaat untuk promotif, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan rehabilitasi. Dalam tindakan promotif, akupresur bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh walaupun tidak sedang sakit. Manfaat akupresur dalam pencegahan penyakit dipraktikkan secara teratur pada saat-saat tertentu menurut aturan yang sudah ada, yaitu sebelum sakit. Tujuannya adalah untuk mencegah masuknya sumber penyakit dan mempertahankan kondisi tubuh. Bermanfaat juga untuk menyembuhkan sakit dan dipraktikkan ketika dalam keadaan sakit. Dalam teori Departemen Kesehatan, 1996, akupresur bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan kekuatan tubuh, mencegah penyakit tertentu, mengatasi keluhan dan penyakit ringan, serta memulihkan kondisi tubuh. Sementara dari model medis, teknik akupresur dapat bermanfaat untuk pelepasan endorphin, memblok reseptor nyeri ke otak, dilatasi serviks dan meningkatkan efektivitas kontraksi uterus (Oka, 2003). Akupresur ditujukan untuk mengembalikan keseimbangan yang ada di dalam tubuh, dengan memberikan rangsangan agar aliran energi kehidupan dapat mengalir dengan lancar (Depkes, 1996). Akupresur juga bertujuan untuk menyeimbangkan Yin dan Yang (Oka, 2008). 2.4 Meridian dan Titik Akupresur Meridian adalah jaringan saluran energi kehidupan di dalam tubuh. Meridian terdiri dari 600 titik. Titik meridian tersebut menyeimbangkan energi tubuh yang menyebabkan tubuh berfungsi. Sebagian besar titik-titik akupresur berada di sepanjang meridian. Universitas Sumatera Utara
  • 13. Yang dimaksud dengan titik akupresur adalah simpul meridian tempat terpusatnya energi kehidupan (Ci) dan merupakan titik perangsangan untuk menimbulkan keseimbangan kesehatan tubuh. Titik meridian ini disebut dengan acupoint. Setiap acupoint mempunyai efek khusus pada sistem tubuh, atau organ tertentu. Menstimulasi dan memijat secara lembut titik tersebut akan terjadi perubahan fisiologi tubuh dan akan mempengaruhi keadaan mental dan emosional (Bazaar, 2008). Saat ini lebih dari 360 acupoint di meridian seluruh tubuh dan sekarang banyak lagi ditemukan titik –titik tambahan. Kebanyakan acupoint ini terletak bilateral/di dua sisi tubuh, oleh sebab itu akupresur dilakukan pada kedua sisi tubuh kecuali acupoint yang terletak di bagian tengah tubuh. Lokasi acupoint ini terletak sedikit dalam, di antara tulang, otot, atau tendon. Setelah mencapai daerah dekat titik, perlu diperhatikan dan disisakan waktu sebentar untuk merasakan daerah tersebut dengan jari yang sensitif. Selalu ada daerah yang lebih sedikit sensitif dan pada keadaan yang imbalans acupoints biasanya lebih lembut dari sekitarnya (Turana, 2004). 2.5 Persiapan Tindakan Akupresur Di dalam praktek akupresur, seorang akupresuris atau siapa saja yang ingin mempraktekkan akupresur perlu memperhatikan dan mengetahui kondisi umum penderita, seperti kondisi pasien, kondisi ruangan, posisi pasien dan akupresuris, serta cara melakukan tindakan atau teknik akupresur (Depkes, 1996). Kondisi pasien yang perlu diperhatikan sebelum melakukan teknik akupresur adalah sebaiknya pasien tidak dalam keadaan emosional (marah, takut, terlalu gembira, atau sedih), tidak terlalu lapar atau terlalu kenyang, titik acupo int Universitas Sumatera Utara
  • 14. tidak dalam keadaan luka atau bengkak, dan untuk pasien yang lemah kondisinya akupresur hanya diperlukan untuk menguatkan kondisinya dan jumlah titik yang dipergunakan jangan terlalu banyak. Selain kondisi pasien juga perlu diperhatikan keadaan tempat dilakukan tindakan akupresur, seperti suhu dalam kamar jangan terlalu panas atau terlalu dingin, sirkulasi udara hendaknya lancar (tidak pengap) dan udara kamar segar, tempat bersih, dan jangan melakukan tindakan akupresur di tempat yang berasap dan peralatan yang dipergunakan harus bersih, tidak tajam, dan tidak menyakitkan. Posisi pasien yang baik dalam melakukan tindakan akupresur adalah dalam posisi duduk atau berbaring dalam keadaan nyaman dan santai. Posisi akupresuris hendaklah berada pada keadaan yang bebas bergerak dan nyaman untuk melakukan tindakan akupresur, tangan akupresuris dicuci bersih sebelum melakukan tindakan, kuku jari tidak panjang dan tajam (Oka, 2008). Teknik akupresur pada bagian tertentu tubuh akan mengakibatkan aliran energi vital di dalam tubuh berjalan lancar sehingga keluhan penyakit berkurang atau sembuh sesuai dengan tujuan akupresur. Cara yang perlu dilakukan akupresuris dalam tindakan akupresur ini, yaitu dengan menekan dan memutar, atau mengurut di sepanjang meridian. Teknik akupresur dimulai setelah menemukan acupoint yang tepat, yaitu timbulnya reaksi pada titik acupoint yang berupa rasa nyeri atau pegal. Setiap pemberian rangsangan pada titik acupoint akan memberikan reaksi terhadap daerah sekitar titik tersebut, daerah yang dilintasi oleh meridian titik tersebut, organ yang mempunyai hubungan dengan titik tersebut. Oleh karena itu setiap pemijatan/rangsangan yang akan dilakukan Universitas Sumatera Utara
  • 15. harus diperhitungkan secara cermat, reaksi apa yang perlu ditimbulkan, reaksi penguatan (Yang) atau reaksi melemahkan (Yin) (Depkes, 1996). Teknik perangsangan yang bersifat Yang adalah menguatkan, biasanya dilakukan dengan 30 kali pijat setiap titik, atau kalau diputar, putarannya mengikuti arah jarum jam. Kalau diurut maka urutannya dimulai dari arah sumber energi dari titik awal (nomor kecil) ke arah akhir (nomor besar) pada meridian bersangkutan. Teknik perangsangan bersifat Yin atau melemahkan, biasanya dilakukan dengan pijatan lebih dari 30 kali, atau sekitar 50 kali pada setiap titik pijat. Jika pijatan diputar maka putarannya melawan arah jarum jam. Kalau diurut melawan aliran energi (dari nomor besar ke nomor kecil) (Oka, 2003). Teknik akupresur dilakukan dengan berbagai cara yang aman, tidak melukai kulit atau menyebabkan pecahnya pembuluh darah, yaitu menggunakan beberapa alternatif cara berikut : menggunakan jari jempol, menggunakan beberapa jari tangan yang disatukan, hanya jari telunjuk saja, atau dengan telapak tangan, membuat garakan cubitan halus, tetapi tidak sampai memar, menepuknepuk atau memukul-mukul ringan, dan menggosok dengan jari jempol atau telapak tangan (Oka, 2008). Penekanan pada saat awal harus dilakukan dengan lembut, kemudian secara bertahap kekuatan penekanan ditambah sampai terasa sensasi yang ringan tetapi tidak sakit (Turana, 2004). 2.6 Lokasi Titik Akupresur Saat Persalinan a) Titik Cien Cing Titik ini dapat diketahui dengan cara menarik garis khayal antara C7 menuju processus acromion, titik cien cing terletak pada pertengahan garis tersebut. Akupresuris dapat menemukan titik ini pada tubuh Universitas Sumatera Utara
  • 16. sendiri dengan mengangkat tangan diagonal melewati dada dan palpasi sendiri dengan menggunakan jari telunjuk sepanjang garis khayal tersebut. Titik ini berguna pada fase pertama dan kedua persalinan untuk menstimulasi kontraksi uterus.  Teknik akupresur : Lakukan penekanan ke bawah pada titik cien cing tersebut menggunakan ibu jari atau siku. Ketika menggunakan ibu jari, berikan tekanan yang berasal dari lengan bukan yang tekanan berasal dari sendi ibu jari. Pada titik ini sebaiknya dilakukan pada kedua bahunya, namun dapat juga dilakukan sendiri pada satu bahu. Tekanan dapat dilakukan pada setiap permulaan kontraksi atau lakukan penekanan secara terus-menerus. b) Titik BL 32 (Pang Kuang Su) Lokasi titik ini kira-kira sepanjang jari telunjuk wanita di atas lipat pantat selebar ibu jari di sisi tulang belakang. Saat persalinan mulai, awali teknik akupresur dengan melakukan penekanan pada titik ini dengan menggerakkan jari menuruni tulang belakang (kira-kira selebar ibu jari) sejalan dengan kemajuan persalinan. Universitas Sumatera Utara
  • 17.  Teknik akupresur : Tempatkan jari pada titik akupresur dan lakukan tekanan yang lembut. Tekanan dapat ditingkatkan dengan melakukan penekanan ke arah belakang pada awal kontraksi. Titik ini lebih banyak digunakan karena menimbulkan efek anestesi pada kontraksi yang kuat, terlihat jelas efek ini saat penekanan dihentikan. Penekanan pada titik ini akan menimbulkan rasa hangat, geli, dan agak sakit. Jika terasa sangat sakit, lakukan penekanan pada sekitar tulang. Titik ini sering digunakan pada wanita dengan posisi menunduk atau berlutut pada lantai, meja, tempat tidur, dll. Teknik ini dapat juga efektif digunakan dalam air, namun kurang fleksibel pada sebagian orang. Penekanan kuat pada titik BL 32 dapat dilakukan pada wanita bersalin yang selalu ingin mengedan sedangkan serviks belum cukup berdilatasi. c) Titik Pantat Titik ini berada pada garis horisontal dari puncak lipatan pantat. Jika melakukan tekanan pada sepanjang garis ini akan terasa lembut kirakira dua pertiga antara lipat pantat dan tulang pinggul. Universitas Sumatera Utara
  • 18.  Teknik akupresur : Tempatkan tangan pada pinggul pasien dan lakukan dorongan ke dalam titik ini dengan menggunakan ibu jari dan bantu ibu untuk bergerak saat kontraksi. Dua sampai tiga hari sebelum tanggal persalinan, BL 32 dan titik pantat dapat digunakan bersamaan dengan masage pada sakral, lakukan penekanan ke bawah dan mengelilingi pantat. Tujuannya adalah memberikan energi pada serviks agar persalinan berjalan secara optimal. d) Titik pada Tangan Titik ini terletak sepanjang lipatan tangan ketika jari-jari menyatu pada telapak tangan. Titik ini membantu pelepasan endorphin ke dalam tubuh. ap Universitas Sumatera Utara
  • 19.  Teknik akupresur : Pegang sisir kecil dengan kencang. Pasien dapat menggenggam sisir tersebut saat kontraksi dan anjurkan pada pasien untuk melakukan tindakan ini bila terasa bermanfaat. Titik ini sangat membantu untuk menurunkan nyeri saat kontraksi. e) Titik K1 Titik ini terletak pada 1/3 bagian atas telapak kaki, ketika telapak kaki fkeksi (menarik jari kaki ke depan ke arah telapak kaki).  Teknik akupresur : Lakukan penekanan yang kuat ke dalam dan ke depan ke arah jempol kaki. Titik ini mempunyai efek relaksasi dan dapat digunakan kapan saja saat persalinan. Penekanan pada titik ini juga dapat berguna saat pasien panik (misal mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan pada persalinan sebelumnya). Titik ini berguna untuk membantu perineum relaksasi selama fase kedua persalinan. f) Titik Co4 (He Kuk) Titik ini terletak antara tulang metakarpal pertama dan kedua (antara ibu jari dan jari telunjuk) pada bagian distal lipatan pada kedua tangan. Universitas Sumatera Utara
  • 20.  Teknik akupresur : Berikan penekanan pada titik ini dengan menggunakan ibu jari. Penekanan pada titik ini berguna untuk mengintensifkan kontraksi, saat kontraksi ireguler (Arifin, 2008). Universitas Sumatera Utara